PENGGUNAAN UBI CILEMBU SEBAGAI PENGGANTI PISANG RAJA DALAM PEMBUATAN KUE TIMPHAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi pada Program Diploma III
Oleh :
PUTRI PERMATASARI AZWAR NIM : 201319641
JURUSAN HOSPITALITI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PATISERI
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2017
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kemudahan serta kelancaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “ PENGGUNAAN UBI CILEMBU
SEBAGAI BAHAN PENGGANTI PISANG RAJA DALAM
PEMBUATAN KUE TIMPHAN “.
Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk
program D III Jurusan Hospitaliti di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM.Par.CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM selaku Kepala Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA., MM. Par., CHE selaku Ketua
Jurusan Manajemen Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
4. Bapak Tedi Sutadi, SST.Par.,MM.Par selaku Ketua Program studi
Manajemen patiseri sekaligus Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk memberikan ide hingga masukan-masukan.
5. Ibu Dr. Lien Maulina, M.Pd, CHE selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan ide-ide serta dukungan dan masukan bagi penulis demi
kelancaran Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Staff dan dan Dosen Program Studi Manajemen Patiseri
i
7. Untuk Bapak Hazar Azwar dan Ibu Erma Zochra serta kedua adik saya
yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis
8. Untuk Tira, Alya, Martha, Oim, Puan, Rifka, Firry dan Mayo yang selalu
memberikan masukan, dukungan dan kesediaan waktunya untuk berjuang
membuat Tugas Akhir bersama-sama.
9. Untuk Harwien Praptomo Al-fathir yang selalu memberikan dukungan
moril
10. Untuk teman-teman Manajemen Patiseri BLT 2013 yang berjuang
bersama hingga Tugas Akhir ini selesai
11. Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
turut dalam membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran untuk perbaikan akan penulis terima dengan senang hati semoga tugas akhir ini bermanfaat untuk banyak orang. Terima kasih.
Bandung, 27 Januari 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...... i
DAFTAR ISI ...... iii
DAFTAR TABEL...... v
DAFTAR GAMBAR ...... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...... vii
BAB I ...... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...... 1
B. Pertanyaan Penelitian ...... 4
C. Tujuan Penelitian ...... 5
D. Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...... 5
1. Metode Penelitian ...... 5
2. Prosedur penelitian ...... 6
3. Teknik Pengumpulan data ...... 6
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 8
BAB II ...... 10
A. Tinjauan Pustaka ...... 10
1. Pengenalan Kue Timphan ...... 10
2. Pengenalan Ubi Cilembu ...... 11
B. Penggunaan Bahan dan Alat ...... 15
1. Bahan ...... 15
iii
2. Alat ...... 20
C. Prosedur Percobaan ...... 26
1. Rancangan Eksperimen ...... 26
2. Kegiatan Eksperimen...... 26
3. Prosedur Pembuatan Kue Timphan...... 28
D. Perhitungan Biaya ...... 32
E. Penilaian Karakteristik Produk...... 33
BAB III ...... 36
A. Hasil Penilaian Panelis ...... 36
B. Perbandingan Biaya ...... 42
C. Hasil Observasi ...... 44
D. Kendala Dalam Melakukan Penelitian ...... 46
BAB IV ...... 47
A. Kesimpulan ...... 47
B. Saran...... 48
DAFTAR PUSTAKA ...... 49
LAMPIRAN I ...... 51
LAMPIRAN II ...... 52
LAMPIRAN III ...... 53
LAMPIRAN IV ...... 54
BIODATA ...... 55
iv
v
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1...... 29
TABEL 2.2...... 30
TABEL 3.1...... 36
TABEL 3.2...... 37
TABEL 3.3...... 37
TABEL 3.4...... 38
TABEL 3.5...... 39
TABEL 3.6...... 39
TABEL 3.7...... 40
TABEL 3.8...... 41
TABEL 3.9...... 42
TABEL 3.10...... 43
v
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1...... 15
GAMBAR 2.2...... 16
GAMBAR 2.3...... 16
GAMBAR 2.4...... 17
GAMBAR 2.5...... 17
GAMBAR 2.6...... 18
GAMBAR 2.7...... 19
GAMBAR 2.8...... 19
GAMBAR 2.9...... 20
GAMBAR 2.10...... 21
GAMBAR 2.11...... 21
GAMBAR 2.12...... 22
GAMBAR 2.13...... 22
GAMBAR 2.14...... 23
GAMBAR 2.15...... 24
GAMBAR 2.16...... 24
GAMBAR 2.17...... 25
GAMBAR 2.18...... 26
GAMBAR 3.1...... 45
vi
2
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ...... 48
LAMPIRAN II ...... 49
LAMPIRAN III...... 51
LAMPIRAN IV...... 54
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia adalah salah satu Negara yang sangat kaya akan budaya dan
keragaman, baik itu dalam hal suku, bahasa hingga makanan khas dari 33
provinsi yang ada di Indonesia. Ada banyak makanan yang terdapat di setiap
provinsi di Indonesia. Mulai dari makanan berat hingga ringan seperti
kudapan-kudapan dan penganan ringan yang biasa dikenal dengan jajanan
pasar atau kue tradisional.
Kue tradisional tentu saja salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dari
bidang patiseri. Sering kali kue-kue tradisional Indonesia hadir di acara-acara
hajatan pernikahan, pengajian dan arisan ibu-ibu hingga sunatan ataupun
acara kebudayaan di Indonesia.
Kue tradisional Indonesia adalah kudapan ringan yang berasal dari Negara
Indonesia. Pada umumnya kue-kue tradisonal ini terbuat dari bahan-bahan
yang tumbuh dan diolah di Indonesia, misalnya seperti beras, beras ketan
beserta tepungnya, tepung tapioca, tepung sagu aren, jagung hingga umbi-
umbian seperti singkong, talas, ubi jalar dan lainnya.
Seperti yang di jelaskan oleh Kharie (2014) bahwa
Indonesia memiliki berbagai jenis kue tradisional yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Bisa dibilang kue tradisional telah menjadi
2
salah satu bagian kebudayaan kuliner Indonesia yang umumnya dijadikan sebagai cmilan dan juga cocok disajikan kapanpun. Pada saat ini sangat banyak jenis kue tradisional yang dapat dijumpai di toko-toko kue maupun pasar-pasar tradisional.
Pada saat sekarang ini walaupun masyarakat Indonesia sudah cukup
mengenal banyak kue tradisional Indonesia, tetapi perkembangan kue-kue
tradisional tersebut sedikit tertutupi oleh Perkembangan kue modern yang
sangat pesat sehingga popularitas kue-kue tradisional masih sedikit
ketersampingkan terutama di dalam usaha kuliner Indonesia. Hal ini terlihat
dari semakin maraknya cake shop yang menjual ragam produk kue-kue
modern dengan tampilan dan inovasi yang cukup menarik. Hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk mengangkat kue Tradisional kedalam
penelitian ini.
Sangat banyak jenis dan ragam serta keunikan yang dapat ditemukan di kue tradisional Indonesia di setiap daerahnya, salah satunya kue Timphan.
Kue timphan adalah kue tradisional yang berasal dari Nanggroe Aceh
Darussalam yaitu daerah paling ujung barat dari Negara Indonesia. Kue timphan biasanya tersedia pada hari-hari besar umat Islam di hampir setiap rumah warga di Aceh. Tetapi pada saat sekarang ini kue Timphan mudah ditemukan di pasar- pasar Tradisional di daerah Aceh. Kue timphan pada umumnya terbuat dari campuran tepung ketan, pisang raja dan juga santan. Tetapi, kue Timphan itu sendiri belum terlalu dikenal masyarakat luas salah satunya di kota Bandung dikarenakan banyaknya toko-toko kue yang cukup terkenal di Bandung yang
3
menyediakan aneka ragam jenis kue tradisional seperti Kartika Sari, Prima Rasa,
Borma, Sari-Sari, Vitasari Bakery tetapi tidak menyediakan kue Timphan. Di kota
Bandung kue Timphan biasanya hanya dapat ditemukan di restoran-restoran makanan khas Aceh.
Di Jawa Barat sendiri terdapat banyak tumbuhan lokal yang dapat diolah menjadi bahan tambahan didalam pembuatan kue tradisional contohnya seperti umbi-umbian, seperti ubi jalar. Baik itu ubi jalar ungu, kuning hingga ubi jalar cilembu.
Ubi cilembu adalah jenis tanaman ubi Jalar yang berasal dari desa Cilembu di
Sumedang, Jawa Barat yang terkenal dengan rasa yang sangat manis. Ubi Jalar
Cilembu cukup tenar saat ini dikalangan masyarakat Indonesia. Ubi cilembu berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pemulihan Kabupaten Sumedang Jawa
Barat. Lahannya yang gembur dan subur sangat cocok dengan tanaman yang menjalar ini. Selain itu lahan ini berada di daerah pegunungan yang berhawa sejuk, tetapi tidak memungkinkan kegagalan dalam penanaman apabila masyarakat Indonesia menanamnya di daerah yang bukan pegunungan.
(Suriawiria, 2001).
Masyarakat Jawa Barat sendiri hingga kini masih mengkonsumsi ubi Cilembu ini dalam bentuk asli (tanpa pengolahan ke bentuk penganan lain).
Di penelitian ini, penulis ingin membuat inovasi baru dari kue Timphan yang berasal dari Aceh dengan menggunakan bahan tambahan ubi Cilembu yang
4
berasal dari Jawa Barat dikarenakan pada saat ini masih jarang ditemukannya inovasi ubi Cilembu ke dalam bentuk kue tradisional dan juga agar masyarakat
Jawa Barat khususnya kota Bandung dapat menikmati kue Timphan dengan cita rasa khas lokal Jawa Barat yang berasal dari ubi Cilembu tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dan menuliskannya dalam
Tugas Akhir yang berjudul. “ PENGGUNAAN UBI CILEMBU SEBAGAI
PENGGANTI PISANG RAJA DALAM PEMBUATAN KUE TIMPHAN “
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka penulis merangkum pertanyaan yang muncul akibat adanya penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana penilaian panelis mengenai cita rasa kue Timphan yang
menggunakan ubi Cilembu dengan kue Timphan yang menggunakan
Pisang raja baik dari segi rasa, aroma, tekstur dan warna?
2. Bagaimana perbandingan biaya kue Timphan yang menggunakan ubi
Cilembu dengan yang menggunakan pisang Raja?
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui penilaian Panelis terhadap cita rasa kue Timphan
yang menggunakan ubi Cilembu baik dari segi rasa, aroma, tekstur
serta warna.
b. Untuk mengetahui biaya yang diperlukan dalam pembuatan kue
Timphan yang menggunakan ubi Cilembu
c. Untuk menambah varian baru dari kue Timphan dan menambah
cara pengolahan ubi Cilembu ke dalam bentuk kue tradisional
Indonesia
D. Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Menurut Kusherdyana, (2016) menyatakan bahwa:
“ Metode eksperimen adalah salah satu metode yang sangat
memungkinkan peneliti melakukan manipulasi variable serta meneliti sebab
akibat dari penelitian tersebut. Pada metode ini seluruh variable dikontrol
dengan sedimikian rupa sehingga variable-variabel eksternal yang
memungkinkan akan mempengaruhi dapat dihilangkan”
Didalam penelitian ini penulis akan lebih berfokus pada objek yang
akan diteliti, yaitu tentang pembuatan kue Timphan yang menggunakan ubi
Cilembu. Penulis akan melihat dan mencermati perbedaan – perbedaan yang
6
terjadi di dalam kue Timphan ubi Cilembu dengan kue Timpan yang menggunakan pisang raja sebagai rasa orisinil.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang penulis lakukan didalam penelitian ini adalah dengan mengganti bahan utama didalam pembuatan kue Timphan dengan ubi
Cilembu sehingga akan timbul perbedaan-perbedaan di dalam kue Timphan tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Uji Panelis
Teknik pengumpulan data pertama yang akan penulis lakukan adalah
Uji Panel. Sebagaimana yang dijelaskan oleh W.T, Doerry (1995) yaitu
Panelis yang tidak ahli digunakan untuk memberikan respon tingkat suka atau tidak suka masyarakat terhadap produk yang diujikan. Disarankan jumlah panelis tidah ahli sebanyak 15 orang atau lebih.
7
Teknik ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari penelitian yang biasanya diuji dengan indera Perasa, Peraba, Penciuman dan Penglihatan yang akan dilakukan oleh beberapa Panelis yang akan penulis ajukan untuk memberikan penilaian terhadap kue Timphan yang menggunakan ubi Cilembu dari segi rasa, aroma, tekstur serta warna. Dengan harapan ubi Cilembu dapat dijadikan bahan pengganti pisang raja didalam pembuatan kue Timphan ini.
b. Studi Pustaka
Penulis menggunakan teknik ini, yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi berupa data, artikel hingga tulisan-tulisan yang dapat membantu penulis didalam penulisan tugas akhir ini. Seperti yang dijelaskan oleh Ratna (2010:276) bahwa studi pustaka berupa seluruh bacaan yang pernah dianalisis atau dibaca baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
Dengan demikian penulis dapat mengumpulkan segala teori-teori maupun informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang anak penulis lakukan sebagai referensi yang dapat dicantumkan didalam penulisan .
Sehingga penulis memiliki bukti-bukti atas dilakukannya proses eksperimen ini.
8
c. Pengamatan ( Observasi )
Dengan teknik ini penulis akan mengamati hal-hal yang mungkin terjadi terhadap penelitian ini, sehingga penulis mendapatkan informasi untuk penulisan judul tugas akhir ini.
“Observasi adalah cara-cara mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat serta mengamati suatu objek atau individu secara langsung. Teknik ini berbeda dengan teknik angket dan wawancara yang selalu berkomunikasi dengan manusia, teknik observasi dapat diterapkan dengan objek alam lainnya” Basrowi (2008:94).
Dengan menggunakan teknik observasi ini penulis akan menemukan perbedaan-perbedaan dan perubahan yang kemungkinan terjadi di dalam Kue
Timphan pembanding dan eksperimen dan menjadikannya sebagai bahan acuan penulisan tugas akhir ini.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi a. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di sebuah rumah Indekos di Jl.
Gegerkalong hilir
9
b. Lokasi Penilaian Panelis
Penulis melakukan penilaian Panelis di daerah sekitaran kampus
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang ber alamatkan di Jl. Setiabudi 186
Bandung.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian yang penulis lakukan untuk pembuatan Tugas
Akhir ini mulai di lakukan dari bulan September sampai dengan Desember
2016
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PRODUSER PERCOBAAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengenalan Kue Timphan Kue Timphan sudah dikenal dikalangan Masyarakat Aceh sejak
dahulu namun tidak begitu jelas kapan ditemukannya. Kue Timphan salah
satu produk lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh.
Umumnya, kue Timphan terbuat dari Tepung ketan yang dicampur
dengan pisang raja, gula dan santan untuk bagian kulitnya lalu diisi dengan
kepala parut yang telah dimasak dengan gula atau biasanya masyarakat
Indonesia mengenalnya dengan inti kelapa, ada juga yang diisi dengan srikaya
yang biasa disebut Kue Timphan srikayo. Lalu dikukus hingga matang.
Didaerah Aceh sendiri, penulis menemukan beberapa modifikasi kue
Timphan yaitu yang menggunakan labu kuning dan buah pepaya.
Dikarenakan cukup banyaknya labu kuning dan pepaya yang cukup mudah
ditemukan disana.
Dari hasil pembicaraan penulis dengan salah satu penjual sekaligus
pembuat kue Timphan yang bertempat tinggal di desa Geudong kota
Lhokseumawe, Aceh. Saat ini timphan hanya dilestarikan oleh orang tua saja .
Menurutnya, apabila kue Timphan tidak dilestarikan kemungkinan besar lama 11
kelamaan kue Timphan akan hilang dan mungkin hanya ditemukan di acara-
acara tertentu saja.
Tetapi pada saat ini pengolahan timphan sering diseminarkan di
pameran atau acara-acara kebudayaan di Aceh, khususnya di Kota Banda
Aceh. Hal ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat terhadap
pembuatan salah satu kue tradisional Indonesia ini. Dikarenakan banyak
daerah yang belum terlalu mengenal Timphan.
Salah satu sumber informasi penulis yaitu Mahasiswi yang berkuliah
di FKIP PKK UNSYIAH kota Banda Aceh mengatakan bahwa saat ini kue
Timphan sedang dilestarikan cara pengolahannya melalui salah satu Mata
Kuliah di jurusan tersebut hingga melalui program KKN di kampusnya
tersebut agar tetap terjaga kelestariannya terutama di daerah Aceh.
2. Pengenalan Ubi Cilembu Ubi Cilembu (Ipomea batatas Cilembu) adalah kultivar ubi jalar yang
berasal dari Desa Cilembu, Sumedang Jawa Barat. Ubi cilembu mulai dikenal
masyarakat Indonesia di tahun 1990-an. Pertama kali dikenal hanya di daerah
Jawa Barat dan kemudian di budi dayakan di daerah-daerah lain di Indonesia
Tidak ada informasi yang pasti bagaimana ubi Cilembu ditemukan dan
siapa penemunya, tetapi beberapa sumber mengatakan bahwa ubi Cilembu 12
ditanam oleh warga desa Cilembu dan hingga saat ini ubi Cilembu menjadi produk unggulan warga desa Cilembu.
Dahulu kala sebelum ubi Cilembu terkenal luas seperti saat ini, ubi jalar ditanam oleh warga desa Cilembu untuk pengganti padi disaat musim paceklik ketika padi sulit untuk di panen sehingga ubi Cilembu menjadi alternatif sumber karbohidrat warga sekitaran desa Cilembu.
Seperti yang dijelaskan Onggo (2006) “Ubi jalar Cilembu merupakan salah satu jenis umbi yang memiliki khas, yaitu rasa manis yang cukup terasa dan daging ubi kuning keemasan. Ubi jalar Cilembu dari desa Cilembu, sumedang memiliki umur panen 5-7 bulan”.
Ubi Cilembu memiliki rasa yang khas yaitu rasa manis yang sangat pekat, berbeda dengan ubi jalar lainnya. Untuk mendapatkan rasa dan aroma manis yang pas, ubi Cilembu harus dibakar dioven sehingga ubi Cilembu akan mengeluarkan cairan dan aroma seperti gula caramel.
“Ubi cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi, bahkan sudah diekspor ke Jepang, Malaysia dan Singapura. Ubi jalar cilembu yang diekspor tentu saja memiliki kualitas sangat baik. Hasil panen ubi cilembu yang kurang memadai biasanya dijual oleh petani dengan nilai jual yang rendah atau diolah menjadi dodol.” Mahmudatusaa’adah (2014).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ubi cilembu tidak hanya terkenal dan dikonsumsi di kalangan masyarakat Indonesia saja tetapi 13
sudah ke mancanegara. Tentu saja hal tersebut cukup menguntungkan
Indonesia di bidang pertanian dan kulinernya. Masih dari pernyataan diatas, walaupun terdapat hasil panen ubi cilembu tidak begitu baik setidaknya para petani masih memiliki potensi lain untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menjual ubi cilembu dengan nilainjual yang rendah ataupun diolah dengan cara lain. Dengan begitu ubi cilembu dengan kualitas panen yang tidak terlalu bagus ini, tidak hanya menjadi limbah tetapi masih memiliki nilai ekonomis.
Bersumber dari Wikipedia.org, dijelaskan bahwa
“Ubi Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya karena umbi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu. Bila umbi pada umumnya juga manis, rasa manis umbi Cilembu ini lebih manis dan lengket dengan gula madu. Rasa manis ini membuat tenaga ekstra bagi orang yang mengkonsumsinya.”
Ubi cilembu memiliki kandungan vitamin A yang cukup tinggi yaitu,
7.100 IU dimana hal ini menjadi kabar baik bagi orang-orang yang kekurangan vitamin A dan sebaiknya dianjurkan untuk mengkonsumsi ubi cilembu ini.
14
“ Terdapat 3 jenis ubi cilembu, yaitu :
1. Nirkum
Kualitas ubi cilembu jenis nirkum memiliki tampilan kulit yang mulus, apabila dibakar dengan menggunakan oven, rasa manisnya akan terasa sangat pekat dan dagingnya menjadi warna yang sedikit oranye-kemerah-merahan. harga jual mentah dipasaran berkisar dari Rp. 9000-, sampai dengan Rp. 8000-,.
2. Jawer
Jenis ubi cilembu jawer tidak begitu berbeda dengan jenis nirkum, hanya saja dagingnya sedikit berwarna oranye- kekuning-kuningan dan rasanya tidak semanis jenis Nirkum. Harga pasaran jenis Jawer berkisar antara Rp. 7000-, sampai dengan Rp. 6000-,.
3. Inul
Jenis Inul memiliki kulit yang tebal sehingga ketika di bakar didalam oven, proses hingga ke titik kematangannya lebih memakan waktu yang lama dibandingkan dengan jenis Nirkum dan Jawer. Harga pasaran jenis inul berkisar antara Rp. 5000-, sampai dengan Rp. 4000-,. Jenis inul juga memiliki rasa yang tidak terlalu manis jika dibandingkan dengan jenis dua jenis lainnya.” Ubicilembu.id (2016)
Hal tersebut juga dibenarkan oleh penjual ubi cilembu yang penulis temukan di sekitaran Jl. Setiabudi Bandung.
Di penelitian ini penulis akan menggunakan ubi Cilembu jenis Inul, walaupun jenis ini adalah jenis dengan grade terendah tetapi penulis melakukannya dengan bertujuan untuk menekan biaya didalam pembuatan timphan ini dan juga bertujuan agar jenis Inul bisa diolah dan dimanfaatkan, 15
dikarenakan penjualan jenis inul tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
jenis Nirkum apabila dijual dalam keadaan yang sudah dibakar maupun tidak,
dilihat dari permintaan konsumen terhadap jenis Nirkum lebih tinggi
dibandingkan jenis Inul.
B. Penggunaan Bahan dan Alat
1. Bahan Di dalam eksperimen ini, penulis membuat 2 macam kue Timphan,
yaitu yang menggunakan Ubi cilembu sebagai variasi baru dari kue Timphan
lalu menggunakan Pisang raja sebagai resep orisinil serta sebagai
pembanding. Bahan-bahan yang penulis gunakan antara lain :
Tepung Ketan
GAMBAR 2.1
Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
Tepung ketan berfungsi sebagai pembentuk adonan pada penelitian
ini. Tepung ketan terbuat dari beras ketan yang dihaluskan sehingga berbentuk
tepung dan sering digunakan dalam berbagai macam pengolahan kue 16
tradisional. Umumnya, kue Indonesia yang terbuat dari tepung ketan memiliki
tekstur kenyal dan lengket.
Ubi Cilembu
GAMBAR 2.2 GAMBAR 2.3
Sumber : hasil olahan penulis (2016) Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
Ubi cilembu dikenal dengan ubi jalar yang memiliki rasa manis yang
berbeda dengan ubi jalar lainnya. Fungsi ubi cilembu di pembuatan kue
timphan ini untuk pembentuk adonan dan juga tekstur serta memberikan rasa
dan aroma pada timphan.
Gula Pasir 17
GAMBAR 2.4
Sumber: hasil olahan penulis (2016)
Gula berfungsi sebagai penambah rasa didalam isian Kue timphan dan juga akan digunakan didalam pembuatan kue Timphan yang menggunakan pisang raja dan menjaga produk lebih tahan lama.
Santan kental
GAMBAR 2.5
Sumber : hasil olahan penulis (2016)
18
Santan dihasilkan dari perasan kelapa yang sudah diparut, dengan menggunakan air maupun tanpa air. Banyak jenis masakan Indonesia yang menggunakan santan sebagai salah satu bahan, termasuk kue tradisional
Indonesia. Santan selain untuk media penyampur antara tepung ketan dan juga sebagai pemberi rasa gurih pada timphan
Garam
GAMBAR 2.6
Sumber : hasil olahan penulis (2016)
Didalam penilitian ini, garam digunakan untuk memberikan rasa gurih di kulit Timphan maupun didalam isian dari kue Timphan tersebut
Kelapa parut 19
GAMBAR 2.7 GAMBAR 2.8
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2016) Sumber : Hasil Olahan Penulis (2016)
Kelapa parut berfungsi untuk isian yang dimasak dengan gula pasir
dan gula jawa sehingga memberikan rasa gurih, manis serta warna yang
menarik dengan adanya penambahan gula jawa.
Daun Pisang muda
GAMBAR 2.9
Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
20
Didalam penelitian ini daun pisang digunakan sebagai alat pembungkus kue Timphan dan daun pisang yang digunakan adalah daun pisang muda. Dikarenakan selain memiliki warna yang menarik, daun pisang muda tidak akan meninggalkan aroma daun pisang tersebut didalam kulit kue
Timphan itu sendiri, berbeda dengan daun pisang tua.
2. Alat
Penelitian ini akan menggunakan beberapa peralatan untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran dari penelitian ini, alat-alat yang digunakan antara lain:
Kukusan
GAMBAR 2.10
Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
21
Fungsi kukusan didalam penelitian ini yaitu untuk mengukus kue timphan yang sudah diolah. Mengukus adalah salah satu metode memsak yang menggunakan uap dari air panas sehingga bahan makanan ataupun masakan yang dikukus matang dan layak untuk dikonsumsi.
Mangkuk
GAMBAR 2.11
Mangkuk
Mangkuk berfungsi untuk menjadi wadah setiap bahan yang akan digunakan. Juga untuk media penyampuran dan pengulenan bahan-bahan yang akan diolah menjadi kue timphan 22
Panci
GAMBAR 2.12
Sumber : Hasil Olahan penulis (2016)
Kegunaan panci di penelitian ini adalah membuat isian kelapa parut untuk kue timphan baik produk pembanding maupun eksperimen
Spatula
GAMBAR 2.13
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2016) Spatula berfungsi sebagai pengaduk kelapa parut, gula dan garam didalam pembuatan Kue Timphan agar bahan tersebut tercampur rata dan tidak lengket di panci. 23
Timbangan
GAMBAR 2.14
Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
Timbangan digunakan untuk menimbang setiap bahan yang diperlukan, penulis menggunakan timbangan digital agar lebih mudah. Timbangan tentu saja sangat dipelukana keberadaannya di penelitian ini agar perhitungan setiap bahan yang akan diolah lebih akurat. 24
Pisau
GAMBAR 2.15
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2016)
Pisau berfungsi sebagai alat pemotong bahan yang akan digunakan seperti ubi cilembu, pisang raja dan gula jawa untuk membuatnya menjadi partikel- partikel yang lebih kecil sehingga pencampuran bahan akan lebih mudah.
Kompor
GAMBAR 2.16
Sumber : hasil olahan penulis (2016) 25
Selain digunakan untuk proses pengukusan Kue Timphan, kompor juga akan penulis gunakan untuk membuat isian kelapa dan untuk perebusan santan.
Oven listrik
GAMBAR 2.17
Sumber : Hasil Olahan penulis (2016)
Penulis menggunakan oven listrik untuk membakar ubi cilembu yang akan digunakan didalam penilitian ini. Ubi cilembu dibakar denan suhu 200 derajat
Celsius dengan waktu kurang lebih 1 jam
26
C. Prosedur Percobaan
1. Rancangan Eksperimen
Sebelum menemukan resep yang benar-benar pas, penulis melakukan
beberapa percobaan pra-eksperimen untuk menentukan resep akhir yang akan
digunakan untuk pembuatan Kue Timphan ubi cilembu di tugas akhir ini.
Sebelum dicampur kedalam adonan, Ubi cilembu yang akan penulis
gunakan harus dibersihkan lalu dipanggang didalam oven kurang lebih 1 jam
dengan suhu 200 derajat Celsius. Setelah itu ubi cilembu harus dikupas
kulitnya dan dihaluskan agar mudah dicampur dengan tepung ketan dan tidak
memakan waktu pencampuran yang lama.
2. Kegiatan Eksperimen
Penulis telah melakukan pra – eksperimen dan 2 kali eksperimen dengan
kedua resep tersebut. Didalam eksperimen ini penulis melakukan pemilihan
bahan yang tepat serta mengenali masing-masing bahan tersebut. Penulis juga
melakukan pengamatan yang menghasilkan perbedaan diantara objek
eksperimen dan produk pembanding. Terdapat beberapa perbedaan tentu saja
seperti rasa, tekstur, aroma serta warna dan juga perbedaan antara waktu
penelitian di masing-masing resep.
27
Kegiatan Pra-Eksperimen
Sebelumnya penulis tidak pernah melakukan pembuatan kue Timphan menggunakan ubi cilembu, lalu sebelum masuk ke tahap selanjutnya penulis mencoba untuk melalukan pra-eksperimen yang bertujuan agar penulis mengetahui hal-hal yang kemungkinan terjadi disaat penulis melakukan penelitian ini. Di pra-eksperimen, penulis belum menemukan resep yang cocok dan belum mengetahui cara pengolahan ubi cilembu sehingga terjadi beberapa hal seperti kurangnya pengetahuan penulis tentang pembakaran ubi cilembu yang tepat hingga sulitnya tepung ketan dan ubi cilembu tercampur serta.
Eksperimen I
Di eksperimen pertama, penulis sudah mengenal jenis-jenis ubi cilembu serta cara pengolahan ubi cilembu dengan tepat. Namun masih terjadi beberapa kendala seperti resep yang penulis gunakan belum tepat dikarenakan rasa serta aroma dari ubi cilembu masih sangat kurang terasa dan warna yang dihasilkan pun tidak menarik sehingga kulit dari timphan ubi cilembu pun terlihat pucat.
Eksperimen II
Setelah melakukan eksperimen pertama, penulis mencoba meracik resep timphan ubi cilembu agar hasil dari eksperimen ini lebih maksimal.
Penulis menggunakan kuantiti ubi cilembu lebih banyak dibandingkan tepung ketan, sehingga rasa dan aroma dari ubi cilembu tersebut sangat terasa. Serta 28
warna kuning ke oren-orenan dari ubi cilembu pun tampak terlihat di
eksperimen ke II ini.
3. Prosedur Pembuatan Kue Timphan
Di penelitian ini penulis membuat 2 jenis resep kue timphan yang berbeda,
yaitu resep kue Timphan yang menggunakan Ubi Cilembu sebagai objek
eksperimen dan yang menggunakan pisang raja sebagai rasa asli dari kue
Timphan pada umumnya.
Adapun resep yang penulis gunakan adalah : 29
TABEL 2.1 RESEP KUE TIMPHAN UBI CILEMBU ( EKSPERIMEN ) Hasil : 20 pcs No Bahan Jumlah
1 Ubi Cilembu 200 gr
2 Tepung ketan 175 gr
3 Gula Pasir 25 gr
4 Santan kental 65 ml
5 Garam 2 gr
Bahan isian
6 Kelapa parut 150 gr
7 Gula Pasir 25 gr
8 Gula Jawa 50 gr
9 Garam 2 gr
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2016)
CARA PEMBUATAN KUE TIMPHAN EKSPERIMEN :
Hal yang pertama dilakukan tentu saja mempersiapkan bahan dan
peralatan, lalu menimbang seluruh bahan sesuai dengan standar resep
yang ada
Lalu bakar ubi cilembu menggunakan oven dengan api atas bawah dan
menggunakan suhu 200 derajat Celsius selama kurang lebih 60 menit 30
Selama menunggu ubi cilembu yang sedang dibakar, masak kelapa
parut dengan gula pasir, gula jawa dan juga garam hingga matang dan
seluruh gula larut serta tercampur rata
Lalu rebus santan hingga matang dengan cara terus menerus diaduk
agar santan tidak pecah. Hal ini dilakukan agar hasil dari kulit kue
Timphan lebih tahan lama.
Setelah ubi cilembu selesai dibakar, campur ubi cilembu, tepung
ketan, dan garam. Uleni secara perlahan, lalu masukkan sedikit demi
sedikit santan yang telah direbus. Pastikan keadaan santan sudah
dingin.
Setelah itu uleni hingga benar-benar halus dan kalis.
Lalu setelah kalis, ambil sedikit adonan, pipihkan diatas daun pisang
yang telah dilumuri sedikit minyak hingga sedikit tipis dan berbentuk
lingkaran. Lalu masukkan diatasnya kelapa parut yang telah dimasak
dengan gula
Kemudian gulung adonan tadi menjadi lonjong dan bungkus dengan
rapih.
Lakukan hal tersebut berulang-ulang hingga adonan habis
Setelah selesai, kukus adonan kurang lebih 15 menit atau hingga kue
Timphan matang.
31
TABEL 2.2
RESEP KUE TIMPHAN PISANG RAJA (PEMBANDING) Hasil : 20 pcs No Bahan Jumlah
1 Pisang raja (Matang) 200 gr
2 Tepung ketan 175 gr
3 Santan kental 100 ml
4 Gula Pasir 75 gr
5 Garam 2 gr
Bahan isian
6 Kelapa parut 150 gr
7 Gula pasir 25 gr
8 Gula jawa 50 gr
9 Garam 2 gr
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2016)
CARA PEMBUATAN KUE TIMPHAN PEMBANDING :
Pertama timbang seluruh bahan yang diperlukan. Beserta alat-alat
yang dibutuhkan
Masak kelapa parut, gula merah, gula jawa dan garam hingga matang
dan tercampur rata
Rebus santan hingga matang, biarkan dingin. 32
Lalu, haluskan pisang hingga benar-benar halus dan campur dengan
tepung ketan, gula dan garam.
Uleni dan tuang santan yang sudah dingin sedikit demi sedikit.
Uleni hingga semua bahan tercampur rata dan kalis.
Siapkan daun pisang muda, beri sedikit minyak.
Lalu ambil sedikit adonan kue timphan dan pipihkan diatas daun
hingga berbentuk bulat. Letakkan isian kelapa parut sekitar ½ sendok
makan.
Gulung daun pisang, dan tekan kedua ujungnya agar adonan didalam
daun cukup padat
Lakukan hal tersebut berulang-ulang hingga adonan habis.
Kukus kurang lebih 15 menit.
D. Perhitungan Biaya
Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang penulis ajukan di BAB I, penulis akan membuat perbandingan biaya diantara kedua produk, yaitu produk Kue
Timphan eksperimen dan pembanding. Sehingga penulis dapat mengetahui apakah
Kue Tiphan eksperimen atau Kue Timphan pembanding yang memiliki nilai biaya yang lebih tinggi atau rendah. Dijelaskan oleh Fathorazzi (2012), bahwa biaya produksi merupakan biaya dari semua pengeluaran yang dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu produk. 33
Cara perhitungan biaya yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan = Harga Bahan x Kuantiti bahan yang diperlukan Jumlah satuan bahan
Cara perhitungan biaya ini atau yang biasa disebut recipe costing, penulis dapatkan dari hasil mata kuliah TPK ( teknik pengolahan kue ) di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung. Dengan cara tersebut, penulis dapat mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk membuat 1 resep produk eksperimen.
E. Penilaian Karakteristik Produk
Beberapa karakteristik Kue Timphan ubi cilembu yang akan dinilai oleh
panelis yaitu :
1. Rasa
Rasa tentu saja hal terpenting didalam suatu makanan. Walaupun hal
pertama yang dilihat dari konsumen sebelum membeli adalah penampilan
tetapi tentu saja pembeli akan selalu mengingat rasa dari produk makanan
yang sudah dibelinya.
Figoni menyatakan “ Flavor includes the basic tastes, smell, and
trigeminal effects (chemical feeling factors). These three sensation occur
when food molecules (chemicals) stimulate receptors throughout the mouth
and nose” (2011:61)
2. Tekstur 34
Menurut Hardiman (1991) “ Pengujian tekstur makanan merupakan upaya penemuan tekstur yang tepat yang harus menjadi atribut mutu makanan yang bersangkutan kemudian dilanjutkan dengan menentuka istilah yang tepat sesuai dengan kategori parameter tersebut seperti halus, kasara, empuk, lembut, kental, cair ataupun kenyal dengan tambahan keterangan untuk menyatakan tingkatannya”.
Setiap jenis makanan memiliki tekstur yang berbeda-beda tergantung komposisi bahan makanan tersebut dan juga cara pengolahannya. Tekstur dapat dinilai dengan cara dilihat melalui penampakan dari makanan tersebut dan selanjutnya akan didapatkan informasi mengenai seberapa lembut, kenyal, padat setelah produk tersebut dimakan. Penilaian tekstur tidak dapat dinilai hanya dari melihat produk tersebut saja, tetapi harus dimakan sehingga hasil yang didapatkan akan lebih akurat.
3. Warna
Warna juga menjadi salah satu hal yang akan dinilai oleh panelis. Warna adalah hal utama yang akan dilihat oleh konsumen, dan termasuk salah satu penilaian penampilan. Walaupun seperti yang penulis jabarkan di poin 1 bahwa rasa akan selalu diingat oleh konsumen.
Penilain panelis mengenai warna yang akan dijabarkan oleh penulis di pembahasan selanjutnya, warna yang dinilai apakah menarik atau tidak. 35
Figoni menjelaskan bahwa banyak aspek yang dapat dinilai dari suatu makanan, tetapi warna termasuk salah satu aspek penting yang akan menjadi penilaian penampilan dari produk tersebut (2011:58)
4. Aroma
Menurut Surawan (2007) bau atau aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diamati dengan indera penciuman. Aroma yang baik dari suatu produk dapat meningkatkan daya tarik bagi konsumen.
Setelah melakukan penelitian ini, para panelis akan menilai tentang aroma dari Kue timphan ubi cilembu. Apakah aroma yang dihasilkan cukup enak dan apakah terdapat aroma ubi cilembu yang cukup pekat didalam produk tersebut atau tidak.
36
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Didalam Bab ini penulis akan membahas tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah penulis lakukan. Hasil dan pembahasan meliputi hasil penilaian panelis, perbandingan biaya dan hasil observasi.
A. Hasil Penilaian Panelis
1. Penilaian panelis terhadap Rasa Kue Timphan pembanding dan
eksperimen
TABEL 3.1 PENILAIAN PANELIS TERHADAP RASA KUE TIMPHAN PEMBANDING No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak enak - - 2 Tidak enak 1 7 3 Cukup enak 5 33 4 Enak 4 27 5 Sangat enak 5 33 Total 15 100 Sumber : hasil olahan penulis
Penulis melihat bahwa para panelis cukup menyukai rasa dari
Kue Timphan pembanding yang menggunakan Pisang raja, dimana
penulis telah membuatnya sesuai dengan standar resep yang penulis
gunakan. Berdasarkan komentar yang penulis dapat dari para panelis
bahwa rasa manis dari kue timphan yang menggunakan pisang raja ini
37
enak dengan hasil 27% dari jumlah keseluruhan panelis dan rasanya
tidak terlalu berlebihan baik di kulit dari Kue timphan ini maupun
isinya yang menggunakan kelapa parut, berbeda dengan Kue Timphan
yang menggunakan Ubi Cilembu, dengan hasil seperti berikut :
TABEL 3.2 PENILAIAN PANELIS TERHADAP RASA KUE TIMPHAN EKSPERIMEN No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak enak - - 2 Tidak enak - - 3 Cukup enak 1 7 4 Enak 6 40 5 Sangat enak 8 53 Total 15 100 Sumber : Hasil olahan penulis Hasil penilaian panelis terhadap rasa dari kue Timphan yang menggunakan ubi cilembu ini cukup berbeda jauh dibandingkan dengan hasil penilaian panelis terhadap kue timphan pembanding, yaitu dengan mayoritas
53% panelis mengatakan sangat enak. Hanya saja beberapa panelis berkomentar tentang rasa manis yang cukup kuat terasa didalam kue timphan ubi cilembu ini, dibandingkan dengan kue timphan yang menggunakan pisang raja.
38
2. Hasil penilaian panelis terhadap aroma Kue Timphan pembanding
dan eksperimen
TABEL 3.3 PENILAIAN PANELIS TERHADAP AROMA KUE TIMPHAN PEMBANDING No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak enak - - 2 Tidak enak - - 3 Cukup enak 6 40 4 Enak 7 47 5 Sangat enak 2 13 Total 15 100 Sumber: hasil olahan penulis
Dari hasil 47% penilaian panelis mengenai produk pembanding
menyatakan aroma dari kue timphan yang terbuat dari pisang raja enak
dan aroma pisang raja yang sangat terasa pekat begitu kue timphan
dikonsumsi terlebih setelah baru saja dikukus.
TABEL 3.4 PENILAIAN PANELIS TERHADAP AROMA KUE TIMPHAN EKSPERIMEN No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak enak - - 2 Tidak enak - - 3 Cukup enak 4 27 4 Enak 10 66 5 Sangat enak 1 7 Total 15 100 Sumber : Hasil olahan penulis
Aroma yang didapatkan dari hasil kue timphan eksperimen
menurut para panelis enak terlihat dari hasil presentase yang
menunjukkan angka 66% dan beberapa komentar yang penulis
39
dapatkan bahwa aroma ubi cilembu masih terasa meskipun tidak
sepekat aroma dari ubi cilembu yang baru saja dibakar. Kemungkinan
hal tersebut terjadi dikarenakan ubi cilembu melewati tahapan dikukus
setelah menjadi adonan kue timphan.
3. Hasil penilaian panelis terhadap tekstur Kue Timphan pembanding
dan Eksperimen
TABEL 3.5 PENILAIAN PANELIS TERHADAP TEKSTUR KUE TIMPHAN PEMBANDING No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak kenyal - - 2 Tidak kenyal - - 3 Cukup kenyal 5 33 4 Kenyal 6 40 5 Sangat kenyal 4 27 Total 15 100 Sumber : Hasil olahan penulis
Dari hasil 40 % penilaian panelis terhadap tekstur dari produk
pembanding, penulis menyimpulkan bahwa panelis menyatakan
tekstur dari produk pembanding kenyal, hanya saja beberapa komentar
yang penulis temukan tekstur produk pembanding lebih sedikit keras
dan kasar dibandingkan produk eksperimen, dimana hasil penilaian
panelis terhadap produk eksperimen adalah sebagai berikut :
40
TABEL 3.6 PENILAIAN PANELIS TERHADAP TEKSTUR KUE TIMPHAN EKSPERIMEN No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak kenyal - - 2 Tidak kenyal - - 3 Cukup kenyal 3 20 4 Kenyal 7 47 5 Sangat kenyal 5 33 Total 15 100 Sumber : Hasil olahan penulis
Para panelis menyatakan bahwa tekstur dari kue timphan eksperimen yaitu yang menggunakan ubi cilembu hasilnya lebih lembut dan kenyal. Juga tekstur yang terdapat dipermukaan kulit timphan yang halus dan tidak ada butir-butir halus yang ditemukan di produk pembanding, yaitu kue timphan yang menggunakan pisang raja.
4. Hasil penilaian panelis terhadap warna Kue Timphan pembanding
dengan eksperimen
TABEL 3.7 PENILAIAN PANELIS TERHADAP WARNA KUE TIMPHAN PEMBANDING No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak menarik - - 2 Tidak menarik - - 3 Cukup menarik 3 20 4 Menarik 7 47 5 Sangat menarik 5 33 Total 15 100 Sumber : Hasil olahan penulis
41
Menurut penulis warna yang dihasilkan dari produk pembanding tentu berbeda jauh dengan warna produk eksperimen. Warna produk pembanding seperti kebanyakan produk makanan lainnya yang ditambahkan pisang seperti kecoklatan dan memiliki bintik-bintik hitam kecil didalamnya. Penilaian panelis tentang warna produk pembanding dan produk eksperimen cukup berbeda jauh, dikarenakan kategori “menarik” meraih nilai 47% dan bersumber dari komentar, para panelis lebih menyukai warna dari kue timphan pisang Raja sebagai produk pembanding.
TABEL 3.8 PENILAIAN PANELIS TERHADAP WARNA KUE TIMPHAN EKSPERIMEN No Kualitas Frekuensi % 1 Sangat tidak menarik - - 2 Tidak menarik 1 7 3 Cukup menarik 7 47 4 Menarik 4 26 5 Sangat menarik 3 20 Total 15 100 Sumber : Hasil olahan penulis
Warna yang dihasilkan dari produk eksperimen sedikit oranye gelap, dan hasil persentasi panelis di kategori “cukup menarik” menunjukkan angka
47% dan menurut komentar para panelis warna tersebut tidak terlalu menarik.
Hal tersebut penulis simpulkan kemungkinan dikarenakan warna asli dari ubi
Cilembu memang tidak terlalu cerah seperti warna ubi jalar lainnya.
42
B. Perbandingan Biaya
Didalam pembuatan penilitian ini terdapat 2 produk yang di
bandingkan yang tentu saja memiliki perbedaan-perbedaan baik didalam hasil
produk maupun biaya produksi yang diperlukan dalam pembuatannya.
Seperti yang sudah penulis jelaskan pada bab sebelumnya tentang cara
perhitungan biaya, dibab ini penulis akan membahas tentang hasil
perhitungannya lebih lanjut. Berikut hasil perhitungan yang telah penulis
lakukan :
1. Biaya pembuatan Kue Timphan Eksperimen
TABEL 3.9 BIAYA PEMBUATAN KUE TIMPHAN EKSPERIMEN
No Nama Kuantitas Harga beli Total bahan Jumlah Satuan Harga Jumlah 1 Tepung 175 Gr Rp 7000 500 gr Rp. 2450 Ketan 2 Ubi 200 Gr Rp.12000 1 kg Rp. 2400 Cilembu 3 Santan 65 Ml Rp.6000 100 ml Rp. 3900
4 Gula pasir 50 Gr Rp.15000 1 kg Rp. 750
5 Gula jawa 50 Gr Rp. 1000 1 bh/50 Rp. 1000 gr 6 Kelapa 150 Gr Rp. 5000 500 gr Rp. 1500 parut 7 Garam 25 Gr Rp. 2000 200 gr Rp. 250
8 Daun 2 Lembar Rp. 1000 1 lembar Rp. 2000 pisang TOTAL Rp.14.250 BIAYA / PORSI Rp. 712 Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
43
2. Biaya pembuatan Kue Timphan Pembanding
TABEL 3.10 BIAYA PEMBUATAN KUE TIMPHAN PEMBANDING
No Nama Kuantitas Harga beli Total bahan Jumlah Satuan Harga Jumlah 1 Tepung 175 Gr Rp 7000 500 gr Rp. 2450 Ketan 2 Pisang raja 200 Gr Rp 17000 1 kg Rp. 3400
3 Santan 100 Ml Rp. 6000 100 ml Rp. 6000
4 Gula pasir 100 Gr Rp. 15000 1 kg Rp. 1500
5 Gula jawa 50 Gr Rp. 1000 1 bh/50 gr Rp. 1000
6 Kelapa parut 150 Gr Rp. 5000 500 gr Rp. 1500
7 Garam 25 Gr Rp. 2000 200 gr Rp. 250
8 Daun pisang 2 Lembar Rp. 1000 1 lembar Rp. 2000
TOTAL Rp.18.100 BIAYA / PORSI Rp. 905 Sumber : Hasil olahan penulis (2016)
Dari hasil perbandingan biaya diatas, didapatkan bahwa Kue Timphan
eksperimen memiliki biaya yang lebih rendah di bandingkan dengan Kue
timphan pembanding dengan biaya pembuatan Rp. 14.250-, dan biaya
perporsi Rp. 712-, untuk produk eksperimen, sedangkan produk pembanding
memiliki nilai biaya pembuatan sebesar Rp. 18.100-, dan biaya perporsi
sebesar Rp. 905-,. Hal itu kemungkinan dikarenakan penulis menggunakan
44
ubi cilembu jenis Inul yang masih mentah sehingga harga dari ubi Cilembu
lebih murah dibandingkan dengan pisang Raja.
C. Hasil Observasi
Penulis menemukan beberapa hasil pengamatan yang didapatkan
selama penelitian ini berlangsung. Adapun beberapa hasilnya, yaitu:
1. Adonan
Disaat proses pencampuran berlangsung ada beberapa perubahan yang
terjadi seperti tepung ketan, ubi cilembu, gula dan garam sedikit demi sedikit
mulai menyatu dengan ditambahkan santan sedikit demi sedikit. Ketika
seluruh bahan sudah tercampur rata dengan santan adonan harus tetap diuleni
hingga kalis. Proses adonan tercampur rata hingga adonan kalis memiliki
perbedaan waktu diantara produk pembanding dan produk eksperimen.
Adonan produk pembanding memakan waktu lebih lama ketika di uleni, hal
ini berkemungkinan dikarenakan tekstur pisang lebih keras dibandingkan
dengan tekstur ubi cilembu yang lebih mudah dihancurkan dengan tangan dan
lebih mudah tercampur dengan tepung
2. Tekstur
Kedua hasil produk eksperimen memiliki tekstur yang berbeda, kue
Timphan berbahan pisang Raja memiliki tekstur lebih keras dibandingkan
dengan kue Timphan ubi Cilembu. Baik itu disaat adonan belum melalui
45
proses pengukusan maupun sudah dilalui proses pengukusan. Kue Timphan ubi Cilembu memiliki adonan yang lembut dan lebih mudah di bentuk dibandingkan dengan kue Timphan pisang Raja yang memiliki tekstur yang agak sedikit keras.
3. Warna
Setelah melalui proses pencampuran bahan hingga seluruh bahan menjadi adonan, penulis menemukan perbedaan dari segi warna. Adonan Kue
Timphan pisang raja memiliki warna cokelat terang sebelum melalui proses pengukusan, tetapi setalah dikukus warna yang terdapat didalam produk pembanding ini menjadi lebih gelap, begitupun yang terjadi dengan produk eksperimen yaitu kue Timphan ubi Cilembu. Setelah kue Timphan ubi cilembu dikukus, warna permukaan kue tersebut berubah menjadi oranye gelap.
GAMBAR 3.1
GAMBAR ADONAN KEDUA PRODUK
KUE TIMPHAN PEMBANDING KUE TIMPHAN EKSPERIMEN
Sumber : Hasil Olahan Penulis
46
D. Kendala Dalam Melakukan Penelitian
Ada beberapa kendala yang penulis temukan didalam penulisan dan
penelitian tugas akhir ini, diantaranya adalah :
1. Eksperimen berulang kali
Penulis melakukan penelitian berulang kali hingga untuk mendapatkan
komposisi resep yang pas. Penulis juga mencoba beberapa jenis ubi cilembu
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan untuk membandingkan biaya
disatu resep dengan resep yang lainnya hingga mendapatkan resep dengan
kemungkinan yang paling pas untuk digunakan di eksperimen ini.
2. Sulitnya menemukan salah satu bahan
Di penelitian ini penulis cukup sulit menemukan daun pisang yang muda
untuk membungkus kue timphan di sekitaran tempat tinggal penulis
dikarenakan daun pisang muda salah satu bahan yang sangat penting didalam
pembuatan Kue timphan. Oleh karena itu penulis memesan jauh-jauh hari
sebelum eksperimen ke penjual daun pisang dan hal ini cukup menghambat
dan menyebabkan penulis menjadi sedikit lambat dalam melakukan
eksperimen.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah pembimbing melakukan serangkaian penelitian pembuatan
Kue Timphan menggunakan ubi cilembu sebagai bahan pegganti pisang raja,
maka peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan dari hasil
analisa percobaan sebagai berikut :
1. Cita rasa
Berdasarkan hasil dari penilaian panelis, Ubi cilembu dapat dan
layak digunakan sebagai bahan pengganti pisang raja didalam
pembuatan Kue timphan. Rasa yang dihasilkan cukup enak, serta
aroma ubi cilembu yang cukup terasa. Tekstur yang dihasilkan dari
Kue Timphan eksperimen lebih enak dan kenyal. Hal ini
kemungkinakan dikarenakan tekstur pisang yang lebih keras
dibandingkan dengan ubi cilembu. Tetapi hasil dari penilaian
warna oleh panelis, tidak semenarik kue timphan pembanding.
2. Biaya pembuatan Kue Timphan menggunakan ubi cilembu
ternyata lebih murah dibandingkan dengan yang menggunakan
pisang raja meskipun harus menggunakan ubi cilembu dengan
jenis Inul yang memiliki nilai ekonomis lebih rendah dibandingkan
dengan grade ubi cilembu lainnya.
47
48
B. Saran
Berikut adalah saran-saran yang akan penulis sampaikan,
kemungkinan dapat diaplikasikan untuk kegiatan pembuatan Kue Timphan
Ubi Cilembu lebih lanjut. Hal ini penulis sampaikan berdasarkan dari
komentar panelis serta hal-hal yang penulis alami ketika melakukan proses
penelitian ini, berikut adalah saran yang penulis paparkan :
1. Didalam penggunaan santan, hendaknya memakai santan yang
fresh ( diperas sendiri) dan tidak menggunakan yang instant
dikarenakan santan yang fresh cukup mempengaruhi tekstur dan
membuat permukaan timphan lebih mengkilap.
2. Sebaiknya santan di rebus hingga mendidih dikarenakan hal ini
mempengaruhi tekstur dan penampilan dari kulit kue Timphan.
3. Penambahan gula didalam pembuatan kue Timphan ubi Cilembu
sebaiknya jangan terlalu banyak dikarenakan rasa manis yang telah
ada secara alami didalam ubi Cilembu itu sendiri, agar produk
yang dihasilkan pun tidak terlalu manis.
4. Jenis ubi Cilembu yang penulis gunakan didalam penelitian ini
adalah jenis Inul. Sebaiknya gunakan ubi Cilembu jenis inul, selain
mengurangi biaya yang tinggi hal tersebut juga akan mengurangi
limbah ubi Cilembu inul yang memang cukup jarang dikonsumsi
oleh konsumen dikarenakan rasanya memang tidak semanis 49
dengan jenis Nirkum, yaitu jenis tingkatan tertinggi dari keseluruhan jenis ubi Cilembu 50
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi MPD, D. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Figoni, P. (2008). How Baking Works . New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Joesron, T., & Fathorazzi, M. (2012). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Graha Ilmu.
Kharie, A. (2014). 150 Resep Kue Tradisional. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Kusherdyana, D. (n.d.). Metodologi Penelitian. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Mahmudatussa'adah , A. (2014). Penelitian Ubi Cilembu. Fakultas Penididikan Teknologi dan Kejuruan. UPI.
Mahmudatussa'adah, A. (2014). Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. UPI. Penelitian Ubi Cilembu.
Ratna, N. (2010). Metodologi Penelitian : Kajian 6 Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
W.T, Doerry. (1995). Controlled Baking : An Introduction to Controlled Smale Scale Commercial and Experimental Baking. United States of America: America Institute of Baking.
Wikipedia. (2016). Ubi Cilembu. dari http://wikipedia.org/wiki/ubicilembu. 51
LAMPIRAN I
FORMAT PENILAIAN PANELIS TERHADAP CITARASA PENGGUNAAN UBI CILEMBU DIDALAM PEMBUATAN KUE TIMPHAN
Dengan hormat saya memohon kepada Bapak/Ibu agar bersedia mengisi format penilaian citarasa ini secara jujur dan teliti, dan saya berharap agar Bapak/Ibu dapat menuliskan komentar secara rinci atas objek eksperimen tersebut pada tempat yang telah disediakan.
Nama : Profesi : Usia : Berilah tanda centang ( ) pada tabel penilaian dibawah ini, sesuai dengan petunjuk yang tersedia :
PRODUK KUE TIMPHAN ASPEK PENILAIAN PEMBANDING EKSPERIMEN I 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 AROMA RASA WARNA TEKSTUR
Keterangan : 1: Sangat tidak enak/Sangat tidak menarik/Sangat tidak kenyal 2:Kurang enak/kurang menarik/kurang kenyal 3:Cukup enak/cukup menarik/cukup kenyal 4:Enak/menarik/kenyal 5:Sangat enak/Sangat Menarik/Sangat kenyal
Pembanding : Kue Timphan menggunakan Pisang Raja (Original)
Eksperimen I : Kue Timphan menggunakan Ubi Cilemb
Komentar : 52
LAMPIRAN II
DAFTAR PANELIS
No Nama Usia Profesi
1 Maryuni 31 Wirausaha
2 Erma Zochra 45 Owner Toko Kue
3 Deni Syahputra 30 Owner Toko Kue
4 Rahmadsyah S 29 Pegawai swasta
5 Erlina Sofya 37 Ibu Rumah Tangga
6 Ivan Putra H 35 Pegawai Negri
7 Harwien Praptomo 30 Pegawai Swasta
8 Astri Eprili 21 Mahasiswa
9 Mayo D. Putra 21 Mahasiswa
10 Emi Vovo S 23 Alumni FKIP PKK
11 Ahmad Nurrohim 21 Mahasiswa
12 Sekar Kusumaastuti 21 Mahasiswa
13 Jonathan R. Adam 21 Mahasiswa
14 Zulfikar Eff. 65 Ibu Rumah Tangga
15 Vera Veronika 33 Pegawai Swasta 53
LAMPIRAN III
DAFTAR PERTANYAAN OBSERVASI
1. Bagaimana perbedaan adonan antara produk pembanding dan produk
eksperimen?
2. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi setelah bahan-bahan adonan di
campur dan di uleni?
3. Apakah ada perbedaan waktu ketika menguleni produk pembanding dan
produk eksperimen?
4. Bagaimana perbedaan tekstur antara produk pembanding dan produk
eksperimen?
5. Bagaimana perbedaan warna produk pembanding dan produk eksperimen?
54
LAMPIRAN IV
TABEL HARGA BAHAN
No Nama bahan Harga/kg 1 Ubi Cilembu Rp. 12.0000/kg 2 Pisang Raja Rp. 17.000/kg 3 Tepung ketan Rp. 7.000/ ½ kg 4 Gula pasir Rp. 15.000/kg 5 Gula jawa Rp. 1000/bh 6 Kelapa parut Rp. 10000/kg 7 Garam Rp. 2000/bks 8 Daun pisang Rp. 1000/lembar
55
BIODATA
A. DATA PRIBADI
1. Nama Putri Permatasari Azwar
2. N I M : 201319641
3. Tempat Tanggal Lahir : Medan, 29 September 1993
4. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Blang malo No . 162 Lhokseumawe
Aceh
DATA ORANG TUA
1. Nama Ayah : Hazar Azwar SS
2. Pekerjaan : Pegawai Swasta
3. Nama Ibu : Erma Zochra B
4. Pekerjaan : Wirausaha
5. Alamat : Jl. Blang Malo No 162 Lhokseumawe
Aceh
B. PENDIDIKAN
No Nama Sekolah Tempat Tahun Keterangan 1 TK Al- Amin Medan 1999 – 2000 Lulus 2 SDN 060929 Medan 2000 – 2006 Lulus 3 SMPN 34 Medan 2006 – 2009 Lulus 4 SMKN 2 Lhokseumawe Lhokseumawe 2009 – 2012 Lulus 5 STP Bandung Bandung 2013 – sekarang -
56
C. PENGALAMAN KERJA
No Nama Jabatan Waktu Keterangan Perusahaan 1. Lido Graha Juli 2015-Januari FB Trainee Sertifikat Hotel 2016
2. Jambo Kupi Mei 2012 – Maret Staff - Restaurant 2013
3. Novotel FB Production Juli 2015 – Januari Sertifikat Bangka Hotel Trainee 2016