Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Pangrango Bogor – Sukabumi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Pangrango - Sukabumi CESD Vol 02, No 2 Desember 2019 E-ISSN : 2621-4164 Vol. 02 No 2 Desember 2019 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Pangrango Bogor – Sukabumi *Dika Saputra1, Prima Jiwa Osly1, Wita Meutia1 1Program Studi Teknik Sipil Universitas Pancasila Abstract Kota Bogor dan Kota Sukabumi dua wilayah penting di Jawa Barat yang memiliki hubungan erat satu sama lain. Sehingga terdapat kebutuhan pergerakan yang besar pada kedua wilayah tersebut. Keterbuhungan antar kedua wilayah tersebut, difasilitasi oleh kereta api Pangrango Bogor – Sukabumi. Kereta api Pangrago yang diresmikan pada November 9, 2013 diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pergerakan pada kedua wilayah tersebut. Kereta api Pangrango digunakan untuk perjalanan kerja, berdagang maupun berlibur.. Maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi waktu henti dan waktu tempuh serta menganalisa kenyamanan kereta api Pangrango Bogor – Sukabumi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan survei kinerja dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah analisa jumlah responden dan analisis metode Importance Performance Analysis (IPA). Hasil dari kinerja rata – rata waktu tempuh dari stasiun Bogor Paledang – Sukabumi selama suvei sebesar 121 menit dan hasilnya sama sesuai GAPEKA 2017 yaitu 121 menit. Rata – rata waktu tempuh dari stasiun Sukabumi – Bogor Paledang selama survei sebesar 122.66 dan hasilnya hampir mendekati GAPEKA 2017 yaitu 123 menit. Rata – rata waktu henti dari stasiun Bogor Paledang – Sukabumi selama survei sebesar 23 menit dan hasilnya sesuai GAPEKA 2017 yaitu 23 menit. Rata – rata waktu henti dari stasiun Sukabumi – Bogor Paledang selama survei sebesar 23 menit dan hasilnya sesuai GAPEKA 2017 yaitu 23 menit. Hasil dari metode Importance Performance Analysis (IPA) diperoleh rata – rata nilai tingkat kepuasan dan kepentingan dari keseluruhan atribut pelayanan kereta api Pangrango Bogor Paledang – Sukabumi sebesar 6603 dan 8275. Dengan nilai kesesuain sebesar 79.79%. Dari hasil GAP ANALYSIS (kesenjangan) didapatkan nilai rata – rata dibawah 0, berarti atribut – atribut yang sudah tertera di kuersioner belum memenuhi harapan para pengguna kereta Api Pangrango Bogor – Sukabumi. Keywords: Perkeretaapian,Pangrango, IPA, GAP analisis Abstrak Bogor and Sukabumi are the substantial regions of West Java, therefore, they needs a great movement of development. The regions facilitated by Pangrango Bogor – Sukabumi railways. Pangrango railway that inaugurated on November 9th 2013 is expected to supporting the development of both regions. Pangrango Railway is a choice for their citizens. The purpose of this study are to identifiy stopping time, travelling time and to analyze the amenity of Pangrango Bogor – Sukabumi. The data used in this study are survey data and questionnaire data. The analysis of this study are the number of respondents analysis and Importance Performance Analysis (IPA) method. The results of this study are the average of travelling time from Bogor Paledang Station – Sukabumi is 121 minutes and that represents GAPEKA 2017. The average of travelling time from Sukabumi Station – Bogor Paledang is 122.66 minutes and it verges GAPEKA 2017 that is 123 minutes. The average of stopping time from Bogor Paledang Station – Sukabumi is 23 minutes and that represents GAPEKA 2017. The average of stopping time from Sukabumi Station – Bogor Paledang is 23 minutes and it represents GAPEKA 2017. The results of the Importance Performance Analysis (IPA) method obtains the average level of all services in Pangrango Bogor Paledang – Sukabumi is 6603/8275. The suitability value is 79,79%. The result of GAP Analysis obtains the average value under 0, it means that the attributes attached in questionnaire have not fulfill the expectation of railway passengers Pangrango Bogor – Sukabumi. Kata kunci: Railway, Pangrango, IPA, GAP Analysis 66 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Pangrango - Sukabumi CESD Vol 02, No 2 Desember 2019 Pendahuluan adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat pula Kota Bogor dan Kota Sukabumi dua wilayah membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan penting di Jawa Barat yang memiliki hubungan beserta perkembangannya). Dari pengertian erat satu sama lain. Sehingga terdapat kebutuhan tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi pergerakan yang besar pada kedua wilayah dapat mengetahui apakah di dalam pelaksanaan tersebut. Keterhubugan antar kedua wilayah suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama, tersebut, difasilitasi oleh kereta api Pangrango yang kemudian selanjutnya kegiatan evaluasi Bogor-Sukabumi. tersebut dapat menjadi suatu tolak ukur apakah kebijakan atau kegiatan tersebut dapat dikatakan Kereta api Pangrango yang diresmikan pada layak diteruskan, perlu diperbaiki atau dihentikan November 9, 2013 diharapkan dapat membantu kegiatannya memenuhi kebutuhan pergerakan pada kedua wilayah tersebut. Kereta api Pangrango digunakan Metode Importance Peformance Analysis (IPA) untuk perjalanan kerja, berdagang, maupun terdiri atas dua komponen yaitu analisis kuadran berlibur. Dengan harga tiket Rp. 30.000 untuk dan analisis kesenjangan (gap). Dengan analisis kelas ekonomi dan Rp. 70.000 untuk kelas kuadran dapat diketahui respon konsumen terhadap eksekutif. Kereta api Pangrango merupakan pilihan variabel yang diplotkan berdasarkan tingkat kinerja bagi masyarakat Bogor dan Sukabumi. dan harapan dari variabel tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk Kendala-kendala yang ada pada kereta api melihat kesenjangan antara kinerja suatu variabel Pangrango pada saat beroperasi adalah waktu henti dengan harapan pengguna terhadap variabel yang lama pada stasiun-stasiun tarik dan tulangan tersebut. pada nomer kereta tertentu yang berpotensi menyebabkan keterlambatan pada kereta api Analisis kesenjangan digunakan untuk Pangrango. Kurangnya bentuk informasi kepada mengevaluasi tiap – tiap aspek atau atribut penumpang apabila terjadi kendala dan pernyataan yang diteliti. Melalui analisis keterlambatan juga menjadi permasalahan yang kesenjangan dapat diketahui nilai antara kenyataan cukup dirasakan oleh penumpang. Berdasarkan atau kinerja dan harapan dari pengguna. Untuk permasalahan yang dijelaskan, maka perlu mengetahui nilai antara kinerja dan harapan dari dilakukan kajian terhadap kinerja operasional pengguna jasa diperoleh dengan cara menghitung kereta api jalur Bogor – Sukabumi. selisih nilai rata-rata dari tingkat kinerja atau persepsi dan nilai rata – rata dari tingkat harapan Maksud dari penelitian ini adalah untuk pengguna atau preferensi. menganalisis kinerja operasional kereta api pangrango Bogor – Sukabumi. Tujuan Setelah mendapatkan hasil dari semua perhitungan dilakukannya penelitian mengidentifikasi waktu yang sudah dilakukan, maka tiap atribut henti dan waktu tempuh dari kereta api pangrango pernyataan dapat diplotkan ke dalam diagram Bogor – Sukabumi dan menganalisis kenyamanan kartesius berikut ini, (Zeithaml, 1999): dari kereta api pangrango Bogor – Sukabumi berdasarkan persepsi pengguna. Metode Evaluasi di dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah penilaian; hasil. Menurut Bryan & White (1987), evaluasi adalah upaya untuk mendokumentasi dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah mengumpulkan informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu Gambar 1. Diagram alir penelitian program/rencana. Diagram kartesius pada metodeImportance Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones Performance Analysis (IPA) ini terdiri dari empat dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an kuadran, (Zeithaml V. A., 1990) yaitu: activity which can contribute greatly to the a. Kuadran I. Wilayah yang memuat item-item understanding and improvement of policy dengan tingkat harapan yang relatif tinggi development and implementation” (Evaluasi tetapi kinerjanya belum sesuai dengan harapan 67 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Pangrango - Sukabumi CESD Vol 2, No 02 Desember 2019 pengguna. Item-item yang masuk kuadran ini harus segera ditingkatkan kinerjanya. b. Kuadran II.Wilayah yang memuat item-item yang memiliki tingkat kinerja relatif tinggi dengan tingkat kepuasan yang relatif tinggi pula. Item yang masuk kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan pengguna sehingga harus tetap dipertahankan karena semua item ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata pengguna. c. Kuadran III.Wilayah yang memuat item – item dengan tingkat kinerja yang relatif rendah Gambar 3. Lokasi penelitian dan tidak terlalu istimewa dengan tingkat harapan yang relatif rendah pula. Item yang Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2016, layanan masuk kuadran ini memberikan pengaruh kelas eksekutif pada KA Pangrango dihapus, jadi sangat kecil terhadap manfaat yang dirasakan KA Pangrango hanya membawa kereta ekonomi oleh pengguna. saja. Namun atas desakan dari para penumpang d. Kuadran IV.Wilayah yang memuat item-item rute Bogor – Sukabumi dan sebaliknya, maka PT dengan tingkat harapan yang relatife rendah KAI Daerah Operasi I Jakarta memutuskan dan kinerja yang dirasakan oleh pengguna kembali menyediakan layanan kelas Eksekutif terlalu berlebihan dan relatif tinggi. Biaya pada Perjlanan KA Pangrango mulai yang digunakan untuk menunjang item yang keberangkatan tanggal 21 Januari 2016. masuk kuadran ini dapat dikurangi agar dapat menghemat biaya pengeluaran. Data primer yang didapat dari hasil survei adalah data waktu henti, waktu tempuh,