Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang

Syamsul Rizal Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jalan Raya KM. 4 Pakupatan Serang, Provinsi Banten 42121 Email: [email protected]

ABSTRACT

Rampak Bedug Ciwasiat is a musical art form in Pandeglang Regency, Banten Province. The music presents a unique percussion pa ern which produced diff erent sounds in its performance. This study employs a qualitative approach with an ethnographic method. Data collection technique used participant observation, in-depth interviews, and documentation. Analysis of the data uses the struc- turalism theory of Levi-Strauss that focused on syntagmatic, paradigmatic, and binary oppositions. The results of the study show that the structure of Rampak Bedug Ciwasiat percussion pa erns consists of rurudatan, dulag, selang dog, kalapa samanggar, gembrung, solawatan, sela gunung, and turumbu. All those percussion pa erns become a complete work called Rampak Bedug Ciwasiat.the structure of the percussion pa ern becomes a complete work called Rampak Bedug Ciwasiat.

Keywords: Levi-Strauss structuralism theory, percussion pa erns, Rampak Bedug Ciwasiat

ABSTRAK

Rampak Bedug Ciwasiat adalah satu kesenian yang ada di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang memiliki pola tabuh yang unik. Pola tabuh tersebut memiliki perbedaan bunyi yang dihasilkan dalam setiap pertunjukannya. Dengan demikian, kesenian ini mem- punyai keunikan dalam pola tabuh yang dimainkan. Penelitian ini menggunakan pendekat- an kualitatif dengan metode etnografi . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan strukturalisme Levi-Strauss yang memokuskan pada sintagmatik, paradigmatik, dan oposisi biner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pola tabuh Rampak Bedug Ciwa- siat terdiri dari pola tabuh rurudatan, dulag, selang dog, kalapa samanggar, gembrung, shola- watan, sela gunung, dan turumbu. Struktur pola tabuh tersebut menjadi suatu karya utuh yang dinamakan Rampak Bedug Ciwasiat.

Kata kunci: strukturalisme Levi-Strauss, pola tabuh, Rampak Bedug Ciwasiat Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 407

PENDAHULUAN men yang membentuknya. Elemen-elemen Rampak Bedug Ciwasiat adalah kese- itulah yang membentuk sebuah struktur nian daerah Kabupaten Pandeglang Pro- dan menjalin satu sama lain. vinsi Banten yang menggunakan alat musik perkusi (pukul). Kesenian ini dimainkan se- Rampak Bedug cara serempak dan kompak oleh beberapa Istilah rampak bedug diambil dari dua orang pemain dalam dan gerakan kata, yaitu rampak dan bedug. Kata bedug yang harmonis. Kesenian Rampak Bedug sendiri sangat familiar di kalangan ma- Ciwasiat memadukan antara gerak dan syarakat muslim, khususnya di Banten. Bi- bunyi. Kesenian ini dimainkan oleh laki- asanya, setiap musala atau masjid yang ada laki dan perempuan. Kesenian Rampak Be- di Kabupaten Pandeglang mempunyai be- dug Ciwasiat menggunakan beberapa alat dug untuk menandakan telah datang waktu- musik perkusi (pukul) yang terdiri dari nya salat lima waktu yang ditabuh sebelum bedug besar/gebrag, tiling i/tingtit, , dikumandangkan azan (Kuswandari, 2014: dan terbang gede. 32-33). Hal ini seperti panggilan kepada Rampak Bedug Ciwasiat memainkan masyarakat bahwa bunyi bedug di musala lagu atau pola tabuh yang sudah ada sebe- atau masjid sebagai petanda telah masuk lumnya. Menurut Johari (2013: 15) nama- waktu untuk melakukan atau menjalankan nama pola tabuh yang ada dalam rampak ibadah salat lima waktu secara berjamaah. bedug adalah nangtang, pingping cakcak, ka- Selain itu, menurut Rohbiah (2013: 463), lapa samanggar, anting sela, celementre, koprok bedug digunakan sebagai pemberitahuan kosong, gibrig tuma, kakaretaan, sela gunung, terkait acara keagamaan, seperti orang me- patingtung, tonggeret, angin – angina, dogdog ninggal. Selain untuk pemberitahuan dan polos, bajing luncat, turumbu, selang dom, ru- informasi, bedug juga sebagai media komu- rudatan, hujan palis, perkutut, shalawat badar nikasi, yaitu untuk menyampaikan pesan dan masih banyak lagi pola tabuh yang kepada masyarakat dengan bunyi yang di- lainnya. Pola tabuh tersebut sudah ada se- tabuhnya. jak puluhan tahun yang lalu (wawancara Rampak bedug adalah suatu pertun- Djarman, 22 Februari 2018). Pola tabuh jukan bedug yang dimainkan secara ber- tersebut dikembangkan oleh sanggar Bale sama-sama atau lebih dari dua buah be- Seni Ciwasiat sekitar tahun 2008 sampai dug dan ditabuh secara serempak dengan sekarang. Namun, pola tabuh hasil variasi pola tabuh yang khas (Dinas Pendidikan itu tidak meninggalkan aturan baku yang Provinsi Banten, 2014: 3-4). Rampak bedug sudah ada seperti tetap menggunakan pola berupa alat musik yang terdiri dari bebe- tabuh, atau irama aslinya. Menurut Endang rapa alat musik pukul atau tabuh secara (wawancara, 14 Maret 2018), setiap pola serempak dan kompak sehingga mengha- tabuh yang dimainkan oleh beberapa sang- silkan irama dan pukulan yang khas dan gar yang ada di Kabupaten Pandeglang enak untuk didengar. mempunyai perbedaan masing-masing da- Kesenian rampak bedug merupakan lam permainannya. perkembangan dari seni ngadu bedug seki- Lagu atau pola tabuh Rampak Bedug tar tahun 1950-an (Kuswandari, 2014: 33). Ciwasiat tentunya memiliki struktur seper- Seni ngadu bedug biasa dimainkan sebagai ti ritme, melodi, dan harmoni yang terkan- penyambut datangnya bulan suci Rama- dung di dalamnya. Dengan demikian, pola dan. Kesenian ini pada awalnya merupa- tabuh kesenian Rampak Bedug Ciwasiat kan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh menjadi utuh disebabkan ada elemen-ele- masyarakat Pandeglang yang dikenal de- Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 408 ngan ngadu bedug (perlombaan atau per- di dalam sistem struktur yang bersangkut- tandingan bedug antar dua kampung) yang an” (Siswantoro 2014: 14). Dengan demiki- dilaksanakan pada bulan puasa setelah se- an, mengikuti konsep Levi-Strauss, maka lesai melaksanakan salat tarawih sampai suatu kesenian dan lagu memiliki struktur menjelang sahur dalam rangka memeriah- di dalamnya. Menurut Nababan (2012: 184) kan bulan suci . Menurut Dinas untuk mengetahui struktur dalam kesenian Pendidikan Provinsi Banten (2014: 5), pada tentunya harus melihat elemen-elemen zaman dahulu kegiatan ngadu bedug ha- yang membentuk suatu kesenian sehingga nya dilakasanakan setahun sekali di Keca- menjadi utuh, menjadi satu kesatuan yang matan Pandeglang, Cadasari, dan Karang tak terpisahkan. Dengan pendekatan Levi- Tanjung, Kabupaten Pandeglang. Tujuan Strauss ini, peneliti akan mengetahui fungsi penelitian ini adalah untuk membahas as- dan maknanya dalam struktur tersebut. pek musikal rampak bedug yang difokus- Secara implisit, Levi-Strauss mengang- kan pada struktur pola tabuh Rampak Be- gap musik sejajar atau mirip dengan bahasa dug Ciwasiat. (Ansari, 2010: 46). Alasan yang mendukung pernyataan tersebut, bahwa musik adalah Strukturalisme Levi-Strauss suatu melodi yang menjadi satu kesatuan Penelitian ini membahas struktur pola bermakna terdiri dari fi gur, motif, semi tabuh Rampak Bedug Ciwasiat dengan frase, frase, periode, dan tema. Elemen-e- menggunakan teori Levi-Strauss. Tujuan- lemen tersebut kemudian membentuk se- nya yaitu untuk membedah suatu notasi buah lagu atau pola tabuh yang utuh. yang ada dalam pola tabuh Rampak Bedug Menurut Levi-Strauss dalam Kaplan Ciwasiat. Struktur pola tabuh Rampak Be- (1999: 240), analisis mengenai kebudayaan dug Ciwasiat seperti sebuah bahasa yang (teks) harus berlangsung seperti analisis terdiri dari sebuah huruf, kata, frase, kali- mengenai bahasa. Unsur-unsur dalam teks, mat, dan paragraf. Begitupun juga dengan seperti unsur-unsur bahasa, dalam dirinya notasi pola tabuh Rampak Bedug Ciwasiat sendiri tidak mengandung arti. Arti itu seperti halnya sebuah bahasa, yaitu terdiri baru muncul bila arti itu bergabung mem- dari fi gur, motif, semi-frase, frase, periode, bentuk suatu struktur. Teks mengandung dan tema, sehingga struktur tersebut men- semacam simbol yang dikodekan (Yanti jalin suatu keterkaitan satu sama lain yang Kh, 2009: 313). Namun, struktur teks itu membentuk suatu makna. Dengan demiki- sendiri adalah dialektis, artinya dari situ an, penerapan teori Levi-Strauss dalam ditampilkan oposisi dan kontradiksi ter- membedah struktur pola tabuh Rampak tentu, seperti laki-laki >< perempuan, bumi Bedug Ciwasiat pada penelitian ini seperti >< langit, dan seterusnya, kemudian ada sebuah bahasa. semacam penengahan atau pemecahan. Struktur Levi-Strauss adalah model yang Jika dipandang dalam hubungan dengan dibuat oleh ahli antropologi untuk mema- fungsi-fungsinya, teks atau strukturalisme hami atau menjelaskan gejala kebudayaan Levi–Strauss membantu melukiskan kon- yang dianalisisnya. Levi-Strauss dalam tradiksi tertentu dalam kehidupan, dan ke- Siswantoro menjelaskan bahwa, “Struk- mudian memecahkan kontradiksi itu. turalisme adalah, bahwa hakikat benda Jadi, apa yang dikatakan oleh Levi- tidaklah terletak pada benda itu sendiri, Strauss mengenai hubungan antara baha- tetapi terletak pada hubungan-hubungan sa dan kebudayaan di sini pada dasarnya di dalam benda itu sendiri tidak ada unsur, adalah kesejajaran-kesejajaran atau kore- kecuali terkait dengan makna semua unsur lasi-korelasi yang mungkin dan dapat dite- Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 409 mukan di antara keduanya. Bahasa menjadi susunan beberapa pola tabuh menurut sin- alat untuk melihat relasi-relasi logis, opsisi, tagmaiknya bukan dinamakan Rampak Be- korelasi, analisis keterkaitan hubungan satu dug Ciwasiat. dengan yang lain (Pradoko, 2017: 144). Paradigmatik Sintagmatik Hubungan paradigmatik dari sebuah Hubungan sintagmatik adalah hubung- kata adalah hubungan-hubungan esensial an sebuah kata yang dimilikinya dengan yang dimilikinya di luar hubungan sintag- kata-kata yang dapat berada di depannya matik. Hubungan ini memisah-misahkan atau di belakangnya dalam sebuah kalimat, berbagai perbedaan yang penting peran- seperti yang terdapat di antara kata makan annya bagi pendefi nisian kata tersebut. dengan kata saya dan pisang. Dari kata ini Misalnya, kata menggigit. Kata ini memi- dapat terbentuk kalimat: saya makan pisang. liki hubungan sintagmatik yang esensial Hubungan sintagmatik ini juga ada pada dengan kata-kata yang dapat menjadi sub- hubungan antara dua kata, yaitu kata yang jeknya, misalnya anjing, dingin, kritik. Juga pertama dapat muncul sebagai subjek bagi dengan kata-kata sifat tertentu, seperti erat- kata yang kedua, seperti misalnya antara erat, kuat-kuat, pelan-pelan, dan sebagainya, kata-kata dia dan makan atau sungai dan sehingga kita dapat memperoleh kali- mengalir, sehingga dapat terbentuk rang- mat-kalimat anjing menggigit, dingin yang kaian kata yang bermakna: dia makan dan menggigit, kritik yang menggigit, atau meng- sungai mengalir, maka kata-kata ini tidak gigit erat-erta, menggigit kuat-kuat, dan seba- memiliki makna apa-apa atau kita tidak gainya (Ahimsa-Putra, 2006: 49). Dengan mengerti apa maknanya. Demikian juga demikian, paradigmatik adalah relasi se- halnya jika kita buat kalimat dia sungai. Ka- buah kata dengan kata yang lain dalam se- limat ini juga tidak bermakna, karena tidak buah penempatan kata yang ada di depan terdapat relasi sintagmatik antara kata dia atau di belakangnya sehingga membentuk dan kata sungai (Ahimsa-Putra, 2006: 47). sebuah makna. Dengan demikian, sintagmatik adalah rela- Seperti yang sudah dijelaskan sebelum- si sebuah kata dengan kata yang lain yang nya bahwa kesenian Rampak Bedug Ciwa- berada di depan atau di belakangnya se- siat terdiri dari beberapa pola tabuh yaitu hingga membentuk sebuah makna. rurudatan, dulag, selang dog, kalapa samang- Rampak Bedug Ciwasiat terdiri dari be- gar dan lain-lain. Struktur paradigmatik berapa pola tabuh rampak bedug, yaitu ru- lebih kepada pemilihan pola tabuh yang rudatan, dulag, selang dog, kalapa samanggar, akan digunakan dalam struktur tersebut dan lain-lain. Kesenian tersebut menjadi sehingga struktur tersebut memiliki makna kesenian yang utuh (dinamakan Rampak di dalamnya. Dari pilihan pola tabuh yang Bedug Ciwasiat) karena ada sintagmatik di ada, seperti turumbu, rurudatan, dulag, sela dalam strukturnya. Dengan demikian, be- gunung, gebrag, selang dog, dan lain-lain, berapa pola tabuh seperti rurudatan, dulag, maka pemilihan pola tabuh tersebut harus selang dog, kalapa samanggar, dan lain-lain sesuai dengan makna yang akan dibuat. membentuk sebuah struktur yang dina- Pola tabuh rurudatan, dulag, selang dog, ka- makan kesenian Rampak Bedug Ciwasiat; lapa dan samanggar membuat suatu makna sedangkan, jika pola tabuh kesenian ini bahwa struktur pola tabuh tersebut memi- urutan sintagmatiknya bukan seperti di liki makna, yaitu Rampak Bedug Ciwasiat, atas, misalkan kalapa samanggar, rurudatan, bukan rampak bedug yang lain dengan tilingtit, selang dog, dan rurudatan, maka struktur pola tabuh seperti itu. Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 410

Oposisi Biner siat, yaitu pemain Rampak Bedug Ciwasiat Oposisi ini dapat dibedakan menjadi dan pemilik sanggar/pelatih Rampak Be- dua, yakni yang ekslusif dan tidak ekslusif. dug Ciwasiat; (2) data sekunder diperoleh Opsisi biner yang ekslusif misalnya adalah lewat pihak lain, tidak langsung dari sub- ‘p’ dan ‘-p’ (bukan ’p’). Oposisi semacam jek penelitiannya. Data ini bisa didapatkan ini ada pada kategori, seperti menikah dan di antaranya melalui penelitian terdahulu, tidak menikah, sekolah dan tidak sekolah. buku, atau arsip dari dinas terkait demi Oposisi yang kedua, yang tidak ekslusif mendapatkan tambahan data yang akurat dapat ditemukan dalam berbagai macam untuk menunjang data primer. kebudayaan. Contohnya adalah air-api; Penelitian ini termasuk jenis penelitian siang-malam; matahari-rembulan; hitam- kualitatif yang menggunakan metode etno- putih dan sebagainya. Logikanya, oposisi- grafi dengan pendekatan Strukturalisme oposisi ini memang tidak ekslusif, namun Levi-Strauss. Penelitian kualitatif menu- dalam konteks-konteks yang khusus, me- rut Ghony, M. Junaidi & Fauzan (2012: 89) reka yang menggunakannya menganggap- adalah penelitian untuk mendeskripsikan nya ekslusif (Ahimsa-Putra, 2006: 69). dan menganalisis fenomena, peristiwa, ak- Untuk melihat struktur sebuah kese- tivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, nian tentunya pendekatan oposisi biner dan pemikiran orang secara individu mau- sangat dibutuhkan. Tujuannya, untuk me- pun kelompok. Jenis penelitian kualitatif lihat perbedaan dalam struktur tersebut. biasanya diuraikan dengan kata-kata bukan Contohnya, rurudatan dan dulag. Pola tabuh angka-angka. Tujuannya untuk memeroleh rurudatan dikatakan rurudatan karena ada fakta dan data tentang struktur pola tabuh lawan pola tabuhnya, yaitu dulag. Hal ini rampak bedug pada sanggar Bale Seni Ci- membentuk suatu pengertian bahwa pola wasiat Kabupaten Pandeglang. tabuh rurudatan adalah pola tabuh yang Penelitian ini menggunakan metode ada di urutan pertama dalam Rampak Be- etnografi . Etnografi merupakan pekerjaan dug Ciwasiat yang mempunyai perbedaan yang mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan urutan pola tabuh yang kedua, (Spradley, 2007: 3). Penelitian ini menggu- yaitu dulag. Dengan demikian, persepsi nakan etnografi dari Spredley dengan be- seseorang terhadap pola tabuh rurudatan berapa tahapan. Tahapan pertama, menen- adalah pola tabuh yang ada di urutan per- tukan informan. Tahapan kedua, adalah tama dan memiliki perbedaan dalam pola mewawancarai informan. Tahapan ketiga, tabuh urutan kedua, yaitu dulag dalam adalah dengan mengobservasi secara lang- struktur Rampak Bedug Ciwasiat. sung kebudayaan yang diteliti, yaitu kese- nian struktur pola tabuh rampak bedug METODE pada sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupa- Data dalam penelitian digolongkan ten Pendeglang. Tahapan keempat, adalah menjadi dua macam, yaitu (1) data primer, membuat catatan etnografi . Tahapan keli- yang diperoleh langsung dari subjek pene- ma, melakukan analisis wawancara. Tahap- litian dengan menggunakan alat pengam- an terakhir, yaitu menulis hasil etnografi . bilan data langsung melalui observasi atau Analisis data pada penelitian ini meng- wawancara pada subjek sebagai sumber gunakan teori strukturalisme Levi-Strauss informasi yang dicari. Sumber data primer yang memfokuskan pada sintagmatik, dalam penelitian ini adalah orang yang ter- paradigmatik, dan oposisi biner. Setelah libat langsung dan mengetahui informasi data diperoleh, dilakukan proses analisis tentang pola tabuh Rampak Bedug Ciwa- berdasarkan teori yang digunakan. Setelah Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 411 itu, adalah melaporkan hasil temuan dari Ciwasiat terdiri dari tilingiti atau tingtit, re- analisis tersebut berdasarkan acuan teori bana, dan terbang gede (wawancara Andes, yang dipakai. 18 Februari 2018). Dalam hal ini, hanya alat musik tilingtit yang dinotasikan, kare- HASIL DAN PEMBAHASAN na alat musik tersebut sebagai alat musik Sebuah kebudayaan (karya musik) bisa yang melodius atau memainkan melodi dianalogikan seperti sebuah bahasa (Prabo- dalam pola tabuh Rampak Bedug Ciwasiat. wo, 2017: 53). Hal ini diperkuat oleh pene- Penjelasan dalam memainkan alat musik litian Ardipal (2015: 346) bahwa dalam se- pengiring, dalam hal ini tilingtit dalam buah bahasa terdiri dari huruf, kata, frase, pertunjukan seni Rampak Bedug Ciwasiat, klausa, dan paragraf. Dari susunan terse- akan diuraikan dengan menggunakan no- but menjadi suatu karya cerita yang me- tasi sebagai berikut: miliki satu kesatuan yang indah dalamnya, 1. Menggunakan garis para nada dalam sehingga struktur bahasa tersebut menjadi not balok (teridiri empat baris, garis suatu karya yang utuh. Begitupun juga pertama dimulai dari bawah). dengan Rampak Bedug Ciwasiat, terdiri 2. Menggunakan nilai not ¼ dengan bi- dari beberapa pola tabuh yang membentuk rama 4/4 (jumlah dalam satu birama sebuah struktur yang utuh di dalamnya. terdapat empat ketukan). Struktur tersebut terdiri dari pola tabuh rurudatan, dulag, selang dog, kalapa samang- gar, gembrung, sholawatan, sela gunung, dan 3. Garis pertama berbunyi “dong” untuk turumbu (wawancara Arifi n, 12 Februari alat musik bedug besar atau gebrag dan 2018). Dari struktur pola tabuh tersebut ter- dolngdong. jalin keterkaitan atau hubungan satu sama 4. Garis kedua berbunyi “tung” untuk alat lain sehingga dinamakan Rampak Bedug musik tilingtit atau tingtit. Ciwasiat. Dengan demikian, struktur pola 5. Garis ketiga berbunyi “ting” untuk alat tabuh Rampak Bedug Ciwasiat menjadi musik tilingtit atau tingtit. suatu karya yang utuh karena memiliki 6. Garis keempat berbunyi “tak” untuk elemen-elemen di dalamnya, yang menja- alat musik tilngtit atau tingtit lin suatu hubungan atau makna. Menurut pandangan struktural, fenomena seni pada 1. Pola Tabuh Rurudatan dasarnya adalah ekspresi, perwujudan atau Rurudatan diambil dari kata rudat. Rudat simbolisasi yang dikomunikasikan kepada memiliki makna “taman bunga” dalam ba- orang lain (Nababan, 2012: 184). Struktur hasa arab (wawancara Rohaendi, 4 Febru- pola tabuh Rampak Bedug Ciwasiat meru- ari 2018). Rurudatan adalah kesenian dari pakan perwujudan yang diekspresikan me- Jawa Barat yang di dalamnya memadukan lalui simbol (elemen-elemen) kepada orang seni tari dan seni musik yaitu berupa tarian lain. Kemudian, simbol tersebut diinter- atau gerakan yang diiringi oleh alat musik pretasikan menjadi karya yang utuh yang terbang atau rebana. Gerakan atau tarian dinamakan Rampak Bedug Ciwasiat. yang diperlihatkan adalah pencak silat. Struktur pola tabuh Rampak Bedug Pola tabuh rurudatan dalam Rampak Ciwasiat dalam pertunjukannya menggu- Bedug Ciwasiat memiliki satu ritme melodi nakan alat musik tilingit atau tingtit, bedug atau irama, yang membentuk suatu pola besar atau gebrag, rebana, dan terbang gede tabuh yang dinamakan rurudatan. Relasi- (wawancara Rohaendi, 20 Januari 2018). relasi terbentuk di dalamnya karena ada Musik pengiring dalam seni Rampak Bedug elemen-elemen yang membentuk relasi Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 412

Gambar 1. Notasi pola tabuh rurudatan (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) Gambar 2. Notasi pola tabuh dulag tersebut, seperti not seperdelapan dan se- (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) perenambelas dalam ketukan pertama, yaitu satu tanda diam dan tiga not dengan pemilihan not dari pola tabuh rurudatan relasi not berikutnya dan seterusnya. Hal menghasilkan suatu melodi yang dinama- itu kemudian membentuk suatu identi- kan pola tabuh rurudatan. tas bahwa ritme melodi yang dimainkan Pola tabuh rurudatan membuat suatu dengan irama tersebut adalah pola tabuh makna atau arti yang merujuk kepada rurudatan bukan pola tabuh yang lain. Ele- makna rurudatan itu sendiri karena ada men-elemen dalam pola tabuh rurudatan oposisi biner di dalamnya. Pola tabuh ruru- membentuk struktur yang utuh yang dina- datan membentuk suatu makna karena ada makan rurudatan. perbedaan dengan pola tabuh rurudatan Hubungan sintagmatik dalam pola seperti pola tabuh dulag. Pola tabuh ruru- tabuh rurudatan, yaitu dari sebuah not de- datan dengan pola tabuh dulag sangat ber- ngan not-not yang dapat berada di depan- beda, sehingga pola tabuh rurudatan akan nya atau di belakangnya dalam sebuah ira- dimengerti dan dipahami oleh masyarakat ma melodi rurudatan. Seperti yang terdapat Pandeglang karena ada perbedaan di dalam di ketukan pertama, yaitu terdiri satu tanda pola tabuh dulag itu sendiri. diam dengan not seperdelapan dan tiga not seperenambelas yang berbunyi ting, ting, 2. Pola Tabuh Dulag ting dalam garis ketiga. Kemudian empat Dulag adalah bahasa sunda yang ber- not seperenambelas di ketukan kedua yang makna “menabuh atau memukul” (wawan- berbunyi tak, dong, tung, ting dalam garis cara Rohaendi, 4 Februari 2018). Alat musik keempat, pertama, kedua dan ketiga ke- rampak bedug adalah alat musik perkusi mudian empat not seperenambelas dalam yang dimainkannya secara dipukul atau ketukan ketiga yang berbunyi dong, ting, ditabuh. Penamaan pola tabuh tersebut tung, ting dan seterusnya. Dari rangkaian merujuk kepada alat musik yang diguna- not tersebut dapat terbentuk sebuah melo- kan yaitu seperangkat alat musik bedug di di yang dinamakan pola tabuh rurudatan masjid atau musala yang ada di Kabupaten sehingga hubungan not yang satu dengan Pandeglang. Dengan demikian, menjadi not yang lainnya membentuk sebuah rang- kebiasan masyarakat Pandeglang untuk kaian melodi yang khas. Hubungan para- men-dulag alat musik bedug di masjid pada digmatik dalam pola tabuh rurudatan yaitu bulan Ramadan. pemilihan not satu dengan not yang lain. Pola tabuh dulag dalam Rampak Bedug Hubungan paradigmatik dalam pola tabuh Ciwasiat memiliki satu ritme melodi atau rurudatan bersifat vertikal, artinya not per- irama yang diulang-ulang. Dalam ritme tama berbunyi “tung” not berikutnya harus melodi tersebut membentuk suatu pola berbunyi “tung” dan seterusnya sehingga tabuh yang dinamakan dulag. Relasi-relasi Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 413 terbentuk didalamnya karena ada elemen- elemen yang membentuk relasi tersebut, seperti not seperdelapan dan not seper- enambelas dalam ketukan pertama terdiri dari tiga not dengan relasi not berikutnya dan seterusnya. Kemudian membentuk suatu identitas bahwa ritme melodi yang dimainkan dengan irama tersebut adalah pola tabuh dulag bukan pola tabuh yang Gambar 3. Notasi pola tabuh selang dog lain. Elemen-elemen dalam pola tabuh du- (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) lag membentuk struktur yang utuh yang dinamakan dulag. Hubungan sintagmatik dalam pola rurudatan. Pola tabuh dulag dengan pola tabuh tabuh dulag yaitu dari sebuah not dengan rurudatan sangat berbeda, sehingga pola tabuh not-not yang dapat berada di depan atau dulag akan dimengerti dan dipahami oleh ma- di belakangnya dalam sebuah irama melo- syarakat Pandeglang karena ada perbedaan di di dulag, seperti yang terdapat di ketukan dalam pola tabuh rurudatan itu sendiri. pertama yaitu terdiri satu not seperdelapan dan dua not seperenambelas yang berbu- 3. Pola Tabuh Selang Dog nyi dong dalam garis kesatu. Kemudian tiga Selang dog menurut Rohaendi tidak not seperenambelas dan satu tanda diam di memiliki arti atau makna tertentu, hanya ketukan kedua yang berbunyi dong, dong, penamaan pola tabuh saja. Masyarakat dan ting di garis kesatu dan ketiga kemu- Pandeglang yang gemar menabuh bedug, dian satu not seperdelapan dan dua not se- khusunya para sesepuh, dalam memberi- perenambelas dalam ketukan ketiga yang kan judul atau nama pola tabuh biasanya berbunyi dong dan seterusnya. Dari rang- secara sepotanitas, tidak ada makna dan kaian not tersebut dapat terbentuk sebuah arti tertentu dalam judul pola tabuh terse- melodi yang dinamakan pola tabuh “du- but. Hal yang paling penting adalah irama lag” sehingga hubungan not yang satu de- atau melodi dalam pola tabuh tersebut. ngan not yang lainnya membentuk sebuah Pola tabuh selang dog dalam Rampak rangkaian melodi yang khas. Hubungan Bedug Ciwasiat memiliki satu ritme melodi paradigmatik dalam pola tabuh dulag yaitu atau irama. Sehingga dalam ritme melodi pemilihan not satu dengan not yang lain. tersebut membentuk suatu pola tabuh yang Hubungan paradigmatik dalam pola tabuh dinamakan selang dog. Relasi-relasi terben- dulag bersifat vertikal, artinya not pertama tuk didalamnya karena ada elemen-elemen berbunyi “dong” not berikutnya harus yang membentuk relasi tersebut, seperti berbunyi “dong” dan seterusnya sehingga not seperenambelas dalam ketukan per- pemilihan not dari pola tabuh dulag meng- tama terdiri dari empat not dengan relasi hasilkan suatu melodi yang dinamakan not berikutnya dan seterusnya yang kemu- pola tabuh dulag. dian membentuk suatu identitas bahwa rit- Pola tabuh dulag membuat suatu mak- me melodi yang dimainkan dengan irama na atau arti yang merujuk kepada makna tersebut adalah pola tabuh selang dog bukan dulag itu sendiri karena ada oposisi biner pola tabuh yang lain. Dengan demikian, e- di dalamnya. Pola tabuh dulag membentuk lemen-elemen dalam pola tabuh selang dog suatu makna karena ada perbedaan de- membentuk struktur yang utuh yang dina- ngan pola tabuh dulag seperti pola tabuh makan selang dog. Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 414

Hubungan sintagmatik dalam pola ta- buh selang dog yaitu dari sebuah not dengan not-not yang dapat berada di depannya atau di belakangnya dalam sebuah irama melodi selang dog. Seperti yang terdapat di ketukan pertama yaitu terdiri empat not se- perenambelas yang berbunyi dong, ting, tak, ting, dalam garis kesatu, ketiga, keempat dan Gambar 4. Notasi pola tabuh kalapa samanggar (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) ketiga. Kemudian empat not seperenambe- las di ketukan kedua yang berbunyi ting, ting, tak, ting dan empat not seperenambelas Bahan dasar bedug adalah terbuat dari po- dalam ketukan ketiga yang berbunyi ting, hon kayu kelapa, sehingga penamaan ter- ting, tak, ting dan seterusnya. Dari rangkaian hadap judul pola tabuh tersebut merujuk not tersebut dapat terbentuk sebuah melodi kepada bahan dasar pembuatan alat musik yang dinamakan pola tabuh selang dog se- yang digunakannya. Seperti halnya pola hingga hubungan not yang satu dengan not tabuh dulag, yang merujuk kepada teknik yang lainnya membentuk sebuah rangkaian permainan dari alat musik bedug itu sendiri melodi yang khas. Hubungan paradigmatik yaitu menabuh. dalam pola tabuh selang dog yaitu pemilihan Pola tabuh kalapa samanggar dalam Ram- not satu dengan not yang lain. Hubungan pak Bedug Ciwasiat memiliki empat ritme paradigmatik dalam pola tabuh selang dog melodi atau irama. Sehingga dalam ritme bersifat vertikal. Artinya not pertama berbu- melodi tersebut membentuk suatu pola nyi “dong” not berikutnya harus berbunyi tabuh yang dinamakan kalapa samanggar. “ting” dan seterusnya sehingga pemilihan Relasi-relasi terbentuk di dalamnya karena not dari pola tabuh selang dog menghasilkan ada elemen-elemen yang membentuk relasi suatu melodi yang dinamakan pola tabuh tersebut, seperti not seperenambelas dalam selang dog. ketukan pertama terdiri dari empat not Pola tabuh selang dog membentuk suatu dengan relasi not berikutnya dan seterus- makna dari kata itu sendiri sehingga ru- nya. Kemudian membentuk suatu identitas jukan makna dari pola tabuh selang dog bahwa ritme melodi yang dimainkan de- terbentuk karena ada lawannya yaitu pola ngan irama tersebut adalah pola tabuh ka- tabuh kalapa samnaggar. Pola tabuh selang lapa samanggar bukan pola tabuh yang lain. dog membentuk suatu makna karena ada Elemen-elemen dalam pola tabuh kalapa perbedaan dengan pola tabuh selang dog itu samanggar membentuk struktur yang utuh sendiri. Seperti pola tabuh kalapa samanggar. yang dinamakan kalapa samanggar. Pola tabuh selang dog dengan pola tabuh Hubungan sintagmatik dalam pola kalapa samanggar sangat berbeda, sehingga tabuh kalapa samanggar yaitu dari sebuah pola tabuh selang dog akan dimengerti dan not dengan not-not yang dapat berada di dipahami oleh masyarakat Pandeglang depannya atau di belakangnya dalam se- karena ada perbedaan di dalam pola tabuh buah irama melodi kalapa samanggar. Se- kalapa samanggar itu sendiri. perti yang terdapat pada ketukan pertama yaitu terdiri empat not seperenambelas 4. Pola Tabuh Kalapa Samanggar yang berbunyi dong dalam garis kesatu ke- Kalapa samanggar adalah bahasa sunda mudian empat not seperenambelas di ke- yang memiliki makna “kelapa seranting” tukan kedua yang berbunyi dong dan dua (wawancara Rohaendi, 4 Februari 2018). not seperdelapan dalam ketukan ketiga Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 415 yang berbunyi dong, ting dalam garis ke- satu dan ketiga dan seterusnya. Dari rang- kaian not tersebut dapat terbentuk sebuah melodi yang dinamakan pola tabuh kalapa samanggar, sehingga hubungan not yang satu dengan not yang lainnya memben- tuk sebuah rangkaian melodi yang khas. Hubungan paradigmatik dalam pola tabuh kalapa samanggar yaitu pemilihan not satu dengan not yang lain. Hubungan paradig- matik dalam pola tabuh kalapa samanggar Gambar 5. Notasi pola tabuh gembrung bersifat vertikal. Artinya not pertama ber- (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) bunyi “dong” not berikutnya harus berbu- nyi “dong” dan seterusnya sehingga pemi- lihan not dari pola tabuh kalapa samanggar di atau irama yang diulang-ulang. Dalam menghasilkan suatu melodi yang dinama- ritme melodi tersebut kemudian memben- kan pola tabuh kalapa samanggar. tuk suatu pola tabuh yang dinamakan gem- Pola tabuh kalapa samanggar membentuk brung. Relasi-relasi terbentuk di dalamnya suatu makna dari kata itu sendiri sehingga karena ada elemen-elemen yang memben- rujukan makna dari pola tabuh kalapa sa- tuk relasi tersebut, seperti not seperenam- manggar terbentuk karena ada lawannya belas dan not sepertigadua dalam ketukan yaitu pola tabuh selang dog. Selain itu, pola pertama terdiri empat not dengan relasi tabuh kalapa samanggar membentuk suatu not berikutnya dan seterusnya. Kemudian makna karena ada perbedan dengan pola membentuk suatu identitas bahwa ritme tabuh kalapa samanggar itu sendiri, seperti melodi yang dimainkan dengan irama pola tabuh selang dog. Pola tabuh kalapa sa- tersebut adalah pola tabuh gembrung bukan manggar dengan pola tabuh selang dog sa- pola tabuh yang lain. Elemen-elemen dalam ngat berbeda, sehingga pola tabuh kalapa pola tabuh gembrung membentuk struktur samanggar akan dimengerti dan dipahami yang utuh yang dinamakan gembrung. oleh masyarakat Pandeglang karena ada Hubungan sintagmatik dalam pola perbedaan di dalam pola tabuh selang dog tabuh gembrung yaitu dari sebuah not de- itu sendiri. ngan not-not yang dapat berada di depan- nya atau di belakangnya dalam sebuah ira- 5. Pola Tabuh Gembrung ma melodi gembrung, seperti yang terdapat Gembrung menurut Rohaendi adalah di ketukan pertama yaitu terdiri tiga not penamaan pola tabuh rampak bedug di seperenambelas dan satu not sepertigadua Kabupaten Pandeglang. Alat musik bedug, yang berbunyi dong di garis kesatu (not khususnya bedug besar, jika ditabuh meng- seperenambelas) dan not kedua berbunyi hasilkan bunyi yang nyaring, keras, dan dong (not sepertigadua) dan dua not seper- menggema pada waktu itu. sehingga ma- enambelas yang berbunyi dong dan tung syarakat pada waktu itu mendengar suara dalam garis kesatu dan kedua. Kemudian bedug seperti menggema dari kejauhan. ketukan kedua dan seterusnya melodi di- Oleh karena itu, dinamailah pola tabuh ulang sampai akhir seperti ketukan per- dengan nama gembrung atau menggema. tama. Dari rangkaian not tersebut dapat Pola tabuh gembrung dalam Rampak terbentuk sebuah melodi yang dinamakan Bedug Ciwasiat memiliki satu ritme melo- pola tabuh “gembrung” sehingga hubung- Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 416 an not yang satu dengan not yang lainnya membentuk sebuah rangkaian melodi yang khas. Hubungan paradigmatik dalam pola tabuh gembrung yaitu pemilihan not satu dengan not yang lain. Hubungan paradig- matik dalam pola tabuh gembrung bersi- fat vertikal. Artinya not pertama berbu- nyi “dong” not berikutnya harus berbunyi “dong” dan seterusnya sehingga pemilihan not dari pola tabuh gembrung menghasilkan suatu melodi yang dinamakan pola tabuh gembrung. Pola tabuh gembrung membentuk suatu makna dari kata itu sendiri sehingga rujuk- an makna dari pola tabuh gembrung terben- Gambar 6. Notasi pola tabuh sholawatan (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) tuk karena ada lawannya, yaitu pola tabuh selawatan. Selain itu, pola tabuh gembrung membentuk suatu makna karena ada per- Pola tabuh solawatan dalam Rampak bedaan dengan pola tabuh selawatan. Pola Bedug Ciwasiat memiliki tiga ritme melodi tabuh gembrung dengan pola tabuh sela- atau irama yang diulang dan divariasikan. watan sangat berbeda, sehingga pola tabuh Dalam ritme melodi tersebut kemudian gembrung akan dimengerti dan dipahami membentuk suatu pola tabuh yang dina- oleh masyarakat Pandeglang karena ada makan salawatan. Relasi-relasi terbentuk perbedaan di dalam pola tabuh solawatan di dalamnya karena ada elemen-elemen itu sendiri. yang membentuk relasi tersebut. Seperti not seperenambelas dalam ketukan per- 6. Pola Tabuh Solawatan tama terdiri dari empat not dengan relasi Solawatan adalah kebiasaan masyarakat not berikutnya dan membentuk suatu iden- Pandeglang dalam mengagungkan “keka- titas bahwa ritme melodi yang dimainkan sih-Nya” yaitu Nabi Muhammad saw. dalam dengan irama tersebut adalah pola tabuh bacaan-bacaan tertentu. Biasanya salawatan solawatan bukan pola tabuh yang lain. Ele- ini dilantunkan secara individu maupun men-elemen dalam pola tabuh solawatan kelompok. Masyarakat Pandeglang meya- membentuk struktur yang utuh yang dina- kini dengan berselawat akan mendapat- makan solawatan. kan pahala dari Allah Swt. bagi orang yang Hubungan sintagmatik dalam pola membacakannya. Kebiasaan pada zaman tabuh solawatan yaitu dari sebuah not de- dulu sampai sekarang ini selalu diterapkan ngan not-not yang dapat berada di depan- dalam kesenian rampak bedug yang ada di nya atau di belakangnya dalam sebuah ira- Pandeglang. Setiap pertunjukan rampak ma melodi solawatan. Seperti yang terdapat bedug mengharuskan menyertakan bacaan di ketukan pertama yaitu terdiri empat not selawat dalam pertunjukannya. Begitupun seperenambelas yang berbunyi tak dalam dengan Rampak Bedug Ciwasiat yang me- garis keempat. Kemudian empat not se- masukkan bacaan salawatan dalam per- perenambelas di ketukan kedua yang ber- tunjukan yang dipentaskan di Royal Ho- bunyi tak dalam garis ke empat dan empat tel Krakatau Cilegon Provinsi Banten pada not seperenambelas di ketukan ketiga yang tanggal 22 Maret 2018. berbunyi tung dalam garis kedua dan sete- Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 417 rusnya. Dari rangkaian not tersebut dapat terbentuk sebuah melodi yang dinamakan pola tabuh solawatan sehingga hubungan not yang satu dengan not yang lainnya membentuk sebuah rangkaian melodi yang khas. Hubungan paradigmatik dalam pola tabuh solawatan yaitu pemilihan not satu dengan not yang lain. Hubungan paradig- Gambar 7. Notasi pola tabuh sela gunung matik dalam pola tabuh solawatan bersi- (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) fat vertikal, artinya not pertama berbunyi “tak” not berikutnya harus berbunyi “tak” dan seterusnya sehingga pemilihan not yang dinamakan sela gunung. Relasi-relasi dari pola tabuh solawatan menghasilkan terbentuk didalamnya karena ada elemen- suatu melodi yang dinamakan pola tabuh elemen yang membentuk relasi tersebut, solawatan. seperti not seperdelapan dalam ketukan Pola tabuh solawatan membuat suatu pertama terdiri dari dua not dengan relasi makna atau arti yang merujuk kepada not berikutnya dan seterusny. Kemudian makna solawatan itu sendiri karena ada membentuk suatu identitas bahwa ritme oposisi biner di dalamnya. Pola tabuh sola- melodi yang dimainkan dengan irama watan membentuk suatu makna karena ada tersebut adalah pola tabuh sela gunung bu- perbedaan dengan pola tabuh solawatan itu kan pola tabuh yang lain. Elemen-elemen sendiri, seperti pola tabuh gembrung. Pola dalam pola tabuh sela gunung membentuk tabuh solawatan dengan pola tabuh gem- struktur yang utuh yang dinamakan sela brung sangat berbeda, sehingga pola tabuh gunung. solawatan akan dimengerti dan dipahami Hubungan sintagmatik dalam pola oleh masyarakat Pandeglang karena ada tabuh sela gunung, yaitu dari sebuah not perbedaan di dalam pola tabuh gembrung dengan not-not yang dapat berada di de- itu sendiri. pannya atau di belakangnya dalam sebuah irama melodi sela gunung. Seperti yang ter- 7. Pola Tabuh Sela Gunung dapat di ketukan pertama, yaitu terdiri dua Sela gunung adalah untuk memberikan not seperdelapan yang berbunyi dong dan penamaan terhadap pola tabuh bagi ma- ting dalam garis kesatu dan ketiga. Kemu- syarakat yang tinggal di daerah dataran dian empat not seperenambelas di ketukan tinggi atau perbukitan di Kabupaten Pan- kedua yang berbunyi satu tak, tung, ting, deglang untuk menunjukkan bawa mere- tung dan satu not seperdelapan dan dua ka mempunyai pola tabuh yang mereka not seperenambelas dalam ketukan ketiga ciptakan (wawancara Rohaendi, 4 Febru- yang berbunyi dong, tak, tung di garis per- ari 2018). Hal ini menandakan bahwa pola tama, keempat, dan kedua dan seterusnya. tabuh sela gunung milik masyarakat dataran Dari rangkaian not tersebut dapat terben- tinggi yang tinggal di Kabupaten Pande- tuk sebuah melodi yang dinamakan pola glang sehingga tercipta pola tabuh dengan tabuh sela gunung, sehingga hubungan not nama sela gunung. yang satu dengan not yang lainnya mem- Pola tabuh sela gunung dalam Ram- bentuk sebuah rangkaian melodi yang pak Bedug Ciwasiat memiliki dua ritme khas. Hubungan paradigmatik dalam pola melodi atau irama. Dalam ritme melodi tabuh sela gunung, yaitu pemilihan not satu tersebut membentuk suatu pola tabuh dengan not yang lain. Hubungan paradig- Rizal: Struktur Pola Tabuh Rampak Bedug pada Sanggar Bale Seni Ciwasiat Kabupaten Pandeglang 418 matik dalam pola tabuh sela gunung bersi- fat vertikal. Artinya not pertama berbu- nyi “dong” not berikutnya harus berbunyi “ting” dan seterusnya sehingga pemilihan not dari pola tabuh sela gunung menghasil- kan suatu melodi yang dinamakan pola tabuh sela gunung. Pola tabuh sela gunung membuat suatu makna atau arti yang merujuk kepada mak- na sela gunung itu sendiri karena ada oposisi Gambar 8. Notasi pola tabuh turumbu biner di dalamnya. Pola tabuh sela gunung (Sumber: Syamsul Rizal, 2018) membentuk suatu makna karena ada perbe- daan dengan pola tabuh sela gunung itu sen- men dalam pola tabuh turumbu memben- diri, seperti pola tabuh turumbu. Pola tabuh tuk struktur yang utuh yang dinamakan sela gunung dengan pola tabuh turumbu sa- turumbu. ngat berbeda, sehingga pola tabuh sela gu- Hubungan not satu dengan not yang nung akan dimengerti dan dipahami oleh ma- lain dalam pola tabuh turumbu. Hubung- syarakat Pandeglang karena ada perbedaan an sintagmatik dalam pola tabuh turum- di dalam pola tabuh turumbu itu sendiri. bu. Yaitu dari sebuah not dengan not-not yang dapat berada di depannya atau di be- 8. Pola Tabuh Turumbu lakangnya dalam sebuah irama melodi tu- Turumbu adalah penamaan dalam seni rumbu. Seperti yang terdapat pada ketukan pencak silat (wawancara Rohaendi, 4 Fe- pertama yaitu terdiri dua not seperdelapan bruari 2018). Pencak silat adalah kesenian yang berbunyi dong dalam garis pertama. bela diri yang memadukan seni dengan Kemudian dengan dua not seperdelapan olah raga. Gerakan atau tarian yang ada pada ketukan kedua yang berbunyi dong pada pola tabuh ini merepresentasikan dan satu not seperdelapan dan dua not se- gerakan tersebut. Gerakan atau tarian yang perenambelas dalam ketukan ketiga yang ada di Rampak Bedug Ciwasiat khsusunya berbunyi dong, ting, dong, dan seterusnya. dalam pola tabuh turumbu memperlihatkan Dari rangkaian not tersebut dapat terben- sosok yang sedang mempertunjukkan ge- tuk sebuah melodi yang dinamakan pola rakan perkasa, gagah, dan berani. tabuh “turumbu” sehingga hubungan not Pola tabuh turumbu dalam Rampak Be- yang satu dengan not yang lainnya mem- dug Ciwasiat memiliki tiga ritme melodi bentuk sebuah rangkaian melodi yang khas. atau irama yang diulang dan divariasikan. Hubungan paradigmatik dalam pola tabuh Dalam ritme melodi tersebut membentuk turumbu yaitu pemilihan not satu dengan suatu pola tabuh yang dinamakan turumbu. not yang lain. Hubungan paradigmatik Relasi-relasi terbentuk didalamnya karena dalam pola tabuh turumbu bersifat vertikal, ada elemen-elemen yang membentuk relasi artinya not pertama berbunyi “dong” not tersebut. Seperti not seperdelapan dalam berikutnya harus berbunyi “dong” dan se- ketukan pertama terdiri dari dua not de- terusnya sehingga pemilihan not dari pola ngan relasi not berikutnya dan seterusnya. tabuh rurudatan menghasilkan suatu melo- Kemudian membentuk suatu identitas bah- di yang dinamakan pola tabuh turumbu. wa ritme melodi yang dimainkan dengan Pola tabuh turumbu membuat suatu irama tersebut adalah pola tabuh turumbu makna atau arti yang merujuk kepada bukan pola tabuh yang lain. Elemen-ele- makna turumbu itu sendiri karena ada opo- Panggung Vol. 29 No. 4, Oktober - Desember 2019 419 sisi biner di dalamnya. Pola tabuh turumbu Ardipal. (2015). Kembalikan Lagu Anak- membentuk suatu makna karena ada per- anak : Sebuah Analisis bedaan dengan pola tabuh turumbu itu Struktur Musik. Panggung, 25 (4), sendiri, seperti pola tabuh sela gunung. Pola 343-355. tabuh turumbu dengan pola tabuh sela gu- Dinas Pendidikan Provinsi Banten. (2014). nung sangat berbeda, sehingga pola tabuh Muatan Lokal Seni Budaya Banten; turumbu akan dimengerti dan dipahami Seni rampak bedug untuk SMA/MA/ oleh masyarakat Pandeglang karena ada SMK. Pemerintah Provinsi Banten. perbedaan di dalam pola tabuh sela gunung Ghony, M. J. & Almanshur, F. (2012). Meto- itu sendiri. dologi Penelitian Kualitatif. Yogyakar- ta: Ar-Ruzz Media. SIMPULAN Johari, D. (2013). Meningkatkan Kreativitas Struktur pola tabuh Rampak Bedug Ci- Musik Siswa SMPN 1 Kaduhejo Pan- wasiat seperti halnya sebuah bahasa yang deglang Melalui Eksplorasi Permainan terdiri dari sebuah huruf, kata, frase, kali- rampak bedug. Tesis Magister. Uni- mat, klausa dan paragraf. Begitupun juga versitas Pendidikan Indonesia. dengan notasi pola tabuh Rampak Bedug Kaplan, D. and Manners, A. (1999). Teori Ciwasiat, yaitu terdiri dari fi gur, motif, Budaya (terj.). : Pustaka semi frase, frase, period, dan tema, sehing- Pelajar. ga struktur tersebut menjalin suatu keter- Kuswandari, R. (2014). Bentuk Penyajian Ke- kaitan satu sama lain yang membentuk senian rampak bedug di Sanggar Pa- suatu makna. manah Rasa Kabupaten Pandeglang Struktur pola tabuh Rampak Bedug Ci- Provinsi Banten. Skripsi. Universitas wasiat terdiri dari delapan pola tabuh, yai- Negeri Yogyakarta tu terdiri dari: 1) rurudatan, 2) dulag, 3) se- Nababan, R. (2012). Parole, Sintagmatik, dan lang dog, 4) kalapa samanggar, 5) gembrung, 6) Paradigmatik Motif Batik Mega Men- sholawatan, 7), sela gunung, dan 8) turumbu. dung. Panggung, 22 (2), 181-191. Dari delapan struktur pola tabuh tersebut Prabowo, G. (2017). Positivisme dan Struk- turalisme: Sebuah Perbandingan E- menjalin keterkaitan atau hubungan satu pistemologi dalam Ilmu Sosial. So- sama lain sehingga dinamakan Rampak siologi Walisong, 1 (1), 33-64. Bedug Ciwasiat. Pola tabuh ini memben- Pradoko, S. (2017). Paradigam-paradigma Ku- tuk suatu makna di dalamnya karena ada alitatif untuk Penelitian Seni, Huma- elemen-elemen yang membentuknya, yaitu niora dan Budaya. Yogyakarta: Cha- sebuah not dengan not yang lain sehingga rissa Publisher. membentuk suatu irama atau melodi dari Rohbiah, T. S. (2013). Telaah Seni Rampak kedelapan pola tabuh tersebut. Bedug Sebagai Media Dakwah di Banten. Bimas Islam, 6 (3), 455-576. Daftar Pustaka Siswantoro. (2014 ). Metode Penelitian Satra Ahimsa-Putra, H. S. (2006). Strukturalisme Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Lévi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Pustaka Pelajar. Yogyakarta: Kepel Press. Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi . Yog- Ansari, I. (2010). Kekuasaan Jawa dalam yakarta: Tiara Wacana. Struktur Kerjaan Islam dan Pewa- Yanti Kh, N. (2009). Analisis Strukturalisme yangan: Sebuah Analisis Struktural Levi-Strauss terhadap Kisah Peda- isme Levi-Strauss. Penelitian Seni Bu- gang dan Jin dalam Dongeng Seribu daya, 2 (1), 45-58. Satu Malam. Adabiyyat, 8 (2), 307-334.