{PDF EPUB} Musashi - Buku Pertama Tanah by Eiji Yoshikawa Tag Archives: Eiji Yoshikawa

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

{PDF EPUB} Musashi - Buku Pertama Tanah by Eiji Yoshikawa Tag Archives: Eiji Yoshikawa Read Ebook {PDF EPUB} Musashi - Buku Pertama Tanah by Eiji Yoshikawa Tag Archives: eiji yoshikawa. Inilah kisah perjalanan samurai pertama yang lugu, setia dan cinta damai, namun dipaksa berperang untuk mempertahankan wilayah dan kehormatannya. Seorang samurai yang dikagumi oleh Miyamoto Musashi dan Minamoto no Yoritomo. TAIRA No Masakado merupakan buku karya Eiji Yoshikawa, penulis novel sejarah terkemuka dari Jepang yang dikenal dengan karya besarnya, Mushasi dan Taiko. Taira no Masakado ditulis setelah Yoshikawa melakukan riset tentang sejarah dan gerakan/pemberontakan Masakado yang terjadi di abad sembilan. Sejarah Jepang mencatat Masakado sebagai samurai yang berusaha berjalan di hukum kekaisaran, namun keadaan memaksa dia melakukan pembelaan diri hingga memunculkan perang antarklan dan akhirnya dalam suatu peristiwa dia disebut sebagai pemberontak. Perang dengan pemerintah pusat Kyoto terjadi pada tahun 939-940 M dan dikenal sebagai perang paling dramatis, karena bertepatan dengan gempa bumi, gerhana bulan, pemberontakan di utara, dan serangan bajak laut. Perang itu berakhir dengan kematian Masakado. Kepalanya dipisah dari tubuh dan diarak ke Kyoto. Tragedi kematian Masakado menjadi perbincangan dan terus bertahan hingga sekarang. Kisah Masakado melegenda dan memunculkan berbagai versi. Konon, karena merasa diperlakukan tidak adil, kepala Masakado yang dibawa ke Kyoto melayang dan jatuh di tanah kelahirannya Desa Shibasaki — sekarang berada di tengah atau pusat Kota Tokyo. Untuk menenangkan arwahnya, masyarakat membangun kuil di tempat jatuhnya kepala Masakado. Kisah yang beredar, orang-orang yang memfitnah Masakado satu-persatu tertimpa musibah, meninggal secara mengenaskan. Di zaman modern, beberapa kali makam dan kuil Masakado yang terletak di tengah kota Tokyo akan dialih fungsikan, namun selalu diikuti dengan rentetan bencana. Itu sebabnya, sampai sekarang makamnya tetap ada dan terpelihara, dikepung gedung-gedung tinggi pusat Kota Tokyo. Buku Eiji Yoshikawa menceritakan perjalanan hidup Taira no Makasado sejak dia kecil hingga kematian menjemput. Dikisahkan, Masakado tumbuh sebagai anak dan pemuda baik hati dengan pikiran positif. Ketika ayahnya meninggal, harta kekayaannya dikelola ketiga pamannya. Setelah gagal membunuh Masakado, pamannya mengirim Kojiro (nama masa kecil Masakado) ke Kyoto untuk menjadi pelayan kelas rendah di tempat kediaman Fujiwara no Tadahira, menteri kiri di pemerintahan. Perjalanan Hidup Sang Taiko. Masih tentang Taiko . Sebagaimana Musashi , Taiko adalah kisah klasik yang ditulis ulang Eiji Yoshikawa dari manuskrip aslinya ke dalam bahasa yang lebih mudah dicerna. Ditulis tahun 1937 dengan judul Shinsho taikoki . Sebagaimana karya-karya lainnya, kisah ini ditulis ulang untuk menumbuhkan minat baru terhadap sejarah. Genrenya novel sejarah. Dan Eiji Yoshikawa menjadi yang terbaik dan terkemuka di Jepang di genre tersebut. Bahkan di tingkat dunia. Pemerintah Jepang sengaja menjadikan perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi (Sang Taiko) sebagai panutan orang banyak, sebagai bagian dari propaganda untuk menunjukkan kekuatan Jepang pada masa sebelum PD II. (Wikipedia) Saya suka beberapa paragraf pada bagian Penutup, halaman 1140-1141: Ketika membandingkan perjalanan hidupnya dengan sebuah pendakian gunung, ia merasa seakan-akan memandang bukit-bukit di bawah setelah hampir mencapai puncak. Puncak gunung dianggap sebagai tujuan akhir sebuah pendakian. tapi tujuan sesungguhnya, yaitu memperoleh kenikmatan hidup, tidak ditemui di puncak, melainkan dalam kesulitan-kesulitan yang menghadang di perjalanan. Perjalanan itu ditandai oleh lembah, tebing, sungai, jurang, serta tanah longsor, dan pada waktu menyusuri jalan setapak, sang pendaki mungkin merasa ia tak dapat maju lebih jauh, atau bahkan kematian lebih baik daripada meneruskan perjalanan. Tapi kemudian ia bangkit dan kembali berjuang melawan kesulitan- kesulitan yang menghadang, dan ketika akhirnya ia dapat menoleh dan mengamati rintangan yang berhasil diatasinya, ia pun menyadari bahwa ia telah merasakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya. Betapa membosankan hidup bebas dari kebimbangan atau perjuangan yang melelahkan! Betapa cepatnya orang akan bosan menempuh perjalanan di tempat datar. Pada akhirnya, hidup manusia merupakan rangkaian penderitaan dan perjuangan, dan kenikmatan hidup tidak terletak dalam masa-masa jeda yang singkat. Hideyoshi, yang lahir dalam kesengsaraan, tumbuh dewasa sambil bermain di tengah-tengahnya. … Tetapi cita-cita Hideyoshi tidak berhenti di batas air; ambisinya menjangkau lebih jauh, ke negeri yang diimpi-impikannya semasa kanak-kanak… Orang yang tak pernah ragu bahwa ia sanggup membalik setiap kesulitan menjadi keuntungan baginya, bahwa ia sanggup membujuk setiap musuh untuk menjadi sahabat, bahwa ia sanggup membujuk burung yang membisu agar menyanyikan lagu yang dipilihnya… Eiji Yoshikawa: Taiko. Taiko (Dari Taiko : An Epic Novel of War and Glory in Feudal Japan) . Eiji Yoshikawa. Alih bahasa: Hendarto Setiadi. PT Gramedia Pustaka Utama. Cetakan keempat, April 2006. Hardcover, 1142 halaman. ISBN: 979220492X (ISBN 13: 9789792204926) Menulis tentang novel ini? Hmm.. tidak sekarang. Masih ecstasy . Hehe. 1142 halaman! Karena tebalnya, bisa dijadikan bantal. Membacanya jadi perjuangan tersendiri, tapi puas. Biar terendapkan dulu. Meski bercerita tentang perang, perebutan kekuasaan, intrik politik, dan pengkhianatan, tapi juga becerita tentang perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan sisi-sisi kemanusiaan di dalamnya. Tentang ambisi, namun juga nurani yang tetap mendasari ambisi yang besar dan kuat itu. Tentang idealisme di satu sisi, dan sisi-sisi kemanusiaan yang tetap mewadahi. Tentang sebuah cita-cita besar, dan perjuangan untuk mewujudkannya. Nah, untuk saat ini, hanya ingin mengabadikan 2 hal yang membuat saya bertahan hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan membaca buku ini: sampai tuntas! Yang pertama, kalimat pembuka pada halaman Catatan Untuk Pembaca. Perhatikan bagian yang ditebalkan.. Poinnya, bagaimana cara Hideyoshi membuat burung itu ingin berkicau. It’s exactly sparked my curiosity . Menjelang pertengahan abad keenam belas, ketika keshogunan Ashikaga ambruk, Jepang menyerupai medan pertempuran raksasa. Panglima- panglima perang memperebutkan kekuasaan, tapi dari tengah-tengah mereka tiga sosok besar muncul, seperti meteor melintas di langit malam. Ketiga laki-laki itu sama-sama bercita-cita untuk menguasai dan mempersatukan Jepang, namun sifat mereka berbeda secara mencolok satu sama lain: Nobunaga, gegabah, tegas, brutal; Hideyoshi, sederhana, halus, cerdik, kompleks; Ieyasu, tenang, sabar, penuh perhitungan. Falsafah-falsafah mereka yang berlainan itu sejak dulu diabadikan oleh orang Jepang dalam sebuah sajak yang diketahui oleh setiap anak sekolah: Bagaimana jika seekor burung tidak mau berkicau? Nobunaga menjawab,” Bunuh saja!” Hideyoshi menjawab , “Buat burung itu ingin berkicau.” Ieyasu menjawab, “Tunggu.” Buku ini, Taiko (sampai kini, di Jepang, Hideyoshi masih dikenal dengan gelar tersebut), merupakan kisah tentang laki-laki yang membuat burung itu ingin berkicau. Yang kedua, sinopsis pada cover belakang buku: Dalam pergolakan menjelang dekade abad keenam belas, Kekaisaran Jepang menggeliat dalam kekacau-balauan ketika keshogunan tercerai- berai dan panglima-panglima perang musuh berusaha merebut kemenangan. Benteng-benteng dirusak, desa-desa dijarah, ladang-ladang dibakar. Di tengah-tengah penghancuran ini, muncul tiga orang yang bercita-cita mempersatukan bangsa. Nobunaga yang ekstrem, penuh karisma, namun brutal; Ieyasu yang tenang, berhati-hati, bijaksana, berani di medan perang, dan dewasa. Namun kunci dari tiga serangkai ini adalah Hideyoshi, si kurus berwajah monyet yang secara tak terduga menjadi juru selamat bagi negeri porak-poranda ini. Ia lahir sebagai anak petani, menghadapi dunia tanpa bekal apa pun, namun kecerdasannya berhasil mengubah pelayan-pelayan yang ragu-ragu menjadi setia, saingan menjadi teman, dan musuh menjadi sekutu. Pengertiannya yang mendalam terhadap sifat dasar manusia telah membuka kunci pintu-pintu gerbang benteng, membuka pikiran orang-orang, dan memikat hati para wanita. Dari seorang pembawa sandal, ia akhirnya, menjadi Taiko, penguasa mutlak Kekaisaran Jepang. Selain mengagumi Eiji Yoshikawa, saya juga mengagumi penerjemahnya, Hendarto Setiadi (sejak pertama berkenalan lewat novel Dan Damai di Bumi! ). Belajar tentang satu hal: Tak ada yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata (bahasa). Betapa Tuhan menciptakan bahasa sebagai suatu wujud kebudayaan. Bukan Sekedar Hidup, Tetapi Harus Berarti. “Yang penting adalah bagaimana berdiri di tempat yang benar, agar ia dapat menunggangi ombak zaman. Tujuannya mutlak, bukan sekedar hidup, tetapi harus berarti.” Eiji Yoshikawa , Musashi My most fascinating book.. “Some books are to be tasted, others to be swallowed, and some few to be chewed and digested." - Francis Bacon. “I have always imagined that Paradise will be a kind of library.” - Jorge Luis Borges. Timus Narara. Novel Jepang ” Miyamoto Musashi “ mengambil seting Jepang zaman dahulu ketika keshogunan dalam masa kritis dan peperangan perebutan kekuasaan terjadi dimana-mana. Cerita dimulai dari tahun Temmon kelima, 1536, yaitu masa ketika Kinoshita Hiyoshi menjalani masa kanak- kanaknya yang berat. Setelah ayahnya meninggal, ibu Hiyoshi menikah dengan Chikuami. Hubungan Hiyoshi dengan ayah tiri yang memanggilnya Saru ini tidak baik, sehingga Hiyoshi dikirim ke kuil untuk belajar, namun dipulangkan karena berbuat kenakalan. Akhirnya Hiyoshi mengembara mencari
Recommended publications
  • Learning from SHOGUN
    Learning from Shǀgun Japanese History and Western Fantasy Edited by Henry Smith Program in Asian Studies University of California, Santa Barbara Santa Barbara, California 93106 Contents Designed by Marc Treib Contributors vi Copyright © 1980 by Henry D. Smith II Maps viii for the authors Preface xi Distributed by the Japan Society, 333 East 47th Street, New York, Part I: The Fantasy N.Y. 10017 1 James Clavell and the Legend of the British Samurai 1 Henry Smith 2 Japan, Jawpen, and the Attractions of an Opposite 20 Illustrations of samurai armor are David Plath from Murai Masahiro, Tanki yǀryaku 3 Shǀgun as an Introduction to Cross-Cultural Learning 27 (A compendium for the mounted Elgin Heinz warrior), rev. ed., 1837, woodblock edition in the Metropolitan Museum Part II: The History of Art, New York 4 Blackthorne’s England 35 Sandra Piercy 5 Trade and Diplomacy in the Era of Shǀgun 43 Ronald Toby 6 The Struggle for the Shogunate 52 Henry Smith 7 Hosokawa Gracia: A Model for Mariko 62 Chieko Mulhern This publication has been supported by Part III: The Meeting of Cultures grants from: 8 Death and Karma in the World of Shǀgun 71 Consulate General of Japan, Los William LaFleur Angeles 9 Learning Japanese with Blackthorne 79 Japan-United States Susan Matisoff Friendship Commission 10 The Paradoxes of the Japanese Samurai 86 Northeast Asia Council, Henry Smith Association for Asian Studies 11 Consorts and Courtesans: The Women of Shǀgun 99 USC-UCLA Joint East Asia Henry Smith Studies Center 12 Raw Fish and a Hot Bath: Dilemmas of Daily Life 113 Southern California Conference on Henry Smith International Studies Who’s Who in Shǀgun 127 Glossary 135 For Further Reading 150 Postscript: The TV Transformation 161 vi Contributors vii Sandra Piercy is a graduate student in English history of the Tudor- Stuart period at the University of California, Santa Barbara.
    [Show full text]
  • Universidade De São Paulo Faculdade De Filosofia, Letras E Ciências Humanas Departamento De Letras Orientais Programa De
    UNIVERSIDADE DE SÃO PAULO FACULDADE DE FILOSOFIA, LETRAS E CIÊNCIAS HUMANAS DEPARTAMENTO DE LETRAS ORIENTAIS PROGRAMA DE PÓS-GRADUAÇÃO EM LÍNGUA, LITERATURA E CULTURA JAPONESA BRUNO TOMAZ CUSTÓDIO DOS REIS MUSASHI, A TRAJETÓRIA DE FORMAÇÃO DE MIYAMOTO MUSASHI DURANTE O EXÍLIO Versão corrigida São Paulo 2018 BRUNO TOMAZ CUSTÓDIO DOS REIS MUSASHI, A TRAJETÓRIA DE FORMAÇÃO DE MIYAMOTO MUSASHI DURANTE O EXÍLIO Versão corrigida Dissertação apresentada ao Programa de Pós-Graduação em Língua, Literatura e Cultura Japonesa do Departamento de Le- tras Orientais da Faculdade de Filosofia, Letras e Ciências Humanas da Universida- de de São Paulo, para obtenção do título de Mestre em Letras, sob a orientação da Profª. Drª. Neide Hissae Nagae. São Paulo 2018 Autorizo a reprodução e divulgação total ou parcial deste trabalho, por qualquer meio convencional ou eletrônico, para fins de estudo e pesquisa, desde que citada a fonte. REIS, B. T. C. MUSASHI, A TRAJETÓRIA DE FORMAÇÃO DE MIYAMOTO MUSASHI DURANTE O EXÍLIO. Dissertação apresentada à Faculdade De Filosofia, Letras e Ciências Humanas da Universidade de São Paulo para a obtenção do título de Mestre em Letras. Aprovado em: Banca Examinadora Prof(a). Dr(a). ______________________ Instituição: ___________ Julgamento: _______________________ Assinatura ____________ Prof(a). Dr(a). ______________________ Instituição: ___________ Julgamento: _______________________ Assinatura ____________ Prof(a). Dr(a). ______________________ Instituição: ___________ Julgamento: _______________________ Assinatura ____________ AGRADECIMENTOS Muito especialmente agradeço à minha orientadora, Profa. Dra. Neide Hissae Nagae, por ter respeitado meus momentos, paciência, carinho e confiança no decorrer da pesquisa. Aos meus pais, Luiz e Zélia, por todo o apoio em minha vida e formação.
    [Show full text]
  • Vagabond an Analysis of the Role Language in a Historical Japanese Comic
    JAPANSKA Vagabond an analysis of the role language in a historical Japanese comic Hunor Andrássy Kandidatuppsats Handledare: VT 2014 Yasuko Nagano-Madsen Examinator: Pia Moberg ABSTRACT By means of analyzing the comic ‘Vagabond’ by Inoue Takehiko, which depicts the renowned sword saint MiyamotoMusashi, who lived during times of yonder (circ. 1584 – 1645) when the samurai society thrived, this study inquires into the variations of interwoven modern and historical Japanese role language, which has hitherto not been adequately studied. What became evident was the pattern and predictability the interweaving of the two role languages had. A large part of ‘Vagabond’ consists of modern Japanese, while the use of historical Japanese is limited. The pattern can be found in the categorization of the characters; those who speak only modern Japanese and those who speak a mixture of modern and historical Japanese. The components, which led to the results, were the characteristics of role language, videlicet, 1st and 2nd personal pronouns, as well as sentence-final expressions, be that particles, copulas or verb conjugations. In addition, some historical vocabularies were also found. Finally, the results developed Kinsui Satoshi’s theory of role language in Japanese by contributing and further inquiring into historical role language. 2 TYPOGRAPHY & ROMANIZATION In this thesis both romanization and Chinese characters are used. For romanization, a modified Hepburn system is utilized. In case of the proficient reader, the Chinese characters shall not cause problems, but give them unambiguous information instead. However, for those who are not proficient enough, romanized furigana1 are provided above the ideographic characters for reading aid.
    [Show full text]
  • Analisis Struktural Novel “Shinsu Tenma Kyo
    ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “SHINSU TENMA KYO (KEBANGKITAN WIBAWA KLAN TAKEDA)” KARYA EIJI YOSHIKAWA YOSHIKAWA EIJI NO SAKUHIN NO “SHINSU TENMA KYO” TO IU SHOUSETSU NO KOUSEITEKI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh: JULFI ARDHI SYAHRIAN NIM : 130708088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “SHINSU TENMA KYO (KEBANGKITAN WIBAWA KLAN TAKEDA)” KARYA EIJI YOSHIKAWA YOSHIKAWA EIJI NO SAKUHIN NO “SHINSU TENMA KYO” TO IU SHOUSETSU NO KOUSEITEKI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh: JULFI ARDHI SYAHRIAN NIM : 130708088 Pembimbing Drs. Nandi S NIP. 196008221988031002 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Disetujui oleh: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Medan, Oktober2017 Program Studi Sastra Jepang Ketua, Prof.Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D NIP : 19580704 1984 12 1 001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat beserta karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Struktural Novel Shinshu Tenma Kyo (Kebangkitan Wibawa Klan Takeda) Karya Eiji Yoshikawa”, disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, dan kesalahan di berbagai sisi baik itu dalam hal tulisan, tata bahasa maupun proses analisisnya yang terdapat didalamnya.
    [Show full text]
  • The Impact of the Conflict Amongst the Warrior Class Members to Japan’S 16Th Century Feudal System in Eiji Yoshikawa’S Taiko
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TITLE PAGE THE IMPACT OF THE CONFLICT AMONGST THE WARRIOR CLASS MEMBERS TO JAPAN’S 16TH CENTURY FEUDAL SYSTEM IN EIJI YOSHIKAWA’S TAIKO AN UNDERGRADUATE THESIS Presented as a Partial Fulfillment of the Requirements forthe Degree of Sarjana Sastra in English Letters By PATRICIA PARAMITHA Student Number: 164214075 DEPARTMENT OF ENGLISH LETTERS FACULTY OF LETTERS UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO PAGE Out of breath in my lungs From the small window reflects the inverted head and Morning glories racing for growth. -Tigridia- vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DEDICATION PAGE For my beloved individuals who have kept me alive until this day. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TABLE OF CONTENTS TITLE PAGE ........................................................................................................... i APPROVAL PAGE ................................................................................................. ii ACCEPTANCE PAGE ........................................................................................... iii STATEMENT OF ORIGINALITY ........................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................................. v MOTTO PAGE ....................................................................................................... vi DEDICATION PAGE
    [Show full text]
  • Proquest Dissertations
    INFORMATION TO USERS This manuscript has been reproduced from the microfilm master. UMI films the text directly from the original or copy submitted. Thus, some thesis and dissertation copies are in typewriter face, while otfiers may t>e from any type of computer printer. The quality of this reprxKluctlon Is dependent upon the quality of the copy submitted. Broken or indistinct print, colored or poor quality illustrations and photographs, print bleedthrough, substandard margins, and improper alignment can adversely affect reproduction. In the unlikely event that the author did not send UMI a complete manuscript and there are missing pages, these will be noted. Also, if unauthorized copyright material had to be removed, a note will indicate the deletion. Oversize materials (e.g., maps, drawings, charts) are reproduced by sectioning the original, t>eginning at the upper left-hand comer and continuing from left to right in equal sections with small overlaps. Photographs included in ttie original manuscript have been reproduced xerographically in this copy. Higher quality 6" x 9" black and white photographic prints are available for any photographs or illustrations appearing in this copy for an additional charge. Contact UMI directly to order. Bell & Howell Information and Learning 300 North Zeeb Road, Ann Arbor, Ml 48106-1346 USA 800-521-0600 UMI' A LITERATURE FOR THE PEOPLE: A STUDY OF JIDAI SHÔSETSU IN TAISHÔ AND EARLY SHÔNA JAPAN DISSERTATION Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree Doctor of Philosophy in the Graduate School of The Ohio State University By Scott C. Langton, M.A. The Ohio State University 2000 Dissertation Committee: Approved by Professor Richard Torrance, Adviser Professor William Tyler Adviser Professor Mark Bender East: Asian Languages and Literatures UMI Number 9982924 UMI UMI Microform9982924 Copyright 2000 by Bell & Howell Information and Learning Company.
    [Show full text]
  • UC San Diego UC San Diego Electronic Theses and Dissertations
    UC San Diego UC San Diego Electronic Theses and Dissertations Title Encounter Dialogue: The Literary History of a Zen Buddhist Genre Permalink https://escholarship.org/uc/item/9t73b6gf Author Van Overmeire, Ben Publication Date 2016 Peer reviewed|Thesis/dissertation eScholarship.org Powered by the California Digital Library University of California UNIVERSITY OF CALIFORNIA: SAN DIEGO Encounter Dialogue: The Literary History of a Zen Buddhist Genre A dissertation submitted in partial satisfaction of the requirements for the degree Doctor of Philosophy in Literature by Ben Van Overmeire Committee in charge Professor Richard Cohen, Chair Professor Suzanne Cahill Professor Page Dubois Professor Emily Roxworthy Professor Pasquale Verdicchio 2016 Copyright Ben Van Overmeire, 2016 All rights reserved SIGNATURE PAGE The Dissertation of Ben Van Overmeire is approved, and it is acceptable in quality and form for publication on microfilm and electronically Chair University of California, San Diego 2016 iii DEDICATION To my family iv EPIGRAPH 霞一日問居士。昨日相見何似今日。士曰。如法舉昨日事來。作箇宗眼。霞曰。祇 如宗眼還著得龐公麼。士曰。我在你眼裡。霞曰。某甲眼窄。何處安身。士曰。是 眼何窄。是身何安。霞休去。士曰。更道取一句。便得此語圓。霞亦不對。士曰。 就中這一句。無人道得。 Another day, Master Xia asked Layman Pang: “How does yesterday, when we saw each other, resemble today?” The Layman said: “It is as if, relying on the Dharma, you examine yesterday’s affair and create a lineage eye.” Xia said: “Only if my lineage eye returns to attach to the honored Pang!” The Layman said: “I am in your eye.” Xia said: “This person’s eye is narrow. How can you put a body there?” The Layman said: “How is this eye narrow? How is this body to be put?” Xia ceased, and started to go away.
    [Show full text]