PENELITIAN GAYABERAT DAN GEOMAGNIT KEPULAUAN ARU, CEKUNGAN WOKAM

GRAVITY AND GEOMAGNETIC STUDIES OF ARU ISLANDS, WOKAM BASIN

Tatang Patmawidjaya dan Subagyo

Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Jln Diponegoro No 57, Bandung

Diterima : 16-6-2013, Disetujui : 18-02-2014

ABSTRAK

Paparan Arafura di bagian selatan Kepulauan Aru merupakan depresi Lempeng Indo-Australia yang ditunjukkan oleh anomali gayaberat dan geomagnet tinggi. Sedangkan depresi di bagian utara yang tertahan Palung Aru diperlihatkan oleh anomali gayaberat tinggi dan anomali geomagnet rendah. Anomali ini diduga sebagai penebalan batuan metamorf yang mengalami pangangkatan sebagai alas cekungan Wokam. Analisis data gayaberat dan geomagnet mengindikasikan penurunan cekungan ini ke arah utara. Penurunan anomali gayaberat ke arah Pulau Wokam yang berarah baratdaya-timurlaut di selatan dan baratlaut-tenggara di daerah utara ditafsirkan sebagai struktur sesar. Hal ini dicirikan oleh arah sungai atau selat sebagai pemisah pulau-pulau di Kepulauan Aru. Anomali gayaberat residual mengindikasikan cekungan dan punggungan berarah baratdaya-timurlaut yang membentuk antiklin dan sinklin. Sesar dan lipatan ini menerus sebagai struktur geologi dangkal bawah permukaan. Berdasarkan pemodelan gayaberat dan geomagnet dapat dikatakan bahwa Cekungan Wokam cenderung menurun ke arah utara akibat sesar normal. Kata Kunci : gayaberat, geomagnet, pemodelan geologi, Cekungan Wokam

ABSTRACT

Arafura Shelf in the southern part of the Aru Islands is a depression of the Indo-Australian crust at the south that indicated by high gravity and geomagnetic anomalies. While the northern depression blocked by the Aru Trough indicated by high gravity anomaly and low geomagnetic anomaly. These anomalies presumed as a thickening of the metamorphic rocks due to uplifting and acting as the basement of Wokam Basin. Gravity and geomagnetic analyses indicate a northward subsidence of the basin. The decreasing of the southwest–northeast gravity anomaly in the south and the northwest-southeast in the north, interpreted as a fault. It this characterized by the river direction or strait as islands separation in Aru Archipilagoes. Residual gravity anomaly indicates a southwest-northeast basin and ridge form anticline and syncline. These faults and folds are continuous as the shallow subsurface geological structures. On the base gravity and geomagnetic models, it can be concluded that Wokam Basin tends to subside northward as the result of a normal fault. Keywords: gravity, geomagnetic, geological models, Wokam Basin

PENDAHULUAN menghasilkan batas Cekungan Wokam (Chartlon, Peta cekungan sedimen 1999). berdasarkan data gayaberat dan geologi (Badan Penelitian gayaberat dan geomagnet Geologi, 2009) yang menunjukkan sumber daya Cekungan Wokam terletak di Kepulauan Aru, energi belum sepenuhnya dianalisis prospeknya mencakup wilayah pulau-pulau besar dan kecil oleh karena keterbatasan data kebumian. Salah seperti Pulau Kola, Pulau Wokam, Pulau Kobroor satu cekungan yang menjadi fokus pembahasan dan Pulau Trangan. Secara administrasi lokasi adalah Cekungan Wokam. Pembahasan didasarkan penelitian masuk dalam Kabupaten Aru, Provinsi atas analisis data gayaberat dan geomagnet. dengan batas koordinat antara 7 °10'00" - Penelitian sebelumnya adalah kajian tektonik 5°32'00" LS dan 134 °00'00" - 135°00'00" BT regional Indonesia bagian timur yang (Gambar 1). Untuk mencapai titik ukur gayaberat

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 1 Volume 12, No. 1, April 2014 5°15'LS(S)

P. Ngo ba Tg .Watuleijuring Utara

u t wa p K EP. JEDAN P. Jelan l i P. Tob a P. WARILAUp li K P. Lut . S

P . Latusa S. KOLA WA TU P. Belading P . Tiga P. Tapusu r

Marjina A N P. Kulur

JI t

R P. Buwar A

M a

. . S Marlessi r

Wak alamaar a

30' B P .WAS IR P. KO L A Masidan Timur Tg.Ritfane Tg. Leitin Wa sir

Selmana S. S IS Waitua l P. Binaar P. Konan WUTUL ieteng Maha Wo dawoda Ujir Nganhonlau

S .

M

P. UJIR A L Be leting W F ila A Gobeltien T U P. Koo tboai T g.Tutupa n Berdatan Selatan

Komfane Tg . Komfane Tg . Samang Sa man g Faiwakwaka

Wukatultulak P. Wodinhun P. Lewakai P. Wa halau lau S. Wal iramai Lualaut P. W OK A M K EPULAUAN WATUTOI T g.Malakafani Wok am P. Manien P. Rewan Kabalasiang S. Benjuting J Houtingerr a Tg . Ular r a P. Aduar Kora n DO B O ga Keterangan 45' y i n P. MANGAN P. Ilmamui Kobamari Wan gil u at Jabulenga Toan gawatu w P. Kumul P. WARMAR u Kelamar gg Kumul Jurjela Tg . Fa tujuring un T Ma ngan . Kartufuie n S P. Tugu r Faturei P. Watulai Tg . Kar K eli Tun gu P. Taba r Watulai P . Elef Kota Tg . Ba tudu a P . Ramye P. Korle P . Menlau

P. Meiran g P. Waria

Karau m P. Lamar K E P U L A U A N A R U Matutu P . Ngawab Sewer Jursian Kampung Kula im Tg .Lalau Silmar P. Jursian Namalau n au t u r P . Jursian a e Waiguai lama . F w S u a P. Maria Tg.Tao rdefe te D . S P. Kutu Wa igu ai Dosi Sungai S ilmar P. Maar P. Karaweira Besar P. Derwaria s i I o Karwai A L umlum D Karwai Kobrau B S. M r Tg . Lingajuring U a N a A m

r

M e P. Karaweira Ma riri I g A n Titik Pengukuran G a

6°00'LS(S) N M P. Dorlau U . Tg. Meijuring S S Manumba i S. Gairwatu M a Bed ing Warlai ri Kongan rr em B ejina a r a ji n r a M . S Tg.Belata njuring P. M AIKO OR

Kejabi P. Lak Lakar P. Mimin Indek Peta Ma ikoo r P.Nyamuk S Jarau kin . To rfi ra n S UN P. KO B ROO R P. Leliling G Workau A P. Mariri I W Tg . Walai Tg . Ngo ni O 4°S RK I Taberfane A R LO I WA KEP ULAUAN MARIRI Wongali S. P . Wadijili AD I P. Seja

P. Leer P. Urea P. Lola

15' Bedidi Kobroo r P. MAIKOOR Tg. Molmotajuring P. Kokwana Tg.Loorjuring t L A U T A R U i i d P. Kuling ed . B 5°S S P. Waria P. Bu i P. Koolmimien Tg.Uafutenjuring P. Tengah P. Kaim eer i Lutu ra B osada u P . Mimien M . S Tg.Watanjuring P. KO B A S. Wo rk ai P. W a sir R abal P. M anggar Tual P. PEN AMBULAI P. R o e P. H aniar P. N um ai P. Nusreen P. NU H U YU T D ob o P .Wo lvat W O K A M P. Lelamtuti P. T a a m P.W a m a r Tg.Faturel P. N ihutoa u r Tg . Ujirje P. K aitanimb ar P.K a i K e cil A 6°S Tg.Derehi n K O BR O O R Alarjir Gunung Jirjirtur Jambuai a M A +50 T P. Warja Kobaselfara Pe naibula f u K a O Tg . Medar l O R K O BA P. Mocam B arokan u p 30' P . BAU N e B a un Lerdera TR A N G AN P.B a ra k a n P. BAROKAN K Wa rde ro P. Tu r tu r jur ing S . P. TRANGAN S A P. K ultubai U tara R W Feruni A T U P. Ketombe P. Jeh P. Karang Bergain 7°S P. Trang an P. Koolmiri P. E n u P . Bambu

P . Bab i Naiguli P. Tu furjuring Masian 132°E 133°E 134°E 135°E

Fa turai Gomogomo

P. WORKA I

ng P. Kultboi Utara o b re i a Tg.Waidaier . W S Ngaiber Krai baru P. Re ngeri

P . Ban gori

45' Krei lama P. Pen juring Tg. Juring Baimun Le ngar Afara Tg . Lelar P. Karwoi P. Penjering

Gunun g Bain Wajin +89 P. Wofil KEP ULAUAN JIN S.Tafermaar Tg.Bain Tafermaar P. Wadidin P. Jeud in P . Kultbai Selatan

Jamman P. M arjinjin

P . Mer

Tg . Masian

Tg . Nga bardamlu P. Jeh P. Batu Goy ang 7°00'LS(S) P. Karang

P . Enu L A U T A R A F U R A

7°15'LS(S) 134°00'BT(E) 15' 30' 45' 135°00'BT(E)

Gambar 1. Lokasi penelitian dan titik pengamatan gayaberat dan geomagnet

2 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014 dan geomagnet di sepanjang pantai dan sungai dan napalan dan batupasir. Sebagian sungai digunakan sarana transportasi berupa perahu. terbentuk oleh kekar berarah timurlaut-baratdaya, Cekungan Wokam merupakan cekungan sebagian lagi terbentuk oleh sesar. Di daerah sedimen yang terletak di Wilayah Indonesia berbatu gamping kapuran, retakan dan kekar Bagian Timur (Gambar 2) dan berpotensi membentuk topografi kars lorong. Seluruh kekar mengandung sumber daya energi. Geometri tersebut tergenang air laut sehingga tampak Cekungan Wokam dianalisis berdasarkan data sebagai sungai dan selat. gayaberat dan geomagnet, dikontrol oleh struktur Tektonika daerah penelitian membentuk geologi permukaan (Hartono dan Ratman, 1992). Tinggian Arafura ( Arafura High ) dari bongkah- Pendekatan geometri dilakukan melalui bongkah tegar dan stabil berasal dari Benua interpretasi pola anomali gayaberat dan geomagnet Australia (Gambar 3). Batuan ini mendasari Laut sehingga dihasilkan model geologinya. Arafura yang dangkal dan bagian tenggara Irian Secara tektonika Cekungan Wokam terletak Jaya. Di tepi barat terdapat Palung Aru yang di bagian utara Tinggian Arafura ( Arafura High ) berbatasan dengan Busur Banda (Bemmelen, dan bagian timur Palung Aru ( Aru Trough ). 1949). Pola struktur dasar laut sebelah utara Tinggian dan palung tersebut merupakan depresi Kepulauan Aru berarah utara-selatan dan utara dari sistem penujaman Lempeng Indo-Australia timurlaut-selatan baratdaya. dari arah selatan dan dikenal sebagai Depresi Struktur geologi yang dijumpai di Kepulauan Arafura (Charlton, 1999). Depresi tersebut Aru berupa sesar turun dan kelurusan (Gambar 4). membentuk cekungan sedimen dan struktur sesar Sesar berarah timurlaut-baratdaya menyesarkan yang berarah baratdaya-timurlaut (Setyanta dan Formasi Koba dan Formasi Manumbai. Di bagian Nasution, 2006), yang menempati daratan baratlaut lembar, yaitu di Pulau Wasir, Pulau Ujir Kepulauan Aru dan Selat Aru bagian utara. dan pantai barat Pulau Wokam, batuan terlipat lemah dengan sumbu lipatan berarah timurlaut- METODOLOGI baratdaya. Sejarah geologi yang berkembang di Penelitian geofisika yang digunakan adalah Kepulauan Aru dimulai pada Miosen Awal dengan metode gayaberat dan geomagnet. Pengukuran pengendapan batu gamping dan napal Formasi dilakukan secara random di bagian tengah dengan Koba pada lingkungan laut dangkal. Pengendapan interval 5 sampai 7 km, serta di sepanjang pantai batugamping berlangsung terus sampai Miosen dan selat dengan interval 1 sampai 1,5 km. Untuk tengah. Kemungkinan besar di akhir Miosen interpretasi batas dan geometri Cekungan Wokam Tengah-Awal Miosen Akhir terjadi pengangkatan dilakukan pengolahan data gayaberat dan tanpa perlipatan sehingga terjadi rumpang (hiatus). geomagnet, filtering anomali residual dan analisis Pada Miosen Akhir-Pliosen terjadi genang laut pemodelan gayaberat dan geomagnet. Dalam kembali berupa laut dangkal dengan pengendapan pemodelan ini, data geologi permukaan digunakan batugamping serta napal Formasi Manumbai sebagai kontrol untuk menganalisis batas, arah dan (Hartono dan Ratman, 1992). geometri cekungan sedimen. Pola struktur berarah utara timurlaut-selatan baratdaya diperkirakan disebabkan oleh desakan TINJAUAN GEOLOGI gaya dari selatan dan tertahan oleh Palung Aru Morfologi daerah penelitian dibagi dalam 3 (Aru Trough ) yang berarah utara timurlaut-selatan wilayah, yaitu perbukitan rendah, daerah datar dan baratdaya. Gejala geologi lain yang sangat menarik rawa. Daerah perbukitan rendah bertopografi kars ialah terpecahnya Pulau Aru menjadi banyak pulau terbentuk oleh batugamping dan napal dengan yang dipisahkan oleh selat (sungai). Beberapa selat puncak tertinggi ± 200 meter. Satuan morfologi ini memperlihatkan pola tertentu, umumnya selat sejajar dengan arah memanjang Kepulauan Aru, mempunyai arah baratlaut-tenggara dan timurlaut- menempati bagian barat laut P. Wokam, sebagian baratdaya. Terbentuknya selat tersebut diduga Pulau Kobroor, Pulau Koba Pulau Trangan, Pulau sebagai akibat tektonik yang disertai proses bukan Warmar, Pulau Ujir, Pulau Wasir dan Pulau tektonik. Pemunculan Pulau Aru pada Plistosen Warilau. Morfologi datar tersebar memanjang disertai oleh penyesaran dan pengekaran yang dengan arah timurlaut-baratdaya, menempati mengakibatkan terjadinya sungai. Berdasarkan bagian tenggara dan selatan, sebagian terletak di kenampakan yang dapat dilihat dari potret udara, Pulau Kobroor, Pulau Koba, dan Pulau Trangan diduga seluruh sungai yang ada di daerah ini serta pulau-pulau kecil di bagian timur. Satuan berkembang mengikuti kekar, lambat laun menjadi batuan ini terbentuk oleh batugamping kapuran lebih lebar dan panjang akibat erosi pasang surut.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 3 Volume 12, No. 1, April 2014 Gambar 2. Peta Cekungan Sedimen Wilayah Indonesia bagian Timur (Badan Geologi, 2009)

Irian Jaya P. Seram P. Buru Cekungan Ambon 0 Banda a 4 ar Utara p ci Lu n a Palung Aru ng Sinta gu Cekungan ngan g ggu un Pun P Weber Kep. Kai

atan 0 Sel 6 nda n Ba unga Cek Kep. Aru ar b im Kep. Tanimbar n 0 a 8 T ng ra lu fu a a P r P. Timor A n ia g g in Keterangan T r o Palung 0 Tim 10 lung Pa Cekungan Sesar

0 0 126 128 130 0 132 0 134 0

Gambar 3. Peta tektonik regional Indonesia bagian timur (Charlton, 1999)

4 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014

Gambar 4. Geologi Lembar Aru yang disederhanakan (Hartono, drr, 1992)

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 5 Volume 12, No. 1, April 2014 Struktur geologi permukaan menunjukan pola Pulau Wokam Barat sampai Pulau Kobroor Barat, struktur sesar dengan kelurusan berarah diduga merupakan cerminan dari struktur sinklin baratdaya-timur laut yang diperlihatkan oleh pola di daerah tersebut. Punggungan anomali aliran sungai (selat) antara Pulau Kobroor dan menempati Pulau Wokam bagian timur sampai Pulau Wokam. Pulau Kobroor bagian barat. Cekungan dan Kepulauan Aru terletak di bagian timur dari punggungan anomali ini membentuk sinklin dan Tinggian Tanimbar (Chartlton, 1999), pola struktur antiklin dengan kelurusan berarah baratdaya – dasar laut sebelah utara kepulauan ini berarah timurlaut (Gambar 8). Sinklin dan antiklin tersebut utara-selatan dan utara timurlaut-selatan diduga sebagai refleksi struktur geologi yang baratdaya. Tinggian Tanimbar tersebut terbentuk berkembang dan tersingkap di Kepulauan Aru. oleh depresi dari selatan akibat gaya yang berasal Struktur geologi tersebut merupakan hasil dari Lempeng Australia, sehingga membentuk Depresi Arafura di selatan dan tertahan oleh bongkah-bongkah tegar dan stabil. Pola struktur Palung Aru di utara, sehingga terbentuk penipisan geologi yang menempati daerah penelitian searah sedimen di bagian selatan dan penebalan sedimen dengan pola struktur geologi di bagian baratnya, di bagian utara. berarah timurlaut-baratdaya. Sinklin maupun antiklin yang dicirikan oleh bentuk cekungan dan punggungan anomali, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menunjukkan adanya pergeseran posisi Pulau Trangan dan Pulau Maikor maupun antara Pulau Anomali Bouguer Maikor dan Pulau Kobroor, hal ini digambarkan Secara tektonik bagian selatan Kepulauan Aru oleh sesar-sesar geser sepanjang selat-selat yang terletak pada paparan Depresi Arafura sedangkan memotong pulau-pulau tersebut. Oleh karena itu bagian utaranya terletak di Palung Aru. Paparan diduga selat-selat tersebut merupakan hasil Depresi Arafura dan Palung Aru tersebut penyesaran atau pengkekaran batuan di Kepulauan direfleksikan oleh pola anomali gayaberat dan Aru pada massa Plistosen geomagnet. Anomali Bouguer daerah penelitian Untuk memperoleh gambaran kuantitatif, berkisar antara 40 mGal sampai dengan 80 mGal, dilakukan pemodelan geologi sepanjang lintasan anomali tinggi terletak di bagian utara dan selatan, penampang anomali residual A1-B1 dan lintasan sedangkan anomali rendah di bagian tengah A2-B2. Kepulauan Aru. Anomali tinggi yang mencapai nilai 80 mGal juga menempati bagian selatan Pulau Lintasan A1-B1 Trangan dan Pulau Kola (Gambar 5). Tinggian Pemodelan geologi bawah permukaan pada anomali di bagian selatan menempati daerah lintasan A1-B1 berarah selatan baratdaya-utara singkapan batuan metamorf yang diduga timurlaut, dengan panjang lintasan 190 km merupakan bagian dari komponen batuan dari (Gambar 9). Penampang anomali ini berkisar Lempeng Indo-Australia (Hartono dan Ratman, antara -9 mGal sampai dengan 7 mGal, di km 110 1992). Sedangkan tinggian anomali di bagian utara sampai 150 terbentuk pola cekungan anomali. menempati daerah singkapan batuan sedimen yang Model geologi sepanjang lintasan ini disusun oleh tertekan oleh Depresi Arafura dan tertahan Palung 2 lapisan batuan, bagian atas sebagai lapisan batuan Aru, sehingga terbentuk batuan sedimen kompak sedimen dengan rapat massa 2.5 gr/cc, bagian dengan rapat massa tinggi. Berdasarkan pola bawah sebagai lapisan batuan alas dengan rapat anomali Bouguer, diduga batas Cekungan Wokam masa 2.7 gr/cc. Ketebalan lapisan sedimen terdapat pada anomali 40 mGal. diperkirakan antara 1500 sampai dengan 2500 Analisis data gayaberat menghasilkan meter. kelurusan-kelurusan anomali Bouguer berarah Di Pulau Trangan, bagian utara Pulau Wokam baratdaya-timurlaut (Gambar 6) yang merupakan dan Pulau Kola, anomali menunjukkan nilai tinggi. cerminan dari kelurusan struktur geologi Hal ini diduga merupakan gambaran bahwa di Kepulauan Aru. Pulau Trangan terjadi pengangkatan batuan ultrabasa oleh Depresi Arafura, sedangkan di Anomali Gayaberat Residual bagian utara Pulau Wokam, Pulau Koba dan Anomali residual berkisar antara -8.5 mGal menerus ke utara terjadi penebalan batuan sampai 6 mGal, membentuk cekungan dan sedimen dan tertahan Palung Aru sehingga lebih punggungan anomali (Gambar 7). Cekungan kompak. anomali di bagian selatan terletak di Pulau Trangan, sedangkan di bagian utara terletak di

6 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014 i kelurusan anomali gayaberat dayaberarah barat laut.timur - u Gambar 6. Arah struktur geologi yang diperoleh dar Gambar 5. konturPeta anomali gayaberat Kepulaua Ar

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 7 Volume 12, No. 1, April 2014 Gambar 7. Peta anomali gayaberat residual Kepulauan residual gayaberat Petaanomali 7. Gambar AuGma 8 Atki dn iki yn dprlh d diperoleh yang sinklin dan Antiklin 8. Gambar Aru timur laut timurlaut barat berarah residual gayaberat anomali punggungan r ckna dan cekungan ari aa - daya

8 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014 Gambar 9. Model geologi pada penampang anomali gayaberat dengan arah selatan - utara

Rendahan anomali di Pulau Kobroor sampai Australia, dan dikenal sebagai Depresi Arafura. selatan Pulau Wokam diduga merupakan cerminan Batuan alas diduga merupakan batuan ultramafik dari cekungan sedimen sebagai zona lemah dengan dari Lempeng Indo-Australia, dengan rapat massa pola struktur geologi yang cukup komplek 2.7 gr/cc. (Hartono dan Ratman, 1992). Tinggian anomali pada km 15 sampai km 26 Analisis model geologi ini menunjukkan diduga diakibatkan oleh adanya pengangkatan bahwa Cekungan Wokam berada di utara batuan alas dari batuan ultramafik, hingga Kepulauan Aru dengan perkiraan batas cekungan tersingkap di permukaan (Hartono dan Ratman, adalah Pulau Wokam. 1992; Chartlon, 1999). Lintasan A2-B2 Anomali Geomagnet Pemodelan geologi bawah permukaan Anomali geomagnet berkisar antara -200 nT sepanjang lintasan A2-B2, berarah utara baratlaut- sampai 700 nT, dengan penurunan anomali kerarah selatan tenggara, terletak di Pulau Wokan, dengan utara. Anomali tertinggi mencapai 700 nT panjang lintasan 75 km (Gambar 10). Anomali menempati Pulau Trangan dan anomali terendah sepanjang lintasan ini bernilai antara -6 mGal mencapai -200 nT menempati Pulau Koba. Pola sampai dengan 1 mGal dengan penurunan anomali anomali geomagnet tersebut bergelombang ke arah timur dari km 50 sampai km 55 sehingga membentuk tinggian dan rendahan anomali di membentuk pola cekungan, ditafsirkan sebagai Pulau Kobroor. Rendahan anomali berkisar antara - cekungan sedimen dengan ketebalan lapisan 50 nT sampai 75 nT dan tinggian anomali berkisar sekitar 1500-2500 meter dan diduga sebagai batu antara 75 nT sampai 200 nT (Gambar 11). gamping metamorf dari Formasi Manumbai (Tmpl) Pola anomali geomagnet tersebut dengan rapat massa batuan sekitar 2.5 gr/cc. menggambarkan bahwa terjadi penipisan sedimen Cekungan ini diperkirakan merupakan daerah yang diakibatkan oleh pengangkatan batuan pertemuan antara lempeng Eurasia dan Indo ultrabasa dari Lempeng Indo-Australia di bagian

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 9 Volume 12, No. 1, April 2014 Gambar 10. Model geologi pada penampang anomali gayaberat dengan arah barat - timur selatan, dan penebalan sedimen batu gamping pengangkatan batuan alas yang diduga batuan metamorf hingga nilai anomalinya 0 nT di bagian ultrabasa yang mempunyai suseptibilitas 0.07 SI, utara. Batas tinggian dan rendahan anomali diperkirakan berasal dari komponen batuan tersebut terletak di bagian tengah Pulau Wokam, Lempeng Indo-Australia. Penurunan anomali diduga sebagai batas cekungan sedimen yang kearah utara ditafsirkan sebagai penebalan batuan menerus kearah utara. Penurunan anomali yang sedimen dengan suseptibilitas 0.0 SI. ditandai dengan kerapatan kontur anomali Penampang anomali pada Lintasan C1-D1 dianalisis sebagai kelurusan anomali yang berarah menunjukkan penurunan ke arah utara, akibat barat-timur, diduga merupakan kelurusan struktur Depresi Arafura di selatan, tertahan oleh Palung geologi yang diakibatkan oleh aktifitas depresi dari Aru di utara (Gambar 13). selatan dan tertahan oleh Palung Aru ( Aru Trough ) Tinggian anomali gayaberat dan rendahan di bagian utara (Gambar 12). anomali geomanet ditafsirkan sebagai akibat Analisis kuantitatif dilakukan sepanjang keberadaan batuan sedimen meta atau gamping lintasan penampang anomali yaitu Lintasan C1-D1 meta. Tinggian maupun rendahan anomali tersebut dan Lintasan C2-D2 diduga sebagai akibat gaya yang berasal dari selatan, karena adanya pengangkatan bongkah- Lintasan C1-D1 bongkah Lempeng Australia. Model geologi pada lintasan ini menunjukkan penurunan anomali geomagnet dari Pulau Trangan Lintasan C2-D2 ke arah Pulau Kola, dari nilai 740 nT sampai Model geologi di Pulau Wokam pada Lintasan dengan -376 nT. Namun di Pulau Wokam, anomali Penampang Anomali Geomagnet C2-D2 berarah kembali meninggi hingga mencapai 300 nT barat-timur, dengan nilai anomali berkisar antara 0 (Gambar 14). Nilai anomali di Pulau Trangan tinggi sampai 204 nT (Gambar 14). Pemodelan tersebut akibat penipisan lapisan sedimen dan adanya dibentuk oleh dua lapisan batuan yaitu lapisan

10 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014 fsirkan sebagai kelurusan geologi berarahbaratlaut tenggara - Aru Gambar 12. Kelurusan anomali geomagnet yang dita Gambar 11. konturPeta anomali Kepulauangeomagnet

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 11 Volume 12, No. 1, April 2014 batuan dengan suseptibilitas -0.002 SI merupakan Anomali gayaberat tinggi dan anomali geomagnet batuan sedimen dengan ketebalan mencapai 3750 rendah di bagian utara menggambarkan meter, dan lapisan batuan alas dengan keberadaan batuan sedimen akibat Depresi suseptibilitas 0.007 SI berupa batuan ultrabasa Arafura dan tertahan Palung Aru. yang merupakan komponen batuan Lempeng Indo- Pola tinggian dan rendahan anomali gayaberat Austalian. Tinggian anomali di bagian timur residual Kepulauan Aru merupakan gambaran dari diakibatkan oleh pengangkatan batuan alas dan struktur geologi berupa sinklin dan antiklin merupakan batas Cekungan Wokam. dengan sumbunya berarah selatan baratdaya-utara Data anomali gayaberat dan geomagnet timurlaut. menunjukkan konfigurasi batuan alas berupa Model geologi dari penampang anomali punggungan, cekungan maupun struktur sesar gayaberat residual pada lintasan A1-B1 arah daerah penelitian. Pola anomali gayaberat dan selatan baratdaya-utara timurlaut, diperoleh bahwa geomagnetik menunjukkan kelurusan anomali cekungan sedimen antara Pulau Kobroor sampai yang diduga merupakan kelurusan struktur Pulau Wokam diduga sebagai graben. Sedangkan geologi di bagian selatan Pulau Trangan. Dari pola pada lintasa A2-B2 menunjukkan bahwa cekungan anomali gayaberat residual ditafsirkan bentuk sedimen berkembang kearah timur dari Pulau sinklin dan antiklin berarah barat daya-timur laut Wokam dengan kedalaman sedimen mencapai sejurus dengan arah setruktur yang berkembang 3000 meter. di daerah penelitian. Model geologi pada penampang lintasan Hasil pemodelan geologi berdasarkan analisis geomagnet menunjukkan penurunan ke arah utara anomali gayaberat dan anomali geomagnet pada lintasan A2-B2, sebagai penebalan sedimen, memperlihatkan keberadaan cekungan maupun model pada lintasan C2-D2 terjadi penurunan punggungan secara rinci dengan pola struktur kearah barat Pulau Kobroor, dengan menunjukkna geologi yang dikontrol oleh selat-selat dan penebalan sedimen dan kemiringan struktur struktur geologi permukaan. Penurunan anomali kearah utara, pada lintasan C2-D2 penebalan geomagnet dan peninggian anomali gayaberat ke sedimen kerarah bagian barat di Pulau Wokam. arah utara diduga sebagai akibat keberadaan Cekungan anomali bouguer dan anomali kelompok batuan metasedimen berapat massa gayaberat residual sebagai zona struktur graben tinggi dengan suseptibilitas rendah. depresi dari selatan dan tertahan di utara oleh Model geologi hasil penafsiran di atas Palung Aru, dikontrol oleh kelurusan geologi dan menunjukkan bahwa batuan penutupnya adalah struktur sesar yang berarah baratdaya-timurlaut. meta sedimen yang mempunyai rapat masa tinggi Berdasarkan analisa kualitatif data gayaberat dengan nilai geomagnet negatif mencapai -200 nT. dan geomagnet maupun pemodelan geologi bawah permukaan menunjukkan bahwa zona Cekungan KESIMPULAN Wokam terletak di bagian utara Kepulauan Wokam Anomali gayaberat Kepulauan Aru terbagi dengan batas cekungan di Pulau Wokam bagian atas dua kelompok anomali, yaitu kelompok tengah. tinggian anomali dan kelompok rendahan anomali. Kelompok tinggian anomali menempati bagian UCAPAN TERIMAKASIH selatan yaitu di Pulau Trangan dan di bagian Penulis mengucapkan terima kasih Kepala selatan Pulau Kola, sedangkan kelompok rendahan Pusat Survei Geologi yang telah mengizinkan anomali menempati Pulau Wokam. Anomali penggunaan data anomali gayaberat dan anomali geomagnet terbagi dalam dua kelompok anomali, geomagnet Kepulauan Aru untuk dianalisis guna yaitu kelompok tinggian anomali menempati penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih juga bagian selatan, yaitu di Pulau Trangan, sedangkan ditujukan kepada Drs. Tjahya Ermawan Ir. WH. kelompok rendahan anomali menempati bagian Simamora BE, dan Ir Asdani Suhaemi Dipl, Seis., utara, yaitu di Pulau Wokam Utara sampai Pulau yang telah memberikan masukkan dalam Kola. penyusunan makalah ini. Semoga Allah dapat Anomali gayaberat rendah dan anomali membalas kebaikan bapak-bapak tersebut di atas. geomagnet tinggi di bagian selatan diakibatkan Amin. oleh pengangkatan batuan alas ultrabasa dengan densitas tinggi 2.7 gr/cc dan suseptibilitas 70000 x 10 -6 SI yang berasal dari lempeng Indo-Austrralia.

12 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014 Gambar 13. Model geologi pada penampang anomali geomagnet dengan arah selatan - utara

Gambar 14. Model geologi pada penampang anomali geomagnet dengan arah barat - timur

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 13 Volume 12, No. 1, April 2014 DAFTAR ACUAN Hartono, U. & Ratman, N., 1992. Peta Geologi Badan Geologi, 2009. Peta Cekungan Sedimen Lembar Aru, Maluku Tenggara, Sekala Indonesia Berdasarkan Data Gayaberat dan 1:250.000. Pusat Penelitian dan Geologi, Sekala 1:5.000.000 Bandung, Pengembangan Geologi, Direktorat Jenderal Indonesia. Geologi dan Sumberdaya Mineral, Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Departemen Pertambangan dan Energi. Indonesia, vol. IA . General Geology. Setyanta B. & Nasution J., 2006. Peta Anomali Martinus Nyhoff, The Hague, Netherlands Gayaberat Lembar Aru, Maluku, Charlton T.R, 1999. Tertiary Evolution of Eastern Sekala 1 : 250.000, Pusat Survei Geologi, Indonesia Collition Complex, 1 St. Omer Bandung. Ridge, Guilford, Surrey, GU12DD, UK

14 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 12, No. 1, April 2014