SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 10(1) Mei 2017

JUNARDI HARAHAP

Tahu sebagai Makanan Orang Sunda yang Sehat dan Bergizi: Sebuah Studi Ilmu Sosial untuk Kesehatan

RESUME: Masyarakat Sunda di Jawa Barat telah menjadikan sebagai makanan favorit dan merupakan menu sehari-hari yang tak terpisahkan dari masakan khas dan tradisional bagi masyarakat . Fungsi produksi, konsumsi, dan distribusi terhadap tahu Sumedang yang dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat telah menciptakan sistem ekonomi yang ada didalam masyarakat, khususnya dalam manajemen wisata kuliner. Tahu Sumedang sangat penting fungsi dan peranannya dalam kehidupam masyarakat Sunda pada khususnya dan masyarakat Indonesia, dan bahkan dunia, pada umumnya. Jika dikelola dan dipasarkan secara baik dan profesional, maka pembuatan tahu Sumedang akan mengalami peningkatan yang luar biasa, yang pada gilirannya membawa kesejahteraan bagi masyarakat di satu sisi, serta bagi kesehatan masyarakat di sisi lain, karena tahu telah menjadi bagian integral dalam pola dan menu makanan sehari-hari secara massal. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan penjelasan deskriptif, kajian ini menunjukan bahwa kesehatan dan kesejahteraan adalah dua hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Makanan yang sehat merupakan dambaan masyarakat, dan makanan yang bisa diproduksi, didistribusi, dan dikonsumsi secara massal juga pada gilirannya akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam konteks ini, tahu Sumedang adalah jenis makanan yang sangat penting, karena bisa mendatangkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, penelitin dan kajian terhadap tahu Sumedang tidak hanya melibatkan ilmu-ilmu sains murni dan kesehatan masyarakat, tetapi juga ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, mengingat dampaknya yang luas bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. KATA KUNCI: Tahu Sumedang; Kesehatan; Kesejahteraan; Masyarakat Sunda; Makanan Tradisional.

ABSTRACT: “Sumedang as Healthy and Nutritious Food for Sundanese People: A Study of Social Science for Health”. Sundanese people in have made Sumedang tofu as a favorite food and as an everyday menu that is inseparable of traditional cuisine for the people of Indonesia. The function of production, consumption, and distribution of Sumedang tofu conducted from, by, and for community has created the existing economic system in society, especially in culinary tourism management. Sumedang tofu has very important function and its role in life of Sundanese society in particular and Indonesian society, and even world, in general. If managed and marketed properly and professionally, Sumedang tofu will a remarkable increase, which in turn brings prosperity to the community on the one hand, as well as to public health on the other, due to tofu has become an integral part of the diet and pattern food everyday for massive society. By using qualitative method with descriptive explanation, this study shows that health and welfare are two things that are needed by society. Healthy food is the desire of society, and foods that can be produced, distributed, and consumed as massive will also in turn bring welfare to society. In this context, Sumedang tofu is a very important type of food, because it can bring health and welfare of the community. Therefore, the study of Sumedang tofu not only involves the pure science and public health, but also the social sciences and humanity, due to it is wide impact on the health and welfare of society. KEY WORD: Sumedang Tofu; Health; Welfare; Sundanese People; Traditional Food.

About the Author: Dr. Junardi Harahap adalah Dosen di Departemen Antropologi FISIP UNPAD (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran) , Kampus UNPAD Jatinangor, Jalan Raya Jatinangor Km.21, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: [email protected] How to cite this article? Harahap, Junardi. (2017). “Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda yang Sehat dan Bergizi: Sebuah Studi Ilmu Sosial untuk Kesehatan” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.10(1) May, pp.117-128. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (March 2, 2017); Revised (April 15, 2017); and Published (May 30, 2017).

© 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 117 ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika JUNARDI HARAHAP, Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda

PENDAHULUAN atau disalin oleh negara-negara lain, Pengetahuan lokal adalah suatu hal yang termasuk oleh bangsa Indonesia (Abadi, terus tumbuh dan membangun masa depan 2007; dan Dawis, 2010). bangsa. Kemajuan masa depan Indonesia Begitu pula dengan negara Korea adalah perkembangan yang membawa Selatan, yang mempromosikan perubahan dari waktu ke waktu. Di masa pengetahuan dan peradaban yang dibawa lalu, aspek pembangunan dimulai dengan oleh mereka (Muslihatin, 2010). Saat makanan yang dikonsumsi untuk memiliki penulis pergi ke Korea Selatan, keadaannya kualitas-kualitas dan mengandung nutrisi sangat luar biasa dalam melestarikan yang baik, tentunya juga sesuai dengan dan mengembangkan pengetahuan lokal, pengetahuan yang ada di masyarakat terutama makanan yang sangat sehat. (Notoatmodjo, 2007; dan Alamsyah, 2011). Sumber kebanggaan bagi orang luar negeri Pengetahuan lokal dalam budaya dalam hal makanan yang sehat dan aman Sunda adalah wawasan yang sudah adalah mereka memperolehnya melalui ada dan berakar turun-temurun serta proses sejarah yang sangat panjang. berlangsung cukup lama. Pengetahuan dasar yang telah diwariskan untuk waktu METODE yang lama dan menjadi kebutuhan dasar Data yang digunakan dalam artikel ini bagi individu untuk mempertahankannya adalah hasil tulisan-tulisan dan tinjauan (Koentjaraningrat, 2002; dan Maridi, 2015). literatur dalam melihat banyak segi Budaya yang telah berakar membawa tentang makanan yang sehat, khususnya banyak perubahan dan kepentingan tahu (Dabke & Thomas, 1992; Hasibuan, berbeda, yang sangat bermanfaat bagi 2007; dan Winanti, 2012). Kemudian masyarakat pada umumnya. dilakukan penelitian yang dirancang Pengetahuan lokal di masa lalu dan dilaksanakan oleh penulis sendiri, sebenarnya ada di banyak negara di dunia, sejak tahun 2013. Penulis yang tinggal ianya selalu dijaga oleh banyak pemangku di Bandung, Jawa Barat, Indonesia dan kepentingan di negara bersangkutan, sangat tertarik dengan makanan tahu dan menjadi kebanggaan bagi negara- Sumedang, yang telah menjadi legenda bangsa berkenaan. Kita bisa melihat dalam wisata kuliner hingga saat ini. Pada bagaimana, misalnya, orang Jepang mulanya, penulis hanya mengamati saja mempertahankan dan melakukan banyak tentang fenomena makanan tahu Sumedang hal dalam pemeliharaan budaya mereka. yang menarik ini (cf Sumanto, 1995; dan Meski awalnya bangsa Jepang tertinggal Sugiyono, 2009). Pengamatan ini kemudian oleh bangsa lain, namun berkat kegigihan juga berlanjut sampai sekarang. belajar dan bekerja, prestasi mereka bisa Data dari hasil pengamatan tersebut maju dalam berbagai kehidupan di dunia, kemudian diperkuat ketika penulis termasuk dalam melestarikan makanan melakukan penelitian bersama mahasiswa dari waktu ke waktu (Iqbal, 2007; dan Antropologi FISIP UNPAD (Fakultas Cahyani, 2012). Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Penulis sendiri pernah berkunjung ke Padjadjaran) Bandung, yang sedang PKL Jepang dalam sebuah seminar internasional, (Praktek Kerja Lapangan) di Sumedang, dan sudah jelas bahwa Jepang adalah dimana penulis bertindak sebagai bangsa yang luar biasa dalam menjaga pembimbing lapangan. Dalam konteks ini, tradisi mereka, negara yang hebat dalam terima kasih kepada Ketua Departemen bekerja dan kemauan belajar, sehingga Antropologi FISIP UNPAD Bandung, yang wajar jika menjadi negara-bangsa yang telah memberikan tugas kepada penulis besar, maju, dan modern. Sama halnya untuk membimbing praktek kerja lapangan dengan bangsa Jepang, juga adalah mahasiswa tersebut, sehingga banyak sekali bangsa yang luar biasa dalam usaha data yang bisa didapat saat membimbing pelestarian budaya mereka dan bisa ditiru mahasiswa terkait dengan tahu Sumedang.

118 © 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 10(1) Mei 2017

Data yang didapat juga banyak diperoleh berdasarkan pengalaman penulis berkeliling di sekitar Tatar (Daerah) Sunda yang menjual tahu Sumedang. Proses pembuatan, penjualan, dan pembelian; juga proses transaksi antara pembeli dan penjual tentang tahu Sumedang menjadi hal yang menarik dan merupakan data penting dalam penelitian ini, sebagai Gambar 1: informasi tambahan Wadah Tahu Sumedang untuk melengkapi dan (Sumber: Foto Junardi Harahap) memperkuat data yang telah dikumpulkan, termasuk melakukan pembuatannya dilakukan melalui proses wawancara dengan mereka (Sumanto, 1995; tradisional juga. Mulai dari pengolahan Hasibuan, 2007; dan Sugiyono, 2009). hingga ke tahapan lainnya, proses permentasi diawali dengan pengambilan HASIL DAN PEMBAHASAN kedelai yang berkualitas sebagai bahan Tahu Sumedang: Makanan Sunda. Tahu produksi tahu (Saragih & Sarwono, 2001). Sumedang adalah makanan yang sangat Gambar 1 adalah wadah dimana tahu menggairahkan bagi masyarakat Indonesia, Sumedang biasa disajikan. yang ingin memberikan perawatan Tahu Sumedang: Biaya Tambahan kesehatan bagi anak bangsa di negeri ini yang Sehat. Dalam kehidupan sekarang (Suriadi & Susanti, 2010; dan Hapsari, terjadi fenomena yang cenderung kepada 2013). Masakan tahu banyak digunakan hedonidme dan materialisme. Ditandai oleh oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai kehidupan dan biaya yang mulai mahal keperluan, yang pada gilirannya berujung dan dalam banyak hal mempengaruhi pada selera yang baik bagi masyarakat kehidupan kita. Makanan sehat juga Indonesia. Khasiat yang diperoleh begitu menjadi mahal dan mewah, serta menjadi banyak dari bahan dasar kedelai ini, barang yang sangat langka (Notoatmodjo, sehingga tahu telah membawa masyarakat 2007; dan Arisman, 2009). Mahal dalam lebih makmur, sejahtera, dan sehat.1 konteks ini termasuk sumber-sumber Tahu Sumedang adalah produk asli makanan ada, yang diolah baik secara bangsa Indonesia dengan banyak kegunaan modern maupun tradisional. (Suriadi & Susanti, 2010; Ganie, 2012; Harga makanan sangat mahal dan dan Hapsari, 2013). Masyarakat pada mewah telah membawa banyak masalah, umumnya mengetahui kegunaan makanan salah satunya adalah ketidakseimbangan yang terbuat dari bahan kedelai ini, yang ekonomi dan sosial untuk memenuhinya. membawa kesehatan dan kesejahteraan Dalam ketidakseimbangan ekonomi dan bagi masyarakat. Tahu Sumedang sosial tersebut, yang mendapatkan sumber adalah jenis makanan tradisional, yang makanan sehat hanya orang kaya dan punya banyak uang. Namun, dengan 1Lihat, misalnya, “Makanan: 6 Manfaat dan Khasiat sumber makanan yang sehat, tersedia, Tahu Sumedang untuk Kesehatan”. Tersedia secara online dan murah – dimana hal itu jarang terjadi di: http://www.khasiat.co.id/makanan/tahu-sumedang. html [diakses di Bandung, Indonesia: 7 Mei 2016]. – justru ada pada masyarakat di Tatar

© 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 119 ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika JUNARDI HARAHAP, Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda

Sunda khususnya, yakni tahu Sumedang, unsur lainnya juga adalah makanan yang yang telah membantu masyarakat untuk menguntungkan, seperti dari segi harga mengkonsumsi makanan sehat dengan cukup murah atau tidak mahal. Meski harga yang murah (Yuniawati & Koswara orang Sunda bisa juga membeli makanan eds., 2010). dengan harga yang mahal dan mewah, Tahu Sumedang adalah makanan namun yang penting adalah bahwa aspek yang murah, namun memiliki gizi tinggi kesehatan dalam makanan berkenaan (Ganie, 2012; dan Sofyan, 2012). Makanan sangat diutamakan (Yuniawati & Koswara tahu Sumedang, karena murah harganya, eds., 2010). Aspek penting lainnya adalah dengan demikian telah dikonsumsi oleh proses pembuatannya yang sederhana banyak orang Sunda. Di wilayah Tatar dan tidak sulit atau rumit dalam bidang Sunda, tahu Sumedang adalah makanan manufaktur makanan. yang disukai oleh semua kalangan Teknologi Kesehatan: Kasus Tahu masyarakat. Di Jawa Barat, tahu Sumedang Sumedang. Teknologi manufaktur tahu dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat, Sumedang bukan hal yang mudah, karena mulai dari kelas bawah (cacah) hingga kelas membutuhkan banyak pengetahuan yang atas (menak). Makanan tahu Sumedang harus dipelajari secara turun-temurun dan juga bisa ditemukan di restoran pinggir tidak sewenang-wenang atau sembrono jalan hingga restoran mewah (wawancara dalam proses pembuatannya. Dalam dengan Responden A, 3/7/2016). konteks teknologi yang digunakan juga Kandungan nutrisi tahu Sumedang sangat penting dan sangat memperhatikan tidak berkurang sama sekali, meski ianya aspek-aspek kesehatan yang cukup baik dijual di pinggir jalan. Tahu Sumedang (Notoatmodjo, 2007). Teknologi yang adalah makanan yang didambakan oleh digunakan harus merupakan bentuk orang-orang Sunda, karena merupakan pengetahuan yang diwariskan dan makanan yang kaya nutrisi. Hal itu terbukti dikembangkan secara turun-temurun. dari kedelai yang merupakan sumber Teknologi yang bersifat warisan dan nutrisi utama; dan bahkan kandungan turun-temurun ini sangat nyata dalam kedelai ini sama dengan susu (Anita et pembuatan tahu Sumedang, terutama al., 2015). Makanya orang Sunda sudah antara pengusaha yang satu dengan punya lembaga atau cara mengolah tahu wirausahawan lainnya. Kerahasiaan dan sejak dulu vitamin yang terkandung perbedaan resep dalam membuat tahu didalamnya tetap tinggi. Hal ini merupakan Sumedang, jelas berbeda antara pembuat proses yang panjang dan sudah menjadi tahu yang satu dengan para pembuat kebiasaan orang Sunda sejak masa tahu lainnya, walaupun dalam segi rasa lalu, yang kemudian memanfaatkan harus tetap dijaga kualitasnya (wawancara teknologinya untuk membuat tahu dengan Responden A, 3/7/2016). Sumedang sebagai makananan yang tidak Makanan adalah bagian kompleks dari hanya kaya nutrisi, tetapi juga gurih dan masalah sosial dan budaya (Cahyani, 2012). enak rasanya (Ganie, 2012). Makanan, dengan demikian, adalah bagian Orang Sunda adalah individu yang dari budaya yang dinamis dari sebuah mau belajar dari pengalaman masa masyarakat yang kompleks. Masalah lalunya (Garna, 2008). Orang Sunda juga makanan adalah masalah yang kompleks termasuk yang sangat menghormati juga, baik dari segi selera maupun gayanya. warisan budayanya. Bila dikaji dengan Untuk masyarakat Indonesia, percaya atau cara pandang ini, maka sudah jelas bahwa tidak, ternyata bahwa tahu dan tempe masyarakat Sunda sangat memperhatikan adalah makanan yang luar biasa, karena aspek kesehatan yang nampak dari mengandung berbagai vitamin yang sangat makanan yang dikonsumsi dan berasal baik. Kandungan nutrisi dalam makanan dari unsur-unsur yang mengandung yang berasal dari kedelai itu ternyata sangat aspek-aspek nutrisi yang baik. Selain itu, kaya dan menyehatkan (Arisman, 2009).

120 © 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 10(1) Mei 2017

Kandungan nutrisi dalam makanan sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tahu adalah jenis makanan yang sangat rendah lemak dan memiliki zat yang sangat penting bagi tubuh. Tubuh yang terbiasa dengan mengkonsumsi makanan yang sehat akan mampu menangkal berbagai penyakit. Sebaliknya, mengkonsumsi makanan yang membahayakan, karena mengandung zat yang tidak sehat, akan mendatangkan berbagai penyakit (Harahap, 2015:11). Banyak studi menunjukan Gambar 2: bahwa aspek kesehatan sangat Teknologi Pengolahan Tahu Sumedang penting dalam penanganan (Sumber: Foto Junardi Harahap) masalah makanan tradisional dan modern (cf Lowenberg, 1970; Hong, dan dibawa ke hal-hal yang positif, 1985; Foster & Anderson, 1986; dan sehingga ianya akan menjadi pemicu Martianto & Ariani, 2004). Makanan terhadap perubahan yang lebih baik tradisional juga menjadi perhatian dan (Notoatmodjo, 2007). Membawa kepada dikaji dalam Antropologi Medis, karena hal-hal yang baik adalah penting, karena ianya berhubungan dengan masalah ianya juga akan berdampak kepada hal-hal pertumbuhan tubuh dan kesehatan yang positif. Dalam hal makanan, misalnya, manusia (Jerome, Kandel & Pelto eds., 1980; masyarakat perlu diberi pemahaman yang Kalangi, 1985; Suhardjo, 1995; dan Arianto, baik, positif, dan menyehatkan. 2011). Hal yang menarik dalam studi ini Perubahan ke arah yang lebih baik, adalah bagaimana masyarakat Sunda, dari positif, dan menyehatkan dalam konteks waktu ke waktu, memiliki pemahaman makanan akan menyebabkan munculnya yang baik tentang pentingnya makanan suatu kesadaran bahwa tahu Sumedang tradisional, yakni tahu Sumedang. merupakan warisan budaya lokal dan Pengetahuan lokal mengenai tahu tradisional, yang harus terus dipelihara Sumedang ini sangat penting dan unik. dan dikembangkan oleh para pengusaha, Pengetahuan tentang tahu Sumedang pekerja, dan masyarakat luas (Ganie, 2012). adalah warisan yang harus terus dipelihara Manufaktur, teknologi, dan pengolahan dan dikembangkan dengan baik. Hal- tahu Sumedang, sebagai warisan makanan hal yang sudah baik memang perlu terus tradisional yang menyehatkan, dapat dilanjutkan dan dikembangkan. Masyarakat dilihat dalam gambar 2. lokal akan mengalami perubahan ke arah Teknologi pengolahan makanan telah yang lebih baik, jika dilakukan oleh orang- membawa perubahan dalam pembuatan orang yang memiliki sikap, pandangan, tahu Sumedang, sehingga hasilnya bisa dan bahkan filosofi hidup yang baik untuk dibawa ke tempat yang lebih jauh, aman, kemajuan sebuah negara-bangsa yang lebih menyehatkan, dan bahkan lebih enak luas (Suhardjo, 1995; dan Saptandari, 2004). dalam cita-rasanya. Dalam pengelolaan Dalam konteks perkembangan makanan adalah penting mempertahankan pemikiran filsafat, hal penting bagi sumber biologis dan nutrisi dalam masyarakat adalah harus diperkenalkan makanan berkenaan (Lowenberg, 1970;

© 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 121 ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika JUNARDI HARAHAP, Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda

dan Kalangi, 1985). Tahu Sumedang mengandung nutrisi yang cukup bagus untuk kesehatan tubuh manusia. Makananan dengan kandungan nutrisi yang baik sangat diperlukan untuk kesehatan (Suriadi & Susanti, 2010; dan Sofyan, 2012). Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber makanan yang baik dan menyehatkan, karena mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan bagi tubuh manusia (Hong, 1985; Kalangi, 1985; dan Martianto & Ariani, 2004). Dalam konteks ini, Gambar 3: nutrisi yang terkandung Teknik dan Metode Pembuatan Tahu Sumedang dalam tahu Sumedang, dan (Sumber: Foto Junardi Harahap) juga tempe, sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia karea banyak mengandung zat yang kualitas makanan harus tetap terjaga, bermanfaat (Yuniawati & Koswara eds., dengan bahan asli yang penuh nutrisi dan 2010; dan Limando, Soewito & Yuwono, gizi, sehingga dapat menyehatkan badan. 2015). Tubuh manusia yang multifaset ini Kadungan nutrisi yang membawa beragam jelas membutuhkan berbagai makanan, manfaat ini diperkaya pula oleh rempah- yang harus diolah dengan berbagai teknik rempah dalam proses pengolahannya. yang baik dan menyehatkan. Pengolahan makanan yang mengandung Teknik pengolahan dan pembuatan berbagai nutrisi dan gizi ini, tentu saja, tahu Sumedang adalah berdasarkan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi bagi resep dan warisan tradisional, yang dari kesehatan tubuh manusia (Lowenberg, waktu ke waktu terus dipertahankan dan 1970; dan Arisman, 2009). dikembangkan oleh masyarakat. Bagi Perubahan dalam metode pengolahan orang-orang yang menjalankan bisnis makanan, termasuk tahu Sumedang, perlu tahu Sumedang, mereka menyadari terus ditingkatkan agar hasilnya lebih bahwa makanan yang berbahan kedelai produktif dan menyehatkan. Teknik dan dan terbuat dari bahan dasar asli itu metode pembuatan tahu Sumedang dapat sangat berguna bagi tubuh manusia. Tahu dilihat dalam gambar 3. Sumedang adalah produk dari warisan Tahu Sumedang adalah jenis makanan makanan dan pengalaman budaya yang sangat populer di Indonesia; dan yang panjang dan membawa manfaat dikenal sebagai tahu “Sumedang” karena bagi kesehatan tubuh manusia (Ganie, mengambil nama sebuah wilayah di 2012). Dengan teknik pembuatan yang Jawa Barat, Indonesia. Banyak nama tahu sederhana, namun bisa tampil beda, tahu Sumedang yang terkenal, seperti: Mekar Sumedang telah membawa pengaruh Sari, Sibojo, Haji Ateng, Simpang Sari, terhadap perekonomian bangsa, untuk Wulan Sari, Hade Rasa, Saluyu, Cita Rasa, terus berinovasi dalam bidang manufaktur Ciromed, Sari Soybean, Boga Rasa, dan makanan. lain-lain (wawancara dengan Responden Teknik yang digunakan dalam A, 3/7/2016). Kawasan Sumedang yang pembuatan tahu Sumedang adalah bahwa berbukit-bukit dan pemandangan yang

122 © 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 10(1) Mei 2017 cantik sangat cocok bagi pejalan kaki yang tahu Sumedang sebenarnya menunjukan melintas di kawasan itu, sambil makan tahu kelas sosial tertentu; dan ini sejalan atau Sumedang yang enak dan renyah. konsisten dengan pandangan Wynne Pengalaman seru dalam wisata kuliner Wright & Elizabeth Ranson (2005). Tahu dengan menyantap tahu Sumedang ini Sumedang adalah makanan yang baik dan merupakan sesuatu yang menyenangkan. sehat, serta memberikan status tertentu Hal ini juga merupakan pengalaman yang dalam kelas sosial orang Sunda (cf Wright luar biasa dan menggairahkan bagi para & Ranson, 2005:310-316; Yuniawati & pecinta tahu. Bagi mereka yang benar- Koswara eds., 2010; dan Ganie, 2012). benar menikmati tahu Sumedang, cita Tomiko Yamaguchi & Fumiaki Suda rasa yang nikmat dan renyah itu pasti (2010) juga menyatakan bahwa makanan sudah diketahui secara umum. Hal itu tidak hanya menyangkut selera dan cita membawa pengalaman yang seru dan rasa, tapi juga rasa aman dan menyehatkan baru, sehingga mendatangkan keinginan (Yamaguchi & Suda, 2010:386). Dalam untuk terus menikmati makanan tahu konteks ini, tahu Sumedang merupakan Sumedang (wawancara dengan Responden contoh tentang jenis makanan yang bisa C, 17/7/2016). memberi rasa aman dan menyehatkan Tahu Sumedang merupakan makanan kepada masyarakat Sunda yang kegemaran banyak orang dan disantap mengkonsumsinya. Perubahan sosial berulang kali sebagai makanan yang tahan yang terjadi pada masyarakat Sunda tidak uji sepanjang zaman. Dilihat dari berbagai mengurangi minat masyarakat tersebut perspektif teori perubahan sosial, tahu terhadap tahu Sumedang, yang dipandang Sumedang adalah makanan yang tetap sebagai jenis makanan yang memberikan digemari oleh berbagai lapisan masyarakat rasa aman dan menyehatkan (Yuniawati & di sepanjang zaman, walaupun harus Koswara eds., 2010; dan Ganie, 2012). berhadapan dengan jenis-jenis makanan Menurut Marie-Michelle Larochelle baru dan modern, yang datang belakangan. (2007), tahu adalah makanan sehat Kesinambungan dan perubahan yang dan mengandung aneka sayuran, yang terjadi adalah hal yang sangat wajar dalam membawa kepada kebaikan bagi tubuh perspektif teori perubahan sosial (cf Foster manusia dan juga sangat penting bagi & Anderson, 1986; Koentjaraningrat, 2002; kesehatan masyarakat pada umumnya dan Yamaguchi & Suda, 2010). (Larochelle, 2007:628). Orang Sunda yang Tahu Sumedang: Analisis Konseptual. menyukai tahu Sumedang adalah sangat Menurut Jiwei Xiao (2013), makanan seperti penting bagi kesehatan, karena tahu tahu Sumedang, atau istilah umumnya banyak mengandung unsur nutrisi dan tahu, banyak yang dijual di supermarket terbuat dari kedelai sebagai jenis buah dan di banyak daerah, baik di dalam maupun sayuran yang mengandung banyak vitamin di luar negeri; dan makanan seperti itu didalamnya. menunjukan ianya enak, layak, dan sehat Makanan yang kaya nutrisi dan vitamin untuk dimakan (Xiao, 2013:44). Sementara dari unsur sayur-sayuran dan buah- itu, Wynne Wright & Elizabeth Ranson buahan inilah, termasuk tahu Sumedang, (2005) memberi pandangan bahwa menjadikan kulit dan wajah wanita Sunda makanan adalah bentuk dan manifestasi pada umumnya sangat halus, lembut, dari kelas sosial dalam hal selera, seperti putih, dan cantik luar biasa (Yuniawati ditunjukkan dalam kasus di Burlington, & Koswara eds., 2010; dan Ganie, 2012). misalnya (Wright & Ranson, 2005:311). Hal ini sejalan dengan temuan studi yang Tahu juga merupakan contoh makanan dilakukan oleh Marie-Michelle Larochelle yang mengandung nutrisi dan selera, (2007) bahwa makanan yang mengandung sehingga memerlukan strategi tertentu unsur sayuran dan buah-buahan dari kelas sosial didalam masyarakat. memang menyehatkan dan menyegarkan Pada masyarakat Sunda, mengkonsumsi (Larochelle, 2007:628-636).

© 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 123 ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika JUNARDI HARAHAP, Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda

Margaret Kuo (2012) mengemukakan pinggir jalan di Tatar (Daerah) Sunda, bahwa tahu adalah sejenis makanan yang Jawa Barat, menunjukan bahwa makanan produktif, dalam pengertian ketika proses ini memang tetap diminati dan layak juga pembuatan dan penjualannya memiliki untuk diteliti, tidak hanya oleh sains murni banyak pekerja dan penjaja, sebagai mata dan ilmu kesehatan masyarakat, tetapi juga pencaharian bagi masyarakat sekitar oleh ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan (cf (Kuo, 2012:536). Penjelasan ini sejalan Lankov & Seok-Hyang, 2008:60; Yuniawati dengan kasus pengolahan dan pemasaran & Koswara eds., 2010; dan Ganie, 2012). tahu Sumedang, sebagai makanan orang Lawrence W. Lan, Wei-Wen Wu & Yu- Sunda, dimana ianya melibatkan banyak Ting Lee (2012) menyatakan bahwa tahu stakeholders atau pemangku kepentingan, telah menjadi makanan yang merupakan baik bagi para pengusaha dan penjaja bagian dari promosi dan beredar di maupun konsumen (wawancara dengan masyarakat, serta menjadi bagian integral Responden B, 10/7/2016). Dengan kata dari menu masakan bagi masyarakat luas di lain, tahu Sumedang merupakan makanan luar negeri (Lan, Wu & Lee, 2012:609). Jika yang telah membawa keuntungan dan melihat fenomena tahu Sumedang sebagai kesejahteraan bagi masyarakat Sunda di makanan yang diproduksi dan dijual oleh Jawa Barat, Indonesia. pengusaha dan penjaja di Sumedang, Studinya Stephen Reckert (2008) juga maka sebenarnya jenis makanan tahu ini menunjukan bahwa tahu merupakan juga telah menjadi bagian dari masyarakat makanan yang terkenal di negara Jepang Sunda di Jawa Barat pada khususnya, dan merupakan menu favorit diantara bahkan di Indonesia dan dunia pada berbagai jenis makanan lainnya di Jepang umumnya (Yuniawati & Koswara eds., (Reckert, 2008:67). Menu makanan tahu 2010; dan Ganie, 2012). di Jepang memang ada dan tumbuh di Penelitian yang dilakukan oleh Lenny berbagai daerah, dimana mereka juga R. Vartanian (2015) memberikan gambaran menyebutnya dengan istilah “tofu”. Tahu umum tentang tahu, yang menjadi Sumedang, yang merupakan makanan makanan dengan kandungan unsur-unsur sehat dan enak bagi orang Sunda, nabati dan kaya nutrisi, serta menjadi nampaknya juga dikenal oleh berbagai simbol, baik secara maskulin maupun negara, termasuk di Jepang. Hal ini feminim (Vartanian, 2015:75-78). Dalam berdasarkan studi yang dilakukan oleh konteks masyarakat Sunda, tahu Sumedang Arnold J. Bauer (2007:666), ketika beliau menjadi makanan yang digemari oleh mereview bukunya Jeffrey M. Pilcher, khalayak umum, karena dipercaya bahwa The Sausage Rebellion: Public Health, Private didalamnya mengandung berbagai vitamin Enterprise, and Meat in Mexico City (2006). dan mineral yang bagus bagi vitalitas tubuh Banyak informasi yang menunjukan dan kesehatan manusia, baik laki-laki bahwa tahu Sumedang merupakan maupun perempuan (Yuniawati & Koswara makanan yang laku terjual di pasaran eds., 2010; dan Ganie, 2012).2 (wawancara dengan Responden B, Vincentia Reni Vitasurya (2016) 10/7/2016). Hal ini berarti bahwa tahu memberikan gambaran bahwa tahu Sumedang bukan hanya diminati oleh merupakan salah satu makanan Indonesia masyarakat untuk dikonsumsi karena kaya yang terkenal dan juga menjadi daya dengan sumber vitamin, nutrisi, dan gizi; tarik bagi wisatawan dalam melakukan tetapi juga menarik untuk dipelajari dan perjalanan kuliner didalam masyarakat dikaji dalam perspektif ilmu pengetahuan. Indonesia (Vitasurya, 2016:97-101). Untuk Sebagaimana dinyatakan oleh Andrei tahu Sumedang sendiri sudah dikenal Lankov & Kim Seok-Hyang (2008) bahwa makanan yang dijual di daerah trotoar 2Lihat kembali, misalnya, “Makanan: 6 Manfaat dan trafiking sekalipun, sebagaimana tahu Khasiat Tahu Sumedang untuk Kesehatan”. Tersedia secara online di: http://www.khasiat.co.id/makanan/tahu- Sumedang yang juga banyak dijual di sumedang.html [diakses di Bandung, Indonesia: 7 Mei 2016].

124 © 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 10(1) Mei 2017 dan juga telah digunakan sebagai ikon Zhu et al. (2016) menyatakan bahwa wisata dalam rangka mendapatkan tahu merupakan jenis makanan dengan banyak kunjungan wisatawan, baik dari kandungan gizi dan magnesium yang tinggi, dalam negeri maupun luar negeri. Tahu sehingga ianya pasti sangat dibutuhkan Sumedang juga telah menjadi bagian untuk kesehatan tubuh manusia (Kim et al., dari wisata kuliner yang digemari oleh 2007:155; dan Zhu et al., 2016:198). Banyak masyarakat Indonesia dan bahkan dunia juga penelitian yang menyatakan bahwa (Yuniawati & Koswara eds., 2010; dan tahu, secara kimiawi, adalah jenis makanan Ganie, 2012). dengan kandungan nutrisi yang tinggi, Dalam kajian tentang makanan, T. sehingga ianya menjadi menu makanan Ninuk S. Hartini et al. (2005) menyatakan yang digemari dengan kadar gizi dan bahwa tahu adalah jenis makanan yang vitamin yang juga tinggi (cf Lowenberg, telah menjadi menu populer di masa krisis 1970; Jerome, Kandel & Pelto eds., 1980; di Indonesia. Tahu Sumedang dan juga Kalangi, 1985; dan Arisman, 2009). menjadi makanan sangat populer dan bagus dikonsumsi oleh masyarakat luas di KESIMPULAN3 Indonesia, baik pada saat aman maupun Masyarakat Sunda di Jawa Barat telah krisis ekonomi yang pernah melanda di menjadikan tahu Sumedang sebagai Indonesia pada tahun 1990-an (Hartini et makanan favorit dan merupakan menu al., 2005:202). Masyarakat Indonesia pada sehari-hari yang tak terpisahkan dari umumnya dan masyarakat Jawa pada masakan khas dan tradisional bagi khususnya adalah peminat dan kosumen masyarakat Indonesia. Fungsi produksi, yang setia terhadap jenis makanan konsumsi, dan distribusi terhadap tahu tahu dan dan tempe. Hasil penelitian Sumedang yang dilakukan dari, oleh, juga menunjukan bahwa tempe adalah dan untuk masyarakat telah menciptakan jenis makanan yang sangat disukai oleh sistem ekonomi yang ada didalam masyarakat Jawa, manakala tahu adalah masyarakat, khususnya dalam manajemen jenis makanan yang sangat digemari oleh wisata kuliner. masyarakat Sunda. Bagi masyarakat Sunda, Tahu Sumedang sangat penting fungsi bahkan tahu Sumedang dan tempe sering dan pernanannya dalam kehidupam dikonsumsi secara bersama-sama sebagai masyarakat Sunda pada khususnya makanan pelengkap yang menyehatkan dan masyarakat Indonesia, dan bahkan (Santoso, 1995; Yuniawati & Koswara eds., dunia, pada umumnya. Jika dikelola dan 2010; dan Ganie, 2012). dipasarkan secara baik dan profesional, Alawi Sulaiman et al. (2014) menegaskan maka pembuatan tahu Sumedang akan bahwa sebuah potret makanan yang mengalami peningkatan yang luar biasa, baik dan sehat harus diberi label halal, yang pada gilirannya akan membawa khususnya bagi umat Islam (Sulaiman et kesejahteraan bagi masyarakat di satu sisi, al., 2014). Dalam konteks tahu Sumedang, serta bagi kesehatan masyarakat di sisi lain, sudah sewajarnya ia diberi label halal oleh karena tahu telah menjadi bagian integral pemerintah Indonesia, dalam hal ini MUI dalam pola dan menu makanan sehari-hari (Majelis Ulama Indonesia), karena tahu secara massal. Sumedang telah menjadi makanan favorit umat Islam, yang merupakan mayoritas 3Sebuah Pengakuan: Terimakasih kepada Ketua dari bangsa Indonesia. Tahu Sumedang Departemen Antropologi FISIP UNPAD (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran) Bandung, tidak hanya halal secara hukum syariah, yang telah memberi saya tugas membimbing mahasiswa tetapi juga kaya dengan nutrisi dan vitamin mengerjakan praktek lapangan ke Kabupaten Sumedang, secara ilmiah (Yuniawati & Koswara eds., Jawa Barat, Indonesia. Dengan menjadi pembimbing mahasiswa, maka banyak data yang diperoleh oleh penulis 2010; dan Ganie, 2012). dengan melakukan wawancara dan observasi di Kabupaten Akhirnya, kajian yang dilakukan oleh Semedang. Walaupun begitu, semua isi dan interpretasi dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sendiri Young Soon Kim et al. (2007) dan Qiaomei secara akademik.

© 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 125 ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika JUNARDI HARAHAP, Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda

Kesehatan dan kesejahteraan adalah Cahyani. (2012). “Sosial, Budaya, dan Kesehatan”. dua hal yang sangat dibutuhkan oleh Tersedia secara online di: www.social/ co/id [diakses di Bandung, Indonesia: masyarakat. Makanan yang sehat 1 November 2016]. merupakan dambaan masyarakat, Dabke, K.P. & K.M. Thomas. (1992). “Expert System dan makanan yang bisa diproduksi, Guidance for Library Users” in Library Hi Tech, didistribusi, dan dikonsumsi secara massal Vol.10(1-2), pp.53-60. juga pada gilirannya akan mendatangkan Dawis, Aimee. (2010). Orang Indonesia Tionghoa Mencari Identitas. Jakarta: PT Gramedia kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam Pustaka Utama. konteks ini, tahu Sumedang adalah jenis Foster, George M. & Barbara G. Anderson. (1986). makanan yang sangat penting karena bisa Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI [Universitas mendatangkan kesehatan dan kesejahteraan Indonesia] Press, terjemahan Priyanti Pakan Suryadarma & Meutia F. Hatta Swasono. masyarakat. Karena itu, penelitian dan Ganie, Suryatini N. (2012). “From Doufu to Tahu” in kajian terhadap tahu Sumedang tidak newspaper of The Jakarta Post. Jakarta: 7 January. hanya melibatkan ilmu-ilmu sains murni Garna, Judistira K. (2008). Budaya Sunda: Melintasi dan kesehatan masyarakat, tetapi juga ilmu- Waktu Menantang Masa Depan. Bandung: Lembaga ilmu sosial dan kemanusiaan, mengingat Penelitian UNPAD [Universitas Padjadjaran] dan The Judistira Garna Foundation, cetakan ketiga, dampaknya yang luas bagi kesehatan dan edisi revisi. kesejahteraan masyarakat.4 Hapsari, Endah. (2013). “Tiga Tips Sukses Goreng Tahu Sumedang Sendiri“ dalam Republika Online. Jakarta: 27 Desember. Harahap, Junardi. (2015). “Back to Traditional Foods Referensi the Natural: Food for Body and Medicine (Mixture Analysis of Chemical Substances Illegal Carrying Abadi, M. Masyhur. (2007). “Cross Marriage: Sebuah Strange Disease)” in Proceedings of the 2015 ICBTS Model Pembauran Budaya Antar Komunitas International Academic Research Conference in Cina, Arab, India, Jawa, dan Madura di Sumenep Europe & America. Kota” dalam Jurnal Karsa, Vol.12(2), Oktober. Hartini, T. Ninuk S. et al. (2005). “The Importance Tersedia secara online juga di: http://download. of Eating Rice: Changing Food Habits among portalgaruda.org/article.php?article [diakses di Pregnant Indonesian Women during the Bandung, Indonesia: 1 November 2016]. Economic Crisis” in Social Science & Medicine, Alamsyah. (2011). Manajemen Pelayanan Kesehatan. Volume 61, Issue 1 [July], pp.199-210. Yogyakarta: Nuha Medika. Hasibuan, Zainal A. (2007). Metodologi Penelitian pada Anita et al. (2015). “Cara Pembuatan Tahu”. Makalah Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi: Tidak Diterbitkan. Tersedia secara online juga Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Ilmu di: https://www.slideshare.net/AyangAyg/ Komputer UI [Universitas Indonesia]. makalah-pembuatan-tahu [diakses di Bandung, Hong, Lie Goan. (1985). “Pola Makan di Indonesia” Indonesia: 1 November 2016]. dalam S. Karjati, A. Alisyahbana & J.A. Kusin Arianto, Nurcahyo Tri. (2011). “Pola Makan Mie [eds]. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Jakarta: Instan: Studi Antropologi Gizi pada Mahasiswa Yayasan Obor Indonesia, hlm.73-86. Antropologi FISIP UNAIR”. Tersedia secara Iqbal, Muhammad. (2007). “Budaya Kerja Bangsa online di: http://web.unair.ac.id/admin/ Jepang”. Tersedia secara online di: http:// file/f_34835_31mie.pdf [diakses di Bandung, muhamadqbl.blogspot.co.id/2009/05/budaya- Indonesia: 1 November 2016]. kerja-bangsa-jepang.html [[diakses di Bandung, Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Indonesia: 2 Maret 2017]. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jerome, N.W., R.F. Kandel & G.H. Pelto [eds]. (1980). Bauer, Arnold J. (2007). “Review by Arnold J. Bauer” Nutritional Antropology. New York: Redgrave. in Journal of Latin American Studies, Vol.39, No.3 Kalangi, Nico S. (1985). “Makanan sebagai suatu [August], pp.666-668. Published by Cambridge Sistem Budaya: Beberapa Pokok Perhatian University Press. Available online also at: http:// Antropologi Gizi” dalam Koentjaraningrat & A.A. www.jstor.org/stable/40056554 [accessed in Loedin [eds]. Ilmu-ilmu Sosial dalam Pembangunan Bandung, Indonesia: May 7, 2016]. Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia, hlm.42-53. Kim, Young Soon et al. (2007). “The Effect of Oyster 4Pernyataan: Saya, dengan ini, menyatakan bahwa Shell Powder on the Extension of the Shelf Life naskah ini adalah asli karya saya sendiri, bebas dari of Tofu” in Food Chemistry, Volume 103, Issue 1, plagiarisme, serta belum pernah dipublikasikan dan pp.155-160. tidak sedang dalam proses publikasi oleh jurnal lain. Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Anthropologi. Demikian surat pernyataan ini saya buat, dan jika terdapat Yogyakarta: Nuha Medika. kebohongan terkait dengan pernyataan ini, saya bersedia Kuo, Margaret. (2012). “Spousal Abuse: Divorce menerima konsekuensi hukum sebagaimana mestinya.

126 © 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 10(1) Mei 2017

Litigation and the Emergence of Rights Seni. Jakarta: Karya Medika. Consciousness in Republican China” in Modern Pilcher, Jeffrey M. (2006). The Sausage Rebellion: China, Vol.38, No.5 [September], pp.523- Public Health, Private Enterprise, and Meat in Mexico 558. Published by Sage Publications, Inc. City. Albuquerque, NM: University of New Available online also at: http://www.jstor.org/ Mexico Press. stable/41702469 [accessed in Bandung, Indonesia: Reckert, Stephen. (2008). “The Other Latin” in May 5, 2016]. Comparative Literature, Vol.60, No.1 [Winter], Lan, Lawrence W., Wei-Wen Wu & Yu-Ting Lee. pp.58-73. Published by Duke University (2012). “Promoting Food Tourism with Kansei Press on behalf of the University of Oregon. Cuisine Design” in PROCEDIA: Social and Available online also at: http://www.jstor.org/ Behavioral Sciences, Volume 40, pp.609-615. stable/40279395 [accessed in Bandung, Indonesia: Lankov, Andrei & Kim Seok-Hyang. (2008). “North May 7, 2016]. Korean Market Vendors: The Rise of Grassroots Santoso, H.B. (1995). Pembuatan Tempe dan Tahu Capitalists in a Post-Stalinist Society” in Pacific Kedelai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Affairs, Vol.81, No.1 [Spring], pp.53-72. Published Saptandari, Pinky. (2004). “Analisis Sosial-Budaya by Pacific Affairs, University of British Columbia. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Jawa Timur”. Available online also at: http://www.jstor.org/ Makalah disusun sebagai persyaratan peserta stable/40377482 [accessed in Bandung, Indonesia: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) May 7, 2016]. ke VIII, di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Larochelle, Marie-Michelle. (2007). “White Rice” tanggal 17-19 Mei. in CALLALOO: The Cultures and Letters of Saragih, Y.P. & B. Sarwono. (2001). Membuat Aneka the Black, Vol.30, No.2 [Spring], pp.628-636. Tahu. Depok: Penebar Swadaya. Published by the Johns Hopkins University Press. Sofyan, Eko Hendrawan. (2012). “Tahu Sumedang: Available online also at: http://www.jstor.org/ Lezat Berkat Air Tampomas” dalam suratkabar stable/30129777 [accessed in Bandung, Indonesia: Kompas. Jakarta: 7 Januari. May 7, 2016]. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Limando, I., B.M. Soewito & A. Yuwono. (2015). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan “Perancangan Buku Visual tentang Tempe sebagai R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Salah Satu Makanan Masyarakat Indonesia”. Suhardjo. (1995). “Mewaspadai Pergeseran Pola Tersedia secara online di: http://download. Konsumsi Pangan Penduduk Perkotaan” dalam portalgaruda.org/article.php?article [diakses di Jurnal Pangan, Vol.22(6). Jakarta: Penerbit BULOG Bandung, Indonesia: 7 Mei 2016]. [Badan Urusan Logistik]. Lowenberg, M.E. (1970). Food and Man. New York: Sulaiman, Alawi et al. (2014). “Enhancing the John Wiley & Sons. Halal Food Industry by Utilizing Food Wastes “Makanan: 6 Manfaat dan Khasiat Tahu Sumedang to Produce Value-Added Bioproducts” in untuk Kesehatan”. Tersedia secara online di: PROCEDIA: Social and Behavioral Sciences, Volume http://www.khasiat.co.id/makanan/tahu- 121 [March], pp.35-43. sumedang.html [diakses di Bandung, Indonesia: Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial 7 Mei 2016]. dan Pendidikan. Yogyakarta: UNY [Universitas Maridi. (2015). “Mengangkat Budaya dan Kearifan Negeri Yogyakarta] Press. Lokal dalam Sistem Konservasi Tanah dan Air”. Suriadi, Ukim & Erni Susanti. (2010). Membuat Tahu Makalah dalam Seminar Nasional XII Pendidikan Sumedang ala Bungkeng. Bogor: Agro Media. Biologi FKIP UNS di Solo, Jawa Tengah, Vartanian, Lenny R. (2015). “Impression Management Indonesia. Tersedia secara online juga di: http:// and Food Intake: Current Directions in Research” download.portalgaruda.org/article.php?article in Appetite, Vol.86, No.1 [March], pp.74-80. [diakses di Bandung, Indonesia: 2 Maret 2017]. Vitasurya, Vincentia Reni. (2016). “Local Wisdom Martianto, Drajat & Mewa Ariani. (2004). “Analisis for Sustainable Development of Rural Tourism: Perubahan Konsumsi dan Pola Konsumsi Pangan Case on Kalibiru and Lopati Village, Province Masyarakat Indonesia dalam Dekade Terakhir”. of Daerah Istimewa Yogyakarta” in PROCEDIA: Makalah disampaikan pada Widyakarya Nasional Social and Behavioral Sciences, Volume 216, Pangan dan Gizi di Hotel Bidakara, Jakarta, pada January, pp.97-108. tangga1 17-19 Mei. Wawancara dengan Responden A, seorang Muslihatin, Leni Ambar. (2010). “Warisan Budaya pengusaha tahu, di Sumedang, Jawa Barat, Bendawi Korea: Kajian Strategi Kebudayaan Indonesia, pada tanggal 3 Juli 2016. dalam Perlindungan Warisan Budaya di Korea Wawancara dengan Responden B, seorang penjual Selatan”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Depok: tahu, di Sumedang, Jawa Barat, Indonesia, pada FIB UI [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, tanggal 10 Juli 2016. Universitas Indonesia]. Tersedia secara online juga Wawancara dengan Responden C, seorang konsumen di: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160990- tahu, di Sumedang, Jawa Barat, Indonesia, pada RB15L114w-Warisan%20budaya.pdf [diakses di tanggal 17 Juli 2016. Bandung, Indonesia: 2 Maret 2017]. Winanti, Poppy S. (2012). “Literature Review”. Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat, Ilmu, dan Tersedia secara online di: http://poppysw.staff.

© 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 127 ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika JUNARDI HARAHAP, Tahu Sumedang sebagai Makanan Orang Sunda

ugm.ac.id/posts/fyi/literature-review [diakses di [accessed in Bandung, Indonesia: May 7, 2016]. Bandung, Indonesia: 2 Maret 2017]. Yamaguchi, Tomiko & Fumiaki Suda. (2010). Wright, Wynne & Elizabeth Ranson. (2005). “Changing Social Order and the Quest for “Stratification on the Menu: Using Restaurant Justification: GMO Controversies in Japan” in Menus to Examine Social Class” in Teaching Science, Technology & Human Values, Vol.35, Sociology, Vol.33, No.3 [July], pp.310-316. No.3 [May], pp.382-407. Published by Sage Published by American Sociological Association. Publications, Inc. Available online also at: http:// Available online also ya: http://www.jstor.org/ www.jstor.org/stable/27862467 [accessed in stable/4127594 [accessed in Bandung, Indonesia: Bandung, Indonesia: May 7, 2016]. May 7, 2016]. Yuniawati, R. & R.A. Koswara [eds]. (2010). Sentra Xiao, Jiwei. (2013). “Nature, Woman, and Lyrical Bisnis Jawa Barat: Panduan Wisata Belanja dan Ambiguity in Shen Congwen’s Writin” in Kuliner Khas Jawa Barat. Jakarta: Trans Media. SOURCE: Rocky Mountain Review, Vol.67, No.1 Zhu, Qiaomei et al. (2016). “Effect of Magnesium Salt [Spring], pp.41-60. Published by Rocky Mountain Concentration in Water-in-Oil Emulsions on the Modern Language Association. Available online Physical Properties and Microstructure of Tofu” also at: http://www.jstor.org/stable/23609964 in Food Chemistry, Volume 201 [June], pp.197-204.

128 © 2017 by Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 1979-0112 and www.mindamas-journals.com/index.php/sosiohumanika