<<

Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta MERLION SEBAGAI DAYA TARIK DAN IKON WISATA SINGAPURA

Moh. Prilian Fani 17.02793

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Merlion Sebagai Daya Tarik dan Ikon Wisata Singapura.

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting bagi dan juga menempati urutan etiga dalam hal penerimaan devisa setelah minyak dan gas bumi serta kelapa sawit. Namun, kurangnya perhatian dan pengelolaan yang serius pada bidang pariwisata menjadikan pariwisata Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga yang memiliki potensi pariwisata sedikit daripada Indonesia. Jika dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun lokal, Indonesia masih tertinggal jauh dari , Malaysia, dan Singapura yang notaben potensial pariwisata kalah disbanding Indonesia. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu penelitian agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belum berkembangnya pariwisata di Indonesia. Foreign Case Study (FCS) atau Studi Kasus Luar Negeri adalah suatu program yang sangat menarik dan penting dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan adanya program FCS dapat memberikan gambaran tentang negara-negara lain yang lebih maju dari Indonesia. Serta memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa/i tentang pengelolaan pariwisata di negara tetangga. Sehingga dapat membantu mahasiswa/i dalam memberikan pendapat-pendapat mereka untuk membuat Indonesia lebih maju dalam bidang pariwisata. Selain itu, dapat membantu pola pikir mahasiswa/i dalam mengembangkan pariwisata masa depan di Indonesia sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang sudah maju. Dengan diadakannya FCS ini diharapkan dapat menjadi motivasi mahasiswa/i untuk menjadi perencana sekaligus pengembang potensi-potensi yang ada di Indonesia. Penulis telah melaksanakan kegiatan FCS pada tanggal 18 – 20 November 2017 [1]. Penulis memilih Negara Singapura sebagai tujuan FCS. Penulis memilih negara tersebut karena negara tersebut memiliki pola dan gaya hidup yang menarik serta agak berbeda dari masyarakat Indonesia pada umumnya. Singapura memiliki warga negara yang taat dan patuh pada regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah bahkan tingkat kriminalitasnya sangat rendah dikarenakan penduduknya yang terbilang sejahtera. Selain itu, Singapura juga memiliki tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi dan berbeda dari negara- negara lain. Walaupun Singapura memiliki luas wilayah yang lebih kecil dari Indonesia, tetapi Singapura dapat membangun negaranya menjadi tempat-tempat yang menarik minat wisatawan untuk

1 berkunjung ke negara ini. Hal ini menjadi menarik tentunya untuk mengetahui dan melihat langsung bagaimana tata pengelolaan pariwisata di Negara ini. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Merlion sebagai daya tarik dan ikon wisata di Singapura” sebagai judul jurnal ini. Diharapkan dengan adanya FCS ini, penulis mampu membentuk ide-ide kreatif dalam mengembangkan daya tarik-daya tarik wisata yang ada di Indonesia. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan motivasi kepada pembaca untuk terus mengembangkan pariwisata agar Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan dikenal oleh dunia dan mampu mengimbangi pariwisata-pariwisata di negara-negara yang kalah potensial dari negara Indonesia. Pada tanggal 18 November 2017, penulis berangkat bersama rombongan dari Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta menggunakan pesawat Air Asia dari Bandara International Adi Sucipto Yogyakarta menuju Changi Airport .

2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10].

2 A. Gambaran Umum Singapura Singapura terletak di kawasan Asia Tenggara dan merupakan anggota ASEAN. Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong atau dalam bahasa Melayu berarti pulau di ujung daratan (semenanjung). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia; Johor Singapore Causeway di utara dan Tuas Second Link di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, dan Pulau adalah yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi 166 m (545 kaki). Adapun batas-batas Negara Singapura, antara lain: Utara : Malaysia Timur : Laut Cina Selatan, Malaysia Selatan : Laut Cina Selatan, Indonesia Barat : Selat Malaka Letaknya yang sangat strategis tersebut, menjadikan Singapura sebagai pusat perdagangan yang sangat komersial, sehingga sangatlah wajar jika Singapura terkenal akan tempatnya sebagai pusat wisata belanja dan wisata kesehatan di kawasan Asia Tenggara. Singapura memiliki iklim tropik khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang melimpah. Suhu berkisar antara 22 hingga 34 ᵒC (71,6 ke 93,2 ᵒ F). Rata-rata kelembapan relatif berkisar antara 90% di pagi hari dan 60% di sore hari. Pada cuaca hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif dapat mencapai 100%. Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim Singapura adalah 194 ᵒC ( 381,2 ᵒ F ) dan 358 ᵒ C ( 676.4 ᵒ F ). Bulan Mei dan Juni merupakan bulan terpanas, sedangkan November dan Desember merupakan musim muson basah. Dari bulan Agustus hingga Oktober, seringkali terdapat kabut, terkadang cukup mengganggu hingga pemerintah mengeluarkan peringatan kesehatan kepada publik, hal ini disebabkan oleh kebakaran semak-belukar di negara tetanggaya, Indonesia. Singapura tidak menggunakan musim panas atau perubahan zona waktu musim panas. Jarak waktu hari hampir sama sepanjang tahun dikarenakan letak Singapura yang berdekatan dengan garis katulistiwa. Sekitar 23% daratan Singapura terdiri dari hutan dan cagar alam. Urbanisasi telah menghapus banyak daerah yang dulunya merupakan hutan hujan utama, tinggal menyisakan wilayah utama di daerah Bukit Timah Nature Reserve. Berbagai taman telah dijaga, seperti Singapore Botanic Gardens. 1. Sejarah Singapura Singapura bermula pada abad ke-14 Masehi. Pada masa itu, Singapura dikenal sebagai atau Tumasik, salah satu pelabuhan dan kota terpenting di rantau Nusantara. Ia berada di bawah pemerintahan kerajaan Sriwijaya yang pada masa itu sedang mengalami kemunduran. Setelah hilangnya kekuasaan Sriwijaya terhadap Tumasik, ia dituntut oleh kerajaan Majapahit dan kerajaan Ayutthaya (Siam). Namun kubu pertahanan kota tersebut berhasil menghalang serangan Siam. Pada waktu itu juga, nama Tumasik berubah menjadi Singha Pura, atau "Kota Singa" dalam bahasa Sansekerta. Pada 28 Januari 1819, Thomas mendarat di pulau utama Singapura. Setelah melihat potensinya sebagai pos dagang strategis untuk kawasan Asia Tenggara, Raffles menandatangani perjanjian dengan Sultan Hussein Shah atas nama Perusahaan Dagang Hindia Timur Britania pada tanggal 6 Februari 1819 untuk mengembangkan bagian selatan Singapura sebagai Pos Dagang dan permukiman Britania. Hingga 1824, Singapura masih menjadi teritori yang dikuasai seorang Sultan Melayu. Kemudian, teritori ini menjadi koloni Britania pada 2 Agustus 1824, ketika John Crawfurd,

3 penduduk kedua Singapura, secara resmi menjadikan keseluruhan pulau sebagai kekuasaan Britania dengan menandatangani perjanjian dengan Sultan Hussein Shah yang menyatakan Sultan dan Temenggong menyerahkannya kepada Perusahaan Dagang Hindia Timur Britania. Tahun 1869, 100.000 orang tinggal di Pulau ini. Singapura secara resmi memperoleh kedaulatan pada 9 Agustus 1965. Yusof bin Ishak disumpah sebagai presiden, dan menjadi perdana menteri pertama Republik Singapura. Tahun 1990, Goh Chock Tong menggantikan Lee sebagai perdana menteri. Selama masa pemerintahannya, negara ini menghadapi Krisis Keuangan Asia 1997, wabah SARS, dan ancaman teroris oleh Jemaah Islamiyah. Tahun 2004, Lee Hsien Loong, putra sulung Lee kuan Yew, menjadi perdana menteri Singapura. Diantara keputusannya yang terkenal adalah rencana membuka kasino untuk mendorong pariwisata. 2. Sistem Pemerintahan Negara Singapura yang menjalankan sistem pemerintahan republik parlementer, yakni kekuasaan pemerintahan berada di tangan perdana menteri. Perdana menteri Singapura saat ini adalah Lee Hsien Loong, yang adalah anak dari Lee Kuan Yew, perdana menteri sebelumnya yang menjabat sejak tahun 1959 hingga 1990. B. Regulation Penulis melakukan kegiatan Foreign Case Study pada tanggal 18 November 2017. Sebelum melakukan kegiatan tersebut, Penulis mempersiapkan dokumen untuk melakukan kegiatan perjalanan keluar negeri yaitu Passport yang biasa digunakan untuk melakukan perjalanan luar negeri. Penulis melakukan proses pembuatan selama 4 hari, karena Singapura merupakan negara ASEAN, maka Penulis tidak perlu menggunakan visa kunjungan. Penulis mempersiapkan segala kebutuhan administrasi untuk melakukan kegiatan tersebut. Adapun syarat-syarat yang dibutuhkan penulis dalam pembuatan paspor diantaranya : 1) Akte kelahiran asli beserta fotocopy 2) KK (Kartu Keluarga) asli beserta fotocopy 3) KTP asli beserta fotocopy 4) Ijazah terkahir, asli serta fotocopy 5) Formulir permohonan paspor 6) Materai Setelah semua persyaratan permohonan paspor terlengkapi, maka penulis mengikuti prosedur dalam pembuatan paspor yang dilakukan di kantor imigrasi Yogyakarta. Adapun prosedur- prosedurnya diantaranya : 1) Membawa semua dokumen yang diperlukan lalu bertanya kepada pihak informasi untuk menyerahkan dokumen yang telah dipersiapkan. 2) Ambil formulir yang ada di pos satpam yang berada di depan kantor imigrasi. 3) Datanglah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan saat pendaftaran secara online. (Sebelumnya penulis mendaftar secara online dengan mengambil nomor antrian sesuai prosedur di aplikasi “antrian paspor”) 4) Setelah itu akan diberikan formulir yang wajib untuk diisi. 5) Lalu datangi ruangan cek berkas, jika sudah lolos dalam pengecekan berkas, maka tunggulah nomor antrian yang disebutkan, jika sudah mendapatkan giliran maka bergegaslah datang ke loket dan memberikan semua dokumen yang diperlukan. 6) Semua dokumen yang telah dicek petugas imigrasi, jika sudah lengkap dan memenuhi syarat maka tunggu antrian untuk masuk ke sesi wawancara, sidik jari dan foto. 7) Jika sudah melakukan sesi wawancara, maka selanjutnya dilakukan pembayaran via ATM sesuai jenis paspor yang dipilih.

4 8) Setelah melakukan pembayaran, pengambilan paspor dapat dilakukan setelah 5 hari membayar ke bank yang telah ditentukan, sertakan juga bukti pembayaran ke loket pengambilan paspor. Pada tanggal 18 November 2017 penulis berangkat menggunakan pesawat Air Asia dari bandara International Adi Sucipto Yogyakarta menuju Changi Airport Singapore. Sebelum memasuki wilayah Singapura sepenuhnya, penulis menuju imigrasi di Bandara Singapura. Setelah lolos dari pemeriksaan imigrasi, penulis dan rombongan membeli tiket MRT yang menuju Lavender. Sesampainya di Lavender penulis diberikan waktu untuk membeli makan siang. Setelah selesai makan, penulis kembali berjalan kaki menuju MRT dan mengambil MRT yang jurusan Aljuned. Sesampainya di Aljuned, penulis bersama rombongan kembali berjalan kaki menuju penginapan kami yakni suatu hostel di kawasan Geylang. Setelah itu, penulis beristirahat sesuai dengan pembagian kamar yang diberikan. Setelah beristirahat di penginapan yang telah disediakan, penulis melakukan perjalanan pertama dengan mengunjungi Marina Bay pada malam harinya. Sesampainya disana, penulis disuguhkan dengan pertunjukan lampu dan air mancur yang menakjubkan dengan iringan musik yang menambah keindahan malam itu. Setelah asyik berlama di Marina Bay lalu penulis kembali ke penginapan. Esok harinya, penulis melakukan perjalanan ke perjalanan ke Merlion. Merlion adalah ikon dari Singapura yang berupa patung singa yang memancurkan air dari mulutnya. Setelah itu, penulis menuju Sentosa Island, di tempat ini penulis mengunjungi Universal Studio dan Palawan Beach. Setelah seharian berkeliling, sampailah penulis di Chinatown, Chinatown merupakan pusat berbelanja murah. Di tempat ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang hobi berbelanja. Setelah itu, malam harinya, penulis berjalan menuju serta Bugis Street. Pada tanggal 20 November 2017, penulis bersiap-siap untuk kembali ke Indonesia. Perjalanan dari penginapan ke Changi Airport penulis tempuh dengan menggunakan MRT. Dan pada hari terakhir di Singapura, penulis harus membeli tiket MRT dikarenakan tiket MRT sebelumnya hanya berlaku 2 hari. Setelah tiba di Changi Airport, penulis melakukan pemeriksaan passport. Setelah beres pemeriksaan, penulis menunggu untuk pemberangkatan pesawat menuju Yogyakarta, Indonesia. Di Changi Airport standard kenyamanan sangat tinggi dan pemeriksaan dilakukan secara ketat. Saat pemeriksaan, semua dilakukan dengan menggunakan bantuan kecanggihan teknologi, sehingga memudahkan petugas dalam memeriksa. Setelah selesai pemeriksaan, penulis diberi waktu sampai jam keberangatan untuk berkeliling Changi Airport. Changi Airport adalah bandara yang terbaik menurut penulis karena memiliki fasilitas yang sangat mengagumkan dan juga kenyamanan yang membuat penulis merasa ingin berlama-lama berada di bandara tersebut. Setelah berkeliling di bandara tersebut, penulis menuju pesawat yang telah ditentukan untuk kembali ke Indonesia, lalu penulis menaiki pesawat dan kembali ke Indonesia. C. Behavior Singapura dikenal sebagai negara maju yang liberal, plural, bersih, rapi dan disiplin. Hampir tidak ada penduduk asli di sana, namun para pendatang yang menjadi warga Negara Singapura hidup rukun di dalamnya. Beberapa yang menjadi sorotan penulis adalah kebersihan di tempat-tempat publik misalnya , jalan raya, bus, MRT, mall, dan tempat-tempat umum lainnya bersih. Hampir tidak terlihat sampah berceceran. Tetapi dari sisi sosial masyarakat di Singapura terkesan individualistis, tidak seperti di Indonesia yang lebih kental budaya ramah-tamah dan tegur sapa. D. Culture

5 Negara Singapura merupakan negara maju yang sangat berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam bidang industri dan perdagangan. Karena hal tersebut juga lah kebudayaan Singapura banyak mengalami corak. Penduduk yang didominasi oleh masyarakat keturunan China menjadikan negara ini memiliki sistem kebudayaan yang sangat kental dengan nuansa China. Namun banyak juga penduduk dengan ras melayu, arab, india dan eropa yang menetap di negara ini membuat tempat tinggal sendiri dan semakin menambah keanekaragaman budaya di Singapura. 1. Penduduk dan Etnis di Singapura Jumlah penduduk Singapura memiliki persentase warga asing tertinggi keenam di dunia. Sekitar 42% penduduk Singapura adalah warga asing dan mereka membentuk 50% sektor jasa di negara itu. Kebanyakan berasal dari China, Malaysia, Filipina, Amerika Utara, Timur Tengah, Eropa, Australia, Bangladesh dan India. Negara ini merupakan yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. Menurut statistik pemerintah, jumlah penduduk Singapura pada tahun 2009 sebanyak 4,9 juta jiwa di antaranya merupakan warga negara dan penduduk tetap Singapura (disebut “Singapore Residents”). Jumlah warga negara pada tahun 2009 adalah 3,2 juta jiwa. Berbagai kelompok bahasa Cina membentuk 74,2% dari penduduk Singapura, Melayu 13,4%, sementara Eurasia, Arab dan kelompok lain membentuk 3,2% dari populasi Singapura. 2. Agama dan Bahasa Adapun Agama yang dianut di Singapura, antara lain: Tabel 1. Agama di Singapura Religion Percent

Buddha 33% Kristen 18% Tanpa Agama 17% Islam 15% Taoisme 11% Hindu 5.1% Lainnya 0.9%

Buddha adalah agama yang mendominasi Singapura, dengan 33% dari penduduk negara ini menyatakan diri sebagai penganut agama tersebut pada sensus terakhir. Vihara dan pusat Dharma dari tiga tradisi besar Buddha (Theravada, Mahayana dan Vajrayana) dapat ditemukan di Singapura. Kebanyakan penganut Buddha di Singapura beretnis Tionghoa dan menganut tradisi Mahayana. Mahayana Cina merupakan bentuk Buddha yang paling dominan di Singapura dengan misionaris dari Taiwan dan Cina selama beberapa dasawarsa. Tetapi, Buddha Theravada Thailand mulai populer di antara masyarakat (tidak termasuk cina) dalam dasawarsa terakhir. Sokka Gakkai International, sebuah organisasi Buddha Jepang, dipraktikkan oleh banyak orang di singapura, kebanyakan diantaranya keturunan China. Buddha Tibet juga perlahan- lahan masuk ke negara ini dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Singapura mengakui empat bahasa resmi: Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil. Bahasa inggris adalah bahasa paling dominan di Singapura, tidak seperti negara tetangganya, Malaysia dan Indonesia, tempat bahasa melayu menjadi bahasa dominan. Bentuk bahasa inggris yang dipertuturkan di Singapura beragam mulai dari Inggris standar hingga bahasa kreol yang dikenal sebagai (Singaporean-English). Pada 1987, bahasa Inggris diumumkan sebagai bahasa utama resmi dalam sistem pendidikan Singapura.

6 Bahasa Melayu adalah bahasa nasional karena alasan simbolis dan historis, dan secara umum dipertuturkan oleh Masyarakat Melayu Singapura. Bahasa Melayu digunakan pada lagu kebangsaan “” dan cetakan koin. Tetapi, sekitar 85% warga Singapura tidak mempertuturkan bahasa Melayu. Bahasa Mandarin juga dipertuturkan secara luas di Singapura. Bahasa Mandarin telah meluas akibat kampanye dan usaha masyarakat dukungan pemerintah untuk mendukung penggunaannya di antara bahasa-bahasa Tionghoa lainnya. Bahasa Tamil dipertuturkan oleh sekitar 60% masyarakat India Singapura atau 5% dari seluruh penduduk Singapura. Bahasa India seperti Mlayalam, Telugu dan Hindi juga dipertuturkan oleh sekelompok kecil Masyarakat di Singapura. 3. Sistem Pendidikan di Singapura Sistem Pendidikan di Singapura hampir sama dengan di Indonesia, adapun tahapan dalam pendidikan di Singapura terdiri atas: - Sekolah Dasar selama enam tahun - Sekolah Menengah/Sekolah Vokasi selama empat hingga lima tahun - Perguruan Tinggi/Universitas selama empat tahun. 4. Sistem Pencaharian Mata Pencaharian penduduk Singapura Bergantung pada ekspor dan impor barang, khususnya di bidang manufaktur. Adapun sektor mata pencaharian masyarakat Singapura meliputi sektor Elektronik, minyak bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Singapura juga memproduksi sekitar 10% keluran wafer dunia. Singapura juga memiliki pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan tempat pertukaran mata uang asing terbesar keempat dunia. Dengan sektor perekonomian yang sangat pesat tersebut, tidak salah jika Singapura dikategorikan sebagai negara maju dengan tingkat kesejahteraan penduduk yang sangat baik. Hal tersebut yang menyebabkan Singapura ramai dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menikmati Singapura sambil berbisnis. 5. Makanan khas Masakan Singapura adalah contoh dari keberagaman dan difusi budaya di negra ini. Masakannya banyak dipengaruhi dari Cina, India, Melayu, Peranakan dan western. Adapaun jenis masakan Singapura antara lain: a. Makanan bangsa Melayu Makanan khas Melayu adalah Nasi Lemak. Nasi Lemak ini biasanya dikonsumsi pada pagi hari untuk sarapan. Selain itu ada juga satay dan mie rebus. Sebagai makanan penutup es cendol, es kacang dan berbagai jenis kue. Sedangkan minumannya yang paling terkenal adalah tea tarik. b. Makanan khas Inida Yang menjadi menu andalan masakan India adalah Nasi Briyani dan Roti Canai dan berbagai msakan dengan kari. c. Makanan khas Cina Makanan khas Cina ini terdiri dari berbagai menu mie seperti Hokkien Mee, Steamboat, Wantan Mee, dan lain sebagainya. d. Makanan khas Peranakan atau Nyonya Makanan ini memiliki cita rasa campuran, misal antara Melayu dengan Cina. Contoh makanan khas ini adalah Laksa. Dengan keberagaman makanan tersebut, maka setiap tahun pemerintah Singapura selalu mengadakan event Singapore Food Festival yang bertujuan untuk memperkenalkan keanekaragaman makanan Singapura dan meningkatkan kunjungan wisatawan. E. Lifestyle

7 Singapura sebagai negara maju tentu mempunyai gaya hidup yang sangat berbeda dibandingkan dengan negara Asia tetangga lainnya. Sebagai negara yang mengandalkan sektor bisnis dalam kehidupan sehari – hari tentu menjadikan masyarakat Singapura sangat sibuk dalam keseharian mereka. Kesibukan tersebut menjadikan masyarakat singapura memiliki gaya hidup yang lebih individualis. Sikap individualis tersebut menjadikan warga Singapura kurang peduli atau bertegur sapa terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. Masyarakat Singapura terlihat tidak seperti masyarakat Asia pada umumnya yang selalu menjunjung nilai kesopanan dan ramah tamah terhadap semua orang. Budaya saling menyapa, keramahan terhadap pengunjung hampir tidak terlihat di Singapura. Kebiasaan bekerja dari pagi hingga sore hari menjadikan masyarakat Singapura mempunyai waktu luang di malam hari mengelilingi kawasan taman kota di Singapura. Budaya kehidupan bebas terlihat di malam hari, banyak tempat hiburan malam yang buka untuk melayani para tamu. Namun dibalik gaya hidup yang begitu individualis tersebut, Masyarakat Singapura sangat menghargai waktu dan mentaati peraturan yang berlaku. Kebiasaan tersebut memberi dampak positif terhadap berbagai aspek, terutama di tingkat kebersihan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan, merokok sembarangan tidak terlihat sama sekali di Singapura. Selain karena kebisaan tertib dan juga memang disebabkan aturan pemerintah Singapura yang menindak tegas para pelanggar yang menyalahi aturan, baik itu penduduk Singapura maupun pengunjung ditindak dan diberi sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dibuat. F. Merlion Merlion adalah sebuah patung dengan kepala singa dan berbadan ikan yang sudah menjadi ikon atau maskot Singapura. Nama Merlion merupakan gabungan dari “mermaid” dan “lion” atau dalam bahasa Indonesia artinya ikan duyung dan singa. Merlion adalah salah satu landmark atau lambang yang paling terkenal bagi para wisatawan yang berkunjung ke Singapura. Bahkan ada ungkapan belumlah dikatakan pernah ke Singapura apabila belum berkunjung dan berfoto di Merlion. Patung Singa berbadan ikan ini merupakan ikon Singapura yang digunakan sebagai simbol untuk menyambut pengunjung yang datang. Patung ini dibangun pada tanggal 25 September 1972 oleh Lim Nang Seng. Desain patung Merlion merupakan rancangan dari Mr. Fraser Bruner yang digunakan untuk logo . Desain ini telah dipatenkan pada tahun 1966, setelah sebelumnya digunakan dari tahun 1964. Patung ini terletak di One Fullerton, Fullerton Road dan berdiri kokoh setinggi 8,6 meter dengan berat lebih dari 70 ton, serta terus memuntahkan air dari mulutnya ke teluk di bawahnya. Saat penyelesaian konstruksi , pemandangan patung dari pesisir Marina Bay terhalang. Keputusan diambil untuk memindah patung merlion sejauh 120 meter agar terlihat dari Marina Bay. Setelah berhasil direlokasi pada tahun 2009 patung ini disambar petir. Beberapa bagiannya yang hancur terdengar jatuh ke tanah tetapi patung ini berhasil diperbaiki dan mulai memuntahkan air lagi sebulan kemudian. Patung Merlion menghadap ke arah timur yang dipercayai membawa kemakmuran. Arah yang baik ini dipertahankan bahkan setelah relokasi pada tahun 2002 ke . 1. Kisah Tentang Merlion Tubuhnya melambangkan awal Singapura yang sederhana sebagai sebuah desa nelayan yang disebut Temasek, yang berarti 'kota laut' dalam bahasa Jawa Kuno. Kepalanya mencerminkan nama asli negara ini, Singapura, atau 'kota singa' dalam bahasa Melayu. Legenda Merlion atau legenda singa berbadan ikan yang pernah muncul di Temasek (Singapura). Temasek merupakan pulau kecil ditengah lautan, suatu ketika terjadi badai dan petir yang luar bisa besar dan hebat. Penduduk di pulau tersebut kemudian ketakutan dan meminta perlindungan agar diselamatkan dari badai tersebut. Setelah meminta perlindungan,

8 tiba-tiba air laut menyeruak dan mengeluarkan sinar. Suara gemuruh seperti gendang yang mengiringi kedatangan raja pun terdengar. Kemudian sosok mahluk yang belum pernah dilihat muncul dari laut yang warnanya bersinar tersebut. Mahluk tersebut berbentuk kepala singa dan ekornya seperti ikan. Mahluk tersebut baru pertama kali muncul dan ditemui oleh warga Temasek. Mahluk ini memiliki ukuran yang sangat besar. Mahluk ini kemudian menghentikan badai dana petir yang begitu mengerikan di Temasek dengan sinar yang muncul dari matanya. 2. Teknik Pembuatan Patung Merlion Sejarah pembuatan patung Merlion di Singapura. Patung Merlion dibuat dengan bahan dari campuran semen, pelat porselen dan cangkir teh. Pada bagian badan merupakan campuran semen, kemudian bagian kulit patung terbuat dari pelat porselen, selanjutnya pada bagian matanya terbuat dari cangkir teh berukuran kecil dengan warna merah. Berdasarkan desainnya, patung Merlion di Singapura memiliki ukuran tinggi 8,6 meter, sementara bobotnya yaitu 70 ton. 3. Fungsi Patung Merlion Seperti pada penjelasan diatas, patung merlion di Singapura merupakan simbol atau ikon dari Singapore Tourism Board. Artinya fungsi patung merlion yaitu untuk keperluan wisata di Singapura, kegunaannya untuk menyambut para wisatawan atau turis mancanegara di Singapura. Atau dapat diartikan sebagai patung selamat datang di Singapura sekaligus ikon utama pariwisata Singapura. 4. Lokasi Patung Merlion Lokasi patung merlion yaitu berada di dekat taman dengan nama One Fullerton. Patungnya yang dahulu terletak di Merlion Park, dipindahkan ke seberang Fullerton pada April 2002. Taman ini memiliki luas 2.500 meter persegi, di area ini juga banyak terdapat aneka restoran, tempat belanja dan klub-klub dansa di tepi Sungai.

3. PENUTUP A. Simpulan Singapura adalah Negara dengan luas wilayah yang jauh lebih kecil dari Indonesia namun masyarakatnya begitu disiplin, hal ini juga didukung pemerintahnya yang tegas dalam menegakkan hukuman denda. Singapura juga memiliki ikon pariwisata berupa patung Merlion yang sangat terkenal dan sudah menjadi sekaligus menjadi landmark Negara tersebut. Meski awalnya difungsikan sebagai patung selamat datang, lama kelamaan patung ini menjadi daya tarik wisata yang paling diingat dan tidak mungkin dilewatkan para wisatawan yang berkunjung ke Negeri yang memperoleh kedaulatan pada 9 Agustus 1965 ini. B. Saran Pengelolaan pariwisata yang baik serta kedisiplinan di Negara Singapura sudah selayaknya ditiru Indonesia, baik oleh warga masyarakat maupun pemerintah. Terlebih lagi perihal pengembangan destinasi wisata di Negara Indonesia agar lebih maju dan professional menyamai atau bahkan melebihi Singapura. Sebab apabila dibandingkan keberagaman budaya dan keindahan alam Indonesia tentu jauh lebih unggul daripada Singapura, hal ini merupakan potensi di bidang pariwisata yang harus dimaksimalkan agar Indonesia mampu menyamai atau bahkan melebihi Singapura.

References [1] Data Foreign Case Study (FCS), 18-20 Nopember 2017, di Singapura [2] Basuki, Agung. 2012, Wisata Hemat Singapura, Bandung : Gramedia [3] Harahap, Ninda . 2014. Best of Singapura. PT Elex Media komputindo, Jakarta

9 [4] Lukas, Uki. 2014. Complete Guide Singapura. PT Elex Media komputindo, Jakarta [5] Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [6] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45. [7] Soeroso, A. (2006). Valuing Borobudur Heritage Area in a Multi-attribute Framework Environmental Economic Perspective and Its Ecotourism Management Policy Implications. Unpublished PhD Dissertation (in Indonesian). Yogyakarta: Gadjah Mada University. [8] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan, 7(2), 75-85. [9] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97. [10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

LAMPIRAN Lampiran 1. Tiket dan Paspor

Lampiran 2. Gardens Bay dan Marina Bay

10 ‘ Lampiran 3. Loket pembuatan Tourist Pass, Tourist Pass, dan Suasana di MRT

Lampiran 4. Merlion

Lampiran 5. Universal Studio Singapura

11 12