UPAYA DIPLOMASI QATAR DALAM MEMPERTAHANKAN STATUS QUO TUAN RUMAH PIALA DUNIA 2022

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Muhammad Idham Cholid

1111113000041

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1438 H/2017

ABSTRAKSI

Skripsi ini bertujuan menganalisis Diplomasi Qatar dalam mempertahankan status quo tuan rumah Piala Dunia 2022 untuk periode 2010-2013. Skripsi ini juga membahas strategi yang dilakukan Qatar dalam memperbaiki citranya pasca penetapan bidding yang diduga merupakan hasil sebuah rekayasa politik dalam persepakbolaan dunia,terlebih kasus HAM yang yang menimpa para pekerja migran di Qatar,hak tersebut kian memperburuk citra Qatar pada dunia internasional sebagai pemenang tuan rumah Piala Dunia 2022. Adapun strategi yang digunakan yaitu, Kepentingan nasional, Rational Choice, dan Diplomasi Kebudayaan. Qatar memang bukan negara dengan budaya sepakbola yang baik, terlebih peringkat Qatar pada FIFA berada pada posisi 88 dari 212 anggota. Namun Qatar mampu memposisikan dirinya sebagai investor besar dari segi olahraga khususnya sepakbola. Pasca penetapan bidding oleh FIFA 2010, Qatar banyak dikaitkan dengan berbagai masalah, seperti masalah cuaca yang sangat panas, keamanan hingga HAM. Terkait dengan HAM, banyak para migran yang berasal dari Asia Barat seperti India, Bangladesh dan Nepal, mereka tidak mendapatkan perlakuan yang baik seperti pengerjaan waktu kerja yang begitu overtime hingga penempatan rumah sementara yang tidak manusiawi berdasarkan data dari Amnesty Internasional. Hal tersebut lantas direspon cepat oleh Qatar yang dianggap mengancam kepentingan nasionalnya. Dalam melakukan kebijakanya, Qatar lebih memilih soft diplomacy dalam bentuk diplomasi kebudayaan seperti penggunaan media mainstream Al Jazeera, dengan mengubah konten program yang lebih menghibur, adapun perusahaan Qatar juga turut andil bagian seperti Qatar Foundation yang menggelontorkan dana besar untuk membangun citra Qatar melalui bantuan finansial kepada klub bola Eropa, maupun dengan penyelenggaraan Moto GP Lossail pada 2013 demi menutupi masalah HAM yang mengaitkannya. Secara Rational Choice, Qatar telah memilih soft diplomacy dengan alasan situasi yang damai serta tujuanya adalah pengakuan melalu sarana Olahraga maupun bantuan ekonomi. Terlihat bahwa Qatar telah mengeluarkan dana sebesar 200 Milyar U$ untuk mempersiapkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia. Prestige yang tinggi juga dalam rangka membentuk identitas nasional membuat Qatar sangat berambisi untuk menggelar acara piala dunia pada 2022.

Kata Kunci : Qatar, Piala Dunia, Bidding, Diplomasi,Kepentingan Nasional, Qatar Foundation , Identitas Nasional

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrrahim, segala puji dan syukur selalu penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan, motivasi, saran dan bantuan materi maupun immateri dari berbagai pihak. Sehingga, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga penulis, Bapak Roni Pasla dan Ibu Sulastri.Adik penulis Nurul

Syafitri, dan Trias Nurhadi yang selalu memberikan semangat, doa,

dukungan, cinta, nasehat kepada penulis, hingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

2. Bapak Robi Sugara, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih

atas waktu, saran, arahan, nasehat dan kesabaran bapak membimbing

penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah

4. Muhammad Sulthon dan Muhammad Amin selaku teman seperjuangan

5. Dosen-dosen Hubungan Internasional UIN Jakarta. Terima kasih telah

mengajarkan dan berbagi ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman HI UIN Jakarta 2011 dan 2012. Terima kasih atas segala

doa dan dukungan yang diberikan dalam penulisan skripsi ini.Terima

kasih telah menghidupkan pengalaman penulis di masa perkuliahan.

vi

Penulis berharap segala dukungan dan bantuan ini mendapatkan balasan dari Allah swt. Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi setiap pembacanya dan bagi perkembangan studi Hubungan Internasional.

Jakarta,13 Desember 2016

Muhammad Idham Cholid

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI...... iv

ABSTRAK...... v

KATA PENGANTAR...... vi

DAFTAR ISI...... viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL...... x

DAFTAR SINGKATAN...... xi

BAB I PEMBAHASAN...... 1

A. Latar Belakang Masalah...... 1 B. Pertanyaan Penelitian...... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...... 7 D. Tinjauan Pustaka...... 8 E. Kerangka Teori...... 14 F. Metode Penelitian...... 21 G. Sistematika Penulisan...... 23

BAB II Qatar Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022...... 30

A. Qatar diantara Negara Pesaing Tuan Rumah Piala Dunia…...... 30 B. Bidding Penyelenggaraan Piala Dunia oleh Qatar di FIFA...... 34 1. Faktor Pendukung Kemenangan Bidding...... 34 2. Faktor Penghambat Kemenangan Bidding...... 36

BAB III Tantangan Qatar Mempertahankan Status Quo Tuan Rumah Piala Dunia...... 43

A. Tantangan Cuaca Panas di Qatar...... 43 B. Isu HAM terkait Eksploitasi Pekerja Migran di Qatar...... 44

viii

BAB IV Upaya Diplomasi Qatar dalam mempertahankan Status Quo Tuan Rumah Piala Dunia 2022 ...... 53

A. Bantuan Finansial Qatar Foundation terhadap Klub Bola Eropa...... 53 B. Diplomasi Al-Jazeera dalam Membentuk Citra Qatar...... 56 C. Penyelenggaraan Moto Gp Losail Qatar 2013...... 58

BAB V KESIMPULAN...... 63

DAFTAR PUSTAKA...... 67

ix

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Tabel II.I Syarat operasional penyelenggaraan FIFA World Cup...... 31

Tabel II.2 Hasil pemilihan tuan rumah piala dunia 2022...... 33

Tabel II.3 logo piala dunia Qatar 2022...... 33

Tabel II.4 Standar resiko operasional FIFA World Cup Qatar...... 36

Gambar III.I Kamar mandi pekerja yang kotor dan tidak dilengkapi air...... 50

Tabel IV.I Hubungan dan bentuk diplomasi kebudayaan...... 60

Gambar IV.II Proses pengerjaan stadion dekat wilayah soug Wagif...... 61

x

DAFTAR SINGKATAN

FIFA Federation International Football Association

QFA Qatar Federation Association

AFC The Asian Football Confederation

UEFA The Union of European Football

GDP Gross Domestic Bruto

UDHR Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

F.C Football Club

HAM Hak Asasi Manusia

PBB Perserikatan Bangsa Bangsa

IOM International Organization of Migration

QF Qatar Foundation

QA Qatar Airways

Exco Executive Committe

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kutipan wawancara dengan Bapak Ade Wellington selaku Sekjen ...... PSSI periode 2016-2020.

xii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan Masalah

Skripsi ini membahas tentang diplomasi Qatar dalam mempertahankan status quo tuan rumah Piala Dunia 2022. Untuk mempertahankan status quonya, Qatar menggunakan olahraga sepakbola sebagai alat diplomasi. Diplomasi semacam ini disebut juga sebagai diplomasi kebudayaan yang mana diplomasi itu telah memiliki kedudukan yang sama dengan diplomasi politik.1

Olahraga telah menjadi barometer ideal dalam hubungan internasional terkait dalam ketegangan antar bangsa, serta ambisi nasional. Sebagai contoh bagaimana pengadaan acara olahraga besar dapat bersinggungan dengan politik diperlihatkan pada olimpiade 1936 2 di Berlin yang digunakan oleh Hitler dalam mempropagandakan Jerman yang unggul dan terbuka. Bahkan menggunakan acara olahraga untuk menunjukan dirinya pada dunia memperlihatkan kemajuan bangsa dan mempertegas sikap politiknya pada saat penyelenggaraan Asian Games ke-4 tahun 1962 dan Ganefo (Games of the New

Emmerging Force) pada 1961.

Selain itu, olahraga dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki suatu hubungan negara seperti dirasakan oleh Korea Selatan setelah menyelenggarakan

1 Nicolson, H. 1988. Diplomacy. London: Institute for the Study of Diplomacy hal 94-95

2 Rudi Hartono,”Ganefo,Lembaran Sejarah yang terlupakan” diakses pada melalui http://sejarah.bbc.com/indonesia/2010/0/27/ganefo-lembaran-sejarah-yang-terlupakan/pada tanggal 27 April 2016, 05:45 WIB

1

Olimpiade Seoul 1988 ketika itu negaranya mendapat kesempatan menormalisasikan hubunganya dengan China dan serta Uni Soviet dengan negara-negara Eropa Timu. 3 Olahraga khususnya sepak bola, mendapatkan perhatian besar dari masyarakat internasional, karena negara anggota FIFA (Federation International Football Association) yang terdiri dari

212 anggota yang jumlahnya melebihi dari anggota PBB (Perserikatan Bangsa-

Bangsa) sebanyak 193 anggota. 4

Dengan begitu sepakbola telah merangkul semua bangsa dan negara di dunia tanpa memandang kekuatan negara baik dari segi kekuatan ekonomi, politik, sosial, dan budaya, 5 serta setiap negara ingin memperoleh pengakuan dunia internasional dalam konteks persaingan sepakbola internasional.6

Selain itu, sepakbola tidak hanya menjadi olahraga semata melainkan telah menjadi alat diplomasi bagi negara-negara di dunia sehingga hal inilah yang menjadikan sepakbola sebagai alat diplomasi bagi negara-negara di dunia.7

3 Hang Sung-Joo.”Sport Diplomacy and the world cup”. Diakses melalui http//www.koreafocus.or.kr/design2/culture/view.asp?volume_id=888content_id=1026878&c ategorry”C pada tanggal 28 April 2016, 06:17 WIB

4 “Associations” http://www.fifa.com/worldcup/index.html, diakses pada tanggal 28 April 2016, 07:10 WIB

5 Dede Isharuddin, 2008, Drama Itu Bernama Sepakbola: Gambaran Silang Olahraga, Politik, dan Budaya, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, Hal. x

6 Andrey S.Markovits & Lars Rensmann (Ed), Gaming the world:How Sport Are Reshaping Global Politics and Culture (New Jersey:Princeton, University Press) hal 10

7 Ken Stroeken,”Why’the World’ loves watching football (and the american’s don’t) Anthroplogy today 18:3(Jun., 2002), hal 9-13

2

Sepakbola dijadikan sebagai alat diplomasi suatu negara, bentuknya beragam.

Mulai dari bidang ekonomi, politik, hukum, pertahanan keamanan, sosial dan budaya, atau pun penyelenggaraan pentas olahraga. 8 Menurut Joseph S.Nye, pendekatan diplomasi olahraga atau diplomasi yang dilakukan melalui media olahraga, termasuk ke dalam Multi Track Diplomacy seperti yang dilakukan pada

Afrika Selatan pada Piala Dunia 2010 lalu. 9 Salah satu cabang olahraga yang biasa dijadikan sebagai subjek dalam pelaksanaan Multi Track Diplomasi adalah sepakbola. Hal ini dikarenakan sepakbola adalah olahraga yang paling diminati oleh kebanyakan masyarakat dunia. Hampir dipastikan masyarakat dunia sangat mengenal olahraga sepakbola. Terlebih di tiap negara di dunia berlomba mendapatkan status sebagai tuan rumah piala dunia yang diadakan setiap 4 tahun sekali.10

Berlomba untuk menjadi tuan rumah acara olahraga berskala global merupakan trend yang ada di antara negara-negara berkembang atau bahkan negara yang secara ekonomi maju namun jarang terdengar dalam percaturan politik dunia, sehingga keistimewaan untuk menjadi tuan rumah saat ini tidak

8 Dede Isharuddin, 2008, Drama Itu Bernama Sepakbola: Gambaran Silang Olahraga, Politik, dan Budaya, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, Hal. xi

9 Joseph S. Nye. 2004. Soft power: The Means to Succes In World Politics. New York: Public Affairs. Hal.5

10 Ken Stroeken,”Why’the World’ loves watching football (and the american’s don’t) Anthroplogy today 18:3(Jun., 2002), hal 16-20

3

hanya eksklusif milik negara-negara maju yang dipandang memang mampu menyelenggarakan acara demikian11.

Seperti pada waktu diadakanya Piala Dunia 2010, Afrika Selatan dapat memperluas Branding Nation nya, dimana ia mampu menarik perhatian dunia pada Afrika Selatan. Hal itu juga memberikan gambaran tentang Afrika Selatan dan Afrika dalam pandangan yang lebih positif, optimis serta sesuai citra yang ia jual untuk kemudiannya dapat melegitimiasi langkah-langkah kebijakan. Sebagai contoh seperti alokasi dana dalam pembiayaan penyelenggaraan yang ia ambil dalam penyelenggaraan Piala Dunia tersebut, jika dilihat dari kampanye dan kerjasamanya. 12 Afrika Selatan pun menjadikan sepakbola tidak hanya menggambarkan gambaran positif tentang kondisi negaranya, namun juga mempromosikan merk yang mereka promosikan.13

Dalam bidding penyelenggaraan tahun 2022, Qatar terpilih menjadi tuan rumah mengalahkan kandidat non-Amerika Latin dan Eropa seperti Jepang, Korea

Selatan dan Australia. Sekaligus menandai Piala Dunia kedua yang diselenggarakan di Asia dan pertama di kawasan Timur Tengah, dimana diplomasi olahraga pun menanjak pamornya ditandai dengan jumlah

11 Muhaimin, Yahya A.. 2007. “Kata Pengantar: Diplomasi Kebu-ayaan yang Bermakna”, dalam Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan Relevansi bagi Negara Berkembang, Studi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Ombak hal 2-5.

12 Markovits, Andei S dan Lars Rensmann. 2010. Gaming the World : How Sports are Reshaping Global Politics and Culture. New Jersey:Princenton University Press, 2010

13...Rush Deyanyu,”South Africans Nation Branding”, http://foreignpolicy.com/articles/2012/01/03/south_africans nation branding?page=full. Diakses pada tanggal 27 mei 2016, 16:09 WIB.

4

sponsorship pada klub-klub Eropa maupun pembelian pemain-pemain bola asing untuk meningkatkan pamor olahraga negara-negara Timur Tengah.14

Adapun untuk memenuhi syarat menjadi tuan rumah piala dunia berdasarkan kriteria FIFA di antaranya, pertama terkait dengan keamanan yang secara khusus meliputi stabilitas politik maupun kepastian hukum. Kedua terkait dengan kesiapan infrastruktur, dimana standarisasi alat pengerjaan maupun tingkat keamanan serta kenyaman akses menuju maupun di stadion itu sendiri harus memenuhi standar internasional. Ketiga, perihal HAM, dimana setiap hak hak asasi tiap individu harus di junjung tinggi.15

Maka dari hal tersebut menjadi hal penting bagi Qatar untuk mempertahankan hal tersebut. Hal ini menjadikan Qatar mempersiapkan segala aspek untuk menyambut acara tersebut. Namun tidak mudah untuk Qatar meyakinkan dunia internasional akan diadakanya acara tersebut di negaranya. Di samping secara iklim yang sangat panas, faktor keamanan juga merupakan hal yang di khawatirkan.16

Hingga saat ini, Timur Tengah masih dilanda konflik yang berkepanjangan.

Namun Qatar berupaya untuk mempertahankan status tuan rumah pada Piala

Dunia 2022. Beragam cara dilakukan mulai dari pembelian pemain papan atas

14 Nader Jahanfard,” to Qatar or Not to Qatar” http://www.huffingtonpost.com/nader- jahanfard/to-qatar-or-not-to-qatar_b_869260. Diakses pada tanggal 28 mei 2016, 06:02 WIB

15 “Bid Evaluation Report: Qatar” http://resources.fifa.com/mm/document/tournament/competition/01/33/74/56/b9qate.pdf. Diakses pada tanggal 29 Mei 2016, 09:22 WIB

16 Ashqal, Qatar Environmental Power, http://www.hse-qatar.com/423578695. Diakses pada 8 Juni 2016, 09:02 WIB

5

sepak bola Eropa ke klub lokal Qatar, mempersiapkan pagelaran Moto GP 2016, membantu secara finansial kepada klub bola Eropa (Sheffield, Barcelona) hal tersebut dilakukan Qatar lebih memilih soft diplomacy ketimbang hard diplomacy seperti kasus pada Korea Utara yang mengedepankan peperangan dalam mencapai tujuanya.17

Melalui Soft Diplomacy tersebut, di samping memerlukan biaya yang lebih sedikit ketimbang hard diplomacy 18 , ini dikarenakan Qatar ingin menjadikan negaraya sebagai target destinasi dunia, baik pariwisata maupun bisnis khususnya dalam bidang olahraga.Tidak hanya itu, Qatar berupaya juga untuk memperluas

Global Brand suatu maskapai nasional mereka yaitu Qatar Airways serta Qatar

Foundation. Harapannya animo masyarakat tentunya akan bertambah seiring gencarnya promosi yang dilakukan oleh Qatar, hal ini justru akan berdampak positif serta kebanggaan tersendiri terhadap sepakbola secara umum dan Piala

Dunia secara khusus dalam pencitraan suatu negara di dunia internasional. Hal inilah yang menjadikan sepakbola pada dewasa ini telah berkembang menjadi kekuatan diplomasi yang diperhitungkan oleh setiap negara di dunia19.

17 Antonius “Olahraga Sepak Bola Dunia”. http;//bbc.com/indonesia/olahraga/201506/150607_olahraga_sepakbola_pialadunia&ei=04c 0m1br&ic=idID&s=1&m=858&ts=1442525577291&sig=APONFkvla_AsyRM7Am0k4wnmsQ2P4 v5Dw di akses pada tanggal 09 Juni 2016, pukul 09;47 WIB.

18 John Baylis and Steve Smith, The Globalization of World Politics, (Oxford:Oxford University Press,2001) hal 8

19 Lin Jenkins, “Pressure Mounts on FIFA After New Qatar Wolrd Claims” https://www.theguardian.com/football/2014/jun/08/fifa-qatar-world-cup-claims diakses pada 09 juni 2016, pukul 16:43 WIB

6

Oleh sebab itu, skripsi ini menjadi menarik untuk diteliti mengenai upaya apa saja yang dilakukan oleh Qatar untuk mempertahankan statusnya sebagai tuan rumah dan juga khususnya dalam menjawab tantangan dunia internasional terhadap negaranya yang dianggap kurang memenuhi kriteria sebagai tuan rumah piala dunia 2022.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengajukan pertanyaan penelitian guna membatasi penelitian. Adapun pertanyaan penelitianya, Bagaimana diplomasi Qatar dalam mempertahankan

Status Quo sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam Skripsi ini penulis mempunyai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui strategi Qatar pada masa Sheikh Tamim bin

Hamad Al dalam menjadikan Qatar sebagai tuan rumah piala dunia pada 2022, sebagaimana berikut :

a) Dapat menjadi sumber rujukan bacaan atau referensi bagi peneliti –

peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian yang relevan dengan objek

penelitian ini yaitu, strategi Qatar pada masa Sheikh Tamim bin Hamad Al

dalam menjadikan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia pada 2022

7

b) Dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan kepada

penulis dalam memahami diplomasi pemerintahan Qatar dalam memperluas

Nation Branding

c) Dapat mengembangkan literatur atau bahan bacaan yang berhubungan

Diplomasi ekonomi dan budaya di Qatar.

1.4 Tinjauan Pustaka

Ada beberapa studi terdahulu di bawah ini untuk mencari informasi mengenai penggunaan diplomasi publik di berbagai negara dalam upaya menganalisis poin pertanyaan dalam skripsi ini, penulis mencoba untuk merujuk kepada beberapa penelitian terkait. Dengan adanya beberapa rujukan, kiranya memberikan kotribusi baru baik untuk melengkapi penelitian yang telah diketahui atau diteliti sebelumnya, dan juga sebagai referensi bagi penulis.

Pertama, karya jurnal Taehwan Kim dalam “Paradigm Shif Diplomacy, A new Conceptual New Public Diplomacy” yang membahas mengenai penggunaan diplomasi publik yang dilakukan oleh Korea Selatan. 20 Dalam jurnalnya,

Taehwan Kim membahas mulai berkembangnya diplomasi publik untuk digunakan di era seperti saat ini dimana diplomasi publik efektif digunakan pada era global saat ini karena isu-isu yang berkembang dalam hubungan internasional semakin kompleks dan aktor-aktor yang terlibat dalam hubungan internasional semakin banyak.

20 Taehwan Kim. Paradigm Shif Diplomacy, A new Conceptual New Public Diplomacy.(The Istitute of Korean Study: Korean Observer, 2012), hal. 527 – 544

8

Menurut Taehwan Kim ada beberapa alasan mengapa Korea Selatan memprioritaskan penggunaan diplomasi publik. Pertama Korea Selatan memiliki potensi yang sangat besar dalam soft power melalui budaya dan ilmu pengetahuan. Kedua,Korea Selatan diantara dua kekuatan besar di dunia yakni

Amerika Serikat dan Cina sehingga diplomasi publik merupakan jalan untuk meredam dua kekuatan besar tersebut. Ketiga, diplomasi publik merupakan kekuatan baru dalam hubungan internasional dan diplomasi.21

Penelitian di atas memiliki kesamaan pola walaupun dengan variabel serta objek yang berbeda. Peran Korea Selatan dalam mengedepankan diplomasi publik memiliki keberadaan yang sama dengan Qatar dalam upaya penyelenggaran Piala Dunia 2022. Alasan peneliti memilih telaah pustaka ini adalah berangkat pada asumsi bahwa pada dasarnya, setiap negara-bangsa di dunia pastilah memiliki kepentingan nasionalnya masing-masing, termasuk juga

Qatar. Titik kesamaan kedua negara ini terletak pada bagaimana upaya diplomasi yang ingin mereka lancarkan, dalam hal ini melalui acara olahraga untuk membentuk persepsi negara yag positif kepada dunia internasional.

Kedua, peneliti juga mengambil telaah pustaka yang lain sebagai pembanding dengan kesamaan pola diplomasi negara melalui acara olahraga yakni skripsi dari mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas

Muhammadiyah Malang, Nana Restiana (2009) dengan judul Diplomasi Publik

China dalam Olimpiade Beijing 2008. Secara umum, argumen dasar yang dipaparkan peneliti dalam penelitiannya adalah bahwa melalui Olimpiade Beijing

21 Ibid. Hal. 534 – 535.

9

2008, China melancarkan diplomasi publiknya untuk memperlihatkan keberhasilan ekonomi yang telah diraihnya pasca reformasi dan era keterbukaan sekaligus membendung persepsi negatif mengenai negaranya.22

Ketiga, Penulis menelaah karya Black dan Westhuizen dalam “The Allure of Global Games for 'Semi-Peripheral' Polities and Spaces: A Research

Agenda” melihat pengejaran terhadap partisipasi dan penyelenggaraan dalam pertandingan besar menjadi respon strategis untuk menghadapi tantangan dan kesempatan globalisasi, dimana ia paling nampak dalam semi-periphery global dimana biaya dan risikonya tinggi namun tetap populer.23

Bersamaan dengan hal tersebut, penulis melihat bahwa Qatar menggunakan media diplomasi ekonomi maupun publik untuk menselaraskan kepentingan nasionalnya. Hal tersebut terlihat bahwa Qatar telah banyak memberikan sumbangsih dana kepada klub-klub sepakbola Eropa maupun pagelaran acara besar.

Alan Tomlinson dan Eric Young dalam “National Identity and Global

Sports Event: Culture, Politics, and Spectacle in the Olympics and the

Football World Cup” melihat bahwa eksploitasi politis terhadap tontonan olahraga global akan memberikan dampak positif terhadap budaya dan ekonomi.24

22 Nana Restiana, Diplomasi Publik China dalam Olimpiade Beijing 2008. Malang: UMM Press. 2009

23 Black dan van der Westhuizen, (2004b) loc.cit., hal 1195-1214

24Ian Tomlinson dan Eric Young, National Identity and Global Sports Event: Culture, Politics, and Spectacle in the Olympics and the Football World Cup,(New York:State University of New York Press,2006) hal 1-14.

10

Acara olahraga yang merupakan penyelenggaraan akbar telah lama turut didorong oleh motif politis dan ideologis, sekalipun acara tersebut bertujuan untuk menjadi ruang netralitas dan perwujudan prinsip-prinsip universal dan idealis. Tomlinson dan Young melihat bahwa efek semacam itu paling dapat ditemukan dalam pengadaan Olimpiade dan Piala Dunia FIFA.

Pertumbuhan, konsolidasi, dan ekspansi dari kejuaraan ini dikatakan cukup fenomenal dengan FIFA dari tujuh negara pendirinya pada 1904 kini telah memiliki lebih dari 200 asosiasi nasional. Pada masa post-kolonial, kejuaraan ini turut membantu negara kecil dan yang baru berdiri untuk memperlihatkan otonomi nasionalnya di tingkat global.25

Dalam bukunya, Young dan Tomlinson melihat bahwa berbagai studi kasus yang ada mereafirmasi isu-iu yang ada dalam studi pertunjukan olahraga modern. 26 Pertama, meski acara olahraga telah berkembang sedemikan rupa sebagai pertunjukan media, ia masih ditonton dan dinikmati dalam berbagai cara, seperti yang ditunjukkan di Sydney pada 2000 dan Korea

Selatan-Jepang pada 2002 dimana fans olahraga menduduki berbagai ruang publik dan komunitas di kota penyelenggara. Kedua, acara olahraga internasional dengan profil tinggi telah lama digunakan untuk memperlihatkan suatu ideologi nasional. Ketiga, berbagai negara telah tertarik untuk menjadi penyelenggara sebagai alat untuk rehabilitasi dan regenerasi. Keempat, merancang acara demikian telah lama dilihat sebagai kesempatan untuk

25 Ibid

26 Ibid

11

membalik stereotype internasional yang ada sebelumnya. Kelima, acara demikian, dibingkai pula sebagai kosmopolitan dan internasionalis, dapat mempertanyakan kembali stereotype bersifat nasional, kultural, bahkan rasis.

Keenam, acara berskala besar depat memberikan perasaan lega, meski hanya bersifat sementara, dari masalah atau ketegangan yang ada, seperti yang ditunjukkan pada kasus Argentina 1987. Ketujuh, acara olahraga dapat memberikan suatu forum penolakan atau kontestasi seperti dalam kasus negosisasi terkait daerah Catalan pada Barcelona 1992. Jika dilihat secara kasus mempunyai kemiripan, dimana Qatar berupaya untuk mengubah stereotype mereka tentang HAM khusunya para pekerja migran. Yang membedakan disini ialah, Qatar bukan hanya merubah image mereka ke arah yang yang lebih positif tentang gambaran negara mereka, tetapi juga untuk mencipkan branding nation yang mereka usung untuk mendongkrak kepentingan nasional mereka seperti pariwisata dan sektor ekonomi.

Selain jurnal diatas yang merujuk pada bagaimana penggunaan diplomasi publik oleh negara, penulis juga menemukan sebuah penelitian yang meneliti tentang penyelenggaraan Piala Dunia FIFA yang digunakan sebagai aktifitas diplomasi publik. Sehingga penulis merasa penelitian tersebut sejalan dengan pemikiran penulis. Penelitian tersebut ditulis oleh Rahmat Yudhistira dalam

“Kepentingan Jerman dalam Piala Dunia 2006”27 menjelaskan bagaimana Piala

Dunia 2006 digunakan sebagai alat diplomasi yang bukan hanya untuk mencapai

27 Rahmat Yudhistira, Kepentingan Jerman dalam Piala Dunia 2006. (Yogyakarta:UMY press, 2010) hal 26

12

prestige (status) namun juga kesejahteraan, mengingat saat itu Jerman sedang mengalami penurunan ekonomi yang dikalahkan oleh beberapa negara Eropa lain seperti Prancis dan Turki.

Di dalam penelitiannya, Rahmat melihat bahwa penyelenggaraan piala dunia

FIFA 2006 sangat efektif dan efisien dilakukan oleh Jerman dalam mencapai prestige dan kesejahteraan Jerman. Prestige yang ingin dicapai oleh Jerman saat itu adalah untuk mengangkat citra Jerman terhadap Dunia khususnya G20 disamping juga sebagai negara anggota NATO. Jerman juga berusaha untuk melonggarkan peraturan mereka terkait imigran yang menjadi sorotan HAM.28

Relevansi studi terdahulu tersebut dengan penelitian penulis yakni pada studi terdahulu sama-sama menggunakan konsep diplomasi publik dan merupakan aplikasi dari penerapan diplomasi yang dilakukan di berbagai negara dan salah satunya menggunakan Piala Dunia FIFA sebagai media diplomasi publik. Yang membedakan studi-studi terdahulu tersebut dengan penelitian yag dilakukan oleh penulis adalah penulis ingin mencari tahu dan menjelaskan langkah pemerintah

Qatar dalam melakukan diplomasi publiknya untuk mempertahankan statusnya sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022 dengan membangun image positif

Qatar sebagai negara tujuan wisata Internasional.

1.5 Kerangka Konseptual

Kepentingan Nasional

28 Ibid

13

Hubungan bilateral yang dijalin antar dua negara tidak terlepas dari

kepentingan nasional masing-masing negara yang mendasarinya untuk

melakukan kerjasama. Setiap negara mengandalkan dirinya pada kekuatan

nasional untuk menyelenggarakan politik luar negeri yang mengabdi pada

kepentingan nasional. Menurut Rochester, Kepentingan nasional adalah

sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para

pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar

negerinya.29

Politik luar negeri tersebut menjadi manifestasi utama suatu negara

dari perilaku suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain. Jika

beberapa negara memiliki keselarasan dalam kepentingan nasional yang

diperjuangkan masing-masing baik itu alasan ideologis maupun pragmatis

maka negara-negara tersebut dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik

dan sangat kooperatif satu sama lain.30

Konsep kepentingan nasional itupun menjadi penting karena dapat

menjelaskan perilaku politik luar negeri suatu negara dan sebagai upaya untuk

mengejar power, yang mana power tersebut adalah segala sesuatu yang dapat

mengembangkan dan memelihara kontrol atas suatu negara terhadap negara

lain.31 Oleh karena itu, kepentingan nasional merupakan suatu bentuk tindakan

29 Rochester, J martin (1978) “ The National Interest” and Contemporary World Politics” The Review of Politics, Vol 40 No 1. Hal 77

30 Ibid. Hal. 79.

31 Theodore A. Couloumbis dan James H. Wolfe. 1982. Introduction to International Relations: Power and Justice. New Jersey: Prentice Hall. Hal. 85.

14

survival suatu negara dalam politik internasional melalui hubungan kerjasama.

Menurut Hans J. Morgenthau, arti survival tersebut adalah kemampuan

minimum suatu suatu bangsa untuk melindungi identitas fisik, politik dan

identitas budaya mereka dari gangguan negara-negara lain.32 Menurut Joseph

S. Nye apapun bentuk Pemerintahannya, suatu negara pasti akan selalu

bertindak dalam kerangka kepentingan nasionalnya.33

Kepentingan nasional inilah yang nantinya memberikan kontribusi

yang besar bagi pembentukan pandangan suatu negara. Dengan demikian,

kepentingan nasional dianggap sebagai suatu petunjuk dasar dari kebijakan

luar negeri suatu negara yang secara otomatis mengarahkan kapan dan kemana

negara harus bergerak dalam sistem hubungan internasional.

Miroslav Nincic menyatakan tiga asumsi dasar dalam mendefiniskan

Kepentingan Nasional, yaitu:

Pertama, kepentingan itu harus bersifat vital sehingga pencapaiannya menjadi prioritas utama Pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. Artinya, pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga, kepentingan nasional harus melampaui kepentingan yang bersifat partikularistik dari individu, kelompok, atau lembaga Pemerintahan sehingga menjadi kepeduliaan masyarakat secara keseluruhan.34

32 P.Anthonius Sepu. 2011. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.165.

33 Jospeh S. Nye.1992. Understanding International Conflicts. USA: Harper Collins College Publisher. Hal. 40-41.

34 Miroslav Nincic,”The National Interest and its Interpretation” https://doi.org/10.1017/S0034670500028126 diakses pada 2 Juli 2016, 19:54 WIB

15

Kepentingan nasional yang bersifat vital bagi suatu negara jika

menyangkut mengenai eksistensi kedaulatan dan yurisdiksi suatu wilayah.

Upaya dalam mencapai kepentingan yang bersifat vital ini menggunakan

kekuatan militer (hard power) sedangkan kepentingan yang besifat sekunder

diperjuangkan dalam kebijakan luar negeri seperti melalui pertukaran misi

kebudayaan dan bentuk soft power lainnya. Dalam upaya pencapaian tujuan

nasional tersebut tidak hanya melibatkan kepentingan penguasa saja tetapi

lebih mengedepankan kepentingan rakyat secara keseluruhan.

James N. Rossenau mengatakan bahwa Kepentingan nasional

memiliki dua kegunaan, yakni:

pertama, sebagai analitis untuk menggambarkan, menjelaskan atau mengevaluasi politik luar negeri. Dan kedua, sebagai alat tindakan politik sebagai sarana untuk membenarkan, mengecam atau mengusulkan kebijaksanaan.35 Sebagai dasar politik luar negeri suatu negara, kepentingan nasional

menjadi poin utama dalam upaya menggambarkan, menjelaskan dan

memprediksi perilaku suatu negara dalam perpolitikan internasional serta

menjadi dasar penentu pembuat kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional

suatu bangsa dengan sendirinya perlu mempertimbangkan berbagai nilai yang

berkembang dan menjadi ciri khas suatu negara. Aspek kebudayaan yang

dimiliki oleh setiap negara tentunya mempunyai karakteristik paling khas.

Kebijakan luar negeri yang telah ditetapkan oleh suatu negara

35 Mohtar Mas‟oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES. Hal. 140.

16

diimplementasikan pelaksanaannya melalui diplomasi dalam rangka memenuhi

kebutuhan nasional negara masing-masing.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam upaya soft

diplomacy yang dilakukan oleh Qatar, dikarenakan Qatar memiliki

kepentingan untuk mengubah citranya pada dunia terkait dugaan korupsi yang

diberikan kepada para petinggi FIFA dan dugaan pelanggaran HAM terhadap

migran dalam mempersiapkan menjadi tuan rumah piada dunia tahun 2022.

Diplomasi Kebudayaan

Dalam hal ini setiap orientasi yang mengarah pada soft diplomacy, erat

kaitanya dengan diplomasi kebudayaan. Secara khusus hal ini dilakukan

melalui sarana-sarana kebudayaan seperti pengiriman misi-misi kebudayaan

oleh satu negara ke negara lainya yang berupa pertunjukan musik, seni tari

dan pertandingan olahraga36.

Dewasa ini, aktifitas diplomasi menunjukkan peningkatan peran yang

sangat signifikan seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu dalam

hubungan internasional. Hubungan internasional pun tidak lagi semata-mata

dipandang sebagai hubungan antar negara namun juga meliputi hubungan

antar masyarakat internasional. Dengan demikian, diplomasi tradisional atau

yang dikenal dengan istilah „first track diplomacy‟ yang hanya melibatkan

peran pemerintah dalam menjalankan misi diplomasi, tentu saja tidak akan

36 Ayub Mohsin.Diplomasi.hal 44-45

17

efektif dalam rangka menyampaikan pesan-pesan diplomasi terhadap suatu

negara.

Diplomasi adalah seni bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat)

yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri

biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya

mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdaganga.37Biasanya,

orang menganggap diplomasi sebagai cara mewujudkan kepentingan melalui

cara negosiasi atau kompromi. Diplomasi yang paling sederhana dan tertua

adalah diplomasi bilateral antara dua pihak satu, biasanya dilakukan oleh satu

negara dengan negara lain38.

Secara konvensional, pengertian diplomasi adalah sebagai usaha suatu

Negara bangsa untuk memperjuangkan kepentingan nasional di kalangan

masyarakat internasiona. 39 Sedangkan kebudayaan secara makro dapat

diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dari hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang diartikan milik diri

manusia dengan belajar.40Salah satu aspek diplomasi adalah persuasi yaitu

melibatkan upaya untuk mengusahakan terus melakukan negosiasi dan untuk

membujuk (mempengaruhi) masyarakat untuk mau mendukung tujuan yang

37 Harold Nicholson, Diplomacy Then and Now; ‘Theory and Practice of International Relation 2nd Edition’, Prentice Hall, Engienwood, NJ, 1974

38 Fuad Hassan, Diplomasi Kebudayaan, Jakarta 1983, hal 4.

39 K.J. Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, Third Edition, (New Delhi:Prentice Hall of India, New Delhi, 1978,hal 82-83

40 Kuntjaraningrat, Pengantar Antropologi Budaya, Aksara Baru Jakarta, 1979, hal 139

18

ingin dicapai. Dengan persuasi dimaksudkan semata-mata memprakarsai atau

membahas suatu usul dengan pihak lain dan mendapatkan tanggapan yang

baik dari kedua belah pihak,

Salah satu aspek diplomasi adalah persuasi yaitu melibatkan upaya untuk

mengusahakan terus melakukan negosiasi dan untuk membujuk

(mempengaruhi) masyarakat untuk mau mendukung tujuan yang ingin

dicapai. Dengan persuasi dimaksudkan semata-mata memprakarsai atau

membahas suatu usul dengan pihak lain dan mendapatkan tanggapan yang

menguntungkan tanpa dengan tegas mengajukan kemungkinan imbalan atau

hukuman41.

“Diplomasi kebudayaan adalah usaha-usaha suatu Negara dalam upaya

memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan,

termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan bidang-bidang ideology,

teknologi, politik, ekonomi, militer, social, kesenian dan lain-lain dalam

percaturan masyarakat internasional”42

Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non

pemerintah, individual maupun kolektif, atau setiap warga Negara. Oleh

karena itu, pola hubungan diplomasi kebudayaan antar bangsa dapat terjadi

antar siapa saja sebagai aktornya, dimana tujuan dan sasaran utama dari

41 K.J. Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, Third Edition, (New Delhi:Prentice Hall of India, New Delhi, 1978,hal 170-174

42 Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia, Ombak, Yogyakarta, 2007, hal. 31

19

diplomasi kebudayaan adalah mempengaruhi pendapat umum baik pada level

nasional maupun internasional43. Seperti halnya kunjungan rombongan new

york Philharmonic yang beranggotakan 280 orang termasuk 80 wartawan ke

Korea Utara pada 25 Februari 2008 untuk mengadakan pertunjukan musik di

Pyongyang, ibukota negara itu, dalam suasana yang kurang harmonis antara

Amerika dan Korea Utara.

Suatu negara dapat menggunakan diplomasi kebudayaan sebagai media

dan sebagai pemberi identitasnya dalam rangka pencapaian kepentingan

nasional yang merupakan tujuan dari pelaksanaan politik luar negerinya.

Dengan hal ini pula maka diplomasi kebudayaan dapat digunakan sebagai

instrument guna mencapai kepentingan nasional. Dengan berkembangnya

sektor kebudayaan dan kepariwisataan maka, dengan sendirinya akan

mendorong terwujudnya pencapaian perluasan kesempatan kerja, peningkatan

kualitas angkatan kerja, revitalisasi institusi ekonomi serta peningkatan

produk dan stabilitas harga produk ekonomi rakyat.

Di samping itu pembangunan bidang ini akan meletakkan dasar kuat bagi

terbentuknya jati diri dan karakter bangsa (nation and character building). Hal

ini penting untuk disadari karena saat ini terjadi begitu banyak hal yang

mengarah pada dekadensi moral bangsa. Suatu negara dapat menggunakan

diplomasi kebudayaan sebagai media dan sebagai pemberi identitasnya dalam

43 Sukawarsini Djelantik, Diplomasi Publik dan Peran Epistemik Community, Buletin Pejambon 6, Departemen Luar Negeri Indonesia, 2005, hal. 68-69

20

rangka pencapaian kepentingan nasional yang merupakan tujuan dari

pelaksanaan politik luar

Diplomasi kebudayaan kira-nya dapat dilihat sebagai serangkaian usaha untuk membuka ruang komunikasi baik dalam kerangka adaptasi maupun me- negosiasikan unsur-unsur lokal/ nasional di dalam ruang sosial global. Dalam terminologi Hubungan Internasional atau Diplomasi Kebudayaan, unsur-unsur lokal atau nasional yang dinegosiasikan itu dikonsepsikan sebagai ‟kepentingan nasional‟.

Dengan demikian Diplomasi kebudayaan dapat dijadikan sebuah alat untuk membentuk opini masyarakat sehingga opini masyarakat dapat mengubah pemikiranya melalui diplomasi seperti ini karena bersifat publik. Seperti halnya yang dilakukan oleh Qatar dengan melakukan Sport Diplomacy khususnya sepakbola, karena sepakbola merupakan olahraga yang paling banyak mendapatkan perhatian pada masyarakat dunia dan dunia dapat melihat Qatar sebagai negara pemerhati sepakbola serta mengedepankan hak-hak kemanusiaan.

Diplomasi jenis ini sangat efektif dalam menggambarkan Qatar sebagai negara yang mendukung penuh HAM.

Rational Choice

Hugh Ward, melalui tulisannya yang berjudul Rational Choice mengatakan, “Rational-choice adalah bagian tak terpisahkan dari perangkat analisa para ilmuwan politik, karena banyak fenomena penting yang bisa

21

dijelaskan, paling tidak secara parsial, dari perspektif ini.”44 Pernyataan positif dan simpatik terhadap rational-choice theory ini tidak berarti bahwa rational- choice theory memiliki posisi yang mapan dalam ilmu politik.

Meskipun diaplikasikan secara luas dalam berbagai area ilmu politik, banjir kritik dan prasangka dijatuhkan pada perspektif yang satu ini. Kritik yang dilontarkan pada teori ini sangat beragam, mulai dari kritik yang menyatakan bahwa rational-choice theory memiliki kecenderungan ideologi kanan sampai pada mereduksi manusia sekedar menjadi satu mahluk yang semata-mata digerakkan oleh nalar.45

Model penjelasan seperti ini, oleh sebagian ilmuwan politik seperti

Anthony Downs dianggap mampu memberikan analisa dan pemahaman yang lebih obyektif, daripada sekedar penjelasan yang bersifat formal-normatif yang menjadi ciri paradigma dominan dalam ilmu politik tradisional. Pendekatan rational-choice juga dianggap lebih mampu memberikan rekomendasi yang bersifat lebih generik dan praktis.46

Esensi dari rational-choice itu sendiri adalah ketika dihadapkan pada beberapa alur tindakan, manusia biasanya akan memilih alur yang mereka yakini

44 Ward, Hugh, “Rational Choice” dalam Marsh, David dan Gerry Stokker ed., “Theory and Methods in Political Science,” Palgrave McMillan, 2002. Hal 23

45 Dunleavy, Patrick, “Democracy, Bureaucracy and Public Choice: Economic Explanations in Political Science,” Harvester Wheatsheaf, UK, 1991, hal. 5.

46 Downs, Anthony, “An Economic Theory of Democracy,” Harper and Row, NY, 1957.

22

akan mendatangkan manfaat yang paling besar bagi manusia tersebut. 47

Kesimpulan itu dijabarkan secara lebih detil dalam premis-premis dasar rational- choice theory, sebagai berikut:

Pertama, manusia memiliki seperangkat preferensi-preferensi yang bisa mereka pahami, mereka tata menurut sekala prioritas, dan dibandingkan antara satu dengan yang lain.

Kedua, tatanan preferensi ini bersifat transitif, atau konsisten dalam logika.

Misalnya, jika seseorang lebih memilih sosialisme dibanding liberalisme, dan liberalism dibanding fasisme, maka orang tersebut pasti lebih memilih sosialisme dibanding fasisme.

Ketiga,tatanan preferensi itu didasarkan pada prinsip memaksimalkan manfaat dan meminimalkan resiko.48

Premis-premis ini menjadi basis bagi pengembangan teoritik rational choice, dalam kasusnya seperti Qatar yang lebih memilih memusatkan perhatianya pada diplomasi publik yang didalamnya banyak terlibat aktor non-state seperti para pengusaha, publik hingga media massa. Semua hal tersebut dilakukan dengan penuh perhitungan dalam rangka memenuhi kebutuhan nasionalnya.

47 Ward, Hugh, “Rational Choice” dalam Marsh, David dan Gerry Stokker ed., “Theory and Methods in Political Science,” Palgrave McMillan, 2002 hal 25

48 Ibid, hal 27

23

HAM

Hak asasi (fundamental Untuk memahami hakikat Hak Asasi Manusia, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dasar tentang hak. Secara definitif

“hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. 49Hak sendiri mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:50

a. Pemilik hak

b. Ruang lingkup penerapan hak

c. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.

Ketiga unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak.

Dengan demikian hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.

Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Dalam kaitannya dengan pemerolehan hak ada dua teori yaitu teori McCloskey dan teori Joel Feinberg.

Menurut teori McCloskey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk dilakukan, dimiliki, atau sudah dilakukan. Sedangkan dalam teori Joel Feinberg

49 Tim ICCE UIN Jakarta. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta : Prenada Media,2003) ...hlm. 199

50 Ibid

24

dinyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan kesatuan dari klaim yang absah (keuntungan yang didapat dari pelaksanaan hak yang disertai pelaksanaan kewajiban). Dengan demikian keuntungan dapat diperoleh dari pelaksanaan hak bila disertai dengan pelaksnaan kewajiban. Hal itu berarti anatara hak dan kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perwujudannya.

Karena itu ketika seseorang menuntut hak juga harus melakukan kewajiban.51

John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya.

Hak ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.52

Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah, bahkan negara. Jadi dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum).53

51 Ibid,hlm 200

52 Masyhur Effendi. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, ...(Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994), hlm. 3.

53 Ibid hlm 5

25

Dengan demikian HAM merupakan konsep yang bersifat universal dan tidak mengikat. Terkait dengan isu yang menimpa Qatar perihal pelanggaran

HAM belum tentu dikatakan sebagai pelanggaran, karena tiap negara mempunyai karakteristik hukum dan budaya yang berbeda.

1.6 Metode Penelitian

Penulisan ini akan menggunakan pendekatan kualitatif naratif deskriptif, yakni dimana penulis menjadi instrumen utama untuk pengumpulan data dan pengolahan atau analisis data, serta sangat memfokuskan perhatian pada proses dan arti dari suatu peristiwa yang diteliti.54 Dengan menggunakan metode kualitatif, maka penulisan dapat dilakukan melalui tiga tahapan utama, yaitu pengumpulan Data, pengolahan Data, dan penulisan laporan penulisan.

Pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data, penulis menetapkan batasan data- data yang akan digunakan dalam penulisan dan menyeleksi data-data yang telah terkumpul sesuai dengan batasan yang telah dibuat untuk dapat menjawab pertanyaan penulisan. Dalam pengumpulan data, teknik yang akan digunakan adalah kajian kepustakaan dan dokumentasi dengan studi dokumen akan dilakukan dari sumber data primer dan data sekunder.

Penulis juga memperoleh informasi melalui wawancara dengan pejabat

Kedutaan Qatar untuk Indonesia. Untuk dokumen yang bersifat sekunder, penulis akan memperolehnya melalui liputan majalah, buletin, harian surat

54 John W. Creswell, Research Design: Qualitative and Quantittative Approaches, (California: Sage Publikations, 1994), hal. 145

26

kabar, serta pernyataan dan berita yang disiarkan melalui media massa.

Pengolahan data

Dalam melakukan pengolahan data terdapat tiga tahap yang akan dilakukan oleh penulis yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.55 Pada tahap reduksi data, penulis akan mengumpulkan dan data yang telah dihasilkan pada saat pengumpulan data dan kemudian direduksi ke dalam suatu pola dalam skema tertentu.56Dalam proses penyajian data,penulis akan menggunakan teks yang bersifat naratif dengan melakukan penyajian data secara deskriptif analitik. Terakhir penulis akan menarik kesimpulan dari data yang ditemukan sebelumnya yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan permasalahan.

Penulisan laporan

Dalam tahap ini, penulis menyajikan data-data dan simpulan yang didapatnya dalam penulisan ke dalam suatu laporan penulisan yang utuh. Secara umum, penulis akan membabakan laporannya kedalam bab-bab pendahuluan.

Gambaran situasi yang diajukan dalam permasalahan, analisa jawaban dalam kasus yang diangkat di permasalahan, dan kesimpulan. Laporan penulisan sendiri akan terjadi perubahan-perubahan seiring dengan munculnya data-data atau informasi yang ingin dimasukan ke dalam tulisan oleh penulis.

55 Sugiyono,Metode penulisan kualitatif,kuantitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,2006), hal 225

56 Creswell,op.cit,hal.154

27

1.7 Sistematika Penulisan

• BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Tinjaua Pustaka

E. Kerangka Teori

1. Diplomasi Olahraga

2. Kepentingan Nasional

3. Rational Choice

4. HAM

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

• BAB II: Qatar Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022

A. Qatar Diantara Negara Pesaing Tuan Rumah Piala

Dunia

B. Bidding Penyelenggaraan Piala Dunia Oleh Qatar di

FIFA

1..Faktor Pendukung Kemenangan Bidding

a. Investasi Kepada Klub Bola Eropa

b. Berpengalaman Mengadakan Mega Sport Event

28

2..Faktor Penghambat Kemenangan Bidding

a..Pemain Naturalisasi Pada Tim Nasional Qatar

b. Isu Penyuapan yang dilakukan Qatar Terhadap

...... Petinggi FIFA

• BAB III: Tantangan Qatar dalam Mempertahankan Status Quo

...... Tuan Rumah

A. Tantangan Cuaca Panas di Qatar

B. Isu Ham terkait eksploitasi migran

• BAB IV: Upaya Diplomasi Qatar dalam Mempertahankan Status Quo

...... Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Periode 2010-2013

A. Bantuan Financial Qatar Foundation terhadap Klub Bola

...... Eropa

B. Diplomasi Olahraga dan Budaya melalui Qatar Moto Grand

...... Prix Losail

C. Diplomasi Al Jazeera dalam Membentuk Opini Qatar

• BAB V:

A. Kesimpulan

B. Saran

29

BAB II

QATAR MENJADI TUAN RUMAH PIALA DUNIA 2022

A...Qatar diantara Negara Pesaing Tuan Rumah Piala Dunia

Pada bab ini akan membahas proses terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah piala dunia diantara negara-negara pesaingnya maupun syarat untuk menjadi nominasi peserta piala dunia yang menjadi kompetisi ditiap negara.

Piala Dunia merupakan ajang olahraga terbesar yang melibatkan banyak negara didalamnya. Kejuaraan ini telah diselenggarakan setiap empat tahun sekali sejak turnamen 1930. Piala Dunia ini merupakan salah satu kompetisi olahraga yang paling banyak disaksikan di dunia, bahkan melampaui Olimpiade dengan jumlah penonton 715,1 juta orang di seluruh dunia menyaksikan pertandingan final Piala Dunia FIFA 2006 yang digelar di Jerman.57

FIFA sendiri memiliki anggota dengan jumlah 212 negara, diantaranya ialah

Qatar. Qatar memang bukan negara dengan budaya sepakbola yang kurang baik dengan peringkat 88, terhitung sejak negara tersebut masuk menjadi anggota FIFA sejak 2002.58 Pasca Piala Dunia 2010 yang sukses diselenggarakan oleh Afrika selatan, membuat FIFA melakukan persiapan pemilihan calon tuan rumah bidding mendatang periode 2018 dan 2022.

57 "2006 FIFA World Cup broadcast wider, longer and farther than ever before" http;//FIFA.com diakses pada 1 Juli 2016, 19:08 wib

58 “Qatar Ranking”, http://www.fifa.com/fifa-world- ranking/associations/association=qat/men/index.html. Diakses pada 1 Juli 2016, 20:16 wib

30

Adapun syarat untuk menjadi tuan rumah piala dunia berdasarkan statue FIFA meliputi;

Pertama, terkait dengan keamanan yang secara khusus meliputi stabilitas politik maupun kepastian hukum.

Kedua, terkait dengan kesiapan infrastruktur, dimana standarisasi alat pengerjaan maupun tingkat keamanan serta kenyaman akses menuju maupun di stadion itu sendiri harus memenuhi standar internasional.

Ketiga, perihal HAM, diamana setiap hak hak asasi tiap individu harus di junjung tinggi.59

Tabel II.1 Syarat operasional penyelenggaraan FIFA World Cup

Sumber : Fifa.com/evaluation/document/bid_evaluatio

59 Declaration Of The 8th Assembly Of The Heads Of State And Government On The International Year Of African Football,(Doc. Asembly/AU/2 (VIII)” diakses melalui http://www.africaunion. org/root/AU/Conferemces/Pa st/2007/January/summit/doc/Decisi ons%20Declarations%20 %208th%20Ordinary%20Session% Asembly.pdf diakses pada 5 juli 2016, 03:41 WIB

31

Pada 2010 proses pemilihan calon tuan rumah piala dunia dipimpin oleh ketua fifa saat itu Seep Blatter dengan melibatkan 22 anggota executive committe

(Exco).

Tahapan pemilihan tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022 dimulai sejak

September 2010, dimana asosiasi nasional memiliki waktu hingga 2 Desember

2010 untuk mendaftarkan diri. 60 Pada awalnya, tujuh negara mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah piala dunia 2022, tetapi Meksiko mengundurkan diri. 61 Selama proses pemilihan, negara negara non-UEFA juga secara bertahap mundur dari pemilihan tuan rumah 2022, sementara negara- negara UEFA memilih mengurungkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah 2022. Sehingga, tersisa lima penawaran untuk menjadi tuan rumah

Piala Dunia FIFA 2022: Australia, Jepang, Qatar, Korea Selatan, dan Amerika

Serikat. Dua puluh dua anggota Komite Eksekutif FIFA bertemu di Zürich pada 2

Desember 2010 untuk memberikan suaranya dalam memilih tuan rumah kedua turnamen tersebut.62

Proses pemungutan suara tersebut dilakukan dengan 4 putaran dengan sistem eliminasi, yang menjadi hak otoritas anggota komite eksekutif FIFA. Berdasarkan hasil pemilihan tersebut maka diperoleh data sebagai berikut;63

60 Goff Steve,” Future World Cup” http//The Washington.com/Future-World-Cup.12849828/ diakses pada 2 Juli 2016, 12:02 wib

61 "Indonesia's bid to host the 2022 World Cup bid ends", http;//bbc sport.com/Indonesia’s/bid/to host/ the 2022 World Cup/Bid/Ends.2193283/ diakses pada 2 juli 2016, 13:56 wib

62 “Combined bidding Confirms”,http;//fifa.com diakses pada 2 Juli 2016, 14:32 wib

63 Arif Prasetyo“Tuan rumah piala dunia 2022” http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/Tuan- rumah-piala-dunia-2022/ diakses pada 2 Juli 2016, 15:05 wib

32

Tabel II.2 hasil pemiilihan bidding piala dunia 2022

Tabel II, http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/Tuan-rumah-piala-dunia-

2022/

Terpilihnya Qatar merupakan langkah awal dalam menyukseskan Piala

Dunia 2022. Federasi persepakbolaan Qatar atau QSA (Qatar Football

Association) juga telah menyiapkan logo khusus dalam menyambut piala dunia

2022.

Gambar II.3 logo piala dunia Qatar 2022

Qatar memang bukan negara dengan budaya sepak bola yang diperhitungkan, namun Qatar membuktikan bahwa negarannya pantas menyandang sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 mendatang mengalahkan pesaingnya Amerika, Australia,

Jepang dan Korea selatan.

33

B..Bidding Penyelenggaraan Piala Dunia oleh Qatar di FIFA.

1. Faktor Pendukung Kemenangan Bidding

Kemenangan Qatar memang tak terlepas dari peran sang Emir, sejak memerintah, Qatar memposisikan dirinya sebagai negara yang penting khususnya sebagai investor. 64 Bentuk investasi raksasa Qatar bervariasi dan terdapat diberbagai dunia termasuk klub sepakbola Prancis, Paris Saint-Germain, sejumlah hotel dan resor di Pulau Sardinia Italia, kepemilikan saham di pabrikan mobil

Volkswagen, dan Barclays Bank yang berbasis di Inggris. 65 Investor ini dimaksudkan sebagai nilai tambah bagi Qatar dan pada praktiknya berhasil mengalahkan negara-negara pesaingnya, seperti Amerika, Jepang, Australia,dan

Korea Selatan.66

Dalam praktiknya juga, Qatar mempunyai posisi besar dalam investor sepak bola seperti di Inggris dan Prancis. Investasi yang dilakukan oleh Qatar bernilai

400 juta Poundsterling pada klub bola Manchester City pada 2011 dan melakukan renovasi besar besaran pada lingkungan stadium Etihad milik Manchester City.67

Lain halnya dengan di Prancis, Qatar mengalahkan dominasi pesaingnya Uni

Emirate Arab dengan berinvestasi kepada klub bola raksasa Prancis bernama Paris

64 Setting up in Qatar, (Ministry of Information & Culture, Copyright Section), 2011 hal 56-59

65 Global FinanceMagazine, Qatar Investment Authority in Europe https://www.gfmag.com/magazine/january-2015/qatar-investment-authority-al-thani-head- sovereign-wealth-fund diakses pada 4 Juli 2016, 16:30 WIB

66 “Qatar bidding US,AUS etc” http://www.fifa.com/worldcup/teams/team=43834/_index_default.html(Qatar bidding-US- AUS etc) diakses pada 5 juli 2016, 07:15 WIB

67 Pandit Football Indonesia, Brazilian Football and Their Enemies, Elex Media Komputindo, Jakarta,2014. Hal 134-135

34

Saint Germany dengan bentuk memperluas kapasitas stadion, yang semula berjumlah 48.000 menjadi 60.000.68

Sedangkan di Spanyol pun, Qatar tak luput untuk memberikan bantuanya pada klub bola raksasa di Negara seperti Barcelona merupakan klub raksasa di dunia maupun Spanyol. Barcelona mendapatkan sponsor melalui Qatar Airways sebesar 30,5 juta Euro pada tahun 2010 hingga awal musim 2016. Besaran investasi ini semua dimaksudkan sebagai nilai tambah bagi Qatar dan pada praktiknya berhasil mengalahkan negara-negara pesaingnya, seperti Amerika,

Jepang, Australia ,dan Korea Selatan.

Untuk memperkuat pengaruhnya, Qatar juga mengendalikan jaringan raksasa media lewat Al-Jazeera, saluran televisi satelit pertama pan-Arab yang disiarkan dalam bahasa Inggris, serta persiapan peluncuran Al-Jazeera America setelah pembelian saluran kabel AS Current TV di tahun 2005.69

Sedangkan dari sarana prasarana Qatar telah mempersiapkan hal hal yang dijadikan syarat oleh FIFA sebagai Negara penyelenggara piala dunia, seperti stadium berskala internasional meliputi konstruksi bangunan dan operasional, jarak penginapan-venue, bandar udara, rumah sakit, penginapan, sanitasi, dan akomodasi.70

68 Barry Mansfield,”will Qatar Stake PSG set a new standart in Football Investment”, www.theedge.me. Diakses pada 6 Juli 2016, 09:43 WIB.

69 Charles De Bagie,” Qatar Football as soft Power”, http://cpreview.org/2013/02/qatar-football- as-soft-power/ diakses pada 12 september 2016, 06:07 WIB

70...”FIFA statuten 2010” http://www.fifa.com/mm/document/affederation/generic/01/29/85/71/fifastatuten2010_e.p df diakses pada 12 september 2016, 07:16 WIB.

35

Hingga pada proses pemilihan Qatar sebagai negara yang untuk pertama kalinya mewakili Timur Tengah dalam pengadaan sepak bola dunia.Dengan lolosnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia bukan tanpa izin oleh FIFA. FIFA sendiri memberikan status tuan rumah tersebut dikarenakan Qatar telah memenuhi persyaratan yang dibuat oleh FIFA .

Tabel II.4 Standar resiko operasional FIFA World Cup Qatar

Sumber: Fifa.com/Operational/document/operasional_risk

2. Faktor Penghambat Kemenangan Bidding

A. Pemain Naturalisasi Pada Tim Nasional Qatar

Qatar memang dinyatakan lolos pada tahap pemilihan sebagai tuan rumah

Piala Dunia, namun bukan tanpa hambatan yang dialami Qatar, salah satunya

36

ialah persoalan pemain naturalisasi yang banyak digunakan Qatar dalam rangka mempersiapkan Piala Dunia 2022..

Menurut data World Bank,Qatar memiliki populasi pertama kalinya telah mencapai 2,3 juta jiwa pada Maret 2015.71 Badan perencanaan pembangunan dan statistik Qatar juga merilis sebelumnya adalah 2,46 juta jiwa pada November

2015. Angka tersebut akan terus bertambah seiring akan dikirimkannya 1 juta pekerja Bangladesh pada 2017 dalam membangun infrastruktur persiapan piala dunia 2022.72

Terlepas Qatar sedang menjalani program investasi modal padat karya dan sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah piala dunia nanti, Qatar telah banyak membuka keran imigran untuk masuk ke dalam negaranya. Sehingga terjadi lonjakan besar besaran penduduk asing pada negara tersebut.73

Dikutip dari Middle east Online, Seorang pejabat kementerian perencanaan pembangunan dan statistik Qatar merilis bahwa 90 persen dari penduduk Qatar merupakan pekerja asing meliputi, ahli profesi, pekerja buruh hingga atlet seperti pemain bola.74

71 “Qatar Population” http://data.worldbank.org/country/qatar-population diakses pada 14 september 2016, 13:01 WIB

72...Family,Community and Religion” http://portal.www.gov.qa/wps/portal/topics/Family,+Community+and+Religion?highlightQuer y=population diakses pada 14 september 2016, 16:13 WIB

73 ..”Migration Profiles of Qatar” https://esa.un.org/miggmgprofiles/indicators/files/Qatar.pdf. Diakses pada 18 september 2016, 10:10 WIB

74 ..Abdul Gholan,” Qatar Workers” http://middle-east-online.com/english/?id=77702- Qatar- workers. Dikutip pada tanggal 20 septermber 2016, 14:52 WIB

37

Fenomena ini telah memicu warga asing yang tinggal di Qatar untuk memutuskan menetap lebih lama dan memperoleh naturalisasi, kasus naturalisasi pada warga asing yang menetap lama di Qatar umumnya merupakan para ahli profesi dan atlet sepak bola.75

Naturalisasi memang sudah tidak bisa dihindarkan dalam praktek sepakbola saat ini demi mendapatkan prestasi yang instant seperti tim nasional Italia,

Indonesia bahkan Qatar itu sendiri. 76

Federasi sepakbola Qatar (QFA) yang dalam satu dekade terakhir mempekerjakan 13 pemain naturalisasi dalam proyek pembinaan pemain naturalisasi di Aspire academy Qatar, 77dengan beberapa variasi yang berbeda yakni :

No Nama Pemain Usia Posisi Asal Negara

1 Luiz Mairton Carlos 26 tahun Bek tengah Brazil

Junior

2 Moustapha Terazor 27 tahun Gelandang RD Kong

Kangambu

3 Qasem Abdulhamed 29 tahun Kiper Senegal

Burhan

75 ..”Citizenship”https://www.justlanded.com/english/Qatar/Qatar-Guide/Visas- Permits/Citizenship diakses pada 21 September 2016, 12:19 WIB

76 “Football Player Statue” http://www.the-afc.com/qatar-player diakses pada 21 september 2016, 15:07 WIB

77 “Foreign Player as Naturalized Qatar” http://www.soccerphile.com/soccerphile/news/balkans- soccer/naturalized.html diakses pada 21 september2016 14:12 WIB

38

4 Ahmed Mohammed 25 tahun Gelandang Mesir

Abdul

5 Boualem Khoukhi 24 tahun Gelandang Al jazair

6 Karim Bodiaf 24 tahun Gelandang Perancis

7 Tresor Kangambu 21 tahun Striker Ghana

8 Sebastian Soria 26 tahun Striker Spanyol

9 Messad Al-Hammad 28 tahun Striker Mesir

10 Fabio Caesar 27 tahun Gelandang Brazil

11 Daniel Gouma 24 tahun Bek Guinea

12 George Kwasi 29 tahun Striker Ghana

13 Abdulla Koni 27 tahun Bek Senegal

Ke 13 pemain tersebut diseleksi berdasarkan kebutuhan Qatar dalam menyambut piala dunia, isu pemain naturalisasi tersebut membuat FIFA memberikan peringatan keras terkait banyaknya pemain naturalisasi yang digunakan Qatar .

Adapun FIFA sendiri mempunyai peraturan terkait naturalisasi pemain apabila memenuhi syarat yang harus terpenuhi :

1. Pemain lahir di negara tersebut

2. Ayah atau Ibu kandungnya di negara tersebut

3. Kakek atau Nenek kandungnya di negara tersebut

4. Pemain telah menetap selama 5 tahun berturut turut pada saat berusia 18

tahun ke atas.

39

5. Jumlah pemain naturalisasi yang dimainkan di lapangan tidak

diperbolehkan bermain melebihi pemain pada aslinya atau sekurang

kurangnya (4 orang).78

Terkait dengan pemain naturalisasi tersebut dikutip berdasarkan situs FIFA,

Ketua FIFA saat itu Blatter langsung meminta Qatar untuk tidak menggunakan banyak pemain impor yang dinaturalisasi demi kepentingan 2022.79

Seperti pada kasus Piala Asia 2005 lalu, Qatar menggunakan 90 persen pemain naturalisasi dalam kompetisi tersebut. Akibatnya para pemain naturalisasi

Qatar dilarang untuk bermain dalam laga kompetisi internasional selama 2 tahun kedepan sejak diberikanya hukuman oleh FIFA setelah kompetisi tersebut80

Penetapan bidding sebagai tuan rumah bukan jalan mudah bagi Qatar, terlebih negara tersebut banyak membeli para pemain asing untuk memperkuat tim nasionalnya demi mencapai prestasi yang instan. Akibatnya Qatar diberikan teguran keras terkait naturalisasi yang berlebihan apabila ingin melanjutkan pada tingkat bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.81

Dengan demikian, akibat dari banyaknya pemain naturalisasi yang dilibatkan oleh Qatar membuat negaranya mendapat teguran FIFA yang apabila

78...”FIFA.Statues”,http://www.fifa.com/mm/document/affederation/generic/01/29/85/71/fifasta tuten2010_e.pdf diakses pada 26 september 2016, 19:03 WIB

79 Ibid

80 Bambang Riyadi,“Naturalisasi Atlet Sepakbola Qatar ” Http://duniasoccer.com-Naturalisasi- Pemain-Qatar diakses pada 27 september 2016, 11:45 WIB

81 Ibid

40

berlanjut maka negara tersebut akan didiskualifikasi pada putaran pertama piala dunia.

B..Isu Penyuapan yang Dilakukan Oleh Qatar Terhadap Petinggi FIFA

Penetapan Bidding yang dimenangkan oleh Qatar tak terlepas dari polemik isu suap yang dilakukan negara tersebut terhadap petinggi FIFA. Dikutip dari The

Sunday Times, Salah satu yang menjadi sorotan ialah Mohamed Bin Hammam dicurigai telah menggunakan kekayaan dan kekuatan minyaknya untuk membeli suara kepada .82

Dilaporkan bahwa Bin Hammam telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah Thailand melalui anggota eksekutif FIFA Worawi Makudi yang merupakan berkebangsaan Thailand. Dalam pertemuan itu membicarakan soal penjualan minyak dan gas kepada Thailand yang bernilai jutaan dolar.83 Dikutip berdasarkan middle east online, Thailand telah menandatangani perpanjangan kontrak dengan Qatar terkait pembelian 1 juta ton gas alam cair, namun untuk menghindari kecurigaan, pemberian uang tersebut dilakukan melalui perusahaan yang dibawahi oleh Qatar itu sendiri Kemco Coorporation.84

Alasan Qatar melakukan manuver politik kepada Thailand itu sendiri bukan tanpa alasan, melainkan Thailand merupakan negara yang mempunyai prestasi

82 Robert Hils,”Qatar Controversy”, http://www.thetimes.co.uk/?sundayQatar-Controversy diakses pada 1 oktober 2016, 08:23 WIB

83 Mahmmod Syakieb,” Vodavone Qatar company new gas thailand support” http://dohanews.co/vodafone-qatar-company-new-Gas-Thailand-al-khor/ diakses pada 4 oktober 2016 17;01

84 Ibid

41

sepakbola pada liga AFC ( The Asian Football Confederation) dan Thailand salah satu dari anggota eksekutif yang terdiri dari 22 negara.85

Akibat dari laporan tersebut, Qatar terancam batal menjadi tuan rumah piala dunia apabila terbukti telah melakukan praktik suap baik kepada petinggi FIFA maupun negara anggota untuk memuluskanya sebagai host stage. Namun hinnga petinggi FIFA tertangkap oleh FBI, tidak ada bukti yang kuat untuk menggantikan posisi Qatar. 86

85 “Attending President in Zurich to Attent FIFA meeting as Qatar be host of world cup 2022”, http://www.the-afc.com/afc-president/afc-president-arrives-in-zurich-to-attend-fifa-meetings diakses pada 4 oktober 2016. 17:56 WIB

86 “Qatar Issues”, https://www.cia.gov/library/publications/resources/Qatar-issues/qa.html diakses pada 28 september 2016 13:16 WIB

42

BAB III

Tantangan Lingkungan dan HAM Qatar Dalam Mempertahankan Status

Quo Sebagai Host Stage

A. Cuaca Panas di Qatar

Wilayah Qatar umumnya merupakan dataran berbatu dengan titik tertinggi

103 km. Namun, ada pula beberapa bukit pasir yang mencapai ketinggian 40 m di atas permukaan laut di bagian barat dan utara. 87 Pada bab ini akan dibahas mengenai tantangan yang dihadapi Qatar dalam lingkup lingkungan.

Negara ini beriklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim panas yang berlangsung pada bulan Juni hingga September dan musim dingin pada bulan

Oktober hingga akhir Mei.88 Berdasarkan data dari Accu Weather Curah hujan yang sedikit berkisar 100 milimeter per tahun, hingga pada musim dingin dapat mencapai suhu 40. Qatar sendiri memiliki badai atau biasa disebut dengan angin kering yang dapat mencapai 480. 89 hal inilah yang menimbulkan perdebatan di antara negara-negara FIFA (Federation International Football Association) untuk berencana memindahkan piala dunia pada musim dingin pada Desember.

Rencana atas pemindahan jadwal tersebut justru menuai banyak protes dari berbagai kalangan seperti panitia penyelenggara liga Eropa yang akan menggelar acara pada musim dingin. Apabila acara piala dunia tetap dilaksanakan maka

87 Anthony Duke,”Qatar Country”,http://britanica.com/Qatar-Qountry.Profile-AnthonyDuke diakses pada 28 September 2016, 14:02 Wib

88“Qatar climate info” http://qweather.gov.qa/ClimateInfo.aspx. Diakses pada 28 september 2016, 15:01 WIB

89 Ibid

43

mereka akan meliburkan acara tersebut, yang merupakan kerugian besar bagi para pemegang kepentingan di liga Eropa. Lain halnya dengan para media yang mendorong agar piala dunia di Qatar tetap dilaksanakan pada musim panas, perihal para media sudah melakukan teken kontrak untuk menyiarkan acara NFL di Amerika serikat. Para media tidak menginginkan adanya acara mega sport event secara bersamaan dikarenakan fokus public akan terpecah belah dan mengurangi jumlah penonton pada siaran mereka.90

B..Tantangan Ham Terkait Eksploitasi Imigran

Tantangan Qatar tidak hanya meliputi lingkungan namun juga terkait isu kemanusian, berbagai diplomasi seperti memberikan sokongan besar besaran kepada klub bola Eropa merupakan salah satu langkah Qatar untuk meyakinkan publik dunia bahwa Qatar merupakan negara yang baik dan negara yang sangat siap untuk menyelenggarakan event ini. Namun di samping itu semua, isu-isu mengenai pelanggaran HAM yang dilakukan Qatar terus menguat dan banyak aktor yang menyuarakan HAM bahwa di balik penyelenggaraan event ini Qatar banyak melakukan pelanggaran, terutama di bidang HAM.91

Ada beberapa pandangan mengenai arti hak asasi manusia. Menurut

United Nation, Hak Asasi Manusia adalah pengakuan atas martabat alamiah manusia dan adanya kesetaraan antarmanusia. Menurut United Nation (UN), hak asasi manusia merupakan dasar dari adanya kemerdekaan serta keadilan sehingga

90 Antonio Juliard, “NFL Media Acces Policy” diakses mealui http://www.profootballwriters.org/nfl-media-access-policy-Q22 pada 05 Oktober 2016, 04:50 WIB

91 Shahab Murobbah,” Qatar Labour” https://www.hrw.org/middle-east/n-africa/qatar pada 05 Oktober 2016, 06:16 Wib

44

memunculkan perdamaian dunia. Bagi PBB, orang atau aktor yang mengabaikan hak asasi manusia bisa dikategorikan sebagai aktor yang biadab karena telah melukai nilai-nilai kesetaraan dan melukai hak-hak manusia sebagaimana mestinya.92

Sedangkan menurut Amnesty International, hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan dasar bahwa semua orang dianggap setara tanpa memandang suku, agama, ras, bahasa, atau status lainnya. Menurut Amnesty International, manusia wajib mendapatkan segala macam hak, antara lain, hak politik dan hak-hak sipil, seperti, hak untuk hidup, kebebasan berekspresi; dan hak-hak sosial, budaya dan ekonomi termasuk hak untuk berpartisipasi dalam budaya, hak atas pangan, serta hak untuk bekerja dan menerima pendidikan. 93

Hak asasi manusia dilindungi dan ditegakkan oleh hukum dan perjanjian internasional maupun nasional. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari Sistem Internasional dibidang Perlindungan Hak Asasi Manusia.

Hal ini diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Hari itu dirayakan setiap tahun sebagai Hari Hak Asasi Manusia Internasional. Tiga puluh artikel dari UDHR menetapkan, hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya sipil dari semua orang. Ini adalah visi untuk martabat manusia yang melampaui batas-batas politik dan otoritas, melakukan pemerintah untuk

92 “Universal Declaration of Human Right”,http://www.un.org/en/documents/udhr. diakses pada 05 Oktober 2016 07:17 WIB

93 Turnagain Lane, Conscientious Objection-A Human Right (London: Faringdon 1979) hal 4

45

menegakkan hak-hak dasar setiap orang. UDHR membantu memandu pekerjaan

Amnesty International.94

Dari kesimpulan di atas, sudah dipastikan bahwa setiap manusia sejak lahir memiliki hak-hak dasar yang harus terpenuhi dan jika ada aktor yang melanggar maka dapat dipastikan orang tersebut telah melanggar hak asasi untuk manusia lainnya. Hal inilah yang mendasari munculnya isu-isu pelanggaran HAM di Qatar karena menganggap para pekerja migrant telah kehilangan hak-hak mereka dalam pembangunan venue untuk piala dunia 2022.95

Isu ini dibahas untuk pertama kali sejak pembangunan stadion dan fasilitas yang dilakukan oleh Qatar untuk persiapannya sebagai tuan rumah Piala Dunia

2022. Dalam beritanya, BBC melaporkan bahwa para pekerja migran dilakukan seperti hewan. Dalam data yang dikutip BBC lewat Amnesty International, mereka dipaksa bekerja tanpa bayaran dan jika menolak akan dideportasi oleh pemerintah Qatar.96

Terkait isu ini, Amnesty International merupakan organisasi yang sangat vokal dalam membahas pelanggaran HAM di Qatar. Menurut data dari Amnesty

International lebih dari 1000 orang mengalami trauma akibat terjatuh dari ketinggian, karena mereka tidak dibekali dengan peralatan konstruksi yang aman.

94 “Human Right Basic” http://www.amnestyusa.org/research/human-rights-basics. diakses pada 05 Oktober 2016, 11:14 WIB

95 Taylor conway, “Qatar Accused of Human Right Violations in preparation for 2022 World Cup”, nov/17/2013, http://bleacherreport.com. Diakses pada 05 Oktober 14:01 WIB

96 Andrew North, “Qatar Migrant Workers, treated like animal”, http://www.bbc.com. Diakses pada 05 Oktober 2016, 15:31 WIB

46

Data ini diambil dari wawancara antara Amnesty Internasional dengan rumah sakit swasta yang ada di kota Doha.97

Qatar yang diisukan melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia bereaksi dengan melakukan diplomasi untuk memperbaiki citranya terkait kasus pelanggaran Hak Asasi manusia terhadap para pekerja migran disana. Menurut

Britannica Dictionary Pekerja migran dapat didefinisikan sebagai orang yang bekerja dari satu negara ke negara lain. Pekerja migran identik dengan kaum buruh atau para pekerja kasar.98

Dalam praktiknya, menurut International Organization of Migration (IOM) pekerja migran dibagi dua jenis. Pertama, pekerja imigran legal yang berarti para pekerja lintas negara yang memiliki dokumen resmi, lengkap, dan cukup umur untuk dapat bekerja. Sedangkan pekerja migran ilegal adalah para pekerja yang tidak memiliki dokumen resmi, bekerja dibawah umur dan tidak memiliki surat- surat untuk menetap di negara tempat mereka bekerja.99

Amnesty international memiliki banyak bukti untuk terus membahas isu ini, dan bukti-bukti inilah yang dijadikan dasar oleh Amnesty International untuk membongkar isu pelanggaran HAM Qatar. Salah satu bukti yang menjadi landasan Amnesty International adalah adanya 10 fakta sistem pekerja migrant di

Qatar, antara lain.

97 Ibid

98 “Dictionary” http://dictionary.reference.com/browse/migrant+worker, diakses pada 06 Oktober 2016, 17:40

99 International Organization of Migration, “Key Migration Term”, http://www.iom.int/cms/en/sites/iom/home/about-migration/key-migration-terms-1.html, diakses pada 06 Oktober 2016, 18:26 WIB

47

1. Setiap pekerja migran harus memiliki “sponsor”, dan sponsor ini

merupakan majikan yang akan memberi mereka pekerjaan. Pada

umumnya, sponsor ini merupakan perusahaan yang terdaftar akan

mempekerjakan para buruh migran.

2. Para buruh migran tidak dapat mengubah pekerjaan mereka tanpa seizin

“sponsor” mereka atau meninggalkan sponsor mereka. Jika pekerja

meninggalkan “sponsor” mereka tanpa izin, mereka dianggap melarikan

diri dan akan dikenakan tindak pidana dan pendeportasian.

3. Para buruh migran tidak bisa meninggalkan negara mereka tanpa izin dari

“sponsor” mereka. Para pekerja migran harus mendapat izin dari

“sponsor” mereka dan dari pihak berwenang yang ada di Qatar.

4. “Sponsor” diwajibkan untuk mengembalikan passpor pekerja mereka jika

para buruh migran telah menyelesaikan tugas dan prosedur residensi

mereka. Namun, pada kenyataannya, para “sponsor” tidak mengembalikan

passpor para pekerja yang berpenghasilan rendah.

5. Para buruh migran harus memiliki izin tinggal yang berbentuk ID. Jika

tidak memiliki ID ini, maka buruh migran dianggap melarikan diri.

6. Semua hal yang berurusan dengan buruh semuanya diatur dalam UU

Pelaksanaan Buruh yang dibuat oleh Departemen Tenaga Kerja Qatar.

Segala hal diatur mulai dari gaji hingga jam tidur.

7. Jika pekerja memiliki keluhan bahwa hak mereka dilanggar, maka pekerja

migran bisa mengajukan komplain ke Departemen Tenaga Kerja. Namun

48

Departemen Tenaga Kerja tidak bisa menegosiasikan hal tersebut dengan

para “sponsor”.

8. Berdasarkan UU, para pekerja migran dilarang membuat perserikatan

buruh.

9. Hukum di Qatar tidak membatasi para pekerja konstruksi.

10. Para “sponsor” diharapkan dapat memberikan tempat tinggal yang layak.

Namun kenyataannya, para pekerja konstruksi hanya tinggal di daerah

tempat mereka bekerja atau biasa disebut “camp pekerja paksa”.100

Ke-10 fakta inilah yang menjadi salah satu dasar bagi Amnesty International ingin membuktikan bahwa masalah HAM di Qatar bukanlah sebuah isu melainkan sudah berupa fakta bahwa di Qatar para pekerja migran diperlakukan seperti budak.

Selain itu, Amnesty International mendapatkan informasi dari Kedutaan Besar

Nepal sebanyak 174 pekerja yang berasal dari Nepal dikabarkan tewas pada tahun

2012 meliputi 102 pekerja yang tewas karena sakit jantung, 3 orang tewas karena ketinggian, 44 karena kecelakaan mesin, 23 lainya belum diketahui penyebabnya.101

Amnesty International tidak bisa memastikan berapa banyak pekerja dari

Nepal yang bekerja dalam proyek Piala Dunia 2022 milik Qatar. Namun, Amnesty

International sudah mengkonfirmasi, warga Nepal bergantung hidup dari

100 Ibid, hlm 15.

101 Amnesty International,The Dark Side of Migrations : Spotlight on Qatar’s Construction sector Ahead of the World Cup, 22/10/2010, International Secretariat Peter Benenson House 1 Baston Street London WCIX 0DW United Kingdom, hlm 42

49

perusahaan di Qatar.102Koran Guardian UK melakukan investigasi terhadap nasib para pekerja migran di Qatar dan mendapatkan hasil bahwa sebanyak 44 pekerja yang berasal dari Nepal tewas antara 4 Juni sampai 8 Agustus 2013 akibat serangan jantung, gagal jantung dan ke celakaan di tempat proyek.103

Selain keselamatan para pekerja migran yang terabaikan, kesehatan dan kebersihan lingkungan camp para pekerja migran juga tidak diperhatikan.

Menurut Amnesty International tempat beristirahat para pekerja migran sangat kotor. Untuk satu kamar diisi oleh delapan orang. Bertolak belakang dengan standar hak pekerja, dimana kenyamanan dan kebersihan ruangan merupakan keharusan bagi para pekerja.

Gambar III.I kamar mandi pekerja yang kotor dan tidak dilenkapi air

Sumber: Amnesty International, The Dark Side of Migrations : Spotlight on

...... Qatar‟s Construction Sector Ahead of the World Cup.

Seperti pada gambar tersebut,kesalahan para perusahaan salah satunya adalah penyediaan air yang sangat kurang. Padahal, air merupakan salah satu suplai vital bagi para pekerja di Qatar. Akibatnya, banyak dari para pekerja

102 Ibid hlm 43

103 Pete Patinson, “Revealed: Qatar's World Cup 'slaves', The Guardian, 25 September 2013”. (http://www.theguardian.com/world/2013/sep/25/revealed-qatars-world-cup-slaves). Katmandu, doha, diakses pada 18 oktober 2016, 16:07 wib

50

yang megalami kehausan sehingga terjadi sejumlah kecelakaan kerja. Menurut

Amnesty International, sebanyak 3000 pekerja migran hanya diberikan satu water tanker yang berisi air hangat.104

Salah satu perusahaan yang terbesar dalam melakukan kesalahan terhadap pekerja yaitu Kranzt Engineering. dimulai pada tahun 2010 dimana Amnesty

International telah melakukan penelitian atas perusahaan tersebut, penelitian tersebut mendapatkan bahwa pekerja telah terbiasa untuk dibayar terlambat.

Bahkan, gaji para pegawai dalam dua bulan hanya dibayar satu bulan. 105

Memasuki Juli 2010 Direktur Managemen dari Kranzt Engineering mengatakan bahwa mereka tidak membayarkan gaji kepada para pekerja dikarenakan pihaknya belum mendapatkan bayaran oleh kontraktor utama SEG

Qatar dalam proyek RLESC (Rass Laffan Emergency and Safety College) yang menyebabkan permasalahan pada sistem gaji.106

Hingga pada oktober 2012, berdasarkan pengawasan yang dilakukan oleh

Amnesty International bahwa para pekerja telah mendapatkan gajinya pada bulan tersebut. Namun, pada bulan November, para pekerja mendapatkan masalah baru terkait pemberhentian kerja secara sepihak oleh SEG Qatar.107

104 Amnesty International,The Dark Side of Migrations : Spotlight on Qatar’s Construction sector Ahead of the World Cup, 22/10/2010, International Secretariat Peter Benenson House 1 Baston Street London WCIX 0DW United Kingdom, hlm 45

105 Ibid hlm 48

106 Ibid hlm 48

107 Ibid hlm 49

51

Akibat dari tindakan Kranzt Engineering yang mengabaikan keselamatan para pekerja migran tersebut telah membuat Kementerian ketenagakerjaan Qatar mengambil tindakan dengan mengirimkan sebanyak 5.245 pesan kepada perusahaan agar mematuhi peraturan yag ada terkait hak-hak para pekerja termasuk keselamatan pekerja. Namun, kenyataannya sebanyak 30% perusahaan yang masih beroperasional di Qatar telah melanggar hal tersebut.108

Dapat disimpulkan, citra Qatar terkait HAM dirugikan akibat perusahaan

Kranzt Engineering. Dimana perusahaan tersebut tidak memperlakukan pekerja secara layak, seperti tempat tinggal, saluran pembuangan air, pembayaran gaji hingga standar keamanan prosedur pengerjaan proyek yang mengancam nyawa mereka sewaktu-waktu.

Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Amnesty International terhadap Qatar atas pelanggaran para pekerja migran, hal ini menimbulkan polemik atas terpilihnya Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. FIFA telah menindaklanjuti atas banyaknya laporan-laporan yang diajukan oleh ILO dan Amnesty International. FIFA pun selaku Institusi yang bertanggung jawab atas terpilihnya Qatar mulai bergerak untuk melakukan investigasi atas isu-isu pelanggaran HAM yang dilaporkan oleh ILO dan Amnesty International.109

108 Ibid hlm 49

109 FIFA General Secretary to Amnesty International, oktober 2013. The Dark Side of Migration : Spotlight on Qatar‟s Construction Sector Ahead of World Cup, hlm 90

52

BAB IV

UPAYA DIPLOMASI QATAR DALAM MEMPERTAHANKAN STATUS

QUO TUAN RUMAH PIALA DUNIA 2022

A. Bantuan Dana Qatar Foundation kepada Klub Bola Eropa

Bab ini akan membahas terkait strategi yang dilakkukan Qatar dalam merespon intervensi dari organisasi internasional maupun negara yang menitikberatkan pada kasus Qatar khususnya pada isu suap terhadap FIFA

(Federation International Football Association) maupun pelanggaran HAM(Hak

Asasi Manusia) yang terjadi di Qatar yang menjadikan citra baik Qatar menjadi tercemar, terlebih Qatar sebagai negara muslim.Hal tersebut berdampak pada posisi Qatar sebagai tuan rumah piala dunia 2022 menjadi terancam,FIFA sendiri turut andil dalam mengawasi pelaksaan pembangungan yang dilakukan oleh Qatar dalam menyambut piala dunia 2022.110

Oleh sebab itu Qatar mulai melakukan berbagai macam upaya diplomasi dalam rangka memperbaiki citra dan nama baiknya pada dunia internasional.

Salah satu model diplomasi yang digunakan oleh Qatar yaitu dengan melakukan investasi besar besaran terhadap klub besar di berbagai dunia melalui yayasan milik nasional „Qatar Foundation’.111

Qatar Foundation merupakan sebuah perusahaan independen non-profit yang didirikan pada 1955 oleh Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani, yang

110 Pandit Football Indonesia, Brazillian Football and their enemies , PT Elex Media, Komputindo, Jakarta, 2014 hal 160-161

111 Ibid hal 162- 165

53

bertujuan untuk menyiapkan masyarakat Qatar dan sekitarnya untuk menghadapi tantangan global yang terus berkembang dan membuat Qatar sebagai pemimpin dalam inovasi dan pendidikan dunia berbasis teknologi.112

Didirikanya QF tersebut tidak terlepas dari tiga pilar QF itu sendiri seperti, pendidikan,pengetahuan dan penelitian. Pada dasarnya cita cita QF itu sendiri ingin membangun sebuah tempat pusat pedidikan berkelas dunia, mempromosikan Qatar sebgai destinasi pendidikan, pariwisata berbasis teknologi dan kesempatan kerja bagi kaum muda Qatar. 113

Melalui cita citanya tersebut, Qatar telah menggelontorkan dana besar sebagai investasi Qatar pada QF, adapun investasi yang dilakukan oleh Qatar yaitu sebagai investor olahraga khususnya sepakbola, seperti yang dilakukan oleh Qatar dengan melakukan investasi besar kepada klub bola dunia.114

Alasan Qatar menggunakan bantuan dana terhadap klub bola dunia disebabkan sepakbola dikategorikan sebagai public sport, dimana sepakbola telah menarik perhatian dunia pada bidang olahraga dan Eropa merupakan benua yang menjanjikan dalam bidang investasi pada sepakbola.115

112 Simon Atkinson, “Qatar Foundation as Dilompacy Qatar” http//bbc.com/news/Qatar Foundation Power-209817637 diakses pada 18 oktober 2016 pada 17:09 wib

113 Al Bawaba, Qatar Foundation's Awsaj Academy students win prestigious awards for pioneering research". http://www.albawaba.com/business/pr/qatar-foundation%E2%80%99s- awsaj-academy-students-win-prestigious-awards-pioneering-research-716 . 7 July 2015. Diakses pada 18 oktober 18:16 wib

114 Shabina S. Khatri "Rand and Qatar Foundation officially part ways after 10 years". 23 Juli 2015 http://dohanews.co/rand-and-qatar-foundation-officially-part-ways-after-10-years/ diakses pada 19 oktober 2016, 10:10 wib

115 del Pozo, Pablo Rodríguez, and Fins, Joseph "The Globalization of Education in Medical Ethics and Humanities: Evolving Pedagogy at Weill Cornell Medical College in Qatar”

54

Seperti pada 2015 silam, Qatar telah memberikan dana segar kepada klub tertua sepak bola dunia yang berada di Inggris, Sheffield club. Klub tersebut telah menerima dana bantuan untuk membangun stadion baru sebesar US$ 153.000,00 atau setara dengan 2,2 Milyar Rupiah.116

Selain itu, Qatar juga melakukan investasi besar kepada klub bola papan atas seperti F.C Barcelona. Melalui QF pertama, F.C Barcelona telah mendapatkan penambahan jumlah bangku penonton pada stadion mereka.Kedua pemberian dana sebanyak 95 juta Euro untuk klub. Ketiga, adalah tambahan bonus sebesar 5 juta Euro jika Barcelona memenangkan piala Liga Champion Eropa.117

Setelah Barcelona, klub lain yang juga mendapatkan investasi dari Qatar yaitu klub Malaga, bahkan klub tersebut secara saham kepemilikan berhasil dimiliki oleh seorang raja minyak Qatar yang bernama Sheikh Abdullah bin

Naseer al-Thani.118seperti yang dikutip UK.reuters.com, Al- thani telah membeli saham terbesar Malaga sebesar 46 juta Euro. Dia mendapatkannya dari hasil

https://www.ellibs.com/book/9783642050800/genetic-disorders-among-arab-populations diakses pada 19 oktober 17:09 Wib.

116 Romani Carlos, “Qatar Invest to Oldest Soccer Club-Sheffield Club” http://dohanews.co/qatar-invests-in-worlds-oldest-football-club/ diakses pada 22 oktober 2016 07:05 wib

117 Hystorical Archieve “ Qatar Foundation to Appear On Barca Shirt for 14 Season” https://www.fcbarcelona.com/news/news/article/details-Qatar-Foundation-shirt-season 2013-2014 diakses pada 22 oktober 2016 11:10 wib

118 Damien Coruzi , “Qatar Football as SofT Power” http://www.cpreview.org/2013/02/qatar- football-as-soft-power/ diakses pada 22 oktober 13:41 wib

http://www.cpreview.org/2013/02/qatar-football-as-soft-power diakses pada 23 Oktober 2016 pukul 13:09 wib

55

pembelian kepemilikan sebelumnya oleh Presiden klub Fernando Sanz, yang telah memegang saham selama empat tahun.119

Cara tersebut cukup efektif karena F.C barcelona merupakan klub dengan fans dan pembelian jersey terbanyak di dunia, jadi melalui F.C Barceloa Qatar menjadikanya logo Qatar Foundation sebagai logo resmi jersey tersebut yang menggambarkan Qatar sebagai negara yang humanis, terlihat dari beberapa program seperti yang dilakukan F.C Barcelona dalam tour Asia pada 2013.

Bahkan pada voting di FIFA, dampak dari bantuan secara finansial kepada klub besar Eropa sangat mempengaruhi kebijakan negara tersebut terlihat saat

Qatar dikritik dengan pelanggaran HAM terkait kasus migran, negara penerima donor seperti Spayol, Inggris, German dan Prancis terlihat bungkam saat amnesty internasional mencoba memberikan tekanan kepada FIFA terkait kasus Qatar.

Namun FIFA tetap memutuskan piala dunia 2022 Qatar tetap berjalan.

B....Diplomasi Al Jazeera dalam Membentuk Opini Qatar Terkait

...... Pelanggaran HAM

Dipmoasi pada umumnya dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang ada pada tiap negara. Selain pemerintah yang bergerak pada level protokol, para pengusaha juga masuk dalam instrumen diplomasi yang tidak kalah pentingnya dalam pembentukan opini publik.120

119 Mark Elkinton ,” Soccer-Qatari Sheikh Al Thani buys Malaga Club”, Madrid 26/06/2010

http://uk.reuters.com/article/soccer-spain-malaga-idUKLDE65P06420100626 diakses pada 24 oktober 2016 pukul 08:10 wib

120 Soccer bussiness World, News and analysis on the international business of fottball by FIFA confederation, soccerbusinessworld.com diaskes pada 25 oktober 2016 pukull 09:20 wib

56

Pada khususnya penelitian ini, media massa khususnya Al-Jazeera merupakan salah satu media yang berpengaruh pada dunia, yang saat ini dikendalikan oleh Al-Thani di Doha.

Awalnya, Al Jazeera merupakan media yang menayangkan seputar isu isu politik Timur Tengah, namun berkembang seiring dipilihnya Qatar sebagai tuan rumah piala dunia 2022. Terlihat bahwa Al-Jazeera merubah program- programnya yang sebelumnya penuh dengan tayangan politik menjadi penuh hiburan seperti tayangan olahraga.121

Saat ini Al-Jazeera memiliki hak siar dalam milik terhadap English

Premier League dimana tayangan tersebut menembus rating tertinggi pada media tersebut. Selain itu Al-Jazeera juga membeli hak siar pada mediapro milik tv swasta Spanyol yang merupakan penyiar pertandingan La-liga khususnya F.C

Barcelona dan Real Madrid.122

Disamping mediapro, Al-Jazeera juga membeli hak siar pada Bein Sport milik media khusus Amerika, dimana media tersebut menayangkan programnya khusus kepada olahraga saja kecuali la liga. Disini peran Al Jazeera menyambungkan hak siar pada mediapro terhadap Bein Sport, yang manjadi kesimpulan ditayangkanya la liga pada Bein Sport.123

121 John Howel, “All Jazeera zeroes in on Sport Right” http;//variety.com/tv/news/Al-jazeera- zeroes/in/on/sport/right-2232392 diakses pada 04 November 2016, 17:14 wib

122 David Frugh,” Premiere League for Qatar”, http;//bleacherreport.com/articles/Premiere- League-for-Qatar. Diakses pada 05 Novermber 2016, 18:09 wib

123 ibid

57

Dapat disimpulkan bahwa Al-Jazeera telah mengubah kebijakanya pasca bidding 2010 yang semula menayangkan seputar konflik timur tengah menjadi media yang menayangkan siaran hiburan.Lebih dari itu Al-Jazeera juga membeli beberapa hak siar televisi di berbagai negara demi mengakuisisi media olahraga di dunia.

Melalui diplomasi yang dilakukan oleh Al-Jazeera telah membuat citra

Qatar menjadi positif, seperti dengan tidak memfokuskan acara siaran pada seputar konflik dan lebih memilih untuk menyiarkan acara hiburan. Sehingga dapat menggambarkan Qatar sebagai negara yang sangat cinta damai serta penuh hiburan disamping menawarkan tempat pariwisata yang eksotis untuk para turis.

Selain itu, pandangan dunia terhadap Qatar sebagai penyelenggara tuan rumah piala dunia 2022 akan semakin positif.

C. Diplomasi Kebudayaan Melalui Penyelenggaraan Moto Gp Losail

...... Qatar

Setiap negara ingin mempunyai citra yang baik dari negara lain.

Pandangan tradisional menyatakan bahwa sumber utama status ialah pada kekuatan militer dan kekuasaan. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman maka keunggulan di berbagai bidang kehidupan juga memegang peranan penting dalam peningkatan prestise suatu bangsa, seperti tingkat perekonomian, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan prestasi olahraga.124 Sedangkan MotoGP diyakini memiliki dampak yang besar, terutama bagi negara penyelenggara karena

124 Tulus Warsito & Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan relevansi Bagi Negara Berkembang : Studi Kasus Indonesia, Ombak, Yogyakarta, 2007 hlm 7

58

popularitasnya yang tinggi dan juga sebagai momen penting dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh suatu negara penyelenggara.

Penyelenggaraan GP Qatar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan posisi Qatar di mata masyarakat internasional sebagai negara kaya, modern dan khususnya pada kasus terkait isu HAM yang menimpa Qatar.

Meskipun saat ini Qatar masih berada pada posisi yang belum begitu diperhitungkan dari segi olahraga, namun Qatar mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara penyelenggara lainya yang identik dengan image negara maju, yang mempunyai mayoritas berada di Eropa. Selain GP Qatar, masih ada kegiatan-kegiatan lain berlevel internasional yang turut diselenggarakan di kota

Doha yang turut menaikan citra Qatar sebagai negara penting yang mempunyai peradaban tinggi di dunia.

Dalam pelaksanaan MotoGP Qatar, pihak yang paling bertanggung jawab untuk menyiapkan turnamen ialah Federasi Motor Qatar yang berada di bawah komisi Grand Prix Internasional yang terdiri dari Federation Internationale de

Motorcyclisme (FIM). Kejuaraan ini telah diatur dan dilibatkan personel ahli dalam beberapa ahli seperti ahli dalam negosiasi, melobi Komisi Grand Prix

Internasional dan melakukan negosiasi dengan pihak sponsor. Selain itu diperlukanya juga biro-brio travel dan pariwisata. Qatar juga menampilkan segala yang berkaitan dengan kebudayaan Arab khususnya kebudayaan Qatar sebagai salah satu nilai jual dalam event ini.

59

Tabel IV.I Hubungan antara situasi, Bentuk dan Saran Diplomasi

...... Kebudayaan

Sumber : Tulus Warsito & Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan: Konsep

...... dan relevansi Bagi Negara Berkembang : Studi Kasus Indonesia,

...... Ombak, Yogyakarta, 2007 hlm 7

Berdasarkan tabel di atas, MotoGP dapat digolongkan dalam diplomasi kebudayaan yang dilakukan dalam situas damai dan dalam bentuk kompetisi yang bertujuan untuk memperoleh pengakuan dari dunia internasional dengan sarana yang digunakan adalah olahraga.

Olaharaga menjadi peran penting dalam pengalihan situasi yang menjeratnya pada kasus isu HAM terkait ekslpoitasi imigran, karena konten dari

60

suatu penyelenggaraan tersebut memadukan budaya dan teknologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga tampak pada gambaran postif pada suatu negara.

Seperti pada penyelenggaraan MotoGP di sirkuit internasional Losail, Qatar memasukan paket wisata dalam tiker per paketnya yang salah satu di dalamnya terdapat kunjungan ke wilayah Soug Wagif, tempat dimana para wisatawan dapat menemukan souvenir dan makanan khas Arab. Namun uniknya, sebelum mencapai Souq Waqif, para wisatawan melewati 8 dari stadion yang sedang dibangun untuk menyambut piala dunia 2022.125 Sehingga para wisatawan dapat menyaksikan langsung proses pengerjaan proyek dan menjadi bukti bahwa proses pengerjaan proyek Q22 berjalan aman dan memenuhi standar keamanan

Gambar IV.II Proses pengerjaan stadion dekat wilayah Soug Wagif

Sumber : http://www.qatar.to/stadiums/World-Cup-2022-stadiums.php

Dengan demikian, penggunaan MotoGP sebagai sarana diplomasi kebudayaan tentunya mempunyai peran penting bagi Qatar untuk mencapai kepentingaya

125 https://www.circuitlosail.com/index.php?page=motogp-event

61

terkait pandangan dunia terhadap negaranya terlebih pada isu eksploitasi imigran dan kesiapan sarana maupun prasarana dalam menyambut piala dunia 2022.

Qatar juga mampu menunjukan bahwa negaranya tidak kalah dengan negara- negara maju lainya.

62

BAB V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pasca penetapan bidding yang berjalan kontrovesial ditambah dengan isu HAM. Kasus yang menimpa Qatar membuat dunia menjadi ragu akan kesiapan Qatar untuk menyelenggarakan event besar seperti piala dunia. Hal itu justru ditanggapi oleh Qatar dengan melakukan soft diplomacy dalam rangka memperbaiki citra positifnya pada dunia.

Bentuk diplomasi yang dilakukan oleh Qatar beragam, mulai dari pemerintah, media massa, hingga perusahaan ikut andil dalam melakukan diplomasi untuk meyakinkan publik dunia bahwa Qatar merupakan negara yang mempunyai stabilitas politik yang baik, lingkungan yang bersahabat serta menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan. Diplomasi yang sangat intens dilakukan oleh Qatar merupakan investasi sepak bola pada klub Eropa.

Diplomasi ini dianggap sangat penting mengingat sepakbola merupakan bentuk dari diplomasi publik, alasan Qatar melakukan investasi besar kepada klub bola Eropa karena banyak daripada klub besar dunia seperti Barcelona pada khususnya merupakan kiblat sepak bola dunia. Barcelona juga merupakan klub dengan fans terbanyak di dunia, hal tersebut justru akan mendapatkan perhatian publik lebih besar disamping logo Qatar Foundation sebagai Jersey mereka.

Saat itu peran pemerintahpun tak luput dari upaya yang dilakukan Qatar dalam bernegosiasi dengan pemerintah setempat khususnya Spanyol, untuk

63

mengupayakan pertandingan persahabatan yang bertempat di Qatar, yang pada akhirnya pemerintah Spanyol menyetujui hal tersebut.

Diplomasi lain yang dilakukan aktor non-state seperti pengusaha Qatar turut membeli saham saham klub bola Eropa seperti malaga yang dimiliki oleh Al-

Thani, maupun pendanaan infrastruktur kepada klub bola tertua di dunia sheefield club milik Inggris.

Lain halnya yang dilakukan oleh media massa milik Qatar, Al- Jazeera.

Media tersebut memilik peran yang cukup signifikan dalam pengaruhnya terhadap dunia seperti pada kasus revolusi libya yang mana hal tersebut juga melibatkan Al-Jazeera sebagai wadah bagi masyarakat Libya.

Peran Al-Jazeera dalam rangka memperbaiki citra Qatar terlihat dari beberapa program yang ditampilkan pada prime time. Program tersebut meliputi keadaan negara Qatar yang lebih humanis, talk show hingga hiburan yang mendeskripsikan icon pariwisata Qatar. Salah satu program yang paling banyak ditonton ialah sepak bola, karena Al Jazeera itu sendiri telah mengakuisisi hak siar English Premiere League, maupun mengubah kontenya menjadi bahasa

Inggris.

Terkait dengan tayangan sepak bola, Al Jazeera juga membelli hak siar liga spanyol. Pertama, dengan dibelinya hak siar Mediapro dimana media tersebut hanya menayangkan pertandingan Barcelona denganr Real madrid. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Qatar karena Barcelona merupakan tim dengan fans dan pembelian jersey terbanyak di dunia. Kedua,Al Jazeera juga membeli saham milik Bein Sport dimana media tersebut menayangkan berita-berita olahraga

64

dunia. Disini terlihat Qatar berupaya menjadikan negaranya bukan hanya saja terkenal namun juga dipandang sebagai negara pemerhati sepak bola.

Diplomasi yang dilakukan oleh Qatar cukup efektif untuk memperbaiki citra pasca diisukan adanya praktik suap di petinggi FIFA yang dilakukan oleh Qatar, dengan melakukan berbagai diplomasi seperti melalui Qatar Foundation, dunia menjadi yakin bahwa Qatar merupakan negara yang menjunjung tinggi hak hak kemanusiaan, terlihat diplomasi yang dilakukanya terhadap Barcelona.

Bentuk lainya yaitu bantuan terhadap negara angota FIFA seperti Turki dengan membangun jalur Gas ke Eropa yang menjadi basis dukungan suara pada proses bidding 2010, kemudian dilakukan juga pada Brazil dengan memberikan bantuan dana kepada bank swasta milik brazil yang sedang krisis. Adapun di

Asia seperti Thailand dengan memberikan pasokan lebih gas cair terhadap negaranya yang berdampak pada meningkatnya dukungan Qatar pada anggota

AFC.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa isu pembatalan Piala Dunia yang akan diadakan di Qatar tidak akan terjadi, hal tersebut karena banyak negara anggota FIFA di Eropa, Asia bahkan Amerika Selatan mendukung penuh

Qatar dalam penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Isu lain yang menimpa Qatar bersifat temporer karena Qatar secara cepat dapat memposisikan dirinya sebagai negara yang mendukung hak hak kemanusiaan dan pantas untuk menyelenggarakan piala dunia 2022.

65

B. Saran

Saran yang dapat saya lakukan adalah seharusnya selain melakukan diplomasi publik dalam rangka memperbaiki citranya terkait isu HAM, Qatar juga harus memperbaiki kondisi persebakbolaan yang ada di negaranya mengingat banyaknya pemain naturalisasi yang diadopsi oleh Qatar dan kurangnya budaya sepak bola pada negara tersebut.

66

Daftar Pustaka

Buku

Dede Isharuddin, 2008, Drama Itu Bernama Sepakbola: Gambaran

…….Silang Olahraga, Politik, dan Budaya, Jakarta, PT Elex Media

…….Komputindo

lan Tomlinson dan Eric Young, National Identity and Global Sports

.Event: Culture, Politics, and Spectacle in the Olympics and the

.Football World Cup, ( New York: State University of New

York.Press, 2006)

K.J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, 6th Edition.,

……. (New Jersey: Prentice Hall.Inc.,1992)

Kuntjaraningrat, Pengantar Antropologi Budaya, Aksara Baru Jakarta,

1979

Joseph S.Nye, Jr. Soft Power: the Means to Success in World Politic, (New

…… York: Public Affairs, 2004)

John W. Creswell, Research Design: Qualitative and Quantittative

…….Approaches, (California: Sage Publikations, 1994)

Ward, Hugh, “Rational Choice” dalam Marsh, David dan Gerry Stokker ed., “Theory and Methods in Political Science,” Palgrave McMillan, 2002 hal 25

Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan Konsep dan

……Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia, Ombak,

……Yogyakarta, 200

67

McDonald, J. W., & Bendahmane, D. R. 1987. Conflict Resolution: Track

……Two Diplomacy. Washington, DC : US. Government Printing Office

Harold Nicholson, Diplomacy Then and Now; „Theory and Practice of

……International Relation 2nd Edition‟, Prentice Hall, Engienwood,

…….NJ, 1974

Sugiyono,Metode penulisan kualitatif,kuantitatif, dan R&D (Bandung:

...... Alfabeta,2006)

Markovits, Andei S dan Lars Rensmann. 2010. Gaming the World : How

Sports are Reshaping Global Politics and Culture. New

Jersey:Princenton University Press, 2010

Fuad Hassan, Diplomasi Kebudayaan, Jakarta 1983

Skripsi

Rahmat Yudhistira, “Kepentingan Jerman dalam Piala Dunia 2006”

Ahmad Azhmy, “Peran Piala Dunia 2010 sebagai Momentum Afrika

Selatan dalam Mendatangkan Wisatawan Asing”

Artikel dan Berita Online

Astri Kusuma, Diplomat Sepanjang Jalan, http://astrikusuma.com/?cat=15

Rudi Hartono,”Ganefo,Lembaran Sejarah yang terlupakan”

.http://sejarah.bbc.com/indonesia/2010/0/27/ganefo.lembaran-

sejarah-yang-terlupakan/ diakses 27 April 2016

68

Hang Sung-Joo.”Sport Diplomacy and the world cup”.

…….http//www.koreafocus.or.kr/design2/culture/view.asp?volume_i……

…….d=888content_id=1026878&categorry”C diakses 28 April 2016

Barry Sanders, “Sport as Public Diplomacy” Sport Diplomacy 2.(June/July

2011),.http://uscpublicdiplomacy.org/index.php/pdin_monitor/article/

international_sport_as_public_diplomacy/ diakses pada 28 April

2016

Rush Deyanyu,”South Africans Nation Branding”

http://foreignpolicy.com/articles/2012/01/03/south_africans nation

branding?page=full. Diakses pada tanggal 27 mei 2016

Nader Jahanfard,” to Qatar or Not to Qatar”

http://www.huffingtonpost.com/nader-jahanfard/to-qatar-or-not-to-

qatar_b_869260. Diakses pada tanggal 28 mei 2016

Ashqal, Qatar Environmental Power, http://www.hse-

qatar.com/423578695 diakses pada 29 Mei 2016

Bid Evaluation Report: Qatar”, http://resources.fifa.com/mm/document/tournament/competition/01/ 33/74/56/b9qate.pdf. Diakses pada tanggal 29 Mei 2016

Stuart Murray, “Sports-Diplomacy: a hybrid of two halves”,

hal.8,i.http://www.culturaldiplomacy.org/culturaldiplomacynews/c.o

ntentarticles/participantpapers/2011-symposium/Sports-.Diplomacy-

a-hybrid-of-two-halves--Dr-Stuart-Murray.pdf diakses pada 29 Mei

2016

69

Ashqal, Qatar Environmental Power, http://www.hse-

qatar.com/423578695 diakses pada 8 Juni 2016

Lin Jenkins, “Pressure Mounts on FIFA After New Qatar Wolrd Claims”

https://www.theguardian.com/football/2014/jun/08/fifa-qatar-world-

cup-claims diakses pada 09 juni 2016

Qatar.Ranking”,http://www.fifa.com/fifa-world

ranking/associations/association=qat/men/index.html. Diakses pada

1 Juli 2016

Declaration Of The 8th Assembly Of The Heads Of State And

Government On The International Year Of African Football,(Doc.

Asembly/AU/2 (VIII)” diakses melalui http://www.africaunion.

org/root/AU/Conferemces/Pa

st/2007/January/summit/doc/Decisions%20Declarations%20%208th

%20Ordinary%20Session% Asembly.pdf diakses pada 5 juli 2016

Goff Steve,” Future World Cup” http//The Washington.com/Future-World-

Cup.12849828/ diakses pada 2 Juli 2016

"Indonesia's bid to host the 2022 World Cup bid ends", http;//bbc

sport.com/Indonesia‟s/bid/tohost/the2022WorldCup/Bid/Ends.21932

83/ diakses pada 2 juli 2016.

Combined bidding Confirms”,http;//fifa.com diakses pada 2 Juli 2016

Arif Prasetyo“Tuan rumah piala dunia 2022”,

http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/Tuan-rumah-piala-dunia-

2022/ diakses pada 2 Juli 2016

70

Global FinanceMagazine, Qatar Investment Authority in Europe

https://www.gfmag.com/magazine/january-2015/qatar-investment-

authority-al-thani-head-sovereign-wealth-fund diakses pada 4 Juli

2016

Barry Mansfield,”will Qatar Stake PSG set a new standart in Football

Investment”, www.theedge.me. Diakses pada 6 Juli 2016

Charles De Bagie,” Qatar Football as soft Power”,

http://cpreview.org/2013/02/qatar-football-as-soft-power/ diakses

pada 12 september 2016

“Qatar Population” http://data.worldbank.org/country/qatar-population

diakses pada 14 september 2016

Migration Profiles of Qatar”

https://esa.un.org/miggmgprofiles/indicators/files/Qatar.pdf. Diakses

pada 18 september 20

..Abdul Gholan,” Qatar Workers” http://middle-east

online.com/english/?id=77702- Qatar-workers. Dikutip pada tanggal

20 septermber 2016,

..”Citizenship”https://www.justlanded.com/english/Qatar/Qatar-

Guide/Visas-Permits/Citizenship diakses pada 21 September 2016

“Football Player Statue” http://www.the-afc.com/qatar-player diakses pada

21 september 2016,

71

Foreign Player as Naturalized Qatar”

http://www.soccerphile.com/soccerphile/news/balkans-

soccer/naturalized.html diakses pada 21 september2016

Bambang Riyadi,“Naturalisasi Atlet Sepakbola Qatar ”

Http://duniasoccer.com-Naturalisasi-Pemain-Qatar diakses pada 27

september 2016

Robert Hils,”Qatar Controversy”,

http://www.thetimes.co.uk/?sundayQatar-Controversy diakses pada 1

oktober 2016

Mahmmod Syakieb,” Vodavone Qatar company new gas thailand support”

http://dohanews.co/vodafone-qatar-company-new-Gas-Thailand-al-

khor/ diakses pada 4 oktober 2016

Attending President in Zurich to Attent FIFA meeting as Qatar be host of

world cup 2022”, http://www.the-afc.com/afc-president/afc-

president-arrives-in-zurich-to-attend-fifa-meetings diakses pada 4

oktober 2016

Qatar Issues”, https://www.cia.gov/library/publications/resources/Qatar-

issues/qa.html diakses pada 28 September 2016

Anthony Duke,”Qatar Country”,http://britanica.com/Qatar-

Qountry.Profile-AnthonyDuke diakses pada 28 September 2016

Qatar climate info” http://qweather.gov.qa/ClimateInfo.aspx. Diakses

pada 28 september 2016

72

Antonio Juliard, “NFL Media Acces Policy” diakses mealui

http://www.profootballwriters.org/nfl-media-access-policy-Q22

pada 05 Oktober 2016

Shahab Murobbah,” Qatar Labour” https://www.hrw.org/middle-east/n-

africa/qatar diakses pada 05 Oktober 2016

Simon Atkinson, “Qatar Foundation as Dilompacy Qatar”

http//bbc.com/news/Qatar Foundation Power-209817637 diakses

pada 18 oktober 2016

73

LAMPIRAN

Wawanncara dengan Ade Welington, Sekjen PSSI Periode 2016-2020 Melalui

Wawancara Langsung:

Saya :

Assaamualaikum Bapak Ade, Saya Muhammad Idham Cholid mahasiswa UIN

Syarief hidayatullah Jakarta. Saya melihat kapasitas bapak sebagai orang yang berkompeten untuk melengkapi penelitian yang saya lakukan terikait syarat syarat untuk menjadi tuan rumah piala dunia yang diberikan oleh FIFA maupun tantangan yang dihadapinya.

Pak Ade :

Baik mas idham, soal peraturan yang diberikan oleh FIFA yang pertama penyelenggara atau si negara harus siap mengenai infrastruktur yang didalamnya terkandung stadion berstandar internasional, maupun akses untuk mencapai stadion tersebut. Kedua, Menjadi tanggung jawab penyelenggara terkait keamanan negara terlebih kepastian hukum, bila di Indonesia kita mempunyai densus dari pihak polri dan TNI yang siap menghadang ancaman. Dan pertimbangan yang terakhir yaitu terbebasnya kita dari stigma SARA, karena apabila kita menyelenggarakan acara besar seperti piala dunia maka dunia akan menyoroti kita dan sudah barang tentu si penyelenggara harus menjadi contoh yang baik.

Saya :

Terkait dengan piala dunia, seperti apa menurut pak Ade tantangan terbesar suatu negara dalam menyelenggarakan acara besar seperti piala dunia?

Pak Ade :

Terutama soal SARA, karena tiap negara memiliki sejarahnya masing masing.

Dan lagi tiap negara memiliki pekerjaan rumah yang tak kunjung usai, disitulah tantangan kita menjawab juga meyakinkan dunia.

Saya :

Apabila terselenggaranya piala dunia, seperti apa menurut bapak Ade peluang yang didapatkan negara tersebut apabila menjadi tuan rumah piala dunia?

Pak Ade :

Jika diukur berdasarkan keuntungan secara ekonomi memang begitu besar, pertama bayaknya wisatawan yang ingin mengetahui profile negara tersebut baik sebelum acara terselenggara maupun setelahnya. Jadi itu bisa disebut investasi jangka panjang. Kemudian banyak sponsor yag mempercayakan kepada negara tersebut untuk menyelenggarakan piala dunia yang nantinya akan berdampak pada investasi di negara tersebut. Yang terakhir soal momentum pesan yang ingin disampaikan negara tersebut melalui promosi ataupun nilai nilai yang ada didalamnya.