Bab Ii Tinjauan Proyek
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1 Tinjauan Umum Pengertian judul proyek: Pendekatan Olahan Fasad Berdasarkan Standar OTTV, adalah sebagai berikut a. Pendekatan Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris “approach” yang salah satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebaga a way of beginning something „cara memulai sesuatu‟. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat. Atau keyakinan yang kadang sulit membuktikannya. Pendekatan ini bersifa Aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. b. Fasad Fasad (bahasa Perancis: façade, dibaca [fəˈsɑːd]) adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Kata ini berasal dari bahasa Perancis, yang secara harfiah berarti "depan" atau "muka". Dalam arsitektur, fasad bangunan sering kali adalah suatu hal yang paling penting dari sudut pandang desain, karena ia memberikan suasana bagi bagian-bagian bangunan lainnya. Terdapat banyak fasad yang memiliki nilai sejarah, sehingga peraturan-peraturan penetapan zona lokal atau undang-undang lainnya umumnya dibuat untuk sangat membatasi atau bahkan melarang pengubahan mereka. (https://id.wikipedia.org/wiki/Fasad) c. OTTV OTTV atau harga overall thermal transfer value suatu permukaan bangunan adalah suatu metode perhitungan yang dilakukan untuk menentukan secara teoritis besarnya beban panas yang akan masuk melalui suatu konstruksi permukaan bangunan (dinding dan atap) pada bangunan yang menggunakan peralatan pendingin (AC). (Heryanto, 2004) 10 2.2 Deskripsi Proyek Nama Proyek : Pusat Perbelanjaan Palasari Town Square Fungsi Proyek : Bangunan Komersil (Pusat Perbelanjaan) Sifat Proyek : Semi Fiktif Pemilik : Pemerintah Sumber Dana : Pemerintah Lokasi : Jl. Pasar Palasari, Malabar, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat. Luas Lahan : 32.000 m2 KDB maksimal : 70% KLB maksimal : 1,4 KDH minimal : 20% Batas-batas : Utara : Jl. Lodaya dan Area Komersil. Barat : Jl. Palasari, Sekolah Kemala Bhayangkari . Selatan : Jl. Ahmad Dahlan dan Permukiman Warga. Timur : Rumah Sakit Muhammadiyah. SITE PALASARI Gambar 2.2-1 Lokasi tapak 11 Rencana tapak berada diperbatasan antara dua kelurahan, yaitu Kelurahan Babakan Sari dan Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Stasiun Kiaracondong saat ini menjadi titik ujung timur jalur rel ganda kawasan Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka). Stasiun ini memiliki tujuh jalur dengan jalur 3 sebagai sepur lurus untuk jalur tunggal dan juga jalur ganda arah hulu (ke arah Bandung/Padalarang) serta jalur 2 sebagai sepur lurus untuk jalur ganda arah hilir (dari arah Bandung/Padalarang). PERDAGANGAN & JASA KESEHATAN PEMUKIMAN SEDANG PERIBADATAN PENDIDIKAN SARANA OLAHRAGA Gambar 2.2-2 Zoning tapak Gambar 2.2-3 Rencana tapak pada Kelurahan sumber: RTRW dan PZ kota Bandung 2015-2025 12 2.3 Studi Banding 2.3.1 Solar Dezhou, China Gambar 2.3-1 Solar Dezhou, China sumber: Archdaily Bangunan terbesar dunia bertenaga surya telah diperkenalkan di Dezhou, Provinsi Shangdong di barat laut Cina. Bangunan kantor dengan 75.000 meter persegi ini didasarkan pada struktur dial matahari dan menandai urgensi mencari energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang mencemari. Bangunan ini menyediakan ruang untuk pusat pameran, fasilitas penelitian ilmiah, fasilitas pertemuan, pelatihan dan hotel Gambar 2.3-2 Solar Dezhou: Eksterior sumber: Archdaily Dijuluki mezbah Matahari dan bulan, arsitektur fitur karakter Cina untuk matahari dan bulan, sedangkan eksterior putih melambangkan energi bersih. Selain array matahari besar, ide-ide hijau telah diterapkan selama proses konstruksi. Struktur eksternal digunakan hanya 1 baja% untuk sarang burung dan 13 atap canggih dan sistem dinding isolasi mengurangi energi 30% lebih dari standar penghematan energi nasional. Mengapa bangunan ini disebut dengan bangunan yang memperhatikan lingkungan, dikarenakan : 1) Bangunan ini menggunakan tenaga surya atau tenaga yang menggunakan cahaya/sinar matahari sebagai bahan bakarnya, jadi kemungkinan besar tidak akan ada polusi udara disekitar lingkungannya. 2) Danau di depannya masih sangat baik, tidak ada tanda-tanda air di danau tersebut keruh atau kotor, berarti bangunan ini sangat memperhatikan danau tersebut. 3) Disekeliling bangunan banyak sekali pepohonan, fungsi pepohonan disini adalah untuk memperhijau lingkungan di sekitar bangunan. 4) Dan yang terakhir adalah pada konsep penggunaan warna, bangunan ini menggunakan warna putih untuk melambangkan energi bersih, bersih disini artinya terhindar dari sesuatu yang dapat memperburuk lingkungan. 2.3.2 Diamond Building, Malaysia Gambar 2.3-3 Diamond Building, Malaysia sumber: Google Image Diamond Building merupakan markas dari Komisi Energi Malaysia (Suruhanjaya Tenaga) yang berlokasi di Putrajaya. Bangunan ini memiliki desain yang pasif dan struktur hemat energi yang dirancang menggunakan cahaya alami dan mengonsumsi sepertiga energi dari bangunan konvensional seukurannya. 14 Bangunan yang selesai dibangun pada 2009 ini juga memperoleh peringkat Platinum dalam Indeks Bangunan Hijau Malaysia (GBI) dan program Green Mark di Singapura. Gambar 2.3-4 Potongan Diamond Building sumber: Google Image Bangunan ini dinamakan berlian karena bentuknya yang unik mirip batu permata. Di bagian atas gedung ada panel surya photovoltaic (PV), yang menghasilkan sekitar 10 persen dari kebutuhan energi bangunan. Sementara sistem penampung air hujan mampu menghemat sekitar 70 hingga 80 persen dari penggunaan air di bangunan. Bentuk bangunan yang piramida terbalik memungkinkan atapnya diisi banyak panel surya dan lebih banyak ruang di tanah untuk tanaman hijau. Inti bangunan adalah pusat atrium besar yang dirancang untuk menerima dan mengatur sinar matahari menggunakan sistem roller-blind otomatis yang responsif terhadap intensitas serta sudut kejadian sinar matahari. Bangunan ini dapat melindungi diri sendiri dari radiasi sinar matahari melalui fasad. Sedangkan atrium mengoptimalkan sinar matahari menyebar ke seluruh bangunan. Gambar 2.3-5 Gambar Sumur Cahaya Diamond Building sumber: Google Image 15 2.3.3 Central Park, Jakarta Gambar 0-6 Central Park, Jakarta sumber: Google Image Central Park adalah sebuah kompleks serbaguna di Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Indonesia, yang terdiri dari sebuah pusat perbelanjaan, satu menara perkantoran, 3 apartemen, 2 theme park, sebuah resort, dan sebuah hotel dengan luas 655.000 m2 (7.050.000 sq ft) yang dibangun oleh Agung Podomoro Group dan diresmikan pertama kali pada tahun 2009. Secara keseluruhan, kompleks Central Park merupakan bangunan terbesar ke-8 di dunia Namanya berasal dari Central Park di New York City. Central Park Jakarta melengkapi kaki langit wilayah Jakarta Barat dan terletak di antara Mall Taman Anggrek dan Mall Ciputra. Gambar 0-7 Block Plan dan Lansekap Central Park, Jakarta sumber: Google Image Bentuk Bangunan Central Park yang melengkung ke dalam memberi kesan selamat datang untuk pengunjungnya, selain bentuk nya yang melengkung Central Park mengolah lansekapnya secara baik dan menarik dengan membuat taman outdoor yang dinamakan taman Tribeca. Taman outdoor ini menjadi tempat 16 nongkrong favorit anak muda. Selain biasa digunakan sebagai tempat jalan-jalan anjing, Tribeca juga menyediakan berbagai tenant makanan dan minuman yang bisa Anda singgahi sambil menikmati suasana sekitar. Gambar 0-8 Suasana Lansekap Central Park, Jakarta sumber: Google Image 2.4 Studi Literatur 2.4.1 Karakteristik dan Tinjauan Umum Pusat Perbelanjaan Secara Umum pusat perbelanjaan mempunyai pengertian sebagai suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau transaksi jul beli, juga sebagai tempat untuk berkumpul atau berkreasi (relax). (Bendington 1982 ; P.28) 2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan 2.4.2.1 Klasifikasi Tipologi Bangunan a. Berdasarkan Skala Pelayanan Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : a) Pusat perbelanjaan local (neighborhood center), pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787- 9.290 m². Unit penjualan terbesar pada pusat perdangan golongan ini adalah supermarket. b) Pusat perbelanjaan distrik (community center), pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangnan berisar antara 9.290-27.870 m². Unit-unit 17 penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko- toko. c) Pusat perbelanjaan regional (main center), pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m². Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 department store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi daerah parkir. b. Berdasarkan Arsitektural Menurut Maithland dalam Yempormase (2013:11) dijelaskan bahwa terdapat tiga bentuk umum mall dengan keuntungan dan kerugiannya masing- masing, berikut merupakan rangkuman dari sumber tersebut : a) Open Mall (mall terbuka), adalah mall tanpa pelingkup. Keuntunganya adalah kesan