Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
REPRESENTASI FEMINISME LIBERAL DALAM SINETRON: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP SINETRON KITA NIKAH YUK REPRESENTATION OF LIBERAL FEMINISM IN SOAP OPERA: SEMIOTIC ANALYSIS TO SOUP OPERA TITLED KITA NIKAH YUK Nur Zaini Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta Jalan Imogiri Barat KM. 5 Yogyakarta, Indonesia email : [email protected] (Diterima: 5 September 2014; Direvisi: 29 Oktober 2014; Disetujui terbit: 7 November 2014) Abstrak Penelitian ini mengambil topik tentang representasi feminisme liberal dalam sinetron Kita Nikah Yuk. Permasalahan yang diungkap bagaimana representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika C.S. Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut mencakup 5 hal antara lain perempuan bukan kelompok marginal, perempuan bukan kelas kedua, perempuan juga berpikir secara cerdas, kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan, serta perempuan tidak lemah. Kelima representasi tersebut terlihat melalui penampilan tokoh Mawar dan Mirna. Pemilihan tema seperti ini perlu dipertahankan dan diikuti oleh pembuat sinetron lainnya agar sinetron tidak hanya sebagai tontonan melainkan juga sebagai tuntunan. Kata kunci : representasi, feminisme liberal, sinetron, semiotika. Abstract This study chose the topic of representation of liberal feminism in the soap opera titled Kita Nikah Yuk. The problems revealed how the representation of liberal feminism in the soap opera. In accordance with the problem, the purpose of this study was to describe the representation of liberal feminism in the soap opera. This study used a qualitative approach to the method of semiotics CS Peirce. The results show that the representation of liberal feminism in the soap opera among other things includes 5 women are not marginalized groups, women are not second class, women also think intelligently, social equality between men and women, and women are not weak. Fifth representation is seen through the appearance of characters Mawar and Mirna. The selection of a theme like this needs to be maintained and followed by the other soap opera makers that it’s not only as a spectacle but also as a education. Keywords : representation, liberal feminism, soap opera, semiotics. PENDAHULUAN mengindikasikan adanya gambaran praktik patriarkhi. Hal ini terlihat pada adegan Dalam perkembangan sinetron ketika tokoh Hana membaca pesan pendek sekarang ini, seperti terlihat pada episode di telepon seluler milik suaminya bernama awal sinetron yang ditayangkan oleh Bram, dan ternyata Bram selingkuh RCTI, tema dalam sinetron secara sepintas dengan perempuan lain. Sebaliknya, KNY masih mencerminkan eksistensi mengawali cerita dengan adegan-adegan perempuan. Dua sinetron itu berjudul yang mengindikasikan gambaran Catatan Hati Seorang Istri (CHSI) dan feminisme liberal melalui tokoh bernama Kita Nikah Yuk (KNY) yang keduanya Mawar. Tokoh Mawar ditampilkan sebagai mengawali cerita dengan adegan-adegan sosok perempuan yang bekerja di sektor yang berbeda. Dari awal, CHSI sudah pubik, di sebuah hotel sebagai eksekutif 209 Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 muda. Menyimak perkembangan sinetron khalayak sudah merasa senang, mereka di Indonesia seperti tercermin dari dua akan tetap menonton sinetron, termasuk sinetron RCTI di atas, judul dan tema sinetron CHSI dan NKY. dalam sinetron memang tidak mengalami Dua sinetron yang hingga saat ini pergerakan yang signifikan. Sinetron yang masih ditayangkan oleh RCTI tersebut ditayangkan oleh lembaga penyiaran juga tidak terlalu bagus dalam hal kualitas televisi masih lebih banyak mengekspos isi cerita. Mereka mengangkat tema seperti perempuan dari dua sisi yang berlawanan kebanyakan sinetron pada tahun-tahun baik dan buruk. Judul dan tema dalam sebelumnya yakni tentang kehidupan sinetron yang lama dan baru memang tidak seorang perempuan di kota metropolitan. jauh berbeda, dan substansi yang diusung Namun, produser jeli dalam menerapkan pun sama sekali tidak berubah meskipun strategi produksi. Mereka menggunakan perjalanan waktu sudah berubah. Kondisi “star system”, yaitu produksi sinetron yang semacam itu menunjukkan bahwa produser mengutamakan popularitas bintang dan sutradara masih berpegang pada utamanya (Sujarwo 2010, 11). Untuk hukum kuno yakni dengan keinginan dasar sinetron CHSI, produser memasang Dewi menghadirkan tontonan (Sujarwo 2010, Sandra, Ashraf Sinclair, Yasmine 11). Wildblood, dan Baim Wong, dan NKY Sinetron yang diproduksi dengan menampilkan Naysilla Mirdad, Ringgo format tontonan berarti hanya bertujuan Agus Rohman, Lidya Kandou, Meriam sekedar untuk menghibur khalayak Belina, dan Ira Maya Sopha. Dengan sehingga proses produksinya jauh dari demikian, daya tarik kedua sinetron idealisme untuk memenuhi fungsi lain tersebut bukan pada isi cerita, melainkan misalnya fungsi informasi dan pendidikan. pada bintang utamanya. Apalagi ketika pada posisi sebagai media Meskipun demikian, isi cerita hiburan, yang dikejar biasanya aspek dalam dua sinetron karya Sinema Art bisnis semata dalam rangka mencari tersebut mengangkat tema yang berbeda keuntungan sebanyak-banyaknya karena tentang kehidupan perempuan. Sosok Hana menurut Kitley “tujuan utama (Dewi Sandra) sebagai tokoh utama dalam penyelenggara siaran komersial adalah CHSI digambarkan sebagai perempuan mengantarkan penonton kepada para yang sudah menikah dan dikhianati pengiklan agar mereka dapat memikat suaminya, sedangkan Mawar (Naysilla perhatian pemirsa serta memuaskan Mirdad) sebagai tokoh utama dalam NKY tujuan ekonomis mereka” (Labib 2002, adalah seorang gadis yang masih dalam 32). Selain itu, untuk mencapai tujuan proses mendapatkan suami. Hana sudah ekonomis, lembaga penyiaran komersial menjadi korban superioritas laki-laki yang selalu memikirkan bagaimana acaranya mencerminkan ideologi patriarkhi, dapat sukses pada posisi rating tinggi. sedangkan Mawar justru menunjukkan Ketika produser dan sutradara sudah kemandiriannya dan sangat tegas dalam berkiblat pada pencapaian rating tinggi, menentukan suami yang mencerminkan mereka biasanya kurang memerhatikan ideologi feminisme. Penggambaran kualitas karena diproduksi dengan sistem tentang perempuan yang menderita seperti kejar tayang (Sujarwo 2010, 12). Namun, Hana dalam CHSI sudah banyak ditemui bagaimanapun kualitas sinetron, ketika dalam sinetron-sinteron lainnya. Adapun 210 Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini penggambaran tentang perempuan yang termasuk teks media sehingga bekerja di kantor, tegas, dan mandiri permasalahannya adalah bagaimana seperti Mawar dalam NKY masih jarang representasi feminisme dalam sinetron diangkat dalam sinetron sebelumnya. Kita Nikah Yuk ?, dan tujuannya adalah Untuk itu, penelitian tentang penggambaran untuk mendeskripsikan representasi perempuan yang merepresentasikan ideologi feminisme dalam sinetron Kita Nikah Yuk. feminisme liberal dalam sinetron NKY Secara teoritis, hasil penelitian ini menarik untuk dilakukan. diharapkan akan menambah wawasan Perbincangan tentang tema yang tentang referensi terkait teori dan metode digambarkan dalam sinetron berarti yang digunakan dalam penelitian ini untuk berkaitan dengan istilah representasi penelitian yang akan datang. Secara media, yakni menunjuk pada bagaimana praktis, hasil penelitian ini bisa menambah seseorang, kelompok, gagasan atau wawasan peneliti tentang representasi pendapat tertentu ditampilkan dalam feminisme dalam sinetron Kita Nikah Yuk. pemberitaan (Eriyanto 2006, 113). Hal ini Selain itu, hasil penelitian ini dapat juga tentunya juga berlaku terhadap tema-tema digunakan sebagai bahan referensi bagi yang ditampilkan dalam program-program peneliti lain terkait analisis representasi televisi lain, termasuk sinetron. Ini berarti dalam sinetron. Penelitian sebelumnya bahwa tema tentang feminisme dalam tentang perempuan pernah dilakukan oleh sinetron merupakan representasi feminisme Nur Zaini (2009) yang mengambil topik dalam sinetron. Dalam hal ini, representasi tentang gender dan ideologi dalam terkait dengan gagasan atau pendapat sinetron. Dengan menggunakan analisis tentang feminisme yang ditampilkan dalam semiotika C. S. Peirce, hasil penelitian sinetron. menunjukkan bahwa 2 sinetron yang Ide representasi merupakan sentral menjadi objek penelitian berjudul Seka dan untuk memahami produksi makna melalui Melati Untuk Marve mengandung teks. Teks bukan apa-apa, melainkan ketidakadilan gender dan kesetaraan merupakan representasi baik dalam bentuk gender. Sejalan dengan dua hal tersebut, 2 pengertian secara material maupun sinetron itu juga menunjukkan adanya dua ideologis. Secara material, teks merupakan ideologi, yakni ideologi patriarkhi dan sesuatu yang dibuat, produk teknologi, feminisme. Sinetron dengan judul Sekar gambar pada layar, atau sekumpulan tanda lebih merepresentasikan ketidakadilan pada halaman (buku atau bahan cetak gender dan ideologi patriarkhi, sedangkan lainnya). Secara ideologis, teks senetron berjudul Melati Untuk Marvel merepresentasikan ide-ide (Burton 2005, lebih merepresentasikan kesetaraan gender 61). Lebih jelas lagi bahwa kenyataannya, dan ideologi feminisme liberal. teks media selalu memiliki ideologi Dalam perjalanan beberapa tahun dominan dan membawa kepentingan- berikutnya, sudah ada beberapa