Bahasa Dalam Ritual Pengobatan Tradisional Kebudayaan Suku Talang Mamak Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau Kajian : Antropolinguistik

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bahasa Dalam Ritual Pengobatan Tradisional Kebudayaan Suku Talang Mamak Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau Kajian : Antropolinguistik BAHASA DALAM RITUAL PENGOBATAN TRADISIONAL KEBUDAYAAN SUKU TALANG MAMAK KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU KAJIAN : ANTROPOLINGUISTIK SKRIPSI RATU ENDAH FITRAH NIM : 150701070 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau yang dikenal masih sangat melekaty dengan kebudayaan khusus Suku Talang Mamak. Hal itu ditunjukkan dengan masih adanya mantra-mantra yang digunakan dalam kehidupan untuyk tujuan tertentu yang menunjukan bahwa kehidupan meraka masih perpegang pada Tuhan dan alam atas kepercayaan terhadap makhluk gaib. Sesuai dengan judul penelitian ini, masalah yang dikaji dalam penelitian ini meliputi (1) nilai budaya yang terdapat pada mantra pengobatan gtradisonal dalam kebudayaan Suku Talang Mamak (2) makna yang terdapat dalam bahasa mantra pengobatan tradisional pada kebudayaan Suku Talang Mamak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk memperoleh data dengan mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi partisipan, dan wawancara mendalam. Teknik analisis data dimulai dengan mengumpulkan data, melakukan traskripsi diikuti dengan terjemahan bebas, melakukan analisis berdasarkan konteks dan klasifikasi, melakukan analisis serta menginterpretasikan mengenai pandangan hidup penutur mantra untuk memperoleh bahasa mantra dalam Suku Talang Mamak. Data tersebut peneliti peroleh dari beberapa informan yaitu penutur mantra yang masih aktif di Kecamatan Rengat yang merupakan masyarakat dan sangat menerrti tentang kebudayaan Suku Talng Mamak. Pada tahap akhir, peneliti membuat simpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.Berikut adalah hasil penelitian yang dapat dijelaskan secara singkat. Pertama dalam mantra pengobatan ini terdapat juga mantra sebelum melakuakan ritual pengobatan atau Bulean yaitu memntra beberapa benda yang dilakukan dalam ritual pengobatyan tradisional kebudayaan Suku Talang Mamak. Mantra pengobatan yang terdapat dalam ritual Bulean ini ada yang memiliki lebih dari satu makna yang terkandung dalam satu mantra. Masyarakat Suku Talang Mamak percaya bahawa sakit yang diderita disebabkan oleh kekosongan jiwa oleh amalm gaib. Dari analisi tersebut dapat terungkap bahasa mantra dalam ritual pengobatan kebudayan Suku Talang Mamak. Kata Kunci : Makna, Nilai Budaya, Mantra, Suku Talang Mamak. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PRAKATA Puji syukur kehadirat penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan anugrah atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan skripsiini. Skripsi ini merupakan hasil akhir dari kegiatan akademik selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adapun judul skripsi ini adalah “Bahasa Dalam Ritual Pengobatan Tradisional Kebudayaan Suku Talang Mamak Di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau”. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pembelajaran bahasa dalam hal penggambaran kekayaan bahasa dan budaya di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau, serta memberikan pemahaman tentang kajian antropolinguistik secara khusus. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahaan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk penyempurnaan agar bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untukmenyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Kedua orang tua saya ayahanda Maratua Parlindungan Simamora dan ibunda saya Fitriyati yang sudah memberikan semangat berupa material, moral doa dan selalu memberikan perhatian serta kasih sayang yang tak terhingga. Tanpa kalian, anakmu tidak akan sampai pada tahap ini, kalian lah penyebab utama sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini. 2. Saudara-saudara saya terkasih, Bob Muhammad Celvin (Adik pertama) dan Muhammad Trian Fadilah (Adik kedua) yang telah membantu dalam peroses pembuatan skripsi, serta memberikan kasih sayang, doa dan sekaligus menjadi motivasi bagai saya. 3. Dr. Budi Agustono, M.S, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, serta Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil Dekan III. 4. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P, sebagai ketua Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 5. Drs. Amar Kudadiri, M. Hum, sebagai sekertaris Program Studi Satra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 6. Dra. Rosliana Lubis M.Si, sebagai dosen pembimbing saya yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dengan tanggu jawab yang utuh membagikan ilmu yang dimiliki serta memberikan movitasi san masihat kepada penulis. Tanpa bantuan dari ibu, penulis tidak mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. 7. Dr. Dwi Widayati, M. Hum, dan Drs. Parlaungan Ritonga, M. Hum v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebagai doseng penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan kritikan yang membantu penulis menyempurnakan skripsi. 8. Seluruh staf pengajar Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengalaman, baik dalam bidang linguistik, sastra, serta bidang yang laian. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak Selamet Dan bapak Joko yang telah membantu penulis dalam hal administrasi di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 9. Untuk semua keluarga saya yang selalu membantu perkuliahan saya baik moral, material dan doa saya ucapkan terimakasih kepada bou aning, bou godang, wak pendi, mang boru wak wedok opung, kakek dan buci saya juga adik adik sepupu yang saya sayangi, penulis sangat berterima kasih atas bantuan kalian semua. 10. Adi Syahpurta yang menjadi bunga sekaligus tangkai dan durinya dalam masa- masa perkuliahan saya. Penulis berterimakasih atas semua bantuan yang telah di berikan. 11. Sahabatku Nazri Afifah Ritonga, Feni jayanti Nasution yang dari awal perkuliah dan hingga sekarang tetap konsisten dan bertahan berteman dengan saya dan juga Amalia Fadilah. Terimakasih atas dukungan, doa, motivasi, canda, tawa, dan kesedihan selama kita bersama. 12. Sahabat XB yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu karna banyak sekali. Terimakasih atas bantuan doa dan motivasi kalian semua. vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13. Sahabat kos kak Vida, kak Elly, kak Meisi, kak Yovita, kak Tasya dan ibu kos saya. Terimakasih atas dukungan, doa, dan motivasi kalian semua. 14. Seluruh teman-teman Program Studi Satra Indonesia Angkatan 2015 yang telah mengisi hari-hari penulis baik sukamaupun duka. 15. Senior-senior Satra Indonesia yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi. 16. Pemerintahan kecamatan Rengat dan Dinas Pendidikan Indragiri Hulu serta bidang Kebudayaan Indragiri Hulu. Medan,25April 2019 Ratu Endah Fitra vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i PRAKATA ............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................... i PRAKATA ............................................................................................................. iv DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. viii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6 1.4.1 Manfaat Teoretis ............................................................................................ 7 1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 7 BAB II .................................................................................................................... 8 KONSEP, LANDASAN TEORI, DANTINJAUAN PUSTAKA........................... 8 2.1 Konsep ............................................................................................................. 8 2.1.1 Ritual 8 2.1.2 Kebudayaan ..................................................................................................
Recommended publications
  • Studi Naskah Lontara Bugis Luwu Dan Hukum Islam)
    NILAI-NILAI KESETARAAN GENDER DALAM NASKAH LAGALIGO (STUDI NASKAH LONTARA BUGIS LUWU DAN HUKUM ISLAM) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Oleh: Irda Handayani Hamka NIM: 10400111023 FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR بسم هللا الرحمن الرحيم Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kenikmatan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Kesetaraan Gender dalam Naskah La Galigo (Studi Naskah Lontara Bugis Luwu dan Hukum Islam). Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta seluruh keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Penyusun juga menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin bisa terselesaikan apabila tanpa bantuan dan support dari berbagai pihak. Berkat pengorbanan, perhatian, serta motivasi merekalah, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada: 1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si , selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Serta para Pembantu Rektor beserta seliruh staf dan karyawannya. 2. Prof. Dr. Darussalam Syamsyuddin,
    [Show full text]
  • Game Review PAMALI: INDONESIAN FOLKLORE HORROR Storytale Studios, Point-And-Click Horror, ID 2018
    Kathrin Trattner Game Review PAMALI: INDONESIAN FOLKLORE HORROR StoryTale Studios, Point-and-Click Horror, ID 2018 In indie and mainstream popular culture alike, Asian horror has been gaining world- wide recognition for quite some time. The most widely known digital cultural goods are produced in Japan and South Korea. However, as a Google search demon- strates, the global popularity of Indonesian horror narratives has also seen a sharp increase despite their being less broadly disseminated. For example, the number of Indonesian horror titles on Netflix is striking. Interestingly, the majority of those sto- ries draw on and incorporate the country’s rich folk traditions. Thus, tradition in its plural meaning is absolutely key here: with its diverse ethnic groups, languages, and religious traditions, Indonesia is anything but culturally homogenous. This cultural plurality is often depicted in Indonesian horror tales just as they are deeply embed- ded in Indonesian everyday life and its practices. In fact, the remarkable proximity of horror and the seemingly mundane is the basic premise of Pamali, an Indonesian folklore horror game. The first-person point-and-click horror game was (and is still being) developed by StoryTale Studios, a small indie studio based in Bandung, Indo- nesia.1 As Mira Wardhaningsih, co-creator of Pamali, explains in an interview, one of the intentions in creating the game was to introduce international audiences to a distinctively Indonesian approach to horror. As she elaborates: We believe that every culture has a different perception towards horror. […] In Indonesia, it’s not a big, catastrophic, one-time phenomenon that is terrifying; it is something else, something closer.
    [Show full text]
  • Memahami Indonesia Melalui Sastra Buku 7: Indonesia Daiam Centa Rakyat Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
    e REPUBL ESA Sen Bahan D p ama Kebahasaan Pendu ng Pem _ laJaran Bahasa Indonesia bagl Penutur Asmg BIPA) Memahami Indonesia Melalui Sastra Buku 7: Indonesia daiam Centa Rakyat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Seri Bahan Diplomasi Kebahasaan Pendukung Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) SAHABATKU INDONESIA Memahami Indonesia Melalui Sastra Buku 7: Indonesia dalam Cerita Rakyat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2018 Seri Bahan Diplomasi Kebahasaan Pendukung Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Sahabatku Indonesia Memahami Indonesia Melalui Sastra Buku 7; Indonesia dalam Cerita Rakyat Pengarah Penyuntmg Dadang Sunendar Eri Setyowati Emma L.M. Nababan Penanggung Jav/ab Emi Emilia Redaksi Andi Maytendri Matutu Penyelia Larasati Deny Setiawan Apip R. Sudradjat Penyusun Naskah Desain dan Ilustrasi Sampul Maman S. Mahayana Evelyn Ghozalli Dewi Mindasari Penelaah Suminto A. Sayuti Ilustrasi Isi Dendy Sugono Noviyanti Wijaya Hak Cipta © 2018 Dilindungi Undang-Undang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Katalog dalam Terbitan PB 899.218 4 Mahayana, Maman 8. MAH Sahabatku Indonesia: Memahami Indonesia melalui Sastra. Buku 7: s Indonesia dalam Cerita Rakyat/ Maman S. Mahayana; Eri Setyowati,Emma L.M. Nababan (penyunting). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2018.7 jil.; 21 cm. ISBN 978-602-437-572-0 (jil.7) KESUSASTRAAN INDONESIA - KEMAMPUAN SASTRA KESUSASTRAAN INDONESIA
    [Show full text]
  • Reappropiation and Contestation of Post-Colonial Space in Rizal
    Proceeding of the 6th International Conference on Arts and Humanities, Vol. 6, 2019, pp. 1-7 Copyright © 2019 TIIKM ISSN 2357 – 2744 online DOI: https://doi.org/10.17501/23572744.2019.6101 Reappropriation and Contestation of Post-Colonial Space in Rizal Mantovani’s Kuntilanak Anton Sutandio Maranatha Christian University, Indonesia Abstract: This paper examines a contemporary Indonesian horror film titled Kuntilanak (2006) in the light of how the film attempts to reappropriate and contest the post-colonial space as an arena of decolonization. The post-colonial space here refers to historical buildings of the Dutch colonial legacy that can be found all over Indonesia, especially Java island. Those unfixed and fluid spaces have been re-appropriated, reconstructed, reproduced, negotiated, neglected, and destroyed during the post-colonial period as ongoing attempts to (re)define national identity. The analysis will focus on a single building that serves as the film set which possesses the characteristic of colonial architecture that represents the former Dutch colonial power. Horror genre is chosen as it is considered the most appropriate genre to talk about the past in the present and how they are related to each other, as allegorized by the old building and the monster in the film. The analysis focuses on several aspects of film studies that include mise-en-scene, the narrative, and the film stars which are later related to the politics of space and post-colonial theory. The findings show that there are intertwined modern and local values that the film offers which lead to hybrid identity. Keywords: post-colonial space, reappropriation, contestation, decolonization Introduction "The past is never dead.
    [Show full text]
  • Malaysian Child Rearing Practices and Its Relationship to Realth
    Malaysian Child Rearing Practices and Its Relationship to Realth by Wazir-Jahan Karim A Research Project Funded by the International Developmsnt Research Centre 1981 RC FÉB2].1983 IDRC ; rrz^i 3 - p-- 79_ o cc 58- Acknowledgaments I vould like to express my appreciation and gratitude to thé International Development Research Centre for agreeing to fund this research project in 1978. Z also wish to thank UNICEF for providing me with financial assistance for the section of the research on traditional médical practitioners and village medicines conducted I' in Yen, Kedah. The assistance and co-operation of the Ministry of Realth has been a major factor in ensuring the emooth implémentation of the research in Seberang Prai and I would specifically like to thank Dr. Chee Chin Seang, the Deputy Director of Health in Penang, Sister Kvan, Dr. Raj Karim from the Maternai and Child Health Division in the Ministry and other médical and nursing personnel in Seberang Prai for providing me with continuous assistance during the period of my fieldwork. I would also litre to thank the management of Malakoff Estate at Thsek Glugor, in particular the Manager, Mr. Jones and Mr. Shankar for allowing me to conduct my research on the estate and also for assistance provided when the census survey was conducted. My sincereat thanks also to the KEMAS teacher at Junjong, Rokiah Ahmad and the teachers at the Malakoff Estate pre- school, for help rendered to my research assistants, Muniamah Kandasamy, Tengku Zainah and Susan Oorijitham, during the intensive field work period. Ficnaliy, I can quite confidentiy say that this research would not have been possible without the commitment and enthusiasm of my research assistants and the keen interest of e nutritionist from Minnesota University, Misa Mary-Pat Selvaggio, to conduct a The study has taken approximately two and e half years to be completed between its period of inception in mid 1978 to ite period of completion in November 1981.
    [Show full text]
  • Cerita Rakyat Minangkabau (2001).Pdf
    - C 1£ X t a Dongeng J naka, Dongeng Berisi Nasihat, s . rta Dongeng Berisi Pendidikan Moral dan Budaya <3 e i: i t a C Dongeng Jenaka, Dongeng Berisi Nasihat, serta Dongeng Berisi Pendidikan Moral dan Budaya f- r-fS'r l> is t A".-is-iAd PUSAT BAHASA DEPAaTESSSN PEND'iOtKAN flASlOML 00003121 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Katalog dalam Terbitan(KDT) 899.233 1 DJA Djamaris, Edwar Sastra Rakyat Minangkabau: Dongeng Jenaka, Dongeng Berisi Nasihat, serta Dongeng Berisi Pendidikan Moral dan Budaya/Edwar Djamaris.-Jakarta: Pusat Bahasa, 2001 192; 21 cm Daftar Pustaka; him. 181 ISBN 979 685 170 9 1. Kesusastraan Minangkabau 2. Dongeng 3. Cerita Rakyat Minangkabau PERPUSl Klasifikasi (>fi> Tgt. .A '^53 .12Z ( 1 lak Cipta^Dilindung 5!dh Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah Penyunting Penyelia: Alma Evita Almanar Penyunting: Junaiyah H.M. dan Farida Dahlan Penata Rupa Sampul: Ramlan Permana Diterbitkan pertama kali oleh Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2001 KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT BAHASA Salah satu upaya pencerdasan kehidupan bangsa adalah pening- katan minat baca masyarakat Indonesia. Peningkatan minat baca ha ms ditunjang dengan penyediaan bacaan bermutu yang dapat mem- periuas wawasan dan pengetahuan para pembacanya. Keperluan buku bermutu akan tinggi bagi masyarakat yang tingkat keberaksaraan dan minat bacanya sudah tinggi. Untuk itu, perlu diupayakan ketersediaan buku dan jenis bacaan lain yang cukup. Bagi masyarakat yang tingkat keberaksaraannya rendah perlu diupayakan bacaan yang dapat me- nimbulkan rangsangan peningkatan minat bacanya agar tidak terting- gal dari kemajuan kelompok masyarakat lainnya.
    [Show full text]
  • A Hyperreality Study on the Game Pamali: the White Lady (2018) Dessy Dwi Annisa Setyawati*,Trie Hartiti Retnowati, Warid Moga Nugraha
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 552 Proceedings of the 4th International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2020) A Hyperreality Study on the Game Pamali: The White Lady (2018) Dessy Dwi Annisa Setyawati*,Trie Hartiti Retnowati, Warid Moga Nugraha Faculty of Languages and Arts, Yogyakarta State University, Yogyakarta, Indonesia *Corresponding Author. Email: [email protected] ABSTRACT Due to the current development of technology, video game can actively construct imaginative ideas beyond reality through impressions of signs and images. The media digitalization process supports the simulation process directed toward forms of hyperreality for game aficionados, including the game Pamali: The White Lady (2018), which is a horror simulation game which combines myths and taboos (pamali) in Indonesia. The game is centered around the main character Jaka who experiences various mythical experiences and meets supernatural creatures, including his dead sister who has turned into the ghost kuntilanak when he visits his childhood home to sell it. The combination between myths, taboos, and video game becomes very interesting to study. The current research employs the cultural study method using Jean Bauldrillard’s hyperreality theory. The sign analysis in the game Pamali: The White Lady (2018) challenges the boundaries between reality and nonreality through the Unreal Engine 4 advanced technology, which allows the user to manipulate space, time, and character in the game. The game presents reality in the form of supernatural experience by allowing the user to see and feel the presence of the spirits, which most people may not have access to in reality. Through this game, anyone can experience the horror as real as possible in the hyperreality world.
    [Show full text]
  • BAB II. LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Folklor Folklore Atau
    BAB II. LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Folklor Folklore atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan istilah folklor, merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengulas serta membahas mengenai kebudayaan. Folklor terdiri dari dua suku kata yaitu folk dan lore. Dundes menjelaskan (dalam Danandjaja, 1997) folk adalah sekumpulan manusia dengan ciri-ciri fisik, budaya serta sosial yang sama sehingga dapat kenali dari kelompok yang lain. Ciri-ciri pengenalan fisik yang disebutkan dapat berupa bahasa, mata pencaharian, warna kulit, bahasa atau logat, dan kepercayaan. Menurut Wulandari (2017) Pengertian suku adalah suatu kelompok manusia yang dapat mengenali dirinya dengan seksama berdasarkan garis keturunan dari para nenek moyangnya yang dianggap sama dan memiliki ciri khas seperti bangsa, bahasa, perilaku dan agama. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa folk dapat diartikan sebagai sebuah suku atau ras. Sedangkan pengertian dari lore adalah adat ataupun pengetahuan dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun baik itu secara lisan (verbal), tingkah laku (non verbal) atau melalui bukti- bukti fisik yang ada seperti barang-barang peninggalan dari zaman dulu. Dari penjelasan diatas, folklor dapat diartikan sebagai sekelompok orang (suku) yang mempunyai tradisi yang diakui oleh bersama serta diwariskan ke setiap generasinya. Sehingga suatu folklor akan tetap ada walaupun perkembangan zaman terus berkembang. Menurut Brunvard (Danandjaja, 1997, h.21) folklor dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni : • Folklor lisan (verbal folklore) Misal: dongeng, mite, anekdot, legenda, pantun, syair • Folklor sebagian lisan (partly verbal folklore) Misal: Biasanya dalam bentuk permainan • Folklor bukan lisan (non verbal folklore) Misal: pakaian, makanan dan minuman 6 II.1.1 Folklor Lisan Folklor lisan adalah sebuah tradisi yang disampaikan seutuhnya melalui lisan dari generasi ke generasi selanjutnya.
    [Show full text]
  • Visualisasi Karakter Pocong, Kuntilanak, Dan Tuyul Pada Film Animasi Keluarga Hantu Indonesia
    Vol.7, No.1, September-Desember 2019, pp. 1-11 p-ISSN: 2339-0107, e-ISSN: 2339-0115 http://dx.doi.org/10.30998/jurnaldesain.v7i1.5468 VISUALISASI KARAKTER POCONG, KUNTILANAK, DAN TUYUL PADA FILM ANIMASI KELUARGA HANTU INDONESIA Aji Dwi Saputra1), Edo Galasro Limbong2) Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58. Tanjung Barat, Jakarta Selatan. 12530 Abstrak. Hantu merupakan bagian dari sebuah legenda menurut sebagian masyarakat. Dikatakan sebagai legenda karena berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran ”takhayul” atau kepercayaan masyarakat. Contoh legenda ini yaitu adanya kepercayan terhadap hantu, seperti pocong, kuntilanak, dan tuyul. Bagi orang-orang tertentu, hantu justru dianggap sebagai tantangan hidup (memedi) dan bagi sebagian lain hantu justru akan dapat mendatangkan sebuah keuntungan. Bagi yang takut, jangankan meneliti mendengar saja membuat. Walau begitu, cerita dan wujud hantu bisa menjadi daya tarik dalam dunia hiburan, baik dibuat menjadi film bergenre horor, animasi atau bahkan dibuatkan wahana rumah hantu. Hal ini merupakan kelebihan dari objek hantu jika diangkat menjadi sebuah hasil karya. Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan untuk melakukan riset ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dari jurnal dan beberapa website resmi. Adapun tujuan dari penulisan ini, peneliti ingin merancang visual karakter pocong, kuntilanak, dan tuyul pada cerita “Keluarga Hantu Indonesia” yang diambil dari penggambaran mitos hantu yang berkembang di masyarakat. Kata Kunci: Hantu, Animasi, Karakter Abstract. Ghosts are part of a legend according to some people. It is said as a legend because it is in the form of a story that is considered truly happened and has been experienced by someone.
    [Show full text]
  • Bunga Rampai Cerita Rakyat Tapanuli Tengah
    BUNGA RAMPAI CERITA RAKYAT TAPANULI TENGAH THE ANTHOLOGY OF CENTRAL TAPANULI FOLKTALES TERJEMAHAN DALAM TIGA BAHASA Pesisir, Indonesia, dan Inggris TRANSLATED INTO THREE LANGUAGES Pesisir, Indonesian, and English KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA BALAI BAHASA SUMATERA UTARA 2016 i BUNGA RAMPAI CERITA RAKYAT TAPANULI TENGAH THE ANTHOLOGY OF CENTRAL TAPANULI FOLKTALES TERJEMAHAN DALAM TIGA BAHASA Pesisir, Indonesia, dan Inggris TRANSLATED INTO THREE LANGUAGES Pesisir, Indonesian, and English Penanggung Jawab: Tengku Syarfina Penyelia: Salbiyah Nurul Aini Penerjemah: Yolferi Medtolia Jurlianti Penyunting: Agus Mulia Juliana Yolferi Cetakan Pertama, 2016 ISBN 978-602-9172-24-9 Diterbitkan oleh Balai Bahasa Sumatera Utara Jalan Kolam Ujung Nomor 7 Medan Estate, Medan Telepon/faksimile: (061) 73332076 Laman: https//balaibahasasumut.kemdikbud.go.id Posel: [email protected] ii KATA PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA SUMATERA UTARA Cerita rakyat merupakan karya sastra yang dimiliki oleh masing-masing suku bangsa. Tidak dapat dimungkiri, kehadirannya di tengah masyarakat memberi banyak manfaat. Selain menghibur, cerita rakyat juga hadir memberi pesan dan contoh positif dalam hubungan sosial masyarakat pemilik dan penikmatnya. Sastra mengajarkan banyak hal, ilmu pengetahuan, agama, budi pekerti, sejarah, persahabatan, adat kebiasaan, dan lain-lain. Melalui sastra, kita dapat mengenal suatu kelompok masyarakat. Dalam upaya memperkenalkan budaya ini, salah satu hal yang dilakukan adalah penerjemahan cerita rakyat Tapanuli Tengah ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini juga bertujuan agar pesan moral dan adat kebiasaan masyarakat pemilik cerita dapat dipahami oleh masyarakat penikmat sastra, baik di Indonesia maupun di dunia. Masyarakat Pesisir adalah masyarakat yang berada dalam ruang lingkup wilayah yang luas. Masing-masing bagiannya memiliki budaya dan cerita yang beragam pula.
    [Show full text]
  • Indian Influences in the Supernatural Elements Found in the Malay Classic Films of Dewi Murni, Gul Bakawali and Selendang Delima
    International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 2017, Vol. 7, No. 11 ISSN: 2222-6990 Indian Influences in the Supernatural Elements Found in the Malay Classic Films of Dewi Murni, Gul Bakawali and Selendang Delima Sumathi Maniam Raj Department of Performing Arts, Faculty of Music and Performing Arts, Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia Raja Morgan Veerappan Institut Pendidikan Guru Kampus Bahasa Antarabangsa, Malaysia DOI: 10.6007/IJARBSS/v7-i11/3502 URL: http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v7-i11/3502 Abstract The paper examines that the supernatural elements found in the Malay movies DewiMurni 1950 directed by B.S. Rajhans, SelendangDelima 1958 directed by K.M. Basker and Gul Bakawali 1963 directed by B. Narayanan Rao which are heavily embedded with Indian elements. Analysis into the films’ repertoires have shown striking parallels and significant differences between the Malay films and its Indian versions. Dewi Murni is derived from Kalidasa’s Shakuntala. Excerpts from the Brahmavaivarta Purana and Ramayana are used in the narration of Selendang Delima which is the story of a nymph’s offspring who is cursed and subjected to cruelty. GulBakawali is obtained from a Persian story and deciphered to Hindustani in 1702 by Niphal Chand (Zainal Abidin Ahmad, 1942: 144). Sheikh Mohd. Ali bin Ghulam Hussein Alhandi (an Indian Muslim) is reponsible for translating Gul Bakawali from an Urdu / Hindi text. Elements that have come to be accepted as the culture of the Malay world is the outcome of Indianisation in the region (Noor 2005: 32). One has to agree with Farish Noor when he states ‘that the Malay world has a number of lasting legacies’ (Noor 2005: 32).
    [Show full text]
  • Brunei Malay Traditional Medicine: Persistence in the Face of Western
    BRUNEI MALAY TRADITIONAL MEDICINE: PERSISTENCE IN THE FACE OF WESTERN MEDICINE AND ISLAMIC ORTHODOXY Virginie Roseberg Master of Anthropology from the University of Paris 1, Pantheon-Sorbonne, France. This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy of The University of Western Australia School of Social Sciences Anthropology and Sociology 2017 THESIS DECLARATION I, Virginie Roseberg, certify that: This thesis has been substantially accomplished during enrolment in the degree. This thesis does not contain material which has been accepted for the award of any other degree or diploma in my name, in any university or other tertiary institution. No part of this work will, in the future, be used in a submission in my name, for any other degree or diploma in any university or other tertiary institution without the prior approval of The University of Western Australia and where applicable, any partner institution responsible for the joint-award of this degree. This thesis does not contain any material previously published or written by another person, except where due reference has been made in the text. The work(s) are not in any way a violation or infringement of any copyright, trademark, patent, or other rights whatsoever of any person. The research involving human data reported in this thesis was assessed and approved by The University of Western Australia Human Research Ethics Committee. Approval no. RA/4/1/5585. The work described in this thesis was funded by an Australian Postgraduate Award and UWA Safety Net Top-up Scholarship. This thesis does not contain work that I have published, nor work under review for publication.
    [Show full text]