EDUTECH CONSULTANT Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49)

BENTUK BUDAYA MELALUI KEHIDUPAN PRIBADI PRIYAYI DALAM NOVEL “CANTING”KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO

------Ainur Trihana Indarawati Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (Naskah diterima: 10 Oktober 2018, disetujui: 23 November 2018)

Abstract This research reveals a cultural form that can be seen from the personal life of priyayi in the novel "Canting" by Aeswendo Atmawiloto. The researcher chose the novel "Canting" because of the rich values of Javanese culture by presenting the life of the priyayi. In addition, researchers also have other reasons because Arswendo Atmowiloto as an author has had achievements in getting awards from outside and within the country. The results of the analysis in Aeswendo Atmawiloto's "Canting" novel about the cultural forms of prijaji personal life include (1) wealth, (2) lifestyle, and (3) behavior.

Keywords: Wealth, lifestyle, and behavior.

Abstrak Penelitian ini mengungkapkan bentuk budaya yang dapat dilihat dari kehidupan pribadi priyayi dalm novel “Canting” karya Aeswendo Atmawiloto. Peneliti memilih novel “Canting” karenamemilikinilaibudayajawa yang kentaldenganmenghadirkankehidupanpriyayi. Selain itu peneliti juga memiliki alasan lain karena Arswendo Atmowiloto sebagai pengarang sudah mempunyai prestasi mendapatkan penghargaan dari luar dan dalam negeri. Hasil analisis dalam novel “Canting” karya Aeswendo Atmawiloto tentang bentuk budaya kehidupan pribadi priyayi meliputi (1) kekayaan, (2) gaya hidup, dan (3) tingkah laku.

Kata Kunci: Kekayaan, gaya hidup, dan tingkah laku.

I. PENDAHULUAN dalam hubungan karya sastra yang arya sastra tidak lepas dari relitas berkaitandenganantropologi.Ratna (2011:8) kehidupan di masyarkat karena mengatakan antropologi memiliki kesajajaran K merupakan gambaran dari istilah-istilah yang ada dalam tradisisastra. kehidupan nyata. Secara etimologi Antropologi sastra mengkaji kehidupan santropologi sastra adalah ilmu pengetahuan manusia yang di dalamnya memiliki unsure

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) antropologi. Karya sastra menduduki posisi pedoman yang member arah dan pandangan yang dominan sedangkan antropologi sebagai hidup pada masyarakat. pelengkap. Antropologi sastra diartikan Nilai budaya dalam masyarakat sebagai unsur-unsur antropologi merupakan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang bagian dari karya sastra. Istilahan tropologi lain sehingga digunakan sebagai pedoman dari berarti ilmu tentang manusia. konsep kebudayaan yang member arah pada Antropologi sastra merupakan suatu masrakat. Nilai budaya dapat membudaya kajian tentang prilaku manusi. Antropologi dalam diri seseorang. Nilai budaya akan sastra merupakan ilmu sastra yang melihat dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah semua aspe kbudaya di masyarakat. Ratna laku di masyarakat baik secara individual, (2011:6-7) mengatakan bahwa antropologi kelompokataumasyarakatsecarakeseluruhan. dan sastra adalah gambaran bentuk warisan Priyayi biasanya disebut orang budaya yang dituangkan melalui karya-karya berdarah biru atau kaum bangsawan. Priyayi satra yang di ciptakan pengarang. memiliki sebuah kelas sosial yang tinggi di Soelaeman (2010:35) mengatakan nilai masyarakat karena berasal dari bangsawan. merupakan bagian yang dibutuhkan oleh Kuntowijoyo (2004:46) menjelaskan bahwa manusia dan sebagai suatu subjek yang priyayi memiliki bagian dari status sosial yang memiliki segala sesuatu baik atau buruk didapat melalui upaya-upaya tertentu maupun pandangan atau suatu pengalaman. Nilai karena keturunan. Sebagai golongan elite, budaya merupakan unsure terpenting dalam priyayi adalah pendukung kebudayaan kehidupan manusia di masyarakat dan nilai warisan kraton pada masa yang lalu. Ditinjau budaya berhubungan dengan pilihan. Budaya dari aspek kebudayaannya, priyayi memiliki sangat berkaitan dengan manusia karena nilai- tatalaku, dan nilai-nilai kehidupan yang nilai budaya dibangun oleh manusia dan nilai berbeda dengan masyarakat umum lainnya. budaya adalah gambaran konsep hidup Koentjaraningrat (2009:250) mengatakan manusia yang ada dalam alam pikirannya. bahwa kebudayaan suku Jawa termasuk paling Sebagian besar masyarakat berangapan nilai kebudayaannya diantar suku lainnya di itu sangat penting dan berharga dalam hidup, . Sejak dulu suku Jawa telah banyak sehingga dapat berfungsi sebagai suatu mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan,

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) seperti kebudayanan Hindu, Budha, Islam, dan melekat pada manusia. Kebudayaan Eropa. merupakan sistem yang mengatur interaksi II. KAJIAN TEORI manusia di masyarakat. Sedangkan sastra Budaya Jawa adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai Soelaeman (2010:21) menjelaskan sarana berlangsungnya interaksi. bahwa kata “Budaya” berasal dari kata Unsur-unsur Kebudayaan sansekerta buddhayab yaitu bentuk jamak dari Budaya sangat luas, semua bentuk buddhi yang berarti budi atau akal. karya manusia dapat dimasukkan sebagai Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal kebudayaan. Hampir semua ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan membicarakan masalah-masalah kebudayaan, dapat diartikan mencangkup segala ciptaan sehingga segala sesuatu dapat dijelaskan dan tatanan perilaku manusia, baik yang indah melalui analisis kebudayaan. Ratna maupun tidak indah. Kebudayaan ataupun (2011:394) mengatakan bahwa unsur-unsur yang disebut peradaban yang memiliki antropologi dalam karya sastra memang kaya pengertian yang luas, meliputi pemahaman dan beragam, sedangkan medium yang perasaan suatu bangsa yang kompleks, digunakan dalam menyajikannya sangat meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, terbatas. Kebudayaan merupakan bagian dari moral, hukum, dan adat-istiadat (kebiasaan). sastra, unsur-unsur yang terkandng di Budaya merupakan alat bagi seseorang dalamnya dengan sendirinya merupakan (individu) untuk memberikan kesan bagian sastra dengan sesuai dengan sastra. kreatifnya. Budaya adalah suatu cara hidup yang Soelaeman (1988:11) menjelaskan berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah bahwa kebudayaan terdiri beberapa aspek kelompok orang dan diwariskan dari generasi tingkahlaku manusia yakni pikiran, perasaan, ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak dan reaksi. Budaya dan sastra mempunyai unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan hubungan satu sama lain. Budaya memiliki politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pengaruh dalam karya sastra sehingga pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa tercemin di dalam karya sastra. Sastra dan disebut juga budaya, merupakan bagian tak kebudayaan merupakan dua sistem yang terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) orang cenderung menganggapnya diwariskan (believe), simbol-simbol, dan karakteristik secara genetis. tertentu yang dapat dibedakan satu dengan Ketika seseorang berusaha yang lainnya sebagai acuan prilaku dan berkomunikasi dengan orang-orang yang tanggapan atas apa yang akan terjadi atau berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan- sedang terjadi. Soelaeman (2010:35) perbedaannya, membuktikan bahwa budaya menjelaskan bahwa nilai merupakan sesuatu itu dipelajari. Kebudayaan Jawa sebagai suatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek. keselurhan yang berkaitan, ketika ketika Menyangkut baik buruk atau buruk manusia membagi dalam unsur-unsur besar yang sebagai padangan hidup dari pengalaman disebut unsur-unsur kebudayaan. Soelaeman kehidupan. (2010:23) mengatakan bahwa ada beberapa Kehidupan Sosial Priyayi pandangan di antara antropologi, bahwa Keadaan sosial ekonomi yang lebih unsur-unsur kebudayaan memiliki tujuh unsur baik daripada rakyat kebanyakan dan kebudayaan yang dapat dikemukan pada didukung posisi politiknya menunjang semua bangsa di dunia yaitu (1) bahasa terdiri golongan priyayi untuk membiayai dan dari lisan dan tulis, (2) sistem pengetahuan mempertahankan pola hidupnya sesuai status terdiri dari alam sekitar, (3) organisasi sosial, kepriyayiannya. Geertz (2014:345) (4) sistem peralatan dan teknologi, dan (5) menyatakan sebagai aristrokrasi kuno di sistem mata pencaharian hidup. lingkungan masyarakat Jawa yang secara Nilai budaya turun temurun telah berkuasa di daerah Nilai budaya sering disebut dengan tersebut, maka meraka mempunyai otoritas pandangan hidup manusia. Pandangan tradisional yang membawa kewibawaan dan kehidupan manusia itu sendiri mengandung status tinggi di mata rakyat. Beberapa daerah, bagian dari nilai-nilai yang di anut oleh penguasa kolonial memberi dukungan kepada individu dan golongan-golangan masyarakat. kekuasaan tradisional kaum pangrehpraja ini. Nilai-nilai dalam kehidupan masyrakat yang Meskipun untuk kepentingan perkembangan disepakati dan tertanam dalam suatu lingkup ekonomi, perdagangan, dan perkebunan. organisasi, lingkungan masyarakat, yang Belanda memasukkan teknologi baru, dan mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan sebagai konsekuensinya menyelenggarakan

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) pendidikan baru, tetapi proses modernisasi kesopanan, dua hal yaitu hormat dan birokrasi tidak ditentukan. kesopanan. Geertz (2014:330) mengatakan bahwa III. METODE PENELITIAN priyayi memiliki dua kelas diantaranya Metode kuantitatif digunakan dalam priyayi dan bukan priyayi. Jika dia seorang penelitian ini. Penelitian kualitatif priyayi maka dia mengerjakan pekerjaan mengutamakan pares daripada hasil. halus, yakni mereka berkerja di Penelitian kualitatif lebih mengutamakan pemerintahan. Kelompok yang lain proses daripada hasil. Penelitian kualitiatif mengerjakan perkerjaan kasar termasuk data yang disajikan dalam bentuk paparan, petani, buruh, dan pedagang. Semuanya kutipan kalimat, dan hasil dari interpretasi merupakan sisa sistem pada zaman belanda data tersebut. Peneliti menyajikan data dengan yang memiliki lima kasta diantaranya (1) mendeskripsikan melalui narasi secara rinci brahmanah, (2) satria, (3) wiasa, (4) sudra dan jelas mengenai hasil analisis data dan dan paria. Para priyayi tergolong satria, kesimpulan yang diperoleh. golongan satria memiliki keturunan raja dan Sumber data penelitian ini berupa orang-orang istana. novel yang berjudul "Canting" karya Geertz (2014:151) mengatakan bahwa Arswendo Atmowiloto. Data yang diperoleh ada dua yang menentukan kaidah yang pada penelitian ini berupa kutipan-kutipan menentukan pada pergaulan di masyarakat dalam bentuk dialog dan deskripsi. Data Jawa. Kaidah pertama bahwa dalam situasi berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan dialog tertentu manusia hendaknya bersikap yang menggambarkan budaya kehidupan sedemikian rupa hingga tidak sampai priyayi dalam novel "Canting" karya menimbulkan konflik. Kaidah kedua ArswendoAtmowiloto yang menceritakan menuntut agar manusia dalam berbicara dan seorang priyayi. Teknik pengumpulan data membawa diri selalu menunjukan sikap dalam penelitian ini yaitu teknik eksplorasi hormat terhadap orang lain, sesuai dengan penjelajahan data. Teknik tersebut digunakan derajat dan kedudukannya. Budaya karena dalam penjaringan data penulis perlu masyarakat Jawa yang terdapat dalam menjelajahi isi novel yang diteliti. kehidupan sosial priyayi meliputi hormat dan

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49)

Keterangan kode data untuk memudahkan kenyakinan/ideologi yang harus dikerjakan pembaca yaitu KPP (Kehidupan Pribadi sesuai apa yang ada sebelumnya. Priyayi), NP (Nilai Pribadi), 1 kode Bentuk Kehidupan Pribadi Priyayi kekayaan, dan 1-3 sebagai kode Kelompok Nilai budaya jawa dalam kehidupan data pribadi yaitu: kekayaan, gaya hidup, dan ialah sifat dari dalam diri manusia Jawa yang tingkah laku. berhubungan deri sendiri/kepribadian IV. HASIL PENELITIAN individu, berupa kekayaan, gaya hidup, dan Nilai budaya kehidupan priyayi dalam bertingkah laku. Sifat-sifat pribadi priyayi novel "Canting" karya Arswendo tercermin dalam novel "Canting" yaitu dari Atmowiloto priyayi hidup dengan kekayaannya, gaya Nilai budaya kehidupan priyayi dalam hidup meliputi cara berpakaian dan bertingkah novel "Canting" karya Arswendo Atmowiloto laku. Novel "Canting" karya Arswendo yang di dalamnya menceritakan seorang Atmowiloto di dalamnya mencerminkan hal priyayi. Tokoh priyayi tersebut sangat dominn tersebut dilambangkan oleh tokoh Pak Bei dalam mengisi cerita mulai awal hinga akhir. yang diuraikan sebagai berikut. Kehidupan priyayi tidak akan lepas dari budaya, begitu juga dengan kehidupan dalam novel "Canting" karya Arswendo Atmowiloto, 1) Pak Bei sebab karya satra merupakan cerminan dari Latar belakang Pak Bei yang berasal kehidupan masyarakat. Priyayi memiliki nilai- keluarga Ngabehi dan Pak Bei hidup dengan nilai budaya yang digunakan dalam kekayaan yang dimilikinya. Dengan kekayaan kehidupannya, salah satunya dipakai untuk yang dimilikinya Pak Bei memiliki buruh 112 pandangan hidup priyayi. Budaya Jawa yang diberikan makan dan tempat tinggal. Hal sebagai panutan/tuntunan dalam menjalani ini dapat dilihat dari kutipan berikut. kehidupan, baik secara pribadi, sosial maupun a) Bentuk Kekayaan religi. Pengungkapan wujud nilai budaya Jawa “Ia bangsawan yang melarat. Ia fakir. dalam novel "Canting" ini menggunakan suatu Jangan disamakan dengan saya. Sanya ucapan, tindakan dan ritual-ritual dengan tata bangga dipanggil Pak Bei, karena saya cara tertentu yang bagi orang Jawa merupakan memang Ngabehi. Saya kaya dan saya

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49)

menikmati kekayaan itu. Buruh saya “Pak Bei turun dari mobil, berdehem kecil, 112, saya yang memberi makan, memasuki rumah. (KPP/NP/1/2/31.3). memberi rumah, memberi segalanya”. Dari kode data (KPP/NP/1/2/31.3) (KPP/NP/1/1/26.2). menjelaskan bahwa Pak Bei turun dari mobil Dari kode data (KPP/NP/1/1/26.2) dengan memberikan ciri khas dari seorang menjelaskan bahwa kutipan tokoh Pak Bei priyayi dengan memberikan deheman kecil memberikan pengambaran tentang kehidupan saat memasuki rumahnya. Mobil yang dipakai seorang priyayi yang hidup dengan sukses Pak Bei merupakan bentuk dari kekayaan dengan menceritakan kekayaan yang di yang di miliki oleh Pak Bei. Pak Bei milikinya kepada kerabatnya. Pak Bei tidak diceritakan pada masa sebelum kemerdekaan terima dengan kata-kata yang diucap oleh dapat disimpulkan bahwa mobil pada masa kerabatnya, Pak Bei membalas dengan tersebut tidak sembarang orang bisa memiliki mengatakan bahwa kerabatnya bangsawan mobil hanya dimiliki orang yang kaya yang miski dan Pak Bei tidak ingin disamakan termasuk Pak Bei. Mobil juga memberikan dengan kerabatnya. Pak Bei berasal dari identitas kepada diri Pak Bei bahwa Pak Bei keluarga Ngabehi yang kaya dan ia bangga memiliki harta yang bayak. dipanggil dengan nama Pak Bei. Dengan Rumah adalah susunan untuk bahagia. memiliki buruh 112 Pak Bei bisa memberikan Untuk menupas rasa lelah. Pak Bei membaca kepada buruh-buruhnya makan, tempat tinggal sambil merokok dan bersandar di kursi malas dan memberi segalanya. Kutipan di atas berukir. Hanya di bagian tengah ada tempat menunjukan kehidupan pribadi Pak Bei yang tidur berukir dari kayu jati kelas tinggi, serta terlihat dalam kekayaan yang di milikinya tirai yang jarang diturunkan. seperti memiliki buruh 112 dan Pak Bei bisa (KPP/NP/1/3/49.2). memberikan segalanya pada buruh yang di Dari kode data (KPP/NP/1/3/49.2) milikinya seperti memberi tempat tinggal dan menjelaskan bahwa rumah merupakan sumber memberi makan. Pak Bei bercerita kepada kebahagian dimana rumah sebagai menumpas kerabatnya tentang hartanya itu membuktikan rasa lelah dan itu bisa ditunjukan saat itu Pak bahwa Pak Bei memiliki kesombongan tidak Bei sedang membaca koran dan bersandar di sesuai dengan sifat Pak Bei dirumah. kursi malas yang berukir itu merupakan bukti

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) bahwa rumah Pak Bei memberikan ciri khas pengusaha batik yang berhasil menghimpun rumah dari seorang priyayi. Di dalam rumah penduduk desa dan memberika tempat Pak Bei di bagian tengah terdapat tempat tidur berteduh? secara tidak langsung Pak Bei ingin yang berukir dan memiliki kualitas yang memberitahu kepada kerabatnya, jika Pak Bei tinggi. Perlengkapan rumah yang di miliki Pak yang memiliki pengusaha batik yang sukses Bei mencerminkan kekayaan yang di miliki dengan menghimpun orang-orang desa untuk dari seorang priyayi yang sukses dengan berkerja dan memberikan tempat berteduh memberikan sentuhan pada perabotan yang untuk mereka. Dari kutipan di atas sangat jelas khas. Kutipan di atas memberikan makna memberikan cerminan bahwa seorang Pak Bei kepribadian dalam kekayaan yang di miliki memperlihatkan kekayaanya secara tidak Pak Bei yang diwujudkan dalam bentuk langsung pada kerabatnya melalui usaha yang bagunan rumahnya dan barang-barang yang dimilikinya, itu memberikan makna terdapat dalam rumahnya yang memiliki kepribadian Pak Bei sebagai priyayi yang kualitas yang tinggi. diwujudkan dalam kekayaan yang dimiliknya “Siapa pengusaha batik yang berhasil yang dilakukan melalui bertanya kepada menghimpun penduduk desa dan kerabatnya dan itu memberikan bukti bahwa memberikan tempat berteduh? Pak Bei disisi lain memiliki sifat sombong Perusahan Batik Canting. siapa melalui cara penyampainya dengan bertanya pengusahanya? Raden Ngabehi kepada kerabatnya. Sestrokusuma yang sedang berbicara”. Daftar nama penyumbang membuat (KPP/NP/1/4/81.4). monumen Nasional di , saya Dari kode data (KPP/NP/1/4/81.4) yang melopori pertama kali dari kota menjelaskan bahwa Pak Bei ingin menunjukan . (KPP/N/1/5/81.5). kekayaannya dengan bertanya kepada Dari kode data (KPP/N/1/5/81.5) kerabatnya. Dengan memberikan pertanyaan menjelaskan bahwa Pak Bei ingin menunjukan kepada kerabatnya Pak Bei menunjukan kekayaan yang di milikinya dengan bertanya secara tidak langsung bahwa ia adalah seorang kepada kerabatnya kembali dengan priyayi yang kaya. Pak Bei bertanya kepada menanyakan daftar nama penyumbang kerabatnya dengan menanyakan siapa monumen Nasional yang berada di Jakarta,

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) dengan bangga Pak Bei mengatakan bahwa ia memberikan danaterbesar dan Pak Bei dengan orang yang pertama kali yang menyumbang bangga menggatakan Raden Ngabehi dari kota Surakarta. Pak Bei menunjukan Sestrokusuma. Dari kutipan di atas kekayaan dengan menyumbang pembuatan memberikan cerminan bahwa Pak Bei monumen Nasional di Jakarta dan Pak Bei bertanya kepada kerabatnya secara tidak orang satu-satunya yang menyumbang dari langsung menunjukan kekayaan yang Surakarta. Kutipan diatas memberikan makna dimilikinya dengan menyumbangan bahwa Pak Bei orang yang terkaya diantara pembangunan Asian Games. kerabat-kerabatnya itu memberikan bukti ”Semua harta diikat yang baik. kamu bahwa kekayaan Pak Bei memberikan ciri panggil Mijin untuk membuat loteng di khas dari kepribadian seorang priyayi yang sini”.(KPP/NP/1/7/141.5). dilihat dari kekayaan yang dimilikinya. Dari kode data (KPP/NP/1/7/141.5) “Siapa yang membantu pembuatan menjelaskan bahwa Pak Bei meminta mijin Stadion Negara untuk Asian Games untuk menyimpan hartanya di atas loteng yang akan datang? Siapa yang rela rumah Pak Bei, Pak Bei memprediksi bahwa memberikan memberikan dana ada banjir besar yang akan melanda keraton terbesar dan pertama kali? Raden dan sekitarnya. Pak Bei menyimpan hartanya Ngabehi itu bukti bahwa ia takut kehilangan semua Sestrokusuma”.(KPP/NP/1/6/8.15). hartanya yang dimilikinya. Pak Bei Dari kode data (KPP/NP/1/6/8.15) merupakan orang terkaya di Ngabehinya menjelaskan bahwa Pak Bei memperlihatkan karena tidak ingin hartanya terkena banjir Pak apa saja yang sudah di sumbangkan oleh Pak Bei menyimpan hartanya mulai dari batik- Bei. Dengan Pak Bei bercerita kepada teman- batiknya, berasa, pakaian, kompor dan benda- temannya Pak Bei ingin terlihat kaya diantara benda yang diangap Pak Bei sangat berharga kerabatnya. Pertanyaan Pak Bei memiliki di simpan di tempat mijin menyimpannya. makna ingin memperlihatkan bahwa ia rela Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak memberikan uangnya untuk pembangunan Bei sangat takut kehilangan hartanya dan stadion Negara untuk Asian Games yang akan meminta mijin untuk mengikatnya dan di datang. Pak Bei memperjelas bahwa ia yang simpan di loteng rumahnya, Pak Bei tercermin

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) sebagai pribadi priyayi yang memiliki dalam gaya hidupnya salah satunya gaya kekayaan yang banyak. hidup dalam Pak Bei berpakaian. Bentuk Gaya Hidup Kamu melakukan sesuatu yang sangat “Malam itu Pak Bei datang menjelang memalukan. Ingat wening, dalam hidup ini pukul 22:00. Memakai sweter ada lima pantangan: main kartu, mencuri, kesayangan warna coklat yang di main zinah, mabuk dan mengisap candu. Itu kalungkan dan topi tropikal, ia tak boleh dilakukan. Apalagi kamu ini melangkah dengan gagah sambil perempuan, putri Ngabehi, masih kecil. menyeret selopnya yang bersinar (KPP/NP/2/2/72.2). terkena cahaya lampu minyak”. Dari kode data (KPP/NP/2/2/72.2) (KPP/NP/2/1/18.2). menjelaskan bahwa Pak Bei menasihati Dari kode data (KPP/NP/2/1/18.2) anaknya Wening bahwa dalam hidup ada lima menjelaskan bahwa Pak Bei datang ke tempat pantangan yang harus dipatuhinya main kartu, perkumpulan yang diadakan pada jumat mencuri, main zinah, mabuk dan mengisap kliwon oleh kerabatnya dan Pak Bei sendiri candu. Sebagai seorang ayah Pak Bei yang ingin perkumpulan tersebut tetap di menasihati Wening dengan mengunakan jalankan dengan sederhana semenjak kejadian bahasa yang halus itu terbukti dengan Pak Bei pemecahan kaca cendela rumaha kerabatnya. saat menasihati anaknya, agar wening tidak Pak Bei datang pukul 22:00 dengan pakaian mengulangi kesalahan kembali. Sekalipun sweter coklat kesayangannya, memakai topi Wening anak kesayangan Pak Bei, Pak Bei tropikal dan dengan gagah menyeret selopnya. tidak memberika keistimewaan kepada Cara pakaian Pak Bei memberikan kesan Wening saat Wening melakukan kesalahan priyayi dalam gaya hidupnya yang sempurna yang ada dalam lima pantangan yang Pak Bei dan itu terbukti dengan memakai pakaian katakan. Dari kutipan di atas memberikan sweter dan topi tropikal memberikan kesan cerminan bahwa Pak Bei memiliki kehidupan seorang priyayi yang sukses. Kutipan diatas pribadi dengan gaya hidup dalam memberikan merupakan bukti bahwa ke khasan seorang tuturan berbahasa yang halus antara ayah priyayi dapat di lihat dari kepribadian Pak Bei dengan anak dengan menggunakan bahasa yang halus saat menasihati Wening.

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49)

Raden Ngabehi Sestrokusuma muncul sangat halus, saat membisikan kalimat sebagai priyayi yang... Tampil dengan tersebut kepada Bu Bei agar istrinya pergi busana tak sembarang mata menghadap Gusti Allah dengan tenang. Pak memandang langsung ... Mengesankan Bei berbicara dengan Bu Bei memberikan gagah, berwibawah, sukses dengan cerminan kepribadian Pak Bei dalam gaya senyuman ramah. (KPP/NP/2/4/239.2). hidup berbahasanya yang secara halus kepada Dari kode data (KPP/NP/2/4/239.2) istrinya. menjelaskan bahwa Raden Ngabehi b) Bentuk Tingkah laku Sestrokusuma memakai pakaian yang “Saya tidak bisa bicara sekarang ini. sempurna memberikan kesan seorang priyayi Mengenai anak yang kamu kandung, saya tak yang sempurna. Tidak semua orang yang bisa tahu kalau nanti besarnya jadi buruh batik, ia memandang Raden Ngabehi Sestrokusuma memang anak buruh batik. Memang darah dan pakaian Raden Ngabehi Sestrokusuma buruh yang mengalir, bukan darah memberikan kesan ke gagahan, berwibawa sestrokusuman”. (KPP/NP/3/1/9.3). dan kesuksesan yang di milikinya. Gaya hidup Dari kode data (KPP/NP/3/1/9.3) pribadi priyayi dalam berpakaian tercermin menjelaskan bahwa deheman Pak Bei dengan Pak Bei memakai pakaian busana memberikan isyarat bagi Bu Bei tentang yang tak sembarang orang bisa melihatnya. kepastian apakah anak yang di kandung Bu ”Kami semua ikhlas. Bei itu anak Pak Bei atau bukan. Pak Bei ”Gusti mahabesar ..... ”. (KPP/NP/2/5/243.1). mengatakan ke Bu Bei jika anaknya besar Dari kode data (KPP/NP/2/5/243.1) akan menjadi buruh batik. Pak Bei tidak menjelaskan bahwa Pak Bei berbicara kepada menginginkan jika anaknya menjadi buruh Bu Bei yang sedang sakit dan Pak Bei batik seperti ibunya, Pak Bei secara tidak membisakan ke Bu Bei bahwa sekeluarga langsung menginginkan anaknya memiliki sudah ikhlas jika Bu Bei ingin pergi karena darah keturunan priyayi bukan menjadi buruh Gusti Allah mahabesar. Saat Pak Bei berbicara batik. Kutipan di atas mencerminkan sikap memberikan makna bahwa Pak Bei ingin yang kepribadian dalam bertingkahlaku Pak Bei terbaik untuk keluarganya dan untuk Bu Bei bahwa ia ingin anak-anaknya menjadi priyayi sendiri. Bahasa yang digunakan Pak Bei seperti dirinya bukan menjadi seorang buruh

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) batik seperti masa lalu ibunya yang berasal oleh Ki Ageng Suryamentram itu dari anak buruh batik. Pak Bei selalu membuktikan bahwa Pak Bei ingin di pandang mengingat masa lalu istrinya sebagai anak sama dengan Ki Ageng Suryamentram. buruh batik dan alasan Pak Bei menikai “Semuanya berjalan lancar, sampai istrinya. tiga bulan yang lalu ada kelompok Rokok itulah yang selalu diambil oleh masyarakat yang memprotes keras. Pak Bei sebagai identifikasi atau Ada lempari paran batu yang mengenai penyamaan. Pak Bei sangat jendela kaca mosaik milik KRT mengangumi Ki Ageng Sosrodiningrat. Sejak itu tak ada lagi Suryamentaram yang juga selalu pertemuan secara resmi. Saat itulah merokok cap pompa setiap saat. Raden Ngabehi Sestrokusuma (KPP/NP/3/2/10.3). mengatakan bahwa lebih baik diadakan terus secara sederhana”. Dari kode data (KPP/NP/3/2/10.3) (KPP/NP/3/3/17.2). menjelaskan bahwa Pak Bei sangat Dari kode data (KPP/NP/3/3/17.2) mengangumi Ki Ageng Suryamentaram menjelaskan bahwa perkumpulan kerabat dengan merokok cap pompa Pak Bei keraton yang diadakan setiap jumat kliwon menginginkan penyamaan seperti Ki Ageng masih berjalan lancar, samapai terjadi Suryamentram. Pak Bei mengangumi Ki kelompok masyarakat yang memprotes. Ageng Suryamentram mulai dari pesan yang Kelompok tersebut melempari batu sampai disampaikan dan Pak Bei menulis majalah membuat kaca mozaik kerabat Pak Bei pecah tentang tanya jawab dengan Ki Ageng dan semenjak itu kejadian tersebut Suryamentram. Pak Bei memberikan cermina perkumpulan tidak pernah dilakukan kembali. kepribadiannya dalam cara bergaul sesama Pak Bei memberikan pendapat bahwa acara priyayi itu terbukti saat Pak Bei bersama Ki tersebut tetap dilaksanakan dengan secara Ageng Suryamentram. Pak Bei ingin sederhana. Kutipan tersebut menjelaskan memberikan indentifikasi penyamaan Ki kehidupan pribadi pada sisi tingkahlaku Pak Ageng Suryamentram pada dirinya lewat Bei dan perkumpulan tersebut hanya di hadiri merokok cap pompa yang biasanya dipakai oleh kerabat keraton itu membuktikan bahwa

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49)

Pak Bei bergaul dengan sederajat atau sesama Kerabat Pak Bei bertanya kondisi di luar kota priyayi hanya kaum elit yang dapat berkumpul membuat Pak Bei menjadi sombong dengan bersama kerabat-kerabat keraton. pertanyaan yang diajukan oleh kerabatnya. “Pak Bei tiba-tiba bangga. berbagaia V. KESIMPULAN pertanyaan itu memang menunjukan Karya sastra tidak lepas dari relitas kehidupan bahwa di antara para kerabat, ia yang di masyarkat karena merupakan gambaran dari paling mengetahui keadaan di luar kehidupan nyata. Secara etimologi kota. Selama ini, ia merasa dirinya bisa santropologi sastra adalah ilmu pengetahuan menduduki tempat yang istimewa. dalam hubungan karya sastra yang berkaitan Beberapa informasi penting, dialah dengan antropologi. Ratna (2011:8) yang pertama kali mengetahui. Dialah mengatakan antropologi memiliki kesajajaran yang menjadi tempat bertanya. itu istilah-istilah yang ada dalam tradisisastra. membuatnya menduduki posisi Antropologi sastra mengkaji kehidupan istimewa. (KPP/NP/3/4/20.1)”. manusia yang di dalamnya memiliki unsure Dari kode data (KPP/NP/3/4/20.1) antropologi. Karya sastra menduduki posisi menjelaskan bahwa Pak Bei sangat bangga yang dominan sedangkan antropologi sebagai dengan pertanyaan yang di berikan oleh pelengkap. Antropologi sastra diartikan kerabatnya dan Pak Bei merasa ia menduduki sebagai unsur-unsur antropologi merupakan posisi yang istimewa diantara kerabatnya. Pak bagian dari karya sastra. Istilah antropologi Bei menjadi pusat bertanya para kerabatnya, berarti ilmu tentang manusia. Penelitian ini karena Pak Bei lebih mengerti kondisi yang mengungkapkan bentuk kehidupan pribadi ada di luar kota. Sikap Pak Bei saat priyayi dalm novel “Canting” karya perkumpulan memberikan bukti bahwa Pak Aeswendo Atmawiloto. Peneliti memilih Bei dalam bergaul, berkumpul dengan sesama novel “Canting” karena memiliki nilai budaya priyayi dan Pak Bei lebih tahu dengan kondisi jawa yang kental dengan menghadirkan di luar kota itu membuat Pak Bei menduduki kehidupan priyayi. Selain itu peneliti juga posisi yang istimewa diantara kerabatnya. Pak memiliki alasan lain karena Arswendo Bei diantara kerabatnya Pak Bei diberikan Atmowiloto sebagai pengarang sudah pertanyaan dan itu membuat bangga Pak Bei. mempunyai prestasi mendapatkan

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 2 Nomor 4 Edisi Desember 2018 (36-49) penghargaan dari luar dan dalam negeri. Hasil analisis dalam novel “Canting” karya Aeswendo Atmawiloto tentang bentuk budaya kehidupan pribadi priyayi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneke Cipta.

Geertz, Clifford. 2014. Agama Jawa. Depok: Komunitas Bambu.

Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antropologi. Bandung: PT Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 2004. Raja, Priyayi, Kawula. Yogyakarta: Ombak.

Ratna, Nyoman. 2010. Sastradan Clutural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Semi, Atar. 2012. MetodePenelitianSastra. Bandung: CV. Angkasa.

Soelaeman, Munandar. 2010. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Refika Aditama.