Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI

AGLOMERASI UMKM DENGAN OPTIMALISASI TEMPAT WISATA DALAM PEMBANGUNAN DESA WISATA SEBAGAI PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK)

Dwi Wulandari Universitas Trunojoyo Madura [email protected] Moh. Ali Akbar Universitas Trunojoyo Madura [email protected] Miftahul Jannah Universitas Trunojoyo Madura

Abstract

Nganjuk dengan sebutan “kota angin” merupakan sebuah daerah yang memiliki dan menyimpan segudang tempat wisata yang sangat indah diantaranya wisata alam, wisata sejarah dan buatan. Wisata alam terbanyak berada di kabupaten Nganjuk bagian selatan tepatnya adalah Kecamatan Sawahan. Kecamatan Sawahan berada dikaki gunung Wilis yang memliki udara sejuk, tanah yang subur serta pemandangan desa yang masih asri. Tempat wisata dalam kecamatan Sawahan yang paling terkenal adalah Sedudo ditambah tempat wisata enam wisata alam yang memiliki daya tarik cukup tinggi. Dengan akses yang mudah wisatawan dengan mudah untuk berkunjung ke tempat wisata di kecamatan Sawahan. Namun, banyaknya tempat wisata tidak bisa merangsang keseluruhan penduduk kecamatan sawahan untuk memanfaatkan. Optimalisasi tempat wisata dengan pengunjung yang cukup banyak seharusnya dapat meningkatan perkonomian. Dalam UU No. 6 Tahun 2014 yaitu tentang Desa yang salah satu tujuannya adalah mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama. Keberadaan tempat wisata yang tersebar di beberapa Desa dalam Kecamatan Sawahan menjadi peluang untuk mendukung program Desa Wisata di Kecamatan Sawahan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, didukung data primer melalui teknik wawancara dan observasi lapangan. Upaya pengembangan Desa Wisata merupakan inovasi baru yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik masyarakat luar untuk mengunjungi serta membangun UMKM masyarakat dengan pemusatan (aglomerasi) UMKM disuatu pasar oleh-oleh di Kecamatan Sawahan, selain itu program desa wisata dengan memberdayakan masyarakat untuk membudidayakan tanaman holtikultura dipekarangan rumah mereka yang bisa dijadikan tempat wisata. akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kata kunci : Aglomerasi, UMKM, Desa Wisata

Abstrak

Nganjuk as “a windy city” has many beautiful tourism place, such as historical tourism place, natural and unnatural tourism place. The most of tourism place is located in the south part of Nganjuk , such as in sawahan subdistrict. Sawahan subdistrict is located in the foot of wilis mountain which has fresh air, fertile land, and the village that is still natural. Well-known tourism place in Sawahan subdistrict is Sedudo waterfall adding with six interesting tourism place and the tourist can get the easy way to go there. Unfortunately, many of tourism place can’t make the Sawahan inhabitants take the benefit from it. The benefit of tourism place with many tourist should be able improving inhabitants economical. The law of Number 6 in 2014 is about one of the purpose of village to encourage initiative, movement, and partisipation of the inhabitants for developing village potential in prosperity. The existance of many tourism place in Sawahan subdistrict can be an oportunity to support Tourism Village. This research uses descriptive kualitative method, with the primary data of inerview and obesvation technique. The way to develope Tourism Village is a new inovation with the purpose to improve the other society interested to visit and develop inhabitant’s UMKM focusing on (agglomeration) the souvenir site in Sawahan subdistrict, moreoever the inhabitant can cultivate holticulture or agriculture in their house yard to be a tourism place which will improve their economical.

Key words: Agglomeration, UMKM, Tourism Village. kecil atau menengah. Secara umum definisi dan PENDAHULUAN kategori usaha mikro, kecil dan menengah merupakan usaha produktif yang berdiri sendiri yang di kelola Secara legal UMKM atau usaha mikro, kecil perorangan atau badan usaha yang memiliki dan menengah diatur dalam UndangUndang No 20 kekayaan bersih tidak lebih dari Rp.10.000.000.000,- Tahun 2008 TentangUsaha Mikro, Kecil dan (sepuluh milyarrupiah) termasuk tanah dan bangunan Menengah.Berdasarkan pada Undang-Undang tempat usaha dan hasil penjualan tidak lebih dari tersebut usaha mikro, kecil dan menengah diberi Rp. 50.000.000.000,-(lima puluh milyar batasan-batasansehingga ada kategori tertentu yang rupiah)(Machmud & Sidharta, 2013). Peran UMKM menentukan usaha tersebut termasukusaha mikro, dalam perekonomian sangat membantu perekonomian

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

suatu negara, untuk itu perlunya perhatian dalam penyambutan, dan pelayanan dari penduduk menangi suatu perkembangan UMKM. Dalam desa(Winarni Susyanti, 2013) di Kecamatan Sawahan perkembangan UMKM dibutuhkan beberapa cara ditambah dengan wisata edukasi anak mereka seperti antara lain adalah Aglomerasi UMKM dengan berccocok tanam dan lain-lain. memberdayakan masyarakat. Permasalahan yang terjadi potensi sumber daya Aglomerasi UMKM diyakini merupakan alam berupa tempat wisata belum dimanfaatkan oleh pendekatan yang lebih baik karena jaringan bisnis masyarakat Kecamatan Sawahan untuk meningkatkan yang terbentuk melalui pemusatan akan meningkatkan perekonomian penduduk kecamatan tersebut. Hasil daya saing(Amir, 2014). Aglomerasi UMKM dalam produksi masyrakat sebenarnya dapat dijadikan suatu daerah akan berjalan dengan memanfaatkan sebagai UMKM dengan memanfaatkan wisatawan potensi daerah yaitu kecamatan Sawahan didukung yang datang untuk berkunjung didesa wisata tersebut. dengan potensi pariwisata dan pemberdayaan Dengan menjamurnya UMKM di kecamatan sawah masyarakat sekitar. berpotensi dipusatkan (aglomerasi) dalam suatu pasar Pariwisata merupakan sektor yang juga oleh-oleh atau pusat oleh-oleh setelah pengoptimalan menunjang perekonomian untuk kemajuan dan tempat wisata yang dijadikan desa wisata bertujuna pembangunan suatu daerah dengan diperkuat peraturan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. otonomi daerah. Produk wisata daerah yang ditawarkan berup wisata alam serta wisata buatan. Dalam suatu Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk memiliki tujuh KAJIAN PUSTAKA DAN tempat wisata yaitu Air Terjun Singokromo, Air terjun PENGEMBANGAN HIPOTESIS Sendang Putri Wilis, Bukit Batu Songong Atau Bukit Batu Ngroto, Embung Estumulyo, Air Terjun Watu 1.Pengertian UMKM Lumbung, Air Terjun Tetes Embun, Air Terjun Menurut Undang-Undang UMKM (Usaha Gedangan(Sumber Manik) serta wisata utama Kecamtan Mikro Kecil dan Menengah) Nomor 20 Tahun 2008, Sawahan adalah Air Terjun Sedudo. Selain itu masih kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, banyak lagi keindahan Kecamatan Sawahan yang baik langsung maupun tidak langsung atas dasar dijadikan wisata seperti makam Mbah Ngliman, potensi prinsip saling memerlukan, mempercayai, bunga mawar didukung dengan pemandangan yang memperkuat dan menunguntungkan yang melibatkan sangat indah selama perjalanan ditambah keadaan iklim pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Kemitraan serta kondisi lahan yang cocok untuk dijadikan tempat antar usaha mikro, kecil dan menengah dan kemitraan wisata holtikultura dipekarangan rumah penduduk antara usaha mikro, kecil dan menengah dengan kecamatan tersebut. usaha besar mencakup alih ketrampilan, di bidang Potensi kecamatan sawahan dapat dioptimalkan produksi, dan pengolahan, pemasaran permodalan untuk pembangunan desa wisata karena mampu sumberdaya manusia dan teknologi. mempunyai karakteristik atau ciri khas untuk menjadi daerah tujuan wisata(Zakaria, Suprihardjo, Perencanaan, 2. Aglomerasi UMKM & Teknik, 2014). Dalam pembangunan desa wisata Aglomerasi UMKM menggunakan diperlukan peran serta pemerintah Kabupaten Nganjuk Pendekatan kluster merupakan pendekatan yang serta masyarakat Kecamatan Sawahan dan sekitarnya. sistematik dalam upaya mengembangkan UKM. Pembangunan desa wisata yang memanfaatkan beberapa Klaster merupakan suatu kumpulan dari berbagai unit desa di Kecamatan Sawahan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal tersebut diperkuat usaha yang satu sama lainnya berhubungan secara dengan UU No. 6 Tahun 2014 yaitu tentang Desa yang kemitraan dan fungsional dalam suatu kawasan salah satu tujuannya adalah mendorong prakarsa, tertentu dan dalam satu pengelolaan gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk terpadu(Panggabean, 2010). Pendekatan kluster pengembangan potensi dan Aset Desa guna dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan kesejahteraan bersama. serta konsisten. Konsekuensi nyata dari pendekatan Para pengunjung desa wisata itu mampu ini yaitu bahwa komoditi yang diusahakan benar- menikmati alam perdesaan yang masih bersih, asri dan benar terpilih, paling tidak punya keunggulan merasakan hidup disuasana desa dengan sejumlah adat komparatif, orang-orang yang ada di dalamnya istiadatnya. Wisatawan dapat tinggal bersama penduduk mempunyai kesadaran dan kemauan yang cukup ataupun menyewa penginapan yang bernuansa tinggi termasuk di dalamnya akhlak yang baik, perlu tradisional terbuat dari kayu ataupun bambu, adanya aglomerasi dan kaitan hulu-hilir, sarana dan memanfaatkan waktu refresing mereka dengan tenang, prasarana pendukung yang memadai(Sulaeman, makanan tradisional menjadi hidangan utama yang 2004). menjadi andalan selama berada didesa wisata, wisatawan merasakan adanya kepuasan karena adanya

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

3. UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi Manggara Tambunan (2004) menyebutkan Tabel II Potensi Aglomerasi UMKM Nganjuk bahwa setelah krisis ekonomi berjalan selama tuijuh tahun, salah satu pelajaran berharga yang dapat No. Makanan Potensi diambil adalah bahwa : (1) ekonomi Indonesia tidak 1. Dumbleg Makanan Khas Nganjuk dapat hanya mengandalkan peranan usaha besar, (2) 2. Krupuk upil Oleh-Oleh Khas Nganjauk Usaha kecil menengah (UKM) memiliki ketahanan 3. Sambel Kacang Oleh-Oleh Khas Nganjauk yang lebih baik dibandingkan dengan usaha besar 4. Onde-Onde Bledos Makanan Khas Nganjuk karena UKM lebih efisien dan (3) hingga sekarang 5. Brambang Potensi Daerah Nganjuk belum ada kejelasan kebijakan industri dan bagaimana 6. Kerajinan Wayang Oleh-Oleh Khas Nganjuk yang diadopsi agar lebih mampu mempercepat Kulit pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja 7. Kerajinan Oleh-Oleh Khas Nganjuk bagi pengangguran dan kemiskinan(Sulaeman, 2004). 8. Minyak Astiri Potensi Sawahan Bunga Mawar 4. Pengertian Pariwisata 9. Sari Bunga Mawar Potensi Sawahan Pariwisata adalah kegiatan dliluar kesehariaan 10. Sirup Minuman Potensi Sawahan yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu untuk Bunga Mawar melakukan persinggahan sementara waktu dari tempat 11. Batik Dan Tenun Oleh-Oleh Nganjuk tinggal, yang didorong beberapa keperluan tetapi 12. Klanting Potensi Sawahan tidak dengan tujuan untuk mencari nafkah melainkan didasarkan atas kebutuhan untuk mendapatkan 7. Penelitian Terdahulu kesenangan disertai untuk menikmati berbagai a. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Winarni hiburan yang dapat melepaskan lelah dan Susyanti dengan Potensi Desa Melalui Pariwisata menghasilkan suatu travel experience dan hospitality Pedesaan pada tahun2013 bahwa Pengembangan service(Winarni Susyanti, 2013). suatu model desa wisata, maka diharapkanakan menjadi pedoman bagi wilayah lain untuk turut 5. Pengertian Desa Wisata mengembangkan desanya menjadi desa wisata. Desa wisata adalah suatu wilayah dengan struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu b. Penelitian yang dilakukan oleh Faris Zakaria dan suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara Rima Dewi Suprihardjo dengan judul Konsep lain seperti atraksi, akomodasi dan fasilitas Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa pendukung ditambah potensi desa seperti keaslian Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten baik dari segi sosial budaya, adat– istiadat, Pamekasan tahun 2014 menghasilkan sebelumnya, keseharian, arsitektur tradisional(Winarni Susyanti, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan sehari-hari 2013). masyarakat yaitu bertani yang menjadi ciri khas Desa Bandungan sangat berpotensi untuk dikembangkan 6. Gambar dan Tabel menjadi kawasan desa wisata yang berbasis Tabel I Daftar tempat wisata kecamatan Sawahan agrowisata yang memiliki atraksi wisata lain yaitu mempelajari cara memelihara sapi khusus karapan No. Nama Wisata Lokasi Wisata sapi dan sapi sono’ dan juga mempelajari cara 1 Air Terjun Sedudo Desa Ngliman (30 KM kab. membatik menggunakan alat tradisional yang Nganjuk) kemudian konsep pengembangan secara spasial 2 Bukit Batu Songong Desa Margopatut terbagi menjadi tiga, yaitu menyediakan rute Atau Bukit Batu Ngroto 3 Air Terjun Singokromo Desa Ngliman perjalanan wisata yang mengelilingi kawasan desa 4 Embung Estumulyo Desa Bulurejo wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari 5 Air Terjun Watu Desa Bendolo masyarakat Desa Bandungan, menyediakan sarana Lumbung transportasi khusus untuk menuju kawasan desa 6 Air Terjun Tetes Desa Bendolo wisata untuk mempermudah wisatawan berkunjung Embun(Selo Leter) kawasan desa wisata dan menyediakan fasilitas 7 Air Terjun Desa Ngliman Gedangan(Sumber pendukung dan penunjang kegiatan wisata. Manik) 8 Makam Mbah Ngliman Desa Ngliman 3. Penelitia yang dilakukan oleh Ravik Karsidi 9 Kebun Duren Desa Duren dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Untuk 10 Potensi bunga mawar Jalan Menuju Sedudo Usaha Kecil Dan Mikro (Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah) menghasilkan

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

Pemberdayaan Masyarakat untuk UKM hendaknya Dalam pemilihan objek menggunakan tenkik mengacu pada prinsip-prinsip dasar pendampingan Analisi SWOT dalam pemilihan objek.teknik Analisis masyarakat, yaitu: belajar dari masyarakat, SWOT merupakan teknik yang menganalis 4 unsur pendamping sebagai fasilitator dan dapat tercipta yaitu Strengh, Weakness, Opportunity, Threath. saling belajar dan berbagi pengalaman. Dalam bahasa indonesia biasa disebut Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman. Pengembangan Hipotesis 3. Informan Penelitian Menurut teori dan penelitian terdahulu sektor Penulis menggunakan teknik Purposive pariwisata sangat mendukung perekonomian daerah, Sampling dalam menentukan sampel penelitian. sektor pariswata di kecamatan Sawahan dapat Tehnik ini dilakuan dengan cara memilih subjek dan dimanfaatkan untuk pembangunan desa wisata. lokasi penelitian untuk mempelajari dan memahami pembangunan desa wisata melibatkan beberapa kondisi dan masalah yang diteliti (Herdiansyah, komponen yaitu atraksi dan akomodasi untuk 2009). Informan dalam penelitian ini yaitu pelaku menunjang wisata tersebut. Ditambah adanya UMKM dan masyarakat sekitar serta wisatawan. masyarakat sekitar yang memiliki beberapa produk berpotensi dijadikan UMKM yang 4. Data yang digunakan dipusatkan(aglomerasi) dengan memberdayakan Dalam penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Data primer melalui wawancara dan observasi. masyarkat sekitar. Diharapkan dengan pembangunan Sedangkan data sekunder dapatkan dari melalui sumber desa wisata di kecamatan Sawahan mampu menarik dokumenter (artikel, makalah, internet, dan literatur wisatawan untuk berkunjung agar UMKM msyarakat lainnya). ikut terdongkrak sehingga pendapatan mereka bertambah. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan cara observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada METODE PENELITIAN informan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan 1. Metode Pendekatan Masalah data dengan mengobservasi kondisi wilayah yang Penelitian ini menggunakan metode pendekatan akan dikembangkan pariwisatanya. kualitatif. Pendekatan ini sangat cocok dengan penelitian yang bertujuan untuk meneliti lebih dalam tentang HASIL DAN PEMBAHASAN fenomena sosial dengan mengutamakan proses komunikasi 1. Potensi Kecamatan Sawahan dan interaksi yang terjadi antara peneliti dengan fenomena Pariwisata merupakan sektor yang sangat yang diteliti yang terjadi secara alamiah tanpa adanya membantu pertumbuhan perekonomian suatu daerah. rekayasa dan manipulasi yang dibuat-buat untuk mengubah Obyek wisata menjadi modal yang harus dimiliki latar penelitian (Moleong, 2005). dalam pembangunan desa wisata sebagai daya tarik Dalam metode penelitian yang menggunakan wisatawan. Potensi yang dimliki Kecamatan Sawahan metode pendekatan kualitatif, penulis memilih model berupa objek wisata yang sangat banyak. Potensi fenomenologi yang bertujuan untuk lebih memahami tersebut memungkinkan untuk dijadikan peristiwa yang terjadi. Pendekatan ini mengedepankan pada pembangunan desa wisata antara lain sebagai berikut : usaha pemahaman dari pengalaman individu subyek yang a. Air Terjun Sedudo di Desa Ngliman (30 KM diteliti. Hal inilah yang sesuai dengan tujuan penelitian kab. Nganjuk) yaitu untuk memahami secara lebih mendalam tentang kondisi dan permasalahan yang ada seputar pengembangan b. Bukit Batu Songong Atau Bukit Batu Ngroto UMKM dengan aglomerasi desa wisata yang ada di di Desa Margopatut Nganjuk khususnya kecamatan Sawahan. c. Air Terjun Singokromo di Desa Ngliman d. Embung Estumulyo di Desa Bulurejo 2. Tempat Penelitian e. Air Terjun Watu Lumbung di Desa Bendolo Penelitian ini dilakukan ditempat wisata f. Air Terjun Tetes Embun(Selo Leter) di Desa Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, tempat Bendolo tersebut berpotensi untuk mengembangkan g. Air Terjun Gedangan(Sumber Manik) di Desa Aglomerasi UMKM dengan wisatanya. Sesuai dengan Ngliman informan tempat bisa berubah atau bertambah. h. Makam Mbah Ngliman di Desa Ngliman 3.Teknik Pemilihan Objek i. Kebun Duren di Desa Duren j. Potensi bunga mawar di Jalan Menuju Sedudo

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

k. Kesenian Pencak Silat dengan optimalisasi wisata Kecamatan Sawahan untuk mengembangkan UMKM 2. Peran Sumber daya Manusia dengan cara aglomerasi UMKM untuk Peran sumberdaya manusia ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. membangun desa wisata dengan mengembangkan b. Atraksi: seluruh kehidupan keseharian obyek wisata di Kecamatan Sawahan. Masyarakat penduduk setempat beserta setting fisik dapat diberdayakan setelah pembangunan desa wisata lokasi desa yang memungkinkan berjalan karena dengan perkembangan desa wisata berintegrasinya wisatawan sebagai yang ada akan banyak wisatawan lokal maupun partisipasi aktif seperti pembelajaran tentang mancanegara yang datang. Sehingga masyarakat tanaman holtikultura yang ditanam dapat merasakan dampak positif dari pembangunan dipekarangan rumah ataupun pembelajaran desa tersebut. Ditambah dengan mengembangkan agrowisata kebun mawar dan duren. Jadi produksi mereka yang mereka dijadikan UMKM, sebelum desa wisata terbentukr sumber daya dengan begitu setiap masyarkat yang mempunyai manusia sekitar diberi pelatihan mengenai hasil produksi akn dipusatkan dalam suatu tempat penanaman holtikultura dan UMKM seperti dengan sebutan Aglomerasi UMKM. Dalam batik, kerajian wayang serta gamelan. pemusatan UMKM akan memudahkan wisatawan Selain dua komponen diatas, desa wisata untuk mendatangi serta akan merangsang masyarakat didukung dengan tiga komponen lain menurut Dewan dengan daya saing yang tinngi. Manfaat untuk Riset Daerah (DRD) Kabupaten yaitu : perekonomian daerah dan terkusus masyarakan adalah perekonomian akan meningkat. Peran masyarakat 1. Akses sekitar sangat membantu dalam pengembangan desa Komponen utama desa wisata adalah ketersediaan wisata untuk merangsang pemusatan UMKM untuk akses yang masih perlu diperbaiki dan dibangun meningkatkan perekonomian masyarakt, daerah dan sesuai dengan program penulis. Melihat keadaan nasional. akses dalam desa wisata yang diprogramkan untuk mengembangkan UMKM dengan cara 3. Dukungan Sarana dan Prasarana memusatkan(aglomerasi) UMKM dalam suatu Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sarana tempat seperti pasar oleh-oleh, akses (access) dan prasarana sangat mendukung untuk dijadikan desa meliputi beberapa cara serta keadaan sarana dan wisata sebagai media untuk Aglomerasi UMKM. prasarana pendukung agar para wisatawan dengan Sarana dan prasarana jalan yang sudah cukup baik mudah berkunjung. Akan tetapi apabila akses sangat mendukung untuk pembangunan konsep desa pariwisata Desa wisat dilihat dari dari sarana dan wisata tersebut. Selain itu tempat buah tangan yang prasarana, maka masih terdapat beberapa berkonsep aglomerasi UMKM seperti pasar oatau hambatan sebagai berikut : pusat oleh-oleh menjadi nilai tambah untuk daya tarik 1. Sarana pemberitahuan atau papan informasi, wisatawan. Namun tetap perlu ditambah sarana dan kurangnya informasi pemahaman tentang prasarana lain angkutan umum, penginapan, jasa angkutan umum yang dipakai untuk menuju travel, dan papan pemberitahuan. tempat wisata serta kurangnya pengaman tempat menuju wisat. 4. Konsep Pembentukan Desa Wisata 2. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh Dalam pembangunan desa wisata yang pengelola dipakai untuk memajukan UMKM dengan aglomerasi 3. Minimnya inovasi untuk kemajuan wisata. UMKM mempunyai dasar atas hasil peneilitian yang 4. Pengamanan jalan penulis lakukan. Terkait dengan pembangunan desa 5. Penginapan kurang wisata untuk memajukan UMKM dengan aglomerasi Melihat dari penjelasan diatas akses merupakan UMKM maka perlu memperhatikan komponen desa komponen penting dalam pembangunan desa wisata, wisata Sedangkan menurut Edward Inskeep, jadi dalam hal ini pengadaan sarana pemberitahuan komponen utama Desa Wisata yaitu : harus ditingkat, gencar melakukan promisi dan yang a. Akomodasi: sebagian dari tempat tinggal terakhir pemerataan pembangunan harus dikelola agar para penduduk setempat dan atau unit-unit wisata maju dan UMKM berkembang baik. yang berkembang atas konsep tempat

tinggal penduduk. Dalam komponen ini menjelaskan pembangunan desa wisata, 2. Atraksi/daya tarik (Attractions) penulis mempunyai konsep desa wisata

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

Daya tarik mejadi hal utama yang harus Prasarana ketat untuk menuju tempat dimiliki produk suatu tempat wisata. Dengan daya wisata tarik yang bagus akan mengundang wisatawan untuk D. Kelembagaa berkunjung. Dalam pembangunan desa wisata sudah 1. Pemerintah n desa mendapat potensi yang unggul seperti wisata alam wisata 2. Pengelola yang sangat banyak terdapat dalam satu kecamatan Sawahan. Potensi memerlukan tambahan 3. Masyarakat pembangunan potensi lain sebagi berikut : a. Pembangunan penginapan B. Struktur Organisasi Desa Wisata Kecamatan b. Travel Sawahan c. Wisata edukasi untuk anak d. Pusat oleh-oleh

3. Sarana Pendukung (Amenities) Komponen utama sarana pendukung (amenities) desa wisata di kecamatan Sawahan masih perlu pembenahan, perbaikan serta penambahan saran lain yang lebih lanjut. Antara lain pembenahan berbagai fasilitas komunikasi, rumah makan, pusat soufenir, dan berbagai fasilitas lain yang membuat para pengunjung tertarik dan nyaman bagi para wisatawan.

4.Konsep Desa Wisata A.Strategi Pembentukan Desa Wisata Di C. Skema pembentukan desa wisata:untuk Kecamatan Sawahan mengoptimalisasikan potensi wisata kecamatan sawahan dilakukan dengan cara membentuk Kriteria Rencana strategis sebuah desa wisata di kecamatan sawahan. A. Potensi 1. Pembangunan dan Alami pengembangan konsep Desa Kecamatan Wisata Sawahan 2. Pembangunan wisata baru seperti wisata edukasi anak 3. Pengembangan aglomerasi usaha masyarakat berbasis UMKM 4. Pengembangan penginapan 5. Event tahunan untuk promosi

B. Peran 1. Pengenalan dan pelatihan sumber daya mengenai desa wisata manusia 2. Pelatihan serta pemusatan (aglomerasi) UMKM dalam satu pasar 3. Pelatihan penanaman holtikultura untuk tambahan

konsep desa wisata Konsep ini terbentuk dari hasil analisis C. Dukungan 1. Penambahan papan informasi SWOT Pertama untuk membentuk hal tersebut perlu Sarana dan pengelolaan pemerintah dan masyarakat hal tersebut 2. Pengadaan keamanan yang

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

bertujuan agar terjadi sinergi kerjasama yang berubah(Panggabean, 2010). Pendapingan dilakukian menghasilkan dampak positif; kedua optimalisasi dari awal hingga berjalan usaha. Yang terakhir potensi agro dan holtikultura poin kedua ini bertujuan pentingnya promosi dalam pengembangan UMKM agar tercipta competitive advantages dapat bersaing diperlukan media khusus dalam upaya dengan daerah lain baik dari segi produk serta mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. pariwisatanya; ketiga pemberdayaan masyrakat untuk Disamping itu perlu juga diadakan talk show antara UMKM. Hal tersbut akan mendorong masyarakat asosiasi dengan mitra usahanya(Hafsah, 2004). supaya dapat menghasilkan produk atau memiliki usaha berupa UMKM; keempat jaminan keselamatan. Dengan adanya jaminan ini masyarakat yang ingin 6.UMKM berwisata akan merasa aman; kelima sarana prasarana serta fasilitas pendukung sangat dibutuhkan dalam Kontribusi UMKM sangat besar dilihat dari pembangunan desa wisata; keenam keterpaduan data dibawah ini. obyek wisata yang dimaksudkan adalah dengan adanya beberapa sektor wisata memungkin dalam Perbandingan Kompetensi PDB Menurut pembangunan desa wisata akan diadakan paket travel Kelompok Usaha pada tahun 2010- 2011. untuk para wisatan yang ingin berkunjung ke kecamatan Sawahan; ketujuh konservasi seni dan N Skala 2010 2011 Pertumb budaya dalam hal ini adanyaa seni dan budaya O Usaha uhan didalam salah satu tempat wisata yaitu Air Terjun 1 UMKM 171,048 183,125 +7,06% Sedudo yaitu ritul suroan serta kesenian lain seperti (40,45%) (41,11%) kuda lumping dihaarapkan menjadi nilai tambah 2 Usaha 78,542 75,975 -3,25% tersendiri dalam pembangunan desa wisata untuk itu Meneng (17,41%) (16,61%) seni dan budaya perlu dilindungi serta dilestarikan ah agar saat proses pembangunan serta berjalannya desa 3 Usaha 183,673 185,352 +0,91% wisata tidak hilang oleh budaya-budaya lain yang Besar (42,17%) (14,28%) masuk dalam desa tersebut. Kedelapan promosi 433,245 444,453 +2,59% digunakan untuk mengenalkan desa wisata agar (100%) (100%) wisata lokal maupun mancanegara mengetahui dan tertarik terhadap desa wisata yang ada di kecamatan Sumber: BPS dan Kementrian Koperasi dan UMKM Sawahan. (Diolah)

5.Aglomerasi Data diatas menunjukkan bahwa kontribusi UMKM sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Aglomerasi adalah pengelompokan suatu usaha dalam nasional data perolehan pertumbuhan UMKM adalah sebuah kawasan sehingga membentuk kawasan atau sebesar 7,06% dibandingkan dengan usaha lain lingkungan tempat usaha. Aglomerasi memiliki UMKM lebih unggul. Maka dari itu aglomerasi tidak keuntungan karena dengan adanya aglomersi baik akan hanya berdampak terhadap perekonomian satu lingkungan, penduduk, serta budayanya akan berubah orang saja melainkan akan meningkatkan pendapatan dengan itu aglomerasi ini dimanfaatkan sebagai masyarakat di dalam suatu daerah yang bersangkutan. konsep dan instrumen dalam meningkatkan sarana Namun juga perlu diketahui bahwasanya dalam iklim usaha, yang tujuan ahirnya adalah pertumbuhan mendukung keberhasilan UMKM kita perlu melihat nasional. Iklim usaha yang dimaksudkan adalah usaha salah satu faktor atau alat dalam promosi UMKM mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebelum yaitu pariwisata dengan pariwisata tidak hanya aglomerasi UMKM dilakukan perlu adanya penduduk local saja yang akan mengunjungi tempat pemberdayaan masyarakat tentang UMKM mengacu tersebut melainkan penduduk dari mancanegara juga. pada prinsip-prinsip dasar dengan pendampingan Dari ketiga variabel tersebut saling memiliki masyarakat, yaitu: belajar dari masyarakat, hubungan yang sangat berkaitan erat. Arti pariwisata pendamping sebagai fasilitator dan dapat tercipta secara umum yaitu Pariwisata merupakan salah satu saling belajar dan berbagi pengalaman(Karsidi, 2007). faktor yang memiliki kontribusi didalam pendapatan Pendampingan ini perlu dilakukan untuk mengawal nasional dengan memanfaatkan sumberdaya alam semua kegiatan UMKM agar sesuai dengan yang telah tersedia maupun sumberdaya buatan. permintaan pasar. Permintaan pasar khususnya untuk Secara umum definisi pariwisata adalah perjalanan wisatawan perlu pendampingan yang selalu dari tempat yang satu ketempat yang lain, dilakukan

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

oleh individu maupun kelompok dengan sifat yang sementara, dan berdasar atas kehendak sendiri atau kesukarelaan (Spilane 1987). Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki banyak tempat-tempat pariwisata namun sayangnya tidak semua pariwisata tersebut dimanfaatkan secara optimal salah satu contohnya adalah di kecamatan sawahan kabupaten nganjuk ini. Yangmana kecamatan sawahan kabupaten nganjuk memiliki tujuh tempat wisata yaitu Air Terjun Singokromo(Sendang Putri Wilis), Bukit Batu Songong Atau Bukit Batu Ngroto, Embung Estumulyo, Air Terjun Watu Lumbung, Air Terjun Tetes Embun, Air Terjun Gedangan(Sumber Manik) serta wisata utama Kecamtan Sawahan adalah Air Terjun Sedudo. Meunurut Darsono (2005). Untuk mengembangkan suatu pariwisata harus memiliki akomodasi serta fasilitas pendukung ditinjau dari bentuk keaslian, sosial budaya, adat istiadat, produk maupun kesehariannya. Dari kesemua Sumber : RPJMD kabupaten Nganjuk Tahun 2014- faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, fasilitas 2018 pendukung pariwisata yang belum memadai dalam Dari tabel tersebut dapat terlihat adanya mengoptimalkan fungsi pariwisata di kecamatan fluktuasi baik naik maupun turunnya jumlah sawahan kabupaten nganjuk adalah sebuah produk. wisatawan yang berkunjung. Oleh karena itu, dengan Maka dari itu untuk meningkatkan fungsi pariwisata adanya desa wisata dan aglomerasi UMKM maka dibutuhkan peran UMKM sebagai salah satu fasilitas akan menjadi daya saing tersendiri yang menarik dalam mendukung kemajuan sebuah pariwisata. minat wisatawan untuk berkunjung. Diharapkan dengan adanya desa wisata “The Seven Miracle of 7.Aglomerasi Umkm Dengan Optimalisasi Tempat Sawahan” pengunjung menjadi meningkat dan Wisata Dalam Pembangunan Desa Wisata Sebagai mampu mendongkrak kemajuan UMKM masyarakat Peningkatan Perekonomian Masyarakat kecamatan Sawahan dengan pemberdayaan Potensi daerah dari sektor wisata dapat masyarakata Sawaha yang dipusatkan dioptimalisasikan dalam pembangunan desa wisata (aglomerasikan) dalam suatu kawasan seperti pasar karena dalam satu kecamatan Sawahan memiliki lebih ataupun pusat oleh-oleh dengan begitu perekonomian dari tujuh tempat wisata. Pembangunan desa wisasta masyarakan serta daerah akan mengalami didasarkan pada pengunjung wisata yang terus peningkatan. fluktuatif tahunnya. Ditunjukan dengan data :

KESIMPULAN Dalam kecamatan Sawahan memiliki banyak potensi disektor pariwisata yaitu Air Terjun Singokromo, Air terjun Sendang Putri Wilis, Bukit Batu Songong Atau Bukit Batu Ngroto, Embung Estumulyo, Air Terjun Watu Lumbung, Air Terjun Tetes Embun, Air Terjun Gedangan(Sumber Manik) serta wisata utama Kecamtan Sawahan adalah Air Terjun Sedudo. Selain itu masih banyak lagi keindahan Kecamatan Sawahan yang dijadikan wisata seperti makam Mbah Ngliman, potensi bunga mawar didukung dengan pemandangan yang sangat indah selama perjalanan ditambah keadaan iklim serta kondisi lahan yang cocok untuk dijadikan tempat wisata holtikultura dipekarangan rumah penduduk kecamatan tersebut. Namun, potensi tersebut kurang dioptimalkan oleh penduduk sekitar ataupun pemerintah. Belum ada pihak-pihak yang mengelola potensi tersebut untuk

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2016- UNPGRI KEDIRI

meningkatkan perekonomian masyarakat. Mengingat potensi kecamatan Sawahan memiliki peluang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dari permasalahan yang penulis teliti maka penulis menyarakan sebuah model pembangunan desa wisata untuk membangun serta mengembangkan UMKM yang kemudian dipusatkan dalam suatu tempat bertujuan agar mereka memunculkan inovasi untuk meningkatkan pendapatan mereka karena sebuah daya saing.cra yang digunakan memanfaatkan wisata dan UMKM sekita untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah dengan pembangunan desa wisata.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. (2014). Potensi Klaster Agroindustri Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi Jambi Junaidi, Amri Amir, Hardiani Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah, 2(1), 9–20. Hafsah, M. J. (2004). Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (ukm). Infokop, 3, 40–44. Karsidi, R. (2007). Pemberdayaan masyarakat untuk usaha kecil dan mikro (Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa tengah). Jurnal Penyuluhan, 3(2). Retrieved from http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view /2161 Machmud, S., & Sidharta, I. (2013). Model Kajian Pendekatan Manajemen Strategik. Urnal Computech & Bisnis, 7(1), 56–66. Panggabean, R. (2010). Kajian Pengembangan Umkm Di Sentra Klaster Rotan Kabupaten Cirebon, 5, 99–118. Sulaeman, S. (2004). Pengembangan usaha kecil dan menengah dalam menghadapi pasar regional dan global, 113–120. Winarni Susyanti, D. (2013). Potensi Desa Melalui pariwisata Pedesaan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 12(1), 33–36. Zakaria, F., Suprihardjo, D., Perencanaan, J., & Teknik, F. (2014). Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Jurnal Teknik Pomits, 3(2).