Dimensi Inklusi Dakwah KH. Abdullah Gymnastiar Dan KH
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
0,0BAR, 9ol. XX9,,, 1o. 1 (-uni 2011): 39-46 Dimensi ,nNlusi DaNwah .H. AEdullah Gymnastiar dan .H. -alaluddin RaNhmat 1 BA0BA1G SA,F8/ 0A‘A5,F 2 FaNultas ,lmu DaNwah 8niversitas ,slam Bandung AEstract .H AEdullah Gymnastiar and .H -alaluddin RaNhmat are famously Nnown as da‘i in national level. Both were actively engaged in communicating and spreading ,slam since 1980s.This article discusses content of speech delivered Ey those two figures. Applying rhetorical analysis, the research revealed that inclusive messages which assumed man as eTual were dominantly played. Both da‘i communicated messages focused on ethics, tolerance, and mutual understanding, not merely concentrates on ,slamic Murisprudence (al fiTh). Such messages are considered ideal in ,ndonesia‘s multiculturalism context, where people–no matter what their religions or ethnical origins are–should Ee aEle to emErace the essence of inclusive messages. .H AEdullah Gymnastiar dan .H -alaluddin RaNhmat merupaNan da‘i nasional yang sangat terpandang di ,ndonesia. .eduanya telah terliEat aNtif dalam mengomuniNasiNan dan menyeEarNan aMaran ,slam seMaN tahun 1980an, dan diNelilingi oleh Mamaahnya masing-masing. ArtiNel ini membahas isi daNwah yang disampaiNan oleh para da‘i terseEut. Dengan menerapNan metode analisis retoriNa, diperoleh Nesimpualn Eahwa inti dari pesan daNwah Nedua da‘i adalah pesan-pesan inNlusif yang mengutamaNan Nesetaraan manusia. .edua da‘i pada dasarnya menyeEarNan isi pesan yang sama, EerfoNus pada etiNa, toleransi, serta pemahaman timEal-EaliN yang setara. 3esan mereNa tidaN semata-mata meneNanNan pada huNum-huNum ,s- lam. 3esan inNlusif semacam ini ideal Eagi ,ndonesia yang sangat multiNultural. .ata .unci: ,nclussion, ,slamic Communicator, Rhetorical Analysis ,. 3E1DAH8/8A1 :alaupun daNwah Nedua NomuniNator mengalami pasang surut seMalan dengan ritme Di antara ulama penyeEar ,slam di Nota Niprah mereNa, Memaahnya tetap menyanMung Bandung adalah .H. Abdullah Gymnastiar dan .H. Neduanya, Narena mampu mengisi relung-relung -alaluddin Rakhmat, yang seMak 1980-an telah aktif hati dan pemiNiran mereNa. .H. -alal mengusung EerNomuniNasi dakwah. -emaah Neduanya EanyaN, pemEelaan Nepada Syiah, yang semula agaN EaiN yang hadir secara langsung maupun yang dicurigai dan diawasi. Serangan EerEagai pihak lain mengiNutinya melalui media. 8raian-uraian Nedua diEalasnya dengan halus dan penuh persabahatan, NomuniNator dakwah ini disimak dengan EaiN oleh Mauh dari dendam, sehingga paham Syiah yang Memaahnya, sehingga Eanyak penggemar mereka semula Nontroversial perhalan-lahan diterima yang setia, EaiN umat ,slam maupun non-0uslim. masyaraNat. 0a‘arif dalam 0imEar -urnal Sosial DaNwah Nedua NomuniNator ini Eersifat lintas dan 3emEangunan (9ol. XX9, 1o.2, 2009) menge- agama. 3esan-pesannya dipandang EiMaN dan muNakan Eahwa .H. A. Gymnastiar meng-usung mencerahNan. Terlepas dari Nekurangan yang ada hal-hal yang praNtis dari Nehidupan, dengan dan perEedaan paham yang mungNin terMadi, Nedua memEina akhlak hati menMadi lemEut. NomuniNator daNwah telah mampu mendorong AMaran ,slam merupaNan sumEer materi 0uslim untuN Eeramal dan EerNiprah secara NomuniNasi daNwah yang utama, yang garis intelektual, ruhiah, dan prakteN. Eesarnya ATidah, Syari‘ah, dan ANhlaT (Syaltut, 1 ArtiNel ini merupaNan hasil ringNasan dari disertasi 8npad 2 FaNultas DaNwah 8nisEa, -l. Ranggagading 1o.8 Bandung; email: Easmar_ali#yahoo.com. 39 BA0BA1G S. 0A‘AR,). .omuniNasi Dakwah InNlusif DaNwah .+.AEdullah Gymnastiar dan .H. -alaluddin R. 1966, Anshari, 2004: 48, dan Ali, 2005: 133). Nehendaki.“ ,slam dapat dipahami secara Netat, yang Tema yang diNupas NomuniNator daNwah melahirNan praktiN yang serupa, namun Eisa pula akan Eerpengaruh Nepada audiensnya. .apasitas pemahaman dan pengamalan yang lemEut dan EerpiNir NomuniNator daNwah memEawa Nepada inNlusif. ,nNlusivitas menMadi sarana menMemEatani Najian-NaMian yang Eersifat intelektual, ada pula yang EerEagai NutuE pemahaman yang saling Eertolak- Eersifat practical sNill. .apasitas diri yang Eertaut Eelakang. dengan pengalaman hidup masa lalu EerNaitan Agama yang Eergantung pada legitimasi Nitab dengan Nehidupan masa Nini. ,deologi Muga suci yang dipahami secara tekstual, tanpa disadari, mempengaruhi pola piNir NomuniNator dakwah. rupanya dapat mengantarNan seseorang atau .ebaiNan akan muncul dengan sendirinya dari NelompoN pada sosoN ”Nesalehan yang Neras, mili- suatu pengamalan agama. .alangan seperti ini tant, radiNal.‘ SedangNan universalitas inNlusivitas diseEut seEagai ahlu al-atsar (teNstualis atau agama-agama meneNanNan compassionate ethic sNripturalis [AErahamov, 1998: 19, dan 0adMid, yang mengedepanNan rasa simpati, empati, rasa 1985: 244]). Pada sisi lain, ada ahlu ”l-ra‘yi yang hormat, senasiE, suNa menolong, suNa Eeramal, EerNecenderungan memahami teNs secara rasional murah hati, loyalitas, NerMasama, dan solidaritas yang mengupas hiNmahnya antar-sesama umat manusia (Amin AEdullah, Tulisan ini Eerasal dari penelitian yang dalam Armstrong, 2007: v). dilaNuNan dengan metode rhetorical analysis. Al-FaruTi menyatakan Eahwa aqidah menMadi 0etode ini diMelasNan oleh /ittlejohn, (1978: 161) landasan Eeragama. —Akidah merupakan ruh Eagi seEagai, setiap orang; dengan Eerpegang teguh padanya ia Rhetorical criticism is necessarily analytical. The aNan hidup dalam Neadaan yang EaiN dan scheme of rhetorical study includes the element of menggemEiraNan, tetapi dengan meninggalNannya the speaNer‘s as conditioning factor: it includes also matilah semangat Nerohanian manusia“ (SaEiT, the puElic character of the man ± not what he was, 2002: 21). -iwa yang hidup akan menggerakNan Eut what he was to Ee. ,t reTuire description of the raganya untuN melakuNan tindakan yang Eenar dan speaNer audience, and of the leading ideas with which he plied his hearers ± his topics, the motives to which sesuai dengan nilai agama. Esensi ,slam adalah he appealed, the nature of the proofs he offered….. Tauhidullah, tindakan yang menegasNan Allah 0aha Esa, Pencipta yang mutlaN, 3enguasa segala yang Adapun langNah-langNah yang ditempuh ada, sehingga, —,slam dan .eEudayaan ,slam dimulai dengan NaMian pustaNa, oEservasi dan (termasuN peradabannya) memiliNi suatu esensi wawancara mendalam dengan para aktivis Nedua pengetahuan, yaitu tauhid, yang dapat dianalisis dan NelompoN pengajian ini. diuraiNan.“ (Al-FaruTi, 1982: 16). TuMuan tulisan ini adalah untuN mengupas Cinta Nepada Allah (mahaEEatullah) inNlusifitas NomuniNasi daNwah Nedua figur ini, mengantar Nepada siNap EiMaksana dan sadar aNan dengan memfoNusNan pada: (a) 0akna inNlusi pada NeEenaran (Glasse, 1999: 259-260). -adi, NomuniNator dakwah .H. A. Gymnastiar dan .H. ma‘rifatullah merupaNan Numpulan ilmu -alaluddin Rakhmat; (E) ,si pesan inNlusi pada pengetahuan, perasaan, pengalaman, amal dan NomuniNator dakwah .H. A. Gymnastiar dan .H. iEadat. .umpulan dari ilmu, filsafat dan agama. -alaluddin R., dan; (c) ,mpliNasi inNlusif pada .umpulan dari mantiT, Neindahan dan cinta (HamNa, .omuniNasi dakwah Nedua figur ini. 1980: 106). Amal syariat itu diNelompoNNan menMadi dua, yaitu: (1) ta‘abEudi, dan (2) ta‘aqTuli ,,. 3E0BAHASA1 (HamNa, 1980: 103). SedangNan ANhlaN merupaNan pemEahasan PerEedaan corak pemahaman Eerpengaruh suasana Eatin dan NaraNter diri (self character) pada NomuniNasi daNwah (da‘i)-nya dalam untuN memEersihNan ruhani yang mengantarNan menMelasNan Nepada Memaahnya. 3emEaca teNs pada pencerahan piNiran sebagai Easis perilaNu. NitaE suci ada perEedaan antara yang Eergaya -adi aNhlaN mewuMud dalam tindaNan nyata. sNriptural dengan yang suEstansial. 3erEedaan Perhatian Al-Ghazali, selaku toNoh sufi, lebih Eanyak dalam memEaca teNs dan memahaminya aNan tertuMu Nepada pemEangunan aNhlaN untuN melahirNan perEedaan pada pesan-pesan Nebersihan Miwa sendiri, perEanyaN puasa, Mangan NomuniNasinya. .edua gaya ini dianggap aEsah menoleh Ne Nanan Ne Niri. .elompoN sufi diNenal dalam pemiNiran agama. .enyataan itu tampaN dengan tarekat. pada .H. A. Gymnastiar dan .H. -alaluddin R. HamNa (1980: 179) menulis, —.ebanyaNan Pemahaman agama diwarnai oleh ideologi, Sufi Eermadzhab -aEEariyah. 3andangan mata Nita dalam artian —suatu Nepercayaan dan nilai-nilai yang ini sebenarnya Euta. /eEih EaiN Nita fana Nedalam dianut oleh suatu NelompoN tertentu“ (SoeNanto, pandangan .eNasih (Tuhan). Pandangan Tuhan 1983: 148). ,deologi dapat Eersifat manifest adalah lebih EaiN menMadi ganti dari pandangan Nita. (terEuNa dan transparan), namun Eisa Muga Eersifat Dalam pandangan-1ya tersimpan segala yang Nita latent, dan dalam daNwah terNandung ideologi 40 0,0BAR, 9ol. XX9,,, 1o. 1 (-uni 2011): 39-46 agama yaitu ideologi yang terdiri dari nilai-nilai untuN menciptaNan haEitat yang menurut suci (Soekanto, 1983: 148). pandangan mereka ideal, Narena di situlah mereka AMaran agama seringNali dipahami sesuai Eersosialisasi dalam suatu arena dakwah. dengan Neperluan toNoh, leEih-leEih pemimpin Dalam NomuniNasi visi dan misi organisasi organisasi daNwah. Dengan Nata lain, faNtor seringNali mewarnai corak pesan NomuniNasinya —ideologi-Eersama iNut Eerperan dalam proses (0ulyadi dan Setiawan, 200l: 461). HiroNawa interaksi dari suatu NelompoN“ (Frey, 1999: 519). (dalam Fessenden, et al, 1968: 23) mendapatNan ,deologi secara umum memengaruhi langsung atau Eahwa suatu NelompoN memiliNi Neterampilan tidaN langsung isi dan proses NomuniNasi pada memEuat Neputusan untuN memeroleh Neputusan NelompoN-NelompoN atau Memaah (Frey, 1999: 520). alternatif, dan NomuniNasi Eerperan EaiN dalam Pada fiTih, Necenderungan terMadi perEedaan menduNung anggotanya. —.omuniNasi