ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016 : 121 - 132

KESENJANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI

ECONOMIC GROWTH IMBALANCE IN MOLUCCAS PROVINCE

Zakarias Lamere Jen Tatuh Gene G. H, Kapantow

ABSTRACT This research is belongs to execute economic growth place clasification in /City of Moluccas Province and to analysis economic imbalance in Moluccas Province. Analysis methood in this research use Klassen Typology, Williamson Index and Panel Data. Klassen Typology Analysis are use to vote the clasification of economic growth in every regency/city at Moluccas Provincy. Williamson Index Analysis are use to count economic imbalance rate in Moluccas Provincy. Panel Data is a bundle or a collected from time series (2006 - 2010) and data cross section (11 Regency/City), use to see many factors that made imbalance development in Moluccas Province. Klassen Typology Analysis research shown that just one area where looking forward and growth, it is Ambon City. Category area where looking suppressed in the develop process is City, and prosperous area where are in down is Aru Regency, Centre Moluccas Regency, , , South regency, S.W Moluccas Regency, S.E.W Moluccas Regency, , and South East Moluccas Regency. For Moluccas Province, Williamson Index in 2006 – 2010 scored at a stretch is 0, 5833; 0, 5660; 0, 6294; 0, 5883; 0, 5286. It indicates that there is a high imbalance of economic growth. Outcome panel data analysis shown that imbalance development that rate by IPM showed α = 5 percent in real by economic growth, work force growth, long road regency and real in α = 10 percent by long road province. To anticipate the imbalance in Moluccas Province that must have work force quality, high performance, and usefull for upgrading income per capita and economic growth, and so centre of economic growth must be explore to every regency/city so that economic activity not constructed at one area.

Keyword : Economic Growth, Imbalance, Klassen Typology, Panel Data.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi wilayah pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku dan menganalisis kesenjangan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku. Metode analisis yang digunakan ialah analisis Tipologi Klassen, Indeks Williamson, dan Data Panel. Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk menentukan klasifikasi wilayah pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Analisis Indeks Williamson digunakan untuk menghitung tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi di Provinsi Maluku. Analisis Data Panel yang merupakan gabungan dari time series (2006 – 2010) dan data cross section (11 Kabupaten/Kota), digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya kesenjangan pembangunan di Provinsi Maluku. Hasil Analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa daerah yang mengalami cepat maju dan cepat tumbuh hanya satu daerah yakni Kota Ambon. Daerah yang dikategorikan tertekan dalam proses membangun ialah Kota Tual, dan daerah makmur yang sedang menurun ialah Kabupaten Aru, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram bagian Barat, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara. Untuk Provinsi Maluku Indeks Williamson tahun 2006 – 2010 berturut-turut sebesar 0,5833; 0,5660; 0,6294; 0,5883; 0,5286. Ini mengindikasikan adanya ketimpangan tinggi dalam pertumbuhan ekonomi. Hasil analisis data panel menunjukkan bahwa kesenjangan pembangunan yang diukur dengan IPM dipengaruhi nyata pada α = 5 persen oleh laju pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan angkatan kerja dan panjang jalan kabupaten, dan nyata

121

Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku...... (Zakarias Lamere, Jen Tatuh, Gene Kapantow)

pada α = 10 persen oleh panjang jalan provinsi. Guna mengantisipasi kesenjangan yang terjadi di Provinsi Maluku maka perlu adanya kualitas angkatan kerja yang unggul, trampil, dan dapat diandalkan sebagai upaya peningkatan pendapatan per kapita dan peningkatan pertumbuhan ekonomi, diperlukan penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke kabupaten/kota sehingga kegiatan ekonomi tidak terkonsentrasi di satu titik.

Kata Kunci: Kesenjangan, Pertumbuhan Ekonomi, Tipologi Klassen, Data Panel

PENDAHULUAN Kesenjangan dan Pertumbuhan Ekonomi antar Daerah Latar Belakang Kesenjangan Pembangunan adalah proses natural Secara teoritis, permasalahan ke- mewujudkan cita-cita bernegara, yaitu senjangan pembangunan antar wilayah mula- terwujudnya masyrakat mekmur sejahtera secara mula dimunculkan oleh Douglas C. North dalam adil dan merata. Kesejahteraan ditandai dengan analisisnya tentang teori pertumbuhan Neo- kemakmuran yaitu meningkatnya konsumsi klasik. Dalam teori tersebut dimunculkan sebuah disebabkan meningkatnya penda-patan prediksi tentang hubungan antara tingkat (Sumodiningrat, 2001). Hal senada juga pembangunan ekonomi nasional suatu negara diungkapkan oleh Todaro (2010) bahwa dengan kesenjangan pembangunan antar pembangunan adalah proses multidi-mensional wilayah. Hipotesa ini kemudian lazim dikenal yang melibatkan perubahan-perubahan sebagai Hipotesa Neo-klasik (Sjafrizal, 2008). mendasar dalam struktur sosial, perilaku sosial, Menurut hipotesa Neo-klasik pada dan institusi nasional, disamping akselerasi permulaan proses pembangunan suatu negara, pertumbuhan ekonomi, pengurapan kesenjangan pembangunan antar wilayah ketidakmerataan, dan pembe-rantasan senderung meningkat. Proses ini akan terjadi kemiskinan. sampai kesenjangan tersebut mencapai titik Maluku sebagai salah satu provinsi yang puncak. Setelah itu bila proses pembangunan berada di Kawasan Timur , memiliki terus berlanjut, maka secara berangsur-angsur karakteristik yang berbeda dengan provinsi lain kesenjangan pembangunan antar wilayah baik di Kawasan Barat Indonesia, maupun di berbentuk huruf “U” terbalik Reverse U-Shape Kawasan Timur Indonesia. Salah satu Curve). perbedaannya yaitu realitas pembangunan pasca konflik sosial di Maluku yang cukup Pertumbuhan Ekonomi menciptakan kesenjangan pembangunan antar Pertumbuhaan ekonomi merupakan Kabupaten/Kota di Maluku. perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang Persoalannya bahwa bagaimana berlangsung dari tahun ke tahun. Untuk pemerintah Daerah Provinsi Maluku berupaya mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi mengabsorsi dana perimbangan keuangan pusat, harus membandingkan angka pendapatan untuk dimanfaatkan baik dalam mengejar nasional yang dihitung berdasarkan nilai riil. pertumbuhan maupun dalam mengatasi Perubahan pendapatan nasional hanya semata- kesenjangan pembangunan di Provinsi Maluku. mata disebabkan oleh perubahan dalam tingkat Setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku kegiatan ekonomi atau dengan kata lain memiliki potensi wilayah yang berbeda. Potensi pertumbuhan baru tercapai apabila jumlah wilayah yang berbeda ini mengakibatkan barang dan jasa yang dihasilkan bertambah pertumbuhan ekonomi yang berbeda pula. Ada besar pada tahun berikutnya. Untuk daerah yang cepat berkembang dan yang lambat mengetahui apakah perekonomian mengalami berkembang. Perbedaaan pertumbuhan ekonomi ini menciptakan kesenjangan ekonomi. pertumbuhan, harus dibedakan PDRB riil satu

122

ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016 : 121 - 132

tahun dengan PDRB riil tahun sebelumnya 2. Neo Marxist menyatakan bahwa (Sadono Sukirno, 2010). pertumbuhan ekonomi justru akan selalu Suatu perekonomian dikatakan menyebabkan melebarnya jurang mengalami pertumbuhan atau perkembangan ketimpangan atara si kaya dan si miskin. Hal jika tingkat kegiatan ekonomi meningkat atau ini terjadi karena adanya akumulasi modal lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun dan kemajuan tegnologi yang cenderung sebelumnya. Dengan kata lain, perkem- meningkatkan konsentrasi penguasaan bangannya baru terjadi jika jumlah barang dan sumber daya dan kapital oleh para penguasa jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian modal kelompok “elit” masyarakat. tersebut bertambah besar pada tahun-tahun Sebaliknya non pemilik modal akan tetap berikutnya. Indikator keberhasilan pem- berada dalam keadaan kemiskinan. bangunan ekonomi suatu daerah dapat ditunjukan oleh pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi antar Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan Daerah pendapatan masyarakat secara keseluruhan Menurut Williamson, pada umumnya sebagai cermin kenaikan seluruh nilai tambah Regional Inqualities cenderung membesar, pada yang tercipta di suatu wilayah (Lincolin Arsyad, saat terjadinya proses perkembangan. Hal ini 1999). disebkan karena ; a. Migrasi penduduk yang produktif (usia Pertumbuhan Ekonomi Regional kerja) dan memiliki keahlian (terdidik) dari Menurut Glasson (Irawan dan daerah-daerah kurang berkembang ke Suparmoko, 2008) pertumbuhan regional dapat daerah-daerah yang telah berkembang, terjadi sebagai akibat dari penentu-penentu karena di sana mereka dapat memperoleh endogen ataupun eksogen, yaitu faktor-faktor upah/gaji yang lebih besar. yang terdapat di dalam daerah yang b. Investasi cenderung dilakukan di daerah bersangkutan ataupun faktor-faktor di luar yang telah berkembang karena faktor pasar daerah, atau kombinasi dari keduanya. Penentu (skala ekonomi, ekonomi eksternal, dan lain endogen, meliputi distribusi faktor-faktor sebagainya), dimana keuntungannya relatif produksi seperti tanah, tenaga kerja, dan modal besar, demikian pula resiko kerugian relatif sedangkan penetu eksogen adalah tingkat kecil pada umumnya. Disamping itu, terjadi permintaan dari daerah lain terhadap komoditi pula pengaliran modal dari daerah miskin yang dihasilkan oleh daerah tersebut. menuju daerah yang telah berkembang. c. Kebijakan pemerintah, didasari atau tidak Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan cenderung mengakibatkan terkonsentrasi- Menurut Puslitbang Ekobank, LIPI, nya saran dan prasarana kegiatan sosial 1994 (Kuncoro 2010) teori pertumbuhan ekonomi di daerah yang telah berkembang ekonomi dan ketimpangan dapat dijelaskan karena adanya kebutuhan yang lebih besar. sebagai berikut : Hal ini justru telah mendorong per- 1. Para ekonomi klasik (Roberti, 1974), Hayani kembangan industri yang lebih pesat di dan Ruffan (1985), mengemukakan daerah yang lebih maju. pertumbuhan ekonomi akan selalu d. Pola perdagangan dan kegiatan per- cenderung mengurangi kemiskinan dan dagangan didominasi oleh industri-industri ketimpangan pendapatan walaupun masih di daerah yang telah berkembang. Industri di dalam tahap awal pertumbuhan. Bukti daerah yang kaya telah menjadi sumber dari empiris dari pandangan ini berdasarkan barang-barang yang diperdagangkan, dan pengamatan dibeberapa negara seperti ; demikian industri yang dikembangkan di Taiwan, Hongkong, Singapura, RCC, daerah miskin akan mengalami banyak Kelompok Neo-klasik sangat optimis bahwa kesulitan dalam memperoleh pasarnya. pertumbuhan ekonomi pada prakteknya Ketidaksanggupan untuk bersaing industri di cenderung mengurangi ketimpangan daerah yang lebih maju menjadi lebuh serius pendapatan dan kemiskinan. lagi keadaannya sebagai akibat dari

123

Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku...... (Zakarias Lamere, Jen Tatuh, Gene Kapantow)

buruknya jaringan perangkutan dan berikutnya, khususnya penelitian yang prasarana ekonomi lainnya di daerah yang berkaitan dengan masalah kesenjangan lebih miskin (Arsyad Lincolin, 2010). pertumbuhan ekonomi wilayah.

Rumusan Masalah Kesenjangan merupakan suatu tolak METODE PENELITIAN ukur pelaksanaan perencanaan pembangunan ekonomi sehingga diperlukan analisa pengaruh Tempat dan Waktu Penelitian ditinjau dari karakteristik regional guna Penelitian ini dilakukan pada Provinsi mewujudkan eksistensi perekonomian di Maluku, dimulai padas bulan April sampai Juli Provinsi Maluku. Adapun karakteristik yang 2012. mempengaruhi kesenjangan di Provinsi Maluku Metode dan Pengumpulan Data ialah pertumbuhan indeks pembangunan Teknik pengumpulan data menggunakan manusia, laju pertumbuhan ekonomi, dana metode dokumentasi yaitu data yang diperoleh alokasi umum, laju angkatan kerja, panjang jalan dari buku, laporan, website dan penerbitan nasional, Provinsi dan Kabupaten. Bertolak dari lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian penjelasan tersebut, maka perlu diketahui ini ialah data sekunder. gambaran klasifikasi wilayah pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Definisi Operasional Variabel dan seberapa besar tingkat kesenjangan Memberikan kesamaan pemahaman pertumbuhan ekonomi antar Kabupaten/Kota di terhadap variabel independen , ataupun variabel Provinsi Maluku serta bagaimana laju dependen dalam penelitian kesenjangan pertumbuhan indeks pembangunan manusia, laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku , pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, laju maka diperlukan suatu definisi operasional angkatan kerja panjang jalan nasional, Provinsi, variabel, yakni : dan Kabupaten terhadap kesenjangan di Provinsi Maluku ? a. Indeks Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Tujuan Penelitian Ketimpangan pembangunan ekonomi Berdasarkan latar belakang dan rumusan diukur dengan menggunakan rumus indeks masalah di atas, maka tujuan penelitian ini ialah Williamson, dimana pendapatan diukur dengan untuk : menggunakan rumus indeks kapita atas dasar 1. Menentukan klasifikasi wilayah harga konstan untuk setiap Kabupaten/Kota di pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku dari tahun 2006-2010 Provinsi Maluku. 2. Menganalisis kesenjangan pertumbuhan b. Indeks Pembangunan Manusia ekonomi di Provinsi Maluku. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2011) Manfaat Penelitian merupakan indikator komposit tunggal yang Manfaat penelitian ini yakni digunakan untuk mengukur pencapaian memberikan sumbangan pemikiran kepada pembangunan manusia yang telah dilakukan di pemerintah Provinsi Maluku dan pemerintah suatu wilayah (dalam satuan persen). Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku tentang klasifikasi wilayah pertumbuhan ekonomi c. Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten/Kota dan kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Maluku tingkat pertumbuhan agregat pendapatan dan pemerintah Kabupaten/Kota untuk untuk masing-masing tahun dibandingkan memilih alternatif kebijakan yang akan tahun sebelumnya (BPS, 2011. Variabel diambil untuk mengurangi tingkat pertumbuhan ekonomi ialah dalam persen. kesenjangan pertumbuhan ekonomi, serta memberikan tambahan acuan untuk peneliti

124

ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016 : 121 - 132

Tabel 1 : Klasifikasi Tipologi Klassen 1. Klasifikasi Wilayah Pendekatan Daerah Analisis yang digunakan untuk Tingkat Tingkat Pendapatan mengetahui gambaran tentang klasifikasi Pertumbuhan Kabupaten/Kota wilayah pertumbuhan ekonomi masing-masing Pendapatan dibandingkan dengan daerah ialah Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota Tingkat Pendapatan (Kuncoro, 2010). Kriteria yang digunakan ter- dibandingkan Provinsi Maluku diri atas empat kuadran/klasifikasi. Pendekatan dengan Tingkat Tinggi ( ≥ Rendah (<) dalam Tipologi Klassen ialah pendekatan daerah Pertumbuhan 1) seperti yang diutarakan oleh Arsyad Lincolin Pendapatan (2010). Provinsi 2. Analisis Ketimpangan Pertumbuhan Maluku Ekonomi Tinggi ( ≥ 1) Tipe I Tipe II Memberikan gambaran yang lebih baik Daerah Daerah tentang perkembangan masing-masing daerah Makmur tertekan dari segi pemerataan pembangunan, dapat dalam proses diamati dengan menggunakan indeks membangun ketimpangan pembangunan antar daerah yang Rendah (<) Tipe III Tipe IV semula dipergunakan oleh Jeffrey G. Daerah Daerah Williamson., perhitungan Indeks Williamson makmur tertekan didasarkan pada data PDRB masing-masing yang daerah dengan menggunakan rumus sebagai sedang berikut (Kuncoro, 2002) : menurun d. Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Keterangan : Pendapatan dan Belanja Negara yang IW : Nilai Indeks dialokasikan kepada daerah (dalam satuan Williamson persen). Yi : Pendapatan per kapita masing-masing e. Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota i Penduduk usia 15 tahun ke atas yang Y : Pendapatan per kapita aktif dalam kegiatan ekonomi, yaitu jumlah rata-rata Provinsi penduduk yang bekerja dan yang belum Maluku bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan Ni : Jumlah penduduk pada suatu wilayah dalam jangka waktu masing-masing tertentu. Variabel laju pertumbuhan Kabupaten/Kota angkatan kerja ialah dalam persen. N : Jumlah penduduk f. rovinsi Maluku g. Panjang Jalan Di dalam penelitian ini data jalan yang Hasil pengujian Indeks Williamson akan digunakan adalah total panjang jalan Nasional, menunjukkan nilai antara 0 sampai 1. Semakin Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Variabel panjang besar nilai Indeks Williamson, maka semakin jalan ialah dalam kilo meter. besar ketidakmerataan antar daerah dan sebaliknya semakin kecil nilai Indeks Metode Analisis Data Williamson, maka tingkat ketidak- merataan Analisis data menggunakan tiga alat antar daerah semakin kecil. analisis yaitu: Klasifikasi Wilayah, Analisis Oshima (Sutawijaya, 2004) me-netapkan Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi dan sebuah kriteria yang di-gunakan untuk Analisis Panel Data. menentukan apakah ketimpangan taraf rendah,

125

Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku...... (Zakarias Lamere, Jen Tatuh, Gene Kapantow)

sedang, atau tinggi. Ditentukan beberapa kriteria X4 : Panjang Jalan Nasional yang ada sebagai berikut : X5 : Panjang Jalan Provinsi X6 : Panjang Jalan a. Ketimpangan taraf rendah bila Indeks Kabupaten/ Kota Williamson < 0,35; D1 : Dammy kuadran tiga (daerah makmur yang b. Ketimpangan taraf sedang bila Indeks sedang menurun) Williamson antara 0,35 – 0,50; dan έ : Variabel Pengganggu (error) c. Ketimpangan taraf tinggi bila Indeks β1, β2, β3, β4, β5, β6 : Koefisien regresi dari Williamson > 0,50 masing-masing variabel yang Teknik analisis ini digunakan untuk mempengaruhi/koefisien mengetahui sebarab distribusi ketim-pangan slope. pendapatan di Provinsi Maluku. Model persamaan tersebut akan diregresi masing-masing dengan menggunakan metode 3. Data Panel Ordinary Least Squere (OLS). Analisis panel data adalah metode yang Pengujian Penyimpanganm Asumsi menjelaskan gabungan data antar waktu (time- Klasik : series) dengan data antar individu (cross-

section). Data (cross-section) merupakan data a. Uji Multikolinieritas yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap Multikolinieritas mempunyai pengertian banyak individu. Sedangkan data (time-series) bahwa ada hubungan linier yang sempurna adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke atau pasti diantara beberapa atau semua waktu terhadap satu individu. Data yang variabel independent (variabel yang dikumpulkan secara (cross-section) dan diikuti menjelaskan) dari model regresi. pada periode waktu tertentu tersebut dikenal

dengan nama data panel. (Rosandi Dedi, 2011 b. Uji Normalitas dan 2012). Uji Normalitas bertujuan untuk Mengingat data panel merupakan menguji apakah dala model regresi variabel gabungan dari data cross-section dan time- pengganggu atau residual memiliki distribusi series, maka modelnya dituliskan dengan : normal atau tidak.

c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk Keterangan : mengetahui apakahada korelasi antara anggota Y : Indeks Pembangunan serangkaian data observasi yang diuraikan Manusia menururt waktu (time series) atau ruang (cross I : Kabupaten/Kota section). (1,…11) / cross section T : Waktu (tahun d. Uji Heteroskedastisitas 2006,….2010) / time Salah satu asumsi penting dari model series regresi linier ialah bahwa nilai residual Α : Konstanta/koofisien (Desturbance Term) yang muncul dalam intersep fungsi regresi populasdi ialah homoskedastis, X1 : Laju Pertumbuhan atau dengan kata lain varians dari residual Ekonomi ialah sama. Apabila varian dan residual tidak X2 : Dana Alokasi Umum sama, maka akan muncul permasalahan yang X3 : Laju Pertumbuhan disebut heterokedastisitas. Angkatan Kerja

126

ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016 : 121 - 132

HASIL DAN PEMBAHASAN beberapa faktor, yakni Kota Ambon sebagai pusat Pemerintahan Provinsi Maluku secara Klasifikasi Wilayah Pertumbuhan langsung berpengaruh pada peningkatan PDRB. Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sebagai pusat pemerintahan, Kota Ambon Maluku mendapat keuntungan dengan alokasi jasa Pertumbuhan ekonomi di Provinsi pemerintahan yang lebih besar dibandingkan Maluku selama tahun 2006–2010 mengalami Kabupaten/Kota lainnya, pada tahun 2010 ada peningkatan, yakni rata-rata pertumbuhan ivent internasional, yakni Seal Banda. Setahun sebesar 5,51 persen. Kabupaten/Kota yang sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan sektor tertingi diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi bangunan mendapat Kontribusi besar dan pada Provinsi Maluku adalah Kota Ambon, yakni saat kegiatan tersebut dilaksanakan sektor sebesar 5,92 persen dan Kota Tual, yakni Perdagangan, Hotel, dan Restoran mendapatkan Sebesar 5,67 persen. Sementara Aru dan Maluku kenaikan kontribusi yang besar, dan Kota Tengah mengalami rata-rata Pertumbuhan sebesar Ambon juga menjadi pusat kegiatan ekonomi di 5,43persen dan 5,17 persen. Sedangkan Seram Provinsi Maluku. Kabupaten/Kota yang dapat Bagian Timur, Buru Selatan, Maluku Barat Daya dan dikategorikan ke dalam daerah yang maju tapi Sera Bagian Barat mengalami Pertumbuhan berkisar Tertekan (high income but low growth) ialah 4,00 persen sampai dengan 4,99 persen. KotaTual. PDRB yang tinggi dapat Dilihat dari Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa pesatnya pembangunan infrastruktur dan daerah yang mengalami cepat maju Dan cepat banyaknya investasi baik itu Dari pemerintah tumbuh (high growth and high income) ialah maupun swasta. Dari segi pemerintahan Kota Kota Ambon. Kota Kota Tual berada pada Tual baru dimekarkan, sehingga dari segi alokasi kuadran daerah maju tapi tertekan. Sedangkan 9 anggaran mendapat perhatian lebih guna kabupaten Lainnya berada pada kuadran daerah membenahi sarana dan prasarana, dan Kota Tual berkembang cepat tetapi pertumbuhannya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi lambat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat Maluku ditetapkan sebagai pusat industri ikan dilihat dari pesatnya pembangunan infrastruktur terbesar di Provinsi Maluku. Daerah yang dapat yang ada di Kota Ambon dan Kota Tual yang dikategorikan berkembang cepat dalam arti mengindikasikan besarnya investasi yang Pertumbuhan (high growth but low income) ialah masuk. Banyaknya investasi yang ada Aru, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, menawarkan berbagai peluang kerja dengan Buru Selatan, Seram Bagian Barat, Maluku tingkat pendapatan yang lebih baik, sehingga Tenggara Barat, Buru, dan Maluku Tenggara. pendapatan perkapita tinggi. Daerah-daerah tersebut diatas mempunyai pendapatan tinggi tapi pertumbuhannya rendah dikarenakan oleh :

Daerah-daerah tersebut dapat dikategorikan berkembang cepat dalam arti pertumbuhan (high growth but low income) ialah Aru, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Buru Selatan, Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara Barat, Buru, dan Maluku Tenggara. 1. Dilihat dari segi pendapatan per kapita, merupakan daerah dengan tingkat pendapatan per kapita yang lebih kecil dibandingkan dengan Kota Ambon.Total PDRB 9 Kabupaten tersebut tidak seimbang dengan jumlah penduduk. Artinya, bahwa Kota Ambon berada pada kuadran cepat jumlah penduduk tidak memberikan maju dan cepat tumbuh disebabkan oleh kontribusi positif dalam pembangunan

127

Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku...... (Zakarias Lamere, Jen Tatuh, Gene Kapantow)

wilayah, bahkan menjadi beban bagi 3. Memanfaatkan dampak sebar (spread penduduk lainnya. effect), arti sebagai daerah yang 2. Faktor Pemekaran Daerah. Fenomena daerah mempunyai bahan mentah bagi daerah yang baru dimekarkan (Maluku Barat Daya, yang lebih maju terlebih hasil pertanian. Kota Tual, dan Buru Selatan) mengalami pertumbuhan rata-rata diatas Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupateninduk (Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku Maluku Tenggara, dan Buru). Berdasarkan hasil perhitungan dengan 3. Keterbatasan pengangkutan dan komunikasi Indeks Williamson, dapat dikategorikan bahwa yang berdampak pada kurang lancarnya tingkat ketimpangan di Provinsi Maluku selama perdagangan antar daerah. Maluku sebagai tahun 2006 – 2010 mengalami fluktuasi, rata-rata Provinsi Kepulauan lebih mengandalkan kesenjangan sebesar 0,5879. Kesenjangan Sektor Pertanian sebagai sector penyumbang mengalami fluktuasi disebabkan oleh : terbesar bagi PDRB tidak diimbangi dengan 1. Perbedaan besaran nilai investasi yang ketersediaan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mamadai. Setiap tahun di masuk ke masing-masing Kabuoaten/Kota perairan Maluku selalu terjadi kecelakaan laut berdampak pada tingkat pertumbuhan yang menelan korban jiwa dan harta. wilayah. Pada tahun 2010 di Provinsi 4. Factor backwash effect mendominasi spread Maluku dilaksanakan Seal Banda yang effect. Daya tarik pada daerah yang lebih maju investasinya berpusat di Kota Ambon dan akan menyebabkan akumulasi keunggulan Kabupaten Maluku Tengah. kompetitif dibandingkan daerah lain. 2. Sarana prasarana pengangkutan dan Upaya untuk meningkatkan komunikasi yang belum merata antar pertumbuhan ekonomi (high growth) dan daearah mengakibatkan kurang lancarnya pendapatan per kapita (high income) pada perdagangan. Provinsi Maluku sebagai Kabupaten tergolong daerah makmur yang Provinsi Kepulauan mempunyai sarana sedang menurun dapat dilakukan dengan cara : transportasi laut masih kurang sehingga 1. Sektor Pertanian menjadi leading dalam hal berpengaruh pada penjualan hasil pertanian kontribusinya terhadap PDRB Provinsi belum berjalan dengan efisien dan masih maupun Kabupaten. Perlu mengubah strategi maraknya illegal fishing di perairan pertanian dari sistem monokultur ke sistem Maluku. diversivikasi pertanian. Sub-sektor 3. Dampak balik (backwash effect) merupakan perikanan juga merupakan penyumbang faktor penentu bagi penduduk untuk terbesar bagi PDRB Kabupaten. Budidaya bermigrasi ke daerah yang lebih maju perikanan dan perikanan tangkap perlu sehingga akan menyebabkan akumulasi dikembangkan terus-menerus sebagai usaha keunggulan kompetitif dibandingkan daerah untuk menjawab kebijakan nasional yang lain. menetapkan Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional. Revitalisasi ini harus ditopang dengan peningkatan ketrampilan, pemodalan, transportasi dan pasar. 2. Perbaikan saran dan prasarana pengangkutan dan komunikasi, khususnya angkutan laut. Sektor ini perlu diperhatikan dengan baik, agar tidak terjadi illegal fishing mengingat secara geografis berbatasan dengan Negara Australia. Transportasi laut menjadi kendala utama bagi pelaksanaan pembangunan mengingat Kabupaten ini merupakan Kabupaten Kepulauan.

128

ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016 : 121 - 132

Berdasarkan kriteria Oshima, pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan ketimpangan pertumbuhan ekonomi di Provinsi negatif dengan IPM. Maluku berada pada taraf tinggi. Untuk lebih Variabel DAU berpengaruh tidak jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 mengenai signifikan secara negatif, hal ini Indeks Williamson. mengindikasikan kecendrungan bahwa DAU Tingkat kesenjangan pembangunan yang memiliki hubungan negatif dengan IPM. tinggi akan menimbulkan kecemburuan antar Variabel laju pertumbuhan angkatan daerah, guna mengurangi tingkat kesenjangan kerja berpengaruh signifikan secara negatif, dapat dilakukan beberapa upaya yakni : Variabel panjang jalan Kabupaten berpengaruh 1. Menetapkan Upah Minimum Provinsi signifikan secara positif, jika variabel panjang (UMP) yang pro poor serta melakukan jalan Kabupaten naik sebesar 1 unit (persen per pengawasan ketat terhadap kebijakan tahun) akan menyebabkan meningkatnya IPM tersebut. Diharapkan dengan adanya UMP sebesar 0,029 unit (persen per tahun) cateris yang pro poor akan memperkecil per- paribus. bedaaan per kapita antar daerah. hal ini mengindikasikan kecendrungan 2. Menetapkan daerah konsentrasi kegiatan bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja ekonomi baru pada wilayah tertinggal memiliki hubungan negatif dengan IPM. berupa aglomerasi sector pertanian. 3. Perbaikan sarana dan prasarana Data Panel pengangkutan dan komunikasi serta 1. Uji Signifikansi Model Regresi Data Panel infrastruktur penunjang investasi di wilayah Pada awalnya model yang akan tertinggal melalui alokasi dana bantuan digunakan adalah : pemerintah. 4. Memanfaatkan daya sebar (spread effect) daerah maju kemudian dijadikan sebagai suatu peluang bagi daerah tertinggal untuk menembangkan potensi sumber daya Namun setelah dilakukan pengujian alamnya sebagai penyedia bahan baku terdapat asumsi-asumsi yang menyebabkan mentah bagi daerah maju. terjadinya multikolinieritas. Untuk mengarasi 5. Memberikan jaminan keamanan bagi pelanggaran asumsi ini, variabel panjang jalan masyarakat agar dalam menjalankan aktifitas nasional dikeluarkan dari model. Setelah tidak ada rasa takut. Hal ini juga sangat variabel tersebut dikeluarkan, diduga model berpengaruh kepada minat investor yang regresi telah memenuhi asumsi-asumsi klasik. ingin menanamkan modalnya di Provinsi Hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 2. Maluku. Tabel 2 : Medel Summary Nilai ialah 80,4 artinya bahwa Model R R Adjus- Std. Durbin- sebesar 80,4 persen2 variabel IPM bias dijelaskan Squ- ted R Error Watson oleh variabel 푅 laju pertumbuhan ekonomi, dana are of the Esti- alokasi umum, laju angkatan kerja, dan panjang mate jalan Provinsi dan Kabupaten. Sedangkan 1 . .804 .775 1.640 1.227 sisanya sebesar 19,96 persen bisan dijelaskan 푎 oleh variabel lain di luar model. Pada Tabel 3 897 Anova, terlihat nilai F hitung (28=7,529) lebih besar dari pada nilai F tabel (2,212) dan nilai Sig 2. Interpretasi Hasil Data Panel 0,000 < 0,005. Modelnya dinyatakan cocok atau persamaan regresi yang terbentuk mampu a) Pengaruh Laju Pertunbuhan Ekonomi menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. terhadap IPM Variabel laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan secara negatif, hali ini Berdasarkan hasil estimasi regresi mengindikasikan kecendrungan bahwa laju berganda data panel, menunjukkan bahwa

129

Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku...... (Zakarias Lamere, Jen Tatuh, Gene Kapantow)

variabel laju pertumbuhan ekonomi ber- 2. Panjang Jalan Kabupaten pengaruh signifikan secara negatif terhadap Berdasarkan hasil estimasi regresi IPM di Provinsi Maluku pada tahu 2006-2010. berganda panel data, menunjukkan bahwa Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di variabel Panjang Jalan Kabupaten Provinsi Maluku selama periode pengamatan berpengaruhi signifikan secara positif terhadap ialah sebesar 5,51 persen dan memiliki rata- IPM di Provinsi Maluku pada tahun 2006- rata IPM sebesar 70,48 poin. Laju 2010. Koefisien variabel dari Panjang Jalan pertumbuhan ekonomi belum banyak Kabupaten ialah 0,0029 maka Panjang Jalan membantu meningkatkan IPM karena Kabupaten berpengaruh positif terhadap IPM kontribusi PDRB berjalan lambat. Rata-rata di Provinsi Maluku. Jika Panjang Jalan PDRB Provinsi Maluku tahun 2006-2010 ialah Kabupaten naik 1 persen, maka IPM di sebesar Rp392.732.810.000. laju pertumbuhan Provinsi Maluku akan meningkat sebesar ekonomi berpengaruh signifikan secara negatif 0,029 persen. Panjang Jalan Kabupaten/Kota karena jumlah penduduk produktif banyak perlu ditambah setiap tahun anggaran yang masih menggantungkan hidupnya pada membuka keterisolasian dan memberikan masyarakat lainnya menjadi beban akses kepada masyarakat perdesaan guna bisa pembangunan. mendistribusikan hasil-hasil pertanian ke pasar bahkan sebaliknya. b) Pengaruh Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja terhadap IPM 3. Pengaruh Dana Alokasi Umin terhadap IPM

Variabel ini berpengaruh signifikan secara Berdasarkan hasil estimasi regresi negatif terhadap IPM karena di Provinsi Maluku berganda data panel, menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin sangat besar. Pada variabel DAU berpengaruhntidak signifikan tahun 2010 jumlah penduduk miskin Kabupaten secara negatif terhadap IPM di Provinsi Maluku Barat Daya sebesar 39,28 persen. Jumlah tersebut sangat berbeda dengan Kota Ambon yang Maluku pada tahun 2006-2010. Rata-rata DAU memiliki jumlah penduduk sebesar 7,67 persen. yang dialokasikan untuk pembiayaan Jumlah tersebut dipengaruhi oleh kurang pembangunan untuk masing-masing memadainya sumber daya manusia sehingga Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku tahun angkatan kerja yang bekerja di sektor informal 2006-2010 ialah sebesar seringkali tidak memiliki kesempatan untuk Rp2.474.942.567.000. dari total anggaran meningkatkan potensi dirinya sehingga tersebut lebih banyak anggaran digunakan menghapuskan prospek dalam memperoleh untuk berbelanja pembangunan. Kontribusi pekerjaan yang baik. Secara keseluruhan DAU belum banyak membantu peningkatan banyaknya pekerja usia muda ini karena IPM di Provinsi Maluku karena Maluku pertumbuhan ekonomi tanpa lapangan pekerjaan sebagai Provinsi Kepulauan yang memiliki yang memadai. luas wilayah 581.376 (luas laut 527.191

dan luas darat 2). Dari luas wilayah c) Pengaruh Panjang Jalan terhadap IPM 푘푚 tersebut2 membutuhkan banyak2 anggaran untuk membangun푘푚 Maluku. 푘푚 Provinsi Maluku dalam 1. Panjang Jalan Provinsi Berdasarkan hasil estimasi regresi melaksanakan program pembangunan masih berganda data panel, menunjukkan bahwa tergantung dengan pembiayaan dari variabel panjang jalan nasional berpengaruh pemerintah pusat. signifikan secara negatif terhadap IPM di Provinsi Maluku pada tahun 2006-2010.

130

ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016 : 121 - 132

Tabel 3. Anova

Model Sum of df Mean Square F Sig. Squares 1 Regression 518.078 7 74.011 27.529 푎 Residual 126.359 47 2.688 . 000

Total 644.436 54

Tabel 4. Coefficients Model Unstandardized Standartdized t Sig Collienarity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beda Tolenrance VIF error 1 (constant) 78.507 1.245 63.057 .000 Pertumbuhan -036 .017 -170 -2.118 .040 .694 1.540 DAU -159 .098 -187 -1.616 .113 .310 3.226 KERJA -034 .010 -326 -3.262 .002 .418 2.393 D1 -4.133 1.128 -347 -3.666 .001 .465 2.150 D2 -8.848 .920 -997 -9.614 .000 .388 2.578 J_PROVINSI -022 .011 -275 -1.947 .058 .209 4.792 J_KABUPATEN .029 .010 .539 2.760 .008 .109 9.143 Sumber : Data diolah (Lampiran 18)

KESIMPULAN DAN SARAN akumulasi keunggulan kompetitif dibandingkan daerah lain. Migrasi penduduk Kesimpulan ke daerah yang lebih maju ialah penduduk berpendidikan dan berketrampilan. Dampak Berdasarkan hasil analisis kesenjangan spread effect yang kuat dan backwash effect pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku terdapat yang lemah menyebabkan kesenjangan : wilayah, dan (b) menurut Indeks Pembangunan 1. Klasifikasi wilayah pertumbuhan ekonomi di Manusia variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi, Provinsi Maluku bervariasi. Kota Ambon Dana Alokasi umum, Laju pertumbuhan berada pada daerah makmur, Kota Tual berada Angkatan Kerja, Panjang Jalan Provinsi dan pada daerah tertekan dalam proses Panjang Jalan Kabupaten signifikan pembangunan dan 9 Kabupaten lainnya berada mempengaruhi indeks pembangunan manusia. pada daerah makmur yang sedang menurun. 2. Kesenjangan pembangunan di Provinsi Saran Maluku (a) menurut Indeks Williamson berada dalam kategori tinggi karena pusat-pusat 1. Kota Tual perlu mengembangkan sektor pertumbuhan ekonomi terkonsentrasi di Ibu industri perikanan. Usaha ini akan Kota Provinsi Maluku yang berada di Kota memperkuat korelasi yang saling Ambon, kurang memadainya sarana dan menguntungkan antara tenaga kerja dan prasarana pengangkutan dan komunikasi serta perusahaan industri ikan dalam hal infrastruktur penunjang investasi, dan faktor pengembangan nilai-nilai spesifik produk backwash effect merupakan faktor penentu khususnya berkaitan dengan desain dan bagi penduduk untuk berimigrasi ke daerah kualitas yang akan menambah daya tarik yang lebih maju sehingga menyebabkan

131

Kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku...... (Zakarias Lamere, Jen Tatuh, Gene Kapantow)

Kota Tual bagi konsumen di luar daerah. ______Analisis Regional Provinsi Sedangkan sembilan Kabupaten lainnya Maluku menurut Kabupaten/Kota dan yang berada pada daerah makmur sedang Gugus Pulau tahun 2010. menurun sedang perlu penetapan produk BPS RI, UNDP, Bappenas. 2005. Ekonomi dari unggulan yang ditetapkan berdasarkan Demokrasi : Membiayai Pembangunan keunggulan komparatif yang menjadi Manusia Indonesia, Jakarta : Badan produk ekspor utama yang dipasarkan ke Pusat Statistik lokasi lain. Dalam hal ini berlaku kondisi Irawan dan Suparmoko. 2008. Ekonomi Pemb dimana daerah yang bersangkutan angunan. Edisi Keenam. Yogyakarta : melakukan perdagangan untuk mencapai BPFE-UGM. skala ekonomi dalam produksi. Artinya Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta : UUP daerah tersebut dapat berkonsentrasi memproduksi komoditas unggulannya pada AMP YKPN. skala yang lebih besar sehingga lebih efisien Kuncoro, Mudrajat. 2002. Analisis Spasial dari pada harus memproduksi seluruh dan Regional : Studi Aglomerasi dan kebutuhan tanpa prioritas. Sjafrizal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan 2. Perlu pemanfaatan daya sebar (spread Ketimpangan Regional Wilayah effect) daerah maju kemudian dijadikan Indonesia Bagian Barat. Jakarta : Jurn sebagai peluang bagi daerah tertekan dalam al Buletin Prisma.Todaro Michael dan proses pembangunan dan daerah makmur Smith Stephen. 2010. Pembangunan Ekonomi. yang sedang menurun untuk Jilid I Edisi Kesembilan. Jakarta : mengembangkan potensi sumber daya Erlangga. alamnya sebagai penyedia bahan baku Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangun mentah bagi daearah maju. an. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group. DAFTAR PUSTAKA Sutawijaya, Adrian. 2004. Analisis Disparitas Arsyad, Lincolin. 2010. Pengantar Perencana Pendapatan Antar Daerah danPotensi an dan Pembangunan Ekonomi Relatif Secara Sektoral. Jakarta : STIE Daerah. (2 ed.). Yogyakarta: BPFE- UGM. ______. 1999. Ekonomi Pembangu

-nan. Yogyakarta : STIE

BPS Maluku 2011. Pendapatan Regional

Provinsi Maluku tahun 2010

______Maluku dalam Angka.

.

132