BAB II TINJAUAN PROYEK

2.1 Tinjauan Umum Pengertian judul proyek: Pendekatan Olahan Fasad Berdasarkan Standar OTTV, adalah sebagai berikut a. Pendekatan Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris “approach” yang salah satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebaga a way of beginning something „cara memulai sesuatu‟. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat. Atau keyakinan yang kadang sulit membuktikannya. Pendekatan ini bersifa Aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. b. Fasad Fasad (bahasa Perancis: façade, dibaca [fəˈsɑːd]) adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Kata ini berasal dari bahasa Perancis, yang secara harfiah berarti "depan" atau "muka". Dalam arsitektur, fasad bangunan sering kali adalah suatu hal yang paling penting dari sudut pandang desain, karena ia memberikan suasana bagi bagian-bagian bangunan lainnya. Terdapat banyak fasad yang memiliki nilai sejarah, sehingga peraturan-peraturan penetapan zona lokal atau undang-undang lainnya umumnya dibuat untuk sangat membatasi atau bahkan melarang pengubahan mereka. (https://id.wikipedia.org/wiki/Fasad) c. OTTV OTTV atau harga overall thermal transfer value suatu permukaan bangunan adalah suatu metode perhitungan yang dilakukan untuk menentukan secara teoritis besarnya beban panas yang akan masuk melalui suatu konstruksi permukaan bangunan (dinding dan atap) pada bangunan yang menggunakan peralatan pendingin (AC). (Heryanto, 2004)

10

2.2 Deskripsi Proyek Nama Proyek : Pusat Perbelanjaan Palasari Town Square Fungsi Proyek : Bangunan Komersil (Pusat Perbelanjaan) Sifat Proyek : Semi Fiktif Pemilik : Pemerintah

Sumber Dana : Pemerintah Lokasi : Jl. Pasar Palasari, Malabar, Lengkong, Kota , Jawa Barat.

Luas Lahan : 32.000 m2 KDB maksimal : 70% KLB maksimal : 1,4 KDH minimal : 20% Batas-batas : Utara : Jl. Lodaya dan Area Komersil. Barat : Jl. Palasari, Sekolah Kemala Bhayangkari . Selatan : Jl. Ahmad Dahlan dan Permukiman Warga. Timur : Rumah Sakit Muhammadiyah.

SITE PALASARI

Gambar 2.2-1 Lokasi tapak

11

Rencana tapak berada diperbatasan antara dua kelurahan, yaitu Kelurahan Babakan Sari dan Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Stasiun Kiaracondong saat ini menjadi titik ujung timur jalur rel ganda kawasan Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka). Stasiun ini memiliki tujuh jalur dengan jalur 3 sebagai sepur lurus untuk jalur tunggal dan juga jalur ganda arah hulu (ke arah Bandung/Padalarang) serta jalur 2 sebagai sepur lurus untuk jalur ganda arah hilir (dari arah Bandung/Padalarang).

PERDAGANGAN & JASA

KESEHATAN

PEMUKIMAN SEDANG

PERIBADATAN

PENDIDIKAN

SARANA OLAHRAGA

Gambar 2.2-2 Zoning tapak

Gambar 2.2-3 Rencana tapak pada Kelurahan sumber: RTRW dan PZ kota Bandung 2015-2025

12

2.3 Studi Banding 2.3.1 Solar Dezhou, China

Gambar 2.3-1 Solar Dezhou, China sumber: Archdaily

Bangunan terbesar dunia bertenaga surya telah diperkenalkan di Dezhou, Provinsi Shangdong di barat laut Cina. Bangunan kantor dengan 75.000 meter persegi ini didasarkan pada struktur dial matahari dan menandai urgensi mencari energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang mencemari. Bangunan ini menyediakan ruang untuk pusat pameran, fasilitas penelitian ilmiah, fasilitas pertemuan, pelatihan dan hotel

Gambar 2.3-2 Solar Dezhou: Eksterior sumber: Archdaily

Dijuluki mezbah Matahari dan bulan, arsitektur fitur karakter Cina untuk matahari dan bulan, sedangkan eksterior putih melambangkan energi bersih. Selain array matahari besar, ide-ide hijau telah diterapkan selama proses konstruksi. Struktur eksternal digunakan hanya 1 baja% untuk sarang burung dan

13

atap canggih dan sistem dinding isolasi mengurangi energi 30% lebih dari standar penghematan energi nasional. Mengapa bangunan ini disebut dengan bangunan yang memperhatikan lingkungan, dikarenakan : 1) Bangunan ini menggunakan tenaga surya atau tenaga yang menggunakan cahaya/sinar matahari sebagai bahan bakarnya, jadi kemungkinan besar tidak akan ada polusi udara disekitar lingkungannya. 2) Danau di depannya masih sangat baik, tidak ada tanda-tanda air di danau tersebut keruh atau kotor, berarti bangunan ini sangat memperhatikan danau tersebut. 3) Disekeliling bangunan banyak sekali pepohonan, fungsi pepohonan disini adalah untuk memperhijau lingkungan di sekitar bangunan. 4) Dan yang terakhir adalah pada konsep penggunaan warna, bangunan ini menggunakan warna putih untuk melambangkan energi bersih, bersih disini artinya terhindar dari sesuatu yang dapat memperburuk lingkungan.

2.3.2 Diamond Building, Malaysia

Gambar 2.3-3 Diamond Building, Malaysia sumber: Google Image Diamond Building merupakan markas dari Komisi Energi Malaysia (Suruhanjaya Tenaga) yang berlokasi di Putrajaya. Bangunan ini memiliki desain yang pasif dan struktur hemat energi yang dirancang menggunakan cahaya alami dan mengonsumsi sepertiga energi dari bangunan konvensional seukurannya.

14

Bangunan yang selesai dibangun pada 2009 ini juga memperoleh peringkat Platinum dalam Indeks Bangunan Hijau Malaysia (GBI) dan program Green Mark di Singapura.

Gambar 2.3-4 Potongan Diamond Building sumber: Google Image

Bangunan ini dinamakan berlian karena bentuknya yang unik mirip batu permata. Di bagian atas gedung ada panel surya photovoltaic (PV), yang menghasilkan sekitar 10 persen dari kebutuhan energi bangunan. Sementara sistem penampung air hujan mampu menghemat sekitar 70 hingga 80 persen dari penggunaan air di bangunan. Bentuk bangunan yang piramida terbalik memungkinkan atapnya diisi banyak panel surya dan lebih banyak ruang di tanah untuk tanaman hijau. Inti bangunan adalah pusat atrium besar yang dirancang untuk menerima dan mengatur sinar matahari menggunakan sistem roller-blind otomatis yang responsif terhadap intensitas serta sudut kejadian sinar matahari. Bangunan ini dapat melindungi diri sendiri dari radiasi sinar matahari melalui fasad. Sedangkan atrium mengoptimalkan sinar matahari menyebar ke seluruh bangunan.

Gambar 2.3-5 Gambar Sumur Cahaya Diamond Building sumber: Google Image

15

2.3.3 Central Park,

Gambar 0-6 Central Park, Jakarta sumber: Google Image Central Park adalah sebuah kompleks serbaguna di Tanjung Duren Selatan, , Jakarta Barat, , yang terdiri dari sebuah pusat perbelanjaan, satu menara perkantoran, 3 apartemen, 2 theme park, sebuah resort, dan sebuah hotel dengan luas 655.000 m2 (7.050.000 sq ft) yang dibangun oleh Agung Podomoro Group dan diresmikan pertama kali pada tahun 2009. Secara keseluruhan, kompleks Central Park merupakan bangunan terbesar ke-8 di dunia Namanya berasal dari Central Park di New York City. melengkapi kaki langit wilayah Jakarta Barat dan terletak di antara dan .

Gambar 0-7 Block Plan dan Lansekap Central Park, Jakarta sumber: Google Image

Bentuk Bangunan Central Park yang melengkung ke dalam memberi kesan selamat datang untuk pengunjungnya, selain bentuk nya yang melengkung Central Park mengolah lansekapnya secara baik dan menarik dengan membuat taman outdoor yang dinamakan taman Tribeca. Taman outdoor ini menjadi tempat

16

nongkrong favorit anak muda. Selain biasa digunakan sebagai tempat jalan-jalan anjing, Tribeca juga menyediakan berbagai tenant makanan dan minuman yang bisa Anda singgahi sambil menikmati suasana sekitar.

Gambar 0-8 Suasana Lansekap Central Park, Jakarta sumber: Google Image

2.4 Studi Literatur 2.4.1 Karakteristik dan Tinjauan Umum Pusat Perbelanjaan Secara Umum pusat perbelanjaan mempunyai pengertian sebagai suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau transaksi jul beli, juga sebagai tempat untuk berkumpul atau berkreasi (relax). (Bendington 1982 ; P.28) 2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan 2.4.2.1 Klasifikasi Tipologi Bangunan a. Berdasarkan Skala Pelayanan Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : a) Pusat perbelanjaan local (neighborhood center), pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787- 9.290 m². Unit penjualan terbesar pada pusat perdangan golongan ini adalah supermarket. b) Pusat perbelanjaan distrik (community center), pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangnan berisar antara 9.290-27.870 m². Unit-unit

17

penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko- toko. c) Pusat perbelanjaan regional (main center), pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m². Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 department store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi daerah parkir. b. Berdasarkan Arsitektural Menurut Maithland dalam Yempormase (2013:11) dijelaskan bahwa terdapat tiga bentuk umum mall dengan keuntungan dan kerugiannya masing- masing, berikut merupakan rangkuman dari sumber tersebut : a) Open Mall (mall terbuka), adalah mall tanpa pelingkup. Keuntunganya adalah kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah. Kerugianya berupa kendala iklim dan cuaca (climatic control) (berpengaruh terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang. b) Enclosed Mall (mall tertutup), adalah mall dengan pelingkup. Keuntunganya berupa kenyamanan (climatic control). Kerugiannya adalah biaya mahal dan kesan ruang kurang jelas. c) Integrated Mall (mall terpadu), adalah penggabungan mall terbuka dan tertutup. Biasany berupa mall tertutup dengan akhiran mall terbuka. Hal ini juga merupakan salah satu solusi climatic control.

Berdasarkan keterangan sumber ini maka bentuk yang paling menjawab solusi ruang mall adalah semi open mall, karena dapat memberikan pilihan ruang yang lebih dinamis antara ruang dalam dan ruang luar, namun akan memerlukan luasan tapak yang lebih besar daripada closed mall. c. Berdasarkan Bentuk Mall a) Bentuk L (L Shaped)

18

b) Bentuk Segitiga (Triangle Shaped)

c) Bentuk Jalur (Striped Shaped)

d) Bentuk U (U Shaped)

e) Bentuk Cluster

Sistem Cluster

19

f) Bentuk U

g) Bentuk T

d. Berdasarkan Lokasi  Pasar (Market), merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka ataupun berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan (biasanya sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.  Shopping Street merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, tau kawasan pertokoan yang menarik dikunjungi wisatawan.  Shopping Precint merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di

20

dekat objek atau kawasan wisata. Contohnya yaitu Nakamise-dori, Senso-ji‟s temple precint‟s shopping street, Asakusa, Tokyo, Jepang.  Shopping Center merupakan pengelompokkan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan pimer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinginya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia.  Departement Store merupakan wadah perdagangan eceran besar dai berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahkan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000 m² sampai 20.000 m².  Supermarket merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membntu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jeis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000 sampai dengan 2.500m². Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembayaran dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual seperti disampaikan dalam Lang(1987:114).  Superstore merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m². Pada umumnya superstore berkisar antara 5.000 m² sampai dengan 7.000 m². Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah system self timer. Oleh karena sistem pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokkan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.

21

 Hypermarket merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum 5.000 m². Hypermarket merupakan symbol perdagangan di suatu kota-kota, karena tempat tersebt mencerminkan adanya kecenderungan penduduk yang mengikuti trend perdagangan dengan munculnya produk- produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran dan pembei system grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecenderungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangnan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil.  Shopping mall merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, teapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

2.4.2.2 Klasifikasi Tipologi Bangunan a. Berdasarkan Kebutuhan Barang Barang merupakan obyek yang diperjual belikan dalam dunia perdagangan, sehingga kemudian muncul pusat-pusat perbelanjaan (Nusadarifa, 1989). Dalam Nusadarifa (1989:21) disebutkan bahwa jika dilihat dari karakteristiknya, jenis barang yang dijual pada pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi empat (4) yaitu : 1) Convenience Goods, merupakan barang kebutuhan sehari-hari. 2) Specialty Goods, merupakan jenis barang tertentu seperti benda-benda anti dan koleksi. 3) Shopping Goods, merupakan barang yang dibutuhkan bulanan atau musiman. 4) Impulse Goods, merupakan barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau dicari oleh pengunjung.

Berdasarkan sumber ini maka jenis barang yang dominan dijual dalam mall adalah convenience goods yang merupakan kebutuhan sehari-hari seperti pakaian,

22

makanan dan minuman dan shopping goods yang merupakan kebutuhan musiman seperti gadget, elektronik dan peralatan olahraga. b. Berdasarkan Sistem Pelayanan Menurut Swasta dan Sukotjo (1988) diesbutkan bahwa pedagang adalah suatulembaga atau individu yang melakukan usaha kegiatan menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi yang bersifat non bisnis. Sehubungan dengan sumber di atas, maka pedagang dalam mall merupakanpenyewa dari sebuah tempat/kios yang dikelola oleh pengelola mall Secara terperinci, fungsi-fungsi dan kegiatan yang dilakukan pedagang dalam mall ini adalah sebaga berikut : pengangkutan, penyimpanan, pembelanjaan, mencari konsumen, menjalankan kegiatan promosi memberikan promosi dan informasi, melakukan pengepakan dan pembungkusandan mengadakan penyortiran. Dalam melaksanakan transaksi jual beli, ada tiga macam pelayanan yang diberikan dari pedagang kepada pembeli, diterjemahkan dari Beddington (1982:6), yaitu : 1) Self Service (swalayan) yaitu pengunjung memilih dan mengambil sendiri barang barang yang hendak di beli dari rak-rak yang tersedia, lalu membawanya ke kasir untuk dibayar. 2) Self Selection (swapilih) dimana pembeli dapat memilih langsung barang yang dibeli lalu menyerahkannya kepada pramuniaga untuk dibuatkan bukti pembelian. 3) Personal Service (pelayanan pribadi) dimana pembeli akan mendapatkan pelayanan sepenuhnya dari pramuniaga dalam arti juga dapat berkonsultasi, misalnya pada toko pakaian. Berdasarkan sumber ini, maka jenis pelayanan yang digunakan dalam mall dapat disesuaikan menurut sistem penjualan, akan tetapi sistem yang paling tepat dari aktivitas mall adalah self service (swalayan). Hal ini dikarenakan sistem ini memberikan keleluasaan penuh kepada pelanggan untuk menentukan sendiri barang yang dikehendaki maupun untuk aktivitas window shopping serta lebih efisien dalam penyediaan tenaga pelayan. c. Berdasarkan Sistem Transaksi Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dbedakan sebagai berikut :

23

 Toko Grosir Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang tersebut biasanya disimpa di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya. Oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpanan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relative besar,yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.  Toko Eceran Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini. 2.4.2.3 Klasifikasi Pengguna (User) a. Berdasarkan Kelas Pembeli/Penjual Berdasarkan kelasnya pengunjung yang dikategorikan sebagai pembeli/penjual dapat dbedakan menjadi 3, yaitu : a) Kelas atas, kelas ini ditandai oleh besarnya kekayaan, pengaruh baik dalam sektor-sektor masyarakat perseorangan ataupun umum, berpenghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang tinggi, dan kestabilan kehidupan keluarga. b) Kelas menengah, kelas ini di tandai oleh tingkat pendidikan yang tinggi, penghasilan dan mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap kerja keras, pendidikan, kebutuhan menabung dan perencanaan masa depan, serta mereka dilibatkan dalam kegiatan komunitas. c) Kelas bawah, kelas ini biasanya terdiri dari kaum buruh kasar, penghasilannya pun relatif lebih rendah sehingga mereka tidak mampu

24

menabung, lebih berusaha memenuhi kebutuhan langsung daripada memenuhi kebutuhan masa depan, berpendidikan rendah, dan penerima dana kesejahteraan dari pemerintah. b. Berdasarkan Gender Terdapat beberapa mall yang memenuhi kebutuhannya berdasarkan gender dan dibagi menjadi 3 yaitu :  Mall yang mayoritas memenuhi kebutuhan pria.  Mall yang mayoritas memenuhi kebutuhan wanita.  Mall yang mayoritas memenuhi kebutuhan pria dan wanita. c. Berdasarkan Usia  Anak – Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Semua Umur d. Sasaran Pengguna a) Pengunjung Kegiatan utama pengunjung pada pusat perbelanjaan ada 2 yaitu :Mengkonsumsi kebutuhan berbelanja yang rutin /berulang misal kebutuhan berbelanja makanan. Membandingkan barang berdasarkan kualitas, variasi, desain, harga, layanan dll sebelum membuat keputusan barang yang akan dibeli. b) Penyewa Penyewa adalah orang atau sekelompok orang yang menyewa dan mengunakan ruang serta fasilitas yang disediakan dalam melakukan kegiatan jual beli.

c) Pengelola Pengelola adalah individu yang tergabung dalam suatu badan yang bertanggung jawab penuh terhadap segala kegiatan pengelolaan yang terdapat dalam pusat perbelanjaan. Pengelola shopping center hanya meliputi dan

25

behubungan dengan bangunan yang dikelola tidak termasuk pengelola yang ada pada outlet masing-masing yaitu terdiri :  Manager (manager/pimpinan) Pengturan dibatasi pada pengambilan keputusan(decision making) tingkat atas.  Administration (administrasi) Adalah sebuah tim yang mengelola segala hal yang berhubungan dengan administrasi kantor.  Marketing team (Tim marketing) Adalah suatu tim yang mengurusi masalah pemasaran. Berhasil tidaknya shopping center tergantung pada marketingnya. Marketing sering dikatakan sebagai ujung tombaknya produksi.  Cleaning service Adalah yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan kebersihan gedung.  Maintenance Building Service (Perawatan gedung) Adalah suatu tim yang bertanggung jawab terhadap perawatan gedung yang meliputi utilitas dan struktur gedung.  Security (keamanan) Adalah suatu tim yang bertanggung jawab terhadap keamanan lingkungan bangunan dari pencurian, perampokan, pengerusakan dan lain-lain.

2.4.3 Karakteristik dan Tinjauan Umum Pusat Perbelanjaan Fasilitas pendukung pada pusat perbelanjaan yaitu : a. Fasilitas Perbelanjaan Berdasarkan lingkup pelayanan skala regional (150.000-400.000) fasilitas katagori ini meliputi 50-100 unit retail, supermarket dan departement store.

b. Fasilitas Rekreasi Fasilitas yang biasanya ada dibedakan menurut :  Kesenangan meliputi Foodcourt, restaurant, fast food, dan kafe.  Hiburan meliputi Bioskop, auditorium, comunity center, meeting point  Ketangkasan meliputi arena permainan dan game.  Keagamaan meliputi masjid.

26

2.4.4 Karakteristik Pusat Perbelanjaan

Karakteristik shopping center antara lain :  Koridor : tunggal  Lebar koridor : 8-16 meter  Jumlah lantai : maks. 3 lantai  Entrance : Dapat dicapai dari segala arah  Atrium : Di sepanjang koridor  Magnet Anchor Tenant : 100-200 meter  Basement merupakan alternative penting yang lain.

27