Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018 RAGAM MOTIF DAN MAKNA YANG TERDAPAT PADA KUPIAH RIMAN DI DESA ADAN MEUNASAH DAYAH KECAMATAN MUTIARA TIMUR KABUPATEN PIDIE

Zakiati Am1*, Ismawan1, Lindawati1 1Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Ragam Motif dan Makna yang terdapat pada Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie ini, mengangkat masalah apa saja ragam motif dan makna yang terdapat pada Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam motif dan makna yang terdapat pada Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah kecamatan Mutiara Timur kabupaten Pidie. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik atau semiologi dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah Badriah sebagai pemilik tempat produksi Kupiah Riman sekaligus pengrajin. Murniati juga sebagai salah satu pengrajin Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah, ia juga memasarkan hasil kerajinan Kupiah Riman tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik semiotik semantik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ragam motif dan makna yang terdapat pada Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie yaitu, motif Pinto (terbuka), Bungong Kupula (kesuburan), Bungong Jeumpa (keharuman), Gareh Peulangi (keindahan), Pucok Reubong ( istiadat), Pucok Meuriya (kedudukan tinggi), Mutiara (keindahan), Bintang (keindahan), Petak (keindahan), Awan (keindahan), Taloe Ie (penjaga), dan Bata Meususon (keindahan). Kata Kunci: ragam motif, makna, Kupiah Riman PENDAHULUAN Kupiah Riman atau disebut juga Peci Riman adalah kerajinan rajutan yang terbuat dari serat aren yang dirancang untuk penutup kepala laki-laki. Kupiah Riman merupakan produk khas tradisional Aceh yang banyak diminati oleh publik. Bahkan pemasarannya telah sampai ke luar negeri, seperti Malaysia. Kupiah Riman saat ini masih diproduksikan di desa Adan Meunasah Dayah kecamatan Mutiara Timur kabupaten Pidie. Komposisi motif yang terdapat pada Kupiah Riman harus diterapkan prinsip- prinsip seni agar Kupiah Riman yang dihasilkan memiliki mutu dan kualitas yang tinggi sehingga dapat membuat konsumen semakin tertarik untuk memiliki Kupiah Riman. Motif yang terdapat pada Kupiah Riman sangat beragam, salah satu contohnya adalah motif Bungong Jeumpa, selain bentuk pola motifnya yang indah

224

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018 juga memiliki makna tersendiri. Motif Bungong Jeumpa yang harum merupakan sebuah filosofis atas penghargaan masyarakat, sehingga dapat diibaratkan bahwa benih Bungong Jeumpa atau para generasi-generasi yang ada Di Aceh dapat mengharumkan nama Aceh ke tingkat nasional maupun internasional serta membuat bangga bangsa. Pengetahuan tentang makna dan nilai filosofis yang terkandung dalam motif- motif Kupiah Riman tersebut kurang dipahami oleh sebagian besar masyarakat di Desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie, hanya nenek moyang mereka dulu yang memahami tentang makna dan nilai filosofis yang terkandung dalam motif Kupiah Riman, masyarakat hanya melihat motif sebagai penghias atau hiasan saja. Untuk menjaga dan mendukung potensi kekayaan budaya Kupiah Riman serta pemahaman tentang makna dan nilai filosofis yang terkandung dalam motif- motif Kupiah Riman tersebut, dengan ini peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut tentang Kupiah Riman dengan tujuan dapat mendeskripsikan ragam motif dan makna yang terdapat pada Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie.

METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik atau semiologi, pendekatan semiotik/semiologi yaitu ilmu yang mengkaji tentang tanda-tanda dalam masyarakat.“Semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, tanda yang dimaksudkan merupakan perangkat yang biasa digunakan oleh masyarakat dalam upaya mempelajari kehidupan” (Sobur, 2013). Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data dengan cara semiotik semantik. Semiotik semantik digunakan untuk mengkaji tentang makna yang terkandung dalam motif pada Kupiah Riman. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang mencoba untuk mengungkapkan dan menjelaskan tentang ragam motif dan makna yang terdapat padaKupiah Riman. Menurut Margono (2000:106) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, kelompok- kelompok atau keadaan-keadaan”. Penelitian ini dilakukan pada industri kerajinan Kupiah Riman yang dikelola oleh Badriah yang terdapat di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie. Subjek dalam penelitian ini adalah Badriah, Murniati, Zulfadli, dan H. Harun Keuchik Leumiek. Objek penelitian ini adalah Kupiah Riman untuk mendeskripsikan tentang ragam motif dan maknanya. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan mengecek keabsahan data.

225

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018 Setelah semua data terkumpul dengan menggunakan teknik pengumpulan data, tahapan selanjutnya ialah mengolah data dengan menggunakan teknik analisis data dengan carasemiotik semantik. Van (1996:5-6) mengatakan bahwa “semiotik semantik (studi relasi dengan penafsirannya, yaitu studi tentang tanda yang menonjolkan hubungan tanda-tanda dengan acuannya dan dengan interpretasi yang dihasilkannya”. Semiotik semantik ini digunakan untuk menganalisis makna-makna yang terdapat pada motif-motif Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie baik makna konotatif maupun makna denotatifnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Ragam Motif dan makna yang Terdapat pada Kupiah Riman No Gambar Motif Nama Simbol/Lambang

Motif Gareh Keindahan Peulangi

Motif Adat istiadat Pucok 1. Reubong Gambar 1 Kupiah Riman(1) Sumber: Koleksi Motif Murniati Pinto Aceh Terbuka Foto: Zakiati Am (2017)

Motif Adat istiadat Pucok Reubong

2. Motif Kesuburan

Bungong Gambar 2 Kupiah Kupula Riman (2) Sumber: Koleksi Badriah Foto: Zakiati Am (2017)

226

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018

Motif Pucok Adat istiadat Reubong

Motif Kedudukan tinggi 3. Pucok Meuriya Gambar 3 Kupiah Riman (3) Sumber: Koleksi Murniati Foto: Zakiati Am (2017)

Motif Pucok Adat istiadat Reubong

Motif Keindahan Mutiara 4. Gambar 4 Kupiah Riman (4) Sumber: Koleksi Murniati Foto: Zakiati Am (2018)

Motif Adat istiadat Pucok Reubong

5. Motif Keindahan Gambar 5 Kupiah Bintang Riman (5) Sumber: Koleksi

Murniati Foto: Zakiati Am

(2018)

227

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018 6. Motif Bungong Keharuman Jeumpa

Motif Adat istiadat Pucok Gambar 6 Kupiah Reubong Riman (6) Sumber: Koleksi Murniati Motif Petak Keindahan Kosong

Motif Adat istiadat Pucok Reubong

7. Gambar 7 Kupiah Motif Riman (7) Petak Keindahan Sumber: Koleksi Punoh Murniati Foto: Zakiati Am (2017)

8.

Motif Keindahan Awan

Gambar 8 Kupiah Riman (8) Sumber: Maya Sarwati Foto: Zakiati Am (2017)

228

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018

Motif Bungong Keharuman Jeumpa

Motif Adat istiadat 9. Pucok Reubong Gambar 9 Kupiah Riman (9) Sumber: Koleksi Murniati Motif Penjaga Foto: Zakiati Am Taloe Ie (2018)

Motif Bata Keindahan Meususon

10.

Gambar 10 Kupiah Riman (10) Sumber: Koleksi Murniati

Tabel 2. Makna Motif pada Kupiah Riman

No Makna Konotasi Nama Motif Makna Denotasi 1. Pinto Aceh Pada Kupiah Riman (1), Makna dari motif Pinto motif Pinto Acehterdapat Aceh adalah terbuka pada bagian tengah. untuk siapa saja.

2. Gareh Pada Kupiah Riman (1), di Motif Gareh Peulangi Peulangi bagian paling atas tedapat tidak memiliki makna motif Gareh Peulangi, motif khusus, karena motif ini ini bentuknya seperti merupakan bentuk dari pelangi. alam. Motif alam ini menggambarkan kebesaran Allah SWT yang sangat indah.

229

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018 3. Pucok Pada Kupiah Riman (1), Makna dari motif Pucok Reubong motif Pucok Reubong Reubong ini yaitu terdapat di bagian pinggir berhubungan dengan adat atas dan pinggir bawah pada istiadat masyarakat Aceh. Kupiah Riman. 4. Bungong Pada Kupiah Riman (2), Makna dari motif Kupula motif Bungong Kupula Bungong Kupula yaitu terdapat pada bagian tengah. sebagai kesuburan. 5. Pucok Meuriya Motif Pucok Meuriya Makna dari motif Pucok terdapat pada bagian tengah Meuriya ini yaitu dengan bentuknya seperti mengibaratkan orang segitiga kaki. selalu menginginkan segala sesuatu yang lebih tinggi. 6. Mutiara Pada Kupiah Riman (4), Motif ini tidak memiliki motif Mutiara terdapat pada makna khusus, motif ini bagian tengah. Motif dibuat sebagai simbol bentuknya bulat seperti keindahan saja. mutiara. 7. Bintang Pada Kupiah Riman (5), Motif Bintang tidak motif Bintang terdapat di memiliki makna khusus, bagian tengah yang motif ini hanya sebagai bentuknya hampir keindahan saja. menyerupai bintang. 8. Petak Kosong Pada Kupiah Riman (6), Motif Petak Kosong ini motif Petak Kosong terdapat juga tidak memiliki dibagian tengah dan makna khusus, motif ini bentuknya seperti belah dibuat oleh pengrajin ketupat. Kupiah Riman sebagai simbol keindahan saja. 9. Petak Punoh Pada Kupiah Riman (7), Motif Petak Punoeh juga motif Petak Punoh terdapat tidak memiliki makna di bagian tengah dan khusus. Motif ini hanya bentuknya hampir sama dijadikan simbol dengan belah ketupat. keindahan saja. 10. Awan Pada gambar Kupiah Riman Motif Awan juga tidak (8), motif Awan terdapat memiliki makna yang pada bagian tengah. khusus seperti motif Bintang. Motif ini juga terinspirasi dari alam. 11. Taloe Ie Pada Kupiah Riman (9), Makna motif Taloe Ie ini motif Taloe Ie terdapat pada yaitu tentang penjaga bagian tengah dan bentuknya bagi orang-orang yang seperti tali yang saling berada di dalam baik itu menyambung. dalam sebuah lingkungan masyarakat, kerajaan ataupun dalam kehidupan manusia.

230

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018

12. Bungong Pada Kupiah Riman (9), Makna dari motif Jeumpa motif Bungong Jeumpa Bungong Jeumpa yaitu terdapat di bagian paling selain dijadikan simbol atas di bagian penutup keindahan juga dijadikan kepalanya. bermakna keharuman. 13. Bata Meususon Pada Kupiah Riman (10), Motif Bata Meususon motif Bata Meususon tidak memiliki makna terdapat di bagian pinggir khusus dan hanya atas dan pinggir bawah . dijadikan sebagai simbol keindahan saja.

Pembahasan Setiap daerah di memiliki motif yang menjadi identitas dari perkembangan seni kerajinan daerah tersebut. Motif dapat berupa gambar, perpaduan antara garis dan bentuk sebagai terciptanya keindahan.Motif yang ada di Aceh terdapat beberapa motif dasar, diantaranya adalah motif flora, fauna, dan alam. Motif flora berupa bentuk tumbuh-tumbuhan baik daun, akar, batang, dan bunga.Motif yang sering dijumpai yaitu Pucok Reubong, Pucok Meuriya, Bungong Kupula, Bungong Jeumpa dan sebagainya. Sedangkan motif fauna umunya bermotif binatang seperti burung. Motif Alam juga banyak ditemukan di berbagai kerajinan/ragam hias yang ada di Aceh.Dan salah satu contohnya motif alam yang ada pada Kupiah Riman adalah Gareh Peulangi, Mutiara, Bintang, Bata Meususon dan Awan. Motif yang diciptakan oleh manusia pada dasarnya mempunyai filosofis, dan tujuan tertentu, dan terdapat pula pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Misalnya pada motif Kupiah Riman, sebagian masyarakat Aceh motif Taloe Ie dianggap sebagai simbol ikatan karena motif ini bentuknya seperti tali yang biasa di gunakan masyarakat Aceh dalam mengikat barang dan sebagainya. Sedangkan menurut makna konotasinya adalah motif Taloe Ie merupakan penjaga bagi orang-orang yang berada di dalam, baik itu dalam lingkungan masyarakat, kerajaan maupun dalam kehidupan manusia. Di desa Adan Meunasah Dayah sangat memperhatikan adat istiadat dilihat dari banyaknya motif yang terapkan pada Kupiah Riman oleh para pengrajin yaitu berupa motif Pucok Reubong yang bermakna adat istiadat.

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap Ragam Motif Dan Makna Yang Terdapat Pada Kupiah Riman maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kerajinan Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah memiliki motif-motif yang beragam, motif-motif tersebut adalah motif Pinto Aceh, Bungong Kupula, Bungong Jeumpa, Gareh Peulangi, Pucok Reubong, Pucok Meuriya, Mutiara, Bintang, Petak, Awan, Taloe Ie, dan Bata Meususon.

231

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018

2. Motif-motif tersebut memiliki makna khusus yaitu: a. Motif Pinto Aceh, maknanya yaitu terbuka bagi masyarakat luas. b. Motif Bungong Kupula merupakan lambang keindahan dari bumi Aceh, motif ini juga bermakna sebagai bentuk kesuburan. c. Motif Bungong Jeumpa yang harum merupakan sebuah filosofis atas penghargaan masyarakat, sehingga dapat diibaratkan bahwa benih Bungong Jeumpa atau para generasi-generasi yang ada di Aceh dapat mengharumkan nama Aceh ke tingkat nasional maupun internasional serta membuat bangga bangsa. d. Motif Pucok Reubong filosofisnya adalah bahwa orang Aceh sangat menjunjung tinggi adat istiadat. e. Motif Pucok Meuriya filosofisnya adalah setiap orang-orang yang selalu menginginkan kedudukan yang lebih tinggi. f. Motif Taloe Ie filosofisnya adalah sebagai lambang yaitu sebagai penjaga.

Saran Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah: 1. Dengan selesainya penelitian ini diharapkan kepada remaja-remaja khususnya kaum lelaki hendaknya menggunakan kerajinan Kupiah Riman dalam berbagai kegiatan agar kebudayaan Aceh dapat berkembang di masyarakat sehingga kebudayaan Aceh tidak punah dan seni kerajinan Kupiah Riman dapat dilestarikan. 2. Disarankan kepada pengrajin Kupiah Riman di desa Adan Meunasah Dayah kecamatan Mutiara Timur kabupaten Pidie agar bakat dan minat yang dimiliki dapat ditingkatkan melalui kualitas dan kreativitas benda-benda yang dihasilkan. 3. Untuk lebih mengembangkan dan lebih melestarikan kerajinan Kupiah Riman diharapkan pihak Dekranas kabupaten Pidie supaya dapat memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para pengrajin Kupiah Riman sehingga dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan modal dalam rangka mengembangkan dan melestarikan budaya tradisional Aceh.

DAFTAR PUSTAKA

Armada. 2012. Macam-Macam Bentuk Motif Hias. Bandung: CV. Alvabeta. Bostami, Suwaji. 2003. Seni Kriya Seni. Semarang: UPT UNNES PRESS. Idris, Noe. 2009. Teknik Merajut untuk Pemula. Jakarta: Kawan Pustaka. Kamaril, Cut dan Panggabean. 2002. Tekstil. Jakarta: Pendidikan Seni Nusantara. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Razali. 1978. Simbolis dalam Budaya Jaya. Yogyakarta: Hanindita. Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotika. Bandung: CV Pustaka Setia. Sabatari, Widyabakti. 2013. Seni antara Bentuk dan Isi. Universitas Negeri Yogyakarta.

232

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume III, Nomor 2:224-233 Mei 2018 Sachari, Agus. 2002. Estetika. Bandung: ITB. Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Soedarso. 2006. Trilogi Seni Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Museum Seni Rupa Oie Hoeng Dhien. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sanyoto, Ebdi Sajima. 2009. Nirwana Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra. Sobur, Alex. 1997. Berkomunikasi dengan Simbol-simbol. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sobur, A. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB. Sutrisno, Mudji. 2003. Kisi-Kisi Estetika cet-5. Yogyakarta: Kanisius. Umar, Razali. 1978. Makna Tanda dan Simbol. Bandung: PT. Rosdakarya. Zahrina, Cut. 2011. SUWA Jurnal & Sejarah Nilai Tradisional. Banda Aceh: Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Van, Zoest Aart. 1996. Interpretasi dan Semiotika, Serba-serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia.

233