BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

4.1.1 Drama The Heirs

Korean wave bagi masyarakat Indonesia menjdi budaya yang sudah tidak asing lagi. Terlebih lagi sejak tahun 2000 masyarakat Indonesia telah mengenal adanya K-drama. K-drama sendiri identik dengan alur percintaan yang digambarkan dengan adegan romantis. Ditengah berkembangnya budaya barat,

Korea mampu membuktikan eksistensinya melalui K-drama.

Drama The Heirs bercerita tentang kisah sekelompok orang kaya yang merupakan siswa dari SMA elit bernama SMA Jeguk. Siswa di SMA ini dipersiapkan untuk mengambil alih perusahaan keluarga mereka. Mereka mempunyai segalanya, kecuali rasa cinta.

Kim Tan ( Lee Minho) adalah seorang pewaris dari grup Jeguk yang sekaligis pemilik dari SMA Jeguk. Dia tampan dan dikirim untuk belajar di

Amerika Serikat (AS). Namun pada kenyataannya keberadaan Kim Tan di AS merupakan sebuah bentuk pengasingan bagi dirinya. Kehidupan Kim Tan di AS membuatnya rindu dengan Korea. Suatu hari dia melihat pemandangan dimana seorang gadis Korea bernama Eun Sang (Park Shinhye) sedang bertengkar dengan kakaknya yang hidup AS karena kebohongan yang dilakukan kakaknya dimana dia mengaku berkuliah dan sudah menikah dan pada kenyataanya disana dia menjadi pelayan. Melihat itu semua Kim Tan merasa iba pada Eun Sang, dari sinilah pertemuan mereka berawal.

Kim Tan kemudian membawa Eun Sang kerumahnya untuk tinggal sementara selama di AS. Tiba-tiba dihari berikutnya dating Yoo Rachel (Kim Ji

Won) yang merupakan tunangan Kim Tan dan meminta Tan untuk kembali ke

Korea bersamanya. Disaat Rachel meminta Kim Tan untuk kembali, disitu adapula Eun Sang yang sedang berada dirumah Kim Tan. Kemudian setelah itu dimulailah perseteruan antara Rachel dan Eun Sang yang berlanjut hingga mereka kembali ke Korea.

Ketika mereka sampai di Korea, kisah percintaan antara Kim Tan dan Eun

Sang pun dimulai. Setibanya di Korea Eun Sang mendapatkan musibah karena tidak bias membayar uang sewa rumah, sehinga dia harus pindah kerumah tempat ibunya bekerja yaitu rumah keluarga Kim Tan. Penderitaan Eun Sang semakin bertambah dikala dirinya dimintan oleh ayah Kim Tan untuk pindah ke SMA

Jeguk yang notabennya berisi orang kaya. Tak Hanya Eun Sang, Kim Tan pun juga pindah ke sekolah tersebut. Kisah percintaan Kim Tan dan Eun Sang pun dimulai. Mereka berdua saling menyukai. Kisah percintaan mereka tak berjalan mulus, ada penghambat hubungan mereka yaitu Yoo Rachel dan Choi Youngdo

( Kim Wobin) yang merupakan mantan sahabat Kim Tan. Selain itu ada juga status sosial yang membedakan mereka. Kisah cinta Kim Tan dan Eun Sang dalam drama ini penuh lika-liku dimana banyak pihak yang menentang hubungan mereka karena perbedaan status social tersebut. Namun ada juga yang mendukung hubungan mereka seperti Lee Bona

(Krystal Jung) mantan Kim Tan, Yoon Chanyoung (Kang Minhyuk) sahabat Eun

Sang, dan Lee Hyoshin (Kang Haneul) senior di sekolah. Perjuangan cinta Kim

Kim Tan hingga ayah Kim Tan yang mencoba memisahkan mereka berdua. ptersebut mendapatkan restu dari orang-orang yang sebelumnya tak menyetujui hubungan tersebut (http://www.portalsinopsis.com/2015/01/sinopsis-drama-korea-

The-Heirs-episode-1-20-html?m=1 diakses pada Senin, 18/ 7/ 2016 pukul 19:00 wib ).

Drama The Heirs berjumlah 20 episode. Setiap episodenya selalu ada adegan yang romantis seperti ciuman (kissing), pelukan, pegangan tangan, dan tentunya pengucapan kata-kata yang romantis dalam kisah percintaan para pemainnya.

Kisah percintaan sendiri selalu dikaitkan dengan hubungan pacaran yang dijalin sepasang lawan jenis. Pacaran menurut Baron & Byrne berarti seorang laki-laki dan seorang perempuan pergi keluar bersama-sama untuk melakukan berbagai aktivitas yang telah direncanakan bersama sebelumnya

(http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-pacaran-definisi-pada- remaja.html?m=1 diakses pada Senin, 18/ 7/ 2016 pukul 19:55 wib ). Sedangkan adegan ciuman (kissing) sendiri menurut Imran (2000) terbagi menjadi dua yaitu ciuman kening dan ciuman basah. Ciuman kening adalah aktivitas yang dilakukan pasangan berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir. Hal ini dapat menimbulkan perasaan saying jika diberikan pada saat-saat tertentu dan bersifat sekilas. Sedangkan ciuman basah adalah aktivitas yang dilakukan pasangan berupa sentuhan bibir dengan bibir yang menimbulkan sensasi seksual yang kuat.

Gambar 1

Selain adegan ciuman, ada juga adegan pelukan.Pelukan sendiri merupakan komunikasi non verbal berupa gerakan seseorang dengan objek lain yang melibatkan anggota tubuh tangan (rangkul), badan (dekap) dan juga melibatkan perasaan (sayang/ nafsu).

Gambar 2

Pelukan dan ciuman merupakan adegan dalam drama The Heirs, namun ada juga adegan lain yang menunjukan sisi romantisme dari drama tersebut seperti pegangan tangan dan lontaran rayuan terhadap lawan jenis. Berikut ini adalah tabel adegan romantis di setiap episode:

Tabel 1

ADEGAN EPISODE

Ciuman/ kissing 9,14,15,16,20

Pelukan 4,10,11,18,19

Lain-lain (Pegang tangan 4, 8, 9, 10, 11, 14, 18, 19, 20

dan rayuan)

Adegan ciuman yang terdapat dalam drama ini tidak selalu dilakukan oleh tokoh utama. Pada episode 9 Kim Tan mencium Eun Sang karena Eun Sang telah mendapatkan perilaku bullying dari teman-temannya. Di episode 14 Chanyoung mencium pipi Lee Bona ketika berfoto selfie. Kemudian di episode 15 ada 2 kali adegan ciuman, yaitu ketika Eun Sang mendapatkan bullying, kemudian Kim Tan melindunginya dan menciumnya. Kedua ada Yoo Rachel yang mencium Lee

Hyoshin karena cemburu melihat Kim Tan dan Eun Sang. Dalam episode 20 adegan ciuman dilakukan oleh Chanyoung dan Lee Bona secara sengaja karena

Lee Bona kalah ketika bermain kartu. Selain itu di episode 20 adegan ciuman juga dilakukan Kim Tan dan Eun Sang ketika Kim Tan membayangkan rumah tangga yang dia ingin jalani.

Selanjutnya ada adegan pelukan, di episode 4 ada adegan pelukan antara

Chanyoung dan Lee Bona dimana mereka berpelukan karena Chanyoung yang baru pulang dari Amerika. Episode 10 ada adegan pelukan Kim Tan ketika Eun

Sang ingin keluar dari kamar Kim Tan. Episode 11 ada Kim Tan yang memeluk

Eun Sang karena terbawa suasana romantis yang Kim Tan ciptakan. Episode 18 pelukan dilakukan Eun Sang dan Kim Tan ketika mereka bertemu kembali setelah

Eun Sang diusir oleh ayah Kim Tan. Episode 19 adegan pelukan dilakukan kembali oleh Kim Tan dan Eun Sang ketika Kim Tan berulang tahun. Kemudian adegan seperti pegangan tangan dan rayuan lebih sering dilakukan pasangan yaitu

Kim Tan dan Eun Sang.

Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adegan-adegan dalam drama The Heirs hampir semua episodenya memiliki kisah romantis. Kisah percintaan yang terjadi di bangku SMA tersebut menyimpang dengan kehidupan di dunia nyata. Pada kenyataannya anak-anak SMA merupakan kaum yang belum pantas mengenal kisah percintaan seperti dalam drama The Heirs. 4.1.2 Komunitas Lovers Semarang

Peneliti memilih drama ini karena kisah percintaan didalamnya bertentangan dengan kisah percintaan remaja di dunia nyata. Anak SMA di dunia nyata tidak sewajarnya melakukan gaya pacaran yang ada di drama The Heirs.

Peneliti memilih objek kalangan remaja karena kaum tersebut sedang dalam usia dimana mudah menerima informasi dari tayangan media yang menurut mereka menarik. Penelitian ini berfokus pada kategori remaja akhir. Remaja akhir merupakan golongan pada usia 17-20 tahun (Behreman, Kliegman, & Jenson,

2004). Remaja yang dipilih adalah yang merupakan anggota resmi dari Korean

Drama Lovers Semarang. Komunitas ini merupakan satu-satunya komunitas yang berlatar belakang penggemar K-drama di Semarang. Awal mula berdirinya komunitas ini adalah karena adanya fans page besar bernama Korean Drama

Lovers. Komunitas tersebut tersebar di beberapa kota besar di Indonesia seperti

Medan, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Denpasar, Surabaya dan Semarang.

Komunitas Korean Drama Lovers Semarang merupakan komunitas aktif dimana menjadi wadah berkumpulnya orang-orang yang menyukai K-drama. Banyak kegiatan yang dilakukan komunitas ini, misalnya saja chairity, buka bersama, dan memuat event. Selain itu ada juga gathering yang menjadi kegiatan yang banyak diminati anggota komunitas ini. Tidak ada batasan ataupun ketentuan untuk mengadakan gathering dalam komunitas ini. Menurut Niken Oktari yang merupakan admin dari komunitas Korean Drama Lovers Semarang, alasan diadakan gathering biasanya adalah merayakan ulang tahun bias (idola), menonton K-drama bersama-sama, mendiskusikan dan bertukaran K-drama. Niken menambahkan bahwa komunitas ini didominasi oleh kaum remaja, hal tersebut terlihat dari setiap gathering yang mereka adakan. Oleh karena itu

Peneliti mengambil objek remaja yang ada di komunitas ini. Ada tiga responden dari komunitas ini yang telah diwawancarai oleh Peneliti. Responden pertama bernama Risma Sukmawati berumur 19 tahun yang sudah bergabung dengan komunitas ini selama dua tahun. Kemudian yang kedua ada Annisa Rahmawati berumur 20 tahun yang sudah bergabung selama dua tahun juga. Selanjutnya yang ketiga ada Sari Fitri Fatimah berusia 17 tahun yang telah bergabung selama satu tahun di komunitas Korean Drama Lovers Semarang.

Penelitian ini berobjek pada remaja yang ada didalam Komunitas Korean

Drama Lovers, oleh karena itu remaja dalam komunitas ini juga memiliki faktor pendukung lain yaitu komunitas itu sendiri. Berdasarkan hal-hal tersebut Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui realitas yang terbentuk setelah melihat alur percintaan yang ada di dalam drama tersebut.

Alur percintaan drama The Heirs dan para remaja dalam Komunitas dalam menyalurkan sebuah pesan yang terkonstruksi oleh media (dalam hal ini alur percintaan drama The Heirs). Meskipun tujuan sebuah media hanya untuk menghibur, tetap saja media juga akan mengeluarkan dampak seperti realitas yang tercipta dari seorang penonton.

4.2 Temuan Di Lapangan

Drama merupakan sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue diantara tokoh yang ada. Korea merupakan Negara yang menjadikan drama sebagai alat untuk memperkenalkan negaranya kepada dunia (Budianta dkk, 2002: 95). Keidentikan drama Korea dengan kisah percintaan membuatnya banyak diminati oleh banyak remaja dalam komunitas Korean Drama Lovers Semarang. Pada teori konstruksi realitas sosial disebutkan bahwa apa yang telah dilihat individu secara terus menerus akan menciptakan realitas yang mempengaruhi pola pikir individu tersebut. Pada penelitian ini konstruksi alur percintaan yang ditunjukan oleh dramaThe Heirs tersebut memunculkan realitas dapat membuat penonton ingin mengalami hal seperti dalam drama tersebut. Oleh karena itu, Peneliti melakukan penelitian yang berhubungan dengan konstruksi media khususnya penayangan K-drama.

Peneliti pada bab ini akan membahas mengenai hasil wawancara terhadap ketiga responden. Sebelumnya responden tersebut telah memenuhi syarat yang telah peneliti buat sebelum diwawancarai. Syarat-syaratnya antara lain merupakan remaja usia antara 17 - 20 tahun, anggota aktif dari komunitas Korean Drama

Lovers Semarang dan telah menonton drama The Heirs.

Peneliti melakukan wawancara secara terpisah. Hal tersebut dilakukan karena setiap responden yang Peneliti wawancarai memiliki kesibukan yang berbeda, Responden pertama bernama Risma Sukmawati diwawancarai pada 28

Mei 2016 berlokasi di Masjid Agung Jawa Tengah, Jalan Gajah Raya Semarang. Kemudian responden kedua ada Annisa Rahmawati yang diwawancarai pada 10

Juni 2016 berlokasi di Jalan Malabar II No. 124 Semarang. Responden tiga adalah

Sari Fitri Fatimah yang diwawancara pada 19 Juni 2016 di Indomaret Point

Pandanaran, Jalan Pandanaran Semarang. Hasil dari wawancara tersebut kemudian diuraikan kemudian dianalisis untuk memudahkan Peneliti dalam tahap selanjutnya yaitu pembahasan. Berikut ini adalah uraian dari wawancara mendalam yang telah dilakukan:

4.2.1 Responden 1 (Risma Sukmawati)

Peneliti sebelumnya telah menyampaikan kepada responden bahwa tujuan wawancara ini adalah memperoleh data untuk menunjang proses skripsi Peneliti.

Responden bersikap terbuka kepada Peneliti karena sudah mengerti maksud dan tujuannya. Responden sangat terbuka dengan wawancara yang dilakukan Peneliti.

Peneliti bertemu responden pertama yaitu Risma Sukmawati di komlek

Masjid Agung Jawa Tengah ( MAJT ) pada pukul 19:00 wib. Saat ini Risma sedang menempuh pendidikan di Jurusan Psikologi Universitas Mercu Buana

Yogyakarta. Risma merupakan anggota aktif dari komunitas Korean Drama

Lovers Semarang. Sudah hampir tiga tahun dia menyukai K-drama. Responden tertarik dengan K-drama karena kisah-kisah K-drama selalu membuatnya terbawa perasaan yang sama dengan drama tersebut. membuat dia tertarik.

Peneliti mengawali wawancara dengan menyapa Risma. Kemudian wawancara berlanjut ke pertanyaan berapa sering responden menonton K-drama.

Responden mengaku tidak selalu menonton drama yang keluar, Namun, responden mengaku hanya melihat drama yang membuatnya penasaran. Biasanya dia membaca sinopsis drama tersebut dahulu sebelum menontonnya.

Responden menggunakan media internet untuk mendapatkan drama

Korea. Alasanya karena dalam internet sudah ada situs – situs yang sudah menyediakan link beserta subtitle dalam bahasa seperti www.kshownet.com , sehingga memudahkan untuk mendownloadnya.

Drama The Heirs merupakan salah satu drama yang Responden sukai, hal itu terbukti dengan pernyataannya yang sudah menonton drama tersebut selama tiga kali sejak awal penayangannya. Bahkan dia mengulang adegan-adegan dari drama tersebut. Menurutnya drama tersebut dapat membuatnya baper (terbawa perasaan).

Drama The Heirs adalah drama yang tayang ditahun 2013, akan tetapi

Responden masih mengingat beberapa adegan dalam drama tersebut hingga saat ini.

“aku masih inget banget sama beberapa adegan yang ada di dalam drama itu, apalagi adegan romantisnya. Paling inget itu waktu disebuah rumah kecil Kim Tan memutarkan video tentang dia dama Eun Sang. Terus mereka bercanda- canda mesra gitu habis lihat videonya. Itu suasananya romantis banget, soalnya cuman mereka aja yang ada disitu.” Pernyataan dari Responden tersebut telah menggambarkan bagaimana

Responden benar-benar masih mengingat drama tersebut. Banyaknya adegan romantis dalam drama The Heirs memang menjadi daya tarik untuk Responden ini. Responden menambahkan bahwa adegan-adegan romantis dan kisah percintaan yang ada di The Heirs sebenarnya tidak cocok dengan usia para tokohnya. Responden menuturkan bahwa kisah percintaan yang di drama The

Heirs terlalu lebay (berlebihan). Masa SMA tidak seharusnya punya kisah percintaan yang berlebihan seperti drama The Heirs. Kisah Percintaan yang ada di drama itu cocoknya untuk orang dewasa. Kisah percintaan buat anak remaja seperti Responden itu tidak harus serumit itu. Rumit dalam drama ini maksudnya kisah percintaannya harus berhubungan dengan pertengkaran orang tua serta mengenai harta dan tahta.

Ada perbedaan mengenai konsep pacaran yang dirasakan Responden ketika sebelum dan sesudah menonton drama The Heirs.

“sebelum nonton drama The Heirs konsep pacaran yang aku tau paling sering ngobrol mesra aja, trus jadi lebih deket dan terbuka gitu. Tapi kalau setelah nonton K-drama ya otomatis jadi pengen ngalamin kisah yang sama. Apalagi habis nonton drama The Heirs ini, aku jadi pengen punya pacar yang setampan Lee Minho, terus juga aku pengen punya percintaan yang seromantis di drama The Heirs.” Berdasarkan pernyataan diatas dapat dilihat bahwa Responden ingin memiliki kisah seperti di drama The Heirs. Namun, meskipun begitu saat ini responden tidak ingin menerapkan konsep percintaan yang ada di drama The

Heirs untuk diterapkan kedalam kehidupan nyatanya. Dia mengungkapkan kalau keinginan itu bukan sebuah keharusan, jadi dia tidak ingin menerapkan hal tersebut saat ini. Karena adegan-adegan seperti kissing, pelukan, dll bertentangan dengan norma agama yang Responden peluk. Selain itu belum tentu pasangan kita ingin melakukan kisah percintaan yang ada dalam drama The Heirs tersebut.

4.2.2 Responden 2 (Annisa Rahmawati) Pertemuan dengan Responden yang kedua yaitu Annisa Rahmawati

(Annisa) dilakukan di rumah Peneliti di Jalan Malabar II No. 124

Gajahmunngkur, Semarang. Wawancara dilaksanakan pada 10 Juni 2016 pukul

11:00 wib. Annisa merupakan Mahasiswa aktif dari Jurusan Statistika Universitas

Diponegoro. Responden 2 ini juga terbuka dengan wawancara yang dilakukan oleh Peneliti. Annisa merupakan anggota aktif dari Korean Drama Lovers

Semarang. Dia sering mengikuti kegiatan yang diadakan komunitas. Selain itu,

Annisa juga menyukai musik k-pop. Dia sering menyebut dirinya sebagai Korean addict, karena Annisa selalu mengikuti update terbaru dari industri hiburan Korea tanpa terkecuali K-drama dan khususnya adalah drama The Heirs.

“aku memang dari dulu SMA menyukai budaya hallyu terutama K-drama. Setiap ada drama baru aku pasti langsung download dan nonton. Apalagi drama The Heirs, drama itu memang termasuk drama yang lama, tetapi sampe sekarang aku masih inget beberapa adegan romantisnya. Jujur saja aku lihat drama itu udah tiga kali.” Annisa telah membukikan kalau dia memang Korean addict. Menurutnya

K-drama itu bukan hanya tontonan, dia juga mendapatkan pelajaran dari setiap drama yang ia tonton. Seperti yang ada di drama The Heirs, disini Annisa mengambil pelajaran bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan.

Ketika Peneliti menanyakan mengenai pendapatnya tentang kisah percintaan dalam drama The Heirs, dengan spontan Annisa menjawab kalau kisah percintaan yang ada di The Heirs terlalu berlebihan. Annisa menganggap tidak pantas anak SMA melakukan kisah percintaan yang seperti itu. Kalau melihat realitanya percintaan seperti itu terlalu dewasa untuk umur mereka. Menurutnya percintaan di drama The Heirs itu kurang natural. Ketika ditanya tentang keinginannya memiliki kisah cinta seperti drama

The Heirs, Annisa langsung menjawab pasti mau.

“ya sekarang siapa yang engga pengen punya kisah cinta sesempurna itu. Bayangkan saja kita punya cowok yang mampu melindungi kita dari bahaya apapun, itukan jatuhnya ke sikap yang manis. Jadi cewek mana sih yang gak mau digituin.” Menurutnya bila kita melihat kisah seperti drama The Heirs, maka otomatis imajinasi kita akan bermain. Namun, bila melihat realitanya maka kita akan menemukan perbedaan. Kalau di The Heirs kisahnya selalu berakhir dengan bahagia, maka di dunia nyata belum tentu kebahagiaan selalu menghampiri kisah cinta kita karena akan ada cobaan-cobaan dalam realitanya.

Sebelum menonton drama The Heirs, konsep pacaran yang Annisa ketahui yaitu hubungan lawan jenis yang saling mencintai, kalau kencan ya yang normal.

Sedangkan drama The Heirs kencan itu terlalu dilebih-lebihkan, contohnya saja adegan ciumannya. Di dunia nyata anak SMA tidak diperbolehkan melakukan hal itu. Konflik dalam pacaran pun tidak dibuat-buat seperti yang ada di The Heirs.

Setelah melihat drama The Heirs, Annisa ingin memiliki kisah cinta seperti itu.

Hanya saja, kisah cinta itu bisa diterapkan di dunia nyata bilamana wanita dan laki-laki sudah menikah.

“kita sebenarnya bisa menerapkan beberapa adegan percintaan di drama The Heirs, asalkan yang positif. Misalnya saja pas Kim Tan melindungi Eun Sang dari sikap bullying yang dilakukan teman-teman sekolahnya. Itu kalau dibawa ke dunia nyata ya oke, tapi kalau persis sama drama itu ya gak oke.” Annisa menganggap bahwa bagaimanapun K-drama itu punya beberapa adegan yang dapat dicontoh. Menurutnya tidak semua K-drama itu percintaannya negatif, seperti yang dibilang Annisa, ada juga yang positif. Annisa sendiri menonton K-drama dengan mendownloadnya di website khusus tayangan Korea di www.Kshowsubindo.net . Sebenarnya banyak sekali website yang disediakan untuk mendownload tayangan Korea, tapi Annisa memilih website tersebut karena cepat. Cepat yang dimaksud Annisa adalah ketika drama tersebut tayang di televisi Korea, maka setelah 24 jam drama tersebut sudah dapat di downliad di website ini. Menurutnya wajar saja internet dipilih karena merupakan media tercepat yang dapat memenuhi kebutuhannya seperti menonton K-drama.

Sebagai salah satu anggota dari Komunitas Korean Drama Lovers

Semarang, Annisa selalu mengupdate pengetahuannya tentang K-drama. Selain itu Annisa juga mengatakan bahwa dia sempat terpengaruh dengan teman-teman komunitasnya bahwa lelaki sempurna itu seperti Lee Minho. Namun, dia bersyukur kalau imajinasinya tidak berkepanjangan

4.2.3 Responden 3 (Sari Fitri Fatimah)

Responden yang ketiga ini bernama Sari Fitri Fatimah (Sari). Dia baru saja menamatkan pendidikan di tingkat SMA. Peneliti mewawancarai Sari pada 19

Juni 2016 pukul 11:00 wib dan bertempat di Indomaret Point, Jalan Pandanaran,

Semarang. Sari merupakan anggota aktif dari Komunitas Korean Drama Lovers

Semarangdan telah bergabung sejak satu tahun yang lalu. Pertanyaan yang dilontarkan Peneliti dijawab dengan terbuka oleh Sari.

Sari telah menyukai K-drama sejak dua tahun lalu ketika SMA. Sari mengaku lebih suka K-drama dibandingkan bentuk lainnya. Sejak setahun lalu, dia juga menjadi anggota resmi dari Komunitas Korean Drama Lovers Semarang. Dia tidak pernah absen mengikuti gathering yang diadakan komunitas itu. Menurut Sari dia perkumpulan itu dapat menambah pengetahuan dan informasi seputar K-drama. Selain itu, dia juga dapat bertukar drama Korea dengan anggota lain. Salah satu informasi yang dia dapatkan adalah tentang drama

The Heirs.

“Sebenarnya pas awal drama itu release aku ngak tertarik, tapi pas aku kumpul komunitas salah satu temanku ngasih tahu aku kalau drama itu romantis banget. Ya secara aku suka drama yang mellow gitu, jadi aku akhirnya nonton deh. Malahan aku ketagihan nonton drama itu.” Sari sendiri telah menonton drama The Heirs sebanyak tiga kali. Drama

The Heirs menurut Sari merupakan drama yang bagus, karena dalam drama tersebut konflik yang ditampilkan cukup berat. Bayangkan saja, anak SMA harus mengalami permasalahan perebutan tahta dalam perusahaan keluarganya. Selain itu ada juga konflik percintaan yang rumit sehingga berujung perkelahian.

“Mereka melakukan perkelahian pasti ada sebabnya, tapi kalau bentuk perkelahian karena cinta buat anak SMA itu lebay menurutku. Kalau semasa aku SMA itu belum pernah mengalami seperti itu, tapi kalau lihat adalah temanku yang seperti itu.” Adegan berkelahi dalam drama The Heirs merupakan salah satu adegan negatif. Urusan percintaan seharusnya tidak memakai kekerasan. Sari berpendapat kalau drama The Heirs itu kisah cintanya terlalu berlebihan untuk anak SMA.

Anak SMA di dunia nyata itu bila pacaran biasanya melakukan hal-hal yang mempunyai batasan.

“Kalau di kehidupan nyata hubungan pacaran itu paling pegangan tangan, nyender di bahu, dan rangkulan.Ya intinya pacar itu seperti teman dekat kita yang selalu ngobrolin tentang apapun, kalau teman biasa belum tentu kita bisa terbuka. Pokoknya kita ngelakuin sesuai batasan aja engga lebih. Kalau untuk adegan yang kayak di The Heirs seperti kissing itu terlalu berlebihan menurut aku. Tapi ya ada anak SMA yang ngelewatin batasan-batasan itu.” Seharusnya alur percintaan yang di drama The Heirs itu dialami sama orang yang lebih dewasa. Kalau diterapkan di kehidupan nyata ada sisi bagus dan tidaknya. Sisi bagusnya adalah disitu menyontohkan kalau mencintai seseorang itu tidak memandang derajat, harus mencintainya dengan apa adanya. Sedangkan sisi buruknya adalah kalau pacaran tidak harus melakukan hal-hal yang diluar batasan. Perilaku yang negatif seperti Yoon Rachel ketika membuang seragam

Eun Sang ke tong sampah itu tidak patut dicontoh. Hanya karena Yoon Rachel mencintai Kim Tan tetapi Kim Tan mencintai Eun Sang, lantas Yoon Rachel melakukan bullying terhadap Eun Sang.

Sari menggunakan media internet untuk menonton K-drama. Dia lebih suka streaming di website televisi Korea. Keberadaan internet menurutnya menguntungkan, karena membantunya untuk menonton tayangan Korea dengan waktu penayangan yang sama di Korea. Namun, untuk drama The Heirs ini dia tidak menggunakan streaming untuk menontonnya. Karena pada awalnya dia mendapat pengaruh dari temannya untuk menonton The Heirs, oleh karena itu

Sari mendownloadnya.

Sari mengakui kalau setiap nonton drama The Heirs dia mempunyai imajinasi sendiri untuk punya kisah cinta romantis seperti Kim Tan dan Eun Sang.

Tetapi dia tidak ingin memiliki konflik yang berat seperti dalam The Heirs. Hanya saja dia ingin mengalami itu romantisme seperti itu setelah dia dewasa.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan penelitian kualitatif yang dilakukan Peneliti, maka pada pembahasan ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori konstruksi realitas sosial. Sebelumnya telah diuraikan mengenai teori tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar Peneliti mampu menjawab rumusan masalah yang ada.

Pada pembahasan ini Peneliti akan menguraikan hasil temuan di lapangan dengan teori yang digunakan. Media merupakan alat yang digunakanuntuk menyampaikan pesan. Apapun yang dikonstruksi oleh media akan menyalurkan pesan dimana proses itu mampu memunculkan realitas yang dapat berpengaruh dalam kehidupan. Kesamaan jawaban antar responden belum tentu memunculkan arti yang sama, sehingga Penulis harus mencocokannya dengan teori yang digunakan.

K-drama merupakan salah satu produk dari media dimana K-drama dibuat semenarik mungkin untuk menarik penonton. Kepopuleran K-drama yang identik dengan percintaan dapat menarik minat para remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi realitas social pada remaja ketika menonton drama The

Heirs, oleh karena itu Peneliti menggunakan teori konstruksi realitas sosial milik

Peter L Berger dan Thomas Luckmann untuk menjawab rumusan masalah yang ada.

Ada tiga tahapan dialektika yang digunakan untuk mengetahui apakah realitas yang dibentuk drama The Heirs dapat mempengaruhi remaja. Tiga tahapan tersebut adalah eksternalisasi, objektivasi, internalisasi. Penjabaran dari proses tersebut sebagai berikut:

a. Eksternalisasi

Eksternalisasi, merupakan pencurahan dari ekspresi diri manusia di

dunianya dari drama The Heirs. The Heirs memiliki genre romantis,

maka dari itu di dalamnya banyak adegan ciuman dan pelukan. Dalam

ceritanya, adegan-adegan romantis itu dilakukan oleh anak SMA

sehingga hal tersebut dianggap berlebihan. Pernyataan tersebut

dibenarkan dengan pendapat Annisa bahwa ia setuju dengan itu, anak

SMA tidak seharusnya melakukan hal itu. Menurutnya kisah

percintaan seperti itu terlalu dewasa untuk mereka. (wawancara, 10

Juni 2016 pukul 11:00 wib) Karakter tiap tokoh dalam The Heirs tidak

semuanya melakukan adegan-adegan percintaan seperti yang

dilakukan tokoh utama. Selain itu secara visual drama ini juga

digambarkan dengan para pemainnya yang berparas tampan dan

cantik. Misalnya saja tokoh seperti Lee Minho (Kim Tan) dan Park

ShinHye (Eun Sang) yang memiliki paras yang menarik dan acting

yang bagus. Alur cerita The Heirs juga tidak membosankan dan dapat

dimengerti, sehingga terkadang membuat penontonnya terbawa

suasana. Salah satu responden, yaitu Risma mengatakan bahwa dia

telah menonton drama ini selama tiga kali dan setiap dia menontonnya

dia selalu terbawa perasaan. (wawancara, 28 Mei 2016 pukul 19:00

wib) b. Objektivasi

Objektivasi sebagai sumber hasil yang telah dicapai dari proses

eksternalisasi tersebut baik secara mental ataupun fisik telah tergambar

pada K-drama. Pada proses ini ditemukan kebudayaan yang berbeda

antara subjek dan objek. Bila dari Negara asalnya yaitu Korea Selatan

K-drama dianggap sebagai tayangan yang umum untuk semua umur,

berbeda dengan di Indonesia. Di Korea Selatan tidak ada lembaga

yang mensensor adegan-adegan yang fulgar seperti ciuman, sedangkan

di Indonesia ada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang mengawasi

tayangan-tayangan media di Indonesia. Kemudian Korea Selatan juga

berkiblat pada budaya barat yang terkenal dengan bebas seks,

sementara itu Indonesia menganut budaya timur dimana ada norma

dan agama yang harus dipatuhi. Agama di Indonesia melarang

hubungan percintaan remaja karena dianggap belum pantas. Seperti

agama Islam yang merupakan agama mayoritas menganggap pacaran

sebagai hubungan zina, hal tersebut sudah tertera dalam Al-Qur’an.

Norma yang berlaku di Indonesia bersifat mengikat dan cenderung

mengatur perilaku. Hubungan percintaan antar lawan jenis yang

melewati batasan akan melanggar norma susila. Apalagi dalam

konteks ini remaja yang menjadi objek. Perbedaan-perbedaan tersebut

akhirnya berdampak pada penayangan K-drama di televisi Indonesia,

tanpa terkecuali The Heirs. Drama The Heirs ketika tayang di

Indonesia mengalami banyak sensor. Contohnya saja pada episode 9 ketika Kim Tan dan Eun Sang berciuman karena Eun Sang sedang

bersedih akibat bullying yang dialaminya.

c. Internalisasi

Internalisasi, merupakan dasar bagi pemahaman oleh individu dan

orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang

bermakna dari kenyataan sosial. Pada proses ini dapat diketahui bahwa

remaja tidak ingin memiliki konsep pacaran seperti yang ada dalam

drama The Heirs karena mereka menganggap berlebihan. Namun tidak

menutup kemungkinan kalau kedepannya pada usia dewasa dan

menikah mereka menerapkan adegan romantisme itu.

Setelah melewati tiga tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja tidak ingin menerapkan konsep percintaan yang ada di drama The Heirs. Menurut ketiga responden yang diwawancarai Peneliti mereka memang punya keinginan untuk punya kisah percintaan seperti drama tersebut, hanya saja di usia mereka yang sekarang ini mereka tidak mungkin melakukan hubungan seperti itu.

Kesadaran seperti ini menjadikan remaja untuk terhindar melakukan hal-hal yang negatif ketika menjalin sebuah hubungan.

Dalam pembahasan ini media masa seperti internet mulai menyebarkan K- drama kepada kalangan remaja yang memiliki perbedaan, antara lain:

a. Objektif, merupakan remaja yang menjadi obyek dalam drama The Heirs

tidak lepas dari fakta bahwa masa remaja identik dengan masa-masa

pacaran. Alur percintaan yang ada di The Heirs memang membuat para

ingin memiliki kisah seperti itu. Realitas sebelumnya yang menyebutkan tentang nilai plus dari drama ini, membuat remaja yang ada di komunitas

ini tidak ingin menerapkannya.

b. Subjektif, merupakan individu yang dimana manusia berada dalam

lingkaran masyarakat sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Pada diri individu itu sendiri pastinya terdapat proses komunikasi yang

terjadi. Hal ini berkaitan dengan drama The Heirs itu sendiri. Adanya

media massa internet yang mempercepat tersebarnya hiburan serta

informasi, membuat para remaja dengan mudah menonton drama The

Heirs. Adannya proses komunikasi masa tersebut, remaja yang awalnya

beranggapan kisah percintaan hanya sebatas teman dekat, kini setelah

menonton drama The Heirs maka remaja tersebut akan menciptakan

pemikiran sendiri mengenai kisah percintaannya. Sehingga

memungkinkan remaja membawa pemikirannya tersebut ke masyarakat

luas diluar komunitasnya.

c. Intersubjektif, merupakan kalangan masyarakat yang dalam keadaan social

berada pada tingkat yang lebih kuat dimana masyarakat harus mengakui

kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pemimpin. Pada penelitian ini

berarti remaja yang terkonstruksi sosialnya harus menerima keputusan

bahwa percintaan yang ada di drama The Heirs

Proses konstruksi menjadikan alur percintaan yang ada dalam The Heirs dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis. Ketiga proses dialektika tersebut memberi jawaban bahwa remaja tidak mudah terpengaruh dengan realitas yang ada dalam drama The Heirs. Meskipun ada keinginan serta imajinasi yang muncul setiap menonton drama ini, remaja sekarang sudah mulai mengerti bagaimana menyaring bentuk informasi dari budaya populer.

Konstruksi sosial yang terjadi dalam realitas masyarakatnya begitu beraneka ragam, yaitu:

a. Lebih banyak, luas pengaruhnya yang diakibatkan dari hasil

persebarannya di masyarakat. Dalam hal ini konsep percintaan dalam

drama The Heirs memungkinkan remaja untuk menerapkannya pada saat

dewasa.

b. Pembentukan opini massa secara berkesinambungan namun berbeda-

beda.

c. Banyaknya massa yang terkonstruksi secara mayoritas untuk lebih

mempengaruhi masyararakat yang lainnya yang minoritas terhadap

konstruksi suatu anggapan yang berbeda.

d. Opini masyarakat yang ada memungkinkan munculnya kecenderungan

pengambilan asumsi atau kesimpulan tanpa adanya kematangan pemikiran

sebelumnya yang cenderung sinis. Drama The Heirs yang menyajikan

kisah percintaan untuk anak SMA secara berlebihan menjadikan para

remaja yang enggan untuk menerapkannya di kehidupan nyata.

Perbedaan-perbedaan tersebut pada akirnya membuat para remaja yang ada di Komunitas Korean Drama Lovers Semarang memutuskan untuk tidak menerapkan kisah cinta yang ada dalam drama The Heirs tidak diterapkan sekarang dimana mereka masih belum pantas melakukan model pacaran yang berlebihan seperti drama itu. Hal itu dikarenakan masyarakat yang lebih pintar dalam memilih, menilai, hingga menerima efek dari media massa. Meskipun demikian, masih ada juga remaja dalam komunitas ini yang mungkin tidak menyadari hal tersebut. Pergaulan pun menjadi faktor eksternal yang mendukung remaja untuk merealisasikan adegan percintaan yang berlebihan dan tidak wajar untuk usia mereka.