Download (4MB)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Mider ing Rat Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta Penanggung Jawab Kepala Balai Bahasa DIY Editor Ratun Untoro Budi Sardjono R. Toto Sugiharto Gambar Sampul Bung Swa Desain Isi Erwan Supriyono Penerbit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta 55224 Telepon (0274) 562070, Faksimile (0274) 580667 Katalog Dalam Terbitan (KDT) Mider ing Rat: Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta, Ratun Untoro, dkk. (ed.) Yogyakarta: Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta, 2018 xiv + 354 hlm., 16 x 23 cm. ISBN: 978-602-51293-4-5 Cetakan pertama, 2018 Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit. Isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis. Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta SAMBUTAN Kepala Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta DINAMIKA kehidupan masyarakat berubah seiring dengan perkem- bangan dunia global yang sedang dihadapi oleh semua bangsa. Dalam komunikasi lintas bangsa, ada kecenderungan penilaian kemajuan sebuah bangsa diukur dari tinggi rendahnya minat baca masyarakat- nya. Bahkan, secara lebih luas tingkat literasi masyarakat sebuah bangsa men jadi citra tinggi rendahnya perabadan bangsa. Sementara itu, dalam ukuran tingkat dunia, minat baca dan tingkat literasi masyara- kat Indonesia masih perlu dan harus ditingkatkan agar sejajar dengan bangsa-bangsa yang telah mencapai taraf literasi dan minat baca tinggi. Komitmen bangsa Indonesia untuk meningkatkan minat baca dan literasi, salah satunya, dilakukan dengan menunjuk Kementerian Pen- didikan dan Kebudayaan menjadi tulang punggung program minat baca dan literasi nasional. Selanjutnya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ditugasi menjadi koordinator gerakan literasi. Untuk itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang didukung oleh Balai dan Kantor Bahasa di setiap provinsi melaksanakan kegiatan peningkat an minat baca dan literasi. Salah satunya adalah menyediakan bacaan untuk masyarakat. Sebelumnya, pada 2016 Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogya- karta menerbitkan buku Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku: Proses Kreatif Sastra wan Yogyakarta (2016) kemudian pada 2017 menerbitkan buku Njajah Desa Milang Kori: Proses Kreatif Novelis Yogyakarta yang memuat inventarisasi dinamika proses kreatif novelis di Yogyakarta. Kedua iii Mider ing Rat buku itu mendapat sambutan memadai dari masyarakat luas terma- suk masyarakat di luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya, pada 2018 ini Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan buku Mider ing Rat: Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta yang berisi pengalaman kreatif para cerpenis di Yogyakarta. Trilogi buku ini diharapkan dapat menginspirasi calon pengarang sastra untuk lebih gigih berkarya se- hingga mampu melahirkan karya terbaik yang dapat mencerdaskan pembaca. Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta merasa perlu berte rima kasih atas inisiatif Sdr. Budi Sardjono, Sdr. Toto Sugiharto, dan kawan- kawan serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikir- an dalam penerbitan buku ini. Kami berharap buku sejenis dengan fokus sastra Jawa juga dapat disusun pada waktu mendatang sehingga fungsi Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lembaga pem- bina bahasa dan sastra Indonesia dan Jawa dapat tetap terjaga. Pardi Suratno iv PENGANTAR EDITOR Pergi ke Mana Saja, Melihat Apa Saja Pasar Malam Menyusun antologi proses kreatif para penulis, kita seperti diajak me- lihat pasar malam. Di situ ada aneka pertunjukkan, aneka mainan, juga aneka jajanan. Semuanya tidak mungkin kita lewatkan begitu saja. Rugi. Jadi, kita harus blusukan di antara pengunjung yang berjejal di antara kios dan lapak. berhimpitan. Semua harus kita ketahui dan nikmati. Seperti itulah kira-kira gambaran proses kreatif 32 cerpenis Yogya- karta yang terhimpun dalam buku ini. Tidak ada satu pun penulis yang hanya duduk di kamar melototi laptop atau komputer sambil menunggu ilham jatuh dari langit. Para cerpenis justru memburu ide atau gagasan, entah lewat perjalanan panjang, studi pustaka, atau pergaulan yang akhirnya mengolahnya dalam pergulatan pemikiran. Meski prosesnya nyaris sama, masing-masing punya sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, hasilnya pun berbeda-beda. Jika membaca satu demi satu proses kreatif 32 cerpenis dalam buku ini, Anda bisa menimba spirit berproses mereka. Tidak satu pun meng anggap bahwa menulis itu sulit atau penuh beban. Tidak ada satu pun penulis yang merasa bahwa hasil karyanya kelak ingin di anggap sebagai “karya sastra serius”. Tidak. Semua mengalir. Mereka menye- rahkan karyanya untuk masyarakat. Tanpa membedakan status. Bisa dibaca kalangan akademis, masyarakat umum, pengamat sastra, atau bahkan ibu rumah tangga. Barangkali, itulah kelebihan 32 cerpenis yang terhimpun dalam buku ini. Menulis tanpa beban dan tanpa pretensi agar dianggap sebagai “sastrawan”. v Mider ing Rat Mider ing Rat Sebelum menulis, rupanya para cerpenis terlebih dahulu melakukan ‘perjalanan’ atau ‘lelaku’ baik secara fisik maupun batiniah/pemikiran. Berdasar pengalaman 32 cerpenis itulah, akhirnya tim editor memberi judul buku ini Mider ing Rat yang bisa dimaknai sebagai ‘mengelilingi jagad’. Para cerpenis mengelilingi jagad bukan hanya dalam penger- ti an geografis, tetapi juga dalam pengertian makrokosmos dan mikro kos mos. Selanjutnya, mungkin ada pertanyaan mengapa hanya melibat- kan 32 cerpenis? Ini merupakan pertanyaan wajar yang harus dijawab dengan jujur, blaka suta, apa adanya. Di Yogyakarta ada puluhan cerpenis, baik yang pernah menulis cerpen sekian tahun lalu maupun masih me- nulis cerpen sampai saat buku ini disusun. Tentu tidak semua bisa dilibatkan dalam penulisan buku ini mengingat berbagai keterbatasan dan pertimbangan terutama jumlah halaman (dan ini berkaitan dengan anggaran yang tersedia). Setelah memilah dan memilih serta tanpa ber- maksud mengesampingkan cerpenis lain, akhirnya tim editor memilih 32 cerpenis sebagai (semacam) “perwakilan”berdasarkan latar belakang profesi, budaya, dan usia cerpenis. Jawaban tersebut tentu tidak memuaskan. Jika hal itu terjadi, editor minta maaf sebesar-besarnya. Buku Trilogi Penerbitan buku Mider ing Rat: Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta (2018) ini melengkapi dua buku yang telah diterbitkan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku: Proses Kreatif Sastrawan Yogyakarta (2016) dan Njajah Desa Milang Kori: Proses Kreatif Novelis Yogyakarta (2017). Diterbitkannya trilogi buku proses krea- tif ini diharapkan dapat menjadi dokumen rekam jejak proses kreatif sastrawan Yogyakarta yang memperkaya hazanah kesastraan Yogya- karta. Penerbitan buku Mider ing Rat: Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta di mulai sejak bulan April 2018 diawali dengan inventarisasi nama- nama cerpenis di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tim editor (Herry Mardianto, Budi Sardjono, dan R. Toto Sugiharto) menetapkan kriteria cerpenis yang masuk dalam buku ini. Kriteria itu antara lain adalah mereka yang sudah pernah memublikasikan cerpennya di media massa vi Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta cetak atau daring dan/atau pernah dimuat dalam antologi bersama ataupun tunggal. Berdasarkan inventarisasi dan kriteria tersebut di- peroleh sedikitnya 34 nama (yang dianggap juga mewakili profesi, budaya, dan usia). Dalam proses penyusunan dan pengumpulan esai dan cerpen, ada tiga cerpenis yang tidak dapat berkontribusi karena alasan kesibukan pekerjaan. Dalam keterbatasan waktu, tim editor akhir nya memilih satu cerpenis lagi. Walhasil ada 32 cerpenis yang dapat menyajikan catatan proses kreatifnya berikut contoh cerpen yang di lam- pirkan. (Dalam proses selanjutnya Mas Herry Mardianto mengundur - kan dari tim editor karena berbagai pertimbangan. Untuk itu kami yang melanjutkan proses penerbitan buku ini mengucapkan banyak terima kasih atas sumbang sih, ide, dan pemikiran sejak awal buku ini dirancang). Seperti dua buku yang telah diterbitkan sebelumnya, buku Mider ing Rat: Proses Kreatif Cerpenis Yogyakarta diterbitkan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka (1) mengisi kelangkaan buku mengenai proses kreatif; (2) mendokumentasikan proses kreatif di balik kelahiran sebuah cerpen; (3) menyediakan referensi terkait jejak langkah kreativitas cerpenis berikut karya cerpennya sebagai objek kajian ilmiah; dan (4) memperkaya hazanah pustaka mengenai proses kreatif cerpenis Yogyakarta. Melalui buku ini dapat diketahui seluk beluk proses penciptaan cerpen, mulai melakukan riset, studi pustaka, wawancara, studi lapangan hingga proses pemikirannya. Proses tersebut serupa dengan apa yang telah diungkap cerpenis yang sebagian juga berkontribusi dalam buku Njajah Desa Milang Kori: Proses Kreatif Novelis Yogyakarta (2018), yakni klayapan dan studi pustaka. Klayapan berarti pergi meninggalkan rumah untuk sementara waktu, mider ing rat (mengelilingi jagad) cenderung merangsang daya kreatif untuk senantiasa siap apabila sewaktu-waktu ditumpahkan ke dalam cerpen. Untuk menjadi kreatif, cerpenis tidak hanya pasif berdiam diri, melainkan juga aktif berimajinasi (bertualang di dunia imajinatif) serta secara fisik melakukan klayapan. Pola kreativitas tersebut menegaskan kembali bahwa penciptaan cerpen tidak bermula dari kekosongan, me- lainkan merupakan abstraksi dan strukturisasi dari serangkaian peris- tiwa – baik yang dialami orang lain maupun penulis sendiri – yang ke- jadiannya sudah berlalu di masa lalu. vii Mider ing Rat Semoga buku ini bermanfaat walau betapa pun kecilnya. Jika ada kekurangan dalam buku ini, tim editor mohon maaf