REPRESENTASI FEMINISME LIBERAL DALAM SINETRON: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP SINETRON KITA NIKAH YUK

REPRESENTATION OF LIBERAL FEMINISM IN SOAP OPERA: SEMIOTIC ANALYSIS TO SOUP OPERA TITLED KITA NIKAH YUK

Nur Zaini Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta Jalan Imogiri Barat KM. 5 Yogyakarta, Indonesia email : [email protected] (Diterima: 5 September 2014; Direvisi: 29 Oktober 2014; Disetujui terbit: 7 November 2014)

Abstrak

Penelitian ini mengambil topik tentang representasi feminisme liberal dalam sinetron Kita Nikah Yuk. Permasalahan yang diungkap bagaimana representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika C.S. Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut mencakup 5 hal antara lain perempuan bukan kelompok marginal, perempuan bukan kelas kedua, perempuan juga berpikir secara cerdas, kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan, serta perempuan tidak lemah. Kelima representasi tersebut terlihat melalui penampilan tokoh Mawar dan Mirna. Pemilihan tema seperti ini perlu dipertahankan dan diikuti oleh pembuat sinetron lainnya agar sinetron tidak hanya sebagai tontonan melainkan juga sebagai tuntunan. Kata kunci : representasi, feminisme liberal, sinetron, semiotika.

Abstract

This study chose the topic of representation of liberal feminism in the soap opera titled Kita Nikah Yuk. The problems revealed how the representation of liberal feminism in the soap opera. In accordance with the problem, the purpose of this study was to describe the representation of liberal feminism in the soap opera. This study used a qualitative approach to the method of semiotics CS Peirce. The results show that the representation of liberal feminism in the soap opera among other things includes 5 women are not marginalized groups, women are not second class, women also think intelligently, social equality between men and women, and women are not weak. Fifth representation is seen through the appearance of characters Mawar and Mirna. The selection of a theme like this needs to be maintained and followed by the other soap opera makers that it‘s not only as a spectacle but also as a education. Keywords : representation, liberal feminism, soap opera, semiotics. PENDAHULUAN mengindikasikan adanya gambaran praktik patriarkhi. Hal ini terlihat pada adegan Dalam perkembangan sinetron ketika tokoh Hana membaca pesan pendek sekarang ini, seperti terlihat pada episode di telepon seluler milik suaminya bernama awal sinetron yang ditayangkan oleh Bram, dan ternyata Bram selingkuh RCTI, tema dalam sinetron secara sepintas dengan perempuan lain. Sebaliknya, KNY masih mencerminkan eksistensi mengawali cerita dengan adegan-adegan perempuan. Dua sinetron itu berjudul yang mengindikasikan gambaran Catatan Hati Seorang Istri (CHSI) dan feminisme liberal melalui tokoh bernama Kita Nikah Yuk (KNY) yang keduanya Mawar. Tokoh Mawar ditampilkan sebagai mengawali cerita dengan adegan-adegan sosok perempuan yang bekerja di sektor yang berbeda. Dari awal, CHSI sudah pubik, di sebuah hotel sebagai eksekutif

209

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 muda. Menyimak perkembangan sinetron khalayak sudah merasa senang, mereka di Indonesia seperti tercermin dari dua akan tetap menonton sinetron, termasuk sinetron RCTI di atas, judul dan tema sinetron CHSI dan NKY. dalam sinetron memang tidak mengalami Dua sinetron yang hingga saat ini pergerakan yang signifikan. Sinetron yang masih ditayangkan oleh RCTI tersebut ditayangkan oleh lembaga penyiaran juga tidak terlalu bagus dalam hal kualitas televisi masih lebih banyak mengekspos isi cerita. Mereka mengangkat tema seperti perempuan dari dua sisi yang berlawanan kebanyakan sinetron pada tahun-tahun baik dan buruk. Judul dan tema dalam sebelumnya yakni tentang kehidupan sinetron yang lama dan baru memang tidak seorang perempuan di kota metropolitan. jauh berbeda, dan substansi yang diusung Namun, produser jeli dalam menerapkan pun sama sekali tidak berubah meskipun strategi produksi. Mereka menggunakan perjalanan waktu sudah berubah. Kondisi —star system“, yaitu produksi sinetron yang semacam itu menunjukkan bahwa produser mengutamakan popularitas bintang dan sutradara masih berpegang pada utamanya (Sujarwo 2010, 11). Untuk hukum kuno yakni dengan keinginan dasar sinetron CHSI, produser memasang Dewi menghadirkan tontonan (Sujarwo 2010, Sandra, Ashraf Sinclair, Yasmine 11). Wildblood, dan Baim Wong, dan NKY Sinetron yang diproduksi dengan menampilkan Naysilla Mirdad, Ringgo format tontonan berarti hanya bertujuan Agus Rohman, Lidya Kandou, Meriam sekedar untuk menghibur khalayak Belina, dan Ira Maya Sopha. Dengan sehingga proses produksinya jauh dari demikian, daya tarik kedua sinetron idealisme untuk memenuhi fungsi lain tersebut bukan pada isi cerita, melainkan misalnya fungsi informasi dan pendidikan. pada bintang utamanya. Apalagi ketika pada posisi sebagai media Meskipun demikian, isi cerita hiburan, yang dikejar biasanya aspek dalam dua sinetron karya Sinema Art bisnis semata dalam rangka mencari tersebut mengangkat tema yang berbeda keuntungan sebanyak-banyaknya karena tentang kehidupan perempuan. Sosok Hana menurut Kitley —tujuan utama (Dewi Sandra) sebagai tokoh utama dalam penyelenggara siaran komersial adalah CHSI digambarkan sebagai perempuan mengantarkan penonton kepada para yang sudah menikah dan dikhianati pengiklan agar mereka dapat memikat suaminya, sedangkan Mawar (Naysilla perhatian pemirsa serta memuaskan Mirdad) sebagai tokoh utama dalam NKY tujuan ekonomis mereka“ (Labib 2002, adalah seorang gadis yang masih dalam 32). Selain itu, untuk mencapai tujuan proses mendapatkan suami. Hana sudah ekonomis, lembaga penyiaran komersial menjadi korban superioritas laki-laki yang selalu memikirkan bagaimana acaranya mencerminkan ideologi patriarkhi, dapat sukses pada posisi rating tinggi. sedangkan Mawar justru menunjukkan Ketika produser dan sutradara sudah kemandiriannya dan sangat tegas dalam berkiblat pada pencapaian rating tinggi, menentukan suami yang mencerminkan mereka biasanya kurang memerhatikan ideologi feminisme. Penggambaran kualitas karena diproduksi dengan sistem tentang perempuan yang menderita seperti kejar tayang (Sujarwo 2010, 12). Namun, Hana dalam CHSI sudah banyak ditemui bagaimanapun kualitas sinetron, ketika dalam sinetron-sinteron lainnya. Adapun

210

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini penggambaran tentang perempuan yang termasuk teks media sehingga bekerja di kantor, tegas, dan mandiri permasalahannya adalah bagaimana seperti Mawar dalam NKY masih jarang representasi feminisme dalam sinetron diangkat dalam sinetron sebelumnya. Kita Nikah Yuk ?, dan tujuannya adalah Untuk itu, penelitian tentang penggambaran untuk mendeskripsikan representasi perempuan yang merepresentasikan ideologi feminisme dalam sinetron Kita Nikah Yuk. feminisme liberal dalam sinetron NKY Secara teoritis, hasil penelitian ini menarik untuk dilakukan. diharapkan akan menambah wawasan Perbincangan tentang tema yang tentang referensi terkait teori dan metode digambarkan dalam sinetron berarti yang digunakan dalam penelitian ini untuk berkaitan dengan istilah representasi penelitian yang akan datang. Secara media, yakni menunjuk pada bagaimana praktis, hasil penelitian ini bisa menambah seseorang, kelompok, gagasan atau wawasan peneliti tentang representasi pendapat tertentu ditampilkan dalam feminisme dalam sinetron Kita Nikah Yuk. pemberitaan (Eriyanto 2006, 113). Hal ini Selain itu, hasil penelitian ini dapat juga tentunya juga berlaku terhadap tema-tema digunakan sebagai bahan referensi bagi yang ditampilkan dalam program-program peneliti lain terkait analisis representasi televisi lain, termasuk sinetron. Ini berarti dalam sinetron. Penelitian sebelumnya bahwa tema tentang feminisme dalam tentang perempuan pernah dilakukan oleh sinetron merupakan representasi feminisme Nur Zaini (2009) yang mengambil topik dalam sinetron. Dalam hal ini, representasi tentang gender dan ideologi dalam terkait dengan gagasan atau pendapat sinetron. Dengan menggunakan analisis tentang feminisme yang ditampilkan dalam semiotika C. S. Peirce, hasil penelitian sinetron. menunjukkan bahwa 2 sinetron yang Ide representasi merupakan sentral menjadi objek penelitian berjudul Seka dan untuk memahami produksi makna melalui Melati Untuk Marve mengandung teks. Teks bukan apa-apa, melainkan ketidakadilan gender dan kesetaraan merupakan representasi baik dalam bentuk gender. Sejalan dengan dua hal tersebut, 2 pengertian secara material maupun sinetron itu juga menunjukkan adanya dua ideologis. Secara material, teks merupakan ideologi, yakni ideologi patriarkhi dan sesuatu yang dibuat, produk teknologi, feminisme. Sinetron dengan judul Sekar gambar pada layar, atau sekumpulan tanda lebih merepresentasikan ketidakadilan pada halaman (buku atau bahan cetak gender dan ideologi patriarkhi, sedangkan lainnya). Secara ideologis, teks senetron berjudul Melati Untuk Marvel merepresentasikan ide-ide (Burton 2005, lebih merepresentasikan kesetaraan gender 61). Lebih jelas lagi bahwa kenyataannya, dan ideologi feminisme liberal. teks media selalu memiliki ideologi Dalam perjalanan beberapa tahun dominan dan membawa kepentingan- berikutnya, sudah ada beberapa penelitian kepentingan tertentu (Sobur 2009, 95). yang juga mengangkat topik tentang Dalam hal ini, teks tersebut tidak hanya perempuan dalam media. Penelitian kedua berkaitan dengan aspek linguistik, tetapi mengambil objek komedi situasi (drama) dalam arti luas seperti berita, film, iklan, yang dilakukan oleh Jack Simmon dan fashion, fiksi, puisi, dan drama (Sobur Leigh E. Rich (2013) dengan judul 2009, 123). Ini berarti sinetron juga Feminisme Ain‘t Funny: Woman as —Fun-

211

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226

Killer,“ Mother as Monster in the mengonstruksi wanita single sebagai American Sitcom dengan menggunakan wanita mandiri yang mampu menentukan metode analisis isi dan Grounded Theory. jalan hidup mereka, serta memiliki jenjang Mereka menganalisis isi program komedi pendidikan yang tinggi dan karir yang situasi yang ditayangkan di America pada lebih baik. 1959 sampai dengan 2004 dalam Penelitian berikutnya, kelima, perspektif feminisme. Hasil penelitian terkait berita pada media online tentang menunjukkan bahwa program komedi pembunuhan Holly di Apartemen situasi menegaskan kembali stereotip —Kalibata City“ pada 30 September utama perempuan yakni antara lain sebagai 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Nur perempuan tradisional, perempuan bebas, Zaini (2013) membahas representasi dan perempuan modern. perempuan dalam perspektif ideologi Penelitian ketiga dilakukan oleh patriarkhi dengan menggunakan metode Lukman Hakim (2013). Hasil penelitian analisis wacana model Sara Mills. Hasil terhadap film Ketika Cinta Bertasbih 2 penelitian menunjukkan bahwa representasi (KCB 2) menyebutkan antara lain bahwa perempuan meliputi perempuan lemah dan reperesentasi perempuan dalam film —KCB marjinal, perempuan buruk, dan 2“ berbeda dengan film bergenre agama di perempuan salah. Indonesia pada umumnya yang Topik tentang perempuan memang menggambarkan perempuan sebagai masih menjadi tren dalam penelitian isi makhluk yang bersifat pasif. Dengan media pada 5 tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan metode semiotika, film juga mengambil topik tentang perempuan. —KCB 2“ juga dinilai sebagai representasi Objek penelitian adalah sama dengan kaum feminis Islam post-tradisional yang penelitian pertama dan kedua (acara TV), berusaha untuk medekonstruksi ulang topik penelitian berbeda dengan empat perempuan Jawa dengan menafsirkan penelitian di atas, dan sama dengan ulang ajaran Islam sesuai realitas sosial penelitian kedua (feminisme). Metode kontemporer dan tradisi. penelitian sama dengan penelitian pertama Penelitian tentang bagaimana dan ketiga (semiotika). Dengan demikian, media menampilkan perempuan yang juga penelitian ini sebetulnya berbeda dengan merambah ke media lain, termasuk media penelitian sebelumnya karena penelitian cetak dan online. Penelitian keempat ini ini mengambil topik tentang feminisme tentang konstruksi perempuan di rubrik dengan menggunakan metode semiotika. CC Single pada majalah Cita Cinta edisi Januari sampai Desember 2009 oleh Helen LANDASAN TEORI Diana Diva (2011). Penelitian ini bertujuan Penelitian ini mengambil topik untuk menggambarkan bagaimana artikel tentang representasi feminisme dalam CC Single dalam majalah Cita Cinta sinetron dengan kajian semiotika. Untuk mengonstruksi realitas perempuan itu, teori-teori yang terkait antara lain Indonesia dengan menggunakan analisis isi tentang representasi, feminisme, dan metode kualitatif berdasarkan framing semiotika. Deskripsi berikut mencakup analisis oleh Entman dan teori feminisme teori-teori tersebut. liberal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Cita Cinta

212

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini

Representasi liberal juga menekankan nalar sebagai Stuart Hall menyatakan bahwa pijakan bagi perempuan untuk bisa representasi merupakan —using language to memperoleh kedudukan setara dengan say something meaningful about, or to laki-laki dalam hal kesempatan dan hak. represent, the world meaningfully, to other Hal ini berarti bahwa perempuan juga people“ (Hall 2000, 15). Dalam hal ini, harus mempunyai kemampuan berpikir representasi merupakan bagian penting secara cerdas agar bisa meraih posisi dari proses dimana makna diproduksi dan sederajat dengan laki-laki. Sementara itu, disampaikan kepada orang lain. Hall juga Kholilah Ats-Tasbitah mengemukakan menyebutkan bahwa representasi bahwa feminisme liberal merupakan faham merupakan —the production of meaning of yang berjuang untuk menghapuskan the concepts in our minds through perbedaan seksual sebagai langkah awal language“ (Hall 2000, 17). Ini berarti menuju kesetaraan sejati (Azis 2007, 61). bahwa representasi merupakan produksi Untuk mewujudkan kesetaraan sosial makna dalam pikiran kita melalui bahasa. antara laki-laki dan perempuan dapat Sementara itu, Burton menyatakan bahwa dilakukan dengan membangun paradigma ide representasi merupakan sentral untuk bahwa laki-laki dan perempuan memiliki memahami produksi makna melalui teks. kesederajatan sehingga tidak ada rasa Teks merupakan representasi baik dalam superioritas bagi kaum laki-laki. bentuk pengertian secara material maupun Pada bagian lain, Asmaeny Azis ideologis (Burton 2005, 61). Adapun juga menyatakan bahwa perempuan sudah Eriyanto lebih memfokuskan istilah tidak bisa lagi dianggap sebagai kelas representasi pada pemberitaan baik pada kedua dalam struktur sosial dan budaya media cetak maupun elektronik seperti TV (Azis 2007, 65-66). Perempuan sudah (Eriyanto 2006, 113). Istilah representasi tidak bisa dianggap lemah karena secara menunjuk pada bagaimana seseorang, satu nyata perempuan telah menampilkan kelompok, gagasan atau pendapat tertentu wajah dan tingkah laku yang elegan bagi ditampilkan dalam pemberitaan. Pertama, kepentingan kemanusiaan. Perempuan apakah seseorang, satu kelompok, gagasan harus didorong sebagai salah satu elemen atau pendapat tertentu ditampilkan yang akan melawan ketidakadilan dan sebagaimana mestinya, apa adanya atau resistensi struktur sosial. Bias cara berpikir diburukkan. Kedua, bagaimana yang selalu menempatkan perempuan representasi tersebut ditampilkan, yaitu sebagai kelas marginal dan terpinggirkan terkait dengan kata, kalimat, aksentuasi akan melahirkan cara bersikap dan dan bantuan foto macam apa seseorang, bertindak yang juga memojokkan satu kelompok, gagasan atau pendapat perempuan dalam realitas sosial. Asmaeny tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Azis selanjutnya juga menyatakan bahwa, bagi feminisme liberal, konstruksi sosial Feminisme Liberal budaya adalah bentukan sosial yang Dengan mengutip pendapat Alison menempatkan perempuan sebagai Jagar, Tong menyatakan bahwa politisi kelompok marginal. Untuk itu, konstruksi liberal mempunyai konsep bahwa manusia sosial budaya semacam itu harus memiliki keunikan dalam kapasitas untuk dihancurkan (Azis 2007, 75). bernalar (Azis 2007, 58). Feminisme

213

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226

Sinetron sendiri dikomunikasikan melalui Sinetron sebagai akronim dari seperangkat tanda. Teks media yang sinema elektronik adalah sandiwara tersusun atas seperangkat tanda tersebut bersambung yang disiarkan oleh stasiun tidak pernah membawa makna tunggal. televisi. Berdasarkan makna dari kata Teks media selalu memiliki ideologi sinema, produksi sinetron tidak jauh dominan yang terbentuk melalui tanda berbeda dengan film layar putih. Seperti tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa teks halnya naskah film layar putih, naskah media membawa kepentingan-kepentingan sinetron juga disebut sebagai skenario. tertentu (Sobur 2009, 95). Dalam hal teks Perbedaanya adalah antara lain terletak dalam semiotika, menurut Roland Barthes pada jenis kamera yang digunakan. bahwa —semiotika dapat meneliti teks Produksi film layar lebar menggunakan dimana tanda-tanda terkodifikasi dalam kamera optik, sedangkan sinetron sebuah sistem. Dalam hal ini, teks tersebut menggunakan kamera elektronik. Selain tidak hanya berkaitan dengan aspek itu, pengambilan gambar pada film layar linguistik, tetapi dalam arti luas seperti putih biasanya menggunakan angle lebar, berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi, dan sedangkan sinetron biasanya menggunakan drama“ (Sobur 2009, 123). angle close shoot (Wibowo 2007, 226- Salah satu model semiotika 227). Sinetron merupakan fenomena khas dikemukakan oleh C.S Peirce (1839-1914) dalam pertelevisian Indonesia. Program ini dalam Pateda. Menurut Peirce, tanda lahir pada 1980-an di Televisi Republik adalah —something which stands to Indonesia (TVRI) yang kemudian somebody for something in some respect berkembang bersamaan dengan hadirnya or capacity“ (Sobur 2013, 41). Dia lima stasiun TV swasta, yakni RCTI, mengemukakan teori segitiga makna SCTV, TPI, , dan Indosiar pada (triangle meaning) yang terdiri atas sign awal 1990-an (Sujarwo 2010, 10). Setelah (tanda), object (objek), dan interpretant itu, bermunculan stasiun TV lainnya, dan (interpretan). Salah satu bentuk tanda semakin banyak sinetron yang (sign) adalah kata. Sedangkan objek ditayangkan. Dari sisi penceritaan, sinetron (object) adalah sesuatu yang dirujuk tanda. merupakan drama yang menyajikan cerita Sementara interpretan (interpretant) adalah dari berbagai tokoh secara bersamaan. tanda yang ada dalam benak seseorang Masing-masing tokoh memiliki alur cerita tentang objek yang dirujuk oleh sebuah sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum tanda. Ketika ketiga elemen makna menjadi suatu kesimpulan sehingga akhir tersebut berinteraksi dalam benak cerita menjadi terbuka dan seringkali tanpa seseorang, muncullah makna tentang penyelesaian. Cerita dalam sinetron sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. biasanya diabuat berpanjang-panjang Gambar 1 menunjukkan —Segitiga Makna“ selama masih ada pemirsa yang mau oleh Peirce (Sobur 2009, 115). menontonnya (Morissan 2009, 2013).

Semiotika Sebagai sebuah bidang kajian, semiotika digunakan untuk menganalisis teks media dengan asumsi bahwa media itu Gambar 1. Segitiga Makna (Sobur 2009, 115)

214

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini

Arti dari masing-masing elemen penelitian, peneliti mengunduh sinetron dalam —Segitiga Makna“ diuraikan dengan tersebut, episode 1 dan 2, dari lebih komprehensif oleh Fiske (1990) dan www.youtube.com pada tanggal 25 Littlejohn (1998) (Kriyantono 2006, 263) September 2014. Penentuan episode yaitu: tersebut didasarkan pada pertimbangan 1. Tanda (sign) adalah sesuatu yang bahwa tema yang menjadi fokus pada berbentuk fisik yang dapat ditangkap episode tersebut dianggap masih asli. oleh panca indera manusia dan Dalam arti, tema cerita belum merupakan sesuatu yang merujuk mendapatkan pengaruh dari kepentingan (merepresentasikan) hal lain di luar rating dan kejar tayang. Pengumpulan data tanda itu sendiri. Acuan tanda ini dilakukan dengan dua teknik yang saling disebut objek. mendukung satu sama lain, antara lain 2. Objek (object) adalah konteks sosial observasi dan dokumentasi. Observasi, yang menjadi referensi dari tanda atau yakni dengan cara menonton soft file sesuatu yang dirujuk tanda. sinetron yang terdiri dari dua episode. 3. Interpretan (interpretant) adalah konsep Peneliti mengamati adegan demi adegan pemikiran dari orang yang dari dua episode dalam sinetron yang menggunakan tanda dan kemudian medapatkan data dalam bentuk menurunkannya ke suatu makna tanda visual berupa potongan gambar, dan tertentu atau makna yang ada dalam tanda verbal berupa dialog yang diucapkan benak seseorang tentang objek yang oleh para tokoh. Dokumentasi, yaitu dirujuk sebuah tanda. dengan mengumpulkan data tertulis seperti Teori dari Peirce menjadi grand buku maupun artikel yang dimuat pada theory dalam semiotika. Gagasannya jurnal dan situs internet tentang bersifat menyeluruh dan merupakan representasi, feminisme liberal, sinetron, deskripsi struktutal dari semua sistem semiotika, dan materi lain yang dapat penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi mendukung penelitian. Untuk partikel dasar dari tanda dan menganalisis data dalam bentuk tanda menggabungkan kembali semua komponen visual berupa potongan gambar, dan tanda dalam struktur tunggal (Sobur 2009, 97). verbal berupa dialog yang diucapkan oleh Peirce, sebagai ahli logika dan filsuf, para tokoh dalam penelitian ini, peneliti secara bertahap menyadari pentingnya menggunakan analisis semiotika C.S. semiotika sebagai tindak menandai (the act Peirce dengan model —Segitiga Makna“. of signifying). Minatnya adalah pada Model ini menjelaskan bagaimana tanda makna yang ditemukan dalam relasi bekerja yakni bagaimana tanda terkait struktural tanda, manusia, dan objek (Fiske dengan objek dan interpretan. 2007, 65). Dalam menganalisis data, peneliti juga mengacu pada penerapan model METODE PENELITIAN —Segitiga Makna“ C.S. Peirce, Roland Dalam penelitian ini, peneliti Barthes, dan Sausure terhadap karya menggunakan satu judul sinetron berjudul komunikasi visual iklan layanan Kita Nikah Yuk (KNY) sebagai objek masyarakat di surat kabar yang dilakukan penelitian. Untuk mendapatkan data oleh Tinarbuko (Tinarbuko 2008, 42-50). Dia membedakan tanda menjadi dua

215

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 macam, yakni tanda visual berupa gambar tersebut justru bersikeras harus dan tanda verbal berupa tulisan pada iklan dipermasalahkan. Mawar pun terkejut tersebut. Selain itu, peneliti juga mengacu ketika pengendara tersebut mengetahui pada penerapan model —Segitiga Makna“ nama dia, dan Mawar menduga hal itu C.S. Peirce yang digunakan oleh pekerjaan ibunya yang ternyata sudah Kriyantono dalam menganalisis makna memasukkan Mawar dalam biro jodoh sosial lirik lagu berjudul Bongkar karya bernama —Kita Nikah Yuk“ karena usia Iwan Fals (Kriyantono 2007, 264). Dia Mawar sudah 27 tahun tapi belum menerapkan model itu dengan membuat menikah. tiga kotak dengan posisi satu di atas dan Ibunya bahkan juga menyuruh dua lainnya di bawah yang dihubungkan kakak ipar Mawar yang bernama Rafi dengan panah dua arah. Kotak atas adalah (Didi Haryadi) agar mencarikan suami komponen tanda berupa lirik lagu Iwan untuk Mawar, dan dia sudah Fals berjudul —Bongkar“, kotak bawah mendapatkannya. Calon itu bernama Wasit sebelah kanan adalah komponen objek (Ringgo Agus Rohman), seorang berupa fenomena pembangunan di pengacara. Mawar sebetulnya menolak ide Indonesia, dan kotak bawah sebelah kiri ibunya tersebut. Dia ingin hubungan merupakan komponen interpretan berupa dengan calon suami berjalan secara alami. sikap dan pemikiran Iwan Fals sebagai Namun, Rafi sudah mengatur pertemuan pencipta lagu. antara Mawar dan Wasit. Cerita kemudian berkembang dan HASIL PENELITIAN DAN memperlihatkan proses hubungan antara PEMBAHASAN Mawar dan Wasit. Cerita ditutup dengan Sinopsis Sinetron Kita Nikah Yuk adegan pada acara —Jodoh Fair“. Astrid Cerita diawali dengan adegan dan Mirna (ibunya Wasit) ternyata pergi ke ketika Mawar, seorang eksekutif muda, di acara tersebut. Mereka sama-sam suatu ruangan di sebuah hotel dan sedang mencarikan jodoh untuk anaknya. Astrid siap-siap mau bekerja. Ketika di lobby, dia mencarikan suami untuk Mawar, dan bertemu dengan anak buahnya yang Mirna mencarikan istri untuk Wasit. memberitahukan bahwa ada tamu yang Mereka dipertemukan oleh pengelola biro ingin bertemu, dan sudah menunggu di jodoh bernama Melisa. Mereka kemudian lobby. Tamu itu mengatakan akan saling bertukar biodata anaknya masing- menyewa sebuah ruangan untuk meeting. masing. Namun, mereka ternyata merasa Secara mengejutkan, tamu tersebut bahwa anak mereka tidak berjodoh. mengetahui nama dan nomor handphone Mereka bahkan kemudian saling Mawar yang ternyata mendapat nomor dari mengejek, dan terjadi perkelahian yang ibu Mawar. Dialog tidak dilanjutkan, dan mengakibatkan Astrid pingsan. kemudian beralih ke adegan lain ketika Representasi Feminisme Liberal dalam Mawar masuk ke mobil dan akan pulang, Sinetron KNY mobil Mawar ditabrak oleh pengendara 1. Perempuan Bukan Kelompok mobil lain dari belakang di tempat parkir. Marginal Karena mobilnya tidak rusak, Mawar tidak Istilah marginal biasa dipakai mempermasalahkan. Namun, pengendara dalam kaitannya dengan pengaruh ideologi

216

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini patriarkhi yang menempatkan perempuan Objek atau acuan dari tanda di atas pada sektor domestik. Dengan kata lain, bisa dilihat pada konteks sosial di perempuan menjadi terpinggirkan karena masyarakat saat ini. Banyak perempuan perannya lebih pada kegiatan di lingkup yang sudah tidak lagi hanya berkutat pada rumah tangga. Sinetron KNY urusan rumah tangga. Perempuan sudah menampilkan tokoh Mawar sebagai berbaur dengan laki-laki dalam dunia kerja pegawai pada sebuah hotel sehingga ini di sektor publik. Berdasarkan laporan menjadi sesuatu yang berlawanan dengan International Labour Organizatioan konsep patriarkhi, dan inilah yang menjadi (ILO), dari 173 negara yang disurvei, salah satu ajaran feminisme liberal yang tingkat partisipasi angkatan kerja menentang penempatan perempuan perempuan meningkat dari 54,8% pada sebagai kelompok marginal. 1995 menjadi 56,6% pada tahun 2004 (Siahaan 2009, 1). Sumber lain menyebutkan bahwa menurut data Badan Kepegawaian Negara (BKN), jumlah PNS perempuan menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2003, jumlah pegawai negeri sipil (PNS) perempuan adalah 1.475.720 orang, kemudian pada 2013 meningkat menjadi 2.102.197 orang. Di sisi lain, jumlah PNS laki-laki tidak Gambar 1. Model pakaian formal Mawar mengalami kenaikan berarti. Pada 2003 jumlah PNS laki-laki sebanyak 2.172.285 orang, lalu pada 2013 menjadi 2.260.608 orang. Kondisi ini juga mendorong perubahan komposisi antara PNS laki-laki dan perempuan. Pada 2003, perbandingan antara PNS laki-laki dan perempuan adalah 59:41. Sedangkan pada 2013 jumlahnya hampir sejajar yakni 52:48 (finance.detik.com 2014). Hal ini Gambar 2. Model rambut formal Mawar menunjukkan bahwa perempuan sudah mampu menembus pasar kerja di sektor Gambar 1 dan Gambar 2 publik dan menjadi pesaing bagi laki-laki. merupakan tanda visual yang Penempatan Mawar sebagai memperlihatkan tokoh Mawar sebagai perempuan pekerja di sektor publik (hotel) pegawai. Indikasi bahwa Mawar adalah merupakan hasil produksi makna pembuat sebagai pegawai dapat dilihat dari pakaian sinetron. Ini juga bisa dimaknai bahwa yang dikenakan, tempat di mana dia penggambaran Mawar dalam sinetron berada, dan model rambut. Dia KNY adalah representasi dari konsep mengenakan kemeja yang dibalut blazer, feminisme liberal yang memang tidak rok, stocking, dan sepatu, ditunjang dengan setuju adanya konstruksi sosial budaya model rambut yang ditata dengan gaya yang menempatkan perempuan sebagai formal seperti tampak pada Gambar 2. kelompok marginal. Bagi feminisme

217

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 liberal, konstruksi sosial budaya adalah Tanda di atas mengacu pada objek, bentukan sosial yang menempatkan yakni konteks sosial di masyarakat. Pada perempuan sebagai kelompok marginal. konteks sosial sekarang ini, perempuan Untuk itu, konstruksi sosial budaya mendapat posisi jabatan dalam suatu semacam itu harus dihancurkan. perusahaan memang sudah cukup banyak. Albelda, seorang guru besar dari

2. Perempuan Bukan Kelas Kedua University of Massachusets Boston, Dalam sinetron KNY, tokoh menyebutkan bahwa selain secara Mawar tidak hanya ditampilkan sebagai kuantitatif perempuan yang bekerja pada perempuan yang bekerja di sektor publik, organisasi meningkat, perempuan juga tetapi dia juga ditampilkan sebagai mampu menembus posisi manajerial yang eksekutif muda (www.sinemart.com). selama ini didominasi oleh laki-laki Sebagai eksekutif muda, dia berarti (Irianto 2007, 1). Menurut Menteri menduduki jabatan tertentu pada sebuah Pemberdayaan Perempuan dan hotel yang biasanya lebih banyak laki-laki Perlindungan Anak, Linda Amelia Sari yang mendapat posisi. Gambar 3 Gumelar, jumlah pejabat perempuan yang memperlihatkan Mawar (kanan, duduk di pemerintahan meningkat pada mengenakan blazer krem) yang sedang 2013. Peningkatan jumlah pejabat diberitahu anak buahnya bahwa ada tamu perempuan terjadi pada bidang eksekutif. yang ingin bertemu. Gambar 4 Dari 9 persen pada tahun 2009 menjadi 16 menunjukkan ketika Mawar menemuai persen pada tahun 2013. tamu di lobby. (www.tempo.co 2013). Beberapa perempuan yang menduduki jabatan bahkan tidak hanya sebagai eksekutif pada perusahaan, melainkan ada yang sebagai presiden (Megawati), menteri (Linda Amalia Sari Gumelar-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), anggota DPR (Dyah Pitaloka-PDIP), walikota (Tri Rismaharani-Walikota Surabaya), dan

Gambar 3. Mawar bersama anak buahnya lain-lain. Secara keseluruhan, tanda seperti tampak pada Gambar 3 dan Gambar 4 di atas juga merupakan makna yang diproduksi oleh pembuat sinetron. Dalam hal ini, perempuan melalui penggambaran tokoh Mawar juga dapat dimakani sebagai representasi konsep feminisme liberal yang menyatakan bahwa perempuan sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai kelas kedua dalam struktur sosial dan budaya. Pada kenyataannya, perempuan memang Gambar 4. Mawar saat menemui tamu tidak saja mampu bekerja di sektor publik,

218

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini tetapi juga bisa menduduki posisi jabatan. Perempuan juga mampu bersaing dengan laki-laki dalam meraih posisi. Perempuan bahkan mampu mencapai posisi yang lebih tinggi dibanding laki-laki.

3. Perempuan Juga Berpikir Secara Cerdas Tokoh Mawar ditampilkan sebagai perempuan yang mampu berpikir secara cerdas. Dia mampu berargumentasi dengan Gambar 6. Mawar beradu argumen dengan Wasit orang lain. Dalam sinetron KNY, tanda yang menunjukkan bahwa Mawar mampu Gambar-gambar di atas merupakan berpikir secara cerdas dan mampu tanda visual yang menunjukkan bahwa berargumentasi dengan laki-laki terlihat Mawar adalah perempuan yang mampu pada adegan ketika Mawar dengan Wasit berpikir secara cerdas. Kedua tanda berebut tempat parkir di depan sebuah tersebut didukung tanda verbal yang rumah makan. Gambar 5 memperlihatkan merupakan dialog antara Mawar dan Wasit ketika Mawar di dalam mobilnya dan antara lain sesuai Gambar 5: menyuruh Wasit yang berada di mobil Mawar:“.....Itu parkiran aku. Mendingan sebelahnya untuk memindahkan mobilnya kamu keluar deh“. karena dianggap sudah merebut tempat Wasit :“Bukannya tadi kamu mau keluar“. parkirnya. Mereka bertengkar dan Mawar Mawar:“Tadi aku keluar untuk ambil kemudian masuk ke dalam rumah makan ancar-ancar parkir di situ. Mendingan dengan meninggalkan Wasit yang masih di sekarang kamu keluar“. dalam mobil dan tidak bisa keluar dari mobil karena terpepet oleh mobil Mawar. Selain itu, tanda verbal lainnya Wasit kemudian berhasil menemui Mawar sesuai Gambar 6, dialog antara Mawar dan yang sedang duduk di kursi rumah makan. Wasit di dalam rumah makan: Mereka kemudian bertengkar. Namun, Wasit:“Ayolah pindah mobilnya...., ayo Mawar tidak mau mengalah karena dia dah...... “. merasa benar seperti tampak pada Gambar Mawar:“Aku gak mau itu. Itu bukan 6. urusan aku. Lagian itu salah kamu sendiri, kamu ngerebut tempat parkir orang, tempat parkir aku“.

Objek sebagai acuan dari tanda- tanda di atas dapat dilihat dari perkembangan peran para perempuan di sektor publik. Kalau mereka tidak mampu berpikir secara cerdas, mereka tidak mungkin dapat menjadi menteri, anggota DPR, pejabat eselon satu, direktur dan Gambar 5. Mawar menyuruh Wasit memindahkan mobilnya lain-lain. Terkait kemampuan 219

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 berargumentasi, sebagai menteri, mereka 4. Kesetaraan Sosial antara Laki-Laki harus mampu berargumentasi dalam rapat Dan Perempuan dengar pendapat dengan DPR. Sebagai Di kalangan mayarakat, masih anggota DPR, mereka juga harus mampu banyak anggapan beredar bahwa berargumentasi dalam rapat-rapat dengan perempuan seharusnya mengerjakan semua aggota DPR lainnya baik dalam satu fraksi pekerjaan rumah tangga (ruang privat), maupun dengan fraksi yang berbeda. sedangkan laki-laki seharusnya bekerja di Demikian halnya ketika menjadi pejabat luar rumah (ruang publik). Pada lainnya, mereka harus mampu kenyataannya, ini pun masih terlihat pada berargumentasi dengan orang lain pada kehidupan rumah tangga di masyarakat. saat harus berhadapan dengan masalah Seandainya suami dan istri sama-sama terkait dengan tugas-tugas mereka. berkerja, perempuan pun tetap harus Tanda visual dan tanda verbal di mengerjakan pekerjaan rumah tangga. atas juga merupakan produksi makna yang Komitmen perempuan pada rumah tangga dihasilkan oleh pembuat sinetron. Ini pun adalah abadi, sedangkan laki-laki pada juga dapat dimaknai sebagai bentuk rumah tangga adalah temporal representasi konsep feminisme liberal yang (Candraningrum 2013, 14). Anggapan diperlihatkan melalui penggambaran tokoh tersebut lebih banyak menyudutkan kaum Mawar, meskipun dalam konteks yang perempuan karena itu memang produk dari lebih sederhana. Pada dasarnya, feminisme kultur patriarkhi. liberal menekankan nalar sebagai pijakan bagi perempuan untuk bisa memperoleh kedudukan setara dengan laki-laki dalam hal kesempatan dan hak. Hal ini berarti bahwa perempuan juga harus mempunyai kemampuan berpikir secara cerdas agar bisa meraih posisi sederajat dengan laki- laki. Dalam kaitan ini, Mawar merupakan sosok perempuan tersebut. Sebagai perempuan, dia tidak rela ketika ada laki- laki yang seenaknya sendiri menyerobot Gambar 7. Mirna bicara dengan Wasit tempat parkirnya. Gaya bicara Mawar yang tegas menunjukkan bahwa dia adalah perempuan yang berpijak pada nalar dan berpikir cerdas ketika menghadapi laki- laki yang ingin menang sendiri. Sebagai perempuan, Mawar tidak takut berdebat dengan Wasit karena yakin bahwa dia yang berhak memarkir mobil di tempat tersebut.

Gambar 8. Jadwal yang dibuat Mirna

220

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini

Gambar 7 merupakan tanda visual membanggakan. Konsep parenting modern yang memperlihatkan ketika Mirna yang diadaptasi dari Barat yang mulai menyatakan alasan dia membuat jadwal dijalankan pasangan-pasangan kelas untuk suaminya. Tanda ini juga menangah urban ikut serta membentuk mengandung tanda verbal yang berupa fenomena ini. Kesetaraan gender pada kalimat yang diucapkan Mirna ketika pasangan muda ini mulai diwujudkan Wasit bertanya tentang jadwal yang dibuat melalui kerelaan pria dalam berbagi peran ibunya bahwa “Emak bikin peraturan domestik (www.femina.co.id). kayak gini karena babemu tiap hari Pada dasarnya, kegiatan perempuan keluyuran....“. Tanda visual kedua, dan laki-laki dalam rumah tangga Gambar 8, berupa jadwal yang dibuat oleh sebetulnya memang bisa dipertukarkan. Mirna dan harus dikerjakan oleh Subeni Riant Nugroho menjelaskan bahwa boleh setiap hari yang antara lain sikat kamar jadi urusan mendidik anak dan merawat mandi, bantu motong sayuran, sapu kebersihan rumah tangga dapat dilakukan halaman depan belakang, ke pengajian, oleh kaum laki-laki (Nugroho 2008, 8). nemenin emak sinetron, dan masih Oleh karena jenis pekerjaan itu bisa nemenin emak sinetron. dipertukarkan dan tidak bisa bersifat Objek atau rujukan dari tanda universal, apa yang sering disebut sebagai tersebut adalah bahwa sekarang ini kodrat (takdir Tuhan) terhadap kaum perempuan “berani“ mengatur suaminya perempuan dalam kasus mendidik anak juga lazim ditemui. Kata “berani“ dalam dan mengatur kebersihan rumah tangga, konteks ini tentunya dalam makna positif. sesungguhnya itulah yang dinamakan Perempuan mana yang suka ketika melihat gender. suaminya tidak pernah mau membantu Makna yang diproduksi oleh istrinya yang sibuk mengerjakan kegiatan pembuat sinetron ini dapat dilihat melalui rumah tangga, sedangkan suaminya sudah penggambaran tokoh Mirna, dan dapat tidak bekerja. Apalagi, pada dimaknai sebagai representasi salah satu perkembangan di masyarakat saat ini konsep feminisme liberal. Untuk sudah mulai berlaku apa yang disebut mewujudkan kesetaraan sosial antara laki- dengan “Bapak Rumah Tangga“. Sebutan laki dan perempuan dapat dilakukan ini sebetulnya berlaku dalam keluarga dengan membangun paradigma bahwa yang mana istri adalah yang mencari laki-laki dan perempuan memiliki nafkah, sedangkan suami tinggal di rumah kesederajadan sehingga tidak ada rasa mengurus rumah tangga. superioritas bagi kaum laki-laki (Zaida Pada konteks sosial sekarang ini, 2009). Hal ini pun berlaku dalam menurut Ratih Ibrahim, psikolog yang kehidupan rumah tangga. Suami tidak banyak menangani persoalan rumah boleh semena-mena terhadap istri. tangga, bahwa belakangan ada sebuah Apalagi, bagi suami yang tidak bekerja fenomena baru di masyarakat urban. Pasangan- seperti tokoh Subeni (ayah Wasit) dalam pasangan muda kelas menengah perkotaan sinetron KNY. Sudah tidak mencari nafkah berani mendobrak tradisi lama (bahwa untuk keluarga, kegiatan sehari-hari hanya suami bekerja di kantor, dan istri di keluyuran kesana-kemari. Wajar apabila rumah). Sekarang ini, bapak rumah tangga istrinya yang bernama Mirna (ibu Wasit) pun menjadi —profesi“ yang tak kalah

221

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 membuat aturan bagi suaminya agar mau kakaknya yang sudah berkeluarga dan membantu istrinya. tinggal bersamanya. Sebutan “Bapak Rumah Tangga“ menjadi posisi berbanding terbalik bila disandingkan dengan kata “superioritas laki-laki“. Dalam hal ini, laki-laki kemudian tidak lagi merasa superior terhadap perempuan. Hal ini mendorong terciptanya kesederajatan antara laki-laki dan perempuan. Inilah salah satu konsep feminisme liberal yang menghendaki bahwa untuk mewujudkan kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan dapat Gambar 9. Mawar akan masuk ke mobilnya dilakukan dengan membangun paradigma bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kesederajatan sehingga tidak ada rasa superioritas bagi kaum laki-laki.

5. Perempuan Tidak Lemah Konsep perempuan tidak lemah ditampilkan melalui tokoh Mawar. Tanda yang menunjukkan hal tersebut terlihat melalui potongan Gambar 9 dalam adegan ketika Mawar akan masuk ke dalam mobilnya yang kemudian dihidupkannya Gambar 10. Mawar akan menghidupkan mobilnya seperti pada Gambar 10. Dua gambar tersebut memeperlihatkan ketika Mawar Konteks sosial sekarang ini, akan pulang setelah bekerja di tempat kerja sebagai objek yang menjadi acuan dari (hotel) dengan membawa barang belanja tanda-tanda di atas, adalah bahwa banyak perempuan yang tidak mau merepotkan untuk keperluan di rumah. Ini menunjukkan bahwa berangkat dan pulang orang lain. Meskipun sudah bersuami kerja, Mawar mengendarai mobil sendiri. sekali pun, mereka juga pergi dan pulang kerja dengan mengendarai mobil atau Sebagai perempuan, Mawar tidak sepeda motor sendiri. Realitas sosial ini tergantung kepada orang lain, termasuk kepada laki-laki. Meskipun di rumahnya, memang contoh sederhana bahwa kakak iparnya juga setiap hari berangkat perempuan juga dapat tampil mandiri baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun dan pulang kerja dengan mengendarai orang lain. Kalau dilhat pada konteks mobil sendiri, Mawar tidak berangkat dan pulang bersama dia. Apa yang dilakukan sosial yang lebih luas, banyak perempuan Mawar tersebut sebagai salah satu yang tidak hanya berangkat dan pulang gambaran seorang perempuan mandiri. kerja dengan mengendarai mobil sendiri, melainkan mereka juga terlibat dalam Perempuan yang bekerja, dan hasil pendapatannya untuk menghidupi dirinya kegiatan positif di lembaga tempat mereka sendiri dan ibunya, termasuk membantu bekerja maupun bagi orang lain.

222

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini

Dalam konteks ini, hasil produksi Penampilan dua tokoh perempuan tersebut makna oleh pembuat sinetron disampaikan terlihat baik dalam bentuk tanda visual dan melalui penggambaran Mawar sebagai tanda verbal. Ide penempatan Mawar perempuan tidak lemah alias mandiri. sebagai perempuan pekerja dapat dimaknai Penggambaran ini merepresentasikan salah sebagai representasi dari konsep satu konsep feminisme liberal yang feminisme liberal yang memang tidak menganggap bahwa perempuan memang setuju adanya konstruksi sosial budaya sudah tidak bisa dianggap lemah secara yang menempatkan perempuan sebagai terus-menerus karena secara nyata kelompok marginal. Perempuan juga perempuan telah menampilkan wajah dan sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai tingkah laku yang elegan bagi kepentingan kelas kedua dalam struktur sosial dan kemanusiaan. Pada kenyataannya, banyak budaya. Pada kenyataannya, banyak perempuan yang tidak hanya mandiri, perempuan bisa mendapatkan posisi di tetapi mereka justru terlibat dalam kegiatan tempat kerjanya seperti Mawar yang membantu orang lain. Mereka, misalnya, bekerja sebagai eksekutif muda. mengikuti kegiatan-kegiatan kemanusian Feminisme liberal juga menekankan nalar baik untuk membantu sesama perempuan, sehingga perempuan harus mempunyai anak-anak, ataupun orang-orang yang kemampuan berpikir secara cerdas agar mengalami kesulitan. Mereka antara lain bisa meraih posisi sederajat dengan laki- bergabung dalam Komisi Perlindungan laki. Dalam kaitan ini, Mawar merupakan Anak Indonesia (KPAI) seperti Erlinda sosok perempuan tersebut. Sebagai yang menjabat sebagai KPAI dan beberapa perempuan, dia tidak takut beradu komisioner perempuan lainnya, Yuniyanti argumentasi dengan laki-laki. Tokoh Chuzaifah yang menjabat sebagai Ketua perempuan lainnya dalam sinetron KNY Komisi Nasional Perempuan (Komnas adalah bernama Mirna. Dia mendobrak Perempuan) periode 2010-2014, Siti Noor rasa superioritas kaum laki-laki, suaminya, Laila yang menjabat sebagai Ketua Komisi yang bernama Subeni. Menurut dia, suami Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas tidak boleh seenaknya sendiri terhadap HAM), dan perempuan-perempuan lain istrinya. Tokoh Subeni ditampilkan yang menduduki jabatan penting di sebagai sosok yang tidak mencari nafkah Indonesia. untuk keluarganya, kegiatan sehari-harinya hanya keluyuran kesana-kemari. Selain itu, PENUTUP dalam konsep feminisme liberal, Representasi feminisme liberal perempuan memang sudah tidak bisa dalam sinetron Kita Nikah Yuk (KNY) dianggap lemah secara terus-menerus mencakup 5 hal antara lain perempuan karena perempuan telah menampilkan bukan kelompok marginal, perempuan wajah dan tingkah laku yang elegan bagi bukan kelas kedua, perempuan juga kepentingan kemanusiaan. Pada berpikir secara cerdas, kesetaraan sosial kenyataannya, banyak perempuan yang antara laki-laki dan perempuan, serta tidak hanya mandiri, tetapi mereka justru perempuan tidak lemah. Ke lima terlibat dalam kegiatan membantu orang representasi tersebut terlihat melalui lain. Tokoh Mawar adalah representasi penampilan tokoh Mawar dan Mirna. dari konsep tersebut. Sebagai perempuan, dia tidak tergantung pada orang lain.

223

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226

Kemanapun dia pergi, dia mengendarai perempuan pada posisi yang “baik“ seperti mobil sendiri, meskipun di rumah ada dalam sinetron KNY adalah salah satu kakak iparnya yang juga bekerja dan contoh format tuntunan yang perlu mengendarai mobil sendiri. Topik tentang dipertahankan dan diikuti oleh pembuat perempuan memang masih menjadi tren sinetron lainnya. dalam penelitian isi media pada 5 tahun terakhir. Namun, penelitian-penelitian UCAPAN TERIMAKASIH sebelumnya lebih banyak mengangkat Artikel ini ditulis berdasarkan topik tentang perempuan yang ditampilkan penelitian mandiri yang didukung dana dalam media pada posisi yang tidak dari Balai Pengkajian dan Pengembangan menguntungkan. Lain halnya dalam Komunikasi dan Informatika (BPPKI) penelitian ini, topik tentang perempuan Yogyakarta. Untuk itu, peneliti diarahkan untuk memberikan gambaran mengucapkan terima kasih kepada segenap posisi perempuan yang menguntungkan. pimpinan BPPKI Yogyakarta. Mawar dan Mirna merupakan dua tokoh perempuan yang ditampilkan pada posisi DAFTAR PUSTAKA yang —baik“. Penempatan perempuan pada Aziz, Asmaeny. Feminisme Profetik. posisi tersebut merupakan representasi Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2007. konsep feminisme liberal yang memang Berger, Asa. Tanda-Tanda dalam menentang praktik-praktik ideologi Kebudayaan Kontemprer, Suatu patriarkhi. Praktik-praktik tersebut antara Pengantar, Penerjemah: M. Dwi lain menganggap perempuan sebagai Marianto dan Suanrto. Yogyakarta: kelompok marginal, kelas kedua, tidak Tiara Wacana, 2005. Burton, Graeme. Media and Society, mampu berpikir cerdas, tidak setara Critical Perspectives. England: Open dengan laki-laki, dan lemah. University Press, 2005. Sinetron merupakan hasil produksi Candraningrum, Dewi. 2013. “ kolektif dari berbagai keahlian, antara lain Superwoman Syndrome dan Devaluasi sutradara biasanya lebih mengutamakan Usia: Perempuan dalam Karier dan aspek —acting“ pemeran, kamerawan Rumah Tangga“. Jurnal Perempuan biasanya lebih menekankan aspek kualitas Vol. 18, No. 1. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempun. gambar, dan penulis scenario biasanya Eriyanto. Analisis Wacana, Pengantar lebih mengutamakan aspek tema cerita. Analisis Teks Media. Yogyakarta: Namun, idealisme sutradara, kamerawan, LkiS, 2006. dan penulis scenario biasanya —pudar“ oleh Fakih, Mansour. Analisis Gender dan idealism produser yang biasanya lebih Transformasi Sosial. Yogyakarta: mengutamakan aspek ekonomi atau —profit Pustaka Pelajar, 2006. oriented“. Sementara itu, khalayak pada Fiske, John. Cultural and Communication Studies, Sebuah Pengantar Paling perkembangan sekarang ini memanfaatkan Komprehensif. Penerjemah: Yosal media sudah dengan cara aktif dan selektif. Iriantara dan Idhi Subandy Ibrahim. Untuk itu, agar tidak ditinggalkan Yogyakarta & Bandung: Jalasutra, khalayak, sinetron sebaiknya tidak hanya 2007. dibuat dalam format sebagai tontonan, Hakim, Lukman. —Arus Baru Feminisme melainkan juga sebagai tuntunan. Islam Indonesia dalam Film Religi“. Jurnal Komunikasi Islam Vol. 03, No. Pemilihan tema dengan menampilkan

224

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini

02 (2013): 247-264. Diakses pada 29 Sobur, Alex. Analisis Teks Media; Suatu September 2014. Pengantar untuk Analisis Wacana, http://jki.uinsby.ac.id/index.php/jki/arti Analaisi Semiotik, dan Analisis cle/view/66/51 Framing. Bandung: PT. Remaja Hall, Stuart. Representation: Cultural Rosdakarya, 2009. Representations and Signifying ………...... Semiotika Komunikasi, Practices. London: Sage Publications, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. 2013. Irianto, Jusuf. —Perempuan dalam Praktek Sujarwo. Mitos Dibalik Kisah-Kisah Manajemen Sumber Daya Manusia“. Sinetron Dalam Perspektif: Hegemoni Masyarakat, Kebudayaan dan Politik dan Kapaitalisasi. Yogyakarta: Pustaka Vol. 20, No. 4 (2007-10): 257-265. Pelajar, 2010. Diakses pada 13 Oktober 2014. Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Pere Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2008. mpuan%20dalam%20Praktek%20Mana Wibowo, Fred. Dasar-Dasar Program je men.pdf. Televisi. Bandung: Mandar Maju, 1997. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Vida, Helen Diana. Konstruksi Perempuan Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada dalam Rubrik —CC Single“ di Majalah Media Group, 2007. Cita Cinta Edisi Januari œ Desember Labib, Muh. Potret Sinetron Indonesia, 2009“. Journal Communication Antara Realitas Virtual dan Realitas Spectrum Vol. 1, No. 1 (2011): 17-40. social. Jakarta: PT. Mandar Utama Tiga Diakses pada 29 September 2014. Books Division, 2002. http://jurnal.bakrie.ac.id/index.php/ Morissan. Manajemen Media Penyiaran, Journal_Communication_spectrum/ Strategi Mengelola Radio dan Televisi. article/download/2/2, Jakarta: Kencana Prenada Media Zaini, Nur. —Gender dan Ideologi dalam Group, 2009. Sinetron (Analisis Semiotika tentang Nugroho, Riant. Gender dan Strategi Representasi Gender dan Ideologi Pengarus-utamaannya di Indonesia. dalam Sinetron Sekar dan Melati Untuk Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Marvel)“. IPTEK-KOM Vol. 11, No. 2 Siahaan, Zulhaq Khomeini. —Analisis (2009): 162-182. Yogyakarta: BPPKI Sikap trhadap Perempuan sebagai Yogyakarta. Manajer: Studi Empiris pada ……………... —Karena Banyak Menuntut, Mahasiswa Program Studi Manajemen Nyawapun Tercabut. Kajian di Yogyakarta“. Fenomena Vol. 7, No. Representasi Perempuan dalam Berita 1 (2009): 22-33. Diakses pada 13 tentang Pembunuhan Holly di Media Oktober 2014. Online“. Prosiding Seminar (Diskusi) http://data.dppm.uii.ac.id/ Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan uploads/03%20siahaan.pdf. (2013). Yogyakarta: Balai Bahasa Simmon, Jack dan Leigh E. Rich. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. —Feminisme Ain‘t Funny: Woman as http://www.sinemart.com/tv.php?id=236. —Fun-Killer,“ Mother as Monster in the Diakses pada 7 Oktober 2014. American Sitcom“. Advances in http://www.femina.co.id/isu.wanita/topik.h Journalism and Communication, Vol.1, angat/ayah.rumah.tangga.pilihan.atau.k No.1 (2013): 1-12. Diakses pada 21 eadaan/005/007/239. Diakses pada 14 Oktober 2014. Oktober 2014. http://www.scirp.org/journal/ http://finance.detik.com/read/2014/08/25/0 PaperInformation. 93155/2671250/4/jumlah-pns- aspx?PaperID=29539. perempuan-sekarang-hampir-sama-

225

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226

dengan-laki-laki. Diakses pada 20 Perempuan-Meningkat-Tahun-Ini. Oktober 2014. Diakses pada 20 Oktober 2014. http://www.tempo.co/read/news/2013/12/1 3/215537216/Jumlah-Pejabat-

.

226