SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN RASIO CAMEL

OLEH

GUSMILA ZULIDAR 140502153

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL”adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagasebagaii salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara Medan.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mmendapatendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2019

GUSMILA ZULIDAR NIM. 140502153

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Gusmila Zulidar NIM : 140502153 Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL

Tanggal : Januari 2019 Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE,M.Si NIP. 19660406 199303 1 013

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Gusmila Zulidar NIM : 140502153 Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL

Penguji I Penguji II

Drs. Syahyunan, M.Si DR. Khaira Amalia F, SE, MBA, Ak NIP. 19660904 199103 1 003 NIP. 19731120 200312 2 001

Pembimbing

Beby Kendida Hasibuan, SE., M.Si NIP. 19831008 2010122 003

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Gusmila Zulidar NIM : 140502153 Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL

Medan, Januari 2019

Gusmila Zulidar NIM. 140502153

Universitas Sumatera Utara i

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN RASIO CAMEL

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional di untukmemberikan gambaran mengenai perbedaan kinerja kedua bank ini. Penelitian ini menggunakan kerangka CAMEL dalam pemilihan rasio-rasio keuangan yang akandibandingkan. Pengukuran permodalan akan diwakili oleh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), pengukuran kualitas aset menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) untuk bank konvensional dan Non Performing Financing (NPF) untuk bank syariah, pengukuran rentabilitas menggunakan rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan pengukuran liabilitas menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk bank konvensional dan Financing to Deposit Ratio untuk bank syariah. Periode waktu yang digunakan adalah dari tahun 2012 s.d. 2017 dan bank-bank yang dijadikan sampel akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan ukuran asetnya. Kelompok 1 adalah bank dengan ukuran aset 1 Trilyun s.d. 27 Trilyun, kelompok 2 untuk bank dengan aset 28 Trilyun s.d. 54 Trilyun dan kelompok 3 untuk bank dengan aset 55 Triliyun s.d 81 Trilyun. Perbandingan untuk masing- masing rasio antar bank dilakukan pada sampel dengan kelompok aset yang sama dan untuk keseluruhan data (seluruh sampel tanpa memperhatikan ukuran asetnya). Pengujian akan dilakukan dengan Independent Sample t-test untuk data dengan distribusi normal dan Mann Whitney Test untuk data dengan distribusi tidak normal. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional untuk masing-masing rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah jika dilihat dari aspek earning yaitu rasio ROA, ROE, dan BOPO sementara dari aspek lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil pengujian pada kelompok bank yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan dari aspek yaitu ROE pada kelompok dua dan tiga serta BOPO pada kelompok satu.

Kata kunci: Bank Syariah, Bank Konvensional, Kinerja keuangan, CAMEL, Permodalan, Kualitas Aset, Rentabilitas, Likuiditas

i

Universitas Sumatera Utara ii

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS ON THE FINANCIAPERFORMANCE OF CONVENTIONAL AND ISLAMIC USING CAMEL RATIO

The aim of this research was to compare the financial performance of islamic banking and conventional banking in Indonesia to description about the different between their financial performance. This research used CAMEL frame to choose which ratios will be analyzed. Capital Adequacy Ratio (CAR) was used as a proxy for capital measurement, Non Performing Loan (NPL) for conventional banking and Non Performing Financing (NPF) for syariah banking was used as a proxy for asset quality measurement, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) and BOPO banking were used as a proxy for earning capacity measurement and Loan to Deposit Ratio (LDR) for conventional bank and Financing to Deposit Ratio for syariah banking was used for liquidity measurement. Time period was stem from 2012 until 2017 and those sample-bank were categorized into 3 groups. First group was for banks with asset from 1 Trillion until 27 Trillion, second group was for banks with asset from 28 trillion until 54 trillion and third group was for banks with asset from 55 Trillion until 81 Trillion. Comparison was made for each ratio between sample from the same group and for overall data. Independent Sample t- test was employed to test those data with normal distribution and Mann whitney test was employed for data with abnormal distribution. The test results on the overall data indicate that there are significant differences in the financial performance of conventional commercial banks and sharia commercial banks in earning aspect ROA, ROE, and BOPO ratios while the other aspects do not show significant differences. The earning aspect which shows insignificant differences are ROE ratios in second and thrid groups and BOPO in bank first groups .

Keywords: Islamic Bank, Conventional Bank, Financial Performance,CAMEL, Capital, Aset Quality, Earning, Likuidity

ii

Universitas Sumatera Utara iii

KATA PENGANTAR

Maa syaa Allah Tabarakallahu. Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala, karena atas berkah dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Jazaakumaallaahu khairan teruntuk Bapak tercinta, ZULPAN dan Ibunda tercinta, ASMIDAR yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral maupun materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai untuk peneliti. Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Amlys Syahputra Silalahi, SE,M.Si, dan Bapak Doli Muhammad

Ja’far Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dr. Khaira

iii

Universitas Sumatera Utara iv

Amalia Fachrudin, SE, MBA, AK, selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan

memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf

dan pegawai yang telah membantu selama proses penulisan skripsi.

6. Kepada teman-teman seperjuangan mafia syar’i Casea, Junaina, Nadya, Munifan

Habibi, Afriani Sarah, Ira, Pratiwi, Syarifah, yang telah memberikan bantuan,

motivasi, dan doa selama proses penyusunan skripsi ini.

7. Jazakumullahu Khair kepada aktivis tangguh shalihah squad Hannah, Fitri, Maya,

Wilda, Putri, Suci, Nida, Ipeh, teman-teman di BP2M, FOSEI, Kam Rabbani,

Ukmi Ad-Dawkah, dan juga adinda shalihahdwi, najwa, leni, astry, icut, nanda,

indah, ulfa, maysarah, laras, putri, wulan, febri, widia, evi, dewi serta kader 2014

yang semoga istiqomah tarbiyah madal hayah sampai ke jannah.InsyaAllah.

8. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Januari 2019 Peneliti

Gusmila Zulidar 140502153

iv

Universitas Sumatera Utara v

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... ix DAFTAR LAMPIRAN ...... x BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 8 1.3 Tujuan Penelitian ...... 9 1.4 Manfaat Penelitian ...... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 11 2.1 Landasan Teori ...... 11 2.1.1 Lembaga Keuangan ...... 11 2.1.2 Bank Umum ...... 12 2.1.3 Bank Umum Konvensional ...... 15 2.1.4 Bank Umum Syariah ...... 19 2.1.5 Perbedaan Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah ...... 24 2.1.6 Analisis Rasio CAMEL ...... 28 2.2 Penelitian Terdahulu ...... 37 2.3 Kerangka Konseptual ...... 40 2.3.1 Perbedaan Tingkat Permodalan ...... 41 2.3.2 Perbedaan Tingkat Kualitas Aktiva Produktif ...... 42 2.3.3 Perbedaan Tingkat Profitabilitas ...... 43 2.3.4 Perbedaan Tingkat Likuiditas ...... 44 2.4 Hipotesis Penelitian ...... 45 BAB III METODE PENELITIAN ...... 47 3.1 Jenis Penelitian ...... 47 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 47 3.3 Batasan Operasional ...... 47 3.4 Definisi Operasional ...... 47 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ...... 49 3.6 Jenis Data ...... 53 3.7 Metode Pengumpulan Data ...... 53 3.8 Teknik Analisis Data ...... 54 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ...... 54 3.8.2 Uji Normalitas...... 54 3.8.3 Uji Homogenitas ...... 55

v

Universitas Sumatera Utara vi

3.9 Uji Hipotesis ...... 55 3.9.1 Uji Dua Sampel Tidak Berhubungan (Uji t-Test) ...... 55 3.9.2 Uji Beda Mann-Whitney ...... 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 57 4.1 Gambaran Umum dan Perusahaan ...... 57 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ...... 76 4.2.1 Variabel CAR ...... 77 4.2.2 VariabelNPL/NPF ...... 80 4.2.3 Variabel ROA ...... 82 4.2.4 Variabel ROE ...... 85 4.2.5 Variabel BOPO ...... 88 4.2.6 Variabel LDR/LDF ...... 90 4.3 Uji Normalitas ...... 93 4.4 Uji Hipotesis ...... 96 4.4.1 Variabel CAR ...... 96 4.4.2 VariabelNPL/NPF ...... 99 4.4.3 Variabel ROA ...... 102 4.4.4 Variabel ROE ...... 104 4.4.5 Variabel BOPO ...... 107 4.4.6 Variabel LDR/LDF ...... 109 4.5 Pembahasan ...... 112 4.5.1 Perbandingan Tingkat Permodalan (Capital) Antara BUK dan BUS ...... 112 4.5.2 Perbandingan Tingkat Kualitas Aktiva Produktif Antara BUK dan BUS ...... 114 4.5.3 Perbandingan Tingkat Profitabilitas Antara BUK dan BUS ...... 116 4.5.4 Perbandingan Tingkat Likuiditas Antara BUK dan BUS ...... 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 121 5.1 Kesimpulan ...... 121 5.2 Saran ...... 122 DAFTAR PUSTAKA ...... 124 DAFTAR LAMPIRAN ...... 129

vi

Universitas Sumatera Utara vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Perkembangan Jumlah Kantor BUK dan BUS periode 2012-2016 ...... 4 1.2 Perkembangan Rasio Kkeuangan BUK dan BUS periode 2012-2016 ...... 5 2.1 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ...... 26 2.2 Perbandingan Sistem Bbagi Hasil (Syariah) dengan Bunga (Konvensional) ...... 28 2.3 Kriteria Penilaian CAR ...... 30 2.4 Kriteria Penilaian NPL/NPF ...... 31 2.5 Kriteria Penilaian ROA ...... 33 2.6 Kriteria Penilaian ROE ...... 34 2.7 Kriteria Penilaian BOPO ...... 35 2.8 Kriteria Penilaian LDR/LDF ...... 36 2.9 Penelitian Terdahulu ...... 37 3.1 Operasionalisasi Variabel ...... 48 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ...... 50 3.3 Daftar Bank Kelompok 1 ...... 51 3.4 Daftar Bank Kelompok 2 ...... 52 3.5 Daftar Bank Kelompok 3 ...... 52 4.1 Hasil Statistik Variabel Penelitian BUK ...... 77 4.2 Hasil Statistik Variabel Penelitian BUS ...... 77 4.3 Uji Normalitas Data Gabungan Bank ...... 93 4.4 Uji Normalitas Data Bank Kelompok 1 ...... 94 4.5 Uji Normalitas Data Bank Kelompok 2 ...... 95 4.6 Uji Normalitas Data Bank Kelompok 3 ...... 96 4.7 Uji Beda Variabel CAR Data Gabungan Bank ...... 97 4.8 Uji Beda Variabel CAR Data Bank Kelompok 1...... 97 4.9 Uji Beda Variabel CAR Data Bank Kelompok 2...... 98 4.10 Uji Beda Variabel CAR Data Bank Kelompok 3...... 99 4.11 Uji Beda Variabel NPL/NPF Data Gabungan Bank ...... 99 4.12 Uji Beda VariabelNPL/NPF Data Bank Kelompok 1 ...... 100 4.13 Uji Beda Variabe NPL/NPF Data Bank Kelompok 2 ...... 101 4.14 Uji Beda Variabel NPL/NPF Data Bank Kelompok 3 ...... 101 4.15 Uji Beda Variabel ROA Data Gabungan Bank ...... 102 4.16 Uji Beda Variabel ROA Data Bank Kelompok 1 ...... 102 4.17 Uji Beda Variabel ROA Data Bank Kelompok 2 ...... 103 4.18 Uji Beda Variabel ROA Data Bank Kelompok 3 ...... 104 4.19 Uji Beda Variabel ROE Data Gabungan Bank ...... 104 4.20 Uji Beda Variabel ROE Data Bank Kelompok 1 ...... 105 4.21 Uji Beda Variabel ROEData Bank Kelompok 2 ...... 106 4.22 Uji Beda Variabel ROE Data Bank Kelompok 3 ...... 106 4.23 Uji Beda Variabel BOPO Data Gabungan Bank...... 107

vii

Universitas Sumatera Utara viii

4.24 Uji Beda Variabel BOPO Data Bank Kelompok 1 ...... 108 4.25 Uji Beda Variabel BOPO Data Bank Kelompok 2 ...... 108 4.26 Uji Beda Variabel BOPO Data Bank Kelompok 3 ...... 109 4.27 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Gabungan Bank...... 110 4.28 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Bank Kelompok 1 ...... 110 4.29 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Bank Kelompok 2 ...... 111 4.30 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Bank Kelompok 3 ...... 111

viii

Universitas Sumatera Utara ix

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman 1.1 Pertumbuhan Aset dan Market Share Perbankan Syariah ...... 2 2.1 Kerangka Konseptual ...... 45 4.1 Perkembangan Mean CAR Pada BUK dan BUS ...... 80 4.2 Perkembangan Mean NPL/NPF Pada BUK dan BUS ...... 82 4.3 Perkembangan Mean ROA Pada BUK dan BUS ...... 85 4.4 Perkembangan Mean ROE Pada BUK dan BUS ...... 87 4.5 Perkembangan Mean BOPO Pada BUK dan BUS ...... 90 4.6 Perkembangan Mean LDR/LDF Pada BUK dan BUS ...... 92

ix

Universitas Sumatera Utara x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1. Populasi dan Sampel Penelitian ...... 130 2. Data Rasio CAMEL ...... 133 3. Hasil Statistik Deskriptif BUK ...... 140 4. Hasil Statistik Deskriptif BUS ...... 140 5. Hasil Statistik Deskriptif Variabel CAR ...... 141 6. Hasil Statistik Deskriptif Variabel NPL/NPF ...... 141 7. Hasil Statistik Deskriptif Variabel ROA ...... 142 8. Hasil Statistik Deskriptif Variabel ROE ...... 142 9. Hasil Statistik Deskriptif Variabel BOPO ...... 143 10. Hasil Statistik Deskriptif Variabel LDR/LDF ...... 143 11. Hasil Uji NormalitasData Gabungan Bank ...... 144 12. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bank 1 ...... 144 13. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bank 2 ...... 145 14. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bank 3 ...... 145 15. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Gabungan ...... 146 16. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Bank Kelompok 1 ...... 146 17. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Bank Kelompok 2 ...... 146 18. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Bank Kelompok 3 ...... 147 19. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Gabungan Bank ...... 147 20. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Bank Kelompok 1 ...... 147 21. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Bank Kelompok 2 ...... 148 22. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Bank Kelompok 3 ...... 148 23. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Gabungan Bank ...... 148 24. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Bank Kelompok 1 ...... 149 25. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Bank Kelompok 2 ...... 149 26. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Bank Kelompok 3 ...... 149 27. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Gabungan Bank ...... 150 28. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Bank Kelompok 1 ...... 150 29. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Bank Kelompok 2 ...... 150 30. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Bank Kelompok 3 ...... 151 31. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Gabungan Bank ...... 151 32. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Bank Kelompok 1 .... 151 33. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Bank Kelompok 2 ..... 152 34. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Bank Kelompok 3 ..... 152 35. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Gabungan Bank ...... 152 36. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Bank Kelompok 1 ...... 153 37. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Bank Kelompok 2 ...... 153 38. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Bank Kelompok 3 ...... 153

x

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan, yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 berdasarkan prinsip operasionalnya bank dibedakan menjadi dua, yakni bank konvensional yang mendasarkan pada prinsip bunga dan bank berdasarkan prinsip syariah atau bagi hasil.

Bank syariah tumbuh di seluruh dunia, bukan hanya di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan negara- negara Timur Tengah, melainkan di negara-negera dengan mayoritas penduduk non muslim seperti di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia dan lain-lain

(Infobank.com). Data statistik Ernst & Young (2017) dalam World Islamic

Banking Competetiveness Report 2017-2018 menyebutkan bahwa adanya pertumbuhan dari jumlah aset dan market sharebank syariah di setiap negara.

Gambar 1.1 menunjukkan pasar internasional mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi dilihat dari pertumbuhan aset di lima tahun terakhir, yaitu pada tahun 2010-2014 tumbuh sebesar 16%. Aset tersebut didominasi oleh sebagian negara-negara Timur Tengah dan Asia seperti Qatar, Indonesia, Saudi

1

Universitas Sumatera Utara 2

Arabia, Malaysia, UAE, dan Turki. Market Share perbankan syariah terbesar sampai saat ini adalah Kingdom of Saudi Arabia (KSA) dengan market share mencapai 50% dari total aset perbankan di negaranya. Sementara itu di Asia

Tenggara, Malaysia termasuk kedalam kelompok negara dengan pertumbuhan market share terbesar di dunia dan kemudian diikuti oleh Indonesia.

Sumber: Ernst & Young, 2017 Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset dan Market Share Perbankan Syariah Global

Secara universal perkembangan bank syariah di dunia sampai saat ini menganut dua pola. Pertama, khusus untuk negera-negara Islam seperti Timur

Tengah pola pendirian bank syariah adalah cenderung berupa bank syariah murni, artinya semua produk yang diberikan oleh sebuah bank mendasarkan pada prinsip syariah semata. Sedangkan pola kedua, melalui apa yang disebut dengan dual banking system, yaitu suatu bank membuka unit usaha syariah melalui Islamic window, disamping tetap menjalankan usaha bank yang bersifat konvensional(Umam & Utomo, 2016).

Universitas Sumatera Utara 3

Indonesia sendiri mengenal sistem dual banking menurut Undang-Undang

RI Nomor 10 Tahun 1998 berdasarkan prinsip operasionalnya bank dibedakan menjadi dua, yakni bank konvensional yang mendasarkan pada prinsip bunga dan bank berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah terdiri Bank Umum Syariah dan

Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau yang saat ini disebut sebagai Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah.

Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ini menunjukkan dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system) yang diharapkan akan mempercepat perkembangan perbankan syariah di

Indonesia. Perkembangan yang signifikan di bidang perbankan syariah

Indonesia terjadi tahun 2008, yakni dengan Undang-Undang Nomor 21 tahun

2008 tentang perbankan syariah. Undang-undang ini dilatar belakangi adanya kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah yang semakin meningkat, disamping adanya keunikan dari perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Persaingan perbankan di Indonesia kini semakin diramaikan dengan adanya perbankan syariah yang menawarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda dibanding perbankan konvensioal yang lebih awal ada.

Kemunculan bank dengan prinsip syariah tentu saja memicu persaingan antar bank. Keadaan tersebut menuntut manajemen bank untuk ekstra keras dalam meningkatkan kinerjanya. Perkembangan bank konvensional maupun bank syariah di Indonesia dari segi kelembagaan dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah bank dan jaringan kantor pada Tabel 1.1 berikut:

Universitas Sumatera Utara 4

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2012-2017

Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Bank Umum Konvensional 109 109 107 107 105 102 (BUK) Jumlah Kantor 28.200 29.849 30.576 30.952 30.861 30.460 BUK Bank Umum 11 11 12 12 13 13 Syariah (BUS) Jumlah Kantor 1.745 1.998 2.163 1.990 1.869 1.825 BUS Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah, 2017 (Diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah bank umum syariah terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2017 berjumlah 13 bank. Sebaliknya jumlah bank umum konvensional mengalami penurunan hingga pada tahun 2017 berjumlah 102 bank. Perkembangan dapat dilihat pula dari meningkatnya jumlah kantor BUS dari tahun 2012 sampai tahun 2014 sebanyak 406 kantor meskipun kemudian terjadi penurunan pada tahun 2015 sampai 2017. Peningkatan jumlah kantor bank umum konvensional lebih tinggi dibandingkan peningkatan jumlah kantor Bank Umum Syariah dari tahun 2012 sampai tahun 2017.

Lebih lanjut OJK (2017) melaporkan beberapa indikator perbankan nasional berdasarkan rasio keuangan. Perkembangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dari sisi rasio keuangannya dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional (BUK) dan bank umum syariah (BUS) yang diukur dari tingkatan rasio keuangannya. Ditinjau dari sisi permodalan yaitu modal dan aktiva tetap menurut risiko (ATMR) baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Universitas Sumatera Utara 5

Namun jika kita lihat rasio CAR bank umum konvensional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, berbeda dengan rasio CAR bank umum syariah dari tahun ke tahun cenderung mengalami fluktuasi. Meskipun demikian kedua bank telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh pada peraturan

Bank Indonesia 15/2/PBI/2013 yaitu besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%.

Tabel 1.2 Perkembangan Rasio Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Periode 2014-2017 (dalam miliar rupiah)

Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah Ketarangan (BUK) (BUS ) 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 Modal 754.174 914.657 1.052.590 1.157.064 19.585 23.409 27.153 29.285 Aktiva Tetap 4.276.5 Menurut 3.854.234 4.589.611 4.951.148 124.405 155.894 163.306 172.216 55 Risiko CAR 19,57% 21,39% 22,93% 23,37% 15,74% 15,02% 16,63% 17% Laba 142.769 132.601 136.048 165.196 822 977 1.426 1933 Rata-rata 5.703.8 5.004.089 6.106.959 6.730.350 198.248 201.348 225.804 265.710 Total Aset 13 ROA 2,85% 2,32% 2,23% 2,48% 0,41% 0,49% 0,63% 0,73% Pembiayaan Kepada pihak 3.903.9 3.526.364 4.199.713 4.548.155 147.944 153.968 177.482 186.366 ketiga bukan 36 bank Dana Pihak 4.238.3 3.943.697 4.630.352 5.050.984 170.723 174.895 206.407 232.756 Ketiga 49 FDR/LDR 89,42% 92,11% 90,70% 88,97% 86,66% 88,03% 85,99% 80,07% Biaya 446.217 569.141 624.173 603.178 29.285 30.945 34.174 26.819 Operasional Pendapatan 584.887 698.404 759.146 766.975 30.201 31.901 35.517 28.514 Operasional BOPO 76,29% 81,49% 82,22% 78,37% 96,97% 97,01% 96,22% 94,05% Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah, 2017 (Diolah)

Ditinjau dari sisi perolehan labanya, ROA bank umum konvensional dari tahun ke tahun mengalami penurunan namun hal ini berbeda dengan ROA bank umum syariah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Meskipun demikian ROA bank umum konvensional dalam hal ini telah memenuhi standar dari Bank Indonesia berdasarkan SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30

Universitas Sumatera Utara 6

April 1997yaitu ROA yang harus dicapai oleh suatu bank diatas 1,215% sedangkan bank umum syariah masih dibawah standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Adapun dari sisi likuiditas LDR/LDF bank umum konvensional dan bank umum syariah dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Bank umum konvensional dan bank umum syariah dalam hal ini telah memenuhi standar dari Bank Indonesia berdasarkan SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30 April 1997yaitu

LDR/LDF yang harus dicapai oleh suatu bank minimal dibawah 94,75%.

Lebih lanjut ditinjau dari sisi rasio BOPO baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Dalam hal ini BOPO bank umum konvensional telah memenuhi standar Bank Indonesia berdasarkan SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30 April 1997yaitu

BOPO yang harus dicapai oleh suatu bank dibawah 93,52%, sedangkan BOPO bank umum syariah sedikit melebihi standar dari Bank Indonesia.

Hasil perbandingan ini sangat berguna dan bisa dijadikan acuan untuk pihak-pihakterkait. Bagi pemilik bank, bisa memperbaiki kinerja banknya dengan mencontoh kinerja bank lain yang mencapai tingkat kinerja lebih baik, sedangkan bagi masyarakat, sebagai pengguna jasa bank bisa mendapatkan pandangan untuk memilih bank mana yang akan dituju. Penilaian kinerja keuangan melalui tingkat kesehatan bank umumnya dilakukan dengan menggunakan analisis CAMEL

(Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity).

Penelitian tentang perbandingan kinerja bank pada industri perbankan yang didasarkan pada rasio-rasio dari laporan keuangan perbankan pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah penelitian Jahja & Iqbal(2011),

Universitas Sumatera Utara 7

Afriany(2013), Mardiah (2016)mengenai perbandingan kinerja keuangan dengan metode CAMEL pada bank umum konvensional dan bank umum syariah menemukan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio

CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, LDR/FDR.

Menurut hasil penelitian Jahja & Iqbal (2011) kinerja bank dilihat dari rasio CAR dan BOPO pada bank konvensional lebih baik dibandingkan dengan bank syariah sedangkan kinerja bank dilihat dari rasio ROA, ROE, dan FDR/LDR pada bank syariah lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional. Hal ini berbeda dengan penelitian Afriany (2013) kinerja keuangan dari sisi rasio CAR perbankan syariah lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional sedangkan menurut penelitian Mardiah (2016) kinerja keuangan dari sisi rasio

ROA perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah.

Sebaliknya menurut hasil penelitianMunir (2012)dan Ningtyas &

Puspita(2013)bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan pada bank konvensional dan bank syariah dilihat dari sisi permodalan yaitu rasio CAR. Hasil yang serupa ditunjukkan oleh penelitian Witjaksono &

Anis (2011)dan Diana (2014)bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah dilihat dari sisi pendapatan yaitu rasio ROA dan BOPO. Dari sisi likuiditas, menurut hasil penelitianNaili (2013) bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara

LDR/LDF bank konvensional dan bank syariah.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan

Universitas Sumatera Utara 8 bahwa masih terdapat inkonsistensi pada penelitian-penelitian terdahulu dalam penilaian signifikansi perbedaan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Penelitian mengenai perbedaan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah sangat diperlukan mengingat persaingan di industri jasa keuangan termasuk antara perbankan syariah dan konvensional pada saat ini dilihat dari sisi kelembagaan dan kinerja keuangannya semakin ketat. Baik perbankan syariah dan konvensional terus berusaha memanfaatkan seoptimal mungkin dalam penggunaan dana dan teknologi yang dimiliki yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Oleh karena itu maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR?

2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio NPL/NPF?

3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA?

4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE?

Universitas Sumatera Utara 9

5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO?

6. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio LDR/LDF?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank

umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank

umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio NPL/NPF?

3. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank

umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA?

4. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank

umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE?

5. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank

umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO?

6. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank

umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio LDR/LDF?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi Perbankan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan

Universitas Sumatera Utara 10

bagipihak manajemen perbankan baik bank umum konvensional maupun

bank umum syariah dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan bank.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini menambah pengetahuan mengenai kinerja keuangan bank

umum konvensional dan bank umum syariah.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya dalam

mengkaji permasalahan yang terjadi di perbankan pada masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Lembaga Keuangan

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792

Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan (Latumaerissa, Bank dan Lembaga

Keuangan Lain, 2011).

Dari pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa fungsi lembaga keuangan adalah sebagai lembaga yang menjembatani kepentingan kelompok masyarakat yang kelebihan dana yang umumnya disebut juga saver unit dengan kelompok yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (borrower unit).Sesungguhnya fungsi lembaga keuangan sangatlah luas cakupannya, namun pada hakikatnya dapat dikemukakan disini beberapa fungsi pokok lembaga keuangan antara lain sebagaimana berikut ini (Latumaerissa, Bank dan Lembaga

Keuangan Lain, 2011)

1. Perantara (The Intermediation Role)

Dalam hal ini lembaga keuangan berfungsi memindahkan tabungan yang

diterima dari masyarakat pada sektor bisnis (peminjam) untuk pembiayaan

pembangungan gedung, perlengkapan, dan barang-barang modal lainnya.

2. Pembayar (The Payments Role)

Dalam hal ini lembaga keuangan melakukan pembayaran barang dan jasa

11

Universitas Sumatera Utara 12

yang dilakukan konsumen dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu kredit,

kartu debit, dan lain-lain.

3. Penjamin (The Guarantor Role)

Dalam hal ini lembaga keuangan menjadi penjamin nasabah yang melakukan

transaksi impor barang dan jasa, seperti letters of credit.

4. Wakil (The Agency Role)

Dalam hal ini lembaga keuangan mambantu nasabah dalam mengelola dan

melindungi kekayaan maupun sekuritas yang dimilikinya.

5. Kebijakan (The Policy Role)

Dalam hal ini lembaga keuangan membantu nasabah dalam mengelola dan

melindungi kekayaan maupun sekuritas yang dimilikinya.

2.1.2 Bank Umum

Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Hendro &

Rahardja, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia, 2014)

Berdasarkan definisi tersebut maka ada beberapa fungsi-fungsi lain bank umum selain fungsi pokok bank umum sebagai lembaga intermediasi/fungsi-fungsi tersebut antara lain (Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2011):

1. Agent of Trust

Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh

dunia perbankan, dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian

Universitas Sumatera Utara 13

bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus

didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan

eksistensi dari masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat

tidak akan mau menitipkan dananya di bank yang bersangkutan.

2. Agent of Development

Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang

kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi.

Dalam kaitan ini maka bank sebagai lembaga keuangan tentu mempunyai

peran yang sangat strategis, sehingga dari aspek ini bank berfungsi untuk

menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi

yang dilakukan.

3. Agent of Service

Sebagai bank disamping memberikan pelayanan jasa keuangan

sebagaimana kegiatan intermediasi yang biasa selalu dilakukan, maka

bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti

jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa

penagihanatau inkaso (collection) yang saat ini telah mengalami

perubahan dengan namacity clearing.

Menurut Hendro (2014), bank berdasarkan fungsinya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bank umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat dibentuk konvensinoal

Universitas Sumatera Utara 14

atau syariah.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR): bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR dapat berbentuk

konvensional atau syariah.

Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Bank pemerintah: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh

pemerintah pusat, baik sebagai Bank Umum Milik Negara (BUMN), maupun

bank Pemerintah Daerah (BPD).

2. Bank swasta nasional: bank umum yang sebagian besar modalnya dimiliki

oleh swasta nasional Indonesia.

3. Bank Koperasi: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki

oleh perusahaan berbadan hukum koperasi.

4. Bank asing: bank umum yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki

oleh asing, baik swasta maupun pemerintah asing.

5. Bank campuran: bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih

bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh WNI

(dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh WNI),

dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.

Berdasarkan statusnya, bank dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Bank Devisa: bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya

berhubungan dengan valuta asing. Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan pembelian Traveller’s Cheque (TC)

Universitas Sumatera Utara 15

harus mendapatkan persetujuan Bank Indonesia.

2. Bank non devisa: bank yang tidak diperbolehkan untuk melakukan transaksi

keuangan dengan luar negeri atau berkaitan dengan valuta asing.

Berdasarkan cara menentukan harganya bank dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bank Konvensional: bank yang dalam menentukan harganya menetapkan suatu

tingkat bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan maupun disalurkan.

2. Bank Syariah: bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat

bunga tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.

2.1.3 Bank Umum Konvensional

Pengertian bank menurut undang-undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank umum konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Pada bank konvensional perjanjian dibuat berdasarkan hukum yang positif.Bank konvensional menggunakan sistem bunga dan memprioritaskan keuntungan. Beberapa fungsi bank konvensional yaitu:

1. Menghimpun Dana (Funding)

Universitas Sumatera Utara 16

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat dengan imbalan berupa bunga simpanan. Secara umum jenis simpanan yang ditawarkan di bank adalah giro, tabungan, simpanan deposito. a. Giro(Demand Deposit). Giro adalah simpanan pada bank yang

penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro,

sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Dalam

hal pembukuan rekening, bank dilarang menerima nasabah yang namanya

tercantum dalam daftar hitam nasional yang masih berlaku. Setiap

pemegang rekening giro menerima bunga yang dikenal dengan nama jasa

giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening

giro biasa digunakan oleh para pengusaha, baik untuk perorangan maupun

perusahaan. Giro merupakan sumber dana yang murah bagi pihak bank,

karena jasa giro yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah

dibandingkan bunga simpanan lainnya. b. Tabungan(Saving Deposit). Tabungan adalah simpanan pada bank yang

penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan bank. Secara

umum dana pada rekening tabungan dapat dicairkan sewaktu-waktu.

Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip

penarikan, kuitansi, atau Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu. c. Deposito(Time Deposit). Deposit adalah simpanan yang memiliki jangka

waktu tertentu (jatuh tempo) dengan pilihan waktu dari 1,3,6, hingga 12

Universitas Sumatera Utara 17

bulan. Penarikan deposito dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang

disepakati oleh deposan. Pihak bank biasanya membebankan pinalti

untuk penarikan yang tidak sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.

d. Sertifikat Deposito(Certificate of Deposit). Sertifikat deposito adalah

simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya

dapat dipindahtangankan ke pihak lain.

2. Menyalurkan dana atau kredit (Lending)

Kredit berasal dari Bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan.

Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia mendefinisikan kredit sebagai

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-menimjam antara bank dan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1, angka 11 UU

No. 10 Tahun 1998). Pendapatan bank dari aktivitas kredit berasal dari selisih

pendapatan bunga yang diterima bank dari penyaluran kredit dengan

pembayaran bunga simpanan masyarakat (spread based).

3. Memberikan jasa-jasa lain (Services)

Pendapatan tambahan bagi bank dengan memberikan jasa-jasa lain disebut

pendapatan non bunga(fee based income). Dalam PSAK, No. 31 Bab I huruf A

angka 03 dijelaskan bahwa dalam menjalankan operasinya, bank selain

melakukan penanaman ke dalam bentuk aktiva produktif seperti kredit dan surat-

surat berharga, juga memberikan komitmen dan jasa-jasa lain yang digolongkan

sebagai “fee based operation” atau ”off balance sheet activities”.

Universitas Sumatera Utara 18

Beberapa layanan penunjang yang ditawarkan antara lain:

1. Pengiriman uang (Transfer), merupakan layanan pemindahan uang untuk

kepentingan sendiri atau nasabah melalui bank.

2. Kliring (Clearing), merupakan layanan penagihan warkat (surat-surat

berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam kota.

3. Inkaso (Collection), merupakan layanan penagihan warkat (surat-surat

berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri.

4. Kotak penyimpanan (safe deposit box), adalah layanan penyewaan kotak

pengaman guna menyimpan surat-surat berharga milik nasabah untuk

kepentingan nasabah atau pihak lain berdasarkan kontrak.

5. Kartu Kredit (Credit card). Kartu kredit dapat dipakai di berbagai tempat

perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan. Kartu ini juga dapat digunakan

untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar di berbagai tempat

strategis di seluruh dunia.

6. Bank notes, merupakan jasa penukaran valuta asing, dalam transaksi jual

beli bank notes, bank akan menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan

mata uang asing).

7. Garansi Bank (Bank guarantee), merupakan jaminan bank yang diberikan

kepada nasabah untuk membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini

seorang pengusaha dapat memperoleh fasilitas untuk melaksanakan

kegiatannya dengan pihak lain. Sebelum jaminan bank dikeluarkan, bank

akan terlebih dulu mempelajari kredibilitas nasabahnya.

8. Bank Draft, merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para

Universitas Sumatera Utara 19

nasabahnya, wesel dapat diperjualbelikan kepada pihak lain apabila

nasabah membutuhkannya.

9. Letter of Credit (L/C), merupakan surat kredit yang diberikan para eksportir

dan importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi

ekspor-impor yang mereka lakukan.

10. Cek pelawat (Travellers cheque), merupakan cek perjalanan yang dapat

digunakan turis atau wisatawan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat

perbelanjaan atau hiburan seperti hotel atau supermarket, atau sebagai hadiah

kepada para relasinya.

2.1.4 Bank Umum Syariah

Menurut ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 2/8/PBI/2000, Pasal 1, Bank syariah adalah “bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah Islam, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam. Adapun yang dimaksud dengan unit usaha syariah adalah unit kerja di kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari cabang syari’ah(Rivai & Arivin, 2010).

Secara garis besar produk-produk bank syariah dapat dikelompokkan ke dalam produk-produk pendanaan, pembiayaan, jasa perbankan, dan kegiatan sosial dengan berbagai prinsip syariah yang digunakan dalam akadnya, berbagai jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dapat dibagi ke dalam enam

Universitas Sumatera Utara 20 kelompok pola, yaitu:

1. Akad Pola Titipan (Wadi’ah)

Secara umum Wadi’ah berarti titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’)

yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang

diberi amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum dan harus

dijaga dari kerusakan,kerugian dan keutuhannya dan dikembalikan kapan saja

penyimpan menghendaki. Akad Wadi’ah dibagi atas 2 yaitu:

a. Titipan Wadi’ah yad Amanah adalah akad penitipan barang/uang dimana

pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang

yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau

kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau

kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah

berupa produk safe deposit box.

b. Titipan Wadi’ah yad Dhamanah adalah akad penitipan barang/uang

dimana pihak penerima titipan telah mendapatkan izin dari pihak penitip

untuk mempergunakan barang/uang yang dititipkan tersebut untuk

aktivitas perekonomian tertentu dengan catatan bahwa pihak penerima

titipan akan mengembalikan barang/uang yang dititipkan secara utuh

pada saat penyimpan menghendaki. Prinsip ini diaplikasikan dalam

produk giro dan tabungan.

2. Akad Pola Bagi Hasil (Profit Sharing)

Akad Pola Bagi Hasil merupakan suatu sistem yang meliputi tatacara

pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk

Universitas Sumatera Utara 21 produk yang berdasarkan prinsip ini adalah: a. Mudharabah, adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana

(shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan

kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut

kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan

ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct,

negligence atau violation oleh pengelola dana. Akad Mudharabah secara

umum dibagi atas 3 yaitu:

1) Mudharabah Muthlaqah adalah akad kerja sama dimana pemilik

dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam

pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi

tidak terikat.

2) Mudharabah Muqayyadah adalah akad kerja sama dimana pemilik

dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai

dana, mengenai lokasi, cara, objek investasi atau sektor usaha.

3) Mudharabah Musytarakah adalah akad kerja sama dimana pengelola

dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. b. Musyarakah, adalah akad kerja sama yang didasarkan atas bagi hasil

dimana para mitra berkontribusi dalam modal maupun kerja. Keuntungan

dari usaha syariah akan dibagikan kepada para mitra sesuai dengan

nisbah yang disepakati para mitra ketika akad, sedangkan kerugian akan

ditanggung para mitra sesuai dengan proporsi modal. Ada dua jenis

Musyarakah yaitu :

Universitas Sumatera Utara 22

1) Musyarakah kepemilikan, yaitu kepemilikan bersama dua pihak atau

lebih dari suatu properti:

2) Musyarakah akad, yang berarti kemitraan yang terjadi karena adanya

kontrak bersama atau usaha komersial bersama.

3. Akad Pola Jual Beli (Tijarah)

Akad Pola Jual Beli ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara

jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan

atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang

atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah

dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Akad Jual

beli dibagi atas 3 yaitu:

a. Murabahah, yaitu suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual

menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-

biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan

tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.

b. Salam, merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan

penyerahan barang di kemudian hari (advanced payment atau forward

buying atau future sales) dengan harga, spesifikasi, jumlah, kualitas,

tanggal, dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati sebelumnya

dalam perjanjian. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual

dalam suatu transaksi salam.

c. Istishna, adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga

bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa

Universitas Sumatera Utara 23

pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu

tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum

yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.

4. Akad Pola Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa

sementara hak kepemilikan asset tetap pada pemberi sewa.Sebaliknya

penyewa atau pengguna jasa memiliki kewajiban membayar sewa atau upah.

Ada dua jenis Ijarah yaitu:

a. Ijarah murni merupakan akad yang berhubungan dengan sewa jasa;

b. Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli,

dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir

masa sewa.

5. Akad Pola Jasa (Fee-Based Services)

Prinsip Pola Jasa (Fee-Based Services) ini meliputi seluruh layanan non-

pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip

Pola Jasa (Fee-Based Services) ini antara lain:

a. Wakalah merupakan pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakil)

kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Islam

mensyariatkan wakalah karena manusia membutuhkannya.

b. Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak

ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

c. Hawalah, merupakan pengalihan utang/piutang dari orang berhutang yang

kepada orang lain yang wajib menerimanya dan sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara 24

d. Rahn, adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai

jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan

memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau

sebagian piutangnya.

e. Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

mengharapkan imbalan. Produk ini dapat digunakan untuk membantu

usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari danazakat,

infaq dan shadaqah.

2.1.5 Perbedaan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Bank syariah sama seperti bank konvensional adalah organisasi yang bertujuan mencari keuntungan. Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transter, teknologi yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan/kredit. Akan tetapi terdapat perbedaan mendasar diantara keduanya, dilihat dari beberapa aspek:

1. Aspek akad dan legalitas. Akad yang dipraktikkan dalam bank syariah

memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, dunia dan akhirat, karena akad

yang dilakukan berdasarkan hukum atau syari’at Islam. Jika terjadi

perselisihan antara nasabah dan bank, maka bank syariah dapat merujuk

kepada Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) yang

penyelesaiannya dilakukan berdasarkan hukum Islam.

Universitas Sumatera Utara 25

2. Aspek struktur organisasi, bank syariah dapat memiliki struktur yang sama

dengan bank konvensional, namun unsur yang membedakannya adalah bahwa

bank syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah yang bertugas

mengawasi operasional dan produk-produk bank agar sesuai dengan

ketentuan-ketentuan syariah Islam.

3. Aspek bisnis dan usaha yang dibiayai, haruslah bisnis dan usaha yang

diperkenankan atau dihalalkan oleh syariat Islam. Kehalalan bisnis dan usaha

merupakan syarat mutlak agar suatu bidang usaha itu halal untuk dibiayai

oleh perbankan syariah.

4. Aspek lingkuangan kerja dan budaya perusahaan perbankan.Lingkungan

kerja pada bank syariah selayaknya sejalan dengan syariah islam. Dalam hal

etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan

sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu,

karyawan bank syariah harus skillfull dan professional (fathanah), dan

mampu melakukan tugas secara team-work. Demikian pula dalam hal reward

dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

Selain dari aspek-aspek yang telah dijelaskan, sistem yang digunakan oleh bank syariah dan bank konvensional dapat dikatakan berbeda satu sama lain.

Perbedaan sistem ini ikut menjadi bagian tidak terpisahkan yang mempengaruhi perbedaan kinerja antara kedua bank. Perbedaan kinerja itu termasuk diantaranya adalah kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensional dilihat dari aspek modal, kualitas aktiva produktif, manajemen, profitabilitas, dan likuiditasnya. Bank syariah yang lahir dari nilai-nilai islam memiliki beberapa

Universitas Sumatera Utara 26 keunikan yang tidak ada dalam sistem perbankan konvensional.

Secara garis besar perbandingan bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensioanl Sistem Bank Karakteristik Sistem Bank Syariah Konvensional Kerangka Bisnis Fungsi dan operasi didasarkan Fungsi dan operasi padahukum syariah. Bank harus didasarkan pada prinsip yakin bahwa semua aktivitas sekuler dan tidak bisnis adalah sesuai dengan didasarkan pada hukum ketentuan syariah. atau aturan suatu agama.

Melarang bunga dalam Pembiayaan tidak berorientasi Pembiayaan berorientasi pembiayaan pada bunga dan didasarkan pada bunga dan ada pada prinsip pembelian dan bunga tetap atau penjualan aset, dimana harga bergerak yang dikenakan pembelian termasuk profit kepada orang yang margin dan bersifat tetap dari menggunakan uang. semula

Melarang bunga pada Penyimpanan tidak berorientasi Nasabah berorientasi penyimpanan pada bunga tetapi pada pada bunga dan investor pembagian keuntungan atau diyakinkan untuk kerugian dimana investor dibagi menentukan dari semua persentase keuntungan yang tingkat bunga dengan tetap ketika hal itu terjadi.Bank jaminan pembayaran memperoleh kembali hanya dari kembali pokok bagian keuntungan atau pembayaran. kerugian dari bisnis yang dia ambil bagian selama periode aktivitas dari usaha tersebut.

Pembagian Bank menawarkan kesamaan Tidak secara umum pembiayaan dan risiko pembiayaan untuk suatu menawarkan tapi yang sama usaha/proyek. Kerugian dibagi memungkinkan untuk berdasarkan persentase bagian perusahaan modal yang disertakan, sedangkan venture dan investment keuntungan berdasarkan banks. Umumnya mereka persentase yang sudah mengambil bagian dalam ditentukan diawal. manajemen.

Restrictions Bank Islam dibatasi untuk Tidak ada pembatasan. (Pembatasan) mengambil bagian dalam aktivitas eknomi yang sesuai dengan Syariah.

Universitas Sumatera Utara 27

Lanjutan Tabel 2.1 Sistem Bank Karakteristik Sistem Bank Syariah Konvensional Zakat Bank tidak boleh membiayai Tidak berhubungan bisnis yang terlibat dalam dengan zakat. perjudian dan penjualan minuman keras.Dalam sistem bank Islam yang modern, salah satu fungsinya adalah mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Penalty on Default Tidak mengenakan tambahan Biasanya dikenakan uang dari kegagalan tambahan biaya (dihitung membayar.Catatan: beberapa dari tingkat bunga) pada negara muslim mengijinkan kasus kegagalan mengumpulkan biaya penalty membayar. dan dibenarkan sebagai biaya yang terjadi atas pengumpulan pinalti biasanya satu persen dari jumlah cicilan. Melarang Gharar Transaksi dari kegiatan yang Perdagangan dan mendukung unsur perjudian dan perjanjian dari segala spekulasi sangat dilarang. jenis derivative atau yang Contoh: transaksi derivative mengandung unsur dilarang karena mengandung spekulasi diizinkan. unsur spekulasi. Customer Relations Status bank dalam berelasi Status bank dalam dengan clients sebagai berelasi dengan sebagai partner/investor dan kreditor dan debitor. entrepreneur/pengusaha. Syariah Supervisiory Setiap bank harus memiliki Tidak dibutuhkan Board Syariah Supervisory Board permintaan ini. untuk meyakinkan bahwa semua aktivitas bisnis adalah sejalan dengan tuntutan Syariah. Sumber: (Rivai & Arivin, 2010)

Perbedaan lain antara bank syariah dengan bank konvensional juga terletak pada sistem bagi hasil dengan bunga. Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil.Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang.Dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung resiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian.Sebaliknya, pembungaan uang

Universitas Sumatera Utara 28 adalah aktivitas yang tidak memiliki resiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal. Adapun perbedaan antara bunga dan bagi hasil dapat dijelaskan dalam Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi Hasil (Syariah) dengan Bunga (Konvensional)

Sistem Bagi Hasil (Bank Bunga No Aspek Syariah (Bank Konvensional)

1 Penentuan Setelah berusaha dan Sebelum memperoleh besarnya hasil memperoleh laba laba

2 Kesepakatan Proporsi pembagian untuk Penentuan besarnya awal antar setiap pihak, missal 50:50, bunga dalam Rupiah pihak 40:60, dan lain-lain 3 Risiko Ditanggung kedua belah Hanya ditanggung oleh terjadinya pihak, yaitu lembaga dan nasabah, sehingga kerugian nasabah, sehingga risiko risiko yang dihadapi yang dihadapi adalah risiko adalah risiko likuiditas, likuiditas dan risiko kredit risiko kredit dan risiko fluktuasi tingkat bunga

4 Dasar Berdasarkan potensi laba Berdasarkan dana yang perhitungan yang dapat diperoleh dipinjamkan, berjumlah (meskipun belum tentu tetap (fixed) terjadi)

5 Fokus Keberhasilan usaha menjadi Berdasarkan bunga perhatian perhatian kedua belah pihak, yang harus dibayar yaitu bank dengan nasabah, termasuk nasabahnya pokoknya

6 Persentase Berdasarkan proporsi Berdasarkan persentase (%) dikalikan potensi laba yang dari jumlah pinjaman belum diketahui yang telah diketahui denga pasti. Sumber: (Hendro & Rahardja, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia, 2014)

2.1.6 Analisis Rasio CAMEL

Rasio keuangan merupakan ekspresi hubungan antara angka-angka laporan keuangan sehingga menghasilkan informasi yang lebih bermakna.Analisis rasio keuangan ini merupakan salah satu perwujudan ketentuan Statement of Financial

Universitas Sumatera Utara 29

Accounting Concept(SFAC) No. 1, yang pada intinya menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan yang rasional.

Menurut Sujerweni (2017) analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan necara maupun rugi laba. Analisis rasio keuangan ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan diantara akun-akun dalam laporan keuangan, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Tujuan untuk melakukan analisis rasio keuangan adalah untuk dapat membantu perusahaan dalam memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam penerapannya di dunia perbankan, diperlukan penilaian kinerja melalui tingkat kesehatan bank sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Perbankan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut Bank Indonesia memberikan petunjuk pelaksanaan berupa Surat Edaran No Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12

April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan metode CAMEL.

Penilaian kesehatan bank menggunakan metode CAMEL yang menggunakan penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada lima faktor, yaitu capital, assets, management, earning, dan liquidity. Untuk lebih mengenal metode CAMEL, berikut ini akan dijelaskan untuk masing-masing komponen beserta perhitungannya.

Universitas Sumatera Utara 30

1. Capital (Rasio Kecukupan Modal)

Menurut Rivai & Arivin (2010)rasio kecukupan modal merupakan analisis

yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyediaan modal minimum

bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan bank untuk

memenuhi kewajiban-kewajiban ketika terjadi likuidasi.

Rasio permodalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital

adequancy ratio). CAR merupakan rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan

pengembangan usaha serta menampung kerugian yang diakibatkan oleh

aktivitas yang dilakukannya(Latumaerissa, Manajemen Bank Umum, 2014).

Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan bank dapat beroperasi

dan menciptakan laba. Besarnya modal suatu bank juga akan mempengaruhi

kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Dengan kata lain semakin

tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank(Rivai & Arivin, 2010)

Adapun rumus CAR menurut Sujerwani (2017: 97) adalah sebagai berikut:

= × 100%

Apapun kriteria penilaian rasio CAR dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Capital Adequeency Ratio (CAR) Kriteria Hasil Rasio Sangat Baik CAR ≥ 12% Baik 9% ≤CAR < 12% Cukup Baik 8% ≤CAR < 9% Kurang Baik 6% ≤CAR < 8% Tidak Baik CAR ≤ 6% Sumber: (Rivai & Arivin, 2010)

Universitas Sumatera Utara 31

2. Asset Quality (Rasio Kualitas Aktiva Produktif)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva

Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta

asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,

komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.

MenurutJahja & Iqbal (2011)rasio kualitas aktiva produktif diwakili oleh

aktiva produktif bermasalah atau non performing loan (NPL) atau dalam

perbankan syariah digunakan istilah non performing financing (NPF).

NPL/NPF merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur tingkat

permasalahan kredit/pembiayaan yang dihadapi oleh bank.NPL dapat

meningkat akibat dari kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh bank cukup

tinggi.Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan/kredit

bank semakin buruk. NPL/NPF menurut Rivai & Arivin (2010)dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

/ ℎ / = × 100% ℎ /

Kriteria penilaian rasio NPL/NPF dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Non Performing (NPL/NPF) Kriteria Hasil Rasio Sangat Baik NPL/F < 2% Baik 2% ≥ NPL/F< 5% Cukup Baik 5% ≥ NPL/F< 8% Kurang Baik 8% ≥ NPL/F< 12% Tidak Baik 12% ≤ NPL/F Sumber: (Rivai & Arivin, 2010)

Universitas Sumatera Utara 32

3. Manajemen

Menurut Sujerweni (2017) manajemen adalah kegiatan manusia untuk

memimpin dan mengawasi bekerjanya badan usaha.Manajemen ini terpusat pada

administrasi dan mengintegrasi manusia, material, dan uang ke dalam suatu unit

operasi yang efektif, mengawasi berbagai kegiatan dalam perusahaan.

a. Manajemen Umum

Faktor manajemen umum terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu:

1) Manajemen Strategi

2) Manajemen Struktural

3) Manajemen Sistem

4) Manajemen Kepemimpinan

b. Manajemen Risiko

Faktor manajemen risiko terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu faktor:

1) Manajemen Likuiditas

2) Manajemen Kredit

3) Manajemen Operasional

4) Manajemen Hukum

5) Manajemen Pemilik/Pengurus

4. Earning (Rasio Rentabilitas)

Penilaian rentabilitas (Earnings) didasarkan pada kemampuan bank dalam

menciptakan laba. Perhitungan rentabilitas dalam penelitian ini menggunakan

tiga rasio, yaitu:

a. Return onAsset(ROA)

Universitas Sumatera Utara 33

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai

perusahaan Hanafi & Halim (2014).Semakin besar ROA suatu bank,

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset.

Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan

manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan

pendapatan dana tau menekan biaya. Menurut Sujerweni (2017)rasio

ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= × 100% ℎ

Kriteria penilaian rasio ROA dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Rasio Return on Aset (ROA)

Kriteria Hasil Rasio Sangat Baik ROA > 1,5% Baik 1,25% < ROA ≤ 1,5% Cukup Baik 0,5% < ROA ≤ 1,25% Kurang Baik 0% < ROA ≤ 0,5% Tidak Baik ROA ≤ 0 % Sumber: (Rivai & Arivin, 2010) b. Return on Equity (ROE)

Menurut Rivai & Arivin (2010)ROE adalah perbandingan antara laba

bersih setelah pajak dengan modal sendiri (equity) merupakan indikator

yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang

dikaitkan dengan pembayaran dividen.

Universitas Sumatera Utara 34

Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang

bersangkutan yang selanjutnya dikaitkan dengan peluang kemungkinan

pembayaran dividen (terutama bagi bank yang telah go public).Semakin

besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam

menghasilkan laba pemegang saham semakin besar. MenurutRivai &

Arivin(2010), rumus ROA adalah sebagai berikut:

ℎ = × 100%

Kriteria penilaian rasio ROA dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut:

Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Rasio Return on Equity (ROE) Kriteria Hasil Rasio Sangat Baik ROE > 50% Baik 35% ≤ ROE < 50% Cukup Baik 20% ≤ ROE < 35% Kurang Baik 5% ≤ ROE < 20% Tidak Baik ROE < 5% Sumber: (Rivai & Arivin, 2010) c. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi

operasional dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya

yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti

sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham.Efisiensi

operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk

menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya

dengan tepat guna.

Pada penelitian ini variabel BOPO diambil sebagai salah satu variabel

Universitas Sumatera Utara 35

atau faktor yang mewakili penilai kinerja keuangan bank dari sisi

rentabilitas.BOPO merupakan perbandingan anatara biaya operasional

dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam menunjang kegiatan operasionalRivai & Arivin

(2010). Semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan lebih

baik, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan

yang diterima. Menurut Sujerweni (2017)rasio BOPO dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

= × 100%

Kriteria penilaian rasio BOPO dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut:

Tabel 2.7 Kriteria Penilaian Rasio BOPO Kriteria Hasil Rasio Sangat Baik BOPO ≤ 83% Baik 83% < BOPO ≤ 85% Cukup Baik 85% < BOPO ≤ 87% Kurang Baik 87% < BOPO ≤ 89% Tidak Baik BOPO > 89% Sumber: (Rivai & Arivin, 2010)

5. Liquidity (Rasio Likuiditas)

Menurut Sujerweni (2017)rasio likuiditas dapat dihitung dengan

menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) atau dalam

perbankan syariah digunakan istilah Financing to Deposite Ratio

(FDR). Rasio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank

dalam membayar kembali kewajiban kepada nasabah yang telah

menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan

Universitas Sumatera Utara 36 kepada para debitur (Martono, 2002).

Likuiditas (Liquidity) suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Demi menjaga kepercayaan nasabah dan masyarakat umumnya, bank harus selalu siap memenuhi/membayar kembali.Kriteria penilaian rasio

LDR/LDF dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut:

Tabel 2.8 Kriteria Penilaian Rasio LDR/LDF

Kriteria Hasil Rasio Baik ≤94,75% Cukup Baik ≥94,75% - < 98,50% Kurang Baik ≥ 98,50% - < 102,25% Tidak Baik >102,25% Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Tingkat Kesehatan Bank (dalam Sujerwani, 2017: 101)

Semakin tinggi LDR/FDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR/FDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Jika rasio

LDR/FDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat

(dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif). Bank selalu berusaha untukmenjaga tingkat likuiditasnya dalam upaya meningkatnya laba, sehingga kinerja keuangan bank tersebut akanbaik jika dilihat dari aspek likuiditasnya. Menurut Sujerweni

(2017)rasio LDR dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara 37

/ = × 100% ℎ

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.9 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabek Metode No Hasil Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian 1 Wahyuni Analisis 1. CAR Independent 1. Kinerja bank dilihat Molli, Perbandingan 2. NPL Sampel T- dari rasio Ririn Eka Kinerja 3. ROA Test CAR,NPL, ROA Efriza Keuangan Bank dan ROE pada (2017) Syariah Dengan 4. ROE bank syariah lebih Bank 5. BOPO baik dibandingkan Konvensional di 6. FDR/LDR dengan bank Indonesia konvensional 2. Kinerja bank dilihat dari rasio BOPO dan LDR/FDR pada bank konvensional lebih baik

2 Mardiah Analisis 1. CAR Independent 1. Bank Umum Ainul Perbandingan 2. ROA sample t-test Konvensional lebih (2016) Kinerja 3. LDR/FDR baik kinerjanya Keuangan Bank dilihat dari rasio Umum Syariah 4. BOPO CAR,ROA,BOPO dan Bank Umum 5. NPL dan NPL Konvensional di 2. Bank Umum Indonesia Syariah lebih baik (Tahun 2011- kinerjanya dilihat 2013) dari likuiditas yaitu rasio FDR/LDR

3 Rafiqul Determining 1. Capital Trend 1. Kinerja keuangan Islam BankPerformanc Ratio analysis bank syariah lebih Rafiq e using CAMEL 2. Tier-1 baik dari kinerja (2016) rating: 3. ROA keuangan bank Acomparative konvensional Study on 4. ROE dilihat dari rasio Selected Islamic 5. Cost to modal, Tier-1, dan and income pertumbuhan total Conventional ratio deposit. Bank in 6. Growth in 2. ROA, ROE dan Bangladesh total Cost to income Deposits ratio pada bank syariah lebih rendah dibandingkan bank konvensional.

Universitas Sumatera Utara 38

Lanjutan Tabel 2.9

Nama Judul Variabek Metode No Hasil Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian 4 Hedriche Bank 1. CAR Independent 1. Kinerja keuangan Manel Performance 2. NPL Sample T- bank syariah lebih (2015) Determinants: 3. ROA Test and baik dari kinerja Comparative Anova Test keuangan bank Analysis 4. ROE konvensional Between 5. LDR dilihat dari rasio Conventional CAR, NPL, ROA, and Islamic ROE 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional dilihat dari rasio LDR. Namun rasio LDR bank syariah lebih baik dari bank konvensional

5 Sukmana Islamic Bank vs 1. CAR Paired 1. Terdapat Raditya Conventional 2. ROA Sampled t- perbedaan (2015) Banks in 3. BOPO test signifikan kinerja Indonesia: An keuangan bank Analysis on 4. NPL umum Financial 5. LDR konvensional dan Performance bank umum syariah dilihat dari rasio CAR, ROA, BOPO dan NPL dan kinerja perbankan konvensional lebih baik dibandingkan bank syariah 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rasio LDR bank konvensional dan syariah

6 Afriany Analisis 1. ROA Independent 1. Rasio ROA, LDR, Utami Perbandingan 2. LDR sample t-test QR dan CAR (2013) Bank 3. QR perbankan syariah Konvensional lebih baik Dan Bank 4. CAR dibandingkan Syariah Dengan 5. NPL dengan perbankan Menggunakan 6. BOPO konvensional. Rasio Keuangan 2. Rasio NPL dan BOPO perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah pada periode penelitian.

Universitas Sumatera Utara 39

Lanjutan Tabel 2.9

Nama Judul Variabek Metode No Hasil Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian 7 Jahja Adi Analisis 1. CAR Independent 1. Kinerja bank dilihat Susilo Perbandingan 2. NPL Sampel T- dari rasio CAR, dan Kinerja 3. ROA Test NPL, dan BOPO Muhamm Keuangan pada bank ad Iqbal Perbankan 4. ROE konvensional lebih (2012) Syariah dengan 5. BOPO baik dibandingkan Perbankan 6. FDR/LDR dengan bank Konvensional syariah 2. Kinerja bank dilihat dari rasio ROA, ROE, dan FDR/LDR pada bank syariah lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional

8 Khan Evaluating the 1. ROA Independent 1. Terdapat Kashif Financial 2. ROE Sampel T- perbedaan yang Muhamm Performance of 3. EPS Test signifikan antara ad Islamic and kinerja keuangan 4. LDR (2012) Conventional bank syariah dan Banks of 5. CPIDR bank konvensional Pakistan: A 6. LAR dilihat dari ROA, Comparative ROE, EPS, LDR, Analysis CPIDR, dan LAR 2. Secara keseluruhan kinerja bank syariah lebih baik dibandingkankonve nsional

9 Jaffar Performance 1. DER Trend 1. Kinerja bank dilihat Muhamm Comparison of 2. CAR analysis dari rasio DER, ad, Irfan Islamic and 3. UNCOL CAR Loan to asset Manarvi Conventional ratio ratio dan deposito banks in asset ratio pada (2011) 4. Loan loss Pakistan bank syariah lebih average baik ratio 2. Kinerja bank dilihat 5. Operating dari operating expense expense ratio, cost ratio, per money lent 6. Cost per ratiodan ROA bank money lent konvensional lebih ratio 3. Kinerja bank dilihat 7. ROA dari UNCOL ratio 8. Loan to dan Loan Loss asset ratio average ratio tidak 9. Deposit to terdapat asset ratio perbedaan yang signifikan.

Universitas Sumatera Utara 40

Lanjutan Tabel 2.9

Nama Judul Variabek Metode No Hasil Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian 10 Witjaksono Analisis 1. CAR Uji F dan 1. Kinerja bank dilihat Armanto, Komparatif 2. NPL Independent dari rasio CAR Anis Kinerja 3. ROA Sampel T- bank konvensional Yunistriani Keuangan Test lebih baik ROE (2011) Antara Bank dibandingkan bank Syariah dan 4. FDR/LDR syariah Bank 2. Kinerja bank Konvensional syariah dilihat dari Berdasarkan rasio NPL dan Metode FDR/LDR bank CAMEL syariah lebih baik dibandingkan bank komvensional 3. Kinerja bank dilihat dari rasio ROA dan ROE bank konvensional dan bank syariah tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sumber: Diolah dari berbagai referensi

2.3 Kerangka Konseptual

Sinyal-sinyal yang disampaikan oleh manajemen berupa laporan keuangan dapat digambarkan melalui rasio keuangan. Analisis laporan keuangan bermanfaat membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan, serta yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah peningkatan kinerja perusahaam.

Penelitian ini berkonsentrasi pada perbandingan kinerja bank umum konvensional dengan bank umum syariah melalui analisis CAMEL, yaitu analisis kinerja dengan menghitung besarnya rasio-rasio keuangan. Pada penelitian ini digunakan rasio permodalan (solvabilitas), rasio kualitas aktiva produktif, rasio rentabilitas (earning), dan rasio likuiditas (liquidity). Adapun penelitian ini berfokus pada rasio kuantitatif sehingga aspek manajemen tidak digunakan.

Universitas Sumatera Utara 41

2.3.1 Perbedaan Tingkat Permodalan (Capital) Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Menurut Saputra (2016)pada dasarnya setiap bank akan selalu berusaha untuk meningkatkan jumlah dana sendiri, selain untuk memenuhi kewajiban menyediakan modal minimum (CAR) juga untuk memperkuat kemampuan ekspansi dan bersaing. Kemampuan setiap bank untuk meningkatkan modal akan tercermin dari besarnya CAR bank tersebut. Hal ini merupakan salah satu ukuran tingkat kemampuan dan kesehatan suatu bank, yang akhirnya akan meningkatkankepercayaan masyarakat terhadap suatu bank baik bank syiarh maupun konvensional di dalam dan luar negeri.

Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal yang penting karena islam secara tegas melarang penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan socialekonomi Islam.

Berkaitan dengan hal diatas, maka prinsip yang dianut bank syariah dalam penghimpunan dana pada produk giro menggunakan prinsip wadiah (titipan), pada produk tabungan menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah (bagi hasil), kemudian pada produk deposito menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah Rivai & Arivin (2010). Prinsip-prinsip tersebutlah yang menjadikan sumber modal bank syariah berbeda dengan bank konvensional sehingga mempengaruhi nilai CAR pada masing-masing bank.

Penelitian terdahulu Wahyuni & Efriza (2017)meneliti hal yang sama

Universitas Sumatera Utara 42 dengan hasil penilitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.

2.3.2 Perbedaan Tingkat Kualitas Aktiva Produktif Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Kualitas Aktiva Produktif menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dankontijensi pada transaksi rekening administratif. Kualitas Aktiva Produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur serta kemampuan membayar.

Rasio Kualitas Aktiva Produktif (Assets) yang digunakan pada bank konvensional adalah NPL. Menurut Ismail (2009)NPL adalah kredit yang menunggak melebihi 90 hari. NPL terbagi menjadi kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.Adapun pada bank syariah digunakan rasio NPF.NPF menurut Rivai & Arivin (2010)merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank.Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bank semakin buruk kinerjanya.

NPF pada bank syariah timbul karena masalah yang terjadi dalam proses persetujuan pembiayaan diberikan sedangkan NPL timbul karena masalah yang terjadi dalam proses persetujuan kredit diberikan. Namun juga NPF dan NPL terjadi pada sistem yang berbeda.Sistem perbankan syariah memiliki faktor fundamental yang dapat menahan timbulnya NPF agar tidak meluas, tetapi sistem

Universitas Sumatera Utara 43 perbankan konvensional memberikan peluang yan lebih besar untuk terjadinya

NPL (Herijanto, 2012).

Penelitian terdahulu Mardiah (2016)meneliti hal yang sama dengan hasil penilitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio NPL/NPF maka kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian tersebut, kinerja keuangan dilihat dari rasio NPL/NPF bank umum konvensional lebih baik dibandingkan dengan bank umum konvensional.

2.3.3 Perbedaan Tingkat Profitabilitas Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Menurut Rivai & Arivin (2010)pada bank syariah dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, tidak dibenarkan adanya unsur bunga karena bunga adalah riba yang diharamkan sehingga bank syariah mengganti bunga yang merupakan sumber pendapatan penghasil laba pada bank konvensional dengan akad-akad seperti mudharabah, mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah yang jelas diperboleh dalam dalam ajaran agama islam. Hal tersebutlah yang menjadikan tingkat profitabilitas antara bank umum konvensional dan bank umum syariah berbeda sehingga bank umum konvensional dan bank umum syariah dapat diperbandingkan pada aspek profitabilitasnya.

Ukuran rasio rentabilitas (earning) diwakili ole Return on Asset (ROA) untuk melihat kemampuan manajemen bank dalam menciptakan laba dari pengelolaan aset

Rivai & Arivin (2010).Selanjutnya rasio rentabilitas yang digunakan adalah ROE, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

Universitas Sumatera Utara 44 memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan Syahyunan

(2015).Terakhir rasio BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank (Rivai & Arivin, 2010).

Berikut ini penelitian-penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan

ROA, ROE, dan BOPO antara kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah.Mardiah (2016) meniti tentang “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia (Tahun 2011-

2013)” dan menemukan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA dan BOPO.Dalam hal ini bank umum konvensional lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio ROA dan BOPO. Rafiqul (2016) meneliti hal yang sama dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio ROA dan ROE maka kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah terdapat perbedaan yang signifikan.

2.3.4 Perbedaan Tingkat Likuiditas Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Ukuran likuiditas bank umum konvensional diwakili oleh Loan to Deposit

Ratio (LDR) adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjama nasabahnya. Rasio ini menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Adapun pada bank umum syariah ukuran likuiditas diwakili oleh Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank (Nugroho, 2011).

Universitas Sumatera Utara 45

Dalam pengukurannya, rasio ini merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Dikarenakan deposito, giro dan tabungan pada bank syariah menggunakan prinsip-prinsip islam yaitu mudharabah, mudharabah muthlaqa, mudharabah muqayyah, serta wadiah. Hal tersebutlah yang membedakan tingkat likuiditas antara bank syariah dengan bank konvensional.

Menurut hasil penelitian Jahja & Iqbal(2011) menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio LDR/LDF maka kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah terdapat perbedaan yang signifikan.Dalam hal ini bank umum syariah lebih baik kinerjanya dilihat dari tingkat likuiditasnya yang diwakili oleh rasio LDR/LDF.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kinerja Keuangan Bank Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional: Umum Syariah:  CAR  CAR  NPL  NPF

 ROA  ROA  ROE  ROE

 BOPO  BOPO  LDR  FDR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah

Universitas Sumatera Utara 46 dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio NPL/NPF

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA

4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE

5. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO

6. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio LDR/FDR

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan

Sugiyono(2014).Penelitian komparatif menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian, yang kemudian dibandingkan guna mencari perbedaan antara kedua atau lebih objek yang diteliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia melalui media internet dengan situs www.bi.go.iddan website masing-masing perusahaan.Waktu penelitian direncanakan dari Maret 2018 sampai Juli 2018.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dilihat dari rasio

CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, dan LDR/LDF.

2. Objek penelitian ini adalah bank umum konvensional dan bank umum syariah

yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2012-2017.

3.4 Defenisi Operasional Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan yaitu rasio keuangan yang meliputi

Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio kecukupan modal), Non Performing

Loan/Financing (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset dan

47

Universitas Sumatera Utara 48

Return on Equity, serta Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional

(mewakili rasio rentabilitas), dan Loan/Financing to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas).Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel

Skala Variabel Definisi Parameter Ukur Mengukur kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluanpengemba Capital ngan usahaserta Adequacy Rasio menampungkerugian = × 100% Ratio (CAR) yangdiakibatkan oleh aktivitas yang dilakukannya (Latumaerissa, 2014:60) Mengukur tingkat ℎ = permasalahan kredit/pembiayaan × 100% Non Performing yang dihadapi oleh Loan/Financing suaru bank. (Rivai Rasio (NPL/NPF) dan Arivin, 2010: ℎ = 858) × 100% Mengukur Kemampuan perusahaan menghasilkan laba Return on dengan = × 100% Rasio Asset (ROA) menggunakan total ℎ aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan (Mamduh dan Halim, 2014:157) Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba Return on yang tersedia bagi ℎ = × 100% Rasio Equity (ROE) pemegang saham perusahaan (Syahyunan, 2014: 106)

Lanjutan Tabel 3.1

Universitas Sumatera Utara 49

Skala Variabel Definisi Parameter Ukur Beban Mengukur tingkat Operasional efisiensi kegiatan dibagi operasi bank (Rivai = × 100% Rasio Pendapatan dan Arivin, 2010: Operasional 868) (BOPO) Loan/Financi Mengukur tingkat = × 100% ng to Deposit pembiayaan ℎ Ratio terhadap dana Rasio (LDR/FDR) pihak ketiga yang diterima oleh bank = × 100% (Nugroho, 2011) ℎ Sumber: Data diolah, 2017

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan(Sugiyono, 2014).Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum konvensional dan bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2012 sampai 2016. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 115 bank umum yang terdiri atas 102 bank umum konvensional dan 13 bank umum syariah.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif Sugiyono (2014).Peneliti menentukan metode pemilihan sampel berdasarkan metode Purposive Samping. Purposive Samping adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono(2014).Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian ini adalah yang masuk ke dalam kriteria berikut:

Universitas Sumatera Utara 50

Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian No Kriteria Jumlah Jumlah Populasi 115 - 102 bank umum konvensional - 13 bank umum syariah 1 Keseluruhan bank umum syariah yang tidak menerbitkan laporan (20) keuangan selama periode pengamatan yaitu tahun 2012 sampai dengan 2017

2 Bank umum konvensional dengan total aset tidak mendekati ukuran (46) bank umum syariah yaitu: - Kelompok 1 dengan total aset Rp 1 triliun sampai dengan 27 triliun - Kelompok 2 dengan total aset Rp 28 triliun sampai dengan 54 triliun - Kelompok 3 dengan total aset Rp 55 triliun sampai dengan 81 triliun Jumlah bank umum yang dijadikan sampel penelitian, terdiri dari: 47 - 36 bank umum konvensional - 11 bank umum syariah

Total observasi penelitian (6 tahun pengamatan) 282 Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah bank umum syariah sebanyak 11 perusahaan dan sampel

bank umum konvensional terdiri dari 36 perusahaan yang memiliki total aset

mendekati ukuran bank syariah. Dalam penelitian ini bank yang dijadikan

sampel kemudian dibagi kedalam tiga kelompok bank dengan

mempertimbangkan total asetnya.

Bank umum syariah dan bank umum konvensional yang dikategorikan

pada kelompok 1 merupakan bank yang memiliki total aset mulai dari Rp 1 triliun

sampai dengan Rp 27 triliun. Daftar bank yang memenuhi kriteria tersebut

teradapat pada Tabel 3.3 seperti berikut:

Universitas Sumatera Utara 51

Tabel 3.3 Daftar Bank Kelompok 1 (dalam Jutaan Rupiah)

No Bank Umum Syariah Total Aset 1 Bank Panin Dubai Syariah 8,629,275 2 Bank BJB Syariah 7,713,558 3 Bank Syariah Bukopin 7,287,487 4 Bank Mega Syariah 7,013,401 5 Bank BCA Syariah 5,961,200 6 Bank Victoria Syariah 2,005,040 7 May Bank Syariah 1,413,996 No Bank Umum Konvensional Total Aset 1 Bank QNB Indonesia 1906, Tbk 24,635,233 2 Bank ICBC Indonesia 26,087,043 3 Bank JTrust Indonesia 17,171,181 4 Bank Multuiarta Sentosa 10,661,844 5 Bank Resona Perdania 14,257,379 6 Bank Bumi Arta Tbk 6,978,457 7 6,054,845 8 Bank Sukteng 5,293,808 9 Bank Ganesha Tbk 4,573,742 10 Bank Agris 3,892,516 11 Index Selindo 7,251,699 12 Bank Lampung 5,979,451 13 Bank Banten 7,658,924 14 Bank of India Indonesia 4,512,020 15 Master Bank 2,345,641 16 Bank Dinar Indonesia, Tbk 2,535,111 17 Bank Harda Internasional 2,458,824 18 Bank Jasa 5,499,853 19 Bank Yudha Bhakti, Tbk 5,004,795 20 Bank Mitra Niaga 2,494,412 21 Bank Ina Perdana,Tbk 3,123,345 22 Bank Shinhan Indonesia 8,357,387 23 Bank Sahabat Sampoerna 8,210,637 24 Bank Oke Indonesia 2,108,277 Sumber: Laporan Keuangan (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara 52

Bank umum syariah dan bank umum konvensional yang dikategorikan pada kelompok 2 merupakan bank yang memiliki total aset mulai dari Rp 28 triliun sampai dengan Rp 54 triliun yaitu terdiri atas:

Tabel 3.4 Daftar Bank Kelompok 2

No Bank Umum Syariah Total Aset 1 Bank BNI Syariah 34,828,327 2 Bank BRI Syariah 31,543,384 No Bank Umum Konvensional Total Aset 1 Bank Sinarmas 30,404,078 2 Bank ANZ Indonesia 31,419,335 3 30,500,876 4 Bank Keb Hana Indonesia 39,266,155 5 Bank Victoria Internasional 28,825,609 6 Bank Artha Graha Internasional 27,727,008 Sumber: Laporan Keuangan (Data Diolah)

Bank umum syariah dan bank umum konvensional yang dikategorikan pada kelompok 3 merupakan bank yang memiliki total aset mulai dari Rp 55 triliun sampai dengan Rp 81 triliun yaitu terdiri atas:

Tabel 3.5 Daftar Bank Kelompok 3

No Bank Umum Syariah Total Aset 1 Syariah 78,831,772 2 Indonesia 61,696,919 No Bank Umum Konvensional Total Aset

1 Bank DBS Indonesia 65,422,803 2 Bank 63,227,925 3 Bank Sumitomo 76,587,776 4 , N.A. 76,122,237 5 Bank Mayapada Internasional 74,745,570 6 BPD Jawa Tengah 61,466,427 Sumber: Laporan Keuangan (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara 53

3.6 Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data penelitian berupa data sekunder yang diambil dari situs resmi perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel.Data sekunder merupakan data yang biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasi kepada masyarakat pengguna data untuk digunakan. Sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi(Sugiyono, 2014).

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data perusahaan dan laporan keuangan bank yang bersangkutan.Data ini berasal dari hasil publikasi dari internet dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah

1. Studi Pustaka, yaitu penelitian ini mengumpulkan data dan teori yang relevan

terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka

terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan

penelitian terdahulu.

2. Metode dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang

mempelajari dan menggunakan informasi dari laporan keuangan bank pada

tahunn 2012-2017 yang dipublikasikan melalui websitewww.ojk.co.id dan

web masing-masing bank.

Universitas Sumatera Utara 54

3.8 Teknik Analis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data dikumpulkan, diklarifikasikan, dikelompokkan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga dapat memberikan gambaran mengenai objek yang dibahas.Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data atau membuat ringkasan data dalam analisis data (Sugiyono, 2014).

3.8.2 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013) uji normalitas digunakan untuk menguji apakah populasi data mempunyai distribusi normal ataukah tidak.Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal.Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik nonparametrik.

Dalam pembahasan ini digunakan uji One Sample Kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

1. Jika probabilitas ≥ 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Apabila data variabel terdistribusi normal maka digunakan pengujian hipotesisis dengan metodeparametrik yaitu ujibedaIndependent Samples t-Test.

Namun apabila data variabel tidak terdistribusi normal maka digunakanpengujian

Universitas Sumatera Utara 55 hipotesis nonparametrik yaitu uji beda Mann-Whitney.

3.8.3 Uji Homogenitas

Menurut Ghozali (2013) tujuan dari uji homogenitas ini adalah untuk melihat apakah dalam dua grup atau populasi terdapat kesamaan varians. Uji ini diperlukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan dengan asumsi populasi yang sama atau berbeda pada uji hipotesis. Proses uji homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji Lavene’s Test. Data dikatakan homogen jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Jika –Ftabel > Fhitung > +Ftabelsignificant sebesar 0,05, maka dikatakan

kedua populasi memiliki varians yang sama, dan untuk uji hipotesis juga akan

digunakan asumsi varians populasi yang sama (equal variance assumed).

2. Jika –Ftabel < Fhitung < +Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas >level of

pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05, maka

dikatakan kedua populasi memiliki varians yang berbeda, dan untuk uji

hipotesis akan digunakan asumsi varians populasi yang berbeda (equal

variance not assumed).

3.9 Uji Hipotesis

3.9.1 Uji Dua Sampel Tidak Berhubungan (Uji t-Test)

Menurut Ghozali (2013) tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji bedat-test.

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan

Universitas Sumatera Utara 56 memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Tujuan uji bedat-test adalah membandingkan rata-rata (mean) yang sama atau tidak sama secara signifikan.

Hipotesis statistik yang diajukan adalah: H1: μ1 ≠ μ2: ada perbedaan

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah) adalah:

1. H0 diterima apabila –ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas ≥ level of significant sebesar 0,05.

2. H0 ditolak (H1 diterima) apabila thitung ≥ –ttabel dan thitung ≥ +ttabel, pada

α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05.

3.9.2 Uji Beda Mann-Whitney

Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda Mann-Whitney pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji bedaMann-Whitney dilakukan apabila data variabel tidak terdistribusi normal. Adapun Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah) adalah:

1. H0 diterima apabila probabilitas ≥ 0,05

2. H0 ditolak (H1 diterima) apabila probabilitas < 0,05

3.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perbankan

4.1.1 Bank Umum Konvensional

1. PT Bank Mayapada Internasional, Tbk

PT. Bank Mayapada International, Tbk dibentuk pada 7 September 1989 di

Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada 10

Januari 1990, kemudian mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16

Maret 1990. Sejak 23 Maret 1990 Perusahaan resmi menjadi bank umum,

yang diikuti perolehan ijin dari Bank Indonesia sebagai bank devisa pada

tahun 1993. Pada tahun 1995 Bank berubah nama menjadi PT. Bank

Mayapada Internasional, Tbk, setelah itu tahun 1997 mengambil inisiatif

untuk go public dan hingga sekarang dikenal dengan nama PT. Bank

Mayapada Internasional, Tbk.

2. PT Bank of India Indonesia, Tbk

PT Bank of India Indonesia, Tbk berawal dari sebuah bank pasar bernama

Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun

1984, kepemilikan Bank diambil alih oleh Keluarga Chugani yang

menumbuh-kembangkan Bank ini sehingga pada tanggal 2 September 1989,

Bank Pasar Swadesi meningkatkan statusnya dan secara resmi beroperasi

menjadi Bank Umum dengan nama Bank Swadesi. Pada tahun 1990, Bank

Swadesi melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank

Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang berkedudukan di Surakarta

57

Universitas Sumatera Utara 58

untuk dapat membuka kantor cabang di Jakarta. Pada tahun 1992 Bank

Swadesi memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjalankan usaha

sebagai pedagang valuta asing.

3. PT Bank Shinhan Indonesia

Shinhan Bank, yang telah menetapkan standar baru dengan tantangan yang

terus menerus dan berinovasi dalam industri perbankan Korea, dan CHB,

sebuah industri yang telah lama berdiri di Korea, menjadi satu pada tanggal 1

April 2006 dan Shinhan Bank Terpadu diluncurkan dengan moto "Financial

Pride of Korea, THE BANK - Shinhan". April 2007 memulai proses merger

dan akuisisi di Indonesia.

4. PT Bank Sinarmas, Tbk

PT Bank Sinarmas Tbk. didirikan pada 18 Agustus 1989 berdasarkan Akta

No. 52 tanggal 18 Agustus 1989 dari Buniarti Tjandra, S.H., Notaris di

Jakarta, dengan nama PT Bank Shinta Indonesia dan telah diubah dengan

Akta No. 91 tanggal 15 September 1989 dari notaris yang sama. Bank

memperoleh status sebagai Bank Umum Devisa tahun 1995.Tahun 2005,

perjalanan Bank memasuki babak baru setelah PT Sinar Mas Multiartha

Tbk., perusahaan financial services yang berada di bawah Kelompok

Usaha Sinar Mas mengambil alih 21% saham di PT Bank Shinta

Indonesia. Pada Desember 2006 Bank berganti nama menjadi PT Bank

Sinarmas. Pergantian nama tersebut telah disetujui melalui Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa yang tertuang dalam Akta No. 1 tanggal 21

November 2006.

Universitas Sumatera Utara 59

5. PT Bank Maspion Indonesia, Tbk

PT Bank Maspion Indonesia, Tbk didirikan berdasarkan Akta No. 68 tanggal

6 November 1989 juncto Akta Perubahan No. 49 tanggal 5 Desember 1989,

keduanya dibuat di hadapan Soetjipto, S.H., Notaris di Surabaya. Setelah

memperoleh ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 30

Juli 1990, Bank Maspion mulai beroperasi secara komersial sebagai bank

umum pada 31 Agustus 1990 dan pada 28 Juli 1995 Bank Maspion

menyandang status sebagai Bank Devisa.

6. PT Bank Ganesha

Bank Ganesha berdiri sejak tahun 1991 dan mulai beroperasi sejak tanggal 30

April 1992. Bank Ganesha mendapat izin usaha sebagai bank umum dari

Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam SK No.393/KMK-013/1992

tanggal 14 April 1992, dan pada tahun 1995 status Bank Ganesha

mendapatkan persetujuan menjadi Bank Devisa, sesuai SK Bank Indonesia

No.28/66/KEP/DIR tanggal 12 September 1995. Saat ini Bank Ganesha

berkantor pusat di Jl. Hayam Wuruk No. 28 Jakarta Pusat.

7. PT Bank Index Selindo

Bank Index adalah Bank Umum Swasta nasional (BUSN) yang didirikan

di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi

memberikan jasa layanan perbankan pada tanggal 23 Agustus 1993 dengan

menempati kantor pertamanya di Jl Asemka No. 18 - 19, daerah Jakarta

Barat. Fokus usaha Bank Index adalah di sektor komersial. Di dalam

strategi pengembangan jaringan kantornya, Bank Index memprioritaskan

Universitas Sumatera Utara 60

perluasan pangsa pasar pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM),

serta membangun kerjasama pembiayaan dengan lembaga-lembaga

keuangan yang lain seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan

perusahaan Multifinance.

8. PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

Didirikan pada tahun 1989, sebagai bagian dari jaringan SMBC global, PT

Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBC Indonesia – “SMBCI”) telah

menjadi salah satu bank korporasi pertama di Indonesia. Sejak saat itu,

SMBCI telah memposisikan diri sebagai bank patungan terkemuka dengan

area utama di corporate banking dan fokus pada pelanggan korporat Jepang

berskala besar di Indonesia.Berjuang untuk menjadi “Most Preferred,

Trusted, and Leading Bank in Indonesia”, SMBCI telah memperluas

bisnisnya ke pelanggan korporat Indonesia, Badan Usaha Milik Negara dan

Perusahaan multinasional.

9. PT Bank DBS Indonesia

Didirikan pada 1989, dan menjadi bagian dari kelompok usaha DBS Group

di Singapura, PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) merupakan

salah satu bank yang telah berdiri lama di Asia. Dengan 63 jaringan

kantor, 59 ATM dan 2,900 karyawan aktif di 15 kota besar di Indonesia,

Bank DBS Indonesia telah menyediakan layanan perbankan menyeluruh

untuk korporasi, usaha kecil dan menengah (SME), dan aktivitas

perbankan konsumen.Bank DBS ini juga diakui sebagai “Best Wealth

Manager in Indonesiaoleh The Asset.

Universitas Sumatera Utara 61

10. PT Bank ANZ Indonesia

ANZ pertama kali hadir di Indonesia pada 1973. Pada tahun 1993, ANZ

Group mengambil alih 85% saham Bank Westpac di PT Westpac Panin Bank

dan mengubah nama bank campuran tersebut menjadi PT ANZ Panin Bank.

Pada 12 Januari 2012, sebagai bank campuran kami mengubah nama menjadi

PT Bank ANZ Indonesia (ANZ) yang mencerminkan peningkatan

kepemilikan saham ANZ Group pada bank ini dengan komposisi kepemilikan

saham menjadi 99% dimiliki oleh ANZ Group dan 1% dimiliki oleh Panin

Bank. Hal ini menunjukkan komitmen ANZ untuk Indonesia dan

pertumbuhan nasabahnya.

11. PT Bank Agris, Tbk

Perseroan didirikan di Jakarta dengan nama PT Finconesia (“Finconesia”)

sesuai dengan peraturan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No. Kep. 792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 dan berdasarkan

Akta Perseroan Terbatas No. 85 tanggal 13 Nopember 1973 juncto Akta

Perubahan No. 315 tanggal 29 Maret 1974. Pada tahun 1993, Finconesia

berubah dari lembaga keuangan menjadi Bank Umum.Nama Bank

Finconesia resmi berubah namanya menjadi PT Bank Agris berdasarkan

Akta Perseroan Terbatas No.146 tanggal 18 Juli 2008.

12. PT Bank Oke Indonesia

Didirikan pada tahun 1980 dengan nama Maskapai Andil Indonesia Bank

Pasar Seri Partha. Pada tahun 1989 memperoleh izin sebagai bank umum

dan pada tahun 1997 berubah nama menjadi PT Bank Sri Partha yang

Universitas Sumatera Utara 62

berfokus pada pembiayaan bagi UMKM yang berada di Bali. Setelah

diakuisisi oleh sekelompok pemegang saham yang memiliki reputasi

internasional, baik di bidang sosial maupun perbankan, pada tahun 2009

bulan April tanggal 20 berubah nama menjadi Bank Andara setelah

mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Pada bulan Agustus 2017, nama

Bank Andara resmi berubah menjadi Bank Oke Indonesia dan telah

disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan RI.

13. PT Bank Jasa Jakarta

Berawal dari sebuah Bank Pasar yang didirikan pada tahun 1971 dengan

nama PT Bank Pasar Warga Grogol berkedudukan di Jakarta. Selanjutnya

pada tahun 1975 bank ini diubah namanya menjadi PT Bank Pasar Warga

Gembira dan kemudian pada tahun 1976 menjadi PT Bank Pasar Jasa

Jakarta. Sejalan dengan PAKTO 88 yang memberikan kemudahan bagi

bank-bank untuk meningkatkan status usahanya, maka pada tahun 1989 PT

Bank Pasar Jasa Jakarta berubah status menjadi Bank Umum dengan nama

PT Bank Jasa Jakarta.

14. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk

PT. Bank Yudha Bhakti (Bank) didirikan berdasarkan akta No. 68 tanggal

19 September 1989.Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-

10215.TH.01.01. Th.89 tanggal 7 November 1989.Bank Yudha Bhakti

berkedudukan di Gedung Primagraha Persada, Jl. Gedung Kesenian No. 3-

7Jakarta 10710, Indonesia.Bank ini tidak termasuk ke dalam program

Universitas Sumatera Utara 63

rekapitalisasi pemerintah.

15. PT Bank Mitraniaga, Tbk

Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) didirikan tanggal 05 Juli 1989 dan memulai

kegiatan komersial pada tahun 1990.Kantor pusat Bank Mitraniaga berlokasi

di Wisma 77 Jalan S. Parman Kav.77, Slipi, Jakarta Barat 11410 Indonesia.

Saat ini Bank Mitraniaga memiliki 1 kantor cabang, 8 kantor cabang

pembantu dan 3 kantor kas.

16. PT Bank Ina Perdana, Tbk

Didirikan pada tanggal 9 Februari 1990 dan mendapatkan ijin operasi

sebagai Bank Umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI

No. 524/KMK.013/1991 pada tanggal 3 Juni 1991. Pada tahun 2014 Bank

Ina Perdana menapaki babak sejarah baru dengan dilakukannya perubahan

status Bank menjadi “Tbk” ((Perusahaan Terbuka) setelah dilaksanakannya

Penawaran Umum Saham Perdana (Initialy Public Offering) pada tanggal

16 Januari 2014 serta pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dengan

kode “BINA”.

17. PT Prima Master Bank

PT. Prima Master Bank (Prima Bank) adalah salah satu bank umum swasta

nasional, berkantor pusat di Surabaya. Awal berdirinya bank dengan nama

PT. Inter Asia Pasific Bank tanggal 1 Nopember 1989, disahkan Menteri

Kehakiman RI per tanggal 31 Juli 1990 dan diumumkan dalam Berita

Negara No.100 tanggal 14 Desember 1990. Prima Bank beroperasi sebagai

Bank Umum mulai tanggal 1 Maret 1991.Prima Bank terus

Universitas Sumatera Utara 64

mengembangkan usahanya dengan berpegang teguh pada prinsip kehati-

hatian.Prima Bank terus berkembang sebagai bank komersial yang

berkiprah di sektor usaha kecil dan menengah (Retail).

18. PT Bank Sahabat Sampoerna

Bank Sahabat Sampoerna atau dulu dikenal dengan Bank Dipo International

adalah sebuah bank di Indonesia. Bank ini merupakan bagian dari Sampoerna

Strategic Group.Bank ini didirikan pada tahun 1991.Bank Sahabat Sampoerna

berfokus pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah dan memberikan

pelayanan yang terpercaya dan profesional.

19. PT Bank Dinar Indonesia, Tbk

PT Bank Dinar Indonesia Tbk merupakan salah satu Bank Umum Swasta

Nasional Non-Devisa yang didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus

1990 dengan Akta Notaris James Herman Rahardjo, SH. No. 99. Ijin operasi

sebagai Bank Umum ditetapkan melalui surat Bank Indonesia tertanggal 22

November 1991. Pada awal berdirinya Bank ini bernama PT. Bank Liman

International terhitung sejak tanggal 8 November 2012 dilakukan

rebranding dari PT Bank Liman International menjadi PT Bank Dinar

Indonesia (Bank Dinar).

20. PT Bank Harda Internasional

Bank Harda Internasional Tbk (Bank BHI) (BBHI) didirikan pada tanggal

21 Oktober 1992 dengan nama PT Bank Arta Griya dan mulai beroperasi

secara komersial pada tanggal 10 Oktober 1994. Kantor pusat Bank BHI

berlokasi di Asean Tower, Lantai 2-3, Jl. K.H. Samanhudi No. 10, Jakarta

Universitas Sumatera Utara 65

10710 – Indonesia. Saat ini, Bank BHI memiliki 9 kantor cabang, 7 kantor

cabang pembantu dan 2 kantor kas. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BBHI adalah bergerak dalam bidang

usaha perbankan.

21. PT BPD Jawa Tengah

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di Semarang

berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi

Daerah No. DU 57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan ijin usaha dari Menteri

Urusan Bank Sentral No. 4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai

landasan operasional Jawa Tengah. Operasional pertama dimulai pada tanggal

6 April 1963 dengan menempati Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3

Semarang sebagai Kantor Pusat.

22. PT BPD Lampung

PT. Bank Pembangunan Daerah Lampung yang resmi beroperasi tanggal 31

Januari 1966 berdasarkan izin usaha Menteri Usaha Bank Sentral

No.Kep.66/UBS/1965 dan berlandaskan Peraturan Daerah No.

8/PERDA/II/DPRD/73 Kemudian Bank Pembangunan Daerah Lampung

mengubah status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas

(PT) dengan Peraturan Daerah Lampung Nomor 2 Tahun 1999 tanggal 31

Maret 1999 dan Akta Notaris Soekarno, SH Nomor 5 tanggal 3 Mei 1999

yang telah disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.C-

8058 H.01.04 Tahun 1999 tanggal 6 Mei 1999.

23. PT BPD Sulawesi Tengah

Universitas Sumatera Utara 66

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang dikenal Bank Sulteng,

beralamatkan di Jalan Sultan Hasanuddin No.20 Palu, yang didirikan pada

tanggal 1 April 1969 yang berlandaskan hukum pendirian adalah Izin Usaha

Kementerian Republik Indonesia tanggal 27 Januari 1970.Dan sesuai

peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah tentang perubahan tentang

perubahan bentuk hukum BPD Sulawesi Tengah dari Perusahaan Daerah

menjadi Perseroan Terbatas pada tanggal 30 Maret 1999.

24. PT BPD Banten, Tbk

Bank Pembangunan Daerah Banten (dikenal dengan merek Bank Banten,

pernah bernama Bank Eksekutif pada tahun 1992-2010 dan Bank Pundi pada

tahun 2010-2016, IDX: BEKS) adalah sebuah bank di Indonesia. Bank ini

diresmikan pada 4 Oktober 2016 dan berkantor pusat di Jakarta Selatan.

25. CITIBANK, N.A.

Citibank, N.A. (Citibank) merupakan cabang dari Citibank N.A yang

berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. Citibank sepenuhnya dimiliki

oleh Citigroup Inc. Citi sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1968. Bersama

dengan lebih dari 3.500 karyawan, Citi dengan bangga melayani Indonesia

dengan perbankan harian, perusahaan dan investasi untuk para nasabahnya

26. JP Morgan Chase Bank, NA

JP Morgan Chase Bank, N.A., dengan nama bisnis Chase, adalah sebuah

bank nasional yang beroperasi sebagai anak perusahaan bidang perbankan

konsumen dan komersial milik firma jasa keuangan JPMorgan Chase.

Bank ini dikenal dengan nama Chase Manhattan Bank sampai bergabung

Universitas Sumatera Utara 67

dengan J.P. Morgan & Co. pada tahun 2000. Chase Manhattan Bank

dibentuk melalui penggabungan Chase National Bank dan Bank of the

Manhattan Company pada tahun 1955.Bank ini berkantor pusat di Chicago

sejak bergabung dengan Bank One Corporation tahun 2004.Pada tahun

2008, bank ini mengambil alih deposito dan sebagian besar aset

Washington Mutual.

27. Standard Chartered Bank

Standard Chartered PLC adalah sebuah perusahaan jasa keuangan

multinasional yang berpusat di London, Britania Raya dan beroperasi di

lebih dari 70 negara.Perusahaan ini mengoperasikan 1.700 cabang dan outlet

(termasuk anak perusahaan, rekanan, dan usaha bersama) dan

mempekerjakan sekitar 80.000 karyawan.Standard Chartered adalah bank

universal yang juga beroperasi dalam jasa keuangan, konsumen, korporat,

dan perbankan institusional.

28. Deutsche Bank AG

Deutsche Bank AG adalah sebuah perusahaan perbankan dan jasa keuangan

global asal Jerman yang berkantor pusat di Deutsche Bank Twin Towers di

Frankfurt, Hesse, Jerman.Bank ini mempekerjakan lebih dari 100.000 orang

di lebih dari 70 negara, dan memiliki banyak cabang di Eropa, Amerika,

Asia-Pasifik, dan pasar-pasar berkembang.Bank ini menawarkan produk dan

jasa keuangan untuk perusahaan dan institusi, serta pihak swasta dan

bisnis.Jasa yang ditawarkan meliputi penjualan, perdagangan, penelitian dan

penurunan utang dan ekuitas, merger dan akuisisi, produk manajemen risiko,

Universitas Sumatera Utara 68

dan perbankan transaksi.

29. PT Bank QNB Indonesia 1906, Tbk

Bank QNB Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama NV

Chunghwa Shangyeh berdiri sejak tahun 1913 di Medan. Dengan

pengalaman lebih dari 100 tahun di dunia perbankan, pada tahun 2011

memperkuat struktur permodalan melalui right issue yang menjadikan Qatar

National Bank (QNB) sebagai pemegang saham pengendali dan kemudian

berubah menjadi PT Bank QNB Kesawan Tbk. Di tahun 2014 melalui right

issue IV kepemilikan saham Qatar National Bank (QNB) naik menjadi

82,59% dan nama Bank berubah menjadi PT Bank QNB Indonesia Tbk.

Pada tahun 2017, melalui right issue V kepemilikan saham QNB Group naik

menjadi 90,96%.

30. PT Bank ICBC Indonesia

PT Bank ICBC Indonesia, selanjutnya disebut “Bank” atau “Bank ICBC

Indonesia” adalah bank yang terbentuk dari hasil akuisisi Bank Halim

Indonesia yang saat itu berkantor pusat di Surabaya oleh Industrial and

Commercial Limited (ICBC Limited) pada 28 September

2007 yang kemudian diubah namanya menjadi PT Bank ICBC Indonesia.

ICBC Limited dinamakan “Bank Terbaik di Tiongkok” oleh majalah The

Banker dari Inggris selama 3 (tiga) tahun berturut-turut (2014-2016). ICBC

Limited juga merupakan “Bank Devisa Terbaik” menurut versi majalah

Global Finance dari Amerika Serikat 2016. ICBC Limited menguasai

98,61% saham Bank ICBC Indonesia sedangkan sisanya sebesar 1,39%

Universitas Sumatera Utara 69

dimiliki oleh PT Intidana Wijaya.

31. PT Bank JTrust Indonesia Tbk

PT. Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC), dahulu bernama PT. Bank Mutiara

Tbk., menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan di Indonesia.

Produk perusahaan meliputi: Bank Ritel, Bank Konsumer, Bank UKM, Bank

Internasional, dan Treasuri. Perusahaan didirikan pada tahun 1997 pada

Papan Pengembangan.BCIC didirikan pada tahun 1989 dan berpusat di

Jakarta, Indonesia.

32. PT Bank Resona Perdania

Bank Resona Perdania adalah lembaga keuangan yang berjenis Jasa

Keuangan Perbankan.Bank ini berpusat di Jakarta.Bank ini berdiri pada

1958.Fokus utama Bank adalah perusahaan-perusahaan Jepang, perusahaan

joint venture Jepang-Indonesia, dan perusahaan-perusahaan lokal.Layanan

Bank mencakup berbagai jenis produk dan layanan perbankan corporate

seperti deposito, kredit, ekspor, impor, remittance, bank garansi, serta jasa

sewa guna usaha melalui perusahaan anak PT Resona Indonesia Finance.

33. PT Bank Multiarta Sentosa

BANK MAS didirikan berdasarkan Akta Notaris H. Saidus Sjahar, SH

Nomor 201 tanggal 28 Juli 1992 yang telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor C2-

6998.HT.01.01. Th92 tanggal 25 Agustus 1992.Kantor Pusat BANK MAS

berkedudukan di Grha Bank MAS, Jalan Setiabudi Selatan Kav. 10,

Kuningan, Jakarta Selatan, memperoleh ijin usaha sebaga Bank Umum Non

Universitas Sumatera Utara 70

Devisa melalui surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 1093/KMK/017/1992 tanggal 15 Oktober 1992 dan ijin usaha

Perdagangan Valuta Asing melalui Surat Keputusan Direktur Perizinan dan

Informasi Perbankan Bank Indonesia Nomor 5/4/KEP.Dir.PIP/2003 tanggal

24 Desember 2003.

34. PT Bank Victoria Internasional

PT. Bank Victoria International Tbk. (BVIC) beroperasi sebagai bank

umum pada tahun 1994.Pada tahun 1997 BVIC memperoleh ijin dari Bank

Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing.Produk BVIC meliputi Simpanan

Tabungan, Deposito, Giro, Pinjaman Komersil dan Konsumer.BVIC tercatat

pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 1999 pada Papan

Pengembangan.Perusahaan didirikan pada tahun 1992 and berpusat di

Jakarta, Indonesia.

35. PT Bank Artha Graha Internasional

Bank Artha Graha Internasional berkedudukan di Jakarta Selatan semula

didirikan dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan

Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973, dibuat dihadapan Bagijo, S.H.,

pengganti dari Eliza Pondaag, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, dengan

ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, yang telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat

Keputusan Nomor Y.A.5/2/12 tanggal 3 Januari 1975, serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6 tanggal 21 Januari 1975

Tambahan Nomor 47.

Universitas Sumatera Utara 71

36. PT Bank Keb Hana Indonesia

Hana Bank adalah salah satu bank terbesar di Korea Selatan, yang merupakan

anak perusahaan Hana Financial Group (yang nilai asetnya mencapai USD

125 miliar dan menempati peringkat lembaga keuangan terbesar ke-93 di

dunia pada tahun 2008).Hana Bank mempunyai peran penting sebagai mitra

finansial berstandar global yang hadir di berbagai belahan dunia seperti di

New York, Tokyo, Hong Kong, Singapura, dan China.

4.1.2 Bank Umum Syariah

1. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memulai perjalanan bisnisnya sebagai

bank syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us

Tsani 1412 H. Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia

mendapatkan izin sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan

publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003,

Bank dengan percaya diri melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT)

dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima)

kali dan merupakan lembaga perbankan pertama di Indonesia yang

mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah.

2. PT Bank BNI Syariah

Dengan berlandaskan pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada

tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5

kantorcabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31

Universitas Sumatera Utara 72

Kantor Cabang Pembantu. Realisasi waktu spin off BNI Syariah sebagai

Bank Umum Syariah (BUS) pada bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor

eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya

UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan

UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,

komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin

kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga

semakin meningkat.

3. PT Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.PT Bank Syariah Mandiri hadir

dan tampil dengan harmonisasi idealism usaha dengan nilai-nilai spiritual.Bank

Syariag Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya,

yang melandasi kegiatan operasionalnya.Harmonisasi idealism usaha dan nilai-

nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri

dalam kiprahnya di perbankan Indonesia khususnya bank syariah. Perdesember

2017 Bank Syariah Mandiri memiliki 737 kantor layanan di seluruh Indonesia,

dengan akses lebih dari 196.000 jaringan ATM.

4. PT Bank Mega Syariah

Bank Mega Syariah berawal dari anak usaha Asuransi Tugu yaitu PT Bank

Umum Tugu (Bank Tugu) yang berdiri pada 14 Juli 1990. Pada 2001, bank

ini diambil alih oleh CT Corp melalui Mega Corpora, pada tanggal 25 Juli

2004 di konversi menjadi Bank Syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega

Universitas Sumatera Utara 73

Indonesia disingkat BSMI, lalu resmi beroperasi sebagai bank syariah pada

25 Agustus 2004. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini

berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah. Pada tanggal 16 Oktober

2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa dan kemudian pada

tanggal 8 April 2009 memperoleh izin dari Kementerian Agama Republik

Indonesia (Depag RI) untuk setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji.

5. PT Bank Victoria Syariah

PT Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertama kalinya dengan nama

PT. Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April 1996.

Akta tersebut kemudian diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar

Nomor 4 tanggal 5 September 1967 yang telah memperoleh pengesahan

dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (d/h Menteri Kehakiman)

berdasarkan Surat Keputusan Nomor: JA.5/79/5 tanggal 7 November

1967. Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari Bank Umum

Konvensional menjadi Bank Umum Syariah telah mendapatkan izin dari

Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:

12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank Victoria

Syariah mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1 bulan

April 2010.

6. PT Bank BRI Syariah

PT Bank BRI Syariah berdiri pada 1969, dahulu bernama Bank Jasa Arta, lalu

diambil alih , menjadi Bank Umum Syariah pada

2008. UUS Bank Bbri digabung pada 2009. BRI syariah resmi beroperasi di

Universitas Sumatera Utara 74

Indonesia pada tanggal 17 November 2008, setalah sebelumnya mendapat

izin dari Bank Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2008 melalui surat

Keputusan Gubernur BI No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008.

7. PT Maybank Syariah Indonesia

Bank Maybank Syariah Indonesia adalah lembaga keuangan berjenis

perbankan konvensional di Indonesia. Bank ini dahulu bernama Bank

Maybank Indocorp/Unit Usaha Syariah Malayan Banking Berhad Indonesia

yang merupakan bank joint venture antara Maybank dengan Bank Nusa

Nasional.Sejak 2010, berubah menjadi bank syariah dari sebelumnya bank

umum konvensional.

8. PT Bank Jabar Banten Syariah

Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit Usaha

Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan

jasa perbankan syariah pada saat itu. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb

syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris

Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Nomor AHU. 04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26

Januari 2010. Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor

pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan)

kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54 (empat

Universitas Sumatera Utara 75

puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di

daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan

ATM Bersama.

9. PT Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (“Panin Dubai Syariah Bank”),

berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life Center, Jl.

Letjend S. Parman Kav.91, Jakarta Barat. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran

Dasar Panin Dubai Syariah Bank, ruang lingkup kegiatan Panin Dubai

Syariah Bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan

dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Panin Dubai Syariah

Bank mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober

2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi

sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.

10. PT Bank Syariah Bukopin

Bank Syariah Bukopin adalah lembaga keuangan yang berjenis Jasa

Keuangan Perbankan. Sebagai salah satu bank nasional di Indonesia, sejarah

Perseroan dimulai pada 1990 dengan meleburnya 2 (dua) bank pasar, yakni

BPR Gunung Sindoro dan BPR Gunung Kendeng di Samarinda, Kalimantan

Timur. Dalam perkembangannya, atas dasar pertimbangan bisnis pada akhir

2002, dengan persetujuan Bank Indonesia (BI) yang dicantumkan dalam

Surat Keputusan Nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 dan

dituangkan dalam Akta Nomor 109 tanggal 31 Januari 2003, PT Bank

Universitas Sumatera Utara 76

Swansarindo International berubah nama menjadi PT Bank Persyarikatan

Indonesia. PT Bank Persyarikatan Indonesia mengubah arah bisnisnya dari

bank konvensional menjadi bank syariah.PT Bank Persyarikatan Indonesia

berubah menjadi PT Bank Syariah Bukopin.Secara resmi Perseroan

melakukan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah pada Selasa, 11

Zulhijah 1430 H atau 9 Desember 2008.

11. PT Bank BCA Syariah

PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha

dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari

Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi

beroperasi sebagai bank syariah pada hari Senin tanggal 5 April 2010. BCA

Syariah hingga saat ini memiliki 59 jaringan cabang yang terdiri dari 11

Kantor Cabang (KC), 12 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 3 Kantor

Fungsional (KF) dan 33 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di

wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya,

Semarang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Medan, Palembang dan Malang (data

per Juli 2018).

4.2 Analisis Deskriftif Statistik

Metode analisis deskriftif statistik digunakan untuk memberikan gambaran dari data statistik yang diperoleh dari hasil estimasi melalui software spss

25.Deskripsi data statistik perbankan selama periode 2012 sampai dengan 2017 disajikan dalam analisis ini.

Universitas Sumatera Utara 77

Tabel 4.1 Statistik Deskriftif Variabel Penelitian Bank Umum Konvensional

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 216 8.02% 146.14% 23.9329% 15.90700% NPL 216 0.00% 12.28% 1.4368% 1.61863% ROA 216 -11.15% 5.10% 1.1543% 2.10680% ROE 216 -142.48% 43.36% 6.3894% 18.74911% BOPO 216 56.15% 235.20% 90.0000% 19.97480% LDR 216 42.02% 630.82% 100.6209% 60.18121% Valid N 216 (listwise) Sumber: Lampiran 3

Tabel 4.2 Statistik Deskriftif Variabel Penelitian Bank Umum Syariah

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 66 11.10% 75.83% 21.7920% 13.18905% NPL 66 0.00% 4.94% 2.6130% 1.60026% ROA 66 -20.13% 3.81% -0.0030% 3.60218% ROE 66 -94.01% 57.98% 1.9153% 19.61458% BOPO 66 47.60% 217.40% 96.7673% 25.82998% LDR 66 46.08% 197.70% 94.3359% 20.09633%

Valid N 66 (listwise) Sumber: Lampiran 4

4.2.1 Variabel CAR

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah pengamatan pada sampel perbankan konvensional dalam penelitian ini selama periode 2012 sampai dengan 2017 yang terdiri dari 6 time series dan 36 cross section. Mean atau nilai rata-rata variable CAR pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar 23,9329%. Hal ini menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara 78 setiap Rp 1 dari ATMR dijamin oleh modal sebesar Rp 0,239329. Nilai standard deviasi CAR perbankan konvensional adalah 15,90700% yang berarti sebagian besar nilai CAR pada sampel berjarak plus atau minus 15,90700% darimean. Hal ini menunjukkan nilai CAR perbankan konvensional cukup berfluktuatif.

Perbankan konvensional yang memiliki CAR tertinggi adalah Bank

Multiarta Sentosa dengan nilai 146,14% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh langkah ekspansi yang dilakukan untuk membawa Bank Multiarta Sentosa menjadi bank menengah.Akhir tahun 2013 pemegang saham melakukan setoran modal sebesar Rp 900 Milyar. Jumlah modal disetor Bank Multiarta Sentosa akhir tahun 2014 menjadi Rp 1,055 miliar dan dicatat oleh Otoritas Jasa

Keuangan tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan Modal Inti

Bank maka Bank Multiarta Sentosa dikelompokan dalam BUKU 2. Nilai CAR terendah adalah PT BPD Banten, Tbk dengan nilai 8,02% pada tahun 2015.Hal ini disebabkan oleh kerugian yang setiap tahunnya dialami oleh PT BPD Banten.

Rugi bersih Bank Banten tahun 2015 sebesar Rp 331,15 miliar.Rugi yang terjadi setiap tahun ini pada akhirnya menggerus modal PT BPD Banten sehingga menyebabkan nilai CAR bank ikut turun.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui mean atau nilai rata-rata variabel CAR pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar

21,7920%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari ATMR dijamin oleh modal sebesar 0,217920. Nilai standard deviasi CAR adalah 13,18905% yangberarti sebagian besar nilai CAR pada sampel berjarak plus atau minus

13,18905% dari mean. Hal ini menunjukkan nilai CAR pada perbankan syariah

Universitas Sumatera Utara 79 cukup berfluktuatif.

Perbankan syariah yang memiliki nilai CAR tertinggi pada perbankan syariah adalah PT Maybank Syariah dengan nilai 75,83% pada tahun

2017.Dibandingkan bank lainnya di industri perbankan syariah di Indonesia, dari sisi permodalan, maka Maybank Syariah menduduki posisi teratas.Hal ini disebabkan oleh peningkatan kinerja PT Maybank Syariah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Nilai CAR terendah adalah PT Bank Syariah

Bukopin dengan nilai 11,10% pada tahun 2013. Tahun 2012 sampai dengan

2013 berturut-turut PT Bank Syariah Bukopin mengalami banyak kredit bermasalah yaitu ditunjukkan dari rasio NPL berturut-turut 4,59% dan 4,27%.

Perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah berdasarkan rasio CAR dari tahun 2012 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa CAR mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.Bank Umum Konvensional dan Bank Umum

Syariah terus mengalami kenaikan nilai CAR dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2017.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank sedang membaik sehingga meningkatkan modal.Rasio CAR mempunyai penilaian semakin besar nilai dari rasio

CAR, maka bank tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari sisi Rasio

CAR.Dalam hal ini kinerja keuangan berdasarkan aspek permodalan, bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah.Namun nilai rata-rata

CAR kedua bank tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan berdasarkan Tabel 2.3 kedua bank terkategori sangat baik dalam aspek permodalan karena rata-rata nilai CAR kedua bank diatas 12%.

Universitas Sumatera Utara 80

30.00%

25.00%

20.00%

15.00% CAR BUS CAR BUK 10.00%

5.00%

0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sumber: Lampiran 5 Gambar 4.1 Perkembangan Mean CAR Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah

4.2.2 Variabel NPL/NPF

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata variabel NPL pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar 1,4368%. Nilai standard deviasi NPL perbankan konvensional adalah 1,61863% yang berarti sebagian besar nilai NPL pada sampel berjarak plus atau minus 1,61863%dari mean. Hal ini menunjukkan nilai NPL perbankan konvensional cukup berfluktuasi.

Perbankan konvensional yang memiliki NPL tertinggi adalah PT Bank

JTrust Indonesia, Tbk dengan nilai 12,28% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang tidak signifikan dan kredit bermasalah terus bertambah hingga tahun 2014.Pemberian kredit yang tidak hati-hati dan analisis risiko kredit nasabah yang tidak teliti menjadi salah satu permasalahan terbesar PT

Bank Jtrust Indonesia. Nilai NPL terendah adalah PT Bank Bumi Arta, PT Bank

Jasa Jakarta, PT Bank Agris, dan Deutsche Bank AG dengan nilai 0,00%.Hal ini

Universitas Sumatera Utara 81 disebabkan dalam penyaluran kredit bank-bank tersebut tidak mengalami kesulitan untuk mengelola aktiva produktifnya. Nilai NPL 0,00% menunjukkan bahwa kredit yang disalurkan tidak ada yang sampai pada kategori macet.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui mean atau nilai rata-rata variabel NPF pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar

2,6130%. Nilai standard deviasi NPF adalah 1,60026% yang berarti sebagian besar nilai NPF pada sampel berjarak plus atau minus 1,60026% darimean. Hal ini menunjukkan nilai NPF perbankan syariah cukup berfluktuasi.

Perbankan syariah yang memiliki nilai NPF tertinggi adalah PT Bank BJB

Syariah dengan nilai 4,94% pada tahun 2016. Hal ini bisa dilihat dari kerugian yang diderita BJB Syariah sebesar Rp 414,7 miliar berbanding terbalik dengan laba yang diperoleh di tahun 2015. Kenaikan biaya operasi dikarena pencadangan

BJB Syariah naik cukup tajam akibat debitur sektor properti. Nilai NPF terendah adalah PT BCA Syariah dan PT May Bank Syariah dengan nilai 0,00%.Kedua bank syariah ini fokus pada kualitas pembiayaan bukan kuantitas pembiayaan sehingga pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan tidak ada yang sampai terkategori macet.

Perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah berdasarkan rasio NPL/NPF dari tahun 2012 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah terus mengalami kenaikan nilai kualitas aktiva produktif

Universitas Sumatera Utara 82 dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank sedang mengalami penurunan sehingga meningkatkan kredit/pembiayaan bermasalah.Rasio kualitas aktiva produktif mempunyai penilaian semakin kecil nilai dari rasio maka bank tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari sisi kualitas aktiva produktif.Dalam hal ini kinerja keuangan berdasarkan aspek kualitas aktiva produktif, bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum Syariah.Namun nilai rata-rata NPL/NPF kedua bank tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu dibawah 5%.

4.00%

3.50%

3.00%

2.50%

2.00% NPF BUS NPL BUK 1.50%

1.00%

0.50%

0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Lampiran 6 Gambar 4.2 Perkembangan Mean NPL/NPF Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah

4.2.3. Variabel ROA

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata

Universitas Sumatera Utara 83 variabel ROA pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai dengan

2017 adalah sebesar 1,1543%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari aset menghasilkan laba Rp 0,01543. Nilai standard deviasi ROA perbankan konvensional adalah 2,1863% yang berarti sebagian besar nilai ROA pada sampel berjarak plus atau minus 2,1863%dari mean. Hal ini menunjukkan nilai perbankan konvensional cukup berfluktuasi.

Perbankan konvensional yang memiliki ROA tertinggi adalah PT

Citibank, N.A. dengan nilai 5,10% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kinerja yang terus ditunjukkan oleh PT Citibank, N.A. dari tahun ke tahun.Pertengahan bulan juni 2014, PT Citibank, N.A. kemudian memperkenalkan rangkaian layanan dan produk perbankan digital terbaru bagi para nasabah korporasi. Nilai ROA terendah adalah PT Bank Of India Indonesia dengan nilai -11,15% pada tahun 2016.Hal ini disebabkan oleh kinerja yang buruk ditahun sebelumnya. Kredit bermasalah sejak tahun 2015 sampai 2016 mencapai angka 4,69% dan terjadi pula penurunan dana pihak ketiga, sehingga di tahun 2016 bank memilih strategi konservatif dengan mengganggarkan pencadangan yang tinggi dan melakukan pembenahan internal.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui mean atau nilai rata-rata variabel ROA pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar -0.0030%.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari aset perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 0,000030. Nilai standard deviasi ROA adalah 3,60218% yang berarti sebagian besar nilai ROA pada sampel berjarak plus atau minus 3,60218%dari mean.

Hal ini menunjukkan nilai ROA perbankan syariah cukup berfluktuasi.

Universitas Sumatera Utara 84

Perbankan syariah yang memiliki nilai ROA tertinggi adalah PT Bank

Mega Syariah dengan nilai 3,81% pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan bisnis perseroan, peningkatan produktivitas karyawan, dan kemampuan mengendalikan biaya operasional. Nilai ROA terendah adalah PT

Maybank Syariah dengan nilai -20,13% pada tahun 2015. PT Maybank mengalami rugi bersih sebesar Rp 173,95 miliar pada 2015 berbanding terbalik dengan perolehan laba tahun sebelumnya. Sulitnya kondisi perekonomian tahun

2015 membuat PT Maybank Syariah mengalihkan segmen untuk mendukung bisnis yang selama ini terkonsentrasi di korperasi menjadi segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah berdasarkan rasio ROA dari tahun 2012 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ROA mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.Bank Umum

Syariah mengalami penurunan nilai ROA cukup signifikan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank sedang mengalami penurunan sehingga menurunkan kemampuan perusahaan menghasil laba dari aset.Rasio ROA mempunyai penilaian semakin kecil besar dari rasio

ROA, maka bank tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari sisi rasio ROA.Dalam hal ini kinerja keuangan berdasarkan aspek earning, bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah. Namun nilai rata-rata ROA bank umum syariah belum sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia yaitu diatas 1,5%.

Universitas Sumatera Utara 85

2.00%

1.50%

1.00%

0.50% ROA BUS 0.00% ROA BUK 2012 2013 2014 2015 2016 2017 -0.50%

-1.00%

-1.50%

-2.00% . Sumber: Lampiran 7 Gambar 4.3 Perkembangan Mean ROA Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah

4.2.4. Variabel ROE

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata variabel ROE pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar 6,3894%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari modal menghasilkan laba Rp 0,063894. Nilai standard deviasi ROE perbankan konvensional adalah 18,7491% yang berarti sebagian besar nilai ROE pada sampel berjarak plus atau minus 18,7491%dari mean. Hal ini menunjukkan nilai

ROE perbankan konvensional cukup berfluktuasi.

Perbankan konvensional yang memiliki ROE tertinggi adalah PT Bank

Agris, Tbk dengan nilai 43,36% pada tahun 2017. Pada tahun 2017 PT Bank

Agris Tbk masuk daftar unusual market activity(UMA), karena terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham di luar kebiasaan.Rencana akuisisi PT

Bank Agris, Tbk menjadikan harga saham bank tersebut meningkat pada tahun

Universitas Sumatera Utara 86

2017. Nilai ROE terendah adalah PT Jtrust Indonesia dengan nilai minus 142,48% pada tahun 2013.PT Jtrust Indonesia terus menunjukkan kinerja yang kurang baik sampai tahun 2013 perusahaan terus mengalami kerugian, nilai kredit bermasalah mencapai 12,28% serta menghadapi banyak kendala mulai dari kebangkrutan, turunnya kepercayaan nasabah dan perbaikan nama perusahaan. Hingga pada akhirnya hal ini menyebabkan nilai ROE PT Jtrust Indonesia mencapai nilai terendah di tahun 2013.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui mean atau nilai rata-rata variabel ROE pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar

1,9153%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari modal menghasilkan laba sebesar Rp 0,01953. Nilai standard deviasi ROE adalah 19,61458% yang berarti sebagian besar nilai ROE pada sampel berjarak plus atau minus 19,61458% dari mean. Hal ini menunjukkan nilai ROE perbankan syariah cukup berfluktuasi.

Perbankan syariah yang memiliki nilai ROE tertinggi adalah PT Bank Mega

Syariah dengan nilai 57,98% pada tahun 2012. PT Bank Mega Syariah menunjukkan laba bersih perusahaan sepanjang 2012 meningkat menjadi Rp 184,87 miliar.Pencapaian ini didukung oleh pertumbuhan bisnis, peningkatan produktivitas karyawan dan pengendalian biaya operasional yang lebih baik.Nilai ROE terendah adalah PT Panin Dubai Syaribah dengan nilai minus 94,01% pada tahun 2017.Hal ini disebabkan terjadinya penurunan kinerja yang dapat dilihat dari penyaluran pembiayaan mengalami masalah karena meningkat cukup tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 nilai NPF mencapai 4,83% di ikuti dengan peningkatan biaya operasional dan penurunan nilai ROA yang cukup signifikan.

Universitas Sumatera Utara 87

Perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah berdasarkan rasio ROE dari tahun 2012 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.4:

20.00%

15.00%

10.00%

5.00% ROE BUS ROE BUK 0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017 -5.00%

-10.00%

-15.00%

Sumber: Lampiran 8 Gambar 4.4 Perkembangan Mean ROE Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa ROE mengalami fluktuasi dari tahun

2012 sampai dengan tahun 2017. Bank Umum Syariah mengalami penurunan nilai ROE dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 dan terus mengalami penurunan sampai tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank sedang mengalami penurunan sehingga menurunkan kemampuan perusahaan menghasil laba dari modal.Rasio ROE mempunyai penilaian semakin besar nilai dari rasio

ROE, maka bank tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari sisi rasio ROE.Dalam hal ini kinerja keuangan berdasarkan aspek earning, bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah. Berdasarkan

Universitas Sumatera Utara 88

Tabel 2.6 terkategori kurang baik untuk bank umum konvensional karena rata-rata

ROE bank umum konvensional 5% ≤ ROE < 20% yaitu 6,3894% sedangkan bank umum syariah terkategori kurang baik karena rata-rata ROE bank umum syariah <

5% yaitu 1,9153%.

4.2.5 Variabel BOPO

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata variable BOPO pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar 90,00%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari pendapatan yang diterima memerlukan biaya operasional sebesar Rp 0,90.Nilai standard deviasi

BOPO perbankan konvensional adalah 19,97480% yang berarti sebagian besar nilai

BOPO pada sampel berjarak plus atau minus 19,97480%dari mean. Hal ini menunjukkan nilai BOPO perbankan konvensional cukup berfluktuatif.

Perbankan konvensional yang memiliki BOPO tertinggi adalah PT Bank of India Indonesia dengan nilai 235,20% pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh kredit bermasalah yang mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun

2015.Tingginya nilai BOPO disebabkan karena PT Bank of India Indonesiaharus membentuk cadangan untuk kredit bermasalah atau CKPN. Nilai BOPO terendah adalah PT Deutsche Bank AG dengan nilai 56,15% pada tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh risiko kredit bermasalah bank selalu dalam kategori sangat baik sehingga bank tidak perlu membantuk cadangan yang dapat meningkatkan biaya operasional.Selain itu PT Deutsche Bank AG juga melakukan efisiensi biaya dengan mengurangi biaya tenaga kerja pada tahun 2017.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui mean atau nilai rata-rata variable BOPO

Universitas Sumatera Utara 89 pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar

96,7673%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap bahwa setiap Rp 1 dari pendapatan yang diterima memerlukan biaya operasional sebesar Rp 0,967673. Nilai standard deviasi BOPO adalah 25,82998% yang berarti sebagian besar nilai BOPO pada sampel berjarak plus atau minus 25,82998dari mean. Hal ini menunjukkan nilai

BOPO perbankan syariah cukup berfluktuatif.

Perbankan syariah yang memiliki nilai BOPO tertinggi adalah PT Panin

Dubai Syariah dengan nilai 217,40% pada tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh pembiayaan bermasalah yang mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun

2015.Tingginya nilai BOPO disebabkan karena PT Panin Dubai Syariah harus membentuk cadangan untuk kredit bermasalah atau CKPN. Nilai BOPO terendah adalah PT Panin Dubai Syariah dengan nilai 47,60% pada tahun 2012.Hal ini disebabkan oleh rasio pembiayaan bermasalah bank dalam kategori sangat baik pada tahun 2012 sehingga bank tidak perlu membantuk cadangan yang dapat meningkatkan biaya operasional.

Perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah berdasarkan rasio ROE dari tahun 2012 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa BOPO mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.Rata-rata nilai BOPO bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum konvensional.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank dilihat dari rasio BOPO bahwa bank umum konvensional menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi dan bank umum syariah menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah.

Universitas Sumatera Utara 90

Dalam hal ini kinerja keuangan berdasarkan rasio BOPO, bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah. Berdasarkan Tabel 2.7 bank umum konvensional dan bank umum syariag terkategori tidak baik karena rata-rata BOPO bank umum konvensional dan bank umum syariah BOPO < 89% yaitu berturut-turut 90,00% dan 96,7673%.

120.00%

100.00%

80.00%

60.00% BOPO BUS BOPO BUK 40.00%

20.00%

0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Lampiran 9 Gambar 4.5 Perkembangan Mean BOPO Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah

4.2.6 Variabel LDR/LDF

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui mean atau nilai rata-rata variabel pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar

100,6209%. Nilai standard deviasi LDR adalah 60,18121% yang berarti sebagian besar nilai LDR pada sampel berjarak plus atau minus 60,18121% darimean. Hal ini menunjukkan nilai LDR perbankan syariah cukup berfluktuatif.

Perbankan konvensional yang memiliki nilai LDR tertinggi adalah PT

Universitas Sumatera Utara 91

Bank Oke Indonesia dengan nilai 630,82% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh permintaan kredit yang tumbuh sangat lambat tiap tahun sementara dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh lebih cepat di tahun 2013. Nilai LDR terendah adalah PT Bank Mitra Niaga dengan nilai 42,02% pada tahun 2017. PT

Bank Mitra Niaga merupakan bank yang memiliki nilai LDR yang sangat baik setiap tahunnya. Hal ini disebabkan permintaan kredit tumbuh seimbang dengan dana pihak ketiga.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata variabel LDF pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2017 adalah sebesar 94,3359%. Nilai standard deviasi LDF perbankan syariah adalah

20,09633% yang berarti sebagian besar nilai LDF pada sampel berjarak plus atau minus 20,09633% darimean. Hal ini menunjukkan nilai LDF perbankan syariah cukup berfluktuatif.

Perbankan syariah yang memiliki LDF tertinggi adalah PT Maybank

Syariah dengan nilai 197,70% pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dana pihak ketigamencapai 34,06% sedangkan untuk penyaluran pembiayaan hanya tumbuh sebesar 27,81%. Nilai LDF terendah adalah PT Bank

Victoria Syariah dengan nilai 46,08% pada tahun 2012.Hal ini disebabkan oleh peningkatan pembiayaan dan pendaan PT Bank Victoria Syariah. Strategi bank untuk terjun ke bisnis mikro financemembawa dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan pembiayaan ditahun 2012. Meningkatnya kepercayaan masyarakat dan nasabah ikut mendorong Dana Pihak Ketiga (DPK) di tahun 2012 mengalami kenaikan yang signifikan.

Universitas Sumatera Utara 92

Perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah berdasarkan rasio likuiditas dari tahun 2012 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.6:

FDR BUS LDR BUK

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Lampiran 10 Gambar 4.6 Perkembangan Mean LDR/LDF Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa likuiditas mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.Bank Umum Konvensional mengalami kenaikan nilai LDR dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017.Rasio likuiditas mempunyai penilaian semakin kecil nilai dari rasio likuiditas maka bank tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari sisi likuiditas. Dalam hal ini kinerja keuangan berdasarkan aspek likuiditas bank umum syariah lebih baik dibandingkan bank umum konvensional.

Berdasarkan Tabel 2.8 bank umum konvensional terkategori kurang baik

Universitas Sumatera Utara 93 karena rata-rata nilai LDR ≥ 98,50% < 102,25% yaitu 100,6209% sedangkan bank umum syariah terkategori baik dalam aspek likuiditas karena rata-rata nilai

LDF bank syariah ≤94,75% yaitu 94,3358%.

4.3 Uji Normalitas

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Gabungan Bank Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .229 216 .000

Bank Umum Syariah .250 66 .000 NPL Bank Umum Konvensional .187 216 .000 Bank Umum Syariah .121 66 .018 ROA Bank Umum Konvensional .207 216 .000

Bank Umum Syariah .351 66 .000 ROE Bank Umum Konvensional .273 216 .000

Bank Umum Syariah .329 66 .000 BOPO Bank Umum Konvensional .213 216 .000 Bank Umum Syariah .317 66 .000 LDR Bank Umum Konvensional .309 216 .000

Bank Umum Syariah .250 66 .000 a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Lampiran 11

Dapat dilihat pada Tabel 4.3 hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 282 data menunjukkan bahwa seluruh variabel yaitu CAR, NPL/NPF,

ROA, ROE, BOPO, dan LDR/LDF tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-Smirnovuntuk variabel bank umum konvensional dan bank umum syariah lebih kecil dari

0,05. Maka untuk pengujian hipotesis data gabungan seluruh variabel penelitian akan menggunakan uji hipotesis Mann-Whithney.

Universitas Sumatera Utara 94

Berdasarkan pada Tabel 4.4 hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 186 data menunjukkan bahwa seluruh variabel yaitu CAR, NPL/NPF,

ROA, ROE, BOPO, dan LDR/LDF tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel bank umum konvensional dan bank umum syariah lebih kecil dari

0,05. Maka untuk pengujian hipotesis data kelompok bank 1seluruh variabel penelitian akan menggunakan uji hipotesis Mann-Whithney.

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kelompok Bank 1 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .244 144 .000 Bank Umum Syariah .229 42 .000 NPL Bank Umum Konvensional .202 144 .000 Bank Umum Syariah .145 42 .027 ROA Bank Umum Konvensional .242 144 .000 Bank Umum Syariah .310 42 .000 ROE Bank Umum Konvensional .302 144 .000 Bank Umum Syariah .324 42 .000 BOPO Bank Umum Konvensional .244 144 .000 Bank Umum Syariah .294 42 .000 LDR Bank Umum Konvensional .325 144 .000 Bank Umum Syariah .285 42 .000 a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Lampiran 12

Berdasarkan pada Tabel 4.5 hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap

48 data menunjukkan bahwa bahwa untuk variabel ROA dan BOPO data telah terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel CAR, NPL/NPF,

Universitas Sumatera Utara 95

ROE, dan LDR/FDR data tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian uji Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka untuk pengujian hipotesis data kelompok 2 variabel ROA dan BOPO akan menggunakan uji hipotesis Independent Sample t-Test sedangkan untuk variabel

CAR, NPL/NPF, ROE dan LDR/FDR menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney.

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Kelompok Bank 2

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .240 36 .000

Bank Umum Syariah .203 12 .186 NPL Bank Umum Konvensional .136 36 .089 Bank Umum Syariah .253 12 .032 ROA Bank Umum Konvensional .116 36 .200*

Bank Umum Syariah .233 12 .072 ROE Bank Umum Konvensional .096 36 .200*

Bank Umum Syariah .276 12 .012 BOPO Bank Umum Konvensional .141 36 .067 Bank Umum Syariah .165 12 .200* LDR Bank Umum Konvensional .200 36 .001

Bank Umum Syariah .165 12 .200* a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Lampiran 13

Berdasarkan pada Tabel 4.6hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 48 data menunjukkan bahwavariabel CAR dan NPL/NPF telah terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel ROA, ROE, BOPO dan LDR tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari 0,05. Maka untuk pengujian hipotesis

Universitas Sumatera Utara 96 data kelompok 3 variabel CAR dan NPL menggunakan uji hipotesis Independent

Sample t-Test sedangkan variabel ROA, ROE, BOPO, dan LDR menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney.

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kelompok Bank 3

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .124 36 .174 Bank Umum Syariah .161 12 .200* NPL Bank Umum Konvensional .139 36 .077

Bank Umum Syariah .163 12 .200* ROA Bank Umum Konvensional .139 36 .077

Bank Umum Syariah .315 12 .002 ROE Bank Umum Konvensional .080 36 .200* Bank Umum Syariah .296 12 .005 BOPO Bank Umum Konvensional .095 36 .200*

Bank Umum Syariah .303 12 .003 LDR Bank Umum Konvensional .351 36 .000

Bank Umum Syariah .179 12 .200* a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Lampiran 14

4.4 Uji Hipotesis

4.4.5 Uji Beda Variabel CAR

Berikut merupakan hasil uji beda variabel CAR dengan menggunakan

Mann-Whitney Test.

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji beda Mann-Whitney Test tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel CAR pada data gabungan bank adalah sebesar 0,945 lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan bahwa

H0diterima dan H1 ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan signifikan antara

Universitas Sumatera Utara 97 kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR.

Tabel 4.7 Uji Beda Mann-Whitney Variabel CAR Data Gabungan

Test Statisticsa CAR

Mann-Whitney U 4921.000

Wilcoxon W 16246.000

Z -.069

Asymp. Sig. (2-tailed) .945

a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 15

Tabel 4.8 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel CAR Data Bank Kelompok 1

Test Statisticsa

CAR Mann-Whitney U 2333.000

Wilcoxon W 3236.000

Z -.244

Asymp. Sig. (2-tailed) .807

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 16

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada data bank kelompok 1, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel CAR pada data bank kelompok 1 adalah sebesar 0,807 yang lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank

Universitas Sumatera Utara 98 umum syariah dilihat dari rasio CAR.

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada data bank kelompok 2, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel CAR pada data bank kelompok 2 adalah sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR.

Tabel 4.9 Uji Beda Mann-Whitney Variabel CAR Data Bank Kelompok 2

Test Statisticsa

CAR

Mann-Whitney U 73.000

Wilcoxon W 151.000

Z -3.405

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 17

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil uji beda uji beda Independent samples t-Test pada kelompok bank 1 diketahui bahwa nilai F hitung levenge test sebesar 18,743 dengan probabilitas adalah 0,000 karena probabilitas < 0,05 maka H2 diterima berarti variabel kualitas aktiva produktif mempunyai varians yang berbeda.

Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan equal variances not assumed. Dari input SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variances not assumed adalah 5,615 dengan probabilitas signifikan 0,000. Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak dan H2 diterima bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kinerja

Universitas Sumatera Utara 99 keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio

CAR.

Tabel 4.10 Uji Beda Independent Samples Test Variabel CAR Data Bank Kelompok 3

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. (2- F Sig. t df tailed) CAR Equal variances assumed 18.743 .000 3.430 46 .001 Equal variances not assumed 5.615 43.333 .000 Sumber: Lampiran 18

4.4.6 Uji Beda Variabel NPL/NPF

Berikut merupakan hasil dari uji beda variabel NPL/NPF pada data gabungan bank dengan menggunakan Mann-Whitney Test.

Tabel 4.11 Uji Beda Mann-Whitney Variabel NPL/NPF Data Gabungan Bank

Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 4868.000

Wilcoxon W 7079.000

Z -.194

Asymp. Sig. (2-tailed) .846

a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 19

Berdasarkan Tabel 4.11 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok gabungan bank, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel kualitas aktiva produktif pada data gabungan bank adalah sebesar 0,846 yang lebih besar dari

Universitas Sumatera Utara 100

0,05 sehingga menunjukkan bahwa H0 diterimadan H2 ditolak bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan anatara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif.

Berdasarkan Tabel 4.12hasil uji beda Mann-Whitney Test pada kelompok bank 1, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel kualitas aktiva produktif pada data bank adalah sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolakdan H2 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif.

Tabel 4.12 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel NPL/NPF Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 2009.000

Wilcoxon W 12449.000

Z -3.307

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 20

Berdasarkan Tabel 4.13hasil uji beda Mann-Whitney Test pada kelompok bank 2, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel kualitas aktiva produktif pada data kelompok bank 2 adalah sebesar 0,038 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif.

Universitas Sumatera Utara 101

Tabel 4.13 Uji Beda Mann-Whitney Variabel NPL/NPF Data Kelompok Bank 2 Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 59.000

Wilcoxon W 230.000

Z -2.075

Asymp. Sig. (2-tailed) .038

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 21

Tabel 4.14 Uji Beda Independent Samples Test Variabel NPL/NPF Data Kelompok Bank 3 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. (2- F Sig. T Df tailed) NPL Equal variances assumed 5.691 .021 -5.716 46 .000 Equal variances not assumed -4.616 14.193 .000 Sumber: Lampiran 22

Berdasarkan Tabel 4.14 hasil uji beda Independent samples t-Test pada kelompok bank 3 diketahui bahwa nilai F hitung levenge test sebesar 5,691 dengan probabilitas adalah 0,021 karena probabilitas < 0,05 maka H2 diterima berarti variabel kualitas aktiva produktif mempunyai varians yang berbeda. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan equal variances not assumed. Dari input SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variances not assumed adalah -4,616 dengan probabilitas signifikan 0,000. Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak dan H2 diterima bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif.

Universitas Sumatera Utara 102

4.7.7 Uji Beda Variabel ROA

Berikut merupakan hasil dari uji beda variabel NPL/NPF pada data gabungan bank dengan menggunakan Mann-Whitney Test.

Tabel 4.15 Uji Beda Mann-Whitney Variabel ROA Data Kelompok Gabungan Bank Test Statisticsa ROA Mann-Whitney U 3040.000 Wilcoxon W 14365.000 Z -4.514 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 23

Berdasarkan Tabel 4.15 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok gabungan bank, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel ROA pada data gabungan bank adalah sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA.

Tabel 4.16 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROA Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 1564.500

Wilcoxon W 8119.500

Z -3.315

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 24

Universitas Sumatera Utara 103

Berdasarkan Tabel 4.16 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada kelompok bank 1, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel ROA pada data gabungan bank adalah sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolakdan H3 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA.

Tabel 4.17 Uji Beda Independent Samples Test Variabel ROA Data Kelompok Bank 2 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) ROA Equal variances assumed 26.673 .000 4.093 28 .000 Equal variances not assumed 4.797 23.062 .000 Sumber: Lampiran 25

Berdasarkan Tabel 4.17 hasil uji bedauji beda Independent samples t-test pada kelompok bank 2 diketahui bahwa nilai F hitung levenge test sebesar

26,673 dengan probabilitas adalah 0,00 karena probabilitas < 0,05 maka H4 diterima berarti variabel ROE mempunyai varians yang berbeda. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan equal variances not assumed. Dari input SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variances not assumed adalah 4,797 dengan probabilitas signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak dan H3 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA.

Berdasarkan Tabel 4.18 hasil uji bedaMann-Whitney Testpada kelompok

Universitas Sumatera Utara 104 bank 3, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel ROA pada data kelompok bank 3 adalah sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA.

Tabel 4.18 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROA Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa ROA Mann-Whitney U 64.000 Wilcoxon W 142.000 Z -3.621

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 26

4.7.8 Uji Beda Variabel ROE

Berikut merupakan hasil dari uji beda variabel ROE pada data gabungan bank dengan menggunakan Mann-Whitney Test.

Tabel 4.19 Uji Beda Mann-Whitney Variabel ROE Data Kelompok Gabungan Bank

Test Statisticsa

ROE Mann-Whitney U 3572.500

Wilcoxon W 14897.500

Z -3.256

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 27

Universitas Sumatera Utara 105

Berdasarkan Tabel 4.19 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada kelompok gabungan bank, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel

ROE pada data gabungan bank adalah sebesar 0,001 yang lebih kecil dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H4 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE.

Berdasarkan Tabel 4.20 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok bank 1, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel ROE pada data kelompok bank 1 adalah sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H4 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE.

Tabel 4.20 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROE Data Kelompok Bank 1 Test Statisticsa ROE Mann-Whitney U 1668.500 Wilcoxon W 2571.500 Z -2.899 Asymp. Sig. (2-tailed) .004 a. Grouping Variable: Bank Umum

Sumber: Lampiran 28

Berdasarkan Tabel 4.21 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok bank 2, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel ROE pada data kelompok bank 2 adalah sebesar 0,108 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H4 ditolak bahwa tidak terdapat perbedaan

Universitas Sumatera Utara 106 kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE.

Tabel 4.21 Uji Beda Mann-Whitnet Test Variabel ROE Data Kelompok Bank 2

Test Statisticsa ROE Mann-Whitney U 70.000

Wilcoxon W 148.000 Z -1.609

Asymp. Sig. (2-tailed) .108

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 29

Tabel 4.22 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROE Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa

ROE Mann-Whitney U 132.000

Wilcoxon W 210.000

Z -2.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .045

a. Grouping Variable: NO Sumber: Lampiran 30

Berdasarkan Tabel 4.22diatas hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok bank 3, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel ROE pada data kelompok bank 3 adalah sebesar 0,045 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H4 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE.

Universitas Sumatera Utara 107

4.7.9 Uji Beda Variabel BOPO

Berikut merupakan hasil dari uji beda variabel BOPO pada data gabungan bank dengan menggunakan Mann-Whitney Test.

Tabel 4.23 Uji Beda Mann-Whitney Variabel BOPO Data Gabungan Bank

Test Statisticsa

BOPO

Mann-Whitney U 3679.000

Wilcoxon W 5890.000

Z -3.004

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 31

Berdasarkan Tabel 4.23 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada kelompok gabungan bank, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel BOPO pada data gabungan bank adalah sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0 ditolak bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO.

Berdasarkan Tabel 4.24 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok bank 1, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel BOPO pada data kelompok bank 1 adalah sebesar 0,127 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterimadan H5 ditolakyang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO.

Universitas Sumatera Utara 108

Tabel 4.24 Uji Beda Mann-Whitney Variabel BOPO Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

BOPO Mann-Whitney U 2012.000

Wilcoxon W 8567.000

Z -1.526

Asymp. Sig. (2-tailed) .127

a. Grouping Variable: BankUmum

Sumber: Lampiran 32

Berdasarkan Tabel 4.25 hasil uji beda Independent samples t-test pada kelompok bank 2 diketahui bahwa nilai F hitung levenge test sebesar 9,159 dengan probabilitas adalah 0,004 karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H5 diterima bahwa variabel BOPO mempunyai varians yang berbeda.

Tabel 4.25 Uji Beda Independent Samples T-Test Variabel BOPO Data Kelompok Bank 2 Independent Samples Test Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Equal variances assumed 9.159 .004 -2.211 46 .032

BOPO Equal variances not assumed -3.273 44.669 .002

Sumber: Lampiran 33

Dengan demikian pada Tabel 4.25 analisis uji beda t-test harus menggunakan equal variances not assumed. Dari input SPSS terlihat bahwa

Universitas Sumatera Utara 109 nilai t pada equal variances not assumed adalah -3,273 dengan probabilitas signifikan 0,002 lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak dan

H5 diterima yang berarti terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO.

Berdasarkan Tabel 4.26 hasil uji beda Mann-Whitney Testpada kelompok bank 3, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel BOPO pada data kelompok bank 3 adalah sebesar 0,009 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H5 diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO.

Tabel 4.26 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel BOPO Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa BOPO Mann-Whitney U 106.000

Wilcoxon W 772.000 Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 34

4.7.10 Uji Beda Variabel LDR/LDF

Berikut merupakan hasil dari uji beda variabel BOPO pada data gabungan bank dengan menggunakan Mann-Whitney Test.

Berdasarkan Tabel 4.27 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada data gabungan bank, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel likuiditas pada data gabungan bank adalah sebesar 0,899 yang lebih besar dari 0,05 sehingga

Universitas Sumatera Utara 110 dapat disimpulkan bahwa H0 diterimadan H6 ditolak bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio likuiditas.

Tabel 4.27 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Gabungan Bank Test Statisticsa

LDR Mann-Whitney U 4896.500

Wilcoxon W 7107.500 Z -.126 Asymp. Sig. (2-tailed) .899

a. Grouping Variable: BankUmum Sumber: Lampiran 35

Tabel 4.28 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

LDR Mann-Whitney U 1564.000

Wilcoxon W 8119.000

Z -3.316

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 36

Berdasarkan Tabel 4.28 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada data kelompok bank 1, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel LDR/LDF pada kelompok bank

1 bank adalah sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H6 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio likuiditas.

Universitas Sumatera Utara 111

Tabel 4.29 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Kelompok Bank 2 Test Statisticsa

LDR Mann-Whitney U 166.000

Wilcoxon W 832.000

Z -1.191

Asymp. Sig. (2-tailed) .234

a. Grouping Variable: Bank Umum Sumber: Lampiran 37

Berdasarkan Tabel 4.29 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada data kelompok bank 2, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel LDR/LDF pada kelompok bank 2 bank adalah sebesar 0,234 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H6 ditolak bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio likuiditas.

Tabel 4.30 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa

LDR Mann-Whitney U 2236.000

Wilcoxon W 12676.000

Z -2.567

Asymp. Sig. (2-tailed) .010 Sumber: Lampiran 38

Berdasarkan Tabel 4.30 hasil uji beda Mann-Whitney Test pada data kelompok bank 3, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel LDR/LDF pada

Universitas Sumatera Utara 112 kelompok bank 3 bank adalah sebesar 0,010 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolakdan H6 diterima bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio likuiditas.

4.8 Pembahasan

4.8.7 Perbandingan Tingkat Permodalan (Capital) Antara Bank UmumKonvensional dan Bank Umum Syariah

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat permodalan

(Capital) yang dilihat dari rasio CAR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah pada data keseluruhan bank yang dijadikan sampel dan kelompok bank pertama yang memiliki total aset

Rp 1 triliun sampai dengan Rp 27 triliun. Sedangkan untuk kelompok bank kedua dengan total aset Rp 28 triliun sampai dengan Rp 54 triliun dan kelompok bank ketiga dengan total aset Rp 55 triliun sampai dengan Rp 81 triliun diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat aspek permodalannya.

Hal ini membuktikan bahwa secara keseluruhan kelompok bank pertama baik bank umum konvensional dan bank umum syariah memiliki kemampuan yang tidak berbeda dalam mengelola aktiva beresiko berdasarkan modal yang tersedia.Hasil ini didukung pula oleh penelitian yang dilakukan

Wijayanti (2013) bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR.Persaingan dalam meningkatkan modal baik bank umum konvensional maupun bank umum saat ini cukup ketat.Nilai CAR menjadi

Universitas Sumatera Utara 113 sangat penting bagi bank. Ukuran bank ikut mempengaruhi nilai CAR bank umum konvensional dan bank umum syariah, sebagaimana menurut Andhika

(2017) bahwa bank-bank dengan ukuran kecil dipandang tidak memiliki risiko sistematis bagi perekonomian jika mengalami kebangkrutan, mau tidak mau bank-bank dengan ukuran kecil ini harus punya bantalan risiko yang kuat karena tidak mungkin mengandalkan bail-out dari pemerintah.

Sedangkan untuk kelompok bank kedua dengan total aset Rp 28 triliun sampai dengan Rp 54 triliun dan kelompok bank ketiga dengan total aset Rp 55 triliun sampai dengan Rp 81 triliun diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat aspek permodalannya. Hal ini dibuktikan dari nilai rasio CAR bank umum konvensional berada diatas rata-rata bank umum syariah. Pada tahun 2017

Deutsche Bank Ag memiliki nilai CAR 40,66% diatas nilai CAR bank-bank kelompok pertama. Bank umum syariah belum mampu mengungguli dalam hal mengelola aktiva beresiko berdasarkan modal yang tersedia. Hasil ini sesuai dengan penelitian Wahyuni & Efriza (2017)bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum

Konvensional dilihat dari rasio CAR.

Analisis statistik deksiptif menunjukkan pula bahwa secara keseluruhan nilai CAR bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah.

Nilai rata-rata bank umum konvensional lebih besar dibandingkan bank umum syariah yaitu sebesar 23,9329%. Hal ini disebabkan bank umum konvensional memiliki permodalan yang lebih kuat untuk menjaga kepercayaan dari

Universitas Sumatera Utara 114 nasabahnya. Modal yang kuat ini juga membantu bank umum konvensional untuk mengembangkan dan memajukan bisnisnya kedepan.Dalam hal ini manajemen modal bank umum konvensional lebih baik karena dengan nilai CAR yang lebih besar bank umum konvensional juga dapat mengurangi risiko.

Nilai CAR bank umum syariah tergolong sangat baik meskipun nilai rata-ratanya lebih kecil dibandingkan bank umum konvensional yaitu sebesar

21,7920%. Hal ini menunjukkan dari sisi permodalan bank umum syariah belum unggul dari bank umum konvensional.Menurut Andhika (2017) bank syariah menjadi lebih rentan tergerus modal karena memiliki risiko agak unik dibandingkan bank konvensional terkait dengan kepemilikan investasi berbasis ekuitas, yaitu mudharabah dan musyarakah.Meskipun pengawasan yang baik telah dilakukan pada kontra-kontra yang berbasis profit-and-loss-shating tersebut, kerentanan tergerus modal masih lebih besar apabila dibandingkan bank konvensional yang tidak memiliki investasi pada jenis tersebut.

Secara keseluruhan kinerja keuangan bank umum konvensional dilihat dari rasio CAR lebih baik dibandingkan bank umum syariah.Hal ini berarti bahwa perusahaan perbankan syariah belum mampu unggul dari bank umum konvensional dalam kemampuannya dalam manajemen modal untuk menghadapi risiko keuangan.

4.8.8 Perbandingan Tingkat Kualitas Aktiva Produktif Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat kualitas aktiva produktif tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank umum

Universitas Sumatera Utara 115 konvensional dan bank umum syariah pada sampel untuk keseluruhan data

(seluruh sampel tanpa memperhatikan ukuran asetnya)Sedangkan untuk kelompok bank pertama, kedua dan ketiga terdapat perbedaan kinerja keuangan jika dilihat dari aspek kualitas aktiva produktifnya.

Hal ini membuktikan bahwa secara keseluruhan kemampuan bank umum konvensional dan bank umum syariah tidak berbeda dalam mengatasi kredit bermasalah.Baik bank umum konvensional dan bank umum syariah memiliki nilai rasio aktiva produktif kurang dari 5%.

Sedangkan pada kelompok bankdiketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat aspek aktiva produktif. Hal ini dibuktikan bahwa pada bank syariah nilai rasio aktiva produktif kurang dari 5% sementara bank umum konvensional pada tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan nilai rasio aktiva produktif lebih dari

12% yaitu PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. Hal ini mendukung hasil penelitian

Mardiah (2016)bahwa jika dilihat dari aspek kualitas aktiva produktif maka terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum syariah.

Hasil analisis statistik desktiptif penelitian ini menunjukkan pula bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan bank umum konvensional dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif lebih baik dibandingkan bank umum syariah.Hal ini disebabkan pembiayaan bermasalah yang terjadi pada bank umum syariah lebih besar dibandingkan kredit bermasalah yang terjadi pada bank umum konvensional.

Kegagalan perbankan syariah dalam penerapan sistem pembiayaan yang memperhatikan faktor-faktor fundamental akhirnya bank umum syariah tidak

Universitas Sumatera Utara 116 mampu menahan timbulnya NPF yang meluas. Terjadi kenaikikan yang sangat signifikan pada rata-rata nilai NPF tahun 2013 sampai 2015 meskipun kemudian terjadi penurunan pada tahun selanjutnya.

Faktor fundamental yang melandasi transaksi perbankan syariah adalah sebagai berikut: dari sisi aktiva neraca, bank syariah hanya mengenal kata

“pembiayaan” sebagai kegiatan utamanya, dan tidak memberi pinjaman uang seperti pada bank konvensional. Pemberian pinjaman uang pada bank syariah bersifat sosial dan tidak berbunga. Transaksi komersialnya dilaksanakan melalui jual beli dengan akad murabaha, sewa menyewa dengan akad ijarah, dan kerja sama menjalankan suatu bentuk usaha/bisnis dengan mudharabah atau musyarakah. Selain itu pembiayaan disalurkan untuk kegiatan-usaha dan hal-hal yang menguntungkan.

Sementara itu perbankan konvensional cukup efektif dan efisien dalam menyalurkan kredit.Dari data analisis statistik deskriptif meskipun nilai NPL bank umum konvensional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan namun tetap tidak sebesar NPF bank umum syariah. Nilai rata-rata NPL bank umum konvensional adalah 1,4368% lebih kecil dari nilai rata-rata NPF bank umum syariah yaitu

2,6130%. Namun nilai NPL/NPF kedua bank tersebut masih terkategori wajar karena berada dibawah 5%.

4.8.9 Perbandingan Tingkat Profitabilitas Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Secara keseluruhan data rasio ROA, ROE, dan BOPO menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum

Universitas Sumatera Utara 117 konvensional dan bank umum syariah.Hal ini membuktikan bahwa dalam dalam menghasilkan keuntungan baik dari aset maupun pemanfaatan modal serta efisiensi biaya bank umum konvensional berbeda dengan bank umum syariah.Bank syariah tidakdibenarkan adanya unsur bunga karena bunga adalah riba yang diharamkan sehingga bank syariah mengganti bunga yang merupakan sumber pendapatan menghasilkan laba pada bank konvensional dengan akad-akad seperti mudharabah, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah yang jelas diperbolehkan dalam ajaran agama islam.

Hal tersebutlah yang menjadikan tingkat profitabilitas antara bank umum konvensional dan bank umum syariah berbeda.

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat profitabilitas yang dilihat dari rasio ROA pada kelompok bank pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.Hal ini disebabkan bahwa meskipun perolehan laba bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank syariah namun dalam hal tingkat aset dan ekuitas yang dimiliki kedua bank cukup bersaing. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata tertinggi ROE bank umum syariah yaitu PT

Bank Mega Syariah dengan nilai 57,98% lebih besar dibandingkan nilai rata-rata tertinggi ROE bank-bank umum konvensional yaitu PT Bank Agris, Tbk dengan nilai

43,36%. Bank umum syariah cukup bersaing dalam hal kemampuan menghasilkan laba dari modal sendiri.Hal ini sesuai hasil penelitian Rafiqul Islam Rafiq (2016) yang menunjukan bahwa jika dilihat dari aspek profabilitas yakni rasio ROA terdapat

Universitas Sumatera Utara 118 perbedaan kinerja keuangan serta kinerja keuangan bank umum syariah lebih baik dari bank umum konvensional.

Analisis statistik dekriptif menunjukkan pula bahwa secara keseluruhan nilai ROA bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah.

Nilai rata-rata ROA bank umum konvensional lebih besar dibandingkan bank syariah yaitu sebesar 1,1543%. Hal ini disebabkan perolehan laba bank umum konvensional lebih besar dibandingkan laba bank umum syariah. Meskipun perkembangan laba bank konvensional berfluktuasi namun pada tahun 2016 sampai dengan 2017 nilai ROA bank umum konvensional mengalami kenaikan yang menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset lebih baik dari tahun sebelumnya. Bank umum konvensional yang memiliki ROA tertinggi adalah PT Citibank, N.A dengan nilai 5,10% lebih besar dibandingkan dengan nilai ROA tertinggi bank umum syariah PT Bank Mega Syariah dengan nilai 3,81%.

Sejalan dengan tingkat profibilitas bank umum konvensional dan bank umum syariah, tingkat efisiensi bank umum konvensional lebih baik dibandingkan bank umum konvensional. Biaya operasional baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah sama-sama mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan tingkat pendapatan yang diperoleh kedua bank tersebut. Namun bank umum konvensional lebih efisien dalam menejemen biaya operasional bank terlihat dari rata-rata nilai BOPO bank umum konvensional 90,00% jauh lebih efisien dibandingkan bank umum syariah sebesar 96,7673%. Pada tahun 2016 nilai BOPO bank umum konvensional mengalami penurunan yang menandakan

Universitas Sumatera Utara 119 bahwa terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional bank umum konvensional.

Tingkat profobilitas yang dilihat dan rasio BOPO pada kelompok bank pertama menunjukan tidak terdapat perbedaanyang signifikan.Hal ini disebabkan bahwa meskipun perolehan pendapatan bank umum konvensioanl lebih baik dibandingkan bank syariah umum dalam hal ini efisiensi biaya operasional yang dimiliki kedua bank cukup bersaing. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata tertinggi

BOPO terdapat pada bank kelompok pertama yaitu untuk bank umum konvensional yaitu PT Bank of India Indonesia dengan nilai 235,20% lebih besar dibandingkan nilai rata-rata tertinggi bank umum syariah pada bank kelompok pertama yaitu PT Panin Dubai Syariah, Tbk dengan nilai 217,40%. Bank umum syariah dan bank umum konvensional pada kelompok bank pertama cukup bersaing dalam hal efisiensi biaya operasional bank.

4.8.10 Perbandingan Tingkat Likuiditas Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat likuiditas yang dilihat dari rasio LDF/LDR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah pada sampel untuk keseluruhan data (seluruh sampel tanpa memperhatikan ukuran asetnya) dan kelompok bank 2.

Sedangkan pada kelompok bank 1 dan 3 terdapat perbedaan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah.

Perbankan syariah memiliki tingkat likuiditas yang lebih baik dibandingkan bank konvensional. Rata-rata LDF bank syariah dari tahun 2012 sampai 2017 adalah sebesar 94,3359% terkategori baik karena telah memenuhi

Universitas Sumatera Utara 120 ketentuan bank Indonesia yaitu nilai LDR dibawah 100%. Bank umum syariah lebih likuid dibandingkan bank umum syariah, hal ini disebabkan oleh kapasitas dana bank umum syariah yang siap untuk dipinjamkan cukup besar. Selain itu dengan LDF yang lebih optimal bank umum syariah mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih dibandingkan dengan bank umum konvensional, hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian Jahja & Iqbal

(2011) menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio likuiditas maka kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam hal ini bank umum syariah lebih baik kinerjanya dilihat dari tingkat likuiditasnya yang diwakili oleh rasio likuiditas.

Sementara itu tingkat likuiditas yang dilihat dari rasio likuiditas pada kelompok bank 1 dan 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kedua bank baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sama-sama bersaing dengan ketat. Hal ini disebabkan pula karena kedua bank saling mengungguli dalam menghimpun dana pihak ketiga dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan.

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapar disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian pada data keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum

syariah jika dilihat dari aspek earning yaitu rasio ROA, ROE, dan BOPO

sementara dari aspek lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

2. Hasil pengujian pada kelompok bank menunjukkan bahwa aspek

permodalan (Capital) terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan

bank umum konvensional dan bank umum syariah untuk kelompok bank

kedua dan ketiga, sedangkan untuk kelompok bank pertama tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

3. Hasil pengujian pada kelompok bank menunjukkan bahwa aspek kualitas

aktiva produktif (Assets) terdapat perbedaan yang signifikan kinerja

keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah untuk semua

kelompok bank.

4. Hasil pengujian pada kelompok bank menunjukkan bahwa aspek

profitabilitas (Earnings) terdapat perbedaan yang signifikan kinerja

keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari

rasio ROA pada seluruh kelompok bank dan ROE untuk kelompok bank

satu, serta BOPO untuk kelompok dua dan tiga.

121

Universitas Sumatera Utara 122

5. Hasil pengujian pada kelompok bank menunjukkan bahwa aspek likuiditas

(Likuidity) terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum

konvensional dan bank umum syariah untuk kelompok bank pertama dan

ketiga, sedangkan kelompok bank dua tidak terdapat perbedaan yang

signifikan.

6. Hasil statistik deskriptif secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja

keuangan dilihat dari rasio CAR, NPL, ROA, ROE, dan BOPO bank umum

konvensional lebih baik dibandingkan bank umum syariah. Sedangkan

kinerja keuangan dilihat dari rasio LDR bank umum syariah lebih baik

dibandingkan bank umum konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang ada dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti:

1. Bagi Perbankan

a. Bank Umum Syariah untuk lebih meningkatkan kinerja keuangannya

dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, dan profitabilitas.

Dengan cara lebih mengoptimalkan sistem penghimpunan dana pada

produk-produk perbankan syariah, melakukan efisiensi usaha dan lebih

berhati-hati dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah untuk

mengurangi jumlah pembiayaan bermasalah.

b. Bank Umum Konvensional untuk lebih meningkatkan kinerja

keuangannya dari aspek likuiditas dengan cara harus memiliki aset-aset

lancar yang jumlahnya lebih besar dari kewajiban-kewajiban lancar.

Universitas Sumatera Utara 123

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian dengan

menambah sampel, tidak hanya terbatas pada bank umum syariah tetapi juga

dapar dilakukan pada lembaga keuangan syariah lainnya seperti unit usaha

syariah, BPRS, Asuransi Syariah, serta Lembaga Amil Zakat. Selain itu

disarankanuntuk menggunakan variabel penelitian yang lainnya agar tidak

hanya berfokus pada penilain kinerja keuangan bank tetapi bisa diperluas

dengan menambahkan variabel seperti penilaian kinerja sosial bank.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Afriany, U. (2013). Analisis Perbandingan Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Rasio Keuangan. Skripsis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Aini, I. (2015). Strategi Membangun Bisnis Developer Property. Cetakan Pertama. Jakarta: Phoenix. Aisyah, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Risiko Bisnis, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan di BEI. Surakarta. Andhika, Y. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequcy Ratio (CAR) Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 312-323. Ariani, N. A., & Wiagustini, N. P. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(6), 3168-3195. Astuti, R. A., Ritonga, K., & A, A. A. (2014). Pengaruh Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. JOM FEKON, 1(2), 1-15. Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (11 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Cekrezi, A. (2013). Impact of Firm Specific Factors on Cpaital Structure Decision: An Empirical Study of Albanian Firms. European Journal of Sustainable Development, 2(4), 135-148. Chandra, T. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keaungan, 18(4), 507-523. Chasanah, N. S., & Satrio, B. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Transportasi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 6(7), 1-17. Darmawi, H. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Diana, N. (2014). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia tahun 2011-2013) . Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang. Ernst, & Young . (2017, Desember 6). World Islamic Banking Competetiveness

124

Universitas Sumatera Utara 125

Report 2017-2018. p. www.ey.com. Forte, D., Barros, L. A., & Nakamura, W. T. (2013). Determinants of the Capital Structure of Small an Medium Sized Brazilian Enterprises. Brazilian Administration Review, 10(3), 347-369. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I., & Ratmono, D. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika. Semarang: Undip. Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika (5 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Hanafi, M., & Halim, A. (2014). Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarya: UPP STIM YKPN. Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis). Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, M. I. (2016). Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Kedua ed.). Jakarta: PT Bumi Aksara. Hederiche, M. (2015). Bank Performance Determinants: Comparative Analysis Between Conventional and Islamic. International Journal of Ecomoics and Finance. Hendro, T., & Rahardja, C. T. (2014). Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Herijanto, H. (2012). Perbankan Syariah dan Konvensional. Majalah Ekonomi Syariah , Vol 11 No 2. Indonesia, B. (2004). Surat Edaran No 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Info Bank. (2017, Desember 6). Bank Syariah di Dunia. p. www.infobank.com. Ismail. (2009). Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana. Jaffar , M., & Manarvi, I. (2011). Performance Comparasion of Islamic Conventional Bank in Pakistan. Global Journal of Management and Business Research, 200. Jahja, A. S., & Iqbal, M. (2011). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Episteme, 337. Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revis. Yogyakarta: Andi Offset. Kamaludin, & Indriani, R. (2012). Manajemen Keuangan:Konsep Dasar dan Penerapannya. Bandung: CV.Mandar Maju. Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenadia

Universitas Sumatera Utara 126

Media Group. Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya . Jakarta: Rajagrafindo Persada. Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Khan, M. K. (2012). Evaluating the Financial Performance of Islamic and Conventional Banks of Pakistan: A Comparative Analysis. International Journal of Business and Social Science, Vol 3 No 7. Kusuma, W. I., Cipta, W., & Suwendra, I. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, dan Profitablitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, 4. Latumaerissa, J. R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Latumaerissa, J. R. (2014). Manajemen Bank Umum. Jakarta: Mitra Wacana Media. Liang, J., Li, L. F., & Song, H.-S. (2013). An Explanation of Capital Structure of China's Listed Property Firms. Property Management, 32(1), 4-15. Maidah, I., & Fuadati, S. R. (2016). Profitabilitas, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Perdagangan di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5(7), 1-20. Mardiah, A. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia (Tahun 2011-2013). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Martono. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Ekonisia. Martono, & Agus, H. (2012). Manajemen Keuangan (Kedua ed.). Yogyakarta: Ekonisia. Michele, A., & Stevie, S. (2012). The Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from Japanese Manufacturing Companies. Journal of International Business Research, 11(3). Munawir. (2011). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Munir, M. S. (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Syariah dan ). Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Naili, N. (2013). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional Periode 2008-2011. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ningtyas, & Puspita, C. (2013). Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan

Universitas Sumatera Utara 127

(Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbbk. Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi Bisis Universitas Brawijaya Malang. Nugroho, A. (2011). Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP dan PLO terhadap Return On Asset (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode Tahun 2006-2010). Jurnal Universitas Diponegoro. Pahuja, A., & Sahi, A. (2012). Factors Affecting Capital Structure Decisions: Empirical Evidence From Selected Indian Firms. International Journal of Marketing, 1(3). Pattweekongka, S., & Napompech, K. (2014). Determinants of Capital Structure: Evidence from Thai Lodging Companies. International Journal of Arts & Science, 7(4), 45-52. Prayogo, P. (2016). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Rafiqul, I. R. (2016). Determining Bank Performance using CAMEL rating: A Comparative Study on Selected Islamic and Conventional Bank in Bangladesh. ABC Journals, 234. Rifai, M. H. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Aktiva terhadap Kinerja Hutang pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Rivai, V., & Arivin, A. (2010). Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (Keempat ed.). Yogyakarta: BPFE. Rodoni, A., & Ali, H. (2014). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sangadji, E. M. (2010). Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Saputra. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah . Jurnal Ekonomi Universitas Riau, 148. Sawitri, N. Y., & Lestari, P. V. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal. E- Jurnal Manajemen Unud, 4(5), 1238-1251. Sjahrial, D. (2014). Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana. Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan (Kedua ed.). Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.

Universitas Sumatera Utara 128

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sujerweni, V. W. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Sukmana, R. (2015). Islamic Bank vs Conventional Banks in Indonesia: An Analysis on Financial Performance. Journal Faculty of Economics and Business, Universitas Airlangga, 81. Syahyunan. (2015). Manajemen Keuangan . Medan: USU Press. Syahyunan. (2015). Manajemen Keuangan 2: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press. Tita, D., & Evanti, A. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Leverage pada PT Astra International Tbk dan Anak Perusahaannya. Jurnal Siasat Bisnis, 18(1), 11-20. Umam, K., & Utomo, S. B. (2016). Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Wahyuni, M., & Efriza, R. E. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional di Indonesia. Internasional Journal of Social Science and Business, 66-74. Weston, J. F., & Copeland, T. E. (2008). Manajemen Keuangan. Binarupa Aksara. Witjaksono, A., & Anis, Y. (2011). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Metode CAMEL. Binus Business Review, 485.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Keterangan 1. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk - 2. PT. BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk - 3. PT. (PERSERO), Tbk - 4. PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk - 5. PT. INDONESIA, Tbk - 6. PT. BANK PERMATA, Tbk - 7. PT. , Tbk - 8. PT. , Tbk - 9. PT. PAN INDONESIA BANK, Tbk - 10. PT. BANK CIMB NIAGA, Tbk - 11. PT. BANK UOB INDONESIA - 12. PT. BANK OCBC NISP, Tbk - 13. PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk - 14. PT. BANK BUMI ARTA, Tbk - 15. PT BANK HSBC INDONESIA - 16. PT. BANK JTRUST INDONESIA, Tbk - 17. PT. BANK MAYAPADA INTERNATIONAL, Tbk Sampel 18. PT. BANK NUSANTARA PARAHYANGAN, Tbk - 19. PT. BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk Sampel 20. PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk - 21. PT BANK SHINHAN INDONESIA Sampel 22. PT. BANK SINARMAS, Tbk Sampel 23. PT. BANK MASPION INDONESIA, Tbk Sampel 24. PT. BANK GANESHA Sampel 25. PT. BANK ICBC INDONESIA - 26. PT. BANK QNB INDONESIA, Tbk - 27. PT. BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906, Tbk - 28. PT. BANK MEGA, Tbk - 29. PT. BANK BUKOPIN, Tbk - 30. PT. BANK KEB HANA INDONESIA - 31. PT BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk - 32. PT. BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA, Tbk - 33. PT. BANK SBI INDONESIA - 34. PT. BANK INDEX SELINDO Sampel 35. PT. BANK MAYORA - 36. PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK INDONESIA, Tbk - 37. PT. BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA Sampel 38. PT. BANK DBS INDONESIA Sampel 39. PT. BANK RESONA PERDANIA - 40. PT. BANK MIZUHO INDONESIA - 41. PT. BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk - 42. PT. BANK BNP PARIBAS INDONESIA - 43. PT. BANK ANZ INDONESIA Sampel 44. PT. BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA - 45. PT. BANK AGRIS, Tbk Sampel 46. PT. BANK CTBC INDONESIA -

129

Universitas Sumatera Utara 130

Lanjutan Lampiran 1

No. Nama Keterangan Bank Umum Konvensional 47. PT. BANK COMMONWEALTH - 48. PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, Tbk - 49. PT. BANK BISNIS INTERNASIONAL - 50. PT. BANK OKE INDONESIA Sampel 51. PT. BANK JASA JAKARTA Sampel 52. PT. BANK YUDHA BHAKTI, Tbk Sampel 53. PT. BANK MITRANIAGA, Tbk Sampel 54. PT. BANK ROYAL INDONESIA - 55. PT. BANK NATIONALNOBU, Tbk - 56. PT. BANK INA PERDANA, Tbk Sampel 57. PT. PRIMA MASTER BANK Sampel 58. PT. BANK SAHABAT SAMPOERNA Sampel 59. PT. BANK DINAR INDONESIA, Tbk Sampel 60. PT. BANK AMAR INDONESIA - 61. PT. BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI - 62. PT. BANK ARTOS INDONESIA - 63. PT. BANK MULTIARTA SENTOSA - 64. PT. BANK FAMA INTERNASIONAL - 65. PT. BANK MANDIRI TASPEN - 66. PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk - 67. PT. BANK HARDA INTERNASIONAL Sampel 68. PT. BPD JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk - 69. PT. BPD DKI - 70. PT. BPD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 71. PT. BPD JAWA TENGAH Sampel 72. PT. BPD JAWA TIMUR, Tbk - 73. PT. BPD JAMBI - 74. PT. BPD SUMATERA UTARA - 75. PT. BPD SUMATERA BARAT - 76. PT. BPD RIAU KEPRI - 77. PT. BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG - 78. PT. BPD LAMPUNG Sampel 79. PT. BPD KALIMANTAN SELATAN - 80. PT. BPD KALIMANTAN BARAT - 81. PT. BPD KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA - 82. PT. BPD KALIMANTAN TENGAH - 83. PT. BPD SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT - 84. PT. BPD SULAWESI UTARA DAN GORONTALO - 85. PT. BPD NUSA TENGGARA BARAT - 86. PT. BPD BALI - 87. PT. BPD NUSA TENGGARA TIMUR - 88. PT. BPD MALUKU DAN MALUKU UTARA - 89. PT. BPD PAPUA - 90. PT. BPD BENGKULU - 91. PT. BPD SULAWESI TENGAH Sampel 92. PT. BPD SULAWESI TENGGARA - 93. PT BPD BANTEN, Tbk Sampel 94. CITIBANK, N.A. Sampel

Universitas Sumatera Utara 131

Lanjutan Lampiran 1 No Nama Keterangan Bank Umum Konvensional 95. JP MORGAN CHASE BANK, NA Sampel 96. , N.A - 97 PCL - 98. THE HONGKONG & SHANGHAI B.C, LTD - 99. MUFG BANK, LTD - 100. STANDARD CHARTERED BANK Sampel 101. DEUTSCHE BANK AG Sampel 102. BANK OF CHINA (HONG KONG) LIMITED - Bank Umum Syariah 1. PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk Sampel 2. PT. BANK BNI SYARIAH Sampel 3. PT. BANK SYARIAH MANDIRI Sampel 4. PT. BANK MEGA SYARIAH Sampel 5. PT. BANK VICTORIA SYARIAH Sampel 6. PT. BANK BRI SYARIAH Sampel 7. PT. BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA Sampel 8. PT. BANK JABAR BANTEN SYARIAH Sampel 9. PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH, Tbk Sampel 10. PT. BANK SYARIAH BUKOPIN Sampel 11. PT. BANK BCA SYARIAH Sampel 12. PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH - 13. PT. BANK ACEH SYARIAH -

Universitas Sumatera Utara 132

Lampiran 2 Data Rasio CAMEL

Nama Bank Umum RASIO CAMEL NO Tahun Syariah CAR NPF ROA ROE BOPO FDR 2012 14,22% 1,42% 1,48% 10,18% 85,39% 84,99% 2013 16,23% 1,13% 1,37% 9,65% 88,33% 97,86% 2014 16,26% 1,04% 1,27% 10,83% 89,80% 92,60% 1 PT BNI SYARIAH 2015 15,48% 1,46% 1,43% 11,39% 89,63% 91,94% 2016 14,92% 1,64% 1,44% 11,94% 86,88% 84,57% 2017 20,14% 1,50% 1,31% 11,42% 87,62% 80,21% 2012 11,57% 1,81% 1,54% 29,16% 84,47% 94,15% 2013 14,07% 1,56% 0,50% 11,41% 93,86% 99,99%

PT BANK MUALAT 2014 14,22% 4,85% 0,17% 2,13% 97,33% 84,14% 2 INDONESIA 2015 12,00% 4,20% 0,20% 2,78% 97,36% 90,30% 2016 12,74% 1,40% 0,22% 3,00% 97,76% 95,13% 2017 13,62% 2,75% 0,11% 0,87% 97,68% 84,41% 2012 11,35% 1,84% 1,19% 10,41% 86,63% 100,96% 2013 14,49% 3,26% 1,15% 10,20% 90,42% 102,70%

PT BANK BRI 2014 12,89% 3,65% 0,08% 0,44% 99,77% 93,90% 3 SYARIAH 2015 13,94% 3,89% 0,76% 6,20% 93,79% 84,16% 2016 20,63% 3,19% 0,95% 7,40% 91,33% 81,47% 2017 20,29% 4,72% 0,51% 4,10% 95,24% 71,87% 2012 13,51% 2,67% 3,81% 57,98% 77,28% 88,88% 2013 12,99% 2,98% 2,33% 26,23% 86,09% 93,37%

PT BANK MEGA 2014 19,26% 3,89% 0,29% 2,50% 97,61% 93,61% 4 SYARIAH 2015 18,74% 4,26% 0,30% 1,61% 99,51% 98,49% 2016 23,53% 3,30% 2,63% 11,97% 88,16% 95,24% 2017 22,19% 2,75% 1,56% 6,75% 89,16% 91,05% 2012 13,82% 1,14% 2,25% 25,05% 73,00% 94,49% 2013 14,10% 2,29% 1,53% 15,34% 86,37% 89,37%

PT BANK MANDIRI 2014 14,76% 4,29% 0,17% 1,49% 82,13% 82,13% 5 SYARIAH 2015 12,85% 4,05% 0,56% 5,92% 94,78% 81,99% 2016 14,01% 3,13% 0,59% 5,81% 94,12% 79,19% 2017 15,89% 2,71% 0,59% 5,71% 94,44% 77,66% 2012 31,50% 0,00% 0,80% 2,80% 91,40% 79,90% 2013 22,40% 0,00% 1,00% 4,30% 90,20% 83,50% 2014 29,60% 0,10% 0,80% 2,90% 92,90% 91,20% 6 PT BCA SYARIAH 2015 34,30% 0,50% 1,00% 3,10% 92,50% 91,40% 2016 36,70% 0,20% 1,10% 3,50% 92,20% 90,10% 2017 29,40% 0,04% 1,20% 4,30% 87,20% 88,50%

Universitas Sumatera Utara 133

Lanjutan Lampiran 2

Nama Bank Umum No Tahun CAR NPF ROA ROE BOPO FDR Syariah 2012 32,20% 0,19% 3,48% 8,20% 47,60% 105,66% 2013 20,83% 0,77% 1,03% 4,44% 81,31% 90,40% 2014 25,69% 0,29% 1,99% 7,01% 82,58% 94,04% PT PANIN DUBAI 7 SYARIAH 2015 20,30% 1,94% 1,14% 4,94% 89,29% 96,43% 2016 18,17% 1,86% 0,37% 1,76% 96,17% 91,99% - 2017 11,51% 4,83% -94,01% 217,40% 86,95% 10,77% 2012 12,78% 4,59% 0,55% 7,32% 91,59% 91,98% 2013 11,10% 4,27% 0,69% 7,63% 92,29% 100,29%

PT BANK SYARIAH 2014 14,80% 3,34% 0,27% 2,39% 96,77% 92,89% 8 BUKOPIN 2015 16,31% 2,74% 0,79% 5,35% 91,99% 90,56% 2016 17,00% 2,72% 0,76% 5,15% 91,76% 88,18% 2017 19,20% 4,18% 0,02% 0,20% 99,20% 82,44% 2012 28,08% 2,41% 1,43% 8,93% 87,90% 46,08% 2013 18,40% 3,31% 0,50% 3,70% 91,95% 84,65%

PT BANK VICTORIA 2014 15,27% 4,75% -1,87% -17,61% 143,31% 95,19% 9 SYARIAH 2015 16,14% 4,82% -2,36% -15,06% 119,19% 95,29% 2016 15,98% 4,35% -2,19% -17,45% 131,34% 100,67% 2017 19,29% 4,08% 0,36% 2,01% 96,02% 83,59% 2012 63,89% 1,25% 2,88% 4,93% 53,77% 197,70% 2013 59,41% 0,00% 2,87% 5,05% 67,79% 152,87% 2014 52,13% 4,29% 3,61% 6,83% 69,62% 157,77% PT MAY BANK 10 - SYARIAH 2015 38,40% 4,93% -32,04% 192,60% 110,54% 20,13% 2016 55,06% 4,60% -9,51% -27,62% 160,28% 134,73% 2017 75,83% 0,00% -1,78% 5,50% 83,36% 85,94% 2012 21,09% 1,01% -0,59% -3,26% 110,34% 87,99% 2013 17,99% 1,16% 0,91% 4,65% 85,76% 97,40%

PT Bank BPJB 2014 15,78% 3,93% 0,69% 3,47% 96,94% 84,02% 11 Syariah 2015 22,53% 4,45% 0,25% 0,92% 98,78% 104,75% 2016 18,25% 4,94% -8,09% -49,05% 122,77% 98,73% 2017 16,25% 2,85% -5,69% -58,64% 134,63% 91,03% Bank Umum NO Tahun CAR NPL ROA ROE BOPO FDR Konvensional 2012 26,14% 0,55% 2,70% 10,69% 69,10% 183,93% 2013 25,81% 0,32% 2,50% 13,22% 75,26% 185,34% PT. BANK SUMITOMO MITSUI 2014 23,51% 0,64% 2,17% 13,08% 67,73% 251,10% 1 INDONESIA 2015 24,76% 0,40% 1,80% 11,51% 72,23% 250,15% (76,595,864) 2016 19,80% 0,16% 1,79% 12,34% 82,02% 239,39% 2017 17,51% 0,15% 1,63% 11,49% 78,66% 223,22%

CITIBANK, N.A. 2012 23,80% 0,30% 4,10% 16,70% 73,80% 71,40% 2 (76,122,237) 2013 24,50% 1,50% 4,30% 16,70% 85,80% 83,40%

Universitas Sumatera Utara 134

Nama Bank Umum No Tahun CAR NPL ROA ROE BOPO LDR Konvensional 2014 25,50% 1,30% 5,10% 19,00% 79,80% 87,70%

CITIBANK, N.A. 2015 28,20% 0,40% 2,80% 10,70% 89,20% 77,20% 2 (76,122,237) 2016 30,00% 0,90% 4,10% 14,90% 81,60% 74,60% 2017 27,50% 0,50% 4,30% 15,50% 85,80% 71,40% 2012 12,13% 0,38% 2,10% 16,82% 70,23% 96,30% 2013 13,43% 0,89% 1,82% 13,91% 82,95% 104,19% PT. BANK DBS 2014 16,15% 2,07% 0,83% 5,77% 86,25% 92,83% 3 INDONESIA (65,422,803) 2015 19,44% 2,19% 0,15% 0,63% 95,28% 102,93% 2016 20,21% 1,62% 1,30% 8,38% 89,55% 91,07% 2017 20,65% 0,98% 1,02% 6,25% 90,80% 92,84% 2012 16,82% 1,09% 2,60% 17,08% 81,98% 108,43% 2013 14,49% 0,78% 0,42% 2,17% 97,55% 98,17% STANDARD 2014 16,87% 1,11% 1,55% 8,80% 92,92% 82,99% 4 CHARTERED BANK (63,227,925) 2015 16,06% 1,91% -0,55% -5,27% 101,14% 85,25% 2016 16,59% 1,44% 0,58% 2,45% 98,70% 76,37% 2017 19,51% 1,11% 0,32% 1,53% 99,53% 81,91% 2012 10,93% 2,14% 2,41% 17,67% 80,19% 80,58% 2013 14,07% 0,64% 2,53% 22,85% 78,58% 85,61% PT BANK MAYAPADA 2014 10,25% 1,23% 1,95% 20,70% 84,50% 81,25% 5 INTERNATIONAL, 2015 12,97% 2,26% 2,10% 23,41% 82,65% 82,99% Tbk (74,745,570) 2016 13,34% 1,22% 2,03% 19,00% 87,20% 91,40% 2017 14,11% 4,20% 1,30% 10,64% 83,08% 90,08% 2012 15,16% 0,15% 2,73% 30,69% 76,35% 82,62% 2013 15,45% 0,16% 3,01% 31,98% 72,88% 86,96% PT BPD JAWA 2014 14,87% 0,81% 2,60% 28,59% 76,05% 90,54% 6 TENGAH (61,466,427) 2015 20,25% 0,82% 2,60% 23,17% 76,18% 95,05% 2016 20,25% 0,82% 2,60% 23,17% 76,18% 95,05% 2017 20,41% 0,76% 2,69% 22,08% 74,60% 95,10% 2012 14,26% 0,77% 3,84% 24,69% 78,38% 97,04% 2013 15,18% 0,78% 3,40% 18,85% 82,51% 89,99% PT BANK ANZ 2014 17,06% 1,25% 3,22% 16,63% 82,03% 101,54% 7 Indonesia (31,158,639) 2015 17,50% 1,41% 0,72% 3,58% 95,72% 97,09% 2016 21,29% 1,44% 1,63% 6,41% 93,16% 98,08% 2017 22,60% 1,81% 2,78% 8,94% 80,54% 87,74% 2012 20,99% 0,00% 3,65% 19,59% 69,80% 68,00%

DEUTSCHE BANK 2013 26,95% 0,00% 2,93% 18,79% 80,71% 76,85% 8 AG (30,500,876) 2014 27,02% 0,00% 4,20% 24,32% 72,67% 79,53% 2015 48,22% 1,86% 3,24% 16,33% 78,25% 59,78%

Universitas Sumatera Utara 135

Lanjutan Lampiran 2 Nama Bank Umum No Tahun CAR NPL ROA ROE BOPO LDR Konvensional DEUTSCHE BANK 2016 45,14% 0,57% 3,83% 13,86% 70,45% 63,60% 8 AG (30,500,876 2017 40,66% 0,64% 3,89% 13,17% 56,15% 68,25% 2012 18,09% 2,57% 1,74% 15,42% 83,75% 80,78% 2013 21,82% 2,12% 1,71% 9,23% 83,25% 78,72% PT BANK 2014 18,38% 2,56% 1,02% 5,72% 94,54% 83,88% 9 SINARMAS, Tbk (30,404,078) 2015 14,37% 2,99% 0,95% 6,46% 91,67% 78,04% 2016 16,70% 1,47% 1,72% 10,04% 86,23% 77,47% 2017 18,31% 2,34% 1,26% 7,51% 88,94% 80,57% 2012 48,75% 0,66% 0,80% 1,59% 91,77% 78,58% 2013 39,80% 0,12% 0,96% 2,01% 91,18% 96,94% PT BANK SHINHAN 2014 37,11% 0,29% 1,16% 2,83% 89,08% 74,99% 10 INDONESIA (8,357,384) 2015 114,99% 0,06% 0,76% 2,12% 91,47% 60,71% 2016 85,28% 0,92% 0,75% 1,32% 92,67% 108,21% 2017 67,85% 0,74% 2,19% 3,01% 72,77% 240,22% 2012 32,60% 1,54% 0,32% 0,80% 96,94% 78,69% 2013 27,19% 1,42% 1,27% 5,28% 88,94% 80,98% PT BANK SAHABAT 2014 23,54% 2,15% 1,25% 5,89% 90,71% 90,74% 11 SAMPOERNA (8,210,637) 2015 17,03% 2,71% 1,42% 7,54% 89,88% 92,86% 2016 18,28% 2,65% 0,74% 3,45% 93,69% 91,50% 2017 19,93% 2,47% 0,65% 3,23% 93,92% 93,11% 2012 19,18% 0,00% 2,47% 14,84% 78,71% 77,95% 2013 16,99% 0,00% 2,05% 13,15% 82,33% 83,96% PT BANK BUMI 2014 15,07% 0,08% 1,52% 11,34% 87,41% 79,45% 12 ARTA, Tbk (6,978,457) 2015 25,57% 0,39% 1,33% 8,97% 88,91% 82,78% 2016 25,15% 1,01% 1,52% 6,43% 85,80% 79,03% 2017 25,67% 0,85% 1,73% 6,96% 82,86% 82,10% 2012 13,46% 0,17% 1,00% 6,69% 89,84% 89,71% 2013 21,01% 0,16% 1,11% 6,67% 88,88% 85,73% PT BANK MASPION 2014 19,45% 0,70% 0,82% 4,13% 92,59% 86,82% 13 INDONESIA, Tbk (6,054,845) 2015 19,33% 0,50% 1,10% 6,37% 89,53% 92,96% 2016 24,32% 0,81% 1,67% 7,62% 83,81% 99,88% 2017 21,59% 1,38% 1,60% 6,30% 83,34% 97,14% 2012 25,11% 1,19% 2,15% 13,82% 79,75% 107,27% 2013 23,11% 1,95% 3,52% 22,91% 64,67% 128,43% PT BPD Sulawesi 2014 25,16% 0,33% 3,73% 24,06% 69,27% 120,44% 14 Tenggara, Tbk (5,293,808) 2015 27,85% 0,37% 3,10% 23,24% 71,60% 80,62% 2016 28,15% 0,33% 2,91% 20,98% 72,82% 91,11% 2017 27,80% 0,17% 2,90% 16,22% 76,35% 94,66%

Universitas Sumatera Utara 136

Lanjutan Lampiran 2

Nama Bank Umum No Tahun CAR NPL ROA ROE BOPO LDR Konvensional 2012 13,67% 0,95% 0,65% 5,16% 94,36% 68,92% 2013 13,81% 1,46% 0,99% 7,85% 90,82% 72,88%

PT BANK 2014 14,18% 4,16% 0,21% 1,62% 97,82% 62,03% 15 GANESHA(4,573,742) 2015 14,27% 1,80% 0,36% 3,02% 97,51% 72,98% 2016 39,23% 0,80% 1,62% 5,20% 82,36% 87,94% 2017 33,86% 0,20% 1,59% 4,80% 83,81% 85,55% 2012 40,88% 0,02% -0,33% -1,77% 102,04% 464,94% 2013 33,87% 0,02% -1,94% 18,99% 116,81% 630,82% PT BANK OKE 2014 44,18% 0,29% -1,91% -11,00% 113,90% 133,52% 16 INDONESIA (2,108,277) 2015 28,60% 0,26% -1,88% -11,89% 115,54% 126,51% 2016 77,76% 0,05% -1,82% -8,98% 116,40% 390,12% 2017 98,28% 2,11% 0,95% 1,92% 90,70% 366,97% 2012 31,37% 0,00% 0,51% 2,23% 93,51% 87,82% 2013 18,68% 0,28% 0,51% 2,23% 93,51% 85,47%

PT BANK AGRIS, Tbk 2014 18,41% 0,66% 0,29% 1,30% 97,53% 70,02% 17 (3,892,516 ) 2015 18,23% 1,47% 0,17% 15,75% 98,41% 78,84% 2016 17,17% 3,33% 0,15% 30,56% 97,79% 84,54% 2017 18,64% 4,96% -0,20% 43,36% 100,82% 84,46% 2012 12,87% 0,17% 2,45% 24,33% 76,05% 88,66% 2013 12,87% 0,06% 2,40% 21,35% 78,88% 85,36% PT BANK INDEX 2014 22,21% 0,31% 2,23% 12,25% 79,55% 87,24% 18 SELINDO, Tbk (7,251,699) 2015 26,36% 0,80% 2,06% 11,13% 80,71% 86,46% 2016 25,53% 2,23% 2,19% 10,02% 78,35% 83,81% 2017 27,06% 2,48% 1,78% 6,71% 83,11% 91,22% 2012 13,27% 4,81% 0,98% 9,52% 97,77% 83,68% 2013 11,56% 3,39% 1,22% 14,37% 99,39% 88,46%

PT BPD BANTEN, 2014 10,05% 4,85% -1,59% -16,47% 108,30% 86,11% 19 Tbk (7,658,924) 2015 8,02% 4,91% -5,29% -57,19% 134,15% 80,77% 2016 13,22% 4,76% -9,58% -83,79% 195,70% 83,85% 2017 10,22% 4,67% -1,43% -15,43% 117,66% 91,95% 2012 19,29% 0,74% 2,80% 27,80% 75,05% 91,73% 2013 19,44% 0,76% 1,89% 17,37% 80,86% 110,56%

PT BPD LAMPUNG 2014 18,87% 1,06% 3,89% 34,72% 69,33% 112,96% 20 (5,979,451) 2015 23,46% 1,12% 3,25% 30,45% 68,73% 87,66% 2016 20,39% 1,25% 2,83% 29,29% 74,08% 101,06% 2017 20,57% 0,99% 2,44% 21,75% 74,75% 88,22% 2012 21,10% 0,86% 3,14% 16,82% 72,31% 93,21% PT BANK OF INDIA 2013 15,26% 0,81% 3,80% 22,03% 69,09% 93,76% 21 INDONESIA (4,512,020) 2014 15,39% 0,58% 3,36% 23,92% 74,92% 88,06% 2015 23,85% 4,96% -0,77% -4,50% 110,20% 82,06%

Universitas Sumatera Utara 137

Lanjutan Lampiran 2

Nama Bank Umum No Tahun CAR NPL ROA ROE BOPO LDR Konvensional PT BANK OF INDIA - 2016 34,50% 4,69% -64,14% 235,20% 82,70% INDONESIA 11,15% 21 (4,512,020 2017 37,17% 3,59% -3,39% -12,59% 143,90% 67,78%

2012 17,05% 0,79% 0,70% 5,96% 94,08% 99,44% 2013 15,38% 1,31% 0,92% 6,40% 92,14% 95,32%

PT MASTER BANK 2014 13,98% 1,25% 0,92% 7,03% 92,46% 87,68% 22 (2,345,641) 2015 18,75% 4,28% 0,50% 3,46% 95,65% 90,00% 2016 17,47% 1,03% -2,26% -14,56% 118,97% 84,57% 2017 18,60% 1,16% 0,76% 4,26% 91,51% 84,26% 2012 55,58% 1,43% 1,74% 2,84% 82,71% 101,35% 2013 44,02% 0,74% 1,46% 3,69% 87,53% 86,05% PT BANK DINAR 2014 31,07% 0,80% 0,32% 1,10% 97,63% 69,62% 23 INDOENSIA, Tbk (2,535,111) 2015 30,50% 0,67% 1,00% 3,62% 91,50% 77,29% 2016 26,84% 1,34% 0,83% 3,18% 91,17% 81,91% 2017 25,83% 2,35% 0,57% 2,42% 94,13% 69,57% 2012 13,49% 2,71% 1,67% 13,11% 85,37% 79,37% 2013 15,78% 1,47% 1,01% 5,68% 90,66% 89,99% PT BANK HARDA 2014 15,66% 3,26% 0,94% 5,93% 94,35% 92,84% 24 INTERNASIONAL (2,458,824) 2015 21,90% 3,97% -2,82% -15,25% 124,94% 94,23% 2016 21,73% 1,90% 0,53% 2,11% 96,37% 89,04% 2017 19,60% 2,39% 0,69% 2,74% 93,84% 99,74% 2012 20,58% 0,26% 2,57% 13,14% 72,96% 89,76% 2013 22,84% 0,02% 2,46% 12,26% 73,41% 89,70%

PT BANK JASA 2014 23,37% 0,09% 2,04% 9,82% 79,41% 89,40% 25 JAKARTA (5,499,853) 2015 28,15% 0,06% 2,36% 10,63% 77,11% 89,41% 2016 32,32% 0,00% 2,74% 10,43% 71,98% 85,84% 2017 31,86% 0,00% 2,56% 8,67% 72,33% 89,63% 2012 12,89% 2,85% 1,11% 9,75% 90,59% 90,59% 2013 15,34% 2,93% 0,78% 4,66% 94,13% 94,13% PT BANK YUDHA 2014 15,31% 2,35% 0,68% 5,46% 95,14% 85,71% 26 BHAKTI, Tbk (5,004,795) 2015 15,70% 1,85% 1,16% 9,21% 91,82% 88,95% 2016 18,18% 2,48% 2,53% 14,70% 82,00% 95,74% 2017 21,38% 2,07% 0,43% 2,50% 96,93% 94,57% 2012 22,25% 0,07% 0,52% 3,34% 96,67% 45,83% 2013 24,48% 0,12% 0,39% 2,00% 96,88% 55,15% PT BANK MITRA 2014 18,53% 0,12% 0,59% 3,24% 95,26% 51,97% 27 NIAGA, Tbk (2,494,412) 2015 16,06% 0,31% 0,71% 7,94% 93,86% 59,34% 2016 16,60% 2,34% 0,76% 5,94% 93,02% 50,27% 2017 20,16% 1,03% 0,37% 2,99% 96,17% 42,02%

Universitas Sumatera Utara 138

Lanjutan Lampiran 2 Nama Bank Umum No Tahun CAR NPL ROA ROE BOPO LDR Konvensional 2014 15,95% 1,69% 0,79% 5,92% 91,62% 87,62% PT BANJ ARTHA GRAHA 2015 15,20% 1,25% 0,33% 2,93% 96,66% 80,75% 34 INTERNASIONAL, 2016 19,92% 1,44% 0,35% 2,11% 96,17% 86,39% Tbk (27,727,008) 2017 17,44% 4,30% 0,31% 1,71% 96,55% 82,89% 2012 28,93% 0,24% 1,53% 4,64% 80,93% 112,25% 2013 29,24% 0,01% 2,65% 9,15% 63,59% 126,82% PT BANK KEB HANA 2014 18,47% 0,08% 2,22% 10,29% 79,11% 125,38% 35 INDONESIA (39,266,155) 2015 21,06% 0,21% 2,34% 12,53% 71,58% 141,36% 2016 20,80% 0,61% 2,77% 12,98% 66,35% 144,36% 2017 21,14% 0,84% 2,69% 12,90% 69,20% 137,17% 2012 18,76% 2,32% 0,64% 5,52% 94,53% 70,25% v2013 26,18% 2,37% 0,52% 4,79% 94,30% 68,38% PT Bank Victoria 2014 20,38% 3,93% 0,65% 6,73% 93,89% 70,17% 36 Internasional (28,825,609) 2015 28,35% 2,61% 0,80% 7,62% 93,25% 70,25% 2016 18,00% 0,32% 1,97% 16,72% 81,35% 73,39% 2017 20,67% 0,78% 2,01% 10,33% 86,75% 75,38%

Universitas Sumatera Utara 139

Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif Bank Umum Konvensional Statistik Deskriftif Variabel Penelitian Bank Umum Konvensional

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 216 8.02% 146.14% 23.9329% 15.90700% NPL 216 0.00% 12.28% 1.4368% 1.61863% ROA 216 -11.15% 5.10% 1.1543% 2.10680% ROE 216 -142.48% 43.36% 6.3894% 18.74911% BOPO 216 56.15% 235.20% 90.0000% 19.97480% LDR 216 42.02% 630.82% 100.6209% 60.18121% Valid N 216 (listwise)

Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif Bank Umum Syariah Statistik Deskriftif Variabel Penelitian Bank Umum Syariah

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 66 11.10% 75.83% 21.7920% 13.18905% NPL 66 0.00% 4.94% 2.6130% 1.60026% ROA 66 -20.13% 3.81% -0.0030% 3.60218% ROE 66 -94.01% 57.98% 1.9153% 19.61458% BOPO 66 47.60% 217.40% 96.7673% 25.82998% LDR 66 46.08% 197.70% 94.3359% 20.09633%

Valid N 66 (listwise)

Universitas Sumatera Utara 140

Lampiran 5 Hasil Statistik Deskriptif Variabel CAR

30.00%

25.00%

20.00% 15.00% CAR BUS CAR BUK 10.00%

5.00%

0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Lampiran 6 Statistik Deskriptif Variabel NPL/NPF

4.00% 3.50% 3.00% 2.50% 2.00% NPF BUS 1.50% NPL BUK 1.00% 0.50% 0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Universitas Sumatera Utara 141

Lampiran 7 Statistik Deskriptif Variabel ROA

2.00%

1.50%

1.00%

0.50%

ROA BUS 0.00% ROA BUK 2012 2013 2014 2015 2016 2017 -0.50%

-1.00%

-1.50%

-2.00%

Lampiran 8 Statistik Deskriptif Variabel ROE

20.00%

15.00%

10.00%

5.00% ROE BUS ROE BUK 0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017 -5.00%

-10.00%

-15.00%

Universitas Sumatera Utara 142

Lampiran 9 Statistik Deskriptif Variabel BOPO

120.00%

100.00%

80.00%

60.00% BOPO BUS BOPO BUK 40.00%

20.00%

0.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Lampiran 10 Statistik Deskriptif LDR/FDR

FDR BUS LDR BUK

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Universitas Sumatera Utara 143

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas Data Gabungan Bank Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .229 216 .000

Bank Umum Syariah .250 66 .000 NPL Bank Umum Konvensional .187 216 .000 Bank Umum Syariah .121 66 .018 ROA Bank Umum Konvensional .207 216 .000

Bank Umum Syariah .351 66 .000 ROE Bank Umum Konvensional .273 216 .000 Bank Umum Syariah .329 66 .000 BOPO Bank Umum Konvensional .213 216 .000 Bank Umum Syariah .317 66 .000 LDR Bank Umum Konvensional .309 216 .000

Bank Umum Syariah .250 66 .000 a. Lilliefors Significance Correction Lampiran 12 Uji Normalitas Data Kelompok Bank 1

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .244 144 .000 Bank Umum Syariah .229 42 .000 NPL Bank Umum Konvensional .202 144 .000 Bank Umum Syariah .145 42 .027 ROA Bank Umum Konvensional .242 144 .000 Bank Umum Syariah .310 42 .000 ROE Bank Umum Konvensional .302 144 .000 Bank Umum Syariah .324 42 .000 BOPO Bank Umum Konvensional .244 144 .000 Bank Umum Syariah .294 42 .000 LDR Bank Umum Konvensional .325 144 .000 Bank Umum Syariah .285 42 .000

Universitas Sumatera Utara 144

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Kelompok Bank 2

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .240 36 .000

Bank Umum Syariah .203 12 .186 NPL Bank Umum Konvensional .136 36 .089 Bank Umum Syariah .253 12 .032 ROA Bank Umum Konvensional .116 36 .200*

Bank Umum Syariah .233 12 .072 ROE Bank Umum Konvensional .096 36 .200*

Bank Umum Syariah .276 12 .012 BOPO Bank Umum Konvensional .141 36 .067 Bank Umum Syariah .165 12 .200* LDR Bank Umum Konvensional .200 36 .001

Bank Umum Syariah .165 12 .200* a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Kelompok Bank 3

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NO Statistic Df Sig. CAR Bank Umum Konvensional .124 36 .174 Bank Umum Syariah .161 12 .200* NPL Bank Umum Konvensional .139 36 .077

Bank Umum Syariah .163 12 .200* ROA Bank Umum Konvensional .139 36 .077

Bank Umum Syariah .315 12 .002 ROE Bank Umum Konvensional .080 36 .200* Bank Umum Syariah .296 12 .005 BOPO Bank Umum Konvensional .095 36 .200*

Bank Umum Syariah .303 12 .003 LDR Bank Umum Konvensional .351 36 .000

Bank Umum Syariah .179 12 .200*

Universitas Sumatera Utara 145

Lampiran 15 Uji Beda Mann-Whitney Variabel CAR Data Gabungan Test Statisticsa CAR

Mann-Whitney U 4921.000

Wilcoxon W 16246.000

Z -.069

Asymp. Sig. (2-tailed) .945 a. Grouping Variable: BankUmum Lampiran 16 Uji Beda Mann-Whitney Variabel CAR Data Bank Kelompok 1

Test Statisticsa

CAR

Mann-Whitney U 2333.000

Wilcoxon W 3236.000

Z -.244

Asymp. Sig. (2-tailed) .807 a. Grouping Variable: Bank Umum Lampiran 17 Uji Beda Mann-Whitney Variabel CAR Data Bank Kelompok 2

Test Statisticsa

CAR

Mann-Whitney U 73.000

Wilcoxon W 151.000

Z -3.405

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Grouping Variable: BankUmum

Universitas Sumatera Utara 146

Lampiran 18 Uji Beda Independent Samples Test Variabel CAR Data Bank Kelompok

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. (2- F Sig. t df tailed) CAR Equal variances assumed 18.743 .000 3.430 46 .001 Equal variances not assumed 5.615 43.333 .000

Lampiran 19 Uji Beda Mann-Whitney Variabel NPL/NPF Data Gabungan Bank

Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 4868.000

Wilcoxon W 7079.000

Z -.194

Asymp. Sig. (2-tailed) .846

a. Grouping Variable: BankUmum

Lampiran 20 Uji Beda Mann-Whitney Variabel NPL/NPF Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa NPL Mann-Whitney U 1564.500 Wilcoxon W 8119.500 Z -3.315 Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Grouping Variable: NO

Universitas Sumatera Utara 147

Lampiran 21 Uji Beda Mann-Whitney Variabel NPL/NPF Data Kelompok Bank 2 Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 59.000

Wilcoxon W 230.000

Z -2.075

Asymp. Sig. (2-tailed) .038

a. Grouping Variable: Bank Umum

Lampiran 22 Uji Beda Independent Samples Test Variabel NPL/NPF Data Kelompok Bank 3 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. (2- F Sig. T Df tailed) NPL Equal variances assumed 5.691 .021 -5.716 46 .000 Equal variances not assumed -4.616 14.193 .000 Sumber: Lampiran 22

Lampiran 23 Uji Beda Mann-Whitney Variabel ROA Data Kelompok Gabungan Bank Test Statisticsa ROA Mann-Whitney U 3040.000 Wilcoxon W 14365.000 Z -4.514 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: BankUmum

Universitas Sumatera Utara 148

Lampiran 24 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROA Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

NPL Mann-Whitney U 1564.500

Wilcoxon W 8119.500

Z -3.315

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 b. Grouping Variable: Bank Umum

Lampiran 25 Uji Beda Independent Samples Test Variabel ROA Data Kelompok Bank 2 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) ROA Equal variances assumed 26.673 .000 4.093 28 .000 Equal variances not assumed 4.797 23.062 .000

Lampiran 26 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROA Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa ROA Mann-Whitney U 64.000 Wilcoxon W 142.000 Z -3.621

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: Bank Umum

Universitas Sumatera Utara 149

Lampiran 27 Uji Beda Mann-Whitney Variabel ROE Data Kelompok Gabungan Bank

Test Statisticsa

ROE Mann-Whitney U 3572.500

Wilcoxon W 14897.500

Z -3.256

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Grouping Variable: BankUmum

Lampiran 28 Uji Mann-WithneyTest Variabel ROE Data Kelompok Bank 1 Test Statisticsa ROE Mann-Whitney U 1668.500 Wilcoxon W 2571.500 Z -2.899 Asymp. Sig. (2-tailed) .004 b. Grouping Variable: Bank Umum

Lampiran 29 Data Kelompok Bank 2

Test Statisticsa ROE Mann-Whitney U 70.000

Wilcoxon W 148.000 Z -1.609

Asymp. Sig. (2-tailed) .108 a. Grouping Variable: Bank Umum

Universitas Sumatera Utara 150

Lampiran 30 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel ROE Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa

ROE Mann-Whitney U 132.000

Wilcoxon W 210.000

Z -2.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .045 a. Grouping Variable: NO

Lampiran 31 Uji Beda Mann-Whitney Variabel BOPO Data Gabungan Bank

Test Statisticsa

BOPO

Mann-Whitney U 3679.000

Wilcoxon W 5890.000

Z -3.004

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

a. Grouping Variable: BankUmum

Lampiran 32 Uji Beda Mann-Whitney Variabel BOPO Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

BOPO Mann-Whitney U 2012.000

Wilcoxon W 8567.000

Z -1.526

Asymp. Sig. (2-tailed) .127

b. Grouping Variable: NO

Universitas Sumatera Utara 151

Lampiran 33 Uji Beda Independent Samples T-Test Variabel BOPO Data Kelompok Bank 2 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Variances Means

Sig. (2- F Sig. t Df tailed) Equal variances 9.159 .004 -2.211 46 .032 assumed BOPO Equal variances -3.273 44.669 .002

not assumed

Lampiran 34 Uji Beda Mann-Whitney Test Variabel BOPO Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa BOPO Mann-Whitney U 106.000

Wilcoxon W 772.000 Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

a. Grouping Variable: Bank Umum

Lampiran 35 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Gabungan Bank Test Statisticsa LDR Mann-Whitney U 4896.500

Wilcoxon W 7107.500 Z -.126 Asymp. Sig. (2-tailed) .899

a. Grouping Variable: BankUmum

Universitas Sumatera Utara 152

Lampiran 36 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Kelompok Bank 1

Test Statisticsa

LDR Mann-Whitney U 1564.000

Wilcoxon W 8119.000

Z -3.316

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

b. Grouping Variable: Bank Umum

Lampiran 37 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Kelompok Bank 2

Test Statisticsa LDR Mann-Whitney U 166.000

Wilcoxon W 832.000

Z -1.191

Asymp. Sig. (2-tailed) .234 a. Grouping Variable: NO

Lampiran 38 Uji Beda Mann-Whitney Variabel LDR/LDF Data Kelompok Bank 3

Test Statisticsa

LDR Mann-Whitney U 2236.000

Wilcoxon W 12676.000

Z -2.567

Asymp. Sig. (2-tailed) .010

Universitas Sumatera Utara