<<

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598

PEWARISAN KESENIAN SERED BALANDONGAN DI DAERAH MANGUNREJA KABUPATEN

Wina Yulianti Mahasiswa Sendratasik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jl. Tamansari No. KM 2.5 Mulyasari Kec. Tamansari Tasikmalaya Jawa Barat Email: [email protected]

Asti Trilestari Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jl. Tamansari No. KM 2.5 Mulyasari Kec. Tamansari Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia Email: [email protected]

Arni Apriani Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jl. Tamansari No. KM 2.5 Mulyasari Kec. Tamansari Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia. E-mail: [email protected].

ABSTRAK Kesenian tradisional sangatlah perlu mendapatkan pemeliharaan, pembinaan, kemudian dikembangkan dan dipertahankan kelestariannya agar generasi mendatang mengerti serta memahami warisan leluhur. Salah satu kesenian yang masih ada di Daerah Tasikmalaya adalah Angklung Sered Balandongan Desa Sukaluyu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Angklung Sered berdiri pada tahun 1907, pada awalnya Angklung ini sebagai tengara kemudian menjadi adu jajaten (adu kekuatan), dan berubah lagi menjadi hiburan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan terbentuknya kesenian Angklung Sered dan sistem pewarisan Angklung Sered Balandongan di Daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian, antara lain : 1) Bagaimana terbentuknya kesenian Angklung Sered Balandongan di Daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya ? 2) Bagaimana sistem pewarisan kesenian Angklung Sered Balandongan di Daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya ? metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah secara alamiah yang berkaitan dengan kesenian Angklung Sered dan menganalisis hasil penelitian mengenai terbentuknya kesenian Angklung Sered dan sistem pewarisan kesenian Angklung Sered. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian untuk menghimpun data yaitu dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, dan studi dokumen. kunci: Pewarisan, Angklung Sered

ABSTRACT Traditional arts really need to be nurtured, nurtured, then developed and preserved so that future generations understand and understand ancestral heritage. One of the arts that still exist in the Tasikmalaya area is Angklung Sered Balandongan, Sukaluyu Village, Mangunreja District, Tasikmalaya Regency. Angklung Sered was founded in 1907, at first this Angklung as a landmark then became a competition for jajaten (fighting for strength), and has changed again into entertainment until today. This study aims to determine and describe the formation of the art of Angklung Sered and the inheritance system of the Angklung Sered Balandongan in the Mangunreja area, Tasikmalaya Regency. The problems raised in the study include: 1) How was the formation of the art of Angklung Sered Balandongan in the Mangunreja area, Tasikmalaya Regency? 2) What is the inheritance system of the Sered Balandongan Angklung art in the Mangunreja area, Tasikmalaya Regency? The method used is a qualitative method with a descriptive approach to describe and explain natural problems related to the art of Angklung Sered and to analyze the results of research on the formation of the Angklung Sered art and the inheritance system of the Angklung Sered art. The instruments used by researchers in research to collect data were observation, interviews, and document studies. Keywords: Inheritance, Angklung Sered

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598| 41 Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598 A. PENDAHULUAN utara seperti ronggeng ketuk Indramayu Kesenian merupakan bagian dari dan bajidoran di Karawang dan Subang, kebudayaan yang tidak lepas dari kehidupan sementara itu di Daerah pedalaman yang manusia. Hal ini terjadi karena kesenian itu agraris berkembang seni rakyat untuk lahir, tumbuh dan berkembang dalam keperluan tanam padi seperti ronggeng lingkungan masyarakat. Begitu pula kesenian gunung di Ciamis dan tarawangsa di sebagai kreativitas dari jiwa manusia yang Sumedang, di Daerah pedalaman lain mengandung nilai-nilai keindahan. Menurut seperti Tasikmalaya berkembang pula Sumardjo (2000:45) bahwa “Kesenian seni rakyat rudat untuk sarana merupakan suatu wujud yang terindera dan penyebaran Islam”. karya seni yang merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar (visual, Tasikmalaya memiliki beragam warisan audio, dan audio-visual), seperti lukisan, musik kesenian tradisional, keberagaman warisan seni dan teater. dan budaya ini yang harus kita lestarikan Kesenian dalam kehidupan manusia telah kepada lingkungan masyarakat agar mengerti menjadi bagian dari warisan nenek moyang, dan memahami warisan leluhur. Di tengah sejak dulu kesenian sudah membudaya keadaan masyarakat yang sudah semakin kebiasaan turun temurun yang diwariskan modern sehingga tidak terlalu memperhatikan kepada generasi muda sampai sekarang. Di era hal-hal yang berbau mistis, munculah sebuah globalisasi saat ini, teknologi terus berkembang ide dari seorang seniman untuk lebih semakin berubah, tidak hanya pengembangan menghidupkan kembali kesenian tradisional dari bidang teknologi tetapi juga dengan memberikan karya baru pada kesenian pengembangan dari bidang budaya. Oleh sebab tradisional agar lebih berkembang dan tidak itu, penting bagi kita bersama- untuk akan pernah terlupakan, maka disini perlu mempertahankan dan menjaga serta adanya pewarisan yang baik agar kesenian tetap memelihara kebudayaan yang telah di wariskan ada dan berkembang. oleh para leluhur agar kebudayaan tetap ada Pewarisan dalam konteks kesenian sampai saat ini. tradisonal merupakan suatu kegiatan, Kebudayaan yang berada di Indonesia perbuatan, atau cara mewariskan budaya di mempunyai kebudayaan masing-masing dan dalam sebuah kelompok masyarakat, yaitu ciri khas tersendiri diantaranya seperti rumah dengan proses penerusan, pengoperan, adat, pakaian adat, upacara adat, seni tari kekayaan budaya dari satu generasi ke generasi tradisional, seni rupa tradisional, suku bangsa, berikutnya untuk dirawat dan dijaga, karena bahasa Daerah dan yang lainnya. pewarisan sangat berperan penting dalam Keanekaragaman budaya yang ada merupakan mengembangkan dan melestarikan kesenian bukti bahwa Indonesia kaya akan budayanya, agar tetap bertahan dan lebih maju kedepannya. salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat Seperti yang di ungkapkan Nurasih (2014:30) : merupakan Provinsi yang memiliki keunikan “Kegiatan pewarisan merupakan satu tersendiri yang mencerminkan budaya problema kebudayaan dalam dinamika masyarakatnya, mulai dari adat istidat, kehidupan manusia. Proses pewarisan kesenian, acara ritual dan lain-lain. Semua itu dipandang sebagai salah satu kegiatan membuktikan bahwa Jawa Barat merupakan permindahan, penerusan, pemilikan antar Provinsi yang sangat mengedepankan budaya. generasi dalam rangka menjaga tradisi Salah satu budaya yang masih tetap dilestarikan dalam sebuah silsilah keluarga yang adalah kesenian tradisional. Menurut Trilestari bergerak secara berkesinambungan dan (2011:2) : simultan. Tujuan pewarisan umumnya “Provinsi Jawa Barat kaya akan khasanah untuk menjaga nilai-nilai kebudayaan seni yang sesuai dengan karakteristik dari masa lalu, sekaligus upaya untuk masyarakat pendukungnya. Misalnya menjaga sakralitas kesenian tersebut”. seni rakyat (ronggeng) yang marak berkembang di Daerah sepanjang pantai Kesenian akan bertahan secara turun

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598| 42 Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598 temurun apabila di dalamnya terdapat sistem permainan ini terdapat dua kelompok yang pewarisan yang baik dan didukung oleh setiap kelompoknya terdiri dari 10 atau lebih. pewarisnya termasuk oleh lingkungan Sebelum mereka berkelahi, biasanya mereka masyarakat yang membangun kesenian memainkan Angklung sambil menari dengan tersebut. Salah satu kesenian tradisional yang pola lantai yang unik bertujuan untuk masih ada dan berkembang di Daerah mengetahui kekuatan lawan, para pemimpin Tasikmalaya dan dilestarikan kepada masing-masing kelompok akan maju ke tengah, masyarakatnya yaitu kesenian Angklung Sered dan mereka akan terus saling mendorong Balandongan. Hal ini bisa berkembang dan sampai salah satu diantara mereka ada yang dilestarikan karena adanya pewarisan yang kalah. sangat di junjung tinggi oleh grup kesenian Kesenian Angklung Sered Balandongan tersebut. dapat tumbuh dan berkembang karena adanya Angklung Sered adalah kesenian yang pelaku-pelaku seni yang kreatif, mau selalu berada di Balandongan Desa berkarya untuk melestarikan serta Sukaluyu Kecamatan Mangunreja Kabupaten mempertahankan keberlangsungan kesenian Tasikmalaya. Angklung Sered dikenal pada tersebut. Angklung Sered Balandongan ini masa penjajahan tepatnya di tahun 1907, pada mewariskan dan melestarikan kesenian awalnya inti dari kesenian Angklung Sered ini Angklung Sered pada keluarga sedarah dan sebagai tengara untuk menginformasi akan masyarakat sekitar, bertujuan untuk terus adanya tamu atau musuh yang datang menjajah, mengembangkan dan melestarikan kesenian caranya dengan membunyikan Angklung oleh ini, dari mulai sebagai tengara, adu jajaten, salah satu penduduk masyarakat di Kampung hingga sebagai hiburan dan sekarang sudah Balandongan untuk memberitahukan dijadikan kegiatan pembelajaran masyarakatnya, selanjutnya Angklung Sered ini ekstrakurikuler di sekolah-sekolah, di sanggar dijadikan adu jajaten (adu kekuatan) oleh dan lingkung seni di sekitar Kabupaten setiap Daerah untuk menentukan siapa yang Tasikmalaya juga sering mengadakan paling sakti dan memiliki ilmu bela diri yang pertunjukan-pertunjukan di dalam dan luar kota paling baik, kemudian Angklung Sered berubah seperti penyambutan tamu-tamu penghormatan menjadi hiburan pertunjukan kesenian hingga dan yang lainnya. saat ini. Seperti yang di ungkapkan oleh Wakih Melihat kenyataan di atas bahwa (2018:17-18) : Angklung Sered termasuk kesenian yang begitu “Angklung Sered adalah pertunjukan kuat dalam mempertahankan kebudayaannya, kesenian mengadu kekuatan fisik dengan meskipun banyak pengaruh era globalisasi yang menggunakan waditra angklung dengan sekarang semakin berkembang, tetapi cara saling dorong (silih sered). Fisik Angklung Sered tetap bisa bertahan dalam yang diadukan adalah betis, lengan, dan keseniannya sampai saat ini. Semua itu di bahu. Asal mulanya Angklung Sered ini karenakan adanya pewarisan yang baik dari hanya dijadikan sebagai tengara, para leluhur agar kesenian Angklung Sered kemudian berubah menjadi kalangenan, tetap ada dan tidak terlupakan. dan berubah lagi menjadi ajang kekuatan. Fungsi awalnya adalah sebagai ajang adu 2. PEMBAHASAN jajaten, kemudian berubah menjadi hiburan, dan kini dijadikan sebagai media 2.1 Sejarah Terbentuknya Kesenian Angklung pendidikan yang dikembangkan dalam Sered mata pelajaran seni budaya pada a. Angklung Sered Sebagai Tengara ekstrakulikuler dilembaga formal”. Angklung Sered ini digunakan oleh masyarakat Balandongan sebagai tengara Angklung Sered merupakan musik untuk sebuah komunikasi, dikarenakan pada ensambel yang diiringi oleh 4 dog-dog dan dahulu belum adanya alat komunikasi jadi Angklungg 22 di tambah dengan dan untuk memberikan informasi kepada goong setelah menjadi hiburan. Dalam masyarakat yaitu caranya dengan

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598| 43 Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598 menggunakan Angklung untuk Angklung Sered berubah menjadi hiburan menginformasikan bahwa akan adanya bencana dikarenakan Angklung yang berfungsi sebagai atau tamu yang akan datang. Cara Angklung adu pada saat itu sudah merdeka, membunyikannya dengan 3 kali dikurulungkan, Angklung tersebut sudah tidak dijadikan apabila kurulungnya cepat maka tandanya mala Angklung adu dikarenakan sudah tidak mencari petaka bencana datang. musuh dan tidak melawan penjajahan, sehingga b. Angklung Sebagai Adu Kekuatan Angklung ini diganti nama dari Angklung adu Angklung Sered pada saat dijadikan menjadi Angklung Sered yaitu karena dalam sebagai tengara di Kampung Balandongan, pertandingan awalnya beradunya dengan saling masyarakat disana kedatangan RAA sered atau saling adu persilatan dan juga pada Wiratanuningrat sebagai Kanjeng Dalem beliau dahulu ditakutkan para masyarakat akan terus itu adalah bupati pada tahun 1907 yang senang menerus bermusuhan dan terus terjadi terhadap seni dan RAA Wiratanuningrat pada peperangan dari generasi ke generasi. Maka saat itu mempunyai politik, jadi Angklung dari itu di ubahlah namanya dengan Angklung dijadikan sebagai alat politik diantaranya Sered dan hanya di jadikan permainan saja adalah bagaimana caranya ketika RAA untuk selalu di pelajari oleh generasi muda agar Wiratanuningrat pada saat itu ingin melawan terus mengingat dan mengembangkan warisan para penjajah tetapi tidak dengan menggunakan leluhur supaya tidak punah. Permainan senjata karena keterbatasan pada saat itu. RAA Angklung Sered kini bukan lagi sebagai perang Wiratanuningrat setelah datang ke Kampung tanding melainkan sebagai permainan biasa Balandongan, masyarakat disana tanpa adanya unsur magic atau kebatinan. membunyikan Angklung tersebut sehingga Kemudian setelah Angklung Sered menjadi RAA Wiratanuningrat memberikan sebuah permainan biasa banyak kalangan masyarakat gambaran terhadap masyarakatnya jadikan luar yang mengundang pertunjukan Angklung Angklung itu sebuah kesenian pencak atau Sered sebagai hiburan tersebut di acara-acara senjata untuk melawan musuh dari para seperti pernikahan, khitanan, dan yang lainnya. penjajah yang akan datang, karena pada saat itu Sehingga terbentuklah kesenian Angklung di Balandongan banyak jawara-jawara atau Sered, dimana sekarang sudah berkembang di yang disebut juga dalam artian yang lembaga pendidikan sebagai pembelajaran lihai pada pencaksilat. Sehingga pada saat itu ekstrakurikuler. RAA Wiratanuningrat membutuhkan jawara- jawara untuk di jadikan bageda di Kabupaten, 2.2 Sistem Pewarisan Kesenian Angklung maka dari itu RAA Wiratanuningrat Sered menginformasikan kepada masing-masing Sistem pewarisan dalam kesenian kelompok kedusunan untuk mengirimkan Angklung Sered ini terdapat dua jenis yaitu jagoan-jagoannya menjadi pasukan RAA sebagai berikut : Wiratanuningrat sebagai bageda di Kabupaten. a. Sistem Guru Panggung Sehingga Angklung tersebut dijadikan sebuah Dikarenakan para tokoh dan seniman pertunjukan yang disebut dengan Angklung kesenian Angklung Sered proses adu. Setelah menjadi pertunjukan Angklung mewariskannya dengan cara sering mengajak adu pada saat itu memainkan Angklung anak cucunya dan masyarakat untuk melihat tersebut tidak lepas dari unsur magic dan pertunjukan kesenian Angklung Sered, semua mereka itu melakukan pertunjukannya tidak itu dilakukan agar mereka terbiasa mendengar hanya serta merta hanya tangan kosong, tidak dan melihat kesenian tersebut. Setelah mereka serta merta hanya batin kosong tetapi mereka terbiasa mendengar, melihat dan berlatih anak- diisi dengan ilmu-ilmu “spiritual” hingga magic anak tersebut diikut sertakan dalam pertunjukan berjalan pada saat itu. Sampai setiap kesenian Angklung Sered, walaupun pada pertandingannya itu pasti ada yang sampai awalnya hanya sedikit yang mereka mengerti meninggal. tapi lama kelamaan mereka akan menguasai c. Angklung Sered Sebagai Hiburan materinya. b. Sistem Imitasi Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598| 44 Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598 Dalam sistem imitasi kesenian Angklung Permainan Angklung Sered kini bukan Sered ini berjalan ketika anak-anak tersebut lagi sebagai perang tanding melainkan sebagai dilatih langsung oleh orang tua atau permainan biasa tanpa adanya unsur magic atau saudaranya. Mereka harus mengikuti apa yang kebatinan. Kemudian setelah Angklung Sered keluarganya berikan sebagai warisan leluhur menjadi permainan biasa banyak kalangan dari nenek moyang nya. Sistem pewarisan ini masyarakat luar yang mengundang pertunjukan berjalan bersamaan dengan sistem guru Angklung Sered sebagai hiburan tersebut di panggung, hal ini dilakukan agar kedua sistem acara-acara seperti pernikahan, khitanan, dan tersebut saling melengkapi dan bisa yang lainnya. Sehingga terbentuklah kesenian menghasilkan pengetahuan dan keterampilan Angklung Sered, dimana sekarang sudah yang lebih mendalam. Media yang digunakan berkembang di lembaga pendidikan sebagai nya juga hanya dengan bercerita dan praktek pembelajaran ekstrakurikuler. langsung tanpa adanya media tulisan seperti partitur, karena kesenian Angklung Sered 3.2 Sistem Pewarisan Kesenian Angklung bermainnya dengan perasaan. Dalam kesenian Sered Angklung Sered ini bukan hanya keterampilan Sistem pewarisan dalam kesenian nya saja yang harus dikuasai tetapi juga dengan Angklung Sered ini terdapat dua jenis yaitu makna kesenian Angklung Sered tersebut, yang sebagai berikut : menjadi sejarah dari leluhur yang harus kita a. Sistem Guru Panggung jaga dengan baik. Para tokoh dan seniman kesenian Angklung Sered proses mewariskannya dengan 3. KESIMPULAN cara sering mengajak anak cucunya dan 3.1 Sejarah Terbentuknya Kesenian Angklung masyarakat untuk melihat pertunjukan kesenian Sered Angklung Sered, semua itu dilakukan agar Angklung Sered ini digunakan oleh mereka terbiasa mendengar dan melihat masyarakat Balandongan sebagai tengara kesenian tersebut. Setelah mereka terbiasa untuk menginformasi akan adanya tamu atau mendengar, melihat dan berlatih anak-anak musuh yang datang menjajah, selanjutnya tersebut diikut sertakan dalam pertunjukan Angklung Sered ini dijadikan adu jajaten (adu kesenian Angklung Sered. kekuatan) oleh setiap Daerah untuk b. Sistem Imitasi menentukan siapa yang paling sakti dan Dalam sistem imitasi kesenian Angklung memiliki ilmu bela diri yang paling baik, Sered ini berjalan ketika anak-anak tersebut kemudian Angklung Sered berubah menjadi dilatih langsung oleh orang tua atau hiburan dikarenakan Angklung yang berfungsi saudaranya. Mereka harus mengikuti apa yang sebagai Angklung adu pada saat sesudah keluarganya berikan sebagai warisan leluhur kemerdekaan, Angklung tersebut sudah tidak dari nenek moyang nya. Sistem pewarisan ini dijadikan Angklung adu dikarenakan sudah berjalan bersamaan dengan sistem guru tidak mencari musuh dan tidak melawan panggung, hal ini dilakukan agar kedua sistem penjajahan, sehingga Angklung ini diganti tersebut saling melengkapi dan bisa nama dari Angklung adu menjadi Angklung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan Sered yaitu karena dalam pertandingan awalnya yang lebih mendalam. beradunya dengan saling sered atau saling adu persilatan dan juga pada dahulu ditakutkan para DAFTAR PUSTAKA masyarakat akan terus menerus bermusuhan Nurasih, Nunung. (2014). Proses Pewarisan dan terus terjadi peperangan dari generasi ke Dalang Topeng . Prodi Seni Tari generasi. Maka dari itu di ubahlah namanya STSI : Jurnal Ilmiah Seni dengan Angklung Sered dan hanya di jadikan Makalangan. permainan saja untuk selalu di pelajari oleh Trilestari, Asti. (2011). Perubahan Struktur generasi muda agar terus mengingat dan Penyajian dan Fungsi Seni Rudat di mengembangkan warisan leluhur supaya tidak Kampung Cikupa Desa Pusparahayu punah. Kecamatan Puspahiang Kabupaten Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598| 45 Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598 Tasikmalaya. Universitas Pendidikan pergeseran fungsi dari kalangenan ke Indonesia Bandung: Fakultas pendidikan pendidikan). Vol. 2 No. 1, 17-18. Bahasa dan Seni. Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Wakih, Agus A. (2018). Angklung Sered Bandung: ITB. Balandongan (suatu kajian tentang

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 3. No. 2, Desember 2020, ISSN: 2620-8598| 46