Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2021

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2021 TRANSFORMASI TOKOH DALAM NOVEL MAHABARATA JAWA KARYA N. RIANTIARNO KE DALAM PEMENTASAN DRAMA MAHABARATA: ASMARA RAJA DEWA KARYA N. RIANTIARNO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh Putri Aliffia Darmawan 11160130000070 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 i ii iii ABSTRAK Putri Aliffia Darmawan NIM: 11160130000070, “Transformasi Tokoh dalam Novel Mahabarata Jawa Karya N. Riantiarno ke dalam Pementasan Drama Mahabarata: Asmara Raja Dewa Karya N. Riantiarno dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA.” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Achmad Bachtiar, M. Hum. Penelitian ini berfokus pada analisis mengenai pengembangan dan perubahan yang terjadi akibat transformasi yang dilakukan oleh sutradara N. Riantirano terhadap buku dan pementasan yang digarapnya, serta kekuatan-kekuatan pementasan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif ditujukan untuk menguraikan unsur-unsur yang membangun dalam novel Mahabarata Jawa dan pementasan drama Mahabarata: Asmara Raja Dewa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat transformasi perubahan melalui ciri fisik, psikologis, dan sosial tokoh. Dalam hal ciri fisik, terdapat perubahan dan pengembangan konsep dari bentuk tubuh, wajah, kostum, properti dan warna suara tokoh. Melalui ciri psikologis, terdapat kesamaan, perubahan, dan pengembangan terkait watak, kegemaran, tempramen, ambisi, dan kompleks psikologis yang dialami tokoh. Melalui ciri sosial, penggubahan yang terjadi juga memperlihatkan adanya kesamaan, pengurangan, perubahan, dan pengembangan seperti status sosial, jabatan, keturunan, dan ras yang ditetapkan pada diri tokoh. Transformasi tokoh yang terjadi di atas panggung pun bukan hanya pada akting pemain, melainkan juga direalisasikan secara visual melalui multimedia layar animasi. Bentuk transformasi ini muncul sebagai akibat dari adanya konsekuensi penyesuaian bentuk karya sastra yang berbeda dari novel ke pementasan drama. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan yang diajukan Elam mengenai semiotika teater dan drama, dapat diketahui bahwa ketiga unsur yakni dialog, akting, dan teknologi dapat mentransformasi sesuatu yang kosong menjadi bermakna dan mentransformasi sesuatu yang biasa menjadi luar biasa di atas panggung. Penelitian ini terdapat pula implikasinya terhadap pembelajaran sastra Indonesia di SMA, yaitu sebagai kontribusi dalam pengenalan kebudayaan Indonesia, sebagai sarana mengembangkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai pengetahuan, sosial, moral, dan keagamaan agar dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Selanjutnya, agar peserta didik mendapat informasi dan pemahaman baru mengenai perbandingan unsur intrinsik novel dan drama, transformasi tokoh dalam dua bentuk karya yang berbeda, serta unsur lainnya melalui dua media yang berbeda. Kata Kunci: Novel Mahabarata Jawa, Pementasan Mahabarata: Asmara Raja Dewa, transformasi, teknologi multimedia, pembelajaran sastra iv ABSTRACT Putri Aliffia Darmawan NIM: 11160130000070, " The Transformation of Characters in the Novel Mahabarata Jawa by N. Riantiarno into the Drama Performance Mahabarata: Asmara Raja Dewa by N. Riantiarno and Their Implications for Learning Indonesian Language and Literature in High School" Department of Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Supervisor: Ahmad Bahtiar, M. Hum. This study focuses on the analysis of the development and changes that occur as a result of the transformation made by director N. Riantirano on the books and performances he works on, as well as the strengths of these performances. The research method used in this research is a qualitative method. The qualitative method is intended to describe the constructive elements in the Mahabharata Jawa novel and the drama performance Mahabarata: Asmara Raja Dewa. The results showed that there were a transformation of change through the physical, psychological, and social characteristics of the characters. In terms of physical characteristics, there are changes and developments in the concept of body shapes, faces, costumes, properties and voice colors of characters. Through psychological characteristics, there are similarities, changes and developments related to the character, hobbies, temperament, ambition, and psychological complexes. Through social characteristics, the composition that occurs also shows the existence of similarity, reduction, change and development such as social status, position, descent, and race assigned to the character. The character transformation that occurs on stage is not only in the acting of the players, but is also realized visually through a multimedia animated screen. This form of transformation arises as a result of the consequence of adjusting different forms of literary works from novels to drama performances. In addition, by using the approach proposed by Elam regarding the semiotics of theater and drama, it can be seen that the three elements, namely dialogue, acting, and technology, can transform empty things into meaning and transform ordinary things into extraordinary things on stage. This research also has implications for learning Indonesian literature in high school, namely as a contribution to the introduction of Indonesian culture, as a means of developing students' sensitivity to knowledge, social, moral, and religious values so that they can live and apply them in life. Furthermore, students are able to get new information and understanding regarding the comparison of the intrinsic elements of novels and dramas, the transformation of characters in two different forms of work, and other elements through two different media. Key Words: Javanese Mahabarata Novel, Mahabarata Performance: Asmara Raja Dewa, transformation, multimedia technology, literary learning v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur peneliti sampaikan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas izin serta kuasa-Nya peneliti akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Transformasi Tokoh dalam Novel Mahabarata Jawa Karya N. Riantiarno ke dalam Pementasan Drama Mahabarata: Asmara Raja Dewa Karya N. Riantiarno dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adanya ide penulisan skripsi ini berawal dari mata kuliah “kajian drama 1” saat melaksanakan magang di Teater Koma dan “sastra bandingan” saat pembahasan dan penugasan pada materi alih wahana. Peneliti yang sebelumnya melaksanakan magang di Teater Koma mengetahui bahwa pementasan Mahabarata: Asmara Asmara Raja Dewa yang berlangsung merupakan sebuah karya alih wahana dari novel karya Nano Riantiano, menemukan ide untuk mengkajinya pada mata kuliah sastra bandingan. kemudian, peneliti berusaha mendalami kembali dengan menganalisis transformasi yang terjadi pada novel ke pementasan tersebut. Akhirnya dalam pencarian, peneliti menemukan bahasan yang tepat, yakni mengenai tokoh yang terdapat dalam novel dan pementasan. Hal tersebut dipilih karena dari dua bentuk karya sastra tersebut, tokoh di dalam novel dan pementasan menjadi sesuatu yang penting dan dominan yang mengalami transformasi. Penelitian menggunakan beberapa kajian sebagai alat untuk menganalisis perbedaan intinsik yang ada di dalam novel dan pementasan, serta bagaiamana bentuk transformasi yang dialami para tokohnya dalam dua karya tersebut. Selanjutnya, dengan segala hormat dan kegembiraan peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para pihak yang turut berjasa dalam penyelesaian vi skripsi ini. Melalui kesempatan ini, ungkapan terima kasih yang dalam ingin peneliti sampaikan secara khusus kepada: 1. Bapak Darmawan, ayah terbaik yang selalu memotivasi peneliti, orang yang peduli, dan berusaha melakukan segala yang terbaik semasa hidupnya untuk anak gadisnya ini. Kemudian Ibu Rofiah, ibu yang selalu kuat dan berusaha membantu, mendoakan, bekerja, dan menyemangati peneliti di saat sedih maupun bahagia. Terima kasih yang tak terhingga untuk mereka selaku kedua orang tua peneliti yang selalu setia memberikan doa, bantuan, dan semangat baik berupa moril maupun materil; 2. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 4. Ahmad Bahtiar, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, semangat, motivasi, dan ilmu yang sangat bermanfaat kepada peneliti. 5. Danendra Dwi Darmawan dan Radithiya Thufail Darmawan, adik-adikku yang ganteng dan tercinta. Terima kasih telah banyak memberikan semangat, canda, tawa, dan dukungan cemilan untuk menghilangkan penat. 6. Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, dan Sari Madjid yang telah banyak memberikan ilmu dan kesempatan kepada peneliti untuk belajar secara langsung dengan menjadi bagian dari Teater Koma pada pementasan Mahabarata; Asmara Raja Dewa, sehingga peneliti bisa mengkaji
Recommended publications
  • Contemporary Literature from the Chinese Diaspora in Indonesia
    CONTEMPORARY LITERATURE FROM THE CHINESE 'DIASPORA' IN INDONESIA Pamela Allen (University of Tasmania) Since the fall of Suharto a number of Chinese-Indonesian writers have begun to write as Chinese-Indonesians, some using their Chinese names, some writing in Mandarin. New literary activities include the gathering, publishing and translating (from Mandarin) of short stories and poetry by Chinese-Indonesians. Pribumi Indonesians too have privileged Chinese ethnicity in their works in new and compelling ways. To date little of this new Chinese-Indonesian literary activity has been documented or evaluated in English. This paper begins to fill that gap by examining the ways in which recent literary works by and about Chinese-Indonesians give expression to their ethnic identity. Introduction Since colonial times the Chinese have been subjected to othering in Indonesia on account of their cultural and religious difference, on account of their perceived dominance in the nation’s economy and (paradoxically, as this seems to contradict that economic - 1 - dominance) on account of their purported complicity with Communism. The first outbreak of racial violence towards the Chinese, engineered by the Dutch United East Indies Company, was in Batavia in 1740.1 The perceived hybridity of peranakan Chinese (those born in Indonesia) was encapsulated in the appellation used to describe them in pre-Independence Java: Cina wurung, londa durung, Jawa tanggung (‘no longer a Chinese, not yet a Dutchman, a half- baked Javanese’).2 ‘The Chinese are everywhere
    [Show full text]
  • Phd Thesis Tamara Aberle
    Socially-engaged theatre performances in contemporary Indonesia Tamara Alexandra Aberle Royal Holloway, University of London PhD Thesis 1 Declaration of Authorship I, Tamara Alexandra Aberle, hereby declare that this thesis and the work presented in it is entirely my own. Where I have consulted the work of others, this is always clearly stated. Signed: ______________________ Date: ________________________ 2 Abstract This thesis argues that performances of contemporary theatre in Indonesia are socially- engaged, actively creating, defining and challenging the socio-political environment, and that theatre practitioners are important members of a vibrant civil society who contribute and feel actively committed to democratic processes. Following an initial chapter about the history of modern theatre from the late 19th century until the fall of President Suharto in 1998, the four core chapters centre on four different aspects of contemporary Indonesian socio-politics: historical memory and trauma, violence and human rights, environmentalism, and social transition. Each of these chapters is preceded by an introduction about the wider historical and socio-political context of its respective discourse and is followed by an analysis of selected plays. Chapter 2 focuses on historical trauma and memory, and relates the work of two theatre artists, Papermoon Puppet Theatre and Agus Nur Amal (a.k.a. PM Toh), to processes seeking truth and reconciliation in Indonesia in the post-Suharto era. Chapter 3, on violence and human rights, discusses the works of Ratna Sarumpaet and B. Verry Handayani, with a specific focus on human trafficking, sexual exploitation, and labour migration. Chapter 4 discusses environmentalism on the contemporary stage. It investigates the nature of environmental art festivals in Indonesia, taking Teater Payung Hitam’s 2008 International Water Festival as an example.
    [Show full text]
  • Seni Teater Jilid 1
    Eko Santosa,dkk. SENI TEATER JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang SENI TEATER JILID 1 Untuk SMK Penulis : Eko Santosa Heru Subagiyo Harwi Mardianto Nanang Arizona Nugraha Hari Sulistiyo Editor : Nur Sahid Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm SAN SANTOSA, Eko s Seni Teater Jilid 1 untuk SMK /oleh Eko Santosa, Heru Subagiyo, Harwi Mardianto, Nanang Arizona, Nugraha Hari Sulistiyo ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xix, 150 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Glosarium : Lampiran. B Daftar Gambar : Lampiran. C Daftar : Lampiran. D ISBN : 978-979-060-029-4 ISBN : 978-979-060-030-0 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
    [Show full text]
  • {PDF EPUB} Cermin Merah by Nano Riantiarno Bank Naskah Teater & Naskah Drama
    Read Ebook {PDF EPUB} Cermin Merah by Nano Riantiarno Bank Naskah Teater & Naskah Drama. PANGGUNG MULA-MULA GELAP. GELAP SEKALI. TIBA-TIBA TERDENGAR TERIAKAN KETAKUTAN SEORANG LAKI- LAKI. PANGGUNG MASIH TETAP GELAP. Download naskah di bandarnaskah.blogspot.com Sampai mati……. Su! Su! Sunni! Kenapa jadi begini? Kenapa kau pergi? Kenapa aku ada di sini? Kenapa mesti ada hal-hal yang mendorong kita melakukan hal-hal? Kenapa kamu tidak mau menurut? Kenapa waktu kamu masih ada, rasanya semua terang dan jelas. Tanpa kabut. Tiap kupandangi diriku di kaca, maka kulihat ujud seorang laki-laki yang utuh. Lalu sekarang, kau entah ada di mana? Jarak dan tembok memisahkan kita. Semua yang terlihat jadi samara-samar. Bukan maksudku melakukan itu. Terjadi begitu saja, didorong oleh kekuatan yang ajaib! Seperti alir sungai yang dibendung, makin tinggi bendungannya makin banyak air yang tertampung dan tekanan untuk molos mencari aliran lain makin besar. Lalu suatu saat air tak terbendung lagi sedang tekanan makin besar, makin besar. Dan tiba- tiba bendungan jebol! Kau tanamkan bibit di sini. Tumbuh sedikit demi sedikit hingga berbunga, waktu kelopak bunga itu merekah, dia bersuara seperti terompet. Suaranya memekakkan telinga. Dan Sunniii…gemanya! Gemanya melengking! Tak tahan aku untuk tidak berbuat apa-apa. Dan bisik-bisik itu. Bisik-bisik yang memerintahkan aku supaya melakukan niatku, musnahkan! Musnahkan Hancurkan! Hancurkan biar jadi abu sekalian. Dari abu kembali jadi abu, kata bisik-bisik itu dalam telinga. Su, perempuan biasa. Tidak cantik tetapi punya daya tarik yang luar biasa, kegairahan hidupnya seperti kuda tak terkendali! Salahku memang, mengawini perempuan bekas pelacur. Padahal tadinya sudah kurelakan, dia bekerja, aku juga bekerja.
    [Show full text]
  • LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001—2005 (Analisis Rubrik Teater Majalah Tempo)
    1 LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001—2005 (Analisis Rubrik Teater Majalah Tempo) Oleh Nurhadi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: [email protected] Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelompok-kelompok teater yang berkecimpung dalam pementasan teater di Indonesia dan peta lokasi pementasan sebagaimana diulas dalam majalah Tempo pada 2001— 2005. Subjek penelitian ini artikel resensi teater majalah Tempo edisi 2001—2005 berupa kepingan CD yang dikeluarkan oleh pihak Tempo. Pengumpulan data dilakukan dengan cara baca dan catat. Untuk validitas data dipergunakan validitas semantis sementara untuk reliabilitas data dipergunakan reliabilitas intrarater dan interrater. Teknik analisis datanya dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan kelompok teater yang paling konsisten dalam mementaskan suatu naskah setiap tahunnya adalah Teater Koma. Kelompok teater berikutnya yang relatif banyak berkiprah dari tahun 2001—2005 berdasarkan artikel rubrik teater Tempo yaitu Teater Mandiri, Teater Garasi, dan Actors Unlimited Bandung. Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001—2005 yaitu Teater Gandrik, Bengkel Teater, dan Mainteater Jakarta. Lokasi pementasan teater selama 2001—2005 berdasarkan rubrik teater majalah Tempo sebagian besar berlangsung di berbagai gedung teater di Jakarta. Jakarta pada periode awal abad ke-21 telah menjadi sentral pertunjukan teater di Indonesia, terutama dengan posisi sentral Taman Ismail Marzuki (TIM). Perbandingan jumlah lokasi pertunjukannya adalah sebagai berikut: Jakarta (50 kali pementasan), Yogyakarta (6 pementasan), Surakarta (2 pementasan) dan Bandung (1 pementasan). Kata-kata kunci: lokasi pementasan teater, kelompok teater, majalah Tempo. A. Pendahuluan Perkembangan atau sejarah teater modern Indonesia sebetulnya diawali oleh Komedi Stamboel pada tahun 1891.
    [Show full text]
  • Deconstructing the Diaspora: the Construction of Chinese-Indonesian Identity in Post
    Deconstructing the diaspora: The construction of Chinese-Indonesian identity in post- Suharto Indonesia One of the most telling aspects of the polemics surrounding the issue of Chinese identity in Indonesia is the very language in which it is embedded. The Chinese, their culture, their religion, arguably their very existence in Indonesia, have been branded by colonialists, scholars and politicians alike as masalah Cina, ‘the Chinese problem.’ I am not necessarily suggesting that this has become a self-fulfilling prophesy, but I would argue that we are shaped, influenced, and to a certain extent defined by the labels that others put on us. In the case of the Chinese in Indonesia, it certainly seems to be a case of ‘once a masalah, always a masalah.’ Or, to look at it another way, as Ignatius Wibowo recently asked—rhetorically, presumably—: ‘At what point does a person’s Chinese-ness cease to be?’)1 As I will demonstrate later in this chapter, labelling has played a very significant part in the way in which Chinese-Indonesians view and understand themselves and are viewed and understood by others. Chinese-Indonesians have occupied an ambivalent and at times turbulent position in Indonesia since the days of Dutch colonialism. Under their divide-and-rule policy, the Dutch colonial government encouraged the Chinese to preserve their own identity, discouraging assimilation. After Indonesia gained independence in 1945, indigenous nationalists who had hitherto been preoccupied with overseeing the end of colonialism, began to turn their attention to the Chinese as ‘Other’. The project of Indonesian nation-building thus generated a pribumi (native) versus non- pribumi ethnic tension which has been a constant feature of identity politics in post-colonial Indonesia.
    [Show full text]
  • Kritik Kepemimpinan Dan Perubahan Sosial Pada Naskah Demonstran Karya N.Riantiarno (Studi Analisis Wacana Kritis)
    KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO (STUDI ANALISIS WACANA KRITIS) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Tri Amirullah NIM: 109051000212 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M ANALISIS WACANA KRITIK DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Tri Amirullah NIM: 109051000212 Di Bawah Bimbingan Dr. Rulli Nasrullah, M.Si NIP. 19750318200801 1 008 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupaan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar srata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalan penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti kaya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 22 September 2014 Tri Amirullah ABSTRAK Tri Amirullah 109051000212 Analisi Wacana Kritik dan Perubahan Sosial Pada Naskah Demonstran Karya N.Riantiarno Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama kritik terhadap kepemimpinan dan imlplikasinya, penyampaian kritik sosial dinilai cukup efektif melalui pertunjukan seni terutama melalui seni drama teater.
    [Show full text]
  • Performances of the Post-New Order
    Performances of the post-New Order Lauren Halligan Bain Submitted in fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Tasmania, October 2005 Declaration of Originality This thesis contains no material which has been accepted for a degree or diploma by the University or any other institution, except by way of background information and duly acknowledged in the thesis, and to the best of the candidate's knowledge and belief, no material previously published or written by another person, except where due acknowledgement is made in the text of the thesis. kfime.^ Lauren Halligan Bain Date: itt- Novem‘ex 2frOr Statement of Authority of Access This thesis may be made available for loan and limited copying in accordance with the Copyright Act 1968. Jtimo(4111:41,- Lauren Halligan Bain Date: 14- No veoler Noir Performances of the post-New Order Abstract Performances of the post -New Order explores the ways performances staged in Indonesia since 1998 have made sense of, and contested, the political and social realities of their time. Investigating both performances staged in conventional theatres and those staged in the streets, the thesis looks at the ways these performances have told the story of Indonesia's post-New Order or `reformasi' era. The thesis contends that performance - which is essentially temporal and necessitates multiple interpretations - is an ideal site for the investigation of reformasi, which has similarly tenuous, contested, evolving and unstable meanings. Performances of the post -New Order is an inter - disciplinary project. It comprises four inter-related but separate chapters, each of which is informed by its own theoretical approach, and engages with a different aspect of reformasi.
    [Show full text]
  • Transformasi Teks Drama Der Gute Mensch Von Sezuan Karya Bertolt Brecht Dalam Teks Drama Tiga Dewa Dan Kupu-Kupu Karya Nano Riantiarno: Kajian Intertekstual
    TRANSFORMASI TEKS DRAMA DER GUTE MENSCH VON SEZUAN KARYA BERTOLT BRECHT DALAM TEKS DRAMA TIGA DEWA DAN KUPU-KUPU KARYA NANO RIANTIARNO: KAJIAN INTERTEKSTUAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Linda Mayasari NIM. 06203244022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Linda Mayasari NIM : 06203244022 Jurusan : Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Judul Karya Ilmiah : Transformasi Teks Drama Der Gute Mensch von Sezuan Karya Bertolt Brecht dalam Teks Drama Tiga Dewa dan Kupu-Kupu Karya Nano Riantiarno: Kajian Intertekstual menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim. Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Yogyakarta, 3 Juni 2013 Penulis, Linda Mayasari iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN “...denn keiner kann lang gut sein, wenn nicht Güte verlangt wird.” “....no one can be good for long if goodness is not in demand” (Bertolt Brecht) Skripsi ini adalah persembahan untuk orang-orang baik yang telah melimpahkan kebaikkannya di dalam proses belajar saya: papi & ibu terkasih, keluarga baruku, para dosen, teman-teman dan sahabat berpikir. Mereka adalah orang-orang hebat yang telah menyertai saya dalam proses belajar bukan sekedar untuk menjadi orang yang berpendidikan tapi juga untuk menuju proses menjadi “manusia”.
    [Show full text]
  • Download Download
    ASIATIC, VOLUME 11, NUMBER 2, DECEMBER 2017 Modern Teater and Traditional Genres in Malaysia and Indonesia Kathy Foley1 University of California Santa Cruz, USA & Zainal Abdul Latiff2 University of Malaya Article Received: 11 July 2016 Article Accepted: 24 October 2017 Abstract This article will discuss selected patterns of actor training in modern teater in Indonesia and Malaysia. Examples from traditional training for puppetry and dance will be contrasted with work of university-educated modern theatre artists in Jakarta, Bandung, and Kuala Lumpur, noting political/social currents. Artists like Teguh Karya and Suryatna Anurudin in Indonesia and Krishen Jit and Faridah Merican in Malaysia looked for Southeast Asian fusions in new scripted works beginning in the 1960s-1970s. Director/artists of the present like Nano Riantiarno and Arthur Nalan in Indonesia and Marion D’Cruz and Norzizi Zukifli in Malaysia have used aspects of tradition in their contemporary performances. Such experiments have created diverse work, and issues of national identity and heritage formation remain central in their fusions of tradition and modern theatre. Keywords Malaysian modern theatre, Indonesian modern theatre, Nano Riantiarno, Arthur Nalan, Marion D’Cruz, Norzizi Zukifli Traditional lineal actor/dance/puppet training in Southeast Asia contrasts with modern urban acting affected by hybrid western models adopted by the 1960s. This has led to the rise of neo-traditional, intercultural experiments in the last decades, which mix traditional clowning or dance theatre with psychologically- 1 Kathy Foley is a Professor of Theatre at University of California Santa Cruz and editor of Asian Theatre Journal (2004-17). She held a Fulbright Senior Scholar Fellowship at the University of Malaya Cultural Centre, additionally the University of California, Santa Cruz Arts Research Institute and the Asian Cultural Council supported her research.
    [Show full text]
  • Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User 69
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Pengarang dan Proses Kreativitasnya Pengarang merupakan sebab utama lahirnya karya sastra. Sebuah karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh khalayak (Damono, 2002: 1). Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut di dalamnya (Wellek & Warren, 1990: 94). Tanpa adanya pengarang karya sastra tidak mungkin tercipta. Karya sastra dan pengarang memiliki hubungan yang erat dan tak terpisahkan. Terlepas dari itu, antara karya sastra dan pengarang terdapat sebuah hubungan yang dapat mencerminkan segi-segi kejiwaan, filsafat hidup, bahkan pandangan sosial yang ada dalam diri pengarang yang terdapat dalam hasil karyanya. Berhasil tidaknya suatu karya sastra sangat tergantung dari luas tidaknya wawasan yang dimilikinya. Karya sastra umumnya diciptakan berdasarkan pengalaman hidup sang pengarang, namun bisa juga dari hasil pengamatannya terhadap kondisi sosial yang terjadi di sekitarnya (Wiyatmi, 2006: 78). Nano Riantiarno menulis sastra drama sejak tahun 1970-an. Sampai saat ini tidak kurang dari 40 naskah sastra drama yang telah dibuatnya dan dipentaskan oleh grup teater binaannya, yaitu Teater Koma. Satu hal yang menjadi ciri khas dari karya-karya Nano Riantiarno adalah menampilkan tokoh-tokoh dari kalangan kelas sosial menengah bawah, kendati ada juga karyanya yang menampilkan kelas sosial atas atau penguasa. Tampilnya kalangan kelas sosial menengah bawah tersebut secara dominan pada sejumlah karyanya mengindikasikan keberpihakan commit to user 69 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70 pengarang terhadap nasib dan persoalan-persoalan yang dihadapi kaum marjinal tersebut. Karya Nano Riantiarno yang ditulis tahun 1970-an dan empat di antaranya meraih penghargaan sayembara penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta (1972, 1973, 1974, dan 1975).
    [Show full text]