PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP MUSEUM SANG NILA UTAMA PEKANBARU OLEH : Anton Fareira T/1301114439 [email protected]

Pembimbing : Drs. Syafrizal, M.Si Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kampus Bina Widya Jln. HR Soebrantas Km 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru 28293 Telp/FAX 0761-63272

ABSTRAK Penelitian ini di lakukan di Museum Sang Nila Utama dijalan Jendral Sudirman No.194, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Dengan rumusan masalah (1) Bagaimana kareteristik pengunjung Museum Sang Nila Utama Pekanbaru Riau? (2) bagaimana persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik Museum Sang Nila Utama Pekanbaru ? (3) bagaimana hubungan antara persepsi pengunjung Museum terhadap kondisi fisik Museum dengan tingkat pemahaman pengunjung terhadap nilai sejarah koleksi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa karakteristik pengunjung Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, untuk menganalisa persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, dan untuk mengetahui hubungan antara persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik museum dengan tingkat pemahaman pengunjung terhadap nilai sejarah koleksi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 100.017 orang, lalu di gunakan salah satu teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan metode slovin, maka di dapat sampel sebanyak 99 orang, untuk mengumpulkan data penelitian ini di gunakan kuesioner dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) secara umum pengunjung Museum Sang Nila Utama sudah memanfaatkan fungsi Museum dengan baik, dari 99 responden terdapat 50 responden dengan persentase 58,6 % dengan kategori tinggi pada kegiatan formal, dan dari 99 responden terdapat 42 responden 71,2 % dengan kategori tinggi pada kegiatan non formal. (2) terdapat 25 responden 25.3 % yang berpersepsi negatif, dan 74 responden 74.7 % yang berpersepsi positif terhadap kondisi fisik Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. (3) korelasi antara persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik Museum dengan tingkat pemahaman pengunjung terhadap nilai sejarah sebesar 0.755 (75.5 %) dan hubungan tergolong kuat dan dapat dinyatakan bahwa Ha di terima yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik museum dengan tingkat pemahaman pengunjung terhadap nilai sejarah koleksi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru.

Kata Kunci : Persepsi, Nilai Sejarah, Museum

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 1

THE PERCEPTIONS OF VISITORS TO THE MUSEUM SANG NILA UTAMA PEKANBARU BY : Anton Fareira T/1301114439 [email protected]

Advisor : Drs. Syafrizal M.Si Department Of Sociology Faculty Of Social and Political Sciences University Riau Pekanbaru Campus Bina Widya Jln. HR Soebrantas KM 12.5 Simpang Baru Panam Pekanbaru 28293 Telp/FAX 0761-63272

ABSTRACT This research was conducted in the Museum Sang Nila Utama on the road Jendral Sudirman No.194 Tangkerang Tengah Marpoyan Damai Pekanbaru city. With the formulation of the problem (1) how the characteristics of visitor’s to the museum Sang Nila Utama Pekanbaru (2) how the visitor’s perception of the physical condition of the Museum Sang Nila Utama Pekanbaru (3) how the relationship between museum visitor’s perception of the physical condition of the museum with the level of visitor’s understanding of the historical value of the collection museum Sang Nila Utama Pekanbaru. The purpose of this study is to analyze the Characteristics of visitors Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, to analyze visitor perceptions of the physical condition of the Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, and to determine the relationship between visitor perceptions of the physical condition of the museum with the level of understanding of visitors to the historical value of collections Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. This research is descriptive research with quanttitative approach. The population in this study as many as 100.017 people, then in use one of the sampling technique that is by using slovin method then the sample can be as much as 99 people. The collect this research data in quetionnaire and documentation. Based on the result of the study can be concluded that (1) in general visitors Museum Sang Nila Utama have used the museum function well, from 99 respondents there are 50 respondents with a percentage of 58.6 % with high category in formal activities, and from 99 respondents there are 42 respondents 71.2 % on non formal activities (2) there are 25 respondents 25.3 % who have a negative perception, and 74 respondents 74.7 % who have positive perception on the physical condition of the Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. (3) The correlation between visitor’s perception toward physical condition of the museum with the level of visitor’s understanding on the historical value is 0.755 (75.5 %) and the relation is strong and can be stated that Ha is accepted which means that there is correlation between visitor perception to physical condition of the Museum with the level of visitor understanding history of collections Museum Sang Nila Utama Pekanbaru.

Keywords : Perception, Historical Value, Museum

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 2

Pendahuluan tahun anggaran 1984/1985. Pada awal berdirinya, museum ini dikenal dengan Museum juga menyimpan nama Museum Negeri Provinsi Riau. berbagai artefak atau benda barisan Peresmiannya dilaksanakan pada 9 Juli budaya yang merupakan koleksi serta 1994 oleh Direktur Jenderal bahan pameran yang menjadi daya tarik Kebudayaan Prof. Edi Sedyawati. wisata, museum juga merupakan bagian Setelah dikeluarkannya UU No. 22 yang tak terpisahkan dari kehidupan Tahun 1999 yang kemudian direvisi masyarakat modern. Salah satu bukti dengan UU No. 32 Tahun 2001 tentang museum sejarah dan budaya yang saat Pemerintahan Daerah, maka Museum ini masih ada dan masih terawat dan Negeri Provinsi Riau berganti nama terjaga di Kota Pekanbaru adalah menjadi Sang Nila Utama. Sumber ini ”Museum Sang nila Utama Pekanbaru”. didapatkan dari dinas pendidikan dan Museum Sang Nila Utama adalah satu- kebudayaan Provinsi Riau dan dari satunya museum yang ada dikota brosur museum Sang Nila Utama Pekanbaru yang lokasinya berada Pekanbaru. ditengah tengah kota dan memiliki konsep sebagai lembaga yang melayani Sampai 2013 Museum Daerah publik. Sehingga Museum Sang Nila Riau “Sang Nila Utama” memiliki Utama mempunyai gambaran yang koleksi sebanyak 4.298 buah. Koleksi sangat melekat bagi masyarakat yang dipamerkan berjumlah sekitar Pekanbaru karena didalamnya 1.500 buah, meliputi koleksi geologika, menyimpan ratusan warisan biologika, etnografika, arkeologika, peninggalan sejarah serta budaya Kota historika, numismatika dan heraldika, Pekanbaru yang akan selalu filologika, keramologika, senirupa, dibanggakan. Museum ini juga objek teknologika dan beberapa binatang wisata budaya yang dapat memberikan binatang yang telah diawetkan. Di informasi mengenai kebudayaan halaman depan museum terdapat melayu, seni dan benda benda cagar koleksi yang lumayan besar, berupa budaya Melayu. miniatur alat pengeboran minyak sumbangan dari perusahaan minyak Nama “Sang Nila Utama” Chevron. Di halaman belakang terdapat berasal dari hasil musyawarah koleksi kerangka ikan paus. sejarawan dan budayawan Riau yang kemudian dituangkan dalam Surat 1.2 Rumusan Masalah Keputusan Nomor: 227/109.09/MR/C- Berdasarkan masalah dalam latar 93 tanggal 13 Oktober 1993 yang belakang di atas maka penulis kamudian ditetapkan oleh Gubernur Riau pada saat itu sebagai nama merumuskan masalah sebagai berikut museum negeri propinsi Riau. Sang 1. Bagaimana kareteristik nila utama adalah nama dari seorang pengunjung Museum Sang Nila pangeran sriwijaya yang menjadi raja Utama Pekanbaru Riau? Bintan dan pendiri kerajaan Singapura pada abad 12M. Riau dahulunya 2. Bagaimana persepsi merupakan pusat kebudayaan dan pengunjung terhadap kondisi pernah berada di puncak kejayaan fisikMuseum Sang Nila Utama sebagai kerajaan besar di Pekanbaru Riau? Indonesia.Pembangunan gedung museum sendiri baru dimulai pada

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3

3. Bagaimana hubungan antara eksistensi Museum Sang Nila kondisi fisik museum dan nilai Utama Pekanbaru. sejarah dengan persepsi pengunjung museum Sang Nila Utama Pekanbaru? TINJAUAN PUSTAKA

Teori Persepsi 1.3.Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisa Menurut Jalaludin Rackhmat (2011: 50) karakteristik pengunjung Persepsi merupakan pengalaman Museum Sang Nila Utama tentang obyek, peristiwa, atau Pekanbaru hubungan-hubungan yang diperoleh 2. Untuk menganalisa persepsi dengan menyimpulkan informasi dan pengunjung terhadap kondisi menafsirkan pesan. Sedangkan fisikMuseum Sang Nila Utama menurut Bimo Walgito (2002: 87) Pekanbaru. Persepsi merupakan suatu proses 3. Untuk mengetahui hubungan yang didahului penginderaan yaitu antara persepsi pengunjung proses stimulus oleh individu melalui terhadap kondisi fisik museum proses sensoris. Namun proses itu dengan tingkat pemahaman tidak berhenti begitu saja, melainkan pengunjung dengan nilai stimulus tersebut diteruskan dan sejarah koleksi museum Sang diproses selanjutnya merupakan Nila Utama Pekanbaru proses persepsi.

Teori Respon 1.4 Manfaat Penelitian Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika 1. Penelitian ini diharapkan bisa perangsang sudah tidak ada. jika proses memberikan sumbangan pengamatan sudah berhenti, dan hanya wawasan bagi peneliti atau tinggal kesan-kesan saja, peristiwa pembaca dalam perkembangan sedemikian ini disebut tanggapan. Ilmu Sosiologi. Defenisi tanggapan ialah gambaran 2. Sebagai bahan informasi dan ingatan dari pengamatan (Kartono, referensi bagi peneliti 1990). Dalam hal ini untuk mengetahui selanjutnya demi respon masyarakat dapat dilihat melalui mengembangkan ilmu persepsi, sikap,dan partisipasi. Respon pengetahuan maupun tujuan pada prosesnya didahului sikap psikis. seseorang, karena sikap merupakan 3. Dapat menambah kemauan kecenderungan atau kesediaan penulis atau pembaca untuk seseorang untuk bertingkah laku kalau berkunjung dan menambah ia menghadapi suatu ransangan tertentu. pembelajaran mengenai Respon juga diartikan suatu tingkah Museum . laku atau sikap yang berwujud baik 4. Hasil penelitian ini diharapkan sebelum pemahaman yang mendetail, dapat memberikan ide dan penilaian, pengaruh atau penolakan, masukan kepada pihak Museum suka atau tidak serta pemanfaatan pada Sang Nila Utama Pekanbaru suatu fenomena tertentu. sekaligus menjadi informasi bagi pembaca mengenai Teori Motivasi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 4

Abraham Maslow menyusun teori belongingness) adalah kebutuhan yang motivasi yang dikenal dengan sebutan mendorong individu untuk membangun teori kebutuhan bertingkat, dan hubungan afektif dengan orang lain, aktualisasi diri sebagai kebutuhan yang baik dilingkungan keluarga, lingkungan paling tinggi. Kebutuhan-kebutuhan pergaulan atau dalam kelompok. Dasar Fisiologis Keterpisahan atau ketiadaan ikatan dengan oranglain bisa mengakibatkan Kebutuhan-kebutuhan Dasar individu merasa kesepian, terasing, Fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan hampa, dan tak berdaya.Keadaan manusia yang paling dasar.Kebutuhan- semacam ini bisa dan sering dialami kebutuhan dasar fisiologis terdiri dari dalam perpisahan dengan orang-orang kebutuhan-kebutuhan yang yang dicintai dan mencintai, yang pemuasannya ditujukan pada memotivasi mereka untuk membentuk pemeliharaan proses-proses biologis ikatan baru dengan orang-orang yang dan kelangsungan hidup. Misalnya dijumpai di lingkungan baru. kebutuhan akan makanan, air, udara, seks dan sebagainya. Sebagai kebutuhan 4.Kebutuhan akan Rasa Harga Diri yang paling dasar dan menyangkut kelangsungan hidup, maka kebutuhan- Kebutuhan yang ada pada kebutuhan dasar fisiologis individu menurut Maslow adalah pemuasaannya paling mendesak dan kebutuhan akan rasa harga diri (need paling didahulukan oleh for self estein). Maslow membagi individu.Kebutuhan dasar fisiologis kebutuhan akan rasa harga diri ke dalam memiliki pengaruh motivasional dan dua sub, yakni penghormatan dari diri behavioral yang sangat kuat atas diri sendiri, dan penghargaan dari orang manusia. lain. Sub pertama mencakup hasrat dari individu untuk memperoleh 2. Kebutuhan akan Rasa Aman kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian, Kebutuhan akan rasa aman dan kebebasan. Sub yang kedua (need for security) adalah satu mencakup antara lain prestasi. Maslow kebutuhan yang akan muncul dominan menekankan bahwa terpuaskannya pada diri individu apabila kebutuhan- kebutuhan akan rasa harga diri, rasa kebutuhan fisiologisnya telah berharga, rasa kuat, dan rasa mampu. terpuaskan. Kebutuhan akan rasa aman Sebaliknya, terhambatnya atau tidak adalah kebutuhan individu untuk terpuaskannya kebutuhan akan rasa memperoleh ketenteraman, kepastian, harga diri menyebabkan individu dan keteraturan dari keadaan mengalami perasaan rendah diri, rasa lingkungannya. Menurut Maslow, tak pantas, rasa lemah dan rasa tak meski kebutuhan akan rasa aman berguna. merupakan bawaan dalam urgensi dan pemuasannya, tetapi faktor belajar atau 5. Kebutuhan akan Aktualisasi diri pengalaman memainkan peranan penting. Kebutuhan akan Aktualisasi diri (need for self actualization) adalah 3. Kebutuhan akan Cinta dan Rasa kebutuhan manusia yang paling tinggi Memiliki dalam teori kebutuhan bertingkat dari Maslow. Menurut maslow, Kebutuhan akan Cinta dan Rasa pengaktualisasian diri menunjuk pada Memiliki (need for love and

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 5 upaya dari masing-masing orang untuk Observasi atau pengamatan menjadi yang terbaik sesuai dengan merupakan aktivitas pencatatan potensi yang dimilikinya. Tetapi, fenomena yang dilakukan secara Maslow menemukan bahwa upaya sistematis. Pengalaman dapat dilakukan untuk memuaskan kebutuhan akan secara terlibat (partisipatif) ataupun non aktualisasi diri atau mencapai taraf partispatif. Maksudnya, adalah aktualisasi diri tidaklah mudah pengamatan terlibat merupakan jenis (Koeswara: 1986). pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi METODE PENELITIAN sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas Lokasi penelitian yang bersangkutan dan tentu saja dalam Penelitian ini dilakukan dijalan hal ini peneliti tidak menutipi dirinya Jendral Sudirman No.194, Tangkerang selaku peneliti. Tengah, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Museum merupakan salah 2. Angket satu tempat wisata sekaligus tempat bersejarah yang dapat memberikan Pengambilan data menggunakan gambaran langsung mengenai Kota angket atau kuisioner adalah teknik Pekanbaru sendiri. Dipilihnya lokasi ini pengumpulan data melalui formulir- karena hanya ini Museum yang ada formulir yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara tertulis Kota Pekanbaru dan tempatnya berada dipusat kota yang memungkinkan pada seseorang atau sekumpulan orang peneliti mudah untuk menjangkau atau mendapatkan jawaban atau lokasi dalam menjalani proses tanggapan informasi yang diperlukan penelitian. penelti. PopulasidanSampel 3. Studi dokumentasi Populasi dalam penelitian ini Studi dokumentasi merupakan teknik adalah seluruh pengunjung yang pengumpulan data yang diajukan subjek berkunjung ke Museum Sang Nila penelitian. Keuntungan menggunakan Utama Pekanbaru. Jumlah populasi dokumentasi adalah biaya relative yang cukup besar dapat membuat murah, waktu dan tenaga lebih efisien. peneliti menjadi sulit untuk Sedangkan kelemahannya adalah data memperoleh informasi sehingga yang diambil dari dokumen cenderung peneliti akan menbuat pengambilan sudah lama, dan kalau ada yang salah sample dari jumlah populasi mengingat cetak, maka peneliti ikut salah pula adanya keterbatasan peneliti dari segi mengambil datanya (Husaini & waktu serta tenaga. Purnomo, 2004:72). Penelitian ini dibantu oleh alat bantu dokumentasi Teknik Pengumpulan Data yaitu dengan menggunakan kamera foto, dan alat perekam suara (Recorder). Untuk menghimpun data yang Kamera foto digunakan untuk merekam diperlukan, maka digunakan teknik kejadian-kejadian yang peneliti pengumpulan data sebagai berikut : temukan dilapangan

1. Observasi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 6

Jenis-jenis Data nama Museum Negri Provinsi Riau. Latar belakang pendirian museum ini Data Primer merupakan salah satu usaha Pemerintahan Pusat dalam bidang Data primer adalah data yang kebudayaan, dengan kebuijakan saat itu diperoleh dari sumber-sumber primer agar disetiap provinsi mendirikan atau sumber utama atau langsung dari Museum Negri. Pada sisi lain seperti responden tentang variabel penelitian yang kita ketahui bersama, bahwa yang bisa diperoleh dari jawaban hasil daerah Riau memiliki kekayaan aneka dari interview dan observasi. Data ragam budaya dan hasil alam yang primer ini diperoleh langsung terkandung dalam geologis dan darireponden yang berkunjung di geografis. Selain itu bedasarkan sejarah Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. disebutkan nbahwa daerah Riau pernah Data Sekunder menjadi Pusat Kerajaan Melayu pada masanya yang pernah menjadi puncak Data skunder adalah data yang kejayaannya. Dengan demikian dapat diperoleh dari pihak lain yang dapat dipastikan bahwa daerah ini banyak digunakan untuk mendukung kegiatan memiliki benda – benda pembuktian penelitian. Pada umumnya data skunder materil yang merupakan hasil sejarah diperoleh dari sumber yang secara budaya manusia serta alam dan leguler bertanggung jawab terhadap lingkungannya yang harus dilestarikan kebaruan data (updated data) (Prajarto, dan divisualisasikan pada sebuah 2009:102-103). Data yang diperoleh museum. untuk melengkapi data primer yang didapatkan seperti: laporan- pemberian nama “ Sang Nila Utama laporan,lampiran-lampiran data lain yang dapat mendukung dan ” menjelaskan masalah penelitian. Data skunder yang digunakan diperoleh dari Sang nila utama berasal dari nama informasi pengunjung mengenai seorang Raja Bintan yang berkuasa persepsi pengunjung museum. abad XIII Masehi di Pulau Bintan. GAMBARAN UMUM MUSEUM Museum ini pada awaslnya belum SANG NILA UTAMA PEKANBARU diberi nama, atas inisiatif Kepala Museum pada saat itu menunjuki Bab ini akan memaparkan beberapa budayawan Riau dengan Surat gambaran umum mengenai museum Kpeutusan tanggal 13 Oktober 1993 Sang Nila Utama Pekanbaru, yang No.227/109.09/MR/C-93, untuk terdiri dari sejarah Museum Sang Nila mengusulkan beberapa nama yang Utama, pemberian nama Sang Nila termasytur di Riau untuk dijadikan Utama, struktur organisasi Museum nama museum ini. Sang Nila Utama, promosi Museum Sang Nila Utama, serta sarana dan Setelah melalui beberapa proses, prasarana Museum Sang Nila Utama. akhirnya Gubernur Kepakla Tingkat I Provinsi Riau memilih “Sang Nila Sejarah Museum Sang Nila Utama Utama” sebagai nama Museum Daerah Pekanbaru ini, dari tiga nama yang diajukan Museum daerah Riau pada melalui Kantor Wilayah Dapartenmen awalnya berdirinya dikenal dengan Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 7

Riau. Menurut data sejarah, Daerah Kemudiaan Ratu Sri Bintan Riau dahulu merupakan daerah memerintahkan kepada dua orang hulu kekuasaan kerajaan Sriwijaya antara ba;angnya, yaitu Indra Bupala dan abad ke-7 sampai abad ke-12. Pada Tanjung Rengas dan membawa masa puncak kejayaannya, kerajaan rombongan ke Istana Sriwijaya merupakan pusat Bintan. Sesampainya di Istana, mereka perdagangan Internasiomna dan pusat disambut dengan meriah oleh Ratu Sri pengajaran agama Budha di Asia Bintan bersama putrinya Wan Sri Beni Tenggara. Keadaan seperti itu dan para pembesar kerajaan lainnya. berlangsung sampai kerajaan Singosari Selama berkunjungan di Bintan, sekitar tahun 1272. Sejhak itu masa rombongan Sang Sadupa diberi kejayaan Kerajaan Sriwijaya berangsur pelayanan yang baik sebagaimana tamu pudar. agung. Hingga beberapa waktu berselang Sang Sadupa yang bernama Setelah kerajaan Sriwijaya Sang Nila Utama jatuh cinta pada Wan runtuh akibat serangkaian inovasoi Sri Beni. Ayah Sang Nila Utama tersebut, banyak para mengetahui hal tersebut dan segera kerajaan keturunan Dinasri Sailendra menyampaikan maksud putranya untuk meninggalkan daerahnya yang meminang Wan Sri Beni kepada Ratu bertujuan untuk menghhidupkan Sri Bintan. Kemudian setelah diadakan kembali kebesaran tahta leluhur mereka, perundngan dua belah pihak. Akhirnya dengzn mendirikan kerajaan-kerajaan pinanagan tersebut diterima oleh Ratu baru. Salah satunya Sang Sapurba, yang Sri Bintan dan selajutnya dilaksanakan meninggalkan ( Daerah pernikahan Sang Nila Utama dengan Sriwijaya)dengan diiringi oleh Wan Sri Beni. Mengkumbumi yang tidak lain adalah mertuanya sendiri yaitu Demang Lebar Perhelatan pernikahan telah Daun dan putranya Sang Nila Utama. usai, Sang Sapurba bermaksud Rombongan mereka ini meninggalkan meneruskan pelajarannya. Sebelum daerah asalnya dengan menggunakan berangkat meneruska perjalananya, sebuah perahu atau lancang lancang Sang Sapurba menyerahkan sebuah yang berwarna kuning menuju daerah mahkota dan dengan persetujuan Ratu bekas taklukan Sriwijaya yang telah Sri Bintan ketika itu dinobatkanlah melepasakan diri, yaitu Kerajaan Sang Nila Utama menjadai raja Bintan Bintan. Konon di Pulau Bintan itu dan berkedudukan di Pulau bintan, bertahta seorang ratu yaitu Ratu Sri keberangkatan Sang Sapurba Bintan yang telah menjanda dan dilepasakan dengan upacara kerajan mempunyai seorang putri yang bernama hingga kelaut perbatasan. Adapun Wan Seri Beni. Dengan berpedomankan setelah dinobatkan sebagai raja Bintang, gunung Daik bercbang tiga, yaitu Sang Nila Utama arif dan bijaksana kesuatu selat yang bernama Selat menjalankan roda pemerintahan Sumbu, sampailah rombongan Sang kerajaannya. Sapurba di Kerajaan Bintan. Kedatangan perahu kerajaan tersebut diketahui oleh para penjaga perairan yang kemudian segera menyampaikan berita tersebut kepada Ratu Sri Bintan.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 8

KARAKTERISTIK PENGUNJUNG Persepsi Pengunjung Terhadap Nilai MUSEUM SANG NILA UTAMA Sejarah Museum Sang Nila Utama PEKANBARU Pekanbaru Museum berkembang seiring Karakteristik responden dengan berkembangnya ilmu merupakan sekumpulan data-data pengetahuan dan manusia semakin mengenai berbagai macam karakteristik membutuhkan bukti-bukti otentik yang di dapat dalam penelitian. Pada mengenai catatan sejarah kebudayaan. penelitian ini karakteristik responden Museum merupakan gudang harta yang merupakan pengunjung museum karunnya suatu bangsa karena Sang Nila Utama Pekanbaru, yang menyimpan bukti-bukti sejarah yang mencakup pada intensitas pengunjung pernah terjadi pada masa lampau, museum secara umum, intensitas dengan semakin berkembangnya ilmu pengunjung secara edukasi, dan pengetahuan maka semakin banyak pula intensitas pengunjung secara non orang yang mulai melupakan sejarah edukasi. Intensitas pengunjung museum karena terlena oleh kecanggihan di anggap mampu menjadi ukuran yang teknologi pada masa sekarang. Seiring dapat mewakili karakteristik responden dengan perkembangan ilmu dan sebagai pengunjung museum Sang Nila teknologi, dan perkembangan bangsa Utama Pekanbaru, namun sebelum indonesia, generasi muda semakin tidak menjelaskan mengenai karakteristik mengenal jati diri bangsanya, karena responden, dalam bab ini terlebih mereka lebih banyak di perkenalkan dahulu akan di jelaskan mengenai dengan kehadiran budaya asing baik identitas responden yang terdiri dari, melalui media elektronik maupun media jenis kelamin, usia, pekerjaan, sosial lainnya. pendidikan, agama, dan suku. KESIMPULAN DAN SARAN Persepsi Pengunjung Museum Terhadap Kondisi Fisik Museum Kesimpulan Museum seharusnya menjadi tempat yang paling aman untuk Berdasarkan analisis data menyimpan harta karun bangsa, kondisi tentang persepsi pengunjung terhadap fisik haruslah benar-benar di perhatikan, museum Sang Nila Utama Pekanbaru, misalnya melengkapi museum dengan maka dapat di tarik kesimpulan sebagai CCTV, alarm, pendingin ruangan yang berikut : baik, pencahayaan yang bagus, kebersihan ruangan, kebersihan toilet, 1. Hasil penelitian tentang intensitas kebersihan mushola, dan lain pengunjung museum Sang Nila sebagainya yang membuat kenyamanan Utama Pekanbaru pada kegiatan pengunjung saat berada di museum. formal menunjukkan bahwa Selain kondisi fisik museum, kondisi pengunjung museum dengan non fisik museum pun juga harus di kategori rendah yang perhatikan seperti tunjangan fungsional menghabiskan waktu 1 jam dengan bagi pegawai museum, karena mereka tujuan kunjungan untuk adalah sebagai pamong museum yang mengerjakan tugas terdapat 1 perlu di tingkatkan, agar bisa responden dengan persentase 1.01 memberikan pelayanan yang maksimal %, pengunjung museum dengan bagi para pengunjung. kategori sedang yang menghabiskan waktu 2 jam dengan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 9

tujuan kunjungan untuk fisik museum, dan terdapat 74 mengerjakan tugas terdapat 7 responden dengan persentase responden dengan persentase 53.8 74.7 %, yang memberikan %, dan pengunjung museum persepsi positif terhadap kondisi dengan kategori tinggi yang fisik museum. Dapat di menghabiskan waktu 3 jam dengan simpulkan bahwa kondisi fisik tujuan kunjungan untuk museum Sang Nila Utama mengerjakan tugas terdapat 50 Pekanbaru tergolong pada responden dengan persentase 58.6 kategori baik, karena sebagian %, data hasil penelitian tersebut besar responden memberikan dapat di simpulkan bahwa persepsi positif terhadap kondisi intensitas pengunjung museum fisik museum Sang Nila Utama Sang Nila Utama Pekanbaru pada Pekanbaru. kegiatan formal tergolong pada 4. Berdasarkan hasil penelitian kategori tinggi. tentang hubungan atau korelasi 2. Hasil penelitian tentang antara persepsi pengunjung intensitas pengunjung museum museum terhadap kondisi fisik pada kegiatan non formal museum, dengan tingkat menunjukkan bahwa pemahaman pengunjung pengunjung museum dengan terhadap nilai sejarah koleksi kategori rendah yang museum Sang Nila Utama mengunjungi museum 1 kali Pekanbaru, adapun besarnya dalam 1 bulan dengan tujuan koefisien korelasinya adalah kunjungan adalah rekreasi sebesar 0.755 (75.5 %), dan terdapat 19 responden dengan berdasarkan tabel interpretasi persentase 47.5 %, dan koefisien nilai r, maka dapat di pengunjung museum dengan nyatakan bahwa hubungannya kategori tinggi, yang tergolong pada kategori kuat, mengunjungi museum 2 kali namun demikian masih terdapat dalam 1 bulan dengan tujuan variabel lain yang kunjungan adalah rekreasi mempengaruhi tingkat terdapat 42 responden dengan pemahaman pengunjung persentase 71.2 %. Dari hasil museum terhadap nilai sejarah tersebut dapat di simpulkan koleksi museum Sang Nila bahwa secara umum pengunjung Utama Pekanbaru yaitu sebesar museum Sang Nila Utama 24.5 %. Pekanbaru sudah memanfaatkan 5. Koefisien korelasi antara fungsi museum dengan baik, persepsi pengunjung terhadap untuk kegiatan formal maupun nilai sejarah koleksi museum non formal. Sang Nila Utama Pekanbaru 3. Berdasarkan hasil penelitian adalah sebesar 0.874 atau tentang persepsi pengunjung sebesar (87,4 %), dan museum terhadap kondisi fisik berdasarkan tabel interpretasi museum Sang Nila Utama koefisien nilai r maka dapat di Pekanbaru, terdapat 25 nyatakan hubungan nya responden dengan persentase tergolong pada kategori kuat, 25.3 % yang memberikan maka berdasarkan uji persepsi negatif terhadap kondisi hipotesisnya dapat di nyatakan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 10

bahwa Ha di terima, dalam hal  Memperbaiki dan ini dapat di nyatakan bahwa menambah fasilitas-fasilitas yang terdapat korelasi antara persepsi ada di museum Sang Nila Utama pengunjung museum terhadap Pekanbaru, serta lebih kondisi fisik museum, dengan mengoptimalkannya agar tingkat pemahaman pengunjung pengunjung museum menjadi lebih museum Sang Nila Utama nyaman Pekanbaru. 3. Generasi Muda dan Seluruh Masyarakat 6. Hasil uji hipotesisnya  Baik siswa, mahasiswa, dan menunjukkan bahwa Ha diterima generasi muda lainnya, agar lebih dan H0 di tolak, yang berarti meningkatkan minat nya, dan ikut menyatakan bahwa ada korelasi mengajak seluruh generasi muda atau terdapat hubungan antara untuk mengunjungi museum Sang persepsi pengunjung museum Nila Utama Pekanbaru serta terhadap kondisi fisik museum memanfaatkan fungsi museum dengan dengan tingkat pemahaman sebaik-baiknya, dan juga ikut pengunjung museum terhadap membantu mempromosikan nilai sejarah koleksi museum keberadaan museum tersebut dengan Sang Nila Utama Pekanbaru, menggunakan media sosial maupun dan korelasinya tergolong pada media massa.lainnya. kategori kuat. 4. Hasil penelitian menunjukkan Saran bahwa hanya sebesar 75.5 % Untuk meningkatkan persepsi pengunjung museum yang berpersepsi positif pengunjung museum terhadap positif terhadap kondisi fisik museum kondisi fisik museum, serta tingkat Sang Nila Utama Pekanbaru, yang pemahaman pengunjung terhadap nilai mempengaruhi tingkat pemahaman sejarah koleksi museum Sang Nila pengunjung museum terhadap nilai Utama Pekanbaru, maka perlu ada sejarah koleksi museum, artinya masih perbaikan serta peningkatan dari pihak : ada variabel lain yang mempengaruhi 1. Pemerintah Provinsi Riau tingkat pemahaman pengunjung  Lebih memperhatikan kondisi museum terhadap nilai sejarah koleksi museum Sang Nila Utama Pekanbaru, yaitu sebesar 24.5 %, dan jika ingin menyeimbngkan pembangunannya mengetahui variabel lain tersebut dengan pembangunan gedung-gedung maka penelitian ini dapat di lanjutkan pemerintahan yang ada di Provinsi Riau untuk mengetahui variabel tersebut. khususnya, serta memberikan bantuan baik berupa materi maupun non materi, karena museum Sang Nila Utama DAFTAR PUSTAKA Pekanbaru juga merupakan salah satu  BUKU aset bagi permerintah provinsi Riau Aryanti. 1995. Faktor-Faktor Yang khususnya dalam hal meningkatkan Mempengaruhi Persepsi. Gramedia. objek wisata yang ada di Riau, dan Jakarta. menjadi tempat penyimpanan sejarah serta budaya Riau. Bimo, Walgito. 2002. Psikologi Sosial 2. Kepala Museum Sang Nila (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Utama Pekanbaru Andi Affset.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 11

Istiqomah, Wibowo. 1998. Psikologi Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Sosial Dan Ruang Kualitatif Kuantitatif. Bandung: Lingkupnya. Alfabeta. Universitas Terbuka Sujanto, Agus. 2003. Psikologi Umum. Jakarta. Jakarta: Bumi Aksara Jalaludin, Rahmat. 2011. Metode Sukarsa. 1998. Pengantar Pariwisata, Penelitian Sosial. Denpasar: Program Pariwisata Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya. Universitas Udayana Leavitt, Harold J. 1978. Psikologi Sunaryo, Kamanto. 2004. Pengantar Manajemen, Edisi Keempat. Jakarta. Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Erlangga. Sutarga, 2005, Pengetahuan Tentang Lestari. 1999. Elemen yang Museum, Kencana Media Group, Mempengaruhi Persepsi. Jakarta. Bandung Nanzir. 2008. Nasrullah, Teori-Teori Syahrial , Rusdianta. 2000. Dasar dasar Sosiologi. sosiologi. Jakarta: Graha ilmu Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu UPT Museum dan Taman Budaya Sang Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita Nila Utama Pekanbaru Th. 2014-2016 Pitana, I Gede, Putu G. 2005. Sosiologi Yoeti, Oka A, Dkk. 2006. Pariwisata Pariwisata. Yogyakarta: Andi Budaya. Jakarta : Pdatnya Paramita Salam. 1994. Persepsi Sosial. Jakarta:  Skripsi Indah Pustaka Evi Romasta. 2013. Pelaksanaan Promosi Museum Sang Nila Sarwono. Meiarno. 1991. Psikologi Utama Pekanbaru Teknis Sosial. Jakarta: Salemba Humaika Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sedyawati, Edy. 1998. Pertumbuhan Riau. studi Pariwisata Seni Pertunjukan. Jakarta: sinar Fakultas Ilmu Sosial dan harapan. Politik, Universitas Riau.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode  Internet dan Sumber Lain Penelitian Sosial. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha Bandung: Pt. Remaja ndle/123456789/35622/Chapter%20II.p Rosdakarya1. df;jsessionid=6054D73EA6211BC3BA Soekanto,Soerjono. 2002. Sosiologi B355EB81F79F5D?sequence=3) di Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali akses pada tanggal 12 November 2017 Press. jam 15.30 Sondang P. Siagian. 1989. Teori http://riauberbagi.blogspot.co.id/2016/0 Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: 1/wisata-sejarah-museum-sang-nila- Rineka Cipta utama-riau.html. di akses pada tanggal 12 November 2017 jam 19.15.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 12

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/16 9/jtptunimus-gdl-imamrifain-8418-3- babii.pdf. di akses pada 17 November 2017 jam 13.20. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitst ream/123456789/26765/1/DIO%20MO HAMAD%20NURDIANSYAH- FITK.pdf. Di akses pada 20 November 2017 jam 10.30 https://nasional.tempo.co/read/news/201 7/03/21/063858156/8-benda-pusaka- koleksi-museum-sang-nila-utama- hilang. di akses pada 20 November 2017 Jam 13.00 http://historikultur.blogspot.co.id/2015/ 02/pengertian-budaya-dan- kebudayaan.html?m=1di akses pada 23 November 2017 Jam 09.00

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 13