FishtecH œ Jurnal Teknologi Hasil Perikanan ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech) Vol. 5, No.2: 107-111, November 2016

Karakteristik, Penanganan, dan Kandungan Mineral Keong Laut didyma Characteristics, Handling, and Mineral Content of Sea Neverita didyma Aris Munandar*), Sakinah Haryati, Rini Alfia, Fitriyani Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta Km.04 Pakupatan, Serang – Banten *)Penulis untuk korespondensi: [email protected]

ABSTRACT Neverita didyma was a that included in the catch side from fishermen of Anadara granosa. The snail usually consumed with boiled and steamed. N. didyma can be used as a mineral source that needed by human. Information about characteristic of snail and its handling process on boat and collector was important. The aim of the research was to determine characteristic (rendemen and morphometric), handling process and mineral content of N. didyma. This research consisted of several stages. The stage was determination of characteristic of N. didyma, handling process and analisys of mineral content using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). N. didyma had rendemen characteristic. each of characteristic was shell; 60.73%, meat 25% and offal 14.27%. Morphometric of snail was length 34.8 mm, width 28.33 mm and weight 12.86 g. Handling of N. didyma on boat and collector had not done well. mineral content of meat consisted of magnesium, potassium, sodium, calsium, phosporus, iron, zinc, and cooper. Keywords: Mineral, Neverita didyma, sea snail

ABSTRAK Neverita didyma merupakan keong laut yang termasuk ke dalam hasil tangkapan samping (HTS) dari nelayan kerang darah (Anadara granosa). Keong laut tersebut dikonsumsi dengan cara direbus dan dikukus. N. didyma dapat dijadikan sebagai sumber mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, keong laut tersebut juga perlu diketahui karakteristik dan proses penanganannya baik di kapal maupun pengepul. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakteristik, penanganan, maupun kandungan mineral N. didyma. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu penentuan karakteristik (rendemen dan morfometrik), penanganan, dan analisis kandungan mineral dengan menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Keong laut N. didyma memiliki karakteristik rendemen dengan cangkang 60,73%, daging 25% dan jeroan 14,27% serta berukuran panjang 34,8 mm, lebar 28,83, dan bobot 12,86 g. Penanganan keong laut Neverita didyma di atas kapal maupun di pengepul belum dilakukan dengan baik. Kandungan mineral yang terdapat pada daging keong laut tersebut meliputi magnesium, kalium, natrium, kalsium, fosfor, besi, seng, dan tembaga. Kata kunci: Keong laut, mineral, Neverita didyma

PENDAHULUAN diketahui baik karakteristik, penanganan, maupun kandungan mineralnya. Perairan Panimbang memiliki nilai Komoditas perikanan termasuk ke penting bagi masyarakat sekitarnya karena dalam jenis bahan pangan yang mudah rusak sebagian besar bermata pencaharian sebagai (highly perishable). Oleh karena itu, nelayan. Komoditas utama di perairan penanganannya harus dilakukan dengan baik tersebut adalah ikan, krustasea, dan moluska. dan sesuai dengan karakteristiknya. Jenis moluska yang menjadi komoditas utama Penanganan hasil perairan secara umum bagi nelayan yang menangkap jenis harus menerapkan prinsip clean (bersih), careful kekerangan adalah kerang darah (Anadara (hati-hati), cold (dingin), dan quick (cepat). granosa), dan berbagai jenis keong laut adalah Penanganan yang baik pada keong laut hasil tangkapan samping (HTS). Salah satu dilakukan agar kandungan gizinya dapat jenis keong laut yang sudah diketahui dimanfaatkan dengan optimal, salah satunya spesiesnya adalah Neverita didyma. Keong laut adalah mineral. tersebut biasanya dikonsumsi dengan cara Mineral memegang peranan penting di direbus dan dikukus. Akan tetapi, informasi dalam tubuh. Kekurangan mineral dapat mengenai N. didyma masih belum banyak 108 Munandar et al.: Karakteristik, penanganan, dan kandungan mineral menyebabkan masalah kesehatan di antaranya pengolahan keong laut N. didyma diketahui anemia, gondok, osteoporosis, dan melalui survey lapangan. osteomalasia. Kelebihan mineral juga dapat Analisis mineral dengan menggunakan menggangu kesehatan (Almatsier 2009). metode Atomic Absorption Spectrophotometry Pemenuhan kebutuhan mineral pada manusia (AAS) (Reitz et al. 1987). Sampel yang akan dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi diuji dilakukan proses pengabuan basah bahan pangan baik yang berasal dari terlebih dahulu. Larutan stok standar dari tumbuhan maupun hewan, salah satunya masing-masing mineral diencerkan dengan keong laut (Wardiatno et al. 2012). menggunakan akuades sampai konsentrasinya Hasil penelitian mengenai kandungan berada dalam kisaran kerja logam yang mineral dari jenis keong telah dilakukan. diinginkan. Larutan standar, blanko, dan Hasil penelitian Purwaningsih (2011) sampel dialirkan ke dalam AAS dengan menunjukkan kandungan mineral keong panjang gelombang yang ditentukan. matah merah (Cerithidae obtusa) adalah Na, K, Perhitungan kadar mineral (mg/100g) basis F, Mg, Ca, Fe, Zn, dan Cu. Yenni et al. (2011) basah dalam sampel dapat dihitung dengan menyatakan bahwa kerang pokea (Batissa rumus sebagai berikut: violacea celebensis) memiliki kandungan K, Ca, dan Mg yang termasuk mineral makro, ∞∞≠ ≥°≠∞•¨ ∏ ≠, °¨©±µØ¥ ∏ ¶∞ +°§°≤ ≠©Æ•≤°¨ L sedangkan jenis mikronya adalah Fe, P, Zn, ∑ dan Se. Nurjanah et al. (2014) menyebutkan kupang merah (Musculista senhausia) memiliki Keterangan: fp = faktor pengencer 11 mineral yang terdiri dari 5 mineral makro W = bobot sampel (Ca, Mg, K, P, dan Na) dan 6 mineral mikro (Co, Cu, Fe, Mn, Se, dan Zn). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang keong HASIL DAN PEMBAHASAN laut N. didyma. Tujuan penelitian ini adalah Karakteristik Neverita didyma menentukan karakteristik, penanganan, Keong laut N. dydima yang diperoleh maupun kandungan mineral N. didyma. memiliki bentuk cangkang bulat. Bagian atas keong tersebut berwarna abu-abu, sedangkan BAHAN DAN METODE bagian bawah berwarna coklat dan putih serta operkulum berwarna coklat kekuningan. Alat yang digunakan adalah timbangan Pengukuran morfometrik keong laut N. analitik Ohaus Pioneer PA214C, termometer, dydima dilakukan secara acak. Ukuran Erlenmeyer, pipet mikro, dan Atomic morfometrik keong laut N. dydima disajikan Absorption Spectrophotometry (AAS) Shimadzu pada Tabel 1. AA 7000. Bahan yang digunakan adalah keong laut N. didyma yang diperoleh di Tabel 1. Ukuran rata-rata morfometrik keong laut perairan Panimbang, HCl, H2SO4, H2SO4 Neverita dydima pekat, NaOH, HNO3, HClO4, HCl 0,1 N, Parameter Satuan Nilai rata-rata* kertas saring Whatman No. 42, dan akuades. Tinggi mm 17,06 ± 1,81 Penelitian ini terdiri dari beberapa Panjang mm 34,80 ± 2,02 tahap, yaitu penentuan karakteristik Lebar mm 28,83 ± 2,53 (rendemen dan morfometrik), penanganan, Berat g 12,86 ± 2,82 dan analisis kandungan mineral. Sampel Keterangan: * = sampel sebanyak 30 ekor keong laut N. didyma sebanyak 30 ekor dianalisis secara morfometrik (panjang, lebar Perbedaan tinggi, panjang, lebar dan dan tinggi) dan dipreparasi dengan dipisahkan berat dipengaruhi oleh pertumbuhan yang daging dan jeroan serta cangkangnya. berbeda-beda dari tiap keong. Pertumbuhan Pengambilan daging dilakukan dengan tusuk dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam gigi kemudian dilakukan perhitungan maupun luar. Faktor dalam merupakan faktor rendemen. Penanganan, distribusi, dan yang sulit untuk dikontrol contohnya

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 109 keturunan (genetik). Faktor luar merupakan keong sebagian keluar dari cangkang dan faktor yang dapat dikontrol, contohnya yaitu masih berbau segar. Berdasarkan Kepmen makanan dan suhu (Effendi 1997). Kelautan dan Perikanan No 01 Tahun 2007, Pertumbuhan didefinisikan sebagai penanganan yang baik pada jenis kekerangan perubahan ukuran panjang, bobot, dan yang baru ditangkap harus segera dicuci volume dalam kurun waktu tertentu. Selain untuk menghilangkan lumpur dan kotoran itu, pertumbuhan juga mengandung arti lainnya. perbanyakan sel dan bertambahnya ukuran Penanganan yang dilakukan di sel tubuh (Sari 2011). pengepul sama dengan proses penanganan di Rendemen merupakan suatu parameter nelayan yaitu dilakukan proses pencucian yang paling penting untuk mengetahui nilai untuk menghilangkan sisa-sisa lumpur yang ekonomis dan efektifitas suatu produk atau melekat pada keong. Pemasaran keong laut bahan. Persentase rendemen keong laut N. N. didyma hanya dipasarkan di daerah sekitar dydima dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar Panimbang. Pemanfaatan keong laut N. di bawah menunjukkan nilai rendemen didyma di daerah Panimbang dikonsumsi daging keong laut N. dydima sebesar 25%, sebagai lauk pauk, pengolahannya pun masih jeroan 14,27%, dan cangkang 60,73%. Hasil sebatas direbus menggunakan air. Alur tersebut menunjukkan bahwa berat yang penanganan keong laut N. didyma di dapat dimakan pada keong laut N. dydima Panimbang dapat dilihat pada Gambar 2. sekitar 25%. Rendemen keong laut N. dydima lebih kecil dibandingkan keong ipong-ipong yang memiliki berat yang dapat dimakan sekitar 28,35% dan kerang darah memiliki berat yang dapat dimakan sekitar 29,28% (Hayati 2012; Purwaningsih et al. 2012). Berat yang dapat dimakan keong N. dydima lebih besar dibandingkan dengan keong mas yang memiliki berat yang dapat dimakan sekitar 22,80% dan kerang tahu memiliki berat yang dapat dimakan sekitar 14,38% (Chairunnisah 2011; Pambudi 2011).

Gambar 1. Rendemen keong laut Neverita dydima. Gambar 2. Alur penanganan keong laut Neverita didyma Penanganan Neverita didyma di daerah Panimbang. Keong laut N. didyma terdapat di kedalaman 3 m dengan substrat lumpur Kadar Mineral Neverita didyma berpasir sebagai habitatnya. Penangkapan Hasil analisis kandungan mineral pada keong laut ini dilakukan pada saat air pasang keong N.didyma terdiri dari mineral makro maupun surut. Penanganan keong laut N. (Mg, K, Na, Ca, F) dan mikro (Fe, Zn, Cu). didyma diawali dengan pengumpulan keong Pada sampel tersebut juga diuji mineral dari laut di atas perahu dalam keadaan masih golongan logam berat yang meliputi merkuri hidup. Ciri keong masih hidup yaitu daging (Hg), timbal (Pb), dan selenium (Se). Analisis

Munandar et al.: Karakteristik, penanganan, dan kandungan mineral 110 Munandar et al.: Karakteristik, penanganan, dan kandungan mineral kandungan mineral pada keong laut Neverita basa. Bersama kalsium kalium berperan didyma dapat dilihat pada Tabel 2. dalam transmisi saraf dan relaksasi otot, Hasil analisis menunjukkan bahwa kalium juga berperan dalam pertumbuhan sel proses perebusan dapat menurunkan (Almatsier 2009). sebagian besar kandungan mineral N. didyma. Kadar besi dari daging keong laut N. Hal ini disebabkan karena tingkat kelarutan didyma mengalami peningkatan setelah mineral tersebut tinggi (Yenni et al. 2012). perebusan. Nilai tersebut meningkat sebesar Menurut Santoso et al. (2006), mineral pada 45,37 mg/100g menjadi 126,42 mg/100g. makanan kelarutannya dapat meningkat atau Hasil ini didukung oleh penelitian Marimuthu menurun tergantung pada prosesnya. et al. (2012) yang menunjukkan kadar besi Penurunan kandungan mineral disebabkan mengalami kenaikan dari 6,4 mg/100g pemasakan dalam air panas atau perebusan menjadi 7,4 mg/100g. Nurjanah et al. (2014) dapat melarutkan mineral. menyatakan bahwa peningkatan kadar Kandungan mineral paling tinggi pada mineral besi disebabkan oleh air perebusan sampel N. didyma dalam kondisi segar adalah yang mengandung mineral-mineral tersebut magnesium sebesar 1978,36 mg/100g. dalam kadar yang cukup tinggi. Mineral- Berdasarkan hasil penelitian mengkonsumsi mineral yang cukup tinggi pada air perebusan 100 g daging keong laut N. didyma rebus dapat masuk ke dalam jaringan sehingga dapat menyumbang magnesium sebesar meningkatkan kadar mineral pada sampel. 81,37%-91,87% dari angka kecukupan gizi Berdasarkan angka kecukupan gizi usia pada usia 19-65 tahun. Menurut Karppanen et dewasa, keong N. didyma dapat menyumbang al. (2005), kekurangan magnesium pada mineral besi pada proses perebusan sebesar manusia akan mengakibatkan kurang nafsu 486,23%-972,46%. makan, gangguan dalam pertumbuhan dan Hasil analisis kadar selenium dan pada gagal jantung. sampel segar maupun rebus tidak terdeteksi. Hal ini mengindikasikan bahwa keong laut Tabel 2. Komposisi Mineral Daging Keong Laut N.didyma. Hal ini menunjukkan bahwa sampel Neverita didyma tersebut masih aman dari pencemaran logam Segar Rebus berat timbal. Berdasarkan Departemen Komposisi (mg/100 g (mg/100 g Kesehatan RI (2008), batas aman timbal bk) bk) Makro Magnesium 1978,36 284,80 dalam makanan adalah 2 ppm. Pada analisis (Mg) merkuri pada daging keong laut N. didyma Kalium (K) 1638,49 547,51 menunjukkan adanya logam berat tersebut Natrium (Na) 545,03 199,61 sebesar 0.14 ppm (segar) dan 0,12 ppm Kalsium (Ca) 430,93 194,28 (rebus). Hasil ini menunjukkan bahwa kadar Fosfor (F) 240,81 21,12 Mikro Besi (Fe) 45,27 126,42 merkuri pada daging keong laut mengalami Seng (Zn) 26,37 9,18 penurunan pada proses perebusan. Tembaga 0,89 0,89 Ambang batas keamanan merkuri (Cu) berdasarkan BPOM (2009) dan BSN (2009) Logam Merkuri (Hg) 0,11 0,10 dalam pangan sebesar 1,0 ppm. Berdasarkan Berat (ppm) Timbal (Pb) Tidak Tidak hasil penelitian, disimpulkan bahwa kadar Terdeteksi Terdeteksi merkuri dalam keong laut N. didyma Selenium (Se) Tidak Tidak tergolong aman untuk dikonsumsi. Merkuri Terdeteksi Terdeteksi yang terdapat di alam dihasilkan dari sisa Keterangan: bk = berat kering industri, seperti industri bahan bakar, industri kimia, listrik, dan pertanian. Semua Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai komponen merkuri baik dalam bentuk metil kadar kalium N. didyma sebesar 547,51 dan alkil yang masuk ke dalam tubuh manusia mg/100g merupakan yang tertinggi setelah secara terus menerus akan menyebabkan dilakukan perebusan. Kalium memegang kerusakan motorik, kelainan kulit, dan peranan dalam memelihara keseimbangan kegagalan ginjal (Sudarmaji et al. 2006). cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 111

KESIMPULAN Marimuthu K, Thilaga M, Kathiresan S, dan Xavier R. 2012. effect of different Keong laut Neverita didyma memiliki cooking methods on proximate and karakteristik rendemen dengan cangkang mineral composition of striped 60,73%, daging 25% dan jeroan 14,27% serta snakehead fish (Channa striatus, Bloch). berukuran panjang 34,8 mm, lebar 28,83, dan J. Food Sci. Technology (3): 373-377. bobot 12,86 g. Penanganan keong laut Nurjanah, Jacoeb AM, Ulma RN, Puspitasari Neverita didyma di atas kapal maupun di S, dan Hidayat T. 2014. Komposisi kimia pengepul belum dilakukan dengan baik. kupang merah (Musculista senhausia) segar Kandungan mineral yang terdapat pada dan rebus. Depik 3(3): 241-249. daging keong laut tersebut meliputi Pambudi ND. 2011. Pengaruh metode magnesium, kalium, natrium, kalsium, fosfor, pengolahan terhadap kelarutan mineral besi, seng, dan tembaga. keong mas (Pomacea canaliculata) dai Perairan Situ Gede, Bogor [Skripsi]. DAFTAR PUSTAKA Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Purwaningsih S, Salamah E, dan Mirlina N. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2011. Pengaruh Pengolahan Terhadap [BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Kandungan Mineral Keong Matah Makanan Republik Indonesia. 2009. Merah (Cerithidea obtusa). Di dalam Penetapan Batas Maksimum Cemaran Prosiding Pertemuan Ilmiah dan Seminar Mikroba dan Kimia dalam makanan. Nasional MPHPI 2011. Bogor: Institut Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Pertanian Bogor. Makanan Republik Indonesia. Purwaningsih S, E Salamah, dan Sari TY. [BSN] Badan Standar Nasional. 2009. Batas 2012. Kandungan gizi ipong-ipong Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam (Fasciolaria salmo) akibat metode Pangan. SNI 7387:2009. Jakarta: Badan Pengolahan. Jurnal Pengolahan Hasil Standardisasi Nasional. Perikanan (15): 101-109. Chairunisah R. 2011. Karakteristik asam Reitz LL, Smith WH, and Plumlee MP. 1987. amino daging kerang tahu (Meretri A Simple Oxidation Procedure For Biological meretrix), kerang salju (Pholas dactylus) Materials. West Lafayette: Science dan keong macan (Babylonia spirata) Departement Purdue University. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Santoso J, Satako G, Yumiko YS, and Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Takeshi S. 2006. Mineral content of Bahaya Departemen Kesehatan RI. 2008. indonesian seaweed solubility affected Logam Berat dalam Makanan . by basic cooking. Journal of Food Science http://www.bmf.litbang.depkes.go.id . and Technology (1): 59-66. [Diakses tanggal 26 Februari 2015]. Sari KA, Riyadi PH, dan Anggo AP. 2014. Biologi Perikanan Effendi MI. 1997. . Bogor: Pengaruh lama perebusan dan Yayasan Pustaka Nusatama. konsentrasi larutan jeruk nipis (Citrus Hayati A. 2012. Pengaruh perendaman asam Aurantifolia) terhadap kadar Timbal organik terhadap kelarutan mineral (Pb) dan Kadmium (Cd) pada kerang Anadara granosa kerang darah ( ) [Skripsi]. darah (Anadara Granosa). Jurnal Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Perikanan (3): 1-10. Karppanen H, Karppanen P, dan Mervaala Wardiatno Y, Santoso J, and Mashar A. 2012. E. 2005. Why and how to implement Biochemical composition in two sodium, potassium, calcium, and populations of the mantis shrimp, magnesium changes in food items and harpiosquilla raphidea (fabricius 1798) Journal of Human Hypertension diets. (19): (stomatopoda. crustacea). Jurnal Ilmu 10-19. Kelautan(1): 49-58.

Munandar et al.: Karakteristik, penanganan, dan kandungan mineral