Siaran Radio Citra 99.4 Fm Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda Bagi Siswa Sekolah Dasar
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
p-ISSN 2355-5343 Article Received: 18/11/2014; Accepted: 10/02/2015 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar Mimbar Sekolah Dasar, Vol 2(1) 2015, 99-117 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1336 SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Maylan Sofian Program Studi PGSD STKIP Sebelas April Sumedang Jl. Anggrek Situ No. 19 Sumedang Email: [email protected] ABSTRACT ABSTRAK This research inspect about preservation of Penelitian ini mengkaji mengenai pelestarian traditional art through tembang sunda cianjuran seni tradisi melalui model seni tembang sunda on Citra radio 99, 4 FM Sumedang. The problems cianjuran di Radio Citra 99,4 FM Sumedang. inspected in this research as follow, First, how Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini does the preservation of tembang sunda sebagai berikut. Pertama, Bagaimana cianjuran present on Citra Radio 99, 4 FM pelestarian tembang sunda cianjuran yang broadcast program ? Second, how does the dikemas dalam program siaran Radio Citra 99.4 contribution of electronic media Citra radio FM? Kedua Bagaimana kontribusi program broadcast programme for tembang sunda siaran media elektronik Radio Citra bagi seni cianjuran and the artist in Sumedang? In order to tembang sunda cianjuran dan senimannya di get the answer of the problems, the qualitative Kabupaten Sumedang? Untuk mendapatkan research done, that is content analysis. Content jawaban atas permasalahan – permasalahan analysis is one of research method to produce itu, dilakukan penelitian kualitatif, yaitu analisis objective and systematic description. The result konten. Analisis konten adalah suatu metode of this research show that Citra Radio 99, 4 FM penelitian untuk menghasilkan deskripsi objektif Sumedang broadcast program can be a system dan sistematik. Hasil penelitian menunjukkan support to tembang sunda cianjuran. This bahwa program siaran radio citra 99,4 FM broadcast can stimulate the listener memory Sumedang dapat menjadi suport sistem bagi about tembang sunda cianjuran that the listener seni tembang sunda cianjuran. Kontribusi radio ever heard or studied when they are still young. terhadap seniman pun dapat dirasakan oleh The contribution of the radio can be felt by the seniman, terutama mengenai popularitas artist, especially to the popularity of the music pengiring dan penembang dalam radio Citra player and the singer of Citra radio 99,4 FM. 99,4 FM lebih dikenal oleh masyarakat luas. Keywords: tembang, preservation, media. Kata kunci: tembang, pelestarian, media. How to Cite: Sofian, M. (2015). SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 99-117. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v2i1.1336. PENDAHULUAN ~ Kesenian yang ada di kliningan, tembang sunda, degung, Sumedang menurut temuan DISBUDPAR angklung, benjang, dan sandiwara. ada 28 jenis di antaranya: kuda renggong, seni umbul, seni longer, DISBUDPAR menemukan pula banyak badingkut, tayub, reog, rengkong, kesenian yang belum tercatat, seperti tarawangsa, bangreng, gemyung, wayang golek, calung, goong renteng, genggong, terbang, beluk, ujungan, dan yang lainnya. Banyak budaya yang pantun, celempungan, ketuk tilu, hidup di Sumedang, tetapi dengan gondang, topeng kasumedangan, masuknya budaya - budaya baru, pencak silat, jenaka sunda, koromong, membuat budaya lokal tergantikan. Hal [99] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 itu bisa terjadi karena media seperti renggong tidak akan hilang selama televisi, radio, dan lebih mengutamakan masyarakat Sumedang mempertahankan industri seni, sehingga tujuan utamanya tradisi khitanan. Seni umbulakan bertahan lebih bersifat komersial. Pasar menjadi selama tradisi ngarumat jagat masih lahan yang terpenting dalam industri seni. dipertahankan. Rengkong dan Pemikiran masyarakat industri ini, lebih tarawangsa pun tidak akan hilang selama berorientasi pada keuntungan sebanyak- masyarakat Sumedang masih melakukan banyaknya tanpa memikirkan konten. ngalaksa. Celempungan masih ada Tidak heran kalau kesenian tradisi akan karena masyarakat masih melakukan semakin terkikis. Terlihat dari tidak adanya kesenian celempungan dalam kegiatan regenerasi yang dilakukan oleh beberapa riungan peuting, biasanya dilakukan ketika seni tradisi yang ada di Kabupaten ronda malam. Topeng kasumedangan Sumedang, di antaranya seni badingkut, masih bertahan karena memiliki ruang tayub, reog, gemyung, genggong, seperti museum sebagai tempat latihan terbang, beluk, ujungan, pantun, ketuk tilu, dan juga memiliki media pentas yang jenaka sunda, kliningan, dilakukan oleh museum Sumedang. benjang,dansandiwara. Kesenian- Pencak silat masih bisa bertahan karena kesenian tersebut merupakan seni yang memiliki media pertunjukan dalam saat ini dipertanyakan keberadaannya. kegiatan pasanggiri. Demikian halnya Jika dikatakan tidak ada, kesenian dengan kesenian gondang dan longser tersebut masih bisa dipertunjukkan, namun ada ruang pertunjukan yang biasanya tidak ada media ekspresi untuk dilakukan pada sekolah-sekolah. pertunjukannya, sehingga tidak ada Senigondang danlongser hidup karena proses regenerasi (Zamhir, 1996). sering dilakukan pasanggiri di tingkat SMA. Seni tradisi yang masih hidup pun tidak Masuknya media baru mempengaruhi sedikit, seperti kuda renggong, seni umbul, perubahan zaman yang berkiblat ke pasar rengkong, tarawangsa, bangreng, dan bersifat material. Sementara peran celempungan, topeng kasumedangan, media dalam seni tradisi hanyalah kulitnya pencak silat, kromong, tembang sunda saja (Alo, 2003). Salah satu bukti nyata di cianjuran, degung, angklung, longser, antaranya program siaran radio di dangondang. Kesenian tradisi ini bisa Sumedang “jarang” ada yang bertahan karena memiliki ruang/media menayangkan kesenian tradisi. Kesenian untuk melakukan pertunjukan. Seperti yang memiliki media, selain dari yang pada kuda renggong masih bisa bertahan disebutkan di atas, ada yang paling unik karena masyarakat Sumedang masih yaitu tembang sunda cianjuran yang menggunakan kuda renggong dalam memanfaatkan media untuk bisa acara khitanan sehingga kesenian kuda bertahan. Selain dalam pasanggiri, media [100] Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda… yang dimanfaatkan tembang sunda program yang menyiarkan seni tembang cianjuran di Sumedang adalah radio. Hal sunda cianjuran. Acara ini sangat menarik tersebut memberikan inspirasi bahwa karena pertunjukannya bersifat langsung media eletronik seperti radio dapat (live). Berbeda dengan program siaran menjadi sebuah celah dalam melestarikan yang lain seperti wayang golek misalnya seni tradisi. yang pertunjukannya menggunakan kaset (tapping). Radio Citra 99.4 FM dapat Keadaan seni tradisi yang terpuruk bukan dikatakan sebagai radio yang konsisten sepenuhnya kesalahan dari media, dalam melestarikan seni tradisi, karena mengingat peran seniman pun penting dari radio-radio yang ada di kabupaten dalam melestarikan seni tradisi. Kurangnya Sumedang hanya radio Citra yang pemahaman seniman seni tradisi memiliki program siaran seni tradisi yang mengenai peran media sebagai alat pertunjukannya live. untuk promosi, terbukti dengan banyaknya penolakan untuk mengisi Melihat fenomena tersebut, penulis tertarik acara di radio karena bayaran radio untuk melakukan riset mengenai program terhadap seniman dipandang kecil. Para yang dibuat oleh radio Citra 99.4 FM seniman seni tradisi menginginkan sebagai sebuah gerakan pelestarian seni bayaran yang sama antara acara radio tradisi khususnya tembang sunda dengan pertunjukan yang biasa mereka cianjuran. lakukan, ini terjadi karena pemahaman tentang manajemen seni sangat kurang, METODE yang pada akhirnya radio membuat Metode yang digunakan dalam penelitian program siaran yang mudah untuk ini adalah metode penelitian analisis disiarkan tentunya berdampak besar konten. Analisis konten adalah suatu terhadap seni tradisi, karena radio lebih metode penelitian untuk menghasilkan banyak menyiarkan program acara yang deskripsi objektif dan sistematik (Sugiyono, modern, karena seni populer 2011). Dalam hal ini menganalisis menginginkan musiknya diputar di radio pelestarian Tembang Sunda Cianjuran tanpa harus ada bayaran. yang dikemas melalui program siaran radio. Hasilnya diharapkan dapat menjadi Radio yang memiliki program siaran seni sebuah model untuk pelestarian seni– seni tradisi hanya sedikit, salah satunya adalah tradisi di Kabupaten Sumedang. Radio Citra. Radio Citra 99.4 FM adalah salah satu radio yang berani membuat Selain itu juga mencoba untuk program seni sunda dengan nama menganalisis kontribusi program siaran program siaran “Gentra Pasundan”. media elektronik Radio Citra 99.4 FM bagi Gentra Pasundan ini merupakan sebuah seniman dan Tembang Sunda Cianjuran, [101] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 yang diharapkan dapat menggambarkan Seni tradisi perlu dilestarikan karena seni manfaat yang dirasakan seniman dan seni menurut Sztompka (2007, p. 69) “Tradisi Tembang Sunda Cianjuran itu sendiri. dapat diartikan sebagai warisan yang Konten yang dianalisis dalam penelitian ini benar atau warisan masa lalu”. Menurut adalah pemodelan pelestarian Tembang Lindsay (1991, P. 40), hasil kesenian Sunda Cianjuran melalui program siaran tradisional biasanya diterima sebagai radio. tradisi, pewarisan yang dilimpahkan dari angkatan tua kepada angkatan muda. HASIL DAN PEMBAHASAN tradisi merupakan identitas dari Pelestarian Tembang Sunda Melalui Radio Kabupaten Sumedang, yang dimaksud Citra 99,4 FM Sumedang dengan pelestarian