Pendidikan Nilai Karakter Melalui Pembelajaran Musik Angklung Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo Sm Medan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pendidikan Nilai Karakter Melalui Pembelajaran Musik Angklung Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo Sm Medan PENDIDIKAN NILAI KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN MUSIK ANGKLUNG PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK MAYJEND SUTOYO SM MEDAN. Tesis Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni diajukan oleh BLESSTA CHRISTINA HUTAGAOL NIM 177037006 Kepada PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tesis ini berjudul “Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Musik Angklung Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo SM Medan”. Analisis difokuskan pada: (1) Metode pembelajaran musik angklung pada siswa Taman Kanak-kanak Mayjend Sutoyo SM Medan, (2) Nilai pendidikan karakter yang dapat dicapai melalui pembelajaran musik Angklung pada siswa Taman Kanak-kanak Mayjend Sutoyo SM Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui penelitian lapangan, wawancara, perekaman data audiovisual, dan sebagai pengamatan terlibat. Untuk menganalisis metode pembelajaran musik angklung pada siswa Taman Kanak-kanak Mayjend Sutoyo SM Medan, digunakan pendapat Sutikno tentang metode demonstrasi. Untuk menganalisis nilai pendidikan karakter yang dapat dicapai melalui pembelajaran musik Angklung pada siswa Taman Kanak-kanak Mayjend Sutoyo SM Medan, digunakan teori Merriam tentang model penelitiannya yang menyatakan bahwa bunyi musik harus dipandang sebagai hasil perilaku manusia. Sementara, perilaku itu sendiri dilandasi oleh konsep yang melatarbelakanginya. Hasil penelitian ini adalah, bahwa metode pembelajaran musik Angklung adalah menggunakan metode demonstrasi. Nilai pendidikan karakter yang dapat dicapai melalui pembelajaran musik Angklung pada siswa Taman Kanak-kanak Mayjend Sutoyo SM adalah jujur, bertanggung jawab, gotong-royong, religius, nasionalis dan peduli sosial. Kata kunci: angklung, karakter, musik, pendidikan, siswa. iii Universitas Sumatera Utara ABSTRACT This thesis is entitled "Character Education Through Learning Angklung Music in Kindergarten Students Mayjend Sutoyo SM Medan". The analysis was focused on: (1) the angklung music learning method for kindergarten students Mayjend Sutoyo SM Medan, (2) The value of character education that can be achieved through Angklung music learning for kindergarten students Mayjend Sutoyo SM Medan. This research uses qualitative and quantitative methods by collecting data through field research, interviews, recording audiovisual data, and as an observer involved. To analyze the angklung music learning method for kindergarten students Mayjend Sutoyo SM Medan, Sutikno's opinion was used about the demonstration method. To analyze the value of character education that can be achieved through Angklung music learning in kindergarten students Mayjend Sutoyo SM Medan, Merriam's theory of his research model states that the sound of music must be seen as a result of human behavior. Meanwhile, the behavior itself is based on the concept behind it. The results of this study are that the method of learning Angklung music is using the demonstre method. The value of character education that can be achieved through Angklung music learning in kindergarten students Mayjend Sutoyo SM is honest, responsible, mutual cooperation, religious, nationalist and social care. Keyword: angklung, character, music, education, students. iv Universitas Sumatera Utara PRAKATA Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini pada Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Tesis ini berjudul “Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Musik Angklung Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo SM Medan”. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memeroleh gelar Magister Seni (M.Sn) pada Program Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan. Tesis ini merupakan hasil penelitian yang membahas Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Musik Angklung Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo SM Medan. Adapun pokok permasalahan yang timbul yaitu tentang metode pembelajaran musik angklung pada siswa Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo SM Medan, dan nilai pendidikan karakter yang dapat dicapai melalui pembelajaran musik Angklung pada siswa Taman Kanak- Kanak Mayjend Sutoyo SM Medan Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak atas penyelesaian tesis ini, tentu saja bantuan maupun dukungan yang diterima penulis sangat berarti bagi penyelesaian tesis ini, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum. sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara, dan segenap jajarannya yang telah menata dan bertanggung jawab atas segala urusan akademik Universitas Sumatera Utara. vi Universitas Sumatera Utara 2. Dr. Budi Agustono, M.S sebagai Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara dan segenap jajarannya yang telah memfasilitasi urusan akademik Fakultas Ilmu Budaya. 3. Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D selaku ketua Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya dan sebagai Dosen Pembimbing I penulis yang memberikan banyak arahan mengenai Tesis ini. 4. Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., selaku sekertaris Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, atas bimbingan akademis dan juga arahan kepada penulis. 5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M.Sn sebagai Dosen Pembimbing II yang memberikan waktunya serta masukan-masukan yang membangun agar tesis ini terselesaikan dengan baik. 6. Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Ph.D., selaku Dosen Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sekaligus sebagai dosen penguji tesis ini. 7. Dr. Dardanila, M.Hum selaku Dosen Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sekaligus sebagai dosen penguji tesis ini. 8. Seluruh dosen Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 9. Seluruh dosen Prodi S-1 Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, buat ilmu dan didikan selama masa perkuliahan sarjana. 10. Drs. Ponisan selaku pegawai sataf administrasi Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. vii Universitas Sumatera Utara 11. Bapak Ade Herdijat, M.Sn sebagai informan kunci yang bersedia memberikan informasi musik angklung terkait tesis ini, juga kepada informan pendukung yang telah bersedia membantu penulis. 12. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Bapak D.M Hutagaol S.Pd dan Ibu H br. Sianturi, A.Md atas segala kasih sayang, motivasi, dorongan dan pengorbanannya yang sungguh luar biasa dalam mendidik penulis mulai dari kecil hingga dewasa dan memberikan kesempatan berharga bagi penulis untuk mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi. Penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta dimana mereka tiada hentinya mendoakan yang terbaik serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan penulis selama dalam proses menyelesaikan masa studi hingga dapat memeroleh gelar Master yang penulis nantikan selama ini. Tesis ini penulis persembahkan kepada Bapak dan ibu sebagai wujud terima kasih atas jerih payah dalam mendidik penulis selama ini. Semoga Tuhan Yesus memberkati Bapak dan ibu yaitu dengan tetap sehat selalu serta memeroleh umur yang panjang agar bisa melihat kesuksesan penulis yang lebih lagi di masa depan. 13. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang Blessando Parlindungan Hutagaol, adik Blesstri Julietta Hutagaol dan Bless Sandi Parulian Hutagaol yang telah memberikan motivasi dan doa serta bantuan dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih juga buat keluarga besar Hutagaol atas segala semangat, motivasi dan semangatnya dalam membantu penulis menyelesaikan tesis ini. 14. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Perguruan Mayjend Sutoyo SM Medan khususnya unit Taman Kanak-Kanak Mayjend Sutoyo viii Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih kepada seluruh pihak manajemen Yayasan Perguruan Mayjend Sutoyo, Kepala Sekolah seluruh unit, rekan guru, orang tua siswa Taman Kanak- Kanak yang telah bersedia menjadi informan dan narasumber dan juga telah banyak membantu serta memberikan informasi yang akurat bagi penulis. 15. Terima Kasih penulis ucapkan khusus kepada Bapak Karto Situmorang, S.Sn atas segala bantuannya baik ilmu tentang angklung, motivasi, semangat, sarana dan prasarana yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian tesis ini. 16. Seluruh sahabat penulis yang ada di Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Terima kasih untuk motivasi serta masukan yang diberikan kepada penulis. 17. Seluruh teman seangkatan di Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara angkatan 2017. Terima kasih untuk motivasi serta masukan yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat menambah referensi penulis untuk menyempurnakan isi tulisan ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Medan, Agustus 2019 Penulis, Blessta Christina Hutagaol NIM.177037006 ix Universitas Sumatera Utara PERNYATAAN
Recommended publications
  • Intraoral Pressure in Ethnic Wind Instruments
    Intraoral Pressure in Ethnic Wind Instruments Clinton F. Goss Westport, CT, USA. Email: [email protected] ARTICLE INFORMATION ABSTRACT Initially published online: High intraoral pressure generated when playing some wind instruments has been December 20, 2012 linked to a variety of health issues. Prior research has focused on Western Revised: August 21, 2013 classical instruments, but no work has been published on ethnic wind instruments. This study measured intraoral pressure when playing six classes of This work is licensed under the ethnic wind instruments (N = 149): Native American flutes (n = 71) and smaller Creative Commons Attribution- samples of ethnic duct flutes, reed instruments, reedpipes, overtone whistles, and Noncommercial 3.0 license. overtone flutes. Results are presented in the context of a survey of prior studies, This work has not been peer providing a composite view of the intraoral pressure requirements of a broad reviewed. range of wind instruments. Mean intraoral pressure was 8.37 mBar across all ethnic wind instruments and 5.21 ± 2.16 mBar for Native American flutes. The range of pressure in Native American flutes closely matches pressure reported in Keywords: Intraoral pressure; Native other studies for normal speech, and the maximum intraoral pressure, 20.55 American flute; mBar, is below the highest subglottal pressure reported in other studies during Wind instruments; singing. Results show that ethnic wind instruments, with the exception of ethnic Velopharyngeal incompetency reed instruments, have generally lower intraoral pressure requirements than (VPI); Intraocular pressure (IOP) Western classical wind instruments. This implies a lower risk of the health issues related to high intraoral pressure.
    [Show full text]
  • Pembelajaran Ekstrakurikuler Alat Musik Kolintang Di Sd Fransiskus Iii Kampung Ambon Jakarta Timur
    PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER ALAT MUSIK KOLINTANG DI SD FRANSISKUS III KAMPUNG AMBON JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Oleh: F. Agung Sakti Aji NIM 06208244003 JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI 2013 i ii iii PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Fransiskus Agung Sakti Aji NIM : 06208244003 Program Studi : Pendidikan Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya. Yogyakarta, September 2013 Yang menyatakan, Fransiskus Agung Sakti Aji NIM. 06208244003 iv MOTTO “Semua itu akan indah pada waktunya, berdoa dan berusaha adalah suatu usaha utama di dalam meraih apa yang ingin kita raih” (Fransiskus Agung Sakti Aji, 2013) v HALAMAN PERSEMBAHAN Sebuah karya Tulis Skripsi ini saya persembahkan kepada : Tuhan Yang Maha Esa karna hanya Dialah yang memberikan sebuah inspirasi memberikan hidup ini sehingga terciptalah sebuah karya tulis ini. Yang kedua adalah kedua orang tua ku karna merekalah yang telah bersusah payah membiayai studi ku sampai saat ini. Yang ketiga segenap para Dosen dan Karyawan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membimbing dan mendidik ku untuk menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Yang terakhir saya persembahkan untuk temanku Brigita kartikaningrum yang tak henti- hentinya mendukung dan memacu aku untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
    [Show full text]
  • Circus Arts at O.Z.O.R.A
    THE DAILY NEWSPAPER OF THE OZORIAN TRIBE FREE * 4 PAGES SUNDAY AUGUST, 2012 ozorafestival.eu spiced with some dark humor in vaudeville style. The spectacu- lar juggling, acrobatic, trapeze and burlesque dance performers Circus Arts at O.Z.O.R.A. are the s-cream of the international underground circus life.The characters of the performance keep their masks on even after AT THIS YEAR’S FESTIVAL THE their show, mingling with the MODERN CIRCUS ARTS GOT A SPE- audience and further building CIAL SPACE. INTERNATIONALLY the atmosphere, so anything FAMOUS AND PROFESSIONAL CIR- can happen anywhere at any CUS AND JUGGLING GROUPS ARE time! PERFORMING AT THE OPENING CEREMONY AND ON DIFFERENT A new stage at the festival is the STAGES OF THE FESTIVAL. Firespace, this is a project from Germany essentially an open space for fire dancers and fire On the main stage legendary fire jugglers, supports a diversity of artists, like Magma Fire Theather, fire arts. Moreover, we regard Flame Flowers, Firebirds, Freak Fu- Fire Space as a cultural space, sion Cabaret, Anamintas Fire The- allowing for inspiration and in- ather, Mietar, Spark Firedance, Los teraction seeks the best condi- Del Fuego and Firesthetic are pre- tions for audience and artists, senting their new and special proj- as well as for environment and ects. It is also an important mission material. The space is open for us to teach the flow arts. We from dusk till dawn, come by hold and held workshops, where with your fire gear and spin people can try out all kinds of body with us or just sit down around manipulation, circus, juggling and the circle and enjoy the show! acrobatic arts with experienced trainers and safe equipments.
    [Show full text]
  • Lampiran 1 INSTRUMEN WAWANCARA
    57 Lampiran 1 INSTRUMEN WAWANCARA Tujuan Umum : Mendapatkan data yang tepat mengenai penerapan teknik rebab Jawa ke biola pada musik keroncong dalam penyajian langgam Jawa Tujuan Khusus : 1. Mendapatkan data mengenai langgam Jawa keroncong dan karawitan Jawa 2. Mendapatkan data mengenai penerapan teknik rebab Jawa ke biola dalam sajian langgam Jawa. Indikator : Narasumber dan pakar yang dipilih dalam pencarian data untuk penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai : 1. Deskripsi langgam Jawa dan unsur – unsur yang terdapat di dalamnya. 2. Deskripsi teknik rebab Jawa dan biola pada sajian langgam Jawa, 3. Dokumentasi berupa audiovisual salah satu lagu langgam Jawa 58 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Narasumber Pertanyaan 1. Pakar teknik permainan biola a. Apa pengertian dari langgam gaya rebab Jawa Jawa dalam repertoar keroncong dan bagaimana karakteristik, khususnya di biola ? b. Apakah ada adaptasi teknik dari rebab Jawa ke Intrument Biola ? Jika ada, apakah yang di adaptasi ? c. Bagaimana teknik dalam biola langgam Jawa ? d. Apa saja ornament – ornament dalam memainkan biola dalam langgam Jawa ? e. Apakah ada kesulitan dalam memaikan biola gaya rebab Jawa ? f. Seberapa luas peranan biola dalam repertoar langgam Jawa ? g. Bagaimana adapatasi teknik 59 permainan biola gaya rebab Jawa? h. Apakah dalam memainkan langgam Jawa dalam keroncong, pemain harus menguasai rebab Jawa ? i. Apa perbedaan langam Jawa di keroncong dan Langgam Karawitan ? j. Lebih dulu mana adanya langgam keroncong atau langgam Jawa? 2. Narasumber a. Apa pengertian dari langgam Jawa ? b. Mengapa disebut langgam? Apakah memiliki karakteristik tertentu ? c. Teknik apa saja yang digunakan pada saar memaina lagu – lagu langgam ? d. Bagaimana teknik permainan biola dalam keroncong dalam sajian langgam Jawa ? 60 e.
    [Show full text]
  • Campursari Karya Manthous: Kreativitas Industri Musik Jawa Dalam Ruang Budaya Massa
    Campursari Karya Manthous: Kreativitas Industri Musik Jawa dalam Ruang Budaya Massa Wadiyo Universitas Negeri Semarang, Kandidat Doktor Seni Pertunjukan UGM Jalan Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta Timbul Haryono; R.M. Soedarsono Tenaga Pengajar Sekolah Pascasarjana UGM Jalan Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta Victor Ganap Tenaga Pengajar ISI Yogyakarta. Jln. Parang Tritis, KM 6.5. Sewon, Bantul, Yogyakarta ABSTRACT Manthous’s Campursari is a blend of Javanese gamelan pentatonic music with popular music in Indonesia which is based on Western diatonic music. The tones of gamelan and the frequencies of the tune are all transformed into diatonic tone frequency. However, the harmonization which is used is pentatonic harmony of Javanese gamelan. Manthous’s Campursari has succesfully become one of the major music industries since it is supported by three components, namely the organizers of the music productions, the current distribution of music productions, and the needs of the community. The role of mass media is also very helpful toward the existence of this work. News about Manthous’s and his Campursari spread out widely to the public through the mass media. In a relatively short time of its emergence, Manthous’s Campursari has become a mass cultural Javanese music. Keywords: Campursari, mass culture, music industry ABSTRAK Campursari karya Manthous adalah sebuah campuran dari musik pentatonik gamelan Jawa dengan musik populer di Indonesia yang mengacu pada 2 musik diatonis Barat. Nada gamelan dan frekuensi lagu semuanya ditransformasikan menjadi nada frekuensi diatonis. Namun, harmonisasi yang digunakan adalah harmoni pentatonis gamelan Jawa. Campursari karya Manthous telah berhasil menjadi salah satu industri musik besar karena didukung oleh tiga komponen, yaitu penyelenggara produksi musik, distribusi produksi musik, dan kebutuhan masyarakat.
    [Show full text]
  • Life Into Traditional Malay Arts and Culture
    | THE STRAITS TIMES | TUESDAY, SEPTEMBER 6, 2016 CULTURAL REVOLUTION PHOTOS PRODIGY GROWS UP D Photographer Li Zhensheng Pianist Benjamin Boo hid prints under his to play in Botanic floorboards Gardens concert D3 D4 Young composers (from left) Syafiqah ‘Adha Sallehin, Danial Ariffin Azman and Bakti In tune with traditions Khair are behind upcoming performances breathing new life into traditional Malay arts and culture. PHOTOS: AZMI ATHNI, competition for those aged 16 to 30 sign that they are keen on keeping of Ikan Girl. She recently com- will be an eye-opener for them,” Young Malay composers are COURTESY OF were handed to young composers the “culture going in their craft”. pleted her studies at London’s says Syafiqah. BENJAMIN BOO not only preserving their Danial Ariffin Azman, Bakti Khair, Says the Lasalle College of the Royal College of Music and returns Nabillah and Syafiqah maintain Amni Musfirah and Zulkifli M. Arts graduate: “There’s always the to Singapore later this month. that the piece has a relatable story traditions, but also reimagining Amin, who wrote music based on stigma that the younger generation Ikan Girl – or Fish Girl – is based with Bidasari, which was made into them in a span of three weeks. is more inclined to popular and on an 18th- or 19th-century Malay a black-and-white film in 1965, star- and reinterpreting them. Nusantara Arts, says its artistic mainstream music instead of poem titled Syair Bidasari. It is ring Jins Shamsuddin and Sarimah. Nabilah Said and Nur Asyiqin director Zulkifli, decided to merge traditional genres – probably due to about a girl, Bidasari, who has a soul “There is a certain ‘Melayuness’ poetry and music to get Malay the lack of exposure .
    [Show full text]
  • Analisis Keterampilan Bermain Alat Musik Angklung Pada Siswa Sekolah Dasar
    REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan Volume 11 Nomor 1 Desember 2020 ISSN: 2087-9385 (print) dan 2528-696X (online) http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE ANALISIS KETERAMPILAN BERMAIN ALAT MUSIK ANGKLUNG PADA SISWA SEKOLAH DASAR Siska Kusumawardani 1, Nanda Nur Aulia 2 Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia Email: [email protected] Info Artikel Abstract The purpose of this study was to analyze and describe the skills of playing angklung Sejarah Artikel: musical instruments in elementary school children. Diserahkan 4 Juli 2020 The research method in this research is descriptive research with observation, Direvisi 20 November 2020 documentation and interview data. The research was conducted at SD Private Syafana Disetujui 21 November 2020 Islamic School with the subjects studied were 10 children who were a combination of low classes, namely class 1,2,3. Data analysis using descriptive-qualitative analysis. The results showed that the skills to play angklung consisted of 1) preparation consisting of Keywords: recruiting children to enter extra angklung musical instruments. 2) Preparation, formulate skill, musik instrument, learning objectives to play angklung, determine methods in playing angklung skills 3) angklung. implementation. a) the teacher conveys the learning objectives and provides material about the angklung musical instrument b) the teacher demonstrates the angklung, how to hold, how to play the resulting tone. c). given training using angklung and 4) evaluation by holding an art performance playing angklung which is held in schools through audience appreciation. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan keterampilan bermain alat musik angklung pada anak SD. Metode penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara.
    [Show full text]
  • List of the 90 Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage
    Albania • Albanian Folk Iso-Polyphony (2005) Algeria • The Ahellil of Gourara (2005) Armenia • The Duduk and its Music (2005) Azerbaijan • Azerbaijani Mugham (2003) List of the 90 Masterpieces Bangladesh • Baul Songs (2005) of the Oral and Belgium • The Carnival of Binche (2003) Intangible Belgium, France Heritage of • Processional Giants and Dragons in Belgium and Humanity France (2005) proclaimed Belize, Guatemala, by UNESCO Honduras, Nicaragua • Language, Dance and Music of the Garifuna (2001) Benin, Nigeria and Tog o • The Oral Heritage of Gelede (2001) Bhutan • The Mask Dance of the Drums from Drametse (2005) Bolivia • The Carnival Oruro (2001) • The Andean Cosmovision of the Kallawaya (2003) Brazil • Oral and Graphic Expressions of the Wajapi (2003) • The Samba de Roda of Recôncavo of Bahia (2005) Bulgaria • The Bistritsa Babi – Archaic Polyphony, Dances and Rituals from the Shoplouk Region (2003) Cambodia • The Royal Ballet of Cambodia (2003) • Sbek Thom, Khmer Shadow Theatre (2005) Central African Republic • The Polyphonic Singing of the Aka Pygmies of Central Africa (2003) China • Kun Qu Opera (2001) • The Guqin and its Music (2003) • The Uyghur Muqam of Xinjiang (2005) Colombia • The Carnival of Barranquilla (2003) • The Cultural Space of Palenque de San Basilio (2005) Costa Rica • Oxherding and Oxcart Traditions in Costa Rica (2005) Côte d’Ivoire • The Gbofe of Afounkaha - the Music of the Transverse Trumps of the Tagbana Community (2001) Cuba • La Tumba Francesa (2003) Czech Republic • Slovácko Verbunk, Recruit Dances (2005)
    [Show full text]
  • Music of Central Asia and of the Volga-Ural Peoples. Teaching Aids for the Study of Inner Asia No
    DOCUMENT RESUME ED 295 874 SO 019 077 AUTHOR Slobin, Mark TITLE Music of Central Asia and of the Volga-Ural Peoples. Teaching Aids for the Study of Inner Asia No. 5. INSTITUTION Indiana Univ., Bloomington. Asian Studies Research Inst. SPONS AGENCY Association for Asian Studies, .an Arbor, Mich. PUB DATE 77 NOTE 68p. AVAILABLE FROMAsian Studies Research Institute, Indiana University, Bloomington, IN 47405 ($3.00). PUB TYPE Guides - Classroom Use - Guides (For Teachers) (052) -- Historical Materials (060) EDRS PRICE MF01/PC03 Plus Postage. DESCRIPTORS Area Studies; *Asian History; *Asian Studies; Cultural Education; Culture; Foreign Countries; Foreign Culture; Higher Education; Instructional Materials; *Music; Musical Instruments; Music Education; *Non Western Civilization; Resource Materials; Resource Units; Secondary Education; Social Studies IDENTIFIERS *Asia (Central).; *Asia (Volga Ural Region); Folk Music; USSR ABSTRACT The music of the peoples who inhabit either Central Asia or the Volga-Ural region of Asia is explored in this document, which provides information that can be incorporated into secondary or higher education courses. The Central Asian music cultures of the Kirghiz, Kazakhs, Turkmens, Karakalpaks, Uighurs, Tajiks, and Uzbeks are described and compared through examinations of: (1) physical environmental factors; (2) cultural patterns; (3) history; (4) music development; and (5) musical instruments. The music of the Volga-Ural peoples, who comprise the USSR nationalities of the Mari (Cheremis), Chuvash, Udmurts (Votyaks), Mordvins, Bashkirs, Tatars, and Kalmucks, is examined, with an emphasis on differences in musical instruments. A 13-item bibliography of Central Asian music and a 17-item Volga-Ural music bibliography are included. An appendix contains examples of musical scores from these regions.
    [Show full text]
  • Bell Type Instruments • Bamboo Vibraphone • Belltree • Bhutan Bells
    Bell Type Instruments Bamboo Vibraphone Iran Fingercymbals Tibetan Cymbals Belltree Metallophon Tibetan Singing Bells Bhutan Bells Mini Bells Vietnam Bells China Finger Cymbals Saron Gamelan Windbells Dream Catcher Shanghai Baby Piano Windchimes Ethno Gamelan Crash Bells Small Burma Bells World Glockenspiel Small Tubular Bells Bowed Instruments Gaohu Dilruba Ih Khuur Bass Morin Khuur Violin Egyptian Fiddle Jinghu Operaviolin Small Morin Khuur Erhu Morin Khuur Strings Western Fiddle Licks Esraj Ensemble CONSTRUCTION SETS China Set 100 Mid East Set 100 China Set 120 Mid East Set 120 Mid East Set 80 China Set 140 Mid East Set 140 GONGS & BOWLS Big FengGong Big Rako Bowls Java Gong Tam Tam Besar “ Big Tibetan Singing Mongolian Gong Thai Gong 14 Bowls Rin Singing Bowls Wuhan Tam Tam “ Gong Besar 18 KEYED INSTRUMENTS Scale Changer Dallape Accordion Melodica Harmonium India METAL TYPE INSTRUMENTS Kalimba Kibirizi 15 Bass Kalimba tuning Plates Metal Squares Cymbals Kalimba Kibirizi 5 Military Cymbals Hand Cymbals tuning Plates Mongolian Jews Harp Jews Harp Kalimba Hugh Tracey STRINGED INSTRUMENTS Acoustic Bass Vester Domra Sitar Balalaika Dra-Ngen Small Erhu Plectrum Bandura Grand Monochord Violin Banjo Framus Joochin Dulcimer Small Kantele Banjolin Kantele Steel String Guitar Big Erhu Plectrum Mandolin Truxa Falcon Violin Oud Tampura Bouzouki Sakis Oud Licks Tanbur Ceylon Guitar Resonator Guitar Timple Contra Guitar F - Bass Santoor Saberi Turke Saz Cora
    [Show full text]
  • INDO 68 0 1106956491 1 37.Pdf (1.649Mb)
    Editors' Note As this issue of Indonesia goes to press, the People's Consultative Assembly has taken the decisive step of effectively ratifying the results of the August 30 referendum by which the people of East Timor overwhelmingly declared their choice for national independence. The editors believe this occasion is of sufficient importance to congratulate the Consultative Assembly on the wisdom of its decision, and at the same time to congratulate the people of East Timor on the successful culmination of a long and painful struggle for freedom and self-determination. Hidup Timor Loro Sae! The Traditional Javanese Performing Arts in the Twilight of the New O rder: Two Letters From Solo Marc Perlman By coincidence I spent the summers of 1997 and 1998 in Solo, Central Java, Indonesia. Along with Yogyakarta, its rival sixty kilometers or so to the west, Solo is the center of high Javanese culture, and heir to the traditions of a colonial-era royal court. I had lived therefor three years in the mid-1980s, where I studied karawitan (traditional gamelan music). Aside from a two-month visit in 1994, however, I had not seen the place for seven years. I returned to Indonesia in 1997 to participate in an international gamelan festival; in 1998 I came to purchase a set cf gamelan instruments for my university. Needless to say, I did not know that Soeharto's thirty-two-year rule would end in May 1998, much less did I plan to take before-and-after snapshots of the Solonese artistic scene. Nevertheless, the reader may find these two personal accounts cf some interest.
    [Show full text]
  • Traditional Armenian Instrumental Music That Was Lacking Has Finally Arrived!
    GERARD MADILIAN TRADITIONAL ARMENIAN INSTRUMENTAL MUSIC Jan. 2020 GERARD MADILIAN TRADITIONAL ARMENIAN INSTRUMENTAL MUSIC 1 2 FOREWORD Transmitted from generation to generation, and moving away from its rural origins to perpetuate itself in an urban context, Armenian traditional music has not lost its original strength. History has buried many secrets along the way, but we will try to gather together this heritage through the work of passionate musicologists. This work is neither a manual nor an encyclopedia, but instead presents a synthesis of knowledge acquired over time. It is dedicated to all those who wish to discover or better understand this unusual musical universe. Armenian words transcribed into English (phonetic of Eastern Armenian) will be indicated with a capital first letter and will remain in the singular. The author 3 4 PREFACE The long-awaited book on traditional Armenian instrumental music that was lacking has finally arrived! As my long-time friend Gerard Madilian wrote in his foreword: "History has buried many secrets along the way." It was thus urgent to share the fruits of this research with the general public, and that is why this work was deliberately written in French and translated into English, to make it widely available to as many people as possible. This book is a digest including the essential elements needed to form an opinion in this area. The specialized website www.armentrad.org was in fact selected by the author for this purpose of dissemination. I have shared the same passion with Gerard for many years, having myself practiced the Tar within the Sayat Nova ensemble, which was a traditional Armenian ensemble founded in Paris in 1965.
    [Show full text]