Studi Kasus Tentang Pakaian Adat
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat Nasruddin AS Dosen Tetap pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh - Indonesia E-mail: [email protected] Abstract: The shift of traditional clothing in society is very common to happen because of an attempt to adapt with new need. The happening of shift in traditional clothing of marriage in Perlak Asan village, Sakti Sub-dis- trict, Pidie Regency focus more on the clothes during religious rite and cultural rite of marriage. This research is using qualitative method which is observation, interview and documentation. The result of research show that traditional clothing for marriage is changing from traditional into modern. But the shift is about the mod- ernization of the clothes which show the process of social culture transformation as the urge of society to be up to date with global world. Traditional clothing that is being used consists of values or messages that want to be delivered by the brides. Traditional clothing for example is Acehnese clothing, Seloyor. And modification of modern clothing is Acehnese clothing Duyung, Indian wedding dress, Barbie dress, Kebaya gown and Kebaya robe. Keywords: Cultural Shift; Traditional clothing; Marriage Abstrak: Pergeseran pakaian adat dalam masyarakat adalah sesuatu yang lumrah terjadi karena ada usaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang baru. Terjadinya pergeseran pada pakaian adat perkawinan Gampong Perlak Asan Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie lebih terfokus pada baju yang digunakan pada saat pernikahan dan resepsi perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah metode dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pa- kaian adat pada acara perkawinan sudah mengalami pergeseran dari tradisional menjadi modern. Namun pergeseran yang terjadi bersifat kepada bentuk modernisasi yang mana proses perubahan sosial budaya terlihat dari adanya keinginan masyarakat untuk mengenal dan mengikuti perkembangan zaman. Pakaian adat yang digunakan mengandung suatu nilai atau pesan-pesan yang ingin dicapai oleh si pengantin, baik yang masih digunakan maupun tidak digunakan lagi. Pakaian tradisional yaitu seperti pakaian Aceh, seloyor, sedangkan pakaian modern yang sudah dimodifikasikan adalah pakaian Aceh duyung, baju pengantin india, gaun barbie, kebaya gaun, dan kebaya gamis. Kata Kunci : Pergeseran Budaya; Pakaian Adat; Perkawinan ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 1 1 Nasruddin AS Pendahuluan yang tidak terpisahkan dalam sendi kehidupan 2 masyarakat Aceh. Aceh merupakan sebuah daerah yang multikultural, multi etnik, agama, ras, dan Nilai adat dan budaya yang terselubung golongan. Kemajemukan budaya antara satu dalam masyarakat yang merupakan suatu wilayah dengan wilayah lain di Aceh mengan- nilai, sikap dan sebuah prilaku masyarakat. tarkan kepada perbedaan. Budaya dan adat Di Aceh adat budaya telah dipraktekkan oleh istiadat dalam konteks masyarakat yang ber- masyarakat secara turun temurun bahkan gantung pada aspek kehidupan masyarakat. telah menjadi sebuah kebiasaan yang tercer- Di era globalisasi telah terjadi pergeseran bu- min dari sikap dan prilaku hidup sehari-hari. daya, antara budaya tradisional dengan mod- Dalam perjalanan kehidupan sekarang telah ern (budaya barat), sehingga tanpa kita sadari memiliki banyak pergeseran yang tajam baik adat istiadat kita yang luhur terkikis sedikit dari nilai agama, adat dan budaya yang sudah demi sedikit bertambah dengan budaya mod- membahayakan.3 Nilai keAcehan ditentukan ern yang lebih gaul.1 Setiap etnis, komunitas, oleh prilaku orang Aceh, prilaku budaya ini su- dan agama di daerah tertentu pasti memiliki dah tertuang dalam pemahaman dan sikap be- nilai-nilai leluhur yang dipandang baik serta ragama, berbahasa, adat istiadat, hukum adat, dijadikan aturan dan norma sosial yang ter- dan akhlak dari masyarakat itu sendiri. jadi di dalam masyarakat. Budaya khususnya Dalam hal berpakaian masyarakat Aceh di Aceh dikenal dengan adat yang dapat diter- di zaman kerajaan dulu sangat menjaga nilai- ima oleh masyarakat selama tidak bertentan- nilai Islami, sesuai dengan aturan syariat Islam gan dengan Syar’i (hukum). Pergeseran bu- dan setiap pakaian yang dipakai itu memiliki daya-budaya lokal di Aceh sangat akomodatif arti tersendiri.4 Di Aceh banyak terdapat bang- (menampung) dalam menerima budaya lokal, sa-bangsa yang datang dari luar negara yang sehingga dapat ditemukan adanya budaya lo- tinggal dan menetap di Aceh, mereka berpa- kal yang menjadi suatu budaya. kaian menurut ciri khas mereka dan sesuai Adat istiadat di Aceh laksana zat dan si- kebudayaannya. Maka sebab itulah di Aceh fat yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksa- banyak memiliki perubahan-perubahan yang naannya, sehingga berbagai pelaksanaan dan diikutinya sehingga budaya keAcehannya se- penyelenggaraan ritual adat dan budaya ini dikit akan berubah. bernilai keislaman. Adat istiadat dan budaya Pakaian adat tradisional perkawinan pada di Aceh berjalan seiring dengan ajaran Islam, suatu suku bangsa adalah pakaian yang telah seperti yang dipaparkan melalui hadih maja menjadi suatu tradisi pada satu suku bangsa (pribahasa) : “Adat ngon hukom (agama) lagei khususnya suku bangsa Aceh. Di dalam pa- zat ngon sifeut” (Adat dengan hukum seperti zat dengan sifat), itu merupakan satu kesatuan 2Ibid., hal. 5. 3Ibid., hal. 12. 1T.H. Faisal Ali, Identitas Aceh Dalam Perspektif 4Muhammad Umar (EMTAS), Peradaban Aceh Syariat & Adat, (Banda Aceh: Badan Arsip dan Per- (Tamaddun) I, (Banda Aceh: CV. Boebon Jaya, pustakaan Aceh, 2013), hal. 3. 2008), hal. 96. 2 ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 2 3 Pergeseran Budaya Masyarakat Perlak Asan: Studi Kasus tentang Pakaian Adat kaian adat perkawinan yang telah ditradisikan Orang Aceh juga tidak setia pada budayanya oleh masyarakatnya, tentu saja telah men- sehingga mereka dapat melunturkan nilai ke gandung nilai-nilai atau pesan yang hendak Acehannya itu sendiri. diterima terutama oleh si pemakai. Nilai-nilai Di dalam perkembangan modern pa- atau makna simbolis yang terkandung di da- kaian adat perkawinan yang digunakan oleh lam pakaian adat tersebut telah diyakini dan kaum pria dan wanita di Aceh sudah tidak lagi diterima secara umum oleh masyarakat pen- mencerminkan nilai keAcehannya.8 Tapi sudah dukungnya.5 Pakaian adat perkawinan di Aceh mengikuti cara berpakaian orang luar dan me- sudah sedikitnya mengalami pergeseran kare- madukan pola adat luar dengan adat di Aceh, na faktor orang luar yang metetap di sini, kare- seperti pakaian pengantin adat di India, pa- na itulah terjadi perubahan-perubahan pada kaian seloyor sudah ada di Aceh. Ini pertanda masyarakat. budaya luar sudah mempengaruhi sendi-sendi Masalah pakaian adat perkawinan pada kehidupan bermasyarakat dan berbudaya di suku bangsa Aceh pada masa yang lampau kalangan masyarakat Aceh. Pergeseran dan dikenal dengan berbagai jenis. Dalam perkem- perubahan budaya seirama dengan perkem- 9 bangan zaman, bentuk pakaian adat perkaw- bangan zaman dan kemajuan suatu bangsa. inan yang dulu sudah tidak dapat dijumpai lagi sekarang.6 Pada saat sekarang hanya dapat kita dengar melalui cerita tokoh adat (orang tua di Kondisi Sosial Budaya dan Keagamaan Gampong) dan melihat dari gambar karena su- Masyarakat dah jarang yang memakainya. Sosial-budaya merupakan suatu konsep Setiap masyarakat senantiasa mengalami untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam perubahan. Perubahan budaya yang merupa- kehidupan masyarakat. Sistem kebudayaan kan suatu gejala umum yang terjadi sepanjang sangat luas, karena meliputi hampir seluruh 10 masa di dalam setiap masyarakat. Perubah- aktivitas manusia di dalam kehidupannya. an budaya juga akan timbul akibat timbulnya Kondisi sosial budaya pada masyarakat perubahan lingkungan masyarakat dan pen- Aceh pada umumnya di Gampong Perlak Asan garuh dari kebudayaan lain. Tampak halnya Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, mereka budaya Aceh sekarang ini sudah terjadi erosi menyempatkan diri dalam menghadiri berb- (erosi), hal itu disebabkan oleh pengaruh dari agai macam rapat, ikut berpartisipasi dalam luar karena sikap budaya Aceh telah bergeser segala hal dan peduli akan sesama seperti 7 dari globalisasi yang tidak dapat dielakkan. adanya kegiatan samadiyah, gotong royong 5 Zakaria Ahmad, Pakaian Adat Tradision- 11 dan lain sebagainya yang ada di Gampong. al Daerah Propinsi Istimewa Aceh,(Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Aceh, 8 1986), hal.10. Ibid., hal. 112. 9 6Ibid., hal. 11. Ibid., hal. 113. 10 7M. Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya dan M.Jakfar Puteh, Sistem Sosial Budaya dan Adat Masyarakat Aceh, (Banda Aceh: Grafindo Lit- Adat Masyarakat Aceh…, hal. 90. era Media, 2012), hal. 106. 11Hasil wawancara dengan Syamsuddin 4 ADABIYA, Volume 20 No. 1 Februari 2018 3 5 Nasruddin AS Gotong royong adalah salah satu pola hidup oleh etnik di Indonesia merupakan suatu un- masyarakat yang mencakup seluruh warga sur kebudayaan nasional dan pakaian adat tr- gampong mulai dari anak-anak sampai den- adisional ini juga dimiliki oleh seluruh bangsa gan orang dewasa, ini sangat erat hubungan- yang ada di Indonesia. Pakaian adat tradision- nya dengan istilah berat sama dipikul ringan al pada suatu suku bangsa di Aceh khususnya sama dijinjing, seperti pula saat adanya acara di Gampong Perlak Asan, berarti suatu pa- pesta perkawinan, dalam masyarakat sangat kaian yang telah menjadi tradisi secara turun antusias membantu