SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN RASIO CAMEL
OLEH
GUSMILA ZULIDAR 140502153
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL”adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagasebagaii salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara Medan.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mmendapatendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2019
GUSMILA ZULIDAR NIM. 140502153
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Gusmila Zulidar NIM : 140502153 Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL
Tanggal : Januari 2019 Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE,M.Si NIP. 19660406 199303 1 013
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Gusmila Zulidar NIM : 140502153 Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL
Penguji I Penguji II
Drs. Syahyunan, M.Si DR. Khaira Amalia F, SE, MBA, Ak NIP. 19660904 199103 1 003 NIP. 19731120 200312 2 001
Pembimbing
Beby Kendida Hasibuan, SE., M.Si NIP. 19831008 2010122 003
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Gusmila Zulidar NIM : 140502153 Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL
Medan, Januari 2019
Gusmila Zulidar NIM. 140502153
Universitas Sumatera Utara i
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN RASIO CAMEL
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional di Indonesia untukmemberikan gambaran mengenai perbedaan kinerja kedua bank ini. Penelitian ini menggunakan kerangka CAMEL dalam pemilihan rasio-rasio keuangan yang akandibandingkan. Pengukuran permodalan akan diwakili oleh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), pengukuran kualitas aset menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) untuk bank konvensional dan Non Performing Financing (NPF) untuk bank syariah, pengukuran rentabilitas menggunakan rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan pengukuran liabilitas menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk bank konvensional dan Financing to Deposit Ratio untuk bank syariah. Periode waktu yang digunakan adalah dari tahun 2012 s.d. 2017 dan bank-bank yang dijadikan sampel akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan ukuran asetnya. Kelompok 1 adalah bank dengan ukuran aset 1 Trilyun s.d. 27 Trilyun, kelompok 2 untuk bank dengan aset 28 Trilyun s.d. 54 Trilyun dan kelompok 3 untuk bank dengan aset 55 Triliyun s.d 81 Trilyun. Perbandingan untuk masing- masing rasio antar bank dilakukan pada sampel dengan kelompok aset yang sama dan untuk keseluruhan data (seluruh sampel tanpa memperhatikan ukuran asetnya). Pengujian akan dilakukan dengan Independent Sample t-test untuk data dengan distribusi normal dan Mann Whitney Test untuk data dengan distribusi tidak normal. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional untuk masing-masing rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah jika dilihat dari aspek earning yaitu rasio ROA, ROE, dan BOPO sementara dari aspek lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil pengujian pada kelompok bank yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan dari aspek yaitu ROE pada kelompok dua dan tiga serta BOPO pada kelompok satu.
Kata kunci: Bank Syariah, Bank Konvensional, Kinerja keuangan, CAMEL, Permodalan, Kualitas Aset, Rentabilitas, Likuiditas
i
Universitas Sumatera Utara ii
ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS ON THE FINANCIAPERFORMANCE OF CONVENTIONAL AND ISLAMIC BANKS USING CAMEL RATIO
The aim of this research was to compare the financial performance of islamic banking and conventional banking in Indonesia to description about the different between their financial performance. This research used CAMEL frame to choose which ratios will be analyzed. Capital Adequacy Ratio (CAR) was used as a proxy for capital measurement, Non Performing Loan (NPL) for conventional banking and Non Performing Financing (NPF) for syariah banking was used as a proxy for asset quality measurement, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) and BOPO banking were used as a proxy for earning capacity measurement and Loan to Deposit Ratio (LDR) for conventional bank and Financing to Deposit Ratio for syariah banking was used for liquidity measurement. Time period was stem from 2012 until 2017 and those sample-bank were categorized into 3 groups. First group was for banks with asset from 1 Trillion until 27 Trillion, second group was for banks with asset from 28 trillion until 54 trillion and third group was for banks with asset from 55 Trillion until 81 Trillion. Comparison was made for each ratio between sample from the same group and for overall data. Independent Sample t- test was employed to test those data with normal distribution and Mann whitney test was employed for data with abnormal distribution. The test results on the overall data indicate that there are significant differences in the financial performance of conventional commercial banks and sharia commercial banks in earning aspect ROA, ROE, and BOPO ratios while the other aspects do not show significant differences. The earning aspect which shows insignificant differences are ROE ratios in second and thrid groups and BOPO in bank first groups .
Keywords: Islamic Bank, Conventional Bank, Financial Performance,CAMEL, Capital, Aset Quality, Earning, Likuidity
ii
Universitas Sumatera Utara iii
KATA PENGANTAR
Maa syaa Allah Tabarakallahu. Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, karena atas berkah dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Jazaakumaallaahu khairan teruntuk Bapak tercinta, ZULPAN dan Ibunda tercinta, ASMIDAR yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral maupun materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai untuk peneliti. Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.Amlys Syahputra Silalahi, SE,M.Si, dan Bapak Doli Muhammad
Ja’far Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Syahyunan, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dr. Khaira
iii
Universitas Sumatera Utara iv
Amalia Fachrudin, SE, MBA, AK, selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan
memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf
dan pegawai yang telah membantu selama proses penulisan skripsi.
6. Kepada teman-teman seperjuangan mafia syar’i Casea, Junaina, Nadya, Munifan
Habibi, Afriani Sarah, Ira, Pratiwi, Syarifah, yang telah memberikan bantuan,
motivasi, dan doa selama proses penyusunan skripsi ini.
7. Jazakumullahu Khair kepada aktivis tangguh shalihah squad Hannah, Fitri, Maya,
Wilda, Putri, Suci, Nida, Ipeh, teman-teman di BP2M, FOSEI, Kam Rabbani,
Ukmi Ad-Dawkah, dan juga adinda shalihahdwi, najwa, leni, astry, icut, nanda,
indah, ulfa, maysarah, laras, putri, wulan, febri, widia, evi, dewi serta kader 2014
yang semoga istiqomah tarbiyah madal hayah sampai ke jannah.InsyaAllah.
8. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Medan, Januari 2019 Peneliti
Gusmila Zulidar 140502153
iv
Universitas Sumatera Utara v
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... ix DAFTAR LAMPIRAN ...... x BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 8 1.3 Tujuan Penelitian ...... 9 1.4 Manfaat Penelitian ...... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 11 2.1 Landasan Teori ...... 11 2.1.1 Lembaga Keuangan ...... 11 2.1.2 Bank Umum ...... 12 2.1.3 Bank Umum Konvensional ...... 15 2.1.4 Bank Umum Syariah ...... 19 2.1.5 Perbedaan Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah ...... 24 2.1.6 Analisis Rasio CAMEL ...... 28 2.2 Penelitian Terdahulu ...... 37 2.3 Kerangka Konseptual ...... 40 2.3.1 Perbedaan Tingkat Permodalan ...... 41 2.3.2 Perbedaan Tingkat Kualitas Aktiva Produktif ...... 42 2.3.3 Perbedaan Tingkat Profitabilitas ...... 43 2.3.4 Perbedaan Tingkat Likuiditas ...... 44 2.4 Hipotesis Penelitian ...... 45 BAB III METODE PENELITIAN ...... 47 3.1 Jenis Penelitian ...... 47 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 47 3.3 Batasan Operasional ...... 47 3.4 Definisi Operasional ...... 47 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ...... 49 3.6 Jenis Data ...... 53 3.7 Metode Pengumpulan Data ...... 53 3.8 Teknik Analisis Data ...... 54 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ...... 54 3.8.2 Uji Normalitas...... 54 3.8.3 Uji Homogenitas ...... 55
v
Universitas Sumatera Utara vi
3.9 Uji Hipotesis ...... 55 3.9.1 Uji Dua Sampel Tidak Berhubungan (Uji t-Test) ...... 55 3.9.2 Uji Beda Mann-Whitney ...... 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 57 4.1 Gambaran Umum dan Perusahaan ...... 57 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ...... 76 4.2.1 Variabel CAR ...... 77 4.2.2 VariabelNPL/NPF ...... 80 4.2.3 Variabel ROA ...... 82 4.2.4 Variabel ROE ...... 85 4.2.5 Variabel BOPO ...... 88 4.2.6 Variabel LDR/LDF ...... 90 4.3 Uji Normalitas ...... 93 4.4 Uji Hipotesis ...... 96 4.4.1 Variabel CAR ...... 96 4.4.2 VariabelNPL/NPF ...... 99 4.4.3 Variabel ROA ...... 102 4.4.4 Variabel ROE ...... 104 4.4.5 Variabel BOPO ...... 107 4.4.6 Variabel LDR/LDF ...... 109 4.5 Pembahasan ...... 112 4.5.1 Perbandingan Tingkat Permodalan (Capital) Antara BUK dan BUS ...... 112 4.5.2 Perbandingan Tingkat Kualitas Aktiva Produktif Antara BUK dan BUS ...... 114 4.5.3 Perbandingan Tingkat Profitabilitas Antara BUK dan BUS ...... 116 4.5.4 Perbandingan Tingkat Likuiditas Antara BUK dan BUS ...... 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 121 5.1 Kesimpulan ...... 121 5.2 Saran ...... 122 DAFTAR PUSTAKA ...... 124 DAFTAR LAMPIRAN ...... 129
vi
Universitas Sumatera Utara vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 1.1 Perkembangan Jumlah Kantor BUK dan BUS periode 2012-2016 ...... 4 1.2 Perkembangan Rasio Kkeuangan BUK dan BUS periode 2012-2016 ...... 5 2.1 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ...... 26 2.2 Perbandingan Sistem Bbagi Hasil (Syariah) dengan Bunga (Konvensional) ...... 28 2.3 Kriteria Penilaian CAR ...... 30 2.4 Kriteria Penilaian NPL/NPF ...... 31 2.5 Kriteria Penilaian ROA ...... 33 2.6 Kriteria Penilaian ROE ...... 34 2.7 Kriteria Penilaian BOPO ...... 35 2.8 Kriteria Penilaian LDR/LDF ...... 36 2.9 Penelitian Terdahulu ...... 37 3.1 Operasionalisasi Variabel ...... 48 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ...... 50 3.3 Daftar Bank Kelompok 1 ...... 51 3.4 Daftar Bank Kelompok 2 ...... 52 3.5 Daftar Bank Kelompok 3 ...... 52 4.1 Hasil Statistik Variabel Penelitian BUK ...... 77 4.2 Hasil Statistik Variabel Penelitian BUS ...... 77 4.3 Uji Normalitas Data Gabungan Bank ...... 93 4.4 Uji Normalitas Data Bank Kelompok 1 ...... 94 4.5 Uji Normalitas Data Bank Kelompok 2 ...... 95 4.6 Uji Normalitas Data Bank Kelompok 3 ...... 96 4.7 Uji Beda Variabel CAR Data Gabungan Bank ...... 97 4.8 Uji Beda Variabel CAR Data Bank Kelompok 1...... 97 4.9 Uji Beda Variabel CAR Data Bank Kelompok 2...... 98 4.10 Uji Beda Variabel CAR Data Bank Kelompok 3...... 99 4.11 Uji Beda Variabel NPL/NPF Data Gabungan Bank ...... 99 4.12 Uji Beda VariabelNPL/NPF Data Bank Kelompok 1 ...... 100 4.13 Uji Beda Variabe NPL/NPF Data Bank Kelompok 2 ...... 101 4.14 Uji Beda Variabel NPL/NPF Data Bank Kelompok 3 ...... 101 4.15 Uji Beda Variabel ROA Data Gabungan Bank ...... 102 4.16 Uji Beda Variabel ROA Data Bank Kelompok 1 ...... 102 4.17 Uji Beda Variabel ROA Data Bank Kelompok 2 ...... 103 4.18 Uji Beda Variabel ROA Data Bank Kelompok 3 ...... 104 4.19 Uji Beda Variabel ROE Data Gabungan Bank ...... 104 4.20 Uji Beda Variabel ROE Data Bank Kelompok 1 ...... 105 4.21 Uji Beda Variabel ROEData Bank Kelompok 2 ...... 106 4.22 Uji Beda Variabel ROE Data Bank Kelompok 3 ...... 106 4.23 Uji Beda Variabel BOPO Data Gabungan Bank...... 107
vii
Universitas Sumatera Utara viii
4.24 Uji Beda Variabel BOPO Data Bank Kelompok 1 ...... 108 4.25 Uji Beda Variabel BOPO Data Bank Kelompok 2 ...... 108 4.26 Uji Beda Variabel BOPO Data Bank Kelompok 3 ...... 109 4.27 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Gabungan Bank...... 110 4.28 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Bank Kelompok 1 ...... 110 4.29 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Bank Kelompok 2 ...... 111 4.30 Uji Beda Variabel LDR/LDF Data Bank Kelompok 3 ...... 111
viii
Universitas Sumatera Utara ix
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman 1.1 Pertumbuhan Aset dan Market Share Perbankan Syariah ...... 2 2.1 Kerangka Konseptual ...... 45 4.1 Perkembangan Mean CAR Pada BUK dan BUS ...... 80 4.2 Perkembangan Mean NPL/NPF Pada BUK dan BUS ...... 82 4.3 Perkembangan Mean ROA Pada BUK dan BUS ...... 85 4.4 Perkembangan Mean ROE Pada BUK dan BUS ...... 87 4.5 Perkembangan Mean BOPO Pada BUK dan BUS ...... 90 4.6 Perkembangan Mean LDR/LDF Pada BUK dan BUS ...... 92
ix
Universitas Sumatera Utara x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1. Populasi dan Sampel Penelitian ...... 130 2. Data Rasio CAMEL ...... 133 3. Hasil Statistik Deskriptif BUK ...... 140 4. Hasil Statistik Deskriptif BUS ...... 140 5. Hasil Statistik Deskriptif Variabel CAR ...... 141 6. Hasil Statistik Deskriptif Variabel NPL/NPF ...... 141 7. Hasil Statistik Deskriptif Variabel ROA ...... 142 8. Hasil Statistik Deskriptif Variabel ROE ...... 142 9. Hasil Statistik Deskriptif Variabel BOPO ...... 143 10. Hasil Statistik Deskriptif Variabel LDR/LDF ...... 143 11. Hasil Uji NormalitasData Gabungan Bank ...... 144 12. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bank 1 ...... 144 13. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bank 2 ...... 145 14. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bank 3 ...... 145 15. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Gabungan ...... 146 16. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Bank Kelompok 1 ...... 146 17. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Bank Kelompok 2 ...... 146 18. Hasil Uji Hipotesis Variabel CAR Data Bank Kelompok 3 ...... 147 19. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Gabungan Bank ...... 147 20. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Bank Kelompok 1 ...... 147 21. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Bank Kelompok 2 ...... 148 22. Hasil Uji Hipotesis Variabel NPL Data Bank Kelompok 3 ...... 148 23. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Gabungan Bank ...... 148 24. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Bank Kelompok 1 ...... 149 25. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Bank Kelompok 2 ...... 149 26. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROA Data Bank Kelompok 3 ...... 149 27. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Gabungan Bank ...... 150 28. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Bank Kelompok 1 ...... 150 29. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Bank Kelompok 2 ...... 150 30. Hasil Uji Hipotesis Variabel ROE Data Bank Kelompok 3 ...... 151 31. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Gabungan Bank ...... 151 32. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Bank Kelompok 1 .... 151 33. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Bank Kelompok 2 ..... 152 34. Hasil Uji Hipotesis Variabel BOPO Data Bank Kelompok 3 ..... 152 35. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Gabungan Bank ...... 152 36. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Bank Kelompok 1 ...... 153 37. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Bank Kelompok 2 ...... 153 38. Hasil Uji Hipotesis Variabel LDR Data Bank Kelompok 3 ...... 153
x
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan, yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 berdasarkan prinsip operasionalnya bank dibedakan menjadi dua, yakni bank konvensional yang mendasarkan pada prinsip bunga dan bank berdasarkan prinsip syariah atau bagi hasil.
Bank syariah tumbuh di seluruh dunia, bukan hanya di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan negara- negara Timur Tengah, melainkan di negara-negera dengan mayoritas penduduk non muslim seperti di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia dan lain-lain
(Infobank.com). Data statistik Ernst & Young (2017) dalam World Islamic
Banking Competetiveness Report 2017-2018 menyebutkan bahwa adanya pertumbuhan dari jumlah aset dan market sharebank syariah di setiap negara.
Gambar 1.1 menunjukkan pasar internasional mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi dilihat dari pertumbuhan aset di lima tahun terakhir, yaitu pada tahun 2010-2014 tumbuh sebesar 16%. Aset tersebut didominasi oleh sebagian negara-negara Timur Tengah dan Asia seperti Qatar, Indonesia, Saudi
1
Universitas Sumatera Utara 2
Arabia, Malaysia, UAE, dan Turki. Market Share perbankan syariah terbesar sampai saat ini adalah Kingdom of Saudi Arabia (KSA) dengan market share mencapai 50% dari total aset perbankan di negaranya. Sementara itu di Asia
Tenggara, Malaysia termasuk kedalam kelompok negara dengan pertumbuhan market share terbesar di dunia dan kemudian diikuti oleh Indonesia.
Sumber: Ernst & Young, 2017 Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset dan Market Share Perbankan Syariah Global
Secara universal perkembangan bank syariah di dunia sampai saat ini menganut dua pola. Pertama, khusus untuk negera-negara Islam seperti Timur
Tengah pola pendirian bank syariah adalah cenderung berupa bank syariah murni, artinya semua produk yang diberikan oleh sebuah bank mendasarkan pada prinsip syariah semata. Sedangkan pola kedua, melalui apa yang disebut dengan dual banking system, yaitu suatu bank membuka unit usaha syariah melalui Islamic window, disamping tetap menjalankan usaha bank yang bersifat konvensional(Umam & Utomo, 2016).
Universitas Sumatera Utara 3
Indonesia sendiri mengenal sistem dual banking menurut Undang-Undang
RI Nomor 10 Tahun 1998 berdasarkan prinsip operasionalnya bank dibedakan menjadi dua, yakni bank konvensional yang mendasarkan pada prinsip bunga dan bank berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah terdiri Bank Umum Syariah dan
Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau yang saat ini disebut sebagai Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ini menunjukkan dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system) yang diharapkan akan mempercepat perkembangan perbankan syariah di
Indonesia. Perkembangan yang signifikan di bidang perbankan syariah
Indonesia terjadi tahun 2008, yakni dengan Undang-Undang Nomor 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah. Undang-undang ini dilatar belakangi adanya kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah yang semakin meningkat, disamping adanya keunikan dari perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Persaingan perbankan di Indonesia kini semakin diramaikan dengan adanya perbankan syariah yang menawarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda dibanding perbankan konvensioal yang lebih awal ada.
Kemunculan bank dengan prinsip syariah tentu saja memicu persaingan antar bank. Keadaan tersebut menuntut manajemen bank untuk ekstra keras dalam meningkatkan kinerjanya. Perkembangan bank konvensional maupun bank syariah di Indonesia dari segi kelembagaan dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah bank dan jaringan kantor pada Tabel 1.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara 4
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2012-2017
Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Bank Umum Konvensional 109 109 107 107 105 102 (BUK) Jumlah Kantor 28.200 29.849 30.576 30.952 30.861 30.460 BUK Bank Umum 11 11 12 12 13 13 Syariah (BUS) Jumlah Kantor 1.745 1.998 2.163 1.990 1.869 1.825 BUS Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah, 2017 (Diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah bank umum syariah terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2017 berjumlah 13 bank. Sebaliknya jumlah bank umum konvensional mengalami penurunan hingga pada tahun 2017 berjumlah 102 bank. Perkembangan dapat dilihat pula dari meningkatnya jumlah kantor BUS dari tahun 2012 sampai tahun 2014 sebanyak 406 kantor meskipun kemudian terjadi penurunan pada tahun 2015 sampai 2017. Peningkatan jumlah kantor bank umum konvensional lebih tinggi dibandingkan peningkatan jumlah kantor Bank Umum Syariah dari tahun 2012 sampai tahun 2017.
Lebih lanjut OJK (2017) melaporkan beberapa indikator perbankan nasional berdasarkan rasio keuangan. Perkembangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dari sisi rasio keuangannya dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan kinerja keuangan bank umum konvensional (BUK) dan bank umum syariah (BUS) yang diukur dari tingkatan rasio keuangannya. Ditinjau dari sisi permodalan yaitu modal dan aktiva tetap menurut risiko (ATMR) baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara 5
Namun jika kita lihat rasio CAR bank umum konvensional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, berbeda dengan rasio CAR bank umum syariah dari tahun ke tahun cenderung mengalami fluktuasi. Meskipun demikian kedua bank telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada peraturan
Bank Indonesia 15/2/PBI/2013 yaitu besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%.
Tabel 1.2 Perkembangan Rasio Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Periode 2014-2017 (dalam miliar rupiah)
Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah Ketarangan (BUK) (BUS ) 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 Modal 754.174 914.657 1.052.590 1.157.064 19.585 23.409 27.153 29.285 Aktiva Tetap 4.276.5 Menurut 3.854.234 4.589.611 4.951.148 124.405 155.894 163.306 172.216 55 Risiko CAR 19,57% 21,39% 22,93% 23,37% 15,74% 15,02% 16,63% 17% Laba 142.769 132.601 136.048 165.196 822 977 1.426 1933 Rata-rata 5.703.8 5.004.089 6.106.959 6.730.350 198.248 201.348 225.804 265.710 Total Aset 13 ROA 2,85% 2,32% 2,23% 2,48% 0,41% 0,49% 0,63% 0,73% Pembiayaan Kepada pihak 3.903.9 3.526.364 4.199.713 4.548.155 147.944 153.968 177.482 186.366 ketiga bukan 36 bank Dana Pihak 4.238.3 3.943.697 4.630.352 5.050.984 170.723 174.895 206.407 232.756 Ketiga 49 FDR/LDR 89,42% 92,11% 90,70% 88,97% 86,66% 88,03% 85,99% 80,07% Biaya 446.217 569.141 624.173 603.178 29.285 30.945 34.174 26.819 Operasional Pendapatan 584.887 698.404 759.146 766.975 30.201 31.901 35.517 28.514 Operasional BOPO 76,29% 81,49% 82,22% 78,37% 96,97% 97,01% 96,22% 94,05% Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah, 2017 (Diolah)
Ditinjau dari sisi perolehan labanya, ROA bank umum konvensional dari tahun ke tahun mengalami penurunan namun hal ini berbeda dengan ROA bank umum syariah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Meskipun demikian ROA bank umum konvensional dalam hal ini telah memenuhi standar dari Bank Indonesia berdasarkan SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30
Universitas Sumatera Utara 6
April 1997yaitu ROA yang harus dicapai oleh suatu bank diatas 1,215% sedangkan bank umum syariah masih dibawah standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Adapun dari sisi likuiditas LDR/LDF bank umum konvensional dan bank umum syariah dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Bank umum konvensional dan bank umum syariah dalam hal ini telah memenuhi standar dari Bank Indonesia berdasarkan SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30 April 1997yaitu
LDR/LDF yang harus dicapai oleh suatu bank minimal dibawah 94,75%.
Lebih lanjut ditinjau dari sisi rasio BOPO baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Dalam hal ini BOPO bank umum konvensional telah memenuhi standar Bank Indonesia berdasarkan SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DER tanggal 30 April 1997yaitu
BOPO yang harus dicapai oleh suatu bank dibawah 93,52%, sedangkan BOPO bank umum syariah sedikit melebihi standar dari Bank Indonesia.
Hasil perbandingan ini sangat berguna dan bisa dijadikan acuan untuk pihak-pihakterkait. Bagi pemilik bank, bisa memperbaiki kinerja banknya dengan mencontoh kinerja bank lain yang mencapai tingkat kinerja lebih baik, sedangkan bagi masyarakat, sebagai pengguna jasa bank bisa mendapatkan pandangan untuk memilih bank mana yang akan dituju. Penilaian kinerja keuangan melalui tingkat kesehatan bank umumnya dilakukan dengan menggunakan analisis CAMEL
(Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity).
Penelitian tentang perbandingan kinerja bank pada industri perbankan yang didasarkan pada rasio-rasio dari laporan keuangan perbankan pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah penelitian Jahja & Iqbal(2011),
Universitas Sumatera Utara 7
Afriany(2013), Mardiah (2016)mengenai perbandingan kinerja keuangan dengan metode CAMEL pada bank umum konvensional dan bank umum syariah menemukan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio
CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, LDR/FDR.
Menurut hasil penelitian Jahja & Iqbal (2011) kinerja bank dilihat dari rasio CAR dan BOPO pada bank konvensional lebih baik dibandingkan dengan bank syariah sedangkan kinerja bank dilihat dari rasio ROA, ROE, dan FDR/LDR pada bank syariah lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional. Hal ini berbeda dengan penelitian Afriany (2013) kinerja keuangan dari sisi rasio CAR perbankan syariah lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional sedangkan menurut penelitian Mardiah (2016) kinerja keuangan dari sisi rasio
ROA perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah.
Sebaliknya menurut hasil penelitianMunir (2012)dan Ningtyas &
Puspita(2013)bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan pada bank konvensional dan bank syariah dilihat dari sisi permodalan yaitu rasio CAR. Hasil yang serupa ditunjukkan oleh penelitian Witjaksono &
Anis (2011)dan Diana (2014)bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah dilihat dari sisi pendapatan yaitu rasio ROA dan BOPO. Dari sisi likuiditas, menurut hasil penelitianNaili (2013) bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara
LDR/LDF bank konvensional dan bank syariah.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara 8 bahwa masih terdapat inkonsistensi pada penelitian-penelitian terdahulu dalam penilaian signifikansi perbedaan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Penelitian mengenai perbedaan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah sangat diperlukan mengingat persaingan di industri jasa keuangan termasuk antara perbankan syariah dan konvensional pada saat ini dilihat dari sisi kelembagaan dan kinerja keuangannya semakin ketat. Baik perbankan syariah dan konvensional terus berusaha memanfaatkan seoptimal mungkin dalam penggunaan dana dan teknologi yang dimiliki yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Oleh karena itu maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAMEL”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum
konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum
konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio NPL/NPF?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum
konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA?
4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum
konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE?
Universitas Sumatera Utara 9
5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum
konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO?
6. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum
konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio LDR/LDF?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank
umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio CAR?
2. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank
umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio NPL/NPF?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank
umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROA?
4. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank
umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio ROE?
5. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank
umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio BOPO?
6. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara bank
umum konvensional dan bank umum syariah dilihat dari rasio LDR/LDF?
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi Perbankan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan
Universitas Sumatera Utara 10
bagipihak manajemen perbankan baik bank umum konvensional maupun
bank umum syariah dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan bank.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan mengenai kinerja keuangan bank
umum konvensional dan bank umum syariah.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya dalam
mengkaji permasalahan yang terjadi di perbankan pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Lembaga Keuangan
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792
Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan (Latumaerissa, Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, 2011).
Dari pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa fungsi lembaga keuangan adalah sebagai lembaga yang menjembatani kepentingan kelompok masyarakat yang kelebihan dana yang umumnya disebut juga saver unit dengan kelompok yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (borrower unit).Sesungguhnya fungsi lembaga keuangan sangatlah luas cakupannya, namun pada hakikatnya dapat dikemukakan disini beberapa fungsi pokok lembaga keuangan antara lain sebagaimana berikut ini (Latumaerissa, Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, 2011)
1. Perantara (The Intermediation Role)
Dalam hal ini lembaga keuangan berfungsi memindahkan tabungan yang
diterima dari masyarakat pada sektor bisnis (peminjam) untuk pembiayaan
pembangungan gedung, perlengkapan, dan barang-barang modal lainnya.
2. Pembayar (The Payments Role)
Dalam hal ini lembaga keuangan melakukan pembayaran barang dan jasa
11
Universitas Sumatera Utara 12
yang dilakukan konsumen dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu kredit,
kartu debit, dan lain-lain.
3. Penjamin (The Guarantor Role)
Dalam hal ini lembaga keuangan menjadi penjamin nasabah yang melakukan
transaksi impor barang dan jasa, seperti letters of credit.
4. Wakil (The Agency Role)
Dalam hal ini lembaga keuangan mambantu nasabah dalam mengelola dan
melindungi kekayaan maupun sekuritas yang dimilikinya.
5. Kebijakan (The Policy Role)
Dalam hal ini lembaga keuangan membantu nasabah dalam mengelola dan
melindungi kekayaan maupun sekuritas yang dimilikinya.
2.1.2 Bank Umum
Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Hendro &
Rahardja, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia, 2014)
Berdasarkan definisi tersebut maka ada beberapa fungsi-fungsi lain bank umum selain fungsi pokok bank umum sebagai lembaga intermediasi/fungsi-fungsi tersebut antara lain (Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2011):
1. Agent of Trust
Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh
dunia perbankan, dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian
Universitas Sumatera Utara 13
bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus
didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan
eksistensi dari masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat
tidak akan mau menitipkan dananya di bank yang bersangkutan.
2. Agent of Development
Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang
kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi.
Dalam kaitan ini maka bank sebagai lembaga keuangan tentu mempunyai
peran yang sangat strategis, sehingga dari aspek ini bank berfungsi untuk
menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi
yang dilakukan.
3. Agent of Service
Sebagai bank disamping memberikan pelayanan jasa keuangan
sebagaimana kegiatan intermediasi yang biasa selalu dilakukan, maka
bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti
jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa
penagihanatau inkaso (collection) yang saat ini telah mengalami
perubahan dengan namacity clearing.
Menurut Hendro (2014), bank berdasarkan fungsinya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bank umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat dibentuk konvensinoal
Universitas Sumatera Utara 14
atau syariah.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR): bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR dapat berbentuk
konvensional atau syariah.
Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Bank pemerintah: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh
pemerintah pusat, baik sebagai Bank Umum Milik Negara (BUMN), maupun
bank Pemerintah Daerah (BPD).
2. Bank swasta nasional: bank umum yang sebagian besar modalnya dimiliki
oleh swasta nasional Indonesia.
3. Bank Koperasi: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki
oleh perusahaan berbadan hukum koperasi.
4. Bank asing: bank umum yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki
oleh asing, baik swasta maupun pemerintah asing.
5. Bank campuran: bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih
bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh WNI
(dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh WNI),
dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.
Berdasarkan statusnya, bank dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Bank Devisa: bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya
berhubungan dengan valuta asing. Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan pembelian Traveller’s Cheque (TC)
Universitas Sumatera Utara 15
harus mendapatkan persetujuan Bank Indonesia.
2. Bank non devisa: bank yang tidak diperbolehkan untuk melakukan transaksi
keuangan dengan luar negeri atau berkaitan dengan valuta asing.
Berdasarkan cara menentukan harganya bank dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bank Konvensional: bank yang dalam menentukan harganya menetapkan suatu
tingkat bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan maupun disalurkan.
2. Bank Syariah: bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat
bunga tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
2.1.3 Bank Umum Konvensional
Pengertian bank menurut undang-undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank umum konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Pada bank konvensional perjanjian dibuat berdasarkan hukum yang positif.Bank konvensional menggunakan sistem bunga dan memprioritaskan keuntungan. Beberapa fungsi bank konvensional yaitu:
1. Menghimpun Dana (Funding)
Universitas Sumatera Utara 16
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat dengan imbalan berupa bunga simpanan. Secara umum jenis simpanan yang ditawarkan di bank adalah giro, tabungan, simpanan deposito. a. Giro(Demand Deposit). Giro adalah simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Dalam
hal pembukuan rekening, bank dilarang menerima nasabah yang namanya
tercantum dalam daftar hitam nasional yang masih berlaku. Setiap
pemegang rekening giro menerima bunga yang dikenal dengan nama jasa
giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening
giro biasa digunakan oleh para pengusaha, baik untuk perorangan maupun
perusahaan. Giro merupakan sumber dana yang murah bagi pihak bank,
karena jasa giro yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah
dibandingkan bunga simpanan lainnya. b. Tabungan(Saving Deposit). Tabungan adalah simpanan pada bank yang
penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan bank. Secara
umum dana pada rekening tabungan dapat dicairkan sewaktu-waktu.
Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip
penarikan, kuitansi, atau Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. c. Deposito(Time Deposit). Deposit adalah simpanan yang memiliki jangka
waktu tertentu (jatuh tempo) dengan pilihan waktu dari 1,3,6, hingga 12
Universitas Sumatera Utara 17
bulan. Penarikan deposito dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang
disepakati oleh deposan. Pihak bank biasanya membebankan pinalti
untuk penarikan yang tidak sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.
d. Sertifikat Deposito(Certificate of Deposit). Sertifikat deposito adalah
simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya
dapat dipindahtangankan ke pihak lain.
2. Menyalurkan dana atau kredit (Lending)
Kredit berasal dari Bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan.
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia mendefinisikan kredit sebagai
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-menimjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1, angka 11 UU
No. 10 Tahun 1998). Pendapatan bank dari aktivitas kredit berasal dari selisih
pendapatan bunga yang diterima bank dari penyaluran kredit dengan
pembayaran bunga simpanan masyarakat (spread based).
3. Memberikan jasa-jasa lain (Services)
Pendapatan tambahan bagi bank dengan memberikan jasa-jasa lain disebut
pendapatan non bunga(fee based income). Dalam PSAK, No. 31 Bab I huruf A
angka 03 dijelaskan bahwa dalam menjalankan operasinya, bank selain
melakukan penanaman ke dalam bentuk aktiva produktif seperti kredit dan surat-
surat berharga, juga memberikan komitmen dan jasa-jasa lain yang digolongkan
sebagai “fee based operation” atau ”off balance sheet activities”.
Universitas Sumatera Utara 18
Beberapa layanan penunjang yang ditawarkan antara lain:
1. Pengiriman uang (Transfer), merupakan layanan pemindahan uang untuk
kepentingan sendiri atau nasabah melalui bank.
2. Kliring (Clearing), merupakan layanan penagihan warkat (surat-surat
berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam kota.
3. Inkaso (Collection), merupakan layanan penagihan warkat (surat-surat
berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri.
4. Kotak penyimpanan (safe deposit box), adalah layanan penyewaan kotak
pengaman guna menyimpan surat-surat berharga milik nasabah untuk
kepentingan nasabah atau pihak lain berdasarkan kontrak.
5. Kartu Kredit (Credit card). Kartu kredit dapat dipakai di berbagai tempat
perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan. Kartu ini juga dapat digunakan
untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar di berbagai tempat
strategis di seluruh dunia.
6. Bank notes, merupakan jasa penukaran valuta asing, dalam transaksi jual
beli bank notes, bank akan menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan
mata uang asing).
7. Garansi Bank (Bank guarantee), merupakan jaminan bank yang diberikan
kepada nasabah untuk membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini
seorang pengusaha dapat memperoleh fasilitas untuk melaksanakan
kegiatannya dengan pihak lain. Sebelum jaminan bank dikeluarkan, bank
akan terlebih dulu mempelajari kredibilitas nasabahnya.
8. Bank Draft, merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para
Universitas Sumatera Utara 19
nasabahnya, wesel dapat diperjualbelikan kepada pihak lain apabila
nasabah membutuhkannya.
9. Letter of Credit (L/C), merupakan surat kredit yang diberikan para eksportir
dan importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi
ekspor-impor yang mereka lakukan.
10. Cek pelawat (Travellers cheque), merupakan cek perjalanan yang dapat
digunakan turis atau wisatawan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat
perbelanjaan atau hiburan seperti hotel atau supermarket, atau sebagai hadiah
kepada para relasinya.
2.1.4 Bank Umum Syariah
Menurut ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 2/8/PBI/2000, Pasal 1, Bank syariah adalah “bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah Islam, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam. Adapun yang dimaksud dengan unit usaha syariah adalah unit kerja di kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari cabang syari’ah(Rivai & Arivin, 2010).
Secara garis besar produk-produk bank syariah dapat dikelompokkan ke dalam produk-produk pendanaan, pembiayaan, jasa perbankan, dan kegiatan sosial dengan berbagai prinsip syariah yang digunakan dalam akadnya, berbagai jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dapat dibagi ke dalam enam
Universitas Sumatera Utara 20 kelompok pola, yaitu:
1. Akad Pola Titipan (Wadi’ah)
Secara umum Wadi’ah berarti titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’)
yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang
diberi amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum dan harus
dijaga dari kerusakan,kerugian dan keutuhannya dan dikembalikan kapan saja
penyimpan menghendaki. Akad Wadi’ah dibagi atas 2 yaitu:
a. Titipan Wadi’ah yad Amanah adalah akad penitipan barang/uang dimana
pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang
yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau
kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah
berupa produk safe deposit box.
b. Titipan Wadi’ah yad Dhamanah adalah akad penitipan barang/uang
dimana pihak penerima titipan telah mendapatkan izin dari pihak penitip
untuk mempergunakan barang/uang yang dititipkan tersebut untuk
aktivitas perekonomian tertentu dengan catatan bahwa pihak penerima
titipan akan mengembalikan barang/uang yang dititipkan secara utuh
pada saat penyimpan menghendaki. Prinsip ini diaplikasikan dalam
produk giro dan tabungan.
2. Akad Pola Bagi Hasil (Profit Sharing)
Akad Pola Bagi Hasil merupakan suatu sistem yang meliputi tatacara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk
Universitas Sumatera Utara 21 produk yang berdasarkan prinsip ini adalah: a. Mudharabah, adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana
(shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan
kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan
ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct,
negligence atau violation oleh pengelola dana. Akad Mudharabah secara
umum dibagi atas 3 yaitu:
1) Mudharabah Muthlaqah adalah akad kerja sama dimana pemilik
dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi
tidak terikat.
2) Mudharabah Muqayyadah adalah akad kerja sama dimana pemilik
dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai
dana, mengenai lokasi, cara, objek investasi atau sektor usaha.
3) Mudharabah Musytarakah adalah akad kerja sama dimana pengelola
dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. b. Musyarakah, adalah akad kerja sama yang didasarkan atas bagi hasil
dimana para mitra berkontribusi dalam modal maupun kerja. Keuntungan
dari usaha syariah akan dibagikan kepada para mitra sesuai dengan
nisbah yang disepakati para mitra ketika akad, sedangkan kerugian akan
ditanggung para mitra sesuai dengan proporsi modal. Ada dua jenis
Musyarakah yaitu :
Universitas Sumatera Utara 22
1) Musyarakah kepemilikan, yaitu kepemilikan bersama dua pihak atau
lebih dari suatu properti:
2) Musyarakah akad, yang berarti kemitraan yang terjadi karena adanya
kontrak bersama atau usaha komersial bersama.
3. Akad Pola Jual Beli (Tijarah)
Akad Pola Jual Beli ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara
jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang
atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah
dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Akad Jual
beli dibagi atas 3 yaitu:
a. Murabahah, yaitu suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual
menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-
biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan
tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.
b. Salam, merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan
penyerahan barang di kemudian hari (advanced payment atau forward
buying atau future sales) dengan harga, spesifikasi, jumlah, kualitas,
tanggal, dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati sebelumnya
dalam perjanjian. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual
dalam suatu transaksi salam.
c. Istishna, adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga
bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa
Universitas Sumatera Utara 23
pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu
tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum
yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.
4. Akad Pola Sewa (Ijarah)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa
sementara hak kepemilikan asset tetap pada pemberi sewa.Sebaliknya
penyewa atau pengguna jasa memiliki kewajiban membayar sewa atau upah.
Ada dua jenis Ijarah yaitu:
a. Ijarah murni merupakan akad yang berhubungan dengan sewa jasa;
b. Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli,
dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir
masa sewa.
5. Akad Pola Jasa (Fee-Based Services)
Prinsip Pola Jasa (Fee-Based Services) ini meliputi seluruh layanan non-
pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip
Pola Jasa (Fee-Based Services) ini antara lain:
a. Wakalah merupakan pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakil)
kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Islam
mensyariatkan wakalah karena manusia membutuhkannya.
b. Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
c. Hawalah, merupakan pengalihan utang/piutang dari orang berhutang yang
kepada orang lain yang wajib menerimanya dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara 24
d. Rahn, adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya.
e. Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan. Produk ini dapat digunakan untuk membantu
usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari danazakat,
infaq dan shadaqah.
2.1.5 Perbedaan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah
Bank syariah sama seperti bank konvensional adalah organisasi yang bertujuan mencari keuntungan. Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transter, teknologi yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan/kredit. Akan tetapi terdapat perbedaan mendasar diantara keduanya, dilihat dari beberapa aspek:
1. Aspek akad dan legalitas. Akad yang dipraktikkan dalam bank syariah
memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, dunia dan akhirat, karena akad
yang dilakukan berdasarkan hukum atau syari’at Islam. Jika terjadi
perselisihan antara nasabah dan bank, maka bank syariah dapat merujuk
kepada Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) yang
penyelesaiannya dilakukan berdasarkan hukum Islam.
Universitas Sumatera Utara 25
2. Aspek struktur organisasi, bank syariah dapat memiliki struktur yang sama
dengan bank konvensional, namun unsur yang membedakannya adalah bahwa
bank syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi operasional dan produk-produk bank agar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan syariah Islam.
3. Aspek bisnis dan usaha yang dibiayai, haruslah bisnis dan usaha yang
diperkenankan atau dihalalkan oleh syariat Islam. Kehalalan bisnis dan usaha
merupakan syarat mutlak agar suatu bidang usaha itu halal untuk dibiayai
oleh perbankan syariah.
4. Aspek lingkuangan kerja dan budaya perusahaan perbankan.Lingkungan
kerja pada bank syariah selayaknya sejalan dengan syariah islam. Dalam hal
etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan
sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu,
karyawan bank syariah harus skillfull dan professional (fathanah), dan
mampu melakukan tugas secara team-work. Demikian pula dalam hal reward
dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Selain dari aspek-aspek yang telah dijelaskan, sistem yang digunakan oleh bank syariah dan bank konvensional dapat dikatakan berbeda satu sama lain.
Perbedaan sistem ini ikut menjadi bagian tidak terpisahkan yang mempengaruhi perbedaan kinerja antara kedua bank. Perbedaan kinerja itu termasuk diantaranya adalah kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensional dilihat dari aspek modal, kualitas aktiva produktif, manajemen, profitabilitas, dan likuiditasnya. Bank syariah yang lahir dari nilai-nilai islam memiliki beberapa
Universitas Sumatera Utara 26 keunikan yang tidak ada dalam sistem perbankan konvensional.
Secara garis besar perbandingan bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensioanl Sistem Bank Karakteristik Sistem Bank Syariah Konvensional Kerangka Bisnis Fungsi dan operasi didasarkan Fungsi dan operasi padahukum syariah. Bank harus didasarkan pada prinsip yakin bahwa semua aktivitas sekuler dan tidak bisnis adalah sesuai dengan didasarkan pada hukum ketentuan syariah. atau aturan suatu agama.
Melarang bunga dalam Pembiayaan tidak berorientasi Pembiayaan berorientasi pembiayaan pada bunga dan didasarkan pada bunga dan ada pada prinsip pembelian dan bunga tetap atau penjualan aset, dimana harga bergerak yang dikenakan pembelian termasuk profit kepada orang yang margin dan bersifat tetap dari menggunakan uang. semula
Melarang bunga pada Penyimpanan tidak berorientasi Nasabah berorientasi penyimpanan pada bunga tetapi pada pada bunga dan investor pembagian keuntungan atau diyakinkan untuk kerugian dimana investor dibagi menentukan dari semua persentase keuntungan yang tingkat bunga dengan tetap ketika hal itu terjadi.Bank jaminan pembayaran memperoleh kembali hanya dari kembali pokok bagian keuntungan atau pembayaran. kerugian dari bisnis yang dia ambil bagian selama periode aktivitas dari usaha tersebut.
Pembagian Bank menawarkan kesamaan Tidak secara umum pembiayaan dan risiko pembiayaan untuk suatu menawarkan tapi yang sama usaha/proyek. Kerugian dibagi memungkinkan untuk berdasarkan persentase bagian perusahaan modal yang disertakan, sedangkan venture dan investment keuntungan berdasarkan banks. Umumnya mereka persentase yang sudah mengambil bagian dalam ditentukan diawal. manajemen.
Restrictions Bank Islam dibatasi untuk Tidak ada pembatasan. (Pembatasan) mengambil bagian dalam aktivitas eknomi yang sesuai dengan Syariah.
Universitas Sumatera Utara 27
Lanjutan Tabel 2.1 Sistem Bank Karakteristik Sistem Bank Syariah Konvensional Zakat Bank tidak boleh membiayai Tidak berhubungan bisnis yang terlibat dalam dengan zakat. perjudian dan penjualan minuman keras.Dalam sistem bank Islam yang modern, salah satu fungsinya adalah mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Penalty on Default Tidak mengenakan tambahan Biasanya dikenakan uang dari kegagalan tambahan biaya (dihitung membayar.Catatan: beberapa dari tingkat bunga) pada negara muslim mengijinkan kasus kegagalan mengumpulkan biaya penalty membayar. dan dibenarkan sebagai biaya yang terjadi atas pengumpulan pinalti biasanya satu persen dari jumlah cicilan. Melarang Gharar Transaksi dari kegiatan yang Perdagangan dan mendukung unsur perjudian dan perjanjian dari segala spekulasi sangat dilarang. jenis derivative atau yang Contoh: transaksi derivative mengandung unsur dilarang karena mengandung spekulasi diizinkan. unsur spekulasi. Customer Relations Status bank dalam berelasi Status bank dalam dengan clients sebagai berelasi dengan sebagai partner/investor dan kreditor dan debitor. entrepreneur/pengusaha. Syariah Supervisiory Setiap bank harus memiliki Tidak dibutuhkan Board Syariah Supervisory Board permintaan ini. untuk meyakinkan bahwa semua aktivitas bisnis adalah sejalan dengan tuntutan Syariah. Sumber: (Rivai & Arivin, 2010)
Perbedaan lain antara bank syariah dengan bank konvensional juga terletak pada sistem bagi hasil dengan bunga. Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil.Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang.Dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung resiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian.Sebaliknya, pembungaan uang
Universitas Sumatera Utara 28 adalah aktivitas yang tidak memiliki resiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal. Adapun perbedaan antara bunga dan bagi hasil dapat dijelaskan dalam Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi Hasil (Syariah) dengan Bunga (Konvensional)
Sistem Bagi Hasil (Bank Bunga No Aspek Syariah (Bank Konvensional)
1 Penentuan Setelah berusaha dan Sebelum memperoleh besarnya hasil memperoleh laba laba
2 Kesepakatan Proporsi pembagian untuk Penentuan besarnya awal antar setiap pihak, missal 50:50, bunga dalam Rupiah pihak 40:60, dan lain-lain 3 Risiko Ditanggung kedua belah Hanya ditanggung oleh terjadinya pihak, yaitu lembaga dan nasabah, sehingga kerugian nasabah, sehingga risiko risiko yang dihadapi yang dihadapi adalah risiko adalah risiko likuiditas, likuiditas dan risiko kredit risiko kredit dan risiko fluktuasi tingkat bunga
4 Dasar Berdasarkan potensi laba Berdasarkan dana yang perhitungan yang dapat diperoleh dipinjamkan, berjumlah (meskipun belum tentu tetap (fixed) terjadi)
5 Fokus Keberhasilan usaha menjadi Berdasarkan bunga perhatian perhatian kedua belah pihak, yang harus dibayar yaitu bank dengan nasabah, termasuk nasabahnya pokoknya
6 Persentase Berdasarkan proporsi Berdasarkan persentase (%) dikalikan potensi laba yang dari jumlah pinjaman belum diketahui yang telah diketahui denga pasti. Sumber: (Hendro & Rahardja, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia, 2014)
2.1.6 Analisis Rasio CAMEL
Rasio keuangan merupakan ekspresi hubungan antara angka-angka laporan keuangan sehingga menghasilkan informasi yang lebih bermakna.Analisis rasio keuangan ini merupakan salah satu perwujudan ketentuan Statement of Financial
Universitas Sumatera Utara 29
Accounting Concept(SFAC) No. 1, yang pada intinya menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan yang rasional.
Menurut Sujerweni (2017) analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan necara maupun rugi laba. Analisis rasio keuangan ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan diantara akun-akun dalam laporan keuangan, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Tujuan untuk melakukan analisis rasio keuangan adalah untuk dapat membantu perusahaan dalam memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam penerapannya di dunia perbankan, diperlukan penilaian kinerja melalui tingkat kesehatan bank sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Perbankan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut Bank Indonesia memberikan petunjuk pelaksanaan berupa Surat Edaran No Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan metode CAMEL.
Penilaian kesehatan bank menggunakan metode CAMEL yang menggunakan penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada lima faktor, yaitu capital, assets, management, earning, dan liquidity. Untuk lebih mengenal metode CAMEL, berikut ini akan dijelaskan untuk masing-masing komponen beserta perhitungannya.
Universitas Sumatera Utara 30
1. Capital (Rasio Kecukupan Modal)
Menurut Rivai & Arivin (2010)rasio kecukupan modal merupakan analisis
yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyediaan modal minimum
bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban ketika terjadi likuidasi.
Rasio permodalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital
adequancy ratio). CAR merupakan rasio kecukupan modal yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha serta menampung kerugian yang diakibatkan oleh
aktivitas yang dilakukannya(Latumaerissa, Manajemen Bank Umum, 2014).
Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan bank dapat beroperasi
dan menciptakan laba. Besarnya modal suatu bank juga akan mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Dengan kata lain semakin
tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank(Rivai & Arivin, 2010)
Adapun rumus CAR menurut Sujerwani (2017: 97) adalah sebagai berikut: