Application of the Elaboration Likelihood Models in the Political Campaign of Sudrajat-Syaikhu During the West Java Regional General Election in 2018

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Application of the Elaboration Likelihood Models in the Political Campaign of Sudrajat-Syaikhu During the West Java Regional General Election in 2018 Journal of Politics and Policy Volume 2, Number 1, Desember 2019 Application of The Elaboration Likelihood Models in The Political Campaign of Sudrajat-Syaikhu During The West Java Regional General Election in 2018 Aplikasi Model Elaborasi Kemungkinan Pada Kampanye Persuasi Sudrajat- Syaikhu Terhadap Perubahan Perilaku Pemilih Pilkada Jabar 2018 Andhika Pontoha, Farrah Soeharno b, Mutia Risjad c CORESPONDING AUTHOR: Dr. Irwansyah, S.Sos, M.A. a, b& c Political Science Department, Universitas Indonesia a, b, &c Depok, West Java, Indonesia a [email protected], b [email protected], c [email protected] Abstract West Java PILKADA (the regional government election) in 2018 saw significant change in the increasing electability of one contestants Sudrajat-Ahmad Syaikhu ahead of the election day. Amid the estimation commissioned by various survey institutions, the results of the vote count showed a significant jump in the vote collection of Sudrajat-Syaikhu. These significant jumps can be achieved because the candidate utilized campaign persuasion messages by emphasizing religious values, supporting for certain groups social and political causes and was benefited by the existing authorities both from the government and the party. Priority programs were promoted on the shades of significant phenomenal issues to get voters’ attention. This article tries to explain the application of the Elaboration Likelihood Model to the Sudrajat-Syaikhu's campaign that succeeded in changing voter behavior in West Java. In the Elaboration Likelihood Model theory, persuasive messages will be received differently by the recipient due to differences in motivation and ability to comprehend the conveyed messages. This paper will describe the application of the Elaboration Likelihood Model theory in the Sudrajat-Syaikhu campaign strategy which utilized and was benefited from the peripheral route using Islamic populist strategies, support for #2019GantiPresiden cause and 212 movement, and authorities from party, military and the ruling government. The utilization of this peripheral route is proven able to increase the number of votes in the end, which reflects the reality of prioritization of religious values above other aspects in West Java. Key words: Elaboration Likelihood Model, Voters Motivation, Pilgub Jabar 2018, Sudrajat- Syaikhu 83 Abstrak Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Jawa Barat 2018 menjadi sorotan dengan perubahan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sudrajat-Syaikhu yang meningkat menjelang hari pemilihan. Di tengah perkiraan berbagai lembaga survei, hasil akhir perhitungan suara menunjukan lonjakan yang cukup signifikan pada perolehan suara pasangan Sudrajat – Syaikhu. Perubahan terjadi dikarenakan pesan persuasi kampanye yang mengedepankan nilai religius, dukungan terhadap kelompok tertentu dan adanya otoritasi dari pemegang kekuasaan baik pemerintah maupun partai. Rancangan program pemerintahan yang seharusnya diutamakan, dipromosikan dengan mengusung isu-isu fenomenal yang mampu mendapatkan atensi pemilih. Artikel ini mencoba menjelaskan aplikasi model elaborasi kemungkinan (Elaboration Likelihood Model) yang diterapkan pada kampanye pasangan tersebut yang berhasil mengubah perilaku pemilih di Jawa Barat. Pada teori Elaboration Likelihood Model pesan persuasi akan diterima secara berbeda karena adanya perbedaan motivasi dan kemampuan mengolah pesan oleh penerima pesan. Tulisan ini akan menjabarkan aplikasi teori Elaboration Likelihood Model dalam strategi kampanye Sudrajat-Syaikhu yang memanfaatkan dan diuntungkan dari rute periferal dengan menggunakan isu populis Islam, dukungan terhadap gerakan #2019GantiPresiden dan persaudaraan 212, otoritas partai, militer dan pemerintahan. Pemanfaatan rute periferal terbukti mampu meningkatkan jumlah suara, yang menjadi cerminan realitas prioritisasi nilai-nilai religius di atas aspek lainnya di Jawa Barat. Kata Kunci: Model Elaborasi Kemungkinan, Motivasi Pemilih, Pilgub Jabar 2018, Sudrajat-Syaikhu PENDAHULUAN Jawa barat adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) terbanyak. Data Pemilih Tetap (DPT) yang diungkapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, menunjukkan total pemilih sebesar 31.730.042 yang terdiri atas 15.945.499 pria dan 15.784.543 wanita dari 27 kabupaten/kota, 627 kecamatan dan 5927 kelurahan/desa. (KPU, Komisi Pemilihan Umum Indonesia, 2018) Data Poltracking menunjukkan pemilih PILKADA di Jawa Barat yang memiliki preferensi untuk memilih gubernur dan calon gubernur berdasarkan variabel rasional seperti kinerja dan pengalaman kandidat, Visi-Misi dan program kandidat, serta kualitas/kompetensi kandidat adalah sebesar 40, 9%. Sementara itu, pemilih berdasarkan variabel sosiologis seperti agama yang dianut kandidat, asal daerah kandidat, asal suku bangsa kandidat adalah sebesar 34,6%. Pemilih yang memperhitungkan variabel psikologis seperti karakter personal dan santun, gender/jenis kelamin kandidat, serta usia dan penampilan fisik adalah sebesar 10, 1%. Sisanya, sebanyak 12, 4% memilih menjawab tidak tahu serta 2% memiliki preferensi lainnya. (Poltracking, 2018) PILKADA Jawa Barat pada 2018 diikuti oleh empat kontestan seperti Ridwan 84 Kamil – Uu Ruzhanul Ulum; Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi; Sudrajat – Ahmad Syaikhu; dan Tubagus Hasanuddin – Anton Charliyan. Survei Lembaga Poltracking yang dilakukan sebelum PILKADA Jawa Barat telah memprediksikan elektabilitas pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum unggul (42%) dari pasangan Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi (35,8%), disusul oleh pasangan Sudrajat - Ahmad Syaikhu (10.8%) dan Tubagus Hasanuddin - Anton Charliyan (5,5%), serta undecided voters (6%). (Poltracking, 2018) Namun terdapat perbedaan signifikan pada hasil penetapan suara PILKADA Jawa Barat 2018, pasangan Ahmad Syaikhu berhasil memperoleh 6.317.465 suara atau 28,74% dari total pemilih Jawa Barat (KPU, 2018) sehingga menjadi kontestan dengan jumlah pemilih kedua terbanyak di ajang PILKADA Jawa Barat 2018. Mayjen TNI (purn) H. Sudrajat, M.PA memiliki latar belakang militer dan H. Ahmad Syaikhu merupakan wakil Walikota Bekasi pada 2013. Pasangan ini didukung oleh partai pengusung Gerindra, PKS dan PAN serta didukung oleh partai PBB dan Idaman. Pasangan yang memiliki visi “Jawa Barat Termaju, Bertaqwa, Aman, dan Sejahtera untuk Semua" dengan jargon politik “Asyik” ini berhasil merebut suara swing voters dan suara pemilih dari calon lainnya. Keberhasilan ini dapat tercapai berkat strategi kampanye yang cukup memperhitungkan perilaku pemilih serta preferensi pemilih Jawa Barat yang sangat dipengaruhi oleh konsep religius. Artikel ini mencoba menjelaskan penerapan model elaborasi kemungkinan dalam strategi kampanye Sudrajat - Ahmad Syaikhu, terutama pemanfaatan rute periferal untuk mengubah perilaku pemilih dalam PILKADA Jawa Barat 2018. Perilaku Pemilih Pemilihan umum atau biasa disebut pemilu merupakan salah satu pilar utama dari sebuah proses demokrasi untuk memilih pemimpin. Pada konteks ini, aspirasi rakyat menjadi penting dalam menilai para kontestan pemilu yang menawarkan visi, misi, serta program yang akan memandu arah kebijakan negara. Dalam proses pemilu ini, perilaku politik para konstituen memiliki dinamikanya tersendiri. Perilaku politik merupakan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik antara pemerintah dan masyarakat, yang terbagi dalam dua jenis, yaitu perilaku politik lembaga dan pejabat pemerintah serta perilaku politik warga negara biasa, baik individu ataupun kelompok. Perilaku politik mempengaruhi penetapan kebijakan, keputusan serta sistem pemerintahan yang dapat mengatur kehidupan 85 masyarakat untuk mencapai tujuan kolektif masyarakat itu sendiri (Sitepu, 2012). Dalam proses pemilu, perilaku politik warga negara yang menjadi pemilih dilihat dari partisipasi dalam bentuk pemberian dukungan suara (voting), kontribusi materi untuk kampanye, keterlibatan dalam pengorganisasian pemilu, serta pengumpulan dan pencarian dukungan bagi seorang calon, dan tindakan lainnya yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil proses pemilihan. Terdapat ada empat jenis pemilih (Firmanzah, 2007), yaitu: a. Pemilih rasional memiliki orientasi tinggi pada solusi logis dan praktis untuk pemecahan masalah (problem-solving) ketimbang ideologi. Pemilih rasional melihat kemampuan kontestan pemilu melalui program-program kerja yang ditawarkan, sehingga pemilih tipe ini tidak akan segan-segan beralih dari satu kontestan ke kontestan lain yang dinilai lebih mampu menyelesaikan permasalahan di masyarakat. b. Pemilih kritis biasanya menilai kontestan politik dengan memadukan kemampuan kontestan melalui program-program kerja yang ditawarkan dan unsur ideologis yang dibawa oleh kontestan tersebut. Bagi pemilih kritis, ikatan ideologis menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap loyalitas, sehingga pemilih kritis tidak cukup mudah untuk beralih pilihan ke kontestan lain. c. Pemilih tradisional memiliki orientasi yang tinggi terhadap kedekatan sosial- budaya, nilai, asal-usul faham dan agama, sehingga kebijakan atau program kerja yang ditawarkan kontestan menjadi parameter kedua. Pemilih tradisional mengutamakan figur kepribadian pemimpin, mitos ataupun nilai historis yang melekat pada kontestan politik. d. Pemilih skeptis tidak memiliki orientasi ideologi yang tinggi dengan kontestan pemilu. Pemilih ini juga tidak melihat kebijakan atau program kerja kontestan sebagai sesuatu yang penting. Dalam proses pemilu, pemilih jenis ini cenderung memilih secara acak berdasarkan pemikiran dan
Recommended publications
  • Jurnal Bina Praja 10 (2) (2018): 195-207 JURNAL BINA PRAJA E-ISSN: 2503-3360 | P-ISSN: 2085-4323
    Jurnal Bina Praja 10 (2) (2018): 195-207 JURNAL BINA PRAJA e-ISSN: 2503-3360 | p-ISSN: 2085-4323 Accreditation Number 21/E/KPT/2018 http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/index Political Participation of Youth in the West Java Regional Election (Pilkada) in 2018 Yusa Djuyandi*, Ari Ganjar Herdiansah Department of Political Science Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung - Sumedang, Jatinangor, Sumedang, Indonesia Received: 26 August 2018; Accepted: 24 September 2018; Published online: 13 November 2018 DOI: 10.21787/jbp.10.2018.195-207 Abstract The implementation of the regional elections (Pilkada) in West Java is one of the means of democratic regional leadership succession. One indicator of the success of the elections is the political participation of the community, and one of the most important segments of society that is interesting to study is youth. Based on data from the West Java Election Commission, out of 31.7 million registered voters, there were 30% of young voters who could participate. But there are problems faced in efforts to increase youth political participation, namely the tendency of apathy towards identifying and analyzing youth political participation in West Java in the 2018 elections, this research takes and analyzes apolitics. number This of data study using aims qualitative to find out research how youth methods, political where participation the data were in the taken West consists Java Provincial of primary Election data derived in 2018. from In interviews, group discussions, and observations. Meanwhile, secondary data was obtained from various literature using data triangulation techniques to obtain accurate data. The results of this study indicate that in the implementation ofstudies, the 2018 media, West and Java official Pilkada, documents there is anof increasethe West in Java the Election political Commission.
    [Show full text]
  • The Professionalisation of the Indonesian Military
    The Professionalisation of the Indonesian Military Robertus Anugerah Purwoko Putro A thesis submitted to the University of New South Wales In fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences July 2012 STATEMENTS Originality Statement I hereby declare that this submission is my own work and to the best of my knowledge it contains no materials previously published or written by another person, or substantial proportions of material which have been accepted for the award of any other degree or diploma at UNSW or any other educational institution, except where due acknowledgement is made in the thesis. Any contribution made to the research by others, with whom I have worked at UNSW or elsewhere, is explicitly acknowledged in the thesis. I also declare that the intellectual content of this thesis is the product of my own work, except to the extent that assistance from others in the project's design and conception or in style, presentation and linguistic expression is acknowledged. Copyright Statement I hereby grant to the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or in part in all forms of media, now or hereafter known. I retain all property rights, such as patent rights. I also retain the right to use in future works (such as articles or books) all or part of this thesis or dissertation. Authenticity Statement I certify that the Library deposit digital copy is a direct equivalent of the final officially approved version of my thesis.
    [Show full text]
  • Ahmad Syaikhu
    EDISI ASYIKpublisher Catatan Harian Ahmad Syaikhu [MARET - APRIL 2020] Catatan Harian Catatan BUKU ini, meski terlihat sederhana, tapi tampak jelas menjawab apa yang saya sampaikan. Saudara Ahmad Syaikhu sejauh ini telah sukses memainkan perannya sebagai etalase partai. H. Mohamad Sohibul Iman, Ph.D Presiden PKS Ahmad Syaikhu BUKU beliau mengkonfirmasi kerja-kerja nyata Fraksi PKS selama menjadi Anggota DPR, sesuai visi dan misi PKS di Parlemen. Tradisi menuliskan gagasan, pemikiran, dan kritisi terkait per- masalahan dan kepentingan publik memberikan kelebihan (leverage) tersendiri bagi anggota legislatif. Hal ini menunjukkan keseriusan yang bersangkutan untuk turut mencerdaskan masya- rakat melalui goresan pena, terlebih lagi sikap dan tulisan ter- sebut dipublikasikan secara luas melalui media massa. Dr. H. Jazuli Juwaini, M.A Ketua Fraksi PKS DPR RI 2019-2024 Edisi 3 TERIMAKASIH Pak Guru, Ahmad Syaikhu. Tetaplah sederhana, jujur, amanah, cerdas, dan artikulatif, seba- EDISI gai mana yang saya kenal selama ini. Mari terus rayakan dialog-dialog cerdas melalui buku, yang membawa kita untuk sekaligus selalu mengingat dan mengamal- Catatan Harian kan perintah pertamaNya: iqra, iqra, iqra! A SYIK Kang Maman (Maman Suherman) Penulis, Warga Bekasi publisher Ahmad Syaikhu [MARET - APRIL 2020] syaikhu_ahmad_ ahmadsyaikhucom @syaikhu_ahmad ahmad syaikhu www.ahmadsyaikhu.com ASYIKpublisher EDISI Catatan Harian Ahmad Syaikhu [MARET - APRIL 2020] CATATAN HARIAN AHMAD SYAIKHU • 3 EDISI Catatan Harian Ahmad Syaikhu [MARET - APRIL 2020] Penulis: Ahmad Syaikhu Editor: Erwyn Kurniawan Desain Grafis: Firdaus Usman Cetakan Ke-I Mei 2020 Diterbitkan oleh: Asyikpublisher Percetakan: Asyikpublisher iv CATATAN HARIAN AHMAD SYAIKHU • 3 Daftar Isi Pengantar Presiden PKS ..................................................................... vii Pengantar Ketua Fraksi PKS DPR RI ................................................... ix Meruntuhkan Tembok Pemisah ........................................................
    [Show full text]
  • West Java: Tough Fight in Key Battleground
    www.rsis.edu.sg No. 050 – 20 March 2019 RSIS Commentary is a platform to provide timely and, where appropriate, policy-relevant commentary and analysis of topical and contemporary issues. The authors’ views are their own and do not represent the official position of the S. Rajaratnam School of International Studies, NTU. These commentaries may be reproduced with prior permission from RSIS and due recognition to the author(s) and RSIS. Please email to Mr Yang Razali Kassim, Editor RSIS Commentary at [email protected]. Indonesian Presidential Election 2019 West Java: Tough Fight in Key Battleground By Keoni Marzuki and Chaula R. Anindya SYNOPSIS Home to roughly 33 million eligible voters in the coming national elections, West Java is seeing both presidential candidates Joko Widodo and Prabowo Subianto clash in a tough fight for votes. How well they do in this province may be pivotal to their quest for the presidency. COMMENTARY PRESIDENT JOKO Widodo (“Jokowi”) certainly does not want to repeat the disastrous result of the 2014 presidential election in West Java; he lost decisively – with a margin of 4.6 million votes – to his contender Prabowo Subianto. Since taking office, President Jokowi has paid greater attention to West Java through various means. Primarily he prioritises several infrastructure projects in the province – the Kertajati Airport in Majalengka, which is three hours away by car from Bandung, and the Bogor-Ciawi- Sukabumi (Bocimi) toll road, among at least 30 other infrastructure projects in West Java under the National Strategic Project flagship. Prabowo, on the other hand, has been focusing on Central Java – a primary stronghold of his party, PDIP, and the president’s home province.
    [Show full text]
  • 403 Forbidden
    Saling Bertemu, PKS dan PKB Jajaki Koalisi di 2024 Realitarakyat.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjajaki peluang mencari titik temu guna menyelesaikan berbagai persoalan bangsa dan mengawali kemungkinan konsolidasi untuk pemilihan umum 2024. “Banyak titik temu antara PKB dan PKS, karena ini lahir sama-sama dari rahim umat. Itu yang harus dipahami dan para pengurusnya pun banyak yang dari pesantren, sama di PKB dan PKS tidak jauh berbeda,” kata Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi saat menerangkan hasil pertemuan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar di Jakarta, Rabu (28/4/2021). Dalam pertemuan antara dua pemimpin itu, Aboe menyebut PKS dan PKB juga memiliki kesamaan misi untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin (memberi rahmat untuk semua). Dua pihak sepakat bahwa perdamaian dan suasana harmonis antarumat beragama harus selalu dipelihara. “Diharapkan, visi keumatan ini akan mampu jadi dasar membangun peradaban secara bersama- sama,” kata Aboe menambahkan. Sementara itu, terkait isu konsolidasi untuk pemilihan umum 2024, Aboe menjawab dua pihak belum membahas detail sampai pada tahapan itu. Namun, pimpinan PKS dan PKB telah berdiskusi mengenai kesamaan-kesamaan cara pandang yang dapat menjadi titik temu antara dua partai politik tersebut. “(Pertemuan) ini prolog, mukadimah. Kalau ada titik tertentu, titik-titik kesamaan sangat mungkin kami bertemu. (Bagi) PKS no problem (tidak ada masalah). Yang penting, PKS bisa membangun bangsa dengan baik,” kata Aboe menjawab pertanyaan wartawan terkait peluang keduanya membangun konsolidasi untuk pemilu 2024 antara PKS dan PKB. Dalam sesi jumpa pers yang sama, Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid mengatakan dua partai memiliki arah politik yang sama, yaitu politik rahmatan lil alamin atau politik yang membawa manfaat bagi seluruh kelompok masyarakat.
    [Show full text]
  • Manajemen Citra Pks Di Pemilu 2019
    MANAJEMEN CITRA PKS DI PEMILU 2019 Disusun Oleh: Fahmi Azhary Siregar NIM: 21170510000011 PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 2020 M/1441 H TESIS MANAJEMEN CITRA PKS DI PEMILU 2019 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial (M.Sos) di Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh: Fahmi Azhary Siregar NIM: 21170510000011 MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M i ii iii iv v ABSTRAK Fahmi Azhari Siregar 21170510000011 Manajemen Citra PKS di Pemilu 2019 PKS merupakan salah satu partai basis Islam terbesar di Indonesia. Pada pemilu 2019 PKS menjadi bahan perbincangan publik karena permasalahan internal partai dan oposisi diluar luar pemerintah. PKS membutuhkan Performa komunikatif untuk meningkatkan citra di pemilu 2019. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Performa Komunikatif PKS pada pemilu legislatif 2019 dan bagaimana Pendekatan Publik Relation Politik PKS pada pemilu 2019. Riset ini menggunakan teori utama Performa Komunikatif, yang dikemukakan Michael Pacanowsky dan Nick O'Donnell- Trujillo dan konsep Publik Relations Politik untuk menjelaskan manajemen citra PKS di pemilu legistalif 2019. Secara meteologi riset ini menggunakan kualitatif, dengan studi kepustakaan, dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan riset ini menggunakan pendekatan Paradigma kritis Norman Fairclough. Objek studi riset ini pengurus DPP PKS dan Aleg PKS DPR RI. Temuan dari riset ini menunjukkan, Performa komunikatif PKS di Pemilu 2019 dalam Performa Ritual, setiap pengambilan keputusan partai bersifat kolektif. Pendekatan Publik Relations Politik belum maksimal secara pendekatan markting politik, perlu manajemen tersendiri untuk meningkat citra PKS.
    [Show full text]
  • West Java's 2018 Regional Elections
    ISSUE: 2018 No. 42 ISSN 2335-6677 RESEARCHERS AT ISEAS – YUSOF ISHAK INSTITUTE ANALYSE CURRENT EVENTS Singapore | 3 August 2018 West Java’s 2018 Regional Elections: Reform, Religion, and the Rise of Ridwan Kamil Eve Warburton* EXECUTIVE SUMMARY Ridwan Kamil won West Java’s recent gubernatorial election with 32.8 percent of the popular vote. He is a moderate Muslim figure with a reputation for effective and innovative leadership. There was a late surge in support for the candidate backed by Prabowo Subianto’s Gerindra party, PKS and PAN; but ultimately the national opposition coalition was defeated, and PKS lost control over a strategic province. During the election campaign, there was no dramatic swing towards sectarianism and no deep ideological polarisation. However, conservative religious appeals and Islamist- themed slurs did feature, particularly in the final days before the vote. Ridwan learned from last year’s Islamist mobilisation during Jakarta’s gubernatorial election, and insulated himself against sectarian campaigns by cultivating conservative allies and Islamising his image. These elections indicated a broad constituency for clean, effective leadership; but they also confirmed that a pluralist political identity brings electoral risk. Ridwan projected a fresh reformist identity, while signalling his support for a conservative Islamic agenda - an approach that seems to foreshadow Jokowi’s strategy in the lead up to 2019. * Eve Warburton is Visiting Fellow in the Indonesia Studies Programme at ISEAS-Yusof Ishak Institute. 1 ISSUE: 2018 No. 42 ISSN 2335-6677 INTRODUCTION On July 6, Indonesia’s electoral commission confirmed Ridwan Kamil’s victory in the West Java gubernatorial election with 32.88 percent of the popular vote.1 Bandung’s popular mayor ran a slick and sophisticated campaign.
    [Show full text]
  • August 15, 2016 WALHI West Java
    August 15, 2016 WALHI West Java - Friends of the Earth Indonesia Jl. Piit No.5, Bandung West Java, Indonesia China Development Bank No. 18 Fuxingmennei Street, Xicheng District Beijing, P.R.China 100031 TEL: 86-10-6830 6789/ FAX: 86-10-6830 6699 ATTN: Credit Risk Management Department, Policy Research Department, International Finance Department, Project Appraisal I and II Department Re: Environmental and Social Impacts of Proposed Jakarta-Bandung High Speed Rail Dear Chairman Hu Huaibang: We send our regards from Indonesia. This is WALHI’s1 second letter regarding China Development Bank’s (CDB) investment in our country, the first being in regards to the Morowali nickel mine in Sulawesi 2. Today, we are writing to raise our concern again regarding the environmental and social impact of CDB’s investment in our country. In addition to the Morowali nickel mine, we would like to share our concerns regarding the proposed Jakarta-Bandung High Speed Rail. Based on our analysis, the Jakarta-Bandung HSR is not cost effective, nor will it generate sufficient income to justify its US$5.5 billion price tag 3. We believe it is an unnecessary infrastructure project that will only overburden our government and cause a host of environmental, social, and resettlement problems to local communities residing along the rail network’s route. Because of these negative impacts, WALHI and local communities completely reject the project. We have relayed these concerns to the Indonesian government numerous times, the first on January 19, 2016 at the EIA discussion hosted by the Ministry of Environment and Forestry in Halim Perdanakusumah, and a second time at via a legal notice from WALHI to President Joko Widodo and the Minister of Environment and Forestry.
    [Show full text]
  • Download Download
    FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN RIDWAN KAMIL DAN UU RUZHANUL ULUM DALAM PILKADA JAWA BARAT TAHUN 2018 GINA YULIANA DEWI1 DEWI EROWATI2 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro [email protected] [email protected] Abstract In the 2018 West Java regional elections competition, four pairs of candidates appeared as candidates for Governor and Deputy Governor. The new candidates for the 2018 West Java Governor elections candidacy, namely the pair Ridwan Kamil and Uu Ruzhanul Ulum, came out as winners in the West Java Governor elections constellation. This pair was able to defeat the incumbent in the people's democratic party. The problem that underlies this research is how new candidates can beat incumbents and candidates promoted by the winning party in the West Java legislative election. Based on these problems, it becomes interesting to study because new candidates can get a winning seat. Of course, victory is achieved through careful preparation and the strategies used by their winning team. Also, there were some factors that influenced Ridwan Kamil and Uu Ruzhanul Ulum's victories. This paper aims to determine what factors influence the victory of the pair who also managed to beat the incumbent and the winning party in the legislative elections in West Java. This research uses qualitative research methods, with data collection through interviews and documentation techniques. Through the research method used, we can see what factors influence the victory of this candidate pair. Sources in this study were representatives of the West Java ________________________________________________________________________________________________ POLITEA: Jurnal Politik Islam GINA1 DEWI2 Vol.
    [Show full text]
  • Explaining the Effects of Political Islam and Preacher Toward Prabowo's Electoral Dominance
    Explaining the Effects of Political Islam and Preacher toward Prabowo’s Electoral Dominance: Evidence from Pekanbaru and Kampar ANDHIK BENI SAPUTRA* Department of Government, Abdurrab University Jl. Riau Ujung No. 73 Pekanbaru, Riau, 28291 Indonesia AZHARI SETIAWAN** Department of International Relations, Abdurrab University Jl. Riau Ujung No. 73 Pekanbaru, Riau, 28291 Indonesia HESTI HERPINA*** Department of Government, Abdurrab University Jl. Riau Ujung No. 73 Pekanbaru, Riau, 28291 Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Sosok ulama di Indonesia memiliki peran krusial tidak hanya dalam urusan agama tetapi juga pada persoalan sosial politik. Literatur terkait perilaku pemilih di berbagai negara menunjukkan bahwa pemuka agama memiliki peran besar dalam memengaruhi orientasi dan perilaku politik dari para pengikutnya. Artikel ini bertujuan untuk meng- kaji pengaruh Ustadz Abdul Somad (UAS) terhadap peningkatan signifikan perolehan suara Prabowo pada Pilpres 2019 di Provinsi Riau. Meskipun secara nasional perolehan suara Prabowo kalah dari Jokowi dengan margin yang besar, Prabowo berhasil mem- peroleh kemenangan di 13 dari 34 provinsi, salah satunya adalah Riau. Kami berasumsi bahwa Prabowo memperoleh keunggulan elektoral atas Jokowi di Provinsi Riau kare- na faktor dukungan UAS yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan tajam suaranya dibandingkan dengan Pemilu 2014. Tulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji kecenderungan ini. Data dalam penelitian ini bersumber dari survei yang difokuskan pada dua daerah dengan penduduk terpadat di Riau, yaitu Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Studi ini mengonfirmasi bahwa UAS memberikan efek signifikan terhadap orientasi dan perilaku pemilih Muslim untuk memilih Prabo- wo pada pemilihan presiden terakhir. Temuan lainnya juga sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan besarnya pengaruh agama, khususnya Islam, sebagai faktor penting yang mendorong perilaku politik umat Islam.
    [Show full text]
  • PKS) Post 2014
    International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net Volume 13, Issue 5, 2020 Half-Hearted Moderation of an Islamist Party: Tracing the Altering Behaviour of Indonesia’s Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Post 2014 Ari Ganjar Herdiansaha, aDepartment of Political Science, Universitas Padjadjaran, Email: [email protected] Research on Islamist parties in democratic or semi-democratic countries exposes a shift toward greater moderation. Less understood is how the Islamist party is unwavering in its moderation when circumstances are unfavourable for it. Analysing the alteration of the political behaviour of Partai Keadilan Sejahtera (PKS) in the post-2014 Indonesia, I show that Islamist party moderation is fragile, and the party returned to its idealism when the political environment causes severe ideological inconsistencies. The detachment from political incentives has made the PKS increasingly drawn to an aggressive opponent-style, and unsurprisingly became more involved in Islamist mobilisations for its electoral-idealist ends. The alteration in PKS behaviour towards idealism augments the theoretical presumption that Islamist parties emphasise ideological doctrine, so that whatever they adapt to the democratic political system is always vulnerable to returning to its idealism. This article concludes that half- hearted moderation keeps the potency of an undemocratic insurrection, of an Islamic party, especially when institutional politics do not espouse the views of its traditional constituents, and eventually it undermines its political achievements. Keywords: Islam politic, moderation, Islamist party, democracy, election, Islamic activism Introduction In recent decades, research on Islamic parties in democratic or semi-democratic countries shows parties shifting toward a more moderate stance. In a tight electoral competition, they eventually have abandoned the Islamist agenda and focused on gaining votes.
    [Show full text]
  • Eduvest.Greenvest.Co.Id
    Vol 1, No 4, April -, 2021 p-ISSN 2775-3735- e-ISSN 2775-3727 ECONOMY AND CORPORATIONS: MEASURING HOW ECONOMIC GROWTH INFLUENCES CORPORATIONS’ FINANCIAL PERFORMANCE IN INDONESIA 2013-2020 Yahya Sudrajat Institut Teknologi Bandung E-mail: [email protected] Received:April Abstract 10th, 2021 Time seris data from the World Bank shows that since Soekarno’s Revised: April regime to current regime, now in 2020, Indonesia has been having 16th, 2021 fluctuation of economic growth. Moreover, the pattern of economic Approved:April growth is on the same rythm with the pattern of Indonesia Stock 17th, 2021 Exchange’s market capitals. The patterns shows unique correlations, since the investors in Stock Market tend to invest on financially well-performanced companies. Hence, through this correlation research, the researcher tries to inquire how economic growth influences corporations’ financial performances in Indonesia. Rely on state of the arts, the researcher use ROA and ROE of ten percent samples or 59 companies in Indonesia Stock Exchange as dependent variables in simple linear regression analysis on answering the research questions. Surprisingly, the researcher found unique results from 118 hypotheses, of those all hypotheses, 110 are significant, Seven insignificant, and one is unfulfilled Linearity Test. Astonishingly, of those Seven insignificant results, two companies performed better than economic growth since they able to maintain their finansial performance while whether economy is in crisis or not.. Keywords: ROA, ROE, Economic Growth, corporations, Regression INTRODUCTION Market and prosperity are the entities of which many people from researchers, economists, politicians, and intellectuals spend their time to deal with. We have to deal with the market, if we want to be prosperous.
    [Show full text]