Evaluasi Pelaksanaan Digitalisasi Penyiaran Di Lpp Tvri Stasiun Jakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL HERITAGE Terakreditasi Nomor: 30/E/KPT/2019 Wibesite: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/HERITAGE Volume 7,No,2, Tahun 2019 EVALUASI PELAKSANAAN DIGITALISASI PENYIARAN DI LPP TVRI STASIUN JAKARTA Purwanto1), Puji Lestari2), Ade Wahyudin3) 1,3)Program Studi Manajemen Teknik Studio Produksi, Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta Jl. Magelang No.KM.6, Mlati, Sleman, D. I. Yogyakarta 55284 2)Jurusan Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta Jl. SWK No.104, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta 55283 Email: [email protected]; [email protected]; Abstract TVRI Public Broadcasting Agency Jakarta Station has carried out preparations for digital broadcast trials in 2008 until now, but the transfer or migration of television broadcasting systems from analog to digital has not yet been able to take place due to several obstacles including issues related to government policies that delay the implementation of full broadcasts digital. This study aims to evaluate the implementation of broadcasting digitalization of LPP TVRI Jakarta station. This research uses a descriptive method. Data collection techniques are done by interview and observation. The results of this study were analyzed descriptively related to the implementation of digital broadcasting. The results of the research show that currently LPP TVRI broadcasts still use Analog and Digital equipment (Simulcast) because they are still waiting for the stipulation of regulations from the government to implement Switch on to Digital in 2020. Keywords:Evaluation, Digitalization, Broadcast Abstrak Lembaga Penyiaran Publik TVRI Stasiun Jakarta telah melaksanakan persiapan uji coba siaran digital pada tahun 2008 sampai sekarang,namunperpindahan atau migrasi sistem penyiaran televisi dari analog ke digital sampai saat ini belum dapat terlaksana karena menemui beberapa kendala diantaranya terkait masalah kebijakan pemerintah yang menunda pemberlakuan siaran full digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan digitalisasi penyiaran LPP TVRI stasiun Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran digital. Dari pelaksanaan penelitian diperoleh hasil bahwa saat ini siaran LPP TVRI masih menggunakan peralatan Analog dan Digital (Simulcast) karena masih menunggu ditetapkannya regulasi dari pemerintah untuk melaksanakan Switch on to Digital pada tahun 2020. Kata Kunci:Evaluasi, Digitalisasi, Penyiaran PENDAHULUAN Indonesia pada tahun 1962. Setelah itu Televisi Republik Indonesia adalah sebuah berturut-turut tidak kurang dari 12 stasiun Unit Pelaksana Teknis di bawah TV nasional terestrial, lebih dari 100 Departemen atau Kementerian yang stasiun TV lokal mengudara dengan sistem melaksanakan penyiaran pertama kali di analog, dalam perkembangannya lebih dari 80 JURNAL HERITAGE Terakreditasi Nomor: 30/E/KPT/2019 Wibesite: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/HERITAGE Volume 7,No,2, Tahun 2019 300 pengajuan izin lembaga penyiaran melakukan penyesuaian melalui Peraturan yang tidak terlayani karena alokasi Menteri Kominfo No spektrum frekuensi yang tersedia penuh 05/PER/M.KOMINFO/2/2012 tentang oleh stasiun TV yang telah ada lebih Standar Penyiaran Televisi Digital dahulu. Permasalahan umum penyiaran TV Teresterial Penerimaan Tetap Tidak di seluruh dunia tersebut kemudian Berbayar (Free To Air). Setidaknya mulai dijawab dengan adanya sistem TV digital. April 2012 telah memulai trial siaran TV Sistem TV digital menjanjikan banyak digital DVB-T di beberapa kota besar. kelebihan dibanding sistem TV analog, Rencana selanjutnya yaitu siaran simulcast antara lain pemanfaatan spektrum atau berbarengan antara analog dan digital frekuensi yang lebih optimal karena satu secara nasional hingga 2014, kemudian kanal frekuensi dapat diisi banyak penghentian sistem analog secara bertahap program, kualitas gambar dan suara yang di beberapa tempat hingga 2017 dan total jauh lebih baik, serta tidak terpengaruh analog dihentikan pada 2018(Budiman, gangguan sinyal radio lain (interference). 2015). Implementasi TV digital akan menghasilkan banyak keuntungan bagi masyarakat. Dimana, dengan digitalisasi memungkinkan lebih banyak pilihan kanal dan layanan masyarakat, ini membuka peluang pendapatan dan keuntungan(Kasali, 2013). Selain itu, teknologi pemancar TV digital dinilai mampu mengatasi pemborosan frekuensi, Gambar 1. Rencana Implementasi Penggelaran TV Digital di dari hasil penelitian di lapangan teknologi Indonesia(Setiawan, 2013) digital ini mampu menghematbandwidth Pada umumnya pesawat televisi saat ini secara besar-besaran (Widjojo, 2013). masih menggunakan sistem analog Pemerintah telah menetapkan teknologi sehingga untuk dapat menerima siaran DVB-T sebagai standar penyiaran televisi digital harus menggantinya dengan digital terestrial tetap tidak berbayar (free pesawat televisi digital atau membeli to air) melalui Peraturan Menteri Kominfo perangkat tambahan berupa Set Top Box No:07/P/M.KOMINFO/3/2007 dan sesuai (STB) sebagai converter TV analog agar perkembangan standar penyiaran ini dapat menerima siaran TV digital. menjadi DVB-T2, sehingga Pemerintah 81 JURNAL HERITAGE Terakreditasi Nomor: 30/E/KPT/2019 Wibesite: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/HERITAGE Volume 7,No,2, Tahun 2019 Pemerintah memiliki peran sangat penting antara lain Diana Sari dari Badan Litbang sebagai regulator, untuk menetapkan SDM Kementerian Kominfo, dengan judul regulasi terkait siaran TV digital “Prospek Penyelenggaraan Penyiaran membutuhkan masukan dari elemen Digital”. Dari hasil penelitian diperoleh terkait. Migrasi analog ke digital bahwa kebutuhan investasi perangkat baru menyangkut permasalahan publik sehingga dan kebutuhan peralatan tambahan bagi harus transparan dengan sosialisasi yang calon pengguna penyiaran digital akan mendukung proses tersebut. Kondisi menjadi sesuatu yang dipertimbangkan implementasi teknologi TV digital di oleh masyarakat menikmati siaran digital. lapangan yang masih berjalan dan Masyarakat dikota-kota lokasi penelitian mengalami perkembangan ke DVB-T2 belum sepenuhnya memahami rencana tentunya membutuhkan penyesuaian dari implementasi penyiaran digital di penyelenggara industri peralatan Indonesia. Sementara secara khusus, pendukung. Penyelenggaraan TV digital masyarakat industri sudah cukup mengerti mengarahkan posisi industri menjadi dengan potensi-potensi yang dimiliki pasar penyelenggara multiplexing dan pemirsa TV Indonesia dalam penyelenggara konten. Namun sampai saat penyelenggaraan penyiaran TV digital, ini industri belum bisa menerima apakah seperti memiliki karakteristik minat berada di ranah penyelenggara menonton TV yang tinggi, kritis terhadap multipleksing, ataukah di penyelenggara kualitas siaran, dan budaya hidup semakin konten, karena menginginkan berada di mobile serta potensi penyiaranTV digital kedua-duanya. Sementara di lapangan, itu sendiri, dalam berperan serta sosialisasi masyarakat dalam menghadapi meningkatkan akses sosial kemasyarakatan migrasi analog ke digital masih belum melalui konvergensi layanan dengan merata, bentuk sosialisasi yang tepat dalam memberdayakan konten-konten lokal dari mempercepat TV digital diperlukan agar seluruh penjuru Indonesia(Sari, 2015). seluruh masyarakat paham akan proses Pada penelitian yang dilaksanakan oleh tersebut dan apa yang harus disiapkan, Jamroni dari LPP TVRI Pusat Jakarta bukan tidak mungkin, beberapa masalah dengan judul “Perencanaan Strategi diatas berpotensi menyebabkan kegagalan Penerapan Teknologi DVB-T di LPP proses migrasi TV digital(Purnomo, TVRI”, sesuai dengan Peraturan Menteri 2013)(Amin, 2014). Komunikasi dan Informasi No.07/P/M. Beberapa peneliti telah banyak mengkaji KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007, mengenai penyelengaraan TV digital, tentang Standar Penyiaran Digital 82 JURNAL HERITAGE Terakreditasi Nomor: 30/E/KPT/2019 Wibesite: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/HERITAGE Volume 7,No,2, Tahun 2019 Teresterial untuk Televisi Tidak Bergerak 1. membeli peralatan transmisi dan di Indonesia, disebutkan Pemerintah studio berteknologi digital secara menetapkan DVB-T sebagai standar bertahap; penyiaranTV digital untuk pengguna tidak 2. meningkatkan kualitas SDM guna bergerak di Indonesia. Teknologi TV mendukung pelaksanaan penyiaran digital ini dipilih karena memiliki banyak TV digital; kelebihan dibandingkan dengan TV 3. memperbaiki peralatan transmisi analog. Teknologi ini punya ketahanan yang rusak (analog) sehingga terhadap efek interferensi, derau dan masyarakat yang kurang mampu fading, serta kemudahannya untuk masih dapat menangkap siaran dilakukan proses perbaikan (recovery) TVRI dengan baik. terhadap sinyal yang rusak akibat proses Sedangkan menurut penelitian yang pengiriman/transmisisinyal.Perbaikan dilakukan oleh Rizal Munadi, Hubbul akan dilakukan dibagian penerima dengan Walidairy, M Irhamsyah, Ahmad Ryan suatu kode koreksi error (error correction Hafidh dalam penelitian dengan judul code) tertentu. Teknologiini juga mampu “Kajian Kesiapan Televisi Analog ke me-multipleks beberapa program Sistem Televisi Digital (Studi Kasus di sekaligus, dimana enam program siaran Banda Aceh)” menyatakan bahwa, televisi dapat ”dimasukkan” kedalam satu kanal analog yang saat ini digunakan secara TV berlebar pita 8 MHz, dengan kualitas kualitas memiliki kekurangan jauh lebih baik(Jamroni, 2010). dibandingkan teknologi digital dan selain Berdasarkan hal tersebut diatas, maka itu juga