<<

LAGU KIDDUNG DALEM DALAM UPACARA ADAT NYONGKOLAN SUKU SASAK DI KABUPATEN TENGAH (BENTUK PENYAJIAN DAN BENTUK LAGU)

Lalu Muhammad Gitan Prahana Mahasiswa S1 Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Joko Winarko, S.Sn, M.Sn Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya [email protected]

ABSTRAK Lagu Kiddung Dalem merupakan satu lagu tradisi dalam musik tradisional , yang disajikan secara instrumental di rumah pengantin perempun, dalam prosesi upacara adat Nyongkolan suku Sasak pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lagu Kiddung Dalem digunakan sebagai bentuk ekspresi dari rasa syukur, kegembiraan, kekeluargaan dan juga untuk menyampaikan petuah–petuah adat dalam suku Sasak. Bahkan digunakan sebagai sarana melegitimasi kelangsungan kehidupan tradisi adat melalui prosesi adat pernikahan. Sehingga akan sangat menarik dilakukan penelitian dengan rumusan masalah (1) Bagaimanakah bentuk penyajian lagu Kiddung Dalem dalam prosesi upacara adat Nyongkolan di suku Sasak, dan (2) Bagaimanakah bentuk lagu Kiddung Dalem dalam upacara adat Nyongkolan suku Sasak. Kajian pustaka yang digunakan didalam penelitian, mengacu sumber buku–buku yang berkaitan mengenai bentuk penyajian seni pertunjukan dan bentuk sertaa struktur didalam lagu. Penelitian yang digunakan, menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan lokasi penelitian di kelurahan Gerunung, kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian berupa sajian data bersifat diskriptif tentang bentuk penyajian dan bentuk lagu Kiddung Dalem yang disajikan saat upacara adat Nyongkolan berlangsung. Dalam penelitian tentang bentuk penyajian, peneliti menemukan data meliputi, (1) Instrumentasi, yaitu ragam jenis alat musik beserta pola–pola sajain yang dimainkan oleh 17 pemusik atu Sekhe. (2) Setting pertunjukan, dilakukan di halaman rumah pengantin perempuan ketika prosesi adat Nyongkolan berlangsung. Sehingga panggung pertunjukan, berbentuk panggung terbuka dan, (3) Tata busana yang digunakan adalah baju Godeq Nongkeq yang merupakan pakaian adat laki–laki suku Sasak.

i

Penelitian tentang bentuk lagu Kiddung Dalem meliputi penemuan data tentang pembagian dua bagian lagu yang terdiri dari 58 birama dan terbagi dalam 8 frase tanya dan 8 jawab serta memiliki 32 motif. Pada bagian pertama disebut dengan Kabor yang terdiri dari 4 bagian dan bagian kedua yaitu Pelayon sebagai bagian lagu utama.

Kata Kunci: Kiddung Dalem, Bentuk Penyajian, Bentuk Lagu.

PENDAHULUAN dikarenakan adanya penambahan sebagai negara dengan jumlah alat musik yang dimainkam masyarakat multietnis atau masyarakat sebagai penambah suasana ramai dalam dengan latar belakang kebudayaan penyajian. beranekaragam. Hampir pada tiap–tiap Zaman dahulu musik tradisional daerah terdapat kesenian tradisonal Gendang Beleq dimainkan untuk dengan corak dan karakter masing– melepaskan keberangkatan prajurit masing. Begitu pula di Pulau Lombok, kerajaan menuju medan peperangan. Nusa Tenggara Barat. Salah satu Suara tabuhan yang dihasilkan kesenian dimiliki adalah Gendang Beleq, dipercaya adalah sebuah Senggeger atau yang dewasa ini masih terus musik yang memberikan energi dipertahankan oleh suku Sasak, sebuah semangat bagi prajurit yang akan suku bangsa yang mendiami pulau menuju medan peperangan. Tetapi Lombok. seiring berkembangnya zaman, musik Kesenian Gendang Beleq merupa- tradisional Gendang Beleq kini telah kan kesenian musik tradisional yang mengalami peralihan fungsi, yakni disuguhkan secara bersama-sama atau sebagai bagian dari adat Nyongkolan kelompok. Dalam penyajiannya, pemain dalam prosesi pernikahan di suku atau Sekhe musik tradisional Gendang Sasak. Beleq berjumlah 17 (tujuh belas), dengan Adat Nyongkolan merupakan tambahan 3 Awur atau pemain cada- sebuah prosesi arak–arakan sepasang ngan dan satu orang Penoaq atau se- pengantin menuju kerumah pengantin orang pemimpin dalam satu kelompok perempuan setelah dilaksanaknnya Gendang Beleq. prosesi Begawe atau pesta di rumah Masyarakat suku Sasak menganut pengantin laki–laki. Kemudian kedua kepercayaan, bahwa para ulama agama mempelai diarak menuju ke rumah Islam, menggunakan jumlah tujuh belas pengantin perempun. Hal terebut pemain musik tradisional Gendang Beleq merupakan wujud kegembiraan oleh sebagai simbol dalam menyebarkan dan karena bertemunya keluarga besar mengenalkan perintah sholat, yang kedua pihak keluarga pengantin. direpresentasikan melalui media Suku Sasak memiliki tiga tahapan kesenian musik tradisonal Gendang dalam pernikahan, yaitu tahap awal, Beleq. Tetapi jumlah tersebut dewasa ini, tahap inti dan tahap akhir. Pada tahap sudah bukan menjadi ketentuan, awal terdapat prosesi adat Midang yaitu ii

seorang pemuda (Terune) bertamu ke maskawin oleh pihak pengantin rumah seorang gadis (Dedare). Hal peremuan kepada pihak pengantin laki– tersebut dilakukan sebagai bentuk laki. Kemudian dilanjutkan ke prosesi keseriusan niat dari laki–laki kepada Bekawin atau akad nikah yang sering perempuan idamannya. Setelah itu dilangsungkan di rumah pengantin laki- berlanjut ke adat Melaiq, yaitu laki dengan sudah menggunakan membawa gadis idamannya pergi tatanan dalam ajaran agama Islam. meninggalkan rumah orang tuanya Tahap akhir berisikan prosesi menuju kerumah keluarga laki–laki. Sorong Serah Aji Krame yaitu prosesi Adat ini merupakan pembuktian serah terima atas segala kesepakatan– seorang pemuda yang serius untuk kesepakatan yang dilakukan oleh kedua menikahi seorang gadis. pihak keluarga pengantin, berupa Awiq– Prosesi berikutnya adalah Bersejati, awiq atau benda-benda yang merupakan yaitu kegiatan dimana dari pihak simbolik dalam adat suku Sasak. Setelah keluarga laki–laki akan melaporkan melampoi tahapan itu, kemudian baru kepada kepada masyarakat setempat, akan diselenggaraknnya prosesi bahwa anaknya telah membawa upacara adat Nyongkolan, yang jelas perempuan dengan identitas yang selalu melibatkan sajian musik Gendang lengkap yang bertujuan untuk menikah. Beleq. Kemudian prosesi Selabar yaitu kegiatan Prosesi Nyongkolan tidak pernah dari pihak keluarga laki–laki untuk lepas bersama dengan kehadiran sajian melaporkan kepada pihak kelurga musik tradisional Gendang Beleq. Begitu perempuan tentang anak gadis yang pentingnya musik ini sebagai ekspresi telah dibawa pergi dan kemudian dari rasa syukur, kegembiraan dan juga disertai kesanggupan keluarga untuk media untuk menyampaikan petuah– menikahkan berdua. Di dalam prosesi petuah adat dalam suku Sasak. Bahkan Selabar juga dibicarakan tentang juga digunakan sebagai sarana pembayaran Pisuke, yaitu uang yang melegitimasi kelangsungan kehidupan harus diberikan oleh pihak laki–laki adat tradisi suku Sasak melalui prosesi menurut hukum adat. Prosesi Selabar adat pernikahan. Sehingga sudah turun biasanya dilaksanakan satu hari setelah temurun beberapa repertoar lagu prosesi Bersejati. disajikan dalam acara Nyongkolan. Tahap inti dalam adat pernikahan Beberapa repertoar lagu tersebut antara di suku Sasak yaitu prosesi Baet Wali lain, lagu Gugur Mayang, Pemban atau tuntut wali yang merupakan Selaparang, Gelung Prade, Babat Lombok, kegiatan dari pihak keluarga pengantin Angin Alus dan Kiddung Dalem. Dari laki–laki meminta wali nikah dari beberapa lagu yang dimainkan, terdapat pengantin perempuan, dengan tujuan satu repertoar yang wajib dimainkan untuk segera melangsung–kan akad dalam adat Nyongkolan, yaitu Lagu nikah. Prosesi ini juga, bermaksud Kiddung Dalam. untuk penyebutan besaran mahar atau iv

Prosesi Nyongkolan tidak pernah HASIL DAN PEMBAHASAN lepas bersama dengan kehadiran sajian Bentuk penyajian lagu Kiddung Dalem dari lagu Kiddung Dalem yang dalam Musik Tradisional Gendang dimainkan oleh musik tradisional Beleq di Upacara Adat Nyongkolan Gendang Beleq. Begitu pentingnya sajian Lagu Kiddung Dalem merupakan ini, sebagai ekspresi dari rasa syukur, lagu yang disajikan musik tradisional kegembiraan dan juga media untuk Gendang Beleq secara instrumental. menyampaikan petuah–petuah adat Dalam sajian lagu secara utuh, terdapat dalam suku Sasak. Bahkan juga sajian ritmis dan melodis dengan digunakan sebagai sarana melegitimasi menggunakan tujuh jenis alat musik kelangsungan kehidupan adat tradisi (ansamble). Adapun instrumen pola suku Sasak melalui prosesi adat ritmis disajikan oleh, (1) Instrumen pernikahan. Gendang Beleq, merupakan alat musik Lagu Kiddung Dalem merupakan berbentuk tabung yang terbuat dari lagu yang difungsikan untuk kayu. Kayu yang digunakan biasanya menghantarkan sepasang pengantin ke menggunakan kayu meranti dengan rumah keluarga pengantin perempuan. ukuran panjang 1,5 meter dan diameter Syair lagu yang juga berisi tentang 45 cm. Kemudian pada kedua lubang petuah–petuah adat menjadi sangat kayu, ditutupi menggunakan kulit konteks sekali dengan jalannya prosesi binatang, yaitu kulit Kambing atau adat Nyongkolan. Penyajian lagu yang Rusa. Berikut ini gambar dari memiliki kesan gemuruh dan suka ria, instrumen Gendang Beleq: ditambah dengan tarian para pemain musik, memprovokasi para keluarga untuk terlibat melakukan tarian bersama-sama, sehingga terciptanya suasana keakraban dan kegembira dalam peristiwa upacara adat Nyongkolan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengangkat lagu Kiddung Dalem yang Instrumen Gendang Beleq berkaitan langsung dengan upacara dimainkan dengan cara digantungkan adat Nyongokalan di suku Sasak. Adapun dileher ataupun dibahu pemainnya. rumusan masalah dalam penelitian ini Teknik permain instrumen Gendang adalah Bagaimanakah bentuk penyajian Beleq, yaitu dengan cara dipukul lagu Kiddung Dalem dalam upacara menggunakan alat Pemantoq atau alat Nyongkolan suku Sasak. pemukulnya. Alat pemukul tersebut, hanya terdapat satu buah yang dipegang oleh tangan kanan dan menghasilkan suara “Dang”. Kemudian v

pada tangan kiri, dipukul menggunakan Instrumen Petoq terbuat dari logam telapak tangan yang menghasilkan yang berbahan kuningan dan suara “Tak.” (2) Instrumen Kenceng atau dimainkan dengan cara dipukul disebut juga Kenceng merupakan alat menggunakan alat pemukul atau musik yang berbentuk piringan dengan disebut Pemantoq. Didalam sajian lagu memiliki pegangan dibagian tengahnya. Kiddung Dalem, intsrumen Petoq Alat musik ini, terdiri dari sepasang (2 berjumlah satu alat yang dimainkan piringan), dimana masing–masing oleh satu orang pemain yang memiliki pemain memegang satu pasang yang nada pentatonis di susunan nada ke 4 dimainkan dengan cara ditepuk. yang dibaca “Lu” dan (5) Instrumen Berikut ini adalah gambar dari Rinceq, merupakan alat yang berbentuk instrumen Cemprang/ Kenceng: piringan kecil–kecil dengan diameter 12 cm. Instrumen Rinceq terbuat dari logam yang berbahan kuningan. Berikut ini adalah gambar dari instrumen Rinceq:

Instrumen Cemprang/Kenceng, terbuat dari logam yang berbahan kuningan. Ukuran instrumen Cemprang yaitu berdiameter 30 cm. Pemain Cemprang dalam satu kelompok musik tradisional Gendang Beleq beranggotakan Instrumen Rinceq berjumlah 8 buah 5 pemain. Dalam satu kelompok piringan, dimana 6 piringan diletakan tersebut, terdapat satu orang pemain pada Takaq atau sebuah tempat/wadah. yang disebut sebagai Pengapah atau Kemudian 2 (buah) piringan digunakan seorang pemimpin dalam kelompok sebagai alat pemukul yang dipegang instrumen Cemprang. Ukuran Cemprang dengan kedua tangan oleh pemainnya dari Pengapah lebih besar, yaitu dan dimainkan dengan cara ditepuk berdiameter 35 cm. (4) Instrumen Sajian pola berbentuk melodis Oncer/Petuq merupakan alat musik yang disajikan dengan menggunakan, (1) berbentuk bulat sama halnya dengan Instrumen Reong alat musik yang intrumen yang memiliki bagian berbentuk bulat. Reong terbuat dari menonjol ditengah–tengah alatnya . kuningan dimainkan dengan cara Akan tetapi instrumen Petoq memiliki dipukul. Dalam musik tradisional ukuran yang lebih kecil, yaitu Gendang Beleq, terdapat 9 instrumen berdiamater 45 cm. Berikut ini adalah Reong yang digunakan dengan wilayah gambar dari instrumen Petoq/Oncer. nada 3 oktaf dengan susunan nada yang dibaca Lu, Pat, Me, Saq, We Lu, Pat, Me, vi

Saq. Berikut ini adalah gambar dari Saq yang dilengkapi dengan pengeras instrumen Reong. suara ataun Sounds. Berikut ini adalah gambar dari intrumen :

Kemudian instrumen penanda bentuk lagu disajikan oleh instrumen Gong, merupakan alat musik berbentuk bulat. Pada bagaian tengah instrumen

Tinggi rendahnya nada yang dihasilkan oleh intrumen Reong berdasarakan ukuran dari Reong itu sendiri. Semakin besar ukuran Reong maka semakin rendah nada yang akan dihasilkan. Diameter pada Reong yaitu terdapat bagian yang menonjol 20 cm dari nada pertama dan untuk berbentuk bulat yang dijadikan objek setiap nada selanjutnya akan untuk dipukul menggunakan alat bertamabah 1 cm, hingga nada terendah Pemantoq atau alat pemukul pada dengan diamater 29 cm dan instrumen instrumen Gong. Berikut ini adalah Suling dan (2) Instrumen Suling gambar dari instrumen Gong merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan diberi lubang agar Intrumen Gong terbuat dari logam menghasilkan bunyi atau suara. yang berbahan kuningan dan Intrumen Suling dimainkan dengan cara dimainkan dengan cara dipukul. ditiup. Instrumen ini, dibawakan atau dipikul Panjang Suling yaitu 30 cm dengan oleh dua orang pemain. Seorang diamter 2 cm. Jenis nada yang pemikul yang berada dibarisan dihasilkan oleh instrumen Suling adalah belakang bertugas sebagai penyaji nada pentatonis dengan susunan nada instrumen. yang dibaca Saq, We, Lu, Pat, dan Me,

vii

Lagu Kiddung Dalem dimainkan nada, suara atau tone, menggunakan oleh kelompok musik tradisi Gendang tangga nada B Major. Sehingga yang Beleq dihalaman rumah pengantin digunakan adalah nada dengan susunan perempuan, disaat prosesi Nyongkolan nada B, D#, E, F#, dan A# atau dibaca berlangsung. Sehingga setting dalam Do, Mi, Fa, Sol, Si,. Namun di dalam panggung pertunjukan lagu Kiddung musik tradisional Gendang Beleq, nada Dalem berada di arena tempat yang tersebut secara berurutan dibaca Saq, We, Lu, Pat, Me. Berikut ini adalah tabel penyesuaian tangga nada:

Notasi Notasi No Notasi Pentatonis Angka . Balok Gendang Diatonis Beleq 1 B 1 (Do) 1 (Saq) terbuka. Didalam pertunjukannya, para pemain musik tradisional Gendang Beleq 2 D# 3 (Mi) 3 (We) menggunakan pakaian Godeq Nongkeq yang dijadikan kostum sebagai bentuk 3 E 4 (Fa) 4 (Lu) kebersamaan dan kekompakan para 4 F# 5 (Sol) 5 (Pat) pemainnya. Berikut ini merupakan 5 A# 7 (Si) 7 (Me) gambar kostum yang digunakan oleh pemain atau Sekhe musik tradisional Gendang Beleq: Bagian Kabor I merupakan bagian pembuka lagu yang terdapat pada Bentuk Lagu Kiddung Dalem dalam birama 1–7. Bentuk dari Kabor I Musik Tradisional Gendang Beleq di merupakan satu kesatuan pola ritmis Upacara Adat Nyongkolan yang dimainkan oleh instrumen Gendang Beleq atau sering disebut Lagu Kiddung Dalem merupakan dengan pola Awur di birama 1 dan 4. satu repertoar sajian musik instrumental Kemudian pola melodi dimainkan oleh yang terdiri dari dua bagian. Bagian instrumen Reong. Berikut ini gambar pertama disebut dengan Kabor yang notasi balok pada frase tanya dan jawab terdiri dari 4 bagian dan bagian kedua bagian Kabor I: yaitu Pelayon.

Analisa pada bentuk lagu Kiddung

Dalem meggunakan pendekatan penulisan notasi balok musik barat.

Pada sajian instrumen melodi, tangga nada yang digunakan adalah taangga nada pentatonik dengan pendekatan

viii

Bagian Kabor IV terdapat pada Bagian Kabor II merupakan bagian birama 28–39. Terdapat frase tanya pada yang terdapat pada biram a 8–17 dan birama 28–34 yang terdiri dari 3 motif frase tanya pada birama 8–14 yang dan dimainkan oleh instrumen Reong. terdiri dari 2 motif. Kemudian frase Kemudian pada frase jawab pada jawab pada birama 15–17 dan terdiri birama 35–39 dan terdiri dari 2 motif dari 2 motif. Pada bagian ini, melodi dan dimainkan oleh instrumen Suling. utama dimainkan oleh instrumen Suling. Berikut ini gambar notasi balok dan Berikut ini gambar notasi balok pada notasi angka pada frase tanya dan frase frase tanya dan frase jawab bagian Kabor jawab bagian Kabor IV. II.

Bagian Pelayon merupakan bagian Bagian Kabor III merupakan kedua pada Lagu Kiddung Dalem. Pada lanjutan setelah sajian Kabor II yang bagian Pelayon melodi utama terdapat pada birama 18–27. Bagian dibawakan oleh instrumen Suling yang Kabor III terdiri dari frase tanya pada terdapat pada birama 40–58. Bagian birama 18–24 dan terdiri dari 3 motif Pelayon terdiri dari empat frase yaitu yang dimainkan oleh instrumen Suling. dua frase tanya dan dua frase jawab. Kemudian frase jawab pada birama 25– Pada frase tanya pertama berada di 27 yang terdiri dari 2 motif dengan satu birama 40–43 yang terdiri dari 3 motif. kesatuan pola ritmis yang dimainkan Kemudian frase jawab pertama berada oleh instrumen Gendang Beleq dan pola di birama 44–47 dan terdiri dari 2 motif. melodi dimainkan oleh instrumen Reong. Berikut ini gambar notasi balok pada Berikut ini gambar notasi balok pada frase tanya dan frase jawab bagian frase tanya dan frase jawab bagian Kabor pertama Pelayon: III:

ix

Frase tanya bagian kedua Pelayon oleh kelompok musik tradisional berada pada birama 47–52 yang teriri Gendang Beleq dengan menggunakan dari 3 motif. Kemudian frase jawab tujuh jenis alat musik (ansamble) yaitu, kedua pada birama 53–58 dan terdiri instrumen Gendang Beleq, Kenceng, Petoq, dari 3 motif. Berikut ini gambar notasi Rinceq, Gong, Reong dan instrumen frase tanya dan frase jawab bagian Suling. Penyajian lagu Kiddung Dalem kedua Pelayon. dilakukan di halaman rumah pengantin perempuan, sehingga bentuk panggung pertunjukan selalu berada dalam arena terbuka dan semakin menambah kemeriahan suasana adat nyongkolan. Suasana adat suku Sasak semakin terasa kuat oleh karena para pemain/Sekhe Gendang Beleq menggunakan Godeq Nongkeq sebagai kostum dalam pertunjukan. Bentuk lagu Kiddung Dalam terdiri dari dua bagian lagu. Bagian pertama, PENUTUP yaitu Kabor yang merupakan sajian Simpulan pertama dalam penyajian lagu Kiddung Penelitian tentang kajian bentuk Dalem. Pada bagian Kabor terdiri dari 4 penyajian lagu Kiddung Dalem bagian, yaitu bagian I, II, III dan IV. merupakan hasil dari pengamatan Kemudian bagian kedua lagu, yaitu dalam upacara adat Nyongkolan. Begitu Pelayon yang merupakan sajian setelah pentingnya lagu Kiddung Dalem sebagai Kabor. Sajian pada lagu mengalami bentuk ekspresi dari rasa syukur, pengulangan harafiah atau secara terus kegembiraan, kekeluargaan dan juga menerus, dikarenakan lagu Kiddung media untuk menyampaikan petuah– Dalem digunakan untuk mengiringi petuah adat dalam suku Sasak. Bahkan prosesi adat Nyogkolan hingga berakhir. digunakan sebagai sarana melegitimasi Saran kelangsungan kehidupan tradisi adat Musik tradisional Gendang Beleq suku Sasak melalui prosesi adat merupakan kesenian musik tradisional pernikahan. Sehingga sangat menarik yang dimiliki oleh suku Sasak pulau dilakukan penelitian dengan metode Lombok Nusa Tenggara Barat. Warisan kualitatif untuk mendapatkan data budaya yang dimiliki oleh Indonesia ini tentang bentuk penyajian dan bentuk harus tetap dijaga ekstensinya. Pada lagu Kiddung Dalem dalam upacara adat penelitian ini, peneliti masih membahas Nyongkolan di kabupaten Lombok sebatas tentang bentuk penyajian dan Tengah. bentuk lagu Kiddung Dalem dalam Bentuk penyajian lagu Kiddung upacara adat Nyongkolan, dikarenakan Dalem dimainkan secara instrumental adanya keterbatasan data yang x

didapatkan. Sehingga perlu adanya Prier SJ, Karl Edmund. 2014 Kamus penelitian lanjutan misalkan pada Musik. Yogyakarta: Pusat makna lebih mendalam mengenai lagu Musik Liturgi. Kiddung Dalem ataupun lagu berbeda Prier SJ, Karl Edmund. 2015. Ilmu Bentuk yang disajikan oleh musik tradisional Musik. Yogyakarta: Pusat Gendang Beleq. Musik Liturgi. Penelitian ini juga diharapkan Prasetyo, Joko Tri dkk. 1998. Ilmu dapat merangsang pemain atau Sekhe Budaya Dasar. Solo: Rineka untuk terus berkarya, sebagai upaya Cipta. mempertahankan eksestensi musik Pekerti, Widia dkk. 2005. Metode tradisonal Gendang Beleq didalam Pengembangan Seni. Tangerang upacara adat Nyongkolan. Selatan: Universitas Terbuka. Soedarsono, R. M. 2002. Seni Pertunjukan DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Yogyakarta: Abdurrahman. 2018. Inovasi Kelompok Gadjah Mada University Gema Tastura dalam Menjaga Press. Eksistensi Gendang Beleq. Sujarweni, V. Wiratna. 2014 Metedologi Skripsi tidak diterbitkan. Penelitian. Yogyakarta: Malang: Pps Universitas Pustaka Baru. Brawijaya Malang Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Annisa, Rizki Amalia. 2017. Tradisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Perkawinan Merariq Suku Sasak di Tini, 2015. Bentuk dan Fungsi Musik Lombok. Skripsi tidak diterbitkan. Tradisonal Badendo Suku Dayak Jakarta: PPs Universitas Islam Kanayant di Kalimantan Barat. Negeri Syarif Hidayatullah Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta. Yogyakarta: Pps Universitas Banoe, Pono. 2003 Kamus Musik. Negeri Yogyakarta. Jakarta: Kanisius. Widada, RH dan Prayog, Icuk. 2010. Binantoro, Argo. 2014. Fungsi dan Bentuk Kamus Saku Bahasa Indonesia. Penyajian Musik Cengkulang Pada Yoyakarta: Bentang Pustaka. Paguyuban Podho Rukun Desa Widhyatama, Sila. 2012 Sejarah Musik Geblog Kaloran Temannggung. dan Apresiasi Seni. Jakarta: Skripsi tidak diterbitkan. sBalai Pustaka. Yogyakarta: Pps Universitas Yusuf, Muri A. 2014 Metode Penelitian Negeri Yogyakarta. Kuantitatif, Kualitatif Dan Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Penelitian. Gabungan. Jakarta: Pengantar. Bandung: Kencana. Masyarakat Seni Pertunjukan.

xi