JST (10) (1) 2021

JURNAL SENI TARI

Terakreditasi SINTA 4

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

Makna Simbolik Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit Cirebon

Fifit Fitriyah Rosiana1, Utami Arsih2

Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, .

Info Artikel

______Abstrak Sejarah Artikel Diterima : 22 April 2021 Disetujui : 10 Juni 2021 Tari Topeng Tumenggung merupakan salah satu jenis Tari Topeng Cirebon gaya Slangit. Tari yang Dipublikasikan : 05 Juli diciptakan oleh seniman tari Cirebon merupakan suatu kerangka yang penuh dengan makna simbolik 2021 untuk dikomunikasikan pada orang lain. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis dan ______mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung pada Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan semiotika. Teknik pengumpulan Keywords: data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan Meaning, Symbol, yaitu triangulasi teknik dan sumber. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan Tumenggung Mask Dance penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berisi bahwa Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit ______merupakan tari dengan urutan sajian yang ke-4 dalam Tari Topeng Cirebon gaya Slangit. Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit memiliki makna simbol diskursif berupa makna penari, makna gerak, makna musik, makna rias, makna busana, makna properti, makna pola lantai, dan makna sesaji serta memiliki makna presentasional yang merupakan makna Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit secara keseluruhan yakni sebuah tarian yang menggunakan topeng Tumenggung, diiringi dengan gending waledan, dan menggambarkan seseorang yang dewasa, arif, dan tegas. Makna Tari Topeng Tumenggung dikategorikan menjadi 2 yaitu makna denotasi dan makna konotasi serta dimaknai dari dalang topeng dan bukan dalang topeng.

Abstract

Tumenggung Mask Dance (Tari Topeng Tumenggung) is the variant of the Slangit styles of Cirebonese Mask Dance. The dance was created by the artist with a lot of symbolic meanings to be communicated to others. This study aims to analyze and describe the symbolic meaning contained in the Slangit style of Tumenggung Mask Dance. The method used is a qualitative method with a semiotic approach. The techniques used for data collection were observation, interviews, and documentation. Triangulation of sources and techniques were used to validate the data in this study. The data were analyzed by using the techniques of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results show that the Slangit style of Tumenggung Mask Dance is the fourth variant of the Slangit styles of Cirebonese Mask Dance. Slangit style of Tumenggung Mask Dance has discursive symbolic meanings in each of its dancers, movement, musical, make-up, clothing, property, floor pattern, and offering. It also has a presentational meaning which is the overall meaning of the Slangit style of Tumenggung Mask Dance itself as a whole, that is a dance that uses a Tumenggung mask, performed with gending waledan (a Javanese orchestral composition), and depicts a person who is mature, wise, and firm. The meaning of Tumenggung Mask Dance is categorized into 2, namely the denotation and connotation meanings interpreted from and not from dalang topeng (mask dancer).

© 2021 Universitas Negeri Semarang  Alamat korespondensi: ISSN 2503-2585 Gedung B2 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunung Pati, Semarang 50229 Email : [email protected]

1

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

PENDAHULUAN dengan Wira selaku ketua Sanggar Panji Asmara, 2020). Cirebon merupakan salah satu Tari Topeng Cirebon memiliki ciri daerah yang berada di Jawa Barat. Cirebon pokok, antara lain penarinya menggunakan merupakan daerah perbatasan antara kedok dan terdiri atas kedok pokok yang provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. disebut dengan Panca Wanda yaitu Panji, Setiap daerah tentu memiliki kekhasan Pamindo, Rumyang, Tumenggung dan tersendiri, baik dilihat dari bahasa, Klana (Ramlan, 2003, p. 56). Terciptanya makanan, bahkan keseniannya. Berbicara Tari Topeng Cirebon gaya Slangit atau mengenai seni, Cirebon memiliki jenis panca wanda tersebut tentu memiliki tarian yang menjadi ikon daerah yaitu Tari maksud dan tujuan, dengan kata lain Tari Topeng Cirebon. Bentuk pertunjukannya Topeng Cirebon mengandung simbol dan/ yang memiliki ciri khas mampu atau makna yang dapat diketahui melalui memancarkan daya tarik tersendiri terbukti bentuk pertunjukan Tari Topeng itu sendiri. mampu bertahan hingga saat ini. Pertunjukan Tari Topeng Cirebon gaya Penyebutan Tari Topeng Cirebon Slangit disebut sebagai pertunjukan tari dikarenakan pada pertunjukkan ada yang penarinya mengenakan topeng dan saatnya penari mengenakan penutup muka penutup kepala yaitu sobrah (Lasmiyati, / kedok. 2011). Terdapat juga salah satu Tari Topeng Pertunjukan Tari Topeng Cirebon gaya Slangit yang tidak menggunakan adalah sebuah pertunjukan yang memiliki sobrah. Tari Topeng Tumenggung yang gaya tersendiri. Gaya itu sendiri merupakan dapat dicermati dan dikaji, sebab dari prosedur karakteristik yang memberi arti, semua karakter Topeng Panca wanda Tari identifikasi dan kontribusi tertentu. Para Topeng Tumenggung memiliki bentuk dalang topeng di wilayah Cirebon menyebar pertunjukan yang berbeda dengan keempat ke berbagai pelosok daerah, kemudian pada Tari Topeng gaya Slangit lainnya. masing-masing daerah itu berkembang Perbedaan yang paling menonjol dari Tari sendiri-sendiri dengan memunculkan Topeng Tumenggung dengan Tari Topeng berbagai gaya atau versi penampilan topeng lainnya yaitu pada busana bagian kepala, Cirebon, seperti gaya Slangit, Losari, dimana Tari Topeng Cirebon gaya Slangit Gegesik, Palimanan, dan Kreo, bahkan lainnya menggunakan hiasan kepala berupa penyebaran ini terjadi hingga ke luar daerah sobrah atau mahkota namun Tari Topeng yaitu Indramayu, dengan memunculkan Tumenggung tidak menggunakan sobrah pula gaya Indramayu (Ramlan, 2003, p. akan tetapi hanya menggunakan iket dan 59). Penyebutan Tari Topeng gaya Slangit topi atau peci pada kepalanya hingga Tari dikarenakan keberadaannya di desa Topeng Tumenggung disebut dengan “Tari Slangit. Slangit merupakan nama salah satu Topeng Peci” oleh masyarakat Desa Slangit desa yang ada di Kabupaten Cirebon. (observasi Fifit, 12 Januari 2020). Desa Slangit sangat terkenal dengan Tari Topeng Tumenggung gaya Tari Topengnya yaitu Tari Topeng Cirebon Slangit juga mempunyai ciri khas yaitu gaya Slangit, dengan demikian Tari Topeng adanya makna simbolik pada elemen Cirebon gaya Slangit lebih dikenal oleh pertunjukannya yaitu pada elemen pelaku/ masyarakat dan sudah termasuk pada penari, gerak, musik atau iringan, rias, kurikulum pembelajaran di beberapa busana, properti, pola lantai, dan sesaji. sekolah (Cirebon). Sanggar yang bertempat Kajian makna simbolik merupakan suatu di daerah Slangit lebih mengedepankan kajian yang penting dikarenakan suatu Tari Topeng Cirebon gaya Slangit. Sanggar- yang diciptakan oleh seniman berdasarkan sanggar nya pun dipimpin oleh keturunan kesepakatan dan digunakan secara dari Tari Topeng gaya Slangit dan masih bersama, teratur dan begitu dipelajari pada rumpun keluarga, hingga sanggar Tari sehingga karya seni itu merupakan Topeng Cirebon gaya Slangit disebut kerangka yang penuh makna untuk sebagai “sanggar keluarga” (wawancara dikomunikasikan kepada yang lain sekaligus sebagai sebuah produk (Hadi,

2

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

2007, p. 19). Masalah dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang adalah apa makna simbolik yang bersifat deskriptif, dimana menjelaskan terkandung dalam bentuk pertunjukan Tari atau mendeskripsikan makna simbolik Topeng Tumenggung gaya Slangit. Tujuan Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit. dari penelitian makna simbolik Tari Pendekatan yang digunakan dalam Topeng Tumenggung gaya Slangit yaitu penelitian ini yaitu pendekatan semiotika. untuk menganalisis dan mendeskripsikan Data primer dalam penelitian makna simbolik yang terkandung dalam makna simbolik Tari Topeng bentuk pertunjukan Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit Cirebon yaitu Tumenggung gaya Slangit Cirebon. data mengenai makna simbolik Tari Tujuan penelitian ini adalah Topeng Tumenggung gaya Slangit, yakni menganalisis dan mendeskripsikan makna makna pelaku/penari, gerak, rias, busana, simbolik yang terkandung dalam bentuk iringan, properti, pola lantai dan sesaji. pertunjukan Tari Topeng Tumenggung Data sekunder dalam penelitian ini yaitu gaya Slangit. Tari memiliki berbagai simbol data yang diperoleh melalui dokumentasi yang memiliki arti. Langer membagi atau sanggar. mengkategorikan simbol menjadi dua Metode pengumpulan data tataran yaitu simbol diskursif dan simbol merupakan suatu hal yang penting dalam presentasional. Simbol diskursif adalah penelitian, karena metode ini merupakan simbol yang nalar atau pasti dan dibangun strategi atau cara yang digunakan oleh oleh berbagai unsur yang teratur dan dapat peneliti untuk memperoleh bahan-bahan, dipahami maknanya. Simbol keterangan, kenyataan-kenyataan, dan presentasional adalah simbol yang tidak informasi yang dapat dipercaya dapat diuraikan atau merupakan suatu (Widoyoko, 2012, p. 13). Teknik kesatuan bulat dan utuh (Sachari, 2002, p. pengumpulan data dalam penelitian ini 18). Simbol diskursif pada Tari Topeng menggunakan metode observasi, Tumenggung gaya Slangit yaitu berupa wawancara, dan dokumentasi. Penelitian elemen pertunjukan yaitu pelau/ penari, makna simbolik Tari Topeng gerak, musik/ iringan, rias, busana, Tumenggung gaya Slangit menggunakan properti, pola lantai, dan sesaji sedangkan observasi non partisipan, terstruktur, dan simbol presentasional pada kajian ni yaitu tidak terstruktur serta menggunakan mengungkapkan makna secara keseluruhan wawancara terstruktur dan tidak atau secara utuh pada Tari Topeng terstruktur. Wawancara dilakukan dengan Tumenggung gaya Slangit. beberapa narasumber yaitu Wira Arja (27) Tari dipandang sebagai simbol, selaku ketua Sanggar Panji Asmara dan dimana didalamnya mengandung makna merupakan calon dalang topeng, Sanija yang tersembunyi guna diungkapkan atau Wija Arja (50) selaku ketua Sanggar dikomunikasikan. Penelitian makna Langgeng Saputra dan merupakan dalang simbolik Tari Topeng Tumenggung gaya topeng gaya Slangit, Intan Sulhayyati (27) Slangit dideskripsikan menurut Roland selaku penari dan pelatih Tari Topeng Barthes yang mengatakan makna dibagi Cirebon gaya Slangit, Karmina (68) dan menjadi dua yaitu makna denotasi dan Sri Asih (33) selaku pengrajin topeng dan makna konotasi. pemilik Galeri Sekar Budaya Karmina. Dokumentasi yang digunakan dalam METODE PENELITIAN penelitian ini yaitu dokumentasi peneliti Metode penelitian kualitatif dan dokumentasi penelitian. merupakan penelitian yang datanya Dokumentasi peneliti yaitu dokumentasi berupa kata-kata dan gambar yang berasal yang diambil oleh peneliti yaitu berupa dari naskah hasil wawancara, catatan dokumentasi pada saat wawancara, lapangan, dokumen pribadi atau resmi dokumentasi busana, properti. (Jazuli, 2001, p. 9). Dokumentasi penelitian yaitu Penelitian makna simbolik Tari dokumentasi yang berasal dari orang lain Topeng Tumenggung gaya Slangit yaitu diperoleh dari sanggar, media sosial

3

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

seperti akun youtube sanggar itu sendiri, Makna Penari rias yang berasal dari salah satu Pelaku tari atau penari Tari Topeng narasumber. Tumenggung yaitu laki-laki namun bisa Peneliti menggunakan teknik juga ditarikan oleh perempuan. triangulasi untuk menguji keabsahan data. Dahulunya Tari Topeng Tumenggung Triangulasi yang digunakan dalam gaya Slangit hanya ditarikan oleh laki- penelitian makna simbolik Tari Topeng laki, dengan maksud bahwa seorang Tumenggung gaya Slangit yaitu imam dan kepala keluarga itu adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. seorang laki-laki bukan perempuan. Teknik triangulasi sumber berarti Namun terdapat generasi Tari Topeng mendapatkan data dari sumber yang Slangit berjenis kelamin perempuan, jadi berbeda-beda namun dengan teknik yang tidak menutup kemungkinan bahwa sama sedangkan triangulasi teknik dalang topeng ada juga yang berjenis dilakukan untuk menguji kredibilitas data kelamin perempuan. dengan cara mengecek data kepada Pelaku Tari Topeng dikategorikan sumber yang sama dengan teknik yang menjadi 2, yaitu penari dan dalang topeng. berbeda. Perbedaan 2 penyebutan memiliki Miles and Huberman, maksud yang berbeda, dimana penari mengungkapkan bahwa aktivitas dalam merupakan seorang yang mampu analisis data kualitatif dilakukan secara menarikan Tari Topeng hanya interaktif dan berlangsung secara terus- berdasarkan gerak dan rasa, sedangkan menerus hingga tuntas (Matthew B. Miles, dalang topeng merupakan seorang yang 1994). Aktivitas dalam analisis data yaitu memahami secara wiraga, wirama, dan data reduction (reduksi data), data display wirasa dan dalang topeng tentu mengerti (penyajian data), dan conclusion sejarah atau filosofi Tari Topeng serta drawing/verification (penarikan segala apapun itu yang terdapat dalam kesimpulan/verifikasi (Sugiyono, 2008, p. Tari Topeng. Dalang topeng dapat 246). Reduksi data dilakukan peneliti diperoleh dengan proses yang luar biasa. dengan memilah-milah data yang Dalang topeng biasanya seorang keturunan. diperoleh melalui observasi, wawancara Syarat menjadi dalang topeng yaitu dan dokumentasi pada saat pengumpulan mentaati peraturan panggung, memegang data. Peneliti menyajikan simbol yang ada tanggung jawab besar mengenai dalam Tari Topeng Tumenggung gaya keberadaan Tari Topeng Cirebon gaya Slangit dalam bentuk deskripsi. Peneliti Slangit, mengerti dan memahami dari melakukan penarikan kesimpulan Tari Topeng Cirebon gaya Slangit, serta mengenai makna simbolik Tari Topeng menjalankan berbagai macam ritual. Tumenggung gaya Slangit kabupaten Pelaku/penari Tari Topeng Tumenggung Cirebon setelah proses reduksi dan gaya Slangit dikonotasikan sebagai penyajian data seorang penyiar agama Islam dan seorang imam. HASIL DAN PEMBAHASAN Makna Gerak Makna Simbolik Tari Topeng Gerak dalam Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit (Dalang Tumenggung terbagi menjadi 3 tahap Topeng) yakni tahap dodoan, unggah tengah, dan Makna simbolik tari Topeng yang terakhir adalah deder/barlen. Tumenggung gaya Slangit terdapat pada Pembagian nama gerak dalam Tari elemen pertunjukan. Elemen tersebut Topeng Tumenggung yaitu berdasarkan adalah elemen penari, elemen gerak, irama musik pengiring Tari Topeng elemen musik/ iringan, elemen rias, Tumenggung, dimana musik diawali elemen busana, elemen properti, elemen dengan tempo pelan hingga cepat. pola lantai, dan elemen sesaji. Gerak Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit yaitu berjumlah 36 gerak,

4

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

namun hanya terdapat 17 gerak yang harus saling bekerja sama atau gotong memiliki makna antara lain adeg-adeg, royong. duduk sila, capang, banting tangan 2, gedig, lontang, mincig, jangkung ilo, incek, klepat, Makna Banting Tangan 2 sepak soder, tumpang tali, adu bapa, puter ules, Makna denotasi gerak banting buang kumis, ngayun tangan 2, hormat buka tangan 2 yaitu Membanting atau kedok menggerakkan dengan kuat kedua telapak tangan. Gerak banting tangan 2 Makna Adeg-adeg dikonotasikan sebagai ringan tangan, Adeg-adeg merupakan Penari yang artinya bahwa kita sebagai manusia membuka kedua kaki ke samping dengan harus ringan tangan yaitu suka menolong kaki kiri sebagai penopangnya. Posisi kaki tanpa mengharapkan suatu apapun serong dan mendhak (makna denotasi). (ikhlas), dan tidak dianjurkan untuk Secara konotasi, adeg-adeg dimaknai menjadi seorang yang pemalas dan tidak sebagai kuatnya keimanan kita, hal ini memiliki kepedulian atau berat tangan. ditunjukan bahwa dalam melakukan sikap adeg-adeg harus kuat dan tidak goyah. Makna Gedig Maksud “tidak goyah” yaitu dengan Gedig merupakan gerak dengan keimanan kita yang kuat, kita terhindar melangkah dengan langkah kaki setinggi dari hal-hal yang negatif yang membuat betis (makna denotasi). Gerak gedig keimanan kita tidak kokoh kembali. dikonotasikan sebagai perjalanan hidup. Manusia memiliki tujuan hidup, dalam Makna Duduk Sila mencapai tujuan tersebut yaitu dengan Berdasarkan makna denotasi, perjalanan yang berbagai macam. duduk sila merupakan Penari duduk dengan menyilangkan kedua kakinya, dan Makna Lontang dengan posisi badan tegak dan Lontang merupakan Membolak- menghadap ke kotak topeng. Sikap duduk balikan telapak tangan atau tangan buka sila merupakan sikap awal pada Tari tutup, dimana telapak tangan kanan Topeng Tumenggung gaya Slangit. Sikap kurang lebih setinggi bahu dan punggung duduk sila dilakukan dengan hati dan tangan diluar serta telapak kiri berada di sikap yang tenang dan dikonotasikan bawah kurang lebih sejajar dengan cetik sebagai “berdoa”. Berdoa yaitu kita dan telapang menghadap luar, dilakukan memohon kepada Yang Maha Kuasa secara bergantian (makna denotasi). (Allah SWT) dengan meminta Gerak lontang dikonotasikan bahwa segala keselamatan dan kelancaran. Sikap duduk sesuatu harus dipilah-pilih, mana yang sila juga dikonotasikan sebagai meminta baik dan mana yang buruk. restu kepada para leluhur, dimana kita berdoa juga untuk para leluhur atau Makna Mincig terdahulu kita. Micig merupakan gerak melangkah kecil-kecil dengan tempo yang cepat Makna Capang (makna denotasi). Gerak mincig Capang merupakan Posisi tangan dikonotasikan sebagai tidak lambatnya kanan tetap lurus kedepan dan tangan kiri dalam mengerjakan sesuatu, maksudnya ditekuk (menghampiri tangan kanan) yaitu jika kita sudah mengetahui tujuan begitupun sebaliknya (makna denotasi). yang akan dicapai hendaknya gerak cepat, Secara konotasi gerak capang diartikan dimana melakukannya dengan cepat dan sebagai sifat gotong-royong, bekerjasama cekatan dan saling membantu. Manusia . merupakan makhluk sosial, dimana Makna Jangkung Ilo manusia itu tidak dapat hidup sendiri, Jangkung Ilo merupakan gerak yang dengan begitu sebagai umat manusia diawali dengan kaki kanan jinjit berada di depan kaki kiri kemudian melangkah

5

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

setinggi betis dilanjut dengan obah bahu penyebaran agama Islam, (2) yaitu (makna denotasi). Gerak jangkung ilo menyatakan bahwa angka 9 merupakan dikonotasikan bahwa sebagai orang tinggi lambang 9 luban yang terdapat pada diri (tinggi ilmu) maka tidak dianjurkan untuk manusia yaitu dua mata, dua lubang sombong melainkan harus selalu hidung, satu mulut, dua telinga, satu menunduk atau melihat kebawah dalam dubur, dan satu qubul. Interpretasi arti tidak sombong dan dekat dengan berlanjut bahwasanya 9 lubang yang ada masyarakat serta selalu merasa haus akan pada tubuh manusia hendaknya dijaga ilmu. dan digunakan dengan sebaik-baiknya.

Makna Incek Makna Sepak Soder Incek merupakan Langkah kaki Sepak soder merupakan gerak yang dengan sedikit kayuhan(genjotan) dan diawali dengan langkah kaki kanan dilakukan secara perlahan. Langkah kaki kemudian capit soder dengan jari kaki dengan sedikit kayuhan(genjotan) dan kanan dan dilanjutkan dengan menyepak dilakukan secara perlahan (makna atau menendang sonder ke belakang denotasi). (makna denotasi). Makna konotasi dari Incek dilakukan dengan beberapa gerak sepak soder yaitu bahwasanya segala macam yaitu incek meneng dan incek miring. sesuatu yang buruk/ tidak baik yang ada Pertama, incek meneng yaitu gerak incek dalam diri kita, sebaiknya dihilangkan, itu namun dilakukan secara meneng atau diam sebabnya gerak sepak soder dilakukan ditempat (denotasi). Gerak incek meneng dengan cara menendang sonder ke dikonotasikan bahwa meskipun kita diam belakang. Kata “dibuang di belakang” ditempat tetapi pola pikir kita hendaknya diartikan sebagai harus dihilangkan, dan jalan dan cekatan, tidak hanya diam sebaiknya sesuatu yang buruk jangan namun dengan pikiran kosong atau diulang kembali. melamun. Kedua yaitu incek miring yaitu gerak incek namun dilakukan secara Makna Tumpang Tali miring atau kesamping (denotasi). Gerak Tumpang tali merupakan gerakan incek miring dikonotasikan bahwa memutarkan tangan bersamaan dengan kemanapun jalan yang kita pilih baik jalan tangan mengepal dan diakhiri dengan kanan atau jalan kiri, pola pikir kita posisi tangan yang tumpang tindih atau hendaknya tetap terbuka. menumpuk dengan posisi tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri Makna Klepat (menyilang) serta kondisi telapak tangan Klepat secara makna denotasi ngrayung. Gerak tumpang tali merupakan lekak-lekuk tangan atau dikonotasikan sebagai harus kuat dalam liukan tangan. Gerak klepat dikonotasikan berpendirian. Secara individu, manusia sebagai bentuk pengetahuan mengenai harus memiliki pendirian, dimana adanya 9 wali dan 9 lubang yang terdapat pendirian merupakan keyakinan untuk dalam diri manusia. Klepat terbagi digunakan sebagai tumpuan dalam menjadi 2 yaitu “Ka” dan “Pat”. Ka mempertimbangkan sesuatu, begitu pula merupakan sebutan dengan urutan ke-5 jika dilihat secara sosial, hendaknya dalam aksara jawa yaitu “Ka” dari “Ha berpendirian namun digunakan untuk Na Ca Ra Ka”, sedangkan Pat adalah kepentingan bersama, dengan begitu “papat”, dimana papat merupakan bahasa manusia yang merupakan makhluk sosial Cirebon yang berarti 4 (empat). Hal ini harus bersatu dalam menjunjung tinggi menunjukan, arti klepat jika dijumlahkan hal yang baik. maka hasilnya akan 9. Angka 9 memiliki dua makna, (1) 9 yaitu memberikan Makna Adu Bapa informasi dan pengetahuan kepada Adu bapa merupakan gerakan obah manusia bahwasanya terdapat 9 wali yang lambung (menggerakkan lambung) dengan sangat berperan penting dalam siku ikut bergerak dan bersamaan dengan

6

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

kepala yang tertunduk dan tegakkan (makna denotasi). Gerak adu bapa Makna Musik/Iringan dikonotasikan sebagai bahwa sebagai Iringan Tari Topeng Tumenggung manusia harus selalu ingat kepada orang yaitu dibagi menjadi 3 bagian yang tua. pertama yaitu tahap dodoan, yang kedua yaitu tahap unggah tengah dan yang Makna Puter Ules terakhir adalah deder atau barlen. Pengiring Puter ules merupakan gerak Tari Topeng Tumenggung sebanyak 10 memutarkan ules atau penutup topeng. orang pengiring, dimana satu orang Gerak puter ules dikonotasikan sebagai pengiring memegang satu alat musik yaitu mengolah informasi yang diterima. Gerak saron 1, saron 2, bonang, penerus, gong, puter ules diakhiri dengan melemparkan , , kecrek, tutukan, suling. ules ke kotak topeng, gerakan melempar ini dikonotasikan sebagai kembali ke asal- Makna Dodoan usulnya. Penggunaan topeng saat menari Iringan pada bagian dodoan Tari Topeng Tumenggung bermakna merupakan iringan yang memiliki tempo memperlihatkan jati diri pelan atau lambat (denotasi). Dodoan dikonotasikan bahwa manusia hendaknya Makna Buang Kumis memiliki kesabaran. Sabar identik dengan Buang kumis merupakan gerak yang halus, bagian dodoan pada Tari Topeng dilakukan dengan cara teplok/ Tumenggung gaya Slangit merupakan menempelkan telapak tangan pada kumis iringan yang halus, terlihat dari tempo topeng kemudian dibuang dengan cara iringan yang lambat. membanting tangan, itu merupakan penjelasan gerak buang kumis (makna Makna Unggah Tengah denotasi). Gerak buang kumis Berdasarkan makna denotasi dikonotasikan sebagai membuangnya unggah tengah/ kering merupakan iringan ucapan yang tidak baik. dengan tempo sedang atau agak cepat dari dodoan. Iringan bagian unggah tengah/ Makna Ngayun Tangan 2 kering dikonotasikan bahwa jika memilih Ngayun tangan 2 merupakan gerak jalan yang benar atau pilihan yang benar, mengayunkan kedua tangan dengan posisi maka melangkahlah lebih cepat, artinya tangan ngrayung. Kata ngayun pada gerak sebagai manusia harus tegas dan cepat Ngayun Tangan 2 berasal dari kata dalam melakukan sebuah tindakan yang “hayyun” yang berarti hidup (makna baik. denotasi). Gerak ngayun tangan 2 dikonotasikan bahwa hidup dalam Makna Barlen/Deder keadaan kebaikan atau kejelekan. Makna denotasi iringan barlen atau Manusia yang memilih hidup di atas deder merupakan iringan dengan tempo keburukan atau kebaikan Tuhan (Allah cepat dalam Tari Topeng Tumenggung SWT) mengetahuinya bergantung kepada gaya Slangit. Barlen dibagi menjadi dua kita memilih untuk yang baik atau yang yaitu bar = bubar dan len = klalen (bahasa tidak baik. Cirebon) atau biasa diucapkan dengan “Aja bubar toli klalen (setelah selesai jangan Makna Hormat Buka Kedok melupakan)”. Barlen dikonotasikan bahwa Hormat buka kedok gerak hormat segala hal baik yang telah selesai diajarkan buka kedok berarti membuka kedok dan dan diberitahu hendaknya selalu dilanjutkan dengan memberi hormat mengingat. dengan cara menundukkan kepala (makna denotasi). Gerak hormat buka kedok Makna Rias dikonotasikan sebagai sungkem atau Rias dalam sebuah pertunjukan tanda bakti dan bersujud kepada Allah merupakan suatu kebutuhan penampilan. SWT. Rias yang digunakan dalam Tari Topeng

7

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Tumenggung gaya Slangit yaitu rias ciri khas dalam atribut pada bagian korektif, dimana rias korektif merupakan kepalanya yaitu menggunakan Topi. rias wajah yang bersifat menyempurnakan Topi atau ada sebagian orang yang bentuk wajah agar terlihat lebih menyebutnya peci ini tidak memiliki sempurna. Rias dalam Tari Topeng makna khusus di dalamnya, karena Tumenggung gaya Slangit tidak memiliki dulunya Tari Topeng Tumenggung gaya makna khusus didalamnya, yang intinya Slangit hanya menggunakan iket atau hanya agar dalang topeng terlihat lebih blangkon saja. Tari Topeng Tumenggung bersih dan halus. mengalami fase pengemasan kembali dalam kebutuhan pentas atau kebutuhan Makna Busana pertunjukan yaitu dengan bertambahnya Tari Topeng Tumenggung gaya atribut topi. Slangit Cirebon menggunakan kostum berwarna hitam. Warna hitam merupakan warna dasar dalam busana Tari Topeng Tumenggung. Busana yang digunakan dalam Tari Topeng Tumenggung antara lain iket kepala dan topi, baju dan celana topeng (kutang topeng), gulu kra, kerodong, kace, dasi, badong/ sabuk, sampur/ soder, keris, kain , gelang tangan, kaos kaki. Foto 1. Topi/ Peci (Sumber: Rosiana, Juli 2020) Makna Iket Makna denotasi iket merupakan Makna Baju dan Celana Topeng (Kutang kain berbentuk segitiga yang digunakan Topeng) untuk busana bagian Tari Topeng Baju topeng dan celana topeng Tumenggung gaya Slangit dengan cara merupakan penyebutan busana pada Tari penggunaannya diikatkan pada kepala. Topeng Tumenggung gaya Slangit apabila Iket dikonotasikan sebagai sebuah belum digunakan, jika baju dan celana mengikatkan syariat Islam dan berpegang topeng sudah dikenakan oleh penari maka teguh pada agama, dikonotasikan sebagai disebut dengan kutang topeng. Ciri khas “mengikat” karena cara penggunaan iket baju dan celana topeng dari Tari Topeng yaitu dengan cara diikat. Mengikatkan Tumenggung gaya Slangit yaitu berwarna pada kepala, kepala dikonotasikan sebagai hitam. pikiran. Pikiran yang mengendalikan Kutang topeng merupakan Baju dan segala apa yang dilakukan oleh manusia, Celana yang digunakan oleh penari, oleh karena itu manusia hendaknya dengan panjang baju setengah dari lengan berpegang teguh pada Agamanya agar atas sedangkan panjang lengannya di tidak tersesat. bawah lutut (makna denotasi). Warna hitam dikonotasikan sebagai keabadian. Makna Topi/Peci Apabila dikaitkan dengan Tari Topeng Topi atau peci merupakan busana Tumenggung yaitu manusia harus tegas bagian kepala pada Tari Topeng dan bijaksana dalam menjalankan setiap Tumenggung gaya Slangit. Busana bagian tantangan yang ada dalam kehidupan. kepala Tari Topeng Tumenggung gaya Makna Gulu Kra Slangit berbeda dengan Tari Topeng Gulu kra merupakan kerah atau lainnya, Tari Topeng Cirebon lainnya leher baju berwarna putih dengan bagian seperti Tari Topeng Panji, Tari Topeng depan memanjang dari bahu hingga pusar Samba, Tari Topeng Rumyang, dan Tari sedangkan bagian belakang berbentuk Topeng Klana menggunakan atribut persegi dan panjangnya hanya sebatas sobrah pada kepalanya berbeda dengan setengah punggung saja (makna denotasi). Tari Topeng Tumenggung yang memiliki Gulu kra menjadi ciri khas dari Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit karena

8

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

pemakaiannya hanya ada pada Tari namun jika dikaitkan dengan Tari Topeng Topeng Tumenggung. Gulu kra Tumenggung gaya Slangit dasi pasang dikonotasikan sebagai simbol kegagahan dengan cara dikalungkan pada gulu kra. dan bijaksana. Dasi berasal dari 2 kata yaitu “da” (sumedah) yang artinya memohon dan “si” itu sah atau kabul, dari dua kata tersebut dasi dikonotasikan bahwa manusia hanya meminta, memohon, dan berharap itu kepada Allah SWT (Tuhan) karena hanya Allah yang mengabulkan doa setiap manusia.

Makna Badong Badong merupakan kain berwarna dasar hitam yang terbuat dari beludru Foto 2. Gulu Kra yang berfungsi sebagai sabuk pada Tari (Sumber: Rosiana, Juli 2020) Topeng Tumenggung gaya Slangit yang

digunakan untuk mengikat bagian ujung Makna Krodong krodong, kace, dan soder (makna denotasi). Krodong merupakan busana pada Badong dikonotasikan sebagai berdoa, Tari Topeng yang berupa kain dengan dimana arti berdoa berasal dari pemakaiannya di bagian belakang tubuh sehingga menutupi punggung. Motif pada badong/badonga/donga (bahasa Cirebon). krodong Tari Topeng Tumenggung gaya Makna Gelang Topeng Slangit yaitu motif mega mendung. Gelang topeng merupakan gelang Makna denotasi motif mega mendung tangan yang berbahan dasar kain yaitu Motif khas Cirebon dengan pola berwarna hitam berbentuk persegi menyerupai awan dilangit. panjang dan diujungkan terdapat perekat Mega = awan di langit dan mendung= sejuk. Motif mega mendung untuk menyatukan setiap ujungnya. Gelang topeng digunakan dengan cara dikonotasikan sebagai rasa kesabaran, dilingkarkan pada lengan tangan (makna memiliki hati yang tenang, mendung denotasi). Gelang topeng dikonotasikan diartikan sebagai sejuk, sejuk sebagai sebuah kewaspadaan, dimana dikonotasikan sebagai rasa tenang, segala sesuatu yang dikerjakan untuk tentram, dan tidak gelisah. mencapai sebuah tujuan harus dengan Makna Kace hati-hati.

Kace merupakan atribut Tari Makna Soder/Sampur Topeng Tumenggung yang terbuat dari Soder merupakan sebutan bahan dasar kain yang tebal dengan masyarakat Cirebon untuk selendang. terdapat hiasan emas pada bagian Pemasangan soder pada Tari Topeng tengahnya (makna denotasi). Kace Tumenggung gaya Slangit, bagian kanan dikonotasikan bahwa manusia adalah lebih panjang jika dibandingkan dengan sama. Semua manusia sama dan tidak diperkenankan untuk membanding- yang sebelah kiri. Soder sebelah kanan bandingkan yang satu dan yang lainnya. lebih panjang karena berfungsi jika Manusia hendaknya tidak mengungkit terdapat gerakan sepak soder atau keburukan seseorang. menendang soder kebelakang. Panjang soder sebelah kanan yaitu hingga Makna Dasi menyentuh lantai, sedangkan sebelah kiri Makna denotasi dasi merupakan hanya sebatas mata kaki (makna pelengkap busana yang pemakaiannya denotasi). layaknya dasi pada umumnya yaitu Soder dikonotasikan bahwa dalam dilingkarkan atau dikalungkan pada leher, mempertimbangkan sesuatu harus dengan

9

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

teliti, bilamana sesuatu itu tidak baik Makna Kaus Kaki maka dibuang saja, apabila dikaitkan Kaus kaki merupakan kain atau dengan gerak pada Tari Topeng sarung pembungkus kaki penari (makna Tumenggung gaya Slangit yaitu pada denotasi). Kaus kaki yang digunakan pada gerak sepak soder, dimana soder ditendang Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit atau di sepak oleh penari kebelakang. biasanya berwarna putih ataupun coklat Gerak sepak soder dikonotasikan sebagai muda. Kaus kaki dikonotasikan sebagai usaha keras manusia dalam penutup aurat yang bermakna bahwa menyingkirkan hal negatif duniawi. manusia hendaknya berhati-hati dalam perjalanan, perjalanan hidup manusia Makna Tapih harus dijalani dengan bersih dan suci serta Tapih merupakan kain panjang tidak ada hal-hal kotor di dalamnya. yang digunakan pada bagian bawah busana Tari Topeng Tumenggung gaya Makna Keris Slangit. Tapih yang digunakan oleh penari Keris merupakan senjata tajam disebut dengan lancar topeng. Tapih juga yang dilindungi oleh sebuah wadah dan disebut sinjang atau kain panjang (makna berwarna coklat tua hampir kehitaman, denotasi). Lancar topeng dikonotasikan penggunaan keris yaitu dengan cara sebagai bahwa sebagai manusia kita menyelipkan pada badong atau sabuk hendaknya berdoa dengan lancar jangan bagian kiri pinggang penari (makna sampai putus-putus. Penggunaan lancar denotasi). Keris dikonotasikan sebagai topeng yaitu menutup kaki kiri hingga genggaman, pusaka atau ilmu. Orang tua mata kaki, sedangkan kaki kanan hanya menyebutkan bahwa keris merupakan menutup hingga paha atau atas lutut saja jimat atau azimat. seperti pada foto 3. Makna Properti Makna Kedok/ Topeng Kedok Tari Topeng Tumenggung merupakan Topeng yang digunakan untuk menutup wajah penari Tari Topeng Tumenggung yang berwarna dasar merah agak muda (bukan pink), mata membelalak, memiliki kumis tebal (makna denotasi) dikonotasikan sebagai penggambaran yang memiliki sifat berani, Foto 3. Penggunaan Lancar Topeng berwibawa, tegas dan tuntas, dalam hal ini (Sumber: Rosiana, Juli 2020) berani yang dimaksud yaitu berani dalam kebaikan bukan berani pada ranah Penggunaan lancar topeng yaitu kain keburukan. yang menutup kaki kiri sebatas mata kaki dan kain yang menutup kaki kanan hanya sebatas paha atau atas lutut (makna denotasi). Penggunaan lancar topeng dikonotasikan bahwasanya hal-hal baik yang ada dalam diri kita dalam menjalankan kehidupan ini tidak untuk disombongkan. Segala hal baik hendaknya kita simpan dan tidak disombongkan hal ini disimbolkan dengan ditutupnya kaki sebelah kiri sebatas mata kaki.

Foto 4. Kedok Tari Topeng Tumenggung (Sumber: Rosiana, Juli 2020)

10

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Sesaji atau sesajen dalam Tari Makna Ules Topeng Tumenggung gaya Slangit berisi Ules merupakan kain penutup atau makanan dan minuman yang terdiri dari pembungkus kedok/ topeng (makna tumpeng putih, tumpeng bugana, ayam denotasi). Ules dikonotasikan sebagai panggang 1 ekor, minuman, pisang, pengingat untuk manusia agar mencari kembang 7 rupa, kinang sirih (makna tau sesuatu dengan lebih saksama. denotasi). Secara keseluruhan sesaji dikonotasikan sebagai bentuk pengingat Makna Kotak Topeng untuk manusia, bahwasanya makanan Kotak topeng merupakan sebuah dan minuman serta seluruhnya yang kotak atau peti kecil yang terbuat dari manusia miliki berasal dari Tuhan YME kayu yang digunakan untuk menyimpan (Allah SWT). kedok tari topeng Cirebon (makna denotasi). Kotak topeng berada di tengah Makna Tumpeng Putih dan di depan pengrawit atau penabuh Tumpeng putih merupakan nasi dikonotasikan sebagai putih yang dibentuk seperti gunung atau kembalinya manusia, maksudnya berbentuk kerucut (makna denotasi). manusia yang berasal dari tanah maka Tumpeng putih dikonotasikan bahwa akan kembali lagi ke tanah. ketika kita fokus terhadap tujuan baik maka tidak lupa berdoa kepada Tuhan Makna Pola Lantai dengan fokus, lurus, memiliki pikiran Pola lantai merupakan sebuah pola yang jernih dan dengan penuh atau garis yang dibentuk oleh penari diatas kekhusyukan. panggung. Pola lantai pada Tari Topeng Makna Tumpeng Bugana tumenggung tidak memiliki pakem atau Tumpeng bugana sama halnya aturan jadi penari dapat menarikan dengan tumpeng putih yaitu berbentuk dengan pola bebas, hanya saja terdapat kerucut dan seperti gunung., hanya saja satu pola lantai yang memiliki makna tumpeng bugana menggunakan nasi kuning yaitu pola yang dibentuk oleh penari dan terdapat isian di dalamnya seperti, dengan membentuk angka 8, sebagai daging ayam, kelapa dan terdapat bumbu contoh pada gerak incek dan gerak cikalong (makna denotasi). Tumpeng bugana angka 8. dikonotasikan bahwa apa yang kita miliki maka harus disyukuri. Bugana jika diartikan dalam bahasa Sunda yaitu “seboga-bogana” dan jika diartikan dalam bahasa Cirebon yaitu “sedue-due” yang artinya sepunyanya.

Makna Ayam Panggang Ayam panggang merupakan ayam

Foto 5. Pola Lantai Angka 8 pada Gerak yang diolah dengan cara dipanggang. Cikalong Angka 8 Ayam panggang disajikan dengan segala (Sumber: Sanggar Langgeng Saputra, isi perut yang sudah dibuang atau 2020) dibersihkan (makna denotasi). Ayam panggang dikonotasikan sebagai “urip” Pola lantai angka 8 merupakan atau hidup, maksudnya Allah yang maha pola atau garis yang dibentuk penari menghidupkan, jadi hendaknya jika menyerupai angka 8 (makna denotasi). manusia memohon kepada Allah SWT Pola lantai angka 8 dikonotasikan sebagai maka harus dalam hati yang bersih. pengetahuan tentang 8 penjuru atau arah mata angin. Makna Minuman Makna Sesaji Minuman yang ada dalam sesaji pada pertunjukan Tari Topeng

11

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Tumenggung terdapat berbagai macam manusia wajib mengembangkan yaitu air kelapa, teh manis dan teh pahit, kebaikan. kopi manis dan kopi pahit, dan air putih. Kembang 7 rupa juga dilambangkan Air kelapa atau biasa disebut dengan sebagai jumlah hari dalam satu minggu (7 dugan/ degan/. Kelapa yang digunakan hari) yaitu senin, selasa, rabu, kamis, yaitu kelapa hijau dan dikonotasikan jumat, sabtu, dan minggu. Hal tersebut bahwa tidak boleh bedugan atau tidak dikonotasikan bahwa manusia hendaknya boleh benturan. Manusia hendaknya mampu melewati harinya dengan memiliki sifat saling menghargai, gotong melakukan hal-hal baik. royong. Teh pahit dan kopi pahit Makna Kinang merupakan minuman yang terbuat dari larutan teh dan kopi tanpa pemanis. Teh Kinang merupakan sekapur sirih pahit dan kopi pahit dikonotasikan bahwa yang berisi sirih, kapur putih dan gambir. sebelum menuju kesuksesan maka Ki berarti sepuh atau tua dan nang yang manusia hendaknya berusaha (ikhtiar) berarti wenang atau wewenang atau hak. dan hendaknya pengorbanan dalam Tua yang dimaksudkan bukan tua umur mencapai suatu tujuan. namun tua ilmunya, hal tersebut Teh manis dan kopi manis adalah dikonotasikan bahwa manusia harus merupakan minuman yang terbuat dari menerapkan ilmu padi, dimana semakin larutan teh dan kopi yang diberi pemanis. banyak memiliki ilmu maka semakin Teh manis dan kopi manis dikonotasikan menunduk. sebagai kesuksesan. Air putih merupakan air minum atau air jernih. Air putih dikonotasikan bahwa kita harus suci dan Makna Simbol Presentasional Tari bersih. Topeng Tumenggung gaya Slangit

Tari Topeng Tumenggung gaya Makna Pisang Raja (Gedang Raja) Slangit merupakan salah satu tari topeng Pisang raja merupakan sebuah dari Tari Topeng Cirebon gaya Slangit. pisang dengan jenis pisang raja (makna Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit denotasi). Orang Cirebon biasa merupakan wanda keempat, yang artinya menyebutnya dengan “gedang raja”. Suku jika di tampilan secara keseluruhan Tari kata “ged” dari gedang berarti Topeng Cirebon dari mulai Tari Topeng “sageda/saged” yang berarti bisa. Pisang Samba hingga Tari Topeng Klana, maka raja atau gedang raja dikonotasikan bahwa Tari Topeng Tumenggung merupakan sageda anampi dawuh paduka (raja), yang urutan sajian yang ke-4. Jika diartikan artinya bisa atau siap menerima aturan- secara utuh dan keseluruhan maka Tari aturan dari agama, yang diibaratnya Topeng Tumenggung merupakan tari seperti Sang Pencipta dengan umatnya. yang menggunakan topeng Tumenggung

yang diiringi dengan gending waled Makna Kembang 7 Rupa (denotasi). Kembang 7 rupa merupakan macam- Tari Topeng Tumenggung gaya macam rupa bunga (makna denotasi). Slangit dikonotasikan bahwa manusia Kembang 7 rupa pada sesaji ini tidak harus bijaksana, tegas, jujur dan adil memiliki ketentuan harus jenis bunga dalam mencapai tujuan dan menjalani seperti apa, namun biasanya yang hidup, dan tetap mengingat sang pencipta digunakan dalam sesaji yaitu bunga dan berpegang pada pedomannya agar melati, bunga kantil, bunga cempaka, selamat dunia dan akhirat. bunga soka, bunga kenanga, bunga sedap Sebuah kalimat yang sering malam dan bunga mawar serta pandan diucapkan oleh masyarakat yaitu sebagai pewangi tambahan. Kembang 7 tontonan adalah tuntunan. Dari ungkapan rupa dikonotasikan bahwa sebagai tersebut mengandung pengertian bahwa suatu pertunjukan bagaimanapun

12

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

bentuknya hendaknya dapat menghibur Seorang pengrajin topeng atau sekaligus dapat menjadi suri tauladan atau pengrajin kedok, Karmina (68) dan Sri tuntunan bagi penikmat (Pebrianti, 2013, Asih (33) mengatakan bahwa Tari Topeng pp. 121–130). Tumenggung itu menggambarkan orang Tari Topeng Cirebon yang bijaksana, dan saat ditanya menggambarkan siklus kehidupan mengenai makna terkait elemen yang ada manusia atau beranjaknya manusia dari di dalam Tari Topeng Tumenggung, mulai lahir hingga dewasa. Jika dilihat mereka tidak mampu menjawabnya. dari siklus kehidupan, Tari Topeng Wira Arja (27) merupakan ketua Tumenggung menggambarkan fase Sanggar Panji Asmara dan merupakan manusia yang telah dewasa, terlihat calon dalang topeng. Penyebutan calon bijaksana. Pada fase ini menggambarkan dalang topeng¸dikarenakan Wira manusia yang sudah dapat membedakan merupakan keturunan Tari Topeng mana yang hak dan yang batil. Tumenggung gaya Slangit, dan telah menjalankan beberapa ritual untuk Makna Simbolik Tari Topeng menjadi dalang topeng yang teguh pada Tumenggung gaya Slangit (Bukan dari ajaran dan tradisi untuk menjaga Dalang Topeng) sakralitas nilai dan makna dalam menjaga Peneliti telah melakukan Tari Topeng Cirebon gaya Slangit. Maka wawancara dengan beberapa narasumber dari itu saat ditanya mengenai makna Tari mengenai makna simbolik Tari Topeng Topeng Tumenggung gaya Slangit secara Tumenggung yang merupakan penari dan keseluruhan beserta makna elemen yang pelatih, pengrajin kedok dan atau ada didalamnya, sebagian besar Wira merupakan calon dalang topeng. Dalang mampu menjawabnya, hanya saja Wira topeng tentunya mengerti dan memahami masih kurang yakin atas jawabannya dan betul sejarah dan filosofi Tari Topeng terdapat pertanyaan-pertanyaan yang Cirebon serta mampu memberikan tidak mampu Wira jawab, hal ini penjelasan mengenai makna dalam dibuktikan dengan Wira yang kerap elemen terkecil pada Tari Topeng mengatakan agar peneliti mencari tahu Tumenggung gaya Slangit. Berbeda lebih mendalam kepada uwa nya yaitu dengan yang bukan merupakan dalang Sanija Wijaya Arja selaku seorang dalang topeng, sebagian besar dari mereka hanya topeng dan lebih memahami makna apa mengetahui makna secara keseluruhan saja yang terkandung dalam Tari Topeng namun tanpa dapat memberikan Tumenggung gaya Slangit. penjelasan terkait makna dalam elemen- Berdasarkan penuturan dari elemen yang ada dalam Tari Topeng beberapa narasumber terkait makna Tari Tumenggung gaya Slangit. Topeng Tumenggung gaya Slangit adalah Intan Sulhayati berusia 26 tahun sejalan dengan pendapat dalang topeng merupakan penari Tari Topeng bahwa jika dilihat dari siklus kehidupan Tumenggung gaya Slangit yang juga maka Tari Topeng Tumenggung gaya merupakan seorang murid dari dalang Slangit yaitu tarian yang menggambarkan topeng slangit yaitu Sanija Wijaya Arja. manusia yang telah dewasa, bijaksana, Saat ditanya mengenai makna Tari Tari dan tegas, hal ini merupakan makna Topeng Tumenggung gaya Slangit, Intan presentasional dari Tari Topeng menjawab bahwa gerakan Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit, namun Tumenggung dimulai lebih lincah terdapat ungkapan makna dari dibandingkan dengan 3 tarian narasumber yang tidak sejalan dengan sebelumnya, yang diimbangi dengan dalang topeng, hal itu disebabkan karena iringan gamelan yang dinamis. Tari narasumber tidak memahami secara Topeng Tumenggung menggambarkan mendalam apa makna Tari Topeng manusia yang telah dewasa dan terlihat Tumenggung gaya Slangit. Narasumber arif (wawancara dengan Intan Sulhayyati yang memberikan makna namun tidak selaku penari dan pelatih Tari, 2020). sejalan dengan dalang topeng merupakan

13

Fifit Fitriyah Rosiana / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

suatu hal yang wajar karena simbol- Tari Topeng Cirebon Abad XV – simbol tari merupakan significant symbol XX. Patanjala : Jurnal Penelitian yang dapat mengandung arti dan sekaligus Sejarah Dan Budaya, 3(3), 472–487. mengundang reaksi yang bermacam- Matthew B. Miles, A. M. H. (1994). macam (Hadi, 2011, p. 66). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. SAGE Publications. SIMPULAN Pebrianti, S. I. (2013). Makna Simbolik Proses terjadinya makna simbolik Tari Tunggal Jiwa. pada Tari Topeng Tumenggung gaya Harmonia: Journal of Arts Research and Slangit adalah berdasarkan kesepakatan Education, 13(2), 120–131. para dalang topeng gaya Slangit, dimana https://doi.org/10.15294/harmonia Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit .v13i2.2778 memiliki makna yang mengandung Ramlan, L. (2003). Tari Keurseus. STSI ajaran-ajaran dalam agama Islam dan Press Bandung. menggambarkan kehidupan manusia. Sachari, A. (2002). Estetika Makna, Simbol, Pemaknaan Tari Topeng Tumenggung dan Daya. Penerbit ITB. secara utuh dan keseluruhan nampaknya Sugiyono. (2008). Metode Penelitian mengundang makna yang sejalan dengan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dalang topeng, dimana dikatakan bahwa Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Tari Topeng Tumenggung memiliki Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan makna penggambaran manusia yang arif, Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar. bijaksana, berani dan tuntas, berbeda dengan pemaknaan elemen-elemen yang terdapat pada Tari Topeng Tumenggung yang terkadang tidak sejalan, hal tersebut dianggap wajar karena simbol tari merupakan significant symbol, dimana dapat mengundang reaksi setiap orang dengan makna dan arti yang bermacam- macam. Hal ini disebabkan pula oleh faktor seniman atau dalang topeng yang kurang berupaya perihal penyampaian makna dari Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit, sehingga mengakibatkan makna-makna yang terkandung dalam Tari Topeng Tumenggung gaya Slangit kurang tersampaikan secara mendetail dan kurang dipahami serta dihayati oleh masyarakat yang bukan merupakan dalang topeng.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Y. S. (2011). Koreografi Bentuk, Teknik, Isi. Multi Grafindo. Hadi, Y Sumandiyo. (2007). Kajian Tari Teks dan Kontekstual. Pustaka Book Publisher. Jazuli, M. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Semarang. Lasmiyati, O. (2011). Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan

14