Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an

KAJIAN HURUF-HURUF MISTERIUS DALAM AL-QUR’AN (Al-Ahruf Al-Muqatta’ah)

Ali Abdur Rohman STAI Badrus Sholeh Kediri [email protected]

Abstract When we read the Qur'an, then will we find readings that special in it, one of them is there hijaiyah letters contained in the initial letters of the Qur'an. In fact, there is a mention that al-ahruf al-muqatta'ah are mysterious letters. The letters in the discourse of 'ulum Koran known as al-ahruf al-muqatta'ah. These letters are considered foreigners can not understand its meaning in detail and identified. Based on the al-ahruf al-muqatta'ah part of paragraph mutasyabihat. Nonetheless, many scholars have conducted in-depth study on the opening verses of the Koran, so came the differing views and interpretations. In this article the author wants to describe in more detail the views of the commentators for the author presents several sub discussion are: the meaning of al-ahruf al-muqatta'ah, the attitude of scholars towards al-ahruf al-muqatta'ah, wisdom-the wisdom of al-ahruf al-muqatta'ah, the views of the commentators of the meaning of al-ahruf al-muqatta'ah and conclusions. In the end the author concluded that the commentators have different views in dealing with al-ahruf al-muqatta'ah. First, those commentators who choose to interpret al-ahruf al-muqatta'ah. Second, commentators were using takwil al-ahruf al-muqatta'ah. And third, the commentators were being tawaqquf (no interpreting and no using takwil). Keywords: al-Qur’an dan al-ahruf al-muqatta'ah

l-Qur’an adalah kalam Allah yang yang secara harfiah berarti "bacaan diturunkan kepada Nabi sempurna" merupakan suatu nama pilihan Saw. melalui Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu A perantara malaikat Jibril dengan bacaan pun sejak manusia mengenal tulis lafaz dan maknanya dari Allah Swt. yang baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat dimulai dengan surat al-Fatihah dan menandingi al- al-Karim, bacaan diakhiri dengan surat al-Nas. 1 Al-Quran sempurna lagi mulia itu. Al-Quran dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis 1 Said Agil Husain al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalihan Hakiki, cet. 2 (Jakarta, dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan Ciputat Press, 2002), h. 13. 25 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 anak-anak. Al-Quran dipelajari bukan saja munasabah, 7 fawatih al-suwar (pembuka sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi surat), mu’jizat (kemukjizatan al-Qur’an), ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat dan lain-lain.8 Misalnya lagi apabila kita turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta membaca al-Qur’an, maka akan kita dapati waktu-waktu turunnya. Al-Quran dipelajari bacaan-bacaan yang istimewa di dalamnya, bukan hanya susunan redaksi dan salah satunya adalah terdapat huruf-huruf pemilihan kosakatanya, tetapi juga hijaiyah yang terdapat di awal beberapa اﱂ, اﻟﺮ, ص, ن kandungannya yang tersurat, tersirat surat dalam al-Qur’an, misalnya bahkan sampai kepada kesan yang dan sebagainya. Huruf-huruf tersebut ditimbulkannya.2 dalam diskursus ‘ulum al-Qur’an dikenal Kajian terhadap al-Qur’an dalam dengan al-ahruf al-muqatta'ah. Dalam setiap generasi sejak zaman Rasulullah banyak literatur ’ulum al-Qur’an, hingga zaman kontemporer telah pembahasan tentang al-ahruf al-muqatta'ah melahirkan ilmu yang berbicara tentang al- ini, sering dimasukkan kedalam bab Qur’an dan hal-hal yang melingkupinya. fawatih al-suwar. Hal ini karena memang Karena aspek-aspek yang yang dapat dikaji pada kenyataanya al-ahruf al-muqatta'ah dalam al-Qur’an sangat luas maka ilmu merupakan bagian dari fawatih al-suwar. yang berkiatan dengan ‘ulum al-Qur’an pun Banyak ulama telah melakukan sangat banyak jenis atau ragamnya. Pada kajian mendalam tentang pembukaan perkembangannya lahirlah beragam cabang -surah al-Qur’an, misalnya Ibn Abi al- ilmu al-Qur’an dan ilmu . Asba’ yang menulis sebuah kitab tentang Secara garis besar ilmu yang bab ini, yaitu kitab al-Khawatir al-Sawanih berkaitan dengan al-Qur’an dapat diketahui fi Asrar al-Fawatih. Ia mencoba dengan berpegang pada dua hal, yaitu menggambarkan tentang beberapa kategori riwayat/naql dan rasional/akal. Ilmu-ilmu dari pembukaan-pembukaan surah yang yang diperoleh melalui riwayat atau naql ada di dalam surah yang ada di dalam al- adalah ilmu-imu yang berhubungan banyak Qur’an. Pembagian karakter dengan riwayat saja (naql). Di antara ilmu- pembukaannya adalah sebagai berikut: ilmu tersebut adalah ‘ilm al-qira’ah,3 dan pertama, pujian terhadap Allah Swt. yang ‘ilm al-asbab al-nuzul al-Qur’an.4 Sedangkan dinisbahkan kepada sifat-sifat ilmu-ilmu yang berdasarkan dirayah atau kesempurnaan Tuhan. Kedua, dengan rasional adalah ilmu-ilmu al-Qur’an yang diperoleh melalui tafakkur dan ta’ammul (penelaahan secara mendalam), nasakh dan pertama diganti dengan yang baru, yang lain ketentuannya. Sedangkan mansukh ialah hukum 5 6 mansukh, muhkam dan mutasyabih , syara’ yang diambil dari dalil syara’ yang pertama, yang belum di ubah dengan dibatalkan dengan 2 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: hukum dari dalil syara’ baru yang datang Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, cet. kemudian.Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: 19 (Bandung,,2007),h..9. Dunia Ilmu, 2009), h.109-122. 3‘Ilm al-qira>’ah adalah ilmu yang mempelajari 6 Muhkam} adalah ayat-ayat yang maknanya tentang mazab (aliran) pengucapan al-Qur’an yang sudah jelas. Adapun mutasyabih adalah ayat-ayat dipiliholeh salah seorang imam qura’> sebagai suatu yang maknanya belum jelas. Yang masuk dalam mazab yang berbeda dengan mazab lainnya. Lihat kategori ini adalah mujmal (global) , mu’awwal Manna’> Khalil> al-Qatt} a} n,> Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. (harus ditakwil), musykil dan mubham Mudzakir AS, cet ke-13(Jakarta: PT Mitra Kerjaya (ambigius).Abdul Djalal, Ulumul Qur’an., h. 243. Indonesia, 2002), h. 247 7Menurut konteks ulumul Qur’an munasabah 4 Asbab an-nuzul adalah kejadian atau berarti menjelaskan korelasi makna antar ayat atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat al- antar surat baik korelasi itu bersifat umum atau Qur'an, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan khusus, rasional (aqli) persepsi (Hassyi} >) atau menyelesaikannya masalah-masalah yang timbul imajinatif (khayali>) atau korelasi berupa sebab dari kejadian tersebut.Rosihan Anwar,Ulumul Qur’an akibat, illat dan ma’lu>l, perbandingan dan (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 60-62. perlawanan. Rosihan Anwar. Ulumu al-Quran..h. 83. 5 Pengertian nasakh menurut istilah ialah 8 Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah mengubah ketentuan hukum/peraturan yang Pengantar (Pekanbaru: Amzah, 2002), h. 6 26 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an menggunakan huruf-huruf hijaiyah, yang posisinya berada di awal surah dalamal- terdapat dalam 29 surat. Ketiga, dengan Qur’an. Di antara pembuka itu ada yang menggunakan kata seru (ahruf al-nida’) berbentuk huruf terpisah (al-muqatta’at), yang terdapat dalam sepuluh surah. kata, maupun kalimat. Keempat, kalimat berita (jumlah Menurut Badr al-Din Muhammad al- khabariyyah) yang terdapat dalam 23 Zarkasyi, Allah Swt telah membuat surah. Kelima, dalam bentuk sumpah (al- pembukaan terhadap kitab suci al-Qur’an qasam) yang terdapat dalam 15 surah.9 dengan sepuluh macam bentuk. Dari Dalam pembagian ini kajian al-ahruf al- pembagian al-Zarkasyi ini dapat dipahami muqatta'ah terdapat pada pembagian yang bahwa tidak ada satu surat pun yang tidak ke dua dari fawatih al-suwar. Secara ada pembukaannya, dan semuanya masuk keseluruhan al-ahruf al-muqatta'ah terdiri ke dalam salah satu sepuluh macam dari 14 bentuk, yaitu: terdiri dari satu tersebut.11 Sepuluh macam pembuka surat- :tiga surat al-Qur’an itu adalah ﺣﻢ, ﻃﺲ, ﻃﻪ, :dua huruf ,ن, ق, ص :huruf Pembukaan dengan pujian kepada Allah .1 اﳌﺮ, اﳌﺺ :empat huruf ,اﻟﺮ , ﻃﺴﻢ, اﱂ :huruf al-istiftah bi al-sana’) Pujian kepada) .ﺣﻢ ﻋﺴﻖ, ﻛﻬﻴﻌﺺ :dan lima huruf Berbicara tentang al-ahruf al- Allah ada dua macam: muqatta'ah, hal ini merupakan salah satu a. Menetapkan sifat-sifat terpuji realitas keistimewaan yang terdapat dalam dengan menggunakan lafazh al-Qur’an. Bahkan, ada yang menyebut hamdalah, yakni dibuka dengan lafaz ,yang terdapat dalam 5 surah ,اﳊﻤﺪ -bahwa al-ahruf al-muqatta'ah adalah huruf huruf yang misterius. Huruf-huruf ini yaitu al-Fatihah, al-‘An’am, al-Kahfi, dianggap asing yang tidak bisa dipahami , dan dan menggunakan yang terdapat dalam surat ,ﺗﺒﺎرك maknanya secara detail dan pasti.10 Hampir lafaz tidak ada ulama yang berhasil mengungkap al-Furqan dan al-Mulk. makna huruf-huruf tersebut dengan b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat latarbelakang yang valid. Hal ini negatif dengan menggunakan lafaz merupakan salah satu tanda ke-Maha Tahu- tasbih, yang terdapat dalam 7 surat, an Allah Swt. Namun, meskipun demikian, yaitu al-Isra’, al-‘A’la, al-Hadid, al- banyak dari kalangan mufassir yang Hasr, al-Saff, al-Jum’ah, dan al- berusaha menggali makna yang terkandung Tagabun. dalam firman Allah tersebut. 2. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al-ahruf al-muqatta'ah). Pengertian al-Ahruf al-Muqatta'ah Pembukaan dengan huruf-huruf ini Pembahasan al-ahruf al-muqatta'ah terdapat dalam 29 surat dengan dalam literatur ‘ulum al-Qur’an sering memakai 14 huruf tanpa diulang, yakni: ا, ح, ر, س, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي .dikonotasikan dengan fawatih al-suwar Namun sebenarnya, dua istilah tersebut Penggunaan surah-surah tersebut dalam memiliki cakupan kajian yang berbeda. pembukaan surah-surah al-Qur’an Sehingga sebelum kita mamahami definisi disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri al-ahruf al-muqatta'ah, maka terlebih atas kelompok berikut: dahulu kita harus mengetahui apa yang a. Kelompok sederhana, pembukaan dimaksud dengan fawatih al-suwar. Istilah yang hanya satu huruf, terdapat ,(surah Sad) ص fawatih al-suwar berarti pembukaan- pada tiga surah, yaitu -surah al) ن surah ), dan) ق pembukaan surat, hal ini karena memang Qalam). 9 Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran: Ilmu untuk Memahami Wahyu (Bandung: PT Rosdakarya, 2011),h. 102. 10 W. Montgomery Watt, Pengantar Studi Al- 11Badr al-Din> Muhammad} al-Zarkasyi,> al- Qur’an, Terj. Taufik Adnan Amal (Jakarta: CV Burha ‘Ulu>m al-Qur’an> (Beirut: Dar> Ihya} ’> al- Rajawali, 1991), h. 96. Kutub al-‘Arabiyyah,1957),> juz 1, h. 164. 27 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017

b. Kelompok yang terdiri dari dua Rahma} n,> al-Haqqah,{ Nuh> ,} al-Qadr, al- huruf, terdapat pada sembilan surah, Qari’ah,> dan al-Kausar.\ (surah al-Mu’min, al-Sajdah, b. Kalimat verbal (al-jumlah al-fi’liyah) ﺣﻢ yakni al-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jasiyah, Kalimat ini terdapat pada dua belas -surah, yaitu al-Anfal,> al-Nahl,} al ﻃﺲ ,(surah Taha) ﻃﻪ ,(dan al-Ahqaf - al-Anbiya’,al) ﻳﺲ surah al-Naml) dan) Yasin). Mujadalah, al-Ma’arij,> al-Qiyamah,> c. Kelompok yang terdiri atas tiga al-Balad,al-Bayyinah, dan al- huruf, terdapat pada tiga belas Takasur.\ { surah al-Baqarah, Ali< 5. Pembukaan dengan sumpah (al-istiftah) اﱂ surah, yakni Imran,> al-Rum,> ,> al-Ankabut, bi al-qasam) surah ,> ,> Sumpah yang digunakan dalam) اﻟﺮ ,(dan al-Sajdah pembukaan surah-surah dalamal-Qur’an ﻃﺴﻢ Ibrahi> m,> ,> dan al-Hijr),{ dan (surah al-Qasas} } dan al-Syu’ara). ada tiga macam dan terdapat dalam lima d. Kelompok yang terdiri atas empat belas surah. Al-Tin,> al-Duha} ,> al-Ta{ riq,> al- huruf, terdapat pada dua surah, Saffa} t,> al-Z|ariya> t,> al-Tu{ r,> al-Najm, al- -Mursalat,> al-Nazi’a> t,> al-Buruj,> al-Fajr, al اﳌﺺ surah al-Ra’d) dan) اﳌﺮ, yakni (surah al-A’raf).> Syams, al-Lail,> al-‘Adiya< >t, dan al-‘Asr.} e. Kelompok yang terdiri dari lima 6. Pembukaan dengan kata kerja perintah huruf, terdapat pada dua surah, (al-istiftah } bi al-amr) Pembukaan surah al-Qur’an dengan kata ﺣﻢ surah ) dan) ﻛﻬﻴﻌﺺ yakni surah al-Syu>ra).> kerja perintah terdapat pada enam) ﻋﺴﻖ 3. Pembukaan dengan panggilan (al-istiftah } surah, yaitu surah al-‘Alaq, Jin, al- bi al-nida’> ) Kafiru> n,> al-Ikhlas> ,} al-Falaq, dan al-Nas.> Nida’ ini ada tiga macam, terdapat pada 7. Pembukaan dengan syarat (al-istiftah } bi sembilan, yakni sebagai berikut: al-syart)} a. Nida’ untuk Nabi dengan redaksi Syarat-syarat yang digunakan dalam ﻳَﺎ pada surah al-Ahza} b,> al- pembukaan surah-surah al-Qur’an ada أَﻳﱡﻬﺎ ِاﻟﻨﱠﱯ Tahri} m,> al-Talaq.{ dua macam dan digunakan dalam tujuh b. Nida’ untuk Nabi dengan term surat, yakni surah al-Takwir, al-Infita} r,> ﻳَﺎ أَﻳﱡﻬﺎ -pada surah al-Muzammil. al-Insyiqaq,> al-Waqi’ah,> al-Munafiqu> n,> al اﻟْﻤﺰِﻣﻞ {.c. Nida’َُّ untuk Nabi dengan term Zalzalah, dan al-Nasr ﻳَﺎ َ أﻳﱡﻬﺎ -pada surah al-Mudass\ ir.\ 8. Pembukaan dengan pertanyaan (al اْﳌَُﺪﺛِّﺮ d. Nida’ untuk orang-orang beriman istiftah } bi al-istifham> ) ,pada Bentuk pertanyaan ini ada dua macam ﻳﺎ َ أﻳﱡﻬﺎ اﱠ ِﻟﺬﻳﻦ أَﻣﻨُﻮا dengan term :surah al-Maidah,> َ al-Hَ ujura{ t,> َ dan al- yaitu Mumtahanah. a. Pertanyaan positif, yaitu pertanyaan e. Nida’ untuk orang-orang secara dengan menggunakan kalimat pada positif. Pertanyaan dalambentuk ini ﻳﺎ َ أﻳﱡﻬﺎ اﻟﻨﱠﺎس umum dengan term surah al-Nisa’> dan al-Hُ ajj.{ َ digunakan pada empat surah, yaitu 4. Pembukaan dengan kalimat berita (al- surah al-Dahr, al-Naba’,> al-Gasyiyah,> istiftah } bi al-jumlah al-khabariyah). dan al-Ma’u> n.> Kalimat berita (al-jumlah al-khabariyah) b. Pertanyaan Negatif, yaitu dalampembukaan surah ada dua macam, pertanyaan dengan menggunakan yaitu: kalimat negatif, yang hanya terdapat a. Kalimat nominal (al-jumlah al- pada dua surah, yaitu surah al- ismiyah) Insyirah } dan al-Fil.> Kalimat ini terdapat pada sebelas 9. Pembukaan dengan do’a (al-istiftah} bi al- surah, yaitu surah al-Taubah, al-Nur,> du’a) al-Zumar, Muhammad,{ al-Fath,} al-

28 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an

Pembukaan dengan do’a terdapat terhadap bangsa Arab untuk membuat padatiga surah, yaitu surah al-Mutaffifi} n,> tandingannya. Al-Qur’an diturunkan dalam al-Humazah, dan al-Lahab. bentuk bahasa mereka sendiri. Akan tetapi 10. Pembukaan dengan alasan (al- mereka tidak mampu membuat kitab yang istiftah } bi al-ta’lil> ) menyerupainya. Hal ini menunjukkan Pembukaan dengan alasan ini hanya kelemahan mereka dihadapan al-Qur’an terdapat dalam surah al-Quraisy.12 dan membuat mereka tertarik untuk Sesuai pendapat ulama ilmu balagah, mempelajarinya.14 keindahan awal suatu kalimat dapat Malik> bin al-Haja{ j> mengatakan menarik perhatian para pendengar. bahwa fawatih> } al-suwar (baca: al-ahruf} al- Apabila awal kalimat tidak indah muqatt} a’ah} ) merupakan ayat yang meskipun kalimat selanjutnya baik, maknanya misterius. 15 Sebagian ulama maka hal itu tidak menarik perhatian menjadikan huruf-huruf tersebut sebagai pendengar. Demikianlah Allah ayat mutasyabih,> yang hanya diketahui oleh mengawali surat dengan fawatih> } al- Allah, namun sebagian yang lain punya suwar yang dimaksudkan untuk menarik pandangan sebaliknya yang membuka perhatian manusia agar mendengarkan, ruang untuk memberikan penjelasan dan lalu melihat dan memahami serta maksud yang terkandung dalam huruf- mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an.13 huruf tersebut. Dari penjelasan semua macam- Pertama, ulama yang beranggapan macam fawatih> { suwar di atas dapat bahwa ayat mutasyabih> dalam hal ini dipahami bahwa al-ahruf} al- termasuk al-ahruf} al-muqatt} a’ah} , hanya muqatt} a’ah} merupakan bagian dari fawatih> dapat diketahui maksudnya oleh Allah Swt. suwar. Untuk itu dapat diambil kesimpulan Kelompok ini, banyak dianut oleh para bahwa yang dimaksud dengan al-ahruf} al- ulama salaf , ketika menghadapi huruf- muqatt} a’ah} adalah huruf-huruf yang huruf yang demikian, mereka lebih terpisah yang menjadi permulaan surat bersikap hati. Kelompok ini dianggap dalam al-Qur’an. Jumlah surat yang diawali sebagai kelompok yang tidak memiliki dengan al-ahruf} al-muqatt} a’ah} ada 29 surat solusi yang jelas dan bahkan tidak yang terdiri dari 14 bentuk. Huruf yang mengajukan solusi apapun mengenai paling banyak terdapat dalam fawatih> makna al-ahruf} al-muqatt} a’ah} ini. Hal ini kemudian disebabkan karena mereka berpendapat ,(ل) dan lam (ا) suwar adalah alif sin> bahwa huruf-huruf yang mengawali surat ,(ر) <’ra ,(ح) {ha ,(م) secara berurutan mim Al-Qur’an itu sudah dikehendaki Allah sejak ,(ع) ain‘ ,(ي) <’ya ,(ه) ha ,(ص) {sad ,(ط) <’ {ta ,(س) Huruf-huruf zaman Azali, dan berfungsi sebagai .(ن) dan nu>n ,(ك) ka>f ,(ق) al-Suwar (al-ahruf} al-muqatt} a’ah} ) Muqat}t}a’ah itu merupakan kelompok ayat-ayat Kajian tentang fawa>tih } al-suwar mutasya>bih yang tidak dapat diketahui (baca: al-ahruf} al-muqatt} a’ah} ) telah takwilnya kecuali hanya Allah dikembangkan oleh para ahli tafsir semata.16Bahkan karena kehati-hatiannya terdahulu semisal Zamakhsyari,> Baidawi} ,> tersebut mereka tidak berani memberi Ibn Taimiyyah serta al-Ha{ fiz> } al-Mizzi.> Mereka menguraikan tantangan al-Qur’an 14 Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an I, (Jakarta: Rajawali, 1993), h. 104. 12Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran:Ilmu untuk 15Malik> bin al-Haja{ j> ‘Umar bin al-Khidir} bin Memahami Wahyu, cet.1 (Bandung:PT Remaja Nabi,> al-Z}a>hirah al-Qur’aniyah,> (Damaskus, Suriah: Rosdakarya, 2011), h. 104. Dar> al-Fikr, 2000), h. 273. 13Nur Kholis, Pengantar Studi Al-Qur’an dan 16 M. Nur Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Al-Hadits, cet 1 (Yogyakarta: Teras, 2008), h. 58. (Semarang: RaSAIL, 2008), h. 174. 29 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 penafsiran dan tidak berani mengeluarkan tiga hal tersebut maka ayat tersebut hanya pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf diketahui tafsirannya oleh Allah semata.19 itu. Mereka berkeyakinan bahwa Allah Ismai> l> Haqqi{ dalam> Ruh> { al-Bayan> sendiri yang mengetahui tafsirnya. Hal ini menjelaskan bahwa Allah telah mengatur menjadi suatu kewajaran yang berlaku bagi susunan al-Qur’an, dan Rasulullah Saw. ulama salaf karana dalam hal teologi pun beserta malaikat Jibril tidak diberi mereka menolak terjun dalam pembahasan kesempatan untuk membicarakannya dan hal-hal yang suci seperti ungkapan “istiwa bertanya tentang masalah huruf-huruf Allah” adalah cukup diketahui, hal ini harus muqatt} a’ah} itu kepada Allah. Padahal kita percayai, mempersolakan hal itu sekiranya Allah menghendaki, niscaya adalah bid’ah.17Sebuah riwayat dari Ibn Rasulullah Saw. akan diberi kesempatan ‘Abbas> mengatakan: Allah menurunkan al- untuk membicarakannya. Ketiadaan Qur’an menurut empat aspek: halal dan pembahasan ini ditunjukkan oleh hadis haram, aspek yang harus diketahui oleh yang mengatakan bahwa: semua orang, aspek yang diketahui orang Malaikat Jibril ketika menyampaikan Arab, dan aspek ta’wil> yang hanya diketahui firman Allah Swt. Kaf,> Ha,> Ya,’Ai> n,> Sa{ d,> Nabi oleh Allah.18 Muhammad menjawab:”Saya tahu.” Tatkala Dari ungkapan tersebut berarti Malaikat Jibril menyebut; Kaf> Nabi banyak ayat yang ditempatkan di bawah Muhammad menjawab:”Saya tahu.” Tatkala wilayah mutasyabih> hanya diketahui oleh Malaikat Jibril menyebut; Ha,> Nabi Allah. Secara tersurat teks-teks tersebut Muhammad menjawab:”Saya tahu”. Tatkala menunjukkan pengetahuan tentang Malaikat Jibril menyebut; Ya’,> Nabi beberapa aspekyang tidak diketahui Muhammad menjawab:”Saya tahu”. Tatkala manusia. Malaikat Jibril menyebut; ‘Ain, Nabi Al-Zarkasyim> enjelaskan bahwa Muhammad menjawab:”Saya tahu”. Tatkala aspek-aspek tersebut dimasukkan ke dalam Malaikat Jibril menyebut; Sa} d.> Nabi yang gaib, seperti ayat-ayat yang berkenaan Muhammad menjawab:”Saya tahu”. Lalu dengan terjadinya hari kiamat, turunnya Jibril bertanya: Bagaimana tuan hujan, apa yang ada di dalam rahim, mengetahui hal-hal yang tidak interpretasi terhadap roh, dan huruf-huruf kuketahui?’20 penggalan. Ia menambahkan, semua yang Dari hadis itulah dapat dipahami mutasya>bih dalam al-Qur’an bagi ahli al- bahwa al-ah}ruf al-muqat}ta’ah} tidak dapat haqq,} tidak ada tempat baginya berijtihad dipahami maknanya. Hal itu diperkuat untuk menafsirkan dan tidak ada jalan dengan bebera pendapat para sahabat Nabi. untuk kesana, kecuali dengan mengikuti Beberapa riwayat sahabat berkaitan salah salah satu dari tiga hal: wahyu al- dengan sikap mereka terhadap al-ahrufal} - Qur’an, penjelasan dari Nabi, atau ijma’ muqatt{ a’ah,{ yaitu sebagaiberikut: ulama tentang maknanya. Dan apabila tidak Al-Sya’bi > berkata: إ ِﱠﻧـﻬﺎ ِﻣﻦ اْﳌُﺘ َﺸﺎﺑِِﻪ، ﻧـُْﺆِﻣﻦ ﺑِﻈَ ِﺎﻫِﺮﻫﺎ وﻧَ ﱡﻜﻞ اْ ِﻟﻌﻠْﻢ ﻓِﻴـﻬ ﺎ إِﱃ ِﷲ ﻋﺰ ada keterangan yang bersifat tauqifi > dari َ َ َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َ ّ َو ﱠﺟﻞ Ayat-ayat tersebut termasuk mutasya>bihat> , 17 Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah kami beriman akan keberadaannya, dan Pengantar, (Pekanbaru: Amzah, 2002), h. 93. Ibn kandungannya kami serahkan kepada Kasi\ r> juga menyebutkan beberapa sahabat yang ia Allah. 21 nuqil dari al-Qurtubi,> bahwa diantara sahabat yang tidak berani menafsirkan al-Ahruf} al-muqatt} a’ah} adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, dan Ibn Mas’ud. 19 Ibid., h. 166. Pendapat ini juga diikuti oleh Amir al-Sya’bi,> Sufyan 20 Ismail Haqqi{ al-Buruswi>, Ru>h{ al-Baya>n, terj. al-S|auri,> dan al-Rabbi > Ibn Khaisam,\ dan dipilih oleh H.M.D. Dahlan, (Bandung: CV. Diponegoro,1995), h. Abu Hatim{ dan Ibn Hibba{ >n. Ibn Kasi\ r,> Tafsir Ibn 100. Kasir, terj. Bahrun Abu Bakar, Cet. Ke 5, (Bandung: 21Muhamm’ad} Faru> >q al-Nabhan,> al-Madkhal Sinar Baru Algesindo, 2005), juz I, h. 180. ila> ‘Ulu>m al-Qur’an,> (Halba:{ Dar> ‘An, 18 Al-Zarkasyi,> al-Burha

Hal ini diperjelas lagi dengan Ibn ‘Abbas> pernah berkata:”saya pernyataan Ali > bin Abi Ta{ lib> termasuk orang yang mendalam ilmunya”. Dan, ketika membawa ayat yang berkaitan ِ ِ ِ إِ ﱠن ﻟ ُﻜِ ﻞ ﻛﺘَ ٍﺎب ﺻْﻔﻮة ً وﺻْﻔﻮة ُ َﻫ َﺬا اﻟْﻜﺘَ ِﺎب ﺣﺮ ُوف ﱠاﻟﺘـﻬ ِﺠﻲ Setiapّ َ kitab ُsuciُ mempunyaiَ َ keistimewaanَ َ ّ dengan cerita ash} a{ b> al-kahfi: tidak ada yang dan keistimewaan kitab suci ini adalah mengetahui jumlah mereka kecuali sedikit. tahajji{ (hijaiyah).22 Kemudian ia mengatakan: “saya termasuk Dan ungkapan Abu Bakar al-Siddi{ q:> mereka yang sedikit”. Sebagaimana Ibn ‘Abbas,> Mujahid ِ ِ ِ ِﰲ ُﻛِﻞ ﻛﺘَ ٍﺎب ﺳﱞﺮ ، وﺳﱡﺮﻩُ ِﰲ ُاﻟْﻘﺮ ِآن أَواﺋِﻞ ﱡاﻟﺴﻮِر Di tiap-tiapَ kitabُ َ ْ ada rahasianya,َ ّ dan pun juga pernah menyampaikan rahasia al-Qur’an adalah permulaan- pernyataan yang mendukung adanya ta’wil> permulaan surat. 23 terhadap ayat-ayat mutasyabiha> t> , yang Kedua, penafsiran yang memandang mana jika orang yang mendalam ilmunya huruf-huruf itu bukan merupakan tidak diberi kesempatan untuk memahami singkatan, tetapi huruf-huruf yang yang mutasyabiha> t> dengan hanya mempunyai kemungkinan untuk menyatakan keimanannya, berarti tidak ditafsirkan maknanya. Sementara ada bedanya dengan orang yang bodoh, kelompok yang disebutkan terakhir, sebab semuanya (pandai dan bodoh) juga terdapat suatu kesepakatan bahwa “huruf- beriman kepadanya. Dia juga menjelaskan huruf misterius” atau fawatih> } al-suwar atau bahwa pada masa itu banyak mufassir al-ahruf} al-muqatt} a’ah} yang terdapat dalam (semasa dengannya) yang berupaya Al-Qur’an di samping hanya diketahui oleh mencarai makna yang tersirat dalamayat- Allah juga dapat diketahui oleh manusia.24 ayat mutasyabiha> t> , bahkan mereka juga Pendapat ini didukung oleh para ahli kalam menafsirkan al-ahrufal} -muqatt} a’ah.} 26 yang tidak sependapat dengan kelompok Dari penjelasan tentang sikap ulama pertama di atas. terhadap al-ahruf} al-muqatt} a’ah} di atas Namun riwayat yang lain juga dari tampak bahwa terdapat dua kelompok Ibn ‘Abbas> memberikan peluang kepada ahl ulama yang memiliki pandangan berbeda, ta’wil> 25untuk memperkuat persepsi mereka dengan argumen mereka masing-masing. bahwa tidak boleh ada satu pun ayat yang Pendapat pertama menganggap bahwa al- tidak dapat dipahami oleh manusia ahruf} al-muqatt} a’ah} merupakan bagian dari walaupun itu dengan jalan takwil. ayat mutasyabiha> t> yang hanya dapat diketahui maknanya oleh Allah Swt. Sedangkan pendapat kedua menganggap

bahwa al-ahruf} al-muqatt} a’ah} merupakan 22Subh{ i{ > al-Sa{ lih> ,{ Mabah> }is\ fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Beirut: Dar> al-‘Ilm al-Malayi> n,> 2000), h. 236. suatu ayat yang harus dapat dipahami oleh 23 Mustafa{ > Dib> al-Biga, > Muhyi{ > al-Din> Di>b manusia. Dari pendapat yang kedua inilah Mustawa, al-Wad> {ih{ fi> ‘Ulu>m al-Qur’an> , (Damaskus: memunculkan beragam penafsiran Dar> al-‘ilm al-Insaniyah,1998),> juz I, h. 136. terhadap al-ahruf} al-muqat}t}a’ah. 24 Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an Hikmah-Hikmah al-Ahruf{ al-Muqatt} ’ah} I,(Jakarta: Rajawali, 1993), h. 104. 25 Istilah tafsir dan takwil memiliki Allah menurunkan al-Qur’an yang perbedaan, diantaranya adalah tafsir lebih banyak sebagian ayatnya dianggap oleh para ulama digunakan dalam menerangkan lafaz dan mufradat mengandung makna yang jelas dan tidak (kosa kata), sedang takwil lebih banyak dipakai menimbulkan keraguan di dalamnya. Ayat dalam menjelaskan makna dan susunan kalimat. ini dikenal dengan ayat muh{kama>t. Perbedaan lainnya adalah bahwa tafsir itu merupakan sesuatu yang telah jelas di dalam al- Sedangkan sebagian ayat yang lain Qur’an atau tertentu (pasti) dalam sunah yang sahih maknanya tidak dapat dipahami dengan karena maknanya telah jelas dan gamblang. jelas, ayat ini mereka masukkan ke dalam Sedangkan takwil adalah apa yang disimpukan oleh golongan ayat mutasya>biha>t. Salah satu para ulama. Karena itu sebagian mengatakan, “tafsir bagian dari ayat mutasya>bihat> adalah al- adalah apa yang berhubungan dengan riwayat sedang takwil adalah apa yang berhubungan dengan dirayah.> Manna’> Khalil> al-Qatt} a} n,> Mabah> is} .,\ h. 461. 26Nasr Hamid, Tekstualitas., h. 22. 31 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 ahruf} al-muqatt} a’ah.} Meskipun ayat sedangkan orang yang sesat akan mutasyabiha> t> (termasuk di dalamnya al- mengingkarinya. ahruf} al-muqatt} a’ah} ) tidak dapat diketahui 3. Ayat ini menjadi dalil atas kelemahan dengan jelas maknanya, bukan berarti ayat dan kebodohan manusia. ini tidak memiliki faidah sama sekali. Para 4. Ayat-ayat mutasyabiha> t> dalam al-Qur’an ulama menjelaskan faidah-faidah menguatkan kemukjizatnya. Sebab, di diturunkannya ayat-ayat mutasyabiha> t,> di dalamnya terkadung pengertian yang antaranya adalah sebagaimana yang tersembunyi. disebutkan oeh al-Suyuti} :> 27 5. Terkandungnya ayat-ayat muhkama} t> 1. Ayat-ayat mutasyabiha> t> ini dan mutasyabiha> t> dalam al-Qur’an mengharuskan upaya yang lebih banyak memaksa orang yang menelitinya untuk untuk mengungkap maksudnya sehingga menggunakan argumen-argumen akal, menambah pahala bagi orang yang sehingga membangkitkan daya pikir mengkajinya. seseorang. 2. Sekiranya al-Qur’an seluruhnya muhkam} Hikmah secara lebih sepesifik tentunya hanya ada satu mazab di terkait keberadaan al-ahruf} muqatt} a’ah} luarnya. Sebab, kejelasannya akan juga dijelaskan oleh beberapa tokoh dan membatalkan semua mazab di luarnya. mufassir, di antara mereka adalah: 3. Jika al-Qur’an mengandung ayat-ayat 1. Ahmad al-Din> sebagaimana yang dikutip mutasyabiha> t,> maka untuk oleh J.MS. Baljon menjelaskan bahwa memahaminya diperlukan cara salah satu faidah adanya huruf penafsiran dan tarjih antara satu dengan muqatt} a’ah,} huruf-huruf yang tidak jelas yang lainnya. Hal ini memerlukan di depan surat-surat tertentu, sehingga berbagai ilmu, seperti ilmu bahasa, huruf-huruf terebut pasti memiliki suara gramatika, ma’ani,> ilmu bayan, usul{ fiqh, magis bagi penduduk Makkah yang dan sebagainya. Seandainya hal itu tidak bertakhayul. Ketika mereka mendengar اﱂ, ﻃﻪ, :demikian sudah barang tentu ilmu-ilmu huruf-huruf muqatt} a’ah,} misalnya mereka memaksakan mata ن, ﻃﺴﻢ .tersebut tidak akan muncul 4. Al-Qur’an berisi dakwah terhadap orang- mereka dalam keta’ajuban. Akibatnya orang tertentu dan umum. Maka dari itu mereka mulai menaruh perhatian dan perlu adanya ayat-ayat yang memiliki mau mendengarkan.29 karakter berbeda. 2. Imam al-Taba’t{ aba} ’i> ,> menjelaskan Di samping hikmah di atas al- kegunaan al-ahruf} al-muqatt} a’ah,} bahwa Zarqani> > juga menjelaskan beberapa hikmah al-ahrufal} -muqatt} a’ah} dimaksudkan yang lain:28 untuk menarik perhatian kaum musyrik 1. Ayat-ayat mutasyabiha> t> merupakan dan kafir karena selama itu mereka tidak rahmat bagi manusia yang lemah yang menghiraukan dan tidakmendengarkan tidak mampu mengetahui segala sesuatu. al-Qur’an, maka Allah menurunkan huruf 2. Keberadaan ayat-ayat ini juga -huruf ini agar mereka berfikir dan merupakan cobaan dan ujian bagi mendengarkan. Al-ah}rufal-muqat}t}a’ah manusia. Orang-orang yang mendapat dimaksudkan untuk melemahkan hidayah akan meyakininya sekalipun anggapan kaum musyrik dan kafir mereka tidak mengetahui perinciannya, bahwa huruf-huruf ini diulang-ulang untuk memperjelas dalam h}ujjah.30

27Jalal> al-Din> al-Suyut> i} ,> al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al- Qur’a>n, (t.tp.:t.p., t.th.), juz 2, h. 13. Al-Maktabah al- 29 J.M.S. Baljon, Al-Qur’an Dalam Interpretasi Syamilah> versi 2.11. Modern,terj. Eno Syafrudien (Jakarta: Gaya Media 28 Muhammad} ‘Abd al-‘Azi} m> al-Zarqani> ,> Pratama, 1990), ce.I, h. 49. Manahil> al-‘Irfan> fi > ‘Ulum> al-Qur’an,> (t.tp.:Mauqi’ 30 Al-Taba’t{ aba} ’i> ,> Tasi>r al-Mi>za>n, (t.t.p.: Mauqi’ Maktabah al-Madinah> al-Raqimiyyah, t.th.), juz 2, h. al-Kausar, t.th.), juz 18,h. 2. Al-Maktabah al-Syamilah> 282-285.Al-Maktabah al-Syamilah> versi 2.11. versi 2.11. 32 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an

3. Memberikan kesadaran pada manusia semua orang untuk memahami Al- bahwa manusia penuh dengan Qur’an sesuai dengan kemampuanya.34 kekurangan dan keterbatasan terhadap 7. Sayyid Qutb, menjelaskan bahwa huruf- ilmu dan pengetahuan, sehingga huruf yang tercantum di awal sebagian merangsang otak manusia untuk surat al-Qur’an itu menunjukkan bahwa berpikir mencari ilmupengetahuan.31 kitab al-Qur’an itu tersusun dari jenis- 4. Al-Suyut> i} > menjelaskan bahwa huruf- jenis huruf tersebut, sehingga berada huruf muqatt} a’ah}} merupakan dalamjangkauan orang-orang Arabyang peringatan-peringatan (tanbiha> t> ) diajak bicara. Tetapi sekalipun demikian sebagaimana dalam panggilan (nida’).> ia adalah kitab mukjizat yang mereka Menurutnya al-Qur’an adalah kalam tidak mampu membuat kitab yang yang tidak sama dengan kalam yang semisalnya dengan huruf-huruf biasa sehingga digunakan alif tersebut., atau membuat sepuluh ayat sebagaiperingatan yang belum pernah yang semisal dengannya, atau surat yang digunakan samasekali sehingga lebih semisal dengannya. 35 terkesan kepada pendengar. 32 8. Al-Zamakhsyarisebagaimana> dikutip 5. Rasyid Rida} sebagaimana> yang dikutip oleh Ibn Kasi\ r> menjelaskan bahwa oleh Subh} i{ al-Sa} lih> } menjelaskan bahwa sesungguhnya huruf-huruf tersebut al-ahruf} al-muqatt} a’ah} menunjukkan tidak disebutkan pada permulaan al- keindahan sisi balagah al-Qur’an, di Qur’an secara keseluruhan, dan antara keindahan penjelasan dan sisi sesungguhnya huruf-huruf tersebut balagah yang bertujuan memberi diulang-ulang tiada lain hanya untuk kepahaman, meyakinkan dan menunjukkan makna tantangan dan mempengaruhi pendengar, adalah cemoohan yang lebih keras. Perihalnya pembicara membuat daya tarik kepada sama saja dengan pengulangan banyak pendengar, kualitas pembicaran dan kisahnya dan secara jelas pula tantangan tujuan pokoknya. Dan berupaya agar ini dikemukakan oleh al-Qur’an pendengar dapat menguasai apa yang diperbagai tempatnya. Al-Zamakhsyari > dikehendakinya serta berusaha juga menambahkan bahwa huruf-huruf semaksimal mungkin menempatkan itu tersusun dengan beragam, ada yang maksudnya dengan jalan yang terbaik.33 satu huruf, duahuruf, tiga huruf, empat 6. Al-ah}rufal-muqat}t{a’ah merupakan ayat huruf, dan lima huruf, karena bentuk mutasyabih> a{ t,> dalam hal ini Hasan Zaini kalimat yang digunakan oleh bangsa mengutip pendapat al-Maragi> ,> bahwa di Arab juga beragam, sesuai dengan antara hikmah ayat mutasya>bihat> variasi jumlah al-ah}ruf al-muqatt} }a’ah.36 adalah: pertama, adalah untuk menguji Pandangan Para Mufassir terhadap iman umat manusia, apakah percaya Makna al-Ahruf} al-Muqatt} a’ah} atau tidak. Kedua, dengan tujuan agar Kajian tentang al-Qur’an telah akal manusia tidak lemah dan mati, berkembang sejalan dengan munculnya karena apabila akal mereka mati untuk ilmu-ilmu tafsir dan ‘ulu>m al-Qur’an,> yang memahami Al-Qur’an maka mereka juga dimotori oleh para mufassir. Para mufassir akan lemah dalam memikirkan tersebut memiliki latar belakang keilmuan persoalan-persoalan yang lain. Ketiga, yang berbeda satu sama lain, sehingga hal adalah membuka kesempatan bagi itu menyebabkan corak penafsiran mereka

34 Hasan Zaini, Tafsir Tematik ayat-ayat Kalam Tafsir Al-Maraghi, (Jakarta: Pedoman Ilmu 31 Iskandar AG Soemabarta, Pesan-Pesan Jaya, 1996), h. 12. Numerik Al-Qur’an II, (Republika: Jakarta, 2006), h. 35 Sayyid Qutb, Tafsi>r fi> Zhilail Qur’an, terj. 160. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, (Jakarta: Rabbani Press, 32 Al-Suyut> i} ,> h. 11. Ramli Abdul Wahid, h. 106. 2000), cet 1, h. 63. 33Subh} i{ al-Sa} lih,> Maba>his} \.,h. 244-245. 36 Ibn Kasi\ >r, Tafsir> Ibn Kasi\ >r, h. 188. 33 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 terhadap ayat yang sama hasilnya pun juga Selain Ibn ‘Abbas> para sahabat yang berbeda, lebih-lebih ketika berhadapan lain juga berusaha mentakwilkan al-ahruf} dengan ayat-ayat mutasyabiha> t> . Al-Ahruf} al- al-muqatt} a’ah}} , diantaranya: muqatt} a’ah} merupakan salah satu realitas b. Qatadah< ﻋﻦ ﻗـﺘﺎدة ِﰲ ﻗـﻮﻟِِﻪ :"أﱂ"، ﻗ َﺎل : اِﺳﻢ ِﻣﻦ أَﲰ ِﺂء ayat mutasyabiha> t> yang menimbulkan َ ْ ٣٩َََْ ْ َْ َ ْ ٌ ْ َْ اْ ُﻟﻘ ِﺮآن . .beragam penafsiran dikalangan para ulama Di bawah ini, kita akan mengetahui Alif lam> mim> merupakan nama- beberapa penafsiran ulama terhadap al- nama al-Qur’an. ahruf} al-muqatt} a’ah.} c. Mujahid> ِ ِ ِ ِ . :Penafsiran dari kalangan sahabat .1 َﻋﻦ ُﳎَﺎﻫ ٍﺪ، ﻗَ َﺎل :"أﱂ"، اﺳﻢ ﻣﻦ ْأَﲰَﺂء ُاﻟْﻘﺮآن ْ -a. Penafsiran Ibn ‘Abbas> Alif lam> mim> merupakanٌ ْ nama Penafsiran Ibn ‘Abbas> terhadap al- nama al-Qur’an. ahruf} al-muqatt} a’ah} dapat dilacak d. Ibn Juraij ِ ِ ِ ِ . .melalui beberapa riwayat berikut ﻋﻦ اﺑ ِﻦ ﺟ ٍﺮﻳﺞ، ﻗﺎل:"أﱂ"، اﺳﻢ ﻣ ﻦ ْأَﲰَﺂء ُاﻟْﻘﺮآن ْ -Menunjukkan nama-nama Allah Alif lam> mim> merupakanٌ ْ namaُ (1 (asma’> al-husna} )> nama al-Qur’an. al-Sa{ lih> ,{ Ibn ‘Abbas َ -mentakwilkan huruf-huruf muqatt} a’ah} Alif lam> mim> merupakan nama sebagai berikut: alif lam mim dengan Ana nama surat. Allah> A’lam (Aku Tuhan Yang Maha 2. Ibn Jarir> al-Tabari{ sebagaimana> yang Mengetahui); huruf alif lam sad} dengan Ana dikutip oleh Ibn Kasi\ \>r mengambil sebuah Allah> Afdal} (Aku Tuhan yang Lebih Baik); kesimpulan bahwa pendapat-pendapat dan huruf: alif lam ra’ dengan Ana AllahAra> > yang ada dapat diselaraskan di antara (Aku Tuhan Yang Maha Mengetahui), dan sesamanya, yaitu huruf-huruf tersebut lain sebagainya. Demikian juga ketika merupakan nama-nama surat, nama menafsirkan huruf Kaf-Ha-Ya-‘Ain-S}ad ia asma-asma-Nya dan pendahuluan surat- mengatakan Kaf berarti Karim> (Maha surat. Setiap hurub menunjukkan suatu Pemurah), Ha berarti Hadin> (Maha Pemberi asma atau suatu sifat Allah Swt, Petunjuk), H}a’ berarti H{aki>m (Maha sebagaimana membuka banyak surat Bijaksana), ‘Ain berarti ‘Alim< (Maha dalam al-Qur’an dengan memuji, Mengetahui), dan S}ad berarti Sa} >diq (Maha bertasbih, dan mengagungkannama-Nya. Benar). Sementara itu, dalam riwayat yang Ibn Jarir> melanjutkan, bahwa huruf- lain disebutkan bahwa ketika huruf itu menunjukkan salah satu dari mentakwilkan huruf Kaf-Ha-Ya-‘Ain-Sad} Ibn asma-asma Allah dan salah satu dari ‘Abbas> mengatakan: Kafin> Hadin> A sifat-sifat-Nya, juga menunjukkan suatu ‘Alimin< Sa} diqin.> 38 masa atau lain sebagainya. Hal ini

37Abu > Ja’far al-Tabari{ ,> Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’wil> al-Qur’an,> (t.t.p.: Muasaah al-Risalah,> 2000), juz 1, h. 39Abu > Ja’far al-Tabari{ ,> Ja>mi’ al-Baya>n fi > Ta’wil> 206-208. Al-Maktabah al-Syamilah> versi 2.11. al-Qur’an,> (t.t.p.: Muasaah al-Risalah,> 2000), juz 1, h. 38Subh} i{ > al-Sa{ lih> ,{ Maba>his{ .,\ h. 239. 205. Al-Maktabah al-Syamilah> versi 2.11. 34 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an

diriwayatkan oleh al-Rabbi’ ibnu Anas sesudahnya. Di antara contohnya أﱂ - ﻃﺴﻢ - أﳌﺮ - ﻛﻬﻴﻌﺺ dari Abu al-A sendiri Cara membacanya adalah dibaca berpendapat bahwa semua huruf yang panjang 6 harakat/3 alif. disebut di dalam permulaan surat-surat b. Al-Madd al-Lazim> al-Mukhaffaf: al-Qur’an dengan membuang huruf yang bacaan dalam al-ahruf} al- berulang-ulang semuanya benjumlah muqatt} a’ah} yang terdiri dari tiga empat belas, kesemuanya dapat huruf yang ditengah-tengahnya ada dihimpun dalam ucapan,”Nassun bacaan huruf mati yang tidak Hakimun Qati’un} lahu sirrun” (ini adalah diidgamkan (didengungkan). Di nas yang pasti dari Tuhan Yang Maha antara huruf-huruf yang termasuk Bijaksana, mengandung rahasia). bacaan ini adalah ص ( ﺻ ْﺎد ) - ن ( ﻧُ ْﻮن - ق ( ﻗَ ْﺎف ) - ك Semuanya itu separo dari bilangan huruf َ ِ ejaan yang ada. Dengan pengertian ( َﻛﺎْف ) - م (ﻣﻴْﻢ ) - ل ( َﻻْم ) ِ ْﰲ ﻛﻬﻴﻌﺺ - “ ﺣﻢ ﻋﺴﻖ - ﻳﺲ -ﺣﻢ - اﻟﺮ bahwa yang tersebut di dalamnya berkedudukan lebih besar dari pada Cara membacanya adalah dibaca yang tidak disebut. Penjelasan mengenai panjang 6 harakat/3 alif.42 masalah ini termasuk ke dalamdisiplin 5. Mufassir> dari Kalangan Tasawuf. ilmu tasr} if> .41 Sebagian ulama tasawuf 4. Ahli dalam beberapa literatur berpendapat bahwa fawatih> } al-suwar (al- ilmu tajwid, mereka menyoroti al-ahruf} ahruf} al-muqatt} a’ah} ) adalah huruf-huruf al-muqatt} a’ah} dari segi cara baca huruf yang terpotong-potong yang masing- tersebut. Al-ahruf} al- masing diambil dari nama Allah, atau yang muqatt} a’ah} berjumlah 14 huruf yang tiap-tiap hurufnya merupakan pengganti terangkum dalam ungkapan “ dari suatu kalimatyang berhubungan ﻃَِﺮ ُق َﲰْﻌُ َﻚ Dari 14 huruf ini diklasifikasi dengan yang sesudahnya, atau huruf itu .“ ِاﻟﻨﱠﺼﻴﺤﺔ menjadiَ ْ tiga: menunjuk kepada maksud yang dikandung a. Huruf yang tidak dibaca panjang oleh surat-surat,yang surat itu dimulai yaitu: alif. dengan huruf-huruf yang terpotong-potong b. Huruf yang dibaca panjang seperti tadi.43 mad al-tabi’} i(dua harakat), yaitu Sebagian lagi, mereka enggan huruf yang terangkum dalam kalimat menerangkan rahasia huruf-huruf tersebut, -misalnya apa yang penulis tafsir Ruh> { al .” ﺣ ﱠﻲ ﻃَﻬﺮ“ c. Hurufَ َ yang dibaca panjang seperti Bayan,> Ismail Haqqi{ > al-Buruswi,> mengutip mad al-la>zim (6 harakat), yaitu huruf apa yang dinyatakan oleh gurunya al-Kamal yang terangkum dalam kalimat “ yang memberi catatan pada kitab al-Laihah َﻧـَﻘ َﺺ al-Barqiyat yang ditulisnya sendiri “ َﻋﺴﻠُ ُﻜﻢ Berkaitanَ dengan ini al-ah}ruf al- mengungkapkan komentarnya tentang arti muqatt} a’ah} termasuk pada bacaan al-madd huruf yang dipenggal-penggal itu. Setelah ia la>zim al-harfi{ >>. Bacaan ini juga di bagi membahas kekhususan kata alif, la>m, mi>m menjadi dua: mus\aqqal dan mukhaffaf. ditinjau dari jalan hakikat, ia berkomentar: a. Al-Madd al-Lazim> al-Musaqqal:\ “Makin jauhlah kaki orang yang bacaan dalam al-ah}ruf al- muqat}t}a’ahyang terdiri dari tiga 42‘Atiyah} Qabil> Nasar,} Gayah> al-Mari>d fi > ’Ilm huruf yang tengah ada bacaan al-Tajwi>d, (Kairo: al-Tab’ah{ al-Sani’ah,> t.th.), h. 109. panjang yang suara akhirnya ada ‘Abd al-Fatah } bin al-Sayyid ‘Ajami,> Hidayah> al-Qa>ri> bacaan idgam> (dengung) ke khuruf ila> Tajwi>d Kala>m al-Bari> >, (Madinah: Maktabah Tayyibah,} t.th.), h. 343-344. Badr Hanafi{ > Mahmu{ d,> al-Basi>t} fi> ‘Ilm al-Tajwi>d, (t.t.p: t.p., t.th.), h. 28. Ahka} m> al-Tiwalah,> h. 9. Al-Maktabah al-Syamilah> 40Ibn Kasi\ r,> Tafsir Ibn Kas\ir.,> h. 182 versi 2.11. 41 Ibn Kasi\ >r, h. 186. 43Abu Anwar, Ulumul Qur’an., h. 94. 35 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 menyimpang dari ilmu, dan semakin merupakan haikat bid> } yang terdapat dalam -dan huruf,اﻹﳝﺎن ﺑﻀﻊ وﺳﺒﻌﻮن .bingunglah akal orang yang ilmunya sabda Nabi Saw mendalam tatkala mereka menerangkan huruf ini 78. Maka dari itu tidak ada huruf-huruf yang samar ini.” Sebagian seorang pun dapat menyempurnakan mereka karena perasaan hormat dan ta’zim rahasia-rahasia iman hingga ia mengetahui kepada Allah, menerima apa adanya dan hakikat huruf-huruf ini pada surat- tidak menentangnya, bahkan mereka suratnya.45 berkata:”kami{ beriman atas apa-apa yang Abdurrahman{ al-Bustami,> penulis datang dari Allah.” kitab al-Fawaih> { al-Miskiyyah fi > Bahr{ al- Sebagian yang lain menafsirkan Wuquf,> berpendapat bahwa rahasia huruf- huruf-huruf tersebut, namun arah yang huruf muqatt} a’ah} hanya bisa diketahui oleh mereka tempuh amatlah jauh dari sasaran Para Nabi, dan wali Allah. Para nabi dan tujuan. Menurut syara’ huruf-huruf itu mengetahui rahasia huruf melalui wahyu mengandung makna yang baik dan diterima Allah Swt. Atau melalui indera keruhanian. oleh akal dan penalaran. Tidak ada bisa Sebagian wali mengetahui rahasia huruf itu mengkajinya sesuai dengan maksud dan dengan adanya ketersingkapan yang jelas sasaran yang dikehendaki oleh oleh huruf dan terang serta kelimpahan ruhani yang itu sendiri dan sesuai dengan luhur. Sebagaian ulama mengetahuinya kenyataannya.yang dapat mengkajinya melalui nukilan yang benar dan hasil nalar hanyalah para ulul> al-bab> (para pakar yang yang sehat. Setiap yang mengetahui rahasia bertafakkur) dengan petunjuk,ilham, dan huruf tersebut, mereka saling keterangan yang khusus diberikan Allah memberitahukan kepada sesamanya, baik kepada mereka. Allah mengistimewakan melalui penyingkapan (kasyaf) dan mereka dari yang lainnya, yakni penyaksian melalui tulisan dan garis. Yang keistimewaan yang azalinya langsung dari jelas Allah swt.telah menyembunyikan ilmu sisi Allah, bukan yang diperoleh dari tentang rahasia huruf itu kepada orang pengkajian dan penelaahan. Akan tetapi awam, sebab huruf-huruf itu mengandung ilmu itu semata-mata limpahan dan ilham hukum-hukum ketuhanan. Allah tidak dari Allah.44 mengizinkan kepada para penguasa untuk Muhyi > al-Din> Ibn ‘Arabi > mengetahuinya. Hanya sedikit saja dari mengemukakan penafsiran lain, rahasia rangkaian huruf itu yang gunanya sebagaimana yang dikutip al-Alusi> sebagai diketahui mereka, misalnya untuk berikut: “Ketahuilah bahwa awal-awal menaklukkan musuh dan memperoleh surat yang majhulah> (tidak diketahu), pengaruh di alam “rendah” maupun alam hakikatnya hanya dapat diketahui oleh “tinggi”. 46 orang yang dapat memahami makna dari ‘Abd al-Qadir> al-Jailani> > dalam karya bentuk-bentuk yang dipahami dengan akal. tafsirnya menjelaskan makna-makna al- Allah menjadikan permulaan-permulaan ah{ruf al-muqat}t}a’ahdengan sudut pandang surat-surat yang tidak diketahui itu pada seorang sufi. Di antara penafsiran al-Jailani> > 29 surat. Ini adalah kesempurnaan bentuk, terhadapal-ah{ruf al-muqat}ta’ah} adalah: ِ dan Kami tetapkan bagi bulan, manzilah- ditafsirkan dengan) ﻳﺎَ َﻛ ِ ﱠﺎﰲ َﻣَﻬ ِﺎم َﲨ ِﻴﻊ اْﻷَﻧﺎَِم ﻛﻬﻴﻌﺺ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ manzilah), dan yang ke-29 adalah sumbu َوَﻫﺎدﻳْﻬ ْﻢ إ َﱃ َد ِار ﱠاﻟﺴﻼَم ﺑﻴَﺪ اْ ُﻟﻘ ْﺪَرة اْ َﻟﻌﺎﻟﻴّﺔ ﱠاﻟﺼﺎدَرة َﻋْﻨ َﻚ wahai zat yang memberi kecukupan) ﻧِﻴﺎَﺑﺔً َﻋﻨﱠﺎ falak dan merupakan illat wujudnya dan itulah surat Ali< ‘Imran> (alif la>m mi>m, Allah).> segalaَ kebutuhan semua mahkluk dan yang kalaupun tidak demikian, maka yang 28. memberi petunjuk meraih tempat Jumlahnya-dengan mengulangi huruf-huruf tersebut adalah 78huruf. Maka yang 8 ini 45Syihab> al-Din> al-Alusi> ,> Tafsi>r al-Alu>si> (Ru>h{ al-Ma’a>ni),> (t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.), juz 1, h. 84. Al-Maktabah al-Syamilah> versi 2.11. 44Ismail Haqqi{ al-Buruswi>, Ru>h{ al-Baya>n, terj. 46 Ismail Haqqi{ al-Buruswi>, Ru>h{ al-Baya>n, terj. H.M.D. Dahlan, (Bandung: CV. Diponegoro,1995), h. H.M.D. Dahlan, (Bandung: CV. Diponegoro,1995), h. 100. 101. 36 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an keselamatan dengan kekuasaan yang tinggi atas hati hamba yang bersih yaitu para nabi dan para kekasih Allah).52 ﻃﻪyang berasal dari Engkau untuk kami),47 -Kemudian dalam kitab al-Ta’wila> t> al ِ ِ ِ ِ ﱠِ ditafsirkan dengan ﻳَﺎ ﻃَﺎﻟ ُﺐ اْﳍ َﺪاَﻳﺔ اْﻟﻌﺎََﻣﺔ ﻋﻠَ َﻰ َﻛﺎﻓﺔ <,Wahai pencari petunjuk yang Najmiyyah dikatakan bahwa huruf alif, lam) اْﻟﱪاَﻳﺎ menyelimutiَ َ atas semua mim> mengisyaratkan kepada perilaku salat kebaikan),48 ditafsirkan dengan yang tiga, yaitu berdiri, , dan sujud. ﻳَﺎ َﻣﻦ ْ َﲢَﱠﻘ َﻖ ﻳﺲ ,Huruf alif mengisyaratkan kepada berdiri ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ﺑﻴﻨُﺒُ ِﻮع َْﲝِﺮ اﻟْﻴَﻘ ِﲔ , َو َﺳﺒّ َﺢ ﻓﻴﻪ َﺳﺎﻟًﻤﺎ َﻋ ِﻦ اْﻻْﳓﺮاَف َو ’wahai sang penentu tumbuhnya huruf lam> mengisyaratkan kepada ruku)اﻟّﺘﻠَِﻮﻳﻦ lautanْ keyakinan, dan yang mensucikan dan huruf mim> mengisyaratkan kepada didalamnya dan meluruskan dari hal-hal sujud.53 -Sahal al-Tustari,> menurut Sahal, al ص yang menyimpang dan melenceng), 49 .ditafsirkan dengan ِ ahruf{ al-muqatt} a’ah} adalah nama Allah Swt اَﻳـﱡَﻬﺎ ﱠاﻟﺼﻔﻲ ﱠاﻟﺼ ِﺎﰲ ﻣ ْﺸﺮﺑﻪُ َﻋ ِﻦ yang di dalamnya mengandung makna dan ِّ ِ ِ ِ َِّ ََ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ اْﻷُﻣ ِﻮر اْﳌُﻨﺎَﻓﻴﺔ ﻟﺘﻮﺣﻴﺪ اْﳊِّﻖ واﳚَﺎدﻩ و َﺻﺮاﻓَﺔ و ْﺣ َﺪﺗﻪ ﱠاﻟﺬاﺗﻴﱠﺔ و sifat yang dapat diketahui oleh orang yang ُ َ ِ َ ِ َ َِ َِ َ َِ َ ﱡاﻟﺼ ُﺪ ِوق ﱠاﻟﺼﺎد ِق ﰲ ا ْد َﻋﺎء ِاﻟﺮﺳﺎﻟَﺔ و اﻟﻨﱡﺒـﻮة ِﲟُْﻘﺘَﻀﻰ اْﻟﻮ ْﺣ ِﻲ ahli. Lafat misalnya, alif menunjukkan ِ ِ ِ ِ ّ َ ِ َ َُ ِ َ َ اﱂ ا ْ ِﻷَﳍﻰ واﳍَﺎﻣﻪ و اﻟﱠﺼﺎﺑِِﺮ ﻋﻠَﻰ ﻣﺘﺎَﻋ ِﺐ ﱠاﻟﺪ ْﻋﻮة واﻟﺘﱠﺒْﻠﻴِِﻎ و َﲪَﻞ wahaiَ sangَ sufiَ yang mensucikanَ َ kalimat: (Allah)َ ِ َ َ ﷲ َﻋﱠﺰ وﺟ ﱠﻞ أَﻟﱠ َﻒ اْﻷَ ْﺷﻴﺎَء َﻛﻤﺎ َﺷﺎء اَ ْﻋﺒِﺎء ِاﻟﺮﺳﺎﻟَﺔ tempatَ ّ minumnya dari segala sesuatu yang Swt menyusunَ َ segala sesuatuَ َ ُ yang Ia ﻟُﻄُْﻔﻪُ :dibebaskan untuk menyatukan kebenaran kehendaki), lam> menunjukkan kalimat ,(Allah Maha Ramah Yang Dahulu) َاﻟْﻘ ِﺪْﱘ dan mewujudkan kebenaran dan ِ :menyampaikan kesatuan dzat dan sedangkan mim> menunjukkan َﳎ َﺪﻩُ اْﻟﻌﻈﻴﻢ kebenaran, orang yang benar dalam (Allah Maha Mulia dan Agung).54 Dariْ َ lafat ِ ِ mengajak kepada risalah kenabian yang dia mengartikan ِ◌أَﻗْﺴﻢ اﻟﻠﻬَﺘـﻌ َﺎﱃ ﺑُِﻘﱠﻮﺗِﻪ وﻗُْﺪرﺗﻪ ق sesuai dengan wahyu ilahi dan ilhamnya, (Allah bersumpah atasَ َ kemampuanَ ُ َ َ dan ق orang yang sabar atas kesulitan-kesulitan kekuasaan-Nya), dan secara zahir huruf ajakan dalam menyampaikan dan juga merupakan nama gunung yang membawa risalah).50 diartikan dengan mengelilingi dunia, yaitu gunung yang اَﻳـﱡَﻬﺎ ن pertama kali diciptakan oleh Allah Swt.55 ِ ِ ا ِ ﱡﻟﻨﱠﱯ اﻟﻨَﺎﺋِ ِﺐ َﻋ ِﻦ ْاﳊِّﻖ اﻟﻨﱠﺎﻇِﺮ ﺑِﻨُ ِﻮر ﷲ ِاﻟﻨﱠﻘﻲ َﻋﻦ َﲨﻴِِﻊ wahai Kemudian dari lafat) َ ِ ِ ِ ِ ِ ْ اﱂ ﷲ ﻻ إﻟﻪ إِﻻﱠ ُﻫﻮ اْﳊ ﱡﻲ اْ َﻟﻘﱡﻴـﻮم ﱠاﻟﺮذَاﺋِﻞ ِ واََﻻﺛَ ِﺎم اﻟْﻤﻨﺎَﻓﻴﱠﺔ ﻟﻤﺮﺗﺒﺔ اﻟﻨﱡﺒـﻮة و ِاﻟﻮَﻻﻳﺔ :Nabiَ َ yangَُ menjadiَ ْ َ ُ pengganti kebenaran, Sahal mengartikannyaُ ْ sebagaiَ َ nama Allah ِ ِ ِ ﱠ ِ ِ ِ ِ ِ yang melihat dengan nur Allah, yang ا ْﺳ ُﻢ ﷲ ْاﻷَ ْﻋﻈَﻢ َﻣ ْﻜُﺘـْﻮ ٌب َﻋ َﻠﻰ اﻟﺴﻤﺎَء ﺑﺎ ْﻟﻨـﱡﻮر اْﻷَ ْﺧ َﻀﺮ ﻣ َﻦ nama Allah yang Agung) اﻟْﻤ ْﺸِﺮِق إَِﱃ اْﳌَﻐِْﺮ ِب ,membenci segala hal yang menjijikkan dosa dan meniadakan derajat kenabian dan yang tertulisَ dengan cahaya hijau mulai 51 56 اﳌﺺ dari timur sampai ke barat). Dari ﻳﺎَ diartikan dengan ﺣﻢ ﻋﺴﻖ ,(kekuasaan ِ :Sahal mengartikannya ِ ِ ِ ِ ِ ِ أَﻧﺎَ ﷲ أَﻗْﻀﻲ ﺑـَْﲔ اْﳋَْﻠِﻖ ﺣﺎﻣﻞ اْﻟﻮ ْﺣ ِﻲ ﷲ و ﻣﺎﺣ ﱠﻲ اْﻟﻮﺟﻮد َﻋﻦ ﻏَِْﲑﻩ و ﻳﺎَ َﻋﺎﱂ ﺳﺮاﺋِﺮ Akuُ) َ ِ ِِ ِ ِ ِ َ َِ َِ َ َ َ ُِ ُ ْ ِ َِ ُ ََ ﺑِ ْﺎﳊ ﱠﻖ ، وﻣﻦ َﻫﺬﻩ ْاﳊﺮوف اﺳﻢ ﷲ َﺗـﻌﺎﱃ وُﻫﻮ ﱠاﻟﺼﻤ ُﺪ ﻗُْﺪرة ﷲ و ﻋﺎَِر َف ﺳﺮاﻳ ِﺎن ﺳِﺮ وﺣ َﺪﺗِﻪ ﱠاﻟﺬاﺗِﻴﱠﺔ َﻋﻠَﻰ ُﻗـﻠُ ِﻮب wahaiََ pembawaَ َ adalahَ َ Allahَ َ َ yangُ ْ memutuskanُُْ ْ َ hukumَ di)َ ّ َ ْ ِ ِ َﺧﻠَ ِﺺ ِﻋﺒﺎَِدِﻩ ِﻣﻦ اَْﻷَﻧْﺒِﻴﺎَء و اْﻷَوﻟﻴِﺎَء wahyuْ َ Allahَ dan yang menghidupkan antara makhluk dengan putusan yang ini juga diketahui اﳌﺺ sesuatu dari lainya dan yang mengetahui benar), dari lafat Maha) ﱠاﻟﺼﻤﺪ rahasia-rahasia kekuasaan Allah dan yang nama Allah yaitu َ mengetahui rahasia ketauhidan zat Allah Melindungi).57 6. Pendapat dari Orientalis

47 ‘Abd al-Qadir al-Jailani> ,> Tafsi>r al-Jaila>ni> , 52Ibid., juz 5, h. 212-222. bahs \ wa al-Tahqiq Dr. Muhammad Fadil al- Jailani> > 53 Ismail Haqqi{ al-Buruswi>, Ru>h{ al-Baya>n, terj. al-Hasani{ > al-Husaini} > al-Tailani > al-Jamasraqi,> H.M.D. Dahlan, (Bandung: CV. Diponegoro,1995), h. (Istanbul: Markaz al-Jailani> > Lilbuhus} \ al-Ilmiyah, 101. t.th.), juz 3, h. 237. 54 AbuMuh> ammad{ Sahal al-Tustari,> Tafsi>r al- 48Ibid., juz 4, h. 279. Tustari>, (t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.), juz 1, h. 5. 49Ibid., juz 5, h. 480. 55Ibid., juz 2, h. 52. 50Ibid., h. 56. 56Ibid., juz 1, h. 152. 51Ibid., juz 6, h. 153. 57Ibid., juz 1, h. 65. 37 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017

Pendapat yang disampaikan oleh menerangkan secara rinci, kemudian ia orientalis terhadap al-ahruf} al-muqatt} a’ah,} mengatakan, Mahasuci Allah yang misalnya disampaikan oleh orientalis kebijaksanaan-Nya Maha Teliti dalam Jerman yang bernama Noldeke. Ia adalah segala sesuatu.59 orang yang pertama mengemukakan 8. Pemahaman Yahudi dugaan bahwa al-ahruf} al-muqatt} a’ah} itu Dalam Tafsir al-Tabari{ > disebutkan merupakan petunjuk nama-nama para sebuah riwayat bahwa, orang-orang Yahudi sahabat Nabi, bahwa awalan surat itu tidak menafsirkan huruf-huruf penggalan lain adalah huruf depan danhuruf belakang tersebut, yang penafsirannya dihubungkan dari nama-nama sahabat Nabi. Misalnya, dengan angka-angka. Mereka mempunyai huruf sin> adalah dari nama Sa’ad bin Abi > anggapan bahwa dengan angka-angka itu Waqas,} huruf mim> adalah huruf depan dari dapat diketahui berapa lama dominasi dan nama al-Mugirah,> huruf nun> adalah huruf hegemoni secara politis. Al-Tabari{ > akhir dari nama’Usma>n bin ‘Affan,> dan ha’> meriwayatkan sebuah hadis yang mata dari nama Abu > Hurairah. Akan tetapi rantai sanadnya bersambung sampai Ibn kemudian, ia sendiri meninggalkan ‘Abbas> sebagai berikut: pandangan ini dan dalam artikel-artikelnya “ Abu > Yasar bin Akht}ab pernah melewati yang belakangan mengemukakan Rasululla> h,> ketika itu beliau sedang pandangan bahwa huruf-huruf itu membaca pembukaan surat al-Baqarah: merupakan simbol-simbol yang tidak “alif lam> mim,> za\ lika> al-kitabu> la > raiba fih> . bermakna, mungkin sebagai tanda-tanda Kemudian, ia mendatangi saudaranya magis atau tiruan-tiruan dari kitab Huyai{ > bin Akhtab} yang sedang bersama samawi> yang> disampaikan kepada Nabi orang-orang Yahudi. Lalu ia berkata Muhammad. :”Ketahuilah demi Allah, aku mendengar Pandangan yang senada juga Muhammad membaca suatu ayat yang disampaikan oleh Hirschfeld. Hanya saja diturunkan kepadanya: “alif lam> mim,> : dalam memberikan kepanjangan kepada za\ lika> al-kitab”.> Kemudian mereka huruf-huruf tertentu ia berbeda dengan bertanya:“Apakah anda telah Noldeke. Misalnya, untuk nama ‘Usman,> mendengarnya?” Ia menjawab: ‘Ya’. Hirschfeld memakai huruf mi>m dan untuk Kemudian Huyai{ > bin Akhtab} bersama al-Mugirah> ia memakai huruf alif,> lam,> dan dengan orang-orangYahudi lainnya mi>m. menemui Rasulullah saw. Kemudian Berbeda dengan pendapat para mereka berkata kepadanya: ‘Hai orientalis seperti Noldeke, Alan Jones, yang Muhammad, bukankah engkau telah menganggap bahwa huruf-huruf misterius menyebutkan pada kami sebagian dari apa itu merupakan penunjukan para yang diturunkan kepadamu, “alif lam> mim> pengumpulnya, simbol-simbol yang tidak za\ lika> -al-kitab”> ?. Rasulullah saw bermakna, tiruan dari kitab samawi.58 menjawab: ‘Ya, benar.’ Mereka berkata: 7. Mufasir dari Muktazilah ‘Apakah itu yang dibawa oleh Jibril> dari Mufasir dari kalanganMuktazilah, Allah untukmu? Beliau menjawab :’Ya’. misalnya al-Zamkhsyari,> menjelaskan Mereka berkata: ‘Allah telah menurunkan bahwa semuahuruf yang empat belas ini sebelum kamu beberapa Nabi, kami mengandung berbagai jenis huruf, mengetahui benar masing-masing dari diantaranya ada yang mahmu>z, majhur> , mereka; berapa lama kekuasaannya, namun rakhwah, syadidah, mutabaqah,} maftuhah, tentang kamu, kami tidak mengetahui. musta’liyah, munkhafidah, ada pula huruf Kemudian, Huyai{ > bin Akhtab{ menghadap qalqalah. Selanjutnya al-Zamakhsyari > kepada orang-orang yang bersamanya seraya berkata: Alif (bernilai) satu, la>m: tiga puluh, dan mim> : empat puluh, sehingga 58 Richard Bell, Bell’s Introduction to The Qur’an, terj. Taufik Adnan Amal, (Rajawali Press,1991), h. 101. 59 Ibn Kasi\ >r, Tafsir> Ibn Kasi\ r.,> h. 186. 38 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an jumlahnya 71 tahun. Maka, apakah kalian Interpretasi sekelompok Yahudi pada masa akan memasuki sebuah agama yang masa Nabi seperti Huyai{ > bin Akhtab} dan kekuasaannya dan rezeki umatnya hanya saudaranya yang menganggap pentakwilan berlangsung dalam 71 tahun? ‘Kemudian ia huruf al-muqatt} a’ah} di awal surah sebagai menghadap pada Rasulullah Saw seraya masa kejayaan sebuah ummah, tampaknya berkata: “Hai Muhammad, apakah ada yang dijadikan pegangan oleh kebanyakan ulama lainnya? Beliau menjawab: ‘Ya’. salaf dalam menyingkap keberlangsungan Muhammad, apakah ada yang lainnya? dunia atau alam. Nasr Hamid mengutip Beliau menjawab: ‘Ya’. Ia bertanya : ‘Apa keterangan Ibn Khaldun, menyebutkan itu?’ Beliau menjawab: ‘Alif lam> mim> sa} d> . nama al-Suhaili > adalah salah seorang yang Demi Allah, ini lebih berat dan panjang. Alif menjumlahkan al-ahruf} al-muqatt} a’ah} :satu, lam> : tiga puluh, mim> : empat puluh, dibuang (dihitung satu). Ia mengatakan dan sa} d> : sembilan puluh. Jumlahnya 161 jumlahnya ada 14 huruf yang dikumpulkan tahun. Apakah masih ada yang lainnya, hai dalam suatu perkataan “alam yasti’ nass} u} Muhammad? ‘Beliau menjawab: ‘Ya, Alif haqq{ i karihin”. Kemudian ia menghitungnya lam> ra’> . Ia berkata : Demi Allah, ini lebih dengan perhitungan “jumal” (bi hisab al- berat dan lebih lama lagi. Alif satu, lam> tiga jumali > ), sehingga jumlahnya ada 703 yang puluh, mim> empat ratus dan ra’> dua ratus, dihubungkan dengan jumlah seribu tahun berarti jumlahnya 271. Kemudian dia terakhir sebelum diutusnya nabi. Ini berkata: ‘Urusanmu ini membingungkan merupakan masa kelangsungan agama. Ia kami wahai Muhammad, hingga kami tidak mengatakan: hal itu tidak menutup mengetahui apakah yang diberikan kemungkinan bahwa yang demikian itulah kepadamu sedikit atau banyak?. Kemudian yang dimaksudkan oleh huruf-huruf mereka meninggalkan Nabi. Abu > Yasar tersebut.62 kemudian berkata kepada saudaranya, Ibn Khaldun kemudian mengkritisi Huyai{ > bin Akhtab} dan pendeta-pendeta penafsiran tersebut dalam muqaddimahnya Yahudi lainnya: “Mengapa kalian tidak dengan mengatakan: Allah menetapkan menjumlahkannya semuanya untuk masa kepada al-Qur’an al-Karim> dengan huruf- kekuasaan Muhammad; 71, 161, 231, dan huruf hijaiyah yang terpotong dalam 271, semuanya menjadi 734 tahun? Mereka sebagian awal surah dan kita tidak diberi menjawab: “misi Muhammad ini jalan untuk memahami apa yang membingungkan kita”.60 dikehendaki huruf al-muqatt} }a’ah itu karena Riwayat di atas tergolong lemah hal ini adalah termasuk wilayah (da’if} ) meskipun al-Tabari{ > menerima dan mutasyabiha> t> . mendasarkan tafsirnya pada riwayat ini.61 Pentakwilan sebagaimana dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap huruf- 60 Abu > Ja’far al-Tabari{ ,> Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’wi>l huruf yang demikian tidak dapat dijadikan al-Qur’a>n, tahq. Ahmad{ Muhammad{ Syakir,> (t.t.p.: sebagai h}ujjah untuk memperkirakan usia Muassasah al-Risalah,> 2000), jus I, h. 271. Al- suatu agama. Menurut Ibn Khaldun Maktabah al-Syamilah> versi 2.11. 61 Ibn Kasir mengungkapkan bahwa hadis ini sebagaimana yang dikutip oleh Nasr Hamid, d}o’if, bersumber dari Muhammad Ibn Sa’id al-Kalbi, ada dua agumentasi mengapa pentakwilan sedangkan dia termasuk orang yang hadisnya tidak yang demikian tidak dapat diterima, yaitu: dapat dijadikan sebagai hujjah bila menyendiri Pertama, bahwa dala>lah (petunjuk) huruf- dalam periwayatnnya. Kemudian jika cara ini dinilai huruf tersebut pada angka (al-arqam) benar sebagi missal, niscaya masing-masing huruf yang jumlahnya empat belas itu dihitung semuanya, bukanlah makna yang bersifat alamiyah pada akhirnya akan mencapai jumlah yang banyak sekali. Lebih besar lagi jumlahnya bila yang terulang 62 Ibn Khaldun, Muqadimah Ibn Khaldu>n, dihitung pula. Ibn Kasir, Tafsir Ibn Kasir.,h. 192. (t.t.p.: Mauqi’ al-Waraq,> t.th.), juz I, h. 184.Al- Lihat juga. Nasr Hamid Abu Zaid, Menalar Firman Maktabah al-Syamilah> versi 2.11. Lihat, Nasr Hamid Tuhan: Wacana Majas Dalam Al-Qur’an Menurut Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an: Kritik terhadap Mu’tazilah, terj. Abdurrahman Kasdi dan Hamka Ulumul Qur’an, terj. Khoiron Nahdliyyin, Hasan, (Mizan: Bandung, 2003), h. 208. (Yogyakarta: LKis, 1993),h. 236. 39 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017

(Tabi{ ’iyah> ) atau rasional (‘aqliyah ), tetapi berbunyi: Sira{ t> u} ‘Aliyyin Haqqun{ merupakan dalalah> ‘urfiyah (makna Numsikuhu” yang berarti: “jalan yang konvensional) dan arbriter. Kedua, bahwa ditempuh Ali adalah kebenaran yang kita orang-orang Yahudi yang memaknai seperti perpegangi” Pentakwilan yang demikian itu adalah oran-orang tak terpelajar tidaklah mengherankan, sebab Ali danbuta huruf secara cultural. Oleh merupakan figur yang memiliki posisi yang karenanya pendapat dan Itjtihad mereka kuat dalam keimanan mereka.65 tidak dapat dipegangi dalam persoalan 63 seperti ini. 65Namun pendapat dari kalangan Syi’ah ini, Ibn Khaldun menambahkan berbeda dengan apa yang disampaikan oleh al- penjelasannya sebagaimana dikutip oleh Taba’t{ aba} ’i> .> Ia mengambil keterangan dari kitab Nur Ichwan yang menurutnya cerita yang Ma’ma; al-Bayan> karya al-Tabarsi{ ,> yang ia demikian itu sama sekali tidak dapat cantumkan dalam kitabnya, tafsir al-Mi>za>n, bahwa ada 11 pendapat ulama’ baik kontemporer dan dijadikan sebagai dalil untuk maupun klasik dalam menafsiri hurufal-Muqat}t}a’ah: memperkirakan usia suatu agama, sebab a. Al-Ahruf} al-muqatt} a’ah} termasuk ayat makna huruf-huruf itu tidaklah bersifat mutasya>biha>t yang hanya diketahui oleh Allah alamiah (tabi’iyah} ) dan rasional (‘aqliyah), semata. tetapi lebih bersifat konvensional yang b. Al-Ah}ruf al-muqat}t}a’ahtermasuk nama-nama surat al-Qur’an yang dibuka oleh huruf-huruf biasa disebut dengan hisab> al-jummal> . Ia tersebut. juga membenarkan jika hal itu telah lama c. Al-Ahruf} al-muqatt} a’ah} merupakan nama lain dan sangat masyhur, namun istilah itu tetap dari al-Qur’an secara keseluruhan. tidak dapat dijadikan sebagai hujjah. Orang d. Al-Ah}ruf al-muqat}t}a’ahmenunjukkan singkatan اﻟﻢ " :yang bernama Abu > Yasar dan saudaranya, dari nama nama Allah SWT misalnya lafat .اﻧﺎ ﷲ اﻋﻠﻢ" Hayy itu bukanlah orang yang pendapatnya e. Al-Ahruf} al-muqatt} }a’ahmenunjukkan nama harus diikuti, dan mereka juga bukan ulama Allah yang terpotong, jika manusia Yahudi. Hal itu bisa dilihat dari tempat menyusunya maka akan menjadi rangkaian ,ن dan ,اﻟﺮ,ﺣﻢ :mereka tinggal ,yaitu di pedalaman Hijaz nama Allah yang Agung, seperti .اﻟﺮﺣﻤﻦ yang tidak pernah memikirkan tentang akan terbentuk lafaz f. Al-Ahruf} al-muqat}ta’ah} termasuk huruf sumpah ilmu pengetahuan, bahkan terhadap kitab Allah dengan huruf-huruf karena dan syari’at agama mereka sekalipun. sesungguhnya al-Qur’an adalah kalam Allah Mereka hanya mengambil begitu saja yang mulia, pokok bahasa umat-umat dan tidak perhitungan semacam itu, seperti orang ada yang menandinginya. awam yang mengambil secara mentah- g. Al-Ahruf} al-muqatt} a’ah} termasuk isyarah usia mentah agama mereka.64 ,masa, musibah, sebuah kaum. h. Menunjukkan tentang isyarah ketetapan 9. Mufassir dari Kalangan Teolog sebuah ummah yang menunjukkan hitungan Bagi kalangan teologi ahl al-kalam,> jumlah. mereka mentakwilkan al-ahruf} al- i. Huruf ini mengandung maksud untuk tidak muqat}ta’ah} untuk melegitimasi doktrin- memerlukan menyebut huruf-huruf yang lain, doktrin mereka. Hal ini terlihat antara lain atau menyebutkan sebagian namun yang dimaksud secara keseluruhan misal ketika dalam kelompok Syi’ah yang berpendapat menyebut alif-ba’ maka yang dimaksud adalah bahwa jika huruf-hurf tersebut keseluruhan huruf. dikumpulkan setelah dihapus ulangan- j. Al-Ahruf} al-muqatt} a’ah} dimaksudkan untuk ulangannya maka akan membentuk sebuah menarik perhatian kaum musyrik dan kafir kalimat yang berbunyi “S}ira>tu} ‘Aliyin ‘Ala> karena selama itu mereka tidak menghiraukan dan tidakmendengarkan al-Qur’an, maka Allah Haqqin”{ , yang berarti “jalan yang ditempuh menurunkan huruf -huruf ini agar mereka Ali adalah kebenaran”. Atau kalimatyang berfikir dan mendengarkan. k. Al-Ahrufal} -muqat}t}a’ah dimaksudkan untuk melemahkan anggapan kaum musyrik dan kafir 63 Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al- bahwa huruf-huruf ini diulang-ulang untuk Qur’an., h. 237. memperjelas dalam hujjah. 64 M. Nor Ichwan,Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Setelah menyebutkan beberapa pendapat di (Semarang: RaSAIL, 2008), h. 180. atas al-Taba’t{ aba’i} > memeberikan komentar bahwa 40 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an

Karena itu pula, pentakwilan infitah> (terbuka/merenggang{ ), dan tersebut kemudian dijawab oleh kelompok itba} q> (lidah melekat ke langit-langit). Selain Ahl Sunnah yang juga lebih dipengaruhi itu, huruf-huruf itu juga merepresentasikan oleh teologi mereka, yaitu dengan merubah daripembagian huruf, dari segi makhraj- pernyataan tersebut menjadi Sah} h} a} nya, menjadi huruf faringal dan Tariquk{ a ma’a al-Sunnati > yang artinya nonfaringal. Ini berarti pemilihan huruf- “telah benar jalanmu dengan mengikuti huruf tersebut untuk mengawali berbagai sunah”. Term sunnah yang terdapat pada surat tidak serampangan, bersifat serba pernyataan tersebut mengarah kepada kebetulan, tetapi pilihan yang bermakna aliran teologi Ahlussunnah wal Jama’ah.66 bahwa huruf-huruf terebut representasi 10. Pemahaman Ahli Bahasa dari fenomena-fenomena bunyi yang ada Ahli bahasa, misalnya al-Baqilani> > dalam bahasa Arab. sebagaimana yang dikutipoleh Nasr Hamid, a. Huruf yang termasuk ke dalam ia memperlakukan al-ahruf} al- kelompok hams atau mahmusah> adalah: muqatt} a’ah} sebagai bagian dari sa} d,> kaf, sin, ha{ ’,> dan ta’.} kemukjizatan sistem bahasa al-Qur’an yang b. Huruf yang termasuk ke dalam menjadi sandaran teks. Keberadaannya kelompok jahr atau majhurah> adalah: yang terpencar-pencar seperti itu di dalam alif, lam, mim, ra’, ha, ‘ain, ya’, dan nun.> teks memiliki makna umum, yaitu c. Huruf yang termasuk ke dalam penegasan bahwa teks yang susunannya kelompok syiddah adalah: alif, kaf, ta’,} merupakan mukjizat, tersusun dari huruf- dan qaf. huruf yang sama dengan huruf yang d. Huruf yang termasuk ke dalam mereka (orang Arab) pergunakan dalam kelompok rakhawa> h adalah: lam, mim,> menyusun teks-teks mereka, namun teks- ra’, sad,} ha’,} ‘ain, sin, ha’,{ ya’, dan nun.> teks mereka tidak mampu menandingi e. Huruf yang termasuk ke dalam susunan teks al-Qur’an. Hal ini kelompok huruf itba} q> adalah: sa} d> dan menunjukkan antara teks al-Qur’an dengan ta’.} teks yang lain ada kesamaan pada suara, f. Huruf yang termasuk ke dalam dan ini menurut al-Baqilani> > merupakan kelompok huruf infitah> } adalah: alif, lam, salah satu bentuk i’jaz al-Qur’an.67 mim,> ra’, kaf, ha’,} ‘ain, sin, ha’, qaf, ya’, dan Huruf-huruf yang berjumlah 14 nun. dalam permulaan berbagai surat, yang dari g. Huruf yang termasuk ke dalam segi hitungan berjumlah separo dari jumlah kelompok huruf huruf-huruf hijaiyah yang ada, dari sisi lain qalqalah(terguncang/mantul) adalah: mempresentasikan seluruh fenomena suara qa>f dan t}a’. (bunyi) yang ada dalam bahasa, yaitu bunyi h. Huruf yang termasuk ke dalam hams(berdesis/napas terlepas), jahr(nafas kelompok huruf halq} (huruf tertahan), syiddah(suara tertahan), tenggorokan) adalah: h}a’, ha’, dan ‘ain. rakhawah> (kendor), Ahli bahasa mengklsifikasikan huruf-huruf tersebut menjadi beberapa tidak ada pendapat yang kuat terkait penafsiran bagian seperti itu dengan tujuan melakukan huruf muqat}t}a’ah, karena pendapat itu tidak disertai sistematisasi bahasa Arab dan dalil yang kuat. Ia lebih cenderung kepada pendapat membakukannya dalam waktu yang relatif pertama yang menganggap bahwa huruf-huruf ini lama sejak zaman Nabi Saw. Mereka adalah merupakan bagian ayat mutasyabiha> >t. Al- Taba’t{ ab} a’i> ,> Tasir> al-Miza> >n, (t.t.p.: Mauqi’ al-Kausar, melihat bangunan bahasa Arab seperti itu. t.th.), juz 18,h. 2. Al-Maktabah al-Syamilah> versi Melalui huruf-huruf yang disebut pada 2.11. permulaan surat menunjukkan keajaiban 66 Syihab> al-Din> Mahmu} d> al-Alusi> ,> Tafsi>r al- bahwa asal-usul huruf tersebut merupakan Alu>si>(Beirut: Dar> Ihya{ ’> al-Turas> \ al-‘Arabi,> t.th.), juz I, sesuatu yang tauqi>fi>(yang natural, h. 104. Subh{ {i > al-Sa{ lih> ,{ Maba>h{is|\, h. 237. 67 Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitasal- ditetapkan) maka persoalannya semakin Qur’an., h. 238. jelas. Apabila asalnya konvensi sosial maka 41 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 hal itu juga ajaib sebab tidaklah mungkin c. Al-Ahrufal{ -muqatt} a’ah} tidak memiliki berbagai macam kepentingan menjadi satu i’rab> . اﱂ seperti itu kecuali apabila karena izin Allah. Berkaitan dengan tarkib pada lafat Semua ini meniscayakan konfirmasi atas sebagai qasam (sumpah) Abu > al-Qasim> al- penyebutan huruf-huruf yang sedemikian Zamkhsyari > dan Abu > al-Baqa’> itu menjadi salah satu aspek menganggapnya lemah, karena qasamitu kemukjizatan.68 kusus untuk nama Allah yang Agung tidak Abu al-Baqa’> ‘Abd Allah> al-‘Akbari,> untuk yang lain.70 dalam karyanya al-Tibyan> fi > I’rab> al-Qur’an 11. Sebagian Mufassir lain menjelaskan bahwa al-ahruf{ al-muqatt} a’ah} Tafsir> al-Muntakhab karya Lajnah semuannya merupakan bentuk isim, namun ‘Ulama’> al-Azhar> di sana disebutkan dalam pengucapan alif ini menyamai huruf. bahwaAllah-lah yang mengetahui maksud Sedangkan lam> disebutkan untuk huruf dari huruf-huruf tersebut, namun dalam yang akhir orang yang mengucapkan. Dalil tafsir ini dijelaskan hikmah dari al-ahruf{ al- bahwa al-hrufal{ -muqatt} a’ah} merupakan muqatt} a’ah} yaitu al-Qur’an sebagai kitab isim adalah bahwa setiap al-ahrufal{ - Mu’jizat, di mana al-Qur’an tersusun dari muqatt} a’ah} menunjukkan arti atas dirinya huruf-huruf tersebut, huruf yang berasal sendiri yang sifatnya mabni. Al-Ahrufal{ - dari bahasa sehari-hari orang Arab. Namun muqatt} a’ah} merupakan lafat hurufyang meskipun al-Qur’an disusun dari bahasa dinamainya seperti halnya bunyi suara yang telah digunakan oleh orang Arab burung gagak. Kemudian al-Baqa’> mereka tidak mampu menandinginya, tidak menyebutkan bahwa dalam segi mampu mendatangkan semisal al-Qur’an. dalam struktur kalimat, Huruf-huruf tersebut ketika dibaca suaranya اﱂ penempatan lafat setidaknya terdapat tiga pendapat: dapat menjadi daya tarik bagai kaum a. Al-Jarr dengan dibuat sebagai qasam musyrikin untuk lebih memperhatikan al- (sumpah) dengan huruf qasamnya Qur’an.71 -dihilangkan seperti contoh ِ Abu > Bakr al-Jazairi> > dalam Aisar al اﱠ ﻟََﺘـْﻔﻌﻠَ ﱠﻦ dengan lafat Allah dibaca jarr. َ Tafasi> r,> iamenjelaskan bahwa tidak ada b. Nasab} , kira-kiranya ada dua. Pertama, riwayat dari Nabi Saw yang menafsirkan al- seperti bentuknya jarr : ِ ahruf{ al-muqatt} a’ah} dan keberadaannya اﱠ َﻷَْﻓـﻌَﻠَ ﱠﻦ ataudengan kalimat ِ . menjadi bagian dari ayat-ayat mutasyabihat َاﻟْﺘـﺰﻣ ُﺖ اﱠ ِأَي اﻟْﻴِﻤﲔ ﺑِﻪ .Kedua, ditarkib sebagaiَ َ maf’uَ l,> kiraَْ - yang hanya diketahui oleh Allah Swt kiranya adalah sehingga penjelasan yang benar adalah اﺗْ ُﻞ اﱂ Allah-lah yang) ﷲ أﻋﻠﻢ ﲟﺮادﻩ ﺑﺬﻟﻚ :c. Rofa’> ,dengan ditarkib sebagai mubtada’ dengan dan huruf setelahnya menjadi khabar.69 mengetahui maksud dari huruf-huruf Sebagaimana yang diungkapkan tersebut). Penyebutan huruf-huruf ini oleh ‘Abd Allah> al-‘Akbari > di atas, al-Samin> memiliki faidah agar ayat al-Qur’an dapat al-Kullijuga> menjelaskan bahwa terdapat menarik hati orang-orang-orang musyrik.72 tiga pendapat terkait al-al-ahrufal{ - Begitu pula dalam tafsir al-Jalalain> muqat}t}a’ah: menggunakan ungkapan yang hampir sama a. Al-Ah{rufal-muqat}t}a’ah merupakan nama ketika berhadapan dengan al-ah{ruf al- 73 atau اﱂ" اﱠ ْأَﻋﻠَﻢ ِﲟُﺮ ِادِﻩ ﺑِِﻪ dari huruf-huruf hijaiyah. muqatt} a’ah} misalnya َ b. Al-Ah{ruf al-muqat}t}a’ah merupakan lafat yang mu’rab (bisa menerima i’ra>b). 70 Al-Samin> al-Kulli,> al-Dur al-Mas}un> fi> ‘Ilm al- Pendapat ini sebagaimana yang dipilih Kitab> al-Maknu>n, (t.tp.: t.p., t.th.), juz 1, h. 32. oleh al-Zamakhsyari> .> 71 Lajnah ‘Ulama’> al-Azhar,> Tafsi>r al- Muntakhab (t.tp.: Mauq’ al-Tafasi> r,> t.th.), juz 1, h. 68 Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas al- 329. Qur’an., h. 240. 72 Abu > Bakr al-Jazairi> ,> Aisar al-Tafa>sir,> (t.tp.: 69 Abu al-Baqa’> ‘Abd Allah> al-‘Akbari,> al- Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.), juz 1, h. 7. Tibya>n fi > I’ra>b al-Qur’an, tahq. ‘AliMuh> ammad{ al- 73 Jalal> al-Din> al-Suyut> i} ,> wa al-Mahalli} ,> Tafsir> Bajawi> > (t.tp.:’I al-Babi> > al-Halbi{ ,> t.th.), juz I, h. 14. Jalalain,> (t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.), h. 481. 42 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an dengan ungkapan yang sama dengan al- dengan menggunakan nama ikan yang 74 78 .Hal hidup di atas bumi .اﳌﺺ" اﱠ ْأَﻋﻠَﻢ ِﲟُﺮ ِادﻩِ ﺑَِﺬﻟِ َﻚ :Jazairi> > yaitu serupa juga dipilih olehَ As’ad Humed{ dalam Kesimpulan Dari penjelasan tentang beberapa ﷲ أﻋﻠَﻢ :Aisar al-Tafasi> r> dengan ungkapan ُ ْ ُ 75 -Sikap yang jelas juga diungkapkan sikap mufassir terhadap al-ahruf{ al .ِﲟُﺮ ِادﻩ ِ olehَ Abu> Haya{ n> Muhammad{ dalam muqatt{ a’ah{ di atas,maka dapatlah diambil karyanya Tafsir> al-Bahr{ al-Muhi{ t> ,} setelah ia kesimpulan bahwa dalam menghadapi al- menjelaskan berbagai pendapat dari ahruf{ al-muqatt{ a’ah,{ paramufassir terbagi mufassir tentang makna al-ahruf{ al- menjadi tiga golongan, yaitu: muqatt} a’ah,} ia mendukung pendapat a. Ulama yang bersikap tawaqquf(tidak jumhur yang menganggap bahwa al-ahruf{ mentafsirkan dan mentakwilkan) al-muqatt} a’ah} adalah bagian ayat terhadap al-ahruf{ al-muqatt{ a’ah{ dengan mutasyabiha> t> yang maknanya hanya mengatakan “ ِ ِ ” (Allah وُﻫﻮ ْأَﻋﻠَﻢ ِﲟُﺮاَدﻩ ﻣْﻨﻬﺎ -diketahui oleh Allah.76 yang mengetahui maksudُ dariَ َ huruf اﱠ :Ulama lain, ‘Abd al-Rahma{ n> al-Sa’di > huruf tersebut) atau dengan berkata :mengungkapkan sikapnya dengan memilih ِ ِ ِ ِ ِ atau dengan berkata اﱠ ْأَﻋﻠَﻢ ْأَﻋﻠَﻢ ﲟَُﺮادﻩ ﺑ َﺬﻟ َﻚ Di antara mufassir yang termasuk.ِﲟُﺮ ِادِﻩ ﺑِِﻪ tidak ikut berkomentar terkait dengan <,makna al-ahruf} al-muqatt} a’ah} dengan golonganَ ini adalah Abu > Bakr al-Jazairi meyakini bahwa Allah tidak menurunkan Jalal> al-Din,> dan As’ad Humed. ayat tersebut dengan sia-sia, pasti ada b. Ulama yang menganggapal-ahruf{ al- hikmah di dalamnya, hanya saja manusia muqatt} a’ah} sebagai ayat mutasyabiha> t> tidak mengetahuinya.77 dan berusaha menafsirkan huruf-huruf Abu al-Hasan{ ‘Ali > al-Wah> idi{ > dalam tersebut. Kebanyakan ulama dalam Tafsir> al-Wajiz> memberikan makna kelompok ini menafsirkan al-ahruf{ al- terhadap al-ahruf{ al-muqatt} a’ah} dengan muqatt} a’ah} dengan pendekatan memilih salah satu pendapat Ibn ‘Abbas> bahasa/linguistik (al-tafsir> al-lugawi).> Di antara mufassir yang termasuk dalam أﻧﺎ ﷲ diartikan dengan اﱂ :saja, di antaranya Aku adalah Allah Tuhan Yang Maha kelompok ini adalah Abu al-Baqa’> ‘Abd) أﻋﻠﻢ Allah> al-‘Akbari, al-Samin> al-Kulli, dan أﻧﺎ ﷲ أﻋﻠﻢ ِوأُﻓﺼﻞ diartikan اﳌﺺ ,(Mengetahui .Aku Allah adalah Tuhan Mahaّ Mengetahui Abu > al-Qasim> al-Zamkhsyari) -c. Ulama yang menganggap al-ahruf{ al أﻧﺎ ﷲ diartikan اﻟﺮ ,(dan Maha Menentukan Aku adalah Allah Yang Maha Melihat), muqat}t}a’ah sebagai ayat mustaya>biha>t) أرى Aku dan berusaha mentakwilkan huruf-huruf) أﻧﺎ ﷲ ﱠاﻟﺮﲪﻦ juga diartikan denganاﻟﺮ tersebut. Kebanyakan mufassir yang ﻛﻬﻴﻌﺺ ,(adalah Allah Yang Maha Pengasih memiliki pandangan sufi>berani ﷲ ٍﻛﺎف ﳋﻠﻘﻪ ، ٍﻫﺎد ﻟﻌﺒﺎدﻩ ، ﻳﺪﻩ diartikan dengan Allah Maha mentakwilkan huruf-huruf tersebut) ﻓﻮق أﻳﺪﻳﻬﻢ ، ﻋﺎﱂ ﺑﱪﻳﱠﺘﻪ ، ٌﺻﺎدق ﰲ وﻋﺪﻩ ,(Mencukupi kebutuhanٌ hamba-hamba-Nya, dengan metode mukasyafah> (kebatinan Pemberi petunjuk, kekuasaan-Nya di atas misalnya Sahal al-Tustari, Abu al-Hasan{ kekuasaan hamba-hamba-Nya, Maha ‘Ali > al-Wah> idi{ , dan‘Abd al-Qadir> al- Mengetahui semua makhuk-Nya, Maha Jailani> . diartikan dengan ص,(Benar dalam janji-Nya ن Maha Benar Allah), dan) ﺻﺪق ﷲ merupakan bentuk qasam (sumpah)

74Ibid. juz 2,h. 462. 75Humed,{ Aisar al-Tafasi> r,> (t.tp.: Mauqi’ al- Tafasi> r,> t.th.), h. 295. 76Abu > Haya{ n> Muhammad,{ Tafsi>r al-Bah{r al- Muh{i>t} (t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.), juz 1, h. 28. 77 ‘Abd al-Rahma{ n> al-Sa’di,> Taisir al-Kari>m fi> Tafsir> Kala>m al-Mannan,> (t.tp.: Muassasah al-Risalah,> 78 Abu al-Hasan{ ‘Ali > al-Wah> idi{ >, Tafsi>r al-Waji>z 2000), juz 1, h. 40. (t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.), juz 1, h. 3. 43 Jurnal Samawat. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017

Bibliography

Anwar, Abu, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar ,Pekanbaru: Amzah, 2002 Anwar, Rosihan,Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2000 ‘Ajami,> ‘Abd al-Fatah } bin al-Sayyid, Hidayah> al-Qari> > ila > Tajwid> Kalam> al-Bari> ,> Madinah: Maktabah Tayy} ibah, t.th Al-Alusi> ,> Syihab> al-Din> Mahmu} d,> Tafsir> al-Alusi> ,> Beirut: Dar> Ih{ya’> al-Turas> \ al-‘Arabi,> t.th Al-‘Akbari,> Abu al-Baqa’> ‘Abd Allah,> al-Tibyan> fi > I’rab> al-Qur’an, tahq. ‘AliMuh> ammad{ al- Bajawi> ,> t.tp.:’Isa< > al-Babi> > al-Ha{ lbi,> t.th Baljon, J.M.S., Al-Qur’an Dalam Interpretasi Modern, terj. Eno Syafrudien, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1990 Bell, Richard, Bell’s Introduction to The Qur’an, terj. Taufik Adnan Amal, Rajawali Press,1991 Al-Buruswi,> Ismail Haqqi,{ Ruh> { al-Bayan,> terj. H.M.D. Dahlan, Bandung: CV. Diponegoro,1995 Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an,Surabaya: Dunia Ilmu, 2009 Hermawan, Acep, ‘Ulumul Quran: Ilmu untuk Memahami Wahyu, Bandung: PT Rosdakarya, 2011 Husain, Agil, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalihan Hakiki, cet. 2, Jakarta: Ciputat Press, 2002 Humed,{ Aisar al-Tafasi> r,> t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th Ichwan, M. Nur, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: RaSAIL, 2008 Ibn Khaldun, Muqadimah Ibn Khaldun,> t.t.p.: Mauqi’ al-Waraq,> t.th.. Al-Maktabah al- Syamilah> versi 2.11 Ibn Kasi\ r,> Tafsir Ibn Kasir, terj. Bahrun Abu Bakar, Cet. Ke 5, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005 Al-Jailani> ,> ‘Abd al-Qadir, Tafsir> al-Jailani> > , bahs \ wa al-Tahqiq Dr. Muhammad Fadil al- Jailani> > al-Hasani{ al-Husaini} > al-Tailani > al-Jamasraqi,> Istanbul: Markaz al-Jailani> > Lilbuhus} \ al-Ilmiyah, t.th Al-Jazairi,> Abu > Bakr ,> Aisar al-Tafasi> r,> t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th Kholis, Nur,Pengantar Studi Al-Qur’an dan Al-Hadits, cet 1, Yogyakarta: Teras, 2008 Al-Kulli,> Al-Samin,> al-Dur al-Mas}u>n fi> ‘Ilm al-Kitab> al-Maknu>n, t.tp.: t.p., t.th Lajnah ‘Ulama’> al-Azha>r, Tafsir> al-Muntakhab, t.tp.: Mauq’ al-Tafasi> r,> t.th Malik> bin al-Haja{ j> ‘Umar bin al-Khidir} bin Nabi,> al-Z}a>hirah al-Qur’a>niyah, Damaskus, Suriah: Dar> al-Fikr, 2000 Muhammad,{ Abu > Haya{ n,> Tafsir> al-Bahr{ al-Muhi{ t> }, t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.. Mahmu{ d,> Badr Hanafi{ ,> al-Basi>t} fi> ‘Ilm al-Tajwi>d, t.t.p: t.p., t.th Al-Nabhan,> Muhamm’ad} Faru> q,> al-Madkhal ila > ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Halba:{ Dar> ‘Alam< al-Qur’an,> 2005 Nasar,} ‘Atiyah} Qabil,> Ga>yah al-Mari>d fi> ’Ilm al-Tajwi>d, Kairo: al-Tab’ah{ al-Sani’ah,> t.th 44 Ali Abdur Rohman, Huruf-huruf Misterius dalam al-Qur’an

Al-Qatt} a} n,> Manna’> Khalil,> Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, cet ke-13, Jakarta: PT Mitra Kerjaya Indonesia, 2002 Qutb, Sayyid, Tafsir> fi > Zhilail Qur’an, terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Rabbani Press, 2000 Ramli, Abdul Wahid, Ulumul Qur’an I, Jakarta: Rajawali, 1993 Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, cet. 19, Bandung: Mizan,2007 Soemabarta, Iskandar AG, Pesan-Pesan Numerik Al-Qur’an II, Republika: Jakarta, 2006. Al-Sa{ lih> ,{ Subh{ I,{ > Mabah> is} \ fi > ‘Ulum> al-Qur’an,> Beirut: Dar> al-‘Ilm al-Malayi> >n, 2000 Al-Suyut> i} ,> Jalal> al-Din,> al-Itqan> fi > ‘Ulum> al-Qur’an,> t.tp.:t.p., t.th. Al-Maktabah al- Syamilah> versi 2.11 Al-Suyut> i} ,> Jalal> al-Din,> & al-Mahalli} ,> Tafsir> Jalalain,> t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th.. Al-Taba’t{ aba} ’i> ,> Tasir> al-Miza> n,> t.t.p.: Mauqi’ al-Kausar, t.th.. Al-Maktabah al- Syamilah> versi 2.11 Al-Tabari,{ Abu > Ja’far,> Jami’> al-Bayan> fi > Ta’wil> al-Qur’an,> t.t.p.: Muasaah al-Risalah,> 2000. Al-Maktabah al-Syamilah> versi 2.11 Watt, W. Montgomery, Pengantar Studi Al-Qur’an, Terj. Taufik Adnan Amal Jakarta: CV Rajawali, 1991 Al-Wah> idi} ,> Abu al-Hasan{ ‘Ali,Tafsi> r> al-Wajiz,> t.tp.: Mauqi’ al-Tafasi> r,> t.th Al-Zarkasyi,> Badr al-Di>n Muhammad,} al-Burhan> fi > ‘Ulum> al-Qur’an,> Beirut: Dar> Ihya} ’> al- Kutub al-‘Arabiyyah,1957> Al-Zarqani,> Muhammad} ‘Abd al-‘Azi} m,> Manahil> al-‘Irfan> fi > ‘Ulum> al-Qur’an,> t.tp.:Mauqi’ Maktabah al-Madinah> al-Raqimiyyah, t.th. Al-Maktabah al-Syamilah> versi 2.11 Zaini, Hasan,Tafsir Tematik ayat-ayat Kalam Tafsir Al-Maraghi, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 Zaid, Nasr Hamid Abu, Menalar Firman Tuhan: Wacana Majas Dalam Al-Qur’an Menurut Mu’tazilah, terj. Abdurrahman Kasdi dan Hamka Hasan, Mizan: Bandung, 2003 Zaid, Nasr Hamid Abu,Tekstualitas Al-Qur’an: Kritik terhadap Ulumul Qur’an, terj. Khoiron Nahdliyyin, Yogyakarta: LKis, 1993

45