E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN FOOTWORK MAJU MUNDUR DEPAN BELAKANG DAN FOOTWORK PERINTAH TERHADAP KELINCAHAN

Siti Jamilatul Hasanah1, I Kadek Happy Kardiwan2, Ketut Chandra Adhinata Kusuma3 123Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FOK Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail: {[email protected] [email protected] [email protected]}

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelincahan melalui pelatihan footwork maju mundur depan belakang dan footwork perintah pada siswa ekstrakurikuler bulutangkis. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan the modified pre-test post-test group design. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Data dianalisis menggunakan Uji-t dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows. Pada kelompok eksperimen I nilai pretest diperoleh dengan rata-rata nilai 20.38, dan nilai posttest eksperimen I 19.57. Sedangkan pretest eksperimen II diperoleh dengan rata-rata nilai 20.38, dan nilai posttest eksperimen II diperoleh dengan nilai rata-rata 19.99. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, pelatihan footwork maju mundur depan belakang berpengaruh terhadap kelincahan, pelatihan footwork perintah berpengaruh terhadap kelincahan, dan kedua pelatihan tersebut berpengaruh terhadap kelincahan. Disarankan untuk pelatih ekstrakurikuker bulutangkis agar dapat menerapkan pelatihan footwork maju mundur depan belakang dan footwork perintah untuk meningkatkan kelincahan.

Kata kunci: pelatihan, footwork,maju mundur depan belakang, perintah.

Abstract

This study aims to improve agility through front and backward footwork backward training and command footwork at students extracurricular. This research is a quasi-experimental study with the modified pre-test post-test group design. Research subjects amounted to 30 people. Data were analyzed using T-Test with the help of SPSS 16.0 For Windows. In the experimental group I the pretest value was obtained with an average value of 20.38, and the experimental posttest value I of 19.57. While pretest experiment II was obtained with an average value of 20.38, and the experimental posttest value II was obtained with an average value of 19.99. Based on the results of data analysis it can be concluded that, footwork training back and forth adversely affects agility, command footwork training affecting agility, and footwork training back and forth backward is more improved compared to command footwork training. It is recommended for badminton extracurricular trainers to be able to apply front and backward footwork front footwork training and command footwork to improve agility. keywords : training, footwork, back and forth backward, command.

E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017)

Pendahuluan pelatih dituntut untuk melaksanakan program latihan yang sesuai dengan aspek Permainan Bulutangkis adalah suatu - aspek pelatihan dan perkembangan permainan yang saling berhadapan satu olahraga saat ini. orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, permainan ini di mainkan Menurut Suharno (dalam Ariani dan I Putu oleh perempuan ataupun laki-laki mulai usia Panca Adi, 2011:21) menyatakan, anak-anak hingga lansia. Permainan ini juga di mainkan di ruang tertutup ataupun Latihan adalah suatu proses ruang terbuka dengan lapangan yang datar mempersiapkan organism atlet secara dan di batasi dengan garis dan net, dengan sistematis untuk mencapai mutu menggunakan raket dan shuttlecock prestasi maksimal dengan diberi sebagai alat permainan. beban fisik dan mental yang teratur, terarah, menigkat dan berulang-ulang Dinata (2004:1) menyatakan, waktunya. Latihan bulutangkis pada dasarnya harus fokus pada Bulutangkis, meskipun dikenal pembinaan fisik, teknik, taktik dan sebagai permainan yang dilahirkan di mental agar mencapai prestasi. Oleh Poona, India, dipopulerkan di Inggris karena itu, pembinaan harus setelah dia menjadi permainan orang dilakukan secara sistematis, kelas atas. Nama badminton sendiri berjenjang dan berkesinambungan. diambil dari nama tanah pertanian Proses pembinaan dalam olahraga milik bangsawan Inggris yang menjadi tidak bisa dilakukan secara instan, ajang pertandingan. sendiri namun harus melalui proses yang mulai berkiprah di tingkat internasional panjang. Untuk mencapai prestasi ketika menjadi juara All diperlukan ketekunan, pengorbanan, England tahun 1957. Setelah itu tekad serta dilandasi oleh motivasi semakin diakui ketika menjadi juara yang tinggi untuk berprestasi. Piala Thomas dengan mengalahkan raksasa Malaya dan mulai aktif di Adanya pelatihan berkelanjutan dapat berbagai kejuaraan di Eropa. Pemain meningkatkan mutu dan kualitas atlet putri juga muncul dan mendapat nama menjadi lebih baik dan ke arah prestasi setelah merebut Piala Uber tahun yang maksimal. Pelatihan tersebut dapat 1975. Pada saat itu demam dilaksanakan di club maupun Bulutangkis, dengan pemain top ekstrakulikuler di sekolah. Pada pelatihan, seperti , Christian ada beberapa macam aspek yang perlu Hadinata, Ade Chandra, , diperhatikan seperti, fisik, teknik, taktik Johan Wahyudi, sangat luar biasa dan serta mental. membuat olahraga bulutangkis menjadi olahraga nomor satu di Di SMP Negeri 2 Singaraja Indonesia. ekstrakulikuler bulutangkis saat ini berjalan seperti biasa, menggunakan fisik dan teknik Di Indonesia olahraga bulutangkis telah sebagai dasar latihan. Ekstrakulikuler menempatkan diri sebagai olahraga yang bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja masih sangat populer di kalangan masyarakat, menggunakan latihan yang belum oleh karena prestasi yang dicapai dan bervariasi atau belum menggunakan mampu bersaing dengan negara lain di program latihan yang baik untuk latihan fisik dunia. Konsekuensi dari prestasi yang telah maupun teknik. dicapai tersebut adalah setiap pemain dituntut untuk selalu meraih prestasi. Dilihat dari hasil kondisi fisik siswa Sehubungan dengan itu baik pemain dan ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja pada tanggal 6 Februari 2018, E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) didapat bahwa komponen kelincahan lapangan dan melakukan pukulan (forehand sangat kurang dari pada kecepatan dan belakang, forehand depan, backhand kekuatan otot lengan. belakang, backhand depan, forehand depan, backhand samping, backhand depan, forehand samping). Pelatihan kelincahan ini bertujuan untuk melatih Untuk mengukur kelincahan seseorang kelincahan kaki agar tidak kaku dan lebih dalam mengubah arah, tes yang diberikan cepat mengambil satelkok pada saat adalah tes Illinois agility test. Dengan alat- bermain bulutangkis. alat tes dan maupun tes lapangan barulah kemudian dapat di ketahui status orang Dari uraian latar belakang di atas, pada waktu itu dalam keadaan baik secara mengingat bahwa kelincahan sangat keseluruhan maupun setiap komponen penting dalam permainan bulutangkis, masing-masing. Berdasarkan keadaan maka peneliti tertarik untuk melakukan tersebut barulah seseorang dapat penelitian dengan judul “Pengaruh menyusun program latihan fisik untuk Pelatihan Footwork Maju Mundur Depan jangka waktu yang ditentukan. Menurut Belakang dan Footwork Perintah Terhadap Putra (2016:2) Penguasaan kondisi fisik Kelincahan pada Siswa Ekstrakurikuler dasar bulutangkis merupakan hal yang Bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja Tahun sangat penting dan harus dilatih agar dapat 2018”. menunjukkan permainan yang menarik. Berdasarkan latar belakang masalah di Menurut Subarjah (1999:27), “Gerakan atas, maka dirumuskan permasalahan kaki adalah gerakan-gerakan langkah kaki sebagai berikut: (1) Apakah ada pengaruh yang mengatur badan untuk menempatkan pelatihan footwork maju mundur depan posisi badan sedemikian rupa sehigga belakang terhadap kelincahan pada siswa memudahkan dalam melakukan gerakan ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 memukul satelkok sesuai dengan Singaraja Tahun 2018? (2) Apakah ada posisinya”. Pemain bulutagkis yang pengaruh pelatihan footwork perintah memiliki kemampuan memukul shuttlecock terhadap kelincahan pada siswa yang baik sekalipun, apabila tidak ditunjang ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 oleh pergerakan kaki yang baik atau efektif Singaraja Tahun 2018? (3) Apakah ada maka pemain tersebut akan sulit untuk perbedaan pengaruh pelatihan footwork memperoleh penampilan yang baik atau maju mundur depan belakang dan footwork seringkali tidak mampu menyelesaikan perintah terhadap kelincahan pada siswa permainan dengan baik. Hal itu disebabkan ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 karena pemain yang memiliki gerakan kaki Singaraja Tahun 2018? yang kurang baik atau tidak efektif harus menggunakan tenaganya lebih banyak bila Berdasarkan rumusan masalah dibandingka dengan pemain yang mampu tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai di mengatur gerakan kakinnya secara efektif. dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh pelatihan Pelatihan yang tepat untuk melatih footwork maju mundur depan belakang kelincahan adalah pelatihan footwork maju terhadap kelincahan pada siswa mundur depan belakang yaitu salah satu ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 bentuk latihan footwork bulutangkis, Singaraja Tahun 2018. (2) Pengaruh Pergerakan kedepan dan kebelakang pelatihan footwork perintah terhadap didalam lapangan dan melakukan pukulan kelincahan pada siswa ekstrakurikuler (overhead dan netting) sedangkan footwork bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja Tahun perintah yaitu salah satu bentuk latihan footwork bulutangkis, Pergerakan yang 2018. (3) perbedaan pengaruh pelatihan terarah dengan menggunakan isyarat footwork maju mundur depan belakang dan menunjuk ke suatu tempat tertentu didalam footwork perintah terhadap kelincahan pada E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) siswa ekstrakurikuler bulutangkis SMP OP : Ordinal pairing (A-B-B-A) Negeri 2 Singaraja Tahun 2018. K1 : Kelompok perlakuan I K2 : Kelompok perlakuan II Metode Penelitian X1 : Pelatihan footwork maju mundur depan belakang Metode yang digunakan dalam X2 : Pelatihan footwork perintah penelitian ini adalah menggunakan metode T2 : Tes akhir (post-test) eksperimen, yaitu dengan metode yang memberikan atau menggunakan suatu Rancangan penelitian di atas dapat treatment (perlakuan), dengan tujuan ingin dijelaskan sebagai berikut: mengetahui dan membandingkan pengaruh suatu kondisi terhadap gejala yang timbul. Subjek penelitian diberikan tes awal “Metode eksperimen adalah sebagai atau pre-test (T1), dengan hasil pre-test (T1) metode penelitian yang digunakan untuk tersebut sampel dibagi menjadi 2 kelompok mencari pengaruh perlakuan tertentu secara ordinal pairing (OP). Kelompok terhadap yang lain dalam kondisi yang perlakuan (K1) diberikan perlakuan terkendali” (Sugiyono, 2011:72). “Penelitian pelatihan footwork maju mundur depan eksperimental pada dasarnya adalah ingin belakang (X1), sedangkan kelompok menguji hubungan suatu sebab (causa) perlakuan (K2) juga diberikan pelatihan dengan akibat (effect)” (Kanca, 2010:76). footwork perintah (X2). Perlakuan akan Berdasarkan pendapat para ahli maka diberikan selama 6 minggu atau 18 kali dapat disimpulkan metode eksperimen pelatihan dengan frekwensi 3 kali adalah metode yang menggunakan perminggu. Setelah 18 kali pelatihan kedua perlakuan tertentu untuk mengetahui kelompok diberi tes akhir atau post-test (T2) pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu dengan tes yang sama seperti pada pre- kondisi yang dihasilkan. Perlakuan test yakni tes kelincahan, kemudian (intervensi) dalam hal ini adalah program membandingkan hasil antara pre-test latihan. dengan post-test kelompok 1 dan kelompok 2 kemudian dicari perbedaannya yang Rancangan eksperimen semu atau disebut gaint score. Setelah itu, bandingkan kuasi merupakan perencanaan kembali gaint score antara kelompok 1 eksperimentasi sedemikian rupa sehingga dengan kelompok 2 kemudian dicari didapat informasi yang relevan dengan perbedaannya yang disebut gaint score. permasalahan yang diteliti dan memungkinkan analisis yang objektif untuk Berdasarkan hasil tes awal, Subyek mendapat kesimpulan yang valid (I Nyoman penelitian dibagi menjadi dua kelompok Kanca, 2010:80). dengan menggunakan teknik ordinal pairing, agar mempunyai kemampuan yang Penelitian ini menggunakan rancangan hampir sama. Pembagian kelompok yang “the modified group pre-test post test dimaksud adalah: design” (Kanca, 2010:87). Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kelompok 1 kelompok perlakuan (Pelatihan footwork maju mundur depan belakang). Kelompok 2 kelompok perlakuan (Pelatihan footwork perintah).

Pengumpulan data dari subjek penelitian diperlukan alat yang disebut Keterangan : instrumen. Berkaitan dengan hal tersebut S : Subjek maka dalam penelitian ini, instrumen yang T1 : Tes awal (pre-test) E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) digunakan adalah Illinois agility test. Bentuk tes pengukuran illinois agility Menurut MacKenzie (dalam Putri, 2014:39) test dapat dilihat pada gambar 05. sebagai Tes ini memiliki validitas sebesar 0,90 dan berikut: reabilitas 0,94. Validitas tes dan reabilitas tes merupakan bagian dari instrumen penelitian. “Validitas tes adalah tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur” (Nurhasan, 2001:33).

Suatu pengukuran dapat dikatakan valid bila alat pengukuran benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Nurhasan (2001:40) menyatakan reliabilitas adalah suatu yang menggambarkan derajat keajegan atau stabilitas hasil pengukuran. Adapun prosedur pelaksanaan tes Suatu alat pengukur atau tes dikatakan adalah sebagai berikut: reliable jika alat tersebut menghasilkan skor yang stabil meskipun dilaksanakan 1. Testee bersiap digaris start beberapa kali. 2. Pada aba-aba ya” testee coba berlari secepat-cepatnya menuju garis A, salah Menurut Widiastuti (2011:127) illinois satu kaki harus menyentuh garis agility test bertujuan untuk mengukur 3. Kemudian berbalik menuju bangku kelincahan seseorang dalam mengubah pertama lalu melakukan zig-zag, arah. Peralatan yang dibutuhkan adalah sehingga bangku ke -4 berputar meteran, kerucut dan stopwatch. kekanan pada bangku ke 4 4. Kemudian zig-zag kembali menuju Adapun instrumen yang digunakan bangku pertama dalam penelitian ini adalah illinois agility 5. Berputar kekiri pada bangku pertama, test, tes ini bertujuan untuk mengukur kemudian berlari menuju garis B dan kelincahan, tes tersebut terdiri atas tes awal berputar menuju garis finish. (pre-test) dan tes akhir (post-test) : Validitas tes dan reliabilitas tes 1. Tes awal (pre-test) merupakan bagian dari instrument Tes awal yaitu illinois agility test, kemudian penelitian. Validitas tes adalah tes yang hasil tes dirangking dari yang paling tinggi mampu mengukur apa yang hendak diukur ke yang paling rendah, sebanyak 34 atlet. (Nurhasan, 2001:33). Menurut MacKenzie Hasil rangking tersebut kemudian (dalam Putri, 2014:39) Tes ini memiliki dipasangkan dengan rumus A-B-B-A, validitas sebesar 0,90 dan reliabilitas 0,94. sehingga mendapatkan 2 kelompok. Dari 2 kelompok tersebut dipisah menjadi Suatu pengukuran dapat dikatan valid kelompok perlakuan I dan kelompok bila alat pengukuran benar-benar tepat perlakuan II dengan cara diundi. untuk mengukur apa yang hendak diukur. Nurhasan (2001:40) menyatakan reliabilitas 2. Tes akhir (post-test) adalah suatu yang menggambarkan derajat Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan keajegan atau stabilitas hasil pengukuran. untuk mengetahui hasil illinois agility test Suatu alat pengukur atau tes dikatakan setelah sampel melakukan program latihan reliable jika alat tersebut menghasilkan skor yang diberikan. Sehingga peneliti bisa yang stabil meskipun dilaksanakan mendapatkan data sebagai bahan untuk beberapa kali. menyimpulkan seberapa jauh pengaruhnya program latihan yang telah dilaksanakan Pembahasan selama penelitian.

3. Petunjuk pelaksanaan tes E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017)

Mengetahui pengaruh pelatihan pre-test dengan N (responden) sebanyak footwork maju mundur depan belakang 17 orang, diperoleh mean (rata-rata) hasil dengan footwork perintah terhadap keterampilan footwork maju mundur depan kelincahan pada siswa extrakurikuler belakang sebesar 20.38 dengan median bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja. (nilai tengah) sebesar 20.34 hasil minimal Setelah program latihan terlaksana maka sebesar 17.06 dan maksimal sebesar dilakukan pengolahan data sehingga data 24.06. yang diperoleh merupakan perbandingan data eksperimen 1 (footwork maju mundur Data post-test dengan N (responden) depan belakang) dan eksperimen 2 sebanyak 17 orang, diperoleh mean (rata- (footwork perintah). Sebelum dilakukan rata) hasil kelincahan sebesar 19.57 analisis data dengan menggunakan SPSS dengan median (nilai tengah) sebesar v16.0 melalui uji dependen (t-test). 19.44 hasil minimal sebesar 17.01 dan maksimal sebesar 22.25. Dari data pre-test Deskripsi hasil data penelitian dengan dan post-test tersebut diperoleh gain score menggunakan pelatihan footwork maju kelompok pelatihan footwork maju mundur mundur depan belakang yang terdiri dari depan belakang (rata-rata) sebesar - pre-test dan post-test. Data pre-test diambil 0.81dengan median (nilai tengah) sebesar - diawal kegiatan penelitian sebelum subjek 0.9 hasil minimal sebesar-0.05dan diberikan pelatihan, sedangkan data post- maksimal sebesar -1.81 dengan standar test diambil pada akhir kegiatan penelitian deviasi -0.351326319. Untuk lebih jelasnya setelah subjek diberikan pelatihan. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Pelatihan MMDB Pre- test Post- test Gain Score 1 Mean 20.389412 19.579412 -0.81 2 Median 20.34 19.44 -0.9 3 Minimum 17.06 17.01 -0.05 4 Maximum 24.06 22.25 -1.81 5 Standart Devisi 1.6012787 1.2499524 -0.351326319 Distribusi data pre-test kelompok footwork maju mundur depan belakang dapat dilihat dalam bentuk diagram histogram pada gambar di bawah ini:

Deskripsi hasil data penelitian dengan menggunakan pelatihan footwork perintah yang terdiri dari pre-test dan post-test. Data pre-test diambil diawal kegiatan penelitian sebelum subjek diberikan pelatihan, Distribusi data post-test kelompok sedangkan data post-test diambil pada footwork maju mundur depan belakang akhir kegiatan penelitian setelah subjek dapat dilihat dalam bentuk diagram diberikan pelatihan. Hasil pre-test dengan N histogram pada gambar di bawah ini: (responden) sebanyak 17 orang, diperoleh mean (rata-rata) hasil passing control sebesar 20.38 dengan median (nilai tengah) sebesar 20.47 hasil minimal E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) sebesar 17.63 dan maksimal sebesar kelompok pelatihan footwork perintah 24.16. dengan mean (rata-rata) sebesar -0.38 dengan median (nilai tengah) sebesar -0.62 Data post-test dengan N (responden) hasil minimal sebesar -0.08 dan maksimal sebanyak 17 orang, diperoleh mean (rata- sebesar -1.48 dengan standar deviasi - rata) hasil kelincahan sebesar 19.99 0.263950698. Untuk lebih jelasnya dapat dengan median (nilai tengah) sebesar dilihat pada tabel berikut ini. 19.85 hasil minimal sebesar 17.55 dan maksimal sebesar 22.68. Dari data pre-test dan post-test tersebut diperoleh gain score No Pelatihan Perintah Pre- test Post- test Gain Score 1 Mean 20.381765 19.992353 -0.389411765 2 Median 20.47 19.85 -0.62 3 Minimum 17.63 17.55 -0.08 4 Maximum 24.16 22.68 -1.48 5 Standart Devisi 1.6012787 1.2499524 -0.351326319 Distribusi data pre-test kelompok footwork perintah dapat dilihat dalam bentuk diagram histogram pada gambar di bawah ini:

Uji hipotesis dilakukan terhadap tiga macam hipotesis. Pertama, untuk mengetahui pengaruh pelatihan footwork maju mundur depan belakang terhadap kelincahan pada siswa extrakurikuler Distribusi data pre-test kelompok bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja tahun footwork perintah dapat dilihat dalam 2018. Kedua, pengaruh pelatihan footwork bentuk diagram histogram pada gambar di perintah terhadap kelincahan pada siswa bawah ini: extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja tahun 2018. Ketiga, untuk mengetahui perbedaan pengaruh pelatihan footwork maju mundur depan belakang dengan footwork perintah terhadap kelincahan pada siswa extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja tahun 2018.

Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang diperoleh akan berdistribusi normal jika nilai E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) signifikansi hitung yang diujikan lebih besar Selain itu, dari tests of normality dari pada α (signifikan > 0,05). diperoleh P value (nilai signifikansi) untuk uji Kolmogorov Smirnov adalah 0,157. Hipotesis: Dengan menggunakan diperoleh H 0 : Data berasal dari populasi yang nilai signifikan (0,157) > 0,05 sehingga menyebar normal diterima. Jadi dapat disimpulkan data H1 : Data berasal dari populasi yang berasal dari populasi yang menyebar tidak menyebar normal normal menurut uji Kolmogorov Smirnov.

Tests of normality diperoleh P value (nilai signifikansi) untuk uji Shapiro Wilk adalah 0,317. Dengan menggunakan   0,05 diperoleh nilai signifikan (0,317) >

0,05 sehingga diterima. Jadi dapat disimpulkan data berasal dari populasi yang menyebar normal menurut uji Shapiro Wilk.

Signifikan No Kelompok Data Kolmogorov Keterangan Shapiro Wilk Smirnov Skor pre-test pada kelompok 1 perlakuan footwork 0,317 0,157 Normal maju mundur depan belakang Uji normalitas ini menggunakan diperoleh nilai signifikan (0,200) >

Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk 0,05 sehingga Ho diterima. Jadi dapat dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang disimpulkan data berasal dari populasi yang diperoleh akan berdistribusi normal jika nilai menyebar normal menurut uji Shapiro Wilk. signifikansi hitung yang diujikan lebih besar dari pada α (signifikan > 0,05). Selain itu, dari Tests of Normality diperoleh P value (nilai signifikansi) untuk Hipotesis: uji Kolmogorov Smirnov adalah 0,490. : Data berasal dari populasi yang Dengan menggunakan diperoleh

menyebar normal nilai signifkan (0,490) > 0,05 sehingga Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan data : Data berasal dari populasi yang tidak menyebar normal berasal dari populasi yang menyebar normal menurut uji Kolmogorov Smirnov. Tests of Normality diperoleh P value (nilai signifikansi) untuk uji Shapiro Wilk adalah 0,200. Dengan menggunakan Signifikan No Kelompok Data Kolmogorov Keterangan Shapiro Wilk Smirnov Skor pre-test pada kelompok 1 0,200 Normal perlakuan footwork 0,490 perintah Dalam uji homogenitas ini dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang menggunakan metode Levene's Test, diperoleh akan memenuhi uji homogenitas E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017)

jika nilai signifikansi hitung yang diujikan signifikan (0, 874) > 0,05 sehingga Ho lebih besar dari pada α (sig > 0,05). diterima. Hipotesis: Jadi kesimpulannya adalah varian data H : Varian data kelompok pelatihan 0 kelompok pelatihan footwork maju mundur footwork maju mundur depan depan belakang dan kelompok pelatihan belakang dan kelompok pelatihan footwork perintah homogen. footwork perintah homogen.

H1 : Varian data kelompok pelatihan footwork maju mundur depan belakang dan kelompok pelatihan footwork perintah tidak homogen.

Tabel di atas menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode Levene's Test. Nilai Levene’s ditunjukkan pada baris Nilai Based on Mean, yaitu 0,025 dengan P value (signifikan) sebesar 0,874. Dengan menggunakan   0,05 diperoleh nilai Data Nilai uji Df 1 Df 2 Sig Keterangan Pre-test 0,002 1 32 0,965 Homogen Post-test 0,025 1 32 0, 874 Homogen Gain Score 2,951 1 32 0,095 Homogen Uji hipotesis dilakukan terhadap tiga : Ada pengaruh pelatihan footwork macam hipotesis. Pertama, untuk maju mundur depan belakang mengetahui pengaruh pelatihan footwork terhadap kelincahan pada siswa maju mundur depan belakang terhadap extrakurikuler bulutangkis SMP kelincahan pada siswa extrakurikuler Negeri 2 Singaraja tahun 2018. bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja tahun 2018. Kedua, pengaruh pelatihan footwork Uji hipotesis pertama, pengujian perintah terhadap kelincahan pada siswa hipotesis tersebut dilakukan dengan extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 menggunakan uji-t subjek berkorelasi Singaraja tahun 2018. Ketiga, untuk (dependent) dengan kriteria tolak Ho Jika mengetahui perbedaan pengaruh pelatihan |thitung |> ttabel dan terima Ho Jika |thitung |< footwork maju mundur depan belakang ttabel. Atau tolak Ho apabila nilai signifikan < dengan footwork perintah terhadap 0,05. kelincahan pada siswa extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja tahun Paired samples test didapat nilai t 2018. hitung 4,576. Dicari ttabel dengan df=N=17- 1=16 dan dengan menggunakan Setelah data tersebut berdistribusi tabel distribusi t dan diperoleh ttabel = 2,119, normal, maka dilanjutkan dengan uji sehingga |thitung | = |4,576| = 4,576> ttabel = hipotesisnya. Adapun hipotesis yang akan 2,119 (tolak ). Jadi kesimpulannya diuji yaitu sebagai berikut: Hipotesis: adalah terdapat pengaruh pelatihan : Tidak ada pengaruh pelatihan footwork maju mundur depan belakang terhadap kelincahan pada siswa footwork maju mundur depan extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 belakang terhadap kelincahan Singaraja tahun 2018. pada siswa extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Cara kedua yaitu dengan melihat P value Singaraja tahun 2018. (signifikansi) adalah 0,010 untuk uji dua E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) sisi. Dengan menggunakan   0,05 didapat depan belakang terhadap kelincahan pada nilai signifikan (0,010) < 0,05 sehingga Ho siswa extrakurikuler bulutangkis SMP ditolak. Jadi kesimpulannya adalah ada Negeri 2 Singaraja tahun 2018. pengaruh pelatihan footwork maju mundur

No Kelompok Data T hitung T tabel Keterangan Skor pretest -posttest pada kelompok perlakuan 1 4,576 0,010 Tolak H footwork maju mundur o depan belakang Setelah data tersebut berdistribusi normal, Paired samples test didapat nilai t hitung maka dilanjutkan dengan uji hipotesisnya. 0.010. Dicari ttabel dengan df=N=17-1=16 dan Adapun hipotesis yang akan diuji yaitu sebagai dengan menggunakan tabel distribusi berikut: t dan diperoleh ttabel = 2, 927, sehingga |thitung | = Hipotesis: |0.010| = 0.010> ttabel = 2,927 (tolak Ho). Jadi H 0 : Tidak ada pengaruh pelatihan kesimpulannya adalah terdapat pengaruh footwork perintah terhadap kelincahan pelatihan footwork perintah terhadap kelincahan pada siswa extrakurikuler bulutangkis pada siswa extrakurikuler bulutangkis SMP SMP Negeri 2 Singaraja tahun 2018. Negeri 2 Singaraja tahun 2018. : Ada pengaruh pelatihan footwork H1 Cara kedua, dari tabel paired samples perintah terhadap kelincahan pada test diatas didapat P value (signifikansi) siswa extrakurikuler bulutangkis SMP adalah 0,010 untuk uji dua sisi. Dengan Negeri 2 Singaraja tahun 2018. menggunakan didapat nilai

Uji hipotesis pertama, pengujian hipotesis signifikan (0,010) < 0,05 sehingga Ho tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t ditolak. Jadi kesimpulannya adalah terdapat subjek berkorelasi (dependent) dengan kriteria pengaruh pelatihan footwork perintah tolak Ho Jika |thitung |> ttabel dan terima Ho Jika terhadap kelincahan pada siswa thitung < ttabel. Atau tolak Ho apabila nilai extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 signifikan < 0,05 Singaraja tahun 2018. No Kelompok Data T hitung T tabel Keterangan Skor pretes-posttest pada 1 kelompok perlakuan 2,927 0,010 Tolak HO footwork perintah Berdasarkan hasil yang diperoleh dari depan belakang dan footwork uji normalitas dan homogenitas yang perintah terhadap kelincahan pada menyatakan bahwa uji normalitas dan siswa extrakurikuler bulutangkis homogenitas berdistribusi normal maka SMP Negeri 2 Singaraja tahun dilanjutkan dengan Uji Independet t-test. 2018. Hipotesis: Dalam uji hipotesis ketiga, pengujian : Tidak ada perbedaan pengaruh hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t subjek tidak berkorelasi antara pelatihan footwork maju (independent) dengan kriteria tolak H jika mundur depan belakang dan o |t |> t dan terima H jika t < t . footwork perintah terhadap hitung tabel o hitung tabel Atau tolak H apabila nilai signifikan < 0,05 kelincahan pada siswa o

extrakurikuler bulutangkis SMP Nilai t hitungnya adalah -0,944 pada DF Negeri 2 Singaraja tahun 2018. 32. DF pada uji t adalah N-2, yaitu pada : Ada perbedaan pengaruh antara kasus ini 34-2 = 32. Nilai t hitung ini pelatihan footwork maju mundur E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017) dibandingkan dengan t tabel pada DF 32 2,119 (tolak ). Jadi kesimpulannya dan   0,05 untuk uji dua sisi. T tabelnya adalah terdapat pengaruh pelatihan adalah 2,036. Dengan demikian t hitung < t footwork maju mundur depan belakang tabel, yang artinya Ho diterima. terhadap kelincahan pada siswa Kesimpulannya adalah tidak terdapat extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 perbedaan pengaruh antara pelatihan Singaraja tahun 2018. footwork maju mundur depan belakang dan footwork perintah terhadap kelincahan pada Cara kedua yaitu dengan melihat P siswa extrakurikuler bulutangkis SMP value (signifikansi) adalah 0,010 untuk uji Negeri 2 Singaraja tahun 2018. dua sisi. Dengan menggunakan didapat nilai signifikan (0,010) < 0,05 Cara kedua adalah dengan melihat nilai sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya signifikan atau P value. Pada kasus di atas adalah terdapat pengaruh pelatihan nilai P value sebesar 0,352 untuk uji dua footwork maju mundur depan belakang sisi. Dengan menggunakan terhadap kelincahan pada siswa diperoleh P value = 0,352 > 0,05 sehingga extrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ho diterima. Jadi kesimpulannya adalah Singaraja tahun 2018. tidak terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan footwork maju mundur depan Kesimpulan belakang dan footwork perintah terhadap kelincahan pada siswa extrakurikuler Berdasarkan hasil analisis data dan bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja tahun pembahasan penelitian ini dapat 2018. didimpulkan sebagai berikut: hipotesisnya. Adapun hipotesis yang 1. Ada pengaruh pelatihan footwork akan diuji yaitu sebagai berikut: maju mundur depan belakang Hipotesis: terhadap kelincahan pada siswa H : Tidak ada pengaruh pelatihan ekstrakurikuler bulutangkis SMP 0 Negeri 2 Singaraja Tahun 2018. footwork maju mundur depan 2. Ada pengaruh pelatihan footwork belakang terhadap kelincahan perintah terhadap kelincahan pada pada siswa extrakurikuler siswa ekstrakurikuler bulutangkis bulutangkis SMP Negeri 2 SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Singaraja tahun 2018. 2018. H1 : Ada pengaruh pelatihan footwork 3. Tidak ada pengaruh pelatihan maju mundur depan belakang footwork maju mundur depan terhadap kelincahan pada siswa belakang dan footwork perintah extrakurikuler bulutangkis SMP terhadap kelincahan pada siswa Negeri 2 Singaraja tahun 2018. ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Singaraja Tahun 2018. Uji hipotesis pertama, pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t subjek berkorelasi (dependent) dengan kriteria tolak Ho Jika |t |> t dan terima H Jika |t |< hitung tabel o hitung Saran ttabel. Atau tolak Ho apabila nilai signifikan < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal Paired samples test didapat nilai t yang dapat disarankan adalah sebagai berikut, yaitu: hitung 4,576. Dicari ttabel dengan df=N=17- 1=16 dan dengan menggunakan 1. Bagi pelatih, pembina olahraga, guru tabel distribusi t dan diperoleh ttabel = 2,119, olahraga dan atlet serta pelaku sehingga |thitung | = |4,576| = 4,576> ttabel = olahraga lainnya dapat E-journal Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017)

menggunakan pelatihan footwork dan Penerapannya. : maju mundur depan belakang dan Direktorat Jenderal Olahraga. footwork perintah yang terprogram dengan baik sebagai satu alternatif Putra, I Putu Yudik Prasetya. 2016. untuk meningkatkan kelincahan. “Pengaruh Pelatihan Footwork Perintah dan Kotak 50 Terhadap 2. Bagi peneliti lain, jika ingin Kelincahan pada Siswa melakukan penelitian sejenis, agar Ekstrakurikuler Bulutangkis SMA menggunakan variabel dan subyek Negeri 1 Busungbiu Tahun 2016”. atau sampel penelitian yang Aneka Widya, Volume 5, Nomor 2 berbeda, dengan memperhatikan (hlm.2) kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini sebagai bahan Putri, Rissa Metia. 2014. ”Pengaruh Latihan perbandingan. Dik’s Letters Agility Terhadap Peningkatan Kelincahan pada Siswa 3. Bagi para siswa esktrakurikuler SMP SMAN 2 Cianjur dalam Negeri 2 Singaraja diharapkan untuk Extrakurikuler Bola Basket”. melaksanakan pelatihan fisik secara Tersedia pada http: rutin sebelum melaksanakan www.repository.upi.edu/id/eprint/667 pelatihan teknik agar kondisi fisik 1.html (diakses tanggal 4 maret tetap terjaga dan optimal. 2018)

DAFTAR PUSTAKA Subardjah, Herman. 1999. Bulutangkis. Departeman Pendidikan Dan Ariani, L.P.T, dan I Putu Panca Adi. 2011. Kebudayaan Direktorat Jenderal Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Pendidikan Dasar dan Menengah Singaraja: Universitas Pendidikan Bagian Proyek Penataran Guru Ganesha. SLTP Setara D-III.

Dinata, Marta dan Herman Tarigan. 2004. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bulutangkis. Ciputat: Cerdas Jaya. Kuantitatif dan R&D. Bandung: Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Alfabeta. Pengajaran Pendidikan Jasmani Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran dan Olahraga. Buku Ajar. Singaraja: Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Jaya Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip