PESANTREN AND THE PRESERVATION OF ISLAM NUSANTARA Edi Susanto & Moh. Mashur Abadi State College for Islamic Studies (STAIN) Pamekasan Jl. Raya Panglegur KM. 04 Tlanakan Pamekasan e-mail:
[email protected] Abstract: This article describes the background of the rise of an Indonesian moderate Islamic understanding in the midst of a trans-national Islamic movement with the scriptural-puritanical in it’s character which spread out pervasively in the country; and this new Islamic model is intolerant to local traditions. Meanwhile, historically, Islam Nusantara has been deeply rooted among the Moslems in ar- chipelago, and this traditional-moderate Islam has been developed by Walisongo (nines guardians). Islam Nusantara is accommodative to the local cultures and traditions. It produces a moderate and tolerant model of Islam. This article also describes the role of pesantren in protecting the heritages of Islam Nusantara. In this contex, Islam Nusantara is an understanding of Islamicity which is tolreant, peacefull, and accomodative to Nusantara culture. Therefore, it denies radicalism and avoids hostility. Abstrak: Tulisan ini mendeskripsikan latar belakang timbulnya paham keagamaan Islam yang ramah khas Indonesia, di tengah suasana semakin masifnya penyebaran Islam literalis-puritanis skriptural-transnasionalis yang garang terhadap tradisi lokal. Dideskripsikan Eetapa paham yang kemudian dikenal dengan “Islam 1usantara” adalah sesuatu yang memang berakar kuat dalam tradisi bangsa Indonesia dan sudah dikembangkan sejak masa paling dini oleh Walisongo, sehingga Islam Nusantara tidak perlu dipandang dengan kacamata curiga karena ia akrab dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia sendiri, yang cenderung berwatak moderat dan toleran. Dideskripsikan pula peran pesantren dengan berbagai karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya sebagai jangkar pewarisan budaya Islam Nusantara.