Jurnal Kajian Wilayah 10 No 2 (2019) 1-20 JURNAL KAJIAN WILAYAH p-ISSN: 2087-2119 e-ISSN: 2502-566x

ISU ‘’ DI MALAYSIA1 THE PROBLEM OF ‘KETUANAN MELAYU’ IN

Amri Marzali Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia e-mail: [email protected]

Diterima: 20-5-2019 Direvisi: 26-10-2019 Disetujui: 26-10-2019

ABSTRACT

‘Ketuanan Melayu’ is a conception of Malay political hegemony in Malaysia. The terminology was was originally aimed at countering negative propaganda proposed by the Malaysian Indian and the Malaysian Chinese, who accused that the special socio-political privileges given to the indigenous Malaysian peoples in the Malaysia’s Constitution and the affirmative New Economic Policy of 1971 have been a severe strategy to condemn the Indian and the Chinese Malaysians. On the other hand, the in Malaysia traced the idea of Malay political hegemony from the political situation in the period of Malay kingdom of Melaka in the 15th century. In this article, I proposed that what is now called Malay political hegemony could be compared to what was called beschikkingsrecht in Dutch language, in the colonial period of Indonesia. This terminology referred to the sovereignty of the native peoples in Malay Archipelago over their land and political state. Lastly I find debate on the Malay political hegemony in Malaysia recently, whether between the natives versus the immigrants, or between the ruling Malays versus the opposition Malays, are pertaining with 6 articles in the Constitution and Act of Malaysian Armforce of 1972. This set of rules is knownly called Wasiat Raja-raja Melayu (The Wasiat of the Malay Sultans). Therefore, I conclude, the Malay political hegemony is constitutionalized, thus it is unneces- sary for the Malays to boasting it anymore. The real problem of the Malay political hegemony now in Malaysia rests on the way it has been implemented by the Malaysian government.

Keywords: Beschikkingsrecht, Ethnicity, Indented labour, New economic policy, Wasiat raja- raja Melayu

1 Versi awal tulisan ini telah dipresentasikan dalam PAHMI VI di Universitas Airlangga, Surabaya, 10-12 Juli 2012. https://doi.org/10.14203/jkw.v10i2.824 2087-2119 / 2502-566X ©2019 Jurnal Kajian Wilayah. This is an open access article under the CC BY-NC-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/). Accreditation Number (RISTEKDIKTI): 34/E/KPT/2018

Marzali,1 Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 1 ABSTRAK

‘Ketuanan Melayu’ adalah konsepsi hegemoni politik Melayu di Malaysia. Terminologi ini awalnya ditujukan untuk melawan propaganda negatif oleh Orang India-Malaysia dan Orang Cina-Malaysia, yang menyatakan bahwa hak sosial-politik istimewa yang khusus diberikan kepada orang asli Malaysia dalam Konstitusi Malaysia dan Dasar Ekonomi Baru 1971 merupakan strategi yang hebat untuk mengutuk mereka. Di sisi lain, orang Melayu di Malaysia menelusuri ide hegemoni politik Melayu dari situasi politik di masa kerajaan Melayu Melaka pada abad ke-15.Dalam artikel ini, saya mengusulkan bahwa apa yang sekarang disebut hegemoni politik Melayu dapat dibandingkan dengan apa yang disebut beschikkingsrecht dalam bahasa Belanda, pada masa kolonial Indonesia. Terminologi ini merujuk pada kedaulatan penduduk asli di Kepulauan Melayu atas tanah dan negara politik mereka. Terakhir saya menemukan debat tentang hegemoni politik Melayu di Malaysia baru-baru ini, apakah antara penduduk asli versus imigran, atau antara orang Melayu yang berkuasa dengan lawan Melayu, berkaitan dengan 6 artikel dalam Konstitusi dan Undang-Undang Angkatan Bersenjata Malaysia tahun 1972. Kumpulan ini aturan ini dikenal sebagai Wasiat Raja-raja Melayu. Oleh karena itu, saya simpulkan, hegemoni politik Melayu adalah konstitusionalisasi, sehingga orang Melayu tidak perlu membualnya lagi. Masalah sebenarnya dari hegemoni politik Melayu sekarang di Malaysia terletak pada cara itu telah dilaksanakan oleh pemerintah Malaysia. Kata kunci: Beschikkingsrecht , Dasar Ekonomi Baru, Etnis, Indented labour, Wasiat raja-raja Melayu PENDAHULUAN

“Ketuanan Melayu” adalah satu konsep asasi setiap penduduk asli atas negerinya. tentang dominasi kekuasaan politik Dikatakan oleh seorang Ustadz Cina Orang Melayu di Malaysia, khususnya Muslim, Mohd Ridhuan Tee Abdullah: “… Semenanjung Malaysia. Dalam bahasa mempertahankan ketuanan sesuatu bangsa Inggris, konsep ini disebut dengan berbagai di bumi mereka sendiri adalah fitrah manusia istilah, antara lain Malay supremacy, itu sendiri yang dijadikan oleh Allah SWT” Malay suzerainty, Malay sovereignty, atau (Abdullah, 2011: xiii). Ketuanan Melayu Malay dominance. Tetapi pada masa akhir- adalah satu istilah yang mengacu kepada akhir ini lebih disukai dengan sebutan kenyataan bahwa orang Melayu adalah Malay hegemony, meminjam konsep yang bangsa asal di negara ini, dan Tanah Melayu digunakan oleh Gramsci. Menurut pendapat sejak dahulu kala telah dibangun dan orang Melayu, Ketuanan Melayu adalah diperintah oleh raja-raja Melayu. sebuah hak, yaitu hak orang Melayu untuk Di pihak lain, Orang Cina dan berkuasa secara dominan dalam politik Orang India adalah pendatang kemudian di Malaysia (khususnya Semenanjung yang dibawa masuk oleh penjajah Inggris Malaysia). Menurut mereka adalah wajar ke Malaysia sebagai indented labour sejak kalau Orang Melayu mendominasi politik akhir abad ke-19, untuk menjadi salah satu Malaysia, karena mereka adalah Pribumi faktor produksi dalam sistem perekonomian dan pewaris dari kekuasaan politik raja- imperialis-kapitalis mereka. Kedua golongan raja Melayu. Malaysia adalah tanah air penduduk tersebut dibawa ke Malaysia orang Melayu. Hak seperti ini adalah hak untuk menutupi kekurangan sumberdaya

2 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 manusia, terutama dalam kegiatan ekonomi Ketuanan Maroko di negeri Maroko, pertambangan timah dan perkebunan karet. Ketuanan Rusia di negeri Rusia, Ketuanan Sebagian kecil lain datang atas kehendak Cina di negeri Cina, Ketuanan India di sendiri untuk mencari penghidupan yang negeri India, dan seterusnya. Menjadi tuan lebih baik. Sejarah kedatangan Orang Cina di negerinya sendiri adalah hak dari setiap dan Orang India sebagai indented labour ini bangsa, sebuah hak yang sama wajarnya tercatat dengan jelas dalam dokumen sejarah dengan hak asasi manusia. Di Inggris ada Malaya. Setelah negara Persekutuan Tanah banyak warganegara keturunan Pakistan Melayu, atau Malaya, merdeka tahun 1957, dan India, tetapi ketuanan atas negeri ini sebagian besar Orang Cina dan Orang India berada di tangan Pribumi Inggris. Semua itu mendapatkan hak kewarganegaraan yang penduduk harus patuh kepada adat, bahasa, sah. Tidak lagi berstatus sebagai tenaga dan undang-undang Inggris. Di Jerman ada kerja pendatang yang diimpor oleh penjajah banyak warganegara keturunan Turki, tapi Inggris. Hak ini didapatkan sebagai hasil ketuanan di negeri ini adalah di tangan pertukaran dengan pengakuan mereka atas pribumi Jerman. Semua penduduk harus hak Ketuanan Melayu. tunduk kepada adat, bahasa dan undang- Namun demikian, pada masa akhir- undang Jerman. Contoh-contoh tentang hal akhir ini hak ini ditantang oleh warganegara ini dapat ditambahkan dari berbagai negeri baru tersebut. Orang Cina dan Orang India lain, termasuk dari negeri Cina dan negeri menuntut negara Malaysia menjadi sebuah India. Dari pertentangan dua pendapat ini negara demokrasi liberal yang menghormati maka lahirlah isu “Ketuanan Melayu,” yang hak asasi manusia dan persamaan hak bagi terus panas sampai sekarang di Malaysia, semua warganegara. Orang Cina dan Orang dan pernah mencapai puncaknya pada India semestinya mempunyai hak yang tahun-tahun 1969, 1986 dan 2008. Makalah sama dengan Orang Melayu, dalam segala ini akan membahas isu Ketuanan Melayu aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ini dari sudut pandang etnohistori dan politik. Maka muncullah gugatan terhadap antropologi politik. hak Ketuanan Melayu. Gugatan ini menjadi isu yang makin hangat di Malaysia, terutama KETUANAN MELAYU SEBAGAI ISU POLITIK sejak dilancarkan DEB (Dasar Ekonomi Baru) pada tahun 1971. Bagaimanapun, Konsep Ketuanan Melayu sebagai sebuah orang Melayu tetap kukuh bertahan dengan hak politik, menurut Zainal Abidin Borhan, segala cara guna mempertahankan hak muncul pertama kali dalam ceramah Ketuanan Melayu ini. seorang anggota Parlimen Malaysia dari Bagi Orang Melayu, Ketuanan partai UMNO Kok Lanas (), Melayu di negeri Melayu adalah satu Dato’ Abdullah Ahmad, yang diucapkan di hal yang wajar, sama wajarnya seperti Institute of International Affairs, Singapura, Ketuanan Jerman di negeri Jerman, 30 Agustus 1986. Ketuanan Melayu yang

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 3 dimaksudkan oleh Dato’ Abdullah Ahmad kelompok etnik pada tahun 1969. Program adalah dominasi Melayu dalam bidang ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar politik (Borhan 2009). Pernyataan Dato’ yang ada dalam konstitusi. Oleh karena itu Abdullah Ahmad dibuat dalam konteks tidak ada yang perlu digaduhkan dengan pembicaraan masalah politik utama konsepsi Ketuanan Melayu dan DEB ini. di Malaysia, yaitu isu pergolonganan Banyak golongan penduduk Non-Melayu (ethnicity). Isu pergolonganan yang paling masa kini yang lupa, bahwa setiap kontrak hangat dibincangkan orang Non-Melayu selalu menjamin manfaat bagi semua pada masa itu ada dua. Pertama, adalah pihak. Kontrak sosial dalam Konstitusi kedudukan istimewa Orang Melayu Persekutuan Tanah Melayu yang memberi dalam Konstitusi Malaysia Pasal 153 jaminan hak ketuanan Melayu bagi Orang dan kedua, adalah Dasar Ekonomi Baru Melayu telah dibayar pampasan bagi (1971). Kedua hal ini, menurut pendapat Orang Cina dan Orang India dalam bentuk orang Non-Melayu, adalah kekejaman hak kewarganegaraan Persekutuan Tanah yang menyengsarakan mereka (Abadi, Melayu. Orang Melayu mendapat hak 1987: 8). Kata Dato’ Abdullah, golongan- ketuanan dalam politik, manakala Orang golongan penduduk Non-Melayu itu telah Cina dan Orang India mendapatkan status mengambil kesimpulan sendiri secara warganegara Persekutuan Tanah Melayu. sepihak, tanpa memelajari dan memahami Itulah win-win solution pada waktu itu latar belakang sejarah yang menjadi dasar dalam rangka pemberian kemerdekaan dari kemunculan kedua kebijakan politik Persekutuan Tanah Melayu oleh penjajah dan ekonomi tersebut. Inggris. Bagi Dato’ Abdullah, “Orang Kepada orang Cina Malaysia, Melayu mesti menguasai politik Malaysia Dato’ Abdullah mengingatkan agar jangan seperti juga orang Cina telah menguasai mengungkit-ungkit isu sensitif ini. Jangan politik Singapura” (Abadi, 1987: 9-10). bermain api. Ini amat berbahaya. Kepada Sistem politik Malaysia yang memberi hak Orang Cina Singapura pula, Dato’ Abdullah ketuanan kepada orang Melayu adalah hasil meminta agar jangan membesar-besarkan dari kontrak sosial yang suci antara penjajah isu ini bersama Orang Cina Malaysia. Inggris, raja-raja Melayu, dan partai Melayu Karena, orang Melayu Malaysia juga (UMNO), partai Cina (MCA), dan partai India tidak memanas-manaskan Orang Melayu (MIC) pada masa menjelang kemerdekaan Singapura tentang kedudukan mereka Persekutuan Tanah Melayu. Kontrak sosial yang marginal di negara itu, meski mereka itu terwujud dalam bentuk Konstitusi Pribumi di Singapura. Malaysia tidak Persekutuan Tanah Melayu, terutama yang mencampuri urusan politik dalam negeri tertulis dalam Pasal 153. Manakala Dasar Singapura. Dato’ Abdulah meminta agar Ekonomi Baru (DEB) adalah program yang Singapura menerima sistem politik yang diciptakan setelah terjadi pergaduhan antar berlaku di Malaysia masa kini, jangan

4 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 menjadi pendorong kepada perpecahan di berkurang dalam Pilihan Raya Umum 1986, Malaysia. “Jika bangsa Melayu menemukan terutama di kawasan perkotaan, maka hal itu dirinya terlalu diancam, kemungkinan adalah disebabkan oleh berbagai kebijakan akan menimbang untuk bersatu dengan pemerintah yang tidak berkenaan di hati Indonesia. Banyak orang Melayu yang rakyat, termasuk skandal dalam Pribumi memberi tahu saya bahwa mereka lebih rela Monetary Funds (BMF). Dasar Ekonomi berkongsi kemiskinan dengan Indonesia Baru dikecam karena dampak negatifnya daripada melihat kedudukan politik mereka terhadap investasi modal dan polarisasi hancur” (Abadi, 1987: 16). sosial. Dasar birokrasi etnik yang lebih Ucapan “Dato” Abdullah Ahmad mengutamakan Orang Melayu daripada ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul, golongan-golongan lain telah menyinggung tetapi mempunyai pendahulu. Ucapan ini perasaan Orang Non-Melayu (Thomas “terbit sebagai jawapan kepada apa yang Chiason dalam Abadi, 1987: 59-63). dibangkitkan oleh partai-partai pembangkang Seorang lagi tokoh kelompok Cina, Kua Kia di sepanjang Pilihan Raya Umum tahun Soong, menganggap ucapan Dato’ Abdullah 1986 lalu, yang mengeksploitasi isu sensitif sebagai ucapan yang berani, bahkan lebih ini secara sepenuhnya hingga menimbulkan berani daripada yang selama ini disampaikan keresahan dalam kalangan orang-orang oleh siapa pun pemimpin partai berkuasa Melayu” (Ismail, 1987: 53). Sebenarnya UMNO (Kua Kia Soong, dalam Abadi, apa yang diucapkan oleh Dato’ Abdullah 1987: 64-70). Kata Kua, penggunaan faktor adalah pandangan umum Orang Melayu. sejarah dalam menuntut hak Ketuanan Perbedaannya adalah bahwa Dato’ Abdullah Melayu, akan menggembirakan orang- berani membuka hal ini secara terus terang orang seperti Hitler dan Mussolini. Tuntutan dan berani. Ucapan Dato’ Abdullah Ahmad ini mengorbankan pendekatan moral, ini langsung mendapat tanggapan keras dari demokrasi, hak asasi manusia, dan undang- pihak penduduk Malaysia Non-Melayu, undang. Dato’ Abdullah telah salah tafsir terutama Orang Cina. Tidak sampai 10 hari dalam membaca Konstitusi Persekutuan setelah itu, sebuah artikel jawaban terhadap Tanah Melayu 1957. Jika konsep Ketuanan Dato’ Abdullah muncul dalam koran Cina Melayu tercantum dalam konstitusi itu, berbahasa Inggris The Star, yang ditulis maka negara Malaysia tidak mungkin oleh Thomas Chiason. Dikatakannya wujud. Persamaan hak adalah asas untuk bahwa ucapan Dato’ Abdullah sangat persatuan Malaysia. Ini adalah kebenaran menyinggung perasaan rakyat Malaysia sejagat. Pemisahan masyarakat atas Pribumi yang berpikiran waras. Dato’ Abdullah dan Non-Pribumi adalah sistem politik pilih tidak menyadari sumbangan yang telah kasih dan menjadi sumber perpecahan. “... diberikan oleh golongan penduduk Non- jika sekalipun 10 jabatan menteri diberikan Melayu dalam membangun negara ini. Jika kepada Non-Melayu, itu tetap tidak dapat partai pemerintah mendapatkan suara yang mengatasi penderitaan mereka” (Kua Kia

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 5 Soong, dalam Abadi, 1987: 70). Jangan Ketuanan Melayu 2009 di Melaka. biarkan asas persamaan hak dihapuskan oleh Saya beranggapan bahwa anggota politik yang gegabah. Tanggapan pandangan di atas adalah ahistoris, yaitu terhadap ucapan Dato’ Abdullah juga telah memutuskan sejarah hubungan masyarakat diberikan oleh banyak pakar ilmuan dan Pribumi Malaysia dengan kelompok- tokoh politik Malaysia seperti Tan Sri Dr. kelompok Pribumi di sekelilingnya, Tan Chee Khoon, Dr. Chandra Muzzafar, bahkan memutuskan hubungan sejarah , Dr. Mavis Puthucheary, Dr. orang Melayu dengan suku-suku bangsa Goh Cheng Teik, Kassim Ahmad, dan lain- Austronesia di Nusantara. Seolah-olah lain yang semuanya dapat dibaca dalam Das masyarakat Pribumi Malaysia, terutama (1987). orang Melayu, beserta hak ketuanan yang dimilikinya, baru hadir di dunia ini setelah LATAR BELAKANG KULTURAL adanya kerajaan Melaka pada tahun 1400 KETUANAN MELAYU DI ALAM M. Mereka yang berpandangan seperti ini MELAYU-NUSANTARA seolah-olah terlupa bahwa kerajaan Melaka dibangun oleh keturunan bangsawan Kebanyakan pakar sosial, apakah Melayu Melayu-Sriwijaya dari Palembang. Mereka ataupun Non-Melayu, mengaitkan hak seolah-olah terlupa bahwa kerajaan Johor, ketuanan Melayu ini dengan Kesultanan pewaris Melaka, pernah berpusat dan Melayu Melaka. Bahwa kerajaan Melayu berkuasa di Riau-Lingga. Bahkan jauh lebih pertama di Semenanjung Malaysia adalah awal lagi, masyarakat Pribumi Malaysia, Melaka yang diperintah oleh raja-raja apakah Melayu di Semenanjung Malaysia Melayu dengan rakyat orang Melayu. ataupun kelompok-kelompok Dayak di Apabila Melaka jatuh pada tahun 1511, hak Borneo, tidak dapat dipisahkan sejarahnya ketuanan ini diturunkan oleh Melaka kepada dari kelompok-kelompok masyarakat kerajaan-kerajaan Melayu pewarisnya, berbahasa Austronesia yang datang ke yang kemudian bergabung membentuk Nusantara 2-3 ribu tahun Sebelum Masehi. negara Persekutuan Tanah Melayu, dan Dengan menggunakan pendekatan terus menjadi Malaysia pada tahun 1963. etnohistori, yaitu kajian sejarah sosiokultural Jadi, institusi Kesultanan Melayu-lah bangsa Melayu di alam Nusantara, penulis yang menjadi dasar bagi hak Ketuanan akan memperlihatkan bahwa hak Ketuanan Melayu itu sampai sekarang (Thock, 2007: Melayu telah menjadi ketentuan adat suku- 57). Dengan demikian, selama institusi suku bangsa Nusantara sejak sebelum Kesultanan Melayu terus lestari maka hak Melaka. Konsepsi Ketuanan Melayu lahir Ketuanan Melayu ini tidak akan pernah bersamaan dengan pendudukan Orang hilang. Pandangan yang serupa ini juga Melayu Austronesia atas alam Melayu- disepakati oleh sebagian besar golongan Nusantara (Malay archipelago). Orang intelektual Melayu dalam Seminar Nasional Melayu Austronesia adalah penduduk

6 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 pertama di alam Nusantara, hidup berpencar- komunitas pedusunan ini penduduk pencar dan berkembang biak, membentuk Pribumi adalah “tuan” dan mempunyai kelompok-kelompok suku-bangsa tersendiri “hak ketuanan” atas seluruh alam, wilayah, (Bellwood 2009; Ikatan Ahli Arkeologi dan kekayaan alam yang ada diatas dan di Malaysia). Sebelum kedatangan pengaruh bawah buminya. Mereka berdaulat dalam Hindu dari barat dan Cina dari utara, segala bidang kehidupan, terutama bidang kelompok-kelompok suku-bangsa ini hidup politik dan ekonomi atas wilayah adatnya. berladang (swidden agriculture) dalam Hak ketuanan ini sama dengan apa yang komunitas-komunitas dusun semi-permanen disebut sebagai beschikkingsrecht oleh yang berdikari dalam hutan (autonomus and pakar-pakar etnologi Belanda, satu konsep self-sufficient semi-permanent community) yang ditemukan oleh van Vollenhoven . Komunitas-komunitas ini mempunyai (Vollenhoven, 1982; Ter Haar, 1962). sebutan tersendiri menurut bahasa setempat, Konsep Ketuanan Melayu memang berasal seperti nagari pada orang Minangkabau, dari kata ‘tuan,’ namun kata tuan ini tidak huta pada orang Batak, banjar pada orang diartikan sebagai lawan dari ‘hamba,’ tetapi Bali, banua pada orang Banjar, marga pada mengacu kepada pengertian sovereignty orang Palembang, rumah-panjang pada dalam bahasa Inggris atau daulat dalam orang Iban, betang pada orang Ngaju, dusun bahasa Melayu. Hak ketuanan sebuah pada orang Petalangan, atau desa secara komunitas suku-bangsa atau dusun terutama umum. ditujukan kepada komunitas tetangga dan Setiap kelompok bertutur dalam orang dagang yang melintas di daerah salah satu dialek keluarga bahasa mereka. Siapa yang hendak melintas, atau Austronesia, hidup damai teratur di bawah hendak membuka ladang, di kawasan panduan adat Melayu-Nusantara, yang ketuanan sebuah komunitas, harus minta merupakan bagian dari adat Melayu- izin dari penguasa komunitas berkenaan. Polynesia, dan menganut kepercayaan Pelanggaran terhadap hak ketuanan sebuah animisme (Omar, 2009; Marsden, 1966). komunitas oleh penduduk tetangga dapat Sisa-sisa peninggalan dari kehidupan yang dikenakan denda. Pada masa lampau, seperti ini pada masa sekarang masih terlihat pertengkaran karena melanggar garis dalam komunitas-komunitas asli Dayak di batas hutan ulayat komunitas tidak jarang pedalaman Borneo, Nias di kepulauan Nias mencetuskan perang antara suku-suku dan dan Mentawai di barat Sumatera, Badui di dusun-dusun yang bertetangga. Banten-Jawa Barat, Jakun di Semenajung Hak ketuanan dalam bidang Malaysia, Talang Mamak di Sumatera pertanahan disebut dengan istilah ‘hak Tengah, Sakai di Riau, dan di berbagai ulayat’ dalam bahasa Minangkabau, atau tempat di pedalaman Sulawesi, Flores, ‘hak wilayat’ dalam bahasa Petalangan Maluku dan seterusnya (Koentjaraningrat (Riau), atau ‘hak saka’ dalam bahasa Senoi , 1964; Kartohadikoesoemo, 1965). Dalam (Semenanjung Malaysia). Tanah yang

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 7 menjadi hak ketuanan sesebuah komunitas flora liar (pohon lebah, pohon buah-buahan disebut dengan istilah ‘tanah ulayat,’ ‘tanah dan pohon kayu) dan binatang-binatang liar wilayat,’ atau ‘tanah saka’ (Ter Haar, 1962; yang berada di dalam kawasan tersebut” Effendy, 1997; Carey, 1976). Meskipun hak (Ter Haar, 1962: 97). ulayat ini, sebagai sebuah konsep hukum Pada zaman kolonial Eropa, hak adat, baru ditemukan van Vollenhoven pada seperti ini masih hidup, meski mulai tahun 1909, namun hak ini adalah bersumber terganggu. Pada masa kini hak ini terus dari hukum asli Pribumi Melayu-Nusantara, diupayakan untuk tetap hidup, meski berlaku dari zaman yang sudah tidak terlacak makin terganggu oleh apa yang disebut lagi. Dikatakan oleh Kartohadikoesoemo, ‘pembangunan.’ Pengambilalihan tanah “Menurut hukum adat asli maka hak atas ulayat milik komunitas adat, terutama yang tanah adalah sepenuhnya di tangan rakyat dilakukan oleh penguasa negara, pada zaman desa, tidak saja kekuasaan atas tanah penjajahan dan zaman merdeka, seringkali pertanian, akan tetapi juga atas tanah menimbulkan konflik antara penduduk yang belum digarap (ditanami), malah desa dengan pemerintah. Di Sarawak juga meliputi hutan belukar dan gunung- dan Sabah, perkara-perkara seperti ini jurangnya (sa-tebanne sa-jurang-perengge). berkembang menjadi isu Native Customary Raja-raja tidak mengambil kekuasaan atas Right (NCR), di Sumatera Barat disebut tanah ini.” sebagai persoalan tanah ulayat, manakala di Bahkan Raja-raja tidak punya Riau berkembang menjadi sebuah tuduhan kekuasaan atas tanah ulayat ini. Hal ini tentang ‘marginalisasi’ Orang Darat oleh berlaku secara nyata, misalnya, di bekas Pemerintah Daerah (Adam, 1998; Stail wilayah Kerajaan Pelalawan, Riau, yang Pembangunan, 2011; Hasan, 1988; Rab, sebahagian besar tanah dan hutan ulayatnya 2002). Ini adalah persoalan yang panas adalah milik Orang Petalangan. Kerajaan pada masa akhir-akhir ini di daerah-daerah Pelalawan mengakui secara resmi tanah tersebut. Dengan demikian, kesimpulannya, dan hutan ulayat milik Orang Petalangan dalam tradisi hukum adat Pribumi Melayu- tersebut. Walaupun kekuasaan politik Nusantara, tanah bukanlah barang yang atas wilayah Petalangan berada di tangan boleh dimiliki dengan samau-maunya oleh Kerajaan Pelalawan, namun jikalau pihak sesiapa saja. kerajaan punya keinginan atas sebidang Hak ketuanan penduduk Pribumi tanah dan hutan ulayat, maka pihak juga tercermin dalam sistem pemerintahan kerajaan akan “terlebih dahulu melakukan desa. Setiap desa dipimpin oleh seorang musyawarah dan memintanya secara baik- kepala desa yang disebut dengan istilah baik” kepada Orang Petalangan” (Effendy, datok empat di Selangor, penghulu pucuk 1997: 61). Properti lain yang juga termasuk di Minangkabau, lurah di Jawa, klian kedalam hak ulayat ini adalah “Air (sungai- banjar di Bali, imeum peut di Aceh, raja sungai, dan kawasan laut atau sasi laut), nagori di Maluku, ketiapan di Petalangan,

8 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 dan seterusnya (Koentjaraningrat, 1964; Pribumi Melayu ataupun pendatang Cina Kartohadikoesoemo, 1965). Dalam dan India, adalah sama derajatnya di mengelola administrasi desa, kepala bawah undang-undang Malayan Union. desa dibantu oleh mantri-mantri, yang Mereka diberi kewarganegaraan melalui jumlahnya tergantung kepada bidang prinsip jus soli. Demikianlah maka seluruh tugas yang diperlukan. Di bawahnya Semenanjung Malaysia jatuh menjadi tanah adalah rakyat banyak yang tersusun dalam jajahan yang diperintah secara langsung kelompok-kelompok suku dan perut oleh Inggris dari London (Saat, 2009: 24- (dalam masyarakat matrilineal), jorong dan 41). kampung, dan sebagainya. Setiap suku, atau Hal yang mengecewakan Orang jorong, mempunyai pula seorang kepala Melayu adalah pertanyaan kenapa semua yang bertanggung jawab atas keselamatan raja-raja Melayu setuju dengan rencana ini. dan kesejahteraan anak buahnya. Dengan Semua raja-raja itu setuju menyerahkan hak demikian dapat disimpulkan bahwa sejak ketuanan mereka atas negeri-negeri Melayu awal sudah ada sistem pemerintahan kepada Inggris. Sebaliknya, seluruh rakyat yang teratur dalam komunitas asli bangsa Melayu dari semua golongan dan politik Melayu-Nusantara. Kedaulatan dalam bergerak menentang Malayan Union. Bagi setiap komunitas dipegang oleh pemimpim Orang Melayu, pelupusan kedaulatan raja- Pribumi komunitas tersebut, dan tiada raja Melayu atas kerajaan mereka berarti sesiapa yang dapat menentangnya. menghapuskan hak Ketuanan Melayu atas Persekutuan Tanah Melayu. Bagi Orang KETUANAN MELAYU DI NEGARA Melayu, kedaulatan raja Melayu adalah MODERN MALAYSIA: TANTANGAN sesuatu yang tidak boleh diganggu-gugat. MALAYAN UNION (1946) Ini adalah pegangan politik tradisional orang Melayu. Selain itu, Malayan Union Peristiwa yang paling awal yang menantang juga akan menghilangkan kedudukan Orang hak Ketuanan Melayu ialah ketika Melayu sebagai Pribumi di Tanah Melayu Inggris, setelah Perang Dunia II tahun (Adam, 1996: 162-63). 1946, berencana hendak membuat negara Penolakan ini telah membangkitkan Malayan Union di Semenanjung Tanah semangat nasionalisme seluruh bangsa Melayu. Seluruh sembilan Kerajaan Melayu Melayu di Persekutuan Tanah Melayu. Pada dan seluruh Negeri Selat di Semenanjung puncaknya penolakan ini telah melahirkan Malaya hendak digabung menjadi sebuah organisasi politik UMNO di bawah pimpinan pemerintahan di bawah seorang Gubernur Dato’ Oon Jaafar pada tahun 1946 (Ramlah, Jenderal Inggris, kecuali Singapura. Negara 1998: 2). Inilah pertama kali seluruh rakyat baru ini menghapuskan hak ketuanan raja- Melayu di Semenanjung Melayu bersatu raja Melayu atas negerinya. Seterusnya, menentang musuh yang satu, yaitu Malayan semua penduduk Malayan Union, apakah Union, demi mempertahankan hak utama

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 9 yang satu, yaitu Ketuanan Melayu. Melayu dalam konstitusi sebuah negara Perundingan demi perundingan modern (Thock, 2007: 62). dibuat antara UMNO, raja-raja Melayu, dan penjajah Inggris. Demonstrasi demi TANTANGAN GOLONGAN demonstrasi digelar Orang Melayu PENDATANG CINA DAN INDIA menentang Malayan Union sepanjang tahun 1946. Pada akhir Juni 1946, setelah melalui Perjuangan babak kedua Orang Melayu di berbagai rintangan, usaha bangsa Melayu Semenanjung Malaya adalah membentuk berhasil. Pemerintah kolonial British satu negara merdeka yang bukan hanya akhirnya membatalkan Malayan Union bebas dari penjajahan Inggris, tapi juga (Ramlah, 2009: 108). Setelah itu, Juli 1946, mempertahankan hak ketuanan raja-raja satu Komisi Kerja (Working Committee) Melayu dan Orang Melayu. Perjuangan ini telah dilantik oleh penjajah Inggris untuk tidak kalah berat dan rumitnya. Kini lawan menyusun satu rencana bagi kemerdekaan utama mereka bukan lagi Inggris yang sudah Persekutuan Tanah Melayu. Komisi Kerja bersedia untuk memberi kemerdekaan ini terdiri dari enam orang pegawai tinggi kepada Malaya, tapi golongan pendatang, Inggris, empat orang wakil raja-raja khususnya Orang Cina, yang faktanya Melayu, dan dua orang wakil UMNO. menguasai ekonomi Persekutuan Tanah Komisi ini telah bermusyawarah dari Melayu. Golongan Cina dan Golongan Agustus sampai Desember 1946. Hasilnya India menginginkan persamaan hak dengan adalah satu kerangka perjanjian tentang Pribumi Melayu dalam negara yang akan rencana pembentukan sebuah negara baru dimerdekakan ini. Mereka tidak dapat yang Persekutuan Tanah Melayu menerima tiga prinsip dasar yang disepakati dan sebuah konstitusi bagi dasar negara di atas. Untuk itu mereka membentuk tersebut. sebuah organisasi bersama, yaitu All- Tiga prinsip dasar telah disetujui Malaya Council of Joint Action (AMCJA) bagi negara yang akan dibentuk ini, yaitu: yang diketuai oleh Tan Cheng Lock pada • Kedaulatan dan kuasa-kuasa raja-raja Disember 1946. Melayu tetap dipelihara. Mereka mengemukakan pula satu • Syarat-syarat kewarganegaraan yang memorandum yang berisi tiga prinsip bagi lebih ketat bagi golongan Non-Melayu, negara Malaya yang akan dibentuk, yaitu: dan • Penyatuan seluruh Tanah Melayu • Kedudukan istimewa Orang Melayu (termasuk Singapura), dijamin (Nazaruddin, dkk. 2009: 44). • Pemerintahan sendiri melalui sebuah Perjanjian Persekutuan Tanah Melayu Badan Perundangan Pusat dengan ini, menurut Thock Ker Pong, adalah anggota-anggota dipilih rakyat, dan keberhasilan babak pertama perjuangan • Hak-hak kerakyatan yang sama bagi orang Melayu menegakkan hak Ketuanan semua orang yang menganggap Tanah

10 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 Melayu sebagai tanah air dan tumpuan bermain cerdik dalam tarik-ulur, tawar- taat setia (Nazaruddin dkk. 2009: 45). menawar, dalam menyusun konstitusi negara baru ini. Meski negara Persekutuan Tanah Melayu di atas kertas telah berdiri pada 1 KONSTITUSI NEGARA Februari 1948 atas dasar konstitusi yang PERSEKUTUAN TANAH MELAYU: dihasilkan oleh Komisi Kerja yang telah SEBUAH KONTRAK SOSIAL ANTAR disebutkan di atas, namun demikian, GOLONGAN negara ini secara de facto belum merdeka, masih di bawah kuasa penjajah Inggris. Sampai tahun 1951, negara Persekutuan Masalah utama yang dihadapi oleh negara Tanah Melayu belum merdeka. Perjuangan baru ini adalah persatuan antar golongan untuk menghasilkan satu konstitusi etnik, karena golongan Non-Melayu masih yang lebih mantap bagi negara yang belum setuju sepenuhnya dengan konstitusi akan dimerdekakan ini disalurkan tersebut. Isu utama adalah tentang bahasa melalui organisasi partai politik. Ini satu nasional, agama negara, kewarganegaraan lagi kecerdikan Inggris, sehingga hak orang-orang Non-Melayu. untuk mendapatkan kewarganegaraan Di sini terlihat kecerdikan dan bagi golongan pendatang itu adalah kelicikan Inggris memainkan peranan atas perjuangan mereka sendiri, bukan seolah-olah berlaku sebagai “pendamai” kemurahan hati yang diberi Inggris. antara Pribumi melawan Non-Pribumi. Mayoritas Orang Melayu bergabung dalam Padahal mereka mempunyai agenda partai UMNO, Orang Cina membentuk tersendiri dalam proses kemerdekaan ini. MCA (Malayan Chinese Association), dan Pertama mereka tidak mau memasukkan Orang India membentuk MIC (Malayan Singapura ke dalam negara yang akan Indian Congress). Ketiga partai ini dibentuk ini. Mereka ingin tetap memegang membangun satu koalisi yang diberi nama Singapura sebagai kota yang penting Partai Perikatan. Partai-partai lain di luar dalam strategi militer dan ekonomi yang tiga ini adalah minoritas. Pemilu kapitalis Inggris di Asia Tenggara. Kedua, pertama diselenggarakan tahun 1955. nasib golongan Non-Melayu di Malaya Hasilnya adalah 51 dari 52 kursi di Parlimen semestinya menjadi tanggung jawab Inggris, direbut oleh koalisi Partai Perikatan. Hanya karena merekalah yang mengimpornya dari satu yang lepas ke tangan Partai Islam India dan Cina. Jika dalam negara baru ini SeMalaya (PAS). Kabinet baru dibentuk golongan Non-Melayu ini tidak diterima berdasarkan atas hasil Pemilu ini, dengan sebagai warganegara, maka mereka harus sebagai Perdana dicarikan tempat penampungan barunya Menteri Persekutuan Tanah Melayu. Setelah oleh Inggris. Mungkin di negeri Inggris itu perundingan kemerdekaan Persekutuan sana. Demikianlah maka Inggris harus ikut Tanah Melayu mulai dijalankan antara

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 11 penjajah Inggris dengan utusan-utusan dinyatakan merdeka. koalisi Partai Perikatan ini. Akhirnya Meskipun istilah ‘Ketuanan pada 18 Januari 1956 Inggris setuju untuk Melayu’ tidak tertulis dalam konstitusi, memberikan kemerdekaan kepada negara tapi konstitusi ini menjamin hak Ketuanan Persekutuan Tanah Melayu, dengan syarat Melayu. Apa yang disebut sebagai hak akan dibentuk satu Komisi untuk merangka Ketuanan Melayu ini terdiri dari seperangkat dan menyusun konstitusi baru bagi negara Pasal dalam konstitusi ditambah dengan tersebut. satu Ayat dalam Akta Angkatan Bersenjata Komisi ini telah bekerja selama Malaysia. Semuanya itu terpahat pada apa tahun 1956 di bawah pimpinan seorang yang terkenal dengan nama Tujuh Wasiat pegawai tinggi Inggris yang bernama Lord Raja-Raja Melayu, yang isinya adalah: Reid, dengan anggota Sir Ivor Jennings 1. Kami namakan dan kami panggil akan (Inggris), Sir William Mckell (Australia), dia, bumi yang kamu pijak dan langit B. Malik (India), Hakim Abdul Hamid yang kamu junjung, Persekutuan Tanah (Pakistan). Tidak seorang pun wakil raja- Melayu (Pasal 1 Konstitusi); raja Melayu dan pemimpin politik lokal 2. Kami isytiharkan dan kami simpan yang menjadi anggota penyusun konstitusi untuk kamu dan kami benarkan kamu negara baru ini. Dalam menyusun konstitusi isytihar dan simpan untuk anak cucu ini, Komisi menerima berbagai memorandun kamu, selain gunung-ganang, tasik dan dari berbagai pihak, tapi yang terpenting hutan simpan, tanah simpanan Melayu adalah memorandum dari raja-raja Melayu sehingga nisbah 50%, selebihnya kamu dan koalisi Partai Perikatan. “Dalam proses rebutlah bersama-sama golongan lain ini berlakulah negosiasi antar golongan (Pasal 89 Konstitusi); tentang hal-hal yang berkaitan dengan 3. Bagi menjaga kamu dan bagi melindungi kepentingan mereka masing-masing. anak cucu kamu serta harta hak milik Misalnya, golongan Pribumi melonggarkan kamu, kami telah tubuhkan Rejimen syarat kewarganegaraan bagi Non- Askar Melayu selain untuk membanteras Pribumi, sementara golongan Non-Pribumi kekacauan dalam negara dan ancaman menerima hakikat kedudukan istimewa dari luar negara (Seksyen 16 (1) Akta golongan Pribumi (bold, sic). Secara tidak Angkatan Bersenjata 1972); langsung terjadi satu perjanjian murni antara 4. Kami kekalkan dan kami jamin golongan-golongan di negara ini demi Kerajaan dan Kedaulatan Raja-Raja kepentingan bersama” (Nazaruddin dkk. Melayu memerintah negara ini (Pasal 2009: 54). Konstitusi baru ini diluluskan 32 Konstitusi); oleh Parlimen Persekutuan Tanah Melayu 5. Kami isytiharkan Islam ialah Agama pada 15 Agustus 1957, disahkan pada Persekutuan (Pasal 3 Konstitusi); 27 Agustus 1957. Dan pada 31 Agustus 6. Kami tetapkan bahasa kebangsaan ialah 1957 negara Persekutuan Tanah Melayu Bahasa Melayu (Pasal 152 Konstitusi);

12 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 dan Pilihan Raya Umum awal dikomentari oleh 7. Kami amanahkan dan kami seorang pemimpin golongan Cina, T.H. Tan pertanggungjawabkan kepada Raja- sebagai berikut, “...mereka (orang Melayu) Raja Melayu untuk melindungi dengan penuh rela menyokong calon- Kedudukan Istimewa Orang Melayu dan calon Perikatan berbangsa Cina dan India. Kepentingan Sah Golongan-Golongan Bukan sahaja mereka melepaskan kerusi- Lain (Pasal 153 Konstitusi). kerusi yang tidak syak lagi boleh menjadi Dengan begini maka kita paham milik mereka, malah mereka bekerja keras, bahwa yang dimaksudkan dengan Ketuanan sedaya upaya untuk calon-calon Cina dan Melayu secara judisial adalah enam Pasal India” (Nazaruddin, dkk. 2009: 53). dalam Konstitusi Persekutuan Tanah Tapi keadaan ini tidak berlangsung Melayu dan satu Ayat dalam Akta Angkatan lama. Tahun 1963, Persekutuan Tanah Bersenjata Malaysia 1972. Semuanya Melayu berubah menjadi Malaysia, dengan disebut sebagai Tujuh Wasiat Raja-Raja menggabungkan negeri-negeri baru, yaitu Melayu. Dengan begini, maka Orang Melayu Singapura, Sarawak, dan Sabah. Dengan telah memenangkan babak kedua dalam masuknya Singapura ke dalam Malaysia, perjuangan memantapkan hak Ketuanan maka jumlah penduduk Cina bertambah Melayu secara juridis konstitusional di dengan sangat besar. Isu bahasa dan Persekutuan Tanah Melayu, yang sejak pendidikan nasional yang sudah diterima tahun 1963 telah menjadi Malaysia. dalam konstitusi, mulai diungkit-ungkit menjadi isu politik oleh golongan Non- TINDAKAN BALASAN GOLONGAN Melayu, khususnya golongan pembangkang PENDATANG Cina. Peoples Action Party (PAP) di bawah pimpinan Lee Kuan Yew, menggoncang Kerusuhan Etnik 1969. konstitusi dengan konsep ‘Malaysian Pada masa beberapa tahun sesudah Malaysia,’ yang menuntut persamaan hak kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu, bagi semua warganegara Malaysia dalam semua pihak nampak seperti dapat segala aspek. Karena tuntutannya akan menerima konsep Ketuanan Melayu yang persamaan hak tidak terkabul, akhirnya tersurat dalam konstitusi, terutama dari Singapura keluar dari Malaysia tahun 1965. kalangan Non-Melayu. Orang Melayu telah Di pihak lain, Orang Melayu pun berbaik budi terhadap golongan pendatang tidak merasa puas dengan kelambanan kata Tunku Abdul Rahman, “Orang Melayu negara di bawah pimpinan Tunku Abdul telah memberikan pengorbanan yang Rahman dalam memajukan perekonomian begitu banyak daripada hak-hak sebagai orang Melayu yang tertinggal jauh dari Tanah Melayu kepada bangsa- golongan Cina. Seberapa dominan pun bangsa bukan Melayu....” Manakala kekuasaan Melayu dalam bidang politik, baik budi Orang Melayu dalam beberapa tapi bidang ekonomi adalah di tangan

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 13 golongan Cina. Dominasi Cina ini tidak disokong lagi oleh majoritas golongan terlihat misalnya dalam kasus proposal Cina. Sebaliknya, para penyokong partai Menteri Pertanian Abdul Aziz Ishak, yang Gerakan dan partai DAP melampiaskan bermaksud membuat pemasaran hasil- rasa kemenangan mereka dengan cara hasil pertanian melalui koperasi yang mengadakan perarakan besar-besaran pada dikendalikan oleh orang Melayu, pada awal 11 dan 12 Mei 1969, terutama di kota Kuala 1960an. Proposal ini tidak berhasil lolos, Lumpur. Dalam perarakan ini berbagai karena mendapat tentangan yang hebat dari kata-kata kotor dan penghinaan dikeluarkan pimpinan MCA, yang melihat proposal untuk mencacimaki Orang Melayu (Ismail, ini sebagai ancaman terhadap kepentingan 2005: 348). golongan kapitalis Cina. Tentangan MCA Beberapa yel-yel yang diteriakkan oleh ini mendapat dukungan dari Tunku yang demonstran Non-Melayu itu adalah: ingin terus mengekalkan keadaan status 1. Apa polis boleh buat, kita raja. quo. Akibatnya, Abdul Aziz Ishak tersingkir 2. Buang semua polis Melayu. dari kabinet pada tahun 1963. Kejadian ini 3. Mati Melayu, Sakai pergi masok hutan. dianggap sebagai krisis Ketuanan Melayu 4. sekarang China punya. (Thock, 2007: 66). 5. Melayu sekarang ta’ ada kuasa lagi. Krisis selanjutnya tercetus dalam 6. Melayu keluar, apalagi dudok sini. Kita hasil Pilihan Raya Umum tahun 1969, hentam lu, sekarang kita besar. dimana meski Singapura yang majoritas 7. Semua Melayu kasi habis. Cina sudah keluar dari Malaysia tahun 1965, 8. Apa ini Melayu, kita punya negeri namun koalisi Partai Perikatan mengalami dia sudah perentah. Ini negeri bukan kemorosotan yang serius bila dibandingkan Melayu punya. dengan hasil Pilihan Raya Umum 1964. 9. Ini negeri bukan Melayu punya, kita Dalam Pilihan Raya Umum 1964, koalisi mahu halau semua Melayu (Majlis Perikatan memenangkan 86% dari seluruh Gerakan Negara, 1969: 29-35). 104 kursi Parlemen yang dipertandingkan, Meskipun jumlah kursi koalisi manakala dalam Pilihan Raya Umum 1969, Partai Perikatan merosot banyak, namun koalisi Perikatan hanya memenangkan pada peringkat nasional koalisi Perikatan 63% kursi. Kekalahan terutama menimpa tetap keluar sebagai pemenang Pemilu. calon-calon dari partai Cina MCA. Para Atas kemenangan ini maka pada 13 Mei pemilih Cina banyak yang beralih memilih 1969, giliran Orang Melayu pula yang calon-calon partai pembangkang Cina, menyelenggarakan perarakan kemenangan yaitu Partai Gerakan dan DAP (Democratic di Kuala Lumpur. Perarakan kontra Action Party). MCA kalah dalam 20 perarakan ini akhirnya mencetuskan apa dari 33 calon yang ikut bertanding. Atas yang disebut Kerusuhan Etnik 13 Mei kekalahan ini MCA minta menarik diri antara Orang Melayu melawan golongan dari pemerintah yang berkuasa, merasa diri Non-Melayu (Majlis Gerakan Negara,

14 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 1969; Rahman , 1969). Sampai kini konflik Ahmad Ismail, minta maaf karena dalam etnik 13 Mei 1969 adalah kejadian yang kampanye Pemilu Sela di Pematang Pauh disesalkan dan dikuatirkan oleh semua telah mengatakan bahwa “Orang Cina di pihak di Malaysia. Malaysia adalah golongan pendatang.” Pernyataan ini telah membangkitkan Usikan Tan Sri Abdullah Ahmad (1986). kemarahan Orang Cina di Malaysia (Hussain, Selama beberapa tahun setelah pergaduhan 2009: 343). Datuk Ahmad Ismail menolak etnik 1969 suasana politik Malaysia nampak tuntutan ini karena apa yang dikatakannya seolah-olah tenang. Namun demikian adalah semata-mata kenyataan sejarah. hal yang sesungguhnya berlangsung di Bagaimanapun demi menjaga ketenteraman arus bawah tetap tegang. Golongan Non- negara, Majlis Tertinggi UMNO telah Melayu tetap merasa tidak puas dengan hak menghukum Dato Ahmad Ismail dengan Ketuanan Melayu yang dipegang oleh Orang cara mencabut keanggotaan UMNO beliau Melayu. Mereka terus membangkitkan selama tiga tahun. Atas kejadian ini banyak isu-isu persamaan hak. Dalam konteks orang Melayu yang marah dan kecewa. Pada inilah terlahir ucapan Tan Sri Abdullah masa yang hampir bersamaan, giliran Ketua Ahmad tentang konsep Ketuanan Melayu, Pergerakan Wanita Partai Gerakan (partai sebagaimana yang sudah dibahas dalam Cina dalam ), Lian Hoe, bahagian terdahulu. yang membuat pernyataan bahwa “Orang Melayu adalah pendatang dari Kepulauan Isu Dalam Pilihan Raya Umum 2008. Melayu di Nusantara, Orang Cina dari Isu berkenaan dengan Ketuanan Melayu China dan Orang India dari India” (Hussain, kembali panas duapuluh tahun kemudian. 2009: 352, dinukil dari Utusan Malaysia, Seperti juga dengan kasus Dato’ Abdullah, 15 Oktober 2008). Namun demikian, isu ini bangkit lagi pada masa kampanye nampaknya pernyataan Lian Hoe ini tidak Pemilu 2008, yaitu: menimbulkan isu besar di kalangan orang • Siapa golongan pendatang, Melayu. Ahmad Atory Hussain, profesor • HINDRAF dan ISA, politik dari Universiti Sains Malaysia, • Penolakan golongan Non-Melayu menyatakan rasa heran beliau tentang terhadap Dasar Ekonomi Baru, dan betapa dangkalnya pengetahuan sejarah • Penolakan golongan Non-Melayu anggota Parlimen Cina ini (Hussain, 2009). terhadap Kebijakan Administrasi Publik (Hussain 2009). Isu Penahanan Aktivis HINDRAF (Hindu Rights Action Force). Isu Golongan Pendatang. Pada 25 November 2007 Orang India Isu ini ialah mengenai tuntutan MCA (partai melakukan demonstrasi dan mengirim satu Cina dalam Barisan Nasional) agar Ketua memorandum kepada Kedutaan Inggris UMNO Bahagian Bukit Bendera, Datuk di Kuala Lumpur. Mereka menuduh

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 15 pemerintah Malaysia telah menghukum dipandang sebagai bersifat pergolonganan rakyat Commonwealth etnik India yang yang dapat membahayakan negara. cinta damai. Seterusnya, sejak kemerdekaan, pemerintah Malaysia kurang peduli Isu Dasar Ekonomi Baru. dengan pembangunan golongan India, dan Sejak lama Orang Cina dan Orang India menafikan hak-hak mereka, sebagaimana tidak menyukai Dasar Ekonomi Baru yang tercantum dalam Konstitusi 1957. (DEB) yang dilancarkan oleh negara Singkatnya, Orang India merasa diri Malaysia sejak 1971, untuk menanggulangi mereka telah dipinggirkan oleh pemerintah kemiskinan, terutama dalam kalangan Orang Malaysia, terutama dalam bidang politik Melayu. DEB dianggap sebagai kebijakan dan ekonomi, sehingga membuat mereka diskriminatif bagi keuntungan orang jatuh menjadi menjadi kelas orang miskin Melayu. DEB dianggap tidak adil, baik (Appadurai dan Dass, 2008). Oleh sebab terhadap kapitalis-kapitalis Cina mahupun demonstrasi ini dilakukan menjelang terhadap Orang India yang miskin. Dalam Pemilu Maret 2008, maka mungkin dapat rangka untuk mencapai tujuan DEB, salah diperkirakan bahwa maksudnya sebenarnya satu strategi yang diambil oleh Perdana adalah untuk menyerang partai pemerintah. Menteri Tun Razak adalah memperbanyak Pada akhir 2008, pemerintah Malaysia dan memperkuat peranan dan fungsi telah menahan beberapa orang aktivis BUMN. Kekayaan dan keuntungan dari HINDRAF dengan menggunakan Akta BUMN ini akan didistribusikan kepada Keamanan Dalam Negeri (ISA), karena golongan Pribumi Melayu. Jumlah BUMN mereka telah melakukan demonstrasi liar ini telah berkembang dengan pesat dari 22 tanpa izin. Organisasi mereka tidak terdaftar buah pada tahun 1960 menjadi 1149 buah dan aksi mereka dianggap mengganggu pada tahun 1992. keamanan dan keharmonisan hubungan Selanjutnya, pertumbuhan etnik. Atas penangkapan ini, pemerintah jumlah BUMN membawa akibat kepada telah mendapat banyak kritikan dari peningkatan dalam modal dan biaya yang berbagai pihak, khususnya dari aktivis Non- diperlukan. Misalnya, dalam Repelita Government Organization. Isu yang mereka Pertama Malaysia (1966-1977) alokasi ungkit terutama adalah masalah kemiskinan untuk dana ini hanya RM 4.6 bilion, dan golongan India yang tidak diperhatikan dalam Rancangan Malaysia Kelima (1986- oleh pemerintah UMNO. Pada 21 Oktober 1990) meningkat menjadi RM 57.5. Hal 2008, Menteri Dalam Negeri telah menutup yang lebih dibenci oleh golongan kapitalis organisasi HINDRAF. Alasannya bukanlah Cina adalah bahwa BUMN yang bergiat karena perjuangan mereka tentang hak-hak dalam perniagaan yang banyak merebut golongan Hindu dan golongan India, tetapi peluang bisnis kapitalis Cina (Thock, karena gerakan mereka yang memusuhi 2007: 77-78). Golongan India merasakan Melayu dan Islam. Gerakan mereka hal sama dengan Golongan Cina, bahwa

16 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 DEB hanya mementingkan posisi Orang membangkitkan isu krisis Ketuanan Melayu. Melayu, dan tidak memperhatikan keadaan UMNO menuduh bahwa hasil Pemilu 2008 Orang India yang miskin. Statistik resmi membuat hak Ketuanan Melayu berada mengenai kemiskinan dikatakan tidak sesuai dalam keadaan bahaya. UMNO hendak dengan pandangan Orang India. Keadaan mengatakan bahwa UMNO adalah satu- kemiskinan Orang India tidak terungkap satunya partai orang Melayu yang selama dengan sebenarnya dalam laporan-laporan ini membela hak Ketuanan Melayu. Biang resmi Pemerintah (Appadurai dan Dass, keladi dari keadaan ini, menurut UMNO, 2008). adalah kemenangan koalisi , yaitu koalisi tiga partai, yaitu PAS, PKR, TANTANGAN KOALISI PAKATAN dan DAP, di bawah pimpinan Anwar RAKYAT Ibrahim, yang dituduh oleh UMNO sebagai pengkhianat Melayu. Pemilu ke-12 pada 8 Maret 2008 adalah Sejak zaman gerakan menentang satu kejadian yang paling bersejarah dalam Malayan Union tahun 1946, perjuangan politik Malaysia, karena Barisan Nasional kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu (koalisi Partai Perikatan) yang dipimpin oleh awal tahun 1950an, pelancaran DEB UMNO mendapat kekalahan yang paling tahun 1971, dan mencapai puncaknya berat. Barisan Nasional yang memenangi dalam ucapan Tan Sri Abdullah Ahmad di 199 kursi dalam Pemilu 2004, kini menurun Institute Intenational Affairs, Singapura menjadi 149 kursi, menguasai hanya 62.6% 30 Agustus 1986, UMNO telah mendabik suara di Parlimen. Barisan Nasional bukan dada sebagai satu-satunya organisasi yang hanya kehilangan majoritas dua-pertiga di memperjuangkan hak Ketuanan Melayu. Parlimen, tetapi juga kehilangan kekuasaan Dengan kemerosotan peroleh suara UMNO atas empat Negara Bagian (Selangor, Perak, dalam Pilihan Raya Umum 2008 maka hak Pulau Pinang, dan Kedah). Manakala Ketuanan Melayu berada dalam keadaan Kelantan memang sejak sebelumnya sudah krisis. Partai-partai Melayu pembangkang, di bawah kuasa partai pembangkang PAS. yaitu PAS dan PKR, tidak berjuang untuk Sebenarnya hal yang lebih menguatirkan mempertahankan Ketuanan Melayu, tetapi bagi Barisan Nasional adalah dalam berjuang untuk apa yang mereka sebut hitungan suara pemilih, perbedaan perolehan ‘Ketuanan Rakyat’ (Jaffar, 2010).Dikatakan suara Barisan Nasional berbanding musuh oleh , “... kita tidak lagi utamanya, Pakatan Rakyat, adalah begitu bercakap mengenai Ketuanan Melayu, kecil. Barisan Nasional mendapatkan tetapi Ketuanan Rakyat” (Borhan, 2009). 4,081,115 suara (51.4%), manakala Pakatan Menimbang keadaan yang semacam Rakyat memperoleh 3,767,606 suara ini maka para intektual Melayu telah (47.5%) (Ahmad, 2012: 2). menyelenggarakan satu seminar nasional Atas kemerosotan ini, UMNO telah tentang Ketuanan Melayu di Melaka

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 17 pada 6-7 Januari 2009. Dalam seminar ini meriah pada masa menjelang dan sesudah telah dibentangkan 19 kertas kerja dari 26 Pilihan Raya Umum 2008 di Malaysia. orang pensyarah dan profesor Melayu dari Sekurangnya-kurangnya telah terbit empat berbagai universitas terkemuka di Malaysia. buku dengan judul Ketuanan Melayu, Berdasarkan topik-topik yang dibicarakan, yaitu karangan Thock (2007), Dharmala semua kertas kerja dapat dikelompokkan (2008), Jaffar (2010), dan Abdullah (2011), menjadi 3 kriteria. Pertama adalah mengenai ditambah dengan sebuah seminar besar definisi Ketuanan Melayu dan sejarah hak intelektual Melayu pada tahun 2009 di Ketuanan Melayu. Kedua adalah mengenai Melaka. Secara umum pengertian tentang program penguatan potensi orang Melayu konsepsi Ketuanan Melayu seperti yang untuk mempertahankan hak Ketuanan dirumuskan oleh Tan Sri Abdullah Ahmad, Melayu. Ketiga adalah tentang ancaman dan yaitu dominasi atau hegemoni politik tantangan terhadap hak Ketuanan Melayu. Melayu dalam negara Malaysia telah Di pihak lain, tuduhan UMNO bahwa diterima dan digunakan oleh khalayak ramai. Ketuanan Melayu berada dalam keadaan Namun demikian, dalam perbincangan krisis setelah Pilihan Raya Umum 2008 umum jarang yang mengaitkan pengertian telah dijawab oleh Kamarudin Jaffar dengan tersebut dengan pasal-pasal yang tercantum cara membandingkan hasil Pilihan Raya dalam Konstitusi Malaysia. Jika pun ada Umum 2004 dengan Pilihan Raya Umum yang berbuat demikian, acuannya hanya 2008. Dalam Pilihan Raya Umum 2004, kepada Pasal 153 dalam konstitusi, tentang anggota Parlimen Melayu adalah 122 orang, “tanggung jawab Yang di-Pertuan Agong manakala dalam Pilihan Raya Umum 2008 untuk melindungi kedudukan istimewa orang meningkat menjadi 130 orang. “Yang lemah Melayu.” Bahkan para politisi mengacukan sebenarnya ialah UMNO dan bukan Melayu. Ketuanan Melayu kepada bidang yang Dari segi politik sesungguhnya Melayu lebih sempit, yaitu kepada kekuatan politik bertambah kuat, bukan semakin lemah….” Melayu dalam Parlimen dan Pemerintahan Dengan sinis Kamarudin mendudukan Malaysia. Pendukung partai Melayu UMNO persoalan yang sebenarnya, bahwa yang malah lebih mempersempit lagi pengertian berada dalam keadaan krisis bukanlah Ketuanan Melayu kepada “Ketuanan Ketuanan Melayu, tetapi ‘Ketuanan UMNO’ UMNO.” Menurut pendapat mereka, sejak (Jaffar, 2010: 76, 80, 96). zaman perjuangan menentang Malayan Union tahun 1946, perjuangan kemerdekaan PENUTUP Persekutuan Tanah Melayu tahun 1948, pelancaran Dasar Ekonomi Baru tahun Isu Ketuanan Melayu, yang awalnya 1971, sampai Pilihan Raya Umum 2008, dibangkitkan oleh Tan Sri Abdullah Ahmad UMNO-lah yang telah memperjuangkan pada tahun 1986 di Singapura, telah Ketuanan Melayu. Oleh karena itu, apabila berkembang menjadi isu yang panas dan kedudukan politik UMNO merosot selepas

18 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019 Pemilu 2008, maka hak Ketuanan Melayu Raja-Raja Melayu itu. Oleh karena hak berada dalam keadaan kritikal. ini telah tercantum dalam Konstitusi dan Selanjutnya, dari segi sejarah asal Akta negara moden Malaysia, maka hak ini usulnya, kebanyakan pakar mengacukan adalah legal secara juridis. Oleh karena itu, konsep Ketuanan Melayu kepada golongan Melayu sebenarnya tidak perlu kedaulatan kerajaan Melayu Melaka pada memperdebatkan mengenai legalitas dari abad ke-15, yang seterusnya kedaulatan konsep Ketuanan Melayu ini. Apa yang ini diwariskan kepada kerajaan-kerajaan diperdebatkan selama ini sebenarnya adalah Melayu Semenanjung Malaysia yang ada tentang strategi dan program implementasi pada masa kini. Tidak ada yang berusaha dari hak Ketuanan Melayu itu. Sebagian untuk melacak sejarah asal usul konsep ini orang beranggapan bahwa implementasi sampai ke zaman sebelum Melaka. Dalam dari hak Ketuanan Melayu telah merugikan makalah ini penulis telah memperlihatkan kepentingan golongan Non-Melayu. bahwa konsep hak Ketuanan Melayu adalah sementara itu Orang Melayu mengatakan sama dengan apa yang disebut oleh pakar bahwa implementasi dari hak Ketuanan hukum adat Belanda, van Vollenhoven, Melayu telah banyak diselewengkan dengan istilah beschikkingsrecht. Dalam oleh pemimpin Melayu, apakah untuk bahasa Indonesia hak ini biasa disebut kepentingan golongan maupun untuk dengan nama “hak pertuanan.” Hak seperti kepentingan pribadi. ini telah ada dan dimiliki oleh penduduk Terakhir, sebagaimana yang telah Melayu-Austronesia sejak awal mereka kita lihat, akhirnya setelah berkuasa selama menduduki Alam Melayu Nusantara. Pada 60 tahun, UMNO rontok dalam Pilihan masa itu kelompok masyarakat otonom yang Raya Umum 2018, dikalahkan oleh koalisi terbesar adalah suku-bangsa atau komunitas di bawah pimpinan Dr. dusun, belum dalam bentuk kerajaan. Setiap Mahathir Mohammad dan Anwar Ibrahim. suku-bangsa atau dusun mempunyai hak Masalahnya adalah mantan Perdana Menteri ketuanan dalam bidang politik dan ekonomi , yang awalnya merupakan atas daerah kekuasaan mereka. anak kesayangan Mahathir, kini dituduh Dalam makalah ini penulis juga telah telah menyelewengkan milunan ringgit memperlihatkan bahwa apa yang disebut duit negara dalam 1Malaysia Development hak Ketuanan Melayu adalah satu konsepsi Berhad. Sehingga memunculkan cemoohan yang tercantum dalam enam Pasal dalam tentang bagaimana Najib telah mengubah konstitusi negara moden Malaysia ditambah hak Ketuanan Melayu menjadi hak dengan satu Akta Angkatan Bersenjata ‘Ketuanan Najib.’ 1972. Isi dari pasal-pasal tersebut selaras dengan apa yang disebut Tujuh Wasiat Raja- Raja Melayu. Dengan kata lain, intipati dari hak Ketuanan Melayu ialah Tujuh Wasiat

Marzali, Amri | Isu “ Ketuanan Melayu” di Malaysia ...| 19 PUSTAKA ACUAN (Ed), Malaysia: Sejarah Kenegaraan dan Poli- tik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Abadi, Kadir (1987). Dato’ Abdullah Ahmad: Ketu- Ismail, Hassan (1987). Masa Depan Orang Melayu. anan Melayu, Kuala Lumpur: Gateway Pub- Dalam Kadir Abadi (Ed), Dato’ Abdullah Ah- lishing. mad Ketuanan Melayu. Kuala Lumpur: Gate- way Publishing. Abdullah, Mohd Ridhwan Tee (2011). Masih Ada- kah Ketuanan Melayu? Kuala Lupur: Utusan Hussain, Ahmad Atory (2009). Beberapa Isyu yang Publications. Menjejaskan Ketuanan Melayu dan Hubungan Golongan,” kertas kerja dalam Seminar Nasion- Adam, Francis Johen (1998). Native Customary al Ketuanan Melayu, 6-7 Januari 2009, di Au- Rights Over Land in Sarawak. Journal of Ma- ditorium MITC, Ayer Keroh, Melaka. laysian and Comparative Law, 1998: 25, 217- 231. Jaffar, Kamarudin (2010). Krisis Ketuanan Melayu. Kuala Lumpur: Penerbit Ilham Baru. Adam, Ahmat (1996). Pengaruh Indonesia dalam Ali- ran Kiri Gerakan Kebangsaan Melayu. Dalam Kartohadikoesoemo, Soetardjo (1965). Desa (Cetakan Abdul Latiff Abu Bakar (Ed), Melaka dan Arus ke 2). Jogjakarta: Penerbitan Sumur Bandung. Gerakan Kebangsaan Malaysia. Malaysia: In- Koentjaraningrat (1964). Masjarakat Desa di Indo- stitut Kajian Sejarah dan Patriotisme Malaysia nesia Masa ini. Jakarta: Jajasan Badan Pener- dan Penerbit Universiti Malaya. bit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Ahmad, Zainal Abidin (2012). PEMILU 13, UMNO Majlis Gerakan Negara (1969). The May 13 Tragedy: Tumpas?. Petaling Jaya: Gerakbudaya Enter- A Report. Kuala Lumpur. prise. Marsden, William (1966). The History of Sumatra. Appadurai, Jayanath, dan G.A. David Dass (2008). Kuala Lumpur: Oxford University Press. : Looking Forward. Petal- Nazaruddin, M. J., Redzuan. M., Samah, A.A.S., ing Jaya: Strategic Information and Research dan Rashid, M. R., (2009). Pengajian Malay- Development Centre. sia: Kenegaraan dan Kewarganegaraan, edisi Bellwood, Peter (2009). Prehistory of Indo-Malay- kedua. Kuala Lumpur: Prentice-Hall. sian Archipelago. Honolulu: University of Ha- Omar, Asmah Haji (2009). Kata Pengantar. Dalam wai Press. A. H. Omar (Ed). Sama Serumpun. Tanjong Borhan, Zainal Abidin (2009). Ketuanan Me- Malim: Penerbit Universiti Pendidikan Sul- layu – Lambang Perpaduan, Kedaulatan dan tan Idris. Kewibawaan Malaysia. Kertas kerja dalam Rab, Tabrani (2002). Nasib Suku Asli di Riau. Pekan Seminar Nasional Ketuanan Melayu, 6-7 Jan- Baru: Riau Cultural Institute. uari 2009, di Auditorium MITC, Ayer Keroh, Rahman, Tunku Abdul (1969). May 13: Before and Melaka. After. Kuala Lumpur: Utusan Melayu Press. Carey, Iskandar (1976). Orang Asli: The Aboriginal Ramlah, Adam (1998). Kemelut Politik Semenanjung Tribes of Peninsular Malaysia. Kuala Lumpur: Tanah Melayu. Kuala Lumpur: Penerbit Uni- Oxford University Press. versiti Malaya. Das, K (1987). Dominasi Melayu? Rubrik Abdullah. Ramlah, Adam (2009). Dato’ Onn Ja’afar. Pengasas Kuala Lumpur: A.K. Das Ink Publications. Kemerdekaan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dharmala, N.S. (2008). Ketuanan Melayu Johol. Se- dan Pustaka. langor: Thinker’s Library Sdn Bhd. Saat, Ishak (2009). Malaysia 1945-2000. Kuala Lum- Effendy, Tenas (1997). Bujang Tan Domang; Sas- pur: Utusan Publications. tra Lisan Orang Petalangan. Yogyakarta: Stail Pembangunan. (2011, 27 November). Utusan Yayasan Bentang Budaya, Ecole Franĉaise Sarawak. d’Extreme-Orient, & The Toyota Faoundation. Ter Haar, B., (1962). Adat Law in Indonesia (translat- Hasan, Firman (1988). Dinamika Masyarakat dan ed from the Dutch by E. Adamson Hoebel and Adat Minangkabau. Padang: Pusat Penelitian A. Arthur Schiller). Djakarta: Bhratara. Universitas Andalas. Thock, Ker Pong (2007). Ketuanan Politik Melayu: Ikatan Ahli Arkeologi Malaysia. Asal Usul Melayu: Pandangan Golongan Cina. Kuala Lumpur: Induknya di Alam Melayu (tanpa penerbit, tan- University Malaya Press. pa tahun). Vollenhoven, C. Van (1982). Penemuan Hukum Adat Ismail, Abdul Rahman Haji (2005). Sejarah Politik Indonesia (terjemahan dari bahasa Belanda). Malaysia 1965-2000. Dalam A. R. H. Ismail Jakarta: Penerbit Djambatan.

20 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 10 No.2, 2019