Musik Kacapi Suling Sebagai Musik Terapi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Musik Kacapi Suling Sebagai Musik Terapi JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol.5, No.1, April 2020 c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 MUSIK KACAPI SULING SEBAGAI MUSIK TERAPI Asep Wasta1, Neni Sholihat2 Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya [email protected], [email protected] Abstract : Kacapi Suling Art is Sunda traditional art risen from Cianjur, West Java. Waditra Sunda equipments are able to be found in almost Tatar Sunda region, it consists of Kacapi and Suling performed instrumentally or with vocal. Slow rhytmic melodius produced by strumming strings composition could give result of soft music while compiled with melody notes of melismatistic Suling or vocal. According to these musical construction, the article and research purposed to identify and describe potential of Kecapi Suling music implication as music teraphy ability for stimulating brain and neuro system for another health effect of human. Analyzhing method used interdicipline approach of musicology adjusment and music phsycology. The analyses obtained Kecapi Suling musical elements is potential as therapy music by its relaxation effect. Keyword : Kacapi Suling, Music Therapy, Color Music, Melismatic, Psychiatric Effects Abstrak : Seni Kacapi Suling adalah sebuah seni tradisional Sunda yang berasal dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Perangkat waditra Sunda yang terdapat haMpir di setiap daerah di Tatar Sunda, terdiri dari Kacapi dan Suling yang disajikan secara instruMental Maupun bersama vocal. Alunan ritMik kecapi yang bertempo lambat, dihasilkan oleh petikan dawai yang Menyatu Menjadi Musik yang lembut ketika bersatu dengan Melodi dari suling atau vocal yang bersifat MelisMatis. Dari kontruksi Musikal tersebut, artikel dan penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi dan Menjelaskan tentang iMplikasi potensi Musik kecapi suling sebagai musik terapi yang dapat menstimulan kerja otak dan syaraf untuk efek kesehatan lainnya pada Manusia. Analisis yang digunakan dengan pendekatan interdisiplin yang Mensinergikan Musikologi dan psikologi Musik. Dari analisis diperoleh temuan awal bahwa elemen-elemen Musikal kecapi suling berpotensi Menjadi Musik terapi karena efek relaksasinya. Kata Kunci : Kacapi Suling, Musik Therapi, Warna Musik, MelisMatik, Efek Kejiwaan 28 Musik Kacapi Suling Sebagai Musik Terapi (Asep Wasta, Neni Sholihat) 29 PENDAHULUAN memainkan alat musik. Sedangkan Sesuai dengan fungsinya seni cara mendengarkan musik bisa berguna dalam kehidupan sejak masa dibedakan dengan : mendengarkan lampau. Seni khususnya seni musik secara pasif, mendengarkan dengan berfungsisebagai sarana ritual melibatkan emosional, peribadatan, upacara, luapan ekspresi mendengarkan dengan perseptif dan sarana hiburan, kesehatan, dan apresiasi. Begitupun dengan respon ekspresi keseharian lainnnya. Musik gerak yang dilakukan seperti: tangan, sebagai cabang seni yang mengolah kaki, kepala dan gerak tubuh lainnya bunyi dan unsur diam menjadi suatu seperti berjoged, menari berdansa benda seni yang dirasakan melalui kadang ekspresi bebas sesuai dengan indra pendengaran. Bunyi yang irama, tempo dan genre musik kemudian diolah dengan timbre dan tertentu sesuai dengan ekspresi dan ritmis dengan berbagai unsur unsur konteks musiknya. Pertunjukan musikal lainnya dirangkai hingga musik yang secara langsung menjadi suatu paduan bunyi yang merangsang tubuh untuk bergerak. mengandung makna sebagai seni Seni yang difungsikan sebagai musik. Keselarasan bunyi yang media penyembuhan dan kesehatan harmonis dari timbre instrumen alat mental psikologi disebut juga terapi musik maupun vocal menjadi ekspresif yaitu : penggunaan seni, karakter dari pengolahan musik musik, tari atau gerakan, drama, puisi tersebut. Berdasarkan bentuknya dalam konteks psikoterapi, konseling, musik dibagi menjadi musik vocal, rehabilitasi, atau perawatan intrumental, dan campuran antara kesehatan. Seni pada dasarnya keduanya. mempunyai karakteristik tertentu Aktifitas musikal yang bisa yang bersifat khas dan menstimulan dilakukan dalam kontek apresiasi, otak dan perasaan yang ditangkap pendidikan, dan terapi musikal oleh sensitifitas inderawi yaitu : diantaranya dengan : mendengarkan 1. Menangkap realitas melalui musik, merespon musik (berjoged, Inderawi, Rasa dan Imaji bergoyang dll), menulis notasi hingga c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 30 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.5, No.1, April 2020 : 28 - 40 (‘Cognitio Sensitiva’ – A. Berdasarkan referensi dan Baumgarten) kajian terdahulu yang telah diteliti, 2. Objek formalnya adalah berupa : sudah banyak tulisan yang keunikan, kompleksitas, dan mengangkat tentang musik terapi keindahan realitas yang dialami khususnya dari musik barat (diatonis) (‘perfectio-complexus sui generis- maupun musik tradisi yang bersifat pulchritude’ – Baumgarten ) pentatonik yang pada prinsipnya (Sugiharto -2014). tentang penggunaan musik untuk Tulisan ini merujuk pada mempengaruhi perubahan positif pembahasan seni musik yang dalam hal psikologis, fungsi berfungsi sebagai terapetik atau fisik, kognitif, kesehatan sosial media penyembuhan dan kesehatan, individu atau masalah pendidikan. khususnya kesehatan mental dan efek Tulisan ini berisikan analisis musik menenangkan. Sejak dahulu musik tradisional Kecapi Suling dari daerah diyakini sebagai alat ritual Jawa Barat yang bertujuan untuk penyembuhan kuno dan terapi menguraikan potensi musik tersebut kesehatan. Seperti Shamanisme yang sebagai musik terapi yang melakukan ritual dengan nyanyian berorientasi pada pemulihan, efek dan tarian yang diiringi dengan musik relaksasi dan sisi psikologis lainnya perkusi dan ramuan tertentu untuk yang kemudian dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesadaran dikaji lebih jauh lagi. yang lebih tinggi. Di Indonesia begitu Identifikasi masalah untuk banyak musik musik tradisi yang mencoba mengungkap tentang belum terungkap dan diteliti secara potensi musik Kecapi Suling sebagai mendalam tentang tentang fungsi musik yang berfungsi terapetik musik sebagai musik terapetik, maka dengan menganalisis bagaimana salah satunya adalah berusaha musik ini dapat memaksimalkan mengidentifikasi potensi musik stimulus pada kesehatan melalui Kecapi Suling dari daerah Jawa Barat simpul syaraf dari frekwensi atau sebagai musik terapi yang berkaitan gelombang suara musik yang dengan efek relaksasi dan piskologis. dihasilkan melalui susunan c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 Musik Kacapi Suling Sebagai Musik Terapi (Asep Wasta, Neni Sholihat) 31 komposisi musikal yang khas dilihat iswandi_musik@isi_padangpanja dari perspektif teoritis kajian ilmu ng.ac.id musikologi dan psikologi. Penelitian Penelitian ini mengupas tentang efek ini sebagai titik awal untuk psikologis musik terhadap pola menstimulus lagi penelitian yang kehidupan sehari hari pada lebih mendalam dari berbagai kajian masyarakat ilmu lainnya. Diperlukan pengembangan dan kajian lebih METODOLOGI lanjut sebagai salah satu upaya Penelitian ini menggunakan memetakan dan melestarikan musik metoda penelitian kualitatif dengan musik tradisi yang ada di Indonesia pendekatan deskriptif analitik yang yang berpotensi dan berfungsi digunakan untuk menjelaskan gejala- sebagai musik terapetik khususnya. gejala yang teramati selama proses penelitian mengenai potensi musik KAJIAN LITERATUR kecapi suling sebagai media terapi Kajian terdahulu yang pernah dibuat dan efek psikologis yang diantaranya : dihasilkannya. Mengamati latar 1. Efek Mozart dan Terapi Musik belakang serta pengaruhnya bagi Dalam Kesehatan Efek Mozart dan kesehatan, terutama kesehatan mental Terapi Musik Dalam Kesehatan dan proses terapi yang terjadi. Data Oleh : Samuel Hakim, FK diambil dari hasil wawancara dengan Universitas Indonesia Pengaruh mahasiswa baru semester awal dan musik klasik karya komponis mahasiswa tingkat akhir prodi Mozart yang dapat memberikan Bimbingan dan Konseling FKIP efek relaksasi dan therapi Universitas Muhammadiyah kesehatan. Tasikmalaya yang sedang mengalami 2. Refleksi Psikologi Musik Dalam kecemasan akademik akibat Perilaku Masyarakat Sehari hari dihadapkan pada tugas akhir berupa Oleh : Iswandi Dosen Jurusan skripsi dan beberapa praktek Musik, Institut Seni Indonesia lapangan yang harus dilakukan. Pada (ISI) Padang Panjang Email: kedua kelompok diberikan treatmen c-ISSN : 2503-4626 e-ISSN : 2528-2387 32 JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni), Vol.5, No.1, April 2020 : 28 - 40 dengan diperdengarkan 2 lagu sebagai alat musik utama dan komposisi instrumental kecapi suling dipadukan dengan suling maka kemudian data diolah dianalisis dinamakan Kacapi Suling. Ada tiga dengan beberapa bahan kajian jenis kacapi yang biasa digunakan literatur dari sumber lainnya seperti yaitu: kacapi rincik dengan range buku literatur, jurnal dan internet. frekwensi paling tinggi, rincik dengan range frekwensi suara yang lebih PEMBAHASAN rendah dan kacapi indung. Musik kacapi suling adalah Komposisi musik kacapi suling sebuah jenis kesenian yang berasal memiliki potongan-potongan dari daerah Jawa Barat yang instrumental yang dilakukan dalam berkembang di sekitar daerah Cianjur dua skala yang berbeda yaitu : laras dan sekitarnya . Kesenian ini terdiri Pelog dengan karakter suasana hati dari waditra atau instrumen kecapi yang lebih ringan dan melankolis, sebuah alat musik tradisional yang sedangkan dalam laras Salendro atau berdawai dimainkan dengan dipetik. Sorog berkarakter lebih lambat dan Kata kacapi menurut referensi kacapi serius. Pada perkembangan lainnya dibuat dari sebuah pohon yang dimasukan unsur unsur tambahan bernama Sentul yang berbentuk kotak seperti vocal dengan berisikan lirik dengan lubang resonansi
Recommended publications
  • Music in a Marriage Ceremony Sunda Tradition "Nyawer" 1)
    Jurnal International Seminar on Languages, Literature, Art and Education (ISLLAE) e-ISSN: 2685 - 2365 e-Jurnal:http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/isllae Volume 1 Issue 2, July 2019 DOI: doi.org/10.21009/ISLLAE.01247 Received: 5 June 2018 Revised: 10 June 2018 Accepted: 14 August 2018 Published: 31 July 2019 Music in A Marriage Ceremony Sunda Tradition "Nyawer" 1) Dr. Caecilia Hardiarini, M.Pd1,a) Universitas Negeri Jakarta1) [email protected]) Abstract This study aims to determine the existence of Sundanese art, especially in traditional Sundanese marriage in terms of music and supporting tools. The method used is descriptive qualitative, located in Gunungsindur Regency Bogor by observation observe directly Nyawer process, interview and document analysis as complement of data. The results show that music in the Nyawer marriage ceremony contains the meaning that is spoken in the form of songs to be more impregnated very deeply. The poems that are written give meaning to the greatness of God who has brought together the couple and should the couple be able to interpret the life more wisely, able to be responsible to his partner Nyawer ceremony performed by Nyawer (male and female or both), with the accompaniment of Degung Gamelan instrument, or flute and vocals. Supporting tools in the form of materials that symbolize the source of sustenance and longevity for the bridal couple is placed on the bokor symbol of preservation of tradition. Key Words: Sunda Tradition, Music Ceremony, Nyawer Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan seni Sunda, khususnya dalam pernikahan tradisional Sunda dalam hal musik dan alat pendukung.
    [Show full text]
  • Downloaded from Brill.Com09/26/2021 01:14:48PM Via Free Access Wim Van Zanten - 9789004261778 Downloaded from Brill.Com09/26/2021 01:14:48PM Via Free Access
    PART FIVE THE ETHNIC MODERN Wim van Zanten - 9789004261778 Downloaded from Brill.com09/26/2021 01:14:48PM via free access Wim van Zanten - 9789004261778 Downloaded from Brill.com09/26/2021 01:14:48PM via free access <UN> <UN> CHAPTER ELEVEN MUSICAL ASPECTS OF POPULAR MUSIC AND POP SUNDA IN WEST JAVA Wim van Zanten Introduction: Sundanese Music and the Technology of Enchantment Research on popular music, particularly in the field of cultural studies, has tended to focus on political and sociological aspects, to the exclusion of musical structures and actual sounds. Whereas in most societies musi- cal genres are in the first place classified by social criteria, it is undeniable that also the technicalities of the music play a role: audiences hear the differences between, for instance, jaipongan and degung kawih perfor- mances. This is because these musics are produced in different ways, using different instruments, tone material, musical structure, etc. Alfred Gell made an important contribution to the anthropological study of art by pointing out that the production of art is a technological process. He mentions that there are ‘beautiful’ things, like beautiful women, beautiful horses and a beautiful sunset. However, art objects are made ‘beautiful’ by human beings and this requires technology. He criti- cizes sociologists like Pierre Bourdieu, who do not really look at an art object as a concrete product of human ingenuity, but only elaborately look at the represented symbolic meanings (Gell 1999:162). In contrast, Gell proposes that anthropologists should look at art as a ‘component of technology.’ We call something an object of art if it is the outcome of a technological process, the kind of processes in which artists are skilled.
    [Show full text]
  • Of Manuscripts and Charters Which Are Mentioned In
    INDEX OF MANUSCRIPTS AND CHARTERS WHICH ARE MENTIONED IN TABLES A AND B 1 Page Page Adip. - Adiparwa . 94 Dj.pur. - Jayapural}.a . 106 Ag. - Agastyaparwa . 103 Dpt. - VangQang petak . 106 A.N. - Afiang Nilartha . 1(}3 A.P. - Arjuna Pralabda 103 E46 91 A.W. - Arjunawijaya 100 Gh. - Ghatotkaca.\;raya 97 Babi Ch. A . 94 G.O. - GeQangan Ch. 90 BarabuQur (inscription) 90 Gob1eg Ch. (Pura Batur) B . 95 Batuan Ch.. 94 Batunya Ch. A I . 93 H. - Hari\;raya Kakawin 106 Batur P. Abang Ch. A 94 Hr. - Hariwijaya 106 B.B. - Babad Bla-Batuh 103 Hrsw. - Kidung Har~awijaya . 107 Bebetin Ch. A I . 91 H.W. - Hariwang\;a 95 B.K. - Bhoma.lcawya . 104 J.D. - Mausalaparwa . 110 B.P. - Bhi~maparwa . 104 Br. I pp. 607 ff. 95 K.A. - Kembang Arum Ch. 92 pp. 613 ff.. 95 Kid. Adip. - Kidung Adiparwa 106 pp. 619 ff.. 95 K.K. - KufijarakarQ.a . 108 Br. II pp. 49 if. 95 K.O. I . 92 Brh. - Brahmal}.Qa-pural}.a . 105 II 90 Bs. - Bhimaswarga 104 V 94 B.T. - Bagus Turunan 104 VII . 93 Bulihan Ch.. 97 VIII 92 Buwahan Ch. A 93 XI 91 Buwahan Ch. E 97 XIV 91 B.Y. - Bharatayuddha 96 XV. 91 XVII 92 C. - Cupak 106 XXII 93 c.A. - Calon Arang 105 Kor. - Korawa\;rama . 108 Campaga Ch. A 97 Kr. - Krtabasa 108 Campaga Ch. C 99 Kr.B. - Chronicle of Bayu . 106 Catur. - Caturyuga 106 Krsn. - Kr~l}.iintaka 108 Charter Frankfurt N.S. K.S. - Kidung Sunda . 101 No.
    [Show full text]
  • Analisis Organologi Kecapi Siter 20 Dawai Semi Elektrik Buatan Buyoeng Di Bengkel Jentreng Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya
    Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 1, Juni 2020, ISSN: 2620-8598 Analisis Organologi Kecapi Siter 20 Dawai Semi Elektrik Buatan Buyoeng Di Bengkel Jentreng Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Pini Budiasari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya [email protected] Asep Wasta, M.pd. Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya [email protected] Wan Ridwan Husen Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Analisis Organologi Kecapi siter buatan Buyoeng” . Jenis Kecapi bermacam-macam salah satunya adalah jenis kecapi siter. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang peneliti temukan dan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana memilih alat musikn kecapi yang baik. Kecapi yang dapat dikatakan baik berkualitas dilihat dari beberapa aspek, seperti bunyi yang dihasilkan, kualitas bahan baku dan estetika bentuk kecapi. Hal ini penting untuk diketahui karena banyak masyarakat yang mahir memainkan alat musik kecapi tanpa mengetahui kualitas alat musik kecapi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif yakni menganalisis dan mendeskripsikan apa yang peneliti peroleh dilapangan ke dalam tulisan. Peneliti ini juga memperoleh bagaimana proses pembuatan kecapi berdasarkan hasil penelitian, kemudian dikaitkan dengan ilmu organologi yang berhubungan dengan ilmu akustika serta diperoleh struktur kecapi, sumber bunyi yang dihasilkan. Objek penelitian ini adalah kecapi siter 20 dawai
    [Show full text]
  • Land- ​ En Volkenkunde
    Music of the Baduy People of Western Java Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal- , Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte (kitlv, Leiden) Henk Schulte Nordholt (kitlv, Leiden) Editorial Board Michael Laffan (Princeton University) Adrian Vickers (The University of Sydney) Anna Tsing (University of California Santa Cruz) volume 313 The titles published in this series are listed at brill.com/ vki Music of the Baduy People of Western Java Singing is a Medicine By Wim van Zanten LEIDEN | BOSTON This is an open access title distributed under the terms of the CC BY- NC- ND 4.0 license, which permits any non- commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided no alterations are made and the original author(s) and source are credited. Further information and the complete license text can be found at https:// creativecommons.org/ licenses/ by- nc- nd/ 4.0/ The terms of the CC license apply only to the original material. The use of material from other sources (indicated by a reference) such as diagrams, illustrations, photos and text samples may require further permission from the respective copyright holder. Cover illustration: Front: angklung players in Kadujangkung, Kanékés village, 15 October 1992. Back: players of gongs and xylophone in keromong ensemble at circumcision festivities in Cicakal Leuwi Buleud, Kanékés, 5 July 2016. Translations from Indonesian, Sundanese, Dutch, French and German were made by the author, unless stated otherwise. The Library of Congress Cataloging-in-Publication Data is available online at http://catalog.loc.gov LC record available at http://lccn.loc.gov/2020045251 Typeface for the Latin, Greek, and Cyrillic scripts: “Brill”.
    [Show full text]
  • Budaya Sunda Pada Novel Perempuan Bernama Arjuna Karya Remy Sylado: Suatu Kajian Antropologi Sastra
    KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Vol. 5, No. 1, Oktober, 2019, Hlm: 157-167 Sastra, dan Pengajarannya ISSN : 2442-7632 print | 2442-9287 online 157 BUDAYA SUNDA PADA NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA KARYA REMY SYLADO: SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA Chintya Bayu Lestari, Zuriyati, Nuruddin Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Jalan Raya Rawamangun Muka Jakarta Timur, Indonesia *Corresponding author: [email protected] INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan budaya Sunda pada novel Diterima: 21/5/2019 Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado. Jenis penelitian ini ialah Direvisi: 25/11/2019 penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Sumber data Diterima: 26/11/2019 penelitian ini yakni novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado. Tersedia Daring: 28/11/2019 Adapun data penelitian ini berupa kutipan kata, kalimat, wacana, atau paragraf yang menunjukan unsur budaya Sunda. Model analisis data Kata Kunci menggunakan analisis data Philip Mayring. Hasil penelitian menunjukan Novel bahwa bentuk budaya Sunda pada novel Perempuan Bernama Arjuna karya Antropologi Sastra Remy Sylado dikemas melalui unsur-unsur kebudayaan. Unsur budaya Budaya Sunda tersebut mencakup (1) sistem pengetahuan sejarah dan kesenian Sunda. (2) Seni tembang. (3) Seni musik. (4) Organisasi sosial berkenaan dengan perkawinan adat Sunda. (5) Bahasa yang diungkapkan mengenai bahasa tulisan. ABSTRACT Keywords This article describes the Sundanese culture in literary works in terms of the Novel anthropological approach to literature. The purpose of this research is to Literary Anthropology reveal about Sundanese culture in the novel Perempuan Bernama Arjuna by Sundanese Culture Remy Sylado. This type of research is qualitative research using content analysis methods.
    [Show full text]
  • Music and Music Intervention for Therapeutic Purposes in Patients with Ventilator Support; Gamelan Music Perspective Suhartini, S.Kp., MNS1
    Music and Music Intervention for Therapeutic Purposes in Patients with Ventilator Support; Gamelan Music Perspective Suhartini, S.Kp., MNS1 Background: Gamelan music is one of folk music for Javanese people. Several research studies testing the effects of music were conducted in Western countries. The music studies for therapeutic purposes used classical music commonly. Even in Indonesia, some researchers may use that music for therapeutic purposes. This concern article explains the perspective music and music intervention as therapeutic purposes, view with Javanese classical music. Objectives: To explore the evidence of music and music intervention for therapeutic purposes and to describe the perspective of gamelan music used in nursing intervention Methods: Using five bibliography databases (MEDLINE, CINAHL, Science Direct, Interscience, and Proquest) were searched from 1999-2010 for original clinical reports or reviews that evaluated the use of complementary therapy for therapeutic intervention in patients with ventilator support. The term of complementary therapy, anxiety, and pain were used in a comprehensive search of electronic databases. Articles were screened and excluded based on the title and abstract information. Results: Music brings about helpful changes in the emotional and physical health of patients, and has the ability to provide an altered state of physical arousal and subsequent mood improvement by processing a progression of musical notes of varying tone, rhythm, and instrumentation for a pleasing effect. Conclusion: Music can be used for therapeutic purposes, for instance to reduce anxiety, to decrease pain sensation, and some effects of psychological impact. Include, the gamelan music can be offer for patients for Javanese people in Indonesia. Key words: Music, music intervention, therapeutic purposes 1 Lecturer of Emergency and Critical Care Nursing, School of Nursing, Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang, Indonesia.
    [Show full text]
  • Percussion Ensemble
    Indonesian Video Tape (9) Music from Bali 9-1 “Selar jupun” - Gamelan from Bali – percussion ensemble; shows bonang, kenong, then gender barung, gong, kendang (horizontal drum); shows whole gamelan orchestra 9-2 ”Pendet” – devotional dance accompanied by gamelan; stylized dancing; more prominent use of wind instruments in this example 9-3 – “Baris” – warrior’s dance drill; notice how music follows dance movements (increase in activity, change in dynamics, accents dancer’s movements); use of ostinato; notice change of tempo; listen to drummer signal transitions to new musical sections; 9-4 “Lelong keraton” – court dance; stylized dance with expressive eye movements (female); listen for suling (flute) and sudden change of tempo 9-5 “Kebyar Trompong” – seated dance with gong set; notice hand gestures, facial expressions; performer also plays instrument; listen to easily identifiable phrase lengths; 9-6 “Calonarang” – dance drama; introduction by gamelan; then entrance of dancers (maidservants); entrance of Matah Gedé (Calonarang); story told through words/singing/dancing (similar to western opera); story revolves around an epidemic in the land and the battle between good and evil. Indonesian Video Tape (10) Bali 10-1 Kecak- kecak is a style of men’s chorus that involves theatrics. It is a relatively new art form, having been developed in the 1930’s. They use their voices to imitate the gamelan ensemble. Originally developed for exorcising demons, now more a tourist entertainment. The story line is from the Ramayana (a mythical text). Java 10-2 Wayang – shadow puppet play. Often used to celebrate weddings; accompanied by full gamelan; wayang is a nine-hour performance; puppets on the puppeteer’s right represent “good” and those on the left represent “evil”.
    [Show full text]
  • Performing Indonesia a Conference and Festival of Music, Dance, and Drama
    Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Freer Gallery of Art, Arthur M. Sackler Gallery, and S. Dillon Ripley Center, Smithsonian Institution A joint presentation of the Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C., and the Freer and Sackler Galleries, Smithsonian Institution Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C. H.E. Dr. Dino Patti Djalal, Ambassador of the Republic of Indonesia to the United States of America Freer Gallery of Art and Arthur M. Sackler Gallery Smithsonian Institution Julian Raby, The Dame Jillian Sackler Director of the Arthur M. Sackler Gallery and Freer Gallery of Art Performing Indonesia: A Conference and Festival of Music, Dance, and Drama steering committee Sumarsam, University Professor of Music, Wesleyan University Andrew McGraw, Associate Professor of Music, University of Richmond Haryo Winarso, Attaché for National Education, Embassy of the Republic of Indonesia Michael Wilpers, Manager of Public Programs, Freer and Sackler Galleries Ministry of The Embassy of the Education and Culture Republic of Indonesia, Republic of Indonesia Washington, D.C. Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Schedule evening concerts conference International Gallery, S. Dillon Ripley Center Indonesian Music: Past and Present Javanese Shadow-Play: Hanoman on Fire* Keynote Address Thursday, October 31, 7:30 pm Traditional Performing Arts of Indonesia Javanese Dance and Gamelan from Yogyakarta* in a Globalizing World Friday, November 1, 7:30 pm Sumarsam Saturday, November 2, 11 am Musicians and Dancers of Bali* Freer, Meyer Auditorium Saturday, November 2, 7:30 pm Session 1 Traditional Theater and Dance from Sumatra* Perspectives on Traditional Repertoires Sunday, November 3, 7:30 pm Friday, November 1, 2–5:30 pm gamelan marathon S.
    [Show full text]
  • Musik Tradisional Seni Budaya (Musik) Kelas X KD 3.4 Dan 4.4
    Modul Konsep, Bentuk dan Jenis Pertunjukan Musik Tradisional Seni Budaya (Musik) Kelas X KD 3.4 dan 4.4 @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 1 Modul Konsep, Bentuk dan Jenis Pertunjukan Musik Tradisional Seni Budaya (Musik) Kelas X KD 3.4 dan 4.4 KONSEP, BENTUK DAN JENIS PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL SENI BUDAYA (MUSIK) KELAS X PENYUSUN Dedy Hernawan, S. Pd SMAN 1 Sumedang @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 2 Modul Konsep, Bentuk dan Jenis Pertunjukan Musik Tradisional Seni Budaya (Musik) Kelas X KD 3.4 dan 4.4 DAFTAR ISI PENYUSUN .............................................................................................................................................. 2 DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 4 GLOSARIUM ............................................................................................................................................ 5 PETA KONSEP ........................................................................................................................................ 6 PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 7 A. Identitas Modul .............................................................................................................................................. 7 B. Kompetensi Dasar ........................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Ragam Langgam Aksara Jawa Dari Manuskrip Hingga Buku Cetak Konsepsi Raja Melayu Dalam Hikayat Petualangan Ajaib Hikayat Kemala B
    Aditya Bayu Perdana Ragam Langgam Aksara Jawa dari Manuskrip hingga Buku Cetak Rizqi Handayani Konsepsi Raja Melayu dalam Hikayat Petualangan Ajaib Hikayat Kemala Bahrain Novarina Pandhawa Gubah sebagai Representasi Interaksi Metafisik Manusia Jawa dan Perbandingannya dengan Cheritera Pandawa Lima | Ilham Nurwansah Penelusuran Jejak Musik Instrumental dalam Naskah Sunda Kuna | Muhammad Masrofiqi Maulana Penafsiran Sufistik-Kejawen atas Surah Al-Fatihah: Studi Analisis atas Manuskrip Kiai Mustojo | Anggita Anjani Bhīma Svarga: Cerita Tiada Akhir. Vol. 10, No. 1, 2020 ISSN: 2252-5343 e-ISSN: 2355-7605 Jurnal Manassa Volume 10, Nomor 1, 2020 PIMPINAN REDAKSI Oman Fathurahman DEWAN PENYUNTING INTERNASIONAL Achadiati Ikram, Al Azhar, Annabel Teh Gallop, Dick van der Meij, Ding Choo Ming, Edwin Wieringa, Henri Chambert-Loir, Jan van der Putten, Mujizah, Lili Manus, Munawar Holil, Nabilah Lubis, Roger Tol, Siti Chamamah Soeratno, Sudibyo, Titik Pudjiastuti, Tjiptaningrum Fuad Hasan, Yumi Sugahara, Willem van der Molen REDAKTUR PELAKSANA Muhammad Nida’ Fadlan Aditia Gunawan PENYUNTING Ali Akbar, Asep Saefullah, Agus Iswanto, Dewaki Kramadibrata, M. Adib Misbachul Islam, Priscila Fitriasih Limbong, Yulianetta ASISTEN PENYUNTING Abdullah Maulani DESAIN SAMPUL Muhammad Nida’ Fadlan ALAMAT REDAKSI Sekretariat Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) Gedung VIII, Lantai 1, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424 Website. http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta Email. [email protected] MANUSKRIPTA (P-ISSN: 2252-5343; E-ISSN: 2355-7605) adalah jurnal ilmiah yang dikelola oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), asosiasi profesi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memperhatikan pengkajian dan pelestarian naskah Nusantara. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media pembahasan ilmiah dan penyebarluasan hasil penelitian di bidang filologi, kodikologi, dan paleografi.
    [Show full text]
  • Siaran Radio Citra 99.4 Fm Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda Bagi Siswa Sekolah Dasar
    p-ISSN 2355-5343 Article Received: 18/11/2014; Accepted: 10/02/2015 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar Mimbar Sekolah Dasar, Vol 2(1) 2015, 99-117 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1336 SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Maylan Sofian Program Studi PGSD STKIP Sebelas April Sumedang Jl. Anggrek Situ No. 19 Sumedang Email: [email protected] ABSTRACT ABSTRAK This research inspect about preservation of Penelitian ini mengkaji mengenai pelestarian traditional art through tembang sunda cianjuran seni tradisi melalui model seni tembang sunda on Citra radio 99, 4 FM Sumedang. The problems cianjuran di Radio Citra 99,4 FM Sumedang. inspected in this research as follow, First, how Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini does the preservation of tembang sunda sebagai berikut. Pertama, Bagaimana cianjuran present on Citra Radio 99, 4 FM pelestarian tembang sunda cianjuran yang broadcast program ? Second, how does the dikemas dalam program siaran Radio Citra 99.4 contribution of electronic media Citra radio FM? Kedua Bagaimana kontribusi program broadcast programme for tembang sunda siaran media elektronik Radio Citra bagi seni cianjuran and the artist in Sumedang? In order to tembang sunda cianjuran dan senimannya di get the answer of the problems, the qualitative Kabupaten Sumedang? Untuk mendapatkan research done, that is content analysis. Content jawaban atas permasalahan – permasalahan analysis is one of research method to produce itu, dilakukan penelitian kualitatif, yaitu analisis objective and systematic description. The result konten. Analisis konten adalah suatu metode of this research show that Citra Radio 99, 4 FM penelitian untuk menghasilkan deskripsi objektif Sumedang broadcast program can be a system dan sistematik.
    [Show full text]