University of Malaya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Bab Iv Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Profil Film Arwah Goyang Karawang 4.1.1 Poster Gambar 4.1 1 Poster Film Arwah Goyang Karawang Sumber : https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00007705.html 4.1.2 Profil Film Arwah Goyang Karawang Film Arwah Goyang Karawang merupakan garapan dari sutradara Helfi Kardit. Film ini seperti film horror pada umumnya, dengan mengcasting pemain seksi yakni Dewi Perssik dan juga Alm. Julia Perez. Film ini menjadi konsumsi publik setelah munculnya adegan perkelahian di antara pemainnya yakni Depe dan Jupe. Adegan tersebut di masukkan ke dalam film untuk 32 menarik penonton. Awal mula judul film dalam Wikipedia adalah Arwah Goyang Karawang, namun mendapatkan kritik dai masyarakat Karawang sendiri, kemudian film ini diganti menjadi Arwah Goyang Jupe-Depe. Akibat kejadian perkelahian tersebut, film ini dikecam langsung oleh masyarakat Karawang. Namun, di akhir perilisan film ini, poster tetap ada nama Karawang namun ada unsur nama Jupe Depe. Film Arwah Goyang Karawang ini mendapatkan apresiasi dari penonton Indonesia, terbukti dengan jumlah penonton yang mencapai 698.960 dengan mencetak rekor jumlah penonton paling banyak di tahun 2011 dan bertahan pada puncak bioskop hingga awal April. Akumulasi jumlah penonton ini diperbaharui setiap pekannya. Berikut data jumlah penonton yang dikutip dari filmindonesia.or.id, di mana sumber data dihimpun dari PPFI, Blitzmegaplex, produser film, dan sumber-sumber lainnya: 1. Arwah Goyang Karawang 698.960 2. Pocong Ngesot 353.506 3. Kalung Jelangkung 286.878 4. Love Story 283.337 5. Pelukan Janda Hantu Gerondong 251.100 6. Virgin 3: Satu Malam Mengubah Segalanya 225.582 7. Jenglot Pantai Selatan 155.477 Keberhasilan film ini tak lain karena bumbu dari pemain tersebut yakni adanya adegan perkelahian yang di munculkan dalam film tersebut. -
Upin & Ipin: Promoting Malaysian Culture Values Through Animation
Upin & Ipin: Promoting malaysian culture values through animation Dahlan Bin Abdul Ghani Universiti Kuala Lumpur [email protected] Recibido: 20 de enero de 2015 Aceptado: 12 de febrero de 2015 Abstract Malaysian children lately have been exposed or influenced heavily by digital media entertainment. The rise of such entertainment tends to drive them away from understanding and appreciating the values of Malaysian culture. Upin and Ipin animation has successfully promoted Malaysian folklore culture and has significantly portrayed the art of Malaysian values including Islamic values by providing the platform for harmonious relationship among different societies or groups or religious backgrounds. The focus of this research is to look into the usage of Malaysian culture iconic visual styles such as backgrounds, lifestyles, character archetypes and narrative (storytelling). Therefore, we hope that this research will benefit the younger generation by highlighting the meaning and importance of implicit Malaysian culture. Key words: Upin and Ipin; animation; narrative; folklore; culture; character archetypes. Upin e Ipin: promoviendo la cultura malasia a través de los valores de la animación Resumen Recientemente los niños en Malasia están siendo fuertemente expuestos cuando no influenciados por los medios masivos de entretenimiento digital. Esto les lleva una falta de comprensión y apreciación de la importancia de los valores de su propia cultura. La serie de animación propia Upin & Ipin ha promovido con éxito las diferentes culturas de Malasia y obtenido valores culturales significativos que representan a su arte, incluyendo el islámico, y proporcionando así una plataforma de relación armónica entre los diferentes grupos que componen la sociedad en Malasia, ya sea civil o religiosa. -
The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally. -
Text and Screen Representations of Puteri Gunung Ledang
‘The legend you thought you knew’: text and screen representations of Puteri Gunung Ledang Mulaika Hijjas Abstract: This article traces the evolution of narratives about the supernatural woman said to live on Gunung Ledang, from oral folk- View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE lore to sixteenth-century courtly texts to contemporary films. In provided by SOAS Research Online all her instantiations, the figure of Puteri Gunung Ledang can be interpreted in relation to the legitimation of the state, with the folk- lore preserving her most archaic incarnation as a chthonic deity essential to the maintenance of the ruling dynasty. By the time of the Sejarah Melayu and Hikayat Hang Tuah, two of the most impor- tant classical texts of Malay literature, the myth of Puteri Gunung Ledang had been desacralized. Nevertheless, a vestigial sense of her importance to the sultanate of Melaka remains. The first Malaysian film that takes her as its subject, Puteri Gunung Ledang (S. Roomai Noor, 1961), is remarkably faithful to the style and sub- stance of the traditional texts, even as it reworks the political message to suit its own time. The second film, Puteri Gunung Ledang (Saw Teong Hin, 2004), again exemplifies the ideology of its era, depoliticizing the source material even as it purveys Barisan Nasional ideology. Keywords: myth; invention of tradition; Malay literature; Malaysian cinema Author details: Mulaika Hijjas is a British Academy Postdoctoral Fel- low in the Department of South East Asia, SOAS, Thornhaugh Street, Russell Square, London WC1H 0XG, UK. E-mail: [email protected]. -
Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings
Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings TAJUK PERKARA MALAYSIA: PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS EDISI KEDUA TAJUK PERKARA MALAYSIA: PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS EDISI KEDUA Perpustakaan Negara Malaysia Kuala Lumpur 2020 © Perpustakaan Negara Malaysia 2020 Hak cipta terpelihara. Tiada bahagian terbitan ini boleh diterbitkan semula atau ditukar dalam apa jua bentuk dan dengan apa jua sama ada elektronik, mekanikal, fotokopi, rakaman dan sebagainya sebelum mendapat kebenaran bertulis daripada Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia. Diterbitkan oleh: Perpustakaan Negara Malaysia 232, Jalan Tun Razak 50572 Kuala Lumpur Tel: 03-2687 1700 Faks: 03-2694 2490 www.pnm.gov.my www.facebook.com/PerpustakaanNegaraMalaysia blogpnm.pnm.gov.my twitter.com/PNM_sosial Perpustakaan Negara Malaysia Data Pengkatalogan-dalam-Penerbitan TAJUK PERKARA MALAYSIA : PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS. – EDISI KEDUA. Mode of access: Internet eISBN 978-967-931-359-8 1. Subject headings--Malaysia. 2. Subject headings, Malay. 3. Government publications--Malaysia. 4. Electronic books. I. Perpustakaan Negara Malaysia. 025.47 KANDUNGAN Sekapur Sirih Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia i Prakata Pengenalan ii Objektif iii Format iv-v Skop vi-viii Senarai Ahli Jawatankuasa Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings ix Senarai Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Tajuk Perkara Topikal (Tag 650) 1-152 Tajuk Perkara Geografik (Tag 651) 153-181 Bibliografi 183-188 Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Sekapur Sirih Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia Syukur Alhamdulillah dipanjatkan dengan penuh kesyukuran kerana dengan izin- Nya Perpustakaan Negara Malaysia telah berjaya menerbitkan buku Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Edisi Kedua ini. -
UNSUR-UNSUR MISTIK DAN PEMUJAAN DALAM KALANGAN MASYARAKAT MELAYU DI PULAU BESAR NEGERI MELAKA SYAIMAK ISMAIL Universiti Teknologi Mara [email protected]
Jurnal Melayu Bil. 19(2)2020 254 UNSUR-UNSUR MISTIK DAN PEMUJAAN DALAM KALANGAN MASYARAKAT MELAYU DI PULAU BESAR NEGERI MELAKA SYAIMAK ISMAIL Universiti Teknologi Mara [email protected] MUHAMMAD SAIFUL ISLAM ISMAIL Universiti Teknologi Mara [email protected] ABSTRAK Pulau Besar merupakan pulau yang berpenghuni yang terletak di negeri Melaka. Pulau ini mula wujud sejak daripada zaman Kesultanan Melayu Melaka dan banyak peristiwa sejarah yang berlaku di pulau ini. Kehadiran ulama tersohor ke Pulau Besar sekitar abad ke-15 untuk menyebarkan agama Islam dianggap sebagai wali Allah dilihat wajar dihormati dan dipuja kerana kedudukannya yang tinggi di sisi tuhan. Peninggalan makam ulama beserta pengikut beliau dikatakan mewarnai Pulau Besar dengan hal-hal positif kerana memberikan seribu kebaikan kepada penduduk dan pengunjung yang datang ke pulau ini. Oleh demikian, Pulau Besar dianggap sebagai sebuah pulau yang suci dan keramat kerana mampu menyembuhkan penyakit, menyucikan hati dan menunaikan hajat setiap pengunjung yang datang ke pulau ini. Kebiasaannya masyarakat Melayu khususnya di Melaka akan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap suci yang terdapat di pulau ini seperti kubur, gua, pokok dan batu besar untuk berdoa, memohon hajat, menunaikan nazar dan majalani sesi rawatan secara ghaib di Pulau Besar. Kesan daripada pengaruh fahaman animisme dan Hindu-Buddha yang diterima secara warisan daripada leluhur terdahulu masih lagi menjadi amalan sejak berzaman. Walaubagaimanapun, masyarakat Melayu mula menyesuaikan amalan tersebut mengikut kesesuaian agama Islam sebaik sahaja agama ini diperkenalkan di alam Melayu. Objektif kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti unsur-unsur mistik dan pemujaan dalam kalangan masyarakat Melayu di Pulau Besar. Kajian ini menggunakan metod dokumentasi dan observasi bagi melihat secara menyeluruh bentuk amalan dan pemujaan yang masih dilakukan oleh masyarakat Melayu yang mengunjungi Pulau Besar ini. -
Permainan Video Game Modern Sebagai Media Penunjang Kelestarian Budaya Lisan Pamali
PERMAINAN VIDEO GAME MODERN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG KELESTARIAN BUDAYA LISAN PAMALI Shienny Megawati Sutanto, S.Sn., M.M. Universitas Ciputra, Surabaya, 60219, Indonesia [email protected] ABSTRACT The Pamali is a form of oral or unwritten tradition. This tradition is manifestation from Indonesians cultural wealth, which consists of guidelines, standards, and unwritten ethics carried out by the community. In this modern era, pamali is often regarded as a myth or superstition. Whereas in Pamali’s oral tradition there are actually positive things that are good for social life. StoryTale Studio, a local game developer from Bandung trying to reintroduce Pamali traditions to the the young generation of Indonesia through their work entitled “Pamali”, released December 28, 2018. This research intends to observe this phenomenon and find out how to use video game as media to sustain the oral tradition of Pamali. Keywords: Game design, Indonesian tradition, oral tradition, Pamali, cultural sustainability ABSTRAK Tradisi Pamali adalah salah satu bentuk budaya lisan atau tidak tertulis. Tradisi ini merupakan wujud dari kekayaan budaya masyarakat Indonesia, yang berupa pedoman, pakem, dan etika tak tertulis dilakukan oleh masyarakat. Di jaman modern ini, pamali sering kali dianggap mitos atau tahayul. Padahal di dalam tradisi lisan pamali sebenarnya ada hal-hal positif yang baik untuk kehidupan bermasyarakat. StoryTale Studio, developer game lokal asal Bandung berusaha mengenalkan kembali generasi muda Indonesia akan tradisi lisan Pamali melalui karya mereka yang berjudul “Pamali”, game ini dirilis 28 Desember 2018. Penelitian ini bermaksud mengamati fenomena tersebut dan mengetahui bagaimana menggunakan media video game sebagai media penunjang kelestarian tradisi lisan Pamali. -
Analisis Elemen Visual Game “Pamali” Dengan Menggunakan Pendekatan Teori Mimesis Plato
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya e-ISSN:2623-0305 Vol. 2 No. 02, Januari-April 2020 Hlm. 89-95 ANALISIS ELEMEN VISUAL GAME “PAMALI” DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI MIMESIS PLATO Fachry Fauzhan1, Eric Alvian2, Septian Andreanto3, Nurulfatmi Amzy4 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, 12530, Indonesia [email protected] Abstrak Game merupakan sebuah jenis media hiburan yang diminati berbagai kalangan masyarakat pada saat ini. Di balik perannya yang semakin diminati, game memiliki elemen-elemen pendukung yang membantu perannya sebagai media hiburan yang paling diminati. Salah satu elemen penting dalam sebuah game adalah elemen visualnya. Hal ini disebabkan elemen visual memiliki daya untuk bisa memberikan koneksi antara pesan atau cerita yang ingin disampaikan oleh pembuat game kepada para pemain game tersebut. Yang akan dibahas dalam artikel ini adalah Game “Pamali”, salah satu game yang memiliki elemen visual menarik untuk di bahas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan teori filsafat seni, yaitu seni sebagai mimesis (imitasi) yang diusung oleh Plato. Penelitian ini akan menunjukkan bahwa visual game “Pamali” adalah sebuah imitasi (tiruan) dari konsep ideal yang ada di kepala desainer game tersebut. Kata kunci: Game, Elemen,Visual, Realitas, Mimesis Abstract Game is a kind of entertainment media that is gaining so much interest among people nowadays. That is supported by elements applied in it. One of the important things in a game is the visual element. It has the potency to give a connection between the game’s storyline made by its designer and the player. -
UC Riverside Electronic Theses and Dissertations
UC Riverside UC Riverside Electronic Theses and Dissertations Title Playing Along Infinite Rivers: Alternative Readings of a Malay State Permalink https://escholarship.org/uc/item/70c383r7 Author Syed Abu Bakar, Syed Husni Bin Publication Date 2015 Peer reviewed|Thesis/dissertation eScholarship.org Powered by the California Digital Library University of California UNIVERSITY OF CALIFORNIA RIVERSIDE Playing Along Infinite Rivers: Alternative Readings of a Malay State A Dissertation submitted in partial satisfaction of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in Comparative Literature by Syed Husni Bin Syed Abu Bakar August 2015 Dissertation Committee: Dr. Hendrik Maier, Chairperson Dr. Mariam Lam Dr. Tamara Ho Copyright by Syed Husni Bin Syed Abu Bakar 2015 The Dissertation of Syed Husni Bin Syed Abu Bakar is approved: ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ Committee Chairperson University of California, Riverside Acknowledgements There have been many kind souls along the way that helped, suggested, and recommended, taught and guided me along the way. I first embarked on my research on Malay literature, history and Southeast Asian studies not knowing what to focus on, given the enormous corpus of available literature on the region. Two years into my graduate studies, my graduate advisor, a dear friend and conversation partner, an expert on hikayats, Hendrik Maier brought Misa Melayu, one of the lesser read hikayat to my attention, suggesting that I read it, and write about it. If it was not for his recommendation, this dissertation would not have been written, and for that, and countless other reasons, I thank him kindly. I would like to thank the rest of my graduate committee, and fellow Southeast Asianists Mariam Lam and Tamara Ho, whose friendship, advice, support and guidance have been indispensable. -
Taboo Words in Hate Speech Through Social Media
Vol. 17, 2021 A new decade for social changes ISSN 2668-7798 www.techniumscience.com 9 772668 779000 Technium Social Sciences Journal Vol. 17, 510-523, March, 2021 ISSN: 2668-7798 www.techniumscience.com Taboo words in hate speech through Social Media Azizah Husda Universitas Prima Indonesia [email protected] Elza Leyli Lisnora Saragih UniversitasHKBP Nomensen [email protected] Mulyadi Universitas Sumatera Utara [email protected] Abstract. This research is on taboo words used in hate speech through social media to find out the classification of taboo words and to describe the social functions of taboo words in hate speech. The method applies descriptive qualitative by describing taboo words. The data were obtained through documents from social media about recently updated hate speech. The synthesis of some previous theories and relevant studies support the research. The approaches used is socio-semantics as the combination ofboth sociolinguistics and semantics, because it studies the meanings and perspectives of using taboo words among society in hate speech. The findings showed that there are taboo words classified into epithets, profanity, vulgarity, obscenity, cursing and supernatural beings. The functions of using taboo words were also found to draw people's attention, to show contempt, to provoke, and to mock authority. This research finally provides some contributions and references for any further research related to the use of taboo words within any language and also as communication guidance especially for speakers to avoid using taboo words which lead to hate speech. Keywords. Taboo, Words, Hate Speech, Social Media 1. Introduction In conveying ideas or thoughts in language, humans must always pay attention to the terms and conditions in which they are. -
Seminar Kebangsaan Transformasi Sosio-Ekonomi Wilayah Utara Ke-3,2018 18
Seminar Kebangsaan Transformasi Sosio-Ekonomi Wilayah Utara ke-3,2018 18 PENILAIAN TERHADAP IMPAK SIHIR KEATAS ID02 KESEJAHTERAAN SOSIAL DI MALAYSIA: DARI SUDUT PENGAMAL RAWATAN ALTERNATIF Abu Bakar Sedek Abdul Jamak1, Noor Awanis Muslim dan Fadhilah Abdul Ghani Abstrak Ilmu hitam merujuk kepada penggunaan kuasa negatif dan kuasa jahat dalam dunia kedukunan Melayu oleh pengamal-pengamal sihir atau bomoh pada zaman sekarang. Ilmu sihir dipercayai telah berada dalam masyarakat pelbagai kaum dan budaya sejak zaman berzaman lagi. Ianya akan tetap berada dalam masyarakat Melayu selagimana khidmat bomoh masih diperlukan bagi kerja-kerja mewujudkan kerosakan dan konflik ke atas individu serta sosial. Impak sihir ke atas mangsa akan menyebabkan fenomena luar biasa seperti menghidapi penyakit berbahaya contohnya tumor dan kanser, berkelakuan aneh, berlakunya penceraian, rumahtangga yang huru hara, hilang pendapatan atau pekerjaan, kejatuhan perniagaan dan pelbagai lagi kerosakan yang akan dihuraikan. Kajian ini akan membentangkan bagaimana pengalaman beberapa orang pengamal rawatan alternatif secara Islam supaya dapat membantu mendidik dan memberi peringatan tentang kerosakan dan bahaya sihir keatas kesejahteraan sosial serta institusi masyarakat Melayu khasnya. Kegagalan kebanyakan Masyarakat Melayu memahami modus operandi pengamal-pengamal sihir menyebabkan mereka merujuk segala kesakitan kepada doktor perubatan sahaja sehingga mengakibatkan penderitaan seumur hidup dan kematian atau kejatuhan jualan yang mendadak sehingga perniagaan terpaksa ditutup. Kegiatan sihir semakin berleluasa di Malaysia kerana pengamal-pengamal sihir atau bomoh tidak dikenakan sebarang tindakan dan ditangkap atau dihadapkan ke muka pengadilan atas kesalahan pembunuhan secara halus dan merosakkan kesejahteraan institusi masyarakat Melayu serta sosial. Bahkan kini dalam dunia kedukunan, sihir merupakan satu seni halus yang diperniagakan dan mendatangkan keuntungan dengan bayaran yang lumayan serta memberi sara hidup kepada pengamal-pengamal sihir. -
Download This PDF File
Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol. 4, No.1, Juni 2020, hal 9 - 21 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 9 Perempuan Bersampur Merah Karya Intan Andaru: Resiliensi Perempuan Terhadap Stigma dan Trauma Tania Intan* dan Trisna Gumilar Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21,7 Jatinangor e-mail: *[email protected]; [email protected] Abstrak Penelitian ini mengkaji resiliensi protagonis perempuan terhadap stigma dan trauma yang terindikasi di dalam novel berjudul Perempuan Bersampur Merah (2019) karya Intan Andaru terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama. Permasalahan dalam novel tersebut dilatari oleh peristiwa pembantaian dukun santet di wilayah Banyuwangi tahun 1998. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan psikologi sastra. Data diperoleh melalui teknik simak catat dan dianalisis dengan metode analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh elemen dari struktur cerita mendukung pada isu yang dibincangkan. Secara keseluruhan, novel Perempuan Bersampur Merah merupakan narasi tentang stigma karena memuat pandangan- pandangan negatif yang melekat pada dukun santet, anak dukun santet, penari gandrung, perempuan hamil dan anak yang lahir di luar nikah, perempuan dewasa yang belum menikah, serta keturunan aktivis partai terlarang. Para tokoh perempuan ditampilkan melakukan resiliensi terhadap stigma dan trauma mereka. Kata kunci: resiliensi perempuan, stigma, trauma, dukun santet, Banyuwangi Perempuan Bersampur Merah by Intan Andaru: Women’s Resilience to Stigma and Trauma Abstract This study examines the female protagonist resilience facing stigma and trauma, which is indicated in a novel titled ‘Perempuan Bersampur Merah’ (2019) by Intan Andaru published by PT.