Kronik Edisi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
th.XVI/28 April 2018 Unika Soegijapranata 124 snap QR code Sang Pahlawan Diplomasi Mgr. A. Soegijapranata, SJ bersama Mgr. Jonghe d’ Ardoye sebagai internuncius atau duta besar Vatikan (nuncio) bertemu dengan presiden Soekarno sehubungan dengan peningkatan status hubungan diplomatik antara Vatikan dengan Indonesia. (Arsip Negara RI - Juni 1950) Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. tinggi kemanusiaan ini dibuktikan dengan bangsa yang Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah menghormati jasa para pahlawannya, karena setiap 600 sampai 2000 tentara. Pertempuran berdarah di tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut Pahlawan. Sebuah pertanyaan mendasar mengapa telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh diperingati tanggal 10 November? Perlu di kenang Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kembali bahwa pada tanggal 10 November 1945 terjadi kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat pertempuran di kota Surabaya antara tentara Indonesia sipil yang menjadi korban pada hari 10 November 1945 ini dengan pasukan Britania Raya. Pertempuran tersebut kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh bangsa adalah pertempuran yang pertama antara tentara dan rakyat Indonesia hingga sekarang. Indonesia dengan pasukan asing sejak Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan 17 Agustus 1945 Negara Kesatuan Republik Indonenesia sebagai negara dan peristiwa tersebut terjadi di Hotel Yamato Tunjungan yang berdaulat mempunyai berbagai macam sebutan Surabaya, dimana klimaksnya terjadi perobekan bendera bagi para pahlawan diantaranya Pahlawan Nasional merah putih biru (bendera Belanda) di robek kain adalah orang yang diangkat dan diberikan kehormatan warna birunya menjadi merah putih. Setidaknya 6.000 oleh pemerintah dalam hal ini melalui surat keputusan sampai 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas Presiden berdasarkan jasanya kepada bangsa dan negara, Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018 1 Pahlawan Revolusi yang gugur karena kekerjaman G 30 pahlawan diplomasi tersebut ada seorang yang belum S PKI yang terdiri 7 (tujuh) enam perwira tinggi dan satu banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu Mgr. orang perwira pertama Angkatan Darat yang jenazahnya Albertus Soegijapranata, SJ. Beliau adalah seorang Uskup ditemukan pada 4 Oktober 1965 oleh angggota Kipam Agung dari kalangan pribumi pemimpin umat Katolik KKO AL dari sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya di Keuskupan Agung Semarang. Lahir dengan nama asli Pondok Gede Kecamatang Pasar Gede, Pahlawan Soegija di Surakarta pada 25 November 1896 sebagai Emansipasi seperti Ibu Kartini yang membela drajat dan anak kelima dari sembilan bersaudara, keluarga pasangan eksistensi para kaum wanita di Indonesia, Pahlawan Tanpa Bapak Karijosoedarma seorang abdi dalem keraton Tanda Jasa ini sebuah sebutan untuk menghargai jasa para Surakarta dan Ibu Soepijah seorang pedagang setagen guru dan pendidik di Indonesia, Pahlawan Devisa sebutan dan nila. Pada tanggal 15 Agustus 1931 ditahbiskan menjadi para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, imam dan berganti nama dari Albertus Soegija menjadi Pahlawan olah raga adalah seseorang yang berjasa karena Albertus Soegijapranata, pada 1 Agustus 1940 diangkat mengharumkan nama bangsa melalui kegiatan olah raga. menjadi Uskup Vikariat Apostolik Semarang oleh Paus Dari ke lima macam pahlawan tersebut ternyata masih Pius XII. ada sebutan satu lagi yaitu Pahlawan Diplomasi. Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ. dalam mengungkapkan Sosok Sang Diplomat rasa kecintaannya kepada Tanah Air Indonesia, memiliki semboyan yang terkenal sampai sekarang ini : Setelah mengenal berbagai macam sebutan pahlawan di Indonesia, penulis mencoba ingin menjelaskan tentang “........kita merasa patriot seratus pengertian Pahlawan Diplomasi. Pahlawan Diplomasi persen, sebab itu kita pun merasa adalah seseorang yang berjuang membela kedaulatan negara Indonesia melalui seni dan praktik negosiasi baik Katolik seratus persen pula” menyangkut politik, ekonomi, budaya dan lain lain. Di Dari pernyataan tersebut dikenal dengan semboyan Indonesia gerakan diplomasi terbagi menjadi empat “Seratus persen Katolik-Seratus persen Indonesia”. periode yaitu yang pertama masa perang kemerdekaan (Theodorus Sudimin dan Yohanes Gunawan, Pr, 2015). atau revolusi di tandai dengan berbagai peristiwa penting dalam mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Banyak hal yang telah di lakukan oleh Mgr. Alb. melalui diplomasi melawan Belanda , kedua proses Soegijapranata, SJ dalam melawan penjajahan baik integrasi dan disintegrasi wilayah Indonesia antara lain Belanda dan Jepang, hal tersebut dibuktikan dengan dengan masuknya Irian Barat menjadi Provinsi ke 26 dan caranya diplomasi beliau dan perbuatan yang berani Provinsi Timor Timur sebagai Provinsi ke 27 serta lepasnya tidak gentar sedikitpun melawan penjajah. Dedikasi Timor Timur dari Indonesia pada tahun 1999, ketiga dan komitmen kepada tanah air diperlihatkan misalnya gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku pada September 1945 ketika pasukan Sekutu datang di Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Indonesia. Pada saat itu Mgr. Soegija menyuruh membuat Aceh dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Papua, dan keempat yaitu sengketa antara Indonesia dan Malaysia Bendera Merah Putih yang besar dan dikibarkan di depan memperebutkan pulau Sipadan-Ligitan dimana Indonesia Gedung Gereja Gedangan Semarang. Pihak Belanda kalah. menegurnya, namun Mgr. Soegija berani menjawab : “Kalau kamu ingin bendera itu turun, coba datanglah Berdasarkan gerakan gerakan masa diplomasi tersebut kembali dan rebutlah kekuasaan di sini”. tentunya banyak orang yang berperan dalam turut melakukan diplomasi untuk mempertahankan keutuhan Dalam sambutannya diulang tahun yang ke 20 jabatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Para pejuang Uskup KAS yang dikutip dari harian Suara Merdeka terbitan diplomasi sebelum kemerdekaan yang cukup dikenal 7 November 1960 dimasa penjajahan Jepang saat tinggal adalah Ir. Soekarno dilahirkan di Surabaya 6 Juni 1901 yang di Paroki Gedangan mengatakan “Kalau pada waktu akhirnya menjadi Presiden RI yang pertama yang terkenal itu ada yang berkata barang siapa tidak mau mengungsi dengan semboyannya diplomasi adalah cara yang terbaik adalah 'pengkhianat', tetapi saya berpendirian sebaliknya, dalam melawan musuh , Moh. Hatta lahir di Bukit Tinggi yaitu siapa yang meninggalkan kota dan keluarganya pada 12 Agustus 1902 beliau adalah seorang pahlawan adalah ‘pengkhianat’. Sebab dengan meninggalkan kota diplomasi yang dibuktikan dengan memimpin delegasi serta keluarganya itu sama artinya dengan membiarkan Indonesia di KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag keluarganya serta negaranya menjadi ‘rayahan’ musuh, Belanda dan memimpin berbagai pergerakan dengan sedangkan orang-orang itu sendiri tidak berani melawan tanpa kekerasan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir 13 musuh yang datang. Maka pada waktu itu saya tidak mau April 1922 di Jogjakarta beliau adalah seorang pahlawan meninggalkan Semarang untuk mengungsi. Saya akan diplomasi ulung dengan keberhasilannya mengatur dan tetap menjaga tempat tinggal saya dan mempertahankan menguasai Serangan Umum 1 Maret 1949 dan berhasil tanggung jawab." mengusai kota Yogyakarta sedang diplomasi kedua Mgr. Alb. Soegijapranata selain pemimpin gereja beliau adalah berhasil menandatangani pengakuan kedaulatan seorang nasionalis dan sekaligus memiliki jiwa supra- Indonesia atas Belanda 27 Desember 1949. nasional ini dibuktikan sebagai Ketua Dewan Wali Gereja Pusat pada tanggal 14 Desember 1957 mengirimkan Uskup Nasionalis surat edaran untuk seluruh umat Katolik Indonesia, Ketiga tokoh pahlawan diplomasi tersebut sangatlah dalam surat edaran tersebut beliau menekankan sebagai dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun diantara warga negara Indonesia bahwa yang harus kita lakukan 2 28 April 2018 Kronik Edisi 124/Th.XVI dan kita usahakan demi tercapainya cita cita Proklamasi Presiden Soekarno memberikan penghargaan atas Kemerdekaan, kita diwajibkan untuk menaruh cinta pengorbanan dan perjuangan beliau diwujudkan dalam kasih yang sejati terhadap tanah air dan bangsa, serta pengangkatan sebagai tokoh Nasional dalam surat patuh kepada pemerintah Indonesia. Pemikiran beliau Keputusan Presiden No. 152 tahun 1963 tanggal 26 juli tentang kemerdekaan sangat visioner ini dibuktikan dan penganugerahan pangkat Djenderal TNI kehormatan saat wawancara dengan Romo J. Dikjkstra, SJ pada yang tertuang dalam Kepres/Pangti ABRI no. 223/AB-AD tanggal 6 Oktober 1971 yang dimuat dalam buku yang tanggal 17 Desember 1964 yang berlaku tanggal 22 Juli berjudul Beberapa Aspek dari Sejarah Indonesia, beliau 1963. Dengan diperolehnya penghargaan tersebut maka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak dari segala Mgr. Alb. Soegijapranta, SJ berhak di makamkan di Taman bangsa dan bahwa kemerdekaan adalah sesuai dengan Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang. keadilan, dan bahwa segala macam bentuk penjajahan bertentangan dengan hakekat keadilan. Ditulis oleh : Keberanian dan kelihaiannya berdiplomasi sebagai Ign. Dadut Setiadi caranya melawan penjajah membuat Presiden Soekarno Anggota The Soegijapranata Institute (TSI) sangat dekat dengan Mgr. Alb. Soegijapranat, SJ bahkan dan Pengajar Progdi Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata Unika Luncurkan 3 Program Teknologi Digital Tiga program baru terkait teknologi digital diluncurkan Program S-1 Digital Performing Arts oleh Unika Soegijapranata pada hari