Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk REPRESENTASI FEMINISME LIBERAL DALAM SINETRON: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP SINETRON KITA NIKAH YUK REPRESENTATION OF LIBERAL FEMINISM IN SOAP OPERA: SEMIOTIC ANALYSIS TO SOUP OPERA TITLED KITA NIKAH YUK Nur Zaini Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta Jalan Imogiri Barat KM. 5 Yogyakarta, Indonesia email : [email protected] (Diterima: 5 September 2014; Direvisi: 29 Oktober 2014; Disetujui terbit: 7 November 2014) Abstrak Penelitian ini mengambil topik tentang representasi feminisme liberal dalam sinetron Kita Nikah Yuk. Permasalahan yang diungkap bagaimana representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika C.S. Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut mencakup 5 hal antara lain perempuan bukan kelompok marginal, perempuan bukan kelas kedua, perempuan juga berpikir secara cerdas, kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan, serta perempuan tidak lemah. Kelima representasi tersebut terlihat melalui penampilan tokoh Mawar dan Mirna. Pemilihan tema seperti ini perlu dipertahankan dan diikuti oleh pembuat sinetron lainnya agar sinetron tidak hanya sebagai tontonan melainkan juga sebagai tuntunan. Kata kunci : representasi, feminisme liberal, sinetron, semiotika. Abstract This study chose the topic of representation of liberal feminism in the soap opera titled Kita Nikah Yuk. The problems revealed how the representation of liberal feminism in the soap opera. In accordance with the problem, the purpose of this study was to describe the representation of liberal feminism in the soap opera. This study used a qualitative approach to the method of semiotics CS Peirce. The results show that the representation of liberal feminism in the soap opera among other things includes 5 women are not marginalized groups, women are not second class, women also think intelligently, social equality between men and women, and women are not weak. Fifth representation is seen through the appearance of characters Mawar and Mirna. The selection of a theme like this needs to Ee maintained and followed Ey the other soap opera makers that it‘s not only as a spectacle but also as a education. Keywords : representation, liberal feminism, soap opera, semiotics. PENDAHULUAN mengindikasikan adanya gambaran praktik patriarkhi. Hal ini terlihat pada adegan Dalam perkembangan sinetron ketika tokoh Hana membaca pesan pendek sekarang ini, seperti terlihat pada episode di telepon seluler milik suaminya bernama awal sinetron yang ditayangkan oleh Bram, dan ternyata Bram selingkuh RCTI, tema dalam sinetron secara sepintas dengan perempuan lain. Sebaliknya, KNY masih mencerminkan eksistensi mengawali cerita dengan adegan-adegan perempuan. Dua sinetron itu berjudul yang mengindikasikan gambaran Catatan Hati Seorang Istri (CHSI) dan feminisme liberal melalui tokoh bernama Kita Nikah Yuk (KNY) yang keduanya Mawar. Tokoh Mawar ditampilkan sebagai mengawali cerita dengan adegan-adegan sosok perempuan yang bekerja di sektor yang berbeda. Dari awal, CHSI sudah pubik, di sebuah hotel sebagai eksekutif 209 Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 209-226 muda. Menyimak perkembangan sinetron khalayak sudah merasa senang, mereka di Indonesia seperti tercermin dari dua akan tetap menonton sinetron, termasuk sinetron RCTI di atas, judul dan tema sinetron CHSI dan NKY. dalam sinetron memang tidak mengalami Dua sinetron yang hingga saat ini pergerakan yang signifikan. Sinetron yang masih ditayangkan oleh RCTI tersebut ditayangkan oleh lembaga penyiaran juga tidak terlalu bagus dalam hal kualitas televisi masih lebih banyak mengekspos isi cerita. Mereka mengangkat tema seperti perempuan dari dua sisi yang berlawanan kebanyakan sinetron pada tahun-tahun baik dan buruk. Judul dan tema dalam sebelumnya yakni tentang kehidupan sinetron yang lama dan baru memang tidak seorang perempuan di kota metropolitan. jauh berbeda, dan substansi yang diusung Namun, produser jeli dalam menerapkan pun sama sekali tidak berubah meskipun strategi produksi. Mereka menggunakan perjalanan waktu sudah berubah. Kondisi —star system“, yaitu produksi sinetron yang semacam itu menunjukkan bahwa produser mengutamakan popularitas bintang dan sutradara masih berpegang pada utamanya (Sujarwo 2010, 11). Untuk hukum kuno yakni dengan keinginan dasar sinetron CHSI, produser memasang Dewi menghadirkan tontonan (Sujarwo 2010, Sandra, Ashraf Sinclair, Yasmine 11). Wildblood, dan Baim Wong, dan NKY Sinetron yang diproduksi dengan menampilkan Naysilla Mirdad, Ringgo format tontonan berarti hanya bertujuan Agus Rohman, Lidya Kandou, Meriam sekedar untuk menghibur khalayak Belina, dan Ira Maya Sopha. Dengan sehingga proses produksinya jauh dari demikian, daya tarik kedua sinetron idealisme untuk memenuhi fungsi lain tersebut bukan pada isi cerita, melainkan misalnya fungsi informasi dan pendidikan. pada bintang utamanya. Apalagi ketika pada posisi sebagai media Meskipun demikian, isi cerita hiburan, yang dikejar biasanya aspek dalam dua sinetron karya Sinema Art bisnis semata dalam rangka mencari tersebut mengangkat tema yang berbeda keuntungan sebanyak-banyaknya karena tentang kehidupan perempuan. Sosok Hana menurut Kitley —tujuan utama (Dewi Sandra) sebagai tokoh utama dalam penyelenggara siaran komersial adalah CHSI digambarkan sebagai perempuan mengantarkan penonton kepada para yang sudah menikah dan dikhianati pengiklan agar mereka dapat memikat suaminya, sedangkan Mawar (Naysilla perhatian pemirsa serta memuaskan Mirdad) sebagai tokoh utama dalam NKY tujuan ekonomis mereka“ (/abib 2002, adalah seorang gadis yang masih dalam 32). Selain itu, untuk mencapai tujuan proses mendapatkan suami. Hana sudah ekonomis, lembaga penyiaran komersial menjadi korban superioritas laki-laki yang selalu memikirkan bagaimana acaranya mencerminkan ideologi patriarkhi, dapat sukses pada posisi rating tinggi. sedangkan Mawar justru menunjukkan Ketika produser dan sutradara sudah kemandiriannya dan sangat tegas dalam berkiblat pada pencapaian rating tinggi, menentukan suami yang mencerminkan mereka biasanya kurang memerhatikan ideologi feminisme. Penggambaran kualitas karena diproduksi dengan sistem tentang perempuan yang menderita seperti kejar tayang (Sujarwo 2010, 12). Namun, Hana dalam CHSI sudah banyak ditemui bagaimanapun kualitas sinetron, ketika dalam sinetron-sinteron lainnya. Adapun 210 Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk Nur Zaini penggambaran tentang perempuan yang termasuk teks media sehingga bekerja di kantor, tegas, dan mandiri permasalahannya adalah bagaimana seperti Mawar dalam NKY masih jarang representasi feminisme dalam sinetron diangkat dalam sinetron sebelumnya. Kita Nikah Yuk ?, dan tujuannya adalah Untuk itu, penelitian tentang penggambaran untuk mendeskripsikan representasi perempuan yang merepresentasikan ideologi feminisme dalam sinetron Kita Nikah Yuk. feminisme liberal dalam sinetron NKY Secara teoritis, hasil penelitian ini menarik untuk dilakukan. diharapkan akan menambah wawasan Perbincangan tentang tema yang tentang referensi terkait teori dan metode digambarkan dalam sinetron berarti yang digunakan dalam penelitian ini untuk berkaitan dengan istilah representasi penelitian yang akan datang. Secara media, yakni menunjuk pada bagaimana praktis, hasil penelitian ini bisa menambah seseorang, kelompok, gagasan atau wawasan peneliti tentang representasi pendapat tertentu ditampilkan dalam feminisme dalam sinetron Kita Nikah Yuk. pemberitaan (Eriyanto 2006, 113). Hal ini Selain itu, hasil penelitian ini dapat juga tentunya juga berlaku terhadap tema-tema digunakan sebagai bahan referensi bagi yang ditampilkan dalam program-program peneliti lain terkait analisis representasi televisi lain, termasuk sinetron. Ini berarti dalam sinetron. Penelitian sebelumnya bahwa tema tentang feminisme dalam tentang perempuan pernah dilakukan oleh sinetron merupakan representasi feminisme Nur Zaini (2009) yang mengambil topik dalam sinetron. Dalam hal ini, representasi tentang gender dan ideologi dalam terkait dengan gagasan atau pendapat sinetron. Dengan menggunakan analisis tentang feminisme yang ditampilkan dalam semiotika C. S. Peirce, hasil penelitian sinetron. menunjukkan bahwa 2 sinetron yang Ide representasi merupakan sentral menjadi objek penelitian berjudul Seka dan untuk memahami produksi makna melalui Melati Untuk Marve mengandung teks. Teks bukan apa-apa, melainkan ketidakadilan gender dan kesetaraan merupakan representasi baik dalam bentuk gender. Sejalan dengan dua hal tersebut, 2 pengertian secara material maupun sinetron itu juga menunjukkan adanya dua ideologis. Secara material, teks merupakan ideologi, yakni ideologi patriarkhi dan sesuatu yang dibuat, produk teknologi, feminisme. Sinetron dengan judul Sekar gambar pada layar, atau sekumpulan tanda lebih merepresentasikan ketidakadilan pada halaman (buku atau bahan cetak gender dan ideologi patriarkhi, sedangkan lainnya). Secara ideologis, teks senetron berjudul Melati Untuk Marvel merepresentasikan ide-ide (Burton 2005, lebih merepresentasikan kesetaraan gender 61). Lebih jelas lagi bahwa kenyataannya, dan ideologi feminisme liberal. teks media selalu memiliki ideologi Dalam perjalanan beberapa tahun dominan dan membawa kepentingan- berikutnya, sudah ada beberapa
Recommended publications
  • Rethinking National Identity in an Age of Commercial Islam: the Television Industry, Religious Soap Operas, and Indonesian Youth
    Rethinking National Identity in an Age of Commercial Islam: The Television Industry, Religious Soap Operas, and Indonesian Youth by Inaya Rakhmani, S.Sos (UI), MA (UvA) This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy at Murdoch University 2013 I declare that this thesis is my own account of my research and contains as its main content work which has not previously been submitted for a degree at any tertiary institution. ………………………………………….. Inaya Rakhmani ii ABSTRACT This thesis is about what it means to be Indonesian in an age of commercial Islam. It set out to understand the growing trend of “Islamisation” in Indonesian television after the end of the authoritarian New Order regime (1962 to 1998), which coincided with the rise of Islamic commodification in other sectors (Fealy, 2008). To achieve this, the thesis looks at the institutional practices, Islamic representation, and the reception of the most-watched television format with an Islamic theme, sinetron religi (religious drama). Studies on Indonesian television so far have focused on its structure, construct, and audience as separate entities (e.g. Sen & Hill, 2000; Kitley, 2000; Ida, 2006; Barkin, 2004; Loven, 2008). This thesis is the first research on Indonesian television that understands the institutional frameworks, identity constructs, and its reception as a whole. As the industry’s livelihood is determined by advertising revenue that relies on audience ratings, it is in the interest of the television stations to broadcast Islamic symbols that are acceptable to the general, “national” viewers. This study takes a look into the tension between Islamic ideologies and commercial interest in the practices that surround sinetron religi.
    [Show full text]
  • Analisis Gaya Bahasa Dalam Slogan Iklan Minuman Di Televisi
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Lumbung Pustaka UNY (UNY Repository) ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN IKLAN MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Oleh : LAZFIHMA 09210144003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 i ii iii PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini, saya Nama : Lazfihma NIM : 09210144003 Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Bahasa dan Seni menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan karya penulis. Sepanjang pengetahuan penulis skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau digunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi di perguruan tinggi lain, kecuali pada bagia-bagian tertentu yang penulis gunakan sebagai sumber penulisan. Pernyataan ini penulis buat dengan penuh kesadaran dan sesungguhnya apabila dikemudian hari ternyata tidak benar maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Yogyakarta, Februari 2014 Penulis Lazfihma NIM 09210144003 iv MOTTO Siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal tuhannya (Ali Bin Abi Thalib) Galau itu sehat, orang yang semakin galau itu impiannya semakin besar. (Mario Teguh) Seberat apapun kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan yakinlah bahwa ada kemudahan yang diberikan oleh Allah swt tetapi kita harus yakin akan
    [Show full text]
  • Mengungkap Kebohongan Program Televisi Di Indonesia
    BELIEVE Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia i ii BELIEVE Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia Kata Pengantar : Fajar Junaedi Filosa Gita Sukmono Editor: Fajar Junaedi, Bayu Chandra Kumara, Erwin Rasyid, Galuh Ratnatika, Maharani Dwi Kusuma Wardani, M.Bimo Aprilianto iii Believe Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia Hak cipta pada para penulis dan dilindungi oleh Undang-undang (All Rights Reserved) Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, halaman xvI + 348; 15,5 x 23,5 cm ISBN : 978-6027-636-81-1 Cetakan Pertama, 2015 Penulis: Aisyah Aprilinda R, Afran Irfan, Hesti Susliowati, Nisa Akmala, Mohamad Nurul Pamungkas, Erwin Rasyid, Maharani Dwi Kusuma Wardani, Mohamad Kasyfi Fitra, Naswhan Ihsan Fazil, Reza Dovi Saputra, Rifki Putri Mahbubati, Amelia Arista Putri, Fathi Yakan Muntazari, Evan Aksara, Akhmad Maulana Subkhi, Ragil Susanto, Kiki Rizki Pramanda, Bayu Chandra Kumara, Syarifah Khamsiawi, Devi Permatasari, Maulida Hazana, Muhammad Fatur Al Bashori, Muhammad Syahidul Mubarok, Yoska Pranata, Ari Prasatyo, Muhammad Naufal, Rima Sulistya Ningsih, Tri Prasetyo, Slamet Arifin, Alif Maulana, Galang Pambudi Anggara, Viddya Dwi Pradianty, Pri Anugrah, Puspita Septi Maharani, Anisati Sauma N, Bagus Haryo W, Septi Nugrahaini, Martina Ernaningsih, Fajar Adhi K, Haris Sugiharto, Intan Permatasari, Lisa Karunias Jati, Ravi Setya Ayu, Pratiwi Yunita Dwi Rahmawati, Wahyu Sugiharto, Yunia Rahmah, Galuh Ratnatika, Muhammad Aulia Rahman, Sintha Puspitaningrum, M.Bimo Aprilianto. Editor: Fajar Junaedi, Bayu Chandra Kumara, Erwin Rasyid, Galuh Ratnatika, Maharani Dwi Kusuma Wardani, M.Bimo Aprilianto Kata Pengantar : Fajar Junaedi Filosa Gita Sukmono Perancang Sampul: ? Ilustrasi Isi: All Editor Penata Letak: Ibnu Teguh W Pertama kali diterbitkan: Pertama kali diterbitkan oleh Mahasiswa peserta kelas Hukum Media Massa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY tahun ajaran 2014/2015.
    [Show full text]
  • The Rise of Teenagers-Segmented Islamic Transmission Through Popular Media in Indonesia Akh
    “TEEN ISLAM” The Rise of Teenagers-Segmented Islamic Transmission through Popular Media in Indonesia Akh. Muzakki IAIN Sunan Ampel, Surabaya - Indonesia Abstract: Religious-cum-cultural studies have lately noted the increasing concern of people with the religious life of the young and the teenagers. The production and consumption of Islam for teenagers have been widely undertaken. The publications, both print and non-print, have become evidence of this increasingly wide production and consumption of Islam for teenagers. Much has been written for examining this production and consumption of Islam. But, less has been devoted to analysing the growing production of Islam segmented for Muslim teenagers, particularly in relation to the historical context of the rise of this teenagers-segmented Islam, genres of this teenagers- segmented Islamic print publication, and the way of presenting Islamic ideas. This paper focuses on the rise of Islamic teen literature along with its different genres in a current context of Indonesia. In doing so, it is particularly concerned with the examination of the production of Islamic ideas among those Muslim teenagers through such a kind of print publication. Keywords: teen Islam, Islamic teen literature, popular media, Indonesian Islam. Introduction The religious life of young people or teenagers has recently become the deep concern of many religious-cum-cultural studies scholars. The publication of a book edited by James L. Heft entitled Passing on the Faith: Transforming Traditions for the Next Generation of Jews, Journal of Indonesian Islam; ISSN1978-6301 Published by the Institute for the Study of Religion and Society (LSAS) and the Postgraduate Program (PPs), the State Institute for Islamic Studies (IAIN) Sunan Ampel Surabaya - Indonesia Islamic Popular Media in Indonesia Christians, and Muslims1 justifies this increasingly deep concern.
    [Show full text]
  • Komunikasi Pemasaran Terpadu Radio Swasta Di Yogyakarta Dalam Memperoleh Pengiklan Dengan Konteks B2b
    KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU RADIO SWASTA DI YOGYAKARTA DALAM MEMPEROLEH PENGIKLAN DENGAN KONTEKS B2B (Studi Kasus Radio Swaragama FM dan Radio Geronimo FM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Soisal Budaya Universitas Islam Indonesia Oleh: Pretisya Rahmani 14321050 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2019 KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU RADIO SWASTA DI YOGYAKARTA DALAM MEMPEROLEH PENGIKLAN DENGAN KONTEKS B2B (Studi Kasus Radio Swaragama FM dan Radio Geronimo FM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Soisal Budaya Universitas Islam Indonesia Oleh: Pretisya Rahmani 14321050 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2019 i ii UNIKASI PEMASARAN TERPADU RADIO SWASTA DI YOGYAKARTA iii PERNYATAAN ETIKA AKADEMI iv MOTTO “Man Jadda Wajada” Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkan hasil. PERSEMBAHAN Karya ini peneliti persembahkan pada Keluarga, Teman-Teman, dan siapapun yang sering bertanya pada saya “Sya, kapan lulus? | Sya, kok gak lulus-lulus? | Sya, bagaimana skripsinya? | Sya, kapan wisuda? | dan lain-lain” dan skripsi ini juga saya persembahkan pada siapapun dan dimanapun mereka yang masih / sedang berjuang dalam kebaikan dan memperjuangkan masa depannya. Semoga Allah SWT selalu menunjukkan jalan yang terbaik untuk kita semua. Aamiin. Jangan Menyerah dan tetap semangat! ^_^ v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya sebagai peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
    [Show full text]
  • Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk
    REPRESENTASI FEMINISME LIBERAL DALAM SINETRON: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP SINETRON KITA NIKAH YUK REPRESENTATION OF LIBERAL FEMINISM IN SOAP OPERA: SEMIOTIC ANALYSIS TO SOUP OPERA TITLED KITA NIKAH YUK Nur Zaini Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta Jalan Imogiri Barat KM. 5 Yogyakarta, Indonesia email : [email protected] (Diterima: 5 September 2014; Direvisi: 29 Oktober 2014; Disetujui terbit: 7 November 2014) Abstrak Penelitian ini mengambil topik tentang representasi feminisme liberal dalam sinetron Kita Nikah Yuk. Permasalahan yang diungkap bagaimana representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika C.S. Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal dalam sinetron tersebut mencakup 5 hal antara lain perempuan bukan kelompok marginal, perempuan bukan kelas kedua, perempuan juga berpikir secara cerdas, kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan, serta perempuan tidak lemah. Kelima representasi tersebut terlihat melalui penampilan tokoh Mawar dan Mirna. Pemilihan tema seperti ini perlu dipertahankan dan diikuti oleh pembuat sinetron lainnya agar sinetron tidak hanya sebagai tontonan melainkan juga sebagai tuntunan. Kata kunci : representasi, feminisme liberal, sinetron, semiotika. Abstract This study chose the topic of representation of liberal feminism
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sudah demikian besar daya tariknya bagi masyarakat baik sebagai pihak penyelenggara siaran maupun sebagai penikmat siaran-siaran yang disajikan. Begitu besarnya daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan informasi suara dan gambar dengan program tayangan yang disajikan semakin menarik dan bervariatif. Perkembangan media massa ini tidak lepas dari sejarah media pendahulu lainnya. Demikian besar minat masyarakat pada media ini juga berpengaruh besar dampaknya baik sosial, budaya, politik, ekonomi dan sektor lain di kehidupan masyarakat. Pada tahun 1962 media televisi pertama di Indonesia muncul yaitu TVRI, yang juga bertepatan dengan dilangsungkannya Asian Games di gelanggang olah raga Senayan Jakarta. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia (TVRI) dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang. (Effendy, 1993, h. 54) Jika sejak tahun 1962 di Indonesia hanya dikenal satu stasiun televisi, yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI), maka dipenghujung decade 80-an dan awal decade 90-an, suasana pertelevisian menjadi meriah dengan munculnya stasiun tv lain yang dikelola swasta. Badan televisi swasta yang pertama adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di Jakarta yang dioperasikan sejak bulan April 1989 dan diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989 tepat pada hari lahirnya TVRI ke-28.
    [Show full text]
  • TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi
    TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi Bukan Hanya Menonton I i ii I Bukan Hanya Menonton TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi Kata Pengantar : Fajar Junaedi Editor : Baiq Rita Astari, Lintang Filia Ardiana, Monica Putri Wulandari, Eri Sri Wulandari, Larasati Rizky Apsari, Zul!kar Gazali, Enola Putri Ardianka, Zia Khusnun Amalia Bukan Hanya Menonton I iii TELEVISIAL Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi Hak cipta pada para penulis dan dilindungi oleh Undang-undang (All Rigths Reserved) Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, 15,5 x 23,5 cm, xii + 226 hal ISBN : 978-602-6751-16-4 Cetakan Pertama, 2016 Penulis Insania Sagita Belladina, Sulhi Azhari, Muhammad Firdaus Sam, Baiq Rita Astari, M.Ghazian Hawari, Siti Fitria Pellu, Larasati Rizky Apsari, Azka Adiba, Basudewa Suryo Ajie, Erik Bagus Prastyawan, Sondri Aryadi, Arief Fadhilah Putra, Adianty F. Sagala, Eri Sri Wulandari, Monica Putri Wulandari, Odi Susanto, Rio Candra Pratama, Zia Khusnun Amalia, Cintaning Prasmi Nabiila, Ade Rio Wibowo, Lintang Filia Ardiana, Muhammad Faisal Akbar, Syahrizal Maulana Hadis, Enola Putri Ardianka, Agung Pangeran Bungsu, Sachryn Fadullah H, Naila Nadila, Ragata Rahma Sejati, Nanda Setiawan, Budi Firdaus, Danang Aristya, Dita Herlinda Sekar Langit Putri, Rizky Rivaldo Haruna, Zul!kar Gazali. Editor : Baiq Rita Astari, Lintang Filia Ardiana, Monica Putri Wulandari, Eri Sri Wulndari, Larasati Rizky Apsari, Zul!kar Gazali, Enola Putri Ardianka, Zia Khusnun Amalia KataPengantar : Fajar Junaedi Perancang Sampul : M. Faisal Akbar, Nanda Setiawan, Budi Firdaus, Sulhi Azhari Ilustrator isi : All Editor Penata Letak : Ibnu Teguh W Pertama Diterbitkan : Pertama kali diterbitkan oleh Mahasiswa peserta kelas Hukum Media Massa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY tahun ajaran 2015/2016 Bekerjasama dengan : Buku Litera Minggiran MJ II/1121, RT 53/15 Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta.
    [Show full text]
  • BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil RCTI RCTI
    BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil RCTI RCTI merupakan singkatan dari Rajawali Citra Televisi Indonesia adalah stasiun televisi swasta Indonesia pertama. RCTI berdiri pada 21 Agustus 1987 di Jakarta dan dibangun di atas tanah seluas 10 Hektar. Pada 13 November 1988, RCTI pertama mengudara dan melakukan siaran percobaan pertama kali, selama 4 jam sehari dengan dekoder. Siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder. Bermula dari Jl. Raya pejuangan Kebon Jeruk Jakarta Barat, RCTI diresmikan dan memulai siarannya seara komersial pada 24 Agustus 1989 yang mencangkup wilayah Jabodetabek, di mana saat itu siaran RCTI diterima secara terbatas untuk pelanggan yang memiliki dekoder di willayah Jabodetabek. Meskipun bersiaran lokal di Jakarta, namun ternyata status RCTI pada saat itu adalah televisi berlangganan, bukan televisi lokal. Meski pada saat itu RCTI masih berstatus televisi berlangganan di Jakarta, RCTI sempat menayangkan iklan-iklan bermerek. Satu tahun kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus 1990, RCTI melakukan siaran terestrial ke seluruh Indonesia. Pada saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Pada tanggal 1 Agustus 1990 RCTI melakukan pelepasa dekoder, karena setiap hari pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di wilayah 45 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 46 Jabodetabek. Lalu bertepatan dengan ulang tahun RCTI ke-1, tepatnya tanggal 24 Agustus 1990, pmerintah akhirnya mengizinkan RCTI beroperasi secara terestrial sebagai siaran gratis dan pada saat itu, Bimantara Citra Tbk mendirikna SCTV sebagai stasiun televisi swasta kedua di Indonesia yang pada saat itu berstatus televisi lokal di Surabaya untuk merelay acara-acara RCTI di Surabaya.
    [Show full text]