Lagu Kiddung Dalem Dalam Upacara Adat Nyongkolan Suku Sasak Di Kabupaten Lombok Tengah (Bentuk Penyajian Dan Bentuk Lagu)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
LAGU KIDDUNG DALEM DALAM UPACARA ADAT NYONGKOLAN SUKU SASAK DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH (BENTUK PENYAJIAN DAN BENTUK LAGU) Lalu Muhammad Gitan Prahana Mahasiswa S1 Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya [email protected] Joko Winarko, S.Sn, M.Sn Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRAK Lagu Kiddung Dalem merupakan satu lagu tradisi dalam musik tradisional Gendang Beleq, yang disajikan secara instrumental di rumah pengantin perempun, dalam prosesi upacara adat Nyongkolan suku Sasak pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lagu Kiddung Dalem digunakan sebagai bentuk ekspresi dari rasa syukur, kegembiraan, kekeluargaan dan juga untuk menyampaikan petuah–petuah adat dalam suku Sasak. Bahkan digunakan sebagai sarana melegitimasi kelangsungan kehidupan tradisi adat melalui prosesi adat pernikahan. Sehingga akan sangat menarik dilakukan penelitian dengan rumusan masalah (1) Bagaimanakah bentuk penyajian lagu Kiddung Dalem dalam prosesi upacara adat Nyongkolan di suku Sasak, dan (2) Bagaimanakah bentuk lagu Kiddung Dalem dalam upacara adat Nyongkolan suku Sasak. Kajian pustaka yang digunakan didalam penelitian, mengacu sumber buku–buku yang berkaitan mengenai bentuk penyajian seni pertunjukan dan bentuk sertaa struktur didalam lagu. Penelitian yang digunakan, menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan lokasi penelitian di kelurahan Gerunung, kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian berupa sajian data bersifat diskriptif tentang bentuk penyajian dan bentuk lagu Kiddung Dalem yang disajikan saat upacara adat Nyongkolan berlangsung. Dalam penelitian tentang bentuk penyajian, peneliti menemukan data meliputi, (1) Instrumentasi, yaitu ragam jenis alat musik beserta pola–pola sajain yang dimainkan oleh 17 pemusik atu Sekhe. (2) Setting pertunjukan, dilakukan di halaman rumah pengantin perempuan ketika prosesi adat Nyongkolan berlangsung. Sehingga panggung pertunjukan, berbentuk panggung terbuka dan, (3) Tata busana yang digunakan adalah baju Godeq Nongkeq yang merupakan pakaian adat laki–laki suku Sasak. i Penelitian tentang bentuk lagu Kiddung Dalem meliputi penemuan data tentang pembagian dua bagian lagu yang terdiri dari 58 birama dan terbagi dalam 8 frase tanya dan 8 jawab serta memiliki 32 motif. Pada bagian pertama disebut dengan Kabor yang terdiri dari 4 bagian dan bagian kedua yaitu Pelayon sebagai bagian lagu utama. Kata Kunci: Kiddung Dalem, Bentuk Penyajian, Bentuk Lagu. PENDAHULUAN dikarenakan adanya penambahan Indonesia sebagai negara dengan jumlah alat musik yang dimainkam masyarakat multietnis atau masyarakat sebagai penambah suasana ramai dalam dengan latar belakang kebudayaan penyajian. beranekaragam. Hampir pada tiap–tiap Zaman dahulu musik tradisional daerah terdapat kesenian tradisonal Gendang Beleq dimainkan untuk dengan corak dan karakter masing– melepaskan keberangkatan prajurit masing. Begitu pula di Pulau Lombok, kerajaan menuju medan peperangan. Nusa Tenggara Barat. Salah satu Suara tabuhan yang dihasilkan kesenian dimiliki adalah Gendang Beleq, dipercaya adalah sebuah Senggeger atau yang dewasa ini masih terus musik yang memberikan energi dipertahankan oleh suku Sasak, sebuah semangat bagi prajurit yang akan suku bangsa yang mendiami pulau menuju medan peperangan. Tetapi Lombok. seiring berkembangnya zaman, musik Kesenian Gendang Beleq merupa- tradisional Gendang Beleq kini telah kan kesenian musik tradisional yang mengalami peralihan fungsi, yakni disuguhkan secara bersama-sama atau sebagai bagian dari adat Nyongkolan kelompok. Dalam penyajiannya, pemain dalam prosesi pernikahan di suku atau Sekhe musik tradisional Gendang Sasak. Beleq berjumlah 17 (tujuh belas), dengan Adat Nyongkolan merupakan tambahan 3 Awur atau pemain cada- sebuah prosesi arak–arakan sepasang ngan dan satu orang Penoaq atau se- pengantin menuju kerumah pengantin orang pemimpin dalam satu kelompok perempuan setelah dilaksanaknnya Gendang Beleq. prosesi Begawe atau pesta di rumah Masyarakat suku Sasak menganut pengantin laki–laki. Kemudian kedua kepercayaan, bahwa para ulama agama mempelai diarak menuju ke rumah Islam, menggunakan jumlah tujuh belas pengantin perempun. Hal terebut pemain musik tradisional Gendang Beleq merupakan wujud kegembiraan oleh sebagai simbol dalam menyebarkan dan karena bertemunya keluarga besar mengenalkan perintah sholat, yang kedua pihak keluarga pengantin. direpresentasikan melalui media Suku Sasak memiliki tiga tahapan kesenian musik tradisonal Gendang dalam pernikahan, yaitu tahap awal, Beleq. Tetapi jumlah tersebut dewasa ini, tahap inti dan tahap akhir. Pada tahap sudah bukan menjadi ketentuan, awal terdapat prosesi adat Midang yaitu ii seorang pemuda (Terune) bertamu ke maskawin oleh pihak pengantin rumah seorang gadis (Dedare). Hal peremuan kepada pihak pengantin laki– tersebut dilakukan sebagai bentuk laki. Kemudian dilanjutkan ke prosesi keseriusan niat dari laki–laki kepada Bekawin atau akad nikah yang sering perempuan idamannya. Setelah itu dilangsungkan di rumah pengantin laki- berlanjut ke adat Melaiq, yaitu laki dengan sudah menggunakan membawa gadis idamannya pergi tatanan dalam ajaran agama Islam. meninggalkan rumah orang tuanya Tahap akhir berisikan prosesi menuju kerumah keluarga laki–laki. Sorong Serah Aji Krame yaitu prosesi Adat ini merupakan pembuktian serah terima atas segala kesepakatan– seorang pemuda yang serius untuk kesepakatan yang dilakukan oleh kedua menikahi seorang gadis. pihak keluarga pengantin, berupa Awiq– Prosesi berikutnya adalah Bersejati, awiq atau benda-benda yang merupakan yaitu kegiatan dimana dari pihak simbolik dalam adat suku Sasak. Setelah keluarga laki–laki akan melaporkan melampoi tahapan itu, kemudian baru kepada kepada masyarakat setempat, akan diselenggaraknnya prosesi bahwa anaknya telah membawa upacara adat Nyongkolan, yang jelas perempuan dengan identitas yang selalu melibatkan sajian musik Gendang lengkap yang bertujuan untuk menikah. Beleq. Kemudian prosesi Selabar yaitu kegiatan Prosesi Nyongkolan tidak pernah dari pihak keluarga laki–laki untuk lepas bersama dengan kehadiran sajian melaporkan kepada pihak kelurga musik tradisional Gendang Beleq. Begitu perempuan tentang anak gadis yang pentingnya musik ini sebagai ekspresi telah dibawa pergi dan kemudian dari rasa syukur, kegembiraan dan juga disertai kesanggupan keluarga untuk media untuk menyampaikan petuah– menikahkan berdua. Di dalam prosesi petuah adat dalam suku Sasak. Bahkan Selabar juga dibicarakan tentang juga digunakan sebagai sarana pembayaran Pisuke, yaitu uang yang melegitimasi kelangsungan kehidupan harus diberikan oleh pihak laki–laki adat tradisi suku Sasak melalui prosesi menurut hukum adat. Prosesi Selabar adat pernikahan. Sehingga sudah turun biasanya dilaksanakan satu hari setelah temurun beberapa repertoar lagu prosesi Bersejati. disajikan dalam acara Nyongkolan. Tahap inti dalam adat pernikahan Beberapa repertoar lagu tersebut antara di suku Sasak yaitu prosesi Baet Wali lain, lagu Gugur Mayang, Pemban atau tuntut wali yang merupakan Selaparang, Gelung Prade, Babat Lombok, kegiatan dari pihak keluarga pengantin Angin Alus dan Kiddung Dalem. Dari laki–laki meminta wali nikah dari beberapa lagu yang dimainkan, terdapat pengantin perempuan, dengan tujuan satu repertoar yang wajib dimainkan untuk segera melangsung–kan akad dalam adat Nyongkolan, yaitu Lagu nikah. Prosesi ini juga, bermaksud Kiddung Dalam. untuk penyebutan besaran mahar atau iv Prosesi Nyongkolan tidak pernah HASIL DAN PEMBAHASAN lepas bersama dengan kehadiran sajian Bentuk penyajian lagu Kiddung Dalem dari lagu Kiddung Dalem yang dalam Musik Tradisional Gendang dimainkan oleh musik tradisional Beleq di Upacara Adat Nyongkolan Gendang Beleq. Begitu pentingnya sajian Lagu Kiddung Dalem merupakan ini, sebagai ekspresi dari rasa syukur, lagu yang disajikan musik tradisional kegembiraan dan juga media untuk Gendang Beleq secara instrumental. menyampaikan petuah–petuah adat Dalam sajian lagu secara utuh, terdapat dalam suku Sasak. Bahkan juga sajian ritmis dan melodis dengan digunakan sebagai sarana melegitimasi menggunakan tujuh jenis alat musik kelangsungan kehidupan adat tradisi (ansamble). Adapun instrumen pola suku Sasak melalui prosesi adat ritmis disajikan oleh, (1) Instrumen pernikahan. Gendang Beleq, merupakan alat musik Lagu Kiddung Dalem merupakan berbentuk tabung yang terbuat dari lagu yang difungsikan untuk kayu. Kayu yang digunakan biasanya menghantarkan sepasang pengantin ke menggunakan kayu meranti dengan rumah keluarga pengantin perempuan. ukuran panjang 1,5 meter dan diameter Syair lagu yang juga berisi tentang 45 cm. Kemudian pada kedua lubang petuah–petuah adat menjadi sangat kayu, ditutupi menggunakan kulit konteks sekali dengan jalannya prosesi binatang, yaitu kulit Kambing atau adat Nyongkolan. Penyajian lagu yang Rusa. Berikut ini gambar dari memiliki kesan gemuruh dan suka ria, instrumen Gendang Beleq: ditambah dengan tarian para pemain musik, memprovokasi para keluarga untuk terlibat melakukan tarian bersama-sama, sehingga terciptanya suasana keakraban dan kegembira dalam peristiwa upacara adat Nyongkolan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengangkat lagu Kiddung Dalem yang Instrumen Gendang Beleq berkaitan langsung dengan upacara dimainkan dengan cara digantungkan adat Nyongokalan di suku Sasak. Adapun dileher ataupun dibahu pemainnya. rumusan masalah dalam penelitian ini Teknik permain instrumen Gendang adalah Bagaimanakah bentuk