Seni Teater Jilid 1

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Seni Teater Jilid 1 Eko Santosa,dkk. SENI TEATER JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang SENI TEATER JILID 1 Untuk SMK Penulis : Eko Santosa Heru Subagiyo Harwi Mardianto Nanang Arizona Nugraha Hari Sulistiyo Editor : Nur Sahid Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm SAN SANTOSA, Eko s Seni Teater Jilid 1 untuk SMK /oleh Eko Santosa, Heru Subagiyo, Harwi Mardianto, Nanang Arizona, Nugraha Hari Sulistiyo ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xix, 150 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Glosarium : Lampiran. B Daftar Gambar : Lampiran. C Daftar : Lampiran. D ISBN : 978-979-060-029-4 ISBN : 978-979-060-030-0 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga buku teks SMK yang berjudul Seni Teater ini selesai kami susun. Kelangkaan ketersediaan buku di lapangan yang mengupas seluk- beluk seni teater membuat kami sangat bersemangat dalam mengerjakan penulisan buku ini. Terlebih pada kepentingan pengembangan dan peningkatan pendidikan seni di sekolah kejuruan yang pada nantinya menghasilkan individu tangguh yang siap menghadapi lapangan kerja sesungguhnya. Penahapan proses pembelajaran kemudian menjadi satu hal yang wajib dipertimbangkan. Oleh karena itulah, buku ini dimulai dengan membahas seni teater secara umum. Pengetahuan umum tentang apa sesungguhnya teater menjadi sangat penting karena problematika pemahaman antara drama dan teater masih rancu. Drama yang sedari dulu telah diajarkan sebagai karya sastra masih meninggalkan jejak yang kuat sehingga model pembelajaran seni teater di sekolah masih bersifat analitik. Ketergantungan kelas pada ketersediaan naskah drama menjadi beban tersendiri. Akhirnya, proses pembelajaran hanya sekedar mempraktekkan naskah drama tersebut. Sesungguhnya seni teater dapat berbicara lebih luas daripada drama. Penggunaan kata “teater” dengan sendirinya telah mengarahkan kelas pada praktek pementasan. Segala hal yang menyangkut dan dibutuhkan dalam pementasan dibicarakan, termasuk di dalamnya adalah drama. Dengan demikian, kami sangat berharap bahwa buku ini akan memberikan pencerahan bagi keberlangsungan kelas teater di sekolah kejuruan, sehingga pada nantinya dapat melahirkan karya-karya teater yang monumental, yang patut dikenang, dan memberikan kebanggaan tersendiri. Akhir kata, tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Demi penyempurnaan buku ini pada masa mendatang kami mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi segenap pembaca, baik sebagai bahan pengetahuan ataupun referensi untuk menentukan langkah berikutnya. Hormat kami, Penyusun iii DAFTAR ISI Kata Sambutan ……………………………………………………... ii Kata Pengantar .............................................................................. iii Daftar Isi ......................................................................................... iv Sinopsis........................................................................................... xiv Deskripsi Konsep Penulisan ........................................................... xvii Peta Kompetensi ............................................................................. xix JILID 1 BAB I PENGETAHUAN TEATER 1. Definisi Teater .................................................................. 1 2. Sejarah Singkat Teater ..................................................... 4 2.1. Teater Barat ..................................................................... 4 2.1.1 Asal Mula Teater ...............................................................4 2.1.2 Teater Yunani Klasik ......................................................... 5 2.1.3 Teater Romawi Klasik ...................................................... 7 2.1.4 Teater Abad Pertengahan ................................................ 9 2.1.5 Renaissance ..................................................................... 11 2.1.6 Teater Zaman Elizabeth ................................................... 12 2.1.7 Teater Abad 17 di Spanyol dan Perancis ......................... 14 2.1.8 Teater Restorasi di Ingris .................................................. 16 2.1.9 Teater Abad 18 ..................................................................17 2.1.10 Teater Awal Abad ke-19 ....................................................19 2.1.11 Teater Abad 19 dan Realisme ...........................................20 2.1.12 Teater Abad 20 ..................................................................22 2.2 Teater Indonesia ................................................................23 2.2.1 Teater Tradisional ..............................................................23 2.2.1.1 Wayang .............................................................................24 2.2.1.2 Wayang Wong ...................................................................25 2.2.1.3 Makyong ........................................................................... 26 2.2.1.4. Randai .............................................................................. 27 2.2.1.5 Mamanda ......................................................................... 28 2.2.1.6 Lenong .............................................................................. 28 2.2.1.7 Longser ............................................................................. 29 2.2.1.8 Ubrug ................................................................................ 30 2.2.1.9 Ketoprak ........................................................................... 30 2.2.1.10 Ludruk ............................................................................. 31 2.2.1.11 Gambuh ............................................................................ 32 2.2.1.12 Arja ................................................................................... 33 2.2.2 Teater Modern .................................................................. 34 2.2.2.1 Teater Transisi .................................................................. 34 2.2.2.2 Teater Indonesia Tahun 1920-an ......................................35 2.2.2.3 Teater Indonesia Tahun 1940-an ......................................35 2.2.2.4 Teater Indonesia Tahun 1950-an ......................................38 2.2.2.5 Teater Indonesia Tahun 1970-an ......................................39 2.2.2.6 Teater Indonesia Tahun 1980-1990-an............................. 42 2.2.2.7 Teater Kontemporer Indonesia ........................................ 43 3. Unsur Pembentuk Teater .................................................. 44 3.1 Naskah Lakon ................................................................... 44 3.2 Sutradara .......................................................................... 44 3.3 Pemain ..............................................................................45 iv 3.4 Penonton .......................................................................... 46 3.5 Tata Artistik ....................................................................... 47 4. Jenis Teater ...................................................................... 47 4.1 Teater Boneka .................................................................
Recommended publications
  • Contemporary Literature from the Chinese Diaspora in Indonesia
    CONTEMPORARY LITERATURE FROM THE CHINESE 'DIASPORA' IN INDONESIA Pamela Allen (University of Tasmania) Since the fall of Suharto a number of Chinese-Indonesian writers have begun to write as Chinese-Indonesians, some using their Chinese names, some writing in Mandarin. New literary activities include the gathering, publishing and translating (from Mandarin) of short stories and poetry by Chinese-Indonesians. Pribumi Indonesians too have privileged Chinese ethnicity in their works in new and compelling ways. To date little of this new Chinese-Indonesian literary activity has been documented or evaluated in English. This paper begins to fill that gap by examining the ways in which recent literary works by and about Chinese-Indonesians give expression to their ethnic identity. Introduction Since colonial times the Chinese have been subjected to othering in Indonesia on account of their cultural and religious difference, on account of their perceived dominance in the nation’s economy and (paradoxically, as this seems to contradict that economic - 1 - dominance) on account of their purported complicity with Communism. The first outbreak of racial violence towards the Chinese, engineered by the Dutch United East Indies Company, was in Batavia in 1740.1 The perceived hybridity of peranakan Chinese (those born in Indonesia) was encapsulated in the appellation used to describe them in pre-Independence Java: Cina wurung, londa durung, Jawa tanggung (‘no longer a Chinese, not yet a Dutchman, a half- baked Javanese’).2 ‘The Chinese are everywhere
    [Show full text]
  • Phd Thesis Tamara Aberle
    Socially-engaged theatre performances in contemporary Indonesia Tamara Alexandra Aberle Royal Holloway, University of London PhD Thesis 1 Declaration of Authorship I, Tamara Alexandra Aberle, hereby declare that this thesis and the work presented in it is entirely my own. Where I have consulted the work of others, this is always clearly stated. Signed: ______________________ Date: ________________________ 2 Abstract This thesis argues that performances of contemporary theatre in Indonesia are socially- engaged, actively creating, defining and challenging the socio-political environment, and that theatre practitioners are important members of a vibrant civil society who contribute and feel actively committed to democratic processes. Following an initial chapter about the history of modern theatre from the late 19th century until the fall of President Suharto in 1998, the four core chapters centre on four different aspects of contemporary Indonesian socio-politics: historical memory and trauma, violence and human rights, environmentalism, and social transition. Each of these chapters is preceded by an introduction about the wider historical and socio-political context of its respective discourse and is followed by an analysis of selected plays. Chapter 2 focuses on historical trauma and memory, and relates the work of two theatre artists, Papermoon Puppet Theatre and Agus Nur Amal (a.k.a. PM Toh), to processes seeking truth and reconciliation in Indonesia in the post-Suharto era. Chapter 3, on violence and human rights, discusses the works of Ratna Sarumpaet and B. Verry Handayani, with a specific focus on human trafficking, sexual exploitation, and labour migration. Chapter 4 discusses environmentalism on the contemporary stage. It investigates the nature of environmental art festivals in Indonesia, taking Teater Payung Hitam’s 2008 International Water Festival as an example.
    [Show full text]
  • {PDF EPUB} Cermin Merah by Nano Riantiarno Bank Naskah Teater & Naskah Drama
    Read Ebook {PDF EPUB} Cermin Merah by Nano Riantiarno Bank Naskah Teater & Naskah Drama. PANGGUNG MULA-MULA GELAP. GELAP SEKALI. TIBA-TIBA TERDENGAR TERIAKAN KETAKUTAN SEORANG LAKI- LAKI. PANGGUNG MASIH TETAP GELAP. Download naskah di bandarnaskah.blogspot.com Sampai mati……. Su! Su! Sunni! Kenapa jadi begini? Kenapa kau pergi? Kenapa aku ada di sini? Kenapa mesti ada hal-hal yang mendorong kita melakukan hal-hal? Kenapa kamu tidak mau menurut? Kenapa waktu kamu masih ada, rasanya semua terang dan jelas. Tanpa kabut. Tiap kupandangi diriku di kaca, maka kulihat ujud seorang laki-laki yang utuh. Lalu sekarang, kau entah ada di mana? Jarak dan tembok memisahkan kita. Semua yang terlihat jadi samara-samar. Bukan maksudku melakukan itu. Terjadi begitu saja, didorong oleh kekuatan yang ajaib! Seperti alir sungai yang dibendung, makin tinggi bendungannya makin banyak air yang tertampung dan tekanan untuk molos mencari aliran lain makin besar. Lalu suatu saat air tak terbendung lagi sedang tekanan makin besar, makin besar. Dan tiba- tiba bendungan jebol! Kau tanamkan bibit di sini. Tumbuh sedikit demi sedikit hingga berbunga, waktu kelopak bunga itu merekah, dia bersuara seperti terompet. Suaranya memekakkan telinga. Dan Sunniii…gemanya! Gemanya melengking! Tak tahan aku untuk tidak berbuat apa-apa. Dan bisik-bisik itu. Bisik-bisik yang memerintahkan aku supaya melakukan niatku, musnahkan! Musnahkan Hancurkan! Hancurkan biar jadi abu sekalian. Dari abu kembali jadi abu, kata bisik-bisik itu dalam telinga. Su, perempuan biasa. Tidak cantik tetapi punya daya tarik yang luar biasa, kegairahan hidupnya seperti kuda tak terkendali! Salahku memang, mengawini perempuan bekas pelacur. Padahal tadinya sudah kurelakan, dia bekerja, aku juga bekerja.
    [Show full text]
  • LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001—2005 (Analisis Rubrik Teater Majalah Tempo)
    1 LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001—2005 (Analisis Rubrik Teater Majalah Tempo) Oleh Nurhadi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: [email protected] Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelompok-kelompok teater yang berkecimpung dalam pementasan teater di Indonesia dan peta lokasi pementasan sebagaimana diulas dalam majalah Tempo pada 2001— 2005. Subjek penelitian ini artikel resensi teater majalah Tempo edisi 2001—2005 berupa kepingan CD yang dikeluarkan oleh pihak Tempo. Pengumpulan data dilakukan dengan cara baca dan catat. Untuk validitas data dipergunakan validitas semantis sementara untuk reliabilitas data dipergunakan reliabilitas intrarater dan interrater. Teknik analisis datanya dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan kelompok teater yang paling konsisten dalam mementaskan suatu naskah setiap tahunnya adalah Teater Koma. Kelompok teater berikutnya yang relatif banyak berkiprah dari tahun 2001—2005 berdasarkan artikel rubrik teater Tempo yaitu Teater Mandiri, Teater Garasi, dan Actors Unlimited Bandung. Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001—2005 yaitu Teater Gandrik, Bengkel Teater, dan Mainteater Jakarta. Lokasi pementasan teater selama 2001—2005 berdasarkan rubrik teater majalah Tempo sebagian besar berlangsung di berbagai gedung teater di Jakarta. Jakarta pada periode awal abad ke-21 telah menjadi sentral pertunjukan teater di Indonesia, terutama dengan posisi sentral Taman Ismail Marzuki (TIM). Perbandingan jumlah lokasi pertunjukannya adalah sebagai berikut: Jakarta (50 kali pementasan), Yogyakarta (6 pementasan), Surakarta (2 pementasan) dan Bandung (1 pementasan). Kata-kata kunci: lokasi pementasan teater, kelompok teater, majalah Tempo. A. Pendahuluan Perkembangan atau sejarah teater modern Indonesia sebetulnya diawali oleh Komedi Stamboel pada tahun 1891.
    [Show full text]
  • Deconstructing the Diaspora: the Construction of Chinese-Indonesian Identity in Post
    Deconstructing the diaspora: The construction of Chinese-Indonesian identity in post- Suharto Indonesia One of the most telling aspects of the polemics surrounding the issue of Chinese identity in Indonesia is the very language in which it is embedded. The Chinese, their culture, their religion, arguably their very existence in Indonesia, have been branded by colonialists, scholars and politicians alike as masalah Cina, ‘the Chinese problem.’ I am not necessarily suggesting that this has become a self-fulfilling prophesy, but I would argue that we are shaped, influenced, and to a certain extent defined by the labels that others put on us. In the case of the Chinese in Indonesia, it certainly seems to be a case of ‘once a masalah, always a masalah.’ Or, to look at it another way, as Ignatius Wibowo recently asked—rhetorically, presumably—: ‘At what point does a person’s Chinese-ness cease to be?’)1 As I will demonstrate later in this chapter, labelling has played a very significant part in the way in which Chinese-Indonesians view and understand themselves and are viewed and understood by others. Chinese-Indonesians have occupied an ambivalent and at times turbulent position in Indonesia since the days of Dutch colonialism. Under their divide-and-rule policy, the Dutch colonial government encouraged the Chinese to preserve their own identity, discouraging assimilation. After Indonesia gained independence in 1945, indigenous nationalists who had hitherto been preoccupied with overseeing the end of colonialism, began to turn their attention to the Chinese as ‘Other’. The project of Indonesian nation-building thus generated a pribumi (native) versus non- pribumi ethnic tension which has been a constant feature of identity politics in post-colonial Indonesia.
    [Show full text]
  • Kritik Kepemimpinan Dan Perubahan Sosial Pada Naskah Demonstran Karya N.Riantiarno (Studi Analisis Wacana Kritis)
    KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO (STUDI ANALISIS WACANA KRITIS) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Tri Amirullah NIM: 109051000212 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M ANALISIS WACANA KRITIK DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Tri Amirullah NIM: 109051000212 Di Bawah Bimbingan Dr. Rulli Nasrullah, M.Si NIP. 19750318200801 1 008 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupaan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar srata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalan penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti kaya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 22 September 2014 Tri Amirullah ABSTRAK Tri Amirullah 109051000212 Analisi Wacana Kritik dan Perubahan Sosial Pada Naskah Demonstran Karya N.Riantiarno Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama kritik terhadap kepemimpinan dan imlplikasinya, penyampaian kritik sosial dinilai cukup efektif melalui pertunjukan seni terutama melalui seni drama teater.
    [Show full text]
  • Performances of the Post-New Order
    Performances of the post-New Order Lauren Halligan Bain Submitted in fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Tasmania, October 2005 Declaration of Originality This thesis contains no material which has been accepted for a degree or diploma by the University or any other institution, except by way of background information and duly acknowledged in the thesis, and to the best of the candidate's knowledge and belief, no material previously published or written by another person, except where due acknowledgement is made in the text of the thesis. kfime.^ Lauren Halligan Bain Date: itt- Novem‘ex 2frOr Statement of Authority of Access This thesis may be made available for loan and limited copying in accordance with the Copyright Act 1968. Jtimo(4111:41,- Lauren Halligan Bain Date: 14- No veoler Noir Performances of the post-New Order Abstract Performances of the post -New Order explores the ways performances staged in Indonesia since 1998 have made sense of, and contested, the political and social realities of their time. Investigating both performances staged in conventional theatres and those staged in the streets, the thesis looks at the ways these performances have told the story of Indonesia's post-New Order or `reformasi' era. The thesis contends that performance - which is essentially temporal and necessitates multiple interpretations - is an ideal site for the investigation of reformasi, which has similarly tenuous, contested, evolving and unstable meanings. Performances of the post -New Order is an inter - disciplinary project. It comprises four inter-related but separate chapters, each of which is informed by its own theoretical approach, and engages with a different aspect of reformasi.
    [Show full text]
  • Transformasi Teks Drama Der Gute Mensch Von Sezuan Karya Bertolt Brecht Dalam Teks Drama Tiga Dewa Dan Kupu-Kupu Karya Nano Riantiarno: Kajian Intertekstual
    TRANSFORMASI TEKS DRAMA DER GUTE MENSCH VON SEZUAN KARYA BERTOLT BRECHT DALAM TEKS DRAMA TIGA DEWA DAN KUPU-KUPU KARYA NANO RIANTIARNO: KAJIAN INTERTEKSTUAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Linda Mayasari NIM. 06203244022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Linda Mayasari NIM : 06203244022 Jurusan : Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Judul Karya Ilmiah : Transformasi Teks Drama Der Gute Mensch von Sezuan Karya Bertolt Brecht dalam Teks Drama Tiga Dewa dan Kupu-Kupu Karya Nano Riantiarno: Kajian Intertekstual menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim. Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Yogyakarta, 3 Juni 2013 Penulis, Linda Mayasari iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN “...denn keiner kann lang gut sein, wenn nicht Güte verlangt wird.” “....no one can be good for long if goodness is not in demand” (Bertolt Brecht) Skripsi ini adalah persembahan untuk orang-orang baik yang telah melimpahkan kebaikkannya di dalam proses belajar saya: papi & ibu terkasih, keluarga baruku, para dosen, teman-teman dan sahabat berpikir. Mereka adalah orang-orang hebat yang telah menyertai saya dalam proses belajar bukan sekedar untuk menjadi orang yang berpendidikan tapi juga untuk menuju proses menjadi “manusia”.
    [Show full text]
  • Download Download
    ASIATIC, VOLUME 11, NUMBER 2, DECEMBER 2017 Modern Teater and Traditional Genres in Malaysia and Indonesia Kathy Foley1 University of California Santa Cruz, USA & Zainal Abdul Latiff2 University of Malaya Article Received: 11 July 2016 Article Accepted: 24 October 2017 Abstract This article will discuss selected patterns of actor training in modern teater in Indonesia and Malaysia. Examples from traditional training for puppetry and dance will be contrasted with work of university-educated modern theatre artists in Jakarta, Bandung, and Kuala Lumpur, noting political/social currents. Artists like Teguh Karya and Suryatna Anurudin in Indonesia and Krishen Jit and Faridah Merican in Malaysia looked for Southeast Asian fusions in new scripted works beginning in the 1960s-1970s. Director/artists of the present like Nano Riantiarno and Arthur Nalan in Indonesia and Marion D’Cruz and Norzizi Zukifli in Malaysia have used aspects of tradition in their contemporary performances. Such experiments have created diverse work, and issues of national identity and heritage formation remain central in their fusions of tradition and modern theatre. Keywords Malaysian modern theatre, Indonesian modern theatre, Nano Riantiarno, Arthur Nalan, Marion D’Cruz, Norzizi Zukifli Traditional lineal actor/dance/puppet training in Southeast Asia contrasts with modern urban acting affected by hybrid western models adopted by the 1960s. This has led to the rise of neo-traditional, intercultural experiments in the last decades, which mix traditional clowning or dance theatre with psychologically- 1 Kathy Foley is a Professor of Theatre at University of California Santa Cruz and editor of Asian Theatre Journal (2004-17). She held a Fulbright Senior Scholar Fellowship at the University of Malaya Cultural Centre, additionally the University of California, Santa Cruz Arts Research Institute and the Asian Cultural Council supported her research.
    [Show full text]
  • Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2021
    TRANSFORMASI TOKOH DALAM NOVEL MAHABARATA JAWA KARYA N. RIANTIARNO KE DALAM PEMENTASAN DRAMA MAHABARATA: ASMARA RAJA DEWA KARYA N. RIANTIARNO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh Putri Aliffia Darmawan 11160130000070 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 i ii iii ABSTRAK Putri Aliffia Darmawan NIM: 11160130000070, “Transformasi Tokoh dalam Novel Mahabarata Jawa Karya N. Riantiarno ke dalam Pementasan Drama Mahabarata: Asmara Raja Dewa Karya N. Riantiarno dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA.” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Achmad Bachtiar, M. Hum. Penelitian ini berfokus pada analisis mengenai pengembangan dan perubahan yang terjadi akibat transformasi yang dilakukan oleh sutradara N. Riantirano terhadap buku dan pementasan yang digarapnya, serta kekuatan-kekuatan pementasan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif ditujukan untuk menguraikan unsur-unsur yang membangun dalam novel Mahabarata Jawa dan pementasan drama Mahabarata: Asmara Raja Dewa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat transformasi perubahan melalui ciri fisik, psikologis, dan sosial tokoh. Dalam hal ciri fisik, terdapat perubahan dan pengembangan konsep dari bentuk tubuh, wajah, kostum, properti dan warna suara tokoh. Melalui ciri psikologis, terdapat kesamaan, perubahan, dan pengembangan terkait watak, kegemaran, tempramen, ambisi, dan kompleks psikologis yang dialami tokoh. Melalui ciri sosial, penggubahan yang terjadi juga memperlihatkan adanya kesamaan, pengurangan, perubahan, dan pengembangan seperti status sosial, jabatan, keturunan, dan ras yang ditetapkan pada diri tokoh.
    [Show full text]
  • Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User 69
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Pengarang dan Proses Kreativitasnya Pengarang merupakan sebab utama lahirnya karya sastra. Sebuah karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh khalayak (Damono, 2002: 1). Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut di dalamnya (Wellek & Warren, 1990: 94). Tanpa adanya pengarang karya sastra tidak mungkin tercipta. Karya sastra dan pengarang memiliki hubungan yang erat dan tak terpisahkan. Terlepas dari itu, antara karya sastra dan pengarang terdapat sebuah hubungan yang dapat mencerminkan segi-segi kejiwaan, filsafat hidup, bahkan pandangan sosial yang ada dalam diri pengarang yang terdapat dalam hasil karyanya. Berhasil tidaknya suatu karya sastra sangat tergantung dari luas tidaknya wawasan yang dimilikinya. Karya sastra umumnya diciptakan berdasarkan pengalaman hidup sang pengarang, namun bisa juga dari hasil pengamatannya terhadap kondisi sosial yang terjadi di sekitarnya (Wiyatmi, 2006: 78). Nano Riantiarno menulis sastra drama sejak tahun 1970-an. Sampai saat ini tidak kurang dari 40 naskah sastra drama yang telah dibuatnya dan dipentaskan oleh grup teater binaannya, yaitu Teater Koma. Satu hal yang menjadi ciri khas dari karya-karya Nano Riantiarno adalah menampilkan tokoh-tokoh dari kalangan kelas sosial menengah bawah, kendati ada juga karyanya yang menampilkan kelas sosial atas atau penguasa. Tampilnya kalangan kelas sosial menengah bawah tersebut secara dominan pada sejumlah karyanya mengindikasikan keberpihakan commit to user 69 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70 pengarang terhadap nasib dan persoalan-persoalan yang dihadapi kaum marjinal tersebut. Karya Nano Riantiarno yang ditulis tahun 1970-an dan empat di antaranya meraih penghargaan sayembara penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta (1972, 1973, 1974, dan 1975).
    [Show full text]