7. Syamsul Rizal
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang Syamsul Rizal Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jalan Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang, Provinsi Banten 42121 Email: [email protected] ABSTRACT Rampak Bedug Ciwasiat is a musical art form in Pandeglang Regency, Banten Province. The music presents a unique percussion pa ern which produced diff erent sounds in its performance. This study employs a qualitative approach with an ethnographic method. Data collection technique used participant observation, in-depth interviews, and documentation. Analysis of the data uses the struc- turalism theory of Levi-Strauss that focused on syntagmatic, paradigmatic, and binary oppositions. The results of the study show that the structure of Rampak Bedug Ciwasiat percussion pa erns consists of rurudatan, dulag, selang dog, kalapa samanggar, gembrung, solawatan, sela gunung, and turumbu. All those percussion pa erns become a complete work called Rampak Bedug Ciwasiat.the structure of the percussion pa ern becomes a complete work called Rampak Bedug Ciwasiat. Keywords: Levi-Strauss structuralism theory, percussion pa erns, Rampak Bedug Ciwasiat ABSTRAK Rampak Bedug Ciwasiat adalah salah satu kesenian yang ada di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang memiliki pola tabuh yang unik. Pola tabuh tersebut memiliki perbedaan bunyi yang dihasilkan dalam setiap pertunjukannya. Dengan demikian, kesenian ini mem- punyai keunikan dalam pola tabuh yang dimainkan. Penelitian ini menggunakan pendekat- an kualitatif dengan metode etnografi . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan strukturalisme Levi-Strauss yang memokuskan pada sintagmatik, paradigmatik, dan oposisi biner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pola tabuh Rampak Bedug Ciwa- siat terdiri dari pola tabuh rurudatan, dulag, selang dog, kalapa samanggar, gembrung, shola- watan, sela gunung, dan turumbu. Struktur pola tabuh tersebut menjadi suatu karya utuh yang dinamakan Rampak Bedug Ciwasiat. Kata kunci: strukturalisme Levi-Strauss, pola tabuh, Rampak Bedug Ciwasiat Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 407 PENDAHULUAN men yang membentuknya. Elemen-elemen Rampak Bedug Ciwasiat adalah kese- itulah yang membentuk sebuah struktur nian daerah Kabupaten Pandeglang Pro- dan menjalin satu sama lain. vinsi Banten yang menggunakan alat musik perkusi (pukul). Kesenian ini dimainkan se- Rampak Bedug cara serempak dan kompak oleh beberapa Istilah rampak bedug diambil dari dua orang pemain dalam irama dan gerakan kata, yaitu rampak dan bedug. Kata bedug yang harmonis. Kesenian Rampak Bedug sendiri sangat familiar di kalangan ma- Ciwasiat memadukan antara gerak dan syarakat muslim, khususnya di Banten. Bi- bunyi. Kesenian ini dimainkan oleh laki- asanya, setiap musala atau masjid yang ada laki dan perempuan. Kesenian Rampak Be- di Kabupaten Pandeglang mempunyai be- dug Ciwasiat menggunakan beberapa alat dug untuk menandakan telah datang waktu- musik perkusi (pukul) yang terdiri dari nya salat lima waktu yang ditabuh sebelum bedug besar/gebrag, tiling i/tingtit, rebana, dikumandangkan azan (Kuswandari, 2014: dan terbang gede. 32-33). Hal ini seperti panggilan kepada Rampak Bedug Ciwasiat memainkan masyarakat bahwa bunyi bedug di musala lagu atau pola tabuh yang sudah ada sebe- atau masjid sebagai petanda telah masuk lumnya. Menurut Johari (2013: 15) nama- waktu untuk melakukan atau menjalankan nama pola tabuh yang ada dalam rampak ibadah salat lima waktu secara berjamaah. bedug adalah nangtang, pingping cakcak, ka- Selain itu, menurut Rohbiah (2013: 463), lapa samanggar, anting sela, celementre, koprok bedug digunakan sebagai pemberitahuan kosong, gibrig tuma, kakaretaan, sela gunung, terkait acara keagamaan, seperti orang me- patingtung, tonggeret, angin – angina, dogdog ninggal. Selain untuk pemberitahuan dan polos, bajing luncat, turumbu, selang dom, ru- informasi, bedug juga sebagai media komu- rudatan, hujan palis, perkutut, shalawat badar nikasi, yaitu untuk menyampaikan pesan dan masih banyak lagi pola tabuh yang kepada masyarakat dengan bunyi yang di- lainnya. Pola tabuh tersebut sudah ada se- tabuhnya. jak puluhan tahun yang lalu (wawancara Rampak bedug adalah suatu pertun- Djarman, 22 Februari 2018). Pola tabuh jukan bedug yang dimainkan secara ber- tersebut dikembangkan oleh sanggar Bale sama-sama atau lebih dari dua buah be- Seni Ciwasiat sekitar tahun 2008 sampai dug dan ditabuh secara serempak dengan sekarang. Namun, pola tabuh hasil variasi pola tabuh yang khas (Dinas Pendidikan itu tidak meninggalkan aturan baku yang Provinsi Banten, 2014: 3-4). Rampak bedug sudah ada seperti tetap menggunakan pola berupa alat musik yang terdiri dari bebe- tabuh, atau irama aslinya. Menurut Endang rapa alat musik pukul atau tabuh secara (wawancara, 14 Maret 2018), setiap pola serempak dan kompak sehingga mengha- tabuh yang dimainkan oleh beberapa sang- silkan irama dan pukulan yang khas dan gar yang ada di Kabupaten Pandeglang enak untuk didengar. mempunyai perbedaan masing-masing da- Kesenian rampak bedug merupakan lam permainannya. perkembangan dari seni ngadu bedug seki- Lagu atau pola tabuh Rampak Bedug tar tahun 1950-an (Kuswandari, 2014: 33). Ciwasiat tentunya memiliki struktur seper- Seni ngadu bedug biasa dimainkan sebagai ti ritme, melodi, dan harmoni yang terkan- penyambut datangnya bulan suci Rama- dung di dalamnya. Dengan demikian, pola dan. Kesenian ini pada awalnya merupa- tabuh kesenian Rampak Bedug Ciwasiat kan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh menjadi utuh disebabkan ada elemen-ele- masyarakat Pandeglang yang dikenal de- Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 408 ngan ngadu bedug (perlombaan atau per- di dalam sistem struktur yang bersangkut- tandingan bedug antar dua kampung) yang an” (Siswantoro 2014: 14). Dengan demiki- dilaksanakan pada bulan puasa setelah se- an, mengikuti konsep Levi-Strauss, maka lesai melaksanakan salat tarawih sampai suatu kesenian dan lagu memiliki struktur menjelang sahur dalam rangka memeriah- di dalamnya. Menurut Nababan (2012: 184) kan bulan suci Ramadan. Menurut Dinas untuk mengetahui struktur dalam kesenian Pendidikan Provinsi Banten (2014: 5), pada tentunya harus melihat elemen-elemen zaman dahulu kegiatan ngadu bedug ha- yang membentuk suatu kesenian sehingga nya dilakasanakan setahun sekali di Keca- menjadi utuh, menjadi satu kesatuan yang matan Pandeglang, Cadasari, dan Karang tak terpisahkan. Dengan pendekatan Levi- Tanjung, Kabupaten Pandeglang. Tujuan Strauss ini, peneliti akan mengetahui fungsi penelitian ini adalah untuk membahas as- dan maknanya dalam struktur tersebut. pek musikal rampak bedug yang difokus- Secara implisit, Levi-Strauss mengang- kan pada struktur pola tabuh Rampak Be- gap musik sejajar atau mirip dengan bahasa dug Ciwasiat. (Ansari, 2010: 46). Alasan yang mendukung pernyataan tersebut, bahwa musik adalah Strukturalisme Levi-Strauss suatu melodi yang menjadi satu kesatuan Penelitian ini membahas struktur pola bermakna terdiri dari fi gur, motif, semi tabuh Rampak Bedug Ciwasiat dengan frase, frase, periode, dan tema. Elemen-e- menggunakan teori Levi-Strauss. Tujuan- lemen tersebut kemudian membentuk se- nya yaitu untuk membedah suatu notasi buah lagu atau pola tabuh yang utuh. yang ada dalam pola tabuh Rampak Bedug Menurut Levi-Strauss dalam Kaplan Ciwasiat. Struktur pola tabuh Rampak Be- (1999: 240), analisis mengenai kebudayaan dug Ciwasiat seperti sebuah bahasa yang (teks) harus berlangsung seperti analisis terdiri dari sebuah huruf, kata, frase, kali- mengenai bahasa. Unsur-unsur dalam teks, mat, dan paragraf. Begitupun juga dengan seperti unsur-unsur bahasa, dalam dirinya notasi pola tabuh Rampak Bedug Ciwasiat sendiri tidak mengandung arti. Arti itu seperti halnya sebuah bahasa, yaitu terdiri baru muncul bila arti itu bergabung mem- dari fi gur, motif, semi-frase, frase, periode, bentuk suatu struktur. Teks mengandung dan tema, sehingga struktur tersebut men- semacam simbol yang dikodekan (Yanti jalin suatu keterkaitan satu sama lain yang Kh, 2009: 313). Namun, struktur teks itu membentuk suatu makna. Dengan demiki- sendiri adalah dialektis, artinya dari situ an, penerapan teori Levi-Strauss dalam ditampilkan oposisi dan kontradiksi ter- membedah struktur pola tabuh Rampak tentu, seperti laki-laki >< perempuan, bumi Bedug Ciwasiat pada penelitian ini seperti >< langit, dan seterusnya, kemudian ada sebuah bahasa. semacam penengahan atau pemecahan. Struktur Levi-Strauss adalah model yang Jika dipandang dalam hubungan dengan dibuat oleh ahli antropologi untuk mema- fungsi-fungsinya, teks atau strukturalisme hami atau menjelaskan gejala kebudayaan Levi–Strauss membantu melukiskan kon- yang dianalisisnya. Levi-Strauss dalam tradiksi tertentu dalam kehidupan, dan ke- Siswantoro menjelaskan bahwa, “Struk- mudian memecahkan kontradiksi itu. turalisme adalah, bahwa hakikat benda Jadi, apa yang dikatakan oleh Levi- tidaklah terletak pada benda itu sendiri, Strauss mengenai hubungan antara baha- tetapi terletak pada hubungan-hubungan sa dan kebudayaan di sini pada dasarnya di dalam benda itu sendiri tidak ada unsur, adalah kesejajaran-kesejajaran atau kore- kecuali terkait dengan makna semua unsur lasi-korelasi yang mungkin dan dapat dite- Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 409 mukan di antara keduanya. Bahasa menjadi susunan beberapa pola