I PERANAN MOCHTAR LUBIS DALAM PERKEMBANGAN PERS

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

I PERANAN MOCHTAR LUBIS DALAM PERKEMBANGAN PERS PERANAN MOCHTAR LUBIS DALAM PERKEMBANGAN PERS INDONESIA ( Studi Kasus Harian Indonesia Raya Mengungkap Korupsi Masa Awal Orde Baru 1966-1974) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) Oleh NENENG KURNIAWATI NIM: 102022024376 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H / 2008M i PERANAN MOCHTAR LUBIS DALAM PERKEMBANGAN PERS INDONESIA ( Studi Kasus Harian Indonesia Raya Mengungkap Korupsi Masa Awal Orde Baru 1966-1974) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) Oleh: NENENG KURNIAWATI NIM: 102022024376 Di Bawah Bimbingan Pembimbing, Drs. H. D. Sirojuddin AR, M. Ag NIP: 150 234 057 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H / 2008M ii ABSTRAKSI Skripsi ini bermaksud membahas peranan pers, khususnya upaya seorang wartawan yaitu Mochtar Lubis dalam mengungkap kasus-kasus korupsi pada masa awal Orde Baru. Skripsi ini membahas tiga permasalahan utama, Pertama, apa pandangan Mochtar Lubis terhadap korupsi? Kedua, mengapa Mochtar Lubis mengungkap korupsi? Ketiga, bagaimana peranan Mochatar Lubis dalam mengungkap kasus korupsi masa awal Orde Baru 1966-1974. Perubahan situasi politik setelah tumbangnya Orde Lama dan munculnya Orde Baru telah membawa suasana baru dalam kehidupan pers di Indonesia. Kebebasan pers telah mendapatkan tempatnya tersendiri pada masa Awal Orde Baru, kekangan pada periode sebelumnya telah membawa kemenangan kebebasan pers pada masa awal Orde Baru. Sehingga pers-pers baru dan pers yang pernah dibredel pada masa Orde Lama bermunculan kembali, salah satunya Harian Indonesia Raya, yang merupakan harian terunik karena sifatnya yang khas dan gencar mengungkap kasus-kasus korupsi pada masa Awal Orde Baru. Hal ini tidak terlepas dari peranan Mochtar Lubis sebagai pemimpin redaksi harian tersebut. iii KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam. Salawat serta Salam semoga selalu tercurah kepada nabi akhir zaman nabi Muhamad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kejahiliyahan hingga zaman yang penuh ilmu dan pencerahan. Setelah berupaya dengan segala kemampuan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERANAN MOCHTAR LUBIS DALAM PERKEMBANGAN PERS INDONESIA (Studi Kasus Harian Indonesia Raya Mengungkap Korupsi Masa Awal Orde Baru 1966-1974)” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada program studi Sejarah Peradaban Islam. Berbagai kesulitan dan hambatan penulis temui dalam mencari sumber pustaka, namun banyak pengalaman yang penulis dapat dari kesulitan dan hambatan tersebut. Alhamdulillah hal tersebut dapat teratasi berkat bimbingan- Nya dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. H. Abdul Chair, MA. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 2. Drs. H. Ma’ruf Misbah, MA, dan Bapak Usep Abdul Matin, S. Ag., MA., MA. Masing-masing sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sejarah Peradaban Islam. 3. Drs. H. D. Sirojuddin AR, M. Ag. Pembimbing skripsi yang sangat baik dan bersahabat dalam membimbing dan mengarahkan penulis hingga karya tulis ini selesai. iv 4. Drs. H. Azhar Saleh, MA. Selaku pembimbing akademik yang telah membantu dalam pengajuan judul skripsi ini sehingga dapat disusun dan diselesaikan dengan baik. 5. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada penulis sehingga mudah- mudahan nanti dapat diamalkan dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa. 6. Untuk seluruh teman-teman terbaik di SPI 2002 yang selalu memberi kesan tersendiri di hati penulis, Tim kreatif SKETSA “Berlayarlah dan arungi samudera cita-citamu, senja itu sudah berganti awan biru, smoga, temukanlah pelabuhan terbaikmu, kita hanya manusia biasa yang tak akan mengerti makna sesungguhnya rasa itu.” Dan semua adik-adik di Fakultas Adab dan Humaniora yang telah menjadi teman yang baik ketika penulis mengejar mata kuliah yang tertinggal, terima kasih atas “spirit”nya, sukses dan pantang mundur.!!! 7. Untuk ibu dan Bapak (alm) tercinta, terima kasih atas semua cinta yang kau beri. Suami tersayang, kamu adalah salah satu anugerah terbaik yang diberi Allah SWT untuk mendampingi penulis. Anak-anakku tercinta, terkasih dan tersayang Chaliph Ramaditya Akbar dan janin 3 bulan yang kukandung, kalian akan selalu menjadi inspirasi, sumber kekuatan dan motivator terbaik bagi penulis untuk menjalani hidup dengan tegar. Kakak-kakakku yang selalu percaya dan memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah, terima kasih yang tak terhingga v semoga Allah senantiasa menerangi jalan hidup kita, menjadi muslim yang dicintai Allah SWT dan selalu mengharmoniskan silaturahim kita, InsyaAllah.! 8. Seluruh staf akademik di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan yang baik. Kepada semua pihak, semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dapat dinilai sebagai amal ibadah di hadapan Allah SWT, amien. Ciputat, 28 Februari 2008 Penulis vi DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI.................................................................................................. i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................... 10 D. Metode Penelitian .................................................................. 11 E. Landasan Teoritis................................................................... 15 F. Survei Pustaka ....................................................................... 19 G. Sistematika Penulisan ............................................................ 20 BAB II RIWAYAT HIDUP MOCHTAR LUBIS.................................. 22 A...........................................................................................Bio grafi....................................................................................... 22 B...........................................................................................Per jalanan Karir.......................................................................... 24 1. .....................................................................................Akt ivitas Dalam Harian IR Pada Masa ORLA........................ 28 vii 2. .....................................................................................Akt ivitas Dalam Harian IR Pada Masa ORBA........................ 38 BAB III PERKEMBANGAN PERS INDONESIA DI AWAL ORDE BARU 1966-1974 ....................................................................... 47 A...........................................................................................Tin jauan Historis......................................................................... 47 B...........................................................................................Per kembangan Pers Indonesia Di Awal Orde Baru...................... 53 1. .....................................................................................Per ubahan Peta Ideologis Pers............................................... 55 2. .....................................................................................Ke bijakan Dan Kebebasan Pers Di Awal Orde Baru ............. 58 BAB IV MOCHTAR LUBIS MENGUNGKAP KASUS-KASUS KORUPSI DI AWAL ORDE BARU ........................................ 63 A. Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kasus Korupsi Di Indonesi................................................................................. 63 1. Tim Pemberantasan Korupsi (TPK).................................. 63 2. Tim-tim Anti Korupsi Lainnya......................................... 66 3. UU Anti Korupsi Dan UU Pertamina ............................... 69 B. Mochtar Lubis Dalam Harian IR Mengungkap Kasus-kasus Korupsi 1966-1974 ................................................................ 70 1. Kasus Korupsi Coopa Dan Ciba ....................................... 70 viii 2. Kasus Korupsi Pertamina ................................................. 73 3. Kasus-kasus Korupsi Lain................................................ 78 C. Kekecewaan Mochtar Lubis................................................... 81 BAB V PENUTUP.................................................................................. 85 A. Kesimpulan............................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pers atau surat kabar dalam jajaran media massa modern (radio, televisi, film) merupakan media komunikasi tertua yang dikenal dalam sejarah. Asal usul atau tempat lahirnya mula-mula dari Eropa Barat, kemudian berkembang pesat di belahan bumi Barat pada umumnya sejalan dengan perkembangan ekonomi-industri, ilmu pengetahuan dan teknologi.1 Sebagai media informasi, pers bertugas memberikan informasi untuk kepentingan masyarakat,
Recommended publications
  • Pramoedya's Developing Literary Concepts- by Martina Heinschke
    Between G elanggang and Lekra: Pramoedya's Developing Literary Concepts- by Martina Heinschke Introduction During the first decade of the New Order, the idea of the autonomy of art was the unchallenged basis for all art production considered legitimate. The term encompasses two significant assumptions. First, it includes the idea that art and/or its individual categories are recognized within society as independent sub-systems that make their own rules, i.e. that art is not subject to influences exerted by other social sub-systems (politics and religion, for example). Secondly, it entails a complex of aesthetic notions that basically tend to exclude all non-artistic considerations from the aesthetic field and to define art as an activity detached from everyday life. An aesthetics of autonomy can create problems for its adherents, as a review of recent occidental art and literary history makes clear. Artists have attempted to overcome these problems by reasserting social ideals (e.g. as in naturalism) or through revolt, as in the avant-garde movements of the twentieth century which challenged the aesthetic norms of the autonomous work of art in order to relocate aesthetic experience at a pivotal point in relation to individual and social life.* 1 * This article is based on parts of my doctoral thesis, Angkatan 45. Literaturkonzeptionen im gesellschafipolitischen Kontext (Berlin: Reimer, 1993). I thank the editors of Indonesia, especially Benedict Anderson, for helpful comments and suggestions. 1 In German studies of literature, the institutionalization of art as an autonomous field and its aesthetic consequences is discussed mainly by Christa Burger and Peter Burger.
    [Show full text]
  • JSS 072 0A Front
    7-ro .- JOURNAL OF THE SIAM SOCIETY JANUAR ts 1&2 "· THE SIAM SOCIETY PATRON His Majesty the King VICE-PATRONS Her Majesty the Queen Her Royal Highness the Princess Mother Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn HON . M E MBE R S The Ven. Buddhadasa Bhikkhu The Ven. Phra Rajavaramuni (Payu!to) Mr. Fua Haripitak Dr. Mary R. Haas Dr. Puey Ungphakorn Soedjatmoko Dr. Sood Saengvichien H.S.H. Prince Chand Chirayu Rajni Professor William J. Gedney HON. VIC E-PRESIDF.NTS Mr. Alexander B. Griswold Mom Kobkaew Abhakara Na Ayudhya H.S.H. Prince Subhadradis Diskul COU N CIL.. OF 'I'HE S IAM S O C IETY FOR 19841 8 5 President M.R. Patanachai Jayant Vice-President and Leader, Natural History Section Dr. Tern Smitinand Vice-President Mr. Dacre F.A. Raikes Vice-President Dr. Svasti Srisukh Honorary Treasurer Mrs. Katherine B. Buri Honorary Secretary Mrs. Nongyao Narumit Honorary Editor. Dr. Tej Bunnag Honorary Librarian Khi.m .Varun Yupha Snidvongs Assistant Honorary Treasurer Mr. James Stent Assistant Honorary Secretary Mrs. Virginia M. Di Crocco Assistant Honorary Librarian Mrs. Bonnie Davis Mr. Sulak Sivaraksa Mr. Wilhelm Mayer Mr. Henri Pagau-Clarac Dr. Pornchai Suchitta Dr. Piriya Krairiksh Miss A.B. Lambert Dr. Warren Y. Brockelman Mr. Rolf E. Von Bueren H.E. Mr. W.F.M. Schmidt Mr. Rich ard Engelhardt Mr. Hartmut Schneider Dr. Thawatchai Santisuk Dr. Rachit Buri JSS . JOURNAL ·"' .. ·..· OF THE SIAM SOCIETY 75 •• 2 nopeny of tbo ~ Society'• IJ1nQ BAN~Olt JANUARY & JULY 1.984 volume 72 par_ts 1. & 2 THE SIAM SOCIETY 1984 • Honorary Editor : Dr.
    [Show full text]
  • ASIAN REPRESENTATIONS of AUSTRALIA Alison Elizabeth Broinowski 12 December 2001 a Thesis Submitted for the Degree Of
    ABOUT FACE: ASIAN REPRESENTATIONS OF AUSTRALIA Alison Elizabeth Broinowski 12 December 2001 A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of The Australian National University ii Statement This thesis is my own work. Preliminary research was undertaken collaboratively with a team of Asian Australians under my co-direction with Dr Russell Trood and Deborah McNamara. They were asked in 1995-96 to collect relevant material, in English and vernacular languages, from the public sphere in their countries of origin. Three monographs based on this work were published in 1998 by the Centre for the Study of Australia Asia Relations at Griffith University and these, together with one unpublished paper, are extensively cited in Part 2. The researchers were Kwak Ki-Sung, Anne T. Nguyen, Ouyang Yu, and Heidi Powson and Lou Miles. Further research was conducted from 2000 at the National Library with a team of Chinese and Japanese linguists from the Australian National University, under an ARC project, ‘Asian Accounts of Australia’, of which Shun Ikeda and I are Chief Investigators. Its preliminary findings are cited in Part 2. Alison Broinowski iii Abstract This thesis considers the ways in which Australia has been publicly represented in ten Asian societies in the twentieth century. It shows how these representations are at odds with Australian opinion leaders’ assertions about being a multicultural society, with their claims about engagement with Asia, and with their understanding of what is ‘typically’ Australian. It reviews the emergence and development of Asian regionalism in the twentieth century, and considers how Occidentalist strategies have come to be used to exclude and marginalise Australia.
    [Show full text]
  • PART 2 Culture and the Nation
    PART 2 Culture and the nation Els Bogaerts - 9789004253513 Downloaded from Brill.com10/06/2021 10:22:01PM via free access Els Bogaerts - 9789004253513 Downloaded from Brill.com10/06/2021 10:22:01PM via free access 9 ‘Whither Indonesian culture?’ Rethinking ‘culture’ in Indonesia in a time of decolonization Els Bogaerts When Claire Holt returned to Indonesia in 1969 after an absence of twelve years,1 signs of ‘“cultural change,” “economic develop- ment or “modernization,”[...] could be seen and felt everywhere, not least in the sphere of the arts.’ The bitter debate between pro- ponents of nationalism and of internationalism was no longer rag- ing, she wrote. ‘If it continued simmering below the surface, signs of it were not discernible’ (Holt 1970:163). Recalling her observations of the world of the Indonesian arts in the 1950s and 1960s, Holt (1970:163) wrote: among individuals and groups consciously concerned with the cul- tivation of the arts [...], love of the past, awareness of the present, and aspirations for the future produced efforts in three different directions. There were those who strove to preserve traditional art forms in their classical purity, as in music, dance and dance drama; those who tried to meet the challenges of modern times by grafting new elements upon the solid body of tradition or even modifying some of its basic principles; and those who, turning away from tradi- tion entirely, were introducing new inventions or adapting borrow- ings from outside. (Sometimes all three of these directions were pursued by one individual or were the declared policy of one orga- nization.) This, as far as I could judge, remained true in the sixties, but the lines seemed more sharply drawn.
    [Show full text]
  • THE MANGO TREE ...Suvimalee
    II oli i UBI BONI TACENT. MALUM Vol. VII, No.1 January, 1972 Editor and publisher: F. Sionil Jose. Editorial Advirsers: Onofre D. Corpuz, Mochtar Lubis, Sulak Sivaraksa. Contributing Editor: Leonard Casper. Correspondents:, Willam Hsu, Edwin Thumb"". -- ARTICLES SOUTHEAST ASIA IN THE SEVENTIES ...................... Soedjahno7co 3 INDONESIA AND THE WORLD .............................. Mochtar Liibü 7 SOME OBSERVATIONS ON THE PROMOTION OF JAPANESE- INDONESIAN CULTURAL :RELATIONS ............... Rosihan Anwa-r 12 SMALL FAMILY NORM FOR FILIPINOS.................. F. Landa Jocano 2-4 LIFE STYLE OF THE URBAN POOR AND PEOPLE'S ORGANIZATIONS .................................. Richard P: Poethig 37 NEIGHBORS IN CEBU .................................... Helga E. Jacobson 44 FICTION MOTHER GOES TO HEAVEN.............................. SitorSitumorang 17 BIG WHITE AMERICAN . .. .. .. Federico Licsi Espino, Jr. 30 A CHILD'S GARDEN OF TELEVISION .................... Erwin E. Castillo 35 POETRY TWO POEMS .......................................,........ Trisno Siimci'djo 2 CHINESE IMPRESSIONS: POEMS WRITTEN IN TAIPEI.. Cirilo F. Bautista 22 LIGHT AND DARKNESS MEET TWICE ..........;........ Gemino H. Abad 29 CARISSIMA . .. Tita Lacambra-Ayala 36 THE MANGO TREE ................................... Suvimalee Gunaratna 47 LITERARY NOTES: WRITERS AND AWARDS ........... Federico Mangahas 48 THE PRAYING MAN (Contimiation) .................... Bienvenido N. Santos' 54 INDEX TO VOLUME VI .................................................... 51 CONTRIBUTORS .. .. 51 531 Padre Faura¡ Ermitai Manila¡ Philippines.. Europe and the Amerlcas $.95; Asia Europe and .the Americas S10.00. Asia $8.50. A stamped self-addressed envelope or manuscripts otherwise they carinot be returned. Solidarity is for Cultural Freedom with Office at 104 Boulevard Haussmann Paris Be. Franc-e. Views expressed in Solidarity Magazine are to be attributed to th~ aulhors. Copyright 1967, SOLIDARIDAD Publishing House. ' Entered as Second-Class Matter at the Manila Post Office on February 7, 1968.
    [Show full text]
  • Jacob Oetama
    www.rajaebookgratis.com JACOB OETAMA Jakob Oetama, Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia, melampiaskan keharuannya pada saat Universitas Gadjah Mada, Kamis, 17 April 2003, secara resmi memberinya anugerah kehormatan berupa gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi. Dia adalah salah satu raksasa jurnalis di negeri ini yang menawarkan jurnalisme damai dan berhasil membuka horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, non-partisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan. Bulir air mata perlahan menetes di pipi tuanya yang mengeriput. Suaranya yang semula berat dan membahana di seisi ruangan, kontan berubah serak dan parau. Laki- laki tua yang siang itu berdiri di podium terhormat, tak lagi kuasa menahan rasa haru yang luar biasa. Dia menangis. Jakob Oetama, laki-laki tua itu, Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia, melampiaskan keharuannya. Pada saat Universitas Gadjah Mada, Kamis, 17 April 2003, secara resmi memberinya anugerah kehormatan berupa gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi. Dalam pidato promosi untuk memperoleh gelar doktor honoris causa (HC) itu, ia mengemukakan bahwa pencarian makna berita serta penyajian makna berita semakin merupakan pekerjaan rumah dan tantangan media massa saat ini dan di masa depan. http://rajaebookgratis.wordpress.com 1 www.rajaebookgratis.com Jurnalisme dengan pemaknaan itulah yang diperlukan bangsa sebagai penunjuk jalan bagi penyelesaian persoalan-persoalan genting bangsa ini. Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM-setelah pekan lalu gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah. Promotor Prof Dr Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan.
    [Show full text]
  • Pustaka-Obor-Indonesia.Pdf
    Foreign Rights Catalogue ayasan Pustaka Obor Indonesia, a modestly sized philanthropy active in the Yfield of cultural and intellectual development through scholarly publishing. It’s initial focus to publish books from various languages into the Indonesian language. Among its main interest is books on human and democratic rights of the people. Yayasan Pustaka Obor Indonesia was set up as an Indonesian legal entity in 1978. The Obor Indonesia office coordinates the careful work of translation and revision. An editorial Board is in charge of program selection. Books are published locally and placed on the market at a low subsidized price within reach of students and the general reader. Obor also plays a service role, helping specialized organizations bring out their research in book form. It is the Purpose of Yayasan Pustaka Obor Indonesia, to widen and develop the perspective of Indonesia’s growing intellectual community, by publishing in Bahasa Indonesia -- and other appropriate languages -- literate and socially significant works. __________________ Contact Detail: Dian Andiani Address: Jl. Plaju No. 10 Jakarta Indonesia 10230 E-mail: [email protected]/[email protected] Web: www.obor.or.id mobile: +6281286494677 2 CATALOGUE Literature CATALOGUE 3 Harimau!Harimau!|Tiger! Tiger! Author: Mochtar Lubis | ISBN: 978-979-461-109-8 | “Tiger! Tiger!” received an award from ‘Buku Utama’ foundation as the best literature work in 1975. This book illustrated an adventurous story in wild jungle by a group of resin collector who was hunted by a starving tiger. For days, they tried to escape but they became victims. The tiger pounced on them one by one.
    [Show full text]
  • REVIEWS Thailand : Buddhist Kingdom As Modern Nation-State Charles F
    331 Journal of The Siam Society REVIEWS Thailand : Buddhist Kingdom as Modern Nation-State Charles F. Keyes, Westview Press, Boulder and London, 1987. This book is part of the series of Westview Profiles/Nations of Contemporary Asia. Though many volumes have been published on Thailand, this book deserves special attention. It is one of the few books on Thai politics and society ever written by an anthropologist. In fact, the book exemplifies par excellence the genre, political anthropology. The book is comprised of eight chapters. Chapter one presents a brief geography and background on the peoples of Thai society. Described are the origins of the present land and the diverse peoples which constitute the Thai nation. Chapter two presents an historical overview of the development of Thai traditions. Chapter three deals with the formation of the Thai nation-state. Chapter four analyses politics in Thai society by showing the process and conditions by which the military has come to dominate Thai politics. Also, the author in this chapter analyses the re-emerging role of the monarchy in politics. Chapter five describes the Thai polity after the 1973 "revolution". Again in this chapter, the author tries to show that Thai politics is essentially dominated by two important institutions in Thai society, namely, the monarchy and the military. Professor Keyes praises King Bhumibol for having "succeeded in restoring the Thai monarchy as a central pillar of the modem nation­ state" (p. 210). U.S. influence on Thailand, particularly during the Sarit and Thanom periods is also noted. Chapter six analyses the social organization within the Thai nation-state.
    [Show full text]
  • Kisah Tiga Jenderal Dalam Pusaran Peristiwa 11-Maret
    KISAH TIGA JENDERAL DALAM PUSARAN PERISTIWA 11‐MARET‐1966 Bagian (1) “Kenapa menghadap Soeharto lebih dulu dan bukan Soekarno ? “Saya pertama‐tama adalah seorang anggota TNI. Karena Men Pangad gugur, maka yang menjabat sebagai perwira paling senior tentu adalah Panglima Kostrad. Saya ikut standard operation procedure itu”, demikian alasan Jenderal M. Jusuf. Tapi terlepas dari itu, Jusuf memang dikenal sebagai seorang dengan ‘intuisi’ tajam. 2014 Dan tentunya, juga punya kemampuan yang tajam dalam analisa June dan pembacaan situasi, dan karenanya memiliki kemampuan 21 melakukan antisipasi yang akurat, sebagaimana yang telah dibuktikannya dalam berbagai pengalamannya. Kali ini, kembali ia Saturday, bertindak akurat”. saved: Last TIGA JENDERAL yang berperan dalam pusaran peristiwa lahirnya Surat Perintah 11 Maret Kb) 1966 –Super Semar– muncul dalam proses perubahan kekuasaan dari latar belakang situasi (89 yang khas dan dengan cara yang khas pula. Melalui celah peluang yang juga khas, dalam suatu wilayah yang abu‐abu. Mereka berasal dari latar belakang berbeda, jalan pikiran dan 1966.docx ‐ karakter yang berbeda pula. Jenderal yang pertama adalah Mayor Jenderal Basuki Rachmat, dari Divisi Brawijaya Jawa Timur dan menjadi panglimanya saat itu. Berikutnya, yang kedua, Maret ‐ 11 Brigadir Jenderal Muhammad Jusuf, dari Divisi Hasanuddin Sulawesi Selatan dan pernah menjadi Panglima Kodam daerah kelahirannya itu sebelum menjabat sebagai menteri Peristiwa Perindustrian Ringan. Terakhir, yang ketiga, Brigadir Jenderal Amirmahmud, kelahiran Jawa Barat dan ketika itu menjadi Panglima Kodam Jaya. Pusaran Mereka semua mempunyai posisi khusus, terkait dengan Soekarno, dan kerapkali Dalam digolongkan sebagai de beste zonen van Soekarno, karena kedekatan mereka dengan tokoh puncak kekuasaan itu. Dan adalah karena kedekatan itu, tak terlalu sulit bagi mereka untuk Jenderal bisa bertemu Soekarno di Istana Bogor pada tanggal 11 Maret 1966.
    [Show full text]
  • Culture of Abuse of Power Due to Conflict of Interest to Corruption for Too Long on the Management Form Resources of Oil and Gas in Indonesia
    International Journal of Criminology and Sociology, 2020, 9, 247-254 247 Culture of Abuse of Power Due to Conflict of Interest to Corruption for Too Long on The Management form Resources of Oil and Gas in Indonesia Bambang Slamet Riyadi* Lecturer of Business Law and Criminology at the Faculty of Law, University of Nasional, Jakarta Indonesia Abstract: This research is a culture of abuse of power due to conflicts of interest so that corruption takes too long to manage oil and natural gas resources in Indonesia in managing oil and natural gas resources in Indonesia. The problem of this research is that the Indonesian state is equipped with abundant natural resources, including oil and natural gas resources. According to Article 33 of the 1945 Constitution, the oil and natural gas resources should be controlled by the state for the greatest prosperity of the people. In fact, the Indonesian people are not prosperous despite the abundance of oil and natural gas resources. Historical research methods. With the concept of cultural criminology. The results of research since the independence of the Republic of Indonesia have occurred abuse of power due to conflicts of interest to maintain power in the management of oil and gas with corruption impacting state losses, especially the suffering of the Indonesian people for too long, so that a culture of corruption is formed. This happens first; the sudden change component, caused by global changes and the modernization of the tendency of society to comply with materialism and consumerism while ignoring the cultural values of shame in the life of the nation and state.
    [Show full text]
  • Peran Media Massa Dalam Menyuarakan Kebijakan Orde Baru: Studi Kasus Harian Suara Karya 1971-1974
    PERAN MEDIA MASSA DALAM MENYUARAKAN KEBIJAKAN ORDE BARU: STUDI KASUS HARIAN SUARA KARYA 1971-1974 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S, Hum.) Oleh Dicky Prastya 11140220000033 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M ii PERAN MEDIA MASSA DALAM MENYUARAKAN KEBIJAKAN ORDE BARU: STUDI KASUS HARIAN SUARA KARYA 1971-1974 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S, Hum.) Oleh Dicky Prastya 11140220000033 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M iii iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dicky Prastya NIM : 11140220000033 Jurusan : Sejarah dan Peradaban Islam Judul Skripsi : Peran Media Massa dalam Menyuarakan Kebijakan Orde Baru: Studi Kasus Harian Suara Karya 1971-1974 Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya. Ciputat, 26 April 2019 Dicky Prastya v vi PERAN MEDIA MASSA DALAM MENYUARAKAN KEBIJAKAN ORDE BARU: STUDI KASUS HARIAN SUARA KARYA 1971-1974 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S, Hum.) Oleh Dicky Prastya 11140220000033 Pembimbing Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A.
    [Show full text]
  • 115 Bab Iv Analisis Prinsip Kewartawanan Mochtar
    BAB IV ANALISIS PRINSIP KEWARTAWANAN MOCHTAR LUBIS DALAM BUKU MOCHTAR LUBIS WARTAWAN JIHAD DITINJAU DARI PERSPEKTIF KOMUNIKASI ISLAM A. Seleksi Teks Peneliti memilih buku Mochtar Lubis Wartawan Jihad karena menurut penulis buku tersebut memuat pandangan banyak orang tentang kewartawanan Mochtar Lubis ketika menjadi pemimpin redaksi surat kabar Indonesia Raya. Peneliti menyeleksi teks yang menggambarkan prinsip kewartawanan Mochtar Lubis dari bagian 3, bagian 1 dan 2 buku Mochtar Lubis Wartawan Jihad. Bagian 3 berisi tulisan Mochtar Lubis sendiri (yang kemudian dikutip dalam buku ini), yang lebih tepat dianalisis pertama kali, diikuti dengan bagian 1 dan bagian 2 buku, karena kedua bagian tersebut berisi pendapat orang lain tentang Mochtar Lubis. Bagian 1 dan bagian 2 buku dapat menjadi bukti apakah Mochtar Lubis menjalankan sendiri prinsip kewartawanan yang ia tulis. 115 116 B. Unit Analisis dan Kategori Isi Peneliti membaca seluruh isi buku Mochtar Lubis Wartawan Jihad dan menjadikan kalimat/paragraf yang menggambarkan prinsip kewartawanan Mochtar Lubis sebagai unit analisis. Tabel 3. Analisis Prinsip Kewartawanan Mochtar Lubis N Kategori Unit Analisis o a B c d e f 1. Etos pers Indonesia bersumber pada perjuangan Bangsa Indonesia untuk V memajukan bangsa dan memerdekaan bangsa dari telapak kaki penjajah (hlm. 460) 2. Mengangkat pena melawan V penyelewengan kekuasaan (hlm. 467) 3. Memberitakan penyelewengan, meskipun pelakunya V teman sendiri. (hlm. 468) 4. Kritik dalam pers adalah sumbangan pikiran V untuk membangun bangsa (hlm. 473) 5. Wartawan jihad, V wartawan yang 117 membongkar hal bobrok dalam pemerintahan. (hlm. 11) 6. Lebih baik mati daripada tidak bisa V menjadi pers bebas (hlm. 17) 7. Surat kabar jihad, menentang korupsi, penyalahgunaan wewenang, V ketidakadilan, dan feodalisme dalam sikap manusia (hlm.
    [Show full text]