Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan (Studi pada Kualitas Pendidikan di Provinsi )

Paulus Yulius Indubri STIPER St. Thomas Aquinas M.S. Idrus Ubud Salim Djumahir Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Abstract: This research is to analyze the effect about empirically test: 1) whether professional teacher influences to school education managements, 2) whether ascendant curriculum to schooled education managements, 3) if yielding learned influential to schooled education managements, 4) if professional teacher influentialing to education qualities, 5) if ascendant curriculum to education qualities, 6) if yield- ing learned influential to education qualities, and 7) what is influential schooled education management to education quality. Observational method that is utilized is format design affiliate approaching (mixing approach), which is supported quantitative approaching by qualitatif’s approaching as minor approach- ing. Observational location on 20 Regencies/City that exist on Papua Province region with division as follows: 1) Regencies/Cities at Province upstate Papuan, namely: Jayapura city, Jayapura , , , , Fertile regency, regency, Yapen regency, and Waropen Regency,2) Regencies/Cities at Papua Province middle part, namely: , , , , Pegunungan Bintang regency, , and , and 3) Regency/City at austral Papua Province, namely: , Asmat regency, , and . The Result show that: 1) marks sense kausal’s relationships among teachers professional factor, curriculum, learned result, education management to education quality, 2) schooled education managements constitute education quality determinants, but then also so prescribed by professional teacher, curriculum, and tall studying result. If education management corresponds to that expected deep its management therefore good education quality will be reached conversely.

Keywords: governman policy, education quality

Abstrak: Pada penelitian ini, subjek yang dianalisis dan dites empiris akan berefek: 1) jika guru yang profesional berpengaruh dalam manajemen pendidikan schooling, 2) jika kurikulum berpengaruh terhadap manajemen pendidikan schooling, 3) jika hasil belajar berpengaruh terhadap manajemen pendidikan schooling, 4 ) jika guru yang profesional berpengaruh kepada kualitas pendidikan, 5) jika kurikulum berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, 6) jika hasil belajar berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, dan 7) apakah manajemen pendidikan schooling berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan format desain afiliasi (pendekatan pencampuran), yang didukung oleh pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan minor. Lokasi penelitian pada 20 Kabupaten/Kota yang ada

Alamat Korespondensi: Paulus Yulius Indubri, STIPER St. Thomas Aquinas Jayapura

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011317 ISSN: 1693-5241 317 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

di wilayah Provinsi Papua dengan pembagian sebagai berikut: 1) Kabupaten/Kota di Provinsi Papua bagian utara, yaitu: Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori, Kabupaten Subur, Kabupaten Nabire, Kabupaten Yapen, dan Kabupaten Waropen, 2) Kabupaten/ Kota di Provinsi Papua bagian tengah, yaitu: Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Yahukimo, dan 3) Kabupaten/kota di Provinsi Papua selatan, yaitu: Kabupaten Merauke, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digoel, dan Kabupaten Mappi. Hasil observasi menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan khausal antara faktor pengajar profesional, kurikulum, hasil belajar, manajemen pendidikan dengan kualitas pendidikan, 2) manajemen pendidikan schooling merupakan penentu kualitas pendidikan, tetapi juga ditentukan oleh pengajar profesional, kurikulum, dan tingginya hasil belajar . Jika manajemen pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dalam manajemen mutu pendidikan yang baik sehingga akan tercapai kebalikannya.

Kata Kunci: kebijakan sekolah, kualitas pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi dengan manajemen pendidikan sekolah, profesional bagi setiap warga negara, hal ini sesuai dengan pasal guru, kurikulum, dan hasil belajar. Konstribusi secara 31 ayat (1) UUD 1945, bahwa ”setiap warga negara praktis penelitian ini diharapkan memberi masukkan berhak mendapat pendidikan”. Untuk mendapatkan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi layanan pendidikan bermutu, pemerintah pusat dan Papua dan Dinas pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi anggaran pendidikan melalui APBN dan APBD. Papua menyangkut profesional guru, kurikulum, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang ”Sis- hasil belajar dalam menunjang manajemen pendidikan tem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)”, mengatur sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan. anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD, diluar gaji pendidik dan biaya pendidikan TINJAUAN PUSTAKA kedinasan.Permasalahan yang sangat menarik untuk Manajemen Pendidikan melakukan penelitian ini, sebagai berikut:1. Manaje- men pendidikan sekolah dapat ditinjau dari segi: a) Pembinaan dan Pengembangan Kearns, P. (2001) produktivitas tenaga pendidik, b) pelayanan pendidikan mengemukakan pembinaan dan pengembangan untuk secara kreatif, c) pembinaan dan pengembangan mencapai kualitas pendidikan, meliputi: kemampuan sebagai wujud koordinasi, dan d) mutu proses daya mengajar, profesionalisme pengajar, pendekatan, jenis saing.2. Kualitas pendidikan sasarannya, meliputi: a) dan metode, pegawasan, dan bimbingan. Mutu Proses desentralisasi pendidikan yang terkait dengan mutu Pembelajaran Cord (2001) dalam melakukan aspek hasil, b) strategis organisasi pendidikan, dan c) pem- penilaian terhadap mutu proses pembelajaran di seko- biyaan pendidikan. 3. Profesional guru sesuai dengan: lah, meliputi: silabus mata pelajaran, tes, pengamatan, a) kualifikasi pendidik, b) supervisi pendidikan, dan penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan, dan c) program sertifikasi.4. Kurikulum mewujudkan: a) penilaian. kompetensi, b) lingkungan pendidikan, dan c) bahan Desentralisasi Pendidikan ajar. 5. Hasil belajar sangat tergantung dari: a) parti- Barret (1999), dalam era desentralisasi pendi- sipasi guru, b) keahlian akademik, dan c) prestasi pen- dikan mencakup tiga hal yakni: 1) manajemen berbasis didikan. lokasi, 2) pendelegasian wewenang, dan 3) inovasi kurikulum. Manfaat Penelitian Konstribusi keilmuan manajemen sumber daya Pembiayaan Pendidikan dan Profesional Guru manusia, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah Peraturan Pemerintah Republik Nomor disiplin ilmu khususnya tentang manajemen pendidikan 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Bab II sekolah dan kualitas pendidikan yang berhubungan pasal 7.

318 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. penilaian terdapat tiga syarat, antara lain: 1) penilaian 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; pada Bab hasil belajar oleh pendidik, 2) penilaian hasil belajar III. Prinsip Profesionalitas; pasal 7 ayat 1. oleh satuan pendidikan, dan 3) penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Kualitas Pengajar dan Program Sertifikasi Upaya untuk mengoptimalkan pendidikan sangat berkaitan langsung dengan faktor kualitas pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: manajemen pendidikan sekolah, profesional guru, 16 Tahun 2007, tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar kurikulum, dan hasil belajar. Pada prinsipnya Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yakni pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dalam kualifikasi akademik guru. mendukung keberhasilan suatu proses perubahan, dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 masyarakat terbelakang menjadi masyarakat yang Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV; pasal 8 lebih maju menuju kesetaraan dan kesejajaran dengan yakni guru wajib memiliki kualifikasi akademik, masyarakat lainnya. kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pasal 11. Profesional Guru (X1) Kurikulum Kurikulum dilaksanakan sesuai dengan Undang- H4 Undang No. 2 tahun 1989 tentang ”Sistem Pendidikan H1 Nasional”.

Manajemen Kompetensi H7 H2 Pendidikan Sekolah Kualitas Pendidikan Kurikulum (Y1) (Y2) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: (X2) 16 Tahun 2007, tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. H5

Lingkungan Pendidikan dan Hasil Belajar H3 Bogdan R.C. (1992), lingkungan pendidikan H6 dalam sistem pengajaran yang diterapkan mampu Hasil Belajar menumbuhkan dan mengembangkan kepekaan dan (X3) kesadaran peserta ajar pada lingkungan walaupun ilmu-ilmu yang diajarkan adalah ilmu-ilmu yang Gambar 1. Counceptual Framework (Yang Menunjuk- berkaitan dengan lingkungan. kan Hubungan Variabel Profesional Guru, Kurikulum, Hasil Belajar, Manajemen Pendi- Hasil Belajar dikan Sekolah, dan Kualitas Pendidikan) Dalam kedudukan hasi belajar dikaitkan dengan Hipotesis Penelitian Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik H1 : Semakin tinggi profesional guru, akan sema- Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar kin baik manajemen pendidikan sekolah. Penilaian Pendidikan. H2 : Semakin terpadunya kurikulum yang diterap- kan, akan semakin baik manajemen pendi- Keahlian Akademik dan Kerangka Konsep dikan sekolah. Penelitian H3 : Semakin baik hasil belajar siswa, akan sema- Keahlian akademik dalam penilaian hasil belajar kin menunjang manajemen pendidikan sekolah. menurut PP. No. 19 tahun 2005 mengenai standar H4 : Semakin terpadunya profesional guru, akan semakin baik kualitas pendidikan.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 319 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

Mutu Proses Pelayanan Pembinaan dan Pembelajaran H5 : Semakin terpadunya kurikulum, akan semakin Produktivitas Pendidikan Pengembangan Kualitas Pengajar (Y13) (Y11) (Y12) (Y13) baik kualitas pendidikan. (X11)

Supervisi Pendidikan Profesional Guru H6 : Semakin terpadunya hasil belajar yang dite- (X12) (X1) tapkan, akan semakin tinggi kualitas pendi- Program Sertifikasi (X13)

dikan. H1 Desentralisasi Pendidikan H4 (Y21)

Kompetensi (X21)

Manajemen Pendidikan H7 Lingkungan H2 Sekolah Organisasi METODE Pendidikan Kurikulum (Y1) Kualitas Pendidikan Pendidikan (X22) (X2) Pendekatan Penelitian (Y2) (Y22) Bahan Ajar H5 (X23)

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meng- Pembiayaan Partisipasi Guru H3 Pendidikan (X31) (Y23) analisis hubungan kausalitas dengan analisis jalur H6

(path analysis) merupakan metode analisis yang Keahlian Akademik Hasil Belajar (X32) (X3) dapat diterapkan pada semua skala data, tidak mem- Prestasi Pendidikan butuhkan banyak asumsi dan ukuran sampelnya. (X33) Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini menggu- nakan perspektif fenomenologi, dengan tujuan untuk Gambar 2. Diagram Jalur Model Diagram Path mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap terhadap hasil analisis kuantitatif. • Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi analisis path. Lokasi Penelitian • Dalam analisis path adanya pengaruh langsung, Adapun lokasi penelitian pada 20 Kabupaten/ pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total. 4. Kota yang terdapat pada wilayah Provinsi Papua. Pemeriksaan validitas model analisis path. • Interprestasi hasil berdasarkan tahapan analisis Populasi Dan Sampel path. Populasi Penelitian HASIL Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 1.030 orang pada 20 Kabupaten/ Hasil Analisis Path Kota di Provinsi Papua. Analisis Confirmatory factor Analysis (CFA) Sampel Penelitian Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Profesional Guru (X ) proporsional non random sampling Jadi sampel 1 dalam penelitian adalah sebesar 280 responden secara Chi Square = 10.150 Kualitas Pengajar Probability = .885 RMSEA = .000 e1 (X11) proposional. CMIN/DF = .287 GFI = .995 .54 AGFI = .986 CFI = .986 Analisis Data TLI = .971

Supervisi Pendidikan .31 Profesional Guru e2 Analisis Deskriptif (X12) (X1) Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan deskripsi responden ter- hadap dimensi-dimensi setiap variabel penelitian. .70

Analisis Jalur (Path Analysis)Analisis jalur (Path Program Sertifikasi Analysis) digunakan untuk menelusuri hubungan e3 (X13) antara variabel dalam model yang dibuat si peneliti. Solimun (2002), analisis jalur (Path Analysis), Gambar 3. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Pada Variabel Profesional Guru (X ) sebagai berikut: 1 • Merancang model berdasarkan konsep dan teori.

320 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Tabel 1. Hasil Uji Goodness of Fit IndeksPada Variabel Tabel 3. Hasil Uji Goodness of Fit IndeksPada Variabel

Profesional Guru (X1) Kurikulum (X2)KriteriaCut-off-Value

Cut-off- Hasil Cut-off- Hasil Kriteria Keterangan Kriteria Keterangan Value Model Value Model Chi Square Kecil 10.150 Baik Chi Kecil 12.884 Baik Probability = 0.05 0.885 Baik Square RMSEA = 0.08 0.000 Baik Probabili = 0.05 0.264 Baik GFI = 0.90 0.995 Baik ty AGFI = 0.90 0.986 Baik RMSEA = 0.08 0.000 Baik CMIN/DF = 2.00 0.287 Baik GFI = 0.90 0.987 Baik TLI = 0.95 0.971 Baik AGFI = 0.90 0.974 Baik CMIN/D = 2.00 0.720 Baik CFI = 0.95 0.986 Baik F Tabel 2. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR), TLI = 0.95 0.984 Baik dan Probability (p) Pada Variabel Profesional CFI = 0.95 0.996 Baik Guru (X ) 1 Tabel 4. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR), Loading Critical Variabel Probability dan Probability (p) Pada Variabel Kurikulum (X2) Factor Ratio Keterangan Indikator (р) Critical () (CR) Variabel Loading Probability Ratio Keterangan X11 0.545 5.519 0.000 Signifikan Indikator Factor () (р) (CR) X12 0.314 3.125 0.000 Signifikan X 0.915 5.640 0.000 Signifikan X13 0.704 6.417 0.000 Signifikan 21 X22 0.691 4.468 0.000 Signifikan Loading Factor (2) positif dengan nilai proba- X23 0.840 9.128 0.000 Signifikan bilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian Loading Factor (2) positif dengan nilai proba- dimensi indikator dengan nilai kualitas pengajar (X11) bilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian sebesar 0.545, supervisi pendidikan (X ) sebesar 12 dimensi indikator dengan nilai kompetensi (X21) sebe- 0.314, dan program sertifikasi (X ) sebesar 0.704 13 sar 0.915, lingkungan pendidikan (X22) sebesar 0.691, sangat menentukan profesional guru (X ). Untuk nilai 1 dan bahan ajar (X23) sebesar 0.840 sangat menentu- tertinggi dimiliki oleh dimensi indikator program serti- kan kurikulum (X22). Untuk nilai tertinggi dimiliki oleh fikasi (X ) sebesar 0.704 dan kualitas pengajar (X ) 13 11 dimensi indikator kompetensi (X21) sebesar 0.915 dan sebesar 0.54. Sedangkan nilai dimensi indikator teren- bahan ajar (X22) sebesar 0.840. Sedangkan nilai di- dah pada supervisi pendidikan (X12) sebesar 0.314. mensi indikator terendah pada lingkungan pendidikan Sertifikasi guru dan dan kualitas pengajar sangat ber- (X2) sebesar 0.691. Kompetensi dan bahan ajar pengaruh dalam meningkatkan profesional guru. sangat berpengaruh dalam meningkatkan kurikulum. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Kurikulum (X ) 2 Chi Square = 12.884 Variabel Hasil Belajar (X3) Probability = .264 Chi Square = 12.721 Kompetensi Probability = .214 e4 RMSEA = .000 Partisipasi Guru (X21) RMSEA = .043 CMIN/DF = .720 e7 (X31) CMIN/DF = 1.412 GFI = .987 GFI = .927 AGFI = .974 .84 .59 AGFI = .914 CFI = .998 CFI = .957 TLI = .984 TLI = .901

Lingkungan .69 Keahlian Akademik .58 Hasil Belajar Pendidikan Kurikulum e8 e5 (X32) (X3) (X22) (X2)

.61 .91

Prestasi Pendidikan Bahan Ajar e9 (X33) e6 (X23) Gambar 5. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Pada Gambar 4. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Pada Variabel Hasil Belajar (X3) Variabel Kurikulum (X2) TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 321 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

Tabel 5. Hasil Uji Goodness of Fit IndeksPada Variabel Tabel 7. Hasil Uji Goodness of Fit Indeks pada Variabel

Hasil Belajar (X3) Manajemen Pendidikan Sekolah (Y1) Cut-off- Hasil Cut-off- Hasil Kriteria Keterangan Kriteria Keterangan Value Model Value Model Chi Square Kecil 21.567 Baik Chi Kecil 12.721 Baik Probability = 0.05 0.152 Baik Square RMSEA = 0.08 0.067 Baik Probabilit = 0.05 0.214 Baik GFI = 0.90 0.938 Baik y AGFI = 0.90 0.932 Baik RMSEA = 0.08 0.043 Baik CMIN/DF = 2.00 1.376 Baik GFI = 0.90 0.927 Baik TLI = 0.95 0.959 Baik AGFI = 0.90 0.914 Baik CFI = 0.95 0.956 Baik CMIN/DF = 2.00 1.413 Baik TLI = 0.95 0.957 Baik Tabel 8. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR), CFI = 0.95 0.957 Baik dan Probability (p) pada Variabel Manajemen Pendidikan Sekolah (Y ) Tabel 6. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR), 1 Loading Critical dan Probability () Pada Variabel Hasil Belajar (X ) Variabel Probability 3 Factor Ratio Keterangan Indikator (р) Loading Critical (CR) Variabel Probability () Factor Ratio Keterangan Indikator (р) Y11 0.581 5.254 0.000 Signifikan () (CR) Y12 0.492 4.922 0.000 Signifikan X31 0.594 3.193 0.000 Signifikan Y13 0.734 5.603 0.000 Signifikan X32 0.584 3.241 0.000 Signifikan Y14 0.651 3.891 0.000 Signifikan X 0.613 3.411 0.000 Signifikan 33 Loading Factor (2) positif dengan nilai proba- Signifikan Loading Factor (2) positif dengan bilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dimensi indikator nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dengan dengan nilai produktivitas (Y11) sebesar 0.581, pela- demikian dimensi indikator dengan nilai partisipasi guru yanan pendidikan (Y12) sebesar 0.492, pembinaan dan (X ) sebesar 0.594, keahlian akademik (X ) sebesar 31 32 pengembangan (Y13) sebesar 0.734, dan mutu proses 0.584, dan prestasi pendidikan (X ) sebesar 0.613 sangat 33 pembelajaran (Y14) sebesar 0.651 sangat menentukan menentukan hasil belajar (X ). Untuk nilai tertinggi 3 manajemen pendidikan sekolah (Y1). Nilai tertinggi dimiliki oleh dimensi indikator prestasi pendidikan (X33) dimiliki oleh dimensi indikator pembinaan dan pengem- sebesar 0.613 dan partisipasi guru (X ) sebesar 0.594. 31 bangan (Y13) sebesar 0.734 dan mutu proses pem- Sedangkan nilai dimensi indikator terendah pada ke- belajaran (Y14) sebesar 0.651. Nilai terendah pada ahlian akademik (X ) sebesar 0.584. Prestasi pendi- 32 pelayanan pendidikan (Y12) sebesar 0.492 dan pro- dikan dan partisipasi guru sangat berpengaruh dalam duktivitas (Y11). Pembinaan dan pengembangan serta meningkatkan hasil belajar. Confirmatory Factor Analysis mutu proses pembelajaran sangat berpengaruh dalam

(CFA) Variabel Manajemen Pendidikan Sekolah (Y1) meningkatkan manajemen pendidikan sekolah. Con- Chi Square = 21.567 Produktivitas Probability = .152 firmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Kualitas RMSEA = .067 e10 (Y11) CMIN/DF = 1.376 Pendidikan (Y ) GFI = .938 2 AGFI = .932 .65 Chi Square = 22.466 CFI = .956 Desentralisasi Probability = .133 TLI = .959 Pendidikan e14 RMSEA = .156 (Y21) CMIN/DF = 1.410 GFI = .951 Pelayanan .73 AGFI = .916 e11 Pendidikan .96 (Y12) Manajemen Pendidikan CFI = .174 Sekolah TLI = .965 (Y1)

Organisasi .49 1.00 Kualitas Pendidikan e15 Pendidikan (Y22) (Y2) Pembinaan dan e12 Pengembangan (Y13) .58

.86

Pembiayaan Mutu Proses Pendidikan e13 Pembelajaran e16 (Y14) (Y23) Gambar 6. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Pada Gambar 7. Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada

Variabel Manajemen Pendidikan Sekolah (Y1) Variabel Kualitas Pendidikan (Y2)

322 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit Indeks pada Variabel • Uji Analisis Jalur P (X1  Y1) Hubungan kausa- Kualitas Pendidikan (Y ) 2 litas antara variabel profesional guru (X1) Cut-off- Hasil Kriteria Keterangan terhadap manajemen pendidikan sekolah (Y ) Value Model 1 Chi Square Kecil 22.466 Baik dengan loading factor (2) sebesar 0.484 signi- Probability = 0.05 0.133 Baik fikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian RMSEA = 0.08 0.156 Baik hubungan antara profesional guru (X1) mempu- GFI = 0.90 0.951 Baik nyai pengaruh langsung secara signifikan terha- AGFI = 0.90 0.916 Baik CMIN/DF = 2.00 1.410 Baik dap manajemen pendidikan sekolah (Y1).

TLI = 0.95 0.965 Baik • Uji Analisis Jalur P (X2  Y1) Hubungan kausa- CFI = 0.95 0.174 Baik litas antara variabel kurikulum (X2) terhadap

Tabel 10.Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR), manajemen pendidikan sekolah (Y1) dengan dan Probability (p) pada Variabel Kualitas loading factor (2) sebesar 0.399 signifikan

Pendidikan (Y2) 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian hubungan Loading Critical antara kurikulum (X ) mempunyai pengaruh Variabel Probability 2 Factor Ratio Keterangan Indikator (р) langsung secara signifikan terhadap manajemen () (CR) pendidikan sekolah (Y ). Y11 0.961 6.334 0.000 Signifikan 1 Y12 1.000 7.019 0.000 Signifikan • Uji Analisis Jalur P (X3  Y1) Hubungan kausa- Y13 0.862 5.012 0.000 Signifikan litas antara variabel hasil belajar (X3) terhadap manajemen pendidikan sekolah (Y ) dengan Hasil Uji Model Analisis Path 1 loading factor (2) sebesar 0.249 signifikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian hubungan

Profesional Guru antara hasil belajar (X ) mempunyai pengaruh (X1) 1 langsung secara signifikan terhadap manajemen

pendidikan sekolah (Y1).

• Uji Analisis Jalur P (X1  Y2) Hubungan kausa- 0.484 * 0.343 * litas antara variabel profesional guru (X1) terha-

dap kualitas pendidikan (Y2) dengan loading factor (2) sebesar 0.343 signifikan 0.000 atau

Manajemen (p < 0.05). Dengan demikian hubungan antara 0.483 * 0.399 * Pendidikan Sekolah profesional guru (X ) mempunyai pengaruh lang- Kurikulum (Y1) 1 Kualitas Pendidikan (X2) (Y2) sung secara signifikan terhadap kualitas pendi-

dikan (Y1). 0.442 * • Uji Analisis Jalur P (X2  Y2) Hubungan kausa-

litas antara variabel kurikulum (X2) terhadap 0.249 * kualitas pendidikan (Y1) dengan loading factor (2) sebesar 0.442 signifikan 0.000 atau (p < 0.324 * 0.05). Dengan demikian hubungan antara Hasil Belajar kurikulum (X ) mempunyai pengaruh langsung (X3) 2 secara signifikan terhadap kualitas pendidikan (Y ). Gambar 8. Hasil Uji Model Analisis Path dan Hubungan 2 • Uji Analisis Jalur P (X3  Y2) Hubungan kausa- Variabel Profesional Guru (X1), Kurikulum litas antara variabel hasil belajar (X3) terhadap (X2), Hasil Belajar (X3), Manajemen Pendi- kualitas pen-didikan (Y2) dengan loading fac- dikan Sekolah (Y1), dan Kualitas Pendidikan (Y ) tor (2) se-besar 0.324 signifikan 0.000 atau (p 2 < 0.05). Dengan demikian hubungan antara hasil

Identifikasi koefisien jalur pada tahapannya belajar (X3) mempunyai pengaruh langsung dapati dijelaskan sebagai berikut: secara signifikan terhadap kualitas pendidikan (Y2).

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 323 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

• Uji Analisis Jalur P (Y1  Y2) Hubungan kausa- • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya

litas antara variabel manajemen pendidikan pengaruh variabel kurikulum (X2) terhadap

sekolah (Y1) terhadap kualitas pendidikan (Y2) kualitas pendidikan (Y1) dengan nilai standard- dengan loading factor (2) sebesar 0.483 signi- ized direct 0.442, indirect 0.000, p-value 0.000.

fikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian Apabila variabel kurikulum (X1) ditingkatkan

hubungan antara manajemen pendidikan sekolah maka kualitas pendidikan (Y1) akan meningkat,

(Y1) mempunyai pengaruh langsung secara signi- sebaliknya apabila kurikulum (X1) menurun maka

fikan terhadap kualitas pendidikan (Y2). kualitas pendidikan (Y1) akan menurun juga. • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya pe- Pengaruh Langsung (Direct Effect) dan Tidak ngaruh variabel hasil belajar (X ) terhadap kuali- Langsung (Indirect Effect) 3 tas pendidikan (Y1) dengan nilai standardized • Hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya direct 0.324, indirect 0.044, p-value 0.000. Apa- bila variabel hasil belajar (X ) ditingkatkan maka pengaruh variabel profesional guru (X1) terhadap 3 kualitas pendidikan (Y ) akan meningkat, sebalik- manajemen pendidikan sekolah (Y2) dengan nilai 1 standardized direct 0.484, indirect 0.000, p- nya apabila hasil belajar (X3) menurun maka

value 0.000. Apabila variabel profe-sional guru kualitas pendidikan (Y1) akan menurun juga. • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya (X1) ditingkatkan maka manajemen pendidikan pengaruh variabel manajemen pendidikan seko- sekolah (Y2) akan meningkat, sebaliknya apabila lah (Y ) sekolah terhadap kualitas pendidikan profesional guru (X1) menurun maka manajemen 2 (Y ) dengan nilai standardized direct 0.483, pendidikan sekolah (Y2) akan menurun juga. 1 • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya pe- indirect 0.086, p-value 0.000. Apabila variabel manajemen pendidikan sekolah (Y ) ditingkatkan ngaruh variabel kurikulum (X2) terhadap manaje- 2 maka kualitas pendidikan (Y ) akan meningkat, men pendidikan sekolah (Y2) dengan nilai stan- 1 dardized direct 0.399, indirect 0.000, p-value sebaliknya apabila manajemen pendidikan seko- lah (Y ) menurun maka kualitas pendidikan (Y ) 0.000. Apabila variabel kurikulum (X2) ditingkat- 2 1 akan menurun juga. kan maka manajemen pendidikan sekolah (Y2) akan meningkat, sebaliknya apabila kurikulum Pengujian Hipotesis (X2) menurun maka manajemen pendidikan sekolah (Y2) akan menurun juga. Hipotesis 1 : Semakin tinggi profesional guru, akan • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya semakin baik manajemen pendidikan pengaruh variabel hasil belajar (X3) terhadap sekolah. manajemen pendidikan (Y2) sekolah dengan nilai Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR standardized direct 0.249, indirect 0.000, p-value variabel profesional guru (X1) terhadap manajemen 0.000. Apabila variabel hasil belajar (X3) diting- pendidikan sekolah (Y2) adalah 3.941 > 1.96 dengan katkan maka manajemen pendidikan sekolah tingkat signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan (Y2) akan meningkat, sebaliknya apabila hasil be- bahwa hipotesis pertama diterima kebenarannya. lajar (X3) menurun maka manajemen pendidikan Hipotesis 2 : Semakin terpadunya kurikulum yang sekolah (Y2) akan menurun juga. diterapkan, akan semakin baik manaje- • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya men pendidikan sekolah. pengaruh variabel profesional Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR guru (X1) terhadap kualitas pendidikan (Y1) variabel kurikulum (X ) terhadap manajemen pendi- dengan nilai standardized direct 0.343, indirect 2 dikan sekolah (Y2) adalah 2.344 > 1.96 dengan tingkat 0.034, p-value 0.000. Apabila variabel profesio- signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nal guru (X1) ditingkatkan maka kualitas pendi- hipotesis kedua diterima kebenarannya. dikan (Y1) akan meningkat, sebaliknya apabila Hipotesis 3 : Semakin baik hasil belajar, akan semakin profesional guru (X1) menurun maka kualitas menunjang manajemen pendidikan pendidikan (Y1) akan menurun juga. sekolah.

324 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR • Keterkaitan supervisi pendidikan dan pelayanan variabel hasil belajar (X3) terhadap manajemen pendi- pendidikan di lihat dari sisi internal dan eksternal dikan sekolah (Y2) adalah 3.783 > 1.96 dengan tingkat untuk mengembangkan proses kreativitas dan signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berkualitas. hipotesis ketiga diterima kebenarannya. • Keterkaitan program sertifikasi dan pembinaan Hipotesis 4 : Semakin terpadunya profesional guru, dan pengembangan menyangkut koordinasi, akan semakin baik kualitas pendidikan. pengendalian, dan agensi pendidikan harus sesuai Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR dengan aturan pendidikan. variabel profesional guru (X1) terhadap kualitas pendi- • Keterkaitan kualitas pengajar dengan mutu pro- dikan (Y1) adalah 3.345 > 1.96 dengan tingkat signifi- ses pembelajaran, meliputi daya saing, tata kelola, kanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipo- citra publik, persyaratan akademik, keahlian khu- tesis keempat diterima kebenarannya. sus, beban kerja, rencana pembelajaran, dan tidak Hipotesis 5 : Semakin terpadunya kurikulum, akan diskriminatif. semakin baik kualitas pendidikan. • Keterkaitan supervisi pendidikan dengan mutu Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR proses pembelajaran untuk mewujudkan fungsi, variabel kurikulum (X2) terhadap kualitas pendidikan peran dan kedudukan tersebut, guru perlu memi-

(Y1) adalah 2.167 > 1.96 dengan tingkat signifikanisi liki kualifikasi akademik, kompetensi, dan serti- 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis fikat pendidik sesuai dengan standar pendidik. kelima diterima kebenarannya. • Keterkaitan program sertifikasi dengan mutu pro- Hipotesis 6 : Semakin terpadunya hasil belajar yang ses pembelajaran untuk menghasilkan pendidikan ditetapkan, akan semakin tinggi kualitas yang bermutu dalam rangka mewujudkan insan pendidikan. yang cerdas dan kompetitif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR Kualitas Pengajar variabel hasil belajar (X3) terhadap kualitas pendidikan (Y ) adalah 3.405 > 1.96 dengan tingkat signifikanisi 1 Supervisi Pendidikan 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam diterima kebenarannya. Program Sertif ikasi Hipotesis 7 : Semakin terpadunya manaje-men pendi- Manaajemen dikan, akan semakin baik kualitas pendi- Profesional Guru Produktivitas Pendidikan Sekolah dikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR Pelayanan Pendidikan variabel manajemen pendidikan (Y2) terhadap kualitas pendidikan (Y ) adalah 2.412 > 1.96 dengan tingkat 1 Pembinaan Dan signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengembangan hipotesis ketujuh diterima kebenarannya. Mutu Proses Pembelajaran PEMBAHASAN Pengaruh Profesional Guru terhadap Manaje- Gambar 9. Pengaruh Profesional Guru terhadap Mana- men Pendidikan Sekolah jemen Pendidikan Sekolah Keterangan: Secara langsung maupun tidak langsung berdam- : Tujuan pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, : Pencapaian hal ini dapat dibuktikan dengan: Pengaruh Kurikulum terhadap Manajemen • Keterkaitan produktivitas dan kualitas pengajar sangat berhubungan dengan kualifikasi tenaga Pendidikan Sekolah pendidik sesuai dengan jenjang pendidikan strata Secara langsung maupun tidak langsung berdam- satu (S-1) setara dengan bidang ilmu yang diajar- pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, kan, dan jumlah tenaga pendidik. hal ini dapat dibuktikan dengan:

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 325 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

• Keterkaitan kompetensi dan produktivitas me- • Keterkaitan partisipasi guru dengan pelayanan nunjukkan seperangkat perilaku yang berkaitan pendidikan dan pembinaan serta pengembangan, dengan keserasian materi kurikulum, manfaat yakni: pedoman dan petunjuk, tenaga pengajar, hasil penelitian khusus pendidikan partisipasi aktif, rancangan, kualitas, penerapan, presepsi, model bimbingan, kinerja guru, etika lingkungan, dan pembelajaran, makna pendidikan, ketentuan, kreativitas guru. koordinasi, pengendalian, dan agensi pendidikan. • Keterkaitan lingkungan dan pelayanan pendi- • Keterkaitan keahlian akademik dengan produk- dikan, pembinaan serta pengembangan menun- tivitas, meliputi: fasilitas pendidikan, kebutuhan jukkan pemanfaatan waktu, kesetian, manfaat pendidikan, kapasitas guru, teknologi pendidikan, nilai, sikap, tertib, pemahaman kepemimpinan kinerja guru, etika lingkungan, dan kreativitas yang efektif, disiplin, model pembelajaran, makna guru. pendidikan, ketentuan, koordinasi, pengendalian, • Keterkaitan prestasi akademik dan mutu proses dan agensi pendidikan. pembelajaran. • Keterkaitan bahan ajar dan mutu proses pem- • Sistem penanganan pendidikan tingkat kampung belajaran menunjukkan penyempurnaan kuri- sampai dengan kabupaten melalui peningkatan kulum, implementasi pendidikan, metode ajar, jenjang pendidikan. buku teks, daya saing, tata kelola, dan citra publik. • Menciptakan konsistensi tujuan hasil belajar • Kurikulum dalam manajemen pendidikan sekolah dalam menunjang manajemen pendidikan sekolah yang sangat perlu diperhatikan menyangkut pe- berkompetitif dan berkelas internasional. nentuan jenis penilaian. • Dalam peningkatan prestasi akademik khususnya • Dalam pengembangan silabus implementasinya dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembela- • Dalam pelaksanaan satuan pendidikan pada ke- jaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti ahlian akademik menjamin pencapaian kompe- oleh masing-masing guru. tensi dasar yang di tandai oleh perubahan perilaku dapat diukur melalui sikap, pengetahuan, dan Kompetensi Produktivitas Manajemen Pendidikan keterampilan. Sekolah

Pa H asil rtis Belajar ipa

Lingkungan Mutu Proses Produ Pendidikan Pembelajaran Kea hlia n Pelay a nan

Pembinaan Dan Bahan Pre Pengembangan A jar Kurikulum sta Pembi s i naan dan Pen Gambar 10.Pengaruh Kurikulum Terhadap Manajemen Mutu Pendidikan Sekolah Prose Keterangan: s : Tanggungjawab Manajeme n : Informasi/Dukungan Pendidik a

Pengaruh Hasil Belajar terhadap Manajemen Gambar 11. Pengaruh Hasil Belajar terhadap Manajemen Pendidikan Sekolah Pendidikan Sekolah

Secara langsung maupun tidak langsung berdam- Keterangan: pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, : Perencanaan hal ini dapat dibuktikan dengan: : Pencapaian

326 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Pengaruh Profesional Guru terhadap Kualitas • Kurikulum sebagai penentu dalam tingkat satuan Pendidikan pendidikan khususnya dalam penetapan kalender pendidikan. Secara langsung maupun tidak langsung berdam- • Kompetensi mengambarkan kedudukan kuriku- pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, lum pada semua jenjang dan jenis pendidikan hal ini dapat dibuktikan dengan: dengan prinsip diverifikasi. • Kedudukan profesional guru dalam menunjang • Lingkungan pendidikan dalam proses pembela- kualifikasi pendidikan dalam mewujudkan tujuan jaran di mana ketersedian sarana dan prasarana pendidikan nasional dan secara khusus di Provinsi yang memadai serta interaksi peserta didik Papua. dengan pendidik. • Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai pro- • Bahan ajar menyangkut keteraturan kurikulum, fesional sesuai dengan prinsip profesionalitas waktu yang sangat berguna di sekolah, buku teks sebagai pendidik profesional. dan bahan lainnya yang mencukupi, fasilitas • Dalam kualitas pengajar perlu adanya penguasa- memadai, dan frekuensi pekerjaan rumah. an materi pelajaran sebagai pendukung profesio- • Seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi nalisme guru. dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan • Sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan dapat dalam kurikulum sebagai pedoman penyeleng- diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi. tujuan kualitas pendidikan. • Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi dan misi terwujudnya penyeleng- Ha garaan sesuai dengan prinsip-prinsip profesiona- litas. Ko mp Desent ralisasi Profesional Pendidi Guru Or ga nis Kualitas Pen gajar Dese n trali sas i Bah Supe rv isi an Pe ndidik a n

Orga Lin Pembia nis as i yaan gk Progra m Pendidi S ertif ikas i un

Pem Kual biaya itas an Kualitas Pendidikan Gambar 13. Pengaruh Kurikulum terhadap Kualitas Pendidikan Keterangan: Gambar 12. Pengaruh Profesional Guru terhadap Kualitas : Keputusan Pendidikan : Koordinasi

Keterangan: Pengaruh Hasil Belajar terhadap Kualitas : Keputusan Pendidikan : Koordinasi Secara langsung maupun tidak langsung berdam- Pengaruh Kurikulum terhadap Kualitas Pendidikan pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, Secara langsung maupun tidak langsung berdam- hal ini dapat dibuktikan dengan: pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, • Penilaian hasil belajar dalam peningkatan kualitas hal ini dapat dibuktikan dengan: pendidikan disesuaikan dengan beban belajar dalam sistem.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 327 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

• Partisipasi guru kriteria ideal ketuntasan untuk Desentralisasi Kualitas Pendidikan masing-masing indikator 75%. Pendidikan • Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus Organisasi P embiayaan untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pendidikan Pendidikan

Hasil Belajar P roduktivitas Partisipasi Desentralisasi Keahlian Prestasi Pendidikan Akademik Pendidikan

P embiayaan Pendidikan Pelayanan Pendidikan Prestasi Pendidikan

Pembinaan dan Pengembangan Organisasi K ualit as Pendidikan Pendidikan

Gambar 14.Pengaruh Hasil Belajar terhadap Kualitas Mutu Proses Pembelajaran Pendidikan Keterangan: : Pengawasan Manajemen Pendidikan : Koordinasi Sekolah

Pengaruh Manajemen Pendidikan Sekolah Gambar 15.Pengaruh Manajemen Pendidikan Sekolah terhadap Kualitas Pendidikan terhadap Kualitas Pendidikan Keterangan: Secara langsung maupun tidak langsung berdam- : Koordinasi : Pencapaian pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, hal ini dapat dibuktikan dengan: KESIMPULAN DAN SARAN • Dalam memperbaki kualitas pendidikan dan pro- Kesimpulan duktivitas sehingga mengurangi biaya pendidikan. • Manajemen bertanggungjawab untuk mengem- • Kedudukan profesional guru ber-pengaruh serta bangkan strategi kolaborasi dengan kelompok berdampak positif terhadap manajemen lain. pendidikan sekolah mempunyai keterkaitan • Sumber pembiayaan pendidikan di Provinsi Papua khusus dengan kualifikasi tenaga pendidik yang bersumber dari pemerintah daerah (APBD) yang berkualitas. merupakan dana-dana subsidi, dana perimbangan, • Kedudukan kurikulum berpengaruh serta ber- bantuan pemerintah pusat, dan pinjaman. dampak positif terhadap manajemen pendidikan • Secara top down pemerintah perlu mengem- sekolah mempunyai keterkaitan khusus dengan bangkan desentralisasi pendidikan sehingga perilaku, kurikulum, dan efisiensi penggunaan pendidikan yang terbaik sekalipun dapat diakses sumber daya personal termasuk guru secara oleh orang dari kelompok manapun. profesional. • Pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan • Kedudukan hasil belajar berpengaruh serta ber- mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen dampak positif terhadap manajemen pendidikan pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai mempunyai keterkaitan khusus dengan pemera- tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan taaan akses pendidikan satu atap dengan pola global. asrama, sekolah yang berkompetitif dan berkelas internasional.

328 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

• Kedudukan profesional guru ber-pengaruh nyata Bestecher, D.G. 1974. Analysis of Student Flows and En- serta berdampak positif terhadap kualitas pen- rollment Projections. Bangkok: UNESCO. didikan mempunyai keterkaitan khusus dengan Barrett. 1999. The Effect of Educational Attainmenton Wel- kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan fare Dependence Evidence from Canada. Journal Vol. secara efektif. VIII, No.1. Halaman 44–69. Bell. 1979. The The Client-Consultan Handbook (2nd ED). Journal Education. Gelcview, Illinois: Scot, Froresman Saran and Company. Untuk Dinas Pendidikan Bloom, Englehart, Furst, Hill, Krathwohl, 1990. Need evalu- ate your learning process? you can do it now! with • Hasil penelitian ini menjadi dasar untuk dapat this guide in a step, your evaluation made easy Jour- membentuk kualitas pendidikan meliputi desen- nal Vol. VIII, No.1. Halaman 44–69. tralisasi pendidikan, organisasi pendidikan, dan Bond. S. 2004. Organization Culture and Work-Life Con- pembiayaan pendidikan di Provinsi Papua dengan flict in The UK. The International Journal of of Soci- memperhatikan aspek: a) profesional guru, b) ology and Social Policy. 24 (12) 14-18. kurikulum, c) hasil belajar, dan d) manajemen Bogdan, R.C. 1992. Qualitive Research for Education. pendidikan sekolah. Bosto. Journal (76). Page 96-134. • Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Cangelosi, J.S. 1993. Classroom Management Strategies, Gaining and Maintaining Student Cooperation. di Provinsi Papua , maka perlu meningkatkan Second Edition, by Logman Publishing Group. hubungan antara profesional guru dengan mana- Cobb, P. 2001. Assessment Of A Problem-Centered Second jemen pendidikan sekolah terhadap kualitas pen- Grade Mathematics Project. Journal for Research in didikan. Mathematics Education, 22, pp.3-29. • Untuk mengembangkan suatu penelitian yang le- Cooper, J.M. 1977. Classroom Teaching Skills. A Hand- bih representatif, disarankan agar peneliti selan- book. Lexingtong: De Health and Coy. Journal for jutnya dapat menambah beberapa variabel tertentu Research Education, 24, pp.26-35. yang dapat memediator antara variabel profesio- Cord. 2001. What is Contextual Learning. WWI Publish- nal guru, kurikulum, hasil belajar, manajemen ing Texas: Waco. pendidikan sekolah terhadap kualitas pendidikan. Curle, A. 1982. Identifikasi Profesional Perencanaan Pendidikan. Jakarta: LAN. Darling-Hammond, L. 2003. Teacher Quality And Student Bagi Praktisi Achievement: Areview Of State Policy Evidence. Perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan Journal Education Policy Analysis Archives, 8 (1). yang efektif dan lebih sesuai dengan kondisi riil pendi- Available at www.olam.ed. asu.edu/epaa/v8n1. dikan di Provinsi Papua, sehingga nantinya mampu Frank, W., Banghart, Albert, T. 1973. Educational Plan- ning. NewYork: The Macmillan Company. mewujudkan suatu manajemen pendidikan sekolah Geist. 2002. ”Professionals are specialists and experts dan menumbuhkan profesional guru, kurikulum, dan inside their fields; their expertise is not intended to hasil belajar yang baik. be necessarily transferable to other areas, consequently they claim no especial wisdom or sagacity outside DAFTAR RUJUKAN their specialties”. Adam, C. 1982. Identitas Profesional Perencanaan Glickman, C.D. 1981. Developmental Supervision. Alexan- Pendidikan. Jakarta: Prenhallindo. dria: Association for Supervision and Curriculum Alfonso, R.J., Firth, G.R., Neville, R.F. 1981. Instructional Development. Supervision: A Behavioral System. Boston: Allyn and Guthrier, J.W. 1971. School and Inequality. MIT. Journal Bacon, Inc. (84). Page 86-112. Cambridge. Arcaro, Jerome, S. 1995. Quality in Education: an Imple- Harris, B., dan Bessent, W. 1989. In-Service Education: A mentation Handbook, St. Lucie Press, Delray Beach, Guide to Better Praction. Englewood Cliffs, N, Florida. J.:PrenticeHall, Inc. Aryee, S., Field, and Luck. 1999. Cross Cultural Test of a Hammons. 1976. Sivteen ways to kill a college faculty Model of The Work Family Interface. Journal of Ma- development program Journal Education (Desember), nagement. 25 (4) 491-511. 7-13.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 329 Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

Hoy, C.W. 2000. Trainning Materials for Educational Krejeie, R.V., dan Morgan, D.W. 2002. Determining Sample Planning Fundamentals of Educational Plnning. Size for Research. Educational and Psychological Bangkok: UNESCO Regional Office for Education in Measurement. 207-210. Asia. Meier, D. 2006. Will Standards save Public Education: Kaplan, Robert, S., Norton, David, P. 1996. The Balanced Journal Publications. Inc. Boston. Scorecard: Translating Strategy into Action, Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1992. Participant Obser- Harvard Business School Press, Boston, Massachu- vation Sydney: A Course Book of New Methods. setts. Beverly Hills: Sage Journal Publications. Inc. Keystone Central School District. 2002. ”Philosophy of Reeves, Douglas, B. 2002. The Leader’s Guide to Stan- Co-Curricular Activities http://www.kcsd.k12. pa.us/ dards: Jossey-Bass: Sage Jour-nal Publications. Inc. guides/hs/cocurr.html . Dicapai pada 22 Mac, 2003. San Francisco. Kells, H.R. 1992. Self-Regulation in Higher Education: A Ohmae, K. 205. The Next Global Stage: Journal Publica- Multi-National Perspec-tive on Collaborative Sys- tions Wharton School. Inc. New Jersey. tems of Quality Assurance and Control, Jessica Tomasevski, K. 2003.Education Denied, Costs and Rem- Kingsley Publishers, London, Philadelphia. edies: Journal Publications. Inc. London. Kearns, P. 2001. ”Generic Skills for the New Economy”. Unicef. 2002. Involvement of Sector of Private Sector in Kensington Park: National Centre for Vocational Edu- Education; A Nepalese and Pakistan in Perspec- cation Research (NCVER) Ltd. 41. tive, Save The Children Journal. Mey 02. Kettle, R.N., and Jennifer, L. 1998. Factor Affecting Job Uhwin, D. 1976. Applying Educational Technology, http:/ Satisfaction in The Registered Nurse. University of /www.begs. wa. edu.au/home/co_curricalar. htm. North Coroline. Charlotte NC.

330 JURNAL APLIKASINama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013