BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, media massa semakin menjadi hal yang digemari bagi masyarakat dunia. Baik media cetak maupun elektronik. Terlebih media eletronik, yaitu televisi, yang mempunyai tempat khusus dihati penikmatnya. Seperti yang dikatakan William L. Rivers, Jay W. Jensen, dan Theodore Peterson dalam buku “Media Massa & Masyarakat Modern”, bahwa media elektronik sejak awal kemunculannya khalayaknya adalah masyarakat luas secara keseluruhan, bukan kalangan tertentu saja. Televisi, hadir dengan fungsi-fungsinya yaitu fungsi pengawasan, fungsi penafsiran, fungsi keterkaitan, fungsi penyebaran nilai, dan fungsi hiburan. Dewasa ini, masyarakat Indonesia semakin akrab dengan fenomena masuknya Korean Wave. Perkembangan industri hiburan di Korea Selatan semakin pesat. Sebagai salah satu sumber devisa negara, industri hiburan mendapat dukungan penuh dari pemerintah negara Korea Selatan. Pelan-pelan Korea Selatan memperkenalkan industri hiburannya ke dunia mancangera, dengan sebutan Hallyu atau Korean Wave (Shim, 2006:25). Korean Wave ditujukan kepada gelombang penyebaran budaya Korea secara mendunia yang dimulai dari Asia Timur pada tahun 1990an, dan mulai menyebar luas ke Amerika Serikat, Amerika Latin, Timur Tengah, dan sebagian Eropa (Ravina, 2008 : 1). Korean Wave juga ditujukan untuk meningkatnya popularitas Korea Selatan di dunia secara signifikan. Atau disebut dengan Hallyu dalam bahasa Korea (Kim, 2007 : 15). Sejak pertama drama Korea di impor keluar pada tahun 1993, dengungan tentang budaya pop Korea di sekitar negara-negara Asia telah dengan ajaib meningkat dan secara signifikan menembus mereka beberapa tahun kemudian, dan pada tahun 2000 sampai 2002, menurut sumber, “gelombang Korea bergerak cepat ke berbagai daerah Asia, termasuk Asia Tenggara dan Asia

1

Tengah” (Hyejung, 2007 : 6). Seperti yang telah disebutkan oleh Hyejung bahwa gelombang Korea bergerak cepat ke berbagai daerah di Asia termasuk Asia Tenggara, maka Indonesia adalah salah satu negara yang terkena gelombang Korea tersebut. Masuknya gelombang Korea di Indonesia dapat dilihat dengan semakin banyaknya restoran Korea buatan masyarakat Indonesia, maupun franchise restoran cepat saji yang ada di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Lotteria, BonChon, dan KyoChon. Mulai banyaknya bermunculan tempat les bahasa Korea, dan juga festival-festival budaya Korea. Saat ini mulai juga muncul jurusan Sastra Korea yang ada di universitas negeri di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Pendidikan Indonesia. Adanya Korean Wave yang masuk ke Indonesia juga semakin mengeratkan hubungan bilateral antara kedua negara. Indonesia dan Republik Korea mendirikan hubungan diplomatik pada tanggal 17 September 1973. Kemitraan strategis kedua negara mulai dijalin sejak 4 Desember 2006. Kerja sama kedua negara mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir sebagai hasil dari summit diplomacy, konsultasi dan komunikasi pada tataran working level serta pertukaran antar-masyarakat yang intensif. Republik Korea saat ini tercatat sebagai mitra dagang terbesar keempat dan investor asing terbesar ketiga Indonesia. Pada tahun 2012, volume perdagangan kedua negara adalah sebesar US$ 27,02 milyar. Sementara investasi Republik Korea di Indonesia mencapai USD 1,94 milyar, atau naik lebih dari 55% dari tahun sebelumnya. (http://www.tempo.co/read/news/2013/06/13/118488162/Indonesia-Korea-Selatan- Tingkatkan-Hubungan) Fenomena Korean Wave ini dimulai dari drama Korea atau yang biasa disebut dengan K-drama, yang pertama tayang di Indonesia pada tahun 2000 di stasiun televisi Indosiar, Endless Love. Secara teratur drama-drama lain mulai ditayangkan di Indonesia dan mendapatkan respon yang baik dari pemirsa. Drama-drama tersebut diantaranya adalah Full House, Sassy Girl Chunhyang, Winter Sonata, Memories in Bali, Princess Hours, dan Coffee Prince. Selain itu ada juga drama yang berlatar

2 belakang sejarah yang juga digemari masyarakat Indonesia, yaitu Dae jang Geum, Queen Seon Deok, Hawang Jini, Iljimae, dan Jumong. Puncak kepopuleran K-drama di Indonesia adalah saat tayangan Winter Sonata diputar di Jepang, Cina, Taiwan, dan Asia Tenggara. Tayangan melankolis seperti Winter Sonata terbukti dapat mengambil perhatian masyarakat Indonesia. Mulai tahun 2008 hingga 2013, drama yang mendapat perhatian adalah Boys Before Flowers, diikuti dengan Dream High, City Hunter, The King 2 Hearts, Playfull Kiss, dan That Winter The Wind Blows. Sejak munculnya K-drama, perlahan berkembang juga K-pop atau Korean Pop yang banyak digemari oleh anak muda Indonesia. Ditandai dengan mulai banyaknya artis Korea yang mengadakan konser di Indonesia, seperti BoA (2004), Rain (2009), Wonder Girls (2010), 2PM (2011), SMTown (2012), Bigbang (2012), Super Junior ( 2012&2013), Girl’s Generation (2013), dan yang terakhir CNBLUE (2013). K-pop juga digunakan pemerintah sebagai ajang hubungan bilateral antara Indonesia dengan Korea Selatan. Seperti Indoensia-Korea Friendship Sharing Concert 2010 yang ditayangkan TVRI dan Arirang, Festival KIMCHI pada tahun 2011 dan Music Bank Live in Jakarta pada 2013 lalu. Tak heran Korean Wave semakin digemari oleh masyarakat Indonesia. Setelah banyaknya tanggapan baik yang diterima oleh K-drama dan K-pop, di Indonesia mulai muncul K-show atau Korean Show yang menampilkan beragam tayangan televisi Korea. Seperti misalnya Running Man, Barefoot Friends, , Dad Where Are You Going?, Real Man, Mamma Mia dan masih banyak lagi. Dalam penelitian ini, penulis tertarik memilih tayangan Running Man. Tayangan ini memiliki konsep yang berbeda yaitu urban action , sebuah acara perpaduan game show dan variety show yang mulai ditayangkan tahun 2010 lalu hingga sekarang oleh stasiun televisi SBS. Running Man mendapat tanggapan positif dari para pemirsanya. Terbukti dengan rating acara yang tinggi mencapai 12.8% pada Maret 2014. Tayangan yang menghibur, lucu, dibuat dengan menarik

3 dari segi artistik, konsep acara, dan konten, dan banyak menghadirkan bintang- bintang ternama membuat penggemarnya semakin bertambah setiap tahun. Tidak hanya di negara Korea Selatan, tetapi juga di mancanegara termasuk Indonesia.

Running Man ( Korea: 런닝 맨 ) adalah sebuah variety show Korea Selatan. Pertama kali ditayangkan pada 11 Juli 2010. Acara ini diklasifikasikan sebagai "urban action variety", sebuah genre baru yang belum pernah ada, atau sebuah acara yang difokuskan di lingkungan perkotaan. Dalam acara ini, pembawa acara dan bintang tamu setiap episodenya diberikan misi untuk memenangkan perlombaan.

Disiarkan setiap pukul 17.20 KST (waktu Korea) di stasiun televisi SBS berdurasi 1 jam 15 menit. Pada bulan November 2011, hak untuk menyiarkan Running Man dijual ke sembilan wilayah di Asia, yakni Taiwan, Thailand, China, Malaysia, Hong Kong, Jepang, Singapura, Kamboja, dan Indonesia. Hal ini membuktikan kenaikan popularitas Running Man sebagai program Hallyu. Dalam perkembangannya, Running Man mendapatkan berbagai penghargaan, penghargaan tersebut adalah:

Gambar 1.1

Penghargaan Running Man

Year Award Category Recipients and Result nominees

2010 4th SBS Entertainment Variety New Star Award Song Joong-ki Won [56]

Awards Won

Lee Kwang-soo Won

Variety Special Award Song Ji-hyo Won

Best TV Star Award Kim Jong-kook Won Netizen Most Popular Running Man Won Program Award

2011 5th Mnet 20's Choice Hot Variety Star Song Ji-hyo Nominated Awards

5th SBS Entertainment Newbie Award: Variety Lee Kwang-soo Won

4

Awards[57] Category Broadcast Writer Award Park Hyun-sook Won

Best Entertainer Award: Won Variety Category Most Outstanding Program Running Man Won Award

Outstanding Award: Kim Jong-kook Won

Variety Category Song Ji-hyo Won Netizen’s Most Popular Nominated

Award Yoo Jae-suk Nominated Grand Award (Daesang) Won

2012 48th Baeksang Arts Best Female Entertainer Song Ji-hyo Nominated Awards DramaFever Awards Best Couple NOT Meant Gary & Song Ji- Nominated to Be! hyo

6th SBS Entertainment Outstanding Award: Gary Won [58]

Awards Variety Category Ji Suk-jin Won Viewer's Most Popular Running Man Won Program Award

Viewer's Most Popular Yoo Jae-suk Won Award Grand Award (Daesang) Won

2013 49th Baeksang Arts Best Female Entertainer Song Ji-hyo Nominated

Awards Best Male Entertainer Yoo Jae-suk Nominated Grand Award (Daesang) Won Best Variety Show Running Man Nominated

Yahoo! Asia Buzz Asia’s Most Charismatic Kim Jong-kook Won Award Korean Host 4th allkpop Awards Best Variety Show Running Man Won NATE Awards Won Best Couple Gary & Song Ji- Won hyo

7th SBS Entertainment Friendship Award Lee Kwang-soo Won Awards[59] Best Couple Award Ji Suk-jin & Lee Nominated Kwang-soo Gary & Song Ji- Nominated hyo Viewer's Most Popular Running Man Won Award members Most Outstanding Program Running Man Won Award

5

Male Outstanding Award Haha Won

Kim Jong-kook Won

Female Most Outstanding Song Ji-hyo Won Award

Grand Award (Daesang) Yoo Jae-suk Nominated (http://id.wikipedia.org/wiki/Running_Man)

Bila dilihat, tayangan ini selalu menampilkan perlombaan antar selebritis Korea maupun mancanegara yang berbeda di setiap episodenya. Adanya kemudahan untuk men-streaming tayangan tersebut di internet semakin menjadikan Running Man sebagai acara favorit. Selain itu, secara tak langsung, tayangan Running Man telah menunjukkan keberagaman budaya Korea, seperti budaya bahasa pada Running Man episode 17 dan 186, budaya makanan pada episode 163, 179, 180, dan 186, dan unsur pakaian dan kesenian pada episode 30.

Tayangan Running Man tentu menimbulkan kesan berbeda-beda pada audiens. Ada yang melihat dari segi artistik program, pemasaran program, maupun perkenalan budaya yang dibawa program Running Man. Dari perbedaan itulah muncul dampak dan perilaku yang berbeda. Penulis menganalisis unsur budaya Korea berupa bahasa dan makanan dalam tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186. Bahasa dan makanan Korea sudah banyak dikenal dunia. Huruf sudah banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Seperti yang diinformasikan oleh Korea Tourism Organization, bahwa di dunia ada 78 juta orang yang menggunakan bahasa Korea. Untuk melestarikan huruf hangul sendiri, pemerintah Korea membuat tempat wisata yang khusus untuk memperkenalkan hangul kepada seluruh dunia. Makanan Korea pun tidak kalah terkenal dengan huruf hangul. Banyak makanan Korea yang sudah mendunia baik makanan utamanya maupun makanan ringannya. Makanan Korea terkenal dengan makanan yang tidak banyak menggunakan penyedap. Orang Korea masak menggunakan bumbu utama yaitu

6 cabai, kacang kedelai, pasta kedelai, minyak wijen, dan rempah-rempah. (http://english.visitkorea.or.kr/enu/FO/FO_EN_6_5_1.jsp). Makanan korea termasuk sebagai salah satu makanan tersehat di dunia, karena berbahan dasar sayura-sayuran, daging yang dimasak dengan tidak banyak minyak, dan juga makanan yang di fermentasi yang bisa dinikmati oleh masyarakat dunia. Selain itu, orang Korea juga sangat mementingkan peran makanan selain sebagai untuk dikonsumsi, juga untuk sebagai obat-obatan. (http://www.sbs.com.au/food/cuisine/korean)

Alasan penulis memilih tayangan Running Man untuk diteliti adalah karena tayangan ini mendapat respon baik oleh para masyarakat yang menyaksikannya. Terbukti sejak tahun 2010 tayangan ini masih terus ada, telah lebih dari 180 episode yang dihasilkan sampai bulan Maret 2014. Dan alasan penulis memilih episode 186 adalah karena dalam episode tersebut, mengandung unsur budaya bahasa dan makanan. Pada Maret 2014, Running Man mempertahankan tempatnya dengan rating sebesar 12.8% (http://www.allkpop.com/article/2014/03/1-night-2-days-remains-on- top-in-sunday-ratings-battle)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka fokus dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui unsur budaya Korea dalam hal bahasa dan makanan dalam tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186”. Adapun pertanyaan penelitian terkait dengan fokus penelitian adalah:

1. Bagaimana unsur budaya Korea dalam hal bahasa pada tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186? 2. Bagaimana unsur budaya Korea dalam hal makanan pada tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186?

7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur budaya Korea dalam hal bahasa dan makanan yang ditampilkan pada tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186, dengan uraian:

1. Untuk mengetahui unsur budaya Korea dalam hal bahasa pada tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186 2. Untuk mengetahui unsur budaya Korea dalam hal makanan pada tayangan Running Man episode Seoul’s Face 186

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini kelak menjadi rujukan dan masukan bagi penelitian di bidang ilmu komunikasi dalam hal kajian mengenai budaya populer yang disebarkan melalui sesuatu tayangan baru berupa action variety show.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan informasi dan bahan kajian bagi para pecinta Korean Wave untuk dapat mengambil sisi positif dan ada suatu pembelajaran yang dapat diambil dari setiap tayangan Running Man.

8

1.5 Tahap Penelitian

Gambar 1.1

Tahapan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian, Menggunakan Tahapan dari Janice M. Morse: Persiapan penelitian 1. Tahap Refleksi 1. Penentuan dan 2. Tahap Perencanaan Hasil Akhir berupa Penulisan Laporan Pengajuan Tema 3. Tahap Memasuki Lapangan Penelitian penelitian 4. Tahap Pengumpulan Data 2. Penyusunan Rancangan Penelitian 5. Tahap Penarikan Diri 6. Tahap Penulisan (Janice M. Morse: 1994)

Sumber: Danzin dan Lincoln (1994) Creswell (1998 : 15)

Tahapan penelitian menjadi proses yang harus dilakukan oleh peneliti. Adapun tahap penelitian yang dilakukan ialah:

1. Persiapan Penelitian Dalam persiapan penelitian ini, beberapa langkah yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian ialah:  Penentuan Penelitian Penentuan tema menjadi hal yang mendasar yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengambil Korea Selatan sebagai tema besae dalam penelitian. Setelah itu, peneliti mencari sumber-sumber untuk

9

mendukung tema yang diambil oleh peneliti. Setelah menyaksikan tayangan Running Man, muncul ketertarikan peneliti untuk mengangkat masalah tentang hal yang mengukatkan fenomena Korean Wave di Indonesia.  Penyusunan Rancangan Penelitian Setelah itu, peneliti merancang penelitian dengan dilanjutkan mencari berbagai macam data dari berbagai sumber baik media cetak, maupun media elektronik tentang apa yang membuat Running Man menjadi tayangan yang digemari oleh pecinta Korean Wave di Indonesia. Running Man pertama kali ditayangkan pada tahun 2010. Saat ini sudah banyak fanbase Running Man di Indonesia, khususnya Bandung. Salah satunya yang terbesar adalah @RMbdgindonesia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul, “Analisis Tayangan Running Man Yang Mengandung Unsur Budaya Bahasa dan Makanan (Studi kasus episode Seoul’s Face 186)”

2. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam peelitian ini mengikuti tahapan metode dari Janice M. Morse (Denzin dan Lincoln ed. 1994), yang mencakup tahap refleksi, tahap perencanaan, tahp memasuki lapangan, tahap pengumpulan data, tahap penarikan diri, dan tahap penulisan.

 Tahap Refleksi Merupakan tahap ide pemikiran yang mencoba meneropong permasalahan yang akan diteliti dibarengi dengan pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditentukan atau dipilih topic yang akan menajdi objek penelitian, dalam tahap ini pertanyaan penelitian menjadi sangat penting meskipun bersifat sangat umum.

10

 Tahap Perencanaan Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan tempat penelitian yang sesuai dengan masalah yang ingin dikaji, kemudia strategi apa yang akan diterapkan dalam memperoleh data yang diperlukan, penentuan strategi penelitian harus mengacu pada pertanyaan penelitian yang ditentukan.  Tahap Memasuki Lapangan Tahap ini merupakan tahapan awal memasuki penelitian, penentuan sampel yang akan dijadikan informan dalam pengambilan data menjadi masalah krusial,mengingat pengambilan sampelnya bersifat purposive, maka kecermatan sangat diperlukan agar informan yang akan kita pilih benar-benar dapat memberikan gambaran tentang permasalahn yang akan diteliti.  Tahap Pengumpulan Data Dalam tahap ini keakuratan data menjadi pertimbangan utama. Penentuan kriteria kelayakan data merupakan langkah awal dalam tahapan ini, meskipun demikian upaya untuk memungkinkan pelacakan kebenaran data perlu dilakukan/dipersiapkan guna lebih memberi keyakinan akan kebenaran data yang diperoelh dalam penelitian.  Tahap Penarikan Diri Penelitian kualitatif dilakukan dalam setting yang alamiah, hal ini akan berakibat pada situasi dimana peneliti akan dipandang dan memandang dirinya sebagai bagian dari setting tersebut karena sangat akrabnya dengan objek penelitian/informan.  Tahap Penulisan Langkah berikutnya adalah melakukan penulisan atas apa yang telah diteliti sesuai dengan tujuan penelitian. Laporan peneltiian kualitatif

11

harus mengungkap argument yang meyakinkan dengan menunjukkan data secara sitematis guna mendukung kasus yang jadi penelitian peneliti.

1.6 Waktu Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama 4 bulan, sejak bulan Februari 2014 sampai dengan Mei 2014.

12