<<

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat

Nasruddin AS

Dosen Tetap pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda - E-mail: [email protected]

Abstract: The shift of traditional clothing in society is very common to happen because of an attempt to adapt with new need. The happening of shift in traditional clothing of marriage in Perlak Asan village, Sakti Sub-dis- trict, Pidie Regency focus more on the clothes during religious rite and cultural rite of marriage. This research is using qualitative method which is observation, interview and documentation. The result of research show that traditional clothing for marriage is changing from traditional into modern. But the shift is about the mod- ernization of the clothes which show the process of social culture transformation as the urge of society to be up to date with global world. Traditional clothing that is being used consists of values or messages that want to be delivered by the brides. Traditional clothing for example is Acehnese clothing, Seloyor. And modification of modern clothing is Acehnese clothing Duyung, Indian dress, Barbie dress, gown and Kebaya robe.

Keywords: Cultural Shift; Traditional clothing; Marriage

Abstrak: Pergeseran pakaian adat dalam masyarakat adalah sesuatu yang lumrah terjadi karena ada usaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang baru. Terjadinya pergeseran pada pakaian adat perkawinan Gampong Perlak Asan Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie lebih terfokus pada baju yang digunakan pada saat pernikahan dan resepsi perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah metode dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pa- kaian adat pada acara perkawinan sudah mengalami pergeseran dari tradisional menjadi modern. Namun pergeseran yang terjadi bersifat kepada bentuk modernisasi yang mana proses perubahan sosial budaya terlihat dari adanya keinginan masyarakat untuk mengenal dan mengikuti perkembangan zaman. Pakaian adat yang digunakan mengandung suatu nilai atau pesan-pesan yang ingin dicapai oleh si pengantin, baik yang masih digunakan maupun tidak digunakan lagi. Pakaian tradisional yaitu seperti pakaian Aceh, seloyor, sedangkan pakaian modern yang sudah dimodifikasikan adalah pakaian Aceh duyung, baju pengantin , gaun barbie, kebaya gaun, dan kebaya gamis.

Kata Kunci : Pergeseran Budaya; Pakaian Adat; Perkawinan

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 1

1

Nasruddin AS

Pendahuluan yang tidak terpisahkan dalam sendi kehidupan 2 masyarakat Aceh. Aceh merupakan sebuah daerah yang multikultural, multi etnik, agama, ras, dan Nilai adat dan budaya yang terselubung golongan. Kemajemukan budaya antara satu dalam masyarakat yang merupakan suatu wilayah dengan wilayah lain di Aceh mengan- nilai, sikap dan sebuah prilaku masyarakat. tarkan kepada perbedaan. Budaya dan adat Di Aceh adat budaya telah dipraktekkan oleh istiadat dalam konteks masyarakat yang ber- masyarakat secara turun temurun bahkan gantung pada aspek kehidupan masyarakat. telah menjadi sebuah kebiasaan yang tercer- Di era globalisasi telah terjadi pergeseran bu- min dari sikap dan prilaku hidup sehari-hari. daya, antara budaya tradisional dengan mod- Dalam perjalanan kehidupan sekarang telah ern (budaya barat), sehingga tanpa kita sadari memiliki banyak pergeseran yang tajam baik adat istiadat kita yang luhur terkikis sedikit dari nilai agama, adat dan budaya yang sudah demi sedikit bertambah dengan budaya mod- membahayakan.3 Nilai keAcehan ditentukan ern yang lebih gaul.1 Setiap etnis, komunitas, oleh prilaku orang Aceh, prilaku budaya ini su- dan agama di daerah tertentu pasti memiliki dah tertuang dalam pemahaman dan sikap be- nilai-nilai leluhur yang dipandang baik serta ragama, berbahasa, adat istiadat, hukum adat, dijadikan aturan dan norma sosial yang ter- dan akhlak dari masyarakat itu sendiri. jadi di dalam masyarakat. Budaya khususnya Dalam hal berpakaian masyarakat Aceh di Aceh dikenal dengan adat yang dapat diter- di zaman kerajaan dulu sangat menjaga nilai- ima oleh masyarakat selama tidak bertentan- nilai Islami, sesuai dengan aturan syariat Islam gan dengan Syar’i (hukum). Pergeseran bu- dan setiap pakaian yang dipakai itu memiliki daya-budaya lokal di Aceh sangat akomodatif arti tersendiri.4 Di Aceh banyak terdapat bang- (menampung) dalam menerima budaya lokal, sa-bangsa yang datang dari luar negara yang sehingga dapat ditemukan adanya budaya lo- tinggal dan menetap di Aceh, mereka berpa- kal yang menjadi suatu budaya. kaian menurut ciri khas mereka dan sesuai Adat istiadat di Aceh laksana zat dan si- kebudayaannya. Maka sebab itulah di Aceh fat yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksa- banyak memiliki perubahan-perubahan yang naannya, sehingga berbagai pelaksanaan dan diikutinya sehingga budaya keAcehannya se- penyelenggaraan ritual adat dan budaya ini dikit akan berubah. bernilai keislaman. Adat istiadat dan budaya Pakaian adat tradisional perkawinan pada di Aceh berjalan seiring dengan ajaran Islam, suatu suku bangsa adalah pakaian yang telah seperti yang dipaparkan melalui hadih maja menjadi suatu tradisi pada satu suku bangsa (pribahasa) : “Adat ngon hukom (agama) lagei khususnya suku bangsa Aceh. Di dalam pa- zat ngon sifeut” (Adat dengan hukum seperti zat dengan sifat), itu merupakan satu kesatuan 2Ibid., hal. 5. 3Ibid., hal. 12. 1T.H. Faisal Ali, Identitas Aceh Dalam Perspektif 4Muhammad Umar (EMTAS), Peradaban Aceh Syariat & Adat, (Banda Aceh: Badan Arsip dan Per- (Tamaddun) I, (Banda Aceh: CV. Boebon Jaya, pustakaan Aceh, 2013), hal. 3. 2008), hal. 96.

2

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 2

3

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat

kaian adat perkawinan yang telah ditradisikan Orang Aceh juga tidak setia pada budayanya oleh masyarakatnya, tentu saja telah men- sehingga mereka dapat melunturkan nilai ke gandung nilai-nilai atau pesan yang hendak Acehannya itu sendiri. diterima terutama oleh si pemakai. Nilai-nilai Di dalam perkembangan modern pa- atau makna simbolis yang terkandung di da- kaian adat perkawinan yang digunakan oleh lam pakaian adat tersebut telah diyakini dan kaum pria dan wanita di Aceh sudah tidak lagi diterima secara umum oleh masyarakat pen- mencerminkan nilai keAcehannya.8 Tapi sudah dukungnya.5 Pakaian adat perkawinan di Aceh mengikuti cara berpakaian orang luar dan me- sudah sedikitnya mengalami pergeseran kare- madukan pola adat luar dengan adat di Aceh, na faktor orang luar yang metetap di sini, kare- seperti pakaian pengantin adat di India, pa- na itulah terjadi perubahan-perubahan pada kaian seloyor sudah ada di Aceh. Ini pertanda masyarakat. budaya luar sudah mempengaruhi sendi-sendi Masalah pakaian adat perkawinan pada kehidupan bermasyarakat dan berbudaya di suku bangsa Aceh pada masa yang lampau kalangan masyarakat Aceh. Pergeseran dan dikenal dengan berbagai jenis. Dalam perkem- perubahan budaya seirama dengan perkem- 9 bangan zaman, bentuk pakaian adat perkaw- bangan zaman dan kemajuan suatu bangsa. inan yang dulu sudah tidak dapat dijumpai lagi sekarang.6 Pada saat sekarang hanya dapat kita dengar melalui cerita tokoh adat (orang tua di Kondisi Sosial Budaya dan Keagamaan Gampong) dan melihat dari gambar karena su- Masyarakat dah jarang yang memakainya. Sosial-budaya merupakan suatu konsep Setiap masyarakat senantiasa mengalami untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam perubahan. Perubahan budaya yang merupa- kehidupan masyarakat. Sistem kebudayaan kan suatu gejala umum yang terjadi sepanjang sangat luas, karena meliputi hampir seluruh 10 masa di dalam setiap masyarakat. Perubah- aktivitas manusia di dalam kehidupannya. an budaya juga akan timbul akibat timbulnya Kondisi sosial budaya pada masyarakat perubahan lingkungan masyarakat dan pen- Aceh pada umumnya di Gampong Perlak Asan garuh dari kebudayaan lain. Tampak halnya Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, mereka budaya Aceh sekarang ini sudah terjadi erosi menyempatkan diri dalam menghadiri berb- (erosi), hal itu disebabkan oleh pengaruh dari agai macam rapat, ikut berpartisipasi dalam luar karena sikap budaya Aceh telah bergeser segala hal dan peduli akan sesama seperti 7 dari globalisasi yang tidak dapat dielakkan. adanya kegiatan samadiyah, gotong royong 5 Zakaria Ahmad, Pakaian Adat Tradision- 11 dan lain sebagainya yang ada di Gampong. al Daerah Propinsi Istimewa Aceh,(Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Aceh, 8 1986), hal.10. Ibid., hal. 112. 9 6Ibid., hal. 11. Ibid., hal. 113. 10 7M. Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya dan M.Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya dan Adat Masyarakat Aceh, (Banda Aceh: Grafindo Lit- Adat Masyarakat Aceh…, hal. 90. era Media, 2012), hal. 106. 11Hasil wawancara dengan Syamsuddin

4

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 3

5

Nasruddin AS

Gotong royong adalah salah satu pola hidup oleh etnik di Indonesia merupakan suatu un- masyarakat yang mencakup seluruh warga sur kebudayaan nasional dan pakaian adat tr- gampong mulai dari anak-anak sampai den- adisional ini juga dimiliki oleh seluruh bangsa gan orang dewasa, ini sangat erat hubungan- yang ada di Indonesia. Pakaian adat tradision- nya dengan istilah berat dipikul ringan al pada suatu suku bangsa di Aceh khususnya sama dijinjing, seperti pula saat adanya acara di Gampong Perlak Asan, berarti suatu pa- pesta perkawinan, dalam masyarakat sangat kaian yang telah menjadi tradisi secara turun antusias membantu terlaksananya pesta per- – temurun dari nenek moyang mereka. Pa- 12 kawinan itu. kaian yang mereka pakai itu sangat tergantung kepada tinggi rendahnya ilmu dan harta yang Menyangkut kondisi keagamaan semua mereka miliki, seperti yang ada di Gampong masyarakat di Gampong Perlak Asan berag- perlak Asan pakaian tradisional yang mereka ama Islam. Dalam hal keagamaan dan kedun- gunakan dapat menutupi aurat karna mereka iawinya di mana masyarakat masih memiliki semua menganut agama Islam. kesadaran terhadap pentingnya pengetahuan Agama di desa tersebut sehingga tradisi men- Pakaian adat tradisonal merupakan salah gaji anak-anak dan remaja masih dilakukan satu unsur budaya dari masyarakat, yang ke- sampai sekarang di meunasah dan juga di bale budayaan dasarnya itu bersifat dinamis (se- yang ada di desa tersebut. Bagi masyarakat lalu tumbuh dan berkembang). Perubahan Aceh khususnya Gampong Perlak Asan hubun- budaya itu terjadi karena pengaruh baik dari gan dengan kebenaran Tuhan merupakan ba- luar maupun dari dalam yaitu usaha untuk gian budaya dalam hidupnya dan jalan mencari menyesuaikan dengan kebutuhan yang baru 14 pembenaran itu, melalui jalan kepercayaan dan menggeserkan unsur-unsur lama. ketauhidan kepada Allah SWT sebagai ajaran Pakaian adat tradisional di Aceh biasanya pokok akidah Islami. Sumber kepercayaan dan adalah pakaian Ulee Balang (hulu balang),15 keyakinan masyarakat tersebut adalah agama pakaian yang biasa digunakan oleh para raja 13 Islam sebagai “Din-al Allah”. dan keluarganya. Pakaian adat tradisional di

Aceh yang dapat digunakan untuk para raja beserta warisan dan keturunannya dan juga Macam-macam Pakaian Adat Tradisional untuk para pemuka agama. Pakaian tersebut dan Modern dalam Perkawinan di Gam- merupakan kategori tertinggi dalam kepemi- pong Perlak Asan Kabupaten Pidie mpinan Aceh yang dapat menggunakan busa- Pakaian adat tradisional yang dimiliki na, di Aceh busana tersebut hanya dapat di-

gunakan oleh orang – orang golongan di atas. Keuchik Gampong Perlak Asan, 12 Juli 2016. 12Muhammad Liyansyah, Rondang Bintang 14Zakaria Ahmad, Pakaian Adat Tradisional Wisata Etnografi Tahunan Simalungun, (Banda Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh..., hal. 84. Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2011), hal. 12. 15Kepala sebuah Nanggroe melalui pengan- 13H. Badruzzaman Ismail, Sistem Budaya Adat ugrahan dan adanya pengakuan dari dan Aceh dalam Membangun Kesejahteraan, (Banda mereka diharuskan membayar uperti dari hasil Aceh : CV. Boebon Jaya, 2013), hal. 4-5). daerah masing-masing kepada Sultan.

6

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 4

7

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat

Pakaian yang digunakan pada acara perkaw- zaman yang modern. Perbedaan yang nampak inan adalah adat tradisional pada suatu daer- dari pegeseran itu terlihat dari corak, warna, ah dan bearti pakaian yang sudah menjadi tr- motif dan sekarang di baju sudah dibordir dan adisi pada sebuah suku tersebut. Pakaian adat kain yang dipakai sekarang berbahan sutera, 16 yang digunakan mengandung suatu nilai atau dulu menggunakan bahan beldu . pesan-pesan yang ingin dicapai oleh si pen- Namun pakaian adat yang sudah men- gantin, baik yang masih digunakan maupun galamai pergeseran yang dimodifikasi dengan yang tidak digunakan lagi. budaya asing yaitu pakaian yang sudah diran- Pakaian adat tradisional sekarang juga ma- cang dengan desain model baru seperti pa- sih digunakan, untuk membedakan bagaima- kaian Aceh duyung, baju pengantin india, gaun na perbandingan satu pakaian adat dengan barbie, kebaya gaun, kebaya gamis dan lain se- pakaian adat yang lain. Tidak mungkin waktu bagainya. Baju pakaian adat modern itu sama acara perkawinan pengantin hanya menggu- artinya baju adat yang sudah dimodifikasikan. nakan satu baju saja, tetapi dari mereka ada Baju adat modern terlihat lebih muslimah dari yang pakai dua baju atau lebih dan itu menurut pada baju adat yang dipakai oleh masyarakat permintaan konsumen dan menurut keadaan dulu, karena sekarang semuanya sudah me- ekonominya. Pakaian pengantin di Aceh khu- makai jilbab.17 Pakaian adat pengantin pria susnya di Kabupaten Pidie merupakan salah dengan perempuan memang berbeda meski- satu warisan budaya yang harus dipertahank- pun sama-sama memakai pakaian adat Aceh, an dan dilestarikan oleh masyarakat di Gam- pengantin wanita harus menutup kepala. pong tersebut. Pakaian pengantin itu merupakan suatau Berdasarkan hasil penelitian, penulis khas pakaian yang dipakai waktu duduk di melihat telah terjadinya pergeseran budaya persandingan yaitu dipelaminan antara pria pada pakaian adat di Gampong Perlak Asan, dan wanita pakaiannya berbeda. masyarakat di situ lebih menyukai pakaian 1. Linto Baro memakai celana, baju ber- yang sudah dimodifikasi. Pakaian yang dipa- kasab dan meukutop serta kai oleh masyarakat Perlak asan pada saat tangkulok (destar) dan di pinggangn- acara Perkawinan dulu yaitu seperti pakaian ya dililit kain sarung dan rencong. Aceh, seloyor. Sebagian besar pakaian adat tersebut masih dipakai oleh masyarakat dan 2. Dara Baro memakai celana berkasab, tidak menghilangkan budaya tersebut begitu baju, jelbab, mahkota, gelang tangan, saja meskipun budaya pada pakaian tersebut gelang kaki, kalung dan perhiasan sudah mengalami pergeseran. Pergeresan ini lainnya. Baju dan celana semua ber- terlihat dari minat pengantin dalam memakai kasab dengan motif yang menarik, pakaian tradisional sudah mulai berkurang. dipakai benang emas yang biasanya

Dari aksesoris di kepala pengantin tersebut 16Hasil wawancara dengan Idawati Perias Pen- mulai sedikit berubah dari masa dulu ke masa gantin, 25 Juli 2015. 17 sekarang karena mengikuti perkembangan Hasil Wawancara dengan Idawati..., 25 Juli 2016.

8

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 5

9

Nasruddin AS

bermotif bunga, buah dan daun serta tetapi masih dengan nilai-nilai yang Islami.20 18 motif lainnya. Pergeseran budaya merupakan gejala umum yang terjadi dalam setiap masyarakat Aceh. Pakaian pengantin wanita banyak me- Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat makai perhiasan dan pernak pernik, karena dan sifat dasar manusia yang menginginkan dengan memakai perhiasaan tersebut tampil adanya perubahan. Oleh karena itu, leluhur lebih cantik dan menarik. Warna baju wanita kita dahulu telah mengingatkan dalam sebuah tidaklah sama dengan warna baju yang dipakai Hadih Maja : pengantin dulu, sekarang warna baju dan cel- ana tidak mesti warna hitam lagi bahkan mer- Matee aneuk meupat jeurat, eka lebih suka memakai warna-warni supaya Matee adat pat ta mita.21 kelihatan lebih cerah saat dirias, bahkan war- na baju dengan celana sama serta di bajunya Mati anak ada kuburan, sudah menggunakan bordir. Semua dari baju Mati adat dimana kita cari. adat tradisional tersebut dipadukan dengan sulaman-sulaman benang emas. Celana yang dipakai oleh wanita itu sileuweu tham asee Ungkapan diatas bukan hanya kata-ka- (celana yang lebar pinggang sampai ke kaki ta indah semata saja, namun ini merupakan agak sempit) dan celana yang dipakai oleh pria suatu makna dengan nilai filosofi yang perlu 19 namanya abah keumeurah (pha gajah). dikembangkan dalam masyararakat Aceh.

Budaya nasional seharusnya menjadi ke- Sebab-sebab terjadinya Pergeseran Budaya banggaan kita yang seharusnya dipertahank- pada Pakaian Adat Perkawinan an sekarang mulai luntur dikarenakan masuk budaya yang lebih modern. Seharusnya kita Dengan adanya perubahan pakaian adat sebagai orang Aceh melestarikan budaya bu- yang tidak ingin dikatakan kuno, telah melahir- kan mengesampingkan budaya yang telah ada kan suatu sistem kehidupan budaya adat dan dengan alasan takut dibilang ketinggalan ja- istiadat di tengah-tengah masyarakat Aceh, se- man, kuno seperti halnya pada pakaian adat hingga menjadi kultur dan berkembang den- upacara perkawinan di Gampong Perlak Asan. gan mengalami berbagai pertumbuhan seperti Budaya kita dahulu yang tak ternilai harganya sekarang. Bermacam ragam budaya adat yang , justru sekarang menjadi yang tak bernilai di lahir sebagai implementasi sikap perilaku da- mata masyarakat. Pergeseran pada pakaian lam berbagai kelompok masyarakat di seluruh adat dapat ditimbulkan akibat perubahan Aceh, meskipun antara satu daerah dengan lingkungan di masyarakat, penemuan baru, daerah lainnya memiliki bentuk yang berbeda mengikuti fashion dan adat istiadat di Gam-

pong Perlak Asan. Hal ini tampak dari kend- 18Mahmut Tammat dkk., Seni Rupa Aceh, (Ban- da Aceh : Cv. Sepakat baru, 1996), hal. 174. 20M. Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya dan 19Hasil wawancara dengan Yanti, Perias Pen- Adat Masyarakat Aceh…, hal. 3. gantin 25 Juli 2015. 21Ibid., hal. 140.

10

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 6

11

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat

aaran yang dimiliki, pakaian yang dipakai dan 1. Faktor Internal produk global yang dimiliki oleh masyarakat. Merupakan sebab yang terdapat dari Begitulah pergeseran budaya pada pakaian 22 masyarakat gampong itu sendiri yang ingin yang terjadi sekarang di tempat kita. mencoba dengan hal-hal yang baru. Orang tua Terjadinya pergeseran budaya pada pa- pengantin juga salah satu faktor internal yang kaian adat karena setiap masyarakat tidak membantu menciptakan pergeseran budaya. mau memakai dengan pakaian yang dulu saja , Faktor internal yang terdapat di Gampong Per- karena mereka mau dengan suasana yang baru lak Asan terlihat dari pola pikir orang tua yang begitu juga dengan pakaian adat yang mereka mendukung anak-anaknya memakai pakaian pakai sekarang. Masyarakat di Gampong Per- yang terlihat canggih. Si pengantin sendiri lak Asan sering pergi ke luar sehingga mere- yang memilih pakaian dan orang tua membi- ka menarik melihat pakaian yang dipakai oleh arkan anaknya memakai pakaian adat yang orang luar dan mereka juga ingin memakai modern seperti pakaian adat india, kebaya pakaian seperti adat orang luar biar terkesan gaun dan lain sebagainya. Ini dilakukan den- 23 lebih baru dan indah. gan tujuan agar si pengantin tidak ketinggalan zaman dan tidak terlihat kampungan di tengah Seiring dengan perkembangan zaman 25 kehidupan bermasyarakat. seperti bola yang terus bergulir tanpa hen- ti, terus berputar dan bertukar tempat walau 2. Faktor Eksternal terkadang budaya baru tercipta juga mempu- nyai pengaruh dengan budaya lama. Pemicu Faktor eksternal ini datang dari luar yang pertama yang mempengaruhi pergeseran bu- menyebabkan penyebaran pakaian modern daya ini adalah manusia itu sendiri, tanpa kita melalui proses peniruan, yang paling dom- sadari sebuah perubahan budaya tidak akan inan terjadi di Gampong Perlak Asan itu fak- 24 tercipta begitu saja tanpa kita pikir. tor ekstrenal karena pengaruh besar itu dari lingkungan tempat tinggal pengantin. Banyak- Penyebab terjadi pergeseran budaya pada nya produsen (perias) yang berlomba-lomba pakaian adat itu ada beberapa faktor, faktor untuk mengeluarkan berbagai macam bentuk internal yang datang dari dalam diri kita dan pakaian adat yang lebih modern agar menar- faktor eksternal (lingkungan) itu datang dari ik bagi konsumen yang memakainya. Karena luar serta faktor Ekonomi. Faktor-faktor inilah perias pengantin mau lebih maju serta ban- yang menyebabkan pergeseran yang terjadi yak konsumen (pengantin) yang rias di situ, dalam pakaian adat perkawinan gampong Per- makanya desain baju yang lebih modern dan lak Asan Kabupaten Pidie. tidak ketinggalan zaman. Masyarakat dan lingkungan juga sangat berpengaruh dalam 22 Hasil Wawancara dengan Rosmiati, Warga pergeseran budaya ini, lingkungan yang maju Gampong Perlak Asan 24 Juli 2015. 23Hasil wawancara dengan Nurmala Wati, dapat membawa kehidupan kita ke arah leb- Perias pengantin 27 Juli 2015. 24Hasil wawancara dengan Junaidi, Tuha Peut 25Hasil wawancara dengan Ramli, tokoh mas- Gampong Perlak Asan, 15 Juli 2016. yarakat, 19 Juli 2016.

12

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 7

13

Nasruddin AS

ih maju. Hal ini sudah biasa terjadi dalam juan teknologi yang canggih bagi kehidupan lingkungan kemasyarakatan. Faktor ini me- masyarakat. Dari teknologilah kita dapat nentukan pengantin dalam memilih baju apa memudahkan para pengguna pakaian dalam yang dipakai yang menurut pilihan sendiri segala bidang. Kemajuan zaman sekarang 26 dari pemilik tata rias. disebabkan oleh teknologi yang mendukung kemodernisasi. Perubahan itu terjadi kare- 3. Faktor Ekonomi na perkembangan pemikiran manusia dari

Ekonomi merupakan salah satu sistem masyarakat yang agraris (perdesaan) ke mas- pengendalian sosial dalam masyarakat Aceh.27 yarakat yang mengandalkan manusia ke tena- Salah satu penyebab dari pergeseran budaya ga mesin. Pergeseran itu tidak akan terjadi jika adalah pengantin sendiri memilih baju dise- tatanan budayanya berakar secara baik dalam babkan oleh keadaan ekonomi. Dengan adan- diri kita sebagai masyarakat. Manusia juga ti- ya uang yang mereka miliki si pengantin dapat dak akan hidup dalam keadaan statis, tetapi menyewakan berbagai jenis pakaian. Pen- niscaya ada dalam perubahan. gantin yang memiliki uang banyak pasti akan Dari hasil observasi penulis, dampak yang menyewakan berbagai macam pakaian, tetapi dilihat dari pergeseran pakaian adat dalam jika pengantin yang mempunyai uang pas-pas- acara perkawinan yang terjadi di Gampong san hanya menyewakan beberapa pakaian Perlak Asan. Dampak yang terjadi semakin hi- 28 bahkan hanya satu baju saja sudah cukup. lang budaya asli semakin melekatnya budaya Faktor internal, eksternal dan ekonomi itu luar tetapi adat aslinya tetap ada. Karena mas- telah menjelaskan tentang pergeseran budaya yarakat sekarang tidak segan-segan mengiku- pada pakaian adat yang terjadi di Gampong ti budaya orang, tetapi pada hakikatnya juga Perlak Asan. Pergeseran pakaian tradisional sama. Banyak masyarakat luar yang tinggal di ke pakaian modern ini juga memiliki faktor gampong Perlak Asan sehingga msyarakat di lain. Faktor lainnya terlihat dari kelemahan Gampong itu menyukai pakaian yang mereka dan kelebihan dari pakaian adat tradisional pakai. Mereka lebih menyukai model-model tersebut. pakaian adat Aceh yang sudah dimodifikasi di saat pesta perkawinan karena dari corak, war- na, motif, desainnya lebih menarik dan tampak Dampak Pergeseran Budaya pada Pakaian lebih menawan serta tidak menghilangkan Adat Perkawinan konsep aslinya yaitu sopan, Islami dan berm- artabat.29 Pergeseran budaya ini memiliki Perubahan sosial-budaya yang merupa- dampak terhadap kehidupan sehari-hari dari kan suatu hal yang biasa terjadi dalam kema- perkembangan zaman. Di sini ada dua dampak

26Hasil wawancara dengan Ismail, tokoh yang terkait dengan pergeseran budaya antara masyarakat, 23 Juli 2016. lain : 27A. Rani Usman, Sejarah Peradaban Aceh..., hal. 69. 28Hasil wawancara dengan Yulianti, pengantin 29Hasil wawancara dengan Muhammad Hasan, perempuan , 18 Juli 2016. Teungku Imum Meunasah, 12 Juli 2016.

14

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 8

15

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat

1. Dampak Positif perubahan dalam bidang terrsebut terutama dalam hal berpakaian. Pakaian pengantin adat - Masyarakat memiliki kreatifitas terh- perkawinan Aceh mengandung nilai-nilai se- adap pakaian adat dengan mengikuti bagai berikut : perubahan waktu yang semakin lama semakin modern. 1. Nilai Pelestarian Budaya

- Masyarakat kita menjadi tidak ket- Pakaian merupakan salah satu produk ke- inggalan jaman dalam bidang fashion budayaan yang semakin hari semakin berkem- yang terjadi di Aceh sekarang. Dampak bang, jadi pakaian adat yang dipakai oleh ini dirasakan oleh masyarakat yang masyarakat Gampong Perlak Asan merupakan primitif dan terisolir. suatu budaya yang sudah diwariskan dan ha- rus dilestarikan. Pakaian di acara perkawinan - Sudah diikuti oleh semua lapisan mas- itu dipakai seiring dengan perkembangan yarakat lewat teknologi yang canggih. zaman, namun tetap mempertahan nilai-niai dan unsur didalamnya. 2. Dampak Negatif

2. Nilai Tradisi (budaya) - Menjadikan pakaian asli kita semakin

terkikis, dari itu masyarakat lebih mu- Pakaian yang dipakai dalam acara per- dah meniru gaya orang luar. kawinan telah menjadi suatu tradisi dalam masyarakat selama bertahun-tahun. Hal ini - Penurunan kualitas masyarakat sema- sudah menjadikan sesuatu yang unik bagi kin cepat. masyarakat, karena pakaian yang dipakai oleh - Perubahan dari pakaian sering kali si pengantin sudah menjadi turun-temurun menjadikan perilaku masyarakat yang dan sebuah tradisi dari nenek moyangnya. konsumtif. 3. Nilai Filosofis

- Mudah terpengaruh dengan oleh hal Dari pakaian yang dipakai oleh masyarakat yang tidak sesuai dengan kebiasaan. mempunyai makna dan nilai filosofis tersendi- - Menurunnya rasa solidaritas sosial, ri dari pakaian. Setiap pakaian yang dipakai toleransi, gotong royong dan lain se- mempunyai pandangan hidup tersendiri da- bagainya. lam masyarakat. 4. Nilai Sosial

Pakaian adat perkawinan sudah menjadi Nilai-nilai Budaya dan Agama dalam Pa- salah satu identitas bagi seseorang. Melalui kaian Adat Perkawinan pakaian adat yang dikenakan pengantin bah- Dalam menghadapi era globalisasi tantan- wa orang akan tahu kondisi sosial mereka gan di dalam bidang sosial budaya dan agama bagaimana, kemudian dari pakaian adat yang semakin kuat, banyak hal yang mengalami dikenakan masyarakat akan saling memahami

16

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 9

17

Nasruddin AS

perbedaan sesame. sebuah pergeseran bagi masyarakat di Gam- pong Perlak Asan. Adapun pakaian tradisional 5. Nilai Sejarah di Gampong Perlak Asan yaitu pakaian Aceh, Pakaian yang kita pakai ini sudah menjadi seloyor. Sedangkan pakaian adat modern yang turun menurun dari nenek moyang kita bah- sudah dimodifikasikan adalah pakaian Aceh kan sudah menjadi suatu hal dalam acara per- duyung, baju pengantin india, gaun barbie, ke- kawinan. baya gaun, kebaya gamis. Pergeseran ini terli- hat dari minat para pengantin dalam acara per- Dalam menghadapi era globalisasi tantan- kawinannya memakai pakaian tradisonal yang gan dalam bidang sosial budaya semakin ketat sudang mulai berkurang. Setiap masyarakat dan mengalamai banyak perubahan dalam mulai menyukai pakaian modern maka dari bidang adat istiadat Aceh. Kebudayaan mer- itu mereka kurang menyukai pakaian adat tr- upakan bawaan pengalaman masa lalu yang adisional. Masyarakat di Gampong ini memilih dipandang sebagai tradisional dan akan berh- pakaian adat modern karena menurut mereka 30 adapan dengan budaya modern. pakaian ini lebih terlihat mewah, menarik dan Hubungan erat antara adat dan agama tampil cantik. dengan masyarakat Aceh sangat kental, kita Penyebab dari pergeseran budaya pada sebagai orang Aceh semuanya beragama Is- pakaian adat ini terlihat dari beberapa fak- lam, sudah jelas di Aceh kental dengan ag- tor seperti faktor internal, faktor eksternal ama dan syariat Islam. Dalam perkembangan (lingkungan) dan faktor ekonomi. Hal ini zaman pakaian adat yang sudah dimodifikasi dapat memicu masyarakat Gampong Perlak tidak menghilangkan konsep aslinya yang Is- Asan untuk mengalami perubahan, karena sei- lami, sopan dan bermartabat. Dalam pakaian perkembangan zaman dan teknologi yang yang digunakan oleh pengantin di acara per- semakin canggih. kawinan tidak melanggar syariat Islam bahkan tidak terlepas dari koridor kita sebagai orang Dampak dari pergeseran pakaian adat Islam karena kita melaksanakan syari’at Is- perkawinan di Gampong Perlak Asan terlihat lam secara Kaffah. Pakaian adat yang dipakai dari adanya hal positif dan negatif sehingga itu terlihat muslimah dan tidak bertentangan terciptanya dengan sebutan dampak positif 31 dengan syariat Islam. dan dampak negatif. Adapun dampak positifn- ya adalah dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin canggih, masyarakat Kesimpulan tidak ketinggalan dengan model fashion yang

modern sehingga dapat dikatakan masyarakat Perubahan pakaian adat perkawinan tra- itu tidak kuno. Sedangkan dampak negatifnya disional ke pakaian adat modern merupakan adalah lunturnya budaya kita sendiri sema-

30 M. Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya Dan kin melekatnya budaya orang luar meskipun Adat Masyarakat Aceh.., hal. 137. budaya aslinya tidak hilang, mudah terpen- 31Hasil Wawancara dengan Yusriadi, Tokoh Masyarakat, 20 Juli 2016. garuh dengan hal yang bukan kebiasaan kita,

18

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 10

19

Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat

dan seringkali menjadikan prilaku masyarakat Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa De- yang kosumtif. Tapi dampak negatif ini belum pan, : Yasasan Obor Indonesia, 2006. semua terlihat jelas pada masyarakat Gam- pong Perlak Asan itu tergantung sama pribadi Judi Achjadi, Pakaian Daerah Wanita Indone- sia, Djambatan : 1974. masing-masing pemakainya. Muhammad Husen, Adat Aceh, Banda Aceh : Di- nas Pendidikan dan Kebudayaan, 1970. Daftar Pustaka Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu So- sial, : Erlangga, 2009.

Ali Hasjmy, Pedoman Umum Adat Aceh, Edisi Muhammad Liyansyah, Rondang Bintang I, Banda Aceh : Lembaga Adat dan Kebu- Wisata Etnografi Tahunan Simalungun, dayaan Aceh, 1990. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Bu- daya, 2011. Alwahidi Ilyas, Budaya Aceh, Banda Aceh : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Muhammad Umar (EMTAS), Peradaban Aceh 2009. (Tamaddun) I, Banda Aceh: CV. Boebon Jaya, 2008. A. Rani Usman, Sejarah Peradaban Aceh, Suatu Analisis Interaksionis, Integrasi, dan Konf- Mahmut Tammat dkk., Seni Rupa Aceh, Banda lik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Aceh : CV. Sepakat baru, 1996. Bogok Suyanto, Metode Penelitian Sosial; Berb- M. Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya dan Adat agai Alternatif Pendekatan, Jakarta : Ken- Masyarakat Aceh, Banda Aceh: Grafindo cana, 2008. Litera Media, 2012. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualita- Nasruddin Sulaiman, dkk, Aceh Manusia Mas- tif, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006. yarakat Adat dan Budaya, Banda Aceh : Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, , Metode Penelitian Kuantitatif, Jakar- 1992 ta : Kencana, 2006. , Pakaian dan Perhiasan Pengan- Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kuali- tin Etnis Aceh, Banda Aceh: Departemen tatif, Jakarta : Grasindo, 2010. Pendidikan nasional, 2000. Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indo- Radius, dkk, Adat Perkawinan Etnis Singkil nesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. (Hasil Observasi), Banda Aceh : Dinas Ke- D. Akhmad, Pengantar Antropologi, : budayaan dan Pariwisata, 2008. Amico, 1981. Syamsuddin Daud, Adat Meukawen (Adat Per- Eksposa, Majelis Adat Aceh Provinsi Nanggroe kawinan Aceh), Banda Aceh : CV. Boebon Aceh Darussalam, MAA Provinsi NAD : Se- Jaya, 2013. jahtera Perdana Ofiset, 2003. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indo- Bandung : Alfabeta, 2012. nesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, , Metode Penelitian Kuantitat- 1990. if, Kualitatif dan Reseacrh dan De- H. Badruzzaman Ismail, Sistem Budaya Adat veloment, Bandung: Alfabeta, 2006. Aceh dalam Membangun Kesejahteraan, Banda Aceh : CV. Boebon Jaya, 2013. T.H. Faisal Ali, Identitas Aceh Dalam Perspektif

20

ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 11

21

Nasruddin AS

Syariat & Adat, Banda Aceh: Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, 2013. T. Ibrahim Alfian, dkk, Adat Istiadat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Proyek Pe- nelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daer- ah, Banda Aceh: 1977/1978. Zakaria Ahmad, Pakaian Adat Tradisional Daerah Propinsi Istimewa Aceh, Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebu- dayaan Aceh, 1986.

22