<<

JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol.4, No.1, April 2019 c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387

FUNGSI REBAB DALAM PENYAJIAN KARAWITAN SUNDA

Rian Permana FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email : [email protected]

Abstract : This research and study aims to determine the extent of the role of the fiddle in the presentation of Sundanese musicians, both the function of the fiddle with sekar or sekar gending. It is hoped that this research and study can provide useful information about how a rebab interpreter should work when performing Sundanese musical performances. This needs to be understood as a basis for understanding, especially for a trigger, so that the appearance of his performance can be enjoyed in harmony, in rhythm, one taste, and one accord in one Sundanese musical dish.

Keywords : Rebab Function, Sundanese Karawitan

Abstrak : Penelitian dan kajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peranan rebab dalam penyajian karawitan Sunda, baik secara fungsi rebab dengan sekar maupun sekar gending. Diharapkan penelitian dan pengkajian ini dapat memberikan manfaat informasi tentang bagaimana semestinya garap seorang juru rebab ketika melakukan sajian karawitan Sunda. Hal ini perlu dipahami sebagai dasar pemahamn khususnya bagi seorang juru rebab agar sajian penampilannya dapat terasa dinikmati selaras, seirama, satu rasa, dan sehati pada satu garapan sajian karawitan Sunda.

Kata Kunci : Fungsi Rebab, Karawitan Sunda

74

Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 75

PENDAHULUAN sekar gending. Penelitian ini Dalam sajian karawitan menggunakan metode kualitatif. Sunda ada banyak hal yang harus Kajian yang digunakan untuk dipahami oleh para wiyaga terlebih mengeksplanasi penelitian ini, oleh seorang juru rebab. diperoleh dengan menggunakan Kedudukan rebab mempunyai pengumpulan data-data. peran penting sebagai pembawa Adapun teknik kajian yang melodi yang berkaitan dengan digunakan adalah: fungsi dan kedudukan rebab dalam 1. Studi kepustakaan, sebagai data mengiringi sajian karawitan Sunda, sumber-sumber tertulis, baik baik secara konsep Sekar, Gending, berupa buku laporan penelitian, maupun Sekar Gending. Maka makalah ataupun sumber- fungsi dan kedudukan rebab pada sumber tulisan lain yang karawitan Sunda diantaranya dapat berkaitan dengan topik dilihat dari kesenian wayang golek, penelitian; kiliningan, ketuk tilu, dan tembang 2. Observasi langsung dengan cara sunda cianjuran. Peranan penting mengamati langsung terhadap rebab tersebut dapat dirasakan objek yang diteliti, dan ketika bergabung dengan melakukan perekaman, dalam seperangkat waditra pengiringnya bentuk audio dan visual. atau pada saat pertunjukan Observasi merupakan salah satu berlangsung dengan interaksi sekar cara pengumpulan data yang gending. dilakukan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti di METODE lapangan. Dalam hal ini, Penelitian ini bertujuan observasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana dengan cara mendengarkan hasil peranan rebab dalam penyajian rekaman kaset dari objek yang karawitan Sunda, baik secara diteliti. Tujuan dilakukannya fungsi rebab dengan sekar maupun observasi tersebut adalah untuk mengumpulkan data yang tidak

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 76 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

mungkin ditemukan pada PEMBAHASAN sumber pustaka lainnya; Rebab merupakan salah 3. Wawancara, untuk memperoleh satu instrumen penting yang sangat data yang akurat dan mendalam, berpengaruh besar terhadap dilakukan wawancara berkali- jalannya sajian seni tradisional kali sesuai dengan keperluan karawitan Sunda. Dalam setiap penelitian, sehingga diperoleh pertunjukan karawitan Sunda. kejelasan masalah terhadap Tidak hanya berperan sebagai objek yang diteliti. Pengolahan pengiring jalannya melodi dari data yang meliputi evaluasi dan sebuah lagu, tetapi juga berperan analisis data, atau sebagai pemberi aba-aba mengelompokkan dan mangkatan, merean, nungguan, menganalisis data yang sudah nganteur, marengan, dan ada. Data-data yang berkaitan mapaesan. Waditra rebab dengan garap rebab dianalisis dipergunakan pada waditra berdasarkan pada teori garap pengiringnya dan bertugas sebagai karawitan. Wawancara pembawa melodi. Jika waditra dilakukan dengan cara pengiring hanya membawakan wawancara terbuka, jawaban posisi lagu saja dan tanpa ada unsur dijawab dengan secara melodi yang dilakukan maka sajian mendetail terhadap pertanyaan garapan tersebut akan terkesan yang diajukan. monoton dan kurang terasa karakter lagu apa yang sedang dibawakan, Penelitian dan kajian ini dengan kata lain rebab bukan hanya diharapkan bisa untuk menjawab sebagai pembawa lagu melainkan sejauhmana peranan rebab dalam sebagai penguat karakter dari sajian penyajian karawitan Sunda, baik karawitan Sunda yang ditampilkan. secara fungsi rebab dengan sekar Memainkan rebab pada sajian maupun sekar gending. karawitan Sunda itu cukup sulit karena ada beberapa hal yang harus dikuasai difahami dan c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 77

diaplikasikan. Dikatakan sulit penampilan saat ini, waditra karena dalam sajian pertunjukan kilining tersebut tidak digunakan karawitan Sunda bukan hanya lagi. Sajian kiliningan saat ini hapal materi lagu, pangkat, menggunakan seperangkat surupan dan laras nadanya saja, salendro sebagai pengiring akan tetapi faktor penyelarasan lagu-lagu yang dibawakannya, hal penyatuan antara rebab, dengan ini dikarenakan semakin jarangnya para wiyaga (gending) dan juru orang yang dapat memainkan sinden (sekar) juga harus selaras waditra kilining tersebut. Selain seirama, satu rasa satu hati agar diambil dari nama sebuah waditra, terjalin harmoni dan keutuhan istilah kiliningan ini juga sebagai sajian yang indah. Beriku beberapa pembeda dengan iringan lagu sajian kesenian Sunda yang dalam pertunjukan wayang golek menggunakan rebab di dalamnya. (Ajip Rosidi dkk, 2000). Pada garapan pertunjukan 1. Kiliningan kesenian kiliningan umumnya, Dalam permainan gamelan pangkat dibawakan oleh saron, laras salendro, rebab tidak hanya namun pada lagu-lagu tertentu ada memainkan nada-nada laras beberapa waditra yang bisa salendro, tetapi memainkan pula menjadi pamangkat lagu seperti: laras degung (pelog), dan laras gambang, rebab, dan sekar yang madenda, dalam berbagai surupan bisa disebut juga dengan bawa (Lili Suparli, 2010:46). Kata sekar. Pangkat lagu yang Kiliningan berasal dari nama dibawakan oleh rebab, bisa pada waditra kilining, yang memiliki semua sajian lagu-lagu yang bentuk seperti saron, namun jumlah mempunyai laras salendro, bilahnya lebih banyak, yakni antara madenda, pelog, degung, maupun 9-14 bilah. Waditra ini merupakan kobongan. Pangkat yang bagian dari seperangkat gamelan dibawakan oleh rebab mempunyai yang hampir menyerupai gender fungsi untuk menyelaraskan laras dalam gamelan Jawa. Pada dan surupan lagu yang dibawakan

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 78 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

oleh juru sinden, karena dari sekian tilu diambil dari salah satu waditra banyak waditra yang ada, rebab pengiringnya, yaitu tiga buah ketuk. mempunyai keluasaan dan Ketiga buah ketuk tersebut memiliki ambahan nada-nada yang berfungsi sebagai kerangka lagu lengkap apabila dibandingkan dan penjaga irama, sedangkan dengan waditra lain. Ketika rebab rebab berfungsi sebagai pembawa membawakan pangkat, maka melodi, sebagai pengatur seorang juru rebab akan langsung irama, dan goong sebagai penutup memberikan ukuran awalan tempo, lagu (Soepandi, 1977:7). Apabila pemberi arahan posisi lagu dan dilihat dari waditra yang sebagai tanda untuk informasi digunakan, ketuk tilu termasuk ke kepada juru sinden mengenai laras dalam kesenian ensambel kecil, di dan surupan lagu yang akan mana alat yang digunakan pada dibawakan sebagai patokan nada kesenian ini, terdiri dari: tiga buah dasar lagu tersebut. ketuk (bonang penclon), kendang, Pangkat yang dibawakan goong, rebab, dan kecrek. Ketuk oleh rebab biasanya untuk garap tilu merupakan embrio untuk pertunjukan lagu-lagu yang lahirnya berbagai jenis kesenian mempunyai embat opat wilet dan rakyat di berbagai daerah di Jawa dua wilet, seperti lagu: Renggong Barat (Saepudin, 2010:201). Bandung, Kastawa, Golewang, Kesenian ketuk tilu sangat Udan Mas, Tablo Kasmaran, erat kaitannya dengan kehidupan Sinyur, Senggot, Banjaran, dan masyarakat pedesaan. sebagainnya. Pangkat pada embat Keberlangsungan kesenian ketuk sawilet biasanya dibawakan oleh tilu di kalangan masyarakat saron dan sekar atau juru sinden pedesaan dapat pula dilihat di seperti pada lagu Gendu. sebuah kawasan Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang, 2. Ketuk Tilu di mana sajian kesenian ketuk tilu Dalam buku Khasanah dijadikan sebagai bentuk kesenian Kesenian Jawa Barat, istilah ketuk yang berfungsi untuk kebutuhan c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 79

upacara ritual seperti: hajat lembur, di Jawa Barat sangat berbeda-beda, buku taun, ngarot, ngarumat jagat, perbedaan tersebut dapat terlihat dan sebagainnya. Hal tersebut yang dari tata cara pergelaran yang secara jelas sangat erat sekali dipengaruhi oleh keadaan kaitannya dengan masyarakat Jawa lingkungan sekitarnya, seperti: Barat yang mayoritas penduduknya pegunungan, perkebunan, bermata pencaharian sebagai petani pesawahan, dan daerah pesisir (agraris). pantai. Lingkungan alam tersebut Kesenian ketuk tilu sangat berpengaruh terhadap mempunyai fungsi dalam bentuk garap, sehingga akan pertumbuhan dan melahirkan karakter dan watak dari perkembangannya. Anis Sujana, bentuk sajian yang berbeda-beda. dkk. (1996:19) mengemukakan Menurut Yedi Heryadi sebagai berikut: sarambahan garap rebab pada “Sebagai sarana upacara, kesenian ketuk tilu terdiri dari: yaitu seni pertunjukan ketuk a. Arang-arang bubuka/arang- tilu diutamakan untuk kepentingan hubungan arang/panangtang (Pangkat) manusia dan alam seperti b. Eusi atau lagu upacara kesuburan untuk mendatangkan hujan, c. Arang-arang panutup (Panutup) menyimpan padi, hajat Lagu-lagu yang wajib bumi, dan syukuran. Sebagai sarana hiburan atau dinyanyikan biasanya diawali pergaulan, yaitu untuk dengan lagu Kidung, Kembang mengungkapkan kegembiraan, hal ini pada Gadung, yang dipersembahkan umumnya diselenggarakan kepada kepada Tuhan dan kepada pada acara khitanan dan perkawinan. Sebagai sarana arwah para karuhun. Pada saat pertunjukan atau tontonan, dinyanyikannya lagu bubuka ini lebih mengarah kepada bentuk penikmatan estetis tersebut ronggeng keluar mengitari yang memberi hiburan arena panggung sajian ini, disebut kepada manusia.” dengan wawayangan. Unsur Bentuk garap dan susunan gerak/ibing dalam ketuk tilu yang dibawakan di tiap-tiap daerah merupakan saka daek diambil dari

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 80 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

gerak-gerak silat dan yang 3. Tari terpenting seorang penari harus Hubungan antara karawitan hapal lagu, baik itu untuk pada saat dan tari sangatlah erat sekali. bukaan, mencug, maupun Hubungan tersebut seperti halnya nibakeun. (Wawancara, Yedi “air dan ikan”. Seekor ikan Heryadi, 10-12-2012, STSI tentunya memerlukan air untuk Bandung) kelangsungan hidupnya, begitupun Pada sajian ketuk tilu, ketuk dengan tari, semua tarian tidak yang digunakan yaitu berjumlah terlepas dari unsur-unsur tiga buah yang berlaraskan musikalitas dari kebutuhan penari salendro, dengan hanya terdiri dari yang tentunya pasti membutuhkan tiga buah nada tersebut maka laras penegasan aksen, tempo gerak, dan yang digunakan pada kesenian melodi sebagai penuntun penjiwaan ketuk tilu belum bisa dikatakan serta ilustrasi. Dari sekian banyak lengkap, karena laras salendro waditra gamelan yang ada, rebab yang lengkap terdiri dari lima nada. merupakan waditra yang berperan Maka kedudukan rebab pada sebagai pembawa melodi lagu. kesenian ketuk tilu sangat berperan Setiap jenis tarian tentunya penting. Suatu melodi atau nada mempunyai gerakan tari yang yang disajikan oleh juru sinden mencerminkan watak dan ataupun lagu yang dibawakan akan karakternya sendiri-sendiri. Watak lebih terasa lengkap dengan adanya dan karakter tersebut tentunya akan rebab. Garap permainan rebab bisa bisa tergambarkan atau tersajikan dan mampu untuk melakukan apabila segala pendukung sipenari perpindahan laras, selain itu rebab tersebut memahami penjiwaan, sangat penting sekali untuk suasana pengungkapan watak dan membuka beberapa pemakna garap karakter dari tarian yang lagu seperti arang-arang. dibawakan. Apabila pemahaman (Wawancara, Uus Karwati, 29-03- watak dan karakter dari sebuah 2013, UPI Bandung) tarian tersebut dipahami dengan baik oleh penari dan para juru c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 81

gending, maka tentunya suasana pembawa melodi lagu, yaitu . watak dan karakter dari sebuah Peranan suling sangat dominan, tarian tersebut akan bisa dinikmati peranan tersebut digunakan bukan dengan maksimal. hanya pada lagu-lagu panambih tetapi dipergunakan juga pada 4. Tembang Sunda Cianjuran semua wanda mamaos, baik itu Tembang sunda cianjuran laras pelog, sorog, maupun termasuk ke dalam gamelan mandalungan. Sedangkan peranan ensambel kecil yang terdiri dari: rebab dalam tembang sunda kacapi indung, kacapi rincik, cianjuran pada masa sekarang suling, dan rebab. Pada kesenian hanya digunakan untuk mengiringi tembang sunda cianjuran, waditra lagu-lagu panambih yang yang berfungsi sebagai pembawa berlaraskan salendro atau lagu-lagu melodi yaitu suling dan rebab. yang mempunyai modulasi dalam Peranan rebab dalam tembang susunan bentuk melodi lagunya. sunda cianjuran, pada dasarnya Akan tetapi perlu diketahui alasan sama dengan fungsi dan peranan kenapa rebab tidak mendominasi rebab pada kesenian kiliningan, dalam membawakan melodi pada ketuk tilu, tari dan wayang golek sajian tembang sunda cianjuran, yaitu sebagai pembawa lagu. dikarenakan para juru rebab Fungsi rebab pada sajian tembang sekarang kurang mengetahui sunda cianjuran lebih dominan pembendaharaan lagu tembang dipergunakan untuk mengiringi sunda cianjuran, wanda mamaos lagu-lagu panambih pada saat ataupun panambih yang berlaras kacapi indung yang berlaraskan pelog, sorog, mandalungan, salendro. pendapat itu berdasarkan Fungsi rebab dalam wawancara terhadap tokoh pamirig tembang sunda cianjuran sekarang tembang sunda cianjuran maupun ini tidak sedominan pada garap juru tembang sunda cianjuran, kiliningan, karena terdapat waditra diantaranya: Ruk Ruk Rukmana selain rebab yang berfungsi sebagai dan Enah Sukaenah. Terlebih

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 82 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

mereka menyebutkan pada masa jangkung itu bisa mengarah kepada mereka sering melakukan produksi rebab atau tarawangsa, seperti rekaman, rebab bisa dipergunakan dapat dilihat pada jenis kesenian pada laras apapun dan itu tidak tarawangsa daerah Banjaran merupakan suatu kesalahan. Ada Bandung, yang menggunakan beberapa kaset rekaman tembang tarawangsa dan kacapi indung sunda cianjuran yang sebagai waditranya. Berdasarkan menggunakan rebab pada laras informasi dan kenyataan yang pelog dan sorog dan itu digunakan dapat dilihat dan ditemukan ini, bukan hanya pada panambihnya sebaiknya perlu diadakan penelitian saja, akan tetapi pengunaannyapun lebih lanjut agar didapat hasil pada wanda mamaosnya. Tokoh analisa yang berdasarkan kajian juru rebab yang dikenal akademisi. Semoga saja diantaranya yaitu Dacep Eddy dikemudian hari ada tindakan (generasi tua) dan Uloh Abdullah. penelitian tentang seberapa jauh Ada juga peristiwa dimana fungsi rebab pada kesenian penyajian tembang sunda tembang sunda cianjuran. cianjuran dengan menggunakan Meskipun fungsi rebab biola atau orang Sunda sekarang tidak sedominan kacapi menyebutnya dengan nama piul. indung dan suling, peranan rebab Penggunaan piul atau biola tersebut dalam tembang sunda cianjuran dikarenakan langka/jarangnya cukup memberi pengaruh dan orang yang bisa memainkan rebab memberikan nuansa yang berbeda dibandingkan dengan orang yang sekali apabila dibandingkan dengan bisa memainkan piul/biola, terlebih waditra suling, khususnya pada pada masa penjajahan. Ungkapan sajian lagu-lagu panambih yang itu juga bisa dilihat dari beberapa berlaraskan salendro. Rebab dalam penggunaan syair lagu tembang tembang sunda cianjuran berbeda sunda cianjuran atau kapasindenan dengan garap kiliningan, secara yang menyebutkan “rebab umum keleluasaan juru rebab jangkung” makna dari rebab dalam membuat dan memberikan c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 83

senggol-senggol sangat terbatas. • peralihan gending baik irama Keleluasaan tersebut dibatasi oleh maupun bentuk lagu melodi lagu yang secara konsep berdasarkan ketentuan dalam sajian, melodi yang dibawakan oleh komposisi gending. rebab jangan sampai jauh berbeda • Cara memberhentikan gending dengan melodi lagu (penembang). dikomandoi cempala dan kecrek yang dilakukan dalang. Irama 5. Wayang Golek atau embat berangsur-angsur Wayang golek adalah salah semakin cepat. satu bentuk seni pertunjukan yang • Gending kebo jiro atau gonjing tumbuh dan berkembang di daerah merupakan gending penutup Jawa Barat. Pertunjukan wayang pagelaran wayang golek di golek di Jawa Barat pada umumnya Priangan. Sementara di dalam menggunakan seperangkat gamelan pergelaran lainnya, gending yang berlaras salendro. Pada tersebut sebagai gending pergelaran wayang golek terdapat penjemputan tamu. beberapa unsur seni yang Kedudukan karawitan terkandung di dalamnya, seperti: dalam pergelaran wayang golek karawitan, tari, sastra, dan drama. demikian pentingnya, ia merupakan Unsur yang ada pada pertunjukan bagian yang tidak terpisahkan dari wayang golek tersebut diambil dari pertunjukan itu sendiri. Mulai dari cerita Mahabarata dan Ramayana tatalu (overture), kawih, tari dan yang kemudian diaplikasikan perang wayang, dialog, kepada kejadian yang sedang pembangunan suasana, pengisi dialami pada saat ini. Atik Soepandi celah antar adegan, semuanya (1984:78) menjelaskan mengenai diiringi oleh karawitan. Setiap ciri-ciri gending dalam garap tokoh wayang mepunyai ciri lagu wayang golek sebagai berikut: masing-masing dalam mapag • Gending karatagan merupakan (penjemputan) tokoh wayang, yang bendera dalam pergelaran membedakan tokoh wayang yang wayang golek di Priangan.

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 84 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

satu dengan yang lainnya, Pada dasarnya fungsi utama misalnya: rebab pada garapan pertunjukan a. Satria Ladak, seperti Narayana, wayang golek dengan kiliningan Karna, Salya, Somantri, diiringi adalah sama, yaitu untuk dengan lagu gawil. memberikan nada, laras, dan b. Satria Lungguh, seperti Arjuna, surupan. Perbedaannya hanya pada Abimanyu, Pandu, Semiaji, menuntun hadirnya seorang diiringi dengan lagu Banjar dalang, saat membawakan murwa, Sinom atau Udan Mas. sendon, dan kakawen. Kemudian c. Ponggawa, seperti Gatotgaca, fungsi rebab dalam sajian wayang Indrajit, Baladewa, biasa diiringi golek yaitu sebagai tanda atau kode dengan lagu Bendrong, Waled, cindek akhir lagu untuk juru dan Macan Ucul. kendang pada saat akan d. Raja-raja, seperti Kresna diiringi memindahkan melodi gending dengan lagu Kastawa, Rahwana untuk goongan, seperti pada dengan lagu Gonjing atau gending karatagan. Genggong. Dalam penyajiannya rebab Seorang juru rebab ketika mempunyai peran penting dalam tampil pada sajian wayang golek ensambel gamelan besar maupun dituntut harus sudah memahami ensambel kecil. Hal ini bisa dilihat dan mengetahui lagu-lagu para pada awal lagu atau gelenyu tokoh wayang tersebut, karena (gending), di mana salah satu di kunci dari lagu tokoh-tokoh antara waditra yang mulai memberi wayang tersebut ada pada seorang komando adalah rebab, yaitu juru rebab di mana seorang juru melalui pangkat atau arang-arang. rebab harus sigap serta tepat dalam Seperti yang diungkapkan oleh membawakan pangkat dan lagu Raden Machjar Angga yang utuh untuk mengiringi semua Kusumadinata dalam bukunya yang lagu yang ada pada pertunjukan berjudul Pangawikan wayang golek tersebut. Rinenggaswara (tt:42).

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 85

“Numutkeun babasaan para memfokuskan permainan wijaga nu djadi radjana seperangkat gamelan. kanajagan teh nja eta rebab. Waditra yang lain diibaratkan Parabot-parabot gending nu para priyayinya (para sanes sadajana kedah tunduk ponggawa mentrinya).” kana rebab. Kendang djadi papatihna, nu ngatur wiletan, gerakan irama sareng Maka dari fungsi dan wirahma, numutkeun kedudukan rebab, terhadap parentah rebab. (goong) minangka djaksana kesenian wayang golek, kiliningan, di salebeting nagara ketuk tilu, tari, dan tembang sunda kanajagan, nungabagi-bagi kanajagan, didjadikeun cianjuran mempunyai peranan sababaraha gongan, yang sangat penting ketika numutkeun darma (pangadilan, wet), nu mutus, bergabung dengan seperangkat nu njatjapkeun waditra pengiringnya atau pada kalangenanana kanajagan. Parabot-parabot gending nu saat pertunjukan berlangsung sanes minangka para dengan interaksi sekar gending, prijajina (para ponggawa mantrina).” seperti berikut: 1) Mangkatan yaitu memberikan Yang artinya : aba-aba tempo dan laras yang “Menurut apa yang sering digunakan untuk memulai dikatakan oleh para pemain gamelan bahwa yang menjadi jalannya sebuah lagu. rajannya seperangkat 2) Merean yaitu proses memberi gamelan yaitu rebab. Alat- alat gamelan yang lain ancang-ancang pada sinden baik semuannya harus tunduk berbentuk melodi maupun kepada rebab. Kendang jadi patihnya, yang mengatur ancang-ancang berupa nada. wiletan, gerakan irama dan 3) Nungguan yaitu menunggu wirahma, berdasarkan perintah rebab. Gong (goong) melodi yang dibawakan oleh diumpamakan sebagai jaksa dalang juru sinden, dan juru di suatu negara para pemain gending, yang membagi-bagi alok, baik itu untuk menuju pemain gending, dijadikan kenongan, goongan atau senggol beberapa gongan, berdasarkan yang akan disajikan. Sehingga tugas(pengadilan, wet), yang jangan sampai seorang juru membagi, yang

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 86 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

rebab itu ngalas (mendahului) Fungsi rebab sangat terhadap juru sinden. berperan penting bagi seorang juru 4) Nganteur yaitu proses mengikuti sinden, baik untuk pijakan nada atau menegaskan melodi yang dasar senggol bagi juru sinden dibawakan oleh sinden serta ataupun sebagai penghias melodi mengisi kekosongan dengan senggol yang dibuat oleh juru memberi senggol-senggol pada sinden. Garap rebab pada jenis celah-celah antara melodi- kesenian wayang golek, ketuk tilu, melodi lagu yang kosong. kiliningan, dan tembang sunda 5) Marengan yaitu proses cianjuran itu sangat berbeda, itu menyajikan melodi yang sama dipengaruhi oleh konsep garap dengan sajian melodi pada saat rebab pada masing-masing yang bersamaan. kesenian. Konsep garap pada garap 6) Mapaesan yaitu proses memberi kesenian ketuk tilu, rebab sangat hiasan terhadap akhir dituntut untuk berkarakter lincah, (muntutan) setiap frase atau gesit, galecok, gayem, dan jelas. kalimat lagu sinden. Konsep garap rebab pada garap Sedangkan Peran penting kesenian wayang golek dituntut fungsi rebab terhadap para wiyaga untuk lincah, gesit, jelas, dan dan juru sinden adalah sebagai mengikuti jalannya suasana alur berikut: cerita, apakah itu sedih, hegar, 1. Wiyaga/nayaga, pemberi maupun genit. Konsep garap rebab pangkat, sebagai pemberi pada kiliningan, pelem, dituntut awalan untuk tempo. Pemberi harus jelas, rata, tertata, dan arahan awalan dari posisi lagu mengikuti alur suasana karakter apa yang akan dibawakan. lagu yang dibawakan. Sedangkan 2. juru sinden, baik untuk pijakan pada jenis kesenian tembang sunda nada dasar, perpindahan laras cianjuran, garap rebab harus surupan dan pemberi kerangka tertata, jelas, jangan terlalu melilit melodi senggol. lagu, sederhana dalam memberikan ornamentasi, serta mengikuti c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 87

karakter lagu yang sedang rebab tidak atau belum menguasai dibawakan. fungsi dan tugas bagaimana konsep Sesuai dengan fungsinya garap rebab maka sajian garap seperti yang telah dijelaskan pada rebab tersebut akan bisa dikatakan uraian di atas, Uus Karwati jelek, apalagi jika permainannya menyatakan: masih silung. “Garap rebab pada jenis Pada setiap penyajian kesenian baik itu pada kesenian karawitan Sunda, proses kesenian wayang golek, kiliningan, ketuk tilu, dan komunikasi akan terasa dan tembang sunda cianjuran, terjalain, komunikasi non verbal peranan rebab sangat jelas fungsinya untuk menuntun tidak hanya terjadi antara nayaga, sinden, juru kawih, atau juru juru kawih, dan penari saja, akan mamaos, membuat melodi, menghias dari alunan sinden tetapi terjadi antara para nayaga itu sendiri, serta dengan yang satu dengan yang lainnya. adanya rebab gairahnya akan berbeda, gairah suasana Sebagai contoh, jika rebab musikal akan lebih terasa.” membawakan pangkat maka (Wawancara, Uus Karwati, 26-03-2013, Setia Budi, nayaga yang lainnya sudah Bandung). mengetahui dengan sendirinya

bahwa sajian lagu akan dimulai. Seorang juru rebab dituntut Selanjutnya untuk mengetahui harus bisa mempunyai posisi lagu apa yang disajikan, pembendaharaan lagu yang cukup umumnya mereka sudah banyak jangan samapai seorang memahami yaitu dengan juru rebab nyasar lagu kepada memahami kenongan, goongan sinden. Juru rebab yang baik itu atau gelenyu lagu yang akan harus lebih pintar melebihi seorang disajikan. Misalnya goongan 2 juru sinden, jika seorang juru rebab maka para nayaga sudah sudah mengetahui apa tugas dan mengetahui bahwa posisi lagu yang fungsi dari seorang penggarap akan disajikan adalah posisi lagu rebab maka konsep dari garap senggot, kulu-kulu gancang, rebab tersebut akan baik, benar dan bungur, dan sebagainya. bagus, akan tetapi jika seorang juru

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 88 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.4, No.1, April 2019 : 74 - 88

Selanjutnya lagu yang biasa diawali nayaga akan mengetahui secara dan dibawakan dengan gelenyu serempak untuk meneruskan terlebih dahulu, secara langsung melodi atau gending berikutnya, para nayaga akan mengetahui lagu karena mereka sudah hapal betul apa yang akan dibawakan tersebut bahwa melodi tersebut merupakan sesuai dengan gelenyu yang seperti pangkat dari gending bubuka yaitu demikian dibawakan. Misalnya saja gending Jipang Karaton. lagu Kawitan, Sungsang, Cani Rangrang dan lain sebagainya. KESIMPULAN Misalnya saja seorang juru Berdasarkan kesimpulan gambang bermain dengan melodi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : bahwa memainkan rebab pada sajian karawitan Sunda itu cukup sulit karena ada beberapa hal yang harus dikuasai difahami dan diaplikasikan. Dikatakan sulit Gambar 1. Melodi Gambang karena dalam sajian pertunjukan

karawitan Sunda bukan hanya Maka dari melodi gambang hapal materi lagu, pangkat, seperti itu, para wiyaga akan surupan dan laras nadanya saja, mengetahui secara langsung bahwa akan tetapi faktor penyelarasan melodi tersebut adalah pangkat dari penyatuan antara rebab, dengan lagu Cani Rangrang. Contoh lain para wiyaga dan juru sinden juga apabila saron memainkan melodi harus selaras seirama, agar terjalin sebagai berikut: harmoni dan keutuhan sajian yang

indah.

Maka dari fungsi dan Gambar 2. Melodi Gambang kedudukan rebab, terhadap

kesenian sajian pertunjukan Maka dari melodi yang ditabuh karawitan Sunda, diantaranya: oleh saron tersebut maka para wayang golek, kiliningan, ketuk c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Fungsi Rebab dalam Penyajian Karawitan Sunda (Rian Permana) 89

tilu, tari, dan tembang sunda DAFTAR PUSTAKA cianjuran dengan seperangkat Angga Kusumadinata, Machyar. waditra pengiringnya atau pada 1969 Ilmu Seni Raras. saat pertunjukan berlangsung Djakarta: Pradnjaparamita. dengan interaksi sekar gending, Rosidi, Ajip dkk 2000 Ensiklopedia Sunda. seperti berikut: Mangkatan, Jakarta: Pustaka Jaya Merean, Nungguan, Nganteur, Saepudin, Asep. Marengan, Mapaesan yaitu proses 2010 “Kreativitas memberi hiasan terhadap akhir Suwanda Dalam Tepak Kendang (muntutan) setiap frase atau kalimat Di Jawa Barat”, Tesis lagu sinden. Program Pascasarjana. Sedangkan Peran penting Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. fungsi rebab terhadap para wiyaga Soepandi, Atik dkk. dan juru sinden adalah sebagai 1984 TetekonPadalangan berikut: Sunda. Jakarta: Balai Pustaka 1. Wiyaga/nayaga, pemberi Rahayu. pangkat, sebagai pemberi Sujana, Anis awalan untuk tempo. Pemberi 1996 Pertumbuhan dan arahan awalan dari posisi lagu Perkembangan Ketuk Tilu di apa yang akan dibawakan. Jawa Barat. 2. juru sinden, baik untuk pijakan Bandung: Sekolah Tinggi Seni nada dasar, perpindahan laras Suparli, Lili surupan dan pemberi kerangka 2010 Gamelan Pelog melodi senggol. Salendro. Bandung: Sunan Ambu Press

c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387