Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta KEUNIKAN TRADISI FESTIVAL LOY KRATHONG DI

Azhar Rosidi 152066

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Keunikan Tradisi Festival Loy Krathong Di Thailand.

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan seluruh system gagasan dan rasa , tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dijadikan miliknya dengan cara belajar. Salah satu pengertin Kebudayaan yaitu sebagai kompleks hasil perbuatan manusia pada umumnya yang berwujud benda benda sehingga disebut kebudayaan material. Contoh : bangunan tempat ibadaah, hasil karya seni, tarian, lukisan. Festival loy krathong merupakan festival unik yang berada di Thailand, dimana Thailand merupakan Negara julukan gajah putih yang memiliki banyak sekali kebudayaan/ festival unik yang dapat menarik datangnya wisatawan. Alasan Penulis mengambil festival Loy Krathong adalah festival unik ini selalu diselenggarakan setiap tahun di sudut mana pun di Thailand, selain unik dan menarik untuk di bahas Festival ini juga dapat mendatangkan banyak wisatawan dari segala penjuru dunia [1]. Loy Krathong merupakan istilah dalam bahasa Thai yang berarti “menghanyutkan keranjang” seusai tradisi yang berlaku festival ini dirayakan saat bulan purnama pada bulan keduabelas kalender tradisional Thailand. Saat itu warga akan membuat krathong (keranjang hias) untuk dihanyutkan di sungai, kolam, atau danau. Krathong-krathog ini dibuat dari daun pisang berhias lilin dan bunga-bunga segar. Di zaman modern ini krathong juga dibuat dari styrofoam atau roti (agar krathong habis dimakan ikan). Festival ini sangat menarik penulis sehingg tergerak untuk mengulas tentnag festival Loy krathong di Thailand yang mana saya dapat ketahui ketika dalam masa job training di Apsara Thailand. B. Tujuan melakukan foreign case study Tujuan melakukan foreign case study antara lain: 1. Mengetahui proses dokumen untuk ke luar negeri 2. Memahami proses memasuki suatu wilayah luar negeri 3. Melakukan observasi terhadap budaya, tempat wisata, heritage dan lain sebagainya 4. Sebagai study banding 5. Menambah wawasan baik penulis maupun pembaca tentang suatu festival di thailand 6. Membuat laporan dari hasil observasi C. Tujuan Observasi :

1 1. Sebagai salah satu syarat dalam studi di STIPRAM Yogyakarta 2. Menambah wawasan serta memperluas ilmu tentang pariwisata dan budaya di thailand 3. Memberi pengertian bahwa budaya juga dapat menjadi daya tarik yang dapat dinikmati dan dikunjungi wisatawan baik lokal maupun wisatawan dari luar negeri 4. Untuk mengetahui budaya merupakan salah satu ciri khas dari suatu tempat. 5. Dapat mempelajari budaya di luar negeri terutama di Thailand 6. Mengenal budaya luar negeri terutama di Thailand

2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. A. Definisi Kebudayaan Banyak sekali pengertian atau definisi tentang kebudayaan, dikemukakan para ahli. Definisi itu berbeda satu sama lain tergantung dari aspek atau sudut pandang mana para ahli mendefinisikannya [8]. Dalam kehidupan sehari-hari budaya atau kebudayaan sering dikaitkan dengan pengertian ras, bangsa, atau etnis. Kata kebudayaan berasal dari sanskerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddi yang artinya akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai :”hal-hal yang bersangkutan dengan akal” dalam istilah “antropologi –budaya” pengertian “budaya” sama dengan “kebudayaan”. Kata “budaya” disini hanya dipakai sebagai suatu bentuk singkat saja dari “kebudayaan” E.B taylor, bapak dan pakar dunia antropologi budaya, mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh anggota-anggota suatu masyarakat [9]. Begitu juga dengan Negara Thailand yang memiliki banyak sekali budaya atau kebudayaan, mulai dari bahasa, ras, etnik, keagamaan, festival, tradisi dan banyak lainnya. Tradisi Pengertian Tradisi, Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat atau kebiasaan yang diulang ulang baik setiap hari, bulan atau tahunan [10].

2 B. Negara Thailand Thailand atau di dalam bahasaa inggris aslinya Mueng Thai yang berarti Negeri Thai adalah sebuah Negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan dan Kamboja di Timur, dan teluk siam di selatan dan dan Laut Andaman di barat. Kerajaan thai dahulu dikenal sebagai siam sampai tanggal 11 mei 1949. Kata “thai” berarti kebebasan namun juga merujuk pada suku Thai sehingga menyebabkan nama siam masih digunakan dikalangan warga negara thai terutama kaum minoritas Tionghoa. Thailand memiliki populasi sekitar 67 juta, thailand adalah negara yang spesial karena satu satunya negara Asia Tenggara yang tidak pernah menjadi koloni Eropa. Thailand yang terkenal dengan negara gajah putih dan lady boy, gajah menjadi simbol negara ini karena banyak memiliki gajah di thailand sedangkan untuk julukan lady boy ini disebabkan legalnya hubungan sesama jenis serta banyaknya seorang laki-laki yang menirukan gaya seorang perempuan. Namun kedua itu bukanlah tujuan utama negara Thailand umumnya turis asing yang berkunjung ini untuk menikmati wisata alam yang begitu indah terutama di thailand bagian Pulau di Phuket dan beberapa tempat menarik lainnya serta budaya seperti bahasa, agama, pusat perbenjaan dan tarian menjadi daya tarik tersendiri bagi turis asing. C. Nilai Utama Foreign Case Study 1. Regulation Tata cara melakukan perjalanan luar negeri a. Memiliki Paspor, Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. b. Menyiapkan Visa, visa adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara yang akan memberikan seseorang ijin untuk masuk ke negara tersebut dalam suatu periode tertentu dan tujuan tertentu. c. Mencari Info penerbangan dan memesan tiket, tiket bisa dipesan secara online maupun melalui tour and travel yang menjual tiket. d. Mengetahui secara rinci mengenai waktu keberangkatan yang tercetak dalam tiket penerangan. e. Datang setidaknya 3 jam sebelum keberangkatan. f. Memperhatikan signboard yang tertera di Bandara yang berkaitan dengan penerbangan internasional. g. Melakukan check point, lalu akan mendapatkan tiket terusan disertai biaya airport tax. h. Tidak seperti penerbangan domestik, penerbangan tujuan internasional akan melewati pemeriksaan passport (imigrasi) untuk mendapat stempel yang akan dibubuhkan pada passport. i. Memasuki ruang tunggu hingga tiba waktu keberangkatan.

3 2. Culture  Sejarah Dengan berkuasanya raja pada tahun 1851, yang sudah menjadi bhikkhu selama 27 tahun, sangha, seperti kerajaan, menjadi makin lebih terpusat dan hierarkis dan hubungannya dengan negara menjadi lebih terlembaga. Mongkut adalah seseorang cendikiawan kitab suci agama buddha paling terkemuka. Selain itu pada waktu itu imigrasi bhikkhu dari burma memperkenalkan karakteristik disiplin sangha mon yang lebih ketat. Dipengaruhi oleh bangsa mon dan dipandu oleh pemahaman mereka sendiri terhadap tipitaka, mongkut memulai gerakan reformasi yang kemudian menjadi dasar bagi ordo bhikkhu dhammayuttika.  Agama buddha di Thailand Agama buddha di Thailand sebagian besar dari ajaran Theravada. Hampir 95% penduduk thailand adalah buddha dari ajaran theravada, meskipun buddhisme di negara ini telah menjadi terintegrasi dengan kepercayaan rakyat. 3. Behavior  Kebersihan lingkungan di thailand Thailand mendapat peringkat ke 31 dalam hal kebersihan. Thailand kerap disebut negeri gajah putih. Dibalik keindahannya, thailand menyimpan rahasia kesuksesan mendatangkan banyak turis, salah satunya kebersihan. Seperti sungai chaophraya merupakan sungai utama di yang menjadi jantung bangkok dan menghidupi sebagian warga di bantaran sungai sepanjang 372 km. Meski tidak sejernih air dipegunugan namun sangat bersih dari sampah, konon warga thai menganggap sungai ini sebagai sumber kehidupan dan harus dijaga. 4. Lifestyle  Kehidupan yang selalu senang di thailand. Thailand, kata sanuk ditinggikan maknanya menjadi sebuah etos, cara hidup, yang mungkin dapat dipelajari oleh negara barat. Masyarakat thailand telah mengangkat kesenangan menjadi sebuah etos, cara hidup. Setiap budaya memiliki sebuah kata yang berarti senang, tetapi bahasa thailand sanuk memiliki muatan arti lebih banyak, lebih hormat dari kata yang lain. Sanuk bukanlah kesenangan yang artinya hiburan atau kesembronoan itu merupakan kesenangan yang pada hakikatnya sebagai sebuah aktivitas yang berharga

D. Festival Loy Krathong Di Thailand 1. Sejarah Loi Krathong Festival Loi Krathong di Thailand berasal dari era Sukhothai sebagai Loy Phra Pra Teip atau Loy Khom (lentera mengambang). Setelah itu, Noppamas-selir-selir yang paling favorit raja Sukhothai dibuat Krathong, seperti berbentuk teratai, untuk mengambang di sungai bukan lentera mengambang. Itu digunakan untuk menyembah kaki-cetak Buddha di Nammathanati Sungai pantai di Thakkhinabodh kabupaten, India. 2. Loi Krathong Festival Loi Krathong Festival (ประเพณี ลอยกระทง) dirayakan di seluruh Thailand. Ini terjadi pada malam malam bulan purnama di bulan ke-12 dalam kalender tradisional Thailand yang merupakan musim banjir besar, biasanya jatuh pada bulan November (พฤศจิกายน). Kata ลอย / loi / berarti 'mengapung' dan กระทง Krathong adalah wadah berbentuk teratai kecil mengambang. Hal ini bisa dibuat dari apa, secara tradisional terbuat dari daun pisang dan batang pisang. Orang hari ini 'menemukan bahan-bahan yang berbeda seperti kerucut kertas, roti, es krim dll rakit yang dihiasi dengan bunga-bunga, lilin dan

4 dupa tongkat. Orang sering meninggalkan koin satu-Baht, seikat rambut dan kuku kliping di Krathong tersebut. Orang Thailand percaya bahwa tujuan dari festival Loi Krathong adalah: a. Untuk meminta pengampunan Pra Mae Khongkha (พ ร ะ แ ม ่ ค ง ค า ) karena kita menggunakan dan minum air. Selain itu, kita sering melempar sampah dan mencemari air. b. Untuk menyembah kaki-cetak Buddha di Nammathanati Sungai pantai di India. c. Untuk terbang kemalangan dan hal-hal buruk. Cara Pengapungan Krathong Sebelum mengambang Krathong bawah sungai atau di kolam, lilin dan joss tongkat yang menyala dan orang-orang membuat keinginan atau meminta keberuntungan dan pengampunan dari Pra Mae Khongkha, kemudian menempatkan Krathong dalam air dan menonton hanyut. Beberapa orang percaya bahwa jika Krathong tersebut capsizes, itu berarti nasib buruk. Beberapa anak muda percaya bahwa jika pelampung beberapa Krathong bersama-sama itu bisa menyebabkan mereka putus - saya pikir itu hanya pemikiran konyol. Loy Krathong berlangsung saat bulan purnama setiap bulan ke-12 berdasarkan perhitungan kalender tradisional Thailand. Biasanya perayaan ini jatuh pada bulan November kalender masehi dengan tanggal yang berbeda setiap tahunnya. Loy Krathong adalah ritual berterima kasih kepada dewa air yang telah memberikan anugerah kehidupan dan meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan umat manusia terhadap air. Loy berarti melarung dan Krathong adalah benda berbentuk lingkaran. Biasanya terbuat dari daun pisang dengan dekor bunga, lilin, dan lidi dupa, yang kemudian dilarung di air. Konon perayaan ini berasal dari Sukhotai, kota tua yang saat ini menjadi salah satu destinasi wisata penting di Thailand. Masyarakat di zaman kerajaan Lanna di Utara Thailand dengan sebagai ibukotanya, menghormati air dengan cara yang berbeda. Mereka melepaskan lentera yang dibakar sumbunya ke udara yang disebut Yipeng. Yipeng yang berarti malam bulan purnama memiliki konsep yang sama dengan Loy Krathong. Segala bala dan sial dilepaskan ke udara seiring dengan harapan baru yang lebih baik akan datang. Di masa kini, Loy Krathong dan Yipeng diadakan bersamaan di Chiang Mai. Yi Peng mulai “ditiru” pelaksanaannya oleh kota-kota lain di Thailand seperti Phuket dan Krabi. Bahkan di Bangkok, pelepasan lentera seperti saat Yi Peng dilakukan pada saat ulang tahun Raja yang jatuh pada tanggal 5 Desember setiap tahunnya serta tahun baru masehi. Tapi jelas tak semeriah perayaan aslinya. 3. Loi Krathong pada saat ini Kontes kecantikan Noppamas kontes (การ ประกวด นาง นพมาศ) sering merupakan fitur perayaan Krathong Loi di kuil-kuil dan tempat-tempat wisata. Ada banyak acara hiburan dan kembang api di malam hari. Krathong. Loy Krathong merupakan istilah dalam bahasa Thai yang berarti 'menghanyutkan keranjang'. Saat itu warga akan membuat krathong (keranjang hias) untuk dihanyutkan di sungai, kolam, atau danau. Saat purnama bersinar penuh di bulan November, “Loi Krathong” atau festival cahaya berlangsung di Thailand mengakhiri berakhirnya musim hujan. ‘Loi’ dalam bahasa Thai artinya mengambang, ‘Krathong’ adalah rakit mungil selebar telapak terbuat dari batang pisang berhiaskan lipatan daun pisang, rangkaian bunga, lilin dan hio (dupa). ‘Krathong’ cantik ini dibuat untuk dilarungkan di sungai, kanal atau perairan lainnya, melambangkan saatnya kita membuang semua amarah, kekesalan, masalah dan dosa dan siap memulai hidup yang bersih.

5 Perayaan ini diselenggarakan selepas musim hujan yang diperkirakan jatuh di bulan Oktober atau November. Festival ini termasuk salah satu festival yang paling terkenal di Thailand. Tradisi ini sudah dilakukan selama ribuan tahun yang lalu. Pada hari tersebut, orang-orang beramai-ramai menghanyutkan perahu yang terbuat dari daun pisang yang sudah dihiasi dengan bunga-bunga dan lilin-lilin yang cantik. Perayaan ini dikhususkan sebagai bentuk pemujaan dewa air Phra Mae Khongka. Hal tersebut sebagai ucap syukur dan terima kasih atas kelimpahan yang didapat dalam setahun ini. Selanjutnya, akan ada ritual berdoa untuk mendapatkan kelimpahan serta keberuntungan di tahun berikutnya. Tradisi unik asal Thailand ini, Loi Krathong, ternyata memiliki nama unik yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah melarung sesaji. Acara unik dari Thailand tersebut, dapat dikerjakan dengan banyak sekali alasan, misalnya saja membuang atau bisa melarung semua hal yang dianggap buruk yang sempat terjadi baik pada jiwa seseorang, keluarga, desa, sampai negara Thailand. Uniknya lagi, festival ini bisa diikuti oleh para turis dan tidak hanya bisa dilakukan oleh bangsa Thailand sendiri. Pada festival ini, bukan hanya sekedar melarung banyaknya tumpukan dari sesaji, akan tetapi, masyarakat pun kerap menyelenggarakan berbagai pawai sampai menerbangkan banyaknya dari ribuan lampion ke langit. Tradisi terbangkan lampion atau lentera tersebut, dikenal dengan sebutan Yi Pheng. Pada waktu itulah semua peserta yang mengikuti festival Loi Krathong dapat melakukan kegiatan make a wish guna masa depan. Sambil mereka menatap ke atas langit, mereka bisa ucapkan beberapa untaian doa supaya nantinya pada tahun mendatang sebagai tahun baru bisa lebih baik,lebih sukses, dan lebih sejahtera. Krathong-krathog ini dibuat dari daun pisang berhias lilin dan bunga-bunga segar. Di zaman modern ini krathong juga dibuat dari styrofoam atau roti (agar krathong habis dimakan ikan). Begitu bulan muncul, warga beramai-ramai menghanyutkan krathong sambil memanjatkan permohonan. Dengan begitu diharapkan kesialan dalam hidup ikut hanyut bersama krathong. Kadang dalam krathong disertakan pula uang logam sebagai persembahan bagi roh-roh yang menghuni air. Cahaya lilin membuat Sungai Chao Phraya berkilat cantik berlatarkan aneka lampu indah dari vihara. Semakin malam semakin ramai. Usai kami melarung sesajen, acara belum selesai. Usai melarung sajen, orang-orang menerbangkan lentera kertas berwarna putih. Lentera-lentera ini dan aneka sesajen bisa dibeli wisatawan di halaman vihara. Lentera dengan diameter 50-60 cm ini sudah diberi alas dan bahan bakar, tinggal dinyalakan dengan korek dan ditunggu panasnya mengembankan udara di dalam lentera itu. Dimulai dari empat bikhsu yang menyalakan lentera, satu persatu orang-orang pun menyiapkan lentera. Saya juga ikutan. Sambil memegang bagian bawah lentera, panas semakin membuat udara di dalam lentera memuai dan kembung.Tetapi menurut situs Thaizer, Lay Krathong sebenarnya merupakan bentuk persembahan bagi dewi air Mae Kongkha agar warga senantiasa terlindung dari bencana banjir. Festival loy krathong ini selalu dirayakan besar-besaran oleh warga Thailand beberapa daerah di Myanmar dan laos sebenarnya juga merayakan loy krathong,tetapi tidak semeriah di Thailand. Tak jarang turis mancanegara berdatangan untuk menyaksikan kemeriahanya. Biasanya setelah menghanyutkan krathong, warga menerbangkan ratusan lampion dan mengadakan lomba membuat krathong terindah. Ada juga tari-tarian tradisional dan kontes kecantikan Ratu Nopphamat. Nopphamat adalah permaisuri Raja Sukothai dari abad 14 yang konon merupakan perintis tradisi Lai Krathong.

6 Loy Krathong merupakan salah satu festival terbesar di Thailand dan juga dikenal dengan tradisi menerbangkan lampion. Festival ini digelar di berbagai wilayah Thailand, seperti Bangkok, Chiang Mai, Phuket, dan Koh Samui. Namun, perayaan yang paling meriah dapat Anda temukan di Bangkok dan Chiang Mai. 4. Makna Dari Loy Krathong Memiliki makna sebagai “dekorasi yang mengambang” yang telah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu. Loi Krathong ini biasanya dilakukan pada malam bulan purnama di bulan ke-12 dalam kalender lunar tradisional. Atau dalam sistem kalender Barat biasanya jatuh pada bulan November. Loi sendiri memilki makna “mengapung” sedangkan kratong mengadcu pada penyebutan sebuah wadah berbentuk teratai yang mengapung di atas air. Kara loy krathong sendiri tidak ada padanannya di luar bahasa Thailand sehingga sangat sulit untuk mengacu pada arti lainnya. Penerjemahan kata ini juga terbilang sulit dan hanya digambarkan dengan boat yang terapung, atau deorasi yang terapung (mengambang diatas air). Krathong tradisional dibuat dari batang pohon pisang. Sekarang sudah era modern dimana berimplikasi juga pada krathong modern yang terbuat dari roti atau styrofoam. Makanya karena dibuatnya dari roti menjadikan krathong modern sangat mudah sekali hancur dalam beberapa hari dan dapat dimakan ikan. Krathong yang terbuat dari styrofoam terkadang dilarang oleh otoritas karena dianggap akan mencemari sungai dan untuk menguraikannya diperlukan waktu bertahun- tahun. Krathong biasanya dihiasi dengan daun pisang yang rumit, ada dupa dan lilinnya. Sebuah koin kecil terkadang dimasukkan dalam krathong sebagai persembahan kepada roh yang menguasai sungai. Di malam bulan purnama, masyarakat Thailand bisanya meluncurkan krathongnya di kanal-kanal, sungai, dan kolam sembari menyampaikan keinginannya kepada Tuhan. Ada yang menyebut kalau festival ini berasal dari ritus kuno yang telah dilaksankan salama beratus-ratus tahun lamanya. Krathong yang merupakan cerminan yang dibuat dan mewakili pemerintahan, perusahaan dan organisasi besar biasanya dihiasi dengan sangat meriah dan berukuran lebih besar dibandingkan dengan krathong-krathong lainnya. Biasanya sudah lazim kalau diadakan kompetisi krathong yang mana pemenangnya akan ditentukan berdasarkan kecantikan dan keramaian fitur yang ada dalam krathong itu.Menilik pada sejarahnya, banyak yang mengira kalau Loi Krathong telah dimulai di Sukhothai oleh seorang wanita yang bernama Nopphamat. Namun semakin kesini diketahui bahwa kisah Nopphamat ini berasal dari sebuah puisi yang ditulis pada periode Bangkok awal. Menurut Raja Rama IV, festival itu merupaakn perayaan yang diadaptasi untuk menghormati sang Budha. Sedangakan mengambangkan dan melepaskan krathong ini melambangkan sebagai melepaskan kebencian, kemarahan, dan kekotoran bathin seseorang sehingga tergantikan oleh semua hal yang berkebalikannya. Orang-orang yang terlibat dalam upacara ini terkadang juga memotong kuku-kuku mereka atau rambutnya dan meletakkanya di krathong yang telah dibuat dan segera dilarung ke sungai, kolam atau kanal untuk melepaskan segala kotoran negatif. Disamping itu, banyak orang di Thailand kemudian melepaskan krathong untuk mengucapkan terima kasih kepada Dewi Air. Kontes kecantikan yang menyertai festival ini dikenal dengan Kontes Ratu Nopphamat. Menurut cerita, Nang Nopphamat ini merupakan permaisuri dari Raja Sukhothai Loethai dan ia-lah yang menjadi orang pertama yang mengapungkan krathong di sungai.

7 Loi Krathong bertepatan dengan festial Lanna yang dikenal dengan Yi Peng. Yi Peng biasanya diselenggarakan pada bulan bulan purnama ke-2 dari kalender Lanna. Pada perayaan festival ini biasanya meluncurkan lentera langit ke udara yang mana menyerupai kawanan ubur-ubur raksasa yang anggun dan tampak mengesankan. Festival ini diperingati dan dimaksudkan untuk menjadi titik poin orang supaya lebih berprestasi dan berguna. Orang-orang biasanya membuat Khom Loi dari kain tipis seperti kertas dan lainnya supaya ringan dan bisa melayang-layang di udara. Ketika bahan bakar dinyalakan, udara panas terperangkap didalam lentera yang akhirnya bisa mengangkap lentera tersebut ke udara dan terlihat seperti mengambang di udara. Perayaan Yi Peng ini sangat mudah terlihat ketika tengah berada di Chiang Mai karena memang pusat perayaannya dilakukan di kota yang menjadi ibukota kerajaan Lanna kuno. Tradisi Loy Krathong lainnya termasuk pelepasan belut dan kura-kura di sungai atau kolam, juga ada serangkaian kegiatan budaya, seperti pertunjukan tari 'Ram Wong', kontes Ratu kecantikan, pesta kembang api . Dan merupakan momen yang mengesankan untuk mengapungkan krathong serta mengucapkan harapan bersama dengan keluarga dekat. Selain perayaan yang mengandung unsur air, Loy Krathong di Chiang Mai terkenal karena ada festival Yee Peng, yaitu mengapungkan ribuan lentera kertas besar bersamaan ke langit. Seperti krathong, Anda akan memegang lentera bersama keluarga atau orang terdekat dan kemudian melepaskannya ke udara bersama-sama. Berikut Beberapa kemerihahan festival Loy Krathong di berbagai daerah di Thailand: 1. Loi Krathong Di Chiang Mai Di Chiang Mai, kota sarat budaya dan kaya akan peninggalan sejarah di utara Thailand, perayaan Loi Krathong-nya konon termasuk yang paling meriah. Dari kemerahan ‘krathong’ warna-warni dalam berbagai ukuran, pawai hias memenuhi jalan utama, kontes kecantikan lokal hingga berbagai pertunjukan tari dan nyanyi tradisional. Belum lagi pesta di atas perahu, pesta kembang api, lomba perahu, dengan puncaknya pelepasan lampion menyala ke udara. Semua keriaan itu menciptakan pemandangan spektakuler di darat, di air dan di udara. Prosesi Loy Krathong sebenarnya. Ada dua prosesi yang dilakukan, pertama mengapungkan semacam sajen yang terbuat dari daun pisang, hiasan bunga dan lilin. Kadang-kadang ada juga kreasi sajen yang dibuat dari roti atau bahan makanan lainnya. Nantinya, sajen ini akan diapungkan di sungai-sungai yang mengalir sepanjang Thailand. Prosesi ini diyakini untuk menghormati dewa-dewa air yang ada di sungai atau danau. Kedua, menerbangkan lampion ke udara. Prosesi ini hanya dilakukan di Chiang Mai, selain kota ini minim sungai tidak seperti Bangkok yang terkenal dengan Chao Prayanya, penduduk sekitar masih memegang tradisi Lanna. Lanna merupakan bekas kerajaan di Utara Thailand yang memegang tradisi perayaan Yi-Peeng. Yi-Peeng merupakan prosesi menerbangkan lampion ini alias lantern festival ini akhirnya menjadi daya tarik tambahan turis asing maupun lokal untuk merayakan Loy Krathong di Chiang Mai. Kira-kira lima hari sebelum Loy Krathong dimulai, Yi-Peeng Festival dirayakan dengan ritual Buddha. Festival lampion ini tidak banyak berbeda dengan Loy Krathong sendiri, tetapi di Yi- Peng Anda bisa menemukan lebih banyak lampion yang diterbangkan secara serentak. Berlokasi sekitar 13 Km dari pusat kota, sebuah kampus kedokteran Mae Jo University, ratusan warga lokal dan turis asing berkumpul di lapangan luas untuk melakukan prosesi ini. Pertama-tama, acara ini dibuka dengan pembacaan doa dan matra oleh biksu-biksu di sebuah podium kecil.

8 Meskipun bukan pemeluk Buddha yang mungkin tidak paham dengan mantra yang dibacakan, Anda bisa duduk manis dan siap dengan lampion yang akan diterbangkan. Setelah pembacaan doa selesai, Anda diajak serentak untuk berdiri dan memegang lampion masing-masing. Biasanya, lampion sudah ditulisi dengan harapan-harapan yang ingin dicapai. Setelah diterbangkan, esensinya adalah semoga impian dan harapan itu terbang makin tinggi sampai akhirnya tercapai. Lebih dari ribuan lampion diterbangkan malam itu. Langit Chiang Mai yang cerah makin terasa hangat dan bersinar dengan adanya lampion-lampion di udara yang menggantikan bintang. Tentunya perayaan Loy Krathong ini membuat suasana kota Chiang Mai lebih meriah dari biasanya. Dengan penduduk kurang dari 150.000 jiwa, Chiang Mai tidak begitu padat dan terasa jauh dari kesan touristic. Daya tarik Chiang Mai sendiri adalah wisata alam lengkap dengan trekking bersama binatang khas Thailand, gajah. Selain itu Chiang Mai dikelilingi oleh puluhan kuil yang mengepung isi kota, tidak terkecuali kuil di atas pegunungan Doi Suthep. 2. Festival Loy Krathong Di Wat Phantao Di Wat Phantao, kuil yang masih berada di dalam area kota tua ini, diadakan ritual doa bersama di hari pertama Loy Krathong dan juga prosesi menerbangkan lampion. Ritual di Wat Phantao ini sebenarnya merupakan versi kecil dari rangkaian 3. Festival Loy Krathong Di Bangkok Di Bangkok merayakan Loy Krathong , peryaan terbesar akan diadakan di sekitar Sungai Chao Phraya. Hotel-hotel mewah yang terletak di sepanjang sungai seperti The Royal City Hotel, Shangri-la Bangkok dan Mandarin Oriental Bangkok, menyediakan akses eksklusif ke sungai agar dapat melepaskan krathong. Beberapa hotel di Bangkok juga menyediakan area di kolam renang mereka . Jika anda mempunyai budget, booking reservasi untuk makan malam romantis di kapal pesiar sambil mengarung sungai Chao Phraya Atau bisa juga ke area Santichaiprakan Park dekat Khao San Road. Untuk lokasi lain yang paling terkenal adalah di Asiatique. Daerah boardwalk besar di depan Asiatique akan menjadi pusat acara utama, termasuk menceritakan kembali kisah Loy Krathong melalui musik dan tari, dan pesta kembang api.

3. PENUTUP A. Simpulan Dari yang telah penulis bahas dalam jurnal Foreign Case Study ini, dapat disimpulkan bahwa keunikan festival loy krathong ini tidak hanya terletak pada sesajian yang dihanyutkan di kolam, sungai, atau danau maupun lampion yang diterbangkan ke langit. Namun semua masyarakat Thailand ikut menyemarakkan festival ini dengan antusias, gembira dan senang. Selain itu festival ini juga menjadi agenda wisatawan yang lebih memilih hari hari dimana seperti festival loy krathong ini diselenggarakan sehingga wisatawan mancanegara tertarik ikut merayakan festival ini bersama orang local Thailand, tentunya dapat menarik jumlah wisatawan manca Negara. Dan juga mengajarkan tentang kebersamaan untuk saling meghargai dengan sesama B. Saran Dengan ramainya acara tradisi festival loy krathong ini tentunya selain dampak postif nya yang ada, akan menimbulkan dampak negarif yang akan mengganggu, seperti ratusan lampoin yang terbang akan menimbulkan efek bagi penerbangan dan sampah dari bekas lampion akan berserakan di mana-mana sehingga akan mengganggu kebersihan lingkungan, sehingga lebih baik dikoordinasikan untuk keamanan.

9 References [1] Data foreign case study pada bulan November 2016 di Apsara Beachfront Resort And Villa di Provinsi Phanga Nga, 45 Moo Kukkak, Khao lak, Thailand [2] Suryadana., & Octavia, Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata.Bandung: Alfabeta. [3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211. [4] Isdarmanto, I. (2016). The advantage collaboration program of Tourism Education based on Entrepreneurship in Culinary Products both Thailand and Indonesian countries. International Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1). [5] Suwantoro, Gamal. (2009). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. [6] Henny, Ni Luh. (2014). Manajemen Pemasaran Pariwisata.Yogyakarta: Graha Ilmu. [7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan, 7(2), 75-85. [8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97. [9] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). [10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

LAMPIRAN

10 11 12