JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN MIMIKA PROVINSI

Abu Bakar

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambatan Bulan Timika Email: [email protected]

ABSTRACT

The aims of this research are: (1) analyze the growth classification of economic sectors in the ; (2) analyze the basic sector of the economy in the Mimika Regency; (3) analyzing the share and shifts in the economy sector Mimika Regency. This study uses secondary data obtained from BPS-Statistics Papua Province, BPS-Statistics Mimika, and Department of Planning and Regional Development Mimika. Data were analyzed using analysis Klassen Typology, Location Quotient, and Shift-Share analysis. The results of this research show that: (1) Sector classified as an developed sector in the Mimika Regency is Electricity and Gas sector, sector of Accomodation, Food and Beverages. (2) Sectors is a basic sector in Mimika is the sector of Agriculture, Forestry and Fishery, sector of Electricity and Gas, sector Water, Waste Management, cesspit and recycling, Construction sector, the sector of Wholesale and Retail trade, Cars and Motorcycles Reparations, sectors Transportation and Warehousing, sector of Accommodation, Food and Beverages, sector Information and Communications, Fnance and insurance sector, Real Estate, Public administration, defense, and compulsory social security, and sector Other Services. (3) The sectors that have competitive advantages (D) in Mimika are sectors of Manufacturing industry, Electricity and Gas sector, sector of Accommodation, food and beverages. (4) By combining the results of the analysis Klassen Typology, Location Quotient, and Shift Share, then the sectors which are the leading sectors in the Mimika Regency is the Electricity and Gas sector, sector of Accommodation, food and beverages.

Keyword: Leading Economic Sectors, Growth Classification Of Economic Sectors, Basic Sector, Share And Shifts In The Economy Sector.

PENDAHULUAN masyarakatnya harus bersama- Setiap upaya pembangunan sama mengambil inisiatif ekonomi daerah mempunyai pembangunan ekonomi daerah. tujuan utama untuk meningkatkan Oleh karena itu, pemerintah kesejahteraan masyarakat daerah. daerah beserta partisipasi Dalam upaya mencapai tujuan masyarakatnya dan dengan tersebut, pemerintah dan menggunakan setiap sumberdaya

Analisis Perbedaan Pendapatan Petani ………….………………………. Vivilian Bahir, Stepanus Sandy

1 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

yang ada harus mampu menaksir Salah satu indikator untuk potensi setiap sumberdaya yang mengetahui kondisi ekonomi suatu diperlukan untuk merancang dan daerah dalam suatu periode membangun perekonomian tertentu ditunjukkan oleh Produk daerah. Domestik Regional Bruto (PDRB). Kabupaten Mimika di Nilai PDRB Kabupaten Mimika Provinsi Papua yang lahir selama periode 2011-2015 sangat berdasarkan Peraturan berfluktuasi. Naik turunnya nilai Pemerintah Nomor 54 Tahun 1996 PDRB Kabupaten Mimika ini sebagai Kabupaten Administratif, disebabkan oleh naik turunnya yang kemudian berdasarkan nilai tambah produksi barang dan Undang-Undang Nomor 45 Tahun jasa pada sektor Pertambangan 1999 menjadi Kabupaten Otonom, dan Penggalian yang merupakan kini pembangunannya sedang sektor dengan kontribusi terbesar gencar dilakukan. Gencarnya terhadap PDRB Kabupaten pembangunan yang dilakukan Mimika. Selama periode 2011- karena Kabupaten Mimika 2015, kontribusi sektor ini terus berpotensi menjadi daerah mengalami penurunan. Kontribusi penyangga bagi kabupaten lainnya sektor ini menurun dari 88,52 di wilayah pegunungan dan pantai persen di tahun 2011 menjadi di kawasan selatan dan timur 83,88 persen di tahun 2015 (BPS Provinsi Papua. Dengan didukung Kabupaten Mimika, 2016). Jika dengan sarana dan prasarana tanpa memasukan sektor transportasi seperti Bandara Pertambangan dan Penggalian, Internasional Moses Kilangin dan maka kontribusi sektor ekonomi Pelabuhan Pomako menyebabkan yang terbesar dalam membentuk aksesibilitas yang semakin PDRB Kabupaten Mimika adalah terbuka. Hal ini kian meningkatkan sektor Konstruksi dengan mobilitas penduduk dan kontribusi sebesar 16,76 persen di barang/jasa ke Kabupaten Mimika. tahun 2011, dan meningkat Kabupaten Mimika yang menjadi 18,13 persen pada tahun memiliki letak yang begitu strategis 2015 (BPS Kabupaten Mimika, dan potensi wilayah yang 2016). Jika ditinjau dari laju memadai menyebabkan kebijakan pertumbuhan riil PDRB Kabupaten pembangunan daerah ini tidak Mimika, pada tahun 2015 sektor dapat secara langsung dengan pertumbuhan tertinggi mengadopsi kebijakan daerah lain, dicapai oleh sektor Konstruksi provinsi maupun nasional. sebesar 11,86 persen (BPS Kebijakan yang diambil haruslah Kabupaten Mimika, 2016). sesuai dengan potensi yang ada, Dengan makin cenderung kebutuhan, dan masalah yang menurunnya kontribusi dan laju dihadapi oleh daerah. Oleh karena pertumbuhan sektor itu pengidentifikasian terhadap Pertambangan dan Penggalian potensi ekonomi daerah sangat dalam PDRB Kabupaten Mimika, penting untuk dilakukan. maka Kabupaten Mimika perlu Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

2 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

mengubah paradigma prioritas (Rachbini, 2001:54), pembangunan ekonomi yang yakni: (1) sektor tersebut harus dipimpin sektor Pertambangan dan menghasilkan produk yang Penggalian menjadi sektor lain mempunyai permintaan yang yang mampu mendorong laju cukup besar, sehingga laju pertumbuhan ekonomi yang lebih pertumbuhan berkembang cepat berkelanjutan. Pengembangan akibat dari efek permintaan sektor unggulan di luar sektor tersebut; (2) karena ada Pertambangan dan Penggalian di perubahan teknologi yang Kabupaten Mimika merupakan teradopsi secara kreatif, maka upaya mutlak yang harus fungsi produksi baru bergeser dilakukan dalam pencapaian dengan pengembangan kapasitas pertumbuhan ekonomi Kabupaten yang lebih luas; (3) harus terjadi Mimika. Untuk itu, analisis dalam peningkatan investasi kembali dari penelitian ini akan mengeluarkan hasil-hasil produksi sektor yang sektor Pertambangan dan menjadi prioritas tersebut, baik Penggalian dengan tujuan agar swasta maupun pemerintah; (4) dapat mengidentifikasi sektor- sektor tersebut harus berkembang, sektor unggulan lain di sehingga mampu memberi Kabupaaten Mimika. pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pembangunan Ekonomi Sektor Unggulan Pembangunan ekonomi Pengertian sektor unggulan memiliki pengertian yang sangat biasanya berkaitan dengan suatu luas. Secara tradisional perbandingan, baik itu pembangunan dipandang sebagai perbandingan berskala regional, suatu fenomena ekonomi yang nasional maupun internasional. diukur berdasarkan tingkat Pada lingkup internasional, suatu pertumbuhan ekonomi. sektor dikatakan unggulan jika Persepektif mengenai tujuan dan sektor tersebut mampu bersaing makna pembangunan kemudian dengan sektor yang sama dengan berkembang menjadi lebih luas negara lain. Sedangkan pada lagi. Pada hakekatnya lingkup nasional, suatu sektor pembangunan harus dapat dikategorikan sebagai sektor mencerminkan perubahan total unggulan apabila sektor di wilayah suatu masyarakat atau tertentu mampu bersaing dengan penyesuaian sistem sosial secara sektor yang sama yang dihasilkan keseluruhan, tanpa mengabaikan oleh wilayah lain, baik di pasar keragaman kebutuhan dasar dan nasional ataupun domestik keinginan individual maupun (Lantemona, Kalangi dan kelompok sosial yang ada di Naukoko, 2014). dalamnya untuk bergerak maju Ada empat syarat agar suatu menuju suatu kehidupan yang sektor tertentu menjadi sektor serba lebih baik secara material Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

3 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

maupun spiritual. Oleh karena itu, kelembagaan di segala bidang indikator pembangunan tidak (misalnya ekonomi, politik, hukum, hanya diukur dari pertumbuhan sosial, dan budaya). PDRB maupun PDRB perkapita, tetapi juga indikator lainnya Konsep Pertumbuhan Ekonomi seperti ketenagakerjaan, Pertumbuhan ekonomi pendidikan, distribusi pendapatan, mencerminkan kegiatan ekonomi. dan jumlah penduduk miskin. Hal Perekonomian suatu negara ini sesuai dengan paradigma dianggap berhasil atau tidak dalam pembanguan modern yang mulai program pembangunan dinilai mengedapankan pengentasan berdasarkan tinggi rendahnya kemiskinan, penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. ketimpangan distribusi Dengan demikian pertumbuhan pendapatan, serta penurunan ekonomi merupakan salah satu tingkat pengangguran (Todaro indikator penting untuk dan Smith, 2006:103). menganalisis pembangunan suatu Pembangunan ekonomi negara atau daerah. Pengejaran dapat didefinisikan sebagai setiap pertumbuhan merupakan tema kegiatan yang dilakukan suatu sentral dalam kehidupan ekonomi negara dalam rangka semua negara di dunia dewasa ini mengembangkan kegiatan (Todaro, 2000: 136). ekonomi dan taraf hidup Pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Dengan adanya secara sederhana dapat dimaknai batasan tersebut, maka sebagai pertambahan output atau pembangunan ekonomi pada pendapatan nasional keseluruhan umumnya dapat didefinisikan dalam kurun waktu tertentu sebagai suatu proses yang (Prasetyo dalam Pujoalwanto, menyebabkan kenaikan 2014:15). Perekonomian suatu pendapatan riil perkapita negara dikatakan mengalami penduduk suatu negara dalam pertumbuhan jika jumlah balas jangka panjang yang disertai oleh jasa riil terhadap penggunaan perbaikan sistem kelembagaan faktor-faktor produksi pada tahun (Arsyad, 2010:11). tertentu lebih besar dari tahun Dari definisi di atas dapat sebelumnya. Pertumbuhan ditarik kesimpulan bahwa ekonomi dianggap sebagai syarat pembangunan ekonomi dalam pembangunan. mempunyai unsur-unsur sebagai Menurut Simon Kuznets berikut: (1) Suatu proses yang dalam M.L Jhingan (2012:57) berarti perubahan yang terjadi pertumbuhan ekonomi adalah secara kontinyu; (2) Usaha untuk peningkatan kemampuan suatu meningkatkan pendapatan negara untuk menyediakan perkapita; (3) Peningkatan barang-barang ekonomi bagi pendapatan perkapita itu harus penduduknya, yang terwujud terus berlangsung dalam jangka dengan adanya kenaikan output panjang; dan (4) Perbaikan sistem nasional secara terus-menerus Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

4 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

yang disertai dengan kemajuan dan terbatasnya pasar bagi teknologi serta adanya berbagai jenis barang penyesuaian kelembagaan, sikap kegiatan ekonomi di lain dan ideologi yang dibutuhkannya. pihak, sehingga membatasi Definisi Kuznets menekankan kemungkinan untuk bagaimana kapasitas suatu negara mengembangkan berbagai (daerah) dalam memaksimalkan jenis kegiatan ekonomi. mesin produksinya untuk Apabila negara tersebut mencapai output yang maksimal. mempunyai kekayaan alam Ahli-ahli ekonomi telah lama yang dapat diusahakan memandang beberapa faktor yang dengan menguntungkan, mempengaruhi pertumbuhan hambatan yang baru saja ekonomi (Sukirno, 2009:423), dijelaskan akan dapat diatasi antara lain: dan pertumbuhan ekonomi 1. Tanah dan kekayaan alam dipercepat kemungkinannya lainnya. untuk memperoleh Kekayaan alam suatu negara keuntungan tersebut dan meliputi luas dan kesuburan menarik pengusaha- tanah, keadaan iklim dan pengusaha dari negara- cuaca, jumlah dan jenis hasil negara atau daerah-daerah hutan dan hasil laut yang yang lebih maju untuk dapat diperoleh, jumlah dan mengindahkan kekayaaan jenis kekayaan barang alam tersebut. Modal yang tambang yang terdapat. cukup, teknologi, dan teknik Kekayaan alam akan dapat produksi yang modern, dan mempermudah usaha untuk tenaga-tenaga ahli yang mengembangkan dibawa oleh pengusaha- perekonomian suatu negara, pengusaha tersebut dari luar terutama pada masa-masa memungkinkan kekayaan permulaan dari proses alam itu diusahakan secara pertumbuhan ekonomi. Dalam efisien dan menguntungkan. setiap negara dimana 2. Jumlah dan mutu dari pertumbuhan ekonomi baru penduduk dan tenaga kerja bermula terdapat banyak Penduduk yang bertambah hambatan untuk dari waktu ke waktu dapat mengembangkan berbagai menjadi pendorong maupun kegiatan ekonomi di luar penghambat kepada sektor primer yaitu sektor perkembangan ekonomi. dimana kekayaan alam Penduduk yang bertambah terdapat kekurangan modal, akan memperbesar jumlah kekurangan tenaga ahli dan tenaga kerja, dan kekurangan pengetahuan para penambahan tersebut pengusaha untuk memungkinkan negara itu mengembangkan kegiatan menambah produksi. ekonomi modern di satu pihak, Disamping itu sebagai akibat Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

5 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

pendidikan, latihan dan pada tingkat yang sangat pengalaman kerja, rendah. Oleh karena itu keterampilan penduduk akan pendapatan perkapita hanya bertambah tinggi. mengalami perkembangan Akibat buruk dari yang sangat kecil. pertambahan penduduk Kemajuan ekonomi yang kepada pertumbuhan ekonomi berlaku di berbagai negara dapat terjadi ketika jumlah terutama penduduk tidak sebanding ditimbulkan oleh kemajuan dengan faktor-faktor produksi teknologi. Kemajuan teknologi lain yang tersedia. Ini berarti menimbulkan beberapa efek penambahan penggunaan positif dalam pertumbuhan tenaga kerja tidak akan ekonomi, dan oleh karenanya menimbulkan pertambahan pertumbuhan ekonomi dalam tingkat produksi atau menjadi lebih pesat. Efek yang pun kalau bertambah, utama adalah: pertambahan tersebut akan a. Kemajuan teknologi lambat sekali dan tidak dapat mempertinggi mengimbangi pertambahan keefesienan kegiatan jumlah penduduk. memproduksi sesuatu 3. Barang-barang modal dan barang. Kemajuan tingkat teknologi seperti itu akan Barang-barang modal penting menurunkan biaya dalam meningkatkan produksi dan meninggikan keefisienan jumlah produksi. pertumbuhan ekonomi. Pada b. Kemajuan teknologi masa kini pertumbuhan menimbulkan penemuan ekonomi dunia telah mencapai barang-barang baru yang tingkat yang tinggi, yaitu jauh belum pernah lebih modern daripada diproduksikan kemajuan yang dicapai oleh sebelumnya. Kemajuan suatu masyarakat yang seperti itu menambah masih belum berkembang. barang dan jasa yang Apabila barang-barang modal dapat digunakan saja bertambah sedangkan masyarakat. tingkat teknologi tidak c. Kemajuan teknologi mengalami perkembangan, dapat meninggikan mutu kemajuan yang akan dicapai barang-barang yang adalah jauh lebih rendah diproduksikan tanpa daripada yang dicapai pada meningkatkan harga. masa kini. Tanpa adanya 4. Sistem sosial dan sikap perkembangan teknologi, masyarakat produktivitas barang-barang Sistem sosial dan sikap modal tidak akan mengalami masyarakat penting perubahan dan tetap berada peranannya dalam Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

6 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

mewujudkan pertumbuhan jasa dari luar daerah. ekonomi. Di dalam Pertumbuhan industri-industri yang menganalisis masalah- menggunakan sumberdaya lokal, masalah pembangunan di termasuk tenaga kerja dan bahan negara-negara berkembang, baku untuk kemudian diekspor, ahli-ahli ekonomi telah sehingga akan menghasilkan menunjukan bahwa sistem kekayaan daerah dan penciptaan sosial dan sikap masyarakat peluang kerja baru (Arsyad, dapat menjadi penghambat 2010:376). yang serius kepada Menurut Hover dalam pembangunan. Adat-istiadat Nikijuluw (2013), pertumbuhan yang tradisional dapat beberapa sektor basis akan menghambat masyarakat menentukan pembangunan daerah untuk menggunakan cara secara keseluruhan, sementara memproduksi yang modern berkembangnya sektor nonbasis dan produktivitas yang tinggi. hanya merupakan konsekuensi- Oleh karenanya pertumbuhan konsekuensi dari pembangunan ekonomi tidak dapat daerah. Dalam teori basis ekonomi dipercepat. Pertumbuhan menganggap bahwa ekonomi daerah pada perekonomian regional dibagi dasarnya merupakan menjadi dua sektor yaitu sektor peningkatan kemampuan basis dan sektor nonbasis. Sektor produksi pada daerah basis merupakan sektor yang tersebut. Dalam kegiatan melakukan aktifitas berorientasi perekonomian yang ekspor keluar batas wilayah sebenarnya pertumbuhan perekonomian yang bersangkutan, ekonomi berarti atau dengan kata lain sektor basis perkembangan fisikal adalah sektor yang menjadi tulang produksi barang dan jasa punggung perekonomian daerah yang berlaku disuatu negara, karena mempunyai keuntungan seperti pertambahan dan komparatif dan keuntungan jumlah produksi barang kompetitif yang cukup tinggi. industri, perkembangan Sedangkan sektor nonbasis infrastruktur, pertambahan adalah kegiatan yang jumlah sekolah, menyediakan barang dan jasa pertambahan produksi sektor yang dibutuhkan oleh masyarakat jasa dan pertambahan yang berada di dalam batas produksi barang modal. wilayah perekonomian yang bersangkutan, ruang lingkup Teori Basis Ekonomi produksinya dan pemasarannya Teori ini menyatakan bahwa adalah bersifat lokal, hanya untuk faktor penentu utama mencukupi kebutuhan daerah pertumbuhan ekonomi suatu tersebut tanpa melakukan ekspor. daerah berhubungan langsung Menurut Richardson dalam dengan permintaan barang dan Adisasmita (2005:28), analisis Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

7 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

basis ekonomi adalah berkenaan a. Metode Langsung dengan identifikasi pendapatan Metode langsung dapat basis. Bertambah banyaknya digunakan dengan survei kegiatan basis dalam suatu langsung kepada pelaku usaha wilayah akan menambah arus ke mana mereka memasarkan pendapatan ke dalam wilayah barang yang diproduksi dan dari yang bersangkutan, selanjutnya mana mereka membeli bahan- menambah permintaan terhadap bahan kebutuhan untuk barang dan jasa di dalam wilayah menghasilkan produk tersebut. tersebut, sehingga pada akhirnya Dari jawaban yang diberikan, akan menimbulkan kenaikan dapat ditentukan berapa persen volume kegiatan non basis. produk yang dijual ke luar Dalam Sjafrizal (2008: 87), wilayah dan berapa persen model basis mula-mula yang dipasarkan di dalam diperkenalkan oleh Douglas C. wilayah. Hal yang sama juga North. Menurut model ini, dilakukan untuk bahan baku pertumbuhan ekonomi suatu yang mereka gunakan. Untuk daerah ditentukan oleh kepentingan analisis, perlu keuntungan komparatif yang diketahui jumlah orang yang dimiliki oleh daerah bersangkutan. bekerja dan berapa nilai tambah Bila daerah yang bersangkutan yang diciptakan oleh kegiatan dapat mendorong pertumbuhan usaha tersebut. sektor-sektor yang mempunyai b. Metode Tidak Langsung keuntungan komparatif sebagai Metode tidak langsung dapat basis untuk ekspor, maka dilakukan dengan pertumbuhan daerah yang menggunakan asumsi atau bersangkutan akan ditingkatkan. disebut metode asumsi. Dalam Strategi pembangunan metode asumsi, berdasarkan daerah berdasarkan potensi kondisi wilayah tersebut ekonomi yang muncul berdasarkan (berdasarkan data sekunder), teori ini adalah penekanan ada kegiatan tertentu yang terhadap arti penting bantuan (aid) diasumsikan sebagai kegiatan kepada dunia usaha yang basis dan kegiatan lainnya mempunyai pasar secara nasional sebagai kegiatan nonbasis. maupun internasional. Kegiatan yang mayoritas Implementasi kebijakannya produknya dijual ke luar wilayah mencakup pengurangan atau mayoritas uang masuknya hambatan/batasan terhadap berasal dari luar wilayah perusahaan-perusahaan yang langsung dianggap basis, berorientasi ekspor yang ada dan sedangkan yang mayoritas akan didirikan di daerah tersebut. produknya dipasarkan lokal Untuk menganalisis basis dianggap nonbasis. ekonomi suatu wilayah terdapat c. Metode Campuran beberapa analisis yang digunakan, Suatu wilayah yang sudah antara lain: berkembang, cukup banyak Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

8 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

usaha yang tercampur antara antara metode asumsi dan kegiatan basis dan kegiatan metode langsung. nonbasis. Penggunaan metode d. Metode Location Quotients asumsi murni akan memberikan Metode Location Quotients kesalahan yang besar. Akan merupakan suatu alat yang tetapi, penggunaan metode dapat digunakan dengan langsusng yang murni juga mudah, cepat, dan tepat. cukup berat, yang sering Karena kesederhanaannya, dilakukan adalah gabungan teknik Location Quotient dapat antara metode asumsi dengan dihitung berulang kali dengan metode langsung yang disebut menggunakan berbagai metode campuran. Dalam perubahan acuan dan periode metode campuran diadakan waktu. Analisis Location survei pendahuluan, yaitu Quotient dimaksudkan untuk pengumpulan data sekunder, mengidentifikasi dan biasanya dari instansi merumuskan komposisi sektor- pemerintah atau lembaga sektor basis suatu wilayah pengumpul data seperti BPS. dengan menggunakan Produk Dari data sekunder berdasarkan Domestik Regional Bruto analisis ditentukan kegiatan (PDRB) sebagai indikator mana yang dianggap basis dan pertumbuhan wilayah. yang nonbasis. Asumsi apabila 70% atau lebih produknya Teori Perubahan Struktural diperkirakan dijual ke luar Teori perubahan struktural wilayah maka kegiatan itu membahas perubahan ekonomi langsung dianggap basis. suatu negara sedang berkembang, Sebaliknya, apabila 70% atau dengan sifat awal yang subsisten lebih produknya dipasarkan di pada sektor pertanian berubah tingkat lokal maka langsung atau berkembang menuju struktur dianggap nonbasis. Untuk perekonomian yang modern menentukan porsi tersebut, (Kuncoro, 2003:59) harus dilakukan survei dan a. Teori Boeke: Dualisme Sosial harus ditentukan sektor mana Pengertian dualisme sosial yang surveinya cukup dengan mula-mula dicetuskan oleh pengumpulan data sekunder Boeke yang menyatakan bahwa dan sektor mana yang mungkin dalam suatu masyarakat membutuhkan sampling mungkin terdapat dua sistem pengumpulan data langsung sosial yang sangat berbeda. dari pelaku usaha. Jadi, untuk Kedua-duanya terwujud secara suatu wilayah yang ekonominya berdampingan dimana yang terbuka dan kegiatannya cukup satu tidak dapat sepenuhnya beragam, tidak mungkin hanya menguasai yang lainnya. menggunakan metode asumsi Sistem sosial yang lebih saja tetapi haruslah gabungan modern terutama berasal dari negara-negara barat, dan Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

9 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

berkembang di suatu negara pembangunan yang terjadi sebagai akibat dari antara daerah perkotaan dan perkembangan penjajahan dan pedesaan, yang perdagangan luar negeri sejak mengikutsertakan proses berabad-abad. Penetrasi dari urbanisasi yang terjadi di antara sistem sosial yang baru ini kedua tempat tersebut. Teori ini menyebabkan kegiatan cara juga membahas pola investasi berpikir segolongan masyarakat yang terjadi di sektor modern adalah sama dengan yang dan termasuk juga sistem terdapat di negara-negara yang penetapan upah yang berlaku di sudah lebih maju. Akan tetapi sektor modern, yang akhirnya sebagian besar masyarakat akan berpengaruh besar lainnya dengan sistem terhadap arus urbanisasi yang sosialnya mengalami ada. perubahan yang sangat minimal Pokok permasalahan yang sekali, sehingga keadaan yang dikaji Lewis mengasumsikan terwujud setelah penetrasi bahwa dalam perekonomian tersebut tidak banyak berubah suatu negara pada dasarnya jika dibandingkan dengan akan terbagi menjadi dua keadaan pada masa struktur perekonomian, yaitu sebelumnya. Berdasarkan pada perekonomian tradisional dan keadaan yang demikian, Boeke perekenomian modern mengemukakan teorinya (Subandi, 2008:52). dualisme sosial di negara- c. Hollis Chenery: Teori Pola negara berkembang dan Pembangunan pengertian tersebut Analisis teori ini memfokuskan didefinisikan sebagai suatu pada perubahan struktur dalam pertentangan dari suatu sistem tahapan proses perubahan sosial yang dari luar (asing) ekonomi, industri dan struktur dengan sistem sosial pribumi institusi dari perekonomian yang memiliki corak yang negara sedang berkembang, berbeda. yang mengalami transformasi Dalam masyarakat yang dari pertanian beralih ke sektor demikian, agar dapat memulai industri. pembangunannya menuntut Dalam proses transformasi kesabaran untuk menunggu struktural tidak berarti semua evolusi sosial sampai tahap berjalan mulus. Hal ini tentunya dimana masyarakat tersebut ada konsekuensi yang harus sudah siap untuk cara-cara dipikul oleh masyarakat, yaitu produksi modern (Subandi, sisi positif dan sisi negatif. 2008:51). Salah satu sisi negatifnya b. Teori Pembangunan Arthur adalah meningkatnya atus Lewis: Dualisme Ekonomi urbanisasi sejalan dengan Teori ini pada dasarnya kemajuan industrilisasi. membahas proses Industrilisasi dan urbanisasi Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

10 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

pada beberapa hal justru g = k = n menghambat proses Dimana : pemerataan hasil g = growth (tingkat pembangunan. Transformasi pertumbuhan output) struktural akan berjalan baik jika k = capital (tingkat diikuti pemerataan kesempatan pertumbuhan modal) belajar, penurunan laju n = tingkat pertumbuhan pertumbuhan penduduk, angkatan kerja penurunan derajat dualisme ekonomi antara desa dan kota. Jika hal tersebut dipenuhi maka RANCANGAN PENELITIAN proses transformasi struktural Daerah dan Objek Penelitian akan diikuti oleh peningkatan Penelitian ini dilakukan di pendapatan dan pemerataan Kabupaten Mimika yang pendapatan secara simultan merupakan salah satu kabupaten (Subandi, 2008:55). di Provinsi Papua. Objek penelitian d. Teori Harrod-Domar: Akumulasi ini adalah identifikasi sektor Modal ekonomi unggulan. Teori ini dikembangkan pada waktu yang hampir bersamaan Teknik Pengumpulan Data oleh Roy F. Harrod (1948) di Teknik yang digunakan untuk Inggris dan Evsey D. Domar memperoleh data yang dibutuhkan (1957) di Amerika Serikat. Teori dalam penelitian ini adalah teknik ini didasarkan atas asumsi : dokumentasi. Teknik dokumentasi 1) Perekonomian bersifat adalah cara untuk memperoleh tertutup, data atau informasi mengenai 2) Hasrat menabung (MPS = s) berbagai hal yang ada kaitannya adalah konstan, dengan penelitian, dengan jalan 3) Proses produksi memiliki melihat kembali laporan-laporan koefisien yang tetap, serta tertulis, baik berupa angka 4) Tingkat pertumbuhan maupun keterangan. Selain data- angkatan kerja (n) adalah data laporan tertulis, untuk konstan dan sama dengan kepentingan penelitian ini juga tingkat pertumbuhan digali berbagai data, informasi dan penduduk. referensi dari berbagai sumber Atas dasar asumsi-asumsi pustaka, media massa dan tersebut, Harrod-Domar internet. membuat analisis dan menyimpulkan bahwa Model dan Metode Analisis Data pertumbuhan jangka panjang Untuk mencapai tujuan serta yang mantap hanya bisa menjawab permasalahan yang tercapai apabila terpenuhi telah ditetapkan, maka digunakan syarat-syarat keseimbangan tiga macam metode analisis data, sebagai berikut (Subandi, yaitu: 2008:57): Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

11 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

1. Analisis Tipologi Klassen pertumbuhan PDRB daerah Tipologi Klassen merupakan yang menjadi referensi, salah satu alat analisis yang tetapi memiliki nilai kontribusi dapat digunakan untuk sektor terhadap PDRB yang mengetahui gambaran tentang lebih besar dibandingkan klasifikasi pertumbuhan sektor kontribusi sektor tersebut ekonomi di Kabupaten Mimika terhadap PDRB daerah yang yang dikaitkan dengan menjadi referensi. perekonomian Provinsi Papua. c. Sektor Potensial atau masih Variabel yang dijadikan alat dapat Berkembang analisis ini adalah laju (Developing Sector), dimana pertumbuhan dan kontribusi memiliki laju pertumbuhan dari masing-masing sektor di PDRB lebih besar Kabupaten Mimika dan Provinsi dibandingkan laju Papua. pertumbuhan PDRB daerah Analisis Tipologi Klassen yang menjadi referensi, membagi klasifikasi tetapi memiliki nilai kontribusi pertumbuhan sektor ekonomi sektor terhadap PDRB yang menjadi empat bagian (Sjafrizal, lebih kecil dibandingkan 2008:180), yaitu: kontribusi sektor tersebut a. Sektor Maju dan Tumbuh terhadap PDRB daerah yang Pesat (Developed Sector), menjadi referensi. dimana memiliki laju d. Sektor Relatif Tertinggal pertumbuhan dalam PDRB (Underdeveloped Sector), lebih besar dibandingkan laju dimana memiliki laju pertumbuhan PDRB daerah pertumbuhan PDRB lebih yang menjadi referensi, serta kecil dibandingkan laju memiliki nilai kontribusi pertumbuhan PDRB daerah sektor terhadap PDRB yang yang menjadi referensi, serta lebih besar dibandingkan memiliki nilai kontribusi kontribusi sektor tersebut sektor terhadap PDRB yang terhadap PDRB daerah yang lebih kecil dibandingkan menjadi referensi. kontribusi sektor tersebut b. Sektor Maju Tapi Tertekan terhadap PDRB daerah yang (Stagnant Sector), dimana menjadi referensi. memiliki laju pertumbuhan Klasifikasi sektor PDRB PDRB lebih kecil menurut Tipologi Klassen dapat dibandingkan laju terlihat pada tabel dibawah ini.

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

12 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Tabel 1 Klasifikasi Sektor Pembentuk PDRB Menurut Tipologi Klassen

Kontribusi Laju ski > sk ski < sk Pertumbuhan Kuadran III Kuadran I Sektor potensial atau Sektor yang maju s > s masih dapat i dan tumbuh pesat Berkembang (developed sector) (developing sector) Kuadran II Kuadran IV Sektor maju tapi s < s Sektor relatif tertinggal i tertekan (underdeveloped sector) (stagnant sector) Sumber: Sjafrizal, 2008.

Keterangan: x /PDRB LQ = i (3) si = Laju pertumbuhan sektor i di Xi/PNB Kabupaten Mimika Keterangan: s = Laju pertumbuhan sektor i di LQ = Indeks Location Provinsi Papua Quotient ski = Nilai kontribusi sektor i xi = Nilai tambah sektor i terhadap PDRB di Kabupaten di Kabupaten Mimika Mimika PDRB = Produk domestik sk = Nilai kontribusi sektor i regional bruto terhadap PDRB di Provinsi Kabupaten Mimika Papua Xi = Nilai tambah sektor i di Provinsi Papua 2. Analisis Location Quotient PNB = Produk domestik Untuk menentukan sektor basis regional bruto digunakan Analisis Location Provinsi Papua Quotient (LQ). Metode ini Berdsarkan persamaan di atas merupakan salah satu maka ada tiga kemungkinan pendekatan yang umum nilai LQ yang akan diperoleh, digunakan dalam teori ekonomi yaitu: basis. LQ adalah rasio dari a. Nilai LQ > 1, artinya sektor i peranan sektor di Kabupaten di Kabupaten Mimika Mimika terhadap sektor yang berperan lebih besar sama di tingkat Provinsi daripada sektor yang sama Papua.Untuk menghitung LQ di Provinsi Papua sehingga digunakan rumus sebagai dapat dijadikan petunjuk berikut (Tarigan, 2005:78): bahwa Kabupaten Mimika surplus akan produk sektor i

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

13 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

dan mengekspornya ke komponen kontribusi dari daerah lain. Hal tersebut pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan bahwa daerah acuan secara Kabupaten Mimika memiliki keseluruhan terhadap keunggulan komparatif untuk perekonomian daerah. sektor i tersebut. Komponen Share b. Nilai LQ < 1, artinya sektor i merupakan kondisi di Kabupaten Mimika pertumbuhan ekonomi di mempunyai peran lebih kecil seluruh wilayah acuan dalam dibandingkan peranan sektor periode waktu tertentu yang tersebut di Provinsi Papua. dinyatakan dalam bentuk c. Nilai LQ = 1, menunjukkan pertumbuhan PDRB. Nilai bahwa produk yang komponen Share dihasilkan sektor i di menunjukkan tingkat Kabupaten Mimika habis pertumbuhan lokal yang dikonsumsi oleh terjadi jika diasumsikan masyarakatnya sendiri. ekonomi lokal tumbuh pada Sektor dikatakan basis dan tingkat pertumbuhan yang berpotensi sebagai penggerak sama dengan wilayah acuan. perekonomian apabila nilai LQ Komponen Share juga > 1. Sebaliknya, sektor dianggap sebagai penggerak dikatakan non basis dan kurang awal pertumbuhan ekonomi berpotensi sebagai penggerak lokal yang disebabkan oleh perekonomian apabila nilai LQ pengaruh kontribusi < 1. pertumbuhan faktor regional. Tapi pada kenyataannya 3. Analisis Shift Share pertumbuhan ekonomi lokal Analisis Shift Share digunakan juga dipengaruhi oleh faktor- untuk menganalisis perubahan faktor lain, sehingga terjadi dan pergeseran sektor simpangan terhadap perekonomian di Kabupaten pertumbuhan ekonomi yang Mimika. Hasil analisis Shift disebabkan faktor share tadi. Share akan menggambarkan Simpangan-simpangan yang kinerja sektor-sektor dalam terjadi terjadi terhadap faktor perekonomian Kabupaten share akibat faktor-faktor Mimika dibandingkan dengan spesifik sektoral dan faktor Provinsi Papua. lokal yang berpengaruh Melalui analisis Shift Share, terhadap pertumbuhan maka pertumbuhan ekonomi ekonomi lokal dikenal dan pola pergeseran struktural dengan komponen Shift atau perekonomian suatu daerah pergeseran. ditentukan oleh tiga komponen, b. Komponen Shift, yaitu: menunjukkan simpangan a. Komponen Share (Provincial yang terjadi terhadap nilai Share/PS), merupakan komponen share akibat Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

14 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

adanya faktor-faktor spesifik 2) Differntial Shift (D). sektoral dan faktor-faktor Komponen ini sering lokal yang mempengaruhi disebut sebagai kontribusi ekonomi lokal yang pertumbuhan lokal (local bersangkutan. Nilai koreksi share). Besaran yang akan positif pada daerah diukur oleh komponen ini yang ekonomi lokalnya adalah simpangan atau bertambah makmur dalam pergeseran di sektor lokal periode analisis, sebaliknya tertentu akibat terjadinya nilai koreksi negatif pada pertumbuhan yang lebih ekonomi lokal yang cepat atau lebih lambat mengalami kemunduran. dibandingkan Komponen Shift terdiri dari: pertumbuhan sektor yang 1) Proportional Shift (P). sama di wilayah acuan. Komponen ini sering Komponen ini bernilai disebut sebagai positif jika sektor-sektor komponen struktural atau lokal yang berkembang bauran industri. lebih pesat dibandingkan Komponen ini mengukur sektor yang sama di nilai pergeseran wilayah acuan, dan komposisi sektoral yang bernilai negatif jika sektor terjadi di struktur ekonomi lokal yang tingkat daerah acuan atau perkembangannya lebih perbedaan antara rendah atau di bawah pertumbuhan sektor- sektor yang sama di sektor secara individual wilayah acuan. Besaran dengan pertumbuhan differential shift ini di ekonomi keseluruhan dalam beberapa referensi wilayah acuan. sering disebut sebagai Komponen ini bernilai keunggulan kompetitif positif jika sektor-sektor di sektor ekonomi lokal. wilayah acuan mengalami Secara matematis, komponen pertumbuhan lebih pesat Provincial Share (PS), dari pertumbuhan Proportional Shift (P) dan keseluruhan ekonomi Differential Shift (D) dapat wilayah acuan, dan diformulasikan sebagai berikut bernilai negatif jika sektor- (Sjafrizal, 2008:91): sektor di wilayah acuan PSi,t = Er,i,t-n (EN,t / EN,t-n) – mengalami pertumbuhan Er,i,t-n lebih rendah Pr,i,t = {(EN,i,t / EN,i,t-n) – (EN,t dibandingkan dengan / EN,t-n)} x Er,i,t-n pertumbuhan ekonomi Dr,i,t = {(Er,i,t / Er,i,t-n) – (EN,i,t / secara keseluruhan di EN,i,t-n)}xEr,i,t-n (6) wilayah acuan. ∆ Er,i,t =PSi,t + Pr,i,t + Dr,i,t (7) Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

15 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Keterangan EN,t-n = PDRB total Er,i,t-n = PDRB sektor i Provinsi Papua Kabupaten Mimika tahun 2011 tahun 2011 EN,t = PDRB total Er,i,t = PDRB sektor i Provinsi Papua Kabupaten Mimika tahun 2015 tahun 2015 ∆ Er,i,t = Total EN,i,t-n = PDRB sektor i Pertumbuhan Provinsi Papua ekonomi tahun 2011 Kabupaten Mimika EN,i,t = PDRB sektor i PS = Provincial Share Provinsi Papua P = Proportional Shift tahun 2015 D = Differential Shift

ANALISIS DAN PEMBAHASAN digunakan analisis Tipologi Analisis Klasifikasi Klassen. Analisis Tipologi Klassen Pertumbuhan Sektor Ekonomi di dilakukan dengan membandingkan Kabupaten Mimika laju pertumbuhan (si) dan Untuk mengetahui gambaran kontribusi sektoral (ski) di tentang klasifikasi pertumbuhan Kabupaten Mimika dengan laju sektor ekonomi di Kabupaten pertumbuhan (s) dan kontribusi Mimika yang dikaitkan dengan sektoral (sk) di Provinsi Papua. perekonomian Provinsi Papua

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

16 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Tabel 1 Rata-Rata Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Tanpa Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Mimika dan Provinsi Papua Tahun 2011 – 2015 (%)

Laju Pertumbuhan Kontribusi Sektor Ekonomi Mimika Papua Mimika Papua Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,69 6,19 14,64 11,74 Pertambangan dan Penggalian - 1,92 - 43,14 Industri Pengolahan 4,22 4,14 1,18 2,03 Pengadaan Listrik dan Gas 5,28 5,00 0,10 0,03 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 2,70 5,35 0,09 0,06 Limbah dan Daur Ulang Konstruksi 8,69 11,26 16,22 9,98 Perdagangan Besar dan Eceran, 7,99 8,69 16,28 7,68 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan 7,28 9,17 8,30 3,94 Penyediaan Akomodasi dan Makan 10,48 9,90 2,01 0,63 Minum Informasi dan Komunikasi 6,09 8,71 14,19 3,56 Jasa Keuangan dan Asuransi 6,18 7,91 3,64 1,44 Real Estate 6,79 8,91 4,92 2,29 Jasa Perusahaan 5,14 6,50 3,68 1,13 Administrasi Pemerintahan, 8,92 9,54 10,38 7,93 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan 5,33 8,69 1,47 1,99 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,50 8,94 1,18 1,43 Jasa Lainnya 8,51 8,78 1,73 1,00 Sumber: Data diolah, 2016.

Dari hasil analisis Tipologi sektor Pengadaan Listrik dan Klassen, sektor-sektor ekonomi di Gas, dan sektor Penyediaan Kabupaten Mimika diklasifikasikan Akomodasi dan Makan Minum sebagai berikut: di Kabupaten Mimika a. Sektor yang maju dan tumbuh mempunyai laju pertumbuhan pesat (developed sector). dan kontribusi yang lebih besar Sektor-sektor ekonomi di dibandingkan dengan laju Kabupaten Mimika yang pertumbuhan dan kontribusi termasuk dalam klasifikasi sektor yang sama di Provinsi sektor yang maju dan tumbuh Papua. pesat selama tahun 2011 – b. Sektor maju tapi tertekan 2015 adalah sektor Pengadaan (stagnant sector). Sektor-sektor Listrik dan Gas, dan sektor ekonomi di Kabupaten Mimika Penyediaan Akomodasi dan dalam kurun waktu 2011 – 2015 Makan Minum. Hal ini berarti sebagian besar termasuk dalam

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

17 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

klasifikasi sektor ini. Adapun sector). Sektor di Kabupaten sektor-sektor tersebut adalah Mimika yang diklasifikasikan sektor Pertanian, Kehutanan, sebagai sektor potensial adalah dan Perikanan, sektor sektor Industri Pengolahan. Pengadaan Air, Pengelolaan Artinya bahwa sektor Industri Sampah, Limbah dan Daur Pengolahan di Kabupaten Ulang, sektor Konstruksi, Mimika mempunyai laju sektor Perdagangan Besar dan pertumbuhan sektor yang lebih Eceran, Reparasi Mobil dan besar dibandingkan laju Sepeda Motor, sektor pertumbuhan sektor yang sama Transportasi dan Pergudangan, di Provinsi Papua, tetapi sektor Informasi dan memiliki kontribusi sektoral Komunikasi, sektor Jasa yang lebih kecil dibandingkan Keuangan dan Asuransi, sektor dengan kontribusi sektor yang Real Estate, sektor Jasa sama di Provinsi Papua. Perusahaan, sektor Admnistrasi d. Sektor relatif tertinggal Pemerintahan, Pertahanan dan (underdeveloped sector). Jaminan Sosial Wajib, serta Sektor-sektor di Kabupaten sektor Jasa Lainnya. Hal ini Mimika yang diklasifikasikan berarti bahwa sektor-sektor sebagai sektor relatif tertinggal tersebut di Kabupaten Mimika adalah sektor Jasa Pendidikan mempunyai laju pertumbuhan dan sektor Jasa Kesehatan dan yang lebih kecil dibandingkan Kegiatan Sosial. Ini artinya dengan laju pertumbuhan bahwa sektor-sektor tersebut di sektor yang sama di Provinsi Kabupaten Mimika baik dari Papua, akan tetapi mempunyai segi laju pertumbuhan maupun kontribusi yang lebih besar kontribusinya terhadap PDRB dibandingkan dengan kontribusi lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi laju pertumbuhan dan kontribusi Papua. sektor yang sama di Provinsi c. Sektor potensial atau masih Papua. dapat berkembang (developing

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

18 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Analisis Sektor Basis di Kabupaten Mimika Berikut hasil perhitungan LQ Kabupaten Mimika tahun 2011 – 2015.

Tabel 2 Nilai LQ Kabupaten Mimika Tahun 2011 – 2015

Sektor 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Ket.

Pertanian, Kehutanan, dan 1,32 1,25 1,25 1,20 1,21 1,25 Basis Perikanan Pertambangan ------dan Penggalian Industri Non 0,61 0,58 0,59 0,55 0,57 0,58 Pengolahan Basis Pengadaan 3,32 3,23 3,28 3,10 3,13 3,21 Basis Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 1,72 1,59 1,59 1,47 1,45 1,56 Basis Limbah dan Daur Ulang Konstruksi 1,85 1,61 1,58 1,55 1,57 1,63 Basis Perdagangan Besar dan Eceran, 2,25 2,12 2,13 2,06 2,05 2,12 Basis Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan 2,29 2,13 2,12 2,02 1,99 2,11 Basis Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan 3,21 3,23 3,28 3,08 3,06 3,17 Basis Makan Minum Informasi dan 4,44 4,07 3,94 3,78 3,78 4,00 Basis Komunikasi Jasa Keuangan 2,79 2,48 2,53 2,43 2,45 2,54 Basis dan Asuransi Real Estate 2,40 2,12 2,11 2,07 2,07 2,15 Basis Jasa 3,48 3,31 3,35 3,11 3,09 3,27 Basis Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 1,35 1,36 1,38 1,23 1,23 1,31 Basis Jaminan Sosial Wajib Non Jasa Pendidikan 0,83 0,75 0,74 0,70 0,69 0,74 Basis Jasa Kesehatan Non dan Kegiatan 0,88 0,81 0,83 0,80 0,81 0,83 Basis Sosial Jasa Lainnya 1,82 1,73 1,71 1,69 1,69 1,73 Basis Sumber: Data diolah, 2016.

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

19 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Berdasarkan tabel di atas, (2,12), sektor Transportasi dan nilai LQ Kabupaten Mimika dengan Pergudangan (2,11), sektoe Jasa menggunakan data PDRB Atas Lainnya (1,73), sektor Konstruksi Dasar Harga Konstan 2010 tanpa (1,63), sektor Pengadaan Air, sektor Pertambangan dan Pengelolaan Sampah, Limbah dan Penggalian selama kurun waktu Daur Ulang (1,56), sektor 2011 – 2015 menunjukkan dengan Administrasi Pemerintahan, jelas sektor-sektor yang menjadi Pertahanan dan Jaminan Sosial sektor basis dan non basis. Wajib (1,31), dan sektor Pertanian, Sebagian besar sektor ekonomi di Kehutanan, dan Perikanan (1,25). Kabupaten Mimika merupakan Adapun sektor yang sektor basis, dan hanya terdapat merupakan sektor non basis di tiga sektor yang merupakan sektor Kabupaten Mimika selama periode non basis. Sektor basis dengan analisis adalah sektor Jasa perolehan nilai rata-rata LQ Kesehatan dan Kegiatan Sosial tertinggi yaitu sektor Informasi dan dengan perolehan nilai LQ rata- Komunikasi sebesar 4,00. Sektor rata adalah 0,83, sektor Jasa basis berikutnya yang memiliki Pendidikan (0,74), dan sektor nilai LQ yang tinggi setelah sektor Industri Pengolahan (0,58). Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Mimika berturut-turut Analisis Perubahan dan adalah sektor Jasa Perusahaan Pergeseran Sektor Ekonomi di dengan perolehan nilai LQ rata- Kabupaten Mimika rata sebesar 3,27, sektor Hasil analisis Shift Share Pengadaan Listrik dan Gas (3,21), Kabupaten Mimika tahun 2011 – sektor Penyediaan Akomodasi dan 2015 dengan menggunakan data Makan Minum (3,17), sektor Jasa PDRB Atas Dasar Harga Konstan Keuangan dan Asuransi (2,54), 2010 tanpa sektor Pertambangan sektor Real Estate (2,15), sektor dan Penggalian sebagaimana Perdagangan Besar dan Eceran, ditunjukkan pada tabel berikut ini. Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

20 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Tabel 3 Analisis Shift Share Kabupaten Mimika Tahun 2011 – 2015 (Jutaan Rupiah)

Sektor PS P D ∆E

Pertanian, Kehutanan, 208.453,43 29.557,72 -21.097,55 216.913,60 dan Perikanan Pertambangan dan - - - - Penggalian Industri Pengolahan 17.419,89 -4.636,68 363,09 13.146,30 Pengadaan Listrik dan 1.391,56 -170,32 60,26 1.281,50 Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 1.314,54 -34,01 -661,14 619,40 Limbah dan Daur Ulang Konstruksi 222.656,88 275.355,63 -128.677,01 369.335,50 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil 220.174,24 146.004,23 -32.924,66 333.253,80 dan Sepeda Motor Transportasi dan 115.050,07 88.380,74 -46.276,11 157.154,70 Pergudangan Penyediaan Akomodasi 25.452,63 23.576,47 3.156,80 52.185,90 dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi 198.815,34 131.323,71 -107.173,25 222.965,80 Jasa Keuangan dan 51.198,80 24.665,73 -18.737,33 57.127,20 Asuransi Real Estate 69.053,12 48.825,55 -31.067,07 86.811,60 Jasa Perusahaan 52.320,37 10.597,65 -14.194,53 48.723,50 Administrasi Pemerintahan, 138.001,69 114.155,31 -18.891,81 233.265,20 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan 21.098,79 14.002,78 -14.649,97 20.451,60 Jasa Kesehatan dan 16.137,31 11.609,20 -1.582,52 26.164,00 Kegiatan Sosial Jasa Lainnya 23.216,46 15.843,57 -1.370,02 37.690,00 Jumlah 1.381.755,14 929.057,28 -433.722,82 1.877.089,60 Sumber: Data diolah, 2016

Dari tabel di atas, dapat Nilai pertumbuhan PDRB yang dijelaskan bahwa selama kurun positif ini berarti selama periode waktu 2011 – 2015, PDRB tersebut kinerja perekonomian Kabupaten Mimika tanpa sektor Kabupaten Mimika mengalami Pertambangan dan Penggalian peningkatan. Nilai komponen PS mengalami pertumbuhan (∆E) Kabupaten Mimika sebesar sebesar 1.877.089,60 juta rupiah. 1.381.755,14 juta rupiah berarti Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

21 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

bahwa pertumbuhan PDRB Kemampuan sektor Pengadaan Provinsi Papua memberikan Listrik dan Gas menjadi sektor kontribusi positif terhadap unggulan karena selain sektor ini pertumbuhan PDRB Kabupaten merupakan sektor basis, juga Mimika. Nilai komponen bauran terklasifikasi sebagai sektor maju industri (P) Kabupaten Mimika dan tumbuh pesat, serta memiliki sebesar 929.057,28 juta rupiah keunggulan kompetitif. mengindikasikan bahwa secara Kemampuan sektor Penyediaan umum pertumbuhan PDRB Akomodasi dan Makan Minum sektoral di Provinsi Papua lebih menjadi sektor unggulan karena besar dari pertumbuhan total selain sektor ini terklasifikasi PDRB Provinsi Papua, sehingga sebagai sektor maju dan tumbuh menyebabkan peningkatan pesat, dan merupakan sektor pertumbuhan PDRB Kabupaten basis, juga memiliki keunggulan Mimika. Pengaruh daya saing (D) kompetitif dan terkonsentrasi pada terhadap pertumbuhan PDRB sektor yang tumbuh cepat di tanpa sektor Pertambangan dan Provinsi Papua. Penggalian Kabupaten Mimika berdasarkan hasil analisis Shift KESIMPULAN Share bernilai -433.722,82 juta Berdasarkan hasil analisis rupiah yang mengindikasikan dan pembahasan yang dilakukan, bahwa secara umum sektor-sektor dapat ditarik beberapa kesimpulan di Kabupaten Mimika tumbuh lebih sebagai berikut : lambat dibandingkan sektor-sektor 1. Sektor yang terklasifikasi di Provinsi Papua yang sebagai sektor maju dan menyebabkan sektor-sektor di tumbuh pesat di Kabupaten Kabupaten Mimika tidak memiliki Mimika adalah sektor daya saing atau keunggulan Pengadaan Listrik dan Gas, kompetitif. Meskipun demikian, serta sektor Penyediaan secara sektoral dapat dilihat Akomodasi dan Makan Minum. bahwa terdapat tiga sektor di Artinya, kedua sektor tersebut Kabupaten Mimika yang memiliki memiliki laju pertumbuhan dan nilai D yang positif, yaitu sektor kontribusi yang lebih besar Industri Pengolahan, sektor dibandingkan dengan laju Pengadaan Listrik dan Gas, dan pertumbuhan dan kontribusi sektor Penyediaan Akomodasi dan sektor yang sama di Provinsi Makan Minum. Papua. Berdasarkan gabungan hasil 2. Sektor-sektor yang merupakan analisis Tipologi Klassen, LQ dan sektor basis di Kabupaten Shift Share menunjukkan bahwa Mimika adalah sektor Pertanian, terdapat dua sektor ekonomi Kehutanan dan Perikanan, unggulan di Kabupaten Mimika, sektor Pengadaan Listrik dan yaitu sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Gas, dan sektor Penyediaan Pengelolaan Sampah, Limbah Akomodasi dan Makan Minum. dan Daur Ulang, sektor Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

22 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Konstruksi, sektor Perdagangan pengadaan listrik dan Gas serta Besar dan Eceran, Reparasi sektor Penyediaan Akomodasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor dan Makan Minum yang Transportasi dan Pergudangan, merupakan sektor ekonomi sektor Penyediaan Akomodasi unggulan, dengan tidak dan Makan Minum, sektor mengesampingkan Informasi dan Komunikasi, pengembangan sektor-sektor sektor Jasa Keuangan dan lain sebagai pendukung. Asuransi, sektor Real Estate, Prioritas pengembangan sektor sektor Jasa Perusahaan, sektor ini diharapkan dapat Administrasi Pemerintahan, menstimulus pembangunan Pertahanan dan Jaminan Sosial perekonomian di Kabupaten Wajib, dan sektor Jasa Lainnya. Mimika, yang nantinya akan 3. Sektor-sektor yang memiliki menarik keunggulan kompetitif (D) di perkembangan/kemajuan sektor Kabupaten Mimika adalah lain yang menjadi sektor Industri Pengolahan, pendukungnya. Sektor Pengadaan Listrik dan 2. Sektor Perdagangan Besar dan Gas, serta sektor Penyediaan Eceran, Reparasi Mobil dan Akomodasi dan Makan Minum. Sepeda Motor sebagai salah 4. Dengan menggabungkan hasil satu sektor basis yang analisis Tipologi Klassen, memberikan kontribusi rata-rata Location Quotient, dan Shift terbesar di Kabupaten Mimika Share, maka sektor yang perlu dikembangkan lagi. Hal ini menjadi sektor unggulan di karena letak wilayah Kabupaten Kabupaten Mimika adalah Mimika yang berpotensi sektor Pengadaan Listrik dan menjadi daerah penyangga bagi Gas, serta sektor Penyediaan kabupaten lainnya di wilayah Akomodasi dan Makan Minum. pegunungan dan pantai di kawasan selatan dan timur Provinsi Papua. SARAN 3. Sektor-sektor ekonomi yang Mengacu pada hasil menjadi sektor basis pada saat penelitian ini, maka beberapa ini diharapkan untuk saran yang dapat dijadikan ditingkatkan lagi agar tetap sebagai bahan pertimbangan dan menjadi sektor basis pada masukan bagi Pemerintah masa mendatang, mengingat Kabupaten Mimika dalam kontribusi dan laju pertumbuhan mengakselerasi pembangunan beberapa sektor basis tersebut ekonomi di Kabupaten Mimika menunjukkan trend yang adalah sebagai berikut: menurun. 1. Kebijakan pembangunan 4. Sebagian besar sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Mimika ekonomi di Kabupaten Mimika perlu diarahkan kepada saat ini tidak memiliki pengembangan sektor keunggulan kompetitif. Oleh Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

23 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

karena itu diperlukan kebijkan- Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi kebijakan pembangunan yang Pembangunan, Edisi 5. UPP tepat untuk dapat meningkatkan STIM YKPN, Yogyakarta. kinerja sektor-sektor tersebut di ------. 2005. masa mendatang sehingga Pengantar Perencanaan dapat menjadi sektor yang Pembangunan Ekonomi kompetitif, serta sebagai Daerah, Edisi Kedua. UPP penggerak dalam pertumbuhan STIM YKPN, Yogyakarta. ekonomi Kabupaten Mimika. 5. Agar dapat meningkatkan Badan Perencanaan kinerja sektor Jasa Pendidikan Pembangunan Daerah dan sektor Jasa Kesehatan dan Kabupaten Mimika. 2015. Kegiatan sosial yang saat ini Rencana Pembangunan tergolong dalam sektor yang Jangka Menengah Kabupaten relatif tertinggal, maka Mimika 2014 – 2019. dibutuhkan kerjasama seluruh Badan Pusat Statistik Kabupaten pihak dalam rangka menjamin Mimika. 2016. Produk ketersediaan dan Domestik Regional Bruto keterjangkauan fasilitas (PDRB) Menurut Lapangan pendidikan dan kesehatan bagi Usaha Kabupaten Mimika masyarakat yang tinggal di 2015. daerah terpencil, peningkatkan mutu sumberdaya, serta ------pengelolaan yang efektif dan ------. 2015. Produk efisien, transparan dan Domestik Regional Bruto akuntabel. (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Mimika 2014. DAFTAR PUSTAKA ------Adisasmita, Rahardjo. 2005. ------. 2015. Mimika Dasar-Dasar Ekonomi Dalam Angka (Mimika Wilayah. Graha Ilmu, Regency in Figures) 2015. Yogyakarta ------. 2008. ------. 2016. Mimika Ekonomi Archipelago. Graha Dalam Angka (Mimika Ilmu, Yogyakarta Regency in Figures) 2016. Ambardi, U. M dan Socia Badan Pusat Statistik Provinsi Prihawantoro, 2002. Papua. 2016. Produk Pengembangan Wilayah dan Domestik Regional Bruto Otonomi Daerah. Penerbit (PDRB) Provinsi Papua 2011 - Pusat Pengkajian Kebijakan 2015. Teknologi Pengembangan Wilayah, Jakarta. ------. 2015. Produk Domestik

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

24 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Regional Bruto (PDRB) Nauw, A., Koleangan, A. M., dan Provinsi Papua 2010 - 2014. Walewangko, E. N. 2015. Analisis Perbandingan Sektor de Fretes, J. J. T. 2013. Analisis Ekonomi Unggulan Kabupaten Sektor Unggulan dan Kota Sorong. Kabupaten/Kota di Provinsi Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Papua Barat Tahun 2005- Volume 15 (4), hal. 160-170. 2010 (Kasus Pada Empat Kabupaten/Kota). Tesis. Nikijuluw, J. B. 2013. Analisis Universitas Hasanuddin Sektor Ekonomi Unggulan Makassar. Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku. Jurnal Ekonomi Cita Irawan dan Suparmoko. 2002. Ekonomika Volume VII (2), Ekonomika Pembangunan. hal. 196 – 203. BPFE, Yogyakarta. Ponto, M., Kalangi, J. B., Jhingan M.L. 2012. Ekonomi Luntungan, A. Y. 2015. Pembangunan dan Analisis Penentuan Sektor Perencanaan. PT Raja Unggulan Perekonomian Grafindo Persada, Jakarta Terhadap Penyerapan Tenaga Kuncoro, Mudrajad. 2003. Kerja di Kota Jayapura. Jurnal Ekonomi Pembangunan Berkala Ilmiah Efisiensi Teori, Masalah dan Volume 15 (2), hal. 1-20. Kebijakan. Penerbit UPP Pujoalwanto, Basuki. 2014. AMP YKPN, Yogyakarta. Perekonomian Lantemona, A., Kalangi, JB dan Tinjauan Historis, Teoritis, dan Naukoko, A. 2014. Analisis Empiris. Graha Ilmu, Penentuan Sektor Unggulan Yogyakarta. Perekonomian Kota . Rachbini, Didik J. 2001. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Pembangunan Ekonomi & Volume 14 (3), hal. 15-29. Sumber Daya Manusia. Mankiw, N. G. 2000. Teori Makro Gramedia Widiasarana Ekonomi, Edisi Keempat. Indonesia, Jakarta. Erlangga, Jakarta. Rahmat. 2013. Dimensi Strategis Munir, Badrul. 2002. Perencanaan Manajemen Pembangunan. Pembangunan Daerah Dalam Graha Ilmu, Yogyakarta Perspektif Otonomi Daerah, Samuelson, P. A. dan Nordhaus, Edisi Pertama. Bappeda W. D. 2004. Ilmu Makro Propinsi Nusa Tenggara Ekonomi. PT. Media Global Barat, Mataram. Edukasi, Jakarta. Narbuko, C., dan Achmadi, H. A. Sirojuzilam. 2008. Disparitas 2009. Metodologi Penelitian. Ekonomi dan Perencanaan Bumi Aksara, Jakarta.

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

25 JURNAL KRITIS VOLUME I NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2017 ISSN 2579 - 7875

Regional. Penerbit Pustaka Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh. Bangsa, Medan Penerbit Airlangga, Jakarta. Sjafrizal. 2015. Perencanaan Todaro, M. P dan Smith, S. C. Pembangunan Daerah Dalam 2006. Pembangunan Era Otonomi. PT Raja Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Grafindo Persada, Jakarta Widodo, Tri. 2006. Perencanaan ------. 2008. Ekonomi Regional Pembangunan: Aplikasi Teori dan Aplikasi, Penerbit Komputer (Era Otonomi Baduose Media: Sumatra Daerah). UPP STIM YKPN, Barat. Yogyakarta. Subandi. 2008. Ekonomi Widjaja, H. A. W. 2005. Otonomi Pembangunan. Alfabeta, Daerah dan Daerah Otonom. Bandung. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Zakaria, Junaiddin. 2015. Ekonomi PT Raja Grafindo Persada, Perencanaan dan Jakarta. Pembangunan. PT Umitoha Ukhuwah Grafika, Makassar. ------. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, Cetakan Ketiga. Penerbit Kencana, Jakarta. Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta. Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan. Salemba Empat, Jakarta. Tambunan. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia Teori dan Penemuan Empiris. Salemba Empat, Jakarta. Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi. PT Bumi Aksara. Jakarta. Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi Di

Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan………….……………… ………………………..……….Abu Bakar

26