EDISI 13. T AHUN 2017

MAJALAH SASTRA SASTRA DAN AGRIKULTURA

Puisi Umbu Landu Paranggi

Telaah Abdul Rozak Zaidan Abdul Rohim

Cubitan Imam Muhtarom

Taman Ganjar Hwia

Secangkir Teh Hamsad Rangkuti Pertanian terlihat perkasa mudah ketika bajak Anda adalah pensil dan kau seribu mil dari ladang jagung. Sisipan Mastera EDISI 13. T

Dwight D. Eisenhower (1890–1969)

AHUN 2017

ISSN 2086-3934 9 772086 393437 EDISI 13. TAHUN 2017 PENDAPA

aerah perbatasan pernah menjadi tema sastra yang hangat dan populer di era revolusi MAJALAH SASTRA Dkemerdekaan. Namun, daerah perbatasan itu sangatlah longgar pengertiannya. Ia seringkali bermakna

Diterbitkan oleh Badan Pengembangan “garis depan” atau daerah perbatasan antara kaum Repu- dan Pembinaan Bahasa blik dengan Belanda. Dengan begitu, di Pulau Jawa saja Jalan Daksinapati Barat IV terbentang banyak daerah perbatasan, belum di pulau- Rawamangun, Jakarta 13220 Pos-el: [email protected] pulau lain. Tidak jarang, daerah perbatasan juga bermakna Telp. (021) 4706288, 4896558 daerah perbatasan imajinatif dan batiniah antara satu Faksimile (021) 4750407 ISSN 2086-3934 sikap budaya dengan sikap budaya lain. Bisa juga berupa Pemimpin Umum keduanya, sebagaimana tergambar dalam kumpulan puisi Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum Daerah Perbatasan karya Subagio Sastrowardojo. Pemimpin Redaksi Kini, setelah Indonesia lama merdeka dan berdaulat, Agus R. Sarjono daerah perbatasan tidak lagi dapat dianggap sesuatu yang Redaktur Pelaksanai imajiner. Daerah perbatasan itu bukan saja nyata melain- Ganjar Harimansyah kan juga luas terbentang di mana-mana —darat maupun Dewan Redaksi lautan— mengingat Indonesia negeri kepulauan yang Hurip Danu Ismadi Budi Darma besar wilayahnya. Semuanya, perlu perhatian nyata pula. Sapardi Djoko Damono Abdul Hadi W.M. Jika daerah-daerah perbatasan di masa revolusi men- Putu Wijaya jadi wilayah akrab tentara dan sastrawan, daerah-daerah N. Riantiarno perbatasan sekarang mungkin hanya dikenali tentara dan Redaksi asing bagi sastrawan. Memang, baik di masa revolusi Erlis Nur Mujiningsih maupun masa kini, daerah perbatasan bukanlah sesuatu Ferdinandus Moses Nur Ahid Prasetyawan P.S. yang diakrabi para politisi karena jauh dari pusat-pusat Mahwi Air Tawar kekuasaan, dan oleh sebab itu makin lama makin terbiar. Sekretariat Sekalipun demikian, kedaulatan sebuah negara tidak bisa Suryami Purwaningsih tidak selalu berkaitan dengan pengelolaannya atas daerah Abdul Rohim perbatasan. Maka keterlibatan tentara akan berkaitan de- Akik Tajudin ngan keamanan dan kedaulatan; keterlibatan sastrawan Penata Artistik/Laman berkaitan dengan pewacanaan; dan —semestinya— Nova Adryansyah keterlibatan politisi berkaitan dengan pengelolaan dan Sirkulasi dan Distribusi kewajiban pensejahteraan masyarakat daerah perbatasan. Lince Siagian Untunglah Badan Bahasa belakangan ini telah “me- nerjunkan” para sastrawan ke daerah perbatasan lewat program residensinya. Mungkin, tidak lama lagi daerah perbatasan dengan segala mimpi dan gelisahnya, prospek dan tantangannya, akan muncul dalam puisi dan cerita: terwacanakan, tidak terbiar dan terlupakan. Semoga.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 1 DAFTAR ISI

PENDAPA TELAAH

Abdul Rozak Zaidan EMBUN Karina Adinda Victor Ido Sastra Drama Wayan Jengki Sunarta Awal Perkembangan Sabang Selayang Pandang Karina Adinda mengungkapkan Catatan dari Perbatasan Indonesia ihwal sudah kuatnya mate aneuk meupat mental korup jeurat, mate adat penyelenggara hana pat tamita. kekuasaan, seperti Artinya, jika anak yang diperlihatkan mati ketahuan di Regent Wiriosari yang mana kuburannya, sampai akhir lakon namun jika adat yang tetap menantang dan hilang, tidak tahu ke meradang dalam mana harus kekalahannya. mencarinya. 4 12

SECANGKIR TEH Abdul Rohim F. Moses Imbas Karya Hashim Yassin Imajinasi Hamsad Rangkuti Drama Imbas karya Hashim Yassin ini Jika kamu melamun, bertemakan nasionalisme warga melamunlah dengan pribumi menolak kolonialisme dalam sadar dan sadar. perluasan wilayah walaupun dengan Biarkan lamunanmu dalih sementara. Drama ini berlatar mengimajianasikan kantor perwakilan British di negeri segala yang ada. Melaka dalam kurun waktu Kelak kamu 'kan tahu tahun 1800 Masehi. keberadaan imajinasi yang sesungguhnya itu apa. Sampai ia rela membuahkannya 27 menjadi ide" 89 (Hamsad Rangkuti)

CUBITAN GLOSARIUM

Imam Muhtarom 84 Agus R. Sarjono Negosiasi dalam Seni Tradisi Sastra Drama atawa Lakon

Dalam pertunjukan Karena sebuah drama hanya di tengah para penonton mengandalkan dialog, maka seluruh itulah sebenarnya terjadi pikiran, perasaan, tindakan proses penciptaan karya —bahkan kenangan— para tokoh pada seni tradisi. Penciptaan harus dapat tergambar jelas tersebut berada pada momen dalam dialog. waktu yang tidak bisa diulang ... Tidak ada yang lain. 99

2 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 TAMAN

Puisi-Puisi LEMBARAN MASTERA Umbu Landu Paranggi 21 Denpasar Selatan, Dari Sebuah Lorong…. Dari Pura Tanah Lot Brunei Darussalam Syair Rajer Babat Puisi K. Manis 44 Puisi Ibnu ‘Abdir-Raheem 45 Cerpen Pengiran Metassan bin Pengiran Bakar 46 Ganjar Hwia 25 Esai Haji Mohammad Firdaus OKK Haji Noordin 53 Sunyi yang Berwarna Nyaring (VI) 54 -66 Pada Sesuatu Indonesia CAKRAWALA Puisi Beni Setia

Yusri Fajar Puisi Fredy Sreudeman Wowor Representasi Sejarah Cerpen Damhuri Muhammad 68 dan Hubungan Belanda-Indonesia 66-71 dalam Antologi Puisi Perjalanan Berlari Karya Didik Siswantono Malaysia Kisah penjajahan Belanda Puisi Siti Zainon Ismail dan perjuangan rakyat Indonesia di masa lam-pau serta relasi Cerpen Pelita Di Dalam Kaca kedua negara ini di masa kini seperti tak pernah habis menjadi sumber bagi penulisan puisi dan prosa para 72-79 sastrawan Indonesia 94 Singapura Puisi Junaidah Baharawi Puisi Art Fazil Cerpen Peter Augustine Goh TAMAN 80 - 84 Cerpen Niduparas Erlang

Rahim Huma

... dari celana dan baju pangsi hitam-hitam yang dikenakan lelaki sepuh itu, kau dapat mengenalinya sebagai Ki Jebat. 76

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 3 3 EMBUN Sabang Selayang Pandang Catatan dari Perbatasan Indonesia

WAYAN JENGKI SUNARTA

Ketika SD saya sering menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” karya R. Suharjo. Lagu dengan semangat nasionalis itu K menunjukkan betapa luasnya wilayah Indonesia. Karena lagu itu, kata “Sabang” dan “Merauke” begitu membekas dalam ingatan saya. Namun, siapa menduga, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Sabang, salah satu daerah perbatasan Indonesia yang ditandai dengan Tugu Kilometer Nol Indonesia. Kehadiran saya di Sabang berkat program residensi Sastrawan Berkarya dari Badan Bahasa. Progam tersebut berlangsung dua tahap, yakni tanggal 3-12 Oktober 2016 dan 4-13 November 2016. Selama di Sabang, saya berinteraksi dengan alam, budaya, serta kehidupan sosial masyarakat setempat. Saya juga menulis sejumlah puisi dan catatan perjalanan.

4 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Sabang berlokasi di Pulau Pada saat Perang Dunia II, Di Sabang terdapat banyak Weh, Propinsi Aceh. Pada jaman Jepang menguasai Sabang. Itu bangunan kuno peninggalan Belan- dulu, pulau tersebut dikenal terlihat dari banyaknya bunker dan da yang tersebar di berbagai sudut dengan julukan Pulau Keemasan benteng Jepang yang mengelilingi kota. Bangunan-bangunan berseja- (The Golden Island). Beberapa Pulau Weh. Ketika pesawat Sekutu rah itu dilindungi sebagai cagar pelaut legendaris pernah singgah membombardir Sabang untuk budaya dan ada beberapa dimanfa- di pulau yang berada di Selat Mala- menghancurkan pertahanan Je- atkan untuk perkantoran pemerin- ka itu, di antaranya adalah Sinbad pang, banyak bangunan yang tah dan swasta. Beberapa bangu- (abad ke-12) dan Cheng Ho (abad rusak parah, termasuk bangunan- nan juga diambil alih oleh warga ke-15). Pada masa itu, Sabang te- bangunan di pelabuhan ikut han- sipil untuk rumah pribadi, dengan syarat tidak boleh dipugar atau lah menjadi bagian jaringan perda- cur. Pada tahun 1970-an Sabang direnovasi tanpa seijin pemerintah gangan maritim yang memben- kembali dibuka sebagai Pelabuh- setempat, demi menjaga aset seja- tang dari Teluk Persia. an Bebas dan Kawasan Perdagang- rah Sabang. Namun, ada juga Nama “Sabang” berasal dari an Bebas. Namun, pada 1985, bangunan Belanda yang terkenal peranan Sabang sebagai Pelabuh- bahasa Aceh, yakni “Saban”, yang angker, seperti Mess Samudera. artinya sama rata sama rasa, sena- an Bebas diganti oleh Pelabuhan Bangunan Mess Samudera sib sepenanggungan, tanpa diskri- Batam. pada masa Belanda adalah rumah minasi. Kata “Saban” memang me- Administratur Sabang Maskapai lukiskan karakter orang Sabang Daerah Wisata ketika dipimpin oleh G.C. Vattier yang cenderung mudah menerima Sabang terdiri dari dua keca- Kraane pada masa 1899 hingga pendatang atau pengunjung. Pen- matan, yaitu Sukajaya dan Suka- 1906. Rumah itu dibangun tahun duduk Sabang berasal dari berba- karya. Sukajaya membawahi sepu- 1899. Kemudian pada tahun 1916 gai suku yang telah beranak pinak direnovasi oleh arsitek Ludolf luh kelurahan, yakni Paya Keune- sejak masa kesultanan Aceh. Bah- Hendrik Smitt pada masa kepe- kai, Keunekai, Beurawang, Jaboi, kan, keberadaan warga keturunan mimpinan F.C. Baron Van Aerssen Balohan, Anoi Itam, Ujong Ka- Tionghoa di Sabang juga memiliki Beijeren Van Voshol (1912-1928). reung, Ie Meulee, Cot Ba’u, serta sejarah yang panjang, sejak masa Ketika Jepang menguasai Sabang Cot Abeuk. Sedangkan Sukakarya Cheng Ho. Selain masjid, di Sa- pada 1942, gedung ini digunakan membawahi delapan kelurahan, bang juga terdapat gereja dan sebagai Pusat Komando Jepang klenteng/wihara. yakni Iboih, Bate Shok, Paya yang dipimpin oleh seorang kolonel Seunara, Krueng Raya, Aneuk laot, Sejak 1895 Sabang telah dike- Angkatan Laut Jepang. Kini, status Kota Bawah Timur, Kota Bawah nal sebagai pelabuhan bebas yang gedung ini adalah Hak Milik Barat, dan Kota Atas. dikelola pemerintah kolonial Belan- Pemko Sabang dan Hak Guna da. Kapal-kapal uap dari berbagai Keindahan alam Sabang tak Pakai oleh TNI Angkatan Laut RI. negara singgah di Sabang untuk kalah dengan daerah lain di Indo- Gedung ini kemudian diberi nama Mess Pamen Samudera. Tidak ba- mengisi bahan bakar dan berbagai nesia. Ada banyak objek wisata nyak orang yang berani memasuki keperluan lain. Belanda juga mem- menarik, di antaranya Pantai Iboih, gedung ini, karena terkenal de- bangun berbagai fasilitas di Sa- Pantai Sumur Tiga, Gua Sarang, ngan keangkerannya. bang untuk mendukung bisnisnya. Gapang, Pantai Kasih, Pulau Hal itu membuat Pelabuhan Sa- Rubiah. Namun, tentu tak lengkap Bersebelahan dengan Museum bang sangat terkenal ketimbang bila tak mengunjungi Tugu Kilo- Sabang terdapat sebuah kompleks Pelabuhan Singapura. meter Nol Indonesia. perumahan para staf dan pejabat

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 5 Belanda, yakni Woon Complex Sa- bang Mattschappij atau Perumah- an Sabang Maskapai. Berdasarkan data di gapuranya yang masih utuh berdiri, perumahan ini diba- ngun oleh perusahaan Belanda yang mengelola Pelabuhan Bebas Sabang pada tahun 1909. Kemu- dian, rumah-rumah bergaya Be- landa di kawasan perumahan ini diambil alih oleh warga sipil Sa- bang pada tahun 1950 ketika Sa- bang bergabung dengan NKRI. Untuk melengkapi tata kota dan sebagai sarana rekreasi dan hi- buran, pemerintah kolonial Belan- da juga membangun sejumlah taman di sudut-sudut kota, salah Kini, bioskop ini beralih menjadi Selain rumah sakit umum, satunya Koningen Plein alias Ta- sekretariat Dewan Kesenian Sa- pada tahun 1924 Belanda juga man Raja. Taman ini dibangun bang dan tempat olah raga bad- membangun sebuah rumah sakit pada tahun 1896 oleh Sabang Mas- minton. jiwa di Sabang, bernama Krank- kapai untuk menghormati Ratu Pemerintah kolonial Belanda zinnigen Gesticht, berkapasitas Wilhelmina di Negeri Belanda. Ada memang telah menyiapkan Sa- 1200 pasien. Rumah sakit jiwa itu sebuah kursi ratu di taman ini se- bang sebagai sebuah kota. Selain memiliki luas sekitar 20 hektar. bagai simbol Ratu Wilhelmina. perumahan dan sarana hiburan, Bangunannya dirancang oleh arsi- Tahun 1970, taman ini dipugar dan Belanda juga membangun rumah tek Pieter M. Van Der Veen. Pada berganti nama menjadi Taman sakit dan sekolah. Sekolah yang masa pendudukan Jepang, rumah Gembira, kemudian berubah men- bernama Europess He Lagere sakit itu menjadi barak militer jadi Taman Ria. School itu dibangun pada 1909, tentara Jepang. Sekarang, rumah sakit itu menjadi Rumah Sakit TNI. Pada masa kolonial Belanda, di khusus bagi putera-puteri Belanda Sabang juga dibangun sebuah dan bangsawan Sabang, lokasinya Pada 1914, pemerintah kolonial gedung bioskop yang hingga kini berdekatan dengan perumahan Belanda lewat Sabang Maskapai masih tegak berdiri, bernama Rex Sabang Maskapai. Rumah sakit juga membangun perkampungan Bioscoop (Bioskop Rex). Bioskop ini yang dibangun Belanda bernama haji dan sebuah masjid di Kota dibangun di pusat Kota Bawah de- De Kliniek Van de Sabang Sabang. Masjid yang masih berdiri kat pelabuhan pada tahun 1900, Mattschappij atau Rumah Sakit kokoh itu bernama Masjid Kam- mena-yangkan film-film yang Sabang Maskapai. Rumah sakit ini pung Haji. Masjid dan Kampung telah diseleksi oleh komite, terma- diresmikan pada 1923, dan pernah Haji dibangun sebagai sarana un- suk film anak-anak. Gedung ini menjadi rujukan bagi rumah sakit tuk warga sebelum dan sesudah juga menjadi tempat berbagai ma- yang berada di Aceh karena mem- naik haji. Warga yang akan naik cam perayaan, termasuk peragaan punyai fasilitas dan peralatan yang haji dikarantikan di kampung ini, busana dan pentas seni lainnya. sangat modern pada masa itu. diberikan pembekalan sebelum

6 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Pembangunan asrama haji di Pulau Rubiah adalah saran dari antropolog Snouck Hurgronje (1857-1936). Antropolog Belanda ini menghabiskan waktunya bertahun-tahun memelajari Islam di Mekkah dan melakukan riset mendalam tentang masyarakat Aceh. Dia menganut Muslim, fasih berbahasa Arab, Aceh, Jawa dan Melayu. Aceh berhasil ditaklukkan Belanda berkat saran-saran Snouck Hurgronje, di antaranya menggunakan pendekatan humanis dan agamais. Pulau Rubiah menjadi tempat doktrinasi bagi para calon jemaah diberangkatkan ke Pulau Rubiah Pulau Rubiah haji agar menjauhkan agama dari untuk menuju Mekkah menggu- Pulau Rubiah sarat dengan politik. Artinya, para bangsawan nakan kapal laut. Hingga kini legenda dan sejarah. Nama pulau dan ulama yang telah bergelar haji Masjid Kampung Haji masih ber- ini diambil dari nama seorang harus menyadarkan warganya fungsi dengan baik. Bahkan di perempuan bernama Cut Nyak agar tidak berperang. Lambat laun salah satu tembok tempat wudhu Rubiah atau Sitti Rubiah. Legenda Perang Aceh (1873-1913) yang masih terdapat tulisan berbahasa tentang perempuan ini hingga memakan korban ratusan ribu Belanda untuk pembagian tempat sekarang masih berkembang di jiwa itu pun surut. Kehancuran wudhu: Mannen (laki-laki) dan masyarakat sekitarnya. Bahkan, Aceh juga disebabkan oleh politik Vrouwen (perempuan). Sitti Rubiah dimakamkan di Pulau adu domba yang dilancarkan Di Sabang juga terdapat ba- Rubiah. Belanda di kalangan bangsawan nyak bunker peninggalan Jepang Pada masa kolonial Belanda, di dan ulama Aceh. yang dibangun pada 1942 untuk Pulau Rubiah dibangun sebuah menghadapi Perang Asia-Pasifik asrama haji. Sisa bangunannya Kearifan Lokal (Perang Dunia II). Jepang juga masih ada hingga sekarang. Asra- Kearifan Lokal membangun lorong-lorong bawah ma itu masih berfungsi hingga era Mayoritas penduduk Sabang tanah. Bahkan ada pula rumah 1960-an. Sebelum menuju Tanah menganut Agama Islam. Dan, sakit bawah tanah. Bagi Jepang, Sa- Suci Mekkah menggunakan kapal karena berada dalam wilayah bang adalah lokasi sangat stategis laut, warga Aceh dan daerah lain Provinsi Aceh, di Sabang juga sebagai benteng pertahanan, gu- yang akan naik haji ditampung di berlaku Hukum Syariat Islam. dang senjata dan logistik. Benteng pulau tersebut. Kapal-kapal itu Kearifan lokal yang mengakar di terbesar Jepang yang kini menjadi kemudian melewati Selat Malaka Sabang berasal dari ajaran-ajaran objek wisata terdapat di kawasan menuju Mekkah. Dari sinilah cikal Islam. Selain itu, kesusastraan Anoi Itam, timur Pulau Weh yang bakal Aceh disebut sebagai Se- lisan/lokal juga menjadi mata air berbatasan dengan Selat Malaka. rambi Mekkah. berbagai kearifan lokal di Sabang.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 7 Kearifan-kearifan lokal terse- Sebagaimana terjadi di daerah sastra berskala nasional. Selama but, misalnya, terkandung dalam lain, pengaruh kehidupan modern berada di Sabang saya sering ber- syair, pantun, teka-teki, riwayat, yang serba praktis, pragmatis dan diskusi dengan Pak Jamin perihal dan sejenisnya. Sabang juga memi- individualis juga melanda Sabang, kehidupan kesusastraan dan kese- liki dongeng atau legenda yang terutama di kalangan generasi mu- nian di daerah perbatasan itu. hingga kini masih hidup di tengah- danya. Hal ini seringkali memun- Pak Jamin memperkenalkan tengah masyarakat. Misalnya, le- culkan friksi dan konflik antara saya pada dua sastrawan lisan genda Pulau Weh, riwayat terjadi- generasi tua dan muda. Fenomena Sabang, yakni M. Daud Husin (65) nya Pulau Rubiah, legenda Danau budaya pop juga mewabah di kala- dan Zakaria (60). Kedua sastrawan Aneuk Laot, kisah Pantai Kasih, ngan remaja, seperti penggunaan itu sering diundang ke Banda Aceh dan sebagainya. android, internet, pamer merk ter- untuk pentas atau mengikuti festi- Pada masa lampau, dalam adat baru, mode pakaian, dan sebagai- val. Kami bertemu kedua sastra- perkawinan di Sabang tak bisa dile- nya. Dan, tentu saja, wabah budaya wan lisan itu di sebuah warung ma- paskan dari Ranap Sigapu alias pop itu tersebar terus menerus kan. Di sela-sela obrolan, saya me- sekapur sirih, yang disajikan kepa- melalui televisi dan internet. minta mereka unjuk kebolehan. da para tamu ketika melamar ca- Ada sebuah peribahasa Aceh lon pengantin. Tidak hanya dalam Pak Daud yang mengenakan yang bisa dipakai untuk melukis- adat perkawinan, Ranap Sigapu peci dan tampak kalem kemudian kan kecemasan generasi tua ter- juga disajikan dalam berbagai ke- mendendangkan syair, pantun, dan hadap berbagai perubahan sosial giatan adat dan kenduri. Ranap teka-teki Aceh yang mengandung dan budaya yang sedang terjadi. Sigapu yang disajikan dalam ceu- nilai-nilai Islami. Pak Daud sangat Peribahasa tersebut berbunyi: rana (wadah kuningan) berisikan hafal dengan banyak syair daerah mate aneuk meupat jeurat, mate buah pinang, sirih, kapur, cengkeh, Aceh. Sembari berdendang, tangan adat hana pat tamita. Artinya, jika merupakan simbol penghormatan Pak Daud asyik melinting rokok anak mati ketahuan di mana ku- kepada para tamu. klobot, yakni tembakau yang dilin- burannya, namun jika adat yang Masyarakat yang menetap di ting dengan daun jagung. hilang, tidak tahu ke mana harus tepian pantai juga mengenal tra- mencarinya. Sementara itu, Pak Zakaria disi “Kenduri Laot” (turun ke laut) yang lincah dan banyak ngobrol sebagai bentuk kenduri tahunan. Geliat Sastra di Sabang sangat piawai melantunkan syair Dalam kenduri ini terdapat panta- yang dibuatnya secara spontan. Se- ngan tidak boleh melaut selama Kehidupan sastra Indonesia di mua yang melekat di benaknya satu minggu. Selain itu, terdapat Sabang kurang begitu semarak. langsung menjadi syair. Dia melan- juga tradisi “Kenduri Atot” yang Kegiatan-kegiatan kesusastraan tunkan syairnya sembari bermain berkaitan dengan ritual kematian. juga sangat jarang digelar. Setahu suling. Dia membawa tiga suling Ada juga “Kenduri Maulid”, dan saya, hanya Jamin M. Seda satu- koleksinya. Selain pengarang syair sebagainya. Sabang juga memiliki satunya sastrawan Indonesia yang aneka ragam kesenian yang ber- menetap di Sabang. Dia bergiat di spontan, Pak Zakaria dikenal seba- sumber pada kesenian Aceh. Anta- Dewan Kesenian Aceh-Kota Sa- gai pemain suling yang piawai. ra lain, Tari Saman, Seudati, musik bang dan mendirikan sebuah sang- Saat itu dia melantunkan syair ten- Rapai, Suling, Seurune Kale, dan gar kesenian di Sabang. Dia rajin tang Tugu Kilometer Nol Indonesia Likok Pulo. Kesenian itu biasanya menggerakkan kegiatan-kegiatan dan keindahan Sabang. Saya juga ditampilkan pada hari-hari besar kesusastraan dan kerap diundang meminta mereka berkolaborasi. keagamaan dan kenegaraan. menghadiri berbagai pertemuan Pak Daud mendendangkan syair,

8 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 nasional di Jakarta. Menurut Pak Jamin, ada banyak siswa yang memiliki ketertarikan dan bakat dalam menulis kreatif seperti puisi dan cerpen. Hanya saja mereka tidak memiliki pembimbing atau guru pembina yang mumpuni dalam kegiatan kesusastraan. Selain itu, Sabang juga jarang dikunjungi sastrawan berkelas nasional. Potensi terpendam itu, mi- salnya, terlihat pada kegiatan workshop penulisan cerpen dan puisi yang saya berikan pada tanggal 11 dan 12 November 2016 Objek wisata Gua Sarang, Sabang di Museum Sabang. Work-shop tersebut diikuti sekitar 30-an siswa dan 20-an guru dari ber-bagai SMP sementara Pak Zakaria mengiringi daerah, Pak Daud dan Pak Zakaria dan SMA di Sabang. Mereka sangat dengan irama suling. juga sering diundang mengisi antusias mengikuti workshop dan Kedua sastrawan lisan itu buta program siaran sastra daerah di ingin tahu lebih banyak perihal huruf. Namun, daya ingat mereka sebuah radio lokal. teknik penulisan kreatif. Semoga sangat kuat. Jika diundang pentas Dalam bidang kesusastraan, suatu saat Sabang melahirkan sas- oleh warga yang sedang punya sebenarnya Sabang menyimpan trawan-sastrawan muda yang turut hajatan, semua karya sastra yang potensi terpendam. Bahkan, Sa- memberi warna pada kesusastraan diingatnya akan muncul. Selain di- bang pernah mewakili Aceh dalam Indonesia. undang ke berbagai festival sastra lomba musikalisasi puisi tingkat

Wayan Jengki Sunarta lahir di Denpasar, 22 Juni 1975. Lulusan Antropologi Budaya, Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Pernah kuliah Seni Lukis di ISI Denpasar. Mencipta puisi sejak awal 1990-an, kemudian merambah ke penulisan prosa liris, cerpen, feature, esai/artikel seni budaya, kritik/ulasan seni rupa, dan novel. Tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media massa lokal dan nasional serta dalam sejumlah buku antologi bersama. Buku kumpulan cerpennya: Cakra Punarbhawa (2005), Purnama di Atas Pura (2005), dan Perempuan yang Mengawini Keris (2011). Buku kumpulan puisinya: Pada Lingkar Putingmu (2005), Impian Usai (2007), Malam Cinta (2007), Pekarangan Tubuhku (2010), Montase (2016). Novelnya: Magening (2015).

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 9 TAMAN

Puisi-puisi

UMBU LANDU PARANGGI

Denpasar Selatan, Dari Sebuah Lorong… anak angin ruh sembunyikan sajak airmatamu hanya cakrawala sepagar halaman kali ini menyibak rahasia semesta begitulah senantiasa perempuan ibunda setiap yang bertanda laki-laki sigaran nyawa pecandu laknat air dewi katakatamu bibit cahaya rumpun perdu inilah perjalanan penemuan siangmalammu saban kali kau mengidung menembang dan melabuh bara para kekasih dewata terowongan penjor nun di dusun dusun jagatraya Bali resah menanti lalu menyulingmu kembali memasuki gerbang kotamu tergesa metropolitan ada juga titipan jalan pasir gubug ladang garam masa kecilmu kaligrafi sungai payau, gaib aksara terbungkus pujapujimu, mutlak laguan kawi kembali kau menyuruk ingatan limbung mengguruk tanah kuru dengan darah cinta kesuir atau sipongang segara gunungkah itu gagu merafal, mengeja eja mantra purba…

10 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Syair Rajer Babat

Rajer bukan ke mana bukan di mana bumi dipijak langit dijunjung Babat bukan di mana bukan ke mana langit dijunjung bumi dipijak

Suaka deskara siguntang hadir selalu menopangmu (kemanamana kau ayun langkahmu dimanamana kau tanam cintamu)

Rajer bukan ke mana bukan di mana Babat bukan di mana bukan ke mana langit dijunjung bumi dipijak

Ilmu salak seni subak mengalir setia mengawalmu (dimanamana kau bongkar rindumu kemanamana kau tembakkan lagu)

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 11 Dari Pura Tanah Lot

inilah bunga angin dan tirta air kelapa muda para peladang yang membalik balik tanah dengan tugal agar bermuka muka langit tinggal serta dalamku

bercocok tanam mengidungkan musik dwitunggal dan seruling tidur ayam di dangau pinggir tegalan atau sepanjang pematang sampai ke batang air duduklah bersila di atas tumpukan batu batu karang ini lakon lakon rumput dan sayur laut mengirimkan gurau ombak seraya uap air memercik pedihku

beribu para aku sebrang sana datang mengabadikanmu pasang naik pasang surut dan kini giliran asal bunyi sunyiku menggapai puncak meru ke gunung gunung agung tengadah mataku mengail ufuk tak teduh mengairi kasihku

12 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 TAMAN

Puisi-puisi

GANJAR HWIA

Sunyi yang Berwarna Nyaring (VI)

... semestinya ada tikam belati dera dendam yang menderumku. aku semakin sesak melacakmu rindu-rindu tak berjejak wangi pandan tubuhmu pudar di setiap karas pun embun bening matamu tak lagi menemu pagi, semakin sesat aku mencarimu Pada Sesuatu langit utara temaram kelabu kau sesiasat jarak-waktu pada sesuatu yang tak bisa angin tak menggerakkan layar disunggi sunyi dan asa berlabuh bak kemungkus kau bicara suara kau tanya senyap kau bincangkan lengang

pada sesuatu yang takbisa dianggap gemuruh kau adukan duka kau rebahkan resah kau risaukan haru

pada sesuatu yang takbisa diduga malam kau lena dalam dekap matahari ...

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 13 TELAAH Karina Adinda Victor Ido Sastra Drama Awal Perkembangan

ABDUL ROZAK ZAIDAN

Pada awal perkembangan kesastraan Indonesia modern, drama tampaknya termasuk genre yang terbelakang kalau yang dimaksudkan dengan drama adalah sebagai sastra drama. Namun, kalau yang dimaksud dengan drama adalah pementasan cerita di panggung, hampir dapat dipastikan bahwa genre ini “tidak kalah” dengan genre lain. Dapat dikatakan bahwa pada akhir abad XIX tradisi pertunjukan sandiwara sudah dikenal luas, terutama di kota-kota besar sebagai salah satu alternatif hiburan kalangan mapan secara ekonomi yang sudah membutuhkannya. Untuk memulai kajian atas sastra drama dasarwarsa 1920-an, perlu dikemukakan kriteria umum yang mendasari sebuah teks sastra drama sebagai teks drama yang masuk dalam konteks kesastraan Indonesia Pmodern. Kriteria yang selama ini dipegang adalah bahwa teks itu ditulis dalam aksara Latin dan dalam bahasa Indonesia (Melayu), bukan terjemahan dan bukan saduran. Dengan kriteria seperti itu dapat dimengerti kalau jumlah lakon yang diteliti sangat terbatas. Dalam kenyataannya, teks drama yang ada banyak berupa terjemahan dan saduran. Banyaknya karya terjemahan dan saduran pada masa awal ini sebenarnya tidak terbatas pada sastra drama, tetapi juga dan terutama genre sastra yang lain (prosa dan puisi). Dapat dikatakan bahwa pada masa awal itu sastra Indonesia modern memiliki kecenderungan umum yang memberikan tempat pada karya terjemahan dan saduran. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan kembali pembatasan yang diberlakukan pada terjemahan dan saduran.

14 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Dengan “melonggarkan” krite- amal yang dalam istilah mereka 1927. Pengarangnya, Kwee Tek ria, jumlah teks sastra drama yang dikenal sebagai sandiwara derma Hoaj, dalam kata pengantar Boe- dapat diteliti lebih banyak. Marak- untuk menunjang THHT (Tiong nga Roos dari Tjikembang (1927), nya kegiatan pementasan drama Hoa Hak Tong) dan THHK (Tiong jilid I, cetakan I, mengatakan: pada masa awal perkembangan itu Hoa Hwe Koan). Kesepakatan ter- Disatoe hari, pada beberapa taon sebenarnya belum ditunjang oleh sebut sedikit banyak memberikan laloe, saja dapet denger saja poenja tradisi penulisan teks drama yang dorongan penulisan drama sejak anak prampoen, jang itoe koetika kuat. Kegiatan pementasan yang awal abad XX (1909). Dikemuka- masih sekola, njanjiken lagoe dilakukan oleh grup Komedi Bang- kan oleh Kwee Tek Hoaj bahwa de- Mimi dAmour dalem bahasa Ing- sawan, misalnya, tidak berangkat ngan kesepakatan tersebut pertun- gris. Saja kenal itoe lagoe. Tapi dari teks, tetapi lebih banyak dari jukan sandiwara amal setiap tahun blon perna denger njanjian jang bersifat romantik. Saja liat di da- improvisasi pemain dengan dasar marak di setiap kota. lem itoe njanjian—jang sebagian garis besar isi cerita. Selain itu, ceri- Pada masa awal pertumbuhan ada dimoeat djoega dalem pagina ta yang dipentaskan banyak yang kesastraan Indonesia modern, da- 52 dari ini boekoe—ada terdapat mengambil begitu saja dari cerita lam beberapa kasus, sastra drama stof jang bagoes sekali boeat ka- Parsi dan cerita yang ditampilkan tampaknya tidak dapat dipisahkan rang satoe tjerita atawa lakon ko- medie jang sedih…. oleh kelompok yang berasal dari dari cerita rekaan, terutama novel. Barat. Cerita bersambung “Hikajat Sitti Satoe kalih saja soedah atoer ini Kegiatan penyaduran dan pe- Rabihatoen” (Sri Poestaka I, 1, tjerita boeat dimaenkan oleh Dah- lia. Lantas saja moelai toelis djoe- nerjemahan sangat jelas banyak di- 1919), misalnya, atas permintaan ga boeat dimoeat dalem weekblad lakukan oleh penulis-penulis sastra pembaca majalah yang memuat- Panorama. Dahlia maenken itoe Melayu-Tionghoa. Dapat dikata- nya dipanggungkan oleh kelom- lelakon di tanggal 6 Maart, sedeng kan bahwa mereka mempunyai ke- pok Union Dahlia Opera pada 22 saja baroe slese toelis goena Pano- sempatan lebih dahulu untuk ber- Maret 1921. Pementasan cerita rama di tanggal 26 April, jaitoe kenalan dengan sastra Barat kare- bersambung tersebut diberitakan ampir doea boelan blakangan. Waktoe menoelis saja dapet lagi na posisi sosial ekonomi mereka le- sukses. Konon bersamaan dengan pikiran-pikiran baroe jang mem- bih baik daripada posisi pengarang itu, buku Hikajat Siti Rabihatoen bikin toedjoeannja ini tjerita djadi pribumi yang memberinya pelu- dipasarkan dan banyak dibeli pe- berobah, hingga kesoedahannja, ang dalam dalam pengembangan nonton. Hal yang sama (dalam arti meski maksoed dan pokoknja se- diri melalui dunia pendidikan. Me- penerbitannya berhubungan de- roepa, tapi djalannja tjerita jang reka memiliki lembaga pendidik- ngan pementasan) terjadi juga de- dimoeat dalem Panorama ada banjak berbeda dari pada jang di- an sendiri yang dapat diarahkan ngan novel Boenga Roos dari Tji- maenken oleh Dahlia. sesuai dengan cita-cita mereka dan kembang yang semula terwujud hasrat membantu perjuangan sebagai naskah ringkas atas pesa- Apa yang dikatakan Kwee bangsa mereka di tanah leluhur. nan Tjoi Hong yang akan dipentas- menunjukkan adanya transformasi Dalam tulisan bertanggal Juli kan oleh kelompok pemain sandi- teks sastra drama menjadi novel 1919 untuk pengantar buku drama wara yang sama dipentaskan pada atau mungkin bisa terjadi seba- Allah yang Palsoe, Kwee Tek Hoaj tanggal 6 Mret 1927. Versi novel- liknya. Yang jelas tradisi penulisan mengatakan bahwa kira-kira sepu- nya sendiri semula berupa cerita sastra drama pada masa itu belum luh tahun yang lalu beberapa dra- bersambung dalam majalah Pano- kuat, pemain cenderung lebih mawan Tionghoa bersepakat me- rama yang kemudian diterbitkan memilih berimprovisasi. Data ngadakan pertunjukan sandiwara dalam bentuk buku pada akhir penerbitan sastra drama menun-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 15 jukkan bahwa media massa me- gambarkan Indonesia pada masa dalam penghayatan dan pemaha- megang peranan penting. Bahkan, diberlakukannya Poilitik Etis de- man seorang yang bukan bumi dapat dikatakan bahwa sastra dra- ngan berbagai impli-kasinya. putra. Yang keempat, bahwa ma yang dijadikan bahan untuk Karina Adinda kemudian diterje- kajian ini banyak yang berasal dari Mengapa Karina Adinda mahkan oleh seorang pengarang cerita bersambung dalam media Victor Ido Tionghoa peranakan ketika isolasi massa. Memang dapat disebut Karina Adinda karangan Victor bumi putra masih berlangsung Kwee Tek Hoay dan beberapa pe- Ido yang diterjemahkan oleh Lauw dan baru terbuka ketika naskah ini ngarang Melayu Tionghoa yang Giok Lan dan diterbitkan tahun dibaca atau dipanggungkan kemu- menerbitkan sendiri naskah sastra 1913 sangat menarik untuk dikaji dian oleh khalayak bumi putra itu drama setelah jelas pemasarannya lebih khusus. Beberapa hal yang sendiri. Sebagai penerjemah, Lauw atau setelah mendapat pesanan menjadi dasar pertimbangan ada- Giok Lan akan berusaha menyela- dari kelompok pertunjukan sandi- lah sebagai berikut. Yang pertama, raskan penerjemahannya dengan wara sebagaimana disinggung di sastra drama ini ditulis oleh pe- tujuannya menyediakan naskah atas. ngarang yang bukan pribumi dan bermutu guna pertunjukan opera bukan pula Tionghoa peranakan. derma yang pada masa itu marak Pendataan teks sastra drama Karina Adinda seperti Raden Bei dilakukan untuk membantu pe- yang berhasil dilakukan untuk Surio Retno ditulis oleh seorang pe- ngembangan opera derma. masa awal ternyata hanya men- ranakan Belanda. Dengan mem- Kandungan isi sastra drama ini capai 23 naskah. Dari 23 naskah perhatikan latar belakang penga- dapat dikatakan sarat dengan piki- tersebut yang dapat diperoleh rangnya sudah pasti bahwa sastra ran modern yang terkait dengan teksnya adalah 9 naskah, yakni drama tersebut menyimpan ideo- isu sezaman. Ricklefts (2001: 319) Raden Beij Soerio Retno (1901), logi lain yang berbeda dengan menyatakan bahwa pada pada Karina Adinda (1913), Allah yang ideologi pengarang dari kelompok permulaan abad XX kebijakan Palsoe (1919), Plesir Hari Minggoe yang disebut tadi. Dalam hal itu, penjajahan Belanda mengalami (1927), Korbannja Yi Yong Toan kita dapat mengaitkannya dengan perubahan arah secara mendasar (1928), The Ordeal from General persoalan penyelenggaran peme- yang kemudian terkenal dengan Chiang kai Shik: Ujiannya General rintahan, serta sikapnya terhadap sebutan sebagai politik etis, sejenis Chiang kai Shik (1928), Time is pemerintahan. Yang kedua, karena plolitik utang budi. Dalam konteks Money: Waktoe itoe Oewang (…), ditulis dalam bahasa Belanda dan itu, eksploitasi terhadap Indonesia Menantoe Hadji Mamoer (…), dan khalayaknya terbatas —tentu kha- tidak lagi menjadi alasan utama Bebasari (…). Kesembilan naskah layak itu orang Belanda dan orang tetapi digantikan dengan pernya- sasra drama itu merupakan kreasi yang menguasai bahasa tersebut. taan keprihatinan atas kesejahte- seni pentas pada masa awal sastra Karangan sastra drama seperti itu raan bangsa bumi putra Indonesia drama Indonesia. diterbitkan dengan tujuan meme- yang telah “berjasa” begitu lama Selanjutnya, secara khusus nuhi kepentingan khalayak terba- bagi majunya perekonomian akan dikaji sastra drama Karina tas itu. Oleh karena itu, dapat di- Belanda. Ricklefs juga lebih lanjut Adinda yang dalam pandangan pastikan bahwa ideologi pengarang menyebut peran C. Th. Van Deven- penulis memperlihatkan keistime- menentukan tujuan mengarang ter di balik perubahan orientasi waan: ditulis oleh seorang Belanda yang bersangkutan. Yang ketiga, penjajaham Belanda dengan me- dan diterjemahkan oleh seorang kaum bumi putra yang “bermain” nambahkan bahwa dalam kebijak- Tionghoa peranakan. Meskipun atau dipermainkan dalam rekaan an-kebijakan politik etis itu lebih begitu, sastra drama ini meng- sastra drama itu adalah mereka banyak janjinya daripada pelaksa-

16 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 naannya. Kebijakan itu berakar pada masalah kemanusiaan dan sekaligus pada keuntungan eko- nomi. Pelaksanaan politik etis itu semakin terkontrol ketika penasi- hat Ratu Wilhelmina yang mejadi penasihat Menteri Urusan Jajahan, Alexander W.F. Idenburg, diangkat menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda. Tiga prinsip dasar yang dijalankan gubernur jendral itu mencakupi urusan pendidikan, pengairan, dan perpindahan pen- duduk Ricklefs (201: 320). Dalam kaitan itu, Victor Ido, sandiasma untuk van der Wal, Pertunjukkan perdana Karina Adinda Victor Ido di Schouwburg (sekarang Gedung Kesenian Jakarta) pada tahun 1913 seorang seniman panggung, mela- lui Karina Adinda menampilkan an lain adalah Raden Ayu dan Re- Dapat dimasukkan ke dalam ke- Rennenberg yang menjabat seba- gent Bintarang yang memiliki si- lompok ini dengan orientasi pe- gai Kontroleur untuk wilayah yang kap dan pandangan hidup kejawa- manfaatan kuasa untuk memper- berada di bawah kekuasaan Re- an atau menjunjung nilai-nilai bu- oleh keuntungan, bersama van gent Wiriosari, ayah Karina Adin- daya Jawa. Karina Adinda sendiri Eertelen dan Bunkers, pengusaha da. Kehadiran Rennenberg diang- bersama saudara kandungnya me- korup yang menyengsarakan rak- gap mengganggu kekuasaan Re- miliki sikap dan pandangan hidup yat kecil demi kesejahteraan pri- gent Wiriosari itu sehingga sang yang sudah kena pengaruh Eropa. badi. Bersama Regent Wiriosari Regent berupaya untuk menying- Berdasarkan sikap dan panda- dan Boesono tergolong, mereka kirkan kontroleur yang dianggap- ngan hidup tokoh yang ditampil- tokoh penyengsara rakyat untuk nya berbahaya itu. Apalagi, ketika kan dalam sastra drama ini dapat kekuasaan birokrasi dan kekuasa- sang Regent tahu bahwa musuh- diajukan tiga kelompok tokoh an ekonomi. Yang ketiga, kelom- nya saling jatuh cinta dengan putri- rekaan. Yang pertama, kelompok pok orang muda sebagai hasil didi- nya. Selain itu, sastra drama ini orang Jawa yang masih bersikap kan sekolah Belanda. Bagi mereka menampilkan dua pengusaha licik kukuh dengan kejawaannya, budaya Baratlah yang bagus untuk Be-landa, yaitu van Eelten dan Bun- seperti yang diperlihatkan oleh diikuti dalam pergaulan modern, kers yang “memperalat” Regent Raden Ayu, nenek Karina Adinda, sedangkan budaya Jawa artinya Wiriosari atau mungkin dapat dise- dan Regent Bantarang. Keduanya budaya bumi putra sebagai buda- but dapat saling memperalat menunjukkan keprihatinan atas ya nenek moyang dipandang seba- untuk keuntungan masing-masing. semakin dominannya budaya Ero- gai budaya yang sudah lapuk. Mereka bertiga memiliki musuh pa yang dibawa serta oleh sistem Plus Minus Pendidikan Barat dan penghalang yang sama bagi pendidikan Belanda. Yang kedua, Plus Minus Pendidikan Barat maksud jahat mereka mengeruk kelompok orang yang di satu sisi dalam Konteks Karina keuntungan dengan mengorban- menerima budaya Barat tetapi di Adinda kan rakyat kecil. Tokoh lain yang sisi lain masih memperhitungkan Penerapan Politik Etis dalam dapat disebut mengusung pemikir- budaya Jawa. Regent Wiriosari. sistem penjajahan baru yang

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 17 dikendalikan oleh Idenburg atas mewujudkan kemerdekaan. Koe- ketika menerima kedatangan dorongan kaum liberal di Negeri soemo tergolong anak muda pe- Regent Bintarang. Dalam sastra Belanda bukanlah sesuatu yang nurut sebelum memperoleh didik- drama itu dikemukakan bagaima- datang tiba-tiba. Kita tahu bahwa an Barat melalui sekolah Belanda. na Karina menyambut Regent yang mengawali pemikiran untuk Meskipun masih samar-samar, Bintarang dengan cara penghor- memperhatikan rakyat jajahan Koesoemo memperlihatkan hasrat- matan Belanda yang dalam panda- yang menderita pertama kali nya untuk pergi mewujudkan ngan orang Timur amat meren- disuarakan oleh Multatuli dalam idealisme perjuangan kemerdeka- dahkan status kebangsawanan novelnya Max Havelaar. Novel an berkat pengenalannya dengan Regent itu. Yang terpukul bukan tersebut mengungkapkan ihwal teks “hikayat” (sebutan Lauw Giok sajak Regen Wiriosari melainkan penderitaan rakyat kecil akibat Lan untuk novel) yang diajarkan juga Regent Bintarang sendiri birokrat bumiputra yang korup di sekolahnya akan ihwal hak sebagai yang menerima penghor- dalam lingkungan pemerintahan kemerdekaan bagi sebuah bangsa. matan “aneh” itu. Regent Wiriosari Lebak, Banten. Sosok tokoh utama Sampai pun Rennenberg yang libe- amat marah dan menyuruh putri- dalam novel Max Havelaar Multa- ral menyatakan sedikit kecema- nya untuk jongkok dengan “ngapu- tuli tampaknya dapat disejajarkan sannya dengan menyebut Koesoe- rancang”, mempertemukan tela- dengan Rennenberg dalam Karina mo sebagai orang berbahaya kelak pak tangan sambil menundukkan Adinda sebagai pembela rakyat (KA: 66). Di sini bedanya dengan kepala sebagai sikap penghormat- tertindas oleh penguasa pribumi. Multatuli yang pada akhirnya ber- an kepada tamu dalam tradisi dan Bagian yang dapat dianggap gabung dan terlibat dalam perjua- budaya Jawa pada umumnya. plus dari sistem pendidikan Barat ngan pergerakan kebangsaan de- bagi penduduk bumiputra adalah ngan mengubah namanya menjadi Nilai Budaya Jawa timbulnya kelompok anak bangsa Setiabuddhi. Nilai budaya Jawa yang ter- yang memiliki kesadaran kebang- Bagian yang dapat dianggap ungkap dalam sastra drama ini saan yang pada gilirannya memun- minus adalah ihwal ketercerabutan tentulah berdasarkan pengamatan culkan berbagai organisasi perjua- budaya anak negeri. Ihwal ini dan penghayatan seorang penga- ngan politk. Penduduk bumiputra dapat dikaitkan dengan sikap dan rang Belanda. Dalam sastra drama memiliki peluang untuk mengua- pandangan hidup Karina dan ini nilai budaya Jawa terungkap sai ilmu pengetahuan Barat, ter- Koesoemo sebagai anak Regent melalui percakapan antara Raden masuk dalam mengatur negeri- Wiriosari meskipun keduanya juga Ayu dan cucunya Karina Adinda. nya. Penguasaan atas ilmu penge- memperlihatkan sikap positif Nilai budaya itu, antara lain, ter- tahuan menghasilkan pemikiran untuk mengriktik ayahnya yang ungkap pertukaran pikiran antara modern di kalangan kelompok cenderung korup dan gila hormat. Raden Ayu dan cucunya Raden muda terutama dalam menyikapi Pembangkangan Karina Adinda Ajeng Karina Adinda. Dikemuka- kemiskinan dan keterbelakangan terhada ayahnya dan pemihakan- kan, misalnya bagaimana kekece- kaum bumi putra. Pikiran modern nya kepada Rennegen tidak dapat waan disembunyikan dalam baha- lainnya sebagai hasil dari sistem dilepaskan dari sisi positifnya. sa yang sarat dengan perbanding- pendidikan Barat adalah penyadar- Ketercerabutan budaya ini dike- an sebagai bentuk kearifan. Bagai- an akan nilai-nilai kemanusiaan luhkan oleh Raden Ayu, terutama mana, misalnya seorang Raden dan kemerdekaan. Koesoemo, terhadap Karina, cucunya yang Ayu “membaca” pohon beringin anak Regent Wiriosari, menemu- amat dicintainya. Regent Wiriosari yang akarnya di luar tidak bisa kan semangat perjuangan untuk juga mengalami kejutan luar biasa masuk ke dalam tanah sebagai per-

18 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 bandingan untuk cinta kasihnya nya itu atas suruhan Regent Wirio- yang ketajamannya setara dengan kepada cucunya yang lebih teguh sari dicelakakan oleh Boesono yang jarum halus untuk dicampurkan dan lebih masuk ke dalam hati. dijanjikannya bakal diangkat men- pada kopi sehingga yang memi- Sang Nenek juga membandingkan jadi asisten wedana di wilayah ke- numnya akan mengalami kerusak- rambutnya yang sudah putih de- kuasan Wiriosari. an usus. Mungkin ihwal yang dise- ngan kain pembungkus mayat, se- Dalam dunia batin orang Jawa but terakhir ini menimbulkan per- buah perbandingan yang amat de- hubungan dengan orang yang tanyaan apakah termasuk nilai bu- kat dengan makna yang tersirat sudah meninggal masih dapat daya kalau pemakaiannya untuk yang menunjukkan kesadaran dipertahankan melalui puja seme- mencelakakan manusia lain? Raden Ayu akan usianya yang di. Raden Ayu sering “didatangi” Perlu kiranya ditambahkan sudah lanjut, dekat kepada maut. suaminya almarhun, Pangeran pula ke dalam aspek budaya Jawa Dalam pernyataan nenek tua Ario Broto Nagoro, seperti mem- itu berkaitan dengan penyebutan itu, dikemukakan bahwa ketuaan- berikan bantuan melihat yang gaib Allah ketika menghadapi atau nya itu menghimpun kekuatan yang bakal tiba pada cucu tersa- ketika menggambarkan situasi metafisik yang adikodrati untuk yangnya itu. Kekuatan batinlah yang gawat. Secara refleks orang dapat melihat sesuatu yang tidak yang melengkapi kekayaan jiwa Jawa sering menyebut Allah alih- terlihat oleh mata yang muda yang Raden Ayu sehingga dia dapat alih dengan Gusti Pangeran. Na- masih sehat. Bagaimana Raden meramal apa-apa yang bakal me- mun, dalam sastra drama ini se- Ayu dapat membaca isyarat mela- nimpa kabupaten Wiriosari kelak. butan tersebut tidak muncul. Yang lui kesucian batinnya sehingga Kejahatan yang dirancang dalam perlu dikemukakan di sini adalah yang tak terlihat dengan mata pikiran Regent Wiriosari dilihat- penyebutan kalimah tayibah, la lahirnya dapat lebih terlihat oleh nya dalam bentuk perlambang ilaha illallah selalu terbalik ditam- mata batinnya, termasuk ketika ia awan hitam yang masih melayang bah dengan pengulangan dalam mengungkapkan keresahannya di atas rumah Regent Wiriosari. penyebutan Allah menjadi Allah akan nasib kekasih cucunya yang Memang, sebagaimana dising- ilaha illallah. Mungkin hal ini ber- orang Belanda itu. Meskpun ayah gung di atas, Regent Wiriosari me- kaitan dengan pengarangnya dan Karina menolak mentah-mentah rancang pembunuhan atas pemu- juga penerjemahnya yang kurang pemuda Belanda itu, Raden Ayu da Belanda yang mejadi kekasih mengenal baik akan ucapan-ucap- dengan mata batinnya dapat cucunya. an tersebut pada halaman 145, 149, melihat ketulusan dan kejujuran Kepercayaan kepada yang gaib 161, dan 172 berstatus non-Muslim. pemuda Belanda yang menjadi dan benda keramat merupakan Kearifan orang Jawalah seba- kontroleur Wiriosari itu. Kearifan bagian dari system kepercayaan gai nilai budaya yang dimiliki oleh orang Jawalah yang menyebabkan orang Jawa. Raden Ayu memberi- Regent Bintarang ketika begitu sang nenek dapat menerima ke- kan jimat kepada cucunya. Selain sabar dia menerima perlakuan hadiran kekasih sang cucu, tetapi itu, Raden Ayu juga banyak ber- Karina ketika yang disebut terak- dia dapat merasakan bahwa ke- cerita tentang praktik santet mela- hir memberikan penyambutan inginan cucunya itu sulit terwujud- lui suguhan air minum yang berisi dengan cara Belanda. Regent Bin- kan karena banyak orang jahat racun penghilang nyawa atau se- tarang begitu sabar meskipun yang akan mencelakakannya ke- kurang-kurangnya perusak usus. dalam keterkejutan yang luar biasa lak. Di akhir sastra drama itu, ter- Dikatakannya tentang bubuk gelas ketika mendapat perlakuan buruk nyata apa yang dicemaskan oleh yang ditumbuk halus dicampur de- calon menantu perempuannya. Dia sang Nenek terbukti. Kekasih cucu- ngan minuman atau bulu bambu juga secara arif menyikapi perde-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 19 batan antara ayah dan anak itu itu sendiri yang dapat dikembali- Multatuli. Jadi, secara ideologis ketika sang anak disuruh mengula- kan pada faham besar tentang ke- sastra drama ini menerapkan ngi penghormatan secara Jawa hidupan. Persoalan yang dikemuka- pemikiran kaum liberal Belanda. tetapi sang anak tidak mau mengi- kan dalam Karina Adinda (selan- Pikiran liberal yang disebut ditun- kuti permintaan ayahnya. Sengit- jutnya disebut KA) dapat dikata- jukkan oleh kontroleur Rennen- nya perdebatan antara ayah dan kan sangat kompleks, berseluk berg yang demi membela rakyat anak itu sebenarnya sudah mele- beluk mengangkut berbagai hal. tertindas oleh birokrat sebangsa- wati batas-batas kesopanan dalam Pertama persoalan konflik orang nya harus menghadapi praksis poli- ukuran nilai-nilai budaya Jawa. Di tua dan anak, konflik kepentingan tik pemerintahan model lama. dalam percakapan itu terselip kekuasaan dan kepentingan ke- Dapat dikatakan bahwa dalam pesan bahwa sebagai hasil didikan luarga, konflik antara budaya beberapa hal KA memiliki kesa- Barat yang dialami oleh sang anak. Barat (Eropa) dan budaya bumi ma-an orientasi ideologis dengan Kearifan Regent Bintarang berusa- putra, gejolak cinta anak muda, sastra drama Raden Surio Retno. ha mengendalikan emosi Regent kesengsaraan rakyat, dan penum- Kedua sastra drama itu mengung- Wiriosari itu dengan menyatakan pukan kekayaan penguasa dan kapkan mentalitas pemerintahan bahwa antara mereka telah terjadi pengusaha. Pilihan persoalan dan yang memiliki kuasa tertentu. salah sangka, Kearifan orang Jawa bagaimana persoalan itu “diselesai- Kedua sastra drama itu bermain yang dimiliki oleh Regent Binta- kan” tentu didasarkan pada ideolo- dalam tataran pemerintahan de- rang mampu mengendalikan pe- gi yang dianut atau oleh sikap dan ngan perbedaan penekanan. Yang rasaan ketrika menghadapi sikap pandangan hidup. jelas kedua sastra drama ini ber- aneh dari Raden Ajeng Karina Pemikiran ideologis dalam KA beda dengan sastra drama yang Adinda. Sementara itu, Regent dapat dikaitkan dengan kelompk ditrulis oleh pengarang Melayu Wiriosari tidak dapat mengendali- politik yang menguasaim sebuah Tionghoa adalah dunia birokrasi kan perasaan malunya karena pemerintahan yang dalam hal ini pemerintahan. Kedua sastra dra- telah gagal mendidik putrinya sen- adalah kaum politikus yang ber- ma itu mengungkapkan ihwal diri untuk mengamalkan tata orientasi pada faham demokrasi mental korup yang diperlihatkan kesopanan orang Jawa sebagai liberal. Dapat dikatakan bahwa KA oleh pemegang kuasa. Hanya akibat pendidikan Belanda. menunjukkan keterkaitan dengan dalam Raden Bei Surio Retno pe- sebuah faham politik yang diken- megang kuasa yang korup masih Ideologi di Belakang Karina dalikan oleh sebuah keyakinan memiliki nurani yang kuat untuk Adinda ideologis yang menghendaki pe- memelihara pemerintahan yang Holman dan William Harmon muliaan terhadap nilai kemanusia- bersih sehingga ia membunuh diri- (1992: 239) menyebut ideologi an. Dapat dipastikan bahwa mun- nya di akhir lakon. KA meng- sebagai makna komprehensif yang culnya pemikiran yang menghasil- ungkapkan ihwal sudah kuatnya mencakupi generalisasi pikiran, kan politik etis dalam fase penja- mental korup penyelenggara filsafat, dan preposiusi budaya baik jahan baru dalam praktik pemerin- kekuasaan, seperti yang diperlihat- formal maupun informal. Secara tahan kolonialisme Belanda. Dapat kan oleh Regent Wiriosari dan sederhana dapat dikatakan bahwa disebutkan bahwa kecenderungan sampai akhir lakon ia tetap me- ideologi itu terkait dengan bagai- ideologis yang diperlihatkan pe- nantang dan meradang di dalam mana seseorang memandang per- ngarang KA adalah kecenderung- kekalahannya. soalan yang diungkapkan dalam an yang tampaknya melandasi Ihwal ideologi dapat juga di- karangannya dan pilihan persoalan penulisan novel Max Havelaar oleh kaitkan dengan pilihan persoalan.

20 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Pengarang yang berorientasi pasar dan bahasa sastra pop cenderung sitas pembelaannya jauh di bawah akan memilih persoalan yang berorientasi pasar. Namun, dalam Max Havelaar. Dalam KA diung- menjadi kesenangan pasar dan pandangan yang lebih kompre- kapkan ihwal korban banjir di dengan itu ideologi dan pandangan hensif ukuran kebahasaan bukan- wilayah yang berada di bawah hidupnya dapat dirumuskan bah- lah sesuatu yang mutlak menentu- kekuasaan Regent Wiriosari, yakni wa pengarang seperti itu adalah kan, apalagi, misalnya, kalau peni- yang berdekatan dengan Kali pengarang yang semata-mata laian semata-mata didasarkan Brantas. KA hanya mengungkap- mengejar keuntungan yang oerang pada persyaratan formal kebahasa- kan kejadian tanpa narasi yang menganggapnya sebagai tidak an sebab bahasa dalam sastra ada- lebih leluasa untuk diberi tafsir berideologi, ideologinya itu adalah lah alat atau sarana. Memang, bahwa KA mengandung pembela- ideologi pasar. Pengarang yang bahasa dalam sastra bukan sema- an terhadap nasib rakyat kecil. memilih persoalan kebobrokan ta-mata sarana melainkan juga ba- Kompleksitas permasalahan birokrat atau penyelenggaraan han sekaligus. Dengan demikian, yang terkandung dalam KA seba- pemerintah yang tidak mengin- pemutlakan persyaratan atas ba- gaimana disinggung di atas mem- dahkan kesejahteraan rakyat ten- hasa dalam menentukan nilai atau bawa kita pada pemahaman atas tulah memiki ideologi yang selaras mutu kesastraan dapat melenceng ideologi di belakang sastra drama dengan kemuliaan adab kemanu- sehingga mengaburkan hakikat tersebut. Kompleksitas permasa- siaan. Jadi, dengan mempertim- kesastraan sebagai karya kreatif. lahan itu mencakupi perbenturan bangkan persoalan yang dikemu- Kita tidak perlu mengulangi kesa- sikap anak dan orang tua dalam kakan, kita dapat berasumsi bah- lahan Balai Pustaka sebelum pe- hal cinta, kejujuran, nilai-nilai wa kecenderungan pengarang itu rang yang sebagian di antaranya kemanusiaan, dan nilai budaya berorientasi ideologis. terlampau memutlakan ukuran leluhur, serta mentalitas korup KA sebagaimana disinggung kebahasaan selain tentu saja per- dalam memanfaatkan jabatan di atas, tergolong karya yang me- timbangan politik. Faruk (2001: yang menyengsarakan rakyat dan ngandung berbagai persoalan. 170) pernah mempersoalkan ini menginjak-injak nilai kemanusian. Cinta dalam konteks KA bersang- dengan menegaskan adanya pan- Bagaimana, misalnya, Regent kut-paut dengan persoalan politik dangan orientalis yang bekerja di Wiriosari menjanjikan pemberian dan sosial budaya. Pandangan seki- Balai Pustaka yang memandang ganti rugi bagi rakyat kecil yang las boleh jadi hanya akan menem- karya yang terbit di luar Balai Pus- kebun sayurnya dirusak ternak patkan cinta itu sebagai masalah taka sebagai bacaan liar. Dising- piaraan sang Regent. Beberapa utama. Namun, dalam tilikan lebih gung juga ihwal konsep Balai Pus- lama dua orang petani yang me- tajam cinta itu diperbenturkan taka yang memutlakkan pemakai- minta ganti rugi yang menghadap dengan persoalan lain yang lebih an bahasa Melayu Tinggi untuk kepadanya sekedar mendapatkan kompleks berhubungan dengan disebut sebagai sastra Indonesia perpanjangan janji semata-mata kelayakan hidup yang lebih ber- sebagai sastra pelanjut tradisi disertai caci maki yang dilontarkan adab. Dengan membuat kajian sastra istana Johor Riau. oleh pegawai sang regeht (KA: 54, atas ideologi di belakang KA, kita Sebagaimana dikemukakan di 55, 56). Selain itu, pengelolaan dapat menempatkan karya itu se- atas, KA dapat disebut menyuara- tanah dan penguasaan atasnya oleh bagai sastra drama yang memiliki kan pula kelompok pembela rak- pengusaha perkebunan tebu, nilai yang istimewa. Mungkin dari yat tertindas sebagaimana Max misalnya, telah menimbulkan segi bahasa yang dipakainya, karya Havelaar. Pernyataan ini harus masalah terganggunya keseimba- itu akan disebut sebagai sastra pop segera ditambahkan bahwa inten- ngan lingkungan sehingga ketika

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 21 musim hujan tiba luapan banjir pandangan antara orang tua dan Idealisme lawan Kali Brantas merusak tanaman anak, kelompok tua dan kelompok Kebrobrokan Mental padi milik rakyat untuk menyela- muda. Cinta itu dipandang dari Birokrat matkan tanaman tebu milik pe- sudut anak dan orang tua dengan Esensinya karya sastra adalah ngusaha Belanda atas restu Re- sikap dan pikiran yang berbeda permainan gagasan, termasuk di gent. Kontroleur Rennenberg mati dikaitkan dengan kepentingan dalamnya sastra drama. Tokoh- karena mau menyelamatkan sa- masing-masing yang seringkali tokoh merupakan wujud pikiran wah petani ketika petugas irigasi juga berbeda, bahkan berseberang- sebagai konkretisasi gagasan ab- yang telah disogok pengusaha gula an. Cinta dalam pandangan orang strak atau beberapa pikiran yang untuk membuka pintu air yang tua biasanya berorientasi pada pe- ditawarkan sebagai kepada sang mengalir ke sawah bukan ke ngukuhan status dan penyelamat- pembaca. Dengan demikian, mem- kebun tebu. Kematian Rennenberg an keturunan dan kadang harta baca teks drama hakikatnya mem- juga terkait dengan rivalitas anta- benda. Sementara itu, dari sudut baca pertarungan antargagasan, ra Regent Wiriosari dan Rennen- anak, cinta itu berorientasi pada antarpikiran yang dibingkai oleh berg. Dalam pandangan Regent pertimbangan perasaan semata- tema tertentu dengan tujuan ter- Wiriosari, Rennenberg harus di- mata untuk memenuhi hasrat hati tentu pula, dan lebih jauh lagi ideo- lenyapkan karena mengancam tanpa pertimbangan lain kalau logi tertentu sebagaimana diurai- kelanggengan kekuasaannya dan perasaan cinta sudah saling ber- kan di atas. juga karena kehendak memutus- taut. Ini menjadi pemikiran Melalui karya kreatifnya, pe- kan percintaan putrinya dengan umum yang terungkap dalam ngarang melakukan semacam mo- pemuda Belanda itu. sastra termasuk sastra drama. bilisasi pikiran, gagasan, tangga- Atas dasar paparan itu, ada dua Di balik itu semua, tentulah pan untuk mewujudkan tema yang hal yang dapat dikemukakan. pemikiran pengarang menjadi dipihnya. Pikiran-pikiran itu di- Pertama, konflik ideologis antara dasar karya yang diciptakannya. arahkan pada satu tema digerak- Rennenberg dan Regent Wiriosari Oleh karena itu, penting juga kan oleh tokoh sehingga ada kesan dalam pengelolaan pemerintahan: memperhatikan ideologi penga- pula mobilisasi tokoh. Di balik kekuasaan untuk kemanusiaan rang yang melahirkan karya sastra mobilisasi tokoh itu berlangsung dan kesejahtraan umum dan ke- itu. Sebagai seorang indo-Belanda, mobilisasi pikiran dengan tokoh kuasaan untuk kepentingan priba- Victor Ido, pengarang Karina sebagai pewujudanya agar “terli- di dan penumpukan kekayaan Adinda, tentulah memiliki ideologi hat”, lebih terbaca, bahkan juga pribadi. Ihwal ini dapat dikaitkan yang selaras dengan statusnya terdengar. Konflik antartokoh dengan apa yang dikemukakan sebagai seorang indo-Belanda yang tidak terlepas dari hasrat penga- Multatuli dalam Max Havelaar. memiliki status sosial yang lebih rang untuk memobilisasi berbagai Dapat dikatakan bahwa Rennen- baik jika dibandingkan dengan pikiran yang hakikatnya menuju berg membawa suara kaum liberal pengarang bumiputra ataupun satu pesan sehingga terkemas demokrat yang berorientasi pada pengarang Tionghoa peranakan. dengan baik yang ujungnya dapat kemanusiaan, sedangkan Regent Dengan demikian, pikiran yang diikuti dan dinikmati pembaca. Wiriosari dan pengusaha Belanda terungkap berbeda dengan pikir- Dalam konteks Karina Adinda, berorientasi pada kepentingan an pengarang pribumi meskipun Karina, Regent Wiriosari, Rennen- pemodal dengan investasinya. dalam dirinya mengalir darah pri- berg, Raden Ayu, Boesono, Koe- Dalam persoalan cinta, KA bumi yang setidaknya akan mem- soemo, Regent Bintarang dan mengemukakan ihwal perbedaan bedakannya dengan Belanda totok. putranya adalah wujud konkret

22 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 manusiawi yang masing-masing yang suka bersenang-senang dan untuk pamer kemewahan juga membawa “beban” pikiran penga- kurang pintar. untuk menujukkan diri sebagai rang. Nama-nama itu rekaan yang Munculnya pemuda idealis bagian dari tradisi Belanda pe- mewujudkan tokoh rekaan. Kajian yang berasal dari kubu penjajah nguasa. Selain itu, Regent Wirio- ini dipumpunkan pada dua tokoh tidak dapat dilepaskan dari ideo- sari digambarkan sebagai orang untuk menunjukkan adanya per- logi pengarang yang memang yang kurang jujur dalam me- gumulan dua gagasan dan sikap seorang Victor Ido. Pemihakannya ngumpulkan kekayaan melalui yang diperlawankan, yakni Re- pada pemuda Belanda sebagai kerja samanya dengan penguasa nnenberg dan Regent Wiriosari. pemuda idealis boleh jadi ada kai- Belanda yang mengolah perke- KA menampilkan dua jabatan tannya dengan statusnya sebagai bunan tebu. Regent Wiriosari juga dalam system pemerintahan yang pengarang Belanda dan pemilihan digambarkan sebagai pejabat tampaknya merupakan sebuah bahasanya sekaligus, yakni bahasa yang mabuk kekuasaan dan upaya- strategi untuk mewujudkan pe- Belanda. Yang lebih utama lagi nya menyingkirkan Rennenberg merintahan yang bersih dan ber- adalah keterkaitan dengan suara merupakan wujud gila jabatan itu. wibawa. Namun, di dalam praktik- kaum liberal Belanda yang cende- Ia tidak berpihak kepada rakyat- nya kedua jabatan itu tidak sela- rung pada kemanusiaan. Rennen- nya sendiri walaupun berpura-pura manya bersinergi dengan baik se- berg ditampilkan sebagai pemuda seperti memperhatikan nasib hingga yang muncul ke permuka- idealis Belanda yang menjalin hu- rakyat kecil itu. Kedua anaknya an adalah persaingan untuk men- bungan khusus dengan Karina dikirim ke sekolah Belanda untuk cari peluang memperoleh penga- Adinda dan gadis Jawa itu lebih mengikuti trend zaman dan meng- kuan dari khalayak di satu sisi dan memilihnya untuk menjadi pasa- hasilkan anak-anak yang lepas akar pengakuan dari pemberi kuasa di ngan hidupnya. Di akhir lakon dari budaya leluhurnya. sisi yang lain. Dengan demikian, Karina memilih bunuh diri mengi- Penampilan tokoh yang hitam terjadilah pertarungan yang kuti kekasih. putih itu tidak dapat dilepaskan ujung-ujungnya mengorbankan Apa yang menjadi isu yang dari pesan untuk memenangi rakyat kecil. Dalam konteks KA, dilontarkan oleh Multatuli bahwa Belanda di atas pejabat pribumi. birokrat yang bumi putra berposisi seringkali penguasa bumi putra Mengapa pejabat pribumi tidak sebagai penindas rakyat kecil yang didikan Belanda lebih bersifat berpihak pada rakyatnya sedang- tak segan-segan berkolaborasi Belanda daripada orang Belanda kan pemuda idealis Belanda justru dengan pengusaha pemilik modal itu sendiri tampaknya melandasi yang membela rakyat itu ada kait- yang nota bene adalah orang penampilan tokoh Regent Wirio- annya dengan ideologi pengarang. Belanda. Sementara itu, pengontrol sari. Regent Wiriosari digambar- Hal demikian ini dapat dpahami kuasanya adalah seorang kulit kan sebagai manusia terbelah. Di mengingat sastra drama ini semu- putih yang tergolong muda yang satu sisi dia memiliki keterikatan la diperuntukkan bagi khalayak memiliki idealisme membela pada budaya Jawa yang melahir- pembaca dan penonton pertunjuk- rakyat bumi putra yang seringkali kannya, tetapi di sisi lain dia juga an yang menguasai bahasa Belan- menjadi korban penguasa dan mengikuti tata cara penguasa da. Pesan di balik itu semua adalah pengusaha yang mempekerjakan- Belanda dengan pola hidupnya. bahwa penjajahan Belanda model nya. Belandanya itu daripada me- Digambarkan bagaimana ketika baru dengan politik etisnya mem- nerima lamaran Raden Mas Karto menyambut calon besannya, dia berikan berkah kepada anak jajah- Soendjono, putra Regent Bintarang menyajikan minuman anggur an. Mungkin simpulan ini berbau yang diceritakan sebagai pemuda berkualitas tinggi yang disamping ideologis pula. Apa boleh buat,

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 23 identifikasi tekstual mendukung- kaan yang bermain atau berlakon gent yang kelak akan menjadi nya. Bandingkan, misalnya dengan dalam dunia rekaan sastra drama, regent pula. Namun, ternyata cinta Pangeran Kornel karangan Rd. bahkan untuk mengenal lebih ja- Karina tak terkendalikan dan Memed Sastrahadiprawira yang uh unsur struktur ini, kepada kita putrinya itu memilih bunuh diri menampilkan Regent Sumedang, sering dicontohkan ironi dalam setelah mengetahui bahwa keka- Raden Adipati Kusumjanagara, tragedi Yunani terkenal Oedipus sihnya dibunuh atas perintah yang berani menerima kedatang- Rex karangan Sophokles sebagai ayahnya dan terbawa arus Kali an Gubernur Jendral Daendels de- ironi tragis yang dialami oleh Brantas. Regent Wiriosari mengha- ngan salam tangan kiri, sedangkan Oedipus. Tokoh utama drama tra- dapi kenyataan yang menimbul- tangan kanannya memegang hulu gedi itu mencari sumber bencana kan situasi ironi. Alih-alih dapat keris (Rosidi, ed.: 487). Jadi, bukan- Negara sebagai akibat perbuatan kedudukan dan kekayaan mantap lah hal aneh kalau faktor penga- dosa besar seseorang yang telah mungkin ia harus menghadapi rang menentukan pikiran, gagas- membunuh bapak dan mengawini tuduhan sebagai aktor intelektual an, dan juga ideologi yang diung- ibunya sendiri. Ternyata yang men- pembunuhan kontroleur Belanda. kapkannya. jadi sumber bencana itu adalah Putrinya menusukkan keris yang KA juga menampilkan dua dirinya sendiri yang telah melaku- terselip di pinggang ayahnya yang regent yang memiliki kepribadian kan perbuatan terkutuk itu. Di berdiri di depannya untuk me- berbeda: Regent Wiriosari dan akhir adegan kita menyaksikan nyambut utusan Regent Bintarang. Regent Bintarang. Regent Wirio- Oedipus menusukkan benda tajam Adalah di luar perhitungannya sari adalah tipikal birokrat yang ke matanya sampai mengalami kalau putrinya yang dikiranya kemaruk dengan kekayaan dan kebutaan. Apa yang diharapkan akan tunduk mengikuti perintah- kekuasaan, sedangkan Regent tidak sesuai dengan keinginan. nya tetapi ternyata tidak dan Bintarang tidak memperlihatkan Begitulah, makna ironi dramatik hanya berpura-pura tunduk. Lakon karakter yang seperti itu dan hanya secara sederhana dirumuskan. itu berakhir dramatis dengan ke- disebutkan sebagai bangsawan Dengan berdasar pada makna matian tragis Raden Ajeng Karina Jawa yang masih setia pada nilai ironi seperti itu, yakni tidak adanya Adinda. leluhurnya. Yang ditampilkan di- keselarasan antara yang diinginkan Dari sudut pandang Karina pentas lebih banyak dan dipan- yang telah diupayakan sedemikian Adinda, unsur ironi dramatik mun- dang sebagai pumpunan drama rupa dengan hasil yang diperoleh. cul ketika ia dalam kegilaannya adalah Regent Wiriosari dengan Ironi dalam KA ironi dramatik menyambut rombongan Raden karakter buruknya. yang muncul pada adegan akhir Mas Karto Sudjono putra Regent sastra drama itu. Ironi dramatik Bintarang dengan sikap dan kata- Unsur Ironi yang terkandung dalam sastra kata yang menunjukkan kegembi- Dalam pengelompokan lapis drama ini adalah situasi paradoks raan (KA: 170). Dalam kegilaannya struktur cerita rekaan, Stanton yang dialami para tokoh rekaan Karina mengangap bahwa lelaki (1967) menempatkan ironi sebagai Regent Wiriosari. Dia merancang yang datang bersama rombongan- sarana literer setara dengan gaya, pembunuhan Rennenberg dengan nya dari Bintarang itu Rennenberg, pusat kisahan, dan simbolisme menyuruh Boesono agar anaknya bahwa Rennenberg itu kembali hi- yang membangun cerita rekaan dapat dijodohkan dengan putra dup. Ia memperlakukannya seo- dalam pengertian ironi verbal dan Regent Bintarang sehingga dia lah-oleh Raden Mas Karto Sudjono ironi dramatik. Ironi itu sendiri dapat meambah kekayaannya itu Rennenberg. Di sini situasi dra- terkait juga dengan nasib tokoh re- dengan bermenantukan anak re- matik menjadi bagian ironi pila

24 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 yang membikin penonton belas. (Semoea orang djadi ripoe, tapi arahan sutradara Arthur S. Nalan; Karina keluar dari panggung me- itoe kaoem-oetoesan tinggal ber- setelah sebelumnya di tahun 1993 lakoe pantes sbrapa boleh. Tiada metik bunga putih untuk merias Studiklub Teater Bandung (STB) riboet) (KA: 171). rambutnya dengan bunga itu. mementaskannya di Gedung Ke- Orang-orang menghadapi situasi Begitulah, sastra drama itu senian Jakarta (tempat Karina Adinda dipentaskan Victor Ido) yang menyedihkan bagaimana berakhir dalam situasi yang ironis. dengan sutradara Sujatna Anirun. seorang yang ingatannya tergang- Kejujuran dan idealisme Rennen- gu berkata-kata kepada orang berg untuk membela rakyat kecil Nama Victor Ido sebagai sandi- yang sudah mati yang dianggap- dikalahkan. Keculasan, kesewe- asma van de Wal masih akan dike- nya hoidup lagi. nang-wenangan, dan kesombongan nang berkat, antara lain, KA sejajar Apa yang muncul dal;am pikir- Regent Wiriosari dikalahkan. Ke- dengan sastra drama pada periode an Raden Mas Karto Sudjono? bangsawanan dan keyakinan diri yang sama dari F. Wiggers Raden Mungkin ia juga terkejut karena Raden Mas Karto Soedjono untuk Bei Surio Retno. ternyata calon istrinya yang di memperistri Karina dikalahkan.. Aktualitas KA tetap terasa angan-angan sekian lama berubah Keluguan, kemurnian, dan cinta hingga kini terutama dikaitkan menjadi perempuan gila. Apa kasih Karina dikalahkan. Kekalah- dengan wacana penyelenggaraan yang diangankan Raden Mas itu an yang mutlak adalah apa yang pemerintahan yang bersih dan tidak sesuai dengan impiannya dialami oleh Regent Wiriosari berwibawa di tengah budaya asal sekarang. Penonton juga mungkin yang dalam kekalahannya tetap bapa senang. Kegarangan Regent menghadapi situasi dramatik yang menyatakan, Wiriosari untuk menunjukkan ke- ironis itu menjelang kematian kuasaannya tidak berhenti sampai Karina. Dapat dikatakan bahwa di “O, riboean kali terkutuk rochnja lelakon itu sendiri yang mengakhi- sini situasi ironi terbentuk dengan Rennenberg!” yang ditimpal oleh ri. Dia berteriak-teriak terus me- anaknya sendiri Koesoemo de- baik. Untuk jelasnya perhatikan ngutuksumpahi Rennenberg yang ngen sindirin yang soerem, “Yang kutipan berikut. telah menyesatkan pikiran putri ternyata ada paling berkuasa!” tercintanya: Karina Adinda.

“Karina soedah sedia aken menika Jadi, dengan kematiannya Re- Rawamangoen 2009 (menoendjoek ka djalan besar, nnenberg “mengalahkan” Regent berkata pada ajahnya): Romo!— Wiriosari. Ini juga sebuah ironi. Liat, “toe pa, Karina poenja pe- Kepustakaan nganten lelaki dateng, orang jang Holman, C. Hugh and William moelia, paling tjakep, paling Catatan Akhir Harmon.1992. A Handbook to poeti dari semua orang!.... O, Literature Sixth Edition. New KA sebagai sastra drama telah York: Macmillan Publishing begimana hatinja Karina memoe- melampaui tiga bahkan empat Company koel!... (dengan tjepet ia tjabut kris Faruk H.T. 2001. Beyond Imagination: ajahnja yang ada tertentjep di zaman. Naskahnya masih ada yang Sastra Mutakhir dan Ideologi. dalem band pinggang, dan tikem membacanya dan beberapa peneli- Yogyakarta: Gama Media itoe di djoeroesan hatinja, sembari tian atasnya telah pula dilakukan, Ricklefs, M.C.2005. Sejarah Indonesia berseroe): Karina dateng memboe- seperti di Australia dan di Ameri- Modern 1200—2004. Jakarta: roe padamoe… O, slamat bertemu ka Serikat. Mahasiswa STSI Ban- Serambi kombali dengen kekal dan beroen- dung masih dalam tahun 2009 te- Rosidi, dkk. Ed. 2000. Ensiklopedi toeng!— (Ia roeboe, Koesoemo Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya keboeroe sanggap dia): Ah!.... lah mementaskannya di bawah

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 25 TELAAH Imbas Karya Hashim Yassin Sebuah Ulasan

ABDUL ROHIM

1. Pengantar Hashim Yassin merupakan salah seorang aktivis teater Malaysia. Beliau dilahirkan pada 1947 dan meninggal pada 2 Oktober 1991. Hashim merupakan aktivis teater yang aktif dengan menghasilkan banyak karya- karya teater sekitar tahun 1960 sampai akhir hayatnya pada tahun 1991. Hashim terkenal sebagai pengarah dan penulis yang kreatif kerana banyak menciptakan teater yang menggunakan teknik penataan cahaya. Saat itu Hashim didaulat sebagai penata cahaya terbaik. Hashim terlibat dan menekuni dunia teater bermula saat ia masih tinggal di kampung beliau, Sayong Lembah, Kuala Kangsar, Perak. Hashim melibatkan diri dalam pementasan teater di kampung beliau ketika usia beliau belasan tahun. Pada usia semuda itu beliau mulai belajar menulis skrip pementasan drama dan belajar seni pementasan dari seorang kenalan lama beliau yaitu Cikgu Md. Sani. Dua penghargaan yang pernah di raihnya adalah Sasau dan Hadiah Sastera Malaysia pada tahun 1983 lewat karya dramanya Imbas.

26 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Pada kesempatan ini, penulis Drama yang termasuk dalam unsur intrinsik inilah yang mem- akan mengkaji atau menganalisis karya sastra adalah naskah cerita- buat sebuah drama berwujud. sebuah drama karya Hashim nya. Sebagai karya sastra, drama Atau sebaliknya, jika dilihat dari Yassin tersebut yang diterbitkan memiliki keunikan tersendiri. Ia sudut kita pembaca, unsur-unsur oleh Dewan Bahasa Pustaka (DBP) diciptakan tidak untuk dibaca saja, cerita inilah yang akan dijumpai Malaysia. Awalnya penulis meng- namun juga harus memiliki ke- jika kita membaca sebuah naskah alami dua kesusahan dalam meng- mungkinan untuk dipentaskan. drama (Nurgiyantoro, 2002:39). apresiasi melalui pembacaan kar- Drama sebagai karya sastra dapat Unsur yang dimaksud sebagian ya ini, pertama karena gaya dan berupa rekaman dari perjalanan saja, misalnya: judul, tema, plot bahasa yang terdapat dalam dra- hidup pengarang yang mencipta- atau alur, tokoh cerita dan perwata- ma ini betul-betul dialek Melayu kannya. Pengarang dapat diilhami kan, dialog, konflik, dan latar. Malaysia, banyak kosa kata yang pengarang lain, disamping masya- penulis tidak pahami. Kesusahan rakat, lingkungan, dan alam seki- 2.2 Unsur Ekstrinsik kedua adalah belum pernah meli- tar. Karya drama merupakan tem- hat pementasan drama ini baik pat kita masuk ke dalam penyatu- Menurut Sulastriningsih (2004: langsung ataupun tidak langsung, an secara spiritual dan humanistik 52), unsur ekstrinsik karya sastra karena drama berbeda dengan dengan pikiran dan kepercayaan adalah hal-hal yang berada di luar karya sastra lainnya, prosa atau pengarang seperti yang diungkap struktur karya sastra, namun amat puisi. Drama adalah karya yang Waluyo (2001: 76). mempengaruhi karya sastra terse- but. Misalnya faktor-faktor sosial dipentaskan, watak atau karakter Oleh karena itu, untuk mema- politik saat karya tersebut dicipta- tokoh drama terlihat jelas ketika hami suatu naskah drama sese- kan, faktor ekonomi, faktor latar ia berada di atas panggung, berbe- orang harus mengetahui unsur- belakang kehidupan pengarang, da dengan prosa, tokoh hanya cu- unsur intrinsik adan ekstrinsik dan sebagainya. Mengutip pernya- kup dideskripsikan saja. Walaupun naskah drama. Dalam tulisan ini taan Wellek dan Warren, Sulastri- demikian, akhirnya penulis dapat penulis mengambil naskah drama ningsih menjelaskan pengkajian meraba-raba makna bahasa dan berjudul “Imbas” karya Hashim terhadap unsur ekstrinsik karya tema drama Imbas melalui pem- Yassin sebagai bahan kajian yang sastra mencakup empat hal. Salah bacaan yang berulang-ulang dan meliputi perihal unsur-unsur satunya adalah mengkaji hubung- konsultasi ke kamus Melayu intrinsik dan ekstrinsik naskah an sastra dengan aspek-aspek poli- online. tersebut. tik, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Bahwa situasi sosial 2.2.2. Landasan Teori 2.1 Unsur Intrinsik politik ataupun realita budaya ter- Drama tergolong jenis karya Unsur intrinsik adalah unsur- tentu akan sangat berpengaruh sastra disamping puisi dan prosa. unsur yang membangun karya terhadap karya sastra tersebut. Karya drama diciptakan penga- sastra itu sendiri. Unsur-unsur ini- rang berdasarkan pikiran atau lah yang secara faktual akan dijum- 3. Pembahasan imajinasi, perasaan dan pengalam- pai jika orang membaca karya sas- an hidupnya. Drama sebagai karya tra. Unsur intrinsik sebuah drama 3.13.13.1 Sinopsis sastra merupakan objek yang teri- adalah unsur-unsur yang secara Drama berjudul Imbas karya kat pada pengarang, realitas, dan langsung turut serta membangun Hashim Yassin ini bertemakan na- penikmat. cerita. Kepaduan antar berbagai sionalisme warga pribumi meno-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 27 lak bentuk kolonialisme dalam per- gai kejutan hari itu. Raffles me- Episode keempat Raffles mem- luasan wilayah walaupun dengan nyuruh Abdullah untuk memakan- persilahkan Majistret untuk mem- dalih sementara. Drama ini berla- nya nanti siang bersma Majistret. bacakan dan mengambil keputus- tar kantor perwakilan British di Selang beberapa lama Majistret an tentang persengketaan jual beli negeri Melaka dalam kurun waktu datang menghadap Raffles mem- tanah ini. Selama membacakan ke- tahun 1800 Masehi. Cerita episode beri tahukan adanya masalah yang putusan, Abdullah Munsyi banyak pertama diawali dengan prolog, perlu segera diambil keputusan menyela dengan tujuan memper- yaitu sengketa pembelian tanah jelas point yang tidak jelas jangan Jam menunjukkan pukul 12.00 yang akan dijadikan sebagai mar- sampai merugikan pemilik tanah. malam. ABDULLAH MUNSYI Ketika keputusan akhir akan diba- sedang mengarang di mejanya, kas tempat berlatih tentara kom- cakan, tiba-tiba pangkah terputus (sudut kanan pejabat), manakala peni dalam menyerang Batavia. seorang tukang tarik pangkah Ada tarik ulur antara pembeli de- dari talinya dan jatuh menimpa (MAMAK KUMBANG) sedang ngan pihak pemilik yang menolak semua yang hadir kecuali Mamak menjalankan tugasnya, member tanahnya dijual kepada British. Kumbang. Jatuhnya pangkah ini angin di pejabat itu, (sudut depan otomatis membuat kaget Raffles Episode ketiga dimulai dengan kiri pentas). Kemudian terjadi per- dan mengakibatkan gagalnya cakapan antara Abdullah Munsyi prolog, keputusan pembelian tanah yang dan Mamak Kumbang mengenai kebiasan dan prilaku-prilaku telah direncanakan itu. Gagalnya (Mereka beredar dari pejabat. Raffles salah satunya menyukai perjanjian ini dikarenakan Imbas, ABDULLAH MUNSYI rasa la- bu-ah durian. Sebelum mereka bermakna adanya gerakan atau pang dan berjalan di sekeliling bi- tidur terdengar bunyi telfon dari lik. MAMAK KUMBANG berhen- aliran udara yang ditimbulkan Raffles yang menyuruh Abdullah ti bekerja dan LEMAN berehat. oleh gerakan kipas dan benda Munsyi menanyakan maksud ke- Dari luar, terdengar suara orang bergerak. datangan Majistret menemuinya bertikam lidah. LEMAN tergesa- esok hari. gesa ke pintu masuk. Muncul 3.2 Judul Episode kedua berisi suasana sepasang suami istri sedang bergaduh). pagi hari di kantor Raffles. Terjadi Drama ini diberi judul oleh kesibukkan luar biasa di pagi itu pengarang dengan kata “Imbas”. menjelang kedatangan Raffles ke Keributan yang terjadi di luar Sebab seperti yang dijelaskan kantor, sampai-sampai di antara kantor Raffles terjadi antara Jidun Sugiarta dalam Hartoko (1986), ju- para pegawai karena kikuknya dan Timah. Jidun sebagai suami dul pada karya fiksi bersifat mana- terjadi salah paham dalam tugas bersikukuh hendak menjual tanah suka, dapat diambil dari nama sa- dan kewajiban masing-masing kepada Cang, sementara Timah lah satu tempat atau tokoh dalam stafnya. Hal ini membuat Raffles menolak menjualnya karena tanah cerita, atau yang lainnya dengan marah dan menyuruh stafnya be- tersebut miliknya secara sah dan syarat sebaiknya melambangkan kerja seperti semula. Raffles me- sebagai warisan leluhurnya yang isi cerita untuk menarik perhatian. manggil Abdullah Munsyi mena- harus dijaga untuk kepentingan Kata ‘’Imbas” (http://artikata.com/ nyakan bau menyengat di kantor- keturunannya kelak. Mereka ber- arti-330502-imbas.html) adalah nya. Ia menjelaskan bahwa sema- dua bermaksud menghadap sebuah gerakan atau aliran udara lam Majistret memberikannya Raffles dan Majistret untuk segera yang ditimbulkan oleh gerakan durian dari negeri Hulu dan akan diambil keputusan tentang perse- kipas, benda bergerak, dsb. Kata ia diberikan kepada Raffles seba- lisihan jual beli tanah ini. ini menunjukkan tentang adanya

28 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 kesesuaian judul dengan tema JIDUN (marah berapi): Timah! Bercakap ikut sedap rasa saja. utama, serta objek yang dikemuka- Awak jangan pandai-memandai Fikirlah habis-habis. hal ini. Ini kerja orang laki-laki...... kan dalam drama keseluruhan. Aku kata berhenti..... berhenti TIMAH (berang): Oii.... dah me- Kata ‘Imbas” dapat diartikan seba- Timah. lampau ni. Kalau awak sudah buat gai akibat yang ditimbulkan dari janji sama dia boleh juallah ya? sebuah gerakan benda sehingga Awak sudah lupakan, saya juga TIMAH: Awak tu bertuankan naf- ada hak itu tanah. Itu tanah mo- pembacaan dan penanda tanganan su. Nafsu awak meluap-luap, ber- yang saya punya. (Henti). Dia perjanjian jual beli tanah antara cita besar, hidup mahu senang, tidak ada kaitan, (kepada Jidun). pihak kompeni yang direpresenta- tapi otak kosong. Dia orang datang. Sila buka buku sikan tokoh Cang dan Timah seba- besar. Sila buka geran. gai tokoh pribumi batal dilaksa- JIDUN: Eh....budak ni, dah me- (Imbas, 13 dan 14) nakan. lampau sangat. Ingat Timah, aku ni laki awak. Di tangan aku ada tangkai azimat yang boleh me- Dari banyaknya dialog antara 3.3 Tema mutus dan menyambungkan. Timah dengan Jidun di atas, kita Aku ni laki awak! Sekali aku dapat menyimpulkan bahwa Setiap karya sastra tentu me- lesing, bertabur gigi tu baru kau Timah ingin mempertahankan ngandung tema. Tema menjadi tahu. tanah peninggalan leluhurnya dasar pengembangan cerita dan (Imbas, 11) supaya tidak dijual kepada Cang, merupakan makna keseluruhan sementara Jidun sebaliknya meng- yang tidak disampaikan langsung, ...... hendaki tanah itu dijual karena namun secara implisit. Selain itu, tidak produktif berupa semak tema mengikat pengembangan JIDUN : Saya ada tanah kampung yang saya duduk tu. Saya berca- belukar. Dengan demikian tema cerita atau sebaliknya (Nurgiyan- danglah menjualkan tanah itu. mayor drama ini adalah seorang toro, 1995:121). Kebetulan, ada pula kawan saya istri yang gigih mempertahankan Berikut dikemukakan analisis yang ingin membelinya. Segala hak kepemilikan tanah leluhurnya kajian tema, baik tema mayor perjanjian telah dibuat. Cuma tidak berpindah ke pihak lain, ten- ataupun tema minor pada naskah hendak menetapkan hari sahaja, untuk mengecap jari di kertas tu ia memperjuangkannya dengan drama”Imbas”. Tema mayor drama jual beli. Ya...lah, di sinilah, berbagai cara walaupun harus ber- ini diambil dari tokoh Timah yang pejabat encik ini. Jadi masalah- tengkar dengan suaminya. Dan mengalami konflik dengan Jidun. nya, istri saya ni berdegil, mena- tema minor drama ini ialah seo- han saya jangan jual. Saya bukan ……...... rang suami yang tidak mau beker- apa encik, saya mahu maju, ramai TIMAH (garang): Saya...... saya orang dah maju, syarat maju mes- ja keras menggarap tanah semak kena masuk sekarang juga. Saya ti ada wang. Lagipun tanah yang belukar, berpikir cepat cara menda- tak peduli siapa. Saya pun ada bersemak samun buat apa disim- patkan uang dengan menjual suara dalam kisah ini. Apa? Ingat pan, saya bukan rajin kerja me- saya orang perempuan tak tahu tanah tersebut. ngusaha tanah tu. Lebih baik am- kisah... tak ambil kisah. Saya pun bil duitnya. Hidup senang, tak orang juga. Jalan dua kaki juga. 3.4 Plot atau alur kacau orang pun. Apa saya takut? Saya di pihak Plot atau alur dalam drama yang benar. Saya nak jumpa Encik .... Abdullah, Tuan Raffles. Saya ma- dibagi dalam babak dan adegan. TIMAH: Tengoklah tu Encik hu bicara betul-betul, biar hakim Babak dan adegan inilah yang Dolah. Bercakap ikut nafsu saja. menentukan betul-betul. membedakan drama dengan karya

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 29 sastra lainnya. Drama ini berjalan berlaku adil sesuai dengan kapasi- Semua watak terkejut dan kaku maju. Dalam naskah drama Imbas tasnya sebagai abdi negara. Sikap- (statue) kecuali MAMAK KUM- BANG). ini tidak disebutkan jumlah babak, nya terlihat jelas tidak memihak (Imbas, 18 dan 19) hanya menyiratkan pergantian Raffles ketika hendak diadakan babak dengan prolog, namun jika pembacaan keputusan sengketa Dari uraian teks di atas selain dianalisis lebih dalam, seluruh tanah milik Timah. Abdullah Munsyi disebut sebagai kejadian berlangsung pada satu tokoh utama, ia juga merupakan tempat dan satu waktu. Sedangkan …… tokoh protagonis dilihat dari sisi adegan pada drama ini berlatar ABDULLAH MUNSYI: Syabas perjuangannya membela bangsa. ruang kerja Stamford Raffles. Tuan Raffles, Negara Komanwel nanti akan kenang jasa tuan Dan dari segi perwatakan Abdullah terhadap kami. (Henti). Dari apa Munsyi termasuk flat character yang kita dapat dengar, lihat dan 3.5 Tokokokoh Cerita dan karena tidak mengalami perubah- hayati. Suara-suara hati kecil se- Perwatakan an nasib hingga akhir kisah. Se- mua bangsa menangis, inginkan Tokoh cerita dan perwatakan belaian yang mesra. Mendukung dangkan tokoh Raffles merupakan merupakan unsur intrinsik yang cita-cita hendak mencapai perpa- tokoh antagonis karena menjadi sangat penting. Tokoh-tokoh yang duan yang lebih erat dalam kala- lawan idelogi Abdullah Munsyi berperan dalam drama ini adalah ngan seluruh masyarakatnya. Me- dalam cerita ini. Selanjutnya tokoh melihara satu cara hidup demo- Abdullah Munsyi sebagai sekreta- Mamak Kumbang, Leman, Majis- kratik. Mencipta satu masyarakat ris ‘tangan kanan’ Stamford Ra- tret, Timah, Jidun, dan Cang dika- yang adil, kemakmuran negara ffles, Mamak Kumbang sebagai tu- dapat dinikmati bersama secara takan sebagai tokoh pembantu. kang tarik pangkah, Leman seba- adil dan saksama. Menjamin satu Tokoh-tokoh ini dari segi perwatak- gai tukang sapu, Stamford Raffles cara yang liberal terhadap tradisi- an flat character. Tidak ada per- sebagai wakil British di Melaka tradisi kebudayaannya yang kaya ubahan nasib. yang mencakupi wilayah East In- dan berbagai-bagai corak. Mem- bina satu masyarakat progresif, dia, Majistret sebagai hakim kole- yang akan menggunakan...... 3.6 Teknik Dialogogog ga Stamford Raffles pelaksana (AB-DULLAH MUNSYI berjalan Dalam struktur lakon, dialog urusan teknis pihak British, Jidun menghadapi MAMAK KUM- dan Timah suami istri pemilik la- BANG) dapat ditinjau dari segi estetis dan han/tanah di kampung East India, MAMAK KUMBANG (menyam- segi teknis. Dari segi estetis, dialog dan Cang sebagai orang Cina pem- but): Sains dan teknologi, moden! merupakan faktor literer dan filo- STAMFORD RAFFLES beli tanah mitra Stamford Raffles. sofis yang mempengaruhi struktur (menjerit): Tuan Majistret, keindahan lakon. Dari segi teknis, Dalam drama “Imbas”. Ab- berikan keputusan sekarang! dialog biasanya diberi catatan pe- dullah Munsyi dapat disebut seba- (TUAN MAJISTRET mengeluar- ngucapan yang ditulis dalam tanda gai tokoh utama, hal ini terlihat kan surat keputusan kerajaan kurung. Dialog dapat melancarkan banyaknya keterkaitan dengan to- British). MAJISTRET: Dengan ini, Kam- cerita atau lakon. Dalam cerita ini, koh lain yang menguatkan tema pung East India di bawah arahan dialog antar tokoh lebih disoroti cerita, mulai awal hingga akhir Lord Minto menjatuhkan.... dari segi teknis. Meskipun ada adegan. Sebagai seorang yang be- juga sisi estetisnya, seperti pada kerja di kantor Stamford Raffles, (pada waktu yang sama, pangkah percakapan Abdullah Munsyi merupakan agen kolonial, ia tetap (kipas angin) terputus dari tali- dengan Stamford Raffles ketika tidak memihak British, sebaliknya nya. Jatuh menghempas pejabat.

30 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 akan membacakan keputusan. orang dengan masyarakatnya, Suara-suara hati kecil semua bangsa menangis, inginkan belai- Dalam drama ini juga terdapat atau dengan orang atau pihak lain an yang mesra. Mendukung cita- (Nurgiyantoro, 1995). prolog, yaitu cita hendak mencapai perpaduan Konflik dalam drama ini ada- yang lebih erat dalam kalangan (Jam menunjukkan pukul 12.00 lah konflik eksternal dan konflik seluruh masyarakatnya. Memeli- malam. ABDULLAH MUNSYI sosial —dalam hal ini keluarga— hara satu cara hidup demokratik. sedang mengarang di mejanya, yang terjadi antara Timah dengan Mencipta satu masyarakat yang adil, kemakmuran negaradapat (sudut kanan pejabat), manakala Jidun. seorang tukang tarik pangkah dinikmati bersama secara adil dan (MAMAK KUMBANG) sedang saksama. Menjamin satu cara menjalankan tugasnya, memberi …… yang liberal terhadap tradisi- tradisi kebudayaannya yang kaya angin di pejabat itu, (sudut depan TIMAH: Saya tak puas lagi. Saya dan berbagai-bagai corak. Mem- kiri pentas) mesti bela hak saya. Langkah bina satu masyarakat progresif, mayat saya dulu, baru awak jual yang akan menggunakan...... Dalam gelap: tanah itu. -Terdengar suara “bugle” dari kem JIDUN: Awak ni macam tak kompeni yang berdekatan. fahamlah, kita orang susah. Kita Dalam dua dialog di atas dapat -Kemudian terdengar suara dram perlu duit, dengan duit kita boleh dipahami bahwa konflik yang tentera. tinggikan cita-cita kita. dialami Timah sangat keras. Kalau Lampu “follow spot” (dari kecil sampai terjadi penjualan tanah hingga penuh bulatan): ...... Fokus ke arah bendera Union Jack kepada Cang oleh Jidun maka Terdengar irama lagu. Nursery ABDULLAH MUNSYI: Sudah hubungan suami istri akan ter- Rhymes British ‘Jack and Jill’ habis? (henti). Tabik tuan, saya putus, bahkan lebih dari itu Timah rasa tuan sudah puas dengan berani mati demi membela hak orang-orang ini bercakap. Apa 3.7 Konflik miliknya. Sementara konflik anta- pikiran tuan? Adakah keputusan ra Abdullah Munsyi dan Stamford Ada pendapat yang menyata- Tuan Majistret nak diteruskan Raffles bersifat ideologis. Raffles kan bahwa konflik dibagi menjadi lagi? bersikukuh bahwa kebijakan dari dua bagian, yaitu konflik eksternal, British harus tetap dilaksanakan meliputi manusia, dengan manu- STAMFORD RAFFLES (bertam- dalam kondisi apa pun. Sementara sia, masyarakat dengan alam seki- bah marah): Keputusan tetap ada. Abdullah Munsyi, walau jiwanya tarnya. Sedang konflik internal Ia mesti diteruskan. Tapi saya ada sikit mahu beritahu sama awak bekerja di British tetapi hati dan meliputi satu ide dengan ide yang semua. Kita, British mahu itu pikirannya selalu untuk keadilan yang lain. Atau yang terjadi dalam tempat sementara saja. Selepas itu dan kemakmuran warga pribumi. batin (Tarigan, 1984:134). Ada juga saya akan beri balik kepada siapa pendapat lain yang menyatakan yang berhak. Tapi kamu mesti bahwa konflik ada tiga macam, yai- hidup cara British. Kalau mahu 3.8 Latar tu konflik mental (batin), konflik kejar dunia. Latar pada drama ini adalah sosial, dan konflik fisik. Konflik sebuah kantor perwakilan British mental (batin) adalah konflik atau ABDULLAH MUNSYI: Syabas Tuan Raffles, Negara Komanwel di negeri Melaka dalam kurun pertentangan antara seseorang de- nanti akan kenang jasa tuan terha- waktu tahun 1800 Masehi. Latar ngan batin atau wataknya. Konflik dap kami. (Henti). Dari apa yang percakapan tokoh secara keseluru- sosial adalah konflik antara sese- kita dapat dengar, lihat dan hayati. han terjadi di ruang kerja dan ru-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 31 ang tamu Stamford Raffles. Beri- diketahui secara pasti latar bela- kukan serangan fisik, namun sebe- kut analisis latar secara umum kang pengarang. Namun dalam narnya adalah melalui perang pe- yang terdapat pada prolog. hal ini, lebih utama dibahas perma- mikiran. Dan penjajahan tersebut salahan yang diangkat pengarang telah ada sejak pemerintahan Ing- (Jam menunjukkan pukul 12.00 dalam drama tersebut. gris menduduki Melaka/Malaysia. malam. ABDULLAH MUNSYI Permasalahan yang diangkat sedang mengarang di mejanya, pengarang dalam drama ini adalah (sudut kanan pejabat), manakala 5. Simpulan seorang tukang tarik pangkah adanya perbedaan ideologi antara Simpulan yang dapat diambil (MAMAK KUMBANG) sedang Raffles dengan Abdullah Munsyi dari naskah drama “Imbas” ini menjalankan tugasnya, member dan antara Timah dengan Jidun. antara lain, angin di pejabat itu, (sudut depan Timah dengan kukuh berusaha kiri pentas). meyakinkan Jidun untuk tidak 1. untuk mengetahui dan menjual tanah ke kompeni. Se- mengapresiasi suatu karya sastra 4. Unsur Ekstrinsik mentara Jidun terkena pengaruh dibutuhkan pengetahuan serta Unsur ekstrinsik pada karya dan hasutan Cang berkeyakinan analisis mengenai unsur-unsur sastra sebenarnya merupakan dengan uang hidupnya akan ber- pembangun karya tersebut. Unsur wujud murni pesan yang ingin ubah tanpa harus bekerja. pembangun dalaman karya sastra tersebut disebut dengan unsur disampaikan pengarang pada Dari beberapa percakapan intrinsik. Dalam drama ini, unsur- pembaca. Untuk menganalisis yang telah diungkap di bagian atas unsur intrinsiknya adalah 1) judul; unsur ekstrinsik pada drama ini kita dapat mengetahui bahwa pe- 2) tema; 3) plot atau alur ; 4) tokoh dapat diguanakan metode sosiologi ngarang ingin menunjukkan ada- cerita dan perwatakan; 5) dialog; sastra. Metode ini berdasarkan nya sejarah pertentangan-perten- 6) konflik; dan 7) latar. prinsip bahwa kesustraan merupa- tangan yang dialami bangsa-bang- kan refleksi masyarakat pada sa di setiap negara, termasuk Ma- 2. sedangkan untuk mengeta- zaman karya sastra itu ditulis. laysia pada masa penjajahan. Per- hui makna keseluruhan karya Drama ini banyak bercerita tentangan tersebut, dicontohkan tersebut digunakan analisis unsur tentang kehidupan sosial-politik di pengarang, dialami Timah dengan luaran yang disebut unsur ekstrin- Malayisa dalam masa penjajahan Jidun. Timah dengan keyakinan sik. Unsur ekstrinsik yang diana- Inggris. Jika dilihat latar ceritanya, timur, dan Jidun dengan pemikiran lisis dalam naskah ini adalah faktor drama ini dibuat sebelum Malaysia barat. Bahkan hingga saat ini, sosial-politik Malaysia pada masa merdeka pada tahun 1957. Tidak mungkin penjajah tidak lagi mela- penjajahan Inggris.

32 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 TAMAN RahimRahim HumaHuma

CERPEN NIDUPARAS ERLANG

konon, lebih dari dibiarkan menyala, dengung AC, 2000 tahun lalu, dan dua perangkat pakaian yang Yesus dari Nazaret bergeletakan di lantai; kerudung dilahirkan pada ma- oranye pemberian kekasihmu itu lam itu juga. Na- tertindih celana dalam hitam mun, kau dan keka- milikmu. sihmu tidak sedang Itu kali pertama kau tidur merayakan Natal, dengan kekasihmu, dan kau rida dan kau tahu bahwa saja menyerahkan tubuhmu. anakmu yang akan Mungkin, kau begitu yakin bahwa segera lahir itu bu- kekasihmu toh bakal memperistri- kanlah Juru Selamat mu —meskipun kelak harapanmu sebab kau bukanlah tak pernah terbukti benar—, sebab Maria Sang Pera- selama setahun terakhir, selama wan. Kala itu, kau, kau berkasih-mesra dengan keka- dan tentu juga keka- sihmu itu, dan berpeluk-cium sese- sihmu, sekadar me- ring dan selama yang kau mau, kau rayakan keriaan merasa bahwa ia adalah seseorang momen satu tahun yang memang melengkapimu, berpacaran, sembari memenuhi kekuranganmu. Kau Ketika ketubanmu pecah, kau berkasih-kasihan. Maka, di kamar merasa lengkap merasa menjadi mengenangkan kembali malam penginapan di tepi Selat Sunda itu, genap. Maka pada malam kudus yang panjang bersama kekasihmu penginapan yang namanya tak itu, kau mempersembahkan tu- itu. Malam yang kelak kau kukuh- pernah kau catatkan dalam buku buhmu bulat-utuh kepada lelaki kan sebagai malam pertama bagi harianmu, tak pernah ada Pohon yang kau kasihi itu. Kau menyerah- keselamatan hubungan cinta-kasih Natal, butir salju, lilin-lilin menya- kan keperawananmu. Aih, kepera- kalian. Malam habis-habisan. Ba- la, kado-kado, apalagi Santa Klaus wanan? Bukankah kau tak lagi pe- rangkali, itu adalah malam yang dengan Kereta Rusa Kutubnya. Di rawan, tak lagi peduli pada kepera- memang penuh kasih, sebab kamar itu, hanya ada televisi yang wanan, sebab kau menyadari—

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 33 syukurlah hanya kau sendiri yang kin, kau akan berjingkat dan ber- seuntai kawat. Tidak. Matamu menyadari, sementara kekasihmu teriak di muka rumah Kaf, me- hanya menangkap perahu-perahu tergeletak lemah di sampingmu manggil namanya berulang-ulang, kertas, yang dilipat-ditekuk-diben- dengan wajah puas-lunglai tak dan mengajaknya berhujan-hujan. tuk dari selembar kertas buku tulis berdaya, setelah kalian saling Kau mengira Kaf akan senang. bergaris. Dua, tiga, lima, mengalir terkejang dan menggelinjang—, Bukankah Kaf memang selalu beriringan. Mungkin, pikirmu, di bahwa pemijahan kali pertama tampak semringah jika diajak sebelah selatan rumahmu, di de- dengan lelaki yang paling kau bermain olehmu? Dan tentu kau pan rumah Kaf itu, ada segerombol cintai itu tak menghasilkan bercak pun tahu bahwa Kaf telah menyu- anak lelaki tengah berhujan-hujan darah. Selaput daramu, memang, kai rambut kucir ekor kudamu dan dan bermain perahu-perahuan. telah lama pecah, dan sprei hanya bedak tabur yang tak rata pada Dan beberapa perahu kertas yang basah. pipimu sejak kalian kali pertama mungkin dibuat Kaf itu (bukankah Kau menerawang sendirian. bertemu di kelas satu SD Inpres Kaf memang jago melipat-lipat Televisi masih menyiarkan pera- Gedebong Cau. kertas menjadi perahu, pesawat, yaan malam Natal. Dan di dinding, Tapi kau tidak beranjak ke luar. kamera, burung, atau bunga?) sepasang cicak berkejaran, mung- Tubuhmu sedang demam. Dan tampak telah rusak dan nyaris kin bertengkar, namun berakhir ibu, tentu akan marah besar jika tenggelam, terbentur-bentur ran- dalam kawin yang brutal. tahu kau masih berani berhujan- ting dan daunan kering yang mencuat ke permukaan. Kau ingin Dan sembari membiarkan ke- hujan ketika ia tidak di rumah; ibu mengejarnya, tapi mereka keburu kasihmu terlelap tenang seolah sedang berkeliling kampung lesap ke dalam gorong-gorong memancarkan kebahagiaan seper- untuk menagih utang para pelang- mampat itu. ti seorang bayi tertidur pulas sete- gan yang mengkredit baju celana lah puas menyusu —seperti bayi- dan perabot rumah tangga kepa- Di seberang jalan, berlindung mu setelah nanti berusia beberapa danya. Maka kau hanya termangu di bawah naungan pohon kihujan, minggu— kau yang masih telen- di ruang tamu, dan sesekali menyi- kau melihat seorang lelaki tua tang telanjang di sisinya dan sese- bakkan gorden ungu bergambar tampak mematung kedinginan. kali membelai lembut rambut bangau terbang itu. Menempelkan Adakah ia lelaki misterius yang kekasihmu itu, mengingat lagi kening dan hidungmu dan bibirmu tengah mengintai seseorang, dan Kalila dan Dimna di lampau waktu, pada kaca jendela yang sesekali hendak menembak mati buruan- di masa kanak-kanakmu. bergetar ketika guntur mengge- nya di dalam lebatnya hujan. Ah, *** legar. Dan kau merasakan dingin bukan. Sebab hujan tinggal geri- yang menular. Berpindah dari kaca mis tipis. Dan sepengetahuanmu, SORE itu, minggu pertama jendela ke kening, hidung, dan tak pernah ada yang ditembak bulan Februari. Tanah hanya ba- bibirmu yang meninggalkan be- mati di kampung ini. Ibu tak per- sah. Hujan masih berdenting pada kas lucu di kaca bening itu. nah bercerita soal kematian serupa genting. Tapi kau tidak ingin mena- Dan di selokan di sebalik pagar itu. Namun, dari celana dan baju rikan tarian hujan, meskipun yang baru selesai dibangun ayah- pangsi hitam-hitam yang dikena- umurmu sembilan dan kau di mu seminggu lalu itu, pagar besi kan lelaki sepuh itu, kau dapat rumah sendirian. Kau hanya ingin bercat hijau itu, tak kau temukan mengenalinya sebagai Ki Jebat. Ya, berlari ke halaman, berkecipak di mayat lelaki bertato dengan bekas matamu belum tolol ternyata. Itu rumputan, dan berputar-berjing- luka tembak di dada atau kepala, benar Ki Jebat, sesepuh kampung krak di dalam hujan. Lalu, mung- dengan leher terluka bekas dijerat yang cukup dihormati-dihargai-

34 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 dikagumi karena keteladanan dan selalu memandangimu dengan isap rokok kretek yang disediakan kebijaksanaannya yang tak teper- tatapan yang ganjil dan mengusap- ibu untuk para pekerja yang mem- manai. Dan kau masih ingat bahwa usap rambutmu sembari me- bangun pagar itu. Dan kau juga sudah dua bulan terakhir ini, te- nyunggingkan senyum yang juga ingat, bahwa beberapa hari terak- patnya ketika ayah mulai memba- ganjil. Tapi ayah selalu memuji hir ini, saban kali ibu pergi mena- ngun pagar itu, Ki Jebat turut laku Ki Jebat yang dinilainya tanpa gih utang di hari Rabu dan Sabtu, membantu tanpa mau menerima pamrih itu. Meski kau tahu, Ki Ki Jebat kerap memandangi ru- upah sebagaimana petukang dan Jebat tak pernah sungkan untuk mahmu. Seperti mengamati se- kendek bangunan lainnya. Ia hanya sekadar mereguk kopi dan meng- suatu. Mungkin mengagumi kons-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 35 truksi pagar atau ruji besi bercat gai pangantar tidur malammu. Dan kursi ruang tamu. Hujannya lebat hijau itu. Kau tak tahu. kini, dari kisahan Ki Jebat, kau sekali, katanya. Dan di luar, hujan Tapi kau tahu bahwa hari Rabu merasa menyukai Kalila dan memang kembali melebat. Den- lalu, Ki Jebat datang mengetuk membenci Dimna. Kau menyimak ting di atas genting terdengar pintu, dan mendapati dirimu te- cerita-cerita yang berlapis-lapis itu, riuh. Angin berkesiur dingin, ngah bersenang hendak berhujan- dengan penuh rasa penasaran dan menggetarkan daunan dan bunga- hujan. Katanya, waktu itu, ia da- binar mata yang berpijar. Kau be- bunga cocor bebek yang belum tang untuk menemanimu selama gitu riang. Dan terus saja merasa lama ditanam ibu. Tapi, kau tahu, kau ditinggal ibu, dan ayah sudah penasaran. Tapi, kau tak tahu me- di dalam rumah cukup hangat. mengizinkannya. Maka hari itu, ngapa Ki Jebat juga tampak begitu Angin hanya berembus di tingkap kau urung berhujan-hujan di de- senang ketika memintamu duduk pintu. Hanya saja, Ki Jebat seperti pan rumah Kaf. Padahal, di sekolah, di pangkuannya, sembari terus enggan melanjutkan dongengan kalian telah berjanji untuk berhu- mendongengkan kisah-kisah tela- meski kau telah memintanya tan- jan-hujan sembari main serodotan dan itu. Tapi kau tahu, sembari ber- pa sungkan. Kali ini, ia malah me- dengan alas upih yang dipulung tutur yang sesekali diselipi kidung mintamu yang bercerita. Kau agak Kaf di belakang sekolah. itu, jari-jemari tangan kanan Ki bimbang dan memutar-putar bola Bagi Ki Jebat, paras dan laku- Jebat membelai dan mengusap- mata. Tapi akhirnya, kau bercerita mu mengingatkannya pada anak usap pahamu yang mungil dan juga. Kau menceritakan Kaf, saha- perempuannya yang tak pernah lembut begitu rupa. batmu paling setia, dan kepiawai- datang menjenguknya semenjak Kini, hari Sabtu sore ini, Ki annya melipat-lipat kertas. Dan disunting lelaki dari seberang lima Jebat yang barusan tampak di tentu, tentang kelucuan-kelucuan tahun lalu. Maka, alih-alih merin- seberang jalan, tiba-tiba sudah teman-teman sekolahmu di SD dukan anak perempuannya, ia berdiri di teras rumah dan per- Inpres Gedebong Cau, dan Bu malah menganggapmu sebagai lahan mengetuk pintu, dan dengan Guru Ida yang cantik jelita dan cucunya meskipun kau tak lahir lembut menyebut-sebut namamu. suka tertawa. Dan tak lupa, kau dari rahim anak perempuannya. Kau agak lunglai beranjak ke dekat juga bercerita tentang Dana, te- Ibu bukan anak perempuannya. pintu, tapi tampak riang membuka man sekelasmu juga, yang tampak- Tapi, ayah dan ibu sudah meng- daun pintu sebab mengira Ki Jebat nya tak pernah sembuh dari pe- anggap Ki Jebat sebagai bagian bakal melanjutkan dongengan nyakit selesma dan melulu menye- dari keluarga. Apalagi, kau pun Pancatantra tentang Kalila dan dot kembali ingus hijau yang telah mudah akrab dan bersahabat Dimna. Tanpa ragu, kau memper- menggantung panjang di dua dengan lelaki sepuh yang suka silakan Ki Jebat masuk. Ia tampak rongga hidungnya. mendongeng itu. kuyup. Bibirnya pucat dan berge- Begitu kisahan tentang Dana Dan Rabu sore itu, Ki Jebat tar. Kau jatuh kasihan. Lantas, kau selesai, kau seperti kehabisan ceri- menemanimu sepanjang hujan memberinya sebuah handuk putih ta. Lalu kau meminta Ki Jebat un- sebelum mereda, sembari berki- dari atas tumpukan pakaian yang tuk melanjutkan dongengan Kalila sah tentang sepasang srigala belum sempat distrika ibu. dan Dimna. Namun, entah menga- bernama Kalila dan Dimna. Kau Setelah mengelap wajah dan pa, Ki Jebat malah mengajukan senang mendengar cerita-cerita. rambutnya yang telah perak sepa- sebuah syarat: kau mesti membu- Sebab ibu suka membacakan ceri- ruh, Ki Jebat menghela napas pan- ka pakaianmu. Padahal, itu pakai- ta-cerita Grimm Bersaudara seba- jang dan mengempaskan diri di an baru yang tak jadi dijual ibu

36 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 karena kau begitu menyukainya— sana kemari ketika terpapar kipas Indonesia, mengabarkan berita gaun putih bergambar merah bu- angin yang berputar. Kepada Kaf, duka dan turut berbela sungkawa. ah ceri setangkai tiga dengan pita kau berjanji bahwa esok, Selasa, Mulanya kau tidak mengerti me- merah yang melangkar di bawah kau akan kembali bersekolah. ngapa Ibu Guru Ida tampak begitu dada. Aku sudah sehat, kok, katamu, berduka. Namun, kemudian, kau *** sembari berterima kasih kepada seperti tersadar bahwa Kaf tak Kaf. akan lagi bisa ditemui di sekolah SUHU tubuhmu kembali pa- atau diajak bermain di halaman nas. Demam. Padahal di luar tak Di akhir kunjungannya di ru- rumah. Kau bersedih. Kau kehi- lagi hujan. Ibu mengira kau berhu- mahmu, Kaf sempat bercerita, langan. jan-hujan dan tak mematuhi perin- bahwa kemarin siang, Ki Jebat Dari obrolan orang-orang tua, tahnya. Kau hanya menggeleng le- meninggal di Masjid Al-Hidayah— dan dari raut cemas ibumu, kau mah. Dan sesekali meringis. Kau masjid yang konon dibangun oleh tahu bahwa Kaf, kawanmu yang menahan perih sekaligus menahan seorang wali yang pernah mampir jago melipat-lipat kertas itu— diri untuk mengaku bahwa ketika di kampung ini. bahkan origami yang pernah dibi- barusan kau kencing, kau merasa- Ki Jebat mati seusai berwudu, kinnya dulu masih menggantung kan perih yang menyayat dan se- kata Kaf. Dia terpeleset dan kepala- di kamarmu—melipat umurnya langkanganmu terasa begitu be- nya terbentur sudut tembok. Dan sendiri dengan cara menggantung rat. Kau tak mau ibu bersedih. menurut ayahku, Ki Jebat mati diri. Kau tahu bahwa tubuh mungil “Bu,” kau menggumam, “kena- syahid, sebab dia mati di masjid Kaf bukan origami. Tapi kau tak pa ayah harus membuat pagar ru- ketika hendak salat. tahu mengapa Kaf bunuh diri. Apa mah?” Tapi kau tak tahu apa gunanya hanya karena Kaf ingin makan Ibu tak menjawab, hanya me- mati syahid.... paha ayam seperti yang tampak di meluk tubuhmu erat dan menyu- *** iklan-iklan di televisi? Kau juga ruhmu beristirahat. DI ruang kelas IV SD Inpres tidak tahu. Tapi kau berdoa, agar Selama beberapa hari itu, kau Gedebong Cau, pagi itu, kau tak Kaf masuk surga. hanya meringkuk di ranjangmu. menemukan Kaf yang biasanya du- Malamnya, selepas kau dari Enggan keluar rumah, enggan ber- duk di samping kananmu. Apakah kamar kecil akibat kebelet pipis sekolah. Tubuhmu hanya lemah. dia sakit? Kau khawatir. Tapi kau yang membangunkan tidurmu Dan hujan masih sering turun se- tak mau bertanya kepada kawan- yang tak lelap itu, kau mendapati tiap senja. Dan sekali waktu, Kaf kawanmu yang lain. Kau hanya Kaf tengah memain-mainkan bu- datang menjengukmu. Kau cukup ingat, kemarin, Kaf sempat berce- rung origami yang menggantung gembira. Bagimu, Kaf memang sa- rita bahwa beberapa hari ini dia di kamarmu. Bukankah Kaf sudah habat yang selalu bisa membuat- kepingin sekali makan paha ayam mati? Kau bimbang. Kau melihat mu ceria. Kalian bercengkrama, yang terbalut tepung garing. War- tangan Kaf menggapai-gapai, dan tertawa, dan yang paling membu- nanya kecokelatan dan dicocol saus mulutnya meniupkan udara hing- atmu senang, Kaf membuatkan- cabai merah, seperti di iklan-iklan ga origami itu bergoyang berpu- mu origami burung berbagai war- di televisi; enak, kata Kaf sembari tar-putar. na, yang kemudian digantung ibu menjilat-jilat bibirnya sendiri. Kaf melihatmu yang mema- di langit-langit kamarmu. Kini, Tapi, kabar tentang Kaf itu da- tung saja di ambang pintu. Telun- kamarmu penuh burung-burung tang juga. Ibu Guru Ida, yang me- juknya tegak lurus dengan hidung- kertas beterbangan. Meliuk ke ngajar mata pelajaran Bahasa

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 37 nya sendiri, dan menempel pada Dan malam itu kalian banyak Senin malam itu, ketika orang- bibirnya yang pucat. Kau menang- tertawa sebab Kaf banyak berce- orang tengah sibuk menyempur- kap sebuah isyarat, dan mengang- rita. Beberapa ceritanya begitu nakan berbagai-bagai hiasan Pan- guk tanda mengerti, lalu menutup lucu; beberapa begitu ajaib. Kau jang Mulud demi menyambut pintu kamarmu pelan sekali. takjub, meski kau tak tahu dari perhelatan dan kebahagiaan suatu Kaf duduk di tepi ranjangmu. mana Kaf mendapatkan cerita- kelahiran, sebab konon, lebih dari Kakinya bergoyang-goyang. Dan cerita itu. 1400 tahun lalu, Muhammad dari Kaf menyuruhmu untuk duduk di Sementara di luar kamarmu, Mekkah dilahirkan pada tanggal sampingnya, sembari menepuk- di kejauhan, lamat-lamat terde- itu juga. Namun, kau dan kekasih- tepuk gigir kasur yang berbalut ngar salak anjing.... Dan ibumu, mu tidak sedang merayakan kela- sprei putih bergambar buah kiwi dan Ayahmu, tak pernah tahu hiran Sang Nabi yang buta huruf itu. Kau menurut saja. Duduk di bahwa Kaf telah mengunjungimu itu, dan kau pun tahu bahwa anak- samping kiri Kaf, dan ikut meng- malam itu, dan malam-malam mu yang akan segera lahir bukan- goyang-goyangkan kaki. Kau me- setelah malam itu. lah Nabi Terakhir sebab kau bu- noleh ke arah Kaf yang tersenyum kanlah Aminah yang ditinggal mati *** pucat. Kau ikut tersentum —agak suami saat hamil tiga bulan. Maka kaku. Dan dalam penglihatanmu, DALAM mengejan, mimpi ma- malam itu, tak ada pernak-pernik pucat di wajah Kaf perlahan-lahan lammu bersama Nid merentang- bakal perayaan. memudar, berganti wajah Kaf membentang.... Dan sembari mere- Di sana, dalam serentang inga- yang berseri. Tak ada yang ber- sapi maut yang datang bersama tanmu itu, hanya ada Nid —keka- ubah dari wajah teman sekelasmu kelahiran anak pertamamu, kau sihmu dari masa lalu— dan Hu- itu. Rambut, kening, alis, mata, mengenangkan segala yang per- ma —dirimu— yang tengah dipa- hidung, bibir, pipi, dagu, masih nah terjadi hari itu —dan hari-hari gut kasih, dibakar dengus berahi seperti Kaf yang kau kenal. Hanya lain sebelum hari itu. Segala ke- purba, dikekang sulur rindu dari pada leher teman kecilmu itu, ga- nangan yang sempat membeku surga yang sentosa. Dalam inga- ris darah yang menghitam tampak dalam ingatanmu, seolah menemu tanmu itu, kau melihat mereka tegas melingkar. Seperti pernah di- titik pijar matahari yang meleleh- tampak tak lagi peduli pada jerit jerat seuntai kawat, atau tali ke- kannya begitu rupa. Segalanya me- rembulan yang mengambang di kang yang mengencang. Kau ingin ruyak. Retak. Membanyak. Seperti genangan. Tak pula peduli pada bertanya apakah Kaf mengenakan sesuatu yang menggelegak lalu kelakar gagak malang yang me- kalung benang hitam? Tapi urung. meledak. Dan barangkali, setelah ngoak di bubungan. Lalu, tanpa kau minta, Kaf ma- segalanya berjarak dalam rentang Maka, tumpukan jerami ke- lah bercerita bahwa kini ia mudah panjang berpuluh musim panen ring di samping kandang kerbau saja mendapatkan apa-apa yang raya, pancaroba, dan paceklik yang yang mati karena sebab yang tak dia inginkan, tak terkecuali sepo- mencekik bahtera rumah tangga, pasti —mungkin karena suatu wa- tong paha ayam. Warnanya keco- sebuah ingatan —yang meskipun bah yang merebah pasrah— begitu kelatan dan dicocol saus cabai me- tak sepenuhnya mesti kau percayai asoy untuk tempat indehoy. Apa- rah, seperti di iklan-iklan di tele- itu— mengurai-memapar-mene- lagi, Nid dan Huma yang masih visi; enak, kata Kaf, seperti meng- rangjelaskan apa-apa yang sebe- remaja itu, telah saling memikat- ulangi kata-kata sebelum kemati- lumnya pernah sangat ingin kau mengikat, dengan janji-janji yang annya beberapa minggu lalu. mungkiri.... terhidang sempurna seperti masa-

38 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 kan mewah penuh rempah-rem- dari ujung ke pangkal adalah ke- Kau melihat, kekasihmu telan- pah di atas piring porselin di meja nikmatan paling Tuhan. jang telentang di sisi kirimu yang makan sebuah restoran mahal, Ahai, nikmat yang mereng- juga telanjang. Mata mereka ben- yang siap disantap ketika lapar gangkan ingatan. Dan bukankah derang manatap keluasan langit tiba-tiba menerjang. kita memang senang melupa? Me- berbintang-bintang. Deru napas- Mereka saling mematuk, ber- lupakan akibat-akibat dari segala mu yang terengah dan detak jan- paut, saling melucut saling mele- sebab. Atau terbiasa menunda tung yang perlahan melemah di- cut, berpilin-kelindan seperti tam- untuk menyusun alasan-alasan tingkahi desir angin yang berke- bang yang menyocok hidung ker- sebelum tindakan-tindakan? Ah, siur —yang entah mengapa tiba- bau yang dianggap sudah cukup apatah Nid dan Huma yang tengah tiba terasa begitu dingin dan dewasa dan siap digunakan tenaga- menghirup bau surga itu juga menggigilkan tubuh. Barangkali, nya untuk membajak sawah berpe- melupa bahwa polah mereka bakal udara dingin bermata runcing tak-petak. Dan jerami kering, ba- menuai seonggok bayi yang tak telah merembesi kulit dan meng- rangkali, serta-merta menjelma pernah meminta dilahirkan ke gigiti tulang-tulang kalian yang tilam bau kenanga di kamar pe- dunia penuh mala penuh derita? tadi berderak-derak. ngantin berlampu redup. Padahal Bahwa laku yang begitu memeso- Kau menoleh ke arah kekasih- kau tahu, bahwa Nid dan Huma tak na begitu membara seolah pernah mu. Menatap lekat-lekat sejuring pernah sempurna menjadi sepa- surga, bakal menambah deret pipi kanan lelaki yang tampak sang pengantin yang diberkati panjang sebuah daftar kematian? lembut itu. Lelaki dengan tulang semesta. Sementara, dingin udara Ah, ketika berahi, adakah Tuhan rahang yang menonjol dan segu- malam yang merasuk, terbakar masih mendekam di kedalaman gus luka parut di atas tulang pipi- panas gairah yang meluap seperti urat leher ini? Entah…. nya. Sementara, mata Nid masih magma di gunung-gunung tua. saja menikmati kerlip gemintang Kau tahu, kala itu, Nid dan Keduanya, Nid dan Huma, seolah di ketinggian malam yang cerlang Huma hanya tak hendak peduli. dilingkupi segumpal rasa hangat atau mungkin tengah mendeliki Barangkali, yang membayangi —atau mungkin panas yang me- pendar purnama yang sebagian kepalamu dan kepala kekasihmu, ranggaskan segala— hingga tiada tertutup awan hitam yang meng- malam itu, hanyalah bagaimana khawatir masuk angin meski selu- gumpal-gumpal. Namun, ketika mestinya sebuah hasrat yang me- ruh penuh pakaian yang pernah mata Nid bergeser perlahan, un- ngendap-mendekam di bawah melekat di tubuh terlucuti helai tuk kemudian menemukan mata- ingatan, di dasar terkelam, mesti demi helai, dan sempurna dalam mu yang lebih terang berbinar ketelanjangan. Setelanjang mata- dilepaskan dan dibebaskan untuk ketimbang purnama raya, kau me- mu yang menyusuri setiap lekuk, mengembarai belantara mengem- nyenyum puas. Semringah. Atau ceruk, gunduk, yang dimiliki barai semesta. Dan semesta, telah mungkin juga bangga. Lega lila. tubuh. Setelanjang jemari tangan bulat sempurna hanya milik ber- Duhai, kebahagiaan yang tak alang Nid yang merasai hangat yang dua. Sekalipun sepasang jangkrik kepalang barangkali hanya milik menguar dari seluruh pori yang yang menyaksikan polah Nid dan Nid dan Huma belaka, dengan merongga. Setelanjang lidah da- Huma menegang-mengejang-me- semesta bulat utuh sempurna lam mencecap setiap dekap, setiap ngencang-bergelinjang itu, terus dalam genggam berdua. Dan, ah, titik keluh, dan tetes peluh. Sete- berkrikik sepanjang lakon itu di- desah resah pun terbayar lunas. lanjang bayi kala pertama meng- pentaskan hingga usai dalam Segala cemas hengkang sudah. hirup udara. Maka, setiap jengkal lemas yang panjang…. Mereka tampak saling menye-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 39 nyumi lagi. Barangkali, senyum lelaki yang menatap lekat-lekat Sementara lelaki dengan luka yang mekar menjadi semacam atau sekadar mencuri pandang, parut di pipi itu, Nid kekasihmu lontaran isyarat hati, sebab kemu- akan mendapati bahwa matanya, itu, mencipta gelombang besar dan dian Nid dan Huma saling me- matamu itu, adalah sebuah pesta menghanyutkanmu yang didekap- rangkul, merengkuh, berpeluk erat kembang api yang memesona. Le- nya dan terus dipatukinya itu meski tanpa pembebat tanpa pe- dakan cahaya di udara terbuka. dalam satu tarikan napas panjang. ngikat-pemikat. Percik lelatu segala warna. Dengan Ah, semesta terbakar. Menelim- Mereka berbahagia.... Ya, da- menatapnya, meski dalam nanar puh di bawah kangkang sepasang lam ingatanmu, kau melihat, Nid penuh geletar, matamu adalah remaja —kalian— yang berbelit- dan Huma yang berbahagia. keriangan yang tak kunjung usai, berkelindan serupa akar-akar yang Tapi, kau tak tahu, bahwa Nid kata Nid. Kau tersipu. Seperti pesta berjuntaian. Kalian hanyut dalam pernah pula mengembarai mimpi kembang api yang terus berlang- gelombang pasang yang tak teren- malamnya sendirian. Ia kesepian, sung sepanjang malam sepanjang canakan. Gelombang berahi yang dan hanya menemukanmu dalam tahun sementara hari tak pernah barangkali, bakal menyeret tubuh mimpinya yang panjang. Tapi, ia menemu siang, barangkali. Ya, wa- kepada mati. Namun, berulang pernah menceritakan mimpi ma- lau bagaimana, bagi Nid, matamu kali, toh kalian kembali mengon- lamnya itu padamu. Maka, kini kau adalah gemerlap kembang api di struksi tubuh yang terpecah-terbe- mengingat lagi ketika Nid mence- langit malam yang kelam, tanpa lah. Dan merekatkannya kuat-kuat. ritakannya sembari memeluk dan gemintang atau sorot selingkar Bersebadan lagi. Bersejiwa lagi. menciumimu, dan kau dapat bulan. Malam sempurna dalam Lagi dan lagi.... melihat ceritanya itu bergerak kegelapan dengan matamu sem- *** dalam kepalamu: purna dalam keriangceriaan…. Di sana, kau melihat Huma, SUARA itu, lirih dan sendu, Kau menghela napas. Ringan. dirimu, tengah mematut diri di datang dari masa setahun tahun Seperti kapuk yang meliuk sebab depan cermin yang memantulkan lalu. Sebuah suara milik seorang buah randu pecah sebelum me- parasnya yang jelita seolah pernah perempuan yang menunggu. nyentuh tanah. Namun, sebuah surga atau seperti semerbak ma- Suaramu: bibir yang mendaratkan hangat di war di taman kembang. Bola mata- belakang telingamu, lalu turun ke “.... Kamu tak datang, kan, Nid, nya yang bulat besar seperti biji pangkal lehermu, meledakkan padahal ini tahun kelima kita....” jambu bol atau mungkin bola lagi gairah yang memang belum Kau menduga, walaupun ternyata pingpong itu mengerjap-kerjap. sempat padam. Bulu kudukmu keliru belaka. Sebab Nid akhirnya Berbinar terang. Cahaya terang kembali meremang. Dan getar itu, datang juga —meski selalu saja merah-biru-ungu-hijau-putih silau terlambat— untuk memeluk tu- berlesatan dari matanya, meman- duh, betapa surga yang segar, se- buhmu yang tertambat dan me- tul ke cermin datar di lemari rias hingga kau memejam dan tampak nunggu di dermaga. itu, dan berkejaran ke sekujur ru- semakin riang…. Barangkali, “Aku tak mungkin tak datang, ang. Merembes ke tembok kamar- seluruh kelenjar dan otot-otot tu- Huma, sebab cinta yang begitu nya yang disepuh warna oranye, buhmu tiba-tiba mengejang, me- membelai meja belajar dan buku- ngencang, berguncang —dibakar dalam —entah sampai kapan....” buku yang jarang merasai aroma dengus renjana pada malam-ma- Kalian terisak dan berbahagia, kulit tangannya. Ah, dari sorot lam yang dirindukan sepasang berpeluk-cium lagi di udara ter- matanya saja, kau tahu, seorang kunang-kunang. buka, sembari menyadari betapa

40 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 perih luka laut itu, tapi betapa genggam selama terjaga. Semen- Aku hanya menginginkanmu. Lagi gelora debur badai dalam dada.... tara ketika bukan-terjaga, segala dan lagi.... Aku mencintaimu bahkan ke- musim-senja-purnama adalah mi- Sementara di kejauhan, lamat- lik kita; selamanya dalam geng- tika aku tak mencintaimu..., Huma. lamat mambang membayang.... gam tangan kita yang cedera. Dan kucium lagi bau matamu Dan suamimu, dan keluargamu, Dan di ruang tunggu, sebuah setelah pelukan-pelukan panjang tak pernah tahu bahwa Nid telah kepastian —sekalipun selepas an- itu.Dan setelah ciuman-ciuman itu, mengunjungimu dan memasuki trean yang sangat panjang— akan sekali lagi, kita menemui pagi tubuhmu pada malam itu, dan ma- tiba juga pada gilirannya, pada yang retak di gigir mimpi... lam-malam setelah malam itu. waktunya. Akan tiba, Huma! Dan *** Tapi, apa yang masih bisa kita seorang-yang-bukan-kita akan genggam setelah kemarau mendi- melenggang dengan gembira. MASIH dalam mengejan, kau dihkan petang dan amuk senja Tapi di ruang yang bukan ruang bermimpi bahwa Nid lah yang ber- membadai bulan? Nid tak tahu. tunggu, seorang-kita terjebak sela- ada di sampingmu; menemanimu Huma tak tahu. Kalian sama mera- manya pada keniscayaan semesta. atau sekadar menemuimu. Tapi Mati daya! Ah, apa saja masih gu segagu tugu. Aih, tapi rindu itu Nid tak ada. Yang sedari tadi me- mungkin terjadi, memang, tapi tak cukup dicungkil kail dari tela- nungguimu, lelaki berwajah cemas semesta tak pernah benar-benar pak tangan yang regang dan sepa- yang kini lunglai seolah tak bertu- bulat sempurna berada dalam sang tangan yang rentang, dari lang itu, hanyalah seorang suami- genggaman siapa saja. Apalagi musim-senja-purnama yang ma- mu. Ya, di ruang bersalin ini hanya sekadar seorang-kita. Dan aku, kau sai. ada suamimu. Kau meliriknya tahu, aku masih akan terus me- Hidup memang lucah, Huma, sebentar. Dan dalam matamu, ia nangis dan mengais-kais tanya tan- kata Nid. Tapi mari sekali lagi kita pa suara di dalam remang kamar, masih saja seorang tolol yang telah tuntaskan segala cela yang paling di dalam pengap malam, yang memaksakan dirinya untuk meni- durhaka. Aku dosa. Kau luka. Dan bukan ruang tunggu itu, yang kahimu dan kemudian menghami- kita hanyalah sepasang kepak duka jendelanya tak pernah dibiarkan limu, terpaksa menghamilimu, yang melupa doa, melupa hari terbuka atau memang tak pernah sekalipun kautahu bahwa ia juga kelahiran bara pertama di neraka. berjendela. Aku pun masih akan tahu, bahwa yang ada dan terus Melupa kelahiran dan hari peraya- memelihara laba-laba, yang jaring- saja melekat bersama dan dalam an orang-orang suci atau para nabi. jaringnya itu, kau tahu, sekalipun dirimu hanyalah Nid kekasihmu. Tapi kita percaya belaka, bahwa ki- begitu rapuh namun bisa men- Tapi sekali lagi, Nid tak ada. sah skriptural Adam-Hawa tak bisa jelma batas pekat antara beriman Namun, benarkah suamimu terulang di malam-malam penuh dan tidak-beriman, antara hidup yang menitipkan benihnya di ra- dan tidak-hidup, antara duka dan tuba, dan mayat mereka tak per- himmu? Kau tak tahu; kau tak “duka”. nah dimakamkan di surga. mau. Kau berharap, harapan sua- Lalu kau bertanya: “Adakah Dan aku tetap mencintaimu, mimu akan seonggok anak hanya- luka-dosa seperti jam dinding yang meski kau telah bersuami atau lah kopong belaka. Sebab, bukan- hampa?” bahkan beranak lima. kah hanya dengan Nid kau ber- Entahlah, kata Nid sekenanya. Tapi aku belum beranak, apa- peluk-cium sesering dan selama Barangkali memang hanya sisa lagi lima. Dan aku hanya ingin yang kau mau? waktu yang terus menua, kosong beranak darimu, tidak dari suami- Lamat-lamat, di langit-langit dan hampa, yang masih bisa kita ku yang bermata tolol itu, katamu. ruang bersalin ini, kau melihat

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 41 origami-origami bergantungan. Hanya Nid belaka. Nid yang purna. pernah benar-benar suci. Tapi ia Atau berlayangan? Sebab mereka Nid yang semesta. Ah, apakah ia serupa dan serasa Nid belaka. seperti melayang begitu saja tanpa tak ingin melihat anaknya ini ter- “Ia anak jadah.” Suamimu me- benang. Tanpa ikatan. Origami- lahir dari rahimku, rahim perem- nelan kecewa.... origami berbagai warna dan ukur- puan yang begitu dikasihinya ini? Tapi tak apa; kau berbahagia an. Cantik. Dan meriah. Seperti Kau masih bernapas, walau saja. Dan kau, tak mau lagi peduli origami-origami di kamarmu, per- terus saja melemah. Namun perla- bahkan jika disebut sundal sekali- nah kamarmu, sewaktu kanak-ka- han-lahan, seiring dengan mele- pun. Sebab kau tahu, amat tahu, nak dulu. Kertas-kertas itu, barang- mahnya helaan napasmu itu,kau bahwa Nid, seperti kebiasaannya kali, seperti ingatanmu: ringan dan merasakan sekujurmu mengha- yang sudah-sudah, akan tiba juga. melayang-layang. ngat. Dihangatkan. Sebuah hangat Akan tiba, Huma! Meskipun masih “Kaf....” suaramu lirih. yang menenangkan-menyaman- akan terlambat; selambat kemati- Dan pintu ruangan itu perla- kan. Mungkin juga melenakan. an bagi para pendosa. han terbuka. Cahaya dari luar me- Kau merasa bahwa tubuhmu, se- Usai mengejan, kau tak mam- nyeruak dan menerangi segala kujur utuh tubuhmu, tengah ber- pu lagi mengenangkan malam yang diam dan bergerak di dalam- ada di dalam dekapan Nid yang yang panjang bersama kekasihmu nya. Dan di ambang pintu itu, kau damai. Tubuhmu penuh; tubuh itu. Napasmu hanya tinggal di ke- seperti melihat Kaf, teman masa Nid seluruh. Kalian sempurna dan rongkongan. Tapi lamat-lamat, kecilmu, teman yang tak lagi ber- sungguh utuh-penuh-seluruh. suara dan napas Nid terdengar tumbuh menjadi dewasa semenjak “Kaf, apakah perempuan yang hangat di daun telingamu: Akan kematiannya bertahun lalu. mati saat melahirkan adalah juga kucium lagi bau matamu setelah “Kaf.... Apakah kamu bertemu syahid? Seperti Ki Jebat itu; seperti pelukan-pelukan panjang itu, dengan Nid?” kata ayahmu dulu.... ”Sementara Huma. Dan kau tahu, setelah Kaf meniada. Ia memburai, meng- ciuman-ciuman itu, kini, tak akan Kaf tidak menjawab. Ia hanya lagi kita temui pagi yang retak di menatapmu lembut dan menyung- asap, dan dengan sangat lembut gigir mimpi.... Sebab mimpi- gingkan senyum ringan. Bahkan, meresap ke dalam pori-pori kulit mimpi kita akan lebih panjang; suamimu yang bermenung sendi- perutmu. Mungkin lesap ke dalam sebab ingatan-ingatan kita terus rian dan tampak menderita lemas perutmu, ke dalam rahimmu. saja melayang. Kau tahu bahwa yang panjang, dan beberapa pera- Para perawat tertegun. Suami- Nid telah mengunjungimu, dan wat yang sedari tadi menyerumu mu yang lemas-lunglai tertegun. memasuki tubuhmu....[*] untuk terus mengejan dan meng- Bayimu terlahir dan terse- atur pernapasan, tak benar-benar nyum. Tapi ia bukan Yesus, bukan Catatan ia hiraukan. Barangkali, mata me- Muhammad, bukan Kalila, bukan Versi pendek cerpen ini pernah dipubli- reka memang tak mampu me- Dimna, memang. Ia hanya segum- kasikan di Media Indonesia, pada 26 Juni 2016, dengan judul “Pagar Ayah”. nangkap kehadiran Kaf, atau Kaf pal bayimu, tak pernah nabi tak sendiri yang tak mampu terlibat selain dengan dirimu belaka. Entahlah. Kau tak tahu dan merasa Niduparas Erlang, lahir di Serang, 11 Oktober 1986. Alumnus Pendidikan Bahasa tak perlu tahu. Sebab yang kau dan Sastra Indonesia, FKIP, Untirta dan kini melakoni aktivitasnya sebagai mahasiswa pascasarjana di Departemen Ilmu Susastra (peminatan Kajian tahu, dalam kepalamu, sekali lagi, Tradisi Lisan), Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Kumpulan yang menggenang hanyalah ingat- cerpennya yang telah terbit La Rangku (2011) dan Penanggung Tiga Butir Lada an kepada dan segala tentang Nid. Hitam di Dalam Pusar (2015).

42 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 LEMBARAN MASTERA MAJELIS SASTRA ASIA TENGGARA

SISIPANANAN EDISI 47

BRUNEI DARUSSALAM

“Aneka Sandiwara”, puisi K. Manis 44 “Daerah Palintasan”, puisi Ibnu ‘Abdir-Raheem 45 “Jalan-jalan di Tepi Jalan”, cerpen Pengiran Metassan bin Pengiran Bakar 46 “Islam Mentakmilah Sastera Melayu dalam Peradaban Melayu Serantau”, esai Haji Mohammad Firdaus OKK Haji Noordin 53

INDONESIA

“Catatan Liburan”, puisi Beni Setia 66 “Demikian Sabda Messiah V”. puisi Fredy Sreudeman Wowor 67 “Tembiluk”, cerpen Damhuri Muhammad 68

MALAYSIA

“Rezeki Bumi”, “Selepas Hujan” puisi Siti Zainon Ismail 72 “Catatan Rahsia Sang Ahli Fikir Tertua”, Cerpen Pelita Di Dalam Kaca 74

SINGAPURA

“Virus Hati”, puisi Junaidah Baharawi (Singapura) 80 “Ibu Adalah Seorang Penyair”, Puisi Art Fazil (Singapura) 81 “Pagar”, cerpen Peter Augustine Goh 82

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 43 K. Manis (Brunei Darussalam) HAJI MOKSIN bin Haji Kadir dikenali juga dengan nama pena K.Manis dan penerima S.E.A. Write Award 2007, Bangkok, Thailand. Beliau dilahirkan pada 20 Oktober 1937 di Kampung Tanjong Maya, Tutong. Mendapat Aneka Sandiwara pendidikan asas di Sekolah Melayu Tanjong Maya (1949). Pernah mengikuti kursus perguruan di Maktab Perguruan Melayu Brunei (1966); mengikuti Kursus Ilmu Bahasa di Universiti Malaya, Kuala Lumpur (1966). Ia menceburi kerjaya sebagai pendidik anak bangsa pada tahun 1954 Dalam sebuah kolong dunia dan ditugaskan mengajar di beberapa buah sekolah maka ada dewan yang beraneka rendah dan menengah. Dinaikkan pangkat sebagai sang dalang mengatur episod Pengetua di beberapa buah sekolah menengah. Pernah memegang jawatan sebagai Pengurus Asrama Laki-Laki, yang empuk dan buai Universiti Brunei Darussalam (1985-1992). Menamatkan yang buai di dalam leka dan pesona perkhidmatan dengan kerajaan 20 Oktober 1992. maka lantas semua terpinga Meminati bidang penulisan sajak, cerpen, esei dan mimpikah kita kritikan sastera sejak tahun 1957. Pernah menggunakan nama pena Warna. Beberapa karyanya pernah tersiar selama ini di hujung mega melalui media massa seperti Bintang Harian, Suara Bakti, Berita Brunei (Berita Borneo), Salam, Pelita Brunei, Berita cita dan wawasan terkapai Minggu, Suara Guru, Bahana dan Radio Brunei. menoda bangsa K. Manis telah menghasilkan lebih 250 buah sajak, 30 buah cerpen.Kumpulan puisi beliau, Jalan-jalan Berjalan- rupanya virus penjajahmu yang berlainan rupa jalan (1998), Wajah (2007), Dalam Suara (2009), Watikah telah melanda nusa dan bangsa (2009) dan Diam Diam Diam (2010). Antologi cerpen Bahana Rasa (1975), Antologi puisi Pakatan (1976), Antologi cerpen kanak-kanak Untaian Mekar (1976), Antologi puisi Hari Ini suara-suara di hujung dunia dan Esok (1982), Antologi puisi bersama Larian Hidup mengimbau sedih dan duka (1990), Antologi puisi Memburu Pelangi (1992), Antologi puisi Kosovo – Bilakah Langitmu Kembali Biru (2000), menghulur bantu serta-merta Antologi puisi Ristaan Anak Merdeka Penulis Daerah dalam sebuah sandiwara Tutong (2006) dan Suara Antologi Sajak Penulis-Penulis dan lakonan yang permai Daerah Tutong sempena Sambutan Jubli Perak Hari Kebangsaan Negara Brunei Darussalam 2009 (2009). Jabatan Hal Ehwal Ugama, Brunei juga telah menerbitkan 1997 beberapa buah sajak K. Manis dalam antologi sajak bersama Puisi Hidayat II (1975) dan Puisi Hidayat III (2006). The ASEAN Committee and Culture and Information juga menerbitkan beberapa sajak beliau dalam antologi Terbit dalam majalah Bahana sastera ASEAN Puisi Brunei Darussalam (1994) dan keluaran bulan Januari-Februari 2001. Anthology of ASEAN Literature Modern Poetry of Brunei Darussalam (1998). Beberapa buah sajak K. Manis juga diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur melalui antologi sajak bersama Bunga Rampai Sastera Melayu Brunei (1984). K. Manis juga pernah memenangi Hadiah Kreatif Bahana DBP-BSP pada tahun 2001. Sebagai seorang pencinta sastera dan budaya, K. Manis juga aktif menghadiri seminar, pertemuan, bengkel dan ceramah yang dianjurkan di dalam mahupun luar negeri. Beliau pernah membentangkan kertas kerja berjudul ‘Perkembangan Cerpen di Brunei’ dalam Seminar Sastera anjuran ASTERAWANI Brunei dalam tahun 1964. Mengikuti Kursus Kepimpinan Belia di Maktab Anthony Abell, Seria dalam tahun 1965 anjuran Majlis Belia Brunei.

44 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Ibnu ‘Abdir-Raheem (Brunei Darussalam)

Daerah Palintasan

hadirku di persada permai ini inilah bisik nuraniku menyusuri sebuah daerah yang sunyi inilah gejolak semangtku membawa sebuah perutusan suci inilah hasrat murniku menanai satu harapan tinggi pun demikian, memaju, membangun mahukah warga daerah palintasan ini warga dan pesisirnya berganding bahu, berjalan seiringan bersamaku bagi mengisi suatu agenda menuju daerah yang bernama “madani” yang bernama kemerdekaan menukar hijau dedaunnya menjadi emas murni hadirku di daerah palintasan ini adalah manifestasi dari azam yang kental Tuhanku! dengan berbekalkan semangat waja Kupohon pertolongan-Mu yang diukir dengan tinta emas yang bernama iltizam Jabatan Daerah Tutong untuk memakmur dan mengangkat martabat 21 Rabiulawal 1418 warga dan pesisirnya 26 Julai 1997

Tutong daerah palintasan yang terpinggir Terbit dalam majalah Bahana gelanggang tempatku mengatur langkah keluaran bulan Julai-Ogos 2001. menapak dengan langkah-langkah panglima menari dengan irama warisannya IBNU ‘ABDIR-RAHEEM adalah nama sebenar Yang Dimuliakan Pehin dengan hasrat murni Orang Kaya Putera Maharaja Dato Paduka Haji Abdul Ghani bin Pehin agar ia tidak terpinggir lagi Datu Pekerma Dewa Dato Paduka Haji Abdul Rahim. Yang Dimuliakan Pehin dilahirkan pada 8 Oktober 1946 di Kampung Puni. Beliau Pensyarah di Maktab Perguruan Ugama Seri Begawan. Setelah Tutong memperoleh ijazah dari University of Lancester, berkhidmat dalam daerahku hijau keemasan Perkhidmatan Pentadbiran Brunei (Brunei Administrative Service [B.A.S.]) dan di tempatkan di Daerah Belait. Beliau pernah memegang akan kuelokkan wajahmu yang lesu beberapa jawatan penting dalam Kerajaan, sebelum cuti bersara menjadi gebu dan ayu pada tahun 2001. Beliau dilantik sebagai Penolong Pengarah Urusan akan kuhiasi persadamu Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah (1 Jun 2002 - 31 Mei 2005), dan dilantik menjadi Pengarah Urusan Yayasan Sultan Haji Hassanal dengan permata dan mutiara Bolkiah dan selaku Ketua Pegawai Eksekutif Dana Pengiran Muda yang bernama peradaban Mahkota Al-Muhtadee Billah untuk Anak-Anak Yatim. Beliau mula menulis pada tahun 1966 di Kolej Islam Klang. Sajaknya ‘Pantai Merdeka’ memenangi tempat pertama dalam Peraduan Menulis Sajak anjuran Badan Bahasa dan Kesusasteraan Kolej Islam Klang (1967) dan menerima Hadiah Kreatif Bahana (2001 dan 2006) dalam kategori Syair.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 45 Jalan-jalan di Tepi Jalan

cerpen Pengiran Metassan bin Pengiran Bakar

Brunei Darussalam

“I’m The Greatest!!!” George Fore- man tersenyum sinis mendengar teriakan Si Mulut Celupar. Geor- ge Foreman yakin sebentar saja lagi mulut yang angkuh dengan bibirnya yang tebal itu tidak akan dapat dibuka apabila menerima cedukannya yang bisa dan padu di pusingan awal. “Bukalah mulutmu itu seluas- nya. Penumbuk sulungku akan membuat gigimu longgar, lututmu bergegar dan kau tidak akan dapat berdiri lagi, budak mentah!” Bisik hati kecil George Foreman. Penuh keyakinan serta azam yang kental. Rupanya dia salah perkiraan. Muhammad Ali yang terkenal de- ngan jolokan petinju yang sering memekik, “I’m The Greatest!!!” itu telah menonton rakaman video George Forman berulang kali. Mu- hammad Ali pernah menonton George Foreman mengalahkan tiga orang petinju pada malam yang sama. Hebat. George Fore- man memang seorang petinju

46 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 yang hebat dan digeruni. Penum- mang realitinya, komen sinisnya Bila otak sehat, spontan hor- buknya boleh merebahkan seekor itu sahih wa mutawatir, kita ini bak mon endorfin akan mengalir lembu dengan mudah. kata sahibul hikayat, indah khabar membasahi cerebellum dan oblo- Namun setiap orang ada kele- dari rupa, lebih kicap dari cuka.” ngata, lantas menghantar isyarat mahannya. George Foreman tidak Hati kecilnya setuju seratus dua pada seluruh anggota badan agar terkecuali. Semua lawannya telah puluh lapan peratus dengan kritik- bersikap ceria selagi jantung masih dijatuhkan pada pusingan awal. an sel otaknya yang proaktif dan berdenyut. Sekali lagi hati kecilnya Paling lewat di pusingan kelima. dinamik itu. setuju seratus dua puluh lapan Jika lawannya masih bertenaga “Ini semua berkat cakap tidak persen dengan hujjah sel otaknya. selepas pusingan kelima, George serupa bikin, Bos. Cakap bergegar- Burhan senyum. Senyum pagi Foreman pula akan keletihan. Di gegar…tahi sendiri menyangkut di membalas jelingan seksi mentari sana kelemahan George Foreman gelagar. Betul ‘kan, Bos?” Sel otak- yang baru sebentar memperaga- yang amat ketara. Muhammad Ali nya melibas lagi. Seiras libasan kan catwalknya sambil keluar dari akan menggunakan peluang ini killer sepak takraw dari Thailand. tabir malam. Dalam situasi apapun sebaik-baiknya. Menjunam bagaikan Apollo 11 dia mesti bersikap demokratik. Sel otaknya boleh cakap apa saja. Itu “Aku akan tunggu sampai dia yang mendarat tepat di Lautan haknya. Otaknya adalah otak mer- letih. Baru aku ajar dia sepuas- Hindi. deka. Bukan otak separuh merde- puasnya,” bisik hati kecilnya. Sebab “Sebenarnya semua orang ka macam kerak nasi; bila disuruh itu Muhammad Ali semakin galak tahu, tapi semua orang diam buat- diam, dia diam. Bila disuruh ang- memekik, “I’m The Greatest!!!” be- buat tak tahu. Soalnya sampai bila guk, dia pun mengangguk macam berapa minit sebelum Rumble in kita harus begini, Bos. Tahu tapi orang yang baru belajar meng- the Jungle bermula. diam buat-buat tak tahu?” Sel otak- angguk. Vrooommm!!!! Sebuah motosi- nya melibas lagi. Oktafnya sema- Semua sel yang bermastautin kal Harley Davidson mendekatinya kin meninggi. di dalam otaknya itu telah diberi membuat Burhan tersentak dari “Haha… itu namanya hangat- kebebasan sepenuhnya untuk lamu-nan yang membawanya sing- hangat tahi ayam karan, Bos,” balas menyuarakan pendapat mereka. gah sebentar di Zaire. “Syok nonton hati kecilnya. “Tapi jauh lebih baik Me-reka boleh komen tentang aga- Muhammad Ali membelasah dari hangat-hangat tahi kucing ma, misalnya isu imam merokok George Foreman, ya Bos?” Sel otak- Bengal. Baunya…adui! Busuk, selepas selesai membaca khutbah nya bertanya. Hanya dalam bebera- Bos.” Jumaat yang menekankan tentang pa saat saja, vrooomm-vrooommm Di pagi beginilah, sambil ber- bahaya nikotin dan tar yang meng- yang berkuasa tinggi itu sudah dua jalan dengan langkah yang cepat, akibatkan barah kerongkong dan kilometer meninggalkannya. masa paling seronok dan konstruk- serangan jantung. “Imam itu yakin “Sudah hampir tiga puluh ta- tif membuat latihan tubi secukup jantungnya kebal kerana wiridnya hun kita berjalan, Bos… Tapi nam- rasa untuk otak yang masih berda- yang mantap, Bos,” sel otaknya paknya, yang itu, yang itu juga. Pi ya maju. Benar, bisik hati kecilnya. mencelah. mai pi mai tang tu. Depan bela- Bila otak cergas, semua organ — Mereka boleh bangkitkan isu kang, duk kat situ, Bos,” sel otaknya jantung, hati, ginjal, paru-paru dan ekonomi yang lebih banyak mem- mula membebel bagaikan pakar pankreas— akan siap siaga untuk beri peluang kepada orang luar se- pengkritik sosial yang dinobatkan menepis serangan radikal bebas. mentara peniaga tempatan ketan- oleh Kesatuan Hak Asasi Manusia. Sebab otak bertugas sebagai ko- dusan projek, menyebabkan hu- mander bagi semua organ dalam “Bila dilihat dari kiri ke kanan, tang bank sukar dibayar, lalu jadi- tubuh manusia. dibanding luar dan dalam, me- lah mereka al-gharimin tegar.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 47 “Kes al-gharimin mencalar tu, Bos,” hati kecilnya berbisik lagi. tanah. Justeru falsafah ‘biar mati imej negara kita, Bos,” sekali lagi Sebut apa saja isu, sama ada isu anak jangan mati adat’ sering dije- sel otaknya menunjukkan tendang- tahap nasional, serantau atau anta- rayawarakan di seluruh jajahan an bebasnya. rabangsa, sel-sel otaknya bebas takluk rantau dan pesisir otaknya. Atau mereka boleh bangkitkan meluahkan pendapat mereka ke- Berjalan di sepanjang Jalan Je- isu integriti pertahanan yang mesti rana dia mengamalkan kebebasan rudong, dari rumahnya di Sim- seimbang dengan kecanggihan bersuara dan ketelusan total. pang 287 yang menghadap terus peralatan negara-negara jiran; Kebebasan bersuara dan ketelusan ke jalan raya, hingga ke simpang meskipun saiz negara kita kecil dan yang dimeterai dalam Deklarasi menuju Jabatan Penjara memakan jumlah penduduknya boleh dibi- APEX 1997. Bila terbayang bab masa kira-kira tiga puluh minit. lang dengan jari, kita mesti sen- ‘ketelusan’, hati kecilnya terse- Bermakna campur jalan kembali tiasa kelihatan kental di mata du- nyum sinis. ke rumah jika tidak singgah mi- nia dan sanggup mati bergalang “Awas cakap jangan tak serupa num neslo di Restoran Melayu yang dikendalikan secara rasmi- tanah demi bangsa yang tercinta. bikin, Bos!” sel otaknya memberi nya oleh orang India itu, Burhan “Ewah ewah!!!” Sel otaknya amaran. berjalan selama enam puluh minit. mengusik bosnya. Namun semua sel otaknya dan “Itu pun kalau langkah macam Mereka boleh bantai isu pendi- juga bisikan hati kecilnya tahu orang dikejar hantu raya atau dikan yang akan menyediakan bahawa dia, ya dia adalah otoriti jembalang rimba tapi kalau diguna prasarana untuk mewujudkan se- yang sebenar. Dalam versi lain, ha- pakai langkah orang korporat di buah generasi pemikir menjelang nya dia, Burhan bin Abdul Samad padang golf, haha, mungkin dua tahun 2035. Atau isu pertanian bin Pehin Rajuna bin OKK Ludin jam atau dua jam setengah baru yang menjanjikan penghasilan Gajah bin Fakih Asmawi al-Magh- sampai,” bisik hati kecilnya. padi yang mencukupi dalam masa ribi, adalah The Law. Sama ada dia dua puluh tahun dari sekarang. mahu mendengar atau tidak, ma- “Kenapa Bos tidak main golf?” Tanya sel otaknya bila Burhan me- “Ini penting, Bos... perut ke- hu setuju atau tidak, itu adalah hak lajukan sedikit langkahnya. “Di nyang rakyat senang,” sel otaknya dia. Hak Burhan secara mutlak. fairway Bos boleh bincang bisnes. terus membebel. “Haha…,” bisik hati kecilnya, Projek SME boleh, projek mega pun bertepuk girang macam aksi pe- Boleh juga timbulkan isu bu- boleh. Macam-macam projek Bos nyokong Harimau Malaya yang daya dan adat resam supaya tidak boleh bincang. Bincang Miss Uni- baru memenangi Piala AFF me- dicemari oleh fahaman ektremis- verse pun boleh. Bos juga boleh nundukkan Garuda Indonesia de- me dan budaya kuning. campur dengan VIP, separuh VIP ngan kelebihan agregit. “Haha… kita tidak mahu ada dan penjilat kasut VIP. Kalau jalan operatif terroris di dalam negara “Syok juga ada kuasa mutlak kaki di tepi jalan, Bos bincang de- kita, Bos, “ bisik hati kecilnya. ni,” bisik hati kecilnya yang sentia- ngan rerumput saja, Bos. Kalau na- sa memantau telatah sel-sel otak- Atau isu kesihatan yang sib kurang baik, boleh terpijak tahi nya agar sel-sel itu, yang telah di- meng-anjurkan rakyat anjing, Bos.” Sel otaknya mengu- mandi limau dengan ilmu dari mengamalkan cara hidup sihat, siknya lagi. pelbagai kitab hasil karya penulis- agar tubuh tetap segar bugar “Haha...,” hati kecilnya ketawa. penulis timur dan barat, tidak eks- sepanjang hayat. Burhan memilih diam kerana trem dan meleset dari rel budaya “Mmmm… biar semua orang dia tahu bahawa dia adalah otoriti nenek moyang yang hidup dikan- ikut macam Bos. Tiap pagi jalan yang sebenar. Sebagai otoriti, dia dung adat dan mati dikandung kaki enam puluh minit, cukuplah tahu bahawa diam itu lebih meya-

48 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 kinkan. Diam akan membuat dia sel otaknya. “Angkat bakul. Haha, bekas murid-murid yang sudi kelihatan lebih matang dan ber- angkat bakul,” bisik hati kecil The menyapanya. wibawa. Law sambil senyum memanjang. “Assalamualaikum, Cikgu. “Kebanyakan manusia tidak Burhan membelok ke kanan untuk Masih kenal saya, Cikgu?” tahu bersyukur, Bos,” ujar sel otak- mengelakkan terpijak takongan “Burhan?” nya. “Dari zaman Nabi Adam alai- air anugerah hujan yang turun “Ya, Cikgu. Saya Burhan. Bekas hissalam lagi manusia sudah mula sebentar sebelum subuh. murid Cikgu darjah Satu A. Cikgu bermusuhan. Adik-beradik pun Burhan berjalan terus. Ka- sihat?” sanggup menumpahkan darah,” dang-kadang cepat. Kadang-ka- “Alhamdulillah…sihat. Burhan sel otaknya mengeleng-gelengkan dang perlahan. Sesekali berhenti sihat?” kepalanya. tapi kedua-dua kakinya yang su- “Sihat, Cikgu.” “Baru minggu lepas pun ada dah berusia lebih enam puluh orang sanggup bunuh adiknya,” tahun itu digerakkannya terus, Burhan berasa beruntung kera- hati kecilnya menyampuk. “Ini hentak kaki, seperti semasa dia na dapat bermesra semula walau cuma sekejap dengan Cikgu Mu- semua kerja syaitan, Bos. Bila kita dilatih bersenam oleh Cikgu hammad ketika sama-sama beria- silap dan lupa pada Allah, pasti Muhammad bin Ahmad, guru dar- dah di Tasek Lama minggu lepas. syaitan akan ambil peluang meng- jah satunya di Sekolah Melayu Cikgu Muhammad dengan mudah huruharakan hidup kita.” sam- Sultan Muhammad Jamalul Alam mengenalnya walaupun sudah bung hati kecilnya dengan nada pada tahun 1956. sedikit serius, macam ustaz yang berpuluh tahun tidak berjumpa. “Haha, Cikgu Muhammad menyampaikan ceramah sulung- “Tentu Cikgu Muhammad ma- adalah guru pertamaku,” bisik hati nya di hadapan Menteri agama. sih kenal pada suaraku yang serak kecilnya. “Aku rasa dialah guru Sel otaknya ini bila berhujah basah macam Papa Rock Ramli contoh yang terbaik di negara ini tidak ubah seperti wakil rakyat Sarip itu. Pasti Cikgu Muhammad tapi kesian, dia tidak pula terpilih dalam parlimen, bisik hati kecil berasa dirinya masih dihargai bila sebagai guru cemerlang atau guru The Law. Benar-benar macam wa- disapa oleh bekas muridnya,” bisik berbakti.” kil rakyat yang menjadi jambatan hati kecil Burhan. “Mungkin jawatankuasa penilai antara rakyat dan pemerintah. “Kenapa tidak diusulkan pada tidak ingat pada sumbangan Cik- Proaktif. Analitikal dan informatif. jawatankuasa penilai, Bos? Kalau gu Muhammad,” hati kecilnya “Sel otak aku ini memang sesuai guru yang usianya baru setahun memberi pendapat, “Cikgu Mu- dipilih sebagai yang berhormat. jagung dapat dipilih jadi guru ce- Networking kental. Dia sentiasa hammad sudah tua, lagi pun Cik- merlang atau guru berbakti, Cik- aktif memikirkan tentang penca- gu Muhammad low-profile orang- gu Muhammad apa kurangnya, paianku di sepanjang perjalanan nya, tidak ada hemoglobin pe- tentu dia lebih layak. Sekarang hidupku,” bisik hati kecilnya, seba- ngampu dalam saluran darah sudah banyak bekas muridnya gai menghargai sumbangan sel merahnya,” bisik hati kecilnya. yang berkedudukan tinggi. Di otaknya. Spontan fikirannya melayang antara menteri-menteri kabinet, “Haha, kalau wakil rakyat aktif pada Cikgu Muhammad yang tentu ada seorang dua pernah dan informatif macam sel otakku sudah berusia lebih lapan puluh menjadi murid Cikgu Muham- ini, baru best. Tidak makan gaji tahun tapi masih mampu berlari mad,” sel otaknya membalas balik buta. Susah senang rakyat, adalah anak di Tasek Lama. Syukur Cikgu bisikan hati kecilnya. breakfast dan dinner dia,” Hati Muhammad tidak mengidap “Haha, teruskan monolog. Kaki kecilnya melontarkan pujian pada alzheimer, dia masih kenal pada melangkah, otak pun sama beria-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 49 dah. Badan sihat, otak pun cerdas,” “Cita-cita tanpa tindakan ada- “Amerika adalah negara paling bisik hati kecil The Law. lah angan-angan kosong. Bila ada kaya dan maju di dunia tapi anda “Bos…apa macam kalau kita ke idea yang baik, terus bertindak, ca- harus ingat,. hanya dua peratus saja Amerika? Boringlah asyik jalan di ri jalan bagaimana hendak merea- orang Amerika yang berjaya me- sini saja. Di sana ada Angelina Jolie, lisasikan idea itu. Jangan tunggu nuju puncak. Dua peratus inilah Jessica Alba dan Kate Winslet,” sel bila anda sudah ada masa atau an- yang memacu Amerika Syarikat ke otaknya mencadang. da sudah cukup wang untuk mela- tahap yang ada pada masa ini. kukannya. Biar buat sedikit, yang Sementara sembilan puluh lapan “Setuju,” bisik hati kecilnya penting anda berasa teruja untuk peratus adalah rakyat biasa yang yang sering juga mengikuti gosip melakukannya. Sedikit-sedikit tidak komited untuk menjadikan selebriti Hollywood itu. “Kalau lama-lama jadi bukit. Membiarkan negara ini raksasa dunia,” Donald boleh kita jumpa Barack Obama, masa berlalu begitu saja akan Trump begitu petah meluahkan lagi best. Obama fasih bercakap membuat anda kurang minat un- ideanya. Semua penonton terpukau Melayu, Bos.” tuk merealisasikan impian anda. mendengar hujahnya. Burhan mengikut saja saranan Anda perlu komited. Anda perlu “Kalau kita mahu menjadi sel otaknya. Dia bersyukur kerana rajin. Fokus pada impian anda. Bila kumpulan dua peratus yang ber- memiliki sel-sel otak yang kreatif anda ikut formula ini, anda akan ada di puncak itu, kita mesti berani dan inovatif. Mereka boleh meran- dapati bahawa anda sebenarnya mengimpikan sesuatu yang besar. tau ke sana ke mari tanpa perlu mempunyai kekuatan dan kesang- Kita tidak akan rugi mengimpikan membuat online booking untuk gupan untuk menyiapkan sesuatu sesuatu yang dianggap mustahil menempah tiket penerbangan. projek besar. Ingatlah untuk men- oleh orang biasa. Malahan kita Subhanallah. Murah dan cepat. capai puncak, anda mesti melang- tidak akan dihukum bila kita bera- Selang beberapa saat saja kah dari bawah,” suara Donald ni mengimpikan sesuatu sasaran mereka sudah sampai di Madison Trump begitu bertenaga dan me- yang tinggi menggunung.” Square Garden yang dapat menam- mukau. Semua mata tertumpu pada pung lebih lapan puluh ribu orang “Donald Trum dibayar satu Donald Trump yang mengenakan penonton. Semua tempat duduk juta dolar untuk bercakap selama suit Armani yang berwarna biru telah diisi. Satu ceramah yang satu jam, Bos,” kata sel otaknya. diraja dengan tali leher yang dikendalikan oleh Learning Annex merah menyala. ‘Wow!!!’ hati kecilnya menya- Wealth Expo sedang berjalan. hut. “Apa macam, Bos… formula Donald Trump, salah seorang Donald Trump patut kita tiru, Bos. pemaju hartanah terkaya di dunia “Di Barat… mereka menghar- Kita juga mesti berani mengimpi- sedang menyampaikan ucaptama- gai harta intelek. Pada mereka ilmu kan sesuatu sasaran yang besar. nya mengenai THINKING BIG. dan informasi amat tinggi nilainya. Beratus kali lebih tinggi dari Bukit Sebab itu mereka maju kerana me- “Anda semua mesti bercita-cita Shahbandar. Untuk menjadi bang- reka menempatkan orang-orang besar, jika mahu berjaya,” lantang sa yang berjaya, kita mesti meng- berilmu di tempat yang tinggi,” sel suara Donald Trump yang berjaya ubah pola berfikir masyarakat kita. otaknya meneruskan ceramahnya. memberikan wajah baru kepada Maknanya sekarang kita mesti kota New York dalam tahun tujuh “Dulu Donald Trump hampir membuat anjakan paradigma. puluhan apabila dia berjaya meng- muflis, Bos. Hutangnya mencecah Kita harus melakukan bedah siasat ubahsuai Hotel Commodore yang berbillion dolar,” kata sel otaknya. segera terhadap kelemahan bang- amat daif itu menjadi Hotel Grand “Syyy!!!” Bisik hati kecilnya. sa kita,” sel otaknya mencelah. Bur- Hyatt yang menjadi mercu tanda ‘Jangan bising. Kami mahu tahu han setuju dengan cadangan sel kota metropolitan itu. rahsia kejayaan Donald Trump.’ otaknya.

50 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 “Kalau ada sepuluh orang ma- mihak kepada pandangan sel negara zikir yang mendapat peng- cam Donald Trump di tempat kita, otaknya. ampunan Allah. tentu melonjak ekonomi kita, Bos,” “Sudah berapa orang jutawan “Semoga lima puluh orang pe- hati kecilnya turut menyumbang- yang telah kita wujudkan dalam niaga bumiputera berjaya menjadi kan pendapatnya. masa hampir tiga puluh tahun kita jutawan dalam masa lima tahun Sel otaknya terus melontarkan berjalan ini, Bos?” Sel otaknya terus yang akan datang, Bos,” sel otak- hujahnya, “Jika kita retropeksi diri, mengasak dengan soalan yang nya menadah doa. otak Donald Trump dan otak subjektif. Hati kecilnya tunduk “Amin, ya rabbal’alamin,” hati jutawan yang berjaya sebenarnya, malu. kecilnya menyahut sambil bersu- sama saja saiznya dengan otak “Mana bangunan kepunyaan jud memuji Pencipta-Nya. kita. Cara kita bekerja tidak selaju peniaga-peniaga Melayu?” Hati kecepatan mereka berusaha me- kecilnya diam. realisasikan impian mereka. Kita “Mana projek mega yang ber- terlalu lambat untuk mendayung jaya dikendalikan oleh peniaga- ke pantai. Bos tahu ‘Buzz Aldrin peniaga bumiputra?” Hati kecilnya dan Neil Armstrong?” sel otaknya terus diam. Bagaikan tikus bunting PENGIRAN METASSAN bin Pengiran melontarkan soalan cepu-emasnya. dihempap buah kelapa pandan. Bakar dilahrikan pada 2 Mac 1949 di “Pada awal tahun enam puluh- Kampung Pekan Lama. Pernah bertugas “Kenapa diam?” sebagai Pegawai Imigresen (1967- an, Presiden John F. Kennedy “Okey… jangan buang masa. 1976), Penterjemah di Jabatan Peran- mengumumkan projek untuk cangan Bandar dan Desa (1976-19820) Mari kita pulang.” mendaratkan manusia ke bulan. dan sebagai Penterjemah Kanan di Keesokan harinya, sebelum Jabatan Peguam Negara (1982-1983), Seluruh dunia kagum bila Buzz penterjemah sambilan untuk Majalah Aldrin dan Neil Armstrong men- fajar menyingsing, Donald Trump Muhibah (RBA), dan penulis sari kata kelihatan berjalan-jalan di hadap- untuk Radio Televisyen Brunei. Sekarang jadi manusia pertama mendarat di menjadi peniaga dan penulis bebas. bulan pada tahun 1969. Cuba Bos an Trump Taj Mahal di Atlantic Beliau pernah memenangi Hadiah Kre- City yang dibinanya belasan tahun bayangkan, dalam masa sembilan atif Bahana DBP-BSP pada tahun 2003, tahun mereka sudah dapat merea- yang lalu. Sel-sel otaknya yang op- 2004 dan 2011 dalam kategori cerpen. timis total, sudah bersedia untuk Dengan menggunakan nama pena lisasikan cita-cita yang dianggap [email protected], cer- mustahil oleh dunia – bendera memulakan monolog; pen-cerpen dan puisinya sering meng- Amerika Syarikat terpacak gagah “Projek mega apa lagi yang hiasi majalah Bahana dan akhbar Media Permata. Beliau pernah dijemput di permukaan bulan,” Burhan dan akan kita siapkan? Aku akan da- mendeklamasikan puisi ‘Tangisan Alam hati kecilnya asyik mengikuti pan- patkan lima puluh billion dolar Mengalir di Sungai’ dalam Teter Sungai Bonda di Pusat Pelancongan Malaysia, dangan sel otaknya. dalam masa lima tahun bla… Kuala Lumpur. Selain berniaga dan “Sementara kita pula malas bla… bla…,” bisik hati kecil Donald menulis, beliau aktif dalam kerja-kerja kemasyarakatan. Beliau terlibat dalam untuk berfikir, apatah lagi untuk Trump. projek-projek Tabung Kosovo, Afghanis- mencapai sesuatu yang besar. Pada masa yang sama, Burhan tan, Iran, Tsunami dan Kombodia mela- Kenapa Donald Trump berjaya sedang berjalan-jalan di tepi Jalan lui jawatan sukarela beliau di Masjid Kampung Bunut, Kampung Tasek Mera- Jerudong; sel-sel otaknya yang menjadi billionaire?” Sel otaknya dun/Bunut dan Mukim Kilanas. Pernah berlagak bagaikan seorang profe- juga optimis total, berdebat de- aktif dalam bidang sukan dan beliaulah sor sedang mengendalikan fakulti ngan agresif mengenai Wawasan yang mendaftarkan Persatuan Sepak Takraw Brunei Darussalam ke Asian pengurusan kewangan. Hati kecil- 2035 dan bagaimana hendak men- Sepak Takraw Federation (ASTAF) pada nya hanya diam tapi fikirannya me- jadikan negara ini sebagai sebuah tahun 1990.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 51 Islam Mentakmilah Sastera Melayu dalam Peradaban Melayu Serantau

Esai Haji Mohammad Firdaus OKK Haji Noordin

Malaysia

Firman Allah taala dalam Surah As-Syu’ara, ayat 224-227, bermaksud:

Dan ahli-ahli syair itu, diturut oleh golongan yang sesat – tidak berketentuan hala. Tidaklah engkau melihat bahawa mereka merayau-rayau dengan tidak berketentuan hala dalam tiap-tiap lembah (khayal) dan angan- angan kosong? Dan bahawa mereka memperkatakan apa yang mereka tidak melakukannya? Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih (dari kalangan penyair-penyair itu), dan mereka pula mengingati Allah banyak-banyak, serta mereka membela diri sesudah mereka diinyaya. Dan (ingatlah), orang-orang yang melakukan sebarang kezaliman, akan mengetahui kelak, ke tempat mana, mereka akan kembali.

Mukadimah Kehadiran Islam di alam Mela- Dalam Islam istilah sastera di- Allah subhanahu wa Ta’ala yu tidak disangkalkan telah me- kenali dengan al-adabi yang dapat telah menamakan satu surah di ngurihsempadankan antara saste- ditanggapi berhubung sumber dalam Al-Quran dengan nama As- ra yang batil (yang bercanggah dan matlamat sastera Islam, iaitu Syu’ara (Penyair). Ini satu peng- dengan akidah Islam) dan yang sastera yang datang daripada jiwa iktirafan dan penghormatan besar dapat diterima umum. Contohnya yang halus (beradab) dan bertuju- yang tiada tolok bandingnya. Da- kandungan sastera yang sedia ada an mendidik dan mengasuh hati lam makna yang umum, ia sebe- dalam persuratan Melayu tetapi nurani pendengar pembacanya, narnya meliputi para karyawan dipengaruhi Hindu dan dibaiki tidak terkecuali penulis dan pen- sastera, bukan hanya para penyair. serta dipadankan dengan meng- ciptanya dengan nilai-nilai murni Tetapi diperingatkan, penghormat- ubah ayat-ayat dan kata-kata yang sehingga jiwanya menjadi halus an itu akan menjadi sebaliknya mengandungi unsur syirik kepada dan lembut. Dengan menggan- jika tidak ditunaikan tanggung- yang tidak bercanggah dengan dingkan sastera Melayu dengan jawabnya seperti firman Allah Islam (Zieseniss, 1963:9, dlm. Islam (Sastera Melayu-Islam) ma- Ta’ala yang tersebut di atas. Syafie,1996:119). ka dasar sastera Islam memper-

52 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 kasa, memartabat dan mentakmi- antarabangsa. Perkembangan sas- ikut kaedah-kaedah dan beberapa lah sastera Melayu dalam peradab- tera Islam dilihat pada era utama prinsip Islam. an Melayu serantau dan antara- Arab-Farsi. Daripada sumber dan Prinsip Pertama dan paling bangsa, lantaran Islam dan sastera acuan ini dilihat perkembang- utama yang mesti ditimbangkan Islam semestinya berpaksi dan annya dalam sastera Melayu yang terlebih dahulu ialah ‘‘‘niat’ atau berfalsafahkan tauhid di samping mempunyai ciri-ciri persamaan tujuan seorang itu menulis. Sebab nilai-nilai universal yang lain. dengan perkembangan pada pe- dalam Islam menyatakan dengan Dengan mengaitkan perbincangan ringkat masyarakat umat Islam jelas bahawa segala perbuatan dengan angkubah peradaban Me- dan umat Melayu, Nusantara dan manusia itu adalah dengan ‘niat’ layu serantau bermakna ia meru- antarabangsa. atau ada tujuannya. Oleh kerana juk kepada kemajuan dan perkem- ada ‘niat’ itulah, maka perbuatan bangan yang dicapai oleh dunia seseorang diperhitungkan baik sastera dalam wilayah tamadun, Prinsip dan Falsafah buruknya. peradaban Melayu Nusantara dan Berhubung dengan sastera dan Prinsip Kedua dalam konsep antarabangsa. Kemajuan tidak se- persuratan, Islam amat jelas sastera Islam ialah soal iman yang mestinya ditakrifkan bersifat ma- mengakui akan kepentingan pem- disebut sebagai ‘persoalan akidah terial dan duniawisemata-mata, bacaan dan penulisan (Al-Alaq:1-5), dalam sastera’. Konsep iman me- tetapi juga mencakupi daripada termasuklah bidang sastera yang nurut pandangan Ahli Sunnah Wal segi emosi, rohani, nilai, kemanu- berpaksi kepada yang baik sama Jamaah ialah ‘tasdiq di hati’ atau siaan, kesejagatan, tamadun, per- ada dalam puisi atau syair (Al- membenarkan di hati, pengucapan adaban dan ukhrawi. Syu’ara:224-227), ataupun prosa dengan lidah dan pembuktian Makna sastera (literature) se- (Yusuf:3). Kecenderungan insan, dengan amal. Maksudnya supaya benarnya boleh dirujuk pada se- khasnya sasterawan menzahirkan kita tidak sewenang-wenangnya mua karya terhasil, kreatif dan sesuatu ilham atau persoalan da- menganggap sesebuah karya itu non-kreatif termasuklah karya- lam bahasa yang indah, merupa- sebagai sastera Islam. Untuk me- karya ilmu (Wellek & Warren, kan naluri dan fitrah yang mencin- ngukur sesebuah karya itu terma- 1968:20). Dalam hal ini istilah tai keindahan kerana jiwa sastera- suk dan boleh dianggap sebagai dalam bahasa Melayu yang dipin- wan dianugerahi Ilahi basyirah sastera Islam, tidak kira apa ben- jam daripada Islam, iaitu persu- (pandangan mata hati) dan mata tuknya mestilah juga ditimbang ratan (Shafie, 1992:4-15) lebih tepat seni yang melihat seluruh alam, siapa pengarang atau penciptanya. bagi maksud tadi, namun di sini seluruh kejadian alam ini sesuatu Kalau penciptanya seorang ateis, pembicaraan akan ditumpukan yang indah seperti sifat Ilahiah: apatah lagi seorang kafir, maka pada maksudnya yang lebih dike- “Allah itu Jamal (indah) dan suka- karyanya mesti ditolak dan tidak nali sebagai penulisan dan lisan kan yang indah-indah”. Menebal- diterima sebagai sastera Islam, yang mempunyai nilai-nilai seni nya rasa indah (seni) ini mebayangi meskipun karyanya mengagung- (tidak semestinya kreatif). Pende- para sasterawan dan seniman serta kan dan memuji Nabi Muhammad katan ini bersifat umum dengan dijelmakan secara kreatif dalam Sallallahu’alaihi Wasallam. menyentuh persoalan prinsip, fal- bahasa lisan dan tulisan yang Prinsip Ketiga dalam penulis- safah, sumber sastera Melayu dan dinamakan sastera. an sastera ada hubungan dengan sastera Islam ke arah mentak- Menurut Yahya M.S. (1998: prinsip pertama, iaitu mengenai milahkan sastera Melayu dalam xiii,xiv), prinsip sastera Islam yang ‘tujuan bersajak atau tujuan menu- peradaban Melayu serantau dan dikemukakan, jelas disusun meng- lis itu’. Kalau tujuannya berlawan-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 53 an dengan Islam, apalagi kalau Bahiti (1963).1 Pertama: Sastera Fitrah dan agama tetap, tidak penulisnya tidak percaya kepada lebih menekankan cabaran dan pernah berubah. Apabila hati telah agama Islam, maka semua hasil pemikiran serta pembicaraan menyeleweng dari fitrah, hanya karya sasteranya tidak boleh digo- dengan perasaan dan hati. Kedua, agama fitrah ini yang sanggup longkan sebagai sastera Islam. lahirnya hubungan yang erat di meluruskan kembali, fitrah manu- Prinsip Keempat untuk sebuah antara kebenaran dan imiginasi. sia dan fitrah wuhud (Said Quthub, karya sastera Islam adalah yang Ketiga, mementingkan norma Juz 12: 41-42) sesuai atau berdasarkan al-Quran, sosial dan kemasyarakatan tetapi Apabila agama menjadi kecen- iaitu dalam ayat-ayat akhir dari menentang perkauman. Keempat, derungan naluri (naz’ah fitriyah), Surah As-Syuara. Mengikut prinsip mempunyai perseimbangan dalam maka adanya agama di tengah- ini sesebuah karya yang dihasilkan penggunaan bahasa bagi mengha- tengah masyarakat manusia ada- oleh penulis Islam pada asasnya silkan pernyataan yang berkesan. lah mutlak, sebagai jawapan terha- ‘hendaklah kata-kata itu benar’. Kelima, ia hendaklah disampaikan dap kecenderungan itu. Oleh kerana penulis itu seseorang dengan kiasan dan tidak dalam Allah Yang Maha Kuasa tidak manusia, maka kata-katanya bentuk yang keras atau kasar. membiarkan manusia terkatung- dalam sebuah puisi atau prosa itu Keenam, karya yang dihasilkan katung dengan nalurinya dan ber- mesti dipertanggungjawabkan, adalah pendek supaya mengesan- diwana di tengah-tengah makhluk baik untuk dirinya, mahupun kan tetapi Islam tidak menyekat bumi dalam usaha mencari syu’at untuk orang lain. Seorang penyair sekiranya mampu menulis lebih langit tetapi Allah menuntun me- atau penulis Islam tidak harus panjang dan lebih baik. Ketujuh, reka agar nalurinya menjadi teguh menjadikan ‘kebebasan tanpa se- nilai karya dapat dipertahankan dan sejahtera. Dengan ini Allah katan’ dalam pengucapan bersas- bagi setiap zaman. Justeru, Islam mengangkat darjat manusia dari tera sebagai alasan untuk tidak menganjurkan penyatuan dan lembah kehinaan ke mercu kemu- dipertanggungjawabkan. Ini berer- hidup bersama, bukan perpecahan, liaan yang tidak terbatas hanya ti sastera Islam itu ialah sastera konflik dan perkauman. pada alam duniawi malah melang- terlibat atau committed literature. Penciptaan manusia dengan kau ke alam malakut. naluri sehingga berhajat kepada Jelaslah bahawa agama adalah Islam dan Sastera agama, telah merangkai fitrah ma- hajat hidup mutlak bagi umat ma- Nurazmi Kuntum (1991:5), nusia dengan watak agama. Haki- nusia. Agama fitrah yang datang- menyatakan bahawa zaman Islam katnya, kedua-duanya adalah cip- nya dari Allah bertugas memenuhi membawa perubahan besar terha- taan Allah,sesuai dengan undang- hajat hidup manusia dan manusia dap kesusasteraan Arab. Pemuja- undang wujud dan saling memer- yang diciptakan dalam keadaan an terhadap berhala dan unsur- lukan. Allah menciptakan hati lengkap sempurna umumnya unsur lain selain daripada Allah manusia dan mencurahkan ke mempunyai tiga hajat hidup, iaitu mulai diketepikan dan rima-rima dalam hati itu agama ad-Din. Agar hajat hidup jasmani, hajat hidup yang didendangkan oleh kahin hati itu menjadi baik, sihat, tente- rohani, dan hajat hidup ijtima’i () juga telah diharamkan ram dan sejahtera. Allah Maha (sosial). oleh Islam. Sekurang-kurangnya Mengetahui akan ciptaan-Nya. Manusia yang telah diciptakan tujuh perubahan besar yang telah demikian sempurnanya, diangkat dibawa oleh Islam terhadap kesu- martabatnya selaku Khalifah Allah 1 Najib Muhammad al-Bahiti, 1963. Al-Syikru sasteraan Arab seperti yang diuta- al-Arabi. Kaherah: Dar al-Maarif, hlm. 47- di muka bumi dengan tugas untuk rakan oleh Najib Muhammad al- 49. mentadbir bumi dengan segala

54 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 isinya, sehingga hasil pengolahan- Syeikh Hamzah Fansuri yang salam berkata, sebagaimana fir- nya dapat memenuhi hajat hidup hidup pada permulaan abad XI man Allah taala dalam Surah Al- jasmani, hajat hidup rohani dan Hijrah. (XVII Masehi) terkenal ‘Alaq, ayat 1-3, bermaksud: hajat hidup ijtima’inya. Sesuai de- sebagai sasterawan sufi Melayu “Bacalah dengan nama Tuhanmu ngan firman Allah taala dalam yang hampir tidak ada tandingan- yang telah menciptakan (1) men- Surah An-Nur, ayat 55 bermaksud: nya, dengan karyanya yang terso- ciptakan manusia daripada suatu hor: Ruba’i Hamzah Fansuri (A. yang melekat (2) Bacalah dan …Allah telah menjanjikan kepada Hasjmy: 1976:15-16). Tuhanmulah yang paling mulia mereka yang beriman dan ber- (3)” amal salih, akan mengangkat Hakikat Al-Quran mempunyai menjadi khalifah, penguasa bu- nilai sastera yang amat tinggi, mi, seperti telah diangkat orang- sehingga orang Arab dan para sas- Bahasa Arab dalam zaman orang sebelum mereka, juga terawan mereka terpukau oleh ke- jahiliyah juga terbentuk dalam Allah akan memantapkan agama indahan ayat-ayat dan rahsia yang pelbagai dialek tetapi berkat Al- yang disukai-Nya untukmereka Quran, bahasa Arab mulai menjadi dan akan mengganti ketakutan terkandung di dalamnya. Mereka bahasa yang mempunyai standard, dengan keamanan. terpesona dengan kalimah-kali- mah dan ayat kalamullah yang berdasarkan bahasa Al-Quran. Usaha-usaha manusia sebagai mengandungi kebenaran yang Ajaran Islam telah mempenga- khalifah Allah untuk memenuhi mutlak. Hakikatnya, ketinggian ruhi kesusasteraan Arab. Kesusas- hajat hidup rohani, menjelmakan nilai sastera Al-Quran itu jauh teraan Arab yang berpaksikan Is- “seni budaya”, baik seni tulis, seni mengatasi kesusasteraan Arab lam itu memainkan peranan yang lukis, seni lisan, seni rupa, seni tari, zaman jahiliyah (zaman sebelum positif dalam mengukuhkan per- seni drama ataupun seni bahasa Islam). Untuk menghilangkan kembangan Islam. Pada zaman (kesusasteraan). kekeliruan, Nabi Muhammad Nabi Muhammad sallallahu alaihi Dalam kalangan orang-orang sallallahualaihi wassalam bukanlah wassalam, syair dan puisi-puisi tasawuf, sepanjang sejarah tasawuf seorang penyair dan kitab suci Al- digubah dengan tujuan bagi me- Islam, banyak lahir sasterawan- Quran bukanlah sebuah kitab mantapkan sema-ngat jihad dan sasterawan besar kenamaan. Dari syair. Baginda seorang yang membela kesucian Islam, menyun- para sasterawan sufi lahirlah se- ‘ummi’ (tidak pandai membaca tik semangat jihad dan juang da- jumlah “sastera sufi” yang amat dan menulis). Buktinya ketika lam diri tentera Islam untuk me- indah dengan ciri khasnya yang baginda menerima wahyu yang nentang musuh-musuh Islam. Ke- melambangkan kekudusan batin, pertama daripada malaikat Jibril tika Islam berkembang ke wilayah- kedalaman erti, ketajamah basyir- ‘alaihissalam semasa baginda wilayah dan jazirah Arab, tema ah (mata hati), keakraban dangan berkhalwat di Gua Hira. Malaikat sastera Islam mencakupi pelbagai Maha Pencipta, habluminallah dan Jibril ‘alaihissalam menyuruh aspek kehidupan seharian. hablumminannas. baginda membaca: “IQRA’!” “Baca- Nabi Muhammad Sallallahu- Di antara sasterawan sufi yang lah!”, namun baginda menjawab: alaihi Wassalam mempergunakan sangat terkenal iaitu Umar Ibnu “Aku tidak pandai membaca”. Ma- syair/puisi sebagai salah satu alat Faridli (572-632Hijrah 1181- laikat Jibril ‘alaihissalam menyu- dan utap untuk mempertahankan 1233Masehi), Jalaluddin Ar Rumy ruh baginda membaca sebanyak Islam. Baginda diserang dan diten- (604-672Hijrah 1217-1273Masehi), tiga kali, demikianlah jawapan tang dengan hebatnya menerusi Abu Sa’id bin Abdul Khair (258- baginda: “Aku tidak pandai mem- syair-syair/puisi-puisi musuh-mu- 440Hijrah) dan Hafiz Syirazy. baca”. Lalu malaikat Jibril ‘alaihis- suh Islam yang bertujuan untuk

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 55 melemah dan menghan-curkan yau-rayau dengan tidak berketen- sastera Islam ialah sastera yang Islam. Sebagai tindak balas, tuan hala dalam tiap-tiap lembah menyokong kebaikan tetapi tidak (khayal) dan angan-angan ko- baginda melantik beberapa orang ditentukan penulisnya. Dengan song? Dan bahawa mereka mem- penyair Islam dengan tugas untuk mafhumnya, karya tersebut boleh perkatakan apa yang mereka tidak membalas serangan-serangan mu- melakukannya? Kecuali orang- dihasilkan oleh penulis yang bukan suh Islam itu dengan mengguna- orang yang beriman dan beramal Islam. Adi Rumi (1996:62) berpen- kan puisi-puisi juga. Mereka yang salih (dari kalangan penyair- dapat sastera Islam hanya menju- tersohor ialah Hassan bin Tsabit, penyair itu), dan mereka pula rus dan mengemukakan kebenar- mengingati Allah banyak-ba- Abdullah bin Rawahah, Ka’ab bin an dan kemuliaan, yang menjadi- nyak, serta mereka membela diri Malik dan lain-lain. kannya tetap suci dan indah buat sesudah mereka diinyaya. Dan Puisi-puisi yang digubah oleh (ingatlah), orang-orang yang selama-lamanya, yang berpaksi- Hassan bin Tsabit sebagai misal, melakukan sebarang kezaliman, kan pada Al-Quran dan al-hadis. mengandungi pujian-pujian kepa- akan mengetahui kelak, ke tempat Menurut konsep ini, sastera Islam mana, mereka akan kembali. da Nabi Muhammad Sallallahu itu mestilah menjurus kepada mentauhidkan Allah, mengajak Alaihi Wassalam untuk menangkis Sebuah karya sastera Islam adalah sindiran penyair musuh-musuh sesuai atau berdasarkan Al-Quran, para pembaca dan pendengarnya Islam yang ingin memfitnah dan iaitu dalam ayat-ayat akhir dari kepada mendekati seterusnya menjatuhkan keunggulan peribadi Surah As-Syuara. Mengikut prin- mentaati Allah, bukannya sekadar sip ini sebuah karya yang dihasil- Nabi Muhammad sallallahu Alaihi mengagumi dan terharu dengan kan oleh penulis Islam pada asas- wassalam, melemahkan Islam dan ciptaan-Nya. (Shafie Abu Bakar, nya ‘hendaklah kata-kata itu be- 1994:39), pula memperkenalkan mencelarukan fikiran umat Islam. nar’. Oleh kerana penulis itu se- Hassan bin Tsabit juga dikenali orang manusia, maka kata-kata- teori takmilah, mengatakan baha- sebagai ‘Penyair Rasulullah’ mene- nya dalam sebuah puisi atau pro- wa sastera Islam hendaklah dibina rangkan serta memartabatkan sa itu mesti dipertanggungjawab- di atas prinsip-prinsip asas Islam kan, baik untuk dirinya, mahu- kebenaran serta keagungan Islam yang antaranya berada di dalam pun untuk orang lain. Seorang dan keunggulan peribadi Rasulul- ruang lingkup falsafah tauhid dan penyair atau penulis Islam tidak teks tidak terpisah dari nilai yang lah Sallallahu Alaihi Wassalam. harus menjadikan ‘kebebasan tan- Puisi yang mengandungi pujian pa sekatan’ dalam pengucapan berasaskan keislaman. Pengarang kepada Nabi Muhammad sallalla- bersastera sebagai alasan untuk dan teks mempunyai pertalian hu Alaihi Wassalam menjadi suatu tidak dipertanggungjawabkan. dalam kaitannya dengan nilai keis- jenis sastera Islam bagi menye- Ini bererti sastera Islam itu ialah laman. Pendeknya hasil sastera sas-tera terlibat atau (committed rikan perayaan-perayaan maulidur harus dilihat sebagai mempunyai literature). jaringan yang menyeluruh dalam Rasul Sallallahu Alaihi Wassalam (Yahya M. S., 1998:xiv) di seluruh dunia hingga masakini. rangka perspektif Islam yang syumul. Firman Allah taala dalam Menurut Sasterawan Negara Surah As-Syu’ara, ayat 224-227, Shahnon Ahmad (1983:48), sastera Islam sangat memperhitung- bermaksud: Islam ialah sastera kerana ibadah kan perbuatan manusia berhubung kepada Allah dan berdakwah dengan sastera dan seni. Umat Is- ... Dan ahli-ahli syair itu, diturut untuk manusia. Hasil karya itu lam dilarang berbohong dan me- oleh golongan yang sesat – tidak pula hendaklah dihasilkan oleh ngatakan sesuatu yang dusta, berketentuan hala. Tidaklah eng- orang Islam. Kassim Ahmad seperti firman Allah taala dalam kau melihat bahawa mereka mera- (1983:35) pula menyatakan bahawa Surah Asy-Syaf, ayat 3 bermaksud:

56 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Adalah sangat besar kesalahannya sahkan daripada hakikat mentau- untuk menyembah Aku. (Surah bahawa kamu mengatakan sesua-tu hidkan Allah Ta’ala dan tauhid aga- Az-Zarriyaat, ayat 56). Tidak juga yang tidak kamu perbuat. dijadikan dengan sia-sia: Adakah ma. Sebarang percubaan untuk kamu kira bahawa Kami (Allah) Pada hari kiamat, ketika di keluar dan menyeleweng daripada menciptakan kamu hanya sia-sia, hadapan pengadilan Allah ikatan agama Islam akan mengha- dan kamu tidak akan kembali Subhanahu Wa Ta’ala, setiap dapi bahaya iaitu syirik. Sedangkan kepada Kami? anggota manusia akan berkata- perbuatan syirik adalah dosa paling (Surah Al-Mukminun:115) kata membuat penyaksian terha- besar dalam Islam. Pendek kata, Manusia hidup untuk beriba- dap Khaliknya, seperti firman segala apa juga hasil karya seni dat, menyembah Allah, mengakui Allah Ta’ala dalam Surah Ha mim dan sastera mestilah berpaksikan rubbiyah Allah dengan menyata- as-Sajadah atau Fussilat, ayat 21- tauhid Islam. Mana-mana yang ke- kan ubudiyah. Orang Islam itu 23 bermaksud: luar daripada dasar ini merupakan percaya kepada hari kiamat dan perbuatan yang sia-sia semata. pembalasan syurga atau neraka, Dan (setelah berlaku yang demi- Sedangkan manusia itu diciptakan kian), berkatalah mereka kepada yang memperhitungkan segala oleh Allah taala adalah semata- kulit-kulit badan mereka: Menga- amalannya yang baik atau jahat. mata untuk beribadat kehadrat pa kamu menjadi saksi terhadap Karya yang berbahasa indah, kami? Kulit-kulit badan mereka Allah taala. Hakikatnya menghasil- menjawab: Allah – yang menja- kan karya seni dan sastera itu boleh berirama bahasa yang indah dikan tiap-tiap sesuatu pandai dijadikan jalan ibadah kepada menggetarkan jiwa dan mengge- berkata-kata – telah menjadikan Allah taala, seperti maksud firman rakkan hati boleh mendekatkan kami dapat berkata-kata; dan Dia- Allah taala dalam Surah At-Taubah manusia kepada jalan-jalan Allah, lah yang menciptakan kamu pada ayat 105, ber-maksud: kepada takwa dan amal ibadat mulanya, dan kepada-Nyalah ka- yang soleh,seperti peristiwa Sayidi- mu dikembalikan (untuk meneri- Dan bekerjalah kamu nescaya na Umar al-Khattab yang terpegun ma balasan). Dan semasa kamu Allah dan rasul-Nya serta orang- apabila membaca Surah Taha dan berselindung (ketika melakukan orang mukmin sekalian akan menundukkan angkuh hatinya dosa di dunia dahulu) bukanlah dapat melihat hasil pekerjaan kerana kamu bimbangkan pende- kamu itu. lantas memeluk agama Islam. ngaran dan penglihatan serta Sebab itulah dalam sebuah hadis kulit-kulit badan kamu menjadi Dalam Islam, sikap dan apa yang diriwayatkan oleh al-Bukhari saksi terhadap perbuatan-perbuat- juga yang lahir daripada manusia daripada Ubai bin Kaab dan at- an kamu yang berdosa itu, akan pasti akan dikira dan diperhitung- tetapi kerana kamu menyangka Tarmizi, Rasulullah Sallallahu bahawa Allah tidak mengetahui kan. Tidak ada perbuatan, dalam Alaihi Wassalam bersabda ber- kebanyakan dosa yang kamu laku- apa jua pun bentuknya yang akan maksud: kan (secara bersembunyi itu). terlepas daripada perhitungan Sesungguhnya ada di antara syair Dan sangkaan kamu yang demi- Allah Ta’ala. Ini ada hubungannya itu hikmah. kian, yang kamu sangka terhadap dengan tujuan manusia diciptakan Tuhan kamu, itulah yang telah dan dihidupkan di dalam dunia Karya puisi yang berunsurkan membinasakan kamu; (dengan agama pada keseluruhannya diha- sangkaan kamu yang salah itu) yang fana ini, seperti firman-Nya silkan oleh penyair-penyair yang maka menjadilah kamu daripada yang lain, Allah Ta’ala menegas- orang-orang yang rugi. kan, yang bermaksud: mempunyai latar belakang agama. Latar belakang keagamaan yang Adalah suatu hakikat bahawa Dan tiadalah Aku (Allah) mencip- nyata tercermin dalam kesan pe- dunia sastera itu tidak dapat dipi- takan jin dan manusia melainkan makaian kata-kata yang bernafas-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 57 kan agama yang bersumber dari Lanang dalam Sejarah Melayu segala raja-raja itu, chateria men- Al-Quran, al-hadis, Ilmu Tauhid, mengatakan: teri hulubalang itu makan mi- num melakukan kesukaan hati- Tasawuf, Sejarah Islam, ibadat dan “perbuatan hikayat... supaya dike- nya; dan ada yang bertandak, dan lain-lain yang apabila digunakan ia tahui... diingat...(dan) beroleh fae- ada yang mengigal, dan ada yang melambangkan bukan sahaja dahlah daripadanya... Maka fakir bermain catur,... dan ada yang makna lahiriah perkataan itu karanglah hikayat... supaya akan membaca hikayat, dan segala pe- tetapi ialah gambaran bagi satu menyukakan duli hadzirat bagin- rempuan pun memalu repana (re- rangkaian peristiwa sejarah dalam da.”2 bana) kesukaan. Ada yang bernya- nyi, ada yang bershair dan bersin- Islam, dengan cara apa yang Pengarang Syair Rajang juga dir-sindiran.4 diistilahkan sebagai bergabung menyatakan bahawa kisah yang jalin dalam ilmu jiwa. ditulisnya itu sebagai “menghibur- Untuk memenuhi fungsi peng- kan hati yang sangat duka.”3 Juste- lipurlara dan hiburan tersebut, Sastera Melayu dalam ru, fungsi inilah yang menghu- pengarang, pencipta dan khalayak Peradaban Sastera Serantau bungkan pengarang (pencipta) mempunyai peranan bersepadu Dalam usaha kita ke arah men- dengan khalayak (pembaca/penik- dan melahirkan karya sastera. Pe- cerakin fungsi sastera Melayu da- mat) dalam sesebuah karya atau ngarang, pencipta diikat oleh per- lam peradaban Melayu serantau teks. aturan atau konvensi pengkaryaan kita tidak terlepas daripada mem- Sebagai media penglipurlara, yang telah ditentukan oleh masya- bicarakan fungsi sebenar sastera penghibur, masyarakat tradisional rakat yang menyebabkan ia tidak dan sastera Melayu itu sendiri ser- meletakkan sastera Melayu pada dapat atau kurang menunjukkan ta masyarakat yang mencipta dan kedudukan yang tinggi. Karya dan keakuan serta memadamkan ke- memilikinya. Oleh yang demikian teks sastera yang dihasilkan oleh mampuan bakat kreatifnya. (Tidak penulis akan cuba membincang- pencipta, pencerita, pengarang ada konsep intellectual property). kan fungsi dan peranan sastera atau ‘fakir’ atau yang empunya Justeru, sebagai ahli sesebuah ma- Melayu tradisional dan moden cerita akan dibaca, didengar atau syarakat tradisional, pencipta dan dalam memartabatkan peradaban dinyanyikan sama ada semasa pengarang sedia tahu dan sedar Melayu serantau. melepaskan penat lelah setelah bahawa media dan teks sastera seharian membanting tulang di yang dihasilkannya adalah milik Fungsi Sastera Melayu sawah bendang atau di upacara masyarakat. TTTrrraaadisional keraian seperti majlis perkahwin- Pada amnya, fungsi sastera an dan seumpamanya. Dalam Memasyarakatkan Sastera Melayu tradisional adalah sebagai Silsilah Raja-Raja Brunei dinyata- Pencipta dan pengarang saste- media penglipurlara, hiburan, kan: ra tradisi perlu memenuhi kehen- pengajaran dan kritikan. Penga- dak dan tuntutan masyarakatnya rang menghasilkan karya atau teks ...malam itu berjaga-jaga berbuat agar media dan teks sastera yang berasaskan fungsi ini agar dapat makanan akan esok hari naik pe- dihasilkan tidak terasing dan dapat diterima baik oleh khalayaknya. ngantin; dengan gendering, seru- nai, agong, chanang, gelinang... dimartabatkan oleh masyarakat- Memandangkan peri pentingnya nya. Dalam tradisi lisan contohnya, fungsi tersebut, maka pengarang pencerita sering mengubahsuai kadang-kadang terdorong untuk 2 Shellabear, 1984, hlm. 2-3. menyatakannya secara langsung 3 Rangkap 3b dipetik daripada Syair Rajang dalam karyanya. Misalnya Tun Seri koleksi Hj. Abd. Hamid bin Jaludin. 4 P.L. Amin Sweeney, 1968, hlm. 33-34.

58 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 cerita yang dibawakannya demi Tradisi ini dilanjutkan dalam pertalian yang erat dengan Islam, menyesuaikan dengan mood kha- tradisi tulisan. Pencipta, penga- bahkan tradisi persuratan Melayu layaknya. Misalnya cerita legenda rang atau penyalin akan menga- adalah dimulai dan digerak-pacuk- atau mitos anak merantau dan ber- rang dan menyalin teks sastera an oleh Islam (Al-Attas, 1984:21). niaga akhirnya derhaka kepada mengikut kehendak khalayak. Oleh yang demikian perkembang- ibunya setelah meraih kekayaan Malah dalam beberapa situasi, an persuratan dan sastera Melayu seperti lagenda “Nakhoda Manis” pencipta, pengarang menyerahkan lebih ketara sebagai sastera yang versi Brunei, “Si Tanggang” versi kepada khalayak untuk menokok- berteraskan tauhid, ia tumbuh dan Malaysia dan “Malim Kundang” tambah hasil ciptaan dan tulisan- berkembang berdasarkan per- versi Indonesia. Legenda “Nakhoda nya seperti Raja Ali Haji dalam kembangan ilmu dan keberadaan- Manis” menceritakan anak orang Tuhfat al-Nafis menggalakkan nya sebagai takmilah dan penyem- kaya, ingin mencipta kekayaan bakal penyalin teks tulisannya su- purnaan keilmuan berkenaan sela- sendiri, mencapai hasratnya dan paya meneruskan kerjanya dan ras dengan nilai-nilai syariat serta berkahwin dengan seorang puteri menambah bahagian-bahagian akhlak Islamiah itu sendiri. 5 akhirnya menderhaka kepada ibu- yang tidak lengkap. Bagaimana- Kedatangan Islam ke Alam nya yang sudah tua dan jatuh fakir pun, penyalinan seperti ini bukan- Melayu seperti termaklum adalah kerana hartanya habis disedekah- lah dianggap sebagai “suatu proses melalui dakwah secara aman. Bagi kan lantaran mengharap agar reproduksi yang mekanikal tetapi menyampaikan dakwah keislaman 6 anaknya segera pulang. Semen- adalah satu proses kreatif.” ini, salah satu caranya ialah melalui tara, legenda/mitos “Si Tanggang” Menilai dan melihat daripada bidang sastera. Mana-mana sastera versi Malaysia dan “Malim Kun- satu segi, pencipta dan pengarang yang bercanggah dengan nilai dang” versi Indonesia mencerita- era tradisional seakan-akan tidak Islam contohnya kandungan Hika- kan anak keluarga miskin, meran- memiliki sikap keakuan dalam hak yat Seri Rama diubahsuai. Sesete- tau dan berniaga, mencapai hasrat- cipta. Mereka bersikap lebih ter- ngah hikayat yang judulnya berun- nya menjadi kaya, berkahwin de- buka, bebas dan menjadikan hasil surkan Hindu diubah dan disesuai- ngan puteri anak bangsawan yang ciptaan mereka itu sebagai amal kan dengan Islam contohnya Hika- hartawan, akhirnya menderhaka jariah dan suatu ilmu serta ibadah yat Marakarma ditukar kepada kepada ibu yang tua dan miskin. yang perlu diummahkan dan di- Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Mereka semuanya menjadi batu masyarakatkan agar sentiasa hi- Jaya ditukar kepada Hikayat Syahi kerana sumpahan si ibu yang kece- dup, berkembang dan segar. Kera- Mardan, Hikayat Serangga Bayu wa dengan perubahan sikap anak- na mereka sedar ilmu itu adalah ditukar kepada Hikayat Ahmad anak akibat buta mata, buta hati milik Allah yang perlu didakwah- Muhammad dan sebagainya (Liaw oleh harta, isteri cantik dan bangsa- kan, ditakmilahkan dan setengah- Yock Fang, 1978: 102-103). wan serta kekayaan. Akhirnya le- nya mengandungi pengajaran Islam telah mengambil ben- genda dan mitos “kaya membawa yang berupa sindiran atau kritikan. tuk-bentuk sastera yang ada pada bencana” ini berakar-tunjang da- masyarakat Islam dan mengisi- lam jiwa, kehidupan, tradisi, nasib Islamisasi Sastera Melayu kannya dengan nilai-nilai Islam dan ‘dilema Melayu’. Mungkin ini Pertumbuhan dan perkemba- dan sesetengah bentuk ini tersebar salah satu faktor penyebab utama ngan sastera Melayu mempunyai luas dalam masyarakat lain dalam orang Melayu ‘fobia/loya’ untuk Islam. Dengan kemasukan Islam menjadi kaya atau mencari kekaya- 5 E. U. Kratz, 1994, hlm. 9. ke Alam Melayu (Nusantara) ben- an secara berlebihan. Wallahu’alam. 6 Ibid., hlm. 8. tuk-bentuk syair/puisi yang ber-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 59 kembang dalam Islam turut ma- 137), Terengganu dan sebagainya. peradaban Melayu Nusantara itu suk ke dalam sastera Melayu, seba- Selain daripada bentuk syair di antaranya ialah agama, pendidi- gai contohnya syair telah masuk ke dan nazam yang dibawa masuk ke kan dan pentadbiran. dalam persuratan Melayu sejak dalam persuratan Melalui melalui Agama Islam merupakan zaman Pasai lagi (Ibn Battutah, Islam, terdapat beberapa bentuk ‘utap’ dan benteng yang kukuh 1384/1964:620). Bentuk syair juga lagi yang pernah diperkenalkan ke dalam memartabat, memperkasa terdapat dalam Sejarah Melayu, dalam persuratan Melayu, iaitu dan mentakmilah sastera Melayu tetapi ia mencapai puncak kesohor- rubai mathnawi, qitah dan ghazal. dalam peradaban Melayu Nusan- annya ialah dengan Hamzah Fan- Bentuk-bentuk ini terdapat dalam tara. Misalnya serangan La De San- suri, dengan syair rubainya yang Taj al-Salatin dan dibicarakan de di dalam peperangan Kastila, memperkatakan tentang wahdat antaranya oleh Alisjahbana (Sjah- walaupun ia membakar Masjid al-wujud (Al-Attas, 1970:490-504). bana, 1971:117-120), walau bagai- Brunei, tetapi dia membakar ba- Syair-syair ketuhanan yang lain manapun bentuk ini tidak berkem- ngunan sahaja, tidak Berjaya mem- termasuklah Syair Sifat Dua Puluh bang secara berterusan dalam bakar jiwa dan iman orang Brunei. yang tidak dipastikan penciptanya. persuratan Melayu. Syair-syair tentang akidah, syariat Al Buquerque berjaya meroboh- Tema yang ketara pengaruh- dan tasawuf misalnya dicipta oleh kan pemerintahan Sultan Melaka nya dalam persuratan dan pera- Tuk Shahabuddin antaranya berju- dan mendirikan La Famosa hanya daban Melayu Nusantara ialah dul Syair Ashiqin, Syair Ghafilah berjaya di Jolo setelah membakar tema-tema kepahlawanan tokoh- dan Syair Usul (Shafie, 1987: 181- seluruh Jolo. tokoh Islam. Sejak zaman Melaka 184). karya-karya sedemikian sudah Konsep pengaruh zaman sas- Selain daripada syair-syair terhasil dalam persuratan Melayu tera dalam pengajian kemasyara- yang memperkatakan tentang seperti Hikayat Iskandar Zulkar- katan; iaitu pengaruh Hindu, pe- ketuhanan terdapat juga syair yang nain. Sastera kepahlawanan ini ngaruh Farsi, pengaruh Arab membicarakan tentang nabi-nabi berperanan menamakan sema- (Islam) dan pengaruh Barat seperti Syair Nur Muhammad, ngat kepada wira-wira Melayu mi- (Winstedt, The Malay Magician, Syair Maulud, Syair Nabi Allah salnya pada masa Melaka diserang 1951) masih dipakai secara meluas Adam, Syair Nabi Allah Ibrahim, Portugis pada tahun 1511, dua buah dalam menilai sastera Melayu. Syair Nabi Allah Yusuf, Syair karya dibaca bagi memberi sema- Konsep dan teori ini hakikat- Anbiya dan syair —syair lain ngat kepada pahlawan-pahlawan nya telah mencetuskan kecelaruan mengenai orang-orang salih se- Melayu, iaitu Hikayat Amir Ham- dalam konsep kesusasteraan Mela- perti Syair Adham dan Abdul zah dan Hikayat Muhammad yu secara umum yang menyebab- Saman (Harun Mat Piah, 1989: Hanafiah yang kedua-duanya kan banyak hasil karya yang bukan 248). Syair terus berkembang da- terhasil di Melaka (Sejarah Melayu, sastera telah difahamkan sebagai lam bahasa Melayu dan diungkap- 1967:264). kan dengan pelbagai tema seperti hasil sastera (kreatif); oleh kerana syair sejarah, kiasan, romantik, ia persoalan dalam karya yang Sastera Sebagai Wahana nasihat dan seumpamanya. Syair- bukan sastera maka ia dibicarakan Pendidikan dan Cerakin syair berunsur keagamaan banyak secara berlebih-lebihan menurut Ilmu tumbuh dan berkembang di pusat- kaca mata sastera semata-mata; pusat budaya ilmu seperti Acheh, Bidang-bidang yang paling dan hasil karya yang bukan berasal Johor Riau (Abu Hassan Sham, berpengaruh untuk merubah Islam telah dikatakan karya Islam. 1987: 245-271 dalam Shafir, 1996: hidup, sastera Melayu dalam Menurut Ampuan Haji

60 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Brahim bin Ampuan Haji Tengah bin Ahmad, dan ilmu arud dan tokoh yang terlibat dalam meng- (2006) bagi memenuhi fungsi qafiahnya disusun antaranya gunakan cerita atau riwayat seba- pengajaran, pengarang juga tidak seperti oleh Khatib al-Tibriz (al- gai tujuan dakwah ialah Hasan terlepas daripada aturan, keperlu- Tibriz, 1390/1970:288). Perkemba- Basri (Ismail Hamid, 1982:58), dan an dan kemampuan masyarakat- ngan ilmu terutamanya balaghah Ibn Ishaq menulis berkenaan Nabi nya. Pengarang mengemukakan tidak lain adalah bertujuan untuk Muhammad sallallahualaihi wassa- ajaran dalam teksnya sama ada mengkaji Al-Quran. lam (Kritzeck, 1975: 79-83). secara langsung mahupun tidak Hasil daripada kajian terhadap Di era pertumbuhan keilmuan langsung. Contohnya mengenai Al-Quran dan tafsirnya telah me- dalam Islam pada pemerintahan ajaran Islam yang banyak dalam lahirkan konsep cerita, terutama- kerajaan Abbasiah dan juga kera- Hikayat Muhammad Hanafiah, nya konsep-konsep cerita yang ada jaan Islam Sepanyol (sejak perte- Hikayat Raja Jumjumah, Hikayat dalam Al-Quran itu sendiri seperti ngahan abad ke-8 hingga 15), Maharaja Ali dan pengarang mem- cerita-cerita mengenai para nabi kegiatan kesusasteraan tidaklah berikan ajaran secara langsung dan pelbagai cerita yang lain. Al- bersifat Arab jati kerana peradab- kepada khalayaknya supaya taat Quran adalah sebuah kitab yang annya dihasilkan oleh pelbagai kepada perintah Allah. Dalam teks amat unggul dan unik, yang tidak bangsa yang beragama Islam, sastera berunsur Islam telah dapat dikatakan sebagai sebuah termasuklah daripadanya kalang- mendorong kepada penerapan dan karya sastera tetapi amat kaya an orang Farsi yang memainkan penyelitan ajaran Islam seperti dengan nilai dan cirri-ciri sastera. peranan yang penting dalam watak raja dalam Hikayat Raja Keindahan bahasanya sungguh bidang budaya dan sasteranya. Jumjumah tersebut. menakjubkan tetapi tidak mampu Sebab sastera pada zaman tersebut Sastera Islam dan Melayu- ditiru hingga tunduk akurnya para lebih bervariasi sifatnya. seperti Islam amat berpaut rapat dengan penyair Jahiliyiah yang sebelum- bidang-bidang keilmuan dilibati ilmu. Adalah suatu hakikat bahawa nya bermegah-megah dengan syair oleh pelbagai bangsa terutamanya semakin tinggi tamadun sesuatu atau puisi masing-masing. Kajian Arab dan Farsi, maka demikianlah bangsa atau umat, semakin ting- terhadap Al-Quran sebagai per- dengan sasteranya. Bentuk-bentuk gilah peradabannya. Menelusuri lembagaan umat Islam khasnya cerita seperti cerita berbingkai sejarah Islam dan tamadun Islam, dan umat manusia amnya, men- yang dikenali dengan Kalilah wa tradisi keilmuan zaman hayat cambah cerakinkan ilmu-ilmu Dimnah daripada versi Farsi telah Rasulullah sallallahualaihi wassa- ukhrawi dan ladduni. diterjemahkan ke dalam bahasa lam, Khulafa al-Rasyyidin dan Dalam perkembangan ilmu Arab oleh Abdullah bin al-Muaqa- zaman Abbasiah dan seterusnya yang pelbagai bidang itu telah ffa’ (M. 142 Hijrah) yang berasal merupakan era tradisi ilmu yang melahirkan tokoh ilmuan atau dari Farsi. ketara berkembang pesat. Berkait tokoh-tokoh ulama dan keroha- Sastera yang benar-benar da- dengan sastera Islam hingga ke nian. Antaranya tokoh-tokoh dari- pat dilihat sebagai sastera Islam zaman tersebut keilmuan sastera pada nabi, sahabat, tabi’in, tabi’ al- ialah sastera yang tumbuh dan ber- Islam seperti penyusunan ilmu tabi’in, orang-orang salih, para kembang daripada peradaban balaghah yang telah sempurna ilmuan, tokoh-tokoh sufi, ulama, umat yang berpaksikan ilmu. Sas- diungkayahkan antaranya oleh alam dan mergastua, dijadikan tera dimaksudkan ialah sastera Syeikh Abd al-Qahir (al-Munyawi, tajuk dan tema cerita yang berun- yang bermakamkan sebagai Tak- t.t. 15), manakala asas bagi ilmu surkan Islam. Cerita-cerita terse- milah, sebagai penyempurnaan syair telah disempurnakan sejak but pada asalnya bersifat riwayat, dalam mengolah prinsip tauhid abad ke-8 yang disusun oleh Khalil kemudian disuratkan. Antara Allah dalam erti kata yang seluas-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 61 pengetahuan yang merangkumi hanya akan menghasilkan karya luasnya seperti yang dihuraikan seperti ilmu fiqh, tafsir, hadis, yang terbatas dalam lingkungan oleh Islam dalam semua aspek dan tauhid, tasauf dan lain-lain; dan bi- “khutbah, mistik dan sufi” sahaja cabang keilmuan. Pendeknya dang sastera kreatif seperti dalam tetapi hendaklah diterjemahkan sastera Islam berorientasi dan bentuk novel, cerpen, drama, syair dan ditasawwurkan kepada yang berfalsafahkan pendidikan dalam dan sebagainya, lebih luas dan seluas-luasnya. erti kata yang seluas-luasnya dan dapat disampaikan secara berhik- Sebenarnya sasterawan Nusan- mah dan berkesan. tara menulis dalam pelbagai bidang yang menyentuh semua Kesimpulan lapangan hidup. Islam ialah agama Kedatangan Islam di suatu Sastera Melaelaelayu Tasawwur fitrah, bersumberkan wahyu, dan tempat mengawal proses pembi- Peradaban Melayu Serantau akal yang waras, dan merupakan naan ummah berdasarkan konsep Di Nusantara dikenal sejumlah satu cara hidup yang penuh nikmat pendidikan dalam Islam yang besar khazanah sastera lama ter- dan kebajikan. akan membentuk manusia yang simpan dalam pelbagai sastera Kedatangan Islam ke Nusan- berakhlak mulia seperti yang di- daerah, seperti sastera Jawa, Mela- tara telah dianggap sebagai pem- sabdakan Nabi Muhammad yu, Sunda, Madura, Bali, Batak, bimbing ke arah suatu zaman sallallahu-alaihi wassalam dalam Aceh, Bugis, Makasar, Nare’e dan baru, membawa permulaan suatu sebuah hadis bermaksud: sebagainya (Robson, 1969:1). zaman yang lebih maju daripada Sastera itu berupa sastera lisan sebelumnya (Al-Attas, 1990:19). “Sesungguhnya aku diutuskan dan sastera tulisan. Islam yang datang di kepulauan semata-mata untuk pembinaan akhlak yang mulia”. Kesusasteraan Arab bercorak Nusantara telah diwarnai oleh Islam telah melarat ke Parsi. Dari ajaran aliran tasawuf (Baroroh sana ia berkembang dengan luas- Baried, 1990) maka mampu me- Demikian juga yang terjadi di nya ke India dan ke alam Melayu. nanamkan unsur-unsur metafi- Nusantara semenjak datangnya Islam di Samudera Pasai pada abad Di alam Melayu, karya Arab, Parsi sika yang memang sudah menca- ke-13. Dalam waktu yang relatif dan India yang bercorak Islam pai nilai luhur (Nicholson:1952), cepat, Islam dapat segera menye- disadur, dan diterjemahkan ke dan itu merupakan nilai Islam barkan ke seluruh daerah dan dalam bahasa Melayu seperti sejati. wilayah di Nusantara dan mewar- cerita nabi-nabi, cerita para saha- Sumbangan Islam yang lain nai aspek-aspek keagamaan, kebu- bat, dan pahlawan-pahlawan Islam. ialah dengan adanya huruf Jawi dayaan, kesusasteraan, bahasa dan Dari sana, berkembanglah sastera yang berasal daripada huruf Arab falsafah hidup. Islam dalam bahasa Melayu hasil untuk sarana penulisan suku etnis Untuk memantapkan panda- gabungan penyair dan sasterawan di Nusantara, seperti suku Melayu, ngan ini perlu diadakan penelitian Nusantara sendiri hingga seka- Jawa, Sunda dan Madura.Huruf lebih bersepadu terhadap karya- rang ini. Jawi telah berhasil membawa karya sastera Islam Melayu yang Menurut (Shukri Zain, 2011:69) bangsa-bangsa di Nusantara ke lain, hingga dapat meyakinkan penulisan di alam Melayu berna- kebudayaan tulisan. bahawa karya sastera Islam Mela- faskan ajaran Islam hasil karya Penulis berharap, tidak akan yu benar-benar mentakmilahkan penulis-penulis Islam di Nusantara disalahtafsirkan dalam memper- sastera Melayu dalam menunjangi ini semakin subur dengan meng- katakan Islam dan sastera Islam peradaban Melayu Nusantara. gunakan tulisan Jawi dalam dua itu menjadi landasan dan paksi Wallahu’alam. bidang besar iaitu bidang ilmu kepada sastera Melayu, yang

62 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Kepustakaan Hasan Langgulung, 1985.Pendidikan Shahfrin Mohd. Noor et. al., 1996. Perspektif Islam Mengenai Akhlak. Al-Quran al-Karim. dan Peradaban Islam - Suatu Analisis Sosio-Psikologi. Brunei: Pusat Da’wah Al-Quran dan Terjemahannya (1413H). Indonesia: Penerbit Pustaka Al Islamiah. Madinah.Khadim al-Haramain al-Syarifainal Malik Fahd. Husna. Sidek Baba, Prof. Dr., 2006. Pendidikan Ampuan Brahim Ampuan Tengah, Jasni Matlani, 2012.Wadah, dlm. Rabbani Mengenal Allah Melalui Haji. Fungsi Sastera. Brunei: rencana Fokus: Peranan Ilmu Dunia. Selangor: Karya Dewan Bahasa dan Pustaka. Sasterawan Islam dalam Bestari Sdn. Bhd., Shah Alam. Badaruddin H. O., 2010. Kumpulan Mentakmilahkan Masyarakat. Syed Muhammad Al-Naquib Al- Puisi Takdir Itu Bagini. Brunei: Sabah Malaysia: DBP Attas, trj. Samsudin Jaapar. Dewan Bahasa dan Pustaka. Cawangan Sabah. 1992. Tujuan dan Objektif Bahagian Kajian dan Penerbitan Mahayudin Haji Yahya, Pendidikan Islam. Kuala Lumpur: Pusat Da’wah, 2009. Puisi 1998.Tamadun Islam. Shah Alam. Dewan Bahasa dan Pustaka. Hidayat IV. Brunei: Pusat Malaysia: Penerbit Fajar Bakti Da’wah Islamiah. Sdn. Bhd. Yahya M. S., 1983, Asas-Asas Kritik Dewan Bahasa dan Pustaka, Brunei. Mohd. Sheffie Abu Bakar, 1995. Sastera. Brunei: Dewan Bahasa 1996. Simposium Serantau Sastera Metodologi Penyelidikan, (Edisi dan Pustaka Brunei. Islam. Dewan Bahasa dan Kedua). Malaysia: Universiti Pustaka: Negara Brunei ______, 2003.(Kumpulan Puisi Kebangsaan Malaysia. Darussalam. 1956-1968) Perjalanan Kedua Dari Fauziah Mohammad, 1996.Rasa Nurazmi Kuntum, 1991.Teori dan Rumah Ke Puncak Suasana. Kehambaan Pembentuk Jatidiri Pemikiran Sastera Islam Di Brunei: Dewan Bahasa dan Muslim. Johor: Cetak Ratu Sdn. Malaysia. Kuala Lumpur: Pustaka. Bhd. Dewan Bahasa dan Pustaka. ______, 2004.(Kumpulan Puisi Hashim bin Abd. Hamid, Haji, 1999. Pengiran Dato Seri Setia Dr. Haji 1984-1998) Nyanyian Perjalanan Cerocok Budaya Brunei. Brunei: Mohammad bin Pengiran Haji Mencari Diri Dari Muara Ke Akademi Pengajian Brunei, Abd Rahman, 2008. Kupasan ‘Arafah. Brunei: Dewan Bahasa Universiti Brunei Darussalam. Puisi Pilihan: Perspektif Islam. dan Pustaka. ______, 2003.Jejak-Jejak…Kumpulan Brunei: Dewan Bahasa dan Yang Dimuliakan Pehin Siraja Kertas Kerja Allahyarham Dato Pustaka. Khatib Dato Paduka Seri Setia Paduka Seri Setia Profesor Dr. Haji Prof. Datuk Ismail Hussein, Ustaz Awang Haji Yahya bin Awang Mahmud Saedon bin 1986.Sastera dan Agama. Kuala Haji Ibrahim, 1998. Menghayati Awang Othman. Brunei: Akademi Pengajian Brunei, Lumpur: Dewan Bahasa dan Sastera Islam Abad Ke-21. Brunei: Universiti Brunei Darussalam Pustaka. Dewan Bahasa dan Pustaka.

Awang Haji Mohd Firdaus bin Orang Kaya Kaya Haji Noordin dilahirkan pada 9 November 1962. Nama pena beliau antaranya ialah FIRDAUS H.N., UMMI SALMAH, SRP, ANAK KEDAYAN dan IMAM. Berkelulusan Ijazah Sarjana Muda Universiti Brunei Darussalam tahun 1996, MA Pendidikan dalam Pendidikan Islam, Universiti Brunei Darussalam tahun 2007 dengan biaya sendiri dan masa sekarang sedang melanjutkan pengajian ke peringkat Doktor Falsafah di Akademi Pengajian Brunei, Universiti Brunei Darussalam dengan perbelanjaan sendiri mulai tahun 2011. Sekarang memegang jawatan Pegawai Ugama Unit Keugamaan dan Kerohanian, Bahagian Hal Ehwal Pelajar, Universiti Brunei Darussalam semenjak 1 Oktober 1997. Beliau bergiat aktif dalam penulisan kreatif dalam genre sajak, cerpen, novel, skrip drama radio, rencana ilmiah, keusahawanan, sastera dan akademik. Hasil karya beliau sering termuat dalam akhbar Pelita Brunei, Media Permata, majalah Mekar, Bahana, Beriga, Radio Brunei, Ungkayah (UBD) dan lain-lain. Antara buku-buku yang beliau hasilkan ialah 9 Rahsia Mencipta Kejayaan dan Kekayaan dalam Multi-Level Marketing. “Home Based Biz” (Perniagaan Di Rumah), Antologi Bersama Kumpulan Sajak: Cermin Diri (DBP), Juara 1 (Pusat Da’wah Islamiah), Hidup (DBP), Tsunami (DBP), Kosovo: Bila Langitmu Kembali Biru (DBP), Antologi Cerpen Bersama: Sungai Mengalir Lesu (DBP), Perjalanan Hidup (DBP). Beliau juga sering kali memenangi peraduan-peraduan yang dianjurkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka, Pusat Da’wah Islamiah, Pusat Pendidikan dan Teknologi, Universiti Brunei Darussalam, Asterawani dan Putera Seni.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 63 Beni Setia (Indonesia)

Catatan Liburan kabut tipis menghalangi matahari pagi. “ini saat yang tepat untuk tidur melungker,” kata kucing di keset beranda–dari jauh tercium wangi kopi dan sisa ruap keringat petani

: pasangan kasmaran akan senantiasa malas menyibak selimut. tapi lelaki rembang usia itu memakai sepatu dan mulai menyusuri setapak. mau menghabiskan dingin pagi dengan langkah cepat dan debur jantung pekerja pabrik setelah riol ia memilih belok ke kiri–ke arah setapak berbatas sawah dan ladang, lantas pohon beringin di ladang bambu, turunan dan deru arus sungai selepas hujan semalam. desah sia-sia meraih bibir tebing

“saat yang tepat untuk kembali,” kata benalu. bungalow di tebing, panorama kota di utara dan angin sia-sia mengajak ke selatan. kini dingin pagi mengabarkan usia lewat tunas tunggul randu

10/12.2008

Beni Setia, lahir di Soreang, Bandung Selatan, 1 Januari 1954. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa cerita pendek, esai sastra, dan puisi yang dipublikasikan ke berbagai media massa. Puisi-puisinya banyak dimuat dalam publikasi nasional seperti, Kompas, Berita Buana, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Mangle, Surabaya Post, Horison, dan Puisi Indonesia 83 (Buku II). Ia mulai menulis puisi setelah menyelesaikan pendidikan di SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) Soreang pada tahun 1974. Selain puisi Ia juga menulis cerpen, kritik sastra dan resensi buku. Karyanya juga termuat dalam beberapa antologi bersama. Kini ia tinggal bersama keluarganya di Caruban, Madiun, Jawa Timur. Beni memilih menulis sebagai profesi tunggalnya.

64 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Fredy Sreudeman Wowor (Indonesia)

Demikian Sabda Messiah V

Di negeri ini Tanah air adalah saksi

Di balik liatan tanahnya Tersembunyi jutaan bangkai tak bernama Korban kekerasan militer

Di negeri ini Tanah air adalah saksi

Di atas permukaan airnya Berlayar kapal-kapal sisa perang dahulu Mengangkut orang-orang dari persimpangan kiri jalan ke pembuangan

Di negeri ini Tanah air adalah saksi

Pembantaian para demonstran Oleh para penguasa negeri ini Sebagai tumbal bagi tampuk kekuasaannya

Di negeri ini Tanah air adalah saksi Fredy Sreudeman Wowor, lahir di Tomohon, Mina- hasa, Sulawesi Utara, 4 Maret 1977. Beroleh gelar Aku tulis sajak ini Sarjana Sastra (S1) Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Di sana Untukmu wahai saudaraku ia menjadi dosen luar biasa pada Jurusan Sastra Kita yang berdiri bersebrangan dengan para tiran Indonesia. Ia menulis puisi secara intens sejak tahun Ayo, bersatu hancurkan kekuasaannya! 1994. Karya-karyanya dipublikasikan di Manado Post, Komentar, Swara Kita selain ditampilkan di pembacaan dan musikalisasi puisi di kampus maupun demonstrasi-demonstrasi (1995-sekarang). Puisinya yang telah dibukukan: Tirani Akan Tumbang (2000), Demikian Sabda Messiah (2003), Minahasan Haiku (2007), selain antologi bersama Koma (2001); Jejak (2004); 999 (2005); Ragam Jejak Sunyi Tsunami (2005). Maesa Rondor Makaaruyen (2007). Selain puisi, ia juga menulis cerpen, esai, dan drama yang ia pentaskan bersama kelompok Teater Kronis Mana- do yang didirikannya sejak tahun 1995.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 65 Tembiluk

Cerpen Damhuri Muhammad Indonesia

i masa silam, anjing itu tak lebih dari anjing Dbiasa, milik seorang tuan yang mendalami ilmu hitam. Puncak kedigdayaan ilmu hitam itu adalah hidup abadi, alias tak bisa mati. Namun, setiap kaji-pengha- tentulah membutuhkan pengujian, agar pencapaiannya benar-benar tak diragukan. Maka, pada suatu malam keramat, ia menggorok leher anjingnya hing- ga putus dari batang leher, dan kepala hewan itu menggelinding seperti buah mumbang jatuh dari pohon. Sebelum penyembelihan, ia memasang jimat di ekor anjing- nya, disertai mantra gaib yang ha- nya bisa dilafalkan oleh pengikut jalan sesat seperti dirinya. Ia tidak bermaksud membunuh anjing kesayangannya, karena ia hanya sedang membuktikan kedahsyat- an ilmu yang telah sempurna dikuasainya. Sembari menunggu jasad an- jing tanpa kepala benar-benar ter- geletak sebagai bangkai, dengan pisau yang sama, ia menyembelih

66 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 leher sendiri. Juga putus, dan sebu- biasa, tapi pemburu kepala sendiri, kar. Dimangsainya segala macam tir kepala menggelinding tak jauh yang sudah hilang selama berpu- hewan berdaging, mulai dari babi, dari kepala anjingnya. Dengan ta- luh-puluh tahun. kijang, hingga ular dan biawak. ngan bergelimang darah, ia me- *** Tatkala rimba Puncak Sicupak mungut masing-masing kepala mulai dijejaki orang, beberapa Kenapa mereka hanya memer- untuk dipasang ke masing-masing pencari kayu gaharu dikabarkan cayai bahwa yang beralih-rupa badan. Celakanya, tuan itu keliru. hilang di sana. Konon, mereka menjadi hantu adalah anjing ber- Ia menancapkan kepalanya ke le- telah diterkam oleh Tungkirang, kepala manusia? Ke mana pergi- her anjing. Sebaliknya, melekatkan manusia berkepala anjing. Itu nya tuan pemilik anjing yang sudah kepala anjing ke batang lehernya, sebabnya, di masa kini, orang- pula beralih-wujud menjadi manu- hingga pada malam itu terwujud- orang yang bepergian melewati sia berkepala anjing? Bukankah lah seekor anjing berkepala manu- Puncak Sicupak, melepaskan beberapa saat menjelang subuh, di sia, dan seorang manusia berke- seekor anak ayam ke dalam rim- kampung itu juga terdengar suara pala anjing. Seketika, kedua makh- bun semak, sebagai penghormatan lolongan yang meremangkan sega- luk ganjil yang tak direncanakan pada Tungkirang. la macam bulu? Lolongan yang ter- itu melesat lari menuju arah yang Kedua, Tungkirang bertolak ke simak bagai rintihan kesakitan, berlawanan. Dan, selama bermu- kota. Zaman itu, jalan belum di- dan sekali waktu terdengar bagai sim-musim mereka tidak pernah aspal, dan setiap perjalanan masih isyarat meminta pertolongan. Apa- bertemu. ditempuh dengan pedati, atau kah tidak ada kemungkinan bahwa Puluhan tahun kemudian, di berjalan kaki. Namun, Tungkirang suara itu datang dari mulut manu- malam gelap-bulan orang-orang menapakinya dengan berlari sece- sia berkepala anjing? Tak ada yang kampung Lubuktusuk mendengar pat mungkin. Siang ia bersembu- berpikir sejauh itu. Mereka meng- bunyi gemerincing rantai akibat nyi di tempat-tempat sepi, dan bila anggap tuan pemilik anjing telah gesekan-gesekan dengan kerikil malam tiba ia kembali berlari, dan raib sejak peristiwa malam kera- jalan. Anjing berkepala manusia berlari. Begitulah pengembaraan- mat. Perihal kehilangan itu, ada dipercayai sedang berkeliling nya dari satu kota ke kota lain, dari dua riwayat yang tertanam di kampung, mencari kepalanya yang tahun ke tahun, hingga tibalah ia Lubuktusuk. telah berpindah ke lain tubuh. di sebuah kota besar yang kini Pertama, selepas malam celaka Gemerincing itu mengerikan. menjadi kiblat para perantau. Di itu, tuan yang setelah diurai silsi- Orang yang terbilang paling kota itu Tungkirang diselamatkan lahnya ternyata bernama Tungki- berani berhadapan dengan jinaku oleh seorang lelaki yang kelak rang, hengkang dari Lubuktusuk. atau hantu-belau sekalipun, bila ditakdirkan menjadi penguasa. Mustahil ia bertahan di kampung mendengarnya tetap saja gamang. Lantaran budi-baiknya, Tungki- dengan gelar “anjing” di belakang Ketimbang turun, dan memeriksa rang menghamba sebagai anjing namanya, dan lebih tak mungkin asal bunyi ke halaman, ia lebih istana. Dengan ketajaman penciu- lagi, mempertontonkan tabiat memilih merapatkan selimut kain man yang menakjubkan, ia me- anjing di tengah-tengah kampung. sarung. Bagi yang terbangun, akan ngendus setiap muslihat yang Ia bertolak ke selatan, menuju rim- berupaya tidur kembali hingga hendak menjatuhkan kuasa tuan- ba Puncak Sicupak, hutan pekat terbebas dari mendengar bunyi itu. nya. Suatu ketika, tuannya tertu- yang pada masa itu belum terja- “Hantu pemburu”, begitu mereka duh sebagai otak di balik skandal mah. Di sana ia membuat sarang menamainya. Bukan pemburu penggelapan uang negara, yang yang tersuruk di kedalaman belu- babi, sebagaimana anjing-anjing bila terbukti bakal menggulingkan

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 67 satunya cara Orang-orang Lubuktusuk mena- melumpuhkan mainya “manusia rimba” karena anjing itu ada- lebih kerap tinggal di hutan ketim- lah mengem- bang menghuni rumahnya di balikannya kampung Lubuktusuk. Ia hanya menjadi ma- akan turun ke kampung bila ma- nusia.” du-lebah hasil panjatannya sudah “Bagaima- cukup untuk dijual ke pasar. Atau na caranya?” bila ada panggilan darurat dari te- tua kampung karena ada persoalan “Bius. La- genting yang tak terselesaikan. lu, culik!” Misalnya, ada jagoan yang meme- “Tuan ras petani-petani karet, atau seka- baru berpikir dar menggertak orang-orang yang akan mencela- diam-diam menjual getah karet ke kainya, Tung- luar Lubuktusuk ketimbang pada kirang sudah tengkulak induk-semang mereka. tahu. Ia lebih Para jagoan itu sukar ditakluk- licin dari intel kan lantaran rata-rata mereka ada- paling lihai se- lah para pengguna ilmu sesat yang kalipun.” sudah pasti kebal senjata. Orang Dengan yang sanggup meladeni ancaman kemampuan itu hanya Tembiluk. Sudah tak ter- kekuasaannya. Di sinilah kehebat- gaib tingkat tinggi, peramal dapat hitung begundal yang ia patahkan an Tungkirang diperlukan. Setiap menjelaskan asal mula anjing tiada ampun. Baginya, tidak ada gelagat yang mengungkit-ungkit istana itu. Tersebutlah sebuah orang yang benar-benar kebal. Tak keterlibatan tuan itu sudah dien- kampung bernama Lubuktusuk. bisa ditikam dengan pisau atau dusnya lebih dulu, dan lekas dila- Banyak yang ragu, banyak pula lading, dengan ilalang atau butir- porkannya. Tak ada yang luput dari yang bersetuju. Tapi demi tegak- an padi ia menusuknya. Bila tak pengendusan manusia berkepala nya keadilan, dikirimlah utusan mempan, ia akan mengerahkan anjing, hingga tuannya nyaris tak guna mencari makhluk berwujud kesaktian paling ampuh; mene- tersentuh. Ia berlumur dosa, na- anjing berke-pala manusia. riakkan sebuah mantra di pangkal mun tampak suci, bagai tanpa *** telinga musuh. Keparat pengacau noda. Tanpa Tungkirang, tentu ia seketika akan menggigil ketakutan sudah meringkuk di penjara. Itu Orang-orang Lubuktusuk ti- dan lari terkangkang-kangkang. sebabnya, musuh-musuh tuan dak perlu takut lagi pada gemerin- “Seumur-umur ia tidak akan bera- besar terus bersiasat guna menak- cing rantai yang dulu mengancam ni lagi menginjakkan kaki di kam- lukkan Tungkirang, atau sekalian di malam gelap-bulan. Sebab, pung ini,” begitu biasanya Tembi- melenyapkannya bila perlu. anjing berkepala manusia sudah luk menegaskan. Seorang peramal yang dipe- tertangkap. Rantai itu kini berada Ini pula yang terjadi pada suatu kerjakan oleh salah satu musuh di genggaman lelaki pencari ma- musim kemarau, semasa sapi dan tuan besar menyarankan: “Satu- du lebah bernama Tembiluk.

68 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 kambing peliharaan orang kam- terengah-engah. Ia menolak diba- “Masa depan negeri ini sangat pung kerap menjadi santapan wa pergi meski akan bertemu de- bergantung pada hewan milik Ba- ngan tuan masa silamnya, dan harimau lapar. Tembiluk memak- pak,” bujuk salah seorang dari me- akan kembali menjadi anjing lumatkan teriakan di mulut rimba reka. pada suatu petang. “Huaaaaaaaa, biasa. “Hanya Bapak yang bisa “Menyerahkan makhluk itu uwiwua, uwiwua, huaaaaaa,” begitu menangkapnya,” harap ketua sama artinya dengan menyela- kira-kira bunyinya. Menurut para gerombolan. matkan bangsa.” tetua, alamat teriakan Tembiluk Mudah bagi Tembiluk me- Jauh sebelum kedatangan me- mendengar mantra itu bagai sam- ngem balikan hewan itu. Ia tidak reka, Tembiluk sudah tahu bahwa baran petir yang mematikan. Sejak lari, hanya bersembunyi dari manusia berkepala anjing telah itu, di musim kering paling ganas orang-orang yang tampak begitu menjadi biang kebangkrutan. sekalipun, tiada seekor harimau bernafsu. Tembiluk tak bisa meli- Uang rakyat terus-terusan diram- pun yang masuk kampung. Begitu- hat kejernihan di raut wajah mere- pok, pejabat bersekongkol dengan lah sepak-terjang Tembiluk yang ka. Keruh sempurna. Alih-alih aparat, hukum tajam ke bawah. telah meringkus anjing berkepala itikad baik untuk menyelamatkan Pemimpin terpucuk yang telah manusia. Setelah mendengar teria- negeri itu, Tembiluk justru me- menyengsarakan rakyat harus nangkap isyarat tentang watak kan maut Tembiluk, makhluk itu segera diseret ke meja hijau. Tapi, kemaruk. Ketajaman penciuman berubah jinak dan menurut saja Tungkirang terus menghadang. Ia anjingku juga ajaib, sebagaimana ketika Tembiluk menggiringnya akan berhenti bila sudah diperte- Tungkirang. Dengan hewan itu, ke rimba Bukit Kecubung. Ia me- mukan dengan anjing peliharaan- mereka bisa memancangkan kua- ngatakan bahwa tuan yang dicari- nya, bila mendapatkan wajah sa baru yang jauh lebih rakus, cari anjing itu telah enyah dari asalinya. batin Tembiluk, sebelum ia meng- Lubuktusuk, hingga percumalah Anjing berkepala manusia hilang di kedalaman rimba. segala upayanya selama ini. Anjing menghentak-hentak, lantas lari Tanah Baru, 2012 berkepala manusia sudah punya tuan baru. Sebagai balasan atas kebaikan Tembiluk, ia mengabdi sebagai anjing peliharaan yang Damhuri Muhammad lahir di Taram, Payakumbuh, Sumatera Barat. Damhuir saban petang berkeliling rimba Muhammad lahir pada tanggal 1 Juli 1974. Ia adalah seorang Alumnus guna mengendus sarang lebah Pascasarjana Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2001). Sekarang ia bermukim di Jakarta. Ia menulis cerita pendek, esai seni, dan kritik buku di siap-panjat. Tembiluk merawat sejumlah media nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Majalah TEMPO, anjing itu seperti merawat telapak Seputar Indonesia, dan masih banyak lagi media nasional lainnya. Pada tahun kakinya sendiri. Pertemanan me- 2011 ia berkhimad sebagai anggota komite penjurian lomba penulisan buku pengayaan kurikulum. Pada tahun 2008-2013 ia menjadi ketua tim juri reka berlangsung lama, hingga Khatulistiwa Literary Award (KLA) peristiwa penghargaan sastra paling pada suatu hari rimba Bukit Kecu- berpengaruh di Indonesia. Ia bekerja sebagai redaktor sastra Indonesia di Jakarta. Karya fiksinya yang sudah terbit: Laras (2005), Lidah Sembilu (2006), bung dikunjungi gerombolan dan Juru Masak (2009). Cerpennya Ratap Gadis Suayan, Bigau, dan Orang-orang orang berpenampilan necis. Mere- Larenjang terpilih dalam buku cerpen pilihan Kompas, pada tahun pemilihan yang berbeda-beda. Buku esai sastra terkininya; Darah-daging Sastra Indonesia ka memohon kesediaan Tembiluk (2010). Maret 2014, ia terpilih sebagai salah satu steering board (Dewan Pengarah) untuk menyerahkan anjing berke- Asean Literary Festival (Festival Sastra Asia Tenggara), yang dihadiri oleh pala manusia itu. perwakilan 15 negara.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 69 SSSiti Zainon Ismail (Malaysia)

Rezeki Bumi

Pabila bumi dijanjikan biarpun terlempar Adam dilambung ke cakerawala baru berserakan benih ubi, padi dan kunyit temu melangkahlah lelaki di uji taburlah benih ini semailah harap di celah petaka terhamparlah amanat itu.

Kujadikan laut bergelombang padang pasir dan ribut maut jangan kau kesali lelaki pertama diuji segala benih tebarlah bijirin berakar berbuah berisi di bumi berdaun menjalar melata berbunga berbuah kesuburan.

Masihkah kau lupa pabila kekayaan tiba melupakan petaka menjadi bangga menakluk sendiri harta Ilahi?

Berjanjilah seperti Adam Tuhan, kerana sebutir buah terlarang kami berpisah panjang!

6 Jan. 2014

70 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Selepas Hujan i: prolog

Saat hujan turun kau berbisik padaku mari kita basah berdua. sesudah teduh kenapa berpaling rasa? ii. epilog Di celah rambutmu yang basah itu ada tersisip cinta, baunya lebih menusuk daripada sekebun mawar.

Aku melihat dari jauh cinta itu diterbangkan angin, kerana rambutmu mula kering bila kau melangkah pergi. iii. monolog Sebenarnya jika kau menoleh walau hanya separuh hati, aku masih boleh pulangkan cinta yang tercicir Siti Zainon Ismail merupakan penerima S.E.A. Write Award (Malaysia) pada tahun setapak di belakangmu. 1989. Anak kelahiran Gombak, Selangor ini, memperolehi Ijazah Sarjana Muda Seni Rupa (B.F.A) dari Sekolah Tinggi Seni Rupa (SRI) pada tahun 1973 di Yogyakarta, Tapi aku percaya Indonesia, Sarjana Sastera (1980) dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) kau tidak lagi peduli. dan Doktor Falsafah dari Universiti Malaya (1992). Pada tahun 1980, ia dilantik dalam dingin hujan tadi menjadi pensyarah di Jabatan Persuratan Melayu, Universiti Kebangsaan Malay- sia (UKM). Selain itu, beliau pernah menjadi Felow Penyelidik di Institut Alam mungkin kau diam-diam tahu dan Tamadun Melayu (1994-1996) dan Pengarah Kebudayaan UKM (1996-1999). aku bukanlah lelaki itu. Siti Zainon merupakan Profesor Madya di UKM (1995) dan seterusnya dilantik sebagai Profesor tahun 2000. Setelah bersara beliau dilantik sebagai Profesor Yang pernah datang Tamu di ATMA UKM (2007). Pada tahun 2014-2016 diundang sebagai Profesor di Fakulti Kemanusiaan, Seni dan Warian, Univerisiti Malaysia Sabah. dalam mimpimu. Siti Zainon dikenali sebagai penyair dan pelukis yang aktif dalam pengkajian Jeddah dan penulisan ilmiah, cerpen, novel, puisi dan kritikan. Ia memiliki bakat besar dalam bidang lukisan dan penulisan karya kreatif. Karya-karyanya banyak me- menangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 71 Catatan Rahsia Sang Ahli Fikir Tertua

Cerpen Pelita Di Dalam Kaca

Malaysia

kan untuk bicara pada jam ini, bicaranya bukanlah lagi rahsia. Tidak ada lagi bicara rahsia. Tidak ada. Apabila kebatilan dan ke- mungkaran tidak lagi menjadi rahsia, bahkan sebaliknya dipa- merkan secara terang-terangan dan berleluasa, dibuat secara ter- buka, diumumkan dan diisytihar- kan tanpa rasa silu dan malu, bah- kan kadang-kadang menjadi ke- banggaan oleh kalangan mereka, maka buat apalah hakikat kebe- naran dibiarkan terpendam dalam perbendaharaan rahsia. Biarlah hakikat kebenaran tidak lagi men- jadi rahsia sebagaimana kemung- karan yang tidak lagi dirahsiakan. Begitu prinsip yang diisytiharkan oleh dia yang bernama Dr. Prof. Justeru bicaranya pada kali ini bukan lagi bicara rahsia. Semua ku sungguh bertuah peluang bersama-samanya kera- peringkat khalayak dipersilakan kerana berpeluang na bicaranya hanya khusus pada menghadirinya. Abeberapa kali menge- hati yang dapat menyimpan “Anda memandang Dia, tapi cap nikmat bicara rahsia daripada rahsia. dia tidak tampak nama-Nya, bukan dia yang bernama Dr. Prof. Bu- Akan tetapi aku menjadi sedi- bentuk,” dia yang bernama Dr. kannya senang untuk mendapat kit tergamam apabila diuar-uar- Prof. Mengungkapkan kembali

72 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 catatan rahsia Sang Ahli Fikir suk, atau apa-apa sahaja bau yang “Umpamakan kamu mencari Tertua. Dia yang bernama Dr. tidak menyenangkan. Tapi aneh, unta yang hilang,” dia yang berna- Prof. telah mengupas sebelumnya tubuhnya da suatu aroma aneh ma Dr. Prof. segera menjawab. mengenai kalimat rahsia tersebut yang tidak pernah aku temui. “Umpamakan kamu mencari unta yang tidak pernah dihuraikan. Harum? yang hilang sedangkan kamu Sejak ribuan tahun kalimat itu “Hal ini kerana Rahsia itu berada di atas belakang unta yang terus menyimpan rahsianya dan teramat jauh,” dia yang bernama hilang itu, bagaimanakah akan tidak ada sesiapa yang sanggup Dr. Prof. menjawab sendiri perta- ketemu?” menyelongkar misterinya. nyaannya. Sejenak kami dihim- Terkebil-kebil. “Bahawa sesungguhnya anda baukan dengan sekilas pandangan “Maka oleh sebab itulah sesu- memandang kepada-Nya tapi Dia daripada nur makrifatnya. atu yang teramat dekat itu apabila tidak nampak,” dia yang bernama “Rahsia teramat jauh. Malah dicari dia aan kehilangan.” Dr. Prof. menyambung ujaran. Rahsialah yang terjauh. Rahsialah “Kalau begitu Dr. Prof., bagai- “Kenapa jadi begini?” yang teramat-amat jauh daripada manakah kita akan melihatnya?” Tanyanya pula. “Kenapa Dia tidak segala yang terjauh. Oleh teramat nampak walaupun Dia lah yang “Kamu merenungi dengan jauhnya sehingga tidak kesampai- dipan-dang?” mata! Sedangkan Rahsia berada di an pandangan.” Semuanya terkebil-kebil tidak luar pandangan mata.” Semua masih terkelip-kelip. mampu menjawab pertanyaan “Jadi?” Semua masih terangguk-angguk yang diluahkan oleh Dr. Prof. Si “Renunglah dengan penglihat- mendengar luncuran kalimatnya. pembicara itu, seperti sebelum itu Tetapi lebih ramai lagi yang me- an!” juga imej dirinya nampak biasa mandangnya dengan mata kosong “Dengan penglihatan?” sahaja. Tidak nampak hiasan ilmu- dan bundar. “Kerana pandangan mata nya. Tidak nampak lambang dan hiasan agamanya. Tidak nampak “Akan tetapi, di sebaliknya adalah buta! Sedangkan pandang- alim dan waraknya. Tidak juga pula, bahawa sesungguhnya Rah- an penglihaatan adalah terbuka!” nampak mulia dan kudusnya. sia itu, teramatlah pula dekatnya,” “Tuan,” seseorang lagi menya- Tapi yang nyata dia nampak sangat dia yang bernama Dr. Prof. me- panya. “Bagaimanakah pula hal- santun dalam pekerti agama. Le- nyambung ujaran. nya dengan orang yang benar- mah-lembut, murah dalam senyu- “Ha?” Terdengar rungutan dan benar buta kedua-dua belah mata- man, tenang, dan teratur dalam kekagetan. nya?” berbicara. Yang nyata rambutnya “Dan, oleh sebab teramat dekat “Tidak mengapa.” tetap juga berdandan, berpuntal- dan hampirnya, tidak dapat pula- “Tidak mengapa?” puntal bagai tali bersimpul sam- lah diraba dan disentuh atau dirasa. pai ke bahu. Kelihatan tidak teru- “Kerana dalam buta matanya, Oleh teramat datnya sehingga rus Pakaiannya berlapis-lapis dan dia melihat. Dia terang. Dia dapat tidak bersentuhan. Oleh sedemi- nampak kusam dan lama. Aku melihat dalam buta! Hal itu sebe- kian teramat dekatnya, sehingga tidak pasti da berapa lapis bajunya. tulnya lebih baik berbanding tidak lagi kelihatan.” Ada orang kata tujuh lapis. Sepa- dengan si celik tetapi buta, seperti tutnya dengan penampilan begini, “Bagaimana?” kamu.” aku tidak akan sanggup untuk Seorang yang dari tadi mela- Tuan”, orang yang sama me- duduk di sisinya. Tentulah berbau hirkan rungutan, kini melahirkan nyapa lagi. Dia tidak peduli terha- masam, hamis, hangit, hapak, bu- pula kehairanan dan kebingungan. dap sindiran itu kerana dia ber-

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 73 sungguh-sungguh mahu semoga mang nampak celik. Hanya celik Rahsia yang boleh dibicarakan dan dia tidak menjadi buta. di dunia, walhal buta apabila mati yang satu lagi ialah Rahsia yang “Bagaimana tuan? Tuan kata nanti. Apabila mati dalam keadaan tidak boleh dibicarakan. Antara tadi, orang buta dapat melihat? buta, maka butalah buat selama- kedua-duanya, yang tidak boleh Bagaimana?” lamanya! Terbenam di lembah dibicarakan adalah yang tidak akan kebutaan yang jahanam. dibicarakan pada kali ini.” Dr. Prof. Dia yang bernama Dr. Prof. ter- merenung jauh, mendasar ke senyum. “Adapun kalimat seterusnya daripada catatan rahsia Sang Ahli kamar-kamar hati. “Sebab dia celik dalam buta.” Fikir Tertua,” dia yang bernama Dr. “Dan sedarlah bahawa Rahsia Itulah noktah bagi kalimat. Orang Prof. memulakan satu kalimat rah- menunggu renungan mata. Rahsia yang “buta” itu dibiarkan dengan sia yang baharu. “Rahsia menung- menunggu renungan mata. Rahsia zulmat “buta”nya. gu renungan mata yang tidak sentiasa selamanya menunggu re- Selama kurang lebih satu jam dikaburi hasrat syahwati. Mereka nungan mata. Dan ada pula dua re- kalimat itu telah dikupas pada yang terbelenggu oleh hasrat nungan mata. Satu ialah renungan malam sebelum. Namun yang syahwati Cuma nampak selaput daripada mata si buta dan yang buta, biarlah. Dia yang bernama Dr. luaran.” satu lagi ialah renungan dari si Prof. mempunyai pelbagai khala- Sejurus dia yang bernama Dr. mata celik. Antara kedua-duanya, yak yang perlu dilayan pada jam Prof. membetulkan cermin mata renungan si mata butalah yang ini. Secara mudah, maksud bagi bulatnya. Dia mengangkat cermin akan dibicarakan dengan teliti kalimat tersebut menurut kupas- matanya ke atas dan bawah bebe- dalam bicara rahsia pada kali.” an Dr. Prof. ialah “Dia yakni Rahsia rapa kali seolah-olah dengan ber- “Tapi Tuan, saya berhajat pada tidak dapat dilihat walaupun dipan- buat begitu pandangan matanya renungan daripada si mata celik,” dang dan direnung. Hal ini dise- menjadi lebih tajam dan terang. protes seseorang. babkan nama-Nya tidak meng- Tetapi dia tidak memandang sesia- Dia yang bernama Dr. Prof. gambarkan apa-apa bentuk dan pa atau apa-apa. Fikirannya ber- merenung diri yang bertanya itu. rupa untuk ditafsirkan. Dia berada kumpul di kepalanya, menunggu di luar penglihatan walaupun Dia tercurah luncuran bicara di hujung “Banyak khalayak pada hari ini lah yang dilihat oleh ‘mata’. Ben- lidah. Luncuran di hujung lidahnya yang merenung dengan si mata tuk dan rupa-Nya tidak dapat persis biji-biji mutiara yang ter- buta,” dia yang bernama Dr. Prof. digambarkan. Jauh sekali daripada hambur keluar dari lubuk sebuah bersuara. “Ramai yang tidak dapat dapat dibayangkan. Dia berada di perbendaharaan di dasar hati. Dia memandang. Ramai pula yang luar khayalan walaupun Dia sentia- memiliki cermin hati yang meng- memandang tetapi tidak melihat. sa disebut-sebut nama-Nya.” hadap Loh. Lalu tidak ada yang ter- Dan ramai pula yang melihat Dalam hal ini, aku teringat sembunyi baginya. Sebab itu dia tetapi buta.” Imam al-Ghazali r.a. Hujjatul Islam dianugerahi gelaran Dr. Prof. kera- Dia yang bernama Dr. Prof. itu merujuk al-Quran dan beliau na martabat hakikat dan makrifat- mempertahankan pendiriannya. telah menjelaskan bahawa yang nya, pengetahuan dan ilmunya Diri yang memprotes terkebil- buta itu ialah mata di dalam dada. yang begitu tinggi. kebil. Tidak ada sanggahan Mata di dalam dada pula merujuk “Ada dua jenis bicara mengenai daripadanya. pada hati. Hatilah yang buta. Bila Rahsia,” dia memulakan ceramah “Tapi tak mengapa,” Dr. Prof. hati buta, mata yang celik akan bagi menghuraikan catatan rahsia berkata lagi memberikan jaminan. menjadi buta. Buta begini me- yang baru disebutkan. “Satu ialah “Kamu akan mendapat maknanya

74 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 dengar di hadapannya seumpama rojak. Ada si mata celik. Ada si mata buta. Ada si mata celik tetapi buta. Ada si mata buta tetapi celik. Bahkan ada yang teramat ramai jumlahnya, tidak bermata! Jadi bicaranya harus teliti untuk meme- nuhi semua keperluan khalayak, supaya para khalayak boleh faham dan menyimpan kefahaman terse- but di dasar hati, walaupun dia sedar betapa hakikat azali telah menetapkan bahawa sebilangan yang teramat besar cuma menjadi pendengar yang percuma semata- mata! “Mata menjadi buta,” Dr. Prof. menyambung bicara, “apabila dikaburi hasrat syahwati. Apabila hasrat syahwati telah ditundukkan melalui Empat Kebenaran Mulia dan Lorong Lapan Lapis, maka akan tersingkaplah Rahsia. Rahsia menunggu, menunggu renungan mata yang tidak dikaburi hasrat syahwati.” Dia diam sebentar. Sekali lagi melalui tafsiran renung dengan si mu, kerana mencari Rahsia di da- dia bermain-main dengan bingkai mata buta. Apabila kupasan dibuat lam cahaya terang, tidak akan di- cerpen mata bulatnya. Mengulang- untuk khalayak ini, renungan si temui oleh mata yang buta. Hen- ulang gerak turun dan naiknya mata celik akan seterang mentari. daklah kamu sedar bahawa Rahsia seperti tadi sambil mata mere- Boleh, ya?” pada hakikatnya anasir yang pa- nung. Sejak tadi —seperti dahulu- ling nyata dan terang! Masakan Diri yang memprotes tadi, dahulu juga— dia tetap duduk yang paling terang dan nyata itulah nampak berpuas hati sambil me- tetap dalam silanya, tanpa sedikit yang tidak kelihatan? Akan tetapi nunggunya. Semua menunggunya. pun beranjak dan bergerak; dan oleh sebab teramat terang dan nya- Menunggu ujaran selanjutnya dari- pada waktu sebelum ini, dua jam ta itulah, kebanyakan mata tersi- pada dia yang bernama Dr. Prof. dia bersila, sedikit pun silanya lau oleh sinarnya, lalu menjadi “Maka tugas kamu, dan inilah tidak beranjak. Walhal aku yang buta.” yang dinamakan amanah —mesti sentiasa tetap berada di sisi merenung dan membuat renung- Dia yang bernama Dr. Prof. ber- kanannya pada waktu seperti itu, henti sebentar. Khalayak pen- an dengan si mata celik terbuka- telah entah berapa kali beralih sila

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 75 dan beranjak untuk menghilang- berkilat sehitam hati yang berka- Sebahagiannya saling berpan- kan kebas di betis. rat. Jiwa makhluk-makhluk ini dangan. Semua masih saling me- “Tahu apa dia hasrat syahwati?” teramat kotor, hina dan keji, penuh renung sesama sendiri. dengan zulmat gelumat dengki “Nafsu syahwat, tuan!” “Jadi keluarlah daripada dika- dan hasad iri hati, khianat, meng- buri dengan hasrat syahwati. Kelu- “Nafsu amarah, tuan.” hasut, menipu daya, mungkir janji, arlah daripada selaput kulitnya “Nafsu haiwan, tuan.” pecah amanah, mengadu domba, yang berbatik-batik atau berbintik- “Nafsu syaitan, tuan.” bersangka buruk, suka mengeji, bintik bersisik. Keluarlah daripada Dan, dia yang bernama Dr. Prof. menghina, serta memfitnah yang selaput kulitnya yang berbelang tersenyum terhadap keempat- menjerumuskan kehancuran dan atau hitam berbintang; atau kulit- empat jawapan itu. Ada tujuh kebinasaan kepada seluruh tama- nya yang keperang-perangan. gunung lautan yang perlu direna- dun dan peradaban. Keluarlah daripada kelongsong ngi dan didaki. Hal ini yang per- Hal ini merupakan kesimpul- rongga yang tabiinya berebut- nah aku dengar daripada seseo- an pada penghujung satu peneli- rebut, berkejar-kejaran, berham- rang sebelum ini. Gunung lautan tian betapa gunung lautan amarah bat-hambatan, dan berbunuh-bu- amarah ialah gunung yang paling ini adalah hijab daripada zulmat nuhan demi seketul daging. Ke- dahsyat bagi hati yang ingin me- yang teramat tebal bertindih, ber- luarlah daripada sarung sanubari ngembara. Gunung ini memiliki lapis-lapis. Sebelum bicara rahsia yang berdendam, berdengki, belantara yang maha luas saujana dibicarakan, telah dirumuskan menghasut dan mengadu domba, pandangan. Dihuni oleh serbaneka bahawa terdapat beberapa golong- menabur racun dan fitnah. Keluar- makhluk haiwan yang ganas dan an manusia berasaskan tujuh gu- kanlah daripada dirimu ...” buas, yang kerjanya siang malam nung lautan itu semacam golongan Dia yang bernama Dr. Prof. berburu dan diburu, pemangsa manusia seperti haiwan, yakni berhenti sejenak. Dia merenung atau dimangsakan, saling berca- mereka mempunyai hati (tetapi) dan seperti tadi juga aku melihat karan dan berebutan terkam me- tidak memahamkan dengan hati- renungannya sampai ke sudut nerkam, serang menyerang dan nya, mempunyai mata (tetapi) kamar hati. berbunuh-bunuhan. Selepas ta- tidak melihat dengan matanya, dan “Keluarlah daripada dikaburi matnya musim yang satu itu, ma- mempunyai telinga (tetapi) tidak hasrat syahwati,” Dr. Prof. meng- ka tibalah pula musim pesta-pes- mendengar dengan telinganya. ulang, “kerana Rahsia menunggu taan, bersuka-ria, tidur baring Semacam tubuhnya tubuh ma- renungan mata yang tidak dikaburi bergolek-golekan, memenuhi selu- nusia dan nyawanya nyawa setan. hasrat syahwati. Mereka yang ter- ruh cita dan nafsu makan minum Di gunung lautan amarah ini hati belenggu oleh hasrat syahwati cu- dan persundalan. kemanusiaan akan hancur dan lu- ma nampak selaput luaran. Fa- mat berkecai dimamah, sebelum Pada gunung lautan ini juga ham?” diberitakan kepadaku, terhuni disebatikan dalam zulmat dan pua- Aku dapat menyaksikan sendi- makhluk yang lebih jahat, ganas, ka kehaiwanan dan kesyaitanan. ri, cuma sebahagian yang teramat dan kejam berbanding dengan “Di mana kamu semua?” Tiba- kecil menganggukkan kepala de- makhluk pertama tadi. Makhluk tiba dia yang bernama Dr. Prof. ngan wajah seperti bulan purnama. ini bertanduk runcing, bergigi bertanya. “Di mana kamu pada hari Sebahagian yang lain, yang lebih kapak yang tajam, bermata merah ini? Dan di mana kamu pada hari ramai sekadar terkebil-kebil atau dan besar, dan kulit yang hitam esok?” bermata kuyu.

76 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 “Mereka cuma nampak sa- cahaya sinar terang-benderang. Di “Tuan, Rahsia boleh terbuka rung,” dia yang bernama Dr. Prof. dalam sinar terang-benderang melalui meditasi?” Seseorang menjawab sendiri pertanyaannya. itulah Rahsia. Rahsia terpamer di bertanya. “Mereka cuma nampak kulit, dalam terang. Maka di sana, di “Itukah maksud Tuan, renung- bungkus, bekas, sampul, sangkar, ufuk yang cemerlang, Rahsia me- an mata?” Seorang lagi bertanya. dan kelongsong. Mereka cuma nanti dengan senyuman. Menanti “Ya, mata yang celik terbuka.” nampak kerusi, meja, almari, katil, renungan dengan senyuman indah rumah, penjara dan bangunan. Me- nan berseri.” “Sama dengan kisah Nabi Musa reka Cuma nampak mata telinga, a.s. di Tur Sina?” Dia yang bernama Dr. Prof. mulut, hidung, kaki, tangan, dan berhenti sebentar. Hentiannya “Sama tapi bukan serupa.” jasad. Mereka cuma nampak menjadi fenomena panorama itu “Dan Nabi SAW di Gua Hira?” pokok, bukit, gunung, rimba, teramat hening. Tiada sesiapa Dia tersenyum. lembah, sungai, dan lautan. Mere- yang berbicara. Si mata celik diam ka cuma nampak bumi, langit, “Semua yang bermata celik dalam syahdu menikmati kelazat- bulan, dan bintang. Mereka cuma dan terbuka mengalaminya. Inilah an yang terkesima. Si mata buta nampak samudera alam.” urusan sepanjang zaman selagi al- dan yang tidak bermata diam da- Quran tidak terpadam. Apabila Aku melihat khalayak yang lam keliru dibaluti kebutaan, diam wajah mereka seperti purnama Rahsia terbuka maka akan kelu dalam pekat kezulmatan. bertambah berseri-seri. Mereka dan bisulah. Inilah maksud sabda “Maka apakah yang bernam golongan yang telah melepasi Sang Ahli Fikir Tertua seterusnya: Rahsia itu?” Dia yang bernama Dr. bukan lagi gunung lautan amarah. Siapa yang tahu tidak berbicara; Prof. melontarkan lagi persoalan Tidak ada kena-mengena mereka dan yang tidak tahu banyak ber- setelah keheningan dibiarkan ber- dengan gunung lautan amarah. bicara.” kuasa sebentar. Namun semuanya Mereka merupakan segolongan “Tuan!” Seseorang yang seme- berlidah kelu. Kelu sama ada yang teramat kecil dan sedikit mangnya bermakam musyahadah kerana sinar musyahadah atau yang telah melepasi bukan sahaja berseru kepada dia yang bernama gunung lautan amarah, tetapi telah zulmat kebebalan. Dr. Prof.” mendaki dan berenang dengan “Rahsia ialah Sirrun Ilahiyyun, Kalau tak silap, apa yang tuan nikmatnya pada gunung lautan umpama matahari yang cemer- bicarakan adalah antara pengucap- lawamah; bahkah telah meniti lang diturunkan pada acuan yang birai pantai lautan gunung mul- fana ini dan terbenam padanya, an rahsia Lao Tse?” hamah. lalu akan terbit matahari ini ketika Dia yang bernama Dr. Prof. “Dan perhiaskanlah dengan roboh acuan itu daripada tempat tersenyum. kemalaikatan. Maka pada ketika terbenamnya. Lalu ia kembali “Betulkah tuan, semua yang itu jadilah kamu seorang insan. kepada Penciptanya dan Khalik- tuan bicarakan selama ini adalah Insan ertinya persempadanan dan nya. Ada kala berkeadaan gelap kalimat daripada khazanah rahsia perbatasan di antar kehaiwanan gerhana dan ada kala cemerlang catatan Lao Tse?” Si penanya tadi dengan kesyaitanan. Insan ertinya terang-benderang,” begitu Dr. Prof. terus bertanya. persempadanan dengan kemalai- membuat kiasan. Kiasan yang Dia yang bernama Dr. Prof. katan. Apabila jasad keinsanan masih akan tetap membingung- mengangguk kerana Lao Tse menjadi debu yang hancur, maka kan si mata buta yang diliputi bererti “Sang Ahli Fikir Tertua. akan terbukalah mata di bawah zulmat kebebalan.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 77 Junaidah Baharawi (Singapura)

Virus Hati

Di kala titik-titik hitam Memaguti sanubari Segala-galanya terasa kelam Tidak bisa ditembusi cahaya mentari

Apabila hasad melanda jiwa Mata merah menyala Menggelega kapi kecemburuan Menyaksikan kebahagiaan insan-insan

Ketika hati dirundung rawan Putus asa membelenggu kalbu Sirna segala nikmat kurniaan di hadapan Hanya rintihan dan keluhan kedengaran

Apabila riak dan keegoan bersatu Musnah segala sifat ihsan Bagaikan firaun Menganggap dirinya Tuhan

Sampai kapankah kalbu terus-terusan dimamah mazmumah? Ia perlu dirawat sebelum terlambat Tiada jalan singkat, kecuali

Bertaubat... Berihad.... beribadat.....

Junaidah Baharawi merupakan seorang pekerja sosial. Sebahagian besar tugasnya terlibat dengan membantu masyarakat. Isu-isu sosial yang dihadapinya sering menjadi inspirasi untuknya menjadikan bahan penulisanpuisi.

78 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Art Fazil (Singapura)

Ibu Adalah Seorang Penyair

Doa ibu adalah sebuah puisi Yang dituliskan untuk anak Yang hanya dibacakan Kepada Tuhan Apabila mengangkat tangan Menyerah hati padaTakdir Menyerah nasib pada Ketentuan Menyerah hidup pada usaha

Anak tidak akan pernah mendengar Puisi karya ibu Bisik risau hatinya Tatkala anak tidak pulang Tatkala anak tidak makan Tatkala anak tidak kenyang Tatkala anak tidak sembahyang Ibu adalah seorang penyair Tintanya adalah keluh dan airmata

Art Fazil lebih dikenali sebagai pe- nyanyi, pemuzik, penggubah lagu dan penulis lirik oleh artis-artis rakaman ternama Singapura dan Malaysia se- perti Ella, Ramli Sarip, A Romzie, Ruhil, Khatijah Ibrahim dan Lefthanded.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 79 Pagar

Cerpen Peter Augustine Goh

Singapura

idak dapat aku nafikan kata-kata ibu amat Tmenjentik minda. Tetapi pada masa yang sama amat mengusik jiwa. Jiwa anak- anaknya —Razali, Hamidah, Aziz, Bahari dan aku yang sulung. “Kalau kita berhati atau berji- wa keras, kita tidak mungkin ada segala-galanya – rumah besar lagi cantik, banyak harta, banyak pa- sang kasut. Banyak tudung kepala, banyak itu ini, tapi tetap saja keku- rangan dan kehilangan.” “Tapi ibu, kita akan benar-be- nar kehilangan semua,” tingkahku. Adik-adikku mengangguk, tanda amat bersetuju sanggahan keras. Maaf, kalau itu derhaka namanya. Ibu diam. Apakah dia tidak kuasa lagi hendak melayan tegur- anku? Dia hanya menjawab sudah- nya begini, “Ini hartaku. Hak aku.” “Tapi…” “Cukup!” Maka cukuplah aku sampai di tahap itu. Cukup untuk tidak me- ngajak ibu terus bertegang urat

80 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 kerana aku tidak mahu dicap anak Lihat! nyediakan makanan saban masa. yang jahat. Jahat bermakna masuk Lihatlah saya tidak anggap lagi Bukan saja untuk semalam, tapi neraka. Adik-adikku turut terge- mereka tetamu ibu yang diundang juga hari ini dan kalau ibu yang liat lidah di tengah mendidih darah tapi saya melihatnya sebagai pen- saya lihat tiba-tiba menjadi kaya di buyung dada. Mata kami terus datang yang memorak-peranda- dengan rasa kemanusiaan yang melotot pada pagar yang terbuka kan keluarga kita yang selama ini tidak terbatas, saya rasa ia akan luas. Untuk senang tetamu ibu menghirup aroma keharmonian berterusan selama-lamanya. Cu- masuk sesuka hati dan sebebas- yang menyerbakkan hidup ini. kuplah ibu! bebasnya. Wajah kami terpahat Bersama-sama kami, anak-anak “Ibu dah buang tebiat!” terham- rasa serba salah yang sudah ibu yang penyayang dan berbelas- bur kata-kata pedas daripada menjadi seperti cacing kepanasan belas cucu ibu yang cilik dan me- mulut Hamidah. yang memuncak. nyenangkan hati ibu. “Syyy! Jangan cakap begitu. Aku tahu perbuatan ibu seperti Lihatlah api keresahan sudah Berdo…” menanam bunga-bunga yang can- meresap sepenuhnya ke dalam “Berdosa! Begitu?” tingkah tik dan harum tetapi pokok kemes- jiwa anak-anak dan cucu-cucu ibu. keras Hamidah kepadaku. raannya berkembang penuh ber- Yang ada simbahan keceriaan su- Razali, Aziz dan Bahari sudah duri. dah bertukar kepada wajah-wajah sampai di muka pagar. Sudah “Aku nak pindah!” tekan Razali. yang saya rasa begitu asing. bersiap untuk keluar bersama- “Tak tahan lagi.” Lihatlah, ini bukan api cembu- sama cucu-cucu ibu, berpapasan Kata-kata keras itu disusuli ru yang menggoda saya untuk me- dengan tetamu ibu yang bermuka Hamidah, Aziz dan Bahari. Semua- nyakiti hati ibu. Perbuatan ibu tembok pada hematku. nya sudah sebulat suara. Tiada apa telah menghumban kami ke lem- Kelu lidahku. Dengan itu, Ha- dan sesiapa yang boleh lagi menye- bah luka dan duka. Gerimis keresa- midah turut menyertai adik-adik- kat. Ibu diam. Bererti dia rela. han tidak lagi menempias ke selu- ku yang lain (yang semuanya me- Tetamu yang ada setiap masa ruh harta ibu —kawasan rumah langkah bendul). amat gembira. Tapi bukan aku. yang luas yang dikelilingi pokok- “Abang bagaimana?” tanya Walaupun aku belum memutus- pokok rambutan, mangga, mang- Hamidah sambil melangkah ke kan untuk bersama-sama adik- gis dan durian, tapi juga sampai arah pagar. Suaminya membimbit adikku, seluruh jiwa ragaku disun- ke dalam rumah di mana sudah beg-beg besar diikuti anak-anak- tik jarum kepedihan. sesak dengan udara yang rimas nya yang kecil. Ibu! Hentikanlah sekarang. dan tumpat. Ya, gerimis itu sudah Aku diam lagi. Hujan air mata Belum terlambat. Suruh tetamu menjadi hujan lebat yang bagaikan merintik-rintik di pipiku. ibu itu keluar saja. Keluar dari akan membanjiri nestapa! “Apakah abang boleh lakukan pagar itu dan tutup semula! Ya, ca- Lihatlah, mula-mula ibu biar- lagi? Abang masih mahu tinggal kaplah baik-baik kepada mereka. kan mereka masuk menjamah bu- dalam rumah besar banyak bilik Tentu mereka akan dengar. Me- ah-buah yang masak ranum di tapi tidak besar dan tiada ada bilik mang kita diajar dan digalakkan pokok-pokok peninggalan arwah lagi untuk kita semua?” berbuat kebaikan, tapi kenalah datuk dan ayah. Kemudian mereka Dengan pernyataan panjang ikut tempat dan masa yang baik berkhemah. Alasannya, tiada tem- lebar, Hamidah dan suami serta dan tepat lagi sesuai. Tidak macam pat tinggal. Tak cukup makan mi- anak-anak mereka melangkah per- ini. num, ibu sanggup masak dan me- lahan-lahan ke arah pagar. Sesekali

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 81 sempadan. Kalau ti- dak, kita sendiri men- jadi pewaris kekeja- man. Apakah ibu rasa cukup sekadar saya berdoa? Bertahan le- bih lama sedikit agar ibu akan sedar dan in- saf sebagai tuan ru- mah yang belum hi- lang maruah dan ter- hina di rumah sendiri? Saya masih sayang- kan ibu dan yakin ibu akan bangkit dari ti- memandang ke belakang, ke ru- adaan dan taring suasana yang dur ibu yang panjang. Semuanya mah ibu yang besar tapi tak lagi dicetuskan oleh ibu. Ibu seperti belum terlambat. Seperti pagar besar dan segar macam dulu-dulu. besi keadaan yang melubangi yang boleh ditutup, dibuka dan Ada air jernih tumpah dari kolam kayu keluarga yang cantik. Apakah ditutup semula. Tangan sendiri air mata masing-masing. Menanda- ibu akan terus mereputkan tubuh yang menentukannya. Tiada orang kan mereka meninggalkan harta kehidupan kami oleh karat perbua- lain. ibu dan pusaka datuk dengan hati tan ibu yang saya rasa sungguh yang berat. Terasa ada badai yang hitam itu? Ibu, kembalilah ke akar setelah melihat pokok membesar sampai berhembus kencang meruntuhkan Lihatlah. Saya tidak menderha- ke puncak. Lihat! Saya menanti bangunan kasih sayang keluarga ka tapi setakat menyapa. Iya, ibu tindakan ibu selanjutnya. Demi tercinta. tersayang. Hanya menegur supaya bunga kesejahteraan yang pernah Lihatlah! yang kurang digenapkan. Yang ter- berkembang di taman keluarga Lihatlah ibu, tak cukup ber- sasar ditepatkan. Yang salah diper- kita ini. Seperti dulu-dulu. Saya khemah di kawasan rumah yang betulkan. amat terkilan. Saya rasa ibu juga sudah sempit dan sesak ini, ibu Lihatlah! Rumah sudah bergo- begitu. benarkan pula mereka mendiami yang. Halaman sudah berselera- Di tengah-tengah kekalutan bilik-bilik rumah ibu yang kata kan. Tapi pagar masih terbuka. Tu- Hamidah sudah macam sardin tuplah sebelum terlambat. Sejarah suasana, aku terdengar semacam dalam tin. tidak pernah berbohong. Tersilap keriuhan dari dalam rumah. Lihatlah, hujan keresahan langkah parah sepanjang hayat. “Api! Api!” menggetarkan bunyi lembut ke- Kita tidak mahu kemanusiaan di- Jeritan itu mengimbau keras. mesraan yang pernah mengelus- kebumikan. Tapi janganlah sampai Bersahut-sahutan dari seorang ke elus di kaca jendela rumah kita kejujuran, keikhlasan kita diperle- seorang yang lain. Disusuli dengan suatu ketika. Ya, suatu ketika tapi kehkan dan diambil kesempatan. asap hitam dan tebal memanjat sudah dimamah anai-anai musim Setiap yang hendak kita lakukan, udara dari bumbung rumah pang- yang berubah. Juga oleh gigi ke- haruslah berpada-pada dan ada gung sebuah itu.

82 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Fikiranku terpusat kepada ibu. mengusir: “Keluar! Keluar seka- Ibu, sekarang lihatlah rumah Dari celah-celah orang banyak di rang juga!” Sebagai anak sulung, kita bukan macam rumah lagi. dada kawasan yang dipenuhi khe- aku akan memberi arahan itu. Kali Banyak harta benda ibu rosak. mah di sana sini, aku meluru ke ini aku yakin ibu akan dengan sen- Jangan ditumpahkan air mata. Air arah rumah. Tiada kata-kata lem- diri diam. Ibu tidak akan berani mata tidak akan membaikkan but meminta izin mara ke depan. mengecap aku derhaka. Walau apa keadaan. Nanti bila rumah baru Tolak-menolak menjadi budaya pun aku tidak peduli. diperbaiki atau dibina dengan ruang sesak. Sungai suasana men- Iya, aku tidak peduli asalkan yang baru dan pagar diganti baru jadi keruh. Gempar berulit kece- aku tidak berbuat apa-apa. Teruta- juga, kita panggil seisi seluarga masan tercermin di wajah tetamu manya menyelamatkan ibu dari- pulang. Pulang menjunjung piala ibu yang lari lintang pukang seperti pada petaka dahsyat ini. kasih sayang seperti dulu-dulu. enau dalam bekukar yang mele- Di tengah –tengah kecemasan Belum terlambat. Kerana harta ibu paskan pucuk masing-masing. yang memuncak, siren polis, am- masih ada atas nama ibu. Tanah Pagar rosak dirempuh manusia bulans dan kereta bomba seperti ini masih belum dimiliki orang yang dibantai ketakutan. Ada yang dijemput api yang mengganas. lain. Pagar baru dan yang lebih jatuh terjerahap. Banyak yang ce- Terasa juga ada api kemarahan da- dera parah. kukuh itu akan membuka bab lam jiwaku apabila aku mendapat baru kehidupan kami. Aku mencari-cari ibu. Di situ, tahu kemudian sebaik saja ibu Mataku terus nyalang ke arah di dapur yang kotor berselerak dan dalam perjalanan ke hospital, ibu pagar seperti mata rusa yang sen- tidak terurus, ibu terbaring terlen- diserang sebuah keluarga dari sa- tang menghadap siling rumah lah suatu bilik kerana merebut tiasa berwaspada. Ibu akan begitu yang hitam terbakar. Matanya se- makanan lalu ditikam dan suami juga. Lihatlah saja nanti. Aku pasti. paruh celik. Bibirnya bergetar, perempuan itu menyimbah mi- mengetap-ngetap gigi menahan nyak tanah. Sebatang mancis tidak kesakitan, cuba berkata sesuatu gagal menyempurnakan peranan tapi jelas kecederaan di tangan ketidakpuasannya. kirinya akibat tikaman tidak me- (Cerpen yang tersiar di Berita Minggu “Keluar! Keluar semua dari ngizinkannya meluahkan jeritan Singapura pada 18 Ogos 2013 ini, kawasan rumah ini! Tidak apa-apa telah memenangi Anugerah Persuratan batinnya. Aku membalut luka ibu lagi sini! Keluar!” 2015 dalam bidang cerpen eceran). (untuk menghentikan darah yang mengalir) dengan baju-T biru muda yang aku tanggalkan dari Peter Augustine Goh ialah nama pena Iskandar Goh Mey Teck. Ia menerima tubuhku. Hanya bersinglet putih pendidikan di Malaysia dan Singapura. Bidang penulisannya termasuklah cerpen, novel dewasa, novel kanak-kanak, puisi, drama TV dan radio serta yang dinodai keringat. Kemudian ulasan sastera. aku mengangkat dan membawa Pemenang Anugerah Pena Emas atau Golden Point Award (1995, 1999 dan ibu keluar dengan agak payah. 2003) ini juga telah memenangi banyak hadiah sastera sama ada dalam bidang cerpen, sajak, drama TV dan radio, dan novel remaja. Anugerah Biar rumah terbakar. Biar pa- terbaharu yang dimenanginya ialah Hadiah Sastera Anugerah Persuratan gar rosak. Tidak mengapa. Esok 2015 dalam bidang cerpen eceran untuk cerpennya yang bertajuk “Pagar” boleh dibina dengan yang baru. dan sajak (kategori buku) yang bertajuk “Genta Cinta”. Dan yang lebih pasti, semua teta- Drama radio “Gelombang Kasih” dan sajak “Balada Merdeka” adalah antara karya-karya yang disertakan dalam antologi Tekad dan” Begitulah Kata-kata” mu terhormat ibu boleh pulang. yang dijadikan teks sastera untuk GCE peringkat ‘O’ dan ‘A’ di Singapura. Aku tidak akan lebih kasar selain

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 83 CUBITAN Negosiasi dalam Seni Tradisi

IMAM MUHTAROM

ada akhirnya, seni tradisi dan kuno. Dalam seni tradisi, keha- pasti mengalami perubah- diran penonton adalah mutlak. Pan, seperti semua yang ada Kehadiran yang dimaksud badan di permukaan bumi ini juga ber- dan pikirannya berada di area ubah. Perubahan ini sering tidak se- pementasan. Ketiadaan penonton lalu berasal dari keinginan para berarti ketiadaan seni tradisi ber- pelaku seni bersangkutan. Dorong- sangkutan. Pentas dalam seni tradisi an dari pihak luar bisa secara kuat adalah keserentakan antara pelaku mengubah berbagai pakem yang seni dengan penonton. Dalam istilah selama ini diwariskan pada sebuah lokal pentas seni tradisi disebut seni tradisi. Pihak luar ini bisa beru- dengan “angreyog” yang artinya pa individu, tetapi pihak luar ini se- “agar” sejalan dengan perwujudan pergelaran yang mengandung sua- cara luas berupa “keinginan massa” ini. Bukan dengan cara mengarah- sana meriah. kan secara verbal, tetapi akan me- yang terbentuk dalam perwujudan Pada titik ini, seni tradisi yang ninggalkan, baik secara drastis berbagai tren masa itu. “keinginan pada hakikatnya adalah tradisi lisan, maupun pelan-pelan, segala hal massa” ini tidak mewakili dalam mengandaikan penonton harus ada yang tidak menjadi bagian yang tren sebuah imbauan yang verbal. “ke- dalam pementasan. Dalam pertunju- ini. Galibnya, dalam seni tradisi, inginan massa” tersebut tidak lain kan di tengah para penonton itulah perubahan itu berlangsung pelan- hasrat kolektif yang terekspresikan sebenarnya terjadi proses pencipta- pelan dengan catatan konteksnya di dalam jumlah partisipasi yang an karya pada seni tradisi. Pencipta- tidak dideterminasi oleh kekuatan besar dengan frekuensi yang sering, an tersebut berada pada momen politik tertentu yang memaksa. dan menjadi bagian dari ekspresi waktu yang tidak bisa diulang yang personal dari kolektivitas.“keinginan Istilah “meninggalkan”, “diting- di dalamnya pertemuan antara mu- massa” merupakan bagian dari galkan” dalam medan seni tradisi, sik dengan gerak, pertemuan musik representasi kolektif, namun pada juga seni modern, adalah sesuatu dengan lakon, pertemuan gerak saat yang sama ia menjadi personal. yang menakutkan oleh pelaku seni. dengan warna busana, dan berte- Kekuatan representasi kolektif “ditinggalkan” penonton dalam seni munya kegairahan atau kebosanan lalu menjadi ungkapan individual, sama dengan artinya seni bersang- pelaku seni dalam interaksinya de- mengarahkan pelbagai ekspresi kutan tidak relevan, tidak berguna, ngan penonton. Hal ini bisa kita

84 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 amati pada pertunjukan pada wa- panggung. Ini yang kemudian dalam komunitas Siompu. Masyarakat Pul- yang kulit, mamacan atau mamaos, riset James R Brandon mengenai au Siompu masih memiliki ikatan reyog bulkiyo, reyog ponorogo, ma- teater tradisional di Asia tenggara kuat dengan tatanan adatnya. Pim- capatan, tari seudati, topeng betawi, disebut dengan pre-fabricated. pinan adat memiliki posisi yang kuat ketoprak, wayang gong, dan lain- Interaksi dalam seni tradisi di- di dalam komunitas tersebut. lain. Dengan demikian, meski seni perbolehkan, tetapi dalam seni mo- Dengan demikian, setiap penye- tradisi adalah pengulangan pentas dern dilarang keras. Ini titik krusial lenggaraan adat yang dilaksanakan dari pentas yang terdahulu, tidak dari seni tradisi dibandingkan setiap tahun usai lebaran yang dina- sepenuhnya merupakan pengulang- dengan seni tulis berupa puisi atau makan pesta adat, diadakan pelba- an. Justru dalam pengulangan terse- novel. Dalam seni sastra, penonton gai ritual, termasuk diantaranya but ada yang tidak terulang yaitu (pembaca) diandaikan ada sebatas adalah tarian fomani. Tarian ini me- momen kreativitas. imajinasi. Kehadirannya sejauh rupakan tarian perang yang dilaku- Interaksi dalam seni tradisi jus- dalam kerangka imajinasi. Pencipta- kan oleh dua penari laki-laki. Kedua- tru bisa menimbulkan kegairahan an akan subur begitu pengarang nya membawa perisai sekaligus atau pemantik pertunjukan. Inter- atau penyair menyendiri di dalam pedang. Perisainya dihiasi dengan aksi ini merupakan intensi yang kamar kerjanya. Demikian juga, bebungaan. Diiringi musik dari mendorong kreativitas dalang, pembaca novel dan puisi, mempro- gong, kendang besar, dan kenong bahkan interaksi ini bisa membawa duksi makna justru pada saat yang dimainkan dengan nada yang pada eksplorasi gerak yang demikian pengarangnya telah mati (Roland cepat dan bertalu-talu. Konon, tarian kompleks dan menarik pada penari Barthes). fomani adalah pemberian Patih barong dalam tarian jaranan (Jawa Dalam teater modern, posisi Gajah Mada dari Majapahit yang Timur). Intensi berada ketika ada pemain teater dengan penonton pernah singgah di Pulau Siompu saling kontak antara penonton dan dibedakan secara tegas. Pemain di kepada masyarakat Siompu. pelaku seni di dalam pementasan. panggung khusus, terpisah dengan Pada saat tarian fomani ini ber- Intensi dalam seni tradisi justru penonton. Panggung khusus ini langsung akan terjadi adu pedang berada dalam keramaian pentas. menjadi khas lantaran dengan diantara kedua penari. Pada saat itu Kreativitas terlecut dalam keriuhan panggung inilah tidak ada hubungan akan banyak bunga berguguran dari massa, dan bukan dalam kesunyian. penonton dengan pemain. Penonton perisai keduanya. Bebungaan ini Dalam pentas topeng betawi berada dalam posisinya sebatas akan berfungsi sebagai kembang sebuah lontaran kata-kata dari apreasiator, sedangkan pemain mandi untuk para gadis yang akan penonton bisa menjadi sub-cerita teater berhadapan dengan lakon diritualkan pada pesta adat. Gadis- yang menarik. Pelaku topeng betawi yang dibawakan. Dan lakon dalam gadis di Siompu akan melaksanakan tanpa kwatir menabrak benang teater modern berdasarkan naskah ritual khusus pada saat mereka ber- merah cerita yang telah ditetapkan yang menjadi acuan segala kegiatan anjak dari remaja ke gadis yang di- oleh pimpinan. Dalam topeng betawi aktor dan “kehidupan” di atas pang- tandai dengan haid untuk pertama atau teater tradisional lainnya, kisah gung. kalinya. Pada saat itu para gadis ditekankan pada garis besar belaka. Negosiasi semacam itu terjadi Siompu harus melakukan ritual, yai- Sementara, kisah detailnya dilaku- juga pada kegiatan ritual yang di- tu dikurung di dalam kamar gelap kan secara improvisasi oleh pemain. laksanakan di Pulau Siompu di Ka- tanpa makan dan minum selama 3 Dalam momen ini, penonton bisa bupaten Buton Selatan, Propinsi hari 3 malam. masuk lewat interaksi dan menjadi Sulawesi Tenggara. Meskipun perlu Dengan demikian, tari fomani bagian dari perjalanan kisah di dibedakan terlebih dahulu kondisi dalam konteks adat Siompu adalah

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 85 tarian sakral. Relasi tari fomani dan Adaptif dan Akomodatif Tidak terlalu persoalan unsur- penontonnya diikat oleh adat Siom- Keberadaan penonton dalam unsur baru masuk dalam pentas pu. Pelaku tari fomani tidak memi- pementasan seni tradisidi tengah mereka. Pamrih para pelaku seni kirkan siapa penontonnya nanti memudarnya komunitas, membuat tradisi agar bisa terus pentas untuk sebab keberadaan tari ini sebagai seni tradisi menjadi lebih bersikap dapat mencipta karya-karya kelengkapan pesta adat. Tidak ada adaptif dan akomodatif terhadap selanjutnya di tengah penonton. pertanyaan keberadaan pertunjuk- “keinginan massa”. Kehadiran Tidak bisa dipungkiri selesai an mereka sebab keberadaan mere- penonton memicu kreativitas para mencipta karya para pelaku seni ka telah “dijamin” oleh tata cara adat. pelaku seni tradisi. Rangsangan merasakan kepuasan, kebahagiaan. Dengan adanya adat ini, pasti pe- kreativitas inilah yang menjadi Mereka merasa telah menunaikan nonton akan semarak untuk pemicu utama mengapa wayang tugasnya setelah berhasil memeriahkan pesta adat yang di kulit menjadi dominan oleh menyelenggarakan pentas. dalamnya ada tarian fomani. campursari yang berkonotasi Di sini, permasalahan yang Pergeseran dari sakral menjadi seksual yang kuat dan lakon dalam muncul terhadap keluhan perlahan profan, yang ditandai dengan topeng betawi didominasi oleh hilangnya nilai pekerti dan spiritual memudarnya tatanan adat, menjadi bebodoran atau lawakan.Pada kedua dalam karya tradisi, tidak bisa awal dari perubahan tradisi pentas tradisi seni tersebut agak sepenuhnya diarahkan kepada para bersangkutan. Perubahan ini bisa sukar menikmati pentas dengan pelaku seni tradisi. Kepedulian dilihat dari adanya kata “seni” dalam pakem seperti pada era 1970-an. terbesar mereka sebagai pelaku penyelenggaraan fomani atau Saat ini kita kesulitan menikmati seni adalah berkreasi untuk topeng betawi. Dalam fomani nilai spiritual adiluhung dalam menciptakan karya. Sementara disebut seni tari fomani dan di pentas-pentas wayang kulit atau urusan moral dan spiritual bukan topeng betawi disebut teater lakon-lakon yang bermuatan ajaran urusan mereka. tradisional topeng betawi. Padahal, kehidupan dalam topeng betawi. Dengan demikian, bilamana tidak ada istilah tari atau teater Sikap adaptif dan akomodatif penonton sebagai bagian dari dalam komunitas yang memiliki seni tradisi ini tidak sekadar “keinginan massa” menghendaki kedua bentuk tradisi tersebut. Istilah disebabkan oleh alasan ekonomi campursari yang berkonomotasi tersebut berasal dari pihak luar— seperti yang dikeluhkan selama ini. seksual kuat dalam pertunjukan biasanya pengamat—mereduksi Tidak bisa dipungkiri alasan wayang kulit atau adanya bebodoran dua tradisi yang khas berkaitan ekonomi menjadi salah satu pada topeng betawi, pelaku seni dengan komunitas Siompu dan penyebab perubahan. Namun, cara akan mengakomodasi kegemaran Komunitas Betawi. Tetapi, karena bagaimana kreativitas dalam itu dan beradaptasi dengannya. komunitas betawi telah mengalami penciptaan pada seni tradisi Dengan cara itu, para pelaku seni pergeseran, serta merta topeng dilangsungkan bisa dilihat sebagai tradisi dapat terus mencipta dan betawi yang sakral menjadi profan alasan mendasar lainnya. Justru berkarya. Sebab dalam berkaryalah (Ninuk Kleden, 2017). Sebaliknya, pada titik cara berkreativitas sebagai pelaku seni tradisi akan ada tarian fomani yang diselenggarakan inilah—dengan keharusan (exist). di komunitas Siompu masih sakral kehadiran penonton—para pelaku lantaran diselenggarakan selalu seni tradisi mudah menerima berkenaan dengan pesta adat yang unsur-unsur baru yang Penulis: Imam Muhtarom, pengajar di telah lama menjadi bagian adat yang Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas menyebabkan perubahan dalam Indraprasta PGRI, Jakarta; kurator telah lama turun-temurun. pementasan. Borobudur Writer & Cultural Festival.

86 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 SECANGKIR TEH Imajinasi Hamsad Rangkuti

F MOSES

Jika kamu melamun, melamunlah dengan sadar dan sadar. Biarkan lamunanmu mengimajianasikan segala yang ada. Kelak kamu ‘kan tahu keberadaan imajinasi yang sesungguhnya itu apa. Sampai ia rela membuahkannya menjadi ide” (Hamsad Rangkuti)—dalam ingatan

ni bukan hanya persoalan ya bercita rasa sastra dari seorang Ketika obrolan dirasa menge- bagaimana imajinasi dapat pengarang. rucut ke arah persoalan imajinasi, Iterlahir dengan sendirinya. Pertemuan saya dengan Ham- dengan entengnya ia bilang, “Sila- Bukan masalah bagaimana menda- sad Rangkuti terjadi sekitar tahun kan kamu nikmati buku kumpulan patkan imajinasi dengan baik apa- 2010-an silam. Impian saya menja- cerpen yang kamu pegang itu. lagi sempurna. Juga bukan menyo- di kenyataan. Kami tak sekadar Persis seperti itulah saya membe- al imajinasi bakal menjadi liar mengobrol belaka. Saya berhasil berkan tentang pemaksimalan se- lantaran sudah dikodratkan sejak (kalau boleh bilang demikian) buah keliaran imajinasi,” katanya. hayat dikandung badan. Tapi ten- diam-diam menyadap bagaimana “Bila perlu kamu beberkan tang bagaimana capaian imajinasi kepiawaiannya mengolah imaji- kepada para penulis muda akhir- dapat berdaya tinggi sekaligus nasi kemudian meramunya de- akhir ini yang sedang bersema- “bahaya” bagi pembaca (apresiator) 0ngan bumbu keseharian yang ngatnya mencipta karya sastra. manakala turut merasakan getar- tetap saja enak dan menggetarkan Entah cerpen atau puisi,” tambah- an dalam menikmati suguhan kar- untuk dibaca. nya lagi.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 87 Jika boleh persis sama dengan nya yang cantik selalu muncul kan cahaya bulan masuk memeluk yang pernah ia catat, memang membiarkan dirinya diselimuti ca- tubuhnya sehingga sosoknya tam- mesti diakui bahwa Hamsad Rang- haya bulan,” kata Hamsad Rang- pak berwarna perak. kuti adalah seorang pelamun yang kuti dalam catatannya mengenai Hamsad lalu menyandarkan parah. Konon ia suka duduk ber- lahirnya sebuah cerpen. Hamsad ujung tangga pada kawat berduri jam-jam mencangkung di atas Rangkuti pun menambahkan, di atas pagar. Ia naik dan memin- pohon bagi membiarkan pikiran- bahwa ia lantas mendekati bengkel dahkan tangga ke seberang, turun nya pergi ke mana dia suka tanpa sepeda itu. Itulah sebabnya ia suka sambil membawa tangga ke ba- dikontrolnya, dan dengan begitu ia mengempeskan ban sepedanya wah jendela. Ujung tangga ia san- justru merasa nikmat. Ia seperti sendiri agar punya alasan untuk darkan di bawah bingkai jendela memompanya di bengkel berlama- merasa di dunia lain, dunia ima- si gadis. Anak gadis itu pun ter- lama sampai anak gadis itu keluar jinasi. sentak melihatnya dan berlari ke untuk suatu keperluan yang dia pintu, menutupnya, lalu mengunci-

Hamsad Rangkuti mengakui, cari-cari; membuang sampah nya dari dalam. Dari pintu yang ia menyukai malam hari. Baginya, dapur, misalnya. Si gadis akan me- telah terkunci dia lari ke jendela. malam hari adalah milik orang- lirik kepadanya dan dia membalas- menolong dirinya masuk, dan orang yang terjaga. Ia seperti nya. Mereka pun saling melempar mendorong ujung tangga. Terde- berhadapan dengan diri sendiri. senyum. ngar suara tangga jatuh dalam sepi Jika sudah demikian, di dunia Di malam hari, ia juga gemar malam. Kemudian dia tutup daun malam, ia merasa selalu dekat menyusuri lorong gelap di dalam jendela, mengusir cahaya bulan. dengan ayahnya, si penjaga malam. pajak; los tempat berjual ikan, Bulan tak ikut masuk. Lewat kisi “Ayah saya pandai bercerita. Ter- sayur, buah, sapu lidi, sapu ijuk, jendela dia mengintip, melihat ia utama cerita-cerita dari dunia bakul anyaman bambu dan ke- menggantikannya menyelimuti dongeng. Oleh sebab itu, ia suka ranjang-keranjang rotan. Karena, gadis itu. menemaninya. di balik rentangan kawat jala pagar Pagi hari, di kedai minum, ia “Kalau ayah tak bercerita, saya pusat perbelanjaan itu, di seberang ceritakan petualangan cintanya itu suka menyendiri. Duduk di dalam jalan berasapal, terlihat jelas jen- kepada teman-temannya. Mereka gelap memandang ke luar, ke jen- dela loteng rumah bengkel sepeda panas mendengarnya. Arida — dela rumah penambal ban sepeda. daunnya terbuka. Dari situ ia dapat nama gadis itu— adalah gadis Di bingkai jendela itu anak gadis- melihat anak gadis itu membiar- idaman kami. Mereka tak percaya

88 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 begitu mudahnya ia masuk ke da- gabung. Tahun tersebut merupa- 5 menjadi juara pertama sayem- lam kamarnya lewat jendela de- kan momentum terbaik bagi bara mengarang bacaan anak-anak ngan sebuah tangga dan mening- Hamsad mengembangkan bakat- dan remaja (1992). Novel yang galkan semua pakaiannya. Mereka nya. Pada 1986 Hamsad diangkat sama mendapat peringkat 1 bilang ia berbohong. menjadi pemimpin redaksi. kategori buku bacaan fiksi SD dari “Kira-kira demikianlah saya Cerpen-cerpen Hamsad Rang- departemen P dan K Direktorat mengimajinasikan gadis itu, alias kuti dimuat di berbagai harian dan Sarana Pendidikan (1994). Novel kira-kira demikianlah saya berima- majalah dalam dan luar negeri. pertamanya Ketika Lampu Ber- jinasi),” kata Hamsad Rangkuti. Beberapa cerita pendeknya diterje- warna Merah merupakan salah *** mahkan dalam bahasa Inggris dan satu pemenang sayembara penuli- Jerman, antara lain, dimuat dalam san roman Dewan Kesenian Ja- Hamsad Rangkuti lahir pada 7 New Voice In Southeast Asia karta (DKJ, 1981), terbit secara ber- Mei 1943 di Titikuning, Medan, Solidarity (1991), Manoa, A Pacific sambung di Harian Kompas

Sumatera Utara. Ayahnya seorang Journal Of International Writing, (1981), lalu diterbitkan dalam ben- penjaga malam, ibunya seorang University Of Hawai Press (1991), tuk buku dengan judul yang sama, penjual buah di pasar dan buruh Beyond The Horison, Short Stories oleh penerbit Buku Kompas (2001). lepas pengumpul ulat di perke- From Contemporary Indonesia, Meski menulis novel, Hamsad bunan tembakau. Monash Asia Institute, Jurnal lebih dikenal sebagai cerpenis. Hamsad Rangkuti mengarang Rima, Review Of Indonesia and Cerpen “Surat dalam Tabung” sejak 1959, yakni ketika ia masih Malaysian Affairs, University terbit dalam bentuk buku inpres. duduk di Sekolah Menengah Perta- Sydney. Vol. 25, 1991. Cerpen “Panggilan Rosul” dimuat ma. Keasyikannya membaca me- Cerpen-cerpen Hamsad Rang- dalam Antologi Cerpen Indonesia, mantik dirinya untuk menjadi kuti juga termuat dalam beberapa Jilid 2, editor: Satyagraha Hoerip, “seperti apa yang dibacanya”. Ma- antologi cerita pendek, antara lain dimuat pula dalam buku resmi ka pada usia 16 tahun itu, lahirlah Cerpen-cerpen Indonesia Mutak- pengajaran bahasa dan sastra Indo- cerpen pertamanya berjudul “Nya- hir (Editor Suratman Markasam, nesia untuk tingkat SMU di selu- nyian di Rambung Tua”. 1991), Derabat: Cerpen Pilihan ruh Indonesia. Cerpennya yang Pada 1969, Arief Budiman, Kompas (2000), banyak lagi. lain, “Rencong”, pernah menjadi redaktur senior majalah Horison, Karyanya —sebuah novel anak- pembicaraan esai-opini Seno Gu- mengajak Hamsad Rangkuti ber- anak— berjudul Kereta Pagi Jam mira Ajidarma (Kompas) saat

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 89 menganalisis kekerasan dan pele- Kembali pada persoalan imaji- sadpun mulai merangkai kisah cehan HAM di Aceh, dan ia ban- nasi, Hamsad Rangkuti menguak yang bertolak dari kejadian itu dingkan dengan Hikayat Perang bagaimana cerpen “Panggilan menjadi sebuah kisah yang lain. Sabil. Rosul” ditulis lalu dipublikasikan Dalam imajinasi Hamsad Rang- Cerpen-cerpennya telah terbit di Horison (1966). Ide cerita bagi kuti, rumah orang yang menyunat dalam beberapa buku kumpulan cerpen itu melintas dalam benak- rasul anaknya itu adalah rumah cerpen. Pada bulan Agustus 1985, nya saat dalam perjalanan pulang seorang tuan tanah. Orang yang Hamsad Rangkuti merupakan dari rumah keluarga di Tititian- berkerumun itu adalah penduduk salah seorang pengarang yang di- kuning. Saat itu sepedanya ter- penggarap tanah milik si tuan pilih untuk menulis novel tentang hambat kerumunan orang di de- tanah yang datang berdoa bagi buruh minyak di pengeboran eks- pan rumah penduduk yang sedang keselamatan putra tuan tanah plorasi dan produksi V Sorong, mengkhitankan anaknya. Dalam yang sedang disunat. Dua putra- Papua dan selesai dengan judul penglihatan Hamsad Rangkuti, ke- nya yang terdahulu, beberapa Klamono. Novel tersebut diterbit- rumunan orang banyak itu bukan tahun yang lalu, berturut-turut me- kan dalam rangka menyambut 100 bergembira ria, melainkan penuh nemui ajalnya di ujung pisau sunat. tahun industri perminyakan Indo- duka. Di ruang tengah, anak yang Untuk anak yang ketiga ini, apa- nesia. kemudian pada 2000, Ham- disunat rasul itu telah tiada akibat bila doa para petani penggarap itu sad Rangkuti, Pemimpin Redaksi pisau sunat yang ditorehkan sang makbul, anak yang ketiga akan Horison yang juga pengurus DKJ, telah merenggut nyawanya. selamat disunat rasul. Jika demiki- mendapat penghargaan sastra dari Kilasan peristiwa tragis yang an, tuan tanah itu akan memenuhi Pemerintah DKI Jakarta. bermain dalam benak Hamsad janjinya, yakni memberi tanah ke- Hamsad Rangkuti dapat dika- Rangkuti tersebut mengganggu pada para petani penggarap. Begi- takan pengarang dengan bakat dirinya sepanjang perjalanan. Ia tulah kerumunan pesta sunat ber- alam. Setelah 20 tahun mengarang, membiarkan bagaimana imajinasi ubah dalam imajinasi Hamsad barulah dirinya memperoleh “pen- liarnya merekam momen. Ham- Rangkuti. didikan” karang-mengarang mela- lui pelatihan penulisan skenario. Pelatihan itu memberinya kesadar- an tentang teknik mengarang. Sebagai pengarang produktif, karya-karya Hamsad Rangkuti banyak muncul di koran, majalah, dan antologi bersama. Hamsad juga banyak menerima penghar- gaan atas cerpen-cerpennya, yakni penghargaan Anugerah Kesetiaan Berkarya dari surat kabar Kompas (2000), penghargaan Karya Sastra Pusat Bahasa (2001), Khatulistiwa Literary Award (2003), Hadiah Sastra Asia Tenggara (Sea Write Award) (2008)

90 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Bagi Hamsad, momen puitik ban adalah seorang wanita muda, sa menelan kalung imitasinya kerap melintas. Maka imajinasi pemilik kalung emas seberat dua sendiri. mesti siap sedia menalarkan serta puluh lima gram. Mendengar Sekali lagi, ini bukan persoalan me-ruangkannya menjadi dunia cerita itu, seorang penumpang bagaimana imajinasi dapat terlahir tersendiri. Imajinasi pula yang wanita mengaku bahwa dia meli- dengan sendirinya. Bukan masalah diolah Hamsad tatkala pada suatu hat sendiri satu peristiwa penjam- bagaimana mendapatkan imajina- kali ia mendengar cerita yang di- bretan di kota Bandung. Korban si dengan baik apalagi sempurna. sampaikan seorang penumpang penjambretan itu, oleh sekawanan Juga bukan menyoal imajinasi wanita kepada para penumpang penjambret dipaksa menelan ka- bakal menjadi liar lantaran sudah oplet saat Hamsad pulang dari lung yang dipakainya setelah ka- dikodratkan sejak hayat dikan- sebuah percetakan. Pergi dan dung badan. Tapi tentang bagai- wanan penjambret yang meram- pulang percetakan Hamsad selalu mana suatu peristiwa dicerap dan pas kalung menyadari bahwa ka- naik oplet. Di tengah jalan kenda- diolah dalam imajinasi hingga lung yang baru saja mereka jam- raan yang ditumpanginya tiba-tiba berdaya tinggi sekaligus “bahaya” bret ternyata palsu. Di bawah todo- saja terhambat kerumunan orang. bagi pembaca. Maka, saya selalu ngan belati, pemilik kalung palsu Mungkin satu peristiwa baru saja ingat ucapan Hamsad Rangkuti, terjadi di situ. Dari penumpang itu dipaksa menelan kalungnya “Catat dan catat. Baca dan baca. yang baru naik, diketahuilah bah- sendiri. Hamsad Rangkuti bergidik Peka terhadap situasi yang terjadi wa di tempat itu baru saja terjadi mendengar cerita itu: seorang wa- di sekitar. Jangan lupa banyak penjambretan. Yang menjadi kor- nita muda dalam todongan dipak- membaca. Bacalah apa saja.”

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 91 CAKRAWALA

Representasi Sejarah dan Hubungan Belanda-Indonesia dalam Antologi Puisi Perjalanan Berlari Karya Didik Siswantono

YUSRI FAJAR

cintai puisi sejak di bangku SMP berikan pengaruh secara psikolo- dan kemudian memiliki kesem- gis dan memberikan dorongan patan untuk mengunjungi Be- penciptaan puisi-puisinya. Getar- landa, menuliskan puisi-puisi an-getaran yang dirasakan bisa yang tercipta berdasarkan inspi- diasumsikan merupakan akibat rasi ketika berada di negeri Kincir dari kesan atas apa yang dirasakan Angin. Terkait dengan peng- dan dilihat oleh Didik di tempat- alaman melakukan perjalanan tempat tersebut. Perjalanan ke ini Didik Siswantono menulis: Eropa, khususnya ke Belanda bagi penyair Didik Siswantono bisa Tugas kantor kebetulan mengha- diasumsikan bukanlah semata- ruskan saya bepergian ke luar mata menghasilkan kesan rekrea- kota, sesekali ke luar negeri. Me- tif dan kesenangan, namun pemicu isah penjajahan Belanda nyinggahi sejumlah tempat di Tanah Air, mencicipi udara di- kreatif kelahiran puisi-puisi yang dan perjuangan rakyat ngin sekitan kota di Eropa dan ber- menghadirkan gambaran historis, KIndonesia di masa lam- mukim di beberapa negara Asia. kultural, sekaligus posisi serta pau serta relasi kedua negara ini Di sanalah dada saya sering berge- identitas aku liris. Gambaran-gam- tar-getar tanpa sengaja, dan lahir- di masa kini seperti tak pernah baran ini bisa dilihat dalam puisi- habis menjadi sumber bagi pe- lah sajak-sajak (Siswantono, 2015:100). puisi Didik Siswantono yang ditulis nulisan puisi dan prosa para sas- berdasarkan pengalaman perjala- trawan Indonesia. Penyair Didik Tempat-tempat yang dikunju- nan di Belanda. Puisi-puisi ini di- Siswantono yang mulai men- ngi Didik Siswantono telah mem- muat dalam buku antologi puisi

92 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 karya Didik Siswantono yang ber- mendengar kisah-kisah tentang sejarah yang disajikan secara tidak judul Pelajaran Berlari’ (2015) pendudukan Belanda, berbagai utuh dalam puisi. Hanya peristiwa- Sebenarnya dalam kumpulan budaya Belanda, dan hubungan peristiwa tertentu dalam sejarah puisi Didik Siswantono ini, termuat Belanda dan Indonesia. Setelah masa lampau yang terkait dengan, juga puisi-puisi yang menukilkan Indonesia merdeka banyak orang- misalnya, penjajahan Belanda di berbagai ihwal personal, seperti orang Indonesia yang memiliki Indonesia digambarkan. Selebih- cinta dan kerinduan serta bebera- kesempatan untuk berkunjung ke nya, Didik Siswantono lebih meng- pa puisi lain yang cenderung memi- Belanda dengan berbagai tujuan eksplorasi bagaimana peristiwa- liki sentuhan religiusitas, namun seperti pendidikan, bisnis, pelatih- peristiwa sejarah tersebut mempe- saya lebih tertarik untuk mengkaji an, kunjungan kerja dan lain ngaruhi kondisi psikologis dan puisi-puisi Didik Siswantono yang sebagainya. Di negeri Belanda, nasionalisme orang-orang Indone- mengeksplorasi sejarah lampau orang-orang makin didekatkan sia yang berada di Belanda. Pada hubungan Belanda dan Indonesia dengan berbagai lanskap negeri konteks ini, sejarah dalam puisi- karena mengandung cakrawala yang pernah menjajah tanah air puisi Didik Siswantono bukanlah kosmopolitan dan warna pascako- Indonesia dan merefleksikan peris- fakta sebagaimana dalam teks- lonial yang kental. Dengan mem- tiwa sejarah penjajahan Belanda teks sejarah, namun fakta sejarah baca puisi-puisi yang memiliki dan berbagai akibatnya. Para yang diciptakan dan dikonstruksi tema sejarah dan relasi bangsa sastrawan Indonesia seperti Didik secara estetis yang dikaitkan de- bekas penjajah dan terjajah, saya Siswantono termasuk di antara ngan bagaimana aku liris dan merasa dihadapkan pada khaza- orang-orang Indonesia yang telah tokoh-tokoh dalam puisi meres- nah dialektika dua bangsa yang mengunjungi Belanda dan menu- ponsnya. Berbeda dengan sejara- menarik untuk didiskusikan. liskan kesannya melalui puisi- wan yang lebih fokus pada isi, Sejarah selalu menjadi bagian puisinya. Sebagai penyair Indone- sebagai penyair, Didik Siswantono, narasi perjalanan dan kehidupan sia, Didik Siswantono, melalui pada konteks ini, memiliki peran anak bangsa. Bagi anak-anak puisi-puisinya terlihat tak bisa ganda sastrawan yaitu “mengevo- bangsa Indonesia, sejarah penja- melepaskan diri dari bayang-ba- kasi keindahan bahasa ke dalam jahan di masa lampau dikenang yang tanah airnya. Terkait dengan kualitas estetis sekaligus menam- dan dipelajari tidak saja melalui fenomena ini, Iwan Simatupang pilkan isi sebagai pergumulan ma- pelajaran sejarah di sekolah dan mengatakan bahwa pengarang nusia sejagat” (Ratna, 2005: 339). bangku perguruan tinggi, tetapi adalah produk kultural tanah air- Justru dengan demikian, puisi-puisi juga melalui peninggalan-pening- nya. Setiap karyanya, perbuat- Didik Siswantono memberikan galan penjajah Belanda yang ma- annya, pemikirannya, secara inhe- pemahaman bagaimana sejarah sih ada. Gedung-gedung berarsi- rent memantulkan kembali perta- tersebut direspons dan dipahami tektur Belanda di kota-kota di utan dirinya dengan tanah airnya dengan cara sastrawi. Indonesia menjadi simbol kejaya- (2004:337). Relasi yang dibangun Didik Siswantono juga tidak an kolonial Belanda yang bisa Didik dalam puisi-puisinya adalah menggambarkan alur sejarah seca- dilihat oleh generasi Indonesia relasi Belanda dan tanah air ra linear misalnya dengan menye- ketika mengunjungi kota-kota Indonesia, tempatnya lahir dan but babakan sejarah penjajahan tersebut. mulai berpuisi. Belanda di Indonesia secara ber- Di balik gedung-gedung me- Puisi-puisi Didik Siswantono urutan dalam puisi-puisinya. Louis gah peninggalan penjajah Belanda memaknai sejarah Belanda-Indo- Tyson mengatakan bahwa sejarah itu, anak bangsa Indonesia bisa nesia melalui fragmen-fragmen tidak bisa dipahami hanya sebagai

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 93 Bersama Jamal D. Rahman dan Presiden Persatuan Pengarang Vietnam perkembangan berbagai peristiwa pilihan hidup mereka, serta bagai- menimbulkan perasaan marah yang linear (2006:283). Fragmen- mana tanah air Indonesia menjadi masyarakat Indonesia yang secara fragmen sejarah yang dihadirkan bagian sangat penting dari sema- identitas pernah menyandang secara tidak linear dalam karya ngat kebangsaan dan negara asal status masyarakat terjajah (jajah- sastra dengan demikian justru bisa orang Indonesia yang ada di an Belanda). Pada konteks ini, memberikan pemahaman dari Belanda. puisi menjadi medium dalam sudut pandang berbeda tetapi merepresentasikan narasi historis tetap bisa menukik ke subtansi Deskripsi Historis Belanda- Indonesia dan Belanda yang mem- peristiwa dan pengaruhnya. Indonesia bangkitkan kembali beban dan Mengacu pada latar belakang Belanda, bagi aku liris dalam luka psikologis bagi generasi di atas, saya ingin menelaah bagai- puisi Didik Siswantono, adalah bangsa Indonesia. mana orang Indonesia yang mela- negara yang tetap meninggalkan Menemukanmu lagi bagai memegang kukan perjalanan ke Belanda dan kenangan pilu bagi Indonesia. Jika pisau yang bikin nadiku kelu singgah di sana memaknai dan berbagai kejahatan dan kekejaman Saat memasuki gerbangmu yang mengenang sejarah penjajahan Belanda yang terwujud dalam berputar-putar kacanya Belanda di Indonesia, sebagaimana kebijakan kerja paksa dan pem- Dingin di luar menjadi hangat di dalam, termasuk hatiku tergambar dalam puisi-puisi Didik bantaian warga Indonesia muncul Tatahan dinding kuno kuning using Siswantono? Lebih jauh, saya juga kembali dalam ingatan, maka luka menatahkan wibawa tertarik untuk mendiskusikan pui- dan sakit hati seperti terasa lagi. Ku seruput jus apel di meja depan agar aku tak lemas si-puisi Didik Siswantono yang Meskipun peristiwa-peristiwa tra- Di hadapan auramu yang begitu menggambarkan bagaimana gis itu sudah sangat lama terjadi, megah di larik sejarah orang-orang Indonesia memposisi- namun di masa sekarang kenang- (Siswantono, 2015:52) kan Belanda dan Indonesia dalam an itu bisa mencuat lagi dan

94 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 Dalam bait pertama puisi melambangkan dua kondisi yang mengingatkan aku liris pada seja- bertajuk “Hotel Steingenberger saling bertentangan, namun saling rah perjuangan bangsa Indonesia Kurhaus” ini, Didik Siswantono melengkapi. Di satu sisi barangkali dan jalan menuju kemerdekaan menggambarkan relasi ‘kamu’ dan ada kesenangan menjejakkan kaki yang terjal. Relasi Indonesia-Belan- ‘aku’ yang merepresentasikan di Belanda, namun di sisi lain seja- da digambarkan melalui negosia- hubungan historis antara Belanda rah penuh luka, telah membuat si-negosiasi seperti dalam perun- dan Indonesia. Imaji historis hadir aku liris terkenang masa lalu dan dingan politis Konferensi Meja kembali setelah ‘aku liris’ berada kecewa. Dalam bait puisi di atas, Bundar yang disebutkan di atas. di Belanda. Frase “Menemukanmu posisi aku liris sebagai anak bang- Dalam ingatan historis itu, aku liris lagi’ menggambarkan pertemuan sa Indonesia juga ‘lemah’, cende- mengidentifikasi identitas dirinya aku liris dengan Belanda. Frase rung inferior di bawah kemegahan sebagai bagian anak bangsa Indo- tersebut mengindikasikan ke- Belanda. Sekarang ketika mengun- nesia yang memiliki nasionalisme mungkinan bahwa sebelumnya jungi Belanda, aku liris tetap meli- Indonesia. Dengan mengatakan aku liris pernah ‘berjumpa’ dengan hat kemegahan. Sementara, ‘dilarik “untuk kebesaran bangsa kita’, aku Belanda. Mungkin saja pertemuan sejarah’ juga bisa mengindikasikan liris menyatukan dan memposisi- itu telah terjadi melalui kunjungan kejayaaan dan kemegahan masa kan dirinya di ruang yang sama sebelumnya, atau pertemuan lampau. dengan para pejuang Indonesia imajiner yang terjadi ketika aku Dalam bait kedua puisi berju- seperti Hatta. liris Belajar tentang sejarah Belan- dul “Hotel Steingenberger Kur- Narasi historis kolonialisme da di Indonesia. Pertemuan ini haus”, Didik Siswantono menegas- Belanda di Indonesia barangkali diibaratkan ‘memegang pisau’ kan bahwa kehadiran aku liris di memang masih berpotensi memi- yang memberikan pengaruh nega- Belanda makin membawa aku liris cu sakit hati dan benci. Kondisi ini tif bagi aku liris, sebagaimana ter- dalam lanskap dan imaji historis mempengaruhi suasana hati aku cermin dalam frase ‘nadiku kelu’. Indonesia-Belanda yang tidak liris yang tengah berada di Belan- Pisau merupakan benda yang bisa hanya dilukiskan seperti ‘meme- da. Dalam dua bait puisi ”Hotel melukai bahkan membunuh. Kon- gang pisau’, namun juga ‘meme- Steingenberger Kurhaus” di atas, gang bara yang menelusup di disi ini tentu saja disebabkan dan metafora ‘pisau’ dan ‘bara’ menge- hati”. dilatarbelakangi hubungan historis sankan suasana yang emosional antara Belanda dan Indonesia yang Menemukanmu lagi bagai memegang dan tidak nyaman. Hubungan pernah terbangun melalui darah, bara yang menelusup ke hati yang pernah ternoda oleh diskrimi- Tahun seribu Sembilan empat air mata, hilangnya nyawa dan pen- nasi dan eksploitasi, telah meng- Sembilan saat itu, kuingat deritaan rakyat Indonesia. Kedua Konperensi Meja Bundar dengan akibatkan hati anak bangsa Indo- negara pernah terlibat perang dan putra terbaik bangsa nesia tersayat dan terpanggang permusuhan. Sejarah yang dieks- Saat itu, Muhammad Hatta bara. Di bait terakhir puisi ini, mempertahankan martabat plorasi oleh Didik Siswantono ini Mematahkan angin untuk suasana itu masih tergambar: menempatkan aku liris dalam po- kebesaran bangsa kita sisi terkurung dalam sejarah ke- Menjaring dingin dijelmakan api Menemukanmu lagi bagai menyimpan api lam tersebut. Kondisi psikologis unggun nusantara (Siswantono, 2015: 52) ke sedalam-dalam relungku aku menjadi tidak menentu, ber- Tujuh hari tujuh malam kurapal ada dalam posisi liminal, dalam Jika bara membakar hati maka sejuta doa penghabisan Memikul tugas ruang antara (in between space) amarah bisa melingkupi. Kebera- tanpa banyak kata-kata antara dingin dan hangat yang bisa daan aku liris di Belanda telah Bersenjatakan pena dan keringat

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 95 kudekami kamarmu anggap sebagai pusat tempat me- Tanpa banyak cakap. Kau lumat Mengemban letupan amanat lahap bir lokal yang kita ngembangkan diri. Dalam puisi di riuh pesta Sebut bis ngeces, karena bunyinya Air mata Hatta berjudul “Pada Suatu Perpisahan” ces ces ces begitu adalah airmataku juga aku liris bertanya: Tutup botol itu dihentak. Lahapmu (Siswantono, 2015: 52) menandakan pilu Berselimut tawa. Perpisahan Pisau, bara dan api menghiasi …Sampai sekarang aku yang menimbun luka Bagi orang diva sepertimu. entitas batin aku liris. Pilihan diksi Bertanya untuk apa menembus deretan benua? Karena aku lebih memilih ‘bersenjatakan’ dalam baris ‘ber- Menjejaki tanah salju Berladang di padang halimun senjatakan pena dan keringat ku- beraroma Tulip ini? Kalau asmara berhias kecipak air dan dekami kamarmu’ memberikan Bisa dijumput di padang halimun, Hijau rerumputan di negeri lenguh mengapa lembu. Sementara kesan suasana peperangan yang Harus ke sini? … Kau bersikukuh menggoyangkan masih terjadi. Diksi ‘bersenjatakan’ (Siswantono, 2015: 32) pigul dengan memberikan kesan sebuah perjua- Nada-nada divamu di negeri putih salju berbantal keju ngan melawan sesuatu. Tentu saja “Tanah salju beraroma tulip’ (Siswantono, 2015:33) di sini, bukan lagi peperangan dalam kutipan di atas adalah fisik, tetapi peperangan atau per- Bait di atas jelas menunjukkan Belanda. Sementara “Padang Hali- tarungan batin serta peperangan oposisi antara Indonesia dan Belan- mun” merepresentasikan Indone- di era pasca kemerdekaan yang da, yang membuat ‘aku liris’ dan sia. Pertanyaan “mengapa harus ke ‘kamu’ akhirnya tak sejalan. Aku tetap tak bisa dilepaskan dari ber- sini (Belanda)” menggambarkan bagai peristiwa sejarah di waktu liris lebih memilih dan mencintai gugatan dan protes aku liris atas lampau. Aku liris di akhir baris Indonesia, sementara sang diva pilihan untuk pergi ke Belanda, bait ketiga di atas seperti juga me- lebih memilih Belanda. Oposisi padahal Indonesia mempunyai mendam kesedihan dan merasa- geografis seperti ‘padang halimun’ kekayaan dan kehidupan indah dan ‘negeri putih salju’ dan oposisi kan perjuangan serta penderitaan berlimpah. Aku liris seperti ingin lainnya yang menggambarkan yang dialami para pejuang Indo- menegaskan bahwa ‘asmara’ yang nesia terdahulu, sehingga muncul dunia agraris Indonesia melalui banyak orang menilainya sebagai perasaan senasib sepenanggungan. ‘hijau rerumputan’ dan ‘lenguh sumber kebahagiaan, bisa digapai lembu’ dan ciri khas tradisi Eropa di tanah air Indonesia, tak perlu Pilihan: Belanda atau yang direpresentasikan dengan jauh-jauh ke Belanda. Indonesia? ‘keju’ digunakan oleh Didik Sis- Perbedaan pandangan antara Dalam relasi Belanda dan Indo- wantono untuk membangun nego- ‘kamu’ yang lebih memilih Belan- nesia di era pascakolonial, muncul siasi dan oposisi budaya kedua da, dan ‘aku liris’ yang lebih men- tegangan-tegangan yang meng- bangsa. Pilihan aku liris atas Indo- cintai Indonesia telah mengakibat- oposisikan Belanda dan tanah air nesia menunjukkan jiwa cinta kan konflik yang berujung pada Indonesia. Didik Siswantono sea- tanah air. perpisahan antara keduanya. Per- kan ingin memberikan gambaran pisahan di sini dianggap sebagai bahwa orang pribumi yang cende- Cinta Tanah Air Indonesia resolusi dari perbedaan yang tak rung memandang Barat lebih di Belanda bisa lagi dicarikan titik temu. superior dan ingin mempraktik- Posisi tanah air dalam puisi- kan berbagai budaya barat, akan Kita sepakat berpisah s puisi Didik Siswantono sangat berkiblat ke barat, dalam hal ini etelah menyelami semindu penuh sentral. Ungkapan tentang tanah Sedu sedan, berpisah di atas batu pijak Belanda. Negeri Kincir Angin di- Café de Prins air dalam puisi-puisinya tentu saja

96 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 bukan semata terkait dengan aspek estetis, tetapi bagaimana tanah air Indonesia menjadi bagian spirit penciptaan puisinya. Bagi Iwan Simatupang, tanah air bagi pengarang bukan saja memi- liki arti estetis, yakni sejauh mana tanah air itu dapat menginspirasi, tetapi lebih dari itu, yaitu tanah air bagi pengarang adalah segala- galanya (2004:350). Hal ini berarti tanah air bukan semata persoalan inspirasi dalam proses kreatif, te- tapi juga bagaimana tanah air menjadi bagian menyatu dalam kehidupan pengarang. Puisi-puisi Didik Siswantono mendeskripsikan aku liris (orang Indonesia) yang selalu mengingat tanah air dan khazanah budayanya ketika di Belanda. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari identitas diri yang memiliki akar tradisi tanah air. Lebih jauh, anggapan bahwa Bersama penyair Mexico dan Columbia Belanda adalah tetap bangsa asing, menyebabkan orang Indonesia Sampai habis segala senja menjajah Indonesia Jawa merupa- selalu mencari Keindonesiaan di rembang petang kan wilayah yang memiliki peran negeri asing tersebut. Cuma tersisa reremah cinta bagi ibu pertiwi penting dalam upaya-upaya pe- (Siswantono, 2015:37) Ku masuki restoran tua nguasaan Belanda atas Indonesia. dengan arsitektur jawa ‘Aku’ sebagai orang Indonesia Ketika berada di dalam depot Dja- wa tersebut di atas, ‘aku’ mengon- Sepiring nasi, sebuah janji, dalam puisi berjudul ‘Secangkir cuaca semakin rembang Kopi di Depot Djawa’ di atas, mes- sumsi kenangan tentang Indone- Kuterima secangkir kopi kipun berada di Belanda tetap tak sia. Pada konteks ini, depot Djawa dari penjual tua yang menghadirkan identitas Pemilik depot Djawa di Bankastraat. bisa melepaskan diri dari identitas Djawa telah membawa ‘aku’ me- Hari kian petang ke-Indonesiaannya. Pilihan untuk Kutelan sebiji kenangan masuk ke restoran bernuansa Jawa nembus batas, kembali ke Indone- tentang Indonesia tersebut merupakan pilihan yang sia, tanah kelahiran sesungguhnya (true homeland). Ingatan akan Merah semangat, makanan didorong oleh identitas Indonesia yang kulahap di sana yang dimiliki sang ‘aku’. Bagaima- Indonesia ini terbangun melalui Putih suci, minuman na pun Jawa adalah bagian dari perantara representasi Indonesia yang kureguk di situ. Indonesia dan pada saat Belanda dalam Depot Djawa di Belanda.

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 97 Dalam puisi di atas, entitas ku- menguarakan jerit sa Indonesia sudah tidak lagi ber- Kalimat putih. Binar mata mereka liner yaitu makanan dan minuman serasa matahari bersinar juang secara fisik melawan Belan- menjadi medium yang membang- Pagi, bagai usai jelajahi kabut gelap da, tetapi semangat nasionalisme kitkan kesadaran pada tanah air. di lembah bisu. tetap diperlukan dan dikobarkan. Perjalanan sebait semangat baru saja Makanan dan minuman dalam dimulai, bukan? Melalui puisi-puisinya, Didik bait di atas dikaitkan dengan salah Harum wangi minyak melati Siswantono menghadirkan kem- pemberian ibu Pertiwi satu bagian penting dari identitas bali gambaran sejarah kelam Telah engkau rasakan, kawan. Indonesia yaitu warna bendera me- Belanda-Indonesia melalui sudut rah putih. Alih-alih ‘aku’ tenggelam Kawan, saatnya kalian mulai pandang aku liris (orang Indonesia dalam waktu dan suasana bangsa perjalanan penuh nyala, yang berada di Belanda), negosiasi Berbingkai kain merah dan putih. Belanda, ‘aku’ justru hanyut dalam Taklukkan gigil dingin posisi Indonesia dan Belanda di rasa cinta akan ibu pertiwi Indone- Yang meraja di hatimu. Pungutlah mata orang-orang Indonesia, serta sia yang ditinggalkannya. Meski bait-bait ilmu, meski pentingnya Ibu Pertiwi dan tanah Sejurus apalagi sejuta jurus, ‘aku’ berada jauh dari tanah kela- agar tanganmu semakin lihai air bagi orang-orang Indonesia di hirannya, tetapi rasa cinta pada ta- Mempertahankan waktu. Belanda. Lanskap historis dalam nah kelahirannya dan ibu pertiwi Dan jangan lupa, ciumlah tangan puisi-puisi Didik Siswantono me- Ibu Pertiwi saat ini juga. tetap terpatri. (Siswantono, 2015:48) munculkan rasa nasionalisme dan Ibu pertiwi seperti menjadi penegasan identitas anak-anak pembangkit semangat dan mem- bangsa Indonesia. Dengan khasa- ‘Aku’ dalam puisi di atas ber- beri kekuatan bagi orang-orang nah kekayaan alam dan berbagai usaha membakar generasi muda Indonesia di Belanda. Meskipun tradisinya, Indonesia menjadi Indonesia di Belanda dengan me- berada di Belanda dan memper- pilihan anak bangsa Indonesia ngingatkan pentingnya eksistensi juangkan sesuatu di sana, orang- yang menyadari begitu bermakna- Ibu Pertiwi dalam diri mereka. orang Indonesia, seperti para nya ibu pertiwi dan tanah air Perjalanan para mahasiswa Indo- mahasiswa Indonesia, dituntut Indonesia. nesia ini selama di Belanda tak untuk tetap memiliki kecintaan bisa dilepaskan dari simbol-simbol pada ibu pertiwi. Dalam puisi negara tempat mereka berasal Daftar Bacaaan bertajuk ‘Asrama Delf’, gambaran yaitu Indonesia dengan sang saka Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra para mahasiswa Indonesia di dan Cultural Studies: Representasi merah-putih. Pesan penting yang Belanda menunjukkan perjuangan Fiksi dan Fakta. tersampaikan melalui puisi di atas di negeri bekas penjajah yang Yogyakarta: Pustaka Pelajar. adalah tetap menghormati tanah terap berbingkai dalam rasa cinta Simatupang, Iwan. 2004. Kebebasan air: “Dan jangan lupa, ciumlah tanah air. Pengarang dan Masalah Tanah Air. tangan ibu pertiwi saat ini juga”. Jakarta: Kompas. Siswantono, Didik. 2015. Pelajaran Belanda negeri mungil. Cepat kukitari Di era sekarang, melalui puisi- Berlari. Jakarta: Kepustakaan area asrama sejauh puisi di atas, perjuangan untuk me- Satu kilometer di sekitar Albert Heijn. Populer Gramedia. Kulihat mereka ngisi kemerdekaan formal seakan Tyson, Louis. 2006. Critical Theory Berdahi makin merah, gigilan bibir belum selesai dan meskipun bang- Today. London: Routlege.

98 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 GLOSARIUM Sastra Drama atawa Lakon

AGUS R. SARJONO

rama adalah rekaan bentuk dialog. Hal-hal lain di luar YUPE DAHLIA Lima tahun! Bayangkan lima tahun dialog (auto direction) hanya seka- yang disajikan atau sudah aku berpisah dengan Ferdi ditulis dalam bentuk dar tambahan yang boleh diang- yang jago menyanyi dan Nando yang D gap penting dan kadang sering jago puisi! Ferdi... Nando... lima dialog. Ia merupakan salah satu tahun, dan aku tak sanggup memilih juga diabaikan oleh sutradara yang genre sastra yang terkenal selain siapa di antara kalian yang kucinta... puisi, cerpen, dan novel. akan memantaskan lakon drama Dan, Ya Tuhan... tiba-tiba saja aku sudah jadi istri Moses! Dialog sebenarnya kerap digu- dalam pertunjukkan teaternya. nakan dalam cerpen, dan novel. Karena sebuah drama hanya Bahkan, puisipun kadang menggu- mengandalkan dialog, maka selu- Dalam penulisan lakon drama nakan dialog, misalnya dalam puisi ruh pikiran, perasaan, tindakan — tidak jarang pengarang menulis- epik atau balada. Rendra, misal- bahkan kenangan— para tokoh kan beberapa keterangan baik bagi nya, sering menggunakan bentuk harus dapat tergambar jelas dalam latar panggung kejadian maupun dialog dalam puisinya. dialog. Tidak ada yang lain. bagi tindakan-tindakan tokoh. Ke- terangan ini secara teknis disebut Meskipun tidak jarang kita Jika dalam cerpen seorang autodirection. Jika diberi keterang- jumpai cerpen, novel, bahkan puisi, penulis dapat menulis seperti ini, an, maka dialog di atas dapat men- yang dipenuhi dialog, cerpen dan Hatinya berdebar tak karuan. Galau jadi —misalnya— seperti ini, novel tetaplah bukan drama. Prosa dan murung. Sudah lima tahun ia merupakan narasi yang mengha- berpisah dengan Ferdi dan Nando, (Ruang keluarga rumah mewah) dirkan narator dan atau si pence- dan dia tetap tidak sanggup memu- tuskan apakah hatinya jatuh ke Ferdi rita. Narator itu dapat berupa to- YUPE DAHLIA atau Nando? Bahkan setelah ia meni- Lima tahun! (Menghela nafas) koh dalam bentuk aku-an (sudut kah dengan Moses, kegalauan itu Bayangkan lima tahun sudah aku pandang orang pertama); maupun tidak juga mereda. berpisah dengan Ferdi yang jago dia-an (sudut pandang orang ke- menyanyi dan Nando yang jago puisi! Ferdi... Nando... (termangu-mangu) tiga), dan dapat pula di luar tokoh Namun, dalam drama hal de- lima tahun, dan aku tak sanggup alias sudut pandang pengarang mikian tidak dapat dilakukan. memilih siapa di antara kalian yang serba tahu seperti sering diguna- Penonton tidak tahu apa yang ber- kucinta... Dan, Ya Tuhan... (ke arah penonton) tiba-tiba saja aku sudah kan dalam cerita lama. Hal ini ber- kecamuk dalam pikiran Yupe Dah- jadi istri Moses! beda dengan drama. Pada dasarnya lia. Maka, semua itu harus dikemu- drama adalah karya sastra yang kakan dalam bentuk dialog. misal- Keterangan semacam ini se- nyaris sepenuhnya ditulis dalam nya sebagai berikut: ring membantu sutradara dalam

P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17 99 mementaskan lakon bersangku- logika. Dengan humor, penulis agung yang ingin bertindak mulia tan. Tapi, sebagaimana dikemuka- drama mengajak penontonnya dan agung. Namun tokoh ini di- kan di muka, sering juga sutradara untuk tertawa, menertawakan diri hadapkan pada nasib yang perkasa mengabaikannya. dan kehidupan. hingga jatuh secara tragis. Pada Drama umumnya ditulis seba- Tragedi biasanya mengangkat drama tragedi modern, tokohnya gai repertoir atau lakon bagi per- tema-tema gelap seperti kematian, —meskipun orang biasa— dicoba diangkat ke atas untuk kemudian tunjukkan teater, namun ia juga derita, bencana, dan sejenisnya. Dengan tragedi, penulis drama dihadapkan dengan keperkasaan dapat berupa drama tv, radio, atau mengajak penontonnya untuk nasib untuk akhirnya jatuh secara film. Untuk film, istilah teknisnya menangisi diri dan kehidupan. tragis. Tragedi, nestapa, dan air adalah skenario. Dua bentuk drama ini akan mata penonton dalam menghayati Secara sederhana, drama ada- berpengaruh pada pemilihan to- drama tragedi diharap akan meng- lah karangan baik prosa maupun koh (protagonis). Tokoh itu sendiri hasilkan efek pelepasan (katarsis) puisi yang menyajikan cerita (seba- dapat dibagi menjadi tokoh yang dan dengan itu pencerahan. iknya berisi penokohan dan kon- di atas manusia dan tokoh di Rumus utama komedi adalah flik yang kuat) lewat dialog dan bawah manusia biasa. Tokoh di atas ketidaktepatan. Jika pemimpin lakuan, untuk ditampilkan sebagai manusia biasa itu dapat mulai dari adalah the right man in the right sebuah pertunjukkan. Tentu saja bangsawan sampai yang ilahiah. place, maka komedi pada dasarnya drama dapat dibaca sebagai teks Tokoh di bawah manusia biasa, adalah the wrong man in the wrong belaka, namun ia baru menjadi mulai dari yang canggung sampai place. Variannya adalah the right utuh sebagai drama jika dipentas- yang super pandir. man in the wrong place atau the kan. Drama yang hanya bisa diba- Tokoh di atas manusia biasa wrong man in the right place. Con- ca dan tidak dapat dipentaskan sering digunakan dalam drama- tohnya drama Inspektur Jendral disebut closet drama. drama tragedi. Sebaliknya, tokoh karya Nikolai Gogol. Petinggi kota Pada masa silam, dialog sebuah di bawah manusia biasa sering yang korup panik karena isu akan drama kerap berbentuk puisi digunakan dalam drama-drama datangnya Inspektur Jenderal. seperti ditunjukkan oleh drama- komedi. secara diam-diam. Mereka begitu drama Shakespeare, misalnya. Na- Drama-drama tragedi yang saja menduga seorang kerani pe- mun, sekarang cenderung berben- besar seperti Oedipus, Raja Lear, solek yang menginap di hotel kota tuk prosa. Hamlet, dan sebagainya bertokoh- itu sebagai Sang Inspektur. Maka Ada beberapa tipe drama yang kan manusia-manusia di atas ma- mulailah komedi. cukup populer, yakni: Komedi, nusia biasa. Sementara tokoh- Farce adalah komedi ringan tragedi, dan tipe-tipe di antara tokoh komedi Moliere, misalnya, temanya dan kasar humornya, keduanya. Komedi tentu saja sering bertokohkan manusia di sering juga lebay atau slapstick. mengandalkan humor sebagai bawah manusia biasa. Tokoh ma- Sedang melodrama adalah tragedi bahan utamanya. Kadar dan ke- nusia biasa mulai digunakan da- yang ringan kadarnya. Kesedihan lam drama realis (tragedi maupun kentalan humorlah yang menentu- dan airmata dibujuk tumpah un- komedi). Drama komedi bertokoh- kan apakah drama komedi itu tuk urusan remeh. Melodrama kan manusia biasa diopulerkan menjadi halus, sedang, atau kasar. adalah air mata untuk air mata itu oleh Anthon Chekov, yang dikenal Selain kadar, tentu juga bergan- sendiri, jangan tertukar dengan sebagai tokoh drama realis. tung tema dan kecerdasan penulis- seni untuk seni. Kalau tertukar nya karena dasar utama humor Rumus utama drama tragedi bisa menjadi komedi yang tragis adalah kecerdasan dan permainan klasik adalah dihadirkannya tokoh atau tragedi yang komis.

100 P U S A T, N 0. 13 / 2 0 17