KAMUS DWIBAHASA BUGIS-INDONESIA

EDISI PERTAMA

KANTOR BAHASA NUSA TENGGARA BARAT BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 Kamus Dwi Bahasa Bugis–Indonesia Edisi Pertama ©Kantor Bahasa NTB

Penanggung Jawab: Dr. Syarifuddin, M.Hum. (Kepala Kantor Bahasa NTB)

Penyusun: Tim Analis Kata dan Istilah Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Ketua Penyusun Hartini, S.Pd.

Anggota Nuryati, S.S., Ni Made Yudiastini, S.Pd., Desi Rahmawati, S.Pd.

Edisi I Cetakan I: 2017

Desain Sampul dan Tata Letak: Ahmad Muzayyin

Diterbitkan oleh: Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat Jalan Dokter Sujono, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB Telepon: (0370) 623544, Faksimili: (0370) 623539 KATA PENGANTAR EDISI PERTAMA

Puji syukur kami panjatkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas ini. Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat telah menerbitkan kamus tiga bahasa mayoritas di Nusa Tenggara Barat yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo. Pada tahun ini, kami menyusun Kamus Dwibahasa Bahasa Pendatang, yaitu bahasa Bugis-bahasa Indonesia. Kamus ini merupakan kamus pertama untuk bahasa pendatang yang dilakukan oleh Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat. Kosakata atau lema dalam bahasa Bugis yang terdapat pada kamus ini merujuk pada bahasa Bugis yang ada di Nusa Tenggara Barat. Untuk edisi pertama data yang diperoleh masih terbatas pada bahasa Bugis yang ada di Pulau Sumbawa. Jika dibandingkan dengan bahasa Bugis yang terdapat di daerah asalnya (Sulawesi) mungkin ada sedikit perbedaan. Hal tersebut wajar karena bahasa Bugis yang ada di Pulau Sumbawa hidup berdampingan dengan bahasa daerah aslinya, yaitu bahasa Samawa. Dengan demikian, ada kemungkinan beberapa kosakata bahasa Bugis yang mendapat pengaruh dari bahasa Samawa sehingga membentuk kosakata baru. Penyusunan Kamus Bahasa Bugis-Indonesia ini merupakan salah satu upaya penuh semangat kerabat kerja Tim Analis Kata dan Istilah (Tim Leksikograf) Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat. Lema dalam kamus ini disusun menurut abjad, yaitu dari abjad A sampai Z dengan jumlah yang masih sangat terbatas, yaitu baru berjumlah 753 lema. Ke depannya atau untuk tahun- tahun berikutnya masih ada banyak lema atau sublema yang perlu ditambahkan demi kesempurnaan kamus ini.

Kamus Bugis-Indonesia iii Harapan kami, semoga apa yang diperoleh melalui kamus ini akan mempunyai nilai guna dan manfaat bagi pembangunan bangsa dan negara terutama dalam bidang pembinaan dan pengembangan bahasa, khususnya bidang pemertahanan bahasa, bahasa Bugis di Nusa Tenggara Barat. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan berikutnya. Ucapan terima kasih kami kepada Kepala Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat, Dr. Syarifuddin, M.Hum. yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dari awal hingga selesainya tugas ini. Kami berharap hasil penyusunan kamus yang telah diwujudkan menjadi sebuah karya ini dapat memberikan manfaat untuk bayak pihak.

Mataram, Oktober 2017

iv Kantor Bahasa NTB PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS

1. Pengantar Penyusunan Kamus Dwibahasa, bahasa pendatang (Bugis- Indonesia) ini merupakan salah satu usaha pelestarian dan pendokumentasian bahasa daerah yang dilakukan oleh Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat. Penyusunan kamus ini merupakan langkah awal yang perlu disempurnakan pada tahap-tahap penyusunan berikutnya. Dalam batang tubuhnya, kamus ini menghimpun khazanah kata dalam bahasa Bugis yang meliputi kata-kata umum hasil inventarisasi yang masih sangat terbatas. Kata-kata tersebut mencakup kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, frasa, atau singkatan, yang dalam ilmu leksikografi disebut entri atau lema. Mengenai kondisi kebahasaannya, bahasa Bugis di Pulau Sumbawa secara umum mempunyai lima dialek, yaitu dialek Mapin, dialek Alas, dialek Jontal, dialek Teluk Santong, dan dialek Jambu.

2. Informasi dalam Kamus a. Abjad Penyusunan abjad kata kepala atau lema disesuaikan dengan sistem alfabetis bahasa Bugis. Abjad bahasa Bugis adalah A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, W, dan Z. Penyusunan kamus bahasa Bugis ini disusun dari alfabet A sampai dengan Z. b. Pelafalan Kata-kata dalam kamus ini ditulis menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), namun ada beberapa hal yang perlu disampaikan, di antaranya:

Kamus Bugis-Indonesia v 1) Dikarenakan fonem /e/ dan /é/ taling merupakan fonem yang berbeda dan banyak memiliki pasangan minimal, maka kedua fonem tersebut dibedakan satu dengan yang lainnya. Penulisan kedua bentuk fonem tersebut adalah [è] untuk e dan [é] untuk taling, sementara fonem /o/ dan / / tidak ditulis berbeda, karena keduanya adalah alofon dari fonem [o] yang tidak membedakan makna. 2) Bunyi glotal stop dilambangkan dengan huruf /q/ bukan dengan lambang (‘) seperti yang digunakan oleh Van Ophuysen dan Suwandi. c. Lema Keanekaragaman bahasa Bugis sebagai salah satu kekayaan bahasa daerah di Indonesia tercermin dalam kamus ini, dan disajikan dalam bentuk lema. Setiap lema mempunyai lema, yang berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata berulang, kata majemuk. frasa (gabungan kata), atau akronim menjadi judul tiap lema, dan itulah yg dijelaskan dalam batang tubuh kamus. 1. Tiap-tiap lema dicetak dengan huruf tebal dan penjelasannya disusun ke samping membentuk paragraf menggantung 2. Sesuai dengan konteks keperluannya, setiap lema diberi label berikut. a. label kelas kata: a adjektiva, yaitu kata yang menjelaskan nomina atau pronomina; adv adverbia, yaitu kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain, atau kalimat; n nomina, yaitu kata benda; num numeralia, yaitu kata bilangan; vi Kantor Bahasa NTB p partikel, yaitu kelas kata yang meliputi kata depan, kata sambung, kata seru, kata sandang, ucapan salam; pron pronomina, yaitu kelas kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, dan kata tanya; v verba, yaitu kata kerja. b. label ragam bahasa ksr ragam bahasa tingkatan kasar; hls ragam bahasa tingkatan alus (termasuk alus utama). 3. Semua lema disusun secara alfabetis. 4. Penjelasan makna dinyatakan melalui batasan makna; uraian penggunaan, atau padanan kata. Apabila sebuah lema mempunyai lebih dari satu makna, perbedaan makna itu ditandai dengan nomor polisemi dengan menggunakan angka arab yang dicetak tebal 5. Semua lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman terperinci yang termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan bagian Pemenggalan Kata. d. Penyajian Lema Secara lebih terperinci informasi di atas disajikan di bawah ini. 1. Kata Dasar Kata dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata (kata jadian) diperlakukan sebagai lema atau entri, sedangkan bentuk-bentuk derivasinya diperlakukan sebagai sublema atau subentri.

Kamus Bugis-Indonesia vii 2. Peribahasa Peribahasa dicetak miring dan ditempatkan sebelum gabungan kata yang berupa frasa.

3. Gabungan Kata Gabungan kata atau kelompok kata yang merupakan frasa yang tidak berderivasi tidak diberlakukan sebagai lema atau sublema, tetapi diberlakukan sebagai contoh pemakaian yang berupa frasa dengan diberi penjelasan. Letaknya langsung di bawah lema atau sublema yang berkaitan, yaitu kata pertama unsur pembentukan gabungan kata itu, dan disusun berderet ke samping secara berurutan menurut abjad apabila ternyata gabungan kata atau frasa yang dibentuk dari lema itu lebih dari satu. Patokan yang dipakai adalah bentuk kata pertama dengan tidak memperhatikan makna intinya. Unsur pertama gabungan kata itu dicetak dengan tanda hubung ganda (--) apabila berupa kata dasar dan dicetak dengan tilde (~) apabila berupa kata berafiks. Kedua-duanya dicetak tebal.

4. Kata Ulang dan Bentuk Ulang Perlakuan terhadap kata ulang dan bentuk ulang adalah sebagai berikut. a. Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda) atau kata ulang utuh, tidak dimuat sebagai lema. b. Kata ulang berimbuhan, tidak diperlakukan sebagai lema pokok. 5. Lema atau sublema yang merupakan gabungan kata yang deskripsi maknanya terdapat pada lema lain digunakan kata lihat. viii Kantor Bahasa NTB 6. Istilah Latin Istilah latin yang dipakai di dalam deskripsi dicetak miring dengan diawali tanda titik koma (;) jika berkedudukan sebagai sinonim. e. Urutan Susunan Lema Lema disusun menurut abjad, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Secara horizontal, misalnya, lema yang mempunyai deretan huruf ansuh diletakkan sebelum lema yang memiliki deretan huruf ansul; sedangkan secara vertikal, huruf b diletakkan di bawah huruf a, huruf c diletakkan di bawah huruf b, dan seterusnya. f. Ejaan Untuk keperluan kamus ini, digunakan beberapa ketentuan khusus, antara lain, yang tertera di bawah ini. 1. Garis hubung satu (-) Tanda hubung satu dipakai untuk menghubungkan kata dalam bentuk perulangan kata.

2. Tanda Hubung Ganda (--) Tanda hubung ganda dipakai untuk menggantikan lema, baik dalam peribahasa, kiasan, gabungan kata, maupun dalam contoh pemakaian.

3. Tilde (~) Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang terdapat di dalam peribahasa, kiasan, gabungan kata, dan contoh pemakaian.

4. Huruf Miring Huruf miring dipakai untuk menuliskan label kelas kata, label ragam bahasa, peribahasa dan kiasan, dan contoh pemakaian kata atau sublema.

Kamus Bugis-Indonesia ix 5. Huruf Tebal Huruf tebal dipakai untuk menuliskan lema, sublema, kata rujukan, dan angka polisemi.

6. Tanda Titik (.) Tanda titik dipakai untuk memenggal lema dan sublema.

7. Tanda Koma (,) Tanda koma dipakai untuk untuk: a. memisahkan lema beserta label kelas kata yang tidak diberi deskripsi dan sublema; b. menandai bagian-bagian pemerian sebagai pilihan bentuk kata; c. memisahkan peribahasa dari penjelasannya; d. memisahkan contoh dari maknanya.

8. Titik Koma (;) Titik koma dipakai untuk: a. memisahkan bentuk-bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama yang terdapat pada deskripsi makna; b. penanda akhir deskripsi makna sebuah sublema yang masih belum merupakan bentuk derivasi terakhir (deskripsi makna sublema yang merupakan bentuk derivasi terakhir sebuah lema tidak diakhiri dengan tanda apa pun); c. penanda akhir deskripsi makna polisemi; d. memisahkan deskripsi yang memerlukan bahasa latin sebagai sinonim.

x Kantor Bahasa NTB 9. Titik Dua (:) Titik dua dipakai sebagai pengganti kata, misalnya di dalam deskripsi dan dipakai untuk memisahkan kalimat contoh dari deskripsi.

10. Tika Atas atau Superkrip (1…, 2…, 3…) Tika atas dipakai untuk menandai bentuk homonim yang homograf dan homofon (diletakkan di depan lemayang memiliki bentuk homonim, setengah spasi ke atas).

11. Angka Arab Cetak Tebal Angka Arab cetak tebal dipakai untuk menandai makna polisemi (yaitu arti kesatu, arti kedua, dan seterusnya).

12. Tanda Panah (→) Tanda anak panah dipakai sebagai penanda untuk rujuk silang bagi kata lema yang tidak disarankan pemakaiannya, yang merupakan bentuk varian kata lema yang ejaannya dianggap baku.

13. Tanda Elipsis (…) Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu deskripsi atau contoh ada bagian yang dihilangkan.

14. Tanda sama dengan (=) Tanda sama dengan dipakai untuk menunjukkan sinonim lema yang bersangkutan.

15. Tanda kali (x) Tanda sama dengan dipakai untuk menunjukkan antonim lema yang bersangkutan

Kamus Bugis-Indonesia xi g. Singkatan-Singkatan lain btk bentuk dl dalam dll dan lain-lain dng dengan dr dari dsb dan sebagainya ki kiasan kpd kepada krn karena lkq lelakaq msl misal mtr mantera pb peribahasa shg sehingga spt seperti thd terhadap tsb tersebut tt tentang yg yang

xii Kantor Bahasa NTB afung • ak.ka.ju A afung n embun ad.de.neng n tangga: i Budi aju n kayu; mannasu mappake meddungngi di --, Budi --, masak memakai kayu terjatuh dari tangga ala.fung n kura-kura (bulus) ad.di pron ini: -- kampongna, nengka -- di kollangnge, ini kampungnya ada kura-kura di kolam afa’ p karena: -- alena suroi, alai v ambil: -- jampuẻ aro, karena dia yang suruh ambil jambu itu afẻ n kapas: Lia lao’i melli --, ale n hutan belantara: maega Lia pergi membeli kapas fong aju di -- ke, banyak afi n api: mallua’ni -- pohon di hutan belantara dafurengnge, api dapur alu n alu: i ne’ mannampu’ki sudah menyala age mappake --. nenek afung n kabut: kutangnga menumbuk padi memakai bennini turunni --e, kalau alu tengah malam sudah mulai ara’ n arak: minungngi -- taue turun kabut ro, orang itu sedang minum afu.su’ v hapus: -- ki tulisangnge arak rodo, hapus tulisan itu aris.ang n arisan aga pron apa: -- karebatta, aru’ n rumput: bembe manre -- fuang?, Apa kabar Anda, di olo bolae, kambing makan Tuan? rumput di halaman ahu n 1 abu: maega --nna arua num delapan: engka dafurengnge, dapur banyak – bembena, ada delapan abunya; 2 debu: mattarumpu kambingnya; -- di lalengnge, debu bertebaran di jalanan aruae num kedelapan aje n kaki: mafeddi --na, sakit ase n padi: laoi i Roni maggiling kakinya --, Roni pergi menggiling padi ak.ka.ju n sayur: Mannasui i Rita akkaju bayam, Rita ab.be.ang v buang: -- arohoe memasak sayur bayam atu, buang sampah itu Kamus Bugis-Indonesia 1 aku’ • ang.ka.li.na aku’ pron kalau: -- laoko aja Ibu menggoreng sambal sipadua, kalau pergi jangan terong berduaan an.dre.ang n lauk pauk: al.li.ri n tiang: allirina bolae’ro maega andreang di ase’na fatappulo, tiang rumah itu mejangnge, banyak lauk ada empat puluh pauk di atas meja ale n tubuh: maega tanra di -- an.ting-an.ting n anting-anting: alena, banyak tahi lalat di -- na masyole, anting- tubuhnya antingnya bagus ale’ n hutan: mattama di --ke, an.ad.da.ra n panggilan untuk masuk hutan gadis remaja: macole-cole ale.fa n ketiak: i Bado malesi --e ro, cantik sekali gadis letteng --na, si Bado sering remaja itu bisul pada ketiaknya ana.sa.lo n anak sungai: maega alek.ke’ n pinggang; baiccu --, bale di -- ke, banyak ikan di pinggangnya kecil anak sungai ale.na pron ia: -- funna, ia ana’ n anak: laoi sempe’ --na punya amur u, anaknya paman pergi belayar al.le.ja v injak: aja mu -- ki batuĕ, jangan kamu -- batu an.culi n telinga: baiccu --na, itu. telinganya kecil am.bing n serambi samping: ang.ing.ang.ing n lubang asap: i Budi na i ato’ maccurita -- bolana maega, lubang di ambingnge, Budi dan asap rumahnya banyak kakek bercerita di serambi ang.ka.lu.lung n bantal: lao samping maili angkalulung di pasake, am.me.le n amil Roni membeli bantal ke pasar am.pel.lo n kepompong ang.sa n angsa am.ba’ v hantam; makeppo’ otoe ro na -- terre’, mobil itu anging n angin: mungngirini penyok dihantam truk -- dareke, angin darat telah berhembus am.be’ n ayah: mateni --na, sudah meninggal ayahnya ang.ka.li.na v dengar: -- i pappaseng na tamatoa e, an.ter.rung n terung: I emma’ dengarkanlah nasihat orang majjenno sambala anterung, tua 2 Kantor Bahasa NTB an.na.bu.ra.ne • at.tel.lo’ an.na.bu.ra.ne n panggilan as.sa.ra n sore; --ni deppiurehe, untuk lelaki remaja: sudah sore belum pulang mallopponi -- ke aro, sudah asu n anjing: -- mabburo di besar lelaki remaja itu tengnga bennie, anjing ari.seng n kurap: maega -- di menggonggong di tengah ellongna, banyak kurap di malam lehernya at.ta.rong n wadah: -- nge aro pron itu: -- bolana, itu ro diakkebbu fole di kacae, rumahnya wadah tersebut terbuat dari aru.su’ n arus: makencang -- ke kaca di selle alasa, arus kencang ate.ang v larang(me): -- cemme, di Selat Alas melarang mandi aru’ n rumput: bembe manre ate’ n hati: manyameng dijenno --, kambing makan rumput -- manu ke, hati ayam enak as.sa.drung n tempat pendingin digoreng nasi: mandre fellae ro di ato pron panggilan untuk lelaki taro di – nge, nasi panas itu tua: -- maccurita, kakek ditaruh di tempat pendingin bercerita nasi ato’ n kakek: mato’ani --ku, ase.ra num sembilan; kakekku sudah tua ase.ra.e num kesembilan; at.tel.lo’ n telur: majenno --, aserfulo num sembilan goreng telur puluh aseng n nama: iga --na, siapa namanya

Kamus Bugis-Indonesia 3 ba.ca.do.ang • ba.lѐ.su B ba.ca.do.ang n kenduri: i Budi ba.lim.bing n belimbing: mabbacadoang di bolana, maega hua balimbing di Budi sudah melaksanakan dare’na i Roni, banyak buah kenduri di rumahnya belimbing di kebunnya Roni ba.co, aco n panggilan untuk ba.lin.jo n melinjo: i emma’ anak laki-laki: -- matindroi, manre akkaju balinjo, ibu anak laki-kecil itu tidur makan sayur melinjo ba.gu.li n gundu; kelereng: ba.ta’ n jagung: i Roni Halil na Rafa maccule --, mappanengngi --, Roni Halil dan Rafa bermain memanen jagung gundu ba.tang n batang: -- ngero ba.hi n babi: maddengngengi -- meli’ di salok’ke, batang itu tau balie, orang bali sedang hanyut di sungai berburu babi; bab.bua n perut: maloppo --na, -- jo.nga n babi rusa perutnya besar ba.ja.bu’ n abon: bahinena i ba.hi.ne n isteri: macole-cole Roni makkebbuki bajabu’ --na, cantik isterinya bale, istri Roni membuat bai.nang n belimbing wuluh: abon ikan bainang ngero makkecci ba.ja’ n mengkudu: hua --ke rasana, belimbing wuluh hedding diala fabbura, buah rasanya kecut sekali mengkudu bisa menjadi bak.ko n bakau: di fulo Panjang obat maega --, di Pulau Panjang ba.le n ikan; banyak pohon bakau -- le.le n ikan lele: ~na aloni di ba.le n ikan; massebo na -- tunu, balu, ikan lelenya sudah siap sarapan dengan ikan bakar di jual; -- sa.lo ikan gabus: ba.lek v balik ~ ke aro mahale, ikan gabus itu sangat gurih; -- u.la.heng ikan mas: masuli ellina ~, ba.lѐ.su n tikus; maega -- ikan mas mahal harganya digudangnge, di gudang itu banyak tikus; 4 Kantor Bahasa NTB ban.ci-ban.ci • bi.lang -- bi.ccu tikus kecil: engka ~ be.be’ n itik manila (entog): difeppeng meong, ada tikus makkateloni --na, entog kecil dikejar kucing; -- lo.po sudah bertelur tikus besar: ~e aro engkai di bec.ce, ec.ce n panggilan untuk lemarie, tikus besar itu ada gadis kecil; --terriki, anak di lemari perempuan kecil menangis ban.ci-ban.ci n kapak: i Budi be.re-be.re n semut: golana mangngasai --, Budi sedang nakatulung --, gulanya mengasah kapak dikerumuni semut ban.da n nanas: i Fani be.ssi n besi: angesong hajuna makkebbuki es --, Fani di kebbu fole di --, jemuran membuat es nanas bajunya dibuat dari besi bang.ko.ang n bengkoang bek.ku n burung: engka -- luttu, bang.kung n golok ada burung terbang bang.kung n parang: i Budi bep.pa n : i emma’ macca mappolo aju mappake makkebbu’ --, ibu pintar --, Budi memotong kayu membuat kue menggunakan parang ber.re n beras: sippulo arua ba.ngi n pipi: boro --nna nataro sebbu sikilo harga barre’ feddi isi, pipinya bengkak di fasa’ke, harga beras di karena sakit gigi pasar delapan belas ribu per ba.ngi.heng n ikan hiu: engka kilonya -- di runtu, ada ikan hiu be.re v beri: -- angi doina, beri ditemukan uangnya ba.ong a busung: babuana bi.jak.sa.na a bijaksana maloppe nataro --, perut bi.la.la a rakus: ana’ke aro --, besar karena busung anak itu rakus ba.ra.ni a berani: -- naeha bi.ne n bibit; benih: i Budi talolange, berani melawan nanggampo’ki bine di pencuri dare’ke, Budi menebar bibit ba.ro-ba.ro n dada cabai di kebun ba.tu n batu: masusung --, bi.se n dayung: engka bise di menyusun batu sampange, ada dayung di sampan bi.lang v hitung;

Kamus Bugis-Indonesia 5 bim.ba.la • bu.hu ma.bi.lang v menghitung: maccule diolo bola, anak- lao i ~ aju, pergi menghitung anak bermain di halaman kayu bo.ro a kembung: maega bim.ba.la n domba: ambe nainung -- babuan, banyak mappilihara --, ayah minum jadi kembung memelihara domaba bo.sang n tempat ikan: ala bi.ne n benih; furani mattaneng mengna nataro di –nge, hasil -- faggalungnge, petani pancingannya disimpan di sudah menanam benih tempat ikan bing.kung n cangkul: i Budi bo.si n hujan; lao mabingkung di dareke, -- fella esso hujan panas: -- Budi pergi mencangkul ke di kampunge, hujan panas di sawah; kampung -- bic.cu n cangkul kecil: ~ bo.ko’ n punggung: mafeddi nafake’ makkae kalibbong, --na, punggungnya sakit cangkul kecil dipakai bo.la-bo.la ga.lung n dangau menggali lubang bom.bang n ombak: maloppo bis.sa v cuci: i Sitti ma’ --i fenne, --e, ombaknya besar Sitti sedang mencuci piring bo.ro a bengkak: -- ulunna bi.to’ n cacing: hettunna taggappo di tange ke, baissu i Bado melessi --ng, kepalanya bengkak terantuk waktu kecil si Bado sering di pintu cacingan bo.si n hujan: maloppo --e, bit.ta.ra n bintang: masyora -- hujan besar di langitke, terang bintang di langit bo.sia.nging adv hujan angin: hettu --, musim hujan angin bo.jo’ n ketimun: i Budi mabbaluki -- di fasa’ke, Budi bu.a.ja n buaya: aja musyeme di menjual ketimun di pasar tasik engka --, jangan mandi di laut nanti ada buaya bo.la n rumah: makessing --na i Roni, rumah Roni bagus bu.hu n bubu: i Roni mappasangngi buhu di -- ade’ rumah adat: datue salo’ke, Roni memasang mondro di bola ade’ke, raja bubu di sungai tinggal di rumah adat; di.o.lo -- halaman rumah: ananake

6 Kantor Bahasa NTB bu.kang • bѐng.ko bu.kang n kepiting: maega -- bu.ta; hu.ta a buta: ma-- fole di balu di fasoke, banyak biccuna, buta sejak kecil kepiting di jual di pasar; bu.hub.bu.hung n ubun-ubun: -- ba.tu ketam batu: maega mafesya mufi --na, ubun- ~ dihiring kossike, banyak ubunnya masih lembek ketam batu di pesisir pantai buk.ka v buka: -- ki tange bolae, bu.lo n aur: i Budi makkebbuki -- pintu rumah itu suling fole di --e, Budi bu.lu’ n gunung: maega fong membuat suling dari aur bidara di -- ke, di gunung 1bu.nga n bunga: i Roni banyak pohon bidara; mattanengngi -- di olo alekke -- punggung gunung: bolae, Roni menanam bunga di -- nabulu ke mondro di halaman darena, ladangnya berada di 2bu.nga n jurus pencak punggung gunung bu.ra.sa’ n lepat bѐm.be n kambing: engka -- bu.ru n kuli: maega -- di Sunda manre aru, ada kambing Kelapa, banyak kuli di makan rumput Sunda Kelapa bѐng.ko a bengkok: ajue aro bu.sur n busur: -- funnae ro --, kayu itu bengkok folo dua, busur itu patah menjadi dua

Kamus Bugis-Indonesia 7 ca.ni’ • cuk.ka C ca.ni’ n madu: sarang uhanie cim.bu.lo n hijau: -- warna ro maega –na, sarang lebah aruke aro, warna rumput itu itu banyak madunya hijau cak.ke n ranting: -- fongnge cin.cau n cincau: -- e macole aro syeddi meddung, ranting diakkebbu es, cincau bagus pohon itu hampir jatuh untuk dibuat es cang.go.reng n kacang: i Andi cin.do.lo n : huleng melliki canggoreng, Andi appuasang maega makkebbu membeli kacang --, bulan puasa banyak orang cang.ki.ri n cangkir yang membuat cendol cek.kong n tengkuk: matengeng cip.po a ompong: -- isina, --ku, pegal tengkukku giginya ompong cem.me’ n pelimbahan: nakku cop.po’ n atap kebbong --na. pelimbahannya cuk.ka n cuka: makkeci rasana sangat busuk –e, cuka rasanya asam cem.pa n asam: -- di bulu’ke fejje difasie, asam di gunung garam di laut

8 Kantor Bahasa NTB da.fo’ • do.ang D da.fo’ n tungku: -- kero fole di de.na’ adv tidak: -- elo maccoe, tana litae di akkebbu, tungku tidak mau ikut itu terbuat dari tanah liat den.ni.ari n dini hari: moto -- 1da.fu.reng n tempat tungku: manre saur, bangun dini hari mattunu bale di –e, bakar makan sahur ikan di tungku di p pada: -- ga makutana, pada 2da.fu.reng n dapur siapa bertanya da.re n lading: mattaneng fong di.ba.jae n lusa (dua hari utti di --ke, menanam pisang sesudah hari ini): -- eloka di lading lao di bolanu, lusa saya akan da.ging n daging: lao melli ke rumah mu -- sikilo, pergi beli daging di.fa.si.a.la v bertunangan: i sekilo Roni— sibaha i Reni, Roni de.na adv tidak; bertunangan dengan Reni -- adele n tidak adil: jurina di.a.ha n bawah: --na kaderae, ~, jurinya tidak adil; -- di bawah kursi ma.huta tidak buta; ~ di.a.hang; se.la.tang n selatan: matana, matanya tidak bulu‘ ke ro mondro di --, buta; -- masiri tidak gunung itu berada di selatan malu:--- makebbu asolang, dia.sѐ adv di atas: -- na tidak membuat kesalahan; gentengnge engka tokke, di -- sabbara tidak sabar: -- atas genteng ada tokek diareng facoba, tidak sabar dit.ti a miring: laffina -- nataro mendapat ujian anging, perahu miring dek.de’ n kerak: i Ardi dekke karena angin nandre mi matterru naruntu, do.ang n udang: lita manrei Ardi selalu mendapatkan -- tunu, lita makan udang kerak nasi bakar; den.deng n : i emma’ -- taka n udang galah: -- e melliki dendeng di fasa’ke, aro maloppo ladde, udang ibu membeli dendeng di galah itu besar sekali pasar Kamus Bugis-Indonesia 9 do.do • dua do.do n anak; putih: -- safi anak sapi; -- -- asu n anak anjing: terlong loppo anak kerbau malotong warna hulu-huluna tanggung: engka tellu ~, ~, hitam warna bulu anak ada tiga ekor anak kerbau anjing; -- angsa anak angsa: tanggung; -- tѐdong biccu manrai bata ~ero, anak anak kerbau: engka dua ~, angsa itu makan jagung; -- ada dua ekor anak kerbau bale salo anak ikan gabus: do.ngi n derep: maega -- di ~ ke aro baiccu mufi, anak galungnge, banyak derep di ikan gabus itu masih kecil; -- sawah bebe anak entog: engka fitu do.ngo a bodoh: ana’ke aro ma ~, ada tujuh anak entoqku; -- dongo, anak itu bodoh bimbala anak domba: hulu- dud.du n capung: maega -- huluna ~ ke mahorong, bulu delo bolae, banyak capung anak domba sangat lebat; di depan rumah -- bѐmbѐ n anak kambing: malopponi ~ ke, anak du.ri.ang n durian: i Budi kambingnya sudah besar; nafuji mandre duriang, Budi -- iti n anak itik;engka ~ di suka makan durian kandange, ada anak itik di dua num dua: manu’ ke rodo -- kandang; -- jarang anak attello’na, ayam itu memiliki kuda; -- jangang- jangang dua telur; anak merpati; -- manu anak -- pulo dua puluh: engka ayam: engka tellu ~, ada tiga ~ safina, ada duapuluh anak ayam; -- meong anak sapinya; -- pulo lima dua kucing: ~ aro warna futeh, puluh lima anak kucing itu berwarna

10 Kantor Bahasa NTB efa • es.so’ E efa v dukung (gendong): Rafa en.neng.e num keenam di--, Rafa digendong en.nep.pu.lo.na num enam ele’ n pagi: -- ni faseddnno, puluh bangun tidur sudah pagi ep.pa’ num empat: i Bado -- ele’, ke.le’ n pagi buta: nappai ana na, si Bado punya empat -- faseddingni, masih pagi anak; buta sudah bangun tidur ep.pa.ke num keempat el.long n leher: mageno --na, ep.po n cucu: mamesang ruane lehernya pakai kalung --na, cucunya laki-laki elong v menyanyi: makesing semua --na, menyanyinya bagus es.so’ n 1 siang; -- fi naengka, em.mĕ v telan: -- ki faburana, siang baru datang; 2 hari: telan obatnya --e addi narehe, hari ini dia em.pe.re n serambi: i Roni pulang; tudangngi di --’ke, Roni -- eddi hari ini: ~ liburu, hari sedang duduk di serambi ini adalah hari libur en.neng num enam;

Kamus Bugis-Indonesia 11 fa.a • fa.lip.pa.ling F fa.a n panah: i Roni fa.no n panu: maega -- di mattikkeng bale mappake rufanna, banyak panu di --, Roni menangkap ikan mukanya menggunakan panah fao n mangga: nakku syanning fab.bu.ra n obat: -- na syappuni, –na, mangganya sangat obatnya sudah habis manis fac.ca.i.reng a pemarah: Rita fa.ria n pare; paria: mafai tauna --, Rita orangnya rasanna --e, pare rasanya pemarah pahit fa.dang n padang; fa.sa.jang n layangan: -- matanre -- rea padang luas: maloang luttuna, layangannya ~e ro, padang alang-alang terbang tinggi itu luas fa.tap.pu.lo num empat puluh fa.fi n kipas anglo: i Budi fa’ n pahat: matareng senna makkebbuki fafi, Budi sedang --ero, pahat itu tajam sekali membuat kipas anglo fab.ba.res.seng n tempat fag.ga.lung n buruh: --nge beras: i emma’ ember nafake ro tau jawa, buruh tani itu mancaji --, Ibu memakai orang jawa ember untuk tempat beras fa.jam pu.leng n bulan faj.je.lo n telunjuk: --na tapifi purnama: -- materang tange, telunjuknya kejepit hulengnge, bulan purnama pintu bulan terang fak.ka.dong n galah fak.ka.tte n dukun: mak rangko fal.le.co n penggerus: i -- jamanna, mak rangko Budi nufuhalusuki fele adalah dukun sunat ke ro mappake --, Budi fa.le.sye v bujuk: -- nadena menghaluskan pil dengan masyai, bujuk biar tidak penggerus marah fa.lip.pa.ling n lengan: maloppo fa.lu.ngeng n lesung: -- ngero --na, lengannya besar fole di batue diakkebbu, lesung itu terbuat dari batu 12 Kantor Bahasa NTB fam.meng • fel.long fam.meng n nelayan: maega fare.yo.seng a perajuk: aja nafoleang --e, banyak ikan mucaji tau --, jangan jadi didapat nelayan itu orang perajuk fam.mut.tu n wajan: i Roni fa.ri n pari: bale --e no nakku majjenno bale di --e, Roni loppo, ikan pari itu sangat menggoreng ikan di wajan besar fan.ce a rendah: fonginge aro fas.si.ri.seng a pemalu: ma f --, pohon itu rendah makunrai aro fassiriseng, fan.dang n pandan: raung perempuan itu pemalu --e hedding diakkebbu fat.ta.fi n nyiru: i emma’ faccampuru beppa, daun melliki fattafi di fasa’ke, Ibu pandang bisa dibuat membeli nyiru di pasar; campuran kue -- loppo nyiru besar: i fan.dre n pandai; tukang tempa emma’ ~ nafake mangngesso -- bessi pandai besi: ~ aro bale, ibu memakai nyiru makkebuki balango, pandai besar untuk menjemur ikan besi itu membuat jangkar; -- fe.ca’ n bubur: i emma’ ulaheng n pandai emas makkebbuki --, ibu sedang fang.ngam.pi n gembala: membuat bubur; jamanna i roni -- safi, roni -- labbu bubur sumsum: kerjanya gembala sapi mabbaluki ~ i Ira, Ira fan.ni n sayap: jarakania-e berjualan bubur sumsum malebba --na, sayapnya fe.ddi a sakit: -- babuana, sakit merpati lebar perutnya; fany.nya-fany.nya n balai- -- babbua sakit perut: Fani balai: i nene’ tudung di --. ma ~, Fani lagi sakit perut nenek duduk di balai-balai fe.fe a bisu: anake aro --, anak fap.pep.pe’ n pemukul: -- itu bisu gendrangnge ro fole di ayu fec.ca.la n pecal: i Saoda jati e di akkebbu, pemukul mabalu --. Saoda berjualan gendang itu terbuat dari pecal kayu jati fel.long n wasir: adi nakennai fa.ra.rang n biawak: engka doko --, adi terkena penyakit fararang di batu maggoppoe wasir aro, ada biawak ditumpukan batu itu Kamus Bugis-Indonesia 13 fel.la • fong.ko’ fel.la a panas: hettu --, musim fo.le p dari: -- diga di henni, panas dari mana kemarin fen.ne n piring: i Rani mabbissai folisi n polisi; fenne, Rani mencuci piring -- desa n polisi desa: ~e ro fer.ra’ v peras: --ki kalukuna, mattikkengngi tillolang, peras santan kelapanya polisi desa itu menangkap fer.ring n bambu: maega -- maling di dare’na i Budi, banyak fo.ng n pangkal: ajue ro --na bambu di kebun Budi di rette, pangkal kayu itu fer.ru n usus: makebbongni dipotong -- baleke aro, usus ikan itu fo.teng n : i Halil nafuji sudah busuk manre --, Halil suka makan fet.ta’ n patil tapai fet.tu a putus: -- tuluna, putus -- asefulu’ tapai ketan: talinya ~ makkebbuke I emma’ manyameng rasanna, tapai fet.te n petai ketan buatan Ibu sangat enak fet.ti.ka.la n kalajengking: rasanya; -- lameaju tapai ajena di okko --, kakinya singkong: ~ hedding mancaji digigit kalajengking fabbura maag. Tapai ketan fet.tung n petung (bambu buatan Ibu sangat enak besar) rasanya fi.so n pisau: i Budi soso fao fo.le v datang: --i di Jakarta, mappake --, Budi mengupas datang dari Jakarta mangga menggunakan pisau fon.do n pondok: engka -- di fi.tu num tujuh; tenganga ale’ke, ada pondok fituppulo num tujuh puluh; di tengah hutan fitue num ketujuh fong n pohon: matanreni -- fik.ki.riv piker: --ki dolo nappa jampue, pohon jambu sudah mappau, pikir dulu baru tinggi bicara fong.a.ju n pohon: -- rebba fin.sang a pingsan: meddungngi nakenna anging kencang, matteru --, jatuh langsung pohon tumbang akibat angin pingsan kencang. fong.ko’ n pinggul: mafeddi --ku, sakit pinggul 14 Kantor Bahasa NTB fop.pang • fѐ.nyu fop.pang n paha: mafute --na, fut.ta.nang n daratan: sampange pahanya putih ro difarakai ki di --, sampan fo.si n pusar: takkita --na, itu diperbaiki di daratan kelihatan pusarnya fu.se’ n keringat: mafella fu.lan.do’ n kancil: sippada massu --na, panas keluar akkala --, akalnya seperti keringatnya kancil fu.te a putih: ma --haluana, fu.re n pura: tau Baline rambutnya putih masumbahyang di --e, orang fѐ.nyu n penyu: engka -- di Bali sembahyang di pura baluru difasahe, ada telur penyu dijual di pasar

Kamus Bugis-Indonesia 15 ga.ding • gum.bang G

ga.ding n gelang: malloppo gam.pang a gampang: -- na –na, besar gelangnya dijama, gampang dikerjakan ga.do-ga.do n gado-gado: i ga.rang.kang a laba-laba: Nakira mabbaluki -- di olo maloppo sarang --, sarang bolae, Nakira berjualan laba-laba itu sangat besar gado-gado di depan rumah gat.tung v gantung: hajue aro ga.hu n biru: -- warna sappona, di --, baju itu digantung biru warna pagarnya gen.teng n genteng ga.lung n sawah tada hujan: geng.ga v ayun: matindro afa di maloang --na, luas --, tidur karena diayun sawahnya; go.ra v teriak: faloppoiki -- nu, -- desa sawah milik desa: kasih besar teriaknya ~e ro seddi hektar loanna, go.reng n : i Naiming sawah milik desa itu luasnya makkebuki -- bembe’, satu hektar Naiming membuat gulai ga.ra.ga.ji n gergaji: kambing mafuppuni –na, gergajinya go.ton.ro.yong v kerja bakti: sudah tumpul tau kampong nge mag-- ngi. ga.re.ja n gereja: tau kristengnge warga desa sedang gotong massumbajang di –e, orang royong. Kristen beribadah di gereja gon.do.lo a botak: -- uluna ga.sing n gasing: -- na maita ifatir, botak kepalanya mallibu, gasingnya berputar gon.do n gondok lama (pembengkakan di leher): -- ga.wi.wang n subang: -- na na malopponi, gondoknya tabbĕi seddi, subangnya sudah besar hilang satu gu.dang n gudang ga.jang v tikam: ta --ngi fiso gum.bang n tempayan: i babbuana i Bado, perut si Budi -- nafake mattampung Bado tertikam pisau uhae, Budi menggunakan

16 Kantor Bahasa NTB gun.tu.ru • gu.si tempayan untuk menampung gu.si n gusi: ngingi’; maccera- air -na, gusinya berdarah gun.tu.ru n guntur: maloppo sada --ke, suara guntur itu sangat besar

Kamus Bugis-Indonesia 17 ha.ju • hua G

ha.ju n baju: Rita masesaki --, her.rung v tiup: mafella kofina Rita mencuci baju --i dolo, kopinya panas -- dilaleng singlet: Halil ditiup dulu mapakai --, Halil memakai het.tu fel.la n musim panas: singlet -- attedukko, musim panas 1ha.ru n waru pakai payung 2ha.ru n bara: feddeni --na afi’e, hi.di pron kita: -- lao difasake, bara api itu sudah padam kita yang pergi ke pasar ha.ti’ n cadik: --na sampangnge hi.ring ta.si n pantai: lange di ro fole dififae diakkebbu’, --ke, berenang di pantai cadik sampan itu terbuat dari hi.ring n 1 pinggir: ajana pipa mutetong di -- lalengnge, hal.usu a halus: jarina ma --, jangan berdiri di pinggir tangannya halus jalan; 2 tepian: tudang dihiring, duduk di tepian ha.lua’ n rambut: malampe --na, rambutnya panjang hi.di’ pron kita: -- elo lao, kita yang mau pergi hat.tu bo.si dena ulle massu --, tidak bisa keluar musim hi.ti’ n betis; maloppo --na, hujan betisnya besar hel.lung n awan: ma-- langike, hu.leng n bulan: malebu langit berawan --hulenge, bulannya bulat he.nang n benang; hu.lo n buluh: i roni makkebuki suling fole di –e, Roni -- ncai benang jahit: membuat seruling dari Lisa massapati --, Lisa buluh mencari benang jahit; -- tenung benang tenun: -- hu.ta ma.nu n rabun ayam masyolewarnana, benang hua n buah: maloppoi -- tenun bagus warnanya jampuoe ro, buah jambu itu hen.ni n malam: lao matinro besar ma --ni, pergi tidur sudah malam 18 Kantor Bahasa NTB hu.lu-hu.lu • hu.no hu.lu-hu.lu n bulu: maega hu.nga n bunga: mahau --’e -- alefanna, banyak bulu aro, wangi bunga itu ketiaknya hu.no v bunuh: --’i fettikalae hu.lu su.mi n kumis: mahorong aro, bunuh kalajengking itu --na, bulu kumisnya tebal hun.dreng n belibis

Kamus Bugis-Indonesia 19 i • iya’ I

i n itik: maega --na i roni, roni inge’ n hidung: matonggo -- na, banyak itiknya hidungnya mancung iga pron siapa: -- asennu?, siapa inung v minum: -- wae fute, namamu? minum air putih ihe’ n bibir: masyela --na, iny.nying n pelipis: boro bibirnya merah --na taggappo ditangeke, ik.ko’ n ekor: malampe -- na pelipisnya bengkak terantuk buaja-e ro, buaya itu panjang di pintu ekornya iso v hirup: -- ki wae esna, hirup iko pron engkau: -- masyole’ air esnya asennu, engkau memiliki iso’ v hisap: manyameng di nama yang bagus -- matanna bale, mata ikan iko pron kamu: -- lao sappoki, lezat dihisap kamu pergi cari ita’ v lihat: --i ato-e aro, lihat in.do’ n ibu: matinroi --ku, tidur mobil itu ibuku iya’ pron saya: -- pa lao, saya in.dru’ n enau: fong -- ke ro yang pergi matandre, pohon enau itu sangat tinnggi ing.nger.rang v ingat: -- i fasenna tau matoae, ingat pesan orang tua

20 Kantor Bahasa NTB ja.ji • jel.lo J

ja.ji v lahir: di Labuhan jai’ v jahit: -- ki haju makaeke, Mapin-ngi -- i Roni, Roni jahit baju yang robek lahir di Labuhan Mapin jak.ka rak.ka.la n garu: --e ja.la n jala; di fake mabbeang aru’ -- loppo jala besar: ~ digalungnge, garu dipakai na fake mattikkeng bale untuk membuang rumput di kasalang, Jala besar dipakai sawah. untuk menangkap ikan jam.bang v berak ; elo --, mau tongkol; -- biccu’ n jala berak; kecil: i budi jala biccu’ -- dara a disentri (berak na fake mattikkeng doang, darah) Budi memakai jala kecil jam.pu n jambu; untuk menangkap udang -- salo’ jambu air: ja.lab.ba n dinding bambu: Macenning rasana jampu furani di faradai --na, saloke ddi. Jambu air ini dinding bambunya sudah manis rasanya. dicat jang.ang-jang.ang n merpati: ja.li n lampit: i Budi runtu’ki maega -- di coppo bolae, faddatu jali fole di silonna, banyak merpati di atas Budi mendapat kiriman rumah lampit dari temannya jar.ang n kuda: makecang larina ja.ra.me.le’ n cerme: mabbaluki --e, kudanya lari kencang -- I Roni difasa’ke, Roni menjual cerme di pasar jara.ka.nia n elang: engka -- luttu, ada elang terbang ja.rung n jarum: Natejjo’ ki -- jarinna I emma’, tangan ibu jari n tangan: mapake gading tertusuk jarum; Ati massapati --na, tangannya memakai --, Ati mencari jarum gelang jag.gu.ru v tinju: Rio dan Roni jel.lo v tunjuk: -- ki anu mufujie, si --, Rio dan Roni saling tunjuk yang disuka tinju

Kamus Bugis-Indonesia 21 jeng.go’ • ju.ru. tu.lis.si jeng.go’ n janggut: ato malampe jo.gĕ v tari: Bila laoi maguru --na, jenggotnya kakek ma --, Bila pergi latihan tari panjang jom.pang n lumbung: i ji.na n musang: jina kero Roni mattaro ase di –ge, mandrei manu, musang itu Roni menyimpan padi di memakan ayam lumbung jo.nga n rusa: laoi madengnge ju.ru. tu.lis.si n juru tulis: i -- i roni, roni pergi berburu Budi mancaji -- difa beseke, rusa Budi menjadi juru tulis di pabrik

22 Kantor Bahasa NTB ka.ca • ka.tu.fa’ K

ka.ca n gelas ka.lu.ku n kelapa: -- toae ka.don.dong n kedondong: maega santanna, kelapa tua makecci rasana -- ngeddi, sangat banyak santannya rasa kendondong ini sangat ka.ma.ra’ n kamar asam ka.ram.bang v raba: -- na kafala n kepala; ketua; maredde tindrona, raba biar -- kampung kepala nyenyak tidurnya kampong; -- suku kepala ka.ran.jang n keranjang: suku; -- desa kepala desa: akkajue ro nataroi Roni di Rafa’ki ~e, kepala desa –nge, Roni menaruh sayuran sedang mengadakan rapat di keranjang ka.hing v kawin: furani –I Rafi, ka.rem.mo v genggam: -- i Rafi sudah kawin jarina, genggam tangannya ka.hu n kapuk: maumpe’ kasaro ka.rop.po’ n kerupuk: i Salla -- kahu ero, kasur kapuk itu nafoji mandre --, Saila suka sangat tebal makan kerupuk; ka.jom.pi n kacang panjang: -- uli kerupuk kulit: ~ ke mannasui akkaju -- i Ida, ro diakkebbu fole di uli Ida memasak sayur kacang tedongnge, kerupuk kulit itu panjang terbuat dari kulit kerbau ka.ju.ja.ha n turi: bembeke ka.so.ro’ n kasur: lehuki i nafoji mandre rang --, Budi di –ke, Roni sedang kambing suka makan daun berbaring di kasur turi ka.so n kasau: i Budi ka.len.teng n kelenteng: tau menggarahajiki ayu kaso, Cinae lao di –e, orang cina Budi menggergaji kayu pergi ke kelenteng kasau ka.li.bam.pa n kupu-kupu: ka.tu.fa’ n : i Wati masyole warna ----e aro, makkebbuki --, Wati warna kupu-kupu itu bagus membuat ketupat ka.li.ki n pepaya Kamus Bugis-Indonesia 23 ka.tu.lu-tu.lu • ked.dung ka.tu.lu-tu.lu v mimpi (ber): kan.jai n tombak: i Budi di benni --, semalam maddengngeng mappake bermimpi --, Budi berburu dengan ka.tua n ketua; tombak -- ade ketua adat: ambe’na i ka.nang n kanan: sappao di --, Roni ~ di kampongnge, ayah jalan di kanan Roni adalah ketua adat di ka.nu.ku n kuku: maddette --, kampung potong kuku ka.but.tu n tulang: takkita --nna ka.ra.meng n jari: iyamaneng nataro koja’, tulangnya --na macicing, semua jarinya terlihat akibat kurus; memakai cincin; -- arusu’ n rusuk: folo --na, -- indo jari n ibu jari; -- na tulang rusuknya patah nakena fiso, ibu njarinya kac.ce.ne n jambu mete: masuli yang kena pisau; -- jari datu harganana –ke, harga jambu n jari tengah; -- jari geno mete sangat mahal. n jari manis; -- mapakai syicing, jari manis memakai kac.cu.ro n kelingking: cincin karameng -- paling biccu, jari kelingking paling kecil ka.si.a.si a kasihan: -- tau kasiasi aro, kasihan orang ka.i.ri pron kiri: jari --, tangan miskin itu kiri ka.sya.lang n tongkol: kam.pong maega bola di -- femengge aro mamengi bale hugi, banyak rumah di dusun --, nelayan itu memancing Bugis ikan tongkol kan.det.to v jitak (ketuk kepala ka.syu.nu’ n tumit: mafeddi dengan buku jari): Rafa di --na ilejja’ batu, tumitnya --, Rafa dijitak sakit menginjak batu kan.do.ra n ubi: i Budi kat.te’ n penghulu: ambe’na i mattanengngi -- di dare’na, Budi -- di kampongnge, ayah Budi menanam ubi di Budi seorang penghulu di kebunnya; bahenena i Budi kampung majjennoi --, istri Budi sedang menggoreng ubi ked.dung v pukul: -- gendrangna, jalar pukul gendangnya

24 Kantor Bahasa NTB keb.bong • kur.ita keb.bong a busuk: -- naha ko.ta n kota: Adi loa di --’e, adi bakke ke ro!, busuk sekali pergi ke kota bangkai itu! kon.dre-kon.dre n para-para: ke.i.ye pron (yang) mana: -- i Budi mattora agaga di --, hajuku, yang mana bajuku Budi menyimpan barang di kes.si’ n pasir: oto malureng para-para --, mobil muat pasir kuk.ke.di adv sekarang: reheno kil.la sadda -- di tangngasoe, --, pulang sekarang suara kilat di siang hari ku.ro.dia adv di sana: -- Fina ko.ba.ja n kebaya: Lisa monro, di sana Fina tinggal mappakai --, Lisa memakai ku.tang n kutang: Lia mappakai kebaya --, Lia memakai kutang ko.ndo-ko.ndo n ungu: -- kur.ita n gurita: --e aro nakku warna lolana, ungu warna loppo na malampe, gurita itu rumahnya besar dan sangat panjang ko.ndo n bangau: --e massarang di fong bakkoe, bangau bersarang di pohon bakau

Kamus Bugis-Indonesia 25 la.bu • lem.mang L

la.bu a terbenam: --ni essoe, sikilona, harga bawang dua terbenam matahari puluh ribu per kilo la.dang n cabai: masuli senna la.bu.ni es.so -- reheni di ellinna –nge, harga cabai bolani, sudah senja pulang sangat mahal ke rumah la.ho n labu: elo makabbu la.ing a lain: silong --na, teman akkaju --, mau bikin sayur lainnya labu la.i.ya n jahe: sarabba’ke fole la.le-lo.po n lango (lalat besar di --e diakkebbu, minuman berwarna hijau) sarabba terbuat dari jahe la.lѐ n lalat: maega -- di aroho lak.kai n suami: --nna I Siti tau maggoppoe, banyak lalat di Jawa, suami Siti orang Jawa tumpukan sampah la.leng v jalan: difasyoleriki -- la.me n ubi; masolange; jalan yang rusak la.me-la.me n kentang: diperbaiki mannasui -- I emma’, ibu lan.ceng n kera: engka -- memasak kentang; mempe fong kaluku, ada kera -- aju ubi kayu: i Adi manjat pohon kelapa mattang ~ di dareke, Adi la.nge v berenang: lao -- di menanam ubi kayu di sawah saloke, pergi berenang di la.ngo-la.ngo n merah jambu: sungai la kufuji warna --, saya suka la.ngi’ n langit: materang --ke, warna merah jambu langit terang la.ri v lari: aja mu--lari, jangan le.mo n jeruk: -- eddi lari macenning ledde’, jeruk ini la.so ang.ing n putting beliung: manis sekali makecang anginge engka --, let.teng n bisul: engka – angina kencang ada puting di ingena, ada bisul di beliung hidungnya la.su.na n bawang: lem.mang n lemang: Engka duappulosebbu ellinna --e pabbalu -- di labuang alasa. 26 Kantor Bahasa NTB lem.par • lut.tu Di labuhan Alas ada penjual lip.pe.sang a lepas: -- tuluna, lemang lepas talinya lem.par n : Nakku lik.ku’ n lengkuas: i emma’ nyamang – manuke, lemper makkebbuki manu’nasu --. ayam sangat enak ibu membuat masakan ayam lem.pe n banjir: maloppo bosie lengkuas naule --, hujan besar bisa li.la’ n lidah: masyela --na, terjadi banjir lidahnya merah lem.pu n nangka: maega -- lin.dro n dahi: maloang --na, di balu di fasa’ke, nangka dahinya lebar banyak dijual di pasar lo.fi n perahu: mallabunilofi’e lep.pe’ n teluk: maega bale di ro, perahu itu sudahberlabuh -- butung, banyak ikan di lon. tong n lontong: i Minah Teluk Butung makkebbuki -- untu’ nabalu, li.fa n 1 sarung (untuk laki-laki): Minah membuat lontong ambe matinra mapakai --, untuk dijual ayah tidur memakai sarung; 2 lon.ta.ra n lontar n (sarung untuk perempuan): lo.tong n hitam: --na haluana indo furacemme mapakai --, i Siti’, rambut Siti sangat ibu habis mandi memakai hitam sarung; lut.tu v terbang: engka bekku -- batĕ kain batik: Ati -- , ada burung terbang mapakai --, Ati memakai kain batik li.ma num kelima: --i masureng- sureng, lima bersaudara; -- sebbu lima ribu: -- harga fennena, lima ribu harga piringnya; -- pulo lima puluh;

Kamus Bugis-Indonesia 27 ma.seb.bu • du.we M

ma.seb.bu num ribu: -- doina, ma.fan.dre a cerdas: lena -- ribuan uangnya disekolange, lena cerdas ma.ba.ra.ni a pemberani: -- berusaha moha, pemberani melawan ma.fer.ri a sulit: -- disura mab.bi.lang v hitung (dalam berubah, sulit disuruh hati) berubah ma.bu.lu-hu.lu v berbulu: -- ma.fin.ta.raa pintar: i fani -- di alefana, ketiaknya berbulu sikolangnge, fani pintar di sekolah ma.bѐ.ngo a dungu: ana’ke aro --, anak itu dungu ma.fo.re a sakti: -- fakena i roni, roni ilmunya sakti mac.cek.keng v jongkok: Fatir tudang --, Fatir duduk ma.fѐt.teng a gelap: -- jongkok kamarane, kamarnya gelap mac.cem.me v mandikan (me): ma.ga.re.meng v senandung -- tau mate, memandikan (ber): jappa na --, jalan jenazah sambil bersenandung mad.da.ga n sepak raga ma.gat.ti a cepat: -- jappa, cepat jalannya mad.da.re v ladang (ber); lao --, pergi berladang mag.go.lo n sepak bola: maccule -- di lappake, main mad.da.tu num ratusan: sepak bola di lapangan -- doina, ratusan lembar uangnya ma.hau a harum: -- hajuna, baju harum ma.do.dong a lambat: wae ledengnge -- massu, air ma.hel.lung a mendung: keran lambat mengalirnya tellungessoni --, sudah tiga hari mendung ma.dѐk.ka a haus: -- fole majama, haus habis bekerja ma.hu.ta.hu.ta a rabun: ato fakkitana --ni, kakek ma.fai a pahit: -- sedding penglihatannya sudah rabun syigeroku, tenggorokan terasa pahit ma.jel.ling v delik(me)

28 Kantor Bahasa NTB maj.ju.jung • map.pa.su.su maj.ju.jung v junjung: indo – ma.les.si a kuat: amir -- majama, embere, ibu junjung ember amir kuat bekerja ma.kas.sara a kasar: -- taue ma.lip.pu.no a pusing: Nita aro, orang itu kasar --, Nita pusing ma.kan.re a manjur: --ni mal.lua v nyala (me): afina – ni, fabuarana, obatnya sangat apinya sudah menyala manjur ma.lo.lo adj muda: matoani ma.kem.mu a hangat: --ni umuruna -- empi dita, umur alena, badannya sudah tua tapi kelihatan masih hangat muda mak.ka.fed.deng v pejamkan ma.lo.ang a luas: -- tarana, mata: dena ullei --, tidak tanahnya luas bisa pejamkan mata mam.mi.cu v ludah (me): aja mak.ka.soa a pemurah: tau -- ketu, jangan meludah di sugike aro --, orang kaya itu situ pemurah ma.na’ n pusaka: i Roni runtuki ma.ko.jo : -- fura masemeng, kahali -- fole di atu’na, Roni habis sakit jadi kurus mendapatkan keris pusaka ma.kѐc.ci a asam: -- fao’e, dari kakeknya mangganya asam ma.nge.lu.nge.lu a mulas: ma.kѐm.me a sejuk: -- fura babuna --, perutnya mulas bosi, habis hujan jadi sejuk ma.nu’In ayam: roni mapiarai ma.kѐp.pe a kempis: --les bang --, roni beternak ayam; safedana, ban sepedanya am.be’ -- ayam jantan kempis dewasa; in.doq -- ma.kѐ.sing a bagus: -- hajuna, makkeretoni ~ ayam dewasa bagus bajunya itu bertelur ma.la.bo a boros: aja mu--, ma.pas.sun.na’ v khitanan: jangan boros --ki i Roni ana’na di bolana, Roni melaksanakan khitanan ma.lap.pa a landai anaknya di rumah. ma.lem.ma a lemah: -- ale- map.pag.gu.ru v didik (me) alena, lemah badannya map.pa.na n panahan ma.le.se a malas: -- majama, malas bekerja map.pa.su.su v susui (me): ibu -- i anri, ibu menyusui adik Kamus Bugis-Indonesia 29 map.pa.tin.dro • ma.te map.pa.tin.dro v tidurkan (me): ma.syang n harimau: jaga laoni --, pergi tidurkan naokkoko --, awas digigit ma.rak.ka v angkat (me): ia pa harimau --, saya aja yang angkat ma.syep.pa a cekatan: anak ma.red.de a nyenyak: -- ruaneke aro --, anak lelaki tindrona, nyenyak tidurnya itu cekatan mar.ru’ v muntah: mafeddi ma.sying.kang a sembuh: Lia babuana -- ki, sakit perut dia -- ni fole di semengna, muntah ma.syom.mo adj gemuk: ma.sag.ga a ramah: Alya tauna malessi manre mancaji --, --, Alya orangnya ramah sering makan jadi gemuk ma.sag.ga a bagus: makesing ma.syѐ.ning a manis: -- ku mancaji tau --ki, bagus beppana, kuenya manis kalo jadi orang peramah ma.sѐk.ke a kikir: aja mu -- di ma.se.meng a demam: Lia --, silang no, jangan kikir sama Lia demam teman ma.si.ji n masjid ma.ta n mata; ma.si.ri a malu: aja mu masiri, -- meng mata kail: tasakkaki jangan malu ~ na i Roni difasi’ke, mata kail Roni tersangkut di mas.sa.la.hu fak.ki.ta.na a karang; -- rakkala mata berkunag-kunang: malipponi bajak: mafuppu’ni ~e ro, --, pusing penglihatannya mata bajak itu sudah tumpul; berkunang-kunang -- uhae mata air: masyinong mas.su.lek.ka v sila (ber): ku ladde ~na, mata air sangat manre tudang --, kalau jernih makan duduk bersila ma.ta.ru a tuli: tau toa’e aro ma.su.gi adj kaya: makesing --ni, orang tua itu tuli tau -- aro, orang kaya itu ma.ta.es.so n fajar baik sekali ma.tan.dre -- lande fong kalu ma.su.mer.reng a takut: -- ku e aro, pohon kelapa itu bolae aro, takut pada suasana sangat tinggi rumah itu ma.te v meninggal: mate’i taue ma.syak.ka a bersih: --ni ro naleppo oto, orang itu bolana, rumahnya sudah meninggal tertabrak mobil bersih 30 Kantor Bahasa NTB ma.te.ru-te.ru • ma.kec.ce’ ma.te.ru-te.ru a seringkali melaksanaan uapacara puput ma.tem.po v congak (me) puser ma.ti.nu.lu a rajin: bila -- lao ma.be.la a jauh: --ni laona, massikolah, Bila rajin ke sudah jauh perginya sekolah mac.cu.le v main: lao --, pergi ma.to.jo a kaku: -- elekku, main leherku kaku ma.e.ga a banyak; -- sissi di fulo mat.ta.ra.na v asuh(me): bakko e, banyak nyamuk di jamanuna -- ana lolo, kerja Pulau Bakau mengasuh anak kecil ma.ep.pe a sempit: -- onrongna, mat.te.nung v tenun (me): nene tempatnya sempit -- kaeng, nenek menenun ma.fan.ce a pendek: -- anake kain aro, anak itu pendek mat.ti.kkeng v kelahi (ber): Eki ma.fup.pu a tumpul: --ni na Jafra --, Eki dan Jafra bangkungnge ro’, parangnya berkelahi sudah tumpul ma.tu.bi a terjal ma.ga.ni pron bagaimana: ma.tu.tu a hemat: Ika tauna --, -- karebanna i Bado?, ika orangnya hemat Bagaimana kabarnya si ma.tѐr.rang a terang: -- lampu Bado? di kamara ku, lampu di ma.he’ a dekat: -- fasa’ke fole kamar ku terang di bolana i Bado, pasar dekat ma.tѐt.tong a angkuh: -- ladde dari rumah si Bado taue aro, angkuh sekali ma.it.ta a lama: --ni dena lao di orang itu balae, sudah lama tidak ke ma.ba.ru a baru: --hajunna, rumah baru bajunya ma.ic.cu a kecil:-- salorana, mab.bi.se v berdayung: i Ari kecil celananya barani -- lettu di tengah mak.ki.a.na v melahirkan: tasike, Ari berani berdayung bahinena i Roni di puskesmas sampai di tengah laut ke --, Istri Roni melahirkan mab.bis.sa fo.si’ n upacara di Puskesmas puput puser: bahinena I ma.kec.ce’ a dingin: -- uhae Budi –ki, istri Budi sedang dinungnge, air minum itu dingin

Kamus Bugis-Indonesia 31 mak.kun.drai • meng mak.kun.drai n perempuan: map.pi.tum.pu.leng v menujuh engka dua --, ada dua bulan: tampu’na bahinena perempuan i Roni --ni, kandungan istri mal.lem.me’ v menguburkan: Roni sudah menujuh bulan tau -- bakke pasu di cappana ma.rak.ko a kering: --ni bale kampong nge, orang-orang ke, sudah kering ikannya menguburkan bangkai ikan ma.ro.ta’ a kotor: -- safatunna, paus di ujung kampung kotor sepatunya ma.lam.pe a panjang: -- mar.ru’ a muntah: menre lofi haluana, rambutnya panjang --, naik kapal muntah ma.leb.ba a lebar: -- rufanna, ma.sing.kang adj sehat: ma -- mukanya lebar ni ku ditai, sudah kelihatan ma.lem.pu’ a lurus: -- lalengna, sehat jalannya lurus mat.tam.pu v mengandung: ma.leng.ngo’ a licin: -- lalenge, bahinena I Roni -- jalannya licin anak bunge’, istri Roni man.dre v makan: -- ele, makan mengandung anak pertama pagi ma.ta n mata: boro --na, ma.net.tu n menantu: dua matanya bengkak --kunraina, dua menantu ma.ta.es.so n matahari: omponi perempuannya --e, matahari sudah muncul mang.gi.si’ n manggis: hettu ma.te a mati: --i manuku, --ki di kampongnge’, di ayamku mati kampung sedang musim ma.tua n mertua: manyereng manggis --na, mertuanya kejam ma.ni.fi a tipis: -- kaengna, ma.um.pe a tebal: -- haluana, kainnya tipis rambutnya tebal map.pi.tung.nges.so v menujuh mek.ke a demam panas: Lisa hari: --ni matena ambe’na --, Lisa demam panas i Budi, sudah menujuh hari meng n 1 kail: i Roni melliki ayahnya Budi meninggal -- di pasake, Roni membeli map.po.sya a basah: --hajunna kail di pasar: 2 pancing: nakenna bosi, bajunya basah i Budi melliki meng baru, terkena hujan Budi membeli pancing baru me.ong • mu.sal.la me.ong n kucing: engka -- mi.sya.ha v tertawa: syaleke mapopong balasu, ada leke --, tertawa terbahak- kucing mengejar tikus bahak me.sĕ n bengek (asma): nakenai mi.tau’ a takut: --ki di talolange, doko --, terkena penyakit takut sama pencuri asma mop.pang v telungkup: anri med.dung a jatuh: --i di hondae, tinro --, adik tidur telungkup jatuh di honda mo.re a batuk: maitani alena men.cak n pencak silat: engka --, sudah lamadia batuk; lomba --, ada lomba pencak -- rakko batuk kering: silat mapedi lalo ku --, sakit men.nyeng v henti (ber): otona sekali kalau batuk kering --i, mobilnya berhenti mol.li v panggil: -- ki anrinu, mi.nu.mang n minuman: i panggil adikmu Roni melliki minumang, mu.lam.pen.ni n larut malam: Roni membeli minuman -- deppa natinro, larut malam mi.syai a marah: aja mumalessi belum tidur --, jangan suka marah mu.sal.la n surau: i Roni mi.tau a takut: -- tagappo bolae mengngajike di –e, Roni di temboke, takut terbentur mengaji di surau di tembok mic.cu n ludah: aja mu -- ktu, jangan meludah di situ mi.ja’ a buruk: -- sifa’na i Rizal, Rizal sifatnya buruk

Kamus Bugis-Indonesia 33 na • nya.ha N na p dan: i Siti -- i Lena laoi babbuane, nasi yang belum massikola, si Siti dan si Lena matang membuat sakit perut pergi bersekolah ne.ne n 1 panggilan untuk na.na n nanah: belekanya wanita tua: -- mannasu, ber--, lukanya bernanah nenek memasak; 2 nenek; nan.dre n nasi: mataseni syipponi i --, nenek sudah nandre’ke, nasinya sudah ompong masak; ne.no v turun: akkatenni ku – ko -- fasaui n nasi kukus: -- di addenengge, pegangan di-- dolo na maryammeng, kalau turun tangga nasinya dikukus dulu supaya nga.ung-ngau.neng v igau enak; -- hari nasi basi: eloki (meng): diheni fani --, di beang ~e, nasi basinya semalam Fani mengigau mau dibuang; -- mata nasi nya.ha n nafas: dena --, tidak belum matang: ~e nafeddiri bernafas

34 Kantor Bahasa NTB olok.ko.lo’ • ora.nye O olok.ko.lo’ n binatang: engka on.drong n tempat -- nafelihara, ada binatang ora.nye n oranye: hajunna dipelihara warna --, oranye warna om.poq hu.leng n bulan sabit bajunya

Kamus Bugis-Indonesia 35 pe.la.fong • pok.ka P pe.la.fong n langit-langit: pej.je n garam: -- di tasie, pelafong bolana i Budi syempa di bulue, garam di mappake tariple’, langit- laut, asam di gunung langit rumah Budi memakai pok.ka a borok: ajena --, triplek kakinya borok

36 Kantor Bahasa NTB ra.ta • rom.bong R ra.ta a datar ra.ung n daun: sokko kero rab.bang n kandang; didoko -- utti, nasi ketan ketan itu dibungkus daun -- bembe kandang kambing: pisang maloppo ~na i Roni, kandang kambing Roni sangat besar; re.a n alang-alang: mahorang -- jarang kandang kuda: --e di aje bulu’ke Tambora, ~ ro di boko’ bola, kandang alang-alang sangat lebat di kuda itu ada di belakang kaki gunung Tambora rumah; -- jangang kandang re.nge’ v bopong: -- ki i Halil, merpati: ~ dikebbu fole di bopong si Halil ferringe, kandang merpati rem.pe’ v lempar: -- golona, terbuat dari bambu; -- manu lempar bolanya kandang ayam: folo dibambo ren.dreng v gandeng: Halil na ~ke ro diakkebbu, kandang rafa si --, Halil dan rafa ayam itu terbuat dari bambu; digandeng -- safi kandang sapi: nakku ret.tĕ v potong: Fika -- halua, rota ~na, kandang sapi Fika potong rambut; --ki sangat kotor; -- tedong atuke, potong rumput kandang kerbau: ~ ngero di dare’ke, kandang kerbau itu ri.ngeng a ringan: kalo dua tau berada di kebun majama macaji ma --, kalau kerja berdua jadi ringan rak.ka.la n bajak ric.ci-ric.ci n gerimis: malele ram.bu.tang n rambutan: mufi ----ni, masih pagi sudah maega bere berena --nge gerimis ro, rambutan itu banyak semutnya rom.bong n bakul: -- onrong nanre engka di lemarie, ran.jo n ranjau: maega -- di bakul tempat nasinya ada di geddena bulai’ke, banyak lemari; ranjau di dekat gunung -- biccu’ bakul kecil: ~ ra.u.kang n rotan: i Budi onrong mattaro lading, bakul makkebbu fassio fole di kecil tempat menyimpan --, Budi membuat tali dari cabe rotan Kamus Bugis-Indonesia 37 ron.da • rum.pu ron.da n ronda; -- sambala rujak sambal: -- henni ronda malam: nakku nyameng ~ke, rujak i Budi na i Ronimarronda sambalnya sangat enak henniki, Budi dan Roni ru.je a belek (klara, sejenis sedang ronda malam sakit mata): mafeddi mata’i ru.ang n ruang; maega --na, sakit mata -- diolo ruang depan: tau banyak beleknya foleke tudang di ~, tamu ru.a.ne n lelaki: -- magengke, duduk di ruang depan; -- lelaki ganteng tengnga ruang tengah: rui’ v tarik: -- ki tuluna, tarik mandrei tane di ~. kami talinya makan di ruang tengah rum.pu n asap: masyella ru.ja’ n rujak: nakku fesse – mafanna nataro --, matanya kalikie, rujak pepayanya memerah karena asap sangat pedas;

38 Kantor Bahasa NTB sab.ba.ra • san.dro S sab.ba.ra a sabar: -- di areng sa.ri.ka.ja n sirsak; faccoba, sabar ketika -- tedong n sirsak: mendapat ujian makkebbuki jus ~ i emma’, sa.fa.tu n sepatu: --na marota, ibu membuat jus sirsak sepatunya kotor sa.wi n sawi: i emma’ manasu sa.fi n sapi: engka -- malama di akkaju --, ibu masak sayu dare batake, ada sapi masuk sawi; ke kebun jagung -- uhae n seladah sa.la a salah: -- anu nafaue, sa.dang n dagu: masyole --na, yang dibicarakan itu salah dagunya bagus sa.len.dang n selendang: warna sa.lang.kang n pundak: mafeddi unyi --na, warna kuning --na natendre aju, pundaknya selendangnya sakit tertindih kayu sa.li.fi n sabuk: salora malega sa.lo’ n sungai: lao cemme di -- mappake --, celana longgar ke, pergi mandi di sungai memakai sabuk sam.ba.la n sambal: i Roni sa.li.mu’ n selimut: i Budi manre bale jenno mapake matindro mappake --, Budi sambala, Roni makan ikan tidur memakai selimut goreng pakai sambal sa.lo.ra n celana; sam.pang n sampan: tellengngi -- dilaleng celana dalam: --na di tenganga fasi, Fatir mappakai ~, Fatir Sampannya tenggelam ke memakai celana dalam; tengah laut -- lampe celana panjang: san.dre’ v sandar: -- di Ika laoi melli --, Ika pergi salangkangku, sandar di membeli celana panjang; -- bahuku ponco’ celana pendek: Alif san.dro n dukun: lao di -- e mafuji mappake ~, Alif suka mabura, ke dukun berobat; memakai celana pendek -- ana’ dukun anak: matoani sa.me.lang n tuma (kutu ~e aro, sudah tua dukun bayi pakaian) itu

Kamus Bugis-Indonesia 39 san.dru ak.ka.ju • sip.pu.lo san.dru ak.ka.ju n centong si.ner n main galah: assara sap.po n pagar hettuna mancule --, sore hari sa.u.la’ v urut: --ki ajena tasiuke, waktunya main galah urut kakinya yang keseleo si.ra.tu num seratus; sel.lo’ n terompah: daeng -- lima pulo lima seratus mappakai --, kakek memakai lima puluh lima; -- sebbu terompah seratus ribu; -- sippulo se.mo.ko n bubungan seratus sepuluh se.ro’ n 1 gayung: i Roni si.seb.bu num seribu mattihe -- di buhungge, Roni sis.si n nyamuk: Emil mokkoki membawa gayung ke sumur; sissi, Emil digigit nyamuk 2 timba: reppaki -- na sik.ku’ n siku: engka bokka di nasaba meddung, timbanya --na, ada luka di sikunya pecah karena jatuh si.long.ngi adv dengan: iga -- sed.di pron satu: -- anakna, lao, dengan siapa dia pergi anaknya satu sin.ci v main galah: assara 1sel.lu v lotot(me): masyai-- hettuna mancule --, sore hari matana, marah matanya waktunya main galah melotot sin.dru n sendok: i Roni ²sel.lu v selam: -- di kolange, maggaru teng mappake --, selam di kolam Roni mengaduk teh memakai sem.me n gerhana: sihenni sendok --ki hulengge, tadi malam sip.pu.lo num 1 belas; 2 gerhana bulan sepuluh; sem.pe v tending: --ki goloke -- enneng enam belas; atu, tendang bola itu -- fitu tujuh belas; -- sebu se.o’ v ikat: taroi ma -- tulu ke sepuluh ribu; -- seddie ke ro, ikat dengan erat tali itu sebelas; -- tellu tiga belas; sep.po.ro’ v simpuh (ber): -- duae kedua belas; -- meddung --, jatuh arua delapan belas: engka bersimpuh – attelo manu, ada delapan belas telur ayam; -- asera si.ko.laq n coklat: bolana warna sembilan belas; -- aserae ke --, rumahnya warna coklat sembilan belas; -- dua dua belas: -- umurana, dua belas umurnya; -- eppa’ empat 40 Kantor Bahasa NTB som.pe’ • syup.pang belas; -- limae kelimabelas; syep.pa v kunyah: --i anu -- seddi sebelas: -- umurna muanroke, kunyah yang i Halil, sebelas umurnya kamu makan Halil syed.di a sedikit: -- silongna, som.pe’ n layar: --na lofie ro sedikit temannya mallebba’ni, layar perahu syel.la’ n merah: -- tasena, itu sudah dikembangkan tasnya merah song.ko’ n kopiah: ato sye.ra n darah: maega --na naseppakei -- na, kakek jarinna nakenna fiso, banyak mencari kopiahnya darah di jarinya kena pisau sop.po v pikul: ambe – aju, ayah syic.ca n cicak: engka -- pikul kayu maddeke di renringe, ada so.rong v dorong: sippada cicak nempel di dinding oto mogok di --, seperti syi.cing n cincin: maega –na, mendorong mobil mogok banyak sekali cincinnya su.ling n suling: i Budi macca syi.ger.ro’ n kerongkongan: maccule suling, Budi pintar more mafeddi --ku, batuk bermain suling sakit tenggorokan su.ra.beng n syim.pu.ru.kang n burut su.ro v suruh: -- fani melli (hernia): Doni nakena doko akkaju, suruh fani belisayur --, Doni terkena penyakit su.a.sa n perak hernia sum.pi n sumpit: i Budi mandre syi.ung v cium; --ngi ana lolo’e mie mappake sumpi, Budi aro, cium anak bayi itu makan mie memakai sumpit syo.be n cobek sya.fu’, fas.sya.fu’ n ikat kepala syom.mo’ a gemuk: -- fahada (destar) bembe’ ke ro, kambing itu sya.fu-sya.fu v usap: --i bokena, gemuk sekali usap belakangnya syu.mi n cumi: majonno --, syap.pa a ujung: monro di -- menggoreng cumi-cumi kampong, tinggal di ujung syup.pang n kodok: hettu bosi kampung maega --, musim hujan sya.wa n cawat: masyella warna banyak kodok – na Halil, merah warna cawat Halil Kamus Bugis-Indonesia 41 sѐr.ra sѐr.ra n burung hantu: saddana -- ke mosumereng, suara burung hantu menyeramkan

42 Kantor Bahasa NTB ta.do’ • tap.pa.reng T

ta.do’ v jerat: i Roni mat --ibekku tak.ke n cabang: mallopo --na di galungnge. Roni menjerat fong ajuero, cabang pohon burung di sawah itu besar sekali ta.ha.ro n sagu: mabbaluki i tal.leng.ngeng n jendela Rita cindolo --, Rita menjual tan.dru n tanduk: matanreni cindol sagu --na bembeke, tanduk ta.hal.le.le v tahlilan: i budi kambing itu sudah tinggi laoi ma-- di bolana i Roni, tan.jong n tanjung: kappala Budi pergi tahlilan ke rumah kero mallabu di cappa --, Roni kapal itu berlabuh di ujung tak.ki.ni a terkejut: -- tanjung mangkaalinga karebae aro, ta.na n tanah: maloang --na, terkejut mendengar berita tanahnya luas itu tang.ga n tengah; ta.nge n pintu -- beni tengah malam: ta.ra.hul.le n pelangi: masyole asue mabburo ~, anjing --ke aro, pelangi itu sangat menggonggong tengah indah malam; -- so 1 tengah hari: ta.ri.ma v terima: furan di- ~ nappai rehe massikolah, -fasenna, sudah diterima tengah hari baru pulang pesanannya sekolah; 2 siang: ~ni deppa ta.ro v simpan: -- hajue tu, natou, sudah siang belum simpan baju itu bangun ta.roi v letakkan: -- buku’e atu, tap.pe.re n tikar: i roni letakkan buku itu mappallebbaki -- di olna tivie, Roni menggelar tikar ta.si n tali pancing: makofai di depan televisi --nna, tali pancingnya kusut. tap.pa.reng n danau: maega taj.jo.li-jo.li a mencret (diare) bale di --, banyak ikan di tak.ka.lu.fa v lupa: alena --, dia danau yang lupa

Kamus Bugis-Indonesia 43 ta.si’ • te.te.me ta.si’ n laut: talao di --, pergi ke tel.leng v tenggelam: --ngi laut lofinna i Ahmad di tagi’e, tau n orang: degaga -- di bolana, perahu Ahmad tenggelam di tidak ada orang di rumahnya laut ta.u.e.ro pron mereka: -- lao tem.bo n tembok fasa, mereka yang pergi ke tem.pe.ye’ n rempeyek: i Lia pasar majjonal --, Lia menggoreng ta.ung n tahun: -- fainge na rehe, rempeyek dia pulang tahun depan te.neng a benar: -- kareba’e teb.bing n tebing: menre di ase aro, benar berita itu --, naik ke atas tebing te.teng v pegang: --i jarina, teb.bu n tebu: nakku syenningn pegang tangannya wae --e aro, air tebu itu ti.mo n timur: liaui di --, dia sangat manis pergi ke arah timur te.dong n perut: maloppo tim.pu v suap (me): anri manre babuana --nge aro, perut di--, adik makan disuap kerbau itu sangat besar ti.mu n mulut: makebbong --, tel.lu num tiga: -- bolana, bau mulut rumahnya tiga; tin.dro v tidur: maredde --na, -- pulo lima tiga puluh lima; nyenyak tidurnya -- pulo tiga puluh toj.jo v tusuk: ajana mu -- te.me v kencing: Danu – di balonke atu, jangan ditusuk kaderae, Danu kencing di balon itu kursi tok.ke n tokek: engka sadda te.ngaq n tengah: di -- anrongna, --, ada suara toke di tengah tempatnya toa a tua: kaluku -- maega te.nang a terang: -- keadaangnge, santanna, kelapa tua banyak keadaan sudah terang santannya te.teng v sentuh: aja mu -- te.te.me na.na n raja singa meong enge atu, jangan (gipilis) sentuh kucing itu te.te.me v kencing: danu -- di te.tong a tegak kadera’e, danu kencing di tek.keng n tongkat: -- nge ro kursi fole di bessi e diakkebbu, tongkat itu terbuat dari besi 44 Kantor Bahasa NTB te.ter.ri • tuo te.ter.ri v tangis (me): -- dena tu.dang v duduk: aja mu -- di mecceng, tangisnya tak sumpangnge!, jangan duduk henti-henti di depan pintu! tu.a’ n tuak: anabburaneke ro tu.nu v bakar: bale’ --andreanna, minungngi --, pemuda itu lauknya ikan bakar sedang minum tuak tuo a hidup: i Bado mabbalu’ ki tu.ba n tuba bale --, si Bado menjual ikan tu.kang n tukang hidup tu.li.si v tulis: -- di buku, tulis di buku

Kamus Bugis-Indonesia 45 uhae • ute’ U uhae n air: -- salo’ke mahi uli’ n kulit: mafute --na, kulitnya nasuba lempe’, air sungai putih keruh akibat banjir ulu n kepala: gondola --na, uha.se n beliung: i budi botak kepalanya mattebbang fongaju uny.nyi n kunyit: i roni mappake --, Budi menebang makkebbuki jamu fole di pohon memakai beliung –ke, Roni membuat jamu uha.ni n lebah: engka sarang dari kunyit -- di fong jampue, ada sarang uny.yi’ n kuning: -- warna lebah di pohon jambu hajunna, warna bajunya ula n ular; kuning -- daung-daung ular hijau: ure’ n 1 akar: -- kiloro hedding engka ~ di dareke, ada ular diakkebbu fabbura, akar hijau di kebun; -- saha ular kelor dapat dijadikan obat; sawah: syedini alakokko ~, 2 urat: takita --na, uratnya hamper digigit ular sawah terlihat ula.heng n emas: mapakai --, uri n pantat: engka letteng di memakai emas --na, ada bisul di pantatnya ule.neng n lalab using n arang: maega -- ulѐ n ulat: engka -- di hua faoe dafurengna, banyak arang di aro, ada ulat di buah manga dapurnya itu ut.ti n pisang; uring n periuk: --na folo di fana -- batu pisang batu: litae di akkebbu, periuknya Mattedde –e, pisang batu terbuat dari tanah liat sangat keras ula’ n ular: engka -- di dareke, utu n kutu: malampu haluana ada ular di sawah maega --na, rambutnya ula.ngo n geraham panjang banyak kutu ulis.sa’ n telur kutu: mate uluna ute’ n otak: masolang --na, maega --na, kepala gatal otaknya rusak banyak telur kutu 46 Kantor Bahasa NTB ut.ta.ra • ut.tu ut.ta.ra n utara: angingnge ut.tu n lutut: mafeddi --ku, sakit mangngiri tole --, angin lututku berhembus dari utara

Kamus Bugis-Indonesia 47 wak.ke.le W wak.ke.le n wakil; -- kafala desa wakil kepala desa

48 Kantor Bahasa NTB ya.ma.neng Y ya.ma.neng adv semua: -- di laleng bola, semua yang di dalam rumah

Kamus Bugis-Indonesia 49