Guru Musik Yang Mencintai Berudu
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Media Publikasi dan Informasi Dunia Reptil dan Amfibi Volume VII No 1, Februari 2014 Catatan Perilaku Scavenging di Tumpukan Sampah oleh Tiga Individu Biawak Komodo di Loh Liang, Pulau Komodo Profil Marion Anstis : Guru Musik yang Mencintai Berudu CATATAN SEBARAN Rhacophorus borneensis & CHECKLIST HERPETOFAUNA DI WILAYAH SANGKULIRANG KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR WARTA HERPETOFAUNA/VOLUME VII, NO. 1 FEBRUARI 2014 Warta Herpetofauna Warta Herpetofauna Daftar Isi : media informasi dan publikasi dunia amfibi dan reptil Mengintip herpetofauna lokal dari pos jerapah, Taman Safari Indonesia II, Prigen 4 Penerbit : Pencarian Kodok Merah (Leptophryne cruentata) di Sungai Perhimpunan Herpetologi Indonesia Citrilik, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 7 Pimpinan redaksi : Catatan sebaran Rhachophorus borneensis dan checklist Mirza Dikari Kusrini herpetofauna di wilayah Sangkulirang Kutai Timur , Kali- mantan Timur 8 Redaktur: Fatwa Nirza Susanti Sekilas Info : Telah terbit 2 buku baru ! 13 Tata Letak & Artistik : Peluncuran buku : Tadpoles and Frogs of Australia 14 Fatwa Nirza Susanti & Arief Tajalli Profil M. Anstis : Guru Musik yang mencintai berudu 16 Sirkulasi : Profil Jimmy Mc Guire : Hobby dan bisnis mengawali KPH “Python” HIMAKOVA karirinya sebagai ilmuwan herpetology 18 Catatan perilaku scalveging di tumpukan sampah oleh tiga Alamat Redaksi : individu komodo di Loh Liang, Pulau Komodo 20 Kelompok Kerja Konservasi Amfibi dan Reptil Indo- nesia, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Seminar dan Kongres Perhimpunan Herpetology Indonesia dan Ekowisata 2013 di Universitas Negeri Semarang 24 Fakultas Kehutanan – IPB Telpon : 0251-8621047 Pelatihan model penelitian katak 27 Fax : 0251-8621947 Galeri dua sejoli penyu dan indahnya Pulau Penyu, Pesisir E-mail: mirza_kusrini[at]yahoo.com Selatan, Sumatera Barat 30 Foto cover luar : Kuliah umum National Taiwan University dan Ryukyu Eutropis multifasciata (Mediyansyah) University 34 Foto cover dalam: Huia masonii (Muhammad Juan Ardha) Pustaka Cyrtodactylus 36 2 WARTA HERPETOFAUNA/VOLUME VII, NO. 1 FEBRUARI 2014 Pembaca yang budiman, Menyimak biografi para herpetolog dunia selalu men- gasyikan. Latar belakang mereka yang tidak selalu di bidang biologi tidak membuat mereka surut langkah untuk menekuni bidang yang menjadi kegema- rannya. Karya besar malah muncul dari gairah me- neliti yang tulus demi menjawab berbagai pertan- yaan mengenai kehidupan amfibi dan reptil. Kiranya hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak merasa rendah diri dan terus tekun melakukan penga- matan herpetofauna. Jadi, apa lagi alasan untuk tidak melakukan penga- matan dan menuliskannya? Berkat Kerjasama: Selamat membaca Warta Herpetofauna edisi Februari 2014! REDAKSI MENERIMA SEGALA BENTUK TULISAN, FOTO, GAMBAR, KARIKATUR, PUISI ATAU INFO LAINNYA SEPUTAR DUNIA AMFIBI DAN REPTIL. BAGI YANG BERMINAT DAPAT MENGIRIMKAN LANGSUNG KE ALAMAT REDAKSI 3 WARTA HERPETOFAUNA/VOLUME VII, NO. 1 FEBRUARI 2014 Mengintip Herpetofauna lokal dari Pos Jerapah, Taman Safari Indonesia II, Prigen Oleh Herdhanu Jayanto (1) dan Donan Satria Yudha (2) 1) Kelompok Studi Herpetologi (KSH), Fakultas Biologi UGM; 2) Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM email: [email protected]. Foto oleh Herdhanu Jayanto dan KSH iapa yang belum pernah ke Taman Safari Kami ditempatkan di Pos pengawasan Indonesia II, salah satu kebun binatang satwa yaitu pos jerapah dimana kami bertanggung terbesar di Indonesia dan bahkan Asia jawab mengawasi beberapa ssatwa dari Afrika dan Tenggara? Taman Safari Indonesia II (TSI luar Afrika yang dipelihara TSI II yaitu burung unta, SII) diresmikan tahun 1997, tidak hanya berfungsi jerapah, oryx, waitusi, lechwe, waterbuck, crown sebagai tempat wisata, namun utamanya sebagai crane, burung pelikan, dan tuntong. Jadi di lokasi lembaga konservasi melalui penangkaran. ini, sejak diresmikan tahun 1997, mau tidak mau Inventarisasi herpetofauna lokal sepertinya belum satwa lokal kaki gunung Arjuno harus rela berbagi menjadi prioritas utama TSI II. Padahalnya, kaki habitat dengan satwa-satwa asing yang gunung Arjuno (letak Taman Safari Indonesia II didatangkan TSI II. Oleh karena itu kamu kemudian berdiri, 800-1500 mdpl) kemungkinan memiliki melakukan penyusuran informasi dan survei keanekaragaman herpetofauna yang sangat keanekaragaman herpetofauna. Paling tidak kami tinggi. Tabel 1. Perbandingan perjumpaan langsung dan berdasarlkan wawancara herpetofauna di Taman Safari II, Prigen Pada bulan Februari 2013 lalu, selama kurang lebih dua minggu, kami melakukan Kerja Berdasarkan perjumpaan langsung Berdasarkan wawancara Duttaphrynus melanostictus Ahaetulla prasina Praktek di TSI II dengan fokus penelitian burung Fejervarya limnocharis Ptyas mucosus unta. Namun karena sudah menjadi kebiasaan Polypedates leucomystax Coelognathus flavolineatus kami penasaran dengan herpetofauna maka kami Rhacophorus reindwardtii Naja sputatrix mengumpulkan informasi dan mensurvei saat Eutropis multifasciata Cryptelytrops albolabris waktu luang datang. Eutropis rugifera Herpetofauna lokal yang berbagi habitat dengan Gekko gecko satwa asing Pareas carinatus 4 WARTA HERPETOFAUNA/VOLUME VII, NO. 1 FEBRUARI 2014 Habitat di wilayah pengawasan Pos Jerapah Gambar: ular Pareas carinatus dapat memastikan keberadaan tiga belas spesies yang umum (lihat tabel) keanekaragaman satwa lokal, termasuk Mengetahui herpetofauna lokal seharusnya herpetofauna di lokasi berdirinya TSI II belum menjadi kebutuhan TSI II ditemukan. Mengetahui keanekaragaman herpetofauna suatu lokasi bisa menjadi sangat Taman Safari Indonesia II sebagai lembaga penting baik untuk herpetofauna itu sendiri konservasi dan pemegang sertifikat ISO memiliki maupun manfaat bagi manusia. Selama kami tanggung jawab tidak hanya terhadap satwa asing melakukan Kerja Praktek hal terlihat TSI II sangat yang dipelihara. Tanggung jawab tersebut disiplin terhadap aturan untuk membawa keluar seharusnya termasuk dalam memperhatikan satwa asing maupun lokal (termasuk bagian kelestarian satwa lokal. Namun laporan mengenai 5 WARTA HERPETOFAUNA/VOLUME VII, NO. 1 FEBRUARI 2014 tubuh) di wilayah TSI II, pemeliharaan, serta etos konservasi. Satwa lokal telah ada terlebih kerja zero accidents. Informasi keanekaragaman dahulu, sedangkan TSI II merupakan herpetofauna perlu bagi TSI II seperti sebagai pendatang. berikut. Kesempatan untuk rekan-rekan di Jawa Timur 1. Menegakkan aturan sebagai lembaga Selama ini kerjasama TSI II terbatas kepada konservasi. Jangan sampai karena kurangnya rekan-rekan dari bidang Kedokteran Hewan untuk pengetahuan pegawai, herpetofauna mempelajari satwa yang dipelihara. Peran seorang berbahaya maupun tidak berbahaya dibunuh biologi atau herpetology masih belum tanpa alasan. diperhitungkan di TSI II. Beruntung adalah 2. Membantu dalam memperkirakan penyebab herpetolog dari KP3H UGM yang sekarang menjadi kecelakan satwa maupun pekerja. Berdasarkan bagian dari keluarga TSI II. Melihat isu-isu dan cerita, tidak lama sebelum kami datang potensi tersebut maka besar kesempatan untuk terdapat kasus kematian satwa yang diduga rekan-rekan yang berdomisili di Jawa Timur untuk karena gigitan ular. Pengetahuan jenis ular melakukan penelitian di sana, namun tidak yang terdapat di wilayah tersebut, akan menutup kemungkinan bagi rekan lainnya di luar membantu diagnostik bila terjadi kasus serupa. Jatim. Kesempatan rekan-rekan untuk Harapannya tidak terjadi kesalahpahaman atau menghasilkan buah karya, dengan harapan antipati bahwa keberadaan ular (lokal) berguna bagi TSI II secara khusus dan tersebut. perkembangan herpetology Indonesia. 3. Mengetahui herpetofauna di wilayah TSI II langkah awal untuk melestarikan spesies yang Hidup Herpetologi Indonesia ! seharusnya menjadi nilai tambah bagi lembaga Gambar: sarang busa atau foam nest Rhacophoridae 6 WARTA HERPETOFAUNA/VOLUME VII, NO. 1 FEBRUARI 2014 Pencarian Kodok Merah (Leptophryne cruentata)di Sungai Citirilik, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Oleh : Aristyo (KPH ‘Python’ Himakova) odok Merah atau Leptophryne cruentata baru terjadi banjir yang terlihat dari banyaknya merupakan jenis kodok endemik yang bisa pohon-pohon yang tumbang dan sampah dari K ditemukan di Taman Nasional Gunung daun-daun disekitaran sungai. Sebanyak delapan Gede Pangrango (TNGGP). Pada bulan November individu kodok merah ditemukan yang diantaranya Kelompok Pemerhari Herpetofauna (KPH) berada di sekitar Curug dan juga di lubang-lubang Himakova IPB bekerja sama dengan TNGGP beton pembentuk kubangan air untuk irigasi melakukan monitoring kodok merah ini di Sungai masyarakat sekitar. Citirilik yang menjadi salah satu lokasi baru Curug Citirilik, terdapat pada bagian sungai penemuan kodok merah. yang terjal dan licin dimana di sisi kanan jalan Tim survey KPH Himakova IPB yang berjum- langsung berhadapan dengan jurang. Konidisi lah sebanyak delapan orang, berangkat dari sungainya banyak terdapat batuan sungai yang Kampus IPB Dramaga pada hari Jumat, tanggal 29 besar namun relatif kering dan hampir tidak ada November 2013 sore. Sementara itu pihak TNGGP air. Air hanya ditemukan di beberapa titik dan telah melakukan monitoring di Curug Cibeureum. berupa genangan. Hasil yang didapat dari Hasil identifikasi jenis menemukan 13 individu monitoring di lokasi ini adalah dua individu dengan 5 jenis berbeda Limnonectes microdiscus, Megophrys montana dan satu individu Leptophryne Hylarana chalconata, Leptobrachium haseltii, cruentata. Kebanyakan katak tersebut ditemukan Microhyla achatina, dan Microhyla palmipes. bersembunyi di sela-sela batu. Pada hari Sabtu, tanggal 30 November