Popularitas Tari Piring sebagai Identitas Budaya

Indrayuda Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131

ABSTRACT

This article aims to explain the existence of Tari as a culture identity of Minang- kabau people, both the people who live in the origin area and outside the area. Tari Piring dance is a traditional cultural heritage of which is used and preserved by Minangkabau people in their life so that it becomes culture identity of Minangkabau people. As the identity of Minangkabau people, Piring dance is able to express att itudes and behaviors as well as the charac- teristics of Minangkabau people. The dance can serve as a refl ection of social and cultural life style of Minangkabau society. Through Tari Piring performance, the outsider can understand Minangkabau people and their culture. Tari Piring, therefore, is gett ing more adhere to the social life of Minang- kabau people in West and in the regions overseas. In the spirit of togetherness, Minang- kabau society preserves the existence of Piring dance as the identity and cultural heritage up to the present time.

Keywords: Piring Dance,

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan keberadaan Tari Piring sebagai identitas bu- daya masyarakat Minangkabau, baik yang berada di daerah asal maupun di daerah peran- tauan. Tari Piring merupakan warisan budaya tradisional masyarakat Minangkabau yang digunakan dan dilestarikan oleh masyarakat Minangkabau dalam kehidupannya sehingga menjadi identitas budaya Minangkabau. Sebagai jati diri masyarakat Minangkabau, Tari Piring mampu mengungkapkan sikap dan prilaku serta karakteristik orang Minangkabau. Tari Piring dapat berperan sebagai cerminan dari corak kehidupan sosial budaya masyara- kat Minangkabau. Melalui pertunjukan Tari Piring, masyarakat luar dapat memahami orang Minangkabau dan budayanya. Oleh karena itu, sampai saat ini Tari Piring semakin melekat dengan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat maupun di daerah perantauan. Dengan semangat kebersamaan, masyarakat Minangkabau mampu mempertahankan keberadaan Tari Piring sebagai identitas dan warisan budayanya hingga masa kini.

Kata kunci : Tari Piring, budaya Minangkabau

PENDAHULUAN na jumlah populasi terbanyak dari suku Suku bangsa Minangkabau merupakan bangsa Minangkabu hidup dan mene- bagian dari suku bangsa Melayu nusan- tap tinggal di daerah perantauan. Hal ini tara, yang mendiami bagian tengah pu- telah mereka mulai jauh sebelum zaman lau Sumatera. Suku bangsa Minangkabau kemerdekaan , bahkan sebelum dikenal juga dengan suku perantau, kare- adanya bangsa kolonial menjajah nusan- Panggung Vol. 23 No. 3, September 2013 271 tara (Indonesia). Kenyataan ini ditandai safah tersebut, dapat dipahami bahwa dij umpai banyaknya perantau suku bangsa dan budaya Minangkabau tidak akan mati Minangkabau berperan aktif di daerah ran- (punah), yang terjadi adalah suatu proses tau seperti pre-siden pertama Singapura adaptasi dan sinergitas dengan perubahan Yusuf Ishak, dan Zubir Said yang mencip- zaman, sehingga budaya Minanangkabau takan lagu kebangsaan Majulah Singapu- secara substansi dapat menyesuaikan diri ra, bahkan Raja Agung pertama Malaysia dengan zaman yang menaunginya. Oleh adalah keturunan Perantau Minangkabau. sebab itu, sampai saat ini keberadaan kese- Selain itu, banyak di antara mereka yang nian sebagai bagian dari kebudayaan ma- berjasa dalam pra kemerdekaan Indonesia sih tetap bertahan sebagai identitas budaya yang semuanya besar di perantauan. masyarakat atau suku bangsa Minangka- Rantau bagi mereka bukan berarti bau, baik di daerah asal maupun di rantau. hanya tempat mencari kehidupan semata, Tari Minangkabau sebagai bagian dari akan tetapi rantau bagi orang Minangka- kebudayaan Minangkabau, merupakan bau adalah tempat bertarung dan mem- warisan dan identitas budaya suku bang- perdalam ilmu pengetahuan, bahkan tem- sa Minangkabau, yang hidup, tumbuh, pat memperluas pengaruh politik dan dan berkembang di berbagai (nege- kebudayaan. Sehingga mereka banyak ri) di Minangkabau Sumatera Barat. Tari yang memiliki pengaruh dalam masalah Minangkabau secara tradisi digunakan sosial budaya dan politik di perantauan. dalam berbagai acara ritual adat dan sosial Namun, kehidupan mereka di perantauan oleh masyarakat Minangkabau, sehingga tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan tarian berperanan dalam berbagai corak sikap dan perilaku serta adat dan budaya kehidupan masyarakat di Minangkabau, dari derah asalnya, yaitu tanah (ranah) seperti untuk menghibur masyarakat, ba- Minangkabau, sehingga dimanapun mere- gian dari upacara adat, dan sebagai media ka merantau, perilaku dan karakteristik pendidikan tradisional serta sebagai inte- serta adat dan budaya Minangkabau selalu grasi sosial dalam kehidupan masyarakat melekat dalam diri mereka (Emral Djamal, Minangkabau (Indri Mayangsari, 2012: 23). 2010: 43). Secara universal seluruh nagari (nege- Suku bangsa Minangkabau dikenal se- ri) di Minangkabau memiliki tari tradisi- bagai salah satu dari suku bangsa Melayu onal, yang juga menjadi kebanggaan dari nusantara yang kukuh mempertahankan masyarakat nagari itu sendiri. Setiap nagari identitas dan warisan budayanya. Meski- (negeri) berusaha untuk memajukan bu- pun masa kini zaman telah berubah dan daya tari dalam kehidupan masyarakatnya. kebudayaan semakin universal dalam ra- Dalam membudayakan tari tradisional se- nah global, masyarakat atau suku bangsa tiap nagari melibatkan unsur pemangku Minangkabau tidak begitu saja melepas- adat, pemerintah, dan segenap lapisan ma- kan identitas budayanya, yang sekaligus syarakat, sehingga keberadaan tari tersebut sebagai jati diri mereka. Seperti dalam betul- betul mengakar dan menjadi budaya ungkapan falsafah Minangkabau “adaik bagi masyarakat setempat. dipakai baru kain dipakai usang, ancak-ancak Dari berbagai banyak tari tradisional dipabarui”. Artinya adat Minangkabau ti- yang terdapat di Minangkabau, Tari Pi- dak pernah usang dan selalu baru apabila ring merupakan icon dan identitas budaya dipakai, sementara kain kalau dipakai akan masyarakat Minangabau secara umum. usang. Selain itu, agar dia tetap rancak (can- Dapat dipastikan setiap nagari (negeri) di tik), perlu diperbarui. Dengan merujuk fal- Minangkabau membudayakan Tari Piring Indrayuda: Popularitas Tari Piring 272 dalam kehidupannya. Tari Piring adalah di Minangkabau pada umumnya terletak tarian masyarakat Minangkabau secara di daerah pesisir pantai bagian barat pu- universal. Oleh sebab itu, di nagari mana- lau Sumatera, yang dikenal dengan daerah pun akan dapat dij umpai pertunjukan Tari Banda Sapuluah (Kabupaten Pesisir Selatan Piring yang dilakukan oleh masyarakat se- sekarang), Padang, Pariaman, dan Pasaman tempat. Barat sampai ke Pantai Aia Bangih (Rahuda Perbedaan Tari Piring antara nagari yang Thaib, 2009: 23). satu dan yang lainnya hanya terletak pada Kedua wilayah luhak dan rantau ini gaya memainkan dan struktur penyajian- merupakan pusat pembudayaan Tari Piring nya. Dahulu sampai masa kini Tari Piring di Minangkabau sampai saat ini. Menurut menjadi pernyataan identitas suku bangsa Ismar Maadis (2002 : 31), Tari Piring di dae- Minangkabau, yang tidak dij umpai pada rah luhak dan rantau sama-sama tumbuh suku Melayu lainnya di Nusantara, kecu- dan berkembang dari sasaran (perguruan) ali dilakukan dan dibudayakan oleh suku pencak . Sasaran (perguruan) pencak perantau Minangkabau itu sendiri seperti silat merupakan tempat awal mulanya di dan daerah lainnya di pembudayaan Tari Piring di kedua wilayah Nusantara. tersebut. Sehingga Tari Piring merupakan Fenomena yang terjadi dalam kehi- pamenan pandeka (permainan pendekar). dupan masyarakat Minangkabau baik di Setelah masuknya penjajah kolonial ke perantauan seperti di Negeri Sembilan Ma- Minangkabau pada awal abad ke 16, Tari laysia, Medan, dan Kepulauan Riau, Tari Piring telah menjadi permainan masyara- Piring merupakan icon identitas mereka kat secara umum. Dan mulai saat itu Tari sebagai orang Minangkabau perantauan. Piring diperkenalkan dan diperuntukan Setiap acara yang bersifat sosial dan pesta bagi masyarakat umum di luar sasaran pen- perkawinan, Tari Piring hadir dalam peristi- cak silat, sehingga Tari Piring menjadi tari wa tersebut. Sebaliknya di daerah asal yaitu rakyat Minangkabau. Sumatera Barat, berbagai ivent budaya dan Setiap wilayah memiliki ciri khas Tari kegiatan yang bersifat adat bahkan kepari- Piring tersendiri. Letak geografi s ternyata wisataan, menggunakan dan memfungsi- mempengaruhi bentuk dan gaya Tari Pi- kan Tari Piring sebagai icon acara yang di- ring. Tari Piring yang ada, tumbuh dan ber- maksud. Pada gilirannya keberadaan Tari kembang di daerah luhak (darek) cenderung Piring menjadi icon bagi berbagai kegiatan mempunyai gerakan yang bervolume le- dan ritual adat oleh masyarakat atau suku bar, dan posisi badan cenderung mem- bangsa Minangkabau. bungkuk dengan pola langkah dan kuda- kuda yang agak lebar. Adapun Tari Piring yang tumbuh dan berkembang di daerah Kawasan Pusat Pembudayaan dan Beberapa rantau pesisir, cenderung gerakannya ber- Tari Piring yang Populer di Minangkabau volume agak kecil dan sedang. Pola lang- kah yang dilakukan agak pendek-pendek Kawasan wilayah Minangkabau dike- jangkauannya. Posisi badan dalam menari nal dengan daerah luhak (darek) dan ran- adalah tegak dalam kuda-kuda yang tidak tau. Daerah luhak merupakan daerah asal terlalu rendah. suku bangsa Minangkabau (pusat Kerajaan Kedua gaya Tari Piring tersebut menjadi Minangkabau), secara geografi s terletak identitas budaya bagi kedua wilayah yang di daerah perbukitan atau daerah keting- dimaksud. Melalui pertunjukan Tari Piring gian. Sedangkan daerah rantau yang ada dari kedua wilayah tersebut yaitu Luhak Panggung Vol. 23 No. 3, September 2013 273 dan rantau, dapat diartikan dan dimaknai syarakat yang menaunginya. kehidupan masyarakat dari kedua wilayah Seperti ungkapan Edi Sedyawati (1995: yang dimaksud. Perbedaan yang lain dari 56 ), tari tradisional merupakan ungkapan gaya Tari Piring dari kedua wilayah terse- kepribadian dan karakteristik maupun but terletak pada dinamika, kelincahan budaya masyarakat yang memilikinya, permainan kaki, dan jenis piring yang di- sehingga tarian tersebut merupakan cer- mainkan (ditarikan). Pada wilayah luhak minan perilaku dan jiwa masyarakat yang (darek) permainan Tari Piring terkesan agak menaunginya secara komunal. Hal ini ti- monoton, dan pergerakan kaki agak berat, dak ketinggalan dengan tari Minangkabau, jenis piring yang ditarikan adalah jenis pi- corak dan ragam dari gaya tari Minangka- ring besar dan menengah yang sering digu- bau merupakan identitas masyarakat pe- nakan untuk makan. Sedangkan di wilayah miliknya di beberapa daerah yang tersebar rantau Tari Piring dimainkan dengan per- di Minangkabau. gerakan kaki yang lincah dan terkesan Ada beberapa Tari Piring yang populer ringan, tarinya dinamis serta piring yang di kawasan Luhak dan rantau Minangka- digunakan adalah jenis piring kecil. bau (Sumatera Barat), seperti Tari Piring Merujuk pada perbedaan tersebut, Lawang, Tari Piring Rantak Tapi, Tari Pi- ternyata letak geografi s dan kehidupan ring Padang Magek, Tari Piring Koto Anau budaya lokal dari masyarakat di kedua dan Saniang Baka mewakili daerah Luhak daerah mempengaruhi bentuk dan gaya atau darek. Tarian ini sangat populer di Tari Piring. Seperti diketahui daerah luhak Minangkabau sampai saat ini, sehingga ta- penuh dengan kawasan berbukit, secara ti- rian tersebut banyak dij adikan objek pene- dak langsung pergerakan langkah mereka litian dan sumber garapan bagi seniman juga agak lebar, dan badan mem- untuk menciptakan atau menata tari kreasi bungkuk dalam menuruni dan mendaki lu- Minangkabau. rah dan bukit. Karakteristik masyarakatnya Pada wilayah rantau Minangkabau dipengaruhi oleh sistem adat Katumang- yang cukup populer adalah Tari Piring gungan dan Perpatih Nan Sabatang, sebab Lumpo, Tari Piring Pauh, Tari Piring Paria- cerminan pada pertunjukan Tari Piring dari man dan Tari Piring Bayang serta Tari Piring Luhak adanya keseimbangan antara garis Painan dan Indro Puro. Yang banyak dij a- vertikal dan horizontal. dikan sumber garapan bagi seniman tari Kawasan rantau pesisir umumnya ter- dan golongan akademisi adalah Tari Piring diri dari daerah dataran rendah, sehingga Lumpo dan Tari Piring Pauah serta Tari Pi- pergerakan kaki masyarakatnya cenderung ring Pariaman dan Painan. dengan langkah yang pendek dan cepat, Dari beberapa Tari Piring tradisional karena daerahnya datar mereka dapat me- tersebut tercipta beberapa Tari Piring kreasi langkah dengan ringan. Selain itu, karak- yang cukup populer di Sumatera Barat sam- teristik masyarakat pesisir cenderung dina- pai saat ini. Seperti Tari Piring kreasi versi mik dan sangat ekstrovert (terbuka) dalam Sanggar tari Syofi ani, yang berdasarkan pergaulan terkesan agak kasar, karena pada Tari Piring tradisional Lawang dan masyarakat rantau pesisir sangat demokra- Padang Magek serta Tari Piring dari dae- tis, dan temperamental. Hal ini tercermin rah Luhak Agam. Sementara itu, Tari Piring dalam pertunjukan Tari Piring yang lincah, kreasi versi Sanggar Tari Indojati berdasar- atraktif dan demonstratif. Oleh karena itu, kan pada Tari Piring Koto Anau, Lumpo dan tari tradisional dapat dikatakan sebagai Saniang Baka serta Tari Piring Pauh. Kedua cerminan dan identitas budaya dari ma- sanggar tari ini sangat populer di Suma- Indrayuda: Popularitas Tari Piring 274 tera Barat, bahkan di Indonesia dan manca penonton yang menyaksikan pertunjukan- negara. Kedua sanggar ini telah memper- nya. Oleh karena itu, pertunjukan Tari Pi- tunjukan Tari Piring kreasinya di berbagai ring sangat dinantikan kehadirannya oleh Negara dan daerah di Indonesia. masyarakat dalam setiap acara adat dan sosial yang mentradisi dalam masyarakat nagari (negeri) tersebut. Fungsi Tari Piring di Minangkabau Tari Piring sering digunakan dalam acara ritual adat pelantikan atau peno- Tari Piring digunakan oleh masyara- batan Penghulu di Minangkabau. Pada kat Minangkabau dalam berbagai acara umumnya setelah diadakan pertunjukan seremonial adat dan sosial. Acara-acara Tari Galombang, dilanjutkan juga dengan tersebut terkait dengan kepentingan adat pertunjukan Tari Piring, karena pada saat dan kehidupan sosial masyarakat di nagari. pelantikan Penghulu yang menarikan Tari Adapun acara tersebut seperti penobatan Galombang berasal dari sasaran pencak silat gelar penghulu, penobatan gelar pendekar, yang terdapat di nagari tempat Penghulu peristiwa (ritual) kematian, ritual kelahiran, dinobatkan. Adapun Tari Galombang dan pesta perkawinan, peresmian, penyam- Tari Piring merupakan dua tarian yang wa- butan tamu agung, acara masa menuai, jib dipelajari oleh anggota perguruan pen- mendirikan . cak silat yang terdapat di berbagai nagari di Menurut Herlinda Mansyur (2004: 19), Minangkabau. Tari Piring tradisional Minangkabau di- Selain acara adat, Tari Piring juga digu- pertunjukan dalam berbagai acara tradisi. nakan dalam berbagai acara sosial masyara- Tari tersebut dibudayakan oleh masyara- kat yang terdapat di berbagai nagari di Su- kat tempatan secara turun temurun dalam matera Barat, seperti acara mambuka kapalo nagari, karena itu, setiap pertunjukan Tari banda (upacara memperbaiki irigasi), acara Piring berpengaruh terhadap kegiatan alek nagari (pesta desa), pasar malam, dan tradisi yang diadakan oleh masyarakat acara manahun (turun ke sawah), maupun tempatan. Masyarakat menggunakan Tari dalam acara yang bersifat pemerintahan. Piring dalam fungsinya sebagai hiburan Tari Piring dalam masyarakat Minang- rakyat. Tari Piring juga memancarkan rasa kabau difungsikan dalam berbagai hal keberanian dan rasa takjub dan cemas bagi seperti media hiburan, media pendidikan tradisional, media pelengkap acara ritual adat, sebagai bagian dari media olah tubuh dalam pelatihan pencak silat, dan sebagai media integrasi sosial bagi masyarakat Minangkabau di berbagai nagari di Suma- tera Barat. Sebagai media hiburan, Tari Piring se- cara tradisi digunakan untuk menghibur masyarakat dalam berbagai pesta adat, seperti yang sering dipertunjukan dalam acara pesta perkawinan. Selain dari acara pesta perkawinan Tari Piring juga digu- Gambar 1 nakan dalam acara hiburan masyarakat Tari Piring dalam acara menuai (pesta panen), dan aca- Kreasi Garapan Syofi ani Bustamam (foto Indrayuda 2009) ra meresmikan balai adat, turun mandi anak Panggung Vol. 23 No. 3, September 2013 275

(ritual kelahiran) dan hiburan masyarakat penghargaan yang tinggi terhadap identi- dalam kegiatan yang bersifat pemerintahan tas budayanya. Sebab itu, Tari Piring dapat serta acara penobatan gelar pendekar. Tari dikatakan sebagai identitas sosial budaya Piring sengaja dipertunjukan dengan tu- masyarakat nagari. juan untuk menghibur rakyat. Tari Piring Menurut Welli Yosika (2008: 21) fungsi memiliki keunikan yang dapat menghibur tari tradisional dalam masyarakat tradisi rakyat, seperti teknik permainan piring, terkait dengan stratafi kasi sosial, interaksi motif gerakannya, tingkat kesulitan, dan dan integrasi sosial maupun pendidikan kecepatan serta dinamikanya. Hal ini mem- tradisional dan hiburan rakyat. Sehingga buat penonton harap-harap cemas dalam masyarakat tradisi senantiasa berusaha me- menyaksikan pertunjukannya, apalagi ka- meilihara kelestarian dari tari tradisional lau dipertunjukan dengan menggunakan tersebut. Karena tari tradisioanal meru- gerakan menginjak pecehan kaca, hal ini pakan gambaran dari nilai-nilai kehidupan semakin membuat penonton merasa pena- masyarakat pemiliknya. Dapat dikatakan saran untuk menantikan akhir dari pertun- pertunjukan tari tradisional merupakan jukan Tari Piring tersebut. manifestasi dari kepribadian dan pola bu- Menurut Sosmita (1998: 53) Tari Piring daya yang terdapat dalam masyarakat pe- seperti Tari Piring Rantak Tapi yang me- miliknya. Oleh sebab itu, salah satu fungsi miliki keunikan tersediri, yaitu sebagian yang hakiki dari Tari Piring adalah sebagai episodnya menari di atas susunan buah jati diri suku bangsa Minangkabau baik kelapa yang disusun berbaris, menjadi ba- masa lalu, kini, dan masa datang. gian salah satu budaya yang sangat diles- tarikan oleh masyarakat Pitalah. Karena itu seluruh unsur masyarakat Pitalah yang Perkembangan Tari Piring di Minangkabau menaungi keberadaan Tari Piring tetrsebut, dan di Perantauan berusaha mengendalikan dan menjaga wa- risan budaya Tari Piring Rantak Tapi, untuk Perkembangan budaya Tari Piring da- tetap terus dibudayakan dan menjadi les- lam masyarakat Minangkabau masa kini tari dalam kehidupan masyarakat Pitalah. baik di derah asal (Sumatera Barat) dan Karena itu usaha menggalakkan pembu- rantau telah mengalami pergeseran nilai dayaan Tari Piring tersebut didukung oleh dan fungsi serta telah terjadi perluasan lembaga adat yaitu KAN dan segenap un- lokasi pusat pengembangan dan pertum- sur elit adat (niniak mamak) dari berbagai buhannya. Masa kini Tari Piring tidak saja suku di Pitalah. dikendalikan oleh masyarakat tradisi yang Aktivitas Tari Piring di Minangkabau hidup di daerah pedesaan (nagari) tetapi dapat dilaksanakan dalam kehidupan ma- juga telah diurus dan dikendalikan oleh syarakat di berbagai nagari. Kerana tempat masyarakat perkotaan. kegiatan yang akan menerima keberadaan Selain masyarakat Minangkabau yang tari tersebut untuk dipertunjukan, masih hidup diperkotaan di Sumatera Barat, ma- terjaga, terpelihara dan dilakukan secara syarakat perkotaan di daerah rantau juga tradisi oleh masyarakat nagari. Pada giliran- telah mengurus perkembangan Tari Piring nya kelestarian dan keberadaan Tari Piring sebagai bagian dari warisan dan identitas yang masih terpelihara tersebut, menan- budaya mereka. Hal ini dapat kita temukan dakan bahwa masyarakat Minangkabau di beberapa kota Besar di Indonesia seperti memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Jakarta, Bandung, Jogja, Medan, Surabaya, nilai-nilai kesenian tradisi, dan memiliki Makasar, Batam, Pekanbaru, Palembang, Indrayuda: Popularitas Tari Piring 276

Gambar 2 Gambar 3 Pertunjukan Tari Piring lampu Togok Tari Piring kreasi tari tradisional Solok dengan property Lilin (foto Indrayuda, 2010) (foto Indrayuda, 2011)

Jambi, dan Bandar Lampung. Tujuan me- pulan masyarakat yang mewakili nagari reka yang paling utama adalah menjaga (kampung), ataupun lebih luas lagi per- eksistensi Tari Piring sebagai warisan dan kumpulan warga kabupaten dan perkota- identitas budaya masyarakat Minangka- an yang ada di Sumatera Barat. Selain itu bau. Menurut Simulie (2002: 63) bahwa ma- perkembangan dan pelestarian Tari Piring syarakat Minangkabau perantauan sangat juga ada yang diurus oleh sanggar-sang- memerlukan identitas budaya, sehingga gar tari baik milik pribadi maupun milik mereka tidak terputus dengan leluhurnya, organisasi sosial budaya. Tak kalah pen- serta mereka tidak dipandang sebagai ting juga diurus oleh lembaga pendidikan orang yang tidak memiliki asal usul yang seni, baik pada tingkat pendidikan tinggi jelas. Oleh demikian, mereka memelihara maupun pada sekolah-sekolah umum dan identitas budayanya, salah satunya adalah kejuruan. dengan mempertahankan keberadaan Tari Di daerah rantau Tari Piring lebih ba- Piring dalam kehidupannya. nyak diurus oleh persatuan warga kam- Selain di beberapa kota besar di Indone- pung atau kabupaten dan kota, selain itu sia, di Negeri Sembilan dan Kuala Lumpur juga ada sanggar tari milik pribadi seperti Malaysia Tari Piring juga telah tumbuh dan yang terkenal di kota Jakarta yaitu sanggar berkembang dalam kehidupan masyarakat Sangrina Bunda milik Elly Kasim dan sang- Minangkabau, bahkan di Kuala Lumpur gar Ayub Zikra serta sanggar Kulina. juga telah diajarkan dalam Akedmi Seni Adapun di daerah asal, perkembangan dan Warisan Malaysia (ASWARA). Pada- Tari Piring diurus oleh lembaga pendidikan, gilirannya di Malaysia telah berkembang sanggar dan masyarakat nagari sebagai pe- Tari Piring dalam kehidupan masyarakat milik Tari Piring itu sendiri. Banyak sang- Minangkabau. Sehingga Tari Piring telah gar yang berperan dalam mengembangkan membudaya dalam kehidupan masyarakat Tari Piring di Sumatera Barat, seperti Sang- Minangkabau di daerah perantauan masa gar Indojati, Syofi ani, Satampang Baniah, kini. Citra Kembara, Saayun Salangkah, Parenai, Aktivitas dan perkembangan Tari Piring Alang Babega, dan banyak lagi sanggar- baik di daerah asal maupun di daerah ran- sanggar kecil yang belum populer yang tau ada yang dikendalikan dan diurus oleh memelihara dan mengembangkan Tari Pi- perkumpulan kekerabatan atau perkum- ring di Sumatera Barat. Selain itu lembaga Panggung Vol. 23 No. 3, September 2013 277 pendidikan seperti ISI Padang Panjang, wisataan untuk digunakan dalam komoditi Sendratasik UNP dan SMKN 7 Padang industri hiburan. Fungsi Tari Piring di dae- merupakan lembaga pendidikan seni for- rah rantau masa kini selain sebagai identi- mal yang mengendalikan perkembangan tas budaya dan hiburan juga berkembang Tari Piring masa kini. sebagai kebanggan dan harga diri kesuku- Perkembangan Tari Piring dari aspek an (Ke-Minangkabuan). nilai telah bergeser masa kini, baik yang di- Tari Piring yang berkembang di daerah gunakan oleh masyarakat dari daerah asal rantau pada umumnya adalah Tari Piring maupun di daerah rantau. Pergeseran atau yang telah diubah atau dikontruksi ulang perubahan nilai tersebut seperti dari nilai oleh seniman akademik atau seniman in- pelengkap upacara adat, dan nilai identitas dividual, sehingga tarian tersebut tidak secara kolektif serta nilai pendidikan kultur- lagi mewakili salah satu wilayah atau na- al dari masyarakat nagari, kemudian masa gari, tetapi tarian tersebut telah mewakili kini berkembang kepada nilai industri, dan kehidupan budaya masyarakat Minangka- ekonomi serta nilai kebanggaan pribadi bau kekinian yang universal. Apalagi di (status sosial). Sedangkan nilai-nilai lama kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, masih saja tetap bertahan, hal ini banyak Surabaya, dan Makasar, bahkan di Nege- terdapat di daerah asal tempat tumbuh dan ri Sembilan dan Kuala Lumpur, nilai ke- berkembangnya Tari Piring tersebut. tradisian yang mengungkapkan ideologi Bagi kalangan masyarakat perkotaan satu nagari atau wilayah secara kolektif ti- baik di daerah rantau dan daerah asal di dak lagi dapat diinterpretasikan dalam tari Sumatera Barat, aktivitas Tari Piring telah tersebut masa kini. Karena kebanyakan Tari banyak beorientasi pada seni sebagai ko- Piring tersebut merupakan ciptaan atau moditi industri hiburan dan kepariwisa- gubahan kembali dari tari yang telah ada taan. Aktivitas pertunjukan Tari Piring ini menjadi tari baru oleh pemikiran individu. banyak diurus oleh agen-agen dari penge- Meskipun Tari Piring kreasi tersebut dice- lola bisnis hiburan dan pertunjukan ton- tuskan melalui pemikiran individu, akan tonan. Sehingga terdapat kerjasama yang tetapi tetap mengandung unsur atau ele- baik antara sanggar tari dengan agen-agen men-elemen Tari Piring tradisioanl, baik (event organizer) yang mengurus masalah bentuk, gaya dan karakteristiknya, serta entertainment. Perkembangan ini tidak me- ekspresi dari penarinya, sebab itu, Tari Pi- matikan peranan Tari Piring sebagai iden- ring tersebut tetap diakui sebagai budaya titas budaya masyarakat Minangkabau, tari Minangkabau, atau Tari Piring yang Tari Piring tetap saja menjadi hak dan milik mewakili masyarakat Minangkabau. masyarakat Minangkabau. Meskipun masa Oleh sebab itu, keberadaan Tari Piring kini ide garapan dan corak dari bentuknya kreasi diterima oleh masyarakat Minang- lahir dari pemikiran seorang koreografer kabau yang kekinian, karena kemasan dari individual, namuan secara esensi baik ma- tari tersebut sesuai dengan perkembangan syarakat di rantau maupun di Sumatera zaman masa kini. Dalam adat Minangka- Barat tetap menyatakan bahwa Tari Piring bau hal tersebut tidak dilarang, karena yang telah berkembang secara kualitas sesuai dengan adat istiadatnya masarakat tersebut disebut Tari Piring Minangkabau. zaman sekarang. Karena secara esensi na- Selain Tari Piring yang telah dikembang- manya tetap Tari Piring Minangkabau, dan kan secara kualitas yang bergeser nilainya, tetap juga menggunakan properti piring Tari Piring tradisional juga dimanfaatkan serta geraknya tetap juga berakar pada Tari oleh para agen industri hiburan dan kepari- Piring yang tradisional. Itulah budaya ma- Indrayuda: Popularitas Tari Piring 278 syarakat Minangkabau masa kini. Karena Banyak orang Minangkabau di peran- dalam adat Minangkabau juga disebut tauan telah mengajarkan Tari Piring kepada adat dipakai baru, sebab itu agar Tari Piring suku lain, seperti di jakarta melalui Insti- dapa terus dipakai dia perlu dikembang- tut Kesenian Jakarta (IKJ), Deddy Luthan, kan sesuai dengan zaman yang menaungi Tom Ibnur dan Hartati telah banyak meng- keberadaannya. Sehingga dia tetap saja ajarkan Tari Piring kepada mahasiswa IKJ, menjadi identitas budaya masyarakat Mi- bahkan salah seorang yang mahir mem- nangkabau, yaitu identitas masyarakat Mi- bawakan Tari Piring dari alumni IKJ adalah nangkabau masa kini dengan Tari Piring orang Jawa yaitu Dewi Hafi anti, dan Su- Minangkabau masa kini juga. karji Sriman serta Eri Ekawati yang seka- Hal ini relevan dengan pendapat Deddy rang telah menjadi dosen di IKJ. Bahkan Luthan (2005: 17), bahwa tari kreasi ciptaan salah seorang alumni IKJ yang berasal dari baru dapat menjadi sebuah tradisi baru Malaysia yaitu Suhaimi Magi juga mampu dalam masyarakat masa kini. Tak ketinggal- menarikan Tari Piring dengan baik, bahkan an juga dengan kasus-kasus tari Minangka- banyak pula karya Tari Piring kreasi yang bau yang merupakan ciptaan baru seperti telah diciptakannya di Malaysia. Tari Rantak, Tari Pasambahan versi Syofi ani Masyarakat Minangkabau perantauan dan Indojati serta Tari . Semua itu seperti di Malaysia juga menjadikan Tari disebut tradisi ciptaan baru. Artinya se- Piring sebagai lambang kebanggaan dan buah tari ciptaan baru, karena kebiasaan jati diri mereka. Ada juga warga keturunan masyarakat menggunakan dalam kehidup- Minangkabau secara formal belajar Tari Pi- an sosial budaya, sehingga keberadaannya ring di Sumatera Barat, baik di ISI Padang diakui sebagai bagian dari identitas dan Panjang maupun di Sendratasik FBS UNP budaya masyarakat tersebut. dan berbagai sanggar di Kota Padang dan Bukit Tinggi. Tari Piring dipandang sebagai salah sa- Tari Piring sebagai Identitas Masyarakat tu alat pemersatu suku Minangkabau di Minangakabu di Perantauan perantauan. Dalam rangka memupuk si- laturahim antara mereka baik dalam kera- Berbicara masalah Tari Piring di daerah bat, kaum dan satu wilayah kabupaten dan rantau, secara tidak langsung masyarakat kota, mereka menggelar pertunjukan kese- di luar suku Minangkabau mesti berbicara nian dengan salah satunya menampilkan masalah orang Minangkabau. Di daerah pertunjukan Tari Piring. Oleh sebab itu, Tari rantau seperti di beberapa kota di Indone- Piring disebut juga sebagai media integrasi sia, baik di Sumatera dan di Pulau Jawa, sosial masyarakat Minangkabau di peran- Tari Piring saat ini dipelihara oleh masyara- tauan. kat Minangkabau sebagai alat untuk per- Dengan jauhnya hubungan rantau dan daerah asal, membuat masyarakat nyataan eksistensi dirinya dalam pergaulan Minangkabau perantauan memendam dengan suku lain di berbagai kota terse- kerinduan kepada kampung halaman. Ma- but. Sehingga masyarakat Minangkabau syarakat memerlukan sebuah identias yang beranggapan mereka dapat dipandang jelas sebagai orang Minangkabau. Oleh sebagai bagian dari manusia yang berper- karena itu, Tari Piring merupakan salah satu adaban dan berbudaya yang telah mapan. alat begi mereka untuk melepas kerinduan Karena mereka memiliki warisan dan iden- dengan kampung halamannya. titas yang jelas. Panggung Vol. 23 No. 3, September 2013 279

Melalui pertunjukan muhibah kesenian peradaban dan jati diri yang dapat mere- yang sering dilakukan oleh pemerintah Su- ka banggakan. Oleh karena itu, mereka matera Barat ke Malaysia tepatnya Negeri berusaha memelihara Tari Piring dalam ke- Sembilan, dampak pertunjukan Tari Piring hidupannya di perantauan. Selain sebagai telah memotivasi masyarakat Minangka- jati diri, Tari Piring juga berperanan dalam bau perantau untuk semakin mengenal menjalin hubungan silaturahim masyarakat dan mengekalkan jati diri mereka, sehingga Minangkabau perantauan, sehingga kerin- perkembangan Tari Piring semakin marak duan akan kampung halaman dapat diwu- di daerah perantauan, sebab Tari Piring judkan melalui pertunjukan Tari Piring. merupakan suatu lambang peradaban dan identitas budaya serta sebagai media inte- grasi sosial di antara masyarakat Minang- Daft ar Pustaka kabau. Deddy Luthan 2005 ‘Tari Indonesia dan Perkembangan- PENUTUP nya, Sebagai Kreativitas dan keber- langsungan Tradisi’. Makalah Di- Tari Piring sebagai bagian dari tari tra- sampaikan dalam Lokakarya Tari disional masyarakat Minangkabau me- di FBS Univesitas Negeri Padang, rupakan warisan dan identitas budaya pada tanggal 23 Maret 2005. masyarakat Minangkabau. Semenjak za- man kolonial menjajah Minangkabau Tari Desrini Piring telah dibudayakan oleh masyarakat 2010 ‘Sistem Pewarisan Tari Kain di Desa Minangkabau dalam kehidupannya, baik Aia Duku Painan Timur’. Skripsi ti- dalam acara ritual adat maupun dalam aca- dak diterbitkan. Padang : FBS UNP. ra kegiatan sosial dan hiburan masyarakat. Sebagai bagian dari kesenian, Tari Pi- Emral Djamal ring juga telah berkembang baik dari segi 2010 Pencak Silat dan Perkembangannya da- fungsi, nilai dan kegunaannya masa kini dalam Masyarakat Minangkabau. Pa- dalam kehidupan masyarakat Minangka- Padang: Pusat kajian Budaya Salim bau yang tinggal di rantau maupun bagi bado. masyarakat yang tinggal di daerah asal (Sumatera Barat). Meskipun begitu, fungsi Edi Sedyawati dan kegunaan secara tradisi tidak pula ter- 1995 ‘Pencak Silat Sebagai Dasar Pij akan tindas oleh perubahan tersebut. Oleh sebab Tari Minangkabau”. Makalah disam- itu, Tari Piring selalu beradaptasi dengan paikan dalam seminar tari Minang- perkembangan zaman. Inilah salah satu kabau di STSI Padang Panjang yang menyebabkan keberadaan Tari Piring masih tetap bertahan menjadi identitas ma- Haberman, Martin syarakat Minangkabau, baik bagi masyara- 1985 Tari dan Komunikasi. Terj. Ben Suhar- kat Minangkabau yang berada di tanah asal to. Yokyakarta: Lagaligo maupun bagi suku Minangkabau yang berada di daerah rantau. Hawkins, Alma M. Tari Piring telah menjadi identitas kesu- 1990 Mencipta Lewat Tari. Terj. Y. Suman- kuan bagi masyarakat Minangkabau peran- dio Hadi. Yogyakarta: Institut Seni tauan, sehingga mereka merasa memiliki Indonesia. Indrayuda: Popularitas Tari Piring 280

Herlinda Mansyur Simulie, P. 2004 Eksistensi Tari Piring dan Tari Galom- 2002 Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi bang pada Masyarakat Batipuah Ba- Kitabullah. Padang: LKAAM Suma- ruah. Padang: FBSS UNP. tera Barat

Indri Mayangsari Sosmita 2012 ‘Pewarisan Tari Mancak Padang da- 1998 Problematika Pewarisan Tari Piriang lam Masyarakat Pauh IX Kota Padang. Tapi di Desa Pitalah. Padang: FPBS Skripsi. Padang: tidak diterbitkan. IKIP Padang. Ismar Maadis 2002 Pergeseran Fungsi dan Kegunaan Ke- Susmiarti senian Minangkabau dalam Kehidupan 2007 Kecenderungan Gaya Tari Piring Masyarakat Bernagari di Minangkabau. Dipengaruhi Oleh Letak Geografi s Padang: Dinas Pendidikan Kota Daerah Minangkabau: Studi Kasus Padang. Pada Koreografi Tari Piring Darek dan Pasisia. Padang: FBSS UNP. Jasmiati 2007 Pewarisan Tari Jalo di Muaro Sij un- Welli Yosika juang. Padang : FBSS UNP 2008 Pewarisan Tari Ntok Kudo dalam Ma- syarakat Rawang Kerinci. Padang: Rauda Thaib FBSS UNP. 2009 Tambo Minangkabau. Padang: MG- MP Seni Budaya Kota Padang