STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI PROGRAM

TAMBANE ATI” DI TVRI JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

YUNI EKAWATI

NPM: 12.31.0021

KEKHUSUSAN : BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

2016

ABSTRAK “Campursari Tambane Ati” merupakan program unggulan di TVRI Jawa Timur, mulai diproduksi pada tahun 2000. Menariknya, hingga kini program “Campursari Tambane Ati” masih mengudara dan bertahan di tengah program kompetitornya berguguran. Karena itu, tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati” harus memiliki strategi manajemen produksi serta mampu mengaplikasikan dengan baik agar program acaranya bisa menarik masyarakat dan pengiklan. Strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” menerapkan 4 tahap : (1)perencanaan program, mencakup semua rancangan program seperti ide program, target penonton, programming, cara penyajian program, biaya produksi, tarif iklan, metode promosi program hingga pengorganisasian tim kerabat kerja dirancang dan diputuskan pada tahap ini. (2)produksi program, mekanisme produksi program “Campursari Tambane Ati” sesuai dengan Standard Operational Procedure (S.O.P) penyiaran mulai dari praproduksi hingga produksi dan pascaproduksi. (3)eksekusi program, menggunakan strategi penayangan counterprogramming. (4)pengawasan, dilakukan secara langsung oleh produser saat proses produksi berlangsung dan pengawasan isi program oleh tim monitoring TVRI Jawa Timur, sedangkan evaluasi dilakukan setelah proses produksi dan pada hari Selasa yang dipimpin oleh eksekutif produser. Strategi kreatif yang digunakan dalam manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” antara lain: format acara, punching line, gimmick and funfare, clip hanger, tune and bumper, penataan artistik, music and fashion, dan General Rehearsel. Strategi manejemen produksi yang diterapkan berdampak positif bagi program “Campursari Tambane Ati”. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara diketahui bahwa, pemasukan iklan terbesar diperoleh dari program “Campursari Tambane Ati”.

Kata Kunci: Strategi manajemen, Produksi Program, Campursari, TVRI Jawa Timur

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...... ii MOTTO ...... iii KATA PENGANTAR ...... iv ABSTRAK ...... v DAFTAR ISI ...... vi BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1

1.2 Rumusan Masalah ...... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ...... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ...... 9

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ...... 9

1.3.2.2 Manfaat Praktis ...... 9

1.4 Kajian Pustaka ...... 10

1.4.1 Penelitian Sebelumnya ...... 10

1.4.2 Komunikasi Massa ...... 12

1.4.3 Media Massa Televisi ...... 12

1.4.4 Program Siaran...... 13

1.4.4.1 Program Informasi ...... 14

1.4.4.2 Program Hiburan ...... 15

1.4.5 Programming ...... 18

1.4.6 Manajemen Media Massa ...... 19

vi

1.4.7 Strategi Manajemen Program Siaran ...... 21

1.4.8 Strategi Kreatif Produksi Program Siaran Televisi ...... 31

1.5 Kerangka Berpikir ...... 36

1.6 Metodelogi Penelitian ...... 38

1.6.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 39

1.6.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ...... 39

1.6.4 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data...... 40

1.6.4.1 Teknik Pengumpulan ...... 40

1.6.4.2 Pencatatan Data ...... 43

1.6.5 Pemeriksaan Keabsahan Data (Opsional) ...... 44

1.6.6 Teknik Analisi dan Interpretasi Data ...... 45

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ...... 49

2.1 Gambaran Umum Stasiun TVRI ...... 49

2.1.1 Sejarah TVRI Jawa Timur ...... 49

2.1.2 Identitas Lembaga ...... 57

2.1.3 Visi dan Misi ...... 57

2.1.4 Target Audien ...... 58

2.1.5 Jangkauan Siaran ...... 58

2.1.6 Letak Geografis ...... 59

2.1.7 Struktur Organisasi ...... 60

2.1.8 Logo TVRI Jawa Timur ...... 61

2.2 Gambaran Umum Program Campursari Tambane Ati ...... 61

2.2.1 Latar Belakang Program Campursari Tambane Ati...... 61

2.2.2 Deskripsi Program Campursari Tambane Ati ...... 62

2.2.3 Kerabat Kerja Program Campursari Tambane Ati...... 63

2.2.4 Profil Informan...... 65

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISI DATA...... 66

3.1 Strategi Manajemen Produksi Program “Campursari Tambane Ati” Berdasarkan

Pisau Bedah Strategi Manajemen Program Siaran ...... 66

3.1.1 Perencanaan Program...... 66

3.1.2 Produksi Program...... 82

3.1.3 Eksekusi Program ...... 87

3.1.4 Pengawasan dan Evaluasi Program ...... 88

3.2 Bagan Proses Produksi Program Campursari ...... 90

3.3 Analisis Menggunakan Strategi Kreatif Produksi Porgram Siaran...... 91

3.3.1 Format Acara ...... 91

3.3.2 Punching Line ...... 94

3.3.3 Gimmick dan Funfare ...... 95

3.3.4 Clip Hanger ...... 96

3.3.5 Tune and Bumper ...... 96

3.3.6 Penataan Artistik ...... 97

3.3.7 Music and Fashion ...... 98

3.3.8 General Rehearsel (GR) ...... 100

BAB IV BAB PENUTUP ...... 101

4.1 Kesimpulan ...... 101

4.2 Saran ...... 102

DAFTAR PUSTAKA ...... 103

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri stasiun televisi di menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan data dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tahun 2015 di

Indonesia telah beroperasi 15 stasiun televisi nasional (TVRI, RCTI, SCTV, ANTV,

Indosiar, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One, Global, MNCTV, RTV, Sindo TV,

Kompas TV dan Net TV) (www.kpi.go.id , diakses pukul 20.00 WIB 18 Desember

2015). Selain televisi nasional melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 yang mengatur tentang penyiaran, pemerintah secara resmi mengijinkan berdirinya stasiun televisi lokal di Indonesia. Pada tahun 2014 jumlah stasiun TV lokal telah menembus lebih dari 200 stasiun. Jumlah ini terus berkembang seiring dengan pembukaan loket perizinan di pelbagai daerah (Tempo.co, diakses pukul 15.00 WIB 7 Januari 2015).

Kondisi ini memunculkan persaingan yang ketat antar stasiun televisi,

menjamurnya stasiun televisi lokal di beberapa daerah semakin mendorong

persaingan media yang kompetitif. Stasiun televisi satu sama lain saling berlomba-

lomba menyuguhkan program-program yang banyak diminati oleh pemirsa. Berbagai

jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan

jenisnya yaitu: program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment).

1

Program Informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras

(hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini.

Sementara program hiburan terbagi atas empat kelompok besar yaitu musik, drama, permainan (game show) dan pertunjukan. Dari semua program acara tersebut, ada yang ditunjukan untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Namun, sayangnya hingga saat ini ada sedikit sekali program acara terutama pada televisi yang menyajikan tentang kebudayaan. Padahal kebudayaan adalah sesuatu yang penting didalam kehidupan sosial manusia. Kebudayaan yang dimaksud yaitu kebudayaan asli dari bangsa Indonesia, yang merupakan kebudayaan yang beragam dan memiliki nilai luhur dalam membentuk kepribadian atau jati diri bangsa.

Dengan adanya program acara yang mengangkat kebudayaan sebagai isi acaranya, maka televisi bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang kebudayaan bangsa yang telah menjadi identitas Indonesia sehingga acara kebudayaan bisa ikut ditampilkan. Selain untuk mendidik generasi bangsa, salah satu tujuannya yaitu pelestarian kebudayaan. Menurut Fachri Siradz (dalam skripsi

Fabryan Sanekewatri, 2011:1), supaya kebudayaan tradisional tidak mudah hilang terkena arus modernisasi dan globalisasi, yang perlu dilakukan adalah pelestarian kebudayaan. Pelestarian ini akan berjalan sukses bila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk televisi.

2

TVRI Jawa Timur merupakan salah satu dari beberapa stasiun televisi yang masih memproduksi acara budaya. TVRI Jawa Timur diresmikan pada 3 Maret 1978.

Stasiun TVRI Jawa Timur telah didukung dengan 20 stasiun pemancar dan 2 stasiun penghubung yang mampu menjangkau 95% Wilayah Jawa Timur, bahkan sebagian

Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Peningkatan kualitas dan bobot acara selalu diupayakan sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat pemirsa terhadap acara-acara yang ditawarkan di Stasiun TVRI Jawa Timur (tvrijatim.com, diakses pukul 20.00

11 Januari 2016 ).

Program acara yang ada di TVRI Jawa Timur cukup bervariatif. TVRI

Jawa Timur terus berusaha menyajikan program-program acara yang betul-betul dekat dengan masyarakat, memilih program yang lebih menekankan pada konten lokal. Program budaya yang ada di TVRI, mengangkat beragam budaya lokal yang ada di Jawa Timur. Program budaya lokal tidak hanya menampilkan seni, tetapi juga program lain yang menggambarkan budaya masyarakat Jawa Timur.

Salah satu program unggulan TVRI Jawa Timur yang mengusung budaya lokal, yaitu program “Campusari Tambane Ati”. Menurut Asik Murhartono, produser pelaksana dari program “Campursari Tambane Ati” musik campusari diangkat dan dijadikan program unggulan oleh stasiun TVRI Jawa Timur, karena program

“Campursari Tambane Ati” yang dinilai paling laku dijual oleh pihak TVRI

Jawa Timur. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pemasang iklan pada program

“Campursari Tambane Ati” dibandingkan dengan program-program hiburan yang tayang di TVRI Jawa Timur (Wawancara 10 Maret 2016).

3

Program “Campursari Tambane Ati” merupakan sebuah program hiburan di

TVRI Jawa Timur yang memadukan antara hiburan dan informasi. Hiburan yang ditampilkan adalah musik campursari sedangkan informasi (berita) yang ditampilkan mengenai perkembangan apa saja dan informasi terhangat yang terjadi di Indonesia, seperti informasi tentang Gerhana Matahari. Tidak jarang pula acara “Campursari

Tambane Ati” juga mendatangkan narasumber langsung yang akan berbagi cerita dan informasi kepada pemirsa televisi.

Program “Campursari Tambane Ati” mulai diproduksi pada tahun 2000 hingga sekarang, sudah 16 tahun program acara ini berjalan. Program ini tayang setiap hari Kamis pukul 18.00 WIB mempunyai durasi tayang 60 menit. Disiarkan secara langsung dari studio 2 TVRI Jawa Timur, namun pada bulan ramadhan program “Campursari Tambane Ati” disiarkan secara taping proses produksi dilakukan satu bulan sebelum ramadhan. Program “Campursari Tambane Ati” dipandu oleh Cak Pendik dan Cak Momon.

Program ini secara bergantian menampilkan banyak grup campursari dari segala penjuru daerah di Jawa Timur. Baik berasal dari grup mandiri maupun instansi, bahkan menampilkan pula grup campusari dari kalangan mahasiswa seperti

Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Wijaya Kusama, Universitas

Kedokteran Hang Tuah dan lain-lain. Setiap episodenya ada tujuh buah lagu yang dibawakan oleh grup campursari. Grup pengiring yang tampil di acara campursari

TVRI Jawa Timur ini membawa sendiri penyanyi dan peralatan musiknya. Hanya alat musik drum yang disediakan oleh pihak TVRI.

4

Setiap Kamis program ini selalu ditunggu oleh penggemar setia yang ingin menyaksikan secara langsung di studio. Para penggemar datang dari berbagai daerah di Jawa Timur bahkan mereka hingga membentuk suatu komunitas penggemar campursari di TVRI Jawa Timur. Komunitas ini memiliki kartu anggota, memiliki seragam, tidak hanya atribut tetapi semangat mereka yang rela datang jauh-jauh dari luar kota Surabaya pun juga ada seperti dari Blitar, Nganjuk, Malang, Gresik. Tak jarang banyak penonton yang tidak mendapatkan tempat duduk saat ingin menyaksikan acara tersebut.

Berjalannya program “Campursari Tambane Ati” selama 16 tahun, membuat tim kerabat kerja program campursari harus bekerja keras untuk mempertahankan program ini supaya terus ditonton pemirsa televisi. Menayangkan program bermuatan budaya lokal agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat itu tidak mudah.

Mengingat diera modern saat ini telah berkembang budaya asing yang mulai masuk dalam jiwa masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat menganggap bahwa budaya lokal adalah budaya yang ketinggalan jaman atau kuno. Oleh karena itu, mereka lebih memilih budaya asing yang mereka anggap lebih modern dan mengikuti perkembangan zaman.

Fenomena ini pernah dimuat pada laman berita online Tempo.co 30

November 2012 dengan judul “Budaya Korea itu “Gue Banget”, berita yang ditulis oleh Munawwaroh ini mengulas tentang mengapa budaya Korea, musik, flim, dan hal-hal yang berbau negeri ginseng itu mudah sekali diterima masyarakat Indonesia dan meracuni anak-anak muda di Indonesia. Alasan nya sederhana, “Karena budaya

5

Korea dari Asia Timur kalau istilah anak muda itu “Ini gue banget”, kata Kepala

Jurusan Program Korea Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Zaini, kepada tempo. Munculnya budaya Korea dan pernak-pernik yang notabene-nya masih berasal dari rasa yang sama yaitu Asia, membuat menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat khususnya anak-anak remaja (Tempo.co, diakses pukul 15.00 WIB 05

Februari 2016).

Selain tantangan budaya asing yang mulai masuk dalam jiwa masyarakat

Indonesia, tim kerabat kerja Program “Campursari Tambane Ati” juga mempunyai tantangan lain berasal dari persaingan berbagai media penyiaran yang ada, seperti media cetak, radio, televisi kabel,Internet,VCD dan DVD. Menurut Peter Pringle

(1991) seperti dikutip oleh Morissan (2013: 134), mengelola suatu media penyiaran memberikan tantangan yang tidak mudah bagi pengelolanya, sebagaimana yang ditegaskannya di bawah ini:

“Few management position offers challenges equal to those of managing a

commercial radio or television station”

Lebih lanjut Pringle mengulas bahwa, tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu stasiun radio dan televisi lokal. Tantangan yang harus dihadapi manajemen media penyiaran disebabkan oleh dua hal. Pertama, sebagaimana perusahaan lainnya, media penyiaran dalam kegiatan operasionalnya harus dapat memenuhi harapan pemilik dan pemegang saham untuk menjadi perusahaan yang sehat dan mampu menghasilkan keuntungan. Namun di pihak lain, sebagai tantangan kedua, media penyiaran harus mampu memenuhi kepentingan masyarakat (komunitas) dimana media bersangkutan berada, sebagai

6 ketentuan yang harus dipenuhi ketika media penyiaran bersangkutan menerima izin siaran (lisensi) yang diberikan negara.

Keberhasilan suatu program atau acara sangat ditentukan oleh kemampuan pengelolanya dalam memahami audiennya. Pengelola program media penyiaran sudah tentu tidak dapat memproduksi program menurut seleranya sendiri. Pengelola mungkin mempunyai selera yang sangat baik, bergaya dan berkelas dalam memilih suatu acara, tetapi itu bukan jaminan bahwa audien akan menyukai acara itu.

Sehingga pengelola program harus memperhatikan selera audien secara lebih cermat.

Setiap siaran utamanya ditujukan untuk audien, bukan untuk penyiar, pengelola program atau pemilik media penyiaran.

Tanpa adanya audien, program yang sangat bagus sekalipun tidak akan mampu menarik pemasang iklan. Sedangkan jika suatu program atau acara bisa menarik banyak audien dan jika program itu memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan pemasang iklan untuk mempromosikan produknya maka media penyiaran bersangkutan akan mendapatkan pemasang iklan dan mendapatkan masukan (Morissan, 2013:210).

Untuk mengatasi tantangan-tantangan di dunia penyiaran dan untuk mencapai keberhasilan program, tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati”

TVRI Jawa Timur harus memperhatikan strategi manajemen produksi program siaran yang terdiri dari; perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program, karena tanpa didukung dengan strategi manajemen produksi program siaran yang kuat, tipis harapan program ini akan bisa bertahan. Strategi manajemen produksi program siaran yang dimaksud merupakan

7 proses perencanaan sampai pengawasan yang dilakukan oleh tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati‟ dalam usahanya untuk mengemas program campursari hingga di tayangkan di TVRI Jawa Timur.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini dilakukan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana program “Campursari Tambane Ati” mampu bertahan hingga saat ini bahkan menjadi program unggulan, sedangkan program-program lain yang juga tayang di TVRI tidak dapat bertahan hingga sekarang. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti lebih detail dan mendalam strategi manajemen produksi apa yang dilakukan oleh tim kerabat kerja program “Campursari

Tambane Ati” agar acara selalu menarik dan dinanti oleh khalayak penontonya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana Strategi Manajemen Produksi Program “Campursari

Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur?

8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

“Untuk menjawab rumusan masalah yakni, bagaimana strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Peneliti berharap hasil penelitian dapat menambah referensi penelitian pada disiplin Ilmu Komunikasi, khususnya di bidang Broadcasting yang berkaitan dengan strategi manajemen produksi program siaran televisi dalam menjaga eksistensi di dunia penyiaran.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk TVRI

Jawa Timur dalam memperkuat strategi manajemen produksi program siaran yang diterapkan oleh tim kerabat kerja dalam memproduksi dan menyiarkan setiap programnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi wawasan dan informasi bagi lembaga penyelenggara siaran televisi, terutama terkait dengan strategi manajemen produksi program acara televisi.

9

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Penelitian Sebelumnya

Ada beberapa penelitian yang fokus pembahasannya ditekankan pada masalah strategi manajemen produksi program siaran. Penelitian tersebut antara lain:

Pertama, “Strategi Manajemen Produksi Program Berita Detak Melayu Di

Riau Televisi‟‟ oleh Mellisa Cindy Kharisma Louhenapessy, Universitas Riau, tahun

2016 . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Objek penelitian adalah strategi manajemen produksi program berita Detak Melayu yang di produksi oleh Riau Televisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu meneliti mengenai strategi manajemen produksi program televisi.

Namun terdapat perbedaan yang mendasar mengenai objek penelitian, pada penelitian ini objek penelitian adalah strategi manajemen produksi program berita Detak

Melayu yang diproduksi oleh Riau Televisi sedangkan objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Strategi manajemen produksi program “Campursari

Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur. Perbedaan lain yaitu pada penelitian yang dilakukan Mellisa metode yang digunakan untuk menganalisa strategi adalah POAC

(Planning, Organizing, Actuating, Controlling), sedangkan dalam menganalisa data peneliti menggunakan model analisis interaktif yang menggunakan pisau bedah strategi manajemen program siaran Peter Pringle.

10

Kedua, “Manajemen Produksi Program Siaran TV Parlemen Di DPR RI” oleh Sinta Taryas Putri, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah , tahun

2014. Penelitian ini bertujuan mengetahui manajemen produksi program siaran

Selamat Pagi di TV Parlemen dari aspek fungsi menajemen POAC (Planning,

Organizing, Actuating, Controlling). Dari Hasil penelitian disimpulkan bahwa fungsi manajemen produksi yang terdapat pada program Semangat Pagi di TV Parlemen pada dasarnya sama dengan sistem manajemen pada program produksi lainnya, hanya saja memiliki perbedaan dengan sistem manajemen yang dipakai dalam program lain.

Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu berkaitan dengan manajemen produksi program televisi. Namun terdapat perbedaan mendasar mengenai objek penelitian, pada penelitian yang dilakukan oleh Shinta objek penelitian adalah manajemen produksi program siaran

Selamat Pagi di TV Parlemen sedangkan objek penelitian yang dilakukan peneliti adalah Strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” di TVRI

Jawa Timur. Selain itu, pada penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka fungsi menajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan tinjauan pustaka strategi manajemen program siaran yang dikemukakan oleh Peter Pringle. Hal ini, menjadikan penelitian pada skripsi yang dilakukan oleh peneliti memiliki nilai keaslian dan tidak memiliki kesamaan secara mendasar dengan penelitian sebelumnya.

11

1.4.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses organisasi media memproduksi dan menstransmisikan pesan-pesan kepada masyarakat luas, dan proses dimana pesan- pesan tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens (Moerdijati,

2012:171).

Berikut ciri-ciri atau karakteristik dari komunikasi massa :

 Komunikator melembaga, artinya merupakan suatu lembaga atau organisasi

yang komplek dan membutuhkan biaya besar. Karena merupakan suatu

organisasi maka ada struktur organisasi, aturan organisasi dan pembagian

kerja yang jelas.

 Pesan bersifat umum dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, serta

disampaikan secara berkala. Isi pesan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa

atau hal-hal menyangkut kepentingan masyarakat, tidak hanya menyangkut

kepentingan pribadi atau kelompok.

 Media atau saluran dalam komunikasi massa adalah media massa yang

merupakan teknologi komunikasi. Media massa terdiri atas media massa cetak

dan media massa elektronik.

 Komunikan adalah masyarakat luas, heterogen anonim, tersebar serta tidak

mengenal batas geografis dan kultural (Moerdijati, 2012:171).

1.4.3 Media Massa Televisi

Televisi yang menjadi salah satu media massa terus berkembang dan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat bahkan dapat mengubah pemikiran

12 seseorang. Televisi sebagai media komunikasi memiliki kemampuan untuk mengakses publik hingga ke ruangan pribadi. Selain itu, pesan yang disampaikan melalui perpaduan gambar dan suara mampu menarik perhatian khalayak sekaligus memberi pengaruh yang kuat terhadap perubahan perilaku dalam diri pemirsanya.

Televisi mampu menjangkau banyak orang dalam sebuah komunitas dan lebih menarik minat masyarakat dibandingkan media komunikasi yang lain.

Menurut Agee, et al (dalam Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,

2007) dari semua media komunikasi yang ada televisi yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia sekitar 99 persen orang Amerika memiliki televisi di rumahnya.

Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Televisi adalah medium komunikasi massa yang paling akrab dengan masyarakat karena kemampuannya mengatasi faktor jarak dan waktu (Subakti, 2008:74).

1.4.4 Program Siaran

Secara umum program siaran televisi terbagi dua bagian (Latief dkk, 2015:5), yaitu hiburan populer disebut program entertainment dan informasi disebut juga program berita (news). Program informasi yaitu program yang sangat terikat dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya menekankan pada kaidah jurnalistik. Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi memberikan hiburan kepada penonton. Di mana nilai jurnalistik tidak diperlukan, tetapi jika ada unsur jurnalistiknya hanya sebagai pendukung.

Meskipun kedua program siaran ini memiliki karakteristik masing-masing, tidak membuat batasan itu menjadi berdiri sendiri, tetapi ada beberapa program yang

13 terdiri didua jenis karakteristik program tersebut, tergolong sebagai jenis program informasi sekaligus hiburan. Misalnya program talk show dan program variety show, di mana konsepnya dapat memiliki nilai hiburan yang artistic, juga memiliki informasi sebagai penunjang program.

1.4.4.1 Program Informasi

Program Informasi dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak

(soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini.

I. Hard News dibagi dalam tiga kelompok lainnya, yaitu :

1. Straight News

Straight News disebut juga dengan warta berita atau straight newscast, yaitu

berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting yang

terjadi di masyarakat.

2. On The Spot Reporting

On The Spot Reporting adalah berita berupa laporan pandangan mata dari

tempat kejadian yang disiarkan televisi.

3. Interview On Air

Wawancara dengan melihat langsung narasumber yang diwawancarai atau

hanya mendengarkan suaranya.

II. Soft News dibagi dalam enam kelompok yaitu :

1. Current Affair

Format yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting

yang muncul sebelumnya, lalu dibuat lagi lebih lengkap dan mendalam.

14

2. Magazine

Program magazine atau majalah udara adalah format program yang materinya

heterogen, terdiri dari berbagai fakta dan pendapat yang dirangkai menjadi

satu program.

3. Infotaiment

Infotaiment adalah program informasi yang menyajikan berita kehidupan

orang-orang terkenal dalam dunia hiburan.

4. Feature

Feature adalah berita ringan namun menarik, tidak terikat dengan waktu.

5. Dokumenter

Program yang menceritakan cerita nyata, dilakukan pada lokasi sesungguhnya

didukung narasi.

6. Sport

Sport atau berita olahraga adalah suatu format acara televisi yang diproduksi

berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung

pada kehidupan sehari-hari.

1.4.4.2 Program Hiburan

Program hiburan terbagi dua, yaitu program drama dan nondrama. Pemisahan ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materinya.

Beberapa stasiun televisi pun memisahkan bagian drama dan nondrama. Naratama menjelaskan bahwa program drama merupakan format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Sementara program nondrama merupakan format acara

15 televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang tanpa harus menjadi dunia khayalan (Latief, 2015:7).

I. Nondrama

Format program nondrama terdiri dari hal-hal yang realistis dibagi dalam beberapa kategori, diantaranya musik, permainan, reality show, talk show, dan pertunjukan. Program nondrama adalah format yang sangat flesibel, karena terdiri dari unsur drama dan jurnalistik yang dikombinasi menjadi satu program. Karena fleksibel program nondrama ini, sering dilakukan eksperimen suatu program dengan memasukkan unsur dan nilai jurnalistik dan drama sebagai pendukungnya. Hal ini diperlukan kemampuan kreativitas untuk memasukkan unsur-unsur itu. Untuk mengetahui format nondrama ini sebagai berikut:

1. Musik

. Video Klip

Video klip adalah hasil rekaman sebuah lagu dalam bentuk Audio Video yang

menampilkan penyanyi atau grup aslinya.

. Live Musik

Live Musik disebut juga konser musik; adalah program yang secara

keseluruhan materinya menampilkan musik. Dapat ditampilkan secara live

atau taping (rekaman) di dalam studio atau dari luar studio. Program live

musik dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: musik solo dan musik

gabungan.

16

2. Permainan

Program permainan adalah yang menampilkan permainan atau perlombaan

kepada para pesertanya untuk mendapatkan sebuah hadiah.

3. Reality Show

Program reality show adalah program yang diproduksi berdasarkan fakta apa

adanya, tanpa skenario dan arahan.

4. Pertunjukan

Pertunjukan adalah program yang menampilkan pertunjukan seperti

pantomim, sulap, tari, fashion show dan lain-lain.

5. Lawak adalah program yang selalu disukai penonton Indoenesia. Program

lawak disebut juga program komedi, namun kedua istilah format program ini

berbeda.

6. Variety show

Variety show adalah format program yang memadukan berbagai format

diantaranya, musik, lawak, komedi, tari dan interview. Dalam program variety

show unsur hiburan diutamakan, unsur informasi hanya sebagai pendukung

(Latief, 2015:22).

7. Repackaging

Format repackaging adalah program dengan materi video dalam bentuk shot-

shot atau materi yang sudah dipublikasikan, digabungkan menjadi satu

program siaran.

17

8. Talk Show

Talk show adalah program diskusi atau panel diskusi yang diikuti oleh lebih

dari satu pembicara atau narasumber untuk membicarakan suatu topik.

II. Drama

1. Sinetron

Sinetron adalah program televisi yang menyajikan cerita mengenai

kehidupan beberapa orang yang diperankan oleh aktor/aktris yang terlibat

dalam konflik dan emosi.

2. Flim

Flim dimaksud adalah flim layar lebar yang sudah diputar di bioskop.

3. Kartun

Kartun adalah program televisi yang menggunakan animasi yang disebut

flim kartun, sperti “Tom and Jerry”.

1.4.5 Programming

Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, Mingguan, atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam bahasa Indonesia adalah penjadwalan program yang akan diudarakan (to be aired). Jadi sinonim programming adalah scheduling. Lembaga penyiaran umumnya menggunakan strategi, yaitu secara rutin mengganti ulang penjadwalan ini untuk tetap „merebut‟ perhatian pendengar dan pemirsanya dengan hadirnya program-program yang terbarukan. Langkah ini

18 dilakukan agar dapat tetap bersaing dengan lembaga penyiaran yang lain dalam satu kawasan (Hidajanto dkk, 2011:135).

Stasiun penyiaran biasanya menyajikan program yang diminati oleh audien berdasarkan fakta dan data yang ada. Terdapat 10 macam strategi dalam merencanakan program yang digunakan oleh hampir semua stasiun penyiaran di dunia, yaitu day parting, theming, stacking, counterprogramming, bridging, tentpoling, hammocking, crossprogramming, dan hostwitching (Hidajanto dkk,

2011:136).

1.4.6 Manajemen Media Massa

Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisinis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia. Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada bidang teknik, program, dan pemasaran. Namun demikian, kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan pimpinan media penyiaran bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena alasan inilah manejemen yang baik mutlak diperlukan pada media penyiaran.

Media penyiaran menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya dan setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya dengan menjalankan fungsi manajemen disebut dengan manajer.

19

Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.

Menurut Stoner (Dalam Morissan, 2013:135) Manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

Tingkat Manajemen

Pada media penyiaran dan juga perusahaan lainnya umumnya posisi manajer biasanya terdiri atas tiga tingkatan (level) yaitu :

1. Manajer tingkat bawah (lower level manager); manajer pada tingkat ini

bertugas mengawasi secara dekat pekerjaan rutin karyawan yang berada

dibawah naungannya. Contohnya pada stasiun televisi, seorang manajer

produksi bertanggung jawab kepada manajer program.

2. Manajer tingkat menengah (middle program); bertanggung jawab untuk

melaksanakan kegiatan tertentu sebagai bagian dari proses untuk mencapai

tujuan utama perusahaan. Contoh : pada stasiun penyiaran, kepala penjualan;

program; berita; teknik dan bisnis merupakan tingkat manajer menengah.

3. Manajer puncak (top manajer); manajer yang mengkoordinasikan kegiatan

perusahaan serta memberikan arahan dan petunjuk umum untuk mencapai.

20

1.4.7 Strategi Manajemen Program Siaran

Strategi hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagi peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Onong, 2004:28). Menurut Stoner (Dalam

Morissan, 2013:135) Manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

Sedangkan definisi produksi adalah proses mengelurkan hasil (KBBI.web.id).

Program-program yang akan disuguhkan ke khalayak sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya berbentuk satu program yang dapat dinikmati masyarakat.

Proses dibuatnya program televisi biasa disebut proses produksi, sehingga strategi manajemen produksi merupakan semua aktivitas atau proses perencanaan hingga pengawasan dalam usahanya mewujudkan suatu program sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Peter K. Pringle dkk (dalam Morissa, 2013:231), strategi program dibagi menjadi beberapa bagian yang ditinjau dari strategi manajemennya

(management strategic) program siaran, terdiri dari:

1. Perencanaan Program

Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan

rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Pada stasiun

21 televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli

(diakuisisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audsience yang tersedia pada waktu tertentu. Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan program yang akan disiarkan. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian melakukan penjadwalan terhadap suatu program , yaitu : persaingan dan ketersediaan audience.

Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan untuk menayangkan suatu program baru pada pukul 20.00 WIB setiap hari

Selasa, maka pengelolaan program harus melihat apa yang ditayangkan televisi saingan pada jam itu. Apakah televisi saingan juga menanyakan program yang sejenis atau sama sekali berbeda. Jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan, maka pengelolaan program harus mempertimbangkan apakah program baru itu dapat cukup kuat menarik audience dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun televisi lain.

Hal kedua yang perlu diketahui adalah ketersediaan audience.

Audience yang tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat oleh pengelola program stasiun televisi dalam pemilihan program dan menentukan waktu penayangan program. Pengelola program televisi juga harus mengetahui

22 siapa audience yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi audience yang berbeda.

Mengetahui siapa audience televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting bagi pemasang iklan.

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan analisis situasi ini, media penyiaran mencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada. Analisis situasi ini terdiri atas:

Analisis peluang dan analisis kompetitif.

Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audience. Namun, jumlah audience yang banyak bukanlah satu-satunya tujuan lain selain mendapatkan audience yang besar. Dalam melakukan perencanaan, pengelola program atau programmer harus memutuskan atau menetapkan apa tujuan sutu program sebelum memproduksi program. Menurut Edwin T For TV, Radio and

Cable (1994) terdapat lima tujuan penayangan suatu program televisi komersial yaitu: 1) mendapatkan sebanyak mungkin audien; 2) target audien tertentu; 3) prestise; 4) penghargaan dan; 5) kepentingan publik.

23

Perencanaan program melibatkan berbagai keputusan tidak saja mengenai program itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terlibat seperti nama program, cara penyajian program dan hal-hal yang terkait dengan pelayanan kepada audience dan pemasang iklan. Audience tidak saja melihat suatu program dari penampilannya semata namun juga hal-hal yang berada di luar itu sebagaimana dikemukakan Belch & Belch bahwa : consumers look beyond the reality of the product and its ingrediens.

Dengan demikian, audience juga akan mempertimbangkan aspek-aspek seperti kualitas, nama, kemasan program dan bahkan perusahaan yang berada di belakang suatu program yang kesemuanya membentuk persepsi audience terhadap program dan media bersangkutan.

Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama suatu program pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memposisikan program dimemori audience.

Kemasan (packaging) adalah aspek lain dari strategi pemasaran yang perannya dirasa semakin penting dewasa ini. Bagi pengelola program penyiaran, kemasan dapat diartikan segala sesuatu yang perlu dikatakan untuk menarik audience melalui penampilan suatu program yang mencakup antara lain misalnya : pembawa acara, busana yang dikenakan, penampilan latar belakang (background), bumper program

24

yang menarik. Kemasan program menjadi penarik bagi konsumen untuk

memberikan perhatian pada program sehingga mampu memberikan kesan

pertama yang baik.

2. Produksi Program

Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide

atau gagasan. Dengan, demikian, setiap program selalu dimulai dari ide

atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui

produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan dari siapa

saja.

Manajer Produksi

Pada dasarnya bagian produksi menjadi bagian dari departemen

program namun pada banyak stasiun TV besar bagian produksi sudah

menjadi bagian yang terpisah dari departemen program karena bagian ini

memiliki personalia dan sumber daya yang besar karennya menjadi

departemen tersendiri yang disebur dengan departemen produksi yang

dipimpin seorang manajer atau direktur produksi.

Organisasi Departemen Produksi

Produksi Program Hiburan

Secara umum produksi program hiburan untuk televisi terbagi atas

dua jenis berdasarkan penempatan waktu siarannya: 1) program untuk

waktu siaran utama (prime time series) dan 2) program untuk waktu siaran

lainnya (day time series). Dengan demikian dalam merencanakan

produksi, pengelolaan stasiun televisi sejak awal sudah mengetahui

25 peruntukan suatu program. Program-program yang memiliki kualitas bagus dapat diterima sebagian besar audien akan diprioritaskan untuk siaran prime time. Sedangkan program lainnya akan masuk dalam kelompok day time.

Sautu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama yaitu : 1) tahap praproduksi atau perencanaan; 2) tahap produksi; 3) tahap pasca produksi.

1) Tahap praproduksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai

dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan

pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses

interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang

tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh

perencaan. Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan prapoduksi anatara

lain penuangan ide (gagasan) kedalam outline, pembuat skrip,

scenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi

pengambilan gambar, production meeting, technical meeting,

pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses

produksi dan pascaproduksi.

26

2) Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar

(shooting) baik di studio maupun diluar studio. Proses ini juga disebut

dengan taping.

3) Tahap pacaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan

gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau

diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara

lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek dan lain-

lain.

3. Eksekusi Program

Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program

sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Strategi penayangan

program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau

menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program

adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu

periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus

cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara

sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan

acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia. Pengelolaan

program juga harus memerhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika

menata programnya.

Dalam menyusun jadwal acara, programmer harus

mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan

menonton audien seperti mobilitas audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan

27 ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian,

Mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persaingan atau kompetensi dari stasiun lainnya, yaitu dengan melakukan perubahan jadwal acara, jika perlu, sebagai salah satu bentuk strategi dalam penataan acara.

Pembagian Waktu siaran

Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Secara umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian (Sydney dalam Morissan, 2008:344) :

1. Prime Time jam 19.30-23.00

2. Late Fringe Time jam 23.00-01.00

3. All Other Time jam 01.00-10.00

4. Day Time jam 10.00-16.30

5. Fringe Time jam 16.30-19.30

Strategi penayangan

Head-Sterling (dalam Morisan, 2008:346), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow), yaitu:

28

1. Head to head

Menampilkan program acara yang sama sasaran khalayaknya pada jam

sama ketika kompetitor menyajikan sebuah program acara.

2. Counterprogramming

Menyajikan suatu program acara yang berbeda sasaran khalayaknya

pada jam yang sama ketika kompetitor menyajikan siaran sebuah

program acara.

3. Bloking Program

Strategi ini menggunakan teori audience flow yaitu menayangkan

secara beruntun program sejenis pada suatu rentang waktu tertentu

atau daypart.

4. Strong lead-in

Program yang cukup bagus dan ditempatkan sebelum program

berikutnya agar penonton dari program sebelumnya mengikuti

program berikutnya.

5. Hammocking (strategi buaian)

Strategi yang menempatkan program baru atau program lemah

diantara dua program sukses.

6. Stunting (Penghalangan)

Proses membuat penyajian program acara secara temporal (sewaktu-

waktu) dengan berbagai modifikasi sesuai dengan kebutuhan stasiun

televisi.

29

4. Pengawasan dan Evaluasi Program

Melalui perencanaan stasiun penyiaran menetapkan rencana dan

tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan

seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau

diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Kegiatan

pengawasan dan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing

individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan

kinerja sebenernya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kinerja

keduanya tidak sama, maka diperluka langkah-langkah perbaikan.

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja

yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan efektif.

Misalnya, jumlah dan komposisi audience yang menonton atau

mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan

diketahui melalui laporan riset ratting. Jika jumlah audience yang tertarik

dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang

ditargetkan, maka proses pangawasan mencakup kegiatan pengenalan

masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar

mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana

misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau

tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula.

Manajer program sering disebut sebagai “pelindung” (protector)

atas lisensi atau izin siaran yang diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini

disebabkan manajer program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa

30

program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus

dipenuhi untuk memperoleh izin.

1.4.8 Strategi Kreatif Produksi Program Siaran Televisi

Industri penyiaran merupakan industri kreatif, sehingga strategi yang digunakan pun, harus strategi yang kreatif. Kunci sukses dari setiap program televisi sebagai berkat perencanaan dan sikap kreatif menjadi faktor yang paling penting dalam memproduksi program televisi. Menurut Naratama, ada 13 elemen strategi kreatif dalam produksi acara, yaitu: (Naratama, 2006:111)

1. Target Penonton

Sebelum merencanakan suatu program, seorang produser perlu

mengkaji secara teliti tentang target penonton, yaitu segmen audiens atau

penonton yang menjadi sasaran program. Klasifikasi target penonton menurut

Naratama dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Usia, penggolongan segmentasi audiens berdasarkan usia, menurut

Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 009/SK/KPI/8/2004

tentang pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran KPI,

pasal 65 yaitu:

- Klasifikasi A : tayangan untuk Anak, yakni khalayak berusia dibawah

12 tahun

- Klasifikasi R : tayangan untuk Remaja, yakni khalayak berusia 12-18

tahun.

31

- Kalsifikasi D : tayangan untuk Dewasa, yakni khalayak berusia > 18

tahun.

- Klasifikasi SU : tayangan untuk Semua Umur.

b. Jenis Kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

c. Status Sosial, yaitu:

- Kelas Atas Atas (A+)

- Kelas Atas Bagian Bawah (A)

- Kelas Menengah Atas (B+)

- Kelas Menengah Atas Bawah (B)

- Kelas Bawah Bagian Atas (C+)

- Kelas Bawah Bagian Bawah (C)

2. Bahasa Naskah

Naskah merupakan penjabaran ide dalam huruf-huruf atau bahan-

bahan berita yang siap untuk diset. Bahasa naskah terkait dengan kata-kata

yang digunakan dalam naskah, baik drama maupun nondrama.

3. Format Acara

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu

konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain

produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan

dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi, oleh

Naratama dibedakan menjadi 3, yaitu drama, nondrama, dan berita.

32

4. Punching Line

Punching line adalah kejutan-kejutan dialog naskah yang dimainkan

oleh para pemain yang sengaja dituliskan untuk menghentak perhatian

penonton yang mulai jenuh dan bosan. Kejutan naskah dapat berupa komedi,

celetukan, pertanyaan, tangisan, dan ungkapan paribahasa.

5. Gimmick dan Funfare

Gimmick adalah trik-trik yang digunakan untuk mendapatkan

perhatian penonton dalam bentuk sound effect, musik ilustrasi, adegan

suspense (tegang), mimik ekspresi dan acting pemain, jokes (kelucuan), teknik

editing dan penggerakan kamera. Sedangkan funfare adalah acara puncak

yang dimeriahkan dengan kegembiraan, kemewahan, keindahan dan

kebersamaan. Biasanya funfare diletakkan di akhir acara di mana seluruh

pendukung acara naik ke panggung dan bernyanyi bersama. Namun bisa juga

dipakai sebagai kemeriahan pembukaan acara.

6. Clip Hanger

Clip Hanger adalah sebuah scene atau shot yang diambangkan karena

adegan terpaksa dihentikan oleh commercial break (iklan). Clip hanger

digunakan untuk membuai penonton dengan membuat penonton penasaran

pada apa yang akan terjadi selanjutnya sehingga penonton tidak berpindah

channel.

7. Tune and Bumper

Opening Tune merupakan identitas pembuka acara dengan durasi 30

detik sampai 2,5 menit, dan bumper adalah identitas perantara acara dengan

33

durasi 5 detik. Tune and bumper harus dibuat semenarik mungkin karena

selalu diputar ualng setiap memulai ataupun mengakhiri tayangan dan paling

sering dihafal oleh pemirsa.

8. Penataan Artistik

Penataan artistik atau sering disebut tata panggung pada suatu program

juga menjadi identitas program. Tata artistik untuk setiap program tidak sama

hal ini karena tata artistik disesuaikan dengan referensi acara yang diproduksi.

Selain itu penataan artistik juga menjadi panduan bagi cameramen dalam

menentukan blocking pengambilan gambar.

9. Music and Fashion

Selain isi siaran, penonton juga senang memperhatikan wardrobe dan

make up pengisi acara, juga musik yang menjadi ilustrasi program. Tanpa

musik yang bagus dan fashion terkini, program tidak akan disaksikan oleh

penonton.

10. Ritme dan Birama Acara

Ibarat sebuah lagu, acara televisi yang dibungkus dalam sebuah

aransemen musik. Sehingga dalam naskah drama maupun nondrama, setiap

ketuk birama dan ritme acara dari awal hingga akhir harus sudah

diperhitungkan, hal ini untuk menghindari kejenuhan penonton.

11. Logo dan Music Track untuk ID Tune

Sebuah program televisi harus mempunyai logo dan musik track

(musik untuk identitas acara yang familiar bagi penonton. Logo acara yang

34

baik adalah logo yang mudah diingat dan musik track yang baik adalah yang

enak untuk dinikmati.

12. General Rehearsel (GR)

Yaitu latian yang dilakukan sebelum syuting berlangsung. Hal ini

dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi saat produksi.

Yang menjadi perhatian ketika GR yaitu camera blocking, tata lampu, tata

suara.

13. Interactive program

Yaitu suatu percakapan atau interaksi timbal balik dengan pemirsa

dirumah. Selain digunakan untuk mengetahui minat pemirsa terhadap suatu

tayangan, interaktif dengan pemirsa juga bermanfaat untuk mengembangkan

ide-ide kreatif acara selanjutnya. Dengan adanya interaktif dengan pemirsa,

pemirsa akan merasa dilibatkan dan semakin tertarik pada program

bersangkutan.

35

1.5 Kerangka Berpikir TVRI JAWA TIMUR

Program Campursari Tambane Ati TVRI Jawa Timur

Program “ Campursari Tambane Ati” menjadi program unggulan di TVRI Jawa Timur sanggup bertahan hingga 16 tahun di tengah program kompetitornya berguguran.

Bagaimana strategi manajemen produksi program “ Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur?

Pisau bedah menggunakan Strategi Manajemen Program Siaran Peter K. Pringle

Perencanaan Produksi Eksekusi Pengawasan dan Evaluasi

Menganalisis menggunakan Strategi Kreatif Produksi Program Siaran Naratama

Kesimpulan

Kerangka berpikir dibuat agar memudahkan pembaca memahami permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini. Program “Campursari Tambane

Ati” merupakan program unggulan di TVRI Jawa Timur mulai diproduksi pada tahun

36

2000, sudah 16 tahun program ini berjalan di tengah program kompetitornya berguguran. Tanpa didukung dengan strategi manajemen produksi program siaran yang kuat, tipis harapan program ini akan bisa bertahan. Strategi manajemen produksi program siaran yang dimaksud merupakan proses perencanaan sampai pengawasan yang dilakukan oleh tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati‟ dalam usahanya untuk mengemas program campursari hingga ditayangkan di TVRI

Jawa Timur.

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara mendalam strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” dalam mempertahankan program selama 16 tahun dan sebagai program unggulan di TVRI Jawa Timur, peneliti menggunakan pisau bedah strategi manajemen program siaran Peter K. Pringle yang didalamnya terdiri dari:

- Perencanaan Program.

- Produksi Program.

- Eksekusi Program.

- Pengawasan dan Evaluasi Program.

Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan strategi kreatif produksi program siaran televisi yang didalamnya terdapat tiga belas elemen yaitu target penonton, bahasa naskah, format acara, punching line, gimmick and funfare, clip hanger, tune and bumper, penataan artistik, music and fashion, ritme dan birama acara, logo dan musik track untuk ID Tune, General Rehearsel, Interactive program.

37

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam strategi kreatif yang terdapat dalam strategi manajemen produksi program “Campursari

Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur. Tahap terakhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka akan diketahui secara detail dan mendalam strategi manajemen produksi program “Campursari

Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur.

1.6 Metodelogi Penelitian

1.6.1 Metode Riset

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode riset deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan dari obyek penelitian bukan untuk menguji hipotesis dan mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman beserta saran atau masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya atau perusahaan yang menjadi obyek penelitian (Rahmat Kriyantono, 2010 : 310).

Jadi, peneliti yang menguraikan atau menggambarkan mengenai hasil wawancara mendalam bersama informan yang terpilih terkait strategi manajemen program siaran yang dilakukan tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati” dalam menjaga eksistensi program selama 16 tahun dan sebagai program unggulan di

38

TVRI Jawa Timur, lalu menganalisa dan melakukan pemahaman mengenai data yang diperoleh setelah itu memberikan suatu kesimpulan.

1.6.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : TVRI Jawa Timur Jl. Mayjen Sungkono No. 124 Surabaya.

Waktu Penelitian : Februari-April 2016

1.6.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata – kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen. (Moleong : 2010, 157).

Sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Data Primer

Peneliti menggunakan sumber data primer yaitu data hasil

wawancara mendalam (in depth interview) dengan produser pelaksana

dan pengarah acara “Campursari Tambane Ati” yang memiliki

kapabilitas sekaligus mampu menjadi informan yang melakukan

implementasi langsung dari strategi manajemen produksi program siaran.

2. Data Sekunder

Data sekunder peneliti dapatkan dari arsip berita melalui berbagai

media internet, buku-buku, majalah, surat kabar dan catatan atau laporan

39

tahunan program “Campursari Tambane Ati” TVRI Jawa Timur yang ada

relevansinya dengan penelitian.

1.6.4 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data

1.6.4.1 Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah :

a. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang dapat diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian (Sugiyono, 2003: 166). Metode ini dilakukan dengan cara

mengamati secara langsung tentang kondisi yang terjadi selama di lapangan,

baik yang berupa keadaan fisik maupun perilaku yang terjadi selama

berlangsungnya penelitian.

Peneliti melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian, yaitu

peneliti mengamati kegiatan pra produksi, produksi dan pasca produksi

program acara “Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur selama dua

bulan dimulai dari bulan Februari 2016 sampai dengan April 2016.

b. Wawancara

Menurut Esterberg (dalam Sugiono, 2014:72), wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Adapun

bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak

berstruktur (unstructured interview), wawancara tidak berstruktur adalah

40 wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpul datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara tidak berstruktur digunakan untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek.

Jadi pada saat proses wawancara peneliti menggunakan telepon seluler

(Handphone) untuk merekam percakapan antara peneliti dengan informan pertama yaitu Produser pelaksana program “Campursari Tambane Ati” terkait strategi manajemen produksi program campursari dalam menjaga eksistensi program selama 16 tahun dan sebagai program unggulan di TVRI Jawa

Timur. Informan kedua yaitu Pengarah Acara program campursari, informan ketiga adalah penonton program campursari. Adapun syarat yang menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk menentukan narasumber yaitu:

1. Produser Pelaksana Program “Campursari Tambane Ati” yaitu Asyik

Muhartono.SE, dengan bahan pertimbangan peneliti bahwa seorang

produser mempunyai peran penting dalam mengambil keputusan strategi

yang dilakukan pada saat proses produksi program acara, selain itu

produser memiliki tanggung jawab mengoordinasi seluruh kegiatan

pelaksanaan sejak praproduksi, produksi dan pascaproduksi. Pertimbangan

lain peneliti adalah Asik Muhartono selaku produser merupakan orang

41

yang memiliki ide atau gagasan untuk memproduksi program campursari

pada tahun 2000, sudah 16 tahun Asik bertugas dalam tim kerabat kerja

program campursari.

2. Pengarah Acara Program “Campursari Tambane Ati” yaitu Nurul, dengan

bahan pertimbangan peneliti karena lebih kompeten untuk memberikan

penjelasan sesuai tanggugjawabnya mengenai seluruh persiapan dan

pelaksanaan produksi program campursari hingga disiarkan. Nurul

bertugas sebagai pengarah acara program campursari selama 14 tahun

terhitung dari mulai tahun 2002.

3. Penonton Program “Campursari Tambane Ati” yaitu Mutia, dengan bahan

pertimbangan peneliti karena sebagai pihak yang berada diluar menajemen

produksi dapat menjadi informan pembanding mengenai data-data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan produser pelaksana dan pengarah

acara, sehingga data yang dikumpulkan dapat terjamin keabsahannya.

Mutia mulai tertarik datang langsung menyaksikan acara campursari di

studio 2 TVRI Jawa Timur pada tahun 2001.

Hasil wawancara dilengkapi dengan pembuatan catatan, lalu menganalisis kemudian mengambil kesimpulan dari hasil wawancara tersebut. c. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

42

wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau

wawancara akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya

tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiono, 2014:83).

Upaya pengumpulan data dengan dokumen dalam penelitian ini

melalui buku-buku, majalah, surat kabar dan catatan atau laporan tahunan

program “Campursari Tambane Ati” TVRI Jawa Timur yang ada relevansinya

dengan penelitian.

1.6.4.2 Pencatatan Data

Supaya hasil penelitian dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka peneliti mencatat data penelitian dengan menggunakan beberapa alat, antara lain :

1. Buku catatan : Berfungsi untuk mencatat sumber data yang dianggap

memiliki relevansi dengan penelitian dan untuk mencatat beberapa point

penting dari percakapan atau wawancara yang dilakukan dengan informan.

2. Aplikasi recorder pada handphone : Berfungsi untuk merekam semua

percakapan atau pembicaraan.

3. Kamera : Untuk memotret kegiatan peneliti yang sedang melakukan

wawancara dengan informan atau sumber data, sehingga dengan adanya

foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih

terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

43

1.6.5 Pemeriksaan Keabsahan Data (Opsional)

Keabsahan data atau (trustworthiness) dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan yang didasarkan pada kriteria tertentu, diantaranya derajat kepercayaan (credibility), keterahlian, kebergantungan dan ketidakpastian. Dalam penelitian ini kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiono, 2014:123). Proses triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan waktu.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda mengenai permasalahan yang dikaji kemudian dibandingkan.

Sedangkan triangulasi waktu dilakukan peneliti dengan cara melakukan wawancara dengan informan diwaktu yang berbeda. Proses ini dilakukan peneliti dengan cara :

a. Membandingkan antara data hasil wawancara yang telah dilakukan

dengan produser pelaksana program “Campursari Tambane Ati" dengan

data hasil wawancara yang dilakukan dengan pengarah acara program

“Campursari Tambane Ati". Selanjutnya membandingkan hasil

wawancara dengan produser pelaksana dan pengarah acara dengan hasil

wawancara yang dilakukan dengan penonton.

44

b. Melakukan wawancara kembali dengan produser pelaksana diwaktu yang

berbeda. Wawancara pertama peneliti melakukan pada siang hari

kemudian wawancara kedua dilakukan pada malam hari.

Jadi keabsahan data diperoleh dengan membandingkan dan melakukan cross check, selain itu juga merujuk pada berbagai sumber data dokumen yang diperoleh, untuk menguatkan berbagai informasi yang ada.

1.6.6 Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Sebagaimana umumnya dalam penelitian kualitatif, proses analisis data berlangsung selama proses pengumpulan data dan setelah masa pengumpulan data.

Proses analisis mengalir dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil penelitian. Jadi peneliti akan meneliti strategi manajemen produksi program

“Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur menggunakan pisau bedah strategi manajemen program siaran Peter Pringle, setelah itu menganalisa menggunakan teori strategi kreatif produksi program siaran televisi, agar analisa data secara kualitatif dapat memperoleh keteraturan dan sistematis, peneliti menggunakan model analisis interaktif, seperti yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiono,

2014:91). Dalam analisis data model interaktif ini, komponen-komponen analisis data; yang mencakup reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan; secara interaktif saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data.

45

Analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yang meliputi hal-hal berikut ini :

1. Reduksi data

Dalam reduksi data dilakukan proses pemilihan, pemusatan perhatian

dan penyederhanaan data. Data kasar yang diperoleh dari lapangan mengenai

strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” dalam

menjaga eksistensis selama enam belas tahun, dimana proses ini berlangsung

secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Langkah reduksi data

dalam penelitian ini dilakukan sejak penggalian data pada saat observasi dan

selama penelitian ini berlangsung hingga akhir.

Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber yaitu produser

program campursari dan pengarah acara program campursari yang memiliki

kapabilitas sekaligus mampu menjadi informan yang melakukan implementasi

langsung dari strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane

Ati” di TVRI Jawa Timur, dengan cara merekam dan mencatat. Lalu

berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang kompeten

dilapangan itu kemudian dipilah – pilah dan dikelompokkan atau

dikategorikan berdasarkan variabel penelitian dalam rumusan masalah setelah

itu ditarik kesimpulan hasil penelitian.

46

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisir dengan baik, tersusun dalam pola hubungan sehingga mudah dipahami. Penyajian data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Sekumpulan informasi yang diperoleh melalui narasumber terkait dengan strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” dalam menjaga eksistensis selama enam belas tahun disusun secara terpadu agar mudah dipahami dan dilakukannya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan. Penyajian data ini dilakukan peneliti dengan cara mengubah data kasar dari rekaman wawancara ataupun catatan menjadi bentuk tulisan. Setelah dilakukan reduksi, maka data menjadi lebih mudah dibaca dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel koding dan menganalisa berdasarkan strategi manajemen program siaran Peter

Pringle.

3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.

47

Setelah penyajian data peneliti meninjau ulang data - data yang diperoleh di lapangan terkait wawancara dengan narasumber mengenai strategi manajemen produksi program “Campusari Tambane Ati” di TVRI

Jawa Timur, lalu lebih memperhatikan secara seksama lagi, walaupun memakan waktu dan tenaga yang lebih besar. Dengan begitu maka kesimpulan yang didapatkan bisa benar – benar menjadi jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini.

48

BAB II

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Stasiun TVRI Jawa Timur

2.1.1 Sejarah TVRI Jawa Timur

Titik awal siaran televisi di Jawa Timur ialah pada waktu stasiun pemancar relay di Comorosewu dan Surabaya diresmikan. Kedua stasiun pemancar relay ini mulai di operasikan pada bulan Juni dan Juli 1971 dengan merelay sepenuhnya siaran dari Jakarta. Pada tanggal 3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabaya diresmikan, dan sejak itu TVRI Stasiun Surabaya memulai siaran secara resmi. Siaran pertama televisi di Indonesia berupa siaran percobaan dilakukan pada tanggal 17 Agusts 1962, dalam bentuk siaran langsung Upacara Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka

Jakarta. Siaran secara teratur baru dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan upacara pembukaan ASIAN GAMES IV. Tanggal tersebut kemudian di tetapkan sebagai hari jadi TVRI yang di peringati setiap tahun. a) Periode Hitam Putih

Selain karena tuntutan masyarakat untuk dapat menikmati siaran TVRI, potensi daerah juga menjadi pertimbangan dibangunya TVRI Stasiun daerah. Disisi lain, pemerintah juga berkeinginan agar informasi pembangunan lebih cepat dapat di terima oleh masyarakat di seluruh pelosok pedesaaan, sehingga mereka lebih cepat tahu, mau dan akhirnya mampu berperan aktif dalam pembangunan.

49

Masyarakat Jawa Timur, pertama kali menikmati siaran TVRI dengan baik baru sekitar bulan Juni 1971, itupun masih terbatas yang berada di wilayah kabupaten

Magetan, Madiun dan kabupaten Ponorogo. Sejak diresmikanya Stasiun Pemancar

TVRI Comorrosewu yang berkedudukan di desa Ngancar, Kecamatan Plaosan,

Kabupaten Magetan. Kemudian, tanggal 1 Juli 1971, Gubernur Jawa Timur

Mochamad Noer, meresmikan Stasiun Pemancar TVRI yang berkedudukan di kelurahan Dukuh Pakis, kecamatan Karang Pilang, Kotamadya Surabaya. Dana pembangunannya selain dari Pemerintah Pusat, juga memperoleh bantuan Pemerintah

Daerah Tingkat I Jawa Timur serta sumbangan masyarakat pemilik pesawat televisi di Jawa Timur. Sedangkan tanah yang menjadi lokasi, merupakan sumbangan pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya yang pada waktu itu

Walikotamadya Surabaya adalah Soekotjo.

Tuntutan masyarakat Jawa Timur untuk dapat menerima siaran TVRI semakin tinggi, khususnya yang berada di luar wilayah Kotamadya Surabaya. Menyadari tuntunan dan peran televisi sebagai media masa yang mampu menggelorakan dan menggalang partisipasi aktif warga Jawa Timur dalam pembangunan, maka

Pemerintah daerah Tingkat I Jawa Timur bekerjasama dengan Fakultas Teknik

Elektro Institut 10 November Surabaya (ITS) mengadakan Sigi ke berbagai daerah di

Jawa Timur yang tidak dapat menerima siaran TVRI. Kemudian diusulkan kepada pihak TVRI agar di daerah yang bersangkutan didirikan stasiun-stasiun pemancar.

Sebagai langkah awal, pada tanggal 22 Desember 1972 daya pemancar TVRI

50

Surabaya ditingkatkan dari 100 Watt menjadi 2000 Watt, sehingga mampu menjangkau wilayah Gerbang Kertasusila.

Pada tanggal 9 Maret 1973, Stasiun Jabung yang berlokasi di desa Jabung.

Kacamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto secara resmi digunakan. Stasiun ini berfungsi sebagai penghubung siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta dari Cemorosewu ke Surabaya, sehingga siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta dapat diterima lebih baik dibanding sebelumnya. Kemudian pada tanggal 1 Desember 1973, Stasiun Relay di

Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang diresmikan penggunaanya yang di arahkan ke kota Malang dan Lawang. Pada tanggal 17 Agustus 1974 berkat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri telah diresmikan penggunaan Stasiun Pemancar relay di Pare yang di arahkan ke kota Kediri dan sekitarnya.

Melihat dan menimbang tuntutan masyarakat Jawa Timur untuk menikmati siaran TVRI serta dukungan Pemerintah daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur, maka berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Radio Televisi dan Film, nomor

04/KEP/DIRJEN/RTF/76, telah ditetapkan Pengelola Pembangunan Stasiun

Persiapan Surabaya dan Stasiun-stasiun lain di Jawa Timur. Sebagai pimpinan proyek, waktu itu ditunjukkan Drs. Sa‟dullah yang bertugas mengelola kegiatan proyek-proyek pembangunan Stasiun TVRI dan perluasan jaringan TVRI di Jawa

Timur sekaligus mempersiapkan kegiatan yang berhubungan dengan Organisasi dan

Operasional siaran di wilayah Jawa Timur.

51

Pada tahun 1975-1977, dalam rangka peringatan dan perluasan jaringan TVRI di Jawa Timur, Departemen Penerangan telah membangun Studio Televisi Hitam

Putih di Surabaya, stasiun dan pemancar di Gunung Banono (Tulungagung), Gunung

Brengik (Pamekasan), Gunung Gending (Jember) dan Gunung Duk (Probolinggo) serta Stasiun Link di Saradan. Sedangkan daya Pemancar Stasiun Surabaya di tingkatkan menjadi 10 Killowatt, sehingga jangkauan penyiaranya lebih luas lagi.

Biaya pembangunan jaringan Siaran Televisi di Jawa Timur, selain berasal dari DIP, juga memperoleh bantuan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur serta Pemerintah

Daerah Tingkat II yang kebetulan menjadi lokasi pembangunan Stasiun Pemancar

Relay ataupun Stasiun Penghubung.

Sebagai persiapan menyongsong stasiun penyiaran, terutama untuk mempersiapkan perangkat lunak, pada tahun 1975 telah dilakukan seleksi calon pegawai TVRI. Sekitar 85 orang calon pegawai hasil seleksi kemudian dikirim untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan di Balai Diklat TVRI di Jakarta selama 1 tahun , dan 1 tahun lagi praktek kerja di TVRI Stasiun Pusat Jakarta untuk berbagai profesi.

Sekembalinya dari diklat, dilakukan produksi paket-paket acara sebagai bahan siaran

TVRI Stasiun Surabaya. Produksi dilakukan di dalam maupun di luar Studio dengan peralatan untuk siaran Hitam-Putih. Siaran percobaan selama 1 Jam, dilakukan pada tanggal 27 Pebruari 1978 pada pukul 16.40 WIB, sedang acara selebihnya hanya merelay siaran dari TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Siaran percobaan ini dinilai berhasil karena berlangsung mulus tanpa kesulitan teknis. Kemudian pada hari Jum‟at tanggal

3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabya diresmikan menjadi Stasiun Produksi dan

52

Penyiaran oleh Sekjen Departemen Penerangan Bapak Soetikno Lukitodisastro.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan R.I Nomor 28/SK/BK1978, ditetapkan Sa‟dullah sebagai Kepala TVRI Stasiun Surabaya yang pertama.

Pada tahun 1978, TVRI Stasiun Surabaya telah memiliki 26 mata acara yang setiap hari mengudara rata-rata 52 menit dalam siaran Hitam-Putih. Pada tahun 1979,

Jumlah mata acara meningkat menjadi 40 mata Acara dengan total jam siaran 88 menit setiap hari yang seluruhnya masih dalam siaran Hitam-Putih. Dibanding dengan tahun 1978, komposisi siaran sedikit mengalami perubahan. Kelompok acara

Berita Penerangan menurun dari 18 persen menjadi 13 persen. Kelompok Musik

Hiburan juga menurun dari 30% menjadi 21%, sedang acara Bapora Drama (Budaya,

Agama, Pendidikan, Olahraga dan Drama) meningkat dari 42% menjadi 49%. Untuk siaran iklan meningkat dari 7% menjadi 16% dari total jam siaran. Pada tahun 1980, jam siaran rata-rata mencapai 110 menit dengan mata acara yang seluruhnya mencapai 55 mata acara. Kelompok siaran iklan meningkat menjadi 21%, sedangkan kelompok acara Berita Penerangan, Musik Hiburan dan Bapora Drama hanya sedikit mengalami perubahan. b) Periode Siaran Berwarna

Sebenarnya, siaran berwarna penuh setelah dilakukan TVRI Stasiun Pusat

Jakarta sejak tanggal 1 September 1979. Berkaitan dengan hal itu, diharapkan stasiun daerah, termasuk di dalamnya Stasiun Surabaya secara bertahan memproduksi dan menyiarkan acara-acara berwarna, sebagai salah satu upaya untuk menarik pemirsa.

53

Mulai tanggal 1 April 1981, siaran iklan di TVRI ditiadakan berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomer 30/1981. Dengan demikian siaran iklan yang tahun sebelumnya di TVRI Stasiun Surabaya mencapai 21%, juga di tiadakan.

Namun secara keseluruhan, jumlah mata acara meningkat menjadi 65 mata acara dengan jam siaran setiap hari mencapai 121 menit. Walaupun siaran iklan ditiadakan, pada tahun yang sama para Teknisi TVRI Stasiun Surabaya berhasil merekayasa sendiri OB-Van untuk memproduksi acara-acara berwarna. Oleh karena itu, produksinya masih sangat terbatas, maka penyiaran acara berwarna baru mencapai

12% dari toatal jam siaran, sedangkan sisanya (88%) masih tetap bentuk penyiaran

Hitam-Putih.

Pada tahun 1982, volume acara siaran berwarna semakin ditinggikan, sehingga penyiaranya mampu ditingkatkan lagi menjadi 22% dari jam siaran yang setiap hari rata-rata mencapai 112 menit. Pada tanggal 12 mei 1982, berdasarkan

Surat Keputusan Dirjen RTF Keliling (SPK) di seluruh Indonesia. Jawa Timur dan

Bali memperoleh 1 unit SPK yang menurut rencana di tempatkan di daerah Malang.

Namun karena alasan teknis, maka 1 Unit SPK ini ditarik dan kemudian diperbantukan pada TVRI Stasiun Surabaya untuk mendukung Produksi Acara berwarna di luar Studio.

Pada tahun 1983, produksi acara siaran berwarna semakin ditingkatkan baik di dalam maupun di luar studio, sehingga presentase penyiaran acara berwarna meningkat menjadi 39% dan jam siaran yang rata-rata mencapai 117 menit setiap

54 hari. Jumlah acara mencapai 66 mata acara dan 66% diantaranya masih disiarkan dalam bentuk hitam-putih.

Pada tahun 1984, box penyiar mulai dipasang camera berwarna, sehingga penyiar continuity dan penyiaran berita berwarna. Demikian pula siaran acara-acara pedesaaan muai diproduksi dengan camera berwarna, sehingga penyiaran berwarna mampu ditingkatkan menjadi 48% dari total jam siaran rata-rata mencapai 135 menit setiap hari. Jumlah acara waktu itu mencapai 81 mata acara yang 52% diantaranya masih disiarkan dalam bentuk hitam-putih. Pada tahun 1985, siaran hitam-Pputih menurun menjadi 48% dari total jam siaran yang mencapai 165 menit setiap hari dengan jumlah acara mencapai 92 mata acara. Sementara itu siaran berwarna telah mencapai 52%, karena volume produksi acara siaran berwarna baik di dalam maupun di luar Studio semakin ditingkatkan. Pada tahun ini, berita daerah sudah disiarkan berwarna penuh.

Untuk memperluas jangkauan siaran, pada tahun 1985 (tanggal 26 Oktober

1985) telah diresmikan Stasiun Pemancar Relay Oro-oro Ombo oleh Menteri

Penerangan Harmoko, yang berlokasi di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu,

Kabupaten Malang. Namun Sebelumnya, pada tahun 1979 juga telah di resmikan

Stasiun Pemancar Relay Gunung Banon yang berlokasi di Desa Demuk Kecamatan

Pucang Laban, kabupaten Tulungagung. Bahkan pada tahun 1982 juga telah diresmikan Stasiun Relay Alas Malang di Desa Alas Malang Kecamatan Singojuruh

Kabupaten Banyuwangi. Stasiun Pemancar Relay Gunung Pandan di Desa

Kamandowo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, serta Stasiun Pemancar Relay

55

Gunung Brengos di Desa Pakis Baru, Kacamatan Nawangan dan Stasiun Pemancar

Relay Wonogondo di desa Wonogondo Kecamatan Kebonagung, keduanya di

Pacitan.

Pada Tahun 1986, telah terjadi era baru dalam dunia Penyiaran TVRI Stasiun

Surabaya. Berkat Keterampilan dan Kreativitas Teknisi TVRI Stasiun Surabaya serta bantuan 2 buah camera berwarna dari Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, telah mampu merekayasa peralatan operasional sehingga pada bulan Agustus 1986 telah berhasil menyelenggarakan siaran berwarna penuh. Pencanangannya dilakukan oleh

Gubernur Jawa Timur Wahono pada Upacara Peningkatan Hari Bhakti Departemen

Penerangan tanggal 19 Agustus 1986 di halaman gedung TVRI Stasiun Surabaya, walaupun status TVRI Stasiun Surabaya masih Hitam-Putih. Jumlah mata acara menurun menjadi 76 mata acara yang rata-rata penyiaranya mencapai 120 menit setiap hari. Pada tahun 1987, tidak banyak mengalami perubahan, namun dengan diresmikannya stasiun transmisi di Ternggalek, Tuban dan Pulau Bawean, jangkauan siaran TVRI Stasiun Surabya lebih meninngkat lagi.

Kini, TVRI Stasiun Surabaya telah didukung dengan 20 Stasiun Pemancar dan 2 stasiun Penghubung telah mampu menjangkau 95% Wilayah Jawa Timur, bahkan sebagaian Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Untuk acara, terdapat 79 mata acara yang meliputi 11 Mata Acara Berita atau Penerangan (26,6%), 30 Mata Acara

Pendidikan/Olahraga (26,2%), 17 Mata Acara Budaya/Drama (13,3%), 21 Mata

Acara musik atau Hiburan (18,9%) dan 16% Kelompok mata acara pendukung.

Peningkatan Kualitas dan Bobot acara selalu diupayakan sebagai jawaban atas

56 tuntutan masyarakat pemirsa terhadap acara-acara yang ditawarkan di TVRI stasiun

Surabaya. TVRI Surabaya tidak berjalan sendirian, melainkan selalu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam memproduksi acara-acara bermutu. Sasaranya jelas, yaitu memenuhi selera masyarakat yang serba Bhineka terhadap berbagai acara yang ditayangkan TVRI Stasiun Surabaya (http://tvrijatim.com).

2.1.2 Identitas Lembaga

1) Nama Lembaga : Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Timur

(a) Tanggal Berdiri : 3 Maret

(b) Tahun Berdiri : 1978

2) Alamat Lokasi : Jalan Mayjend Sungkono No. 124

(a) Kota : Surabaya

(b) Propinsi : Jawa Timur

(c) Kode pos : 60189

(d) Telepon : (031) - 5678298, 5678453, 5677352, 5678452

(e) Fax : (031) – 5616774

2.1.3 Visi dan Misi

Visi :

“Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam

rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat persatuan

nasional.

57

Misi :

a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan

kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.

b. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang

utama.

c. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta

menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan

kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

d. Membudayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan

negara Indonesia di dunia internasional (http://tvrijatim.com).

2.1.4 Target Audience

Walaupun target audien TVRI Jawa Timur adalah semua masyarakat Jawa

Timur, tapi siaran TVRI kebanyakan dinikmati oleh masyarakat pedesaan. Pada kenyataannya, jangkauan penyiaran TVRI Jawa Timur dapat diterima di wilayah

Jawa Tengah dan Provinsi Bali bagian utara (http://tvrijatim.com).

2.1.5 Jangkauan Siaran

TVRI stasiun Jawa Timur mulai beroperasi sejak 3 Maret 1978 untuk menyebarluaskan siaran ke seluruh Jawa Timur dibantu dengan 20 stasiun pemancar yang tersebar di kawasan Jawa Timur. Secara teoritis seluruh wilayah Jawa Timur dapat menikmati siaran TVRI Jawa Timur dan bahkan siaran dapat diterima di sebagian propinsi Jawa Tengah dan Bali bagian Utara. Hanya karena faktor geografis,

58 sebagian kecil desa-desa yang terletak di balik bukit atau gunung serta daerah lembah belum dapat menerima siaran TVRI Jawa Timur dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa TVRI Jawa Timur ikut menyukseskan program pemerintah dalam mencerdaskan bangsa dan memberantas kebodohan (http://tvrijatim.com).

2.1.6 Letak Geografis

TVRI Jawa Timur berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono No. 124 Surabaya

Jawa Timur, letak geografis TVRI Jawa Timur ini sangat strategis, karena berada di tengah kota Surabaya, letaknya berada di area perbelanjaan, hotel, perkantoran, kampus dan dekat dengan perumahan mewah. Selain areanya yang strategis, kendaraan umum juga sangat mudah untuk dijadikan sebagai alternatif menuju TVRI karena depan TVRI merupakan jalan raya utama dan bahkan akan macet di saat pulang kerja tiba.

Dengan dukungan transportasi yang mudah dan publikasi TVRI yang relatif meluas dan merata di masyarakat sekitarnya, maka TVRI memiliki peminat tidak hanya di area TVRI saja melainkan hingga ke luar kota Surabaya bahkan luar propinsi Jawa Timur. Dari terminal Joyoboyo bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit.

59

2.1.5 Struktur Organisasi TVRI Jawa Timur

60

2.1.6 Logo TVRI Jawa Timur

2.2 Gambaran Program Campursari Tambane Ati TVRI Jawa Timur

2.2.1 Latar Belakang Program “Campursari Tambane Ati”

Campursari pertama kali dipopulerkan oleh Manthous dengan memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir dekade 1980-an melalui kelompok gamelan “Maju Lancar”. Meskipun perkembangan campursari banyak dikritik oleh para pendukung kemurnian aliran-aliran musik ini, semua pihak sepakat bahwa campursari merevitalisasi musik-musik tradisional di wilayah tanah Jawa.

Musik-musik tradisional ini telah mendapatkan tempat di hati peminatnya. Dan dalam menjaga budaya nasional musik-musik tradisional seperti musik campursari ini patut dijaga kelestariannya diantara musik-musik modern yang masuk akibat modernisasi.

Seiring dengan pesatnya perkembangan musik campursari di era terkenalnya penyanyi campursari seperti Didi Kempot dan semakin meningkatnya minat masyarakat di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk mendengarkan musik campursari pada tahun 2000. Kondisi ini melatarbelakangi Maria selaku produser pada saat itu dan Asik selaku pengarah acara di TVRI Jawa Timur untuk

61 memproduksi program musik dengan mengusung musik campursari sebagai isi program.

2.2.2 Deskripsi Program Campursari Tambane Ati

Program “Campursari Tambane Ati” merupakan sebuah program hiburan di

TVRI Jawa Timur yang menampilkan program musik live. Program “Campursari

Tambane Ati” dimulai pada tahun 2000 hingga sekarang, sudah 16 tahun program acara ini berjalan. Menurut Asik selaku Produser Campursari, program ini tidak memiliki segmentasi audien khusus, karena program ini ditujukan untuk semua umur dan semua kelas sosial. Program “Campursari Tambane Ati” tayang setiap hari

Kamis pukul 18.00 WIB mempunyai durasi tayang 60 menit. Program ini perpaduan antara hiburan dan informasi, hiburan yang ditampilkan adalah musik campursari sedangkan informasi berita yang ditampilkan mengenai perkembangan apa saja dan informasi terhangat yang terjadi di Indonesia, seperti informasi tentang Gerhana

Matahari. Tidak jarang pula acara “Campursari Tambane Ati” juga mendatangkan narasumber langsung yang akan berbagi cerita dan informasi kepada pemirsa televisi.

Program “Campursari Tambane Ati” secara bergantian menampilkan banyak kelompok Campursari dari segala penjuru provinsi di Indonesia. Baik berasal dari kelompok mandiri maupun instansi, bahkan menampilkan pula kelompok campusari dari kalangan mahasiswa seperti Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas

Wijaya Kusama, Universitas Kedokteran Hang Tuah dan lain-lain. Program ini disiarankan secara langsung dari studio 2 TVRI Jawa Timur yang dipandu oleh Cak

Pendik dan Cak Momon dengan karakter yang pandai membanyol.

62

Pada setiap episodenya ada sebanyak tujuh buah lagu yang dibawakan oleh grup campursari. Grup pengiring yang tampil di acara campursari TVRI Jawa Timur ini membawa sendiri penyanyi dan peralatan musiknya. Hanya alat musik drum yang disediakan oleh pihak TVRI. Style program yaitu variety show, tata panggung bernuansa tradisonal, pakaian para pemusik, penyanyi, penari dan pembawa semuanya memakai pakaian tradisonal Jawa. Sedangkan di studio menggunakan pakaian yang rapi, terkadang didominasi pakaian batik.

Setiap Kamis program ini selalu ditunggu oleh penggemar setia yang ingin menyaksikan secara langsung di studio. Para penggemar datang dari berbagai daerah di Jawa Timur bahkan mereka hingga membentuk suatu komunitas penggemar campursari di TVRI Jawa Timur. Komunitas ini memiliki kartu anggota, memiliki seragam, tidak hanya atribut tetapi semangat mereka yang rela datang jauh-jauh dari luar kota Surabaya pun juga banyak ada yang datang dari Blitar, Nganjuk, Malang,

Gresik. Tak jarang banyak penonton yang tidak mendapatkan tempat duduk saat ingin menyaksikan acara tersebut.

2.2.3 Kerabat Kerja Program Campursari

Staf produksi adalah personal yang terlibat sejak awal hingga akhir program.

Bekerja mulai dari pra produksi, produksi dan pascaproduksi (Latief dkk, 2014:123).

Dalam produksi program “Campusari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur ada sebanyak 35 kerabat kerja yang terlibat dalam proses produksi program, diantaranya :

- Produser Eksekutif : Cak Kemas A Tolib

- Pimpinan Produksi : Cak Suharti WS

63

- Produser : Cak Anang Yunianto

- Produser Pelaksana : Cak Asik Muhartono

- Pengarah Teknik : Cak Herry Junianto

- Penata Kamera : Cak Suko, Cak Ilham, Cak Unggul, Cak Budi

- Penata Suara : Cak Gadit, Cak Satrio

- Pemadu Gambar : Neng Erna

- Penata Cahaya : Cak Edy, Cak Limpat

- Perekayasa Gambar : Cak Djoedjoek

- Perekam Gambar : Cak Agus

- Penata Aksara : Ning Asih Setyani

- Maintenance : Cak Judi

- Master Control : Cak Arief

- Listrik/diesel : Cak Suendy

- AC : Cak Suyanto

- Jimmy Jip : Cak Djuri

- Pemancar : Cak Trisno, Cak Paterno

- Penata Rias : Ning Erna E

- Penata Artistik : Cak Tri Jaka

- Dekorasi : Cak Romli, Cak Bambang, Cak Mukhoiril

- Unit Manager : Cak Kholik

- Ass. Pengarah Acara : Cak Wahyu

- Pengarah Acara : Cak Nurul

Produksi LPP TVRI Jawa Timur (21 April 2016)

64

2.2.4 Profil Informan

. Produser Pelaksana Acara

Nama : Asyik Muhartono.SE

Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 22 Oktober 1958

Umur : 55 tahun

Alamat : Gunungsari indah blok H no.7

Jabatan : Produser

Masa kerja : 34 tahun

Pendidikan terahir : Sarjana ekonomi

. Pengarah Acara

Nama : Nurul Fathoni

Tempat, tanggal lahir : 5 April 1955

Alamat : Malang Lawang

Jabatan : Pengarah acara

Masa kerja : 34 tahun

Pendidikan terahir : SMA

. Penonton

Nama : Mutia

Umur : 53 Tahun

Alamat : Cerme Gersik

65

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Dari penelitian mengenai strategi manajemen produksi program “Campursari

Tambane Ati” sebagai program unggulan di TVRI Jawa Timur sanggup bertahan hingga 16 tahun di tengah program kompetitornya berguguran, terdapat penemuan data berdasarkan hasil observasi di TVRI Jawa Timur dan hasil wawancara dengan informan pertama Asik Muhartono selaku produser pelaksana program “Campursari

Tambane Ati”, informan kedua Nurul Fathoni selaku pengarah acara “Campursari

Tambane Ati” dan informan ketiga Muthia selaku penonton “Campursari

Tambane Ati”.

3.1 Strategi Manajemen Produksi Program “Campusari Tambane Ati”

Berdasarkan Pisau Bedah Strategi Manajemen Program Siaran Peter Pringle.

3.1.1 Perencanaan Program “Campursari Tambane Ati”

Diawal perencanaan Program “Campursari Tambane Ati”, tim kerabat kerja melakukan analisis peluang yang dilakukan dengan cara survey khalayak pada tahun

2000, dari hasil survey diketahui jika pada tahun 2000 terdapat kecenderungan kenaikan minat masyarakat di wilayah Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa

Tengah terhadap musik campursari. Berdasarkan hasil temuan di lapangan tersebut, tahapan analisis peluang yang dilakukan oleh produser merupakan suatu tahapan perencanan yang bertujuan untuk mengetahui program apa yang ingin dinikmati oleh khalayak atau pemirsa. Dengan mengetahui program yang ingin dinikmati oleh

66 khalayak maka memberikan peluang program tersebut dapat lebih mudah diterima oleh pemirsa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Pringle Star dan rekannya bahwa, keberhasilan suatu program atau acara sangat ditentukan oleh kemampuan pengelolanya dalam memahami audiennya dan analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton (Morissan, 2013:278).

Ide atau gagasan. Berawal dari sebuah ide atau gagasan, program

“Campursari Tambane Ati” diproduksi. Ide ini muncul dari hasil analisis peluang yang dilakukan, jika terdapat kecenderungan kenaikan minat masyarakat di wilayah

Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa Tengah terhadap musik campursari. Setelah itu, Maria selaku produser dan Asik selaku pengarah acara, memiliki gagasan atau ide untuk memproduksi program hiburan dengan mengusung musik campursari sebagai isi program. Langkah yang dilakukan oleh produser dan pengarah acara telah sesuai dengan proses produksi program televisi dimulai dari orang-orang yang memiliki ide atau gagasan. Mereka yang memiliki ide atau gagasan ini, dapat individu perorangan ataupun rumah produksi (Morissan, 2013:311).

Tujuan Program. Dalam melakukan perencanaan, pengelola program harus memutuskan atau menetapkan apa tujuan suatu program sebelum memproduksi program. Tujuan program yang telah ditentukan oleh tim kerabat kerja program campursari sesuai dengan tujuan kepentingan publik yang dikemukakan oleh Edwin

T For TV, Radio and Cable (1994). Stasiun televisi terkadang memproduksi program untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan publik di tempat stasiun itu berada

67

(Morissan, 2013:294). Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh

Asik Muhartono bahwa, tujuan dari program campursari diproduksi yaitu menghadirkan program hiburan yang mengusung musik campursari sebagai isi program dengan harapan dapat menjadi suatu tontonan yang memberikan pengetahuan tentang musik campursari kepada khalayak. Dan bentuk tanggung jawab stasiun TVRI Jawa Timur sebagai stasiun publik untuk menyajikan program yang dapat memenuhi situasi dan kebutuhan khalayak terhadap program televisi yang bermuatan lokal dan memiliki nilai edukasi khususnya di wilayah Jawa Timur.

Segmentasi Audien. Segmentasi diperlukan agar stasiun penyiaran dapat melayani audiennya secara lebih baik, melakukan komunikasi lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audien yang dituju.

Program campursari tidak menetapkan segmentasi khusus berdasarkan segmentasi demografis, segmentasi geografis, segmentasi geodemografis maupun segmentasi psikografis.

Target Audien. Secara teoritis target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program dan promosi (Morissan, 2013:193). Berdasarkan hasil indepth interview dengan produser pelaksana program campursari target audien yang dituju program campursari adalah semua umur (SU) sebagai sasaran khalayaknya, pemilihan target audien ini dimaksudkan agar semua umur (SU) dapat menikmati program campursari yang diproduksi. Produser tidak memilih target audien khusus berdasarkan usia, jenis

68 kelamin, pendidikan tertinggi yang tercapai, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, agama, suku dan sebagainya.

Format Acara. Format acara campursari adalah program non drama atau lebih spesifiknya variety show. Variety show adalah format program yang memadukan berbagai format diantaranya, musik, lawak, komedi, tari dan interview

(Latief, 2015:22). Dari hasil observasi yang dilakukan di TVRI Jawa Timur dapat diketahui bahwa, format program campursari memadukan semua unsur yang ada dalam format variety show, antara lain; musik campursari, lawakan yang dimainkan oleh pembawa acara, tari-tarian tradisional dan interview yang dilakukan dengan narasumber yang berkompeten. Jika dipresentasekan komposisi antara hiburan dan edukasi yang terkandung dalam program campursari adalah 70% hiburan dan 30% edukasi.

Sebagai program variety show unsur hiburan diutamakan, sedang unsur informasi hanya sebagai pendukung. Karena unsur hiburan dalah kekuatan dalam variety show, maka setting panggung, dinamasi lighting, dan sound system adalah hal mutlak yang harus mendukung suasana kemeriahan hiburan yang disajikan. Dalam setiap episode program “Campursari Tambane Ati‟ terdiri dari tiga segment.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa format program (konsep program) yang diterapkan oleh tim kerabat kerja program

“Campursari Tambane Ati” adalah tepat dan sesuai dengan target audien, karena

69 format program tidak mengandung nilai seksualitas. Sehingga target audien yang berusia dibawah umur juga dapat menikmati program ini.

Pola Siaran. Program “Campursari Tambane Ati” konsisten tayang hari

Kamis dalam setiap Minggu. Hal ini dilakukan oleh tim kerabat kerja program campursari dengan maksud agar penonton selalu antusias dengan program

“Campursari Tambane Ati‟ sehingga diharapkan penonton tidak bosan dengan tayangan campursari. Durasi tayang program “Campursari Tambane Ati”adalah 60 menit. Pengelola program campursari tidak dapat menambah durasi program campursari karena terbentur perijinan siaran, sesuai dengan peraturan sebagai stasiun lokal hanya boleh bersiaran dari pukul 15.00 hingga 19.00, peraturan ini dibuat oleh

TVRI Nasional.

Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, Mingguan, atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam bahasa Indonesia adalah penjadwalan program yang akan diudarakan (fachruddin, 2011:135).

Dari hasil observasi, programming program “Campursari Tambane Ati” sebagai program unggulan di TVRI Jawa Timur memilih bersiaran, yaitu pada jam

18.00 – 18.59 atau disebut early prime time. Saat televisi lain menayangkan program unggulan seperti sinetron, maka tim kerabat kerja program campursari mencari celah dengan memproduksi program yang mengusung tema budaya lokal yaitu musik campursari. Sedangkan strategi programming yang digunakan adalah dayparting.

70

Strategi yang ditetapkan sesuai dengan target audien yakni semua umur (SU), hal ini dikarenakan pada jam early prime time didominasi kelas A-E (semua umur) dengan jumlah audiensi tinggi. Dayparting adalah satu langkah dalam perencanaan yang membagi beberapa slot waktu yang cocok dan pas untuk diudarakan dan sangat mempertimbangkan target audiensi tertentu pada slot waktu tersebut (fachruddin,

2011:136).

Bauran Program

Bauran program merupakan konsep pemasaran program yang bertujuan agar program disukai sebanyak mungkin audien, jika suatu program atau acara bisa menarik banyak audien dan jika program itu memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan pemasang iklan untuk mempromosikan produknya maka media penyiaran bersangkutan akan mendapatkan pemasang iklan dan mendapatkan masukan (Morissan, 2013:210). Berdasarkan hasil temuan data penelitian, dalam bauran program “Campursari Tambane Ati” terdiri atas empat variabel penting sebagai berikut :

1) Produk program (product), bahwa program adalah suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program.

Nama Program. Dalam menentukan nama program hal yang perlu diperhatikan adalah nama program harus mudah diingat oleh penonton. Pada tahap memilih nama program produser memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program yaitu mengungung musik campursari dengan tujuan agar penonton mudah menghafal nama acara. Sedangkan makna dari nama “Campursari Tambane Ati” adalah

71 program campursari mengobati hati penonton. Kegiatan pemilihan nama program yang dilakukan tim kerabat kerja sesuai dengan kegiatan pemilihan nama program yang terdapat dalam strategi manajemen program siaran yaitu pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep acara dan dapat membantu menempatkan atau memosisikan program di memori atau otak audien

(Morissan, 2013:283).

Cara penyajian program (kemasan). Kemasan program dipandang sebagai cara yang penting untuk berkomunikasi dengan audien dengan cara untuk menciptakan kesan terhadap program di memori konsumen, melalui penampilan suatu program yang mencakup antara lain misalnya: pembawa acara, busana, latar belakang (background), bumper program yang menarik dan sebagainya (Morissan,

2013:284). Cara penyajian program (kemasan) yang dilakukan oleh tim kerabat kerja program campursari dalam menjaga eksistensi program selama enam belas tahun dan sebagai program unggulan di TVRI Jawa Timur adalah kemasan program mulai dari konsep acara, dekorasi panggung, tune dan bumper program setiap tahun diganti baru.

Saat ini konsep acara yang diterapkan adalah pembawa acara membuka program acara dengan menyanyikan tune (lagu pembuka) campursari bersama dengan penonton di studio. Konsep ini dipilih untuk dapat menciptakan kemeriahan pada awal acara. Tidak hanya itu saja, kini setiap Minggunya dihadirkan tema-tema oleh pembawa acara sebagai informasi untuk pemirsa, setiap lawakan yang disampaikan oleh pembawa acara diselipkan pesan moral. Selain itu, disetiap akhir acara pembawa

72 acara selalu mengingatkan pemirsa untuk menjauhi narkoba. Langkah ini merupakan strategi produser agar program campursari tidak hanya menampilkan program hiburan tetapi juga mempunyai nilai edukasi untuk penontonnya.

Pencarian ide untuk tema materi yang disampaikan kepada penonton dilakukan pada saat meeting praproduksi, tema materi diperoleh dari berita di koran atau perkembangan yang tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat.

Musik campursari yang ditampilkan kini berbeda dengan konsep musik yang dulu. Jika konsep yang dulu musik campursari yang ditampilkan hanya musik jenis langgam berupa lagu campursari asli dengan tempo lambat dan dikenal dengan lagu keroncong. Campursari saat ini pada bait ke dua akan ada sendaannya dangdut atau dinamakan “mixing music” adalah suatu pemaduan dua aliran musik dalam satu lagu, pada bait pertama dimasukkan musik campursari yang asli kemudian pada bait kedua akan dicampur dengan musik dangdut. Dan mixing ini harus dimasukkan menurut

Asik Muhartono selaku produser campursari:

“Mixing itu sangat perlu agar musiknya tidak terkesan monoton dengan

irama yg classic saja, tapi dengan adanyanya mixing antara campursari

dengan dangdut maka penontonpun juga akan semangat untuk berjoget”.

Cara ini digunakan oleh tim kerabat kerja program campursari agar penonton tidak bosen menikmati irama lagu keroncong saja, terutama bagi orang yang kurang menyukai musik keroncong, dengan adanya mixing musik tersebut mereka dapat tertarik dengan musik keroncong.

73

Pada setiap episode acara “Campursari Tambane Ati” ada tujuh buah lagu yang ditampilkan oleh grup campursari. Pemilihan lagu dipilih oleh penyanyi dan grup campursari. Namun produser program campursari memiliki ketentuan atau syarat yang harus dipatuhi oleh grup campursari maupun penyanyi, syarat tersebut yaitu lagu yang telah dibawakan pada episode sebelumnya tidak boleh dibawakan lagi oleh grup campursari pada episode selanjutnya. Lagu dapat dinyanyikan lagi dengan rentang waktu 3 Minggu. Penyusunan lagu yang ditampilkan pada acara “Campursari

Tambane Ati” menganut konsep lagu favorit akan ditempatkan atau diletakkan pada awal dan akhir acara. Konsep ini diterapkan agar penonton merasa kurang puas yang diharapkan dampaknya Minggu depan penonton akan melihat acara campursari lagi.

Program “Campursari Tambane Ati” secara bergantian menampilkan banyak grup campursari lokal dari segala penjuru daerah di Jawa Timur. Baik berasal dari grup mandiri maupun instansi, bahkan menampilkan pula grup campusari dari kalangan mahasiswa seperti Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas

Wijaya Kusama, Universitas Kedokteran Hang Tuah dan lain-lain.

Untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi saat produksi program berlangsung. Pada tahap perencanaan program tim kerabat kerja menyeleksi secara tegas satu persatu grup campursari yang akan tampil. Awalnya grup campursari mengajukan permohanan kepada TVRI setelah itu proses seleksi dilakukan dengan cara tim kerabat kerja program campursari melihat latihan grup campursari secara langsung di tempat grub tersebut berlatih walaupun tempat latihan berada di luar kota sekalipun. Pada tahap ini kerabat kerja menilai performa grup campursari mulai dari

74 musik, kualitas suara penyanyi dan alat musik yang digunakan. Rentang waktu grup campursari dapat tampil lagi di TVRI adalah 3,5 bulan. Cara ini dipilih agar penonton tidal bosan dengan grup campursari yang ditampilkan dan supaya grup campursari yang baru dibentuk dapat dikenal luas oleh masyarakat.

Dari tahapan yang dilakukan oleh tim kerabat kerja program campursari dalam menyeleksi secara ketat grup campursari yang akan tampil di TVRI Jawa

Timur, dapat disimpulkan bahwa program campursari menerapkan bentuk dominasi format. Dalam dominasi format, konsep acara merupakan keberhasilan program.

Pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti cerita yang hendak dibangun

(Morissan, 2013:361).

Setelah menyeleksi grup campursari, produser membuat jadwal tayang dari masing-masing grup campursari per episode yang ditulis oleh produser di buku agenda. Cara ini dilakukan produser agar jadwal tayang dari masing-masing grup campursari dapat tersusun dan terjadwal dengan baik.

Dekorasi atau tata panggung program campursari dibuat oleh tim dekorasi yang berkoordinasi dengan produser. Tim dekorasi diberikan kebebasan oleh produser dalam menentukan desaign dekorasi namun dekorasi panggung yang dibuat harus tetap sesuai dengan konsep acara yang mengusung budaya lokal. Sebelum melakukan penataan panggung tim dekorasi akan menunjukkan desaign dekorasi panggung kepada produser. Setelah produser menyetujui desaign dekorasi, selanjutnya tim dekorasi akan membuat properti yang diperlukan dan kemudian

75 melakukan penataan panggung. Setiap tahun dekorasi program acara campursari selalu diganti baru, cara ini dilakukan agar penonton tidak bosan melihat dekorasi yang ditampilkan.

Tune (lagu pembuka) program campursari dikemas oleh tim kerabat kerja program campursari dengan menggunakan Bahasa Jawa dan memilih lirik yang menggambarkan program campursari, cara ini dilakukan oleh kerabat kerja program campursari supaya penonton lebih mudah menghafal tune program, tiap tahun tune program campursari dirubah. Selain tune, bumper program campursari tiap tahun juga diganti oleh tim desainer grafis. Perubahan bumper program ini bertujuan untuk melebur kejenuhan penonton dengan bumper program yang ditayangkan berulang kali pada setiap episodenya.

Tahap perencanaan program campursari ini tidak hanya konsep, musik dan tampilan saja yang diperhatikan, tapi penampilan pembawa acara juga sangat diperhatikan. Produser memiliki kriteria dalam memilih pembawa acara untuk program campursari diantanya, pembawa acara harus bisa “mbanyol” karena dalam program campursari tidak hanya program hiburan saja yang disuguhkan melainkan

“dagelan” juga ditampilkan.

Dalam mengemas program campursari tim kerabat kerja juga melibatkan interaksi penonton yang hadir di studio sebagai salah satu cara untuk menarik minat para pengiklan. Selain itu, penonton yang hadir di studio dua TVRI juga menjadi kekuatan kemasan program campursari selama enam belas tahun karena kemasan ini tidak dimiliki program sejenis di stasiun televisi lain. Penonton setia yang datang

76 langsung menyaksikan program campursari sama sekali tidak mendapatkan bayaran atau kompensasi materi dari pihak TVRI. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa

Timur bahkan hingga membentuk suatu komunitas penggemar campursari di TVRI

Jawa Timur. Komunitas ini memiliki kartu anggota dan memiliki seragam. seperti yang diutarakan Mutia yang merupakan penggemar acara campursari sejak tahun

2001:

“Saya mulai datang kesini itu sejak tahun 2001, setiap Kamis saya selalu datang kesini untuk menyaksikan langsung campursari. Kami juga membentuk komunitas yang membuat baju bertuliskan penggemar campursari TVRI Jawa Timur. Selain itu saya dengan para penggemar lain dan crew campursari juga sudah seperti keluarga pak Asik produsernya sangat baik, kalau komunitas sedang bikin acara sering datang”.

Untuk mempertahankan acara “Campursari Tambane Ati” tidak kehilangan penonton, cara yang dilakukan adalah produser dan kerabat kerja program campursari menganggap penonton seperti keluarga. Bahkan apabila ada salah satu anggota dari komunitas tersebut ulang tahun dan produser mendapatkan undangan maka produser akan menghadiri undangan tersebut. Hal ini dilakukan agar terjalin hubungan yang baik antara kerabat kerja program campursari dengan para penonton.

Menjaga hubungan yang baik dengan penonton merupakan bentuk strategi yang dilakukan oleh produser maupun kerabat kerja program campursari dalam usahanya mempertahankan eksistensi program. Hal ini sesuai dengan strategi manajemen program siaran yang menjelaskan akan lebih menguntungkan jika stasiun bersangkutan dapat mempertahankan audien yang sudah dimiliki untuk bersedia terus

77 mengikuti program yang ditayangkan (Morissan, 2013:298). Selain itu, dalam mengemas program campursari agar berbeda dengan program siaran pada stasiun televisi lain adalah menyebutkan kerabat kerja pada creaded title dengan sebutan cak dan ning.

2) Harga Program (price), yaitu harga suatu program berdasarkan cakupan biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan (tarif iklan) pada program bersangkutan jika ditayangkan. Biaya Produksi. Dana produksi program campursari diperoleh dari sponsor atau pemasang iklan. Anggaran budget produksi program campursari tergolong ke dalam quality oriented yaitu membutuhkan biaya besar. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Asik selaku produser mengatakan bahwa dana produksi program hiburan membutuhkan dana yang lebih besar dari pada program berita. Anggran yang dialokasikan oleh bidang program dan pengembangan usaha sebesar Rp. 4.500.000,- pada setiap episodenya. Dana sepenuhnya dari sponsor yang akan didistribusikan untuk grup campursari Rp.

2.500.000, tiga penyanyi Rp. 900.000,- masing-masing Rp. 300.000,- dua pembawa acara Rp. 800.000 masing-masing Rp. 400.000,-. Selain biaya untuk produksi, gaji kerabat kerja program campursari juga berasal dari sponsor.

Tarif Iklan. Tarif iklan pada program campursari ditentukan tidak saja berdasarkan biaya produksi dan rating program. Namun juga ditentukan faktor lain, seperti durasi iklan dan jenis iklan. Saat ini harga iklan yang tayang pada commercial break campursari 10 detiknya Rp. 400.000,-, 60 detiknya Rp. 720.000,-sedangkan iklan dalam jenis backdrop harga iklanya Rp. 1.200.000,-. Tarif iklan tidak mengacu pada tarif iklan di stasiun televisi lain, dalam menetapkan tarif iklan stasiun TVRI

78

Jawa Timur tidak menetapkan harga yang mahal namun tetap menghasilkan keuntungan yang maksimal. Saat ini ada enam iklan yang tayang pada setiap episode campursari, pada commercial break pertama ada tiga iklan, commercial break kedua ada tiga iklan. Untuk mengolah anggaran produksi program campursari agar tidak melampaui anggaran yang diperoleh dari sponsor, cara yang dilakukan adalah membuat perencanaan anggaran biaya produksi atau budget planning.

3) Distribusi Program (place), yaitu bagaimana mengirimkan program dan kapan waktu siaran yang tepat bagi program. Hal pertama menyangkut proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien melalui pesawat TV.

Proses distribusi program campursari kepada audien melalui pesawat TV telah didukung dengan 20 Stasiun Pemancar dan 2 Stasiun Penghubung yang mampu menjangkau 95% Wilayah Jawa Timur, bahkan sebagian Wilayah Provinsi Jawa

Tengah. Sehingga jangkauan siaran semakin luas.

Program campursari dapat dinikmati audien melalui siaran analog 26 UHF.

Pemilihan frekuensi UHF dimaksudkan agar audien dapat menerima sinyal siaran dengan jelas dan gambar yang ditampilkan lebih tajam, sehingga program campursari dapat dinikmati oleh audien tanpa ada gangguan yang dapat merusak kenyamanan audien saat menonton program campursari.

Berdasarkan temuan data di lapangan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa pemilihan frekuensi UHF merupakan salah satu upaya tim kerabat kerja program campursari dalam menarik perhatian audien. Sebagaimana dikemukakan

Morissan, bahwa program siaran harus dapat ditangkap dengan baik oleh audien,

79 upaya media penyiaran untuk menghasilkan program berkualitas akan menjadi sia-sia jika audien tidak dapat menerima sinyal siaran dengan jelas (Morissan, 2013:286).

Waktu Siaran. Hal kedua adalah mengenai pemilihan waktu siaran yang tepat berperan cukup penting dalam membantu keberhasilan program. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Sesuai hasil temuan di lapangan, pemilihan jam tayang program campursari dapat digolongkan kedalam bagian fringe time yang dimulai dari jam 16.30-19.30. Jam tayang tersebut dipilih karena waktu

18.00-19.00 didominasi audien semua umur dan jumlah audien juga tinggi sehingga diharapkan target audien semua usia yang ditentukan dapat terpenuhi.

Sedangkan, pemilihan hari Kamis untuk siaran program campursari merupakan salah satu strategi dari tim kerabat kerja program “Campursari Tambane

Ati” yang dipilih berdasarkan kebiasaan audien. Tim kerabat kerja program campursari memiliki analisa bahwa jika disiarkan pada hari Sabtu penontonnya tidak banyak sebab hari Sabtu adalah hari keluarga sehingga banyak keluarga yang menghabiskan waktu untuk keluarganya seperti keluar bersama keluarga.

Berdasarkan hasil temuan data penelitian tersebut, tahapan dalam menentukan waktu siaran sudah sesuai karena pengelola program mengetahui siapa audien yang menonton televisi pukul 18.00-19.00 pada hari Kamis. Mengetahui siapa audien televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan (Morissan, 2013:296).

80

4) Promosi program (promotion), proses bagaimana memberi tahu audien mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton. Metode promosi yang dilakukan adalah metode promosi media sendiri. Promosi di stasiun sendiri merupakan cara yang paling tepat dan paling mudah dilakukan karena audien sedikit banyak sudah tersedia (Morissan, 2013:458). Cara promosi yang dilakukan agar penonton tertarik menyaksikan program campursari adalah menampilkan cuplikan jadwal tanggal, hari dan jam grup campursari yang akan tampil pada satu bulan berikutnya. Cara ini dipilih dengan tujuan untuk menginformasikan kepada audien jadwal tayang dari masing-masing grup campursari sehingga diharapkan audien menonton acara campursari.

Pengorganisasian Kerabat Kerja. Pengorganisasian kerabat kerja pada program “Campursari Tamabane Ati” dilakukan dengan cara kerabat kerja berganti pada setiap episodenya, kerabat kerja yang dimaksud antara lain penata suara, penata gambar, penata cahaya, perekayasa gambar, perekam gambar, penata aksara, maintenance, masterl control, jimmy jip, pemancar, penata rias, penata artistik, kerabat kerja ditentukan oleh pengarah bagian teknik. Sedangkan kerabat kerja yang tetap hanya kerabat kerja yang bertugas dalam jobdesc produser pelaksana dan pengarah acara. Saat ini kerabat kerja yang bertugas dalam proses produksi program campursari berjumlah 35 orang.

Dalam merencanakan dan memproduksi program, bagian program dan bagian pemasaran sebaiknya bermitra dan berkonsultasi setiap hari. Karena bagian program

“memiliki” pemirsa, sedangkan bagian pemsaran “menjual” pemirsa kepada para

81 pemasang iklan (Morissan, 2013:275). Pada tahap perencanaan program tim kerabat kerja program campursari telah bermitra dan melakukan konsultasi dengan bagian program dan pengembangan usaha. Konsultasi dengan bagian pemasaran mutlak dilakukan karena bagian dengan bagian program dan pengembangan usaha yang memasarkan program campursari kepada para pemasang iklan. Konsultasi dengan dengan bagian program dan pengembangan usaha juga berkaitan erat dengan durasi tayang program campursari. Semakin banyak iklan yang masuk maka chit-chat pembawa acara akan dikurangi hal ini dilakukan agar tidak mengurangi durasi tampil dari grup campursari sehingga tujuh lagu dapat dinyanyikan semua.

3.1.2 Produksi Program Campursari

Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana dan tenaga dari berbagai profesi kreatif (Morissan, 2013 309).

Proses produksi program “Campursari Tambane Ati” sendiri terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

1. Tahap Praproduksi

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah program meeting yang dihadiri oleh produser, pengarah acara dan kerabat kerja inti. Hal-hal yang dibahas pada program meeting antara lain, tema dan informasi acara yang akan ditayangkan, mengkonfirmasi grup campursari yang akan tampil dan budgeting. Selanjutnya 4 jam sebelum on air, kerabat kerja melakukan set up dekorasi (stage) meliputi kegiatan

82 penataan panggung dan alat-lat musik pendukung yang dibawa oleh grup campursari, set up lighting meliputi kegiatan penataan cahaya yang dilakukan oleh kerabat kerja program campursari, dan set up audio meliputi kegiatan blancing audio (penataan suara) dari alat-alat musik yang digunakan, hal ini dilakukan agar suara dari masing- masing alat musik tidak ada yang dominan sehingga musik yang dihasilkan juga akan terdengar harmonis.

Setelah melakukan set up, dilanjutkan general rehearsal (GR) penyanyi, pemain musik dan tune program campursari. Pada tahap general rehearsal (GR) pengarah acara selalu mengadakan pengecekan terhadap grup musik campursari yang akan tampil untuk membawakan lagu yang akan dibawakan, karena kwalitas harus di jaga dan di perhatikan. Tahap GR sangat perlu untuk dilakukan menurut Nurut selaku pengarah acara:

“Tahap GR sangat perlu untuk dilakukan karena program kami adalah program live sehingga harus meminimalisir kesalahan pada saat live”

Pada tahap praproduksi pengarah acara membuat rundown dan lay out secara tertulis. Setelah rundown dan layout dibuat oleh pengarah acara secara tertulis kemudian floor direct (FD) akan mengetik rundown dan layout. Lalu rundown dibagikan kepada semua kerabat kerja program campursari sedangkan lay out hanya dibagikan kepada pembawa acara, penyanyi dan pemukul gong. Selanjutnya, penyanyi dan pemain musik melakukan persiapan merias diri (make up).

Satu jam sebelum on air, produser melakukan breafing dengan pembawa acara, penyanyi dan pemain musik. Breafing yang dilakukan dengan pembawa acara

83 mengenai tema dan informasi yang akan disampaikan sedangkan breafing dengan penyanyi dan pemain musik mengenai penampilan panggung.

2. Tahap produksi

Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio (Morissan, 2013:310). Tahap produksi program campursari dilakukan secara dua tahap yaitu: a) Live (Siaran Langsung)

Live atau siaran langsung, dalam peraturan KPI Nomor 01/0P/KPI/03/2012 tentang Perilaku Penyiaran disebutkan, siaran langsung adalah segala bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan waktu.

Produksi program “Campursari Tambane Ati” disiarkan secara live dari studio

2 TVRI Jawa Timur. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di TVRI Jawa

Timur diperoleh data bahwa, proses produksi program campursari menggunakan 3 kamera studio yang mempunyai sistem penyangga (camera mounting) yang berwujud tripod dan dilengkapi roda untuk gerakan kamera di lantai studio, selain 3 kamera yang menggunakan tripod, adapula 1 kamera yang menggunakan crane. Pada kamera juga dilengkapi tally light berwarna merah yang terpasang pada zoom lensa berfungsi sebagai petunjuk bila satu kamera sedang menjadi sinyal output studio bila lampu tersebut menyala. Selain kamera studio, peralatan lain yang digunakan saat proses produksi program campursari yang ada dalam studio yaitu, lighting, 4 tv preview, 1 mixer audio dan sound system.

84

Dalam kegiatan pengambilan gambar (shooting) program campursari, penampilan dan aksi panggung seorang penyanyi menjadi perhatian penting kameramen saat menentukan teknik pengambilan gambar. Karena penyanyi yang aktif atau pandai berjoget maka intensitas pengambilan gambar akan dilakukan semakin lama dan diambil gambar dari arah mana saja, tetapi penyanyi yang pasif maka pengambilan gambar penyanyi hanya minim dan biasanya hanya diambil secara close up.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di TVRI Jawa Timur diperoleh data bahwa, semua peralatan kontrol studio termasuk yang mengontrol output kamera, ditata dalam satu ruang kontrol studio atau sub-control room yang berada di lantai atas (tidak satu lantai dengan studio dua TVRI Jawa Timur). Ruangan ini merupakan tempat untuk melakukan koordinasi seluruh kegiatan produksi. Dalam ruangan tersebut ditata audio mixer dan beberapa playernya, switcher, lighting control, alat rekam atau video tape recorder (VTR). Ruang kontrol studio menjalankan empat fungsi kontrol produksi yaitu : kontrol program, kontrol suara, kontrol gambar, dan kontrol cahaya.

Siaran langsung direkam keseluruhannya sebagai stock materi program yang sewaktu-waktu dapat ditayangkan kembali, dan juga data yang digunakan sebagai bukti pertanggung jawaban kepada pemasang iklan bahwa spot iklannya ditayangkan dalam program live “Campursari Tambane Ati”.

85

Konsep siaran langsung yang dipilih tim kerabat kerja dalam memproduksi program campursari memiliki keunggulan sendiri yaitu tampilan penyanyi dan pemain musik tidak mengandung unsur rekayasa atau tidak menggunakan rekaman lagu. Penyanyi dan pemain musik secara langsung bernyanyi dan bermain musik di studio dua TVRI Jawa Timur. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Arifin

(Dalam Broadcasting to be broadcaster, 2010:191), siaran langsung mempunyai keunggulan tersendiri, program siaran langsung mempunyai realita yang tinggi atau benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Karena acara itu bersifat aktual, akurat, dan faktual, tidak mengandung rekayasa, jadi apapun yang terlihat dilayar kaca itu adalah gambaran yang sebenarnya. b) Taping (Rekaman)

Taping (rekaman) merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video (AV). Materi hasil rekaman akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya (Latief dkk, 2015:152). Proses produksi taping program

“Campursari Tambane Ati” dilakukan secara utuh pada satu bulan sebelum bulan puasa (ramadhan).

Produksi program direkam dengan konsep siaran langsung dan direkam terus- menerus menggunakan VTR, kemudian hasil nya akan diedit sebelum ditayangkan.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan tersebut, teknik yang dilakukan dalam perekaman (taping) program “Campursari Tambane Ati” dapat disebut sebagai teknik

Live on Tape. Live on tape merupakan produksi program yang direkam secara utuh

86 dengan konsep siaran langsung. Menggunakan beberpa kamera dan direkam terus- menerus menggunakan VTR melalui vison mixer. Hasilnya akan diedit sebelum disiarkan. Live on tape disebut juga dengan istilah MCR (Multi Camera Remote)

(Latief dkk, 2015:153).

3. Tahap Pascaproduksi

Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan (Morissan, 2013:310). Tahap pascaproduksi program “Campursari Tambane Ati” hanya dilakukan pada saat produksi program dilakukan secara taping. Tahap pascaproduksi ini meliputi penyutingan (editing), misalnya proses editing dilakukan apabila ada gambar yang goyang maka gambar akan dihilangkan lalu diberikan insert gambar yang lain.

Setelah proses editing selesai dilakukan barulah materi program siap ditayangkan untuk penonton.

3.1.3 Eksekusi Program Campursari

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di TVRI Jawa Timur dapat diketahui bahwa, pada tahap eksekusi program sudah dilakukan dengan baik sesuai perencanaan yang sudah dirancang dengan matang sebelumnya, sehingga program

“Campursari Tamabane Ati” dapat ditonton oleh masyarakat melalui stasiun TVRI

Jawa Timur pada frekuensi 26 UHF.

87

Strategi penayangan

Head-Sterling (dalam Morisan, 2013:346), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri

(inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow).

Secara teoritis, strategi counterprogramming digunakan untuk merebut audien di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya (Morissan, 2013:346). Strategi penayangan yang dipilih dan diterapkan oleh tim kerabat kerja program campursari adalah counterprogramming.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan produser program campursari yang menyatakan bahwa strategi yang diterapkan oleh tim kerabat kerja dalam menayangkan program adalah tetap konsisten memproduksi program hiburan yang berbeda yaitu mengusung budaya lokal ditengah dominasi sinetron yang mengusung budaya asing. Cara ini dilakukan agar audien yang bosan dengan tayangan sinetron dapat berahli untuk menonton acara campursari yang mengusung budaya lokal.

3.1.4 Pengawasan dan Evaluasi Program “Campursari Tambane Ati”

Pengawasan program campursari juga dilakukan oleh produser saat proses produksi program campursari berlangsung. Pengawasan ini mengenai kinerja dari

88 satuan kerabat kerja yang terlibat dalam proses produksi program campursari, perfoma pembawa acara, penyanyi dan pemain musik. Sebagai program musik yang disiarankan secara live, pengawasan langsung sangat penting dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan atau kegagalan saat produksi. Karena program live tidak mengalami suatu proses pengeditan, bila ada hal yang kurang tepat atau kegagalan terjadi di dalam operasional proses produksi baik dalam teknik maupun human eror, akan sulit untuk diperbaik atau ditanggulangi. Pengawasan juga dilakukan oleh tim monitoring TVRI Jawa Timur. Tim ini bertugas melakukan pengawasan terhadap isi program misalnya semua program yang disiarkan di TVRI

Jawa Timur tidak boleh ada yang mengandung unsur RAS atau SARA.

Tahap evaluasi program campursari dilakukan melalui beberapa cara, pertama evaluasi dilakukan setelah siaran program “Campursari Tambane Ati‟ dipimpin oleh produser, dalam kegiatan ini produser menilai kinerja satuan kerabat kerja yang bertugas dalam proses produksi program campursari, karena kerabat kerja pada setiap episodenya diganti. Kedua, kegiatan evaluasi hasil produksi dilakukan dalam rapat interen yang dipimpin oleh eksekutif produser bersama produser, pengarah acara dan tim inti kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati” setiap hari Selasa. Dalam tahap ini saran dan kritik yang disampaikan oleh pemirsa dan penonton juga menjadi bahan pertimbangan.

Untuk mengetahui rating dari program campursari diantara program lain yang tayang di TVRI Jawa Timur, tim kerabat kerja program campursari bekerja sama

89 dengan instansi perguruan tinggi Universitas Airlangga sejak tahun 2012 hingga tahun 2016.

3.2 Bagan Proses Produksi “Campursari Tambane Ati”

Pra Produksi Produksi

- Program Meeting - Shooting - Set Up - Rekaman Set up stage audio Set up lighting Set up audio

- Membuat Rundown Pasca Produksi dan lay out - General rehearsel - Editing (GR) - Make up, costum

- Persiapan ruang kontrol studio - Persiapan MCR - Briefing pembawa acara, penyanyi dan ON AIR pemain musik

Evaluasi Program

90

3.3 Analisis Menggunakan Strategi Kreatif Produksi Program Siaran Televisi

Strategi kreatif program siaran televisi merupakan sebuah cara atau trik yang diterapkan untuk tercapainya tujuan program. Dan berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” mendapatkan hasil bahwa tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati” menggunakan beberapa elemen dari strategi kreatif produksi program siaran televisi.

Dimana dalam strategi kreatif produksi program siaran televisi sendiri memiliki tiga belas 13 elemen strategi kreatif dalam produksi acara, yaitu: target penonton, bahasa naskah, format acara, punching line, gimmick and funfare, clip hanger, tune and bumper, penataan artistik, music and fashion, ritme dan birama acara, logo dan musik track untuk ID Tune, General Rehearsel, Interactive program :

(Naratama, 2006:111), tetapi tidak semua elemen pada strategi kreatif produksi program siaran televisi digunakan oleh tim kerabat kerja program “Campursari

Tambane Ati” dalam mengemas program acaranya, hal ini dilakukan agar strategi yang dipilih dan diterapkan dapat lebih maksimal untuk tercapainya tujuan program.

3.3.1 Format Acara

Berhasil atau tidaknya sebuah program televisi adalah ditentukan dengan design/konsep program itu sendiri. Format acara campursari adalah program non drama atau lebih spesifiknya variety show. Format program campursari memadukan semua unsur yang ada dalam format variety show, antara lain; musik campursari,

91 lawakan yang dimainkan oleh pembawa acara, tari-tarian tradisional dan interview yang dilakukan dengan narasumber yang berkompeten.

Tidak mudah untuk menarik perhatian khalayak untuk menyaksikan sebuah program kebudayaan. Hal ini disebabkan karena image yang melekat di masyarakat bahwa program kebudayaan atau program yang mengusung budaya lokal tidak menarik dan membosankan.

Maka dari itu, tiap tahun konsep acara “Campursari Tambane Ati” mulai dari opening hingga closing diganti. Cara ini dilakukan oleh tim kerabat kerja program campursari agar program selalu menarik dan penonton tidak bosan dengan konsep acara “Campursari Tambane Ati” yang tayang di TVRI Jawa Timur.

Dulunya konsep acara campursari terdapat segmen dimana pembawa acara membuka pari‟an dan dijawab oleh pemirsa dirumah melalui telepon interaktif.

Konsep ini dianggap kurang menjaring semua masyarakat, karena penelepon yang masuk tidak berubah hanya penelepon yang sama, selain itu konsep ini juga mendapat kritikan dari audien karena dianggap mengurangi durasi tampil grup campursari.

Sedangkan, konsep pembukaan acara yang saat ini digunakan adalah pembawa acara pembuka program acara dengan menyanyikan tune campursari bersama dengan penonton distudio. Konsep ini dipilih untuk dapat menciptakan kemeriahan pembukaan acara atau menciptakan funfare pada awal acara.

Tidak hanya itu saja, kini setiap minggunya dihadirkan tema-tema oleh presenter sebagai informasi untuk pemirsanya ketika membawakan acara. Tema-tema

92 tersebut didapatkan dari berita atau informasi yang tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Langkah ini merupakan strategi produser agar program campursari tidak hanya menampilkan program hiburan tetapi juga mempunyai nilai edukasi untuk penontonnya.

Konsep musik campursari yang ditampilkan kini juga berbeda dengan konsep acara yang dulu. Jika konsep yang dulu musik campursari yang ditampilkan hanya musik jenis langgam berupa lagu campursari asli dengan tempo lambat dan dikenal dengan lagu keroncong. Campursari saat ini pada bait ke dua akan ada sendaannya dangdut atau bisa dinamakan “mixing music” adalah suatu pemaduan dua aliran musik dalam satu lagu, pada bait pertama dimasukkan musik campursari yang asli kemudian pada bait kedua akan dicampur dengan musik dangdut.

Cara ini digunakan oleh tim kerabat kerja program campursari agar penonton tidak bosen menikmati irama lagu keroncong saja, terutama bagi orang yang kurang menyukai musik keroncong, dengan adanya mixing musik tersebut mereka dapat tertarik dengan musik keroncong. Penyusunan lagu yang ditampilkan pada acara

“Campursari Tambane Ati” menganut konsep lagu favorit akan ditempatkan atau diletakkan pada awal dan akhir acara. Konsep ini diterapkan agar penonton merasa kurang puas yang diharapkan dampaknya Minggu depan penonton akan melihat acara campursari lagi.

Sebelum melakukan proses produksi tim kerabat kerja menyeleksi satu persatu grup campursari yang akan tampil. Proses seleksi dilakukan dengan cara tim

93 kerabat kerja program campursari melihat latihan grup campursari secara langsung ditempat grub tersebut berlatih. Pada tahap ini kerabat kerja menilai performa grup campursari mulai dari musik, kualitas suara penyanyi dan alat musik yang digunakan.

Berdasarkan penjelasan dimuka, dapat dipahami bahwa hal tersebut merupakan bentuk kegigihan tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati” dalam usahanya menjaga eksistensi program. Tim kerabat kerja program campursari tidak hanya berpangku tangan tetapi mereka berusaha mengutamakan keunggulan dalam hal kualitas konsep acara dan penyajian program “Campursari Tambane Ati”.

3.3.2 Punching line

Penggunaan Puching line (kejutan kejutan yang dapat berupa komedi, celetukan, pertanyaan, tangisan, dan ungkapan paribahasa) menjadi salah satu pertimbangan produser. Dalam produksi program “Campursari Tambane Ati”,

Punching line digunakan disaat pembawa acara menyampaikan informasi kepada audien atau memanggil penyanyi yang akan tampil. Punching line yang dilakukan lebih banyak berupa komedi, celetukan dan paribahasa jawa yang membuat suasana menjadi tidak membosankan bagi para penontonnya.

Contoh punching line pada program “Campursari Tambane Ati” melalui paribahasa yang diucapkan pembawa acara “Ibarat e paribahasa kuwi, Ojo leren lamun durung sayah, artine jangan berhenti sebelum capek”.

94

3.3.3 Gimmick dan Funfare

Gimmick adalah trik-trik yang digunakan untuk mendapatkan perhatian penonton dalam bentuk sound effect, musik ilustrasi, adegan suspense (tegang), mimik ekspresi dan acting pemain, jokes (kelucuan), teknik editing dan penggerakan kamera.

Sedangkan funfare adalah acara puncak yang dimeriahkan dengan kegembiraan, kemewahan, keindahan dan kebersamaan. Biasanya funfare diletakkan di akhir acara di mana seluruh pendukung acara naik ke panggung dan bernyanyi bersama. Namun bisa juga dipakai sebagai kemeriahan pembukaan acara.

Contoh dari gimmick pada program “Campursari Tambane Ati” melalui jokes

(kelucuan) yaitu pada saat episode “Campursari Tambane Ati” mengangkat tema

„Gerhana Matahari”. Saat pembawa acara menyampaikan informasi tentang gerhana matahari yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1983 pembawa acara membalut dialog dengan komedi yang disampaikan oleh Cak Momon, beliau bercerita saat dahulu terjadi gerhana matahari beliau bersembunyi dibawa tempat tidur, lalu tidak lama kemudian tempat tidur bergoyang-goyang sendiri beliau pun merasa ketakutan ternyata setelah melihat keluar kedua orang tuanya sedang duduk sambil saling memukul menggunakan bantal. Kejutan komedi sengaja diselipkan pada saat pembawa acara menyampaikan suatu informasi, hal ini dilakukan oleh produser agar penonton tidak bosan.

95

Contoh dari funfare dalam program “Campursari Tambane Ati” ini adanya pembawa acara bernyanyi tune program “Campursari Tambane Ati” bersama dengan para penonton di studio pada awal acara campursari.

Berdasarkan penemuan di lapangan dan hasil wawancara dengan produser, menunjukan bahwa penerapan gimmick dan funfare memang dibutuhkan. Strategi kreatif gimmick dan funfare dimanfaatkan untuk menarik minat penonton.

3.3.4 Clip Hanger

Untuk menarik perhatian pemirsa dan membuat pemirsa bertahan menyaksikan program “Campursari Tambane Ati”, maka konsep acara yang saat ini digunakan adalah dengan tidak menyampaikan semua penyanyi yang akan tampil pada episode tersebut. Clip hanger diciptakan oleh pembawa acara sebelum mengakhiri segment perbincangan untuk membuat rasa penasaran pemirsa terhadap kelanjutan acara, sebagai contoh, kata-kata yang biasa diucapkan pembawa acara

“Campursari Tambane Ati” sebelum mengakhiri segment adalah “dolor, ojok nang endi nang endi, soal e mari ngene onok penyanyi ayu sing duwe suara penak arep tampil, pengen ngerti sopo kan, tapi sak wis e iklan iki”.

3.3.5 Tune and Bumper

Tune atau opening tune yang dalam kajian merupakan identitas pembuka acara dengan durasi 30 detik sampai 2,5 menit, maka di lapangan opening tune program “Campursari Tambane Ati” berdurasi 1 menit 45 detik.

Dalam pembuatan opening tune, produser “Campursari Tambane Ati” mengaku kurang begitu memperhatikan durasi, karena yang menjadi perhatiannya

96 adalah efektivitas opening tune tersebut untuk diingat audien. Tune program campursari dikemas oleh tim kerabat kerja program campursari dengan bahasa sederhana dan memilih lirik yang menggambarkan program campursari. Selain itu, tiap tahun tune program campursari dirubah. Cara ini dilakukan oleh kerabat kerja program campursari supaya audien lebih mudah menghafal tune program dan cara ini dipilih agar audien tidak bosan dengan tune program yang selalu dinyanyikan pada awal acara.

Selain tune, bumper program campursari yang digunakan untuk pemenggalan tiap segment program “Campursari Tambane Ati” tiap tahun juga diganti oleh tim desainer grafis. Perubahan bumper program ini bertujuan untuk melebur kejenuhan penonton dengan bumper program yang ditayangkan berulang kali pada setiap episodenya. Materi bumper program campursari berupa animasi grafis dengan dominasi gambar gedung berwarna abu-abu untuk background, oranye untuk tulisan campursari dan warna kuning untuk tulisan tambane ati.

Seperti halnya beberapa strategi kreatif yang telah peneliti uraikan diatas, tim kerabat kerja program campursari tidak melewatkan perhatiannya pada tune dan bumper. Tune dan bumper dibuat sederhana agar mudah diingat oleh pemirsa.

3.3.6 Penataan Artistik

Penataan artistik atau sering disebut tata panggung pada suatu program juga menjadi identitas program. Dekorasi atau tata penggung program campursari dibuat oleh tim dekorasi yang berkoordinasi dengan produser. Tim dekorasi diberikan kebebasan oleh produser dalam menentukan desaign dekorasi namun dekorasi

97 panggung yang dibuat harus tetap sesuai dengan konsep acara yang mengusung budaya lokal.

Sebelum melakukan penataan panggung tim dekorasi akan menunjukkan desaign dekorasi panggung kepada produser, setelah produser menyetujui desaign dekorasi. Selanjutnya tim dekorasi akan membuat properti yang diperlukan dan kemudian melakukan penataan panggung. Setiap tahun dekorasi program acara campursari selalu diganti baru, cara ini dilakukan agar penonton tidak bosan melihat dekorasi yang ditampilkan.

Tata panggung program “Campursari Tambane Ati” berbentuk menyerupai gapura kerajaan dengan candi didominasi warna abu-abu dan pagar yang berada dibelakang candi berwarna coklat terdapat gambar relif-relif. Hal tersebut di karenakan tata panggung menyesuaikan konsep acara yang mengusung budaya lokal.

3.3.7 Music and Fashion

Sebagai program hiburan di TVRI Jawa Timur yang menampilkan program musik live. Musik merupakan elemen yang sangat penting dalam produksi program

“Campursari Tambane Ati”. Musik campursari yang ditampilkan kini berbeda dengan konsep acara yang dulu. Jika konsep yang dulu musik campursari yang ditampilkan hanya musik jenis langgam berupa lagu campursari asli dengan tempo lambat dan dikenal dengan lagu keroncong. Campursari saat ini pada bait ke dua akan ada sendaannya dangdut atau bisa dinamakan “mixing music” adalah suatu pemaduan dua aliran musik dalam satu lagu, pada bait pertama dimasukkan musik campursari yang

98 asli kemudian pada bait kedua akan dicampur dengan musik dangdut. Dan mixing ini harus dimasukkan menurut Asik Muhartono selaku produser campursari:

“Mixing itu sangat perlu agar musiknya tidak terkesan monoton dengan irama yg classic saja, tapi dengan adanyanya mixing antara campursari dengan dangdut maka penontonpun juga akan semangat untuk berjoget”.

Cara ini digunakan oleh tim kerabat kerja program campursari agar penonton tidak bosen menikmati irama lagu keroncong saja, terutama bagi orang yang kurang menyukai musik keroncong, dengan adanya mixing musik tersebut mereka dapat tertarik dengan musik keroncong.

Sedangkan fashion, yang menjadi perhatian adalah tata busana dan tata rias penyanyi, fashion yang dipakai oleh penyanyi perempuan adalah kebaya, sedangkan untuk pembawa acra, penyanyi pria, dan pemain musik menggunakan pakaian jawa.

Penata rias program campursari memperhatikan dan menata secara matang make up dan fashion dari penyanyi karena berpengaruh pada nilai estetika program

“Campursari Tambane Ati” yang ditampilkan kepada khalayak atau audien.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti menyimpulkan bahwa tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati” menggunakan elemen music and fashion dalam produksinya sebagai salah satu strategi kreatif. Peneliti memahami, bahwa meskipun terlihat simpel ternyata memperhatikan dan menata secara matang fashion dari pembawa acara, penyanyi dan pemain musik berpengaruh pada estetika sebuah program.

99

3.3.8 General Rehearsel (GR)

Yaitu latian yang dilakukan sebelum syuting berlangsung. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi saat produksi. Yang menjadi perhatian ketika GR yaitu camera blocking, tata lampu, tata suara. Di lapangan, general rehearsel program campurasi dilakukan setelah kegiatan set up stage

(dekorasi), set up lighting, dan set up audio. Kegiatan yang dilakukan pada saat GR antara lain penyanyi dan pemain musik melakukan latihan lagu yang akan dibawakan saat live, pada tahap GR pengarah acara selalu mengadakan pengecekan terhadap grub musik campursari yang akan tampil untuk membawakan lagu yang akan dibawakan, karena kwalitas harus di jaga dan di perhatikan. Berikut pernyataan dari

Nurul selaku pengarah acara campursari mengenai tahapan general rehearsal (GR):

“Tahap GR sangat perlu untuk dilakukan karena program kami adalah program live sehingga harus meminimalisir kesalahan pada saat live . Pada tahap GR kami selalu melakukan pengecekkan musik, kualitas suara penyanyi dan hafal atau tidaknya penyanyi maupun pemain musik dengan lagu yang akan dibawakan, dan tak lupa juga melakukan pengecekan tune program karena tune program merupakan identitas acara, oleh sebab itu kami tidak mau ada kesalahan saat memainkan tune program”.

Berdasarkan penjelasan dimuka, peneliti mengetahui bahwa bagi tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati”, general rehearsel merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk meminimalisir kesalahan saat produksi program campursari berlangsung.

100

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai strategi manajemen produksi program

“Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil data yang diperoleh dan dianalisis, sebagai berikut :

. Strategi manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati”

menerapkan 4 tahap : (1) perencanaan program, mencakup semua rancangan

program seperti ide program, target penonton, programming, cara penyajian

program, biaya produksi, tarif iklan, metode promosi program hingga

pengorganisasian tim kerabat kerja dirancang dan diputuskan pada tahap ini.

(2) produksi program, mekanisme produksi program “Campursari Tambane

Ati” sesuai dengan Standard Operational Procedure (S.O.P) penyiaran mulai

dari praproduksi hingga produksi dan pascaproduksi. (3) eksekusi program,

menggunakan strategi penayangan counterprogramming. (4) pengawasan,

dilakukan secara langsung oleh produser saat proses produksi berlangsung dan

pengawasan isi program oleh tim monitoring TVRI Jawa Timur, sedangkan

evaluasi dilakukan setelah proses produksi dan pada hari Selasa yang dipimpin

oleh eksekutif produser.

. Strategi kreatif yang digunakan dalam manajemen produksi program

“Campursari Tambane Ati” antara lain: format acara, punching line, gimmick

101

and funfare, clip hanger, tune and bumper, penataan artistik, music and

fashion, dan General Rehearsel. Keseluruhan tahapan dalam strategi

manajemen produksi program “Campursari Tambane Ati” merupakan proses

media khusunya TVRI Jawa Timur sebagai komunikator dalam memproduksi

program “Campursari Tambane Ati” dan mentransmisikan pesan-pesan

kepada masyarakat luas melalui media televisi.

4.2 Saran

. Berdasarkan hasil penelitian, hendaknya tim kerabat kerja “Campursari

Tambane Ati” memilih satu atau beberapa segmentasi audien. Dengan memahami

siapa audiennya maka tim kerabat kerja dapat menentukan bagaimana cara

menjangkaunya, dan bagaimana mempertahankan audien dari program lain.

Misalnya, segmentasi berdasarkan usia dengan mengetahui dan memilih

segmentasi berdasarkan usia, akan memudahkan tim kerabat kerja dalam

menentukan penyanyi dan lagu-lagu yang disukai oleh audien yang dituju.

Contoh, audien dengan usia 20 – 29 tahun mungkin lebih menyukai

penyanyi-penyanyi muda dan lagu-lagu dengan tempo cepat.

. Selain itu, untuk suasana panggung (lokasi shooting) hendaknya dilakukan di

outdoor juga agar pemirsa dirumah tidak bosan dengan lokasi indoor di dalam

studio.

. Bagi tim kerabat kerja program “Campursari Tambane Ati”, selalu berikan

inovasi baru demi kemajuan program. Seperti, mengganti peralatan audio yang

kuno dengan peralatan audio yang modern. Hal ini perlu dilakukan karena akan

mempengaruhi hasil produksi siaran campursari.

102

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arifin Eva, Broadcasting To Be Broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006.

Hidajanto Djamal dkk, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi,

Operasional, dan Regulasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Effendi Uchjana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004.

Hasibuan, S.P. Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara, 2005.

Kriyantono Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2010.

Latief, Rusman dkk, Siaran Televisi Non-Drama. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2015.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011.

Moerdijati Sri, Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya: Revka Petra Media,

2012.

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir. Tanggerang: Ramdina Prakarsa,

2005.

103

Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio &

Televisi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013.

Naratama, Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2004.

Rahmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Remaja

Rosdakarya, 2002

Ruslan Rosady, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Bandung:

Rosdakarya, 2005.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sony Set, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional. Yogyakarta:

Andi, 2008.

SKRIPSI

Cindy Mellisa, Strategi Manajemen Produksi Program Berita Detak Melayu

Di Riau Televisi. Riau: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas

Riau, 2016.

Sanekewatri Fabryan, Peran Acara Karang Tumaritis Dalam Pelestarian

Kebudayaan. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Universitas Sebelas Maret, 2011.

Taryas Shinta, Manajemen Produksi Program Siaran TV Parlemen Di DPR

RI. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwa dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, 2014.

104

INTERNET

Tempo.co, Daya Tarik Stasiun Televisi Lokal. (diakses pukul 15.00 WIB 7

Januari 2015).

Tempo.co, Budaya Korea itu “Gue Banget. (diakses pukul 15.00 WIB 05

Februari 2016). www.kpi.go.id , (diakses pukul 20.00 WIB 18 Desember 2015). tvrijatim.com, (diakses pukul 20.00 11 Januari 2016 ).

KBBI.web.id (diakses pukul 21.00 WIB 18 Maret 2016).

105

Tabel Koding Wawancara, Hasil Wawancara, Hasil Reduksi Data dan Analisis Data Berdasarkan Strategi Manajemen Program Siaran Peter Pringle.

No. Strategi Manajemen Produksi Program “Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 1. -Analasis Peluang Bagaimana latar Latar Belakang Berdasarkan dari hasil Dari hasil reduksi data dan berlandaskan - Ide atau gagasan belakang dibuatnya diproduksinya program wawancara yang telah dari pengertian analisis peluang yang program Campursari campursari ini berawal dilakukan dengan produser terdapat dalam strategi manajemen Tambane Ati? dari survey khalayak yang program campursari, peneliti program siaran. Analisis peluang kami lakukan pada tahun menemukan data bahwa merupakan analisis yang dilakukan Informan: Asik 2000, dari hasil survey sebelum melakukan dengan cara memerhatikan pasar audien Muhartono selaku diketahui jika terdapat produksi program pada suatu wilayah di mana terdapat produser pelaksana kenaikan minat campursari, tim kerabat kecenderungan permintaan terhadap program “Campursari masyarakat di wilayah kerja program “Campursari program tertentu yang menguntungkan, Tambane Ati”, 10 Jawa Timur dan sebagian Tambane Ati” melakukan stasiun penyiaran percaya kebutuhan dari Maret 2016. wilayah Jawa Tengah survey khalayak pada tahun audien tertentu terhadap program tertentu terhadap musik campursari 2000, dari hasil survey belum terpuaskan (Morissan, 2013:278). pada tahun 2000, saat itu diketahui jika terdapat sedang tenar lagu kecenderungan kenaikan Peneliti menyimpulkan bahwa analisis campursari stasiun balapan minat masyarakat di yang dilakukan oleh produser program yang dinyanyikan oleh wilayah Jawa Timur dan campursari sebelum memproduksi Didi Kempot. sebagian wilayah Jawa program adalah analisis peluang. Analisis Kemudian saya selaku Tengah terhadap musik dilakukan dengan cara survey khalayak pengarah acara pada saat campursari. pada tahun 2000. Dari Hasil survey itu dan bu Maria sebagai Gagasan atau ide diketahui jika terdapat kecenderungan produser memiliki memproduksi program kenaikan minat masyarakat di wilayah gagasan. campursari berasal dari hasil Jawa Timur minat masyarakat di wilayah

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

untuk memproduksi analisis yang dilakukan pada minat masyarakat di wilayah Jawa Timur program acara yang tahun 2000. Hasil analisis dan sebagian wilayah Jawa Tengah mengusung musik menunjukan jika terdapat terhadap musik campursari. campusari kecenderungan kenaikan Berdasarkan hasil temuan di lapangan minat masyarakat di tersebut, tahapan analisis peluang yang wilayah Jawa Timur dan dilakukan merupakan suatu tahapan sebagian wilayah Jawa perencanaan yang bertujuan untuk Tengah terhadap musik mengetahui program apa yang ingin campursari. dinikmati oleh khalayak atau pemirsa. Setelah itu, Maria selaku Dengan lebih mengetahui program yang produser dan Asik selaku ingin dinikmati oleh khalayak maka akan pengarah acara, memiliki memberikan peluang program tersebut gagasan atau ide untuk dapat lebih mudah diterima oleh pemirsa. memproduksi program Sebagaimana yang dikemukakan oleh hiburan dengan mengusung Pringle Star dan rekannya (dalam musik campursari sebagai isi Morissan, 2013:278) bahwa analisis yang program. cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton. Dari hasil wawancara dengan produser program campursari, dapat diketahui bahwa berawal dari gagasan atau ide program “Campursari Tambane Ati” diproduksi. Ide ini muncul dari hasil analisis peluang jika terdapat kecenderungan kenaikan minat masyarakat di wilayah Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa Tengah terhadap musik campursari.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Setelah itu, Maria selaku produser dan Asik selaku pengarah acara, memiliki gagasan atau ide untuk memproduksi program hiburan dengan mengusung musik campursari sebagai isi program. Langkah yang dilakukan oleh produser dan pengarah acara telah sesuai dengan, proses produksi program televisi dimulai dari orang-orang yang memiliki ide atau gagasan. Mereka yang memiliki ide atau gagasan ini, dapat individu perorangan ataupun rumah produksi (Morissan, 2013:311).

2. Tujuan Program Apa tujuan dibuatnya Tujuan utama Setelah melakukan Dalam melakukan perencanaan, pengelola program Campursari diproduksinya program wawancara mendalam program harus memutuskan atau Tambane Ati? campursari adalah kami dengan Asik selaku produser menetapkan apa tujuan suatu program ingin menghadirkan program campursari. sebelum memproduksi program. program hiburan yang Diketahui bahwa tujuan Berdasarkan hasil wawancara yang telah Informan: Asik mengusung budaya lokal diproduksinya program dilakukan dengan produser program Muhartono selaku musik campursari sebagai “Campursari Tambane Ati” campursari, dapat peneliti simpulkan produser pelaksana isi program ditengah tayang di TVRI Jawa Timur bahwa tujuan program yang telah program “Campursari masyarakat, dengan adalah menghadirkan ditentukan oleh tim kerabat kerja program Tambane Ati”, 10 harapan selain dapat program hiburan yang campursari sesuai dengan tujuan Maret 2016. mudah diterima baik oleh mengusung musik kepentingan publik yang dikemukakan masyarakat juga campursari sebagai isi oleh Edwin T For TV, Radio and Cable diharapkan bisa menjadi program dengan harapan (1994). suatu tontonan yang dapat menjadi suatu memberikan pengetahuan tontonan yang memberikan

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

tentang musik campursari pengetahuan tentang musik Stasiun televisi terkadang memproduksi agar musik campursari campursari kepada khalayak. program untuk memenuhi kepentingan dapat terus dilestarikan. Dan bentuk tanggungjawab atau kebutuhan publik di tempat stasiun stasiun TVRI Jawa Timur itu berada (Morissan, 2013:294). Hal ini Sekaligus memenuhi sebagai stasiun publik untuk sesuai dengan pernyataan yang tanggungjawab stasiun menyajikan program yang disampaikan oleh Asik Muhartono bahwa TVRI Jawa Timur sebagai dapat memenuhi situasi dan tujuan dari program campursari stasiun publik untuk kebutuhan khalayak diproduksi yaitu menghadirkan program menyajikan program yang terhadap program televisi hiburan yang mengusung musik dapat menjawab atau yang bermuatan lokal dan campursari sebagai isi program dengan memenuhi situasi dan memiliki nilai edukasi. harapan dapat menjadi suatu tontonan kebutuhan khalayak yang memberikan pengetahuan tentang terhadap program televisi musik campursari kepada khalayak. yang bermuatan lokal dan Dan bentuk tanggungjawab stasiun TVRI memiliki nilai edukasi. Jawa Timur sebagai stasiun publik untuk menyajikan program yang dapat memenuhi situasi dan kebutuhan khalayak terhadap program televisi yang bermuatan lokal dan memiliki nilai edukasi khususnya di wilayah Jawa Timur. 3. Segmentasi Audien Bagaimana cara yang Tidak ada segmentasi Berdasarkan hasil temuan di Dari hasil wawancara dengan produser dilakukan tim produksi mbak, kami memproduksi lapangan yang diperoleh dari dan hasil reduksi data, peneliti memahami program dalam program ini untuk hasil wawancara dengan bahwa tim kerabat kerja program menetapkan segmentasi memenuhi kebutuhan produser program campursari tidak menetapkan segmentasi dan siapa segmentasi audien khususnya di “Campursari Tambane Ati”, khusus berdasarkan segmentasi dari program ini? wilayah Jawa Timur program ini tidak memilki demografis, segmentasi geografis, terhadap jenis program segmentasi khusus. segmentasi geodemografis maupun yang mengusung berdasarkan segmentasi segmentasi psikografis.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Informan: Asik musik campursari. Jadi ya demografis, segmentasi Muhartono selaku kami harap semua orang geografis segmentasi produser pelaksana dapat menerima program geodemografis maupun program “Campursari ini dengan baik, sekalipun segmentasi psikografis. Tambane Ati”, 21 April dari kalangan menengah 2016. kebawah atau penonton dari kalangan menengah atas. 4. Target Audien Siapa saja target audien Target audien program ini Dari hasil wawancara Secara teoritis, target audien adalah program Campursari ditujukan untuk semua dengan produser program memilih satu atau beberapa segmen Tambane Ati?Kenapa? usia karena diharapkan campursari, dapat audien yang akan menjadi fokus kegiatan- semua orang dapat disimpulkan bahwa target kegiatan pemasaran program dan promosi Informan: Asik terhibur setelah audien program campursari (Morissan, 2013:193). Berdasartkan hasil Muhartono selaku menyaksikan program ini, adalah semua usia (SU) indepth interview dengan produser produser pelaksana jadi tidak heran jika sebagai sasaran program campursari memilih target audien program “Campursari penonton distudio juga ada khalayaknya, pemilihan program campursari adalah semua usia Tambane Ati”, 10 yang berusia anak-anak. target audien ini (SU) sebagai sasaran khalayaknya, Maret 2016. dimaksudkan agar semua produser tidak memilih target audien usia (SU) dapat menikmati seperti menetapkan range dari usia target program campursari yang yang dituju. diproduksi. 5. Format Acara Apa format acara yang Format yang kami Berdasarkan hasil Dari hasil reduksi data yang diperoleh dari dipilih oleh tim kerabat terapkan untuk program wawancara yang dilakukan hasil wawancara dengan produser kerja dalam kami ya format variety dengan Asik selaku produser program campursari, dapat disimpulkan menyiarkan program show. “Campursari Tambane Ati”, bahwa bahwa format acara campursari campursari? dapat disimpulkan bahwa adalah program non drama atau lebih format acara campursari spesifiknya variety show. Variety show adalah variety show. adalah format program yang memadukan berbagai format diantaranya,

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Informan: Asik musik, lawak, komedi, tari dan interview Muhartono selaku (Latief, 2015:22). Berdasarkan penjelasan produser pelaksana yang disampaikan oleh produser dan program “Campursari berdasarkan hasil observasi di lapangan, Tambane Ati” 21 April format program campursari memadukan 2016. semua unsur yang ada pada format variety show, antara lain; musik campursari, lawakan yang dimainkan oleh pembawa acara, tari-tarian tradisional dan interview yang dilakukan dengan narasumber yang berkompeten. 6. Komposisi Format Jika dipresentasekan, Kalau dipresentasekan itu Dari hasil wawancara Berdasarkan hasil reduksi data, peneliti Acara berapa persen 70% hiburan dan 30% dengan produser program memperoleh data bahwa komposisi antara komposisi antara edukasi. Karena campursari, komposisi hiburan dan edukasi yang terkandung hiburan dengan edukasi sebenarnya fokus kami antara hiburan dan edukasi dalam program campursari adalah 70% yang adalah menyuguhkan yang terkandung dalam hiburan dan 30% edukasi. terkandung dalam program hiburan, tapi program campursari adalah program campursari? sebagai program siaran 70% hiburan dan 30% tidak bisa menyiarkan edukasi. Informan: Asik program yang hanya Muhartono selaku mengandung nilai hiburan produser pelaksana saja, di dalam program program “Campursari televisi juga harus Tambane Ati”, 21 April mengandung nilai edukasi. 2016.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Hasil Analisis Data Program 7. Pola Siaran Mengenai pola siaran, Karena kami ingin Seperti yang disampaikan Berdasarkan hasil reduksi data yang kenapa memilih tayang penonton selalu menunggu oleh produser program diperoleh dari hasil wawancara dengan satu kali dalam setiap acara kami, kalau di campursari, program produser. Program “Campursari Tambane Minggu? tayangkan setiap hari “Campursari Tambane Ati” Ati” konsisten tayang hari Kamis pada mungkin penonton akan tayang hari Kamis pada tiap Minggu, hal ini merupakan cara yang Informan: Asik cepat bosan dengan setiap Minggu, dalam dilakukan oleh tim kerabat kerja program Muhartono selaku program kami, tapi kalau menayangkan program campursari dengan maksud agar penonton produser pelaksana seminggu sekali kan produser selalu selalu antusia dengan program program “Campursari penonton akan lebih mengutamakan konsistensi “Campursari Tambane Ati‟ sehingga Tambane Ati”, 22 April antusias dengan program siaran, hal ini merupakan diharapkan penonton tidak bosan dengan 2016. kami. Sebernarnya yang cara yang dilakukan oleh tim tayangan campursari. lebih penting itu kerabat kerja program konsistensi siarannya mbk, campursari dengan maksud jadi kalau memutuskan agar penonton selalu antusia untuk bersiaran satu dengan program minggu sekali ya satu “Campursari Tambane Ati‟ seminggu sekali harus sehingga diharapkan bersiaran, sekarang buat penonton tidak bosan dengan apa kalau tayang setiap tayangan campursari. hari tetapi tidak konsisten, hari ini tayang besok ngak tayang hari ini tayang dua hari lagi tidak tayang. 8. Durasi Siaran Kenapa memilih Durasi tayang program Dari hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara dan hasil bersiaran selama 60 campursari memang hanya dengan produser program reduksi data, durasi tayang program menit? Apakah tidak 60 menit, kenapa memilih campursari, program “Campursari Tambane Ati”adalah 60 ada rencana menambah 60 menit, karena kita “Campursari Tambane Ati” menit. Pengelola program campursari durasi tayang lebih dari terbentur dengan perijinan memiliki durasi tayang 60 tidak dapat menambah durasi program 60 menit? mbak, sebenarnya kami menit. campursari karena terbentur perijinan juga ingin menambah jam siaran, sesuai dengan peraturan sebagai

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

tayang soalnya kami juga stasiun lokal hanya boleh bersiaran dari pernah dikritik oleh pukul 15.00 hingga 19.00, peraturan ini penonton untuk mengganti dibuat oleh TVRI Nasional. jam tayang atau menambah jam tayang tapi ya kami tidak bisa melakukan karena ini sudah aturan dari TVRI pusat. Kalau pun kita mau memajukan jam tayang itu juga tidak mungkin karena kami diberikan kesempatan bersiaran dari pukul 15.00 hingga 19.00 itu pun juga dibagi dengan program lainnya.

I Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 8. Bauran Program Hal apa saja yang Hal yang perlu untuk Berdasarkan penjelasan yang Setelah melakukan wawancara dengan menjadi pertimbangan diperhatikan dalam disampaikan oleh Asik produser program campursari dan 1) Produk Program dalam menentukan menentukan nama Muhartono selaku produser, melakukan reduksi data, dapat peneliti - Nama Program nama program dan program adalah nama dapat ketahui bahwa dalam pahami bahwa dalam menentukan nama kenapa memilih nama program harus dapat menentukan nama program program hal yang perlu diperhatikan Campursari Tambane mudah diingat oleh hal yang perlu diperhatikan adalah nama program harus mudah Ati? Adakah makna penonton. Sedang kenapa adalah nama program harus diingat oleh penonton. Pada tahap dari nama tersebut? kami memilih nama mudah diingat oleh memilih nama program produser memilih “Campursari Tambane penonton. Nama nama yang dapat menginformasikan Informan: Asik Ati” karena kami ingin “Campursari Tambane Ati” konsep program yaitu mengusung musik Muhartono selaku menggambarkan konsep dipilih dengan tujuan untuk campursari dengan tujuan agar penonton produser pelaksana program kami yang menggambarkan konsep mudah menghafal nama acara. Sedangkan program “Campursari mengangkat musik acara yang diusung selain itu makna dari nama “Campursari Tambane Tambane Ati”, 10 campursari. Makna dari nama tersebut juga dipilih Ati” adalah program campursari Maret 2016. nama “Campursari agar pemirsa mudah mengobati hati penonton. Kegiatan Tambane Ati” ya menghafal nama program. pemilihan nama program, telah sesuai penonton boleh sedih tapi Sedangkan makna dari nama dengan kegiatan memilih nama program setelah menonton program “Campursari Tambane Ati” yang terdapat dalam strategi manajemen campursari diharapkan adalah program campursari program siaran yaitu pengelola program dapat senang lagi, jadi dapat mengobati hati harus memilih nama yang dapat tambane itukan dalam penonton. menginformasikan konsep acara dan bahasa Indonesia dapat membantu menempatkan atau mengobati sedangkan ati memosisikan program di memori atau kan hati, program otak audien (Morissan, 2013:283). campursari dapat mengobati hati penonton konotasinya bukan sakit hati tapi seperti sedih.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 9. Bauran Program Bagaimana cara yang Agar program selalu Sebagaimana yang telah Berlandaskan uraian mengenai kemasan dilakukan tim produksi menarik dan penonton dijelaskan oleh produser, program dapat diartikan segala sesuatu 1) Produk Program program campursari tidak bosan dengan dalam mengemas program yang perlu dilakukan untuk menarik - Kemasan Program dalam mengembangkan kemasan program campursari agar selalu perhatian audien dan menciptakan kesan program dan menarik campusari yang menarik dan penonton tidak terhadap program di memori audien minat ditayangan. Cara yang bosan dengan kemasan melalui penampilan suatu program yang pemirsa/pemasang kami pilih dan lakukan program campursari, cara mencakup antara lain misalnya: pembawa iklan guna adalah dekorasi panggung, yang dipilih dan dilakukan acara, busana, latar belakang mempertahankan tune atau lagu pembuka tim kerabat kerja program (background), bumper program yang eksistensi program? dan bumper program campursari adalah dekorasi menarik (Morissan, 2013:284) dan hasil setiap tahun diganti baru. panggung, tune (lagu pengumpulan data dari hasil wawancara Informan: Asik pembuka) dan bumper dengan produser, dapat peneliti simpulkan Muhartono selaku program tiap tahun diganti bahwa cara penyajian program (kemasan) produser pelaksana baru. yang dilakukan oleh tim kerabat kerja program “Campursari program campursari agar program selalu Tambane Ati”, 10 menarik dan penonton tidak bosan dengan Maret 2016. kemasan program campusari yang ditayangan adalah kemasan program mulai dari dekorasi panggung, tune dan bumper program setiap tahun diganti baru.

10. Bauran Program Apakah konsep acara Kami selalu mengganti Berdasarkan penjelasan yang Dari hasil wawancara dengan produser juga diganti pada tiap konsep acara pada tiap dikemukakan oleh Asik program campursari dan hasil reduksi Kemasan Program tahun? tahun. Dulu konsep acara selaku produser, peneliti data, peneliti melihat bahwa produser - Konsep Acara campursari terdapat melihat bahwa produser tidak hanya mengganti dekorasi Informan: Asik segmen dimana pembawa tidak hanya mengganti panggung, tune dan bumper program, Muhartono selaku acara membuka pari‟an dekorasi panggung, tune dan tetapi konsep acara campursari tiap tahun produser pelaksana dan dijawab oleh pemirsa bumper program, tetapi juga di ganti. Saat ini konsep acara yang program di rumah melalui telepon konsep acara campursari tiap diterapkan oleh produser adalah

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

“Campursari Tambane interaktif. Tetapi Konsep tahun juga di ganti. menciptakan kemeriahan pada awal acara. Ati”, 10 Maret 2016. kurang menjaring semua Saat ini konsep acara yang Kemeriahan diciptakan dengan cara masyarakat, karena diterapkan oleh produser pembawa acara menyanyikan tune penelepon yang masuk adalah menciptakan program bersama penonton yang ada di tidak berubah hanya kemeriahan pada awal acara. studio. penelepon yang sama. Kemeriahan diciptakan Selain itu konsep ini juga dengan cara pembawa acara Berdasarkan temuan di lapangan tersebut mendapat kritikan dari menyanyikan tune program apa yang dilakukan produser dengan audien karena dianggap bersama penonton yang ada mengganti konsep acara campursari tiap mengurangi durasi tampil di studio. tahun adalah telah sesuai dengan tugas grup campursari. Konsep produser ketika membuat inovasi dalam lainnya adalah pada sebuah produksi program televisi agar segmen pertama atau program dapat diterima dengan baik oleh segmen pembuka dulu audien. dilakukan pembawa acara dengan cara menyampaikan semua penyanyi atau bintang tamu yang akan tampil pada episode tersebut. Sedangkan konsep yang saat ini kita terapkan adalah pembawa acara membuka program dengan menyanyikan tune program bersama-sama dengan penonton. Konsep ini kami pilih karena untuk menciptakan kemeriahan.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 11. Bauran Program Apakah ada tema untuk Saat ini setiap minggunya Sebagaimana yang Berdasarkan temuan data yang diperoleh setiap episodenya? ada tema-temanya, seperti dijelaskan produser pada dari lapangan dan setelah melakukan Kemasan Program berita tentang LGBT yang saat indepth interview reduksi data, untuk memberikan nilai -Tema Materi Informan: Asik sedang in ya kami dengan peneliti. Kini setiap edukasi pada program campursari Muhartono selaku mengangkat tema LGBT, minggunya dihadirkan tema- sehingga program tidak hanya produser pelaksana jadi setiap lawakan dari tema oleh pembawa acara menampilkan program hiburan semata. program “Campursari pembawa acara selalu kita sebagai informasi untuk Kini setiap Minggu dihadirkan tema-tema Tambane Ati”, 10 selipkan pesan-pesan pemirsa, setiap lawakan oleh pembawa acara sebagai informasi Maret 2016. moral contohnya soal yang disampaikan oleh untuk pemirsa, setiap lawakan yang LGBT ya sebagai orang pembawa acara juga disampaikan oleh pembawa acara tua yang punya anak kecil diselipkan pesan moral. diselipkan pesan moral. Selain itu, perempuan jangan diberi Selain itu, disetiap akhir disetiap akhir acara pembawa acara selalu maianan laki-laki begitu acara pembawa acara selalu mengingatkan pemirsa untuk menjauhi sebaliknya yang punya mengingatkan pemirsa untuk narkoba. anak kecil laki-laki atau menjauhi narkoba. Langkah seperti gerhana matahari ini dilakukan oleh produser yang terjadi kemarin. agar program campursari Kami melakukan ini agar tidak hanya menampilkan program tidak hanya program hiburan semata menampilkan program tetapi juga mempunyai nilai hiburan semata tetapi juga edukasi untuk penontonnya. mengandung nilai edukasi untuk penonton. Dan ingat disetiap akhir acara kami pasti selalu mengingatkan, ingat ingat pesan TVRI jauhi narkoba.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 12. Bauran Program Darimana tema materi Tema materi yang Seperti yang diutarakan oleh Berdasarkan hasil wawancara dan hasil yang akan disampaikan disampaikan kepada produser program reduksi data, peneliti memperoleh temuan Kemasan Program kepada penonton penonton kami peroleh campursari pada saat data bahwa pencarian ide untuk tema -Tema Materi diperoleh? Dan dari berita di koran atau wawancara, dapat materi yang disampaikan kepada bagaimana prosesnya. biasanya juga dari disimpulkan bahwa tema penonton diperoleh dari berita di koran perkembangan yang materi yang disampaikan atau perkembangan yang tengah hangat Informan: Asik tengah hangat kepada penonton diperoleh diperbincangkan oleh masyarakat, pada Muhartono selaku diperbincangkan oleh dari berita di koran atau saat meeting praproduksi. produser pelaksana masyarakat. Kalau perkembangan yang tengah program “Campursari prosesnya ya kami hangat diperbincangkan oleh Tambane Ati”, 21 April menentukan materi pada masyarakat. 2016. saat meeting praproduksi. 13. Bauran Program Apakah ada strategi Kami hanya melakukan Dari hasil wawancara Dalam menyajikan musik campursari agar dalam menyajikan mixing music, Mixing itu dengan produser program dapat menarik audien dan tidak terkesan Kemasan Program musik campursari agar sangat perlu agar campursari, dapat diketahui monoton dengan irama classic, tim -Musik dapat menarik audien? musiknya tidak terkesan bahwa dalam menyajikan kerabat kerja menerapkan mixing music, monoton dengan irama musik campursari tim hal ini dipertegas oleh pernyataan Asik Informan: Asik yang classic saja, tapi kerabat kerja menerapkan selaku produser program campursari Muhartono selaku dengan adanya mixing mixing music, hal ini “Dengan adanyanya mixing antara produser pelaksana antara campursari dengan dilakukan agar musik yang campursari dengan dangdut maka program “Campursari dangdut maka ditampilkan tidak terkesan penonton juga akan semangat untuk Tambane Ati”, 10 penontonpun juga akan monoton dengan irama berjoget. Maret 2016. semangat untuk berjoget. classic saja.

14. Bauran Program Selain musik, apakah Iya kami memiliki Setelah melakukan Penyusunan lagu yang ditampilkan pada ada pertimbangan pertimbangan sendiri wawancara mendalam acara “Campursari Tambane Ati” Kemasan Program dalam menyusun lagu untuk itu mbk, kami dengan produser program menganut konsep lagu favorit akan -Lagu yang ditampilkan? menempatan lagu favorit campursari mengenai lagu ditempatkan atau diletakkan pada awal pada awal dan akhir acara, yang ditampilkan oleh grup dan akhir acara. Konsep ini diterapkan konsep ini diharapkan campursari, peneliti agar penonton merasa kurang puas

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Informan: Asik dapat membuat penonton menemukan data bahwa tim yang diharapkan dampaknya Minggu Muhartono selaku merasa kurang puas yang kerabat kerja program depan penonton akan melihat acara produser pelaksana diharapkan dampaknya campursari menepatkan lagu campursari lagi. program “Campursari Minggu depan penonton favorit pada awal dan akhir Tambane Ati”, 10 akan melihat acara acara, konsep ini diterapkan Maret 2016. campursari lagi. agar penonton merasa kurang puas yang diharapkan dampaknya Minggu depan penonton akan melihat acara campursari lagi. 15. Bauran Program Siapa yang memilih Yang memilih lagu itu Berdasarkan wawancara Berdasarkan reduksi data yang telah dan menentukan lagu grup campursari nya dengan produser program dilakukan peneliti, pemilihan lagu dipilih Kemasan Program yang akan dinyanyikan sendiri, karena menurut campursari, pemilihan lagu oleh penyanyi dan grup campursari. -Lagu oleh grup campursari? kami lagu yang dipilih dipilih oleh penyanyi dan Namun produser program campursari pasti lagu yang sudah siap grup campursari. memiliki ketentuan atau syarat yang harus Informan: Asik untuk dinyanyikan dan di patuhi oleh grup campursari maupun Muhartono selaku sudah dihafal oleh Namun produser program penyanyi, syarat tersebut yaitu lagu yang produser pelaksana penyanyi maupun pemain campursari memiliki telah dibawakan pada episode sebelumnya program “Campursari musik. Namun kami tetap ketentuan atau syarat yang tidak boleh dibawakan lagi oleh grup Tambane Ati”, 10 memiliki ketentuan dalam harus dipatuhi oleh grup campursari pada episode selanjutnya. Maret 2016. memilih lagu yaitu apabila campursari maupun Lagu dapat dinyanyikan lagi dengan lagu yang dipilih sudah penyanyi, syarat tersebut rentang waktu 3 minggu. dinyanyikan pada episode yaitu lagu yang telah sebelumnya berarti dibawakan pada episode penyanyi pada episode sebelumnya tidak boleh selanjutnya tidak boleh dibawakan lagi oleh grup menyanyikan lagu yang campursari pada episode sama, rentang waktu selanjutnya.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

penyanyi boleh Lagu dapat dinyanyikan lagi menyanyikan lagu yang dengan rentang waktu 3 sama sekitar 3 Mingguan Minggu. baru penyanyi lain boleh menyanyikan lagu yang sama.

16. Bauran Program Apa pertimbangan Kami dapat bertahan Dari hasil wawacara yang Sesuai penjelasan yang diutarakan oleh produser pada saat selama enam belas tahun dilakukan dengan produser Asik selaku produser program Kemasan Program memilih grup juga karena kami memilih program campursari, dapat “Campursari Tambane Ati” dan hasil - Grup Campursari campursari yang tayang dengan tegas, penyanyi peneliti pahami bahwa reduksi data. Untuk meminimalisir di TVRI Jawa Timur? dan grup campursari. sebelum melaksanakan kesalahan yang terjadi saat produksi Dan bagaimana Kami tidak mau kalau proses produksi program program berlangsung, pada tahap prosedur pemilihan sampai grub campursari campursari, tim kerabat perencanaan program tim kerabat kerja grup campursari? mainnya asal-asalan kerja menyeleksi satu menyeleksi secara tegas satu persatu grup mangkanya kami selalu persatu grup campursari campursari yang akan tampil. Awalnya menyeleksi satu persatu yang akan tampil. Proses grup campursari mengajukan permohanan Informan: Asik grup campursari yang akan seleksi dilakukan secara kepada TVRI setelah itu proses seleksi Muhartono selaku tampil. Jadi begini kalau ketat dengan cara tim dilakukan dengan cara tim kerabat kerja produser pelaksana grup baru mereka kerabat kerja program program campursari melihat latihan grup program “Campursari mengajukan permohonan campursari melihat latihan campursari secara langsung di tempat Tambane Ati”, 10 dulu kepada TVRI habis grup campursari secara grub tersebut berlatih. Pada tahap ini Maret 2016. itu kami mendatangi langsung di tempat grub kerabat kerja menilai performa grup tempat latihan grup tersebut berlatih. Pada tahap campursari mulai dari musik, kualitas campursari walaupun di ini kerabat kerja menilai suara penyanyi dan alat musik yang luar kota sekalipun, untuk performa grup campursari digunakan. menilai performa grup mulai dari musik, kualitas Dari tahapan yang dilakukan oleh tim campursari mulai dari suara penyanyi dan alat kerabat kerja program campursari dalam musik, kualitas suara sang musik yang digunakan, menyeleksi secara ketat grup campursari

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

penyanyi, alat musik, apabila grup campursari yang akan tampil di TVRI Jawa Timur, semuanya selalu kita cek sudah dianggap memenuhi dapat disimpulkan bahwa program Setelah semua dinilai persyaratan untuk layak campursari menerapkan bentuk dominasi layak untuk tampil tampil di TVRI. Selanjutnya format, dalam dominasi format, konsep selanjutnya kami kerabat kerja mewajibkan acara merupakan keberhasilan program. mewajibkan untuk grup campursari Pemain dipilih untuk memenuhi menghafal tune yang akan menghafalkan tune dari persyaratan dari inti cerita yang hendak dimainkan pada pembuka program campursari dibangun (Morissan, 2013:361). program. Hal ini kita sehingga pada saat lakukan karena acara kita memainkan tune tidak terjadi merupakan acara live, kesalahan. Lalu setelah maka kami tidak ingin menyeleksi grup campursari, keteledoran akan produser membuat jadwal mempengaruhi reputasi tayang dari masing-masing program acara campursari. grup campursari yang ditulis Setelah menyeleksi grup oleh produser di buku campursari, saya agenda. Cara ini dilakukan membuat jadwal tayang agar produser jadwal tayang masing-masing grup dari masing-masing grup campursari pada buku campursari tersusun dan agenda, supaya jadwal terjadwal dengan baik. tayang dari masing-masing grup campursari tersusun dan terjadwal dengan baik.

17. Bauran Program Grup campursari yang Grup campursari yang Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil wawancara dengan dipilih hanya grup tampil di program kami wawancara dengan produser, Asik Muhartono selaku produser dan hasil Kemasan Program campursari lokal yang hanya dari wilayah Jawa Program “Campursari reduksi data, Program “Campursari -Grup Campursari berasal dari wilayah Timur, baik itu grup dari Tambane Ati” secara Tambane Ati” secara bergantian

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Jawa Timur atau grup grup mandiri maupun bergantian menampilkan menampilkan banyak grup campursari campursari dipilih dari instansi, malah ada dari banyak grup campursari dari lokal dari segala penjuru daerah di Jawa seluruh pelosok perguruan tinggi, kemaren segala penjuru daerah di Timur. Baik berasal dari grup mandiri Indonesia? saja dari UNESA, Jawa Timur. Baik berasal maupun instansi, bahkan menampilkan Universitas Wijaya dari grup mandiri maupun pula grup campusari dari kalangan Informan: Asik Kusama dan Universitas instansi, bahkan mahasiswa seperti Universitas Negeri Muhartono selaku Kedokteran Hang-Tuah. menampilkan pula grup Surabaya (UNESA), Universitas Wijaya produser pelaksana campusari dari kalangan Kusama, Universitas Kedokteran Hang program “Campursari mahasiswa seperti Tuah dan lain-lain. Tambane Ati”, 10 Universitas Negeri Surabaya Maret 2016. (UNESA), Universitas Wijaya Kusama, Universitas Kedokteran Hang Tuah dan lain-lain. 18. Bauran Program Berapa lama selisih Sekitar 3,5 bulan mbak, Sesuai dengan penjelasan Berdasarkan hasil temuan data di waktu grup campursari tapi kita selama ini selalu yang disampaikan oleh Asik lapangan dan hasil reduksi data, peneliti Kemasan Program dapat tampil lagi di mendahulukan grup selaku produser program menyimpulkan bahwa rentang waktu grup -Grup Campursari TVRI?Kenapa? campursari yang baru. campursari, dapat campursari dapat tampil lagi di TVRI Kalau kenapanya tentu ini disimpulkan bahwa rentang adalah 3,5 bulan. Cara ini dipilih agar Informan: Asik dilakukan agar penonton waktu grup campursari dapat penonton tidak bosan dengan grup Muhartono selaku tidak bosan dengan grup tampil lagi di TVRI adalah campursari yang ditampilkan dan supaya produser pelaksana campursari yang 3,5 bulan. Cara ini dipilih grup campursari yang baru dibentuk dapat program “Campursari ditampilkan. Jadi, supaya agar penonton tidak bosan dikenal luas oleh masyarakat. Tambane Ati”, 10 tidak grup campursari itu- dengan grup campursari Maret 2016. itu saja yang tampil. Selain yang ditampilkan dan supaya itu kami juga berharap grup campursari yang baru grup campursari yang baru dibentuk dapat dikenal luas dibentuk dapat dikenal oleh masyarakat. luas oleh masyarakat.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 19. Bauran Program Siapa yang menentukan Dekorasi dibuat oleh tim Dari penjelasan yang Berdasarkan hasil wawancara dengan dan membuat dekorasi dekorasi yang diutarakan oleh Asik produser dan reduksi data tersebut, Kemasan Program panggung? berkoordinasi dengan Muhartono, dapat ditarik dekorasi atau tata panggung program -Dekorasi saya, tim dekorasi akan kesimpulan bahwa dekorasi campursari dibuat oleh tim dekorasi yang Informan: Asik menunjukan desaign atau tata panggung program berkoordinasi dengan produser. Tim Muhartono selaku dekorasi sebelum campursari dibuat oleh tim dekorasi diberikan kebebasan oleh produser pelaksana melakukaan penataan dekorasi yang berkoordinasi produser dalam menentukan desaign. program “Campursari panggung setelah saya dengan produser. Tim Sebelum melakukan penataan panggung Tambane Ati”, 10 setuju tim dekorasi akan dekorasi diberikan tim dekorasi menunjukkan desaign Maret 2016. membuat properti yang kebebasan oleh produser dekorasi panggung kepada produser, diperlukan lalu melakukan dalam menentukan desaign. setelah produser menyetujui desaign set panggung. Saya Sebelum melakukan dekorasi. Selanjutnya tim dekorasi memberikan kebebasan penataan panggung tim membuat properti yang diperlukan dan tim dekorasi untuk dekorasi akan menunjukkan kemudian melakukan penataan panggung. menentukan desagin desaign dekorasi panggung dekorasinya agar mereka kepada produser, setelah dapet menuangkan semua produser menyetujui desaign kreatifitasnya. dekorasi. Selanjutnya tim dekorasi akan membuat properti yang diperlukan dan kemudian melakukan penataan panggung.

20. Bauran Program Adakah trik khusus Sebenarnya tune program Setelah melakukan Berdasarkan temuan data di lapangan, dalam membuat tune campursari itu adalah mengumpulan data dengan yang diperoleh dari hasil wawancara Kemasan Program dan bumper program? sebuah tune yang cara indepth interview dengan produser program campursari, tim -Tune dan Bumper sederhana, kami membuat dengan produser program kerabat kerja program campursari Informan: Asik tune dengan menggunakan campursari, dapat peneliti menggemas tune program dengan trik Muhartono selaku Bahasa Jawa dan memilih pahami bahwa tune program khusus yaitu menggunakan Bahasa Jawa produser pelaksana lirik yang dapat campursari dibuat oleh tim dan memilih lirik yang menggambarkan

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

program “Campursari menggambarkan program kerabat kerja program program campursari, cara ini dilakukan Tambane Ati”, 10 campursari. Hal tersebut campursari dengan supaya penonton lebih mudah menghafal Maret 2016. sengaja kami lakukan, menggunakan Bahasa Jawa tune program, tiap tahun tune program dengan tujuan agar lebih dan memilih lirik yang campursari dirubah. Selain tune, tampilan mudah diingat oleh menggambarkan program bumper program campursari tiap tahun pemirsa. Tetapi kami tiap campursari, cara ini juga diganti oleh tim desainer grafis. tahun mengganti tune, cara dilakukan oleh kerabat kerja Perubahan tampilan bumper program ini ini kami pilih agar program campursari supaya bertujuan untuk melebur kejenuhan penonton tidak bosan penonton lebih mudah penonton dengan bumper program yang dengan tune program yang menghafal tune program, ditayangkan berulang kali pada setiap selalu dinyanyikan pada tiap tahun tune program episodenya. awal acara. Sedangkan campursari dirubah. Selain bumper program dibuat tune, bumper program oleh tim desain grafis. campursari tiap tahun juga Seperti halnya tune diganti oleh tim desainer program kami juga grafis. Perubahan bumper melakukan perubahan program ini bertujuan untuk bumper pada tiap tahun, melebur kejenuhan penonton agar penonton tidak bosan dengan bumper program dengan bumper program yang ditayangkan berulang yang tayang berulang kali kali pada setiap episodenya. pada setiap episode sebagai jeda antar segment. 21. Bauran Program Kriteria apa yang Pembawa acara harus bisa Berdasarkan hasil Tahap perencanaan program campursari ditentukan dalam “mbanyol”. Karena itu pengumpulan data dari ini tidak hanya konsep, musik dan Kemasan Program memilih pembawa sudah kunci untuk lapangan, produser memiliki tampilan saja yang di perhatikan, tapi -Kriteria Pembawa acara? menghidupkan acara. kriteria dalam memilih penampilan pembawa acara juga sangat di Acara Dalam acara campursari pembawa acara untuk perhatikan. Produser memiliki kriteria

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Informan: Asik ini, tidak hanya program campursari yaitu, dalam memilih pembawa acara untuk Muhartono selaku menyuguhkan hiburan pembawa acara harus bisa program campursari diantanya yaitu, produser pelaksana musik saja, tapi “dagelan” “mbanyol, karena dalam pembawa acara harus bisa “mbanyol, program “Campursari juga kami masukkan dan program campursari tidak karena dalam program campursari tidak Tambane Ati”, 10 dalam pesan dagelan hanya program hiburan saja hanya program hiburan saja yang Maret 2016. selalu disisipkan pesan- yang disuguhkan melainkan disuguhkan melainkan “dagelan” juga pesan moral, yang “dagelan” juga ditampilkan. ditampilkan. Selain itu, dalam pesan dibawakan oleh pembawa Selain itu, dalam pesan dagelan yang disampaikan oleh pembawa acara. dagelan yang disampaikan acara selalu disisipkan pesan-pesan yang oleh pembawa acara selalu membangun moral, seperti “hindari disisipkan pesan-pesan yang narkoba”. membangun moral. 22. Bauran Program Apa yang membedakan Yang membedakan Setelah melakukan Berdasarkan penjelasan yang disampaikan program ini dengan program ini dengan wawancara dengan Asik oleh Asik selaku produser program Kemasan Program program hiburan lain? program hiburan di stasiun Muhartono selaku produser campursari dan hasil reduksi data, dapat televisi lain dan sekaligus program campursari, peneliti diketahui bahwa dalam mengemas Informan: Asik menjadi kekuatan kemasan mendapatkan data bahwa program campursari tim kerabat kerja Muhartono selaku program campursari yang kekuatan kemasan program juga melibatkan interaksi penonton yang produser pelaksana kami produksi sehingga campursari sehingga dapat hadir di studio sebagai salah satu cara program “Campursari dapat bertahan selama bertahan selama enam belas untuk menarik minat para pengiklan. Tambane Ati”, 10 enam belas tahun adalah tahun adalah penonton setia Peran penonton studio sangat penting Maret 2016. adanya penonton setia yang hadir di studio. Peran untuk menarik minat para pengiklan yang hadir di studio penonton di studio sangat semakin banyak penonton yang hadir mereka selalu berdandan penting untuk menarik minat menunjuk bahwa program masih diminati nyentrik dan mereka juga para pengiklan karena oleh penonton sehingga para pengiklan tidak malu-malu berjoget, semakin banyak penonton akan tertarik untuk beriklan di program kemasan ini tidak dimiliki yang hadir menunjukan ini. Selain itu, penonton yang hadir di tv manapun. Ini bahwa program campursari studio dua TVRI juga menjadi kekuatan merupakan hal penting, masih diminati oleh kemasan program campursari selama

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

karena peran penonton penonton sehingga para enam belas tahun karena kemasan ini studio sangat penting pengiklan akan tertarik tidak dimiliki program sejenis di stasiun untuk menarik minat para untuk beriklan pada program televisi lain. pengiklan semakin banyak “Campursari Tambane Ati”. penonton yang hadir itu Kemasan program yang Kemasan program yang membedakan menunjuk bahwa program membedakan program program campursari dengan program lain ini masih diminati oleh campursari dengan program adalah menyebutkan kerabat kerja pada penonton sehingga para lain adalah dalam creaded title dengan sebutan cak dan pengiklan akan tertarik menyebutkan kerabat kerja ning. untuk beriklan di program pada creaded title dengan ini. sebutan cak dan ning.

Oh selain itu sebutan untuk kerabat kerja kami yang muncul pada creaded title kami memberikan sebutan cak dan ning, misalnya untuk saya produser cak asik. Karena program campursari gak ada bahasa Indonesia semuanya memakai bahasa Jawa. 23. Bauran Program Bagaimana cara Penonton yang hadir di Seperti yang disampaikan Berdasarkan hasil temuan data dari menjaga penonton agar studio atas kemauan oleh produser program lapangan dan hasil reduksi data, dapat Kemasan Program tetap setia datang sendiri mereka tidak “Campursari Tambane Ati” disimpulkan bahwa untuk -Penonton melihat campursari? mendapatkan kompensasi saat melakukan wawancara mempertahankan acara “Campursari apapun dari TVRI, dengan peneliti mengenai Tambane Ati” tidak kehilangan penonton

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

Informan: Asik padahal selama ini tv lain strategi yang dilakukan cara yang dilakukan adalah produser dan Muhartono selaku membayar penonton yang untuk menjaga penonton kerabat kerja program campursari produser pelaksana hadir di studio tapi kami agar tetap setia dengan menganggap penonton seperti keluarga, program “Campursari tidak melakukan. Cara program campursari adalah bahkan apabila ada salah satu anggota Tambane Ati”, 10 kami untuk menjaga produser maupun kerabat dari komunitas tersebut ulang tahun dan Maret 2016. mereka adalah dengan kerja program campursari produser mendapatkan undangan maka menganggap mereka menganggap penonton produser akan menghadiri undangan seperti keluarga sendiri, seperti keluarga, hal ini tersebut. Hal ini dilakukan agar terjalin jika mereka ada yang bertujuan agar tercipta hubungan yang baik antara kerabat kerja ulang tahun saya akan hubungan yang baik antara program campursari dengan para datang. Nah Alhamdulillah tim kerabat kerja program penonton. sampai dengan sekarang campursari dengan para Menjaga hubungan yang baik dengan hubungan kami dengan penonton. penonton merupakan bentuk strategi yang penonton dapat berjalan dilakukan oleh produser maupun kerabat baik. kerja program campursari dalam usahanya mempertahankan eksistensi program. Hal ini sesuia dengan strategi manajemen program siaran yang menjelaskan akan lebih menguntungkan jika stasiun bersangkutan dapat mempertahankan audien yang sudah dimiliki untuk bersedia terus mengikuti program yang ditayangkan (Morissan, 2013:298). 24. Bauran Program Berapa dana yang Dana yang dialokasikan Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil reduksi data, dapat dialokasikan pada oleh Bidang program dan wawancara dengan produser peneliti simpulkan bahwa anggaran 2) Harga Program setiap episodenya? pengembangan usaha program campursari, dapat budget produksi program campursari (Price) sebesar Rp. 4.500.000,- diketahui bahwa pada setiap tergolong ke dalam quality oriented yaitu -Biaya Produksi Informan: Asik pada setiap episodenya. episodenya dana yang membutuhkan biaya besar. Hal ini Muhartono selaku dialokasikan oleh diperkuat oleh pernyataan Asik

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

produser pelaksana Didistribusikan untuk grup Bidang program dan selaku produser mengatakan bahwa dana program “Campursari campursari Rp. 2.500.000, pengembangan usaha produksi program hiburan membutuhkan Tambane Ati”, 21 April 3 penyanyi sebesar Rp. 4.500.000,- dana yang besar dari pada program berita. 2016. masing-masing Rp. pada setiap episodenya, Pada setiap episodenya dana yang 300.000,- 2 pembawa didistribusikan untuk grup dialokasikan oleh Bidang program dan acara masing-masing Rp. campursari Rp. 2.500.000, 3 pengembangan usaha sebesar 400.000,- . Selain untuk penyanyi Rp. 900.000,- Rp. 4.500.000,- pada setiap episodenya, dana produksi dana dari masing-masing Rp. didistribusikan untuk grup campursari sponsor juga untuk 300.000,- 2 pembawa acara Rp. 2.500.000, 3 penyanyi Rp. 900.000,- menggaji kru. Dana Rp. 800.000 masing-masing masing-masing Rp. 300.000,- 2 pembawa produksi program hiburan Rp. 400.000,-. acara Rp. 800.000 masing-masing Rp. membutuhkan data yang 400.000,-. besar mbak dari pada dana program berita. 25. Bauran Program Darimana saja program TVRI sebagai televisi Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil dari reduksi data, dapat campursari publik memang wawancara dengan produser peneliti simpulkan bahwa dana untuk Harga Program mendapatkan dana mendapatkan dana dari program campursari, dapat memproduksi program campursari -Dana Produksi untuk produksi? pemerintah tapi kalau diketahui bahwa dana diperoleh dari sponsor atau pemasang Diperoleh untuk program hiburan program campursari iklan. Informan: Asik dana-dana harus dicari diperoleh dari sponsor atau Muhartono selaku sendiri, akhirnya beberapa pemasang iklan. produser pelaksana kali tayang sponsor itu program “Campursari sudah ada bahkan sampai Tambane Ati”, 21 April sekarang sponsor itu ada 2016. terus.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 26. Bauran Program Bagaimana cara yang Ya kami membuat Berdasarkan hasil Dari hasil reduksi data, peneliti dapat dilakukan agar biaya rencanan anggaran budget wawancara yang dilakukan menyimpulkan bahwa untuk mengolah Harga Program produksi tidak mbak, semua dana yang dengan produser program anggaran budget produksi program melampaui batas dari diperoleh dari sponsor campursari, dapat campursari agar tidak melampaui dana dana yang diperoleh? diolah sesuai dengan disimpulkan bahwa untuk yang diperoleh dari sponsor, cara yang perencanaan anggaran mengolah anggaran produksi dilakukan adalah perencanaan anggaran Informan: Asik biaya produksi yang sudah program campursari agar biaya produksi. Muhartono selaku kami buat. tidak melampaui dana yang produser pelaksana diperoleh dari sponsor, cara program “Campursari yang dilakukan adalah Tambane Ati”, 21 April membuat perencanaan 2016. anggaran biaya produksi. 27. Bauran Program Berapa harga iklan Kalau harga iklan saat ini Berdasarkan hasil Dari hasil wawancara dan hasil reduksi yang tayang pada 10 detiknya Rp. 400.000,- wawancara dengan Asik data, dapat diperoleh data bahwa Tarif Harga Program program campursari? 60 detiknya Rp. 720.000,- Muhartono selaku produser iklan pada program campursari ditentukan -Tarif Iklan apakah ada faktor- kalau untuk backdroup program campursari, tarif tidak saja berdasarkan biaya produksi dan faktor yang Rp. 1.200.000 semuanya iklan pada program rating program. Namun juga ditentukan mempengaruhi harga ada range harga iklannya campursari ditentukan tidak faktor lain, seperti durasi iklan dan bentuk iklan? masing-masing mbak. saja berdasarkan biaya iklan. Saat ini harga iklan yang tayang produksi dan rating pada commercial break campursari 10 Informan: Asik Harga iklan itu ditentukan program. Namun juga detiknya Rp. 400.000,-, 60 detiknya Rp. Muhartono selaku berdasarkan biaya ditentukan faktor lain, 720.000,- sedangkan iklan dalam bentuk produser pelaksana produksi sama rating seperti durasi iklan dan backdrop harga iklanya Rp. 1.200.000,-. program “Campursari program semakin bentuk iklan.. Saat ini harga Tambane Ati”, 21 April ratingnya bagus maka iklan yang tayang pada 2016. harga iklannya juga mahal, commercial break faktor lainnya ya dari campursari 10 detiknya Rp. durasi iklan dan bentuk 400.000,-, 60 detiknya Rp. 720.000,- sedangkan iklan

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program iklannya mbak. Tapi kalau dalam bentuk backdrop untuk harga iklan yang harga iklanya Rp. paling mahal itu iklan 1.200.000,-. Tarif iklan yang tayang pada waktu pada program campursari prime time. Harga iklan ditentukan tidak saja juga akan berubah naik berdasarkan biaya produksi untuk tahun-tahun dan rating program. berikutnya. Namun juga ditentukan faktor lain, seperti durasi iklan dan bentuk iklan. 28. Bauran Program Bagaimana cara yang Saat ini TVRI Jawa Timur Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil reduksi data yang dilakukan agar pemirsa itu telah didukung dengan wawancara dengan produser diperoleh dari hasil wawancara, proses 3) Distribusi Program dapat menerima sinyal 20 Stasiun Pemancar dan 2 program campursari, dapat distribusi program campursari kepada (place) dengan jelas sehingga Stasiun Penghubung mbak diketahui bahwa proses audien melalui pesawat TV telah dapat menikmati dan mampu menjangkau distribusi program didukung dengan 20 Stasiun Pemancar program campursari? 95% Wilayah Jawa Timur, campursari kepada audien dan 2 Stasiun Penghubun sehingga dan frekuensi berapa bahkan sebagian Wilayah melalui pesawat TV, telah mampu menjangkau 95% Wilayah Jawa yang dipilih untuk Provinsi Jawa Tengah. didukung dengan 20 Stasiun Timur, bahkan sebagian Wilayah Provinsi menyiarkan program Sehingga jangkauan siaran Pemancar dan 2 Stasiun Jawa Tengah. Sehingga jangkauan siaran campursari? kenapa? semakin luas. Penghubung sehingga semakin luas. mampu menjangkau 95% Informan: Asik Wilayah Jawa Timur, Program campursari dapat dinikmati Muhartono selaku Frekuensi siaran program bahkan sebagian Wilayah audien melalui siaran analog 26 UHF. produser pelaksana campursari dapat Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan frekuensi UHF dimaksudkan program “Campursari ditangkap melalui siaran Sehingga jangkauan siaran agar audien dapat menerima sinyal siaran Tambane Ati”, 21 April analog 26 UHF. Kenapa semakin luas. dengan jelas dan lebih tajam, sehingga 2016. memilih bersiaran pada program campursari dapat dinikmati oleh frekuensi tersebut ya Program campursari dapat audien tanpa ada gangguan yang dapat karena, yang frekuensi dinikmati audien melalui merusak kenyamanan audien saat UHF jauh lebih tinggi siaran analog 26 UHF. menonton program campursari.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

dari pada VHF, selain itu Pemilihan frekuensi UHF Berdasarkan temuan data di lapangan siaran UHF lebih tajam dimaksudkan agar audien tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa dan jelas. dapat menerima sinyal siaran pemilihan frekuensi UHF merupakan dengan jelas dan lebih tajam, salah satu upaya tim kerabat kerja sehingga program program campursari dalam menarik campursari dapat dinikmati perhatian audien. Sebagaimana oleh audien tanpa ada dikemukakan Morissan, bahwa program gangguan yang dapat siaran harus dapat ditangkap dengan baik merusak kenyamanan audien oleh audien, upaya media penyiaran untuk saat menonton program menghasilkan program berkualitas akan campursari. menjadi sia-sia jika audien tidak dapat menerima sinyal siaran dengan jelas (Morissan, 2013:286). 29. Bauran Program Apakah dalam Kami tidak melakukan Dari hasil pengumpulan data Pada dasarnya setiap jam memiliki menentukan jam tayang riset tetapi kami melihat yang diperoleh dari komposisi audien yang berbeda. 3) Distribusi Program tim produksi program bahwa program yang wawancara dengan produser, Mengetahui siapa audien televisi pada (place) campurasari melakukan tayang pada jam enam peneliti memperoleh data waktu tertentu sangat penting dalam -Waktu Siaran riset terlebih dahulu, malam sampai jam tujuh bahwa dalam menentukan menentukan program yang akan dan kenapa memilih didominasi audien semua jam tayang tim kerabat kerja ditayangkan (Morissan, 2013:296). tayang pada setiap umur dan jumlah audien tidak melakun riset. Program Berdasarkan penjelasan yang kamis pukul enam juga tinggi, sehingga itu “Campursari Tambane Ati‟ dikemukakan oleh produser program malam? menjadi alasan kami tayang pada pukul 18.00- campursari, tahapan dalam menentukan Informan: Asik memilih tayang pada jam 19.00, jam tayang tersebut waktu penayangan sudah sesuai karena Muhartono selaku enam malam sampai jam dipilih karena waktu 18.00- pengelola program mengetahui siapa produser pelaksana tujuh malam, sebagian 19.00 didominasi audien audien yang menonton televisi pukul program “Campursari besar penonton sudah semua umur jumlah audien 18.00-19.00 pada hari Kamis. Sesuai hasil Tambane Ati”, 10 tidak beraktivitas di luar juga tinggi agar target temuan di lapangan, dalam menentukan Maret 2016. rumah, selain itu kami audien semua umur jam tayang

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program memilih tayang pada yang sudah kita tentukan tim kerabat kerja tidak melakukan riset. pukul itu agar target dapat terpenuhi. Sedangkan Pemilihan jam tayang program audien semua usia yang pemilihan hari tayang dipilih campursari dapat digolongkan kedalam sudah kita tentukan dapat berdasarkan kebiasan bagian fringe time yang dimulai dari jam terpenuhi. audien. Tim kerabat kerja 16.30-19.30. Jam tayang tersebut dipilih Sebenarnya kami juga program campursari karena waktu 18.00-19.00 didominasi menginginkan tayang di memiliki analisa bahwa jika audien semua umur dan jumlah audien pukul 19.00 WIB soalnya disiarkan pada hari Sabtu juga tinggi sehingga diharapkan target jumlah audien sangat penontonnya tidak banyak audien semua usia yang sudah kita tinggi tetapi sebagai sebab hari Sabtu hari tentukan dapat terpenuhi. Sedangkan, stasiun lokal terbentur keluarga, pasti banyak pemilihan hari Kamis untuk siaran dengan perijinan dari keluarga yang akan program campursari merupakan salah satu stasiun pusat TVRI, menghabiskan waktu buat strategi dari tim kerabat kerja program stasiun lokal hanya keluarganya seperti keluar “Campursari Tambane Ati” yang dipilih mempunyai batas siaran bersama keluarga. berdasarkan kebiasaan audien, tim hingga jam tujuh malam. kerabat kerja program campursari Kalau siaran jam empat memiliki analisa bahwa jika disiarkan juga tidak cocok. pada hari Sabtu penontonnya tidak Sedangkan kenapa kami banyak sebab hari Sabtu adalah hari memilih hari Kamis, keluarga sehingga banyak keluarga yang karena menurut kami jika menghabiskan waktu untuk keluarganya disiarkan pada hari Sabtu seperti keluar bersama keluarga. penontonnya tidak banyak sebab hari Sabtu kan hari keluarga pasti banyak keluarga yang akan menghabiskan waktu buat keluarganya seperti keluar bersama keluarga.

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program 30. Bauran Program Bagaimana cara Cara promosi program Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil reduksi data, dapat promosi program yang yang kami lakukan ya.. wawancara dengan produser peneliti simpulkan bahwa metode promosi 4) Promosi program dilakukan oleh tim menampilkan cuplikan program campursari, cara yang dilakukan adalah metode promosi (promotion) produksi program jadwal tanggal, hari dan promosi yang dilakukan agar media sendiri. Promosi di stasiun sendiri campursari agar jam grup campursari yang penonton tertarik merupakan cara yang paling tepat dan penonton tertarik akan tampil pada satu menyaksikan program paling mudah dilakukan karena audien dengan program bulan berikutnya. campursari adalah sedikit banyak sudah tersedia (Morissan, campursari? Misalnya, tanggal 17 menampilkan cuplikan 2013:458). Cara promosi yang dilakukan Maret 2016, hari Kamis jadwal tanggal, hari dan jam agar penonton tertarik menyaksikan Informan: Asik pukul 18.00 yang tampil grup campursari yang akan program campursari adalah menampilkan Muhartono selaku adalah grup campursari tampil satu bulan berikutnya cuplikan jadwal tanggal, hari dan jam produser pelaksana “Laras Gumelar” Sidoarjo, pada jeda iklan program grup campursari yang akan tampil satu program “Campursari dan minggu selanjutnya campursari. Cara ini dipilih bulan berikutnya pada jeda iklan program Tambane Ati”, 21 April dari grup campursari lain, dengan tujuan untuk campursari. Cara ini dipilih dengan tujuan 2016. pokoknya kami menginformasikan kepada untuk menginformasikan kepada audien menayangkan jadwal audien jadwal tayang dari jadwal tayang dari masing-masing grup tayang dari masing-masing masing-masing grup campursari sehingga diharapkan agar grup campursari selama campursari sehingga audien menonton acara campursari. satu bulan pada jeda iklan diharapkan agar audien program campursari. Cara menonton acara campursari. ini baru kita mulai tahun 2015 ini. Dengan tujuan untuk menginformasikan kepada audien jadwal tayang dari masing-masing grup

Hasil Reduksi Data Hasil Wawancara Analisis Data

I. Tahap Perencanaan Wawancara Program campursari sehingga diharapkan agar audien menonton acara campursari. 31. Pengorganisasian Bagaimana cara Jadi begini mbak, kalau di Berdasarkan hasil Dari hasil wawancara dan hasil reduksi Kerabat Kerja pengorganisasian TVRI setiap program wawancara dengan produser data, dapat diketahui bahwa kerabat kerja yang jobdesc produser dan program campursari, dapat pengorganisasian kerabat kerja bidang terlibat dalam produksi pembawa acara kerabat peneliti simpulkan bahwa teknik dan siaran berganti pada setiap program campursari? kerjanya tetap, tapi kalau kerabat kerja bidang teknik episodenya, kerabat kerja bidang teknik krunya seperti dan siaran berganti pada ditentukan oleh pengarah bagian teknik. Informan: Asik cameraman, switcherman, setiap episodenya, kerabat Sedangkan kerabat kerja yang tetap hanya Muhartono selaku lightingman, audioman itu kerja bidang teknik pada jobdesc produser dan pengarah produser pelaksana selalu diganti setiap ditentukan oleh pengarah acara. program “Campursari episodenya yang memilih bagian teknik Sedangkan Tambane Ati”, 21 April ya pengarah bagian teknik. kerabat kerja yang tetap 2016. Istilahnya itu kayak hanya pada jobdecs produser dirolling jadi kameraman dan pengarah acara. program berita tidak melulu di program berita mereka juga bertugas di program hiburan. 32. Konsultasi Dengan Apakah dalam Karena campursari Berdasarkan hasil Dalam merencakan dan memproduksi Bagian Pemasaran perencanaan program hidupnya dari sponsor ya wawancara dengan produser program, bagian program dan bagian campursari, bagian tentunya kami dengan program campursari pada 10 pemasaran sebaiknya bermitra dan program melakukan bagian pemasaran harus Maret 2016. Jadi sebelum berkonsultasi setiap hari. Karena bagian konsultasi terlebih selalu berkonsultasi jadi memproduksi program program “memiliki” pemirsa, sedangkan dahulu dengan bagian misalnya ada sponsor yang campursari, produser bagian pemsaran “menjual” pemirsa pemasaran? masuk pasti orang senantiasa berkonsultasi kepada para pemasang iklan (Morissan, pemasaran akan dengan bagian pemasaran. 2013:275).Berdasarkan hasil temuan data

I. Tahap Perencanaan Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program Informan: Asik menyampaikan kepada Hal ini mutlak dilakukan yang diperoleh dari wawancara dengan Muhartono selaku kami, soalnya bagian karena bagian pemasaran produser program campursari dan hasil produser pelaksana pemasaran yang yang memasarkan program reduksi data, pada tahap perencanaan program “Campursari memasarkan program campursari kepada para program tim kerabat kerja program Tambane Ati”, 10 campursari kepada para pemasang iklan. Konsultasi campursari telah bermitra dan melakukan Maret 2016. pemasang iklan. dengan bagian pemasaran konsultasi dengan bagian pemasaran, Konsultasi dengan bagian juga berkaitan erat dengan maka tahapan perencanaan yang pemasaran juga berkaitan durasi tayang program dilakukan oleh tim kerabat kerja program dengan durasi tayang campursari. Semakin banyak campursari telah sesuai dengan tahapan program campursari iklan yang masuk maka chit- perencanaan program yang terdapat dalam semakin banyak iklan chat pembawa acara akan strategi manajemen program siaran, yang masuk maka dikurang hal ini dilakukan dalam hal ini bagian program dan bagian pembawa acara agar tidak mengurangi durasi pemasaran harus bekerja sama dengan ngomongnya ya jangan tampil dari grup campursari baik. Konsultasi dengan bagian terlalu banyak agar tidak sehingga tujuh lagu dapat pemasaran mutlak dilakukan karena mengurangi durasi tampil dinyanyikan semua. bagian pemasaran yang memasarkan dari grup campursari program campursari kepada para sehingga 7 lagu yang pemasang iklan. Konsultasi dengan dibawakan dapat bagian pemasaran juga berkaitan erat dinyanyikan semua. Oleh dengan durasi tayang program karena itu komunikasi campursari. Semakin banyak iklan yang yang baik dengan tim masuk maka chit-chat pembawa acara pemasaran wajib akan dikurang hal ini dilakukan agar tidak dilakukan. mengurangi durasi tampil dari grup campursari sehingga tujuh lagu dapat dinyanyikan semua.

No. Strategi Manajemen Produksi Program “Campursari Tambane Ati”

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

1. 1)Praproduksi Proses-proses apa saja yang Tahap awal yang kami Sebagaimana yang telah Tahap praproduksi adalah semua kegiatan dilakukan pada saat lakukan pada saat disampaikan oleh Nurul mulai dari pembahasan ide awal sampai praproduksi? praproduksi adalah selaku pengarah acara dengan pelaksanaan pengambilan gambar melakukan program program “Campursari (Morissan, 2013:309). Berlandaskan Informan: Nurul Fathoni meeting mbak, meeting ini Tambane Ati”. Pada tahap uraian tersebut dan hasil reduksi, dapat selaku pengarah acara dihadiri oleh produser, lalu praproduksi langkah pertama peneliti simpulkan bahwa pada tahap “Campursari Tambane saya dan kerabat kerja inti. yang dilakukan adalah praproduksi program campursari langkah Ati”, wawancara 17 Maret Hal-hal yang dibahas pada program meeting yang pertama yang dilakukan oleh tim kerbat 2016. program meeting itu antara dihadiri oleh produser, kerja program campursari adalah program lain, menentukan tema, pengarah acara dan kerabat meeting yang dihadiri oleh produser, memilih informasi atau kerja inti. Hal-hal yang pengarah acara dan kerabat kerja inti. Hal- berita yang akan dibahas pada program hal yang dibahas pada program meeting ditayangkan, meeting antara lain, antara lain, menentukan tema, memilih mengkonfirmasi kembali menentukan tema, memilih informasi atau berita yang akan grup campursari yang akan informasi atau berita yang ditayangkan, mengkonfirmasi grup tampil dan budgeting akan ditayangkan, campursari yang akan tampil dan program. Lalu kurang mengkonfirmasi grup budgeting. lebih empat jam sebelum campursari yang akan on air program campursari tampil dan budgeting. Selanjutnya empat jam sebelum on air, kami melakukan set up Selanjutnya empat jam kerabat kerja melakukan set up dekorasi dekorasi, set up lighting sebelum on air, kerabat kerja (stage) meliputi kegiatan penataan dan set up audio. set up melakukan set up dekorasi panggung dan alat-lat musik pendukung dekorasi itu meliputi (stage) meliputi kegiatan yang dibawa oleh grup campursari, set up kegiatan penataan penataan panggung dan alat- lighting meliputi kegiatan penataan panggung dan alat-alat lat musik pendukung yang cahaya yang dilakukan oleh kerabat kerja musik, set up lighting dibawa oleh grup program campursari, set up camera meliputi kegiatan penataan campursari, set up lighting meliputi kegiatan menyiapkan cahaya yang dilakukan meliputi kegiatan penataan kelengkapan kamera seperti mengatur

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

oleh kerabat kerja, set up cahaya yang dilakukan oleh white balance, dan set up audio meliputi camera yang meliputi kerabat kerja program kegiatan blancing audio (penataan suara) kegiatan menyiapkan campursari, dan set up audio dari alat-alat musik yang digunakan, hal kelengkapan kamera meliputi kegiatan blancing ini dilakukan agar suara dari masing- seperti mengatur white audio (penataan suara) dari masing alat musik tidak ada yang balance dan set up audio alat-alat musik yang dominan sehingga musik yang dihasilkan yang meliputi kegiatan digunakan, hal ini dilakukan juga akan terdengar enak dan harmonis. blancing audio atau agar suara dari masing- Tahapan praproduksi yang diterapkan penataan suara alat-alat masing alat musik tidak ada oleh tim kerabat kerja program musik yang akan yang dominan sehingga campursari sesuai dengan kegiatan digunakan pada saat live musik yang dihasilkan juga praproduksi yang terdapat dalam strategi nanti. Hal ini perlu akan terdengar enak dan manajemen program siaran, yaitu dilakukan agar tidak ada harmonis. melakukan program meeting, set up suara alat musik yang dekorasi, set up lighting, set up audio dan dominan sehingga musik set up camera. yang akan dibawakan juga akan terdengar enak dan harmonis. 2. 1)Praproduksi Apakah praproduksi Iya mbak kami melakukan Dari hasil wawancara Berdasarkan temuan data yang diperoleh -General program campursari juga tahap GR, Tahap GR dengan pengarah acara dari lapangan, pada tahap praproduksi Rehearsel (GR) melakukan general sangat perlu untuk program “Campursari program campursari, tim kerabat kerja rehearsel atau GR? dilakukan karena program Tambane Ati” , dapat program campursari juga melakukan kami adalah program live disimpulkan bahwa pada tahap general rehearsal (GR) penyanyi, Informan: Nurul Fathoni sehingga harus tahap praproduksi program pemain musik dan tune program selaku pengarah acara meminimalisir kesalahan campursari, tim kerabat campursari. Pada tahap general rehearsal “Campursari Tambane pada saat live . Pada tahap kerja program campursari (GR) pengarah acara selalu mengadakan Ati”, wawancara 17 Maret GR kami selalu melakukan juga melakukan tahap pengecekan terhadap grub musik 2016. pengecekkan musik, general rehearsel (GR) campursari yang akan tampil untuk kualitas suara penyanyi penyanyi, pemain musik dan membawakan lagu yang akan dibawakan,

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

dan hafal atau tidaknya tune program campursari. karena kwalitas harus di jaga dan di penyanyi maupun pemain Pada tahap general perhatikan. musik dengan lagu yang rehearsal (GR) pengarah Tahap GR sangat perlu untuk dilakukan akan dibawakan, dan tak acara selalu mengadakan menurut Nurut selaku pengarah acara lupa juga melakukan pengecekan terhadap grub “Tahap GR sangat perlu untuk dilakukan pengecekan tune program musik campursari yang akan karena program kami adalah program karena tune program tampil untuk membawakan live sehingga harus meminimalisir merupakan identitas acara, lagu yang akan dibawakan, kesalahan pada saat live”. oleh sebab itu kami tidak karena kwalitas harus di jaga mau ada kesalahan saat dan di perhatikan. Tahap GR Selain itu, dari hasil observasi yang memainkan tune program. perlu dilakuka dengan tujuan dilakukan oleh peneliti di TVRI Jawa untuk meminimalisir timur, peneliti menemukan data bahwa kesalahan pada saat live. setelah grup campursari melakukan GR, Selanjutnya, penyanyi dan pemain musik melakukan persiapan merias diri (make up). Satu jam sebelum on air, produser melakukan breafing dengan pembawa acara, penyanyi dan pemain musik. Breafing yang dilakukan dengan pembawa acara mengenai tema dan informasi yang akan disampaikan sedangkan breafing dengan penyanyi dan pemain musik mengenai penampilan panggung. Berdasarkan hasil temuan di lapangan tersebut apa yang dilakukan oleh tim produksi program “Campursari Tambane Ati” dengan menerapkan kegiatan praproduksi yang mendukung proses

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

produksi adalah telah sesuai dengan tahapan praproduksi ketika merencanakan sebuah produksi siaran televisi.

3. 1) Praproduksi Siapa yang membuat Yang membuat rundown Setelah melakukan Berdasarkan hasil wawancara dengan -Layout dan rundown acara? tidak tentu kadang wawancara dengan Nurul pengarah acara dan hasil reduksi yang Rundown produser, kadang saya tapi selaku pengarah acara, dapat dilakukan peneliti, rundown dan layout Informan: Nurul Fathoni memang yang lebih sering peneliti simpulkan bahwa program campursari dibuat oleh produser selaku pengarah acara membuat adalah saya, rundown dan layout program dan pengaraha acara. Rundown dibagikan “Campursari Tambane kami tidak hanya membuat campursari dibuat oleh kesemua kerabat kerja yang terlibat Ati”, wawancara 17 Maret rundown saja tapi juga produser dan pengaraha produksi program campursari, sedangkan 2016. layout setelah saya acara. Rundown dibagikan lay out hanya dibagikan kepada pembawa membuat dalam bentuk kesemua kerabat kerja yang acara, penyanyi dan pemukul gong tertulis kemudian FD akan terlibat produksi program mengetik rundown dan lay campursari, sedangkan lay out yang sudah saya buat out hanya dibagikan kepada setelah itu FD memberikan pembawa acara, penyanyi rundown kesemua kerabat dan pemukul gong. kerja yang terlibat produksi program campursari, sedangkan lay out hanya dibagikan kepada pembawa acara, penyanyi dan pemukul gong.

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

4. 2) Produksi Apakah proses produksi Tidak mbak, kami tidak Berdasarkan hasil temuan Tahap produksi adalah seluruh -Lokasi Shooting pernah dilakukan di luar pernah melakukan proses data yang dilakukan dengan kegiatan pengambilan gambar studio? produksi di luar studio cara indepth interview (shooting) baik di studio maupun di atau outdoor, secara utuh dengan pengarah acara, luar studio (Morissan, 2013:310). Informan: Nurul Fathoni proses produksi program dapat peneliti pahami bahwa Berlandaskan uraian terebut dan hasil selaku pengarah acara campursari kami lakukan proses produksi program reduksi data, proses produksi program “Campursari Tambane di studio dua TVRI Jawa campursari secara utuh Ati”, wawancara 17 Maret Timur. dilakukan di studi dua TVRI campursari dilakukan di studio dua 2016. Jawa Timur. TVRI Jawa Timur, produksi program campursari tidak pernah dilakukan di luar studio atau outdoor.

Konsep siaran langsung yang dipilih tim kerabat kerja dalam memproduksi program campursari memiliki keunggulan sendiri yaitu tampilan penyanyi dan pemain musik tidak

menggunakan musik rekaman.

Penyanyi dan pemain musik benar- benar memainkan musik secara langsung di studio dua TVRI Jawa Timur. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Arifin (Dalam Broadcasting to be broadcaster, 2010:191). Siaran langsung mempunyai keunggulan tersendiri, program siaran langsung mempunyai realita yang tinggi atau benar-benar

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

sesuai dengan kenyataan yang ada. Karena acara itu bersifat aktual, akurat, dan faktual, tidak mengandung rekayasa, jadi apapun yang terlihat dilayar kaca itu adalah gambaran yang sebenarnya.

5. 2) Produksi Apakah ada teknik dalam Teknik untuk pengambilan Dari hasil wawancara Berdasarkan penjelasan yang -Teknik pengambilan gambar pada gambar penyanyi dengan pengarah acara disampaikan oleh pengarah acara, Pengambilan saat produksi program dilakukan dengan cara “Campursari Tambane Ati”, dapat peneliti pahami bahwa dalam Gambar campursari? penyanyi yang jogetnya dalam kegiatan pengambilan kegiatan pengambilan gambar enak maka intensitas gambar (shooting) program (shooting) program campursari, Informan: Nurul Fathoni pengambilan gambar sang campursari menggunakan penampilan dan aksi panggung selaku pengarah acara penyanyi akan semakin teknik pengambilan gambar “Campursari Tambane lama, jika penyanyi sangat penyanyi yang aktif atau seorang menyanyi menjadi perhatian Ati”, wawancara 17 Maret pasif dan tidak bisa pandai berjoget maka penting cameramen saat menentukan 2016. berjoget maka intensitas intensitas pengambilan teknik pengambilan gambar. Karena pengambilan gambar akan gambar akan dilakukan penyanyi yang aktif atau pandai sangat minim dan biasanya semakin lama dan diambil berjoget maka intensitas pengambilan hanya diambil close up gambar dari arah mana saja, gambar akan dilakukan semakin lama saja. Jika penyanyi yang tetapi penyanyi yang pasif dan diambil gambar dari arah mana aktif dan maka pengambilan gambar saja, tetapi penyanyi yang pasif maka pandai berjoget dia akan penyanyi hanya minim dan pengambilan gambar penyanyi hanya diambil gambar dari arah biasanya hanya diambil minim dan biasanya hanya diambil mana saja untuk secara close up. secara close up. menunjukkan kepada pemirsa selain memiliki suara yang merdu, ternyata

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

penyanyi tersebut memiliki kreatifitas dalam gerak, yang juga dapat mempengaruhi pemirsa. 6. 2) Produksi Apakah siaran live program Siaran langsung direkam Setelah melakukan Berdasarkan hasil wawancara dengan campursari direkam? keseluruhannya sebagai wawancara dengan pengarah pengarah acara, proses siaran langsung stock materi program yang acara, peneliti menemukan (live) program campursari tidak hanya Informan: Nurul Fathoni sewaktu-waktu dapat data bahwa proses siaran ditayangkan saja tetapi juga direkam selaku pengarah acara ditayangkan kembali, dan langsung direkam dengan menggunakan alat VTR, sebagai “Campursari Tambane juga data yang digunakan keseluruhannya sebagai stock materi program yang sewaktu- Ati”, wawancara 17 Maret sebagai bukti pertanggung stock materi program yang waktu dapat ditayangkan kembali, dan 2016. jawaban kepada pemasang sewaktu-waktu dapat juga data yang digunakan sebagai bukti iklan bahwa spot iklannya ditayangkan kembali, dan pertanggung jawaban kepada pemasang ditayangkan dalam juga data yang digunakan iklan bahwa spot iklannya ditayangkan program “Campursari sebagai bukti pertanggung dalam program live “Campursari Tambane Ati”. jawaban kepada pemasang Tambane Ati”. iklan bahwa spot iklannya ditayangkan dalam program “Campursari Tambane Ati”.

7. 2) Produksi Apakah pernah melakukan Proses produksi taping Berdasarkan hasil Taping (rekaman) merupakan kegiatan -Taping proses produksi secara program “Campursari wawancara dengan Nurul merekam adegan dari naskah menjadi taping? Tambane Ati” dilakukan selaku pengarah acara, bentuk audio video (AV). Materi hasil secara utuh pada sebulan proses produksi taping rekaman akan ditayangkan pada waktu Informan: Nurul Fathoni sebelum bulan puasa program “Campursari yang berbeda dengan peristiwanya (Latief selaku pengarah acara (ramadhan). Produksi Tambane Ati” dilakukan dkk, 2015:152). Proses produksi taping “Campursari Tambane program direkam secara secara utuh pada sebulan program “Campursari Tambane Ati” Ati”, wawancara 17 Maret utuh dengan konsep siaran sebelum bulan puasa dilakukan secara utuh pada sebulan 2016. langsung seperti siaran (ramadhan). Produksi sebelum bulan puasa (ramadhan).

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

biasanya mbak dan program direkam secara utuh Produksi program direkam dengan konsep direkam terus-menerus dengan konsep siaran siaran langsung dan direkam terus- menggunakan VTR, langsung. Menggunakan menerus menggunakan VTR, kemudian kemudian hasilnya akan beberapa kamera dan hasilnya akan diedit sebelum ditayangkan. diedit sebelum disiarkan direkam terus-menerus Berdasarkan hasil temuan di lapangan mbak. menggunakan VTR. tersebut, teknik yang dilakukan dalam perekaman (taping) program “Campursari Tambane Ati” dapat disebut sebagai teknik Live on Tape. Live on tape merupakan produksi program yang direkam secara utuh dengan konsep siaran langsung. Menggunakan beberpa kamera dan direkam terus-menerus menggunakan VTR melalui vison mixer. Hasilnya akan diedit sebelum disiarkan. Live on tape disebut juga dengan istilah MCR (Multi Camera Remote) (Latief dkk, 2015:153). 8. 3) Pascaproduksi Proses-proses apa saja yang Kami hanya melalukan Sebagaimana yang Tahap pascaproduksi adalah semua dilakukan pada saat proses editing pada saat disampaikan oleh Nurul kegiatan setelah pengambilan gambar pascaproduksi? produksi program selaku pengarah acara sampai materi itu dinyatakan selesai dan dilakukan secara taping, “Campursari Tambane Ati”, siap disiarkan (Morissan, 2013:310). Informan: Nurul Fathoni karena selain bulan tahap pascaproduksi Tahap pascaproduksi program selaku pengarah acara ramadhan kami produksi program “Campursari “Campursari Tambane Ati” hanya “Campursari Tambane live. Proses editing sendiri Tambane Ati” hanya dilakukan pada saat produksi program Ati”, wawancara 17 Maret biasanya dilakukan apabila dilakukan pada saat produksi dilakukan secara taping. Tahap 2016. ada gambar yang goyang program dilakukan secara pascaproduksi ini meliputi penyutingan maka perlu dilakukan taping. Tahap pascaproduksi (editing), misalnya proses editing editing dengan cara ini meliputi penyutingan dilakukan apabila ada gambar yang

II. Tahap Produksi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Program

menghilangkan gambar (editing), misalnya proses goyang maka gambar akan dihilangkan dan memberikan insert editing dilakukan apabila lalu diberikan insert gambar lain. Setelah gambar lain. Setelah ada gambar yang goyang proses editing selesai dilakukan barulah semua proses editing maka gambar akan di materi program siap ditayangkan untuk selesai barulah program hilangkan lalu diberikan penonton. siap untuk ditayangkan. insert gambar yang lain. Setelah proses editing selesai dilakukan barulah program siap ditayangkan.

No. Strategi Manajemen Produksi Program “Campursari Tambane Ati”

III. Tahap Eksekusi Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data

1. Strategi Apa strategi penayangan Saat ini program televisi Berdasarkan penjelasan yang Strategi counterprogramming digunakan Penayangan yang diterapkan oleh tim lebih banyak didominasi disampaikan oleh produser, untuk merebut audien di stasiun saingan produksi program dengan program yang dalam menayangkan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan campursari agar audien mengusung budaya asing program campursari strategi cara menjadwalkan suatu program yang tidak pindah saluran? seperti sinetron india, atau yang diterapkan oleh tim memiliki daya tarik berbeda untuk program hiburan yang kerabat kerja program menarik audien yang belum terpenuhi Informan: Asik Muhartono menampilkan lawakan tidak campursari adalah kebutuhannya (Morissan, 2013:346). selaku produser pelaksana mendidik mencela orang memproduksi program Berdasarkan temuan data di lapangan, program “Campursari lain. Tetapi kami berbeda hiburan yang memilki daya strategi penayangan yang dipilih dan Tambane Ati”, 10 Maret kami tetap konsisten tarik berbeda dengan diterapkan oleh tim kerabat kerja program 2016. memproduksi program program yang ditayangkan campursari adalah counterprogramming. hiburan yang mengusung stasiun televisi lain dan Hal ini diperkuat oleh pernyataan budaya lokal sebagai isi selalu menjaga kemasan produser program campursari yang program selain itu kami program agar tetap menarik menyatakan bahwa strategi yang juga selalu menjaga seperti memberikan nilai diterapkan oleh tim kerabat kerja dalam kemasan program agar edukasi. Cara ini dilakukan menayangkan program adalah tetap menarik seperti agar audien yang bosan memproduksi program hiburan yang memberikan nilai edukasi, dengan tayangan sinetron berbeda yaitu mengusung budaya lokal dengan begitu kami dapat berahli untuk ditengah dominasi sinetron yang berharap audien yang bosan menonton acara campursari. mengusung budaya asing. Cara ini dengan tayangan sinetron dilakukan agar audien yang bosan dengan dapat berahli untuk tayangan sinetron dapat berahli untuk menonton campursari. menonton acara campursari.

No. Strategi Manajemen Produksi Program “Campursari Tambane Ati”

IV. Tahap Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Pengawasan dan Evaluasi Program 1. Pengawasan Bagaimana melakukan Sebagai program live Berdasarkan hasil temuan Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pengawasan terhadap pengawasan sangat penting data dari hasil wawancara, dari reduksi data, pengawasan program kinerja crew yang terlibat dilakukan karena untuk pengawasan program campursari dilakukan oleh produser saat dalam program meminimalisir “Campursari Tambane Ati” proses produksi program campursari “Campursari Tambane kemungkinan kesalahan dilakukan oleh produser saat berlangsung. Pengawasan ini mengenai Ati”? atau kegagalan yang terjadi proses produksi program kinerja dari satuan kerabat kerja yang pada saat live. Apabila saat campursari berlangsung. terlibat dalam proses produksi program Informan: Asik Muhartono live terjadi kesalahan atau Pengawasan ini mengenai campursari, perfoma pembawa acara, selaku produser pelaksana kegagalan maka tidak dapat kinerja dari satuan kerabat penyanyi dan pemain musik. Tahap program “Campursari diperbaiki mau tidak mau kerja yang terlibat dalam pengawasan juga dilakukan oleh tim Tambane Ati”, 24 Maret program kami harus tetap proses produksi program monitoring TVRI Jawa Timur. Tim ini 2016. berjalan. Pengawasan saya campursari, performa bertugas melakukan pengawasan terhadap lakukan sendiri saat pembawa acara, penyanyi isi program misalnya semua program produksi program dan pemain musik. yang disiarkan di TVRI Jawa Timur tidak berlangsung, pengawasan Tahap pengawasan juga boleh ada yang mengandung unsur RAS mengenai kinerja kerabat dilakukan oleh tim atau SARA. kerja seperti kesiapan monitoring TVRI Jawa cameramen, audioman, Timur. Tim ini bertugas perfoma dari pembawa melakukan pengawasan acara, penyanyi dan terhadap isi program pemain musik harus selalu misalnya semua program diawasi.Oh iya mbak, yang disiarkan di TVRI pengawasan juga dilakukan Jawa Timur tidak boleh ada oleh tim monitoring TVRI yang mengandung unsur Jawa Timur. Tim ini RAS atau SARA.

IV. Tahap Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Pengawasan dan Evaluasi Program

bertugas melakukan pengawasan terhadap isi program misalnya semua program yang disiarkan di TVRI Jawa Timur tidak boleh sampai ada yang mengandung unsur RAS atau SARA. 2. Evaluasi Program Bagaimana cara evaluasi Evaluasi program kami Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil reduksi data yang program “Campursari lakukan setelah program wawancara, evaluasi diperoleh dari hasil wawancara dengan Tambane Ati”? “Campursari Tambane Ati” program dilakukan setelah produser, tahap evaluasi program disiarkan, dalam evaluasi program “Campursari campursasi dilakukan melalui beberapa Informan: Asik Muhartono ini saya melakukan Tambane Ati” disiarkan, cara, yang pertama evaluasi dilakukan selaku produser pelaksana penilaian kepada kinerja evalusai dipimpin oleh setelah siaran program “Campursari program “Campursari satuan kerabat kerja yang produser. Dalam evaluasi Tambane Ati‟ yang dipimpin oleh Tambane Ati”, 24 Maret bertugas dalam proses ini produser menilai kinerja produser, dalam kegiatan ini produser 2016. produksi program satuan kerabat kerja yang menilai kinerja satuan kerabat kerja yang campursari, karena kerabat bertugas dalam proses bertugas dalam proses produksi program kerja pada setiap produksi program campursari, karena kerabat kerja pada episodenya itu diganti, campursari, karena kerabat setiap episodenya diganti. Kedua, Selain itu, kegiatan evaluasi kerja pada setiap episode kegiatan evaluasi hasil produksi dilakukan hasil produksi juga kami nya diganti. Selain itu, dalam rapat interen yang dipimpin oleh lakukan dalam rapat interen kegiatan evaluasi hasil eksekutif produser bersama produser yang dipimpin oleh produksi juga dilakukan pelaksana, pengarah acara dan tim inti eksekutif produser, setiap dalam rapat interen yang kerabat kerja program “Campursari

IV. Tahap Wawancara Hasil Wawancara Hasil Reduksi Data Analisis Data Pengawasan dan Evaluasi Program

hari Selasa mengenai dipimpin oleh eksekutif Tambane Ati”setiap hari Selasa. Dalam kinerja kerabat dipimpin produser bersama produser tahap ini saran dan kritik yang oleh Eksekutif produser, pelaksana, pengarah acara disampaikan oleh pemirsa dan penonton setiap hariSelasa mengenai dan tim inti kerabat kerja juga menjadi bahan pertimbangan. kinerja kerabat kerja, program “Campursari inovasi-inovasi yang Tambane Ati” setiap hari dilakukan untuk menjaga Selasa. Dalam tahap ini eksistensi program. Dalam saran dan kritik yang tahap evaluasi ini saran dan disampaikan oleh pemirsa kritik yang disampaikan dan penonton juga menjadi oleh pemirsa dan penonton bahan pertimbangan. juga menjadi bahan pertimbangan kami. 3. Rating Bagaimana cara tim Kami melakukan riset yang Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil reduksi data, dapat produksi program bekerja sama dengan wawancara dengan Asik disimpulkan bahwa program campursari campursari mengetahui Universitas Airlangga, dari Muhartono selaku produser melakukan riset rating bekerja sama rating dari program riset ini dapat diketahui program campursari, dapat dengan instansi perguruan tinggi campursari? program-program di TVRI diketahui bahwa tim kerabat Universitas Airlangga yang dimulai pada Jawa Timur yang paling kerja program campursari tahun 2012. Informan: Asik Muhartono banyak ditonton itu pertama melakukan riset rating yang selaku produser pelaksana campursari kedua berita bekerja sama dengan program “Campursari jatim. Riset ini baru mulai Universitas Airlangga yang Tambane Ati”, 10 Maret dilakukan pada tahun 2012. dimulai pada tahun 2012. 2016.

Set Up stage

Set Up Lighting

Set Up Audio

Tahap General Rehearsel (GR), penyanyi dan pemain musik

Tahap produksi program “Campursari Tambane Ati” di Studio 2 TVRI Jawa Timur

Penonton setia program “Campursari Tambane Ati”

Perangkat Audio Mixer di studio 2 TVRI.

Perangkat Sound Sistem di studio 2 TVRI Jawa Timur.

Camera crane di studio 2 TVRI Jawa Timur .

Kamera dilengkapi dengan tally light.

Sistem penyangga (camera mounting) yang berwujud tripod dilengkapi roda.

Tata panggung program “Campursari Tambane Ati”